20
TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP KONSUMEN Asri Nurfitriyani H34090042

Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

TANGGUNG JAWAB SOSIAL TERHADAP KONSUMEN

Asri NurfitriyaniH34090042

Page 2: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Memahami Konsumen dan Praktik Bisnis yang Merugikan

Teori Perilaku Konsumen

• Membantu para pemasar dan produsen untuk memahami perilaku konsumen

Keputusan ada di tangan

konsumen

•Sebaik apapun produk tidak akan dibeli jika bukan kebutuhan konsumen•Walaupun kebutuhan, jika tidak dikomunikasikan tidak akan dikenali konsumen

Page 3: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Pemahaman perilaku konsumen

positif

Proses komunikasi dapat diterima

konsumen

negatif

Produsen memanipulasi

konsumen

dampak

Page 4: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Kepentingan Produsen dan Konsumen

Sumber keteganganKonsumen menginginkan produk

terbaik

Produsen menginginkan keuntungan sebanyak-

banyaknya

Konsumen menginginkan dapat memperoleh barang dan jasa dengan sebaik-baiknya.Produsen menginnkan memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya agar ia dapat bertahan dalam usahanya.Perbedaan kepentingan tersebut seringkali menjadi sumber

ketegangan antara konsumen dan produsen.

Page 5: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Konsep kebutuhan manusia menurut Abraham H. Maslow

Aktualisasi

diri:

kebutuhan

untuk mengembangka

n kebebasan

dalam ekspresi

diri.

Afiliasi: kebutuhan untuk

diterima

oleh

orang lain dan menjadi

orang

yang

penting bag

i orang lain

.

Interaksi manusia : cinta, kebutuhan

untuk

dicintai dan mencintai

Keamanan:

berkenaan

dengan kelangsungan hidup fisik.

Fisiologis:

dasar-

dasar kelangsungan

hidup, kebutuhan

makan, minuman,

dll.

Page 6: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Teori Klasik (Engel’s Law)

Engel’s Law menyatakan hubungan antara pengeluaran untuk makanan/minuman dengan kesejahteraan konsumen.

Semakin tinggi tingkat pendapatan konsumen, maka semakin kecil proporsi pendapatan yang dikeluarkan untuk membeli makanan dan minuman.

Page 7: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Praktik-Praktik Penjualan Makanan yang Merugikan Konsumen

Menurut Garman (1991) praktik penjualan yang merugikan konsumen: • Manipulasi harga, contohnya harga pangan tiba-tiba naik

manakala menghadapi hari raya.• Promosi pengurangan harga yang tidak benar, contohnya

diskon yang sebelumnya harganya dinaikkan terlebih dahulu.• Biaya kemasan yang meningkatkan harga makanan.

Page 8: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Praktik-Praktik Penjualan Makanan yang Merugikan Konsumen (lanjutan)

• Shortweighting and slackfilling. Shortweighting adalah berat makanan yang sebenarnya lebih kecil daripada yang tertera pda kemasan. Slackfilling adalah suatu impresi yang diberikan oleh kemasan seolah-olah produk terisi penuh, padahal terdapat ruang kosong yang tidak berguna dalam kemasan.

• Penempatan produk yang mentah atau rusak, contohnya buah-buahan yang terlihat segar pada bagian atas padahal bagian bawahnya busuk.

Page 9: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Praktik-Praktik Penjualan Makanan yang Merugikan Konsumen (lanjutan)

• Shortweighting and slackfilling. Shortweighting adalah berat makanan yang sebenarnya lebih kecil daripada yang tertera pda kemasan. Slackfilling adalah suatu impresi yang diberikan oleh kemasan seolah-olah produk terisi penuh, padahal terdapat ruang kosong yang tidak berguna dalam kemasan.

• Penempatan produk yang mentah atau rusak, contohnya buah-buahan yang terlihat segar pada bagian atas padahal bagian bawahnya busuk.

Page 10: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Konsumen dan Keamanan Makanan

November 1988, 54 orang murid SD di Bekasi keracunan makanan jajanan yang dibeli di sekolahnya.

• Tahun 1984, Dewi Mulyani meninggal dunia akibat makan pisang sale, ia keracunan insektisida yang berasal dari karton bekas kemasan pisang sale.

Konsumen di JaTeng berulang kali dirugikan oleh produsen tempe bongkrek karena banyaknya konsumen yang keracunan akibat mengonsumsi tempe tersebut.

• April 1994, beberapa orang keracunan mie instan di Sumatra Selatan, bahkan beberapa diantaranya meninggal dunia.

Kasus-kasus yang menggambarkan betapa besar risiko yang senantiasa dihadapi konsumen dalam mengonsumsi makanan:

Page 11: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Konsumen Indonesia bukan saja menghadapi risiko makanan yang tidak aman bagi fisiknya, juga risiko keamanan dari segi keyakinannya terutama konsumen yang beragama Islam.

Kasus yang menggambarkan masih ada produsen yang tidak

memperhatikan hak konsumen untuk memperoleh produk yang

aman :• Tahun 1980-an muncul kasus dicurigainya kehalalan susu Dancow.• Awal tahun 2001, muncul kasus haramnya bumbu masak Ajinomoto

seperti yang difatwakan MUI.

Page 12: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Konsumen dan Industri Makanan dan Minuman

Pada masa yang akan datang, perhatian konsumen terhadap kualitas makanan meningkat seiring dengan tingkat pendidikan.

Perkembangan teknologi pangan membawa dampak positif : peningkatan pengawasan mutu, perbaikan sanitasi, standardisasi pengepakan dan labeling serta grading.

Namun di sisi lain teknologi pangan mampu membuat makanan-makanan sintetis yang tidak aman untuk dikonsumsi.

Konsumen seringkali beranggapan bahwa harga yang tinggi identik dengan mutu yang lebih tinggi.

Page 13: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Masalah Kualitas Makanan di IndonesiaMasalah konsumen yang terdapat di negara berkembang (James

E.Post, 1982)Beredarnya produk makanan impor secara bebas, padahal di negara

pengimpornya produk tsb sudah dilarang

Formalin

Zat pewarna berbahaya

Beredar makanan bayi dan susu bayi yang membanjiri pasar Indonesia.

Susu kaleng kadaluarsa

Page 14: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Undang-Undang dan Peraturan yang Melindungi Kepentingan Konsumen

• Perlindungan terhadap konsumen bukan hanya datang hanya dari pemerintah, tetapi juga harus datang dari pihak legislatif sebagai lembaga tertinggi yang mempunyai wewenang untuk membuat undang-undang.

• Walaupun berbagai hukum, perundang-undangan dan peraturan sudah dikeluarkan, keputusan memilih dan menentukan makanan di pasar sepenuhnya tergantung konsumen.

Page 15: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Perlindungan Konsumen dalam Hukum Positif di Indonesia

• UU No.8 Th.1999 Perlindungan Konsumen (UUPK) as Umbrella Act

• UU dan peraturan yang memuat materi perlindungan konsumen

• Obat-obatan dan bahan berbahaya• Alat-alat elektronika• Kendaraan bermotor• Metrologi dan tera• Industri• Pengawasan mutu barang• Lingkungan hidup• Undang-undang Pangan• Peraturan periklanan

Page 16: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Hak-Hak Konsumen

Pergerakan hak-hak konsumen pertama kali dikemukakan oleh Presiden Amerika John F. Kennedy :

Hak untuk memperoleh keamanan (the right to be safety)

Hak memperoleh informasi (the right to be informed)

Hak untuk didengar (the right to be heard)

Hak untuk memilih (the right to choose)

Page 17: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Resolusi PBB No. 39 / 248 tahun 1985 mengemukakan hak konsumen, yaitu :

• Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya

• Promosi dan perlindungan kepentingan sosial ekonomi konsumen

• Tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen untuk memberikan kemampuan untuk melakukan pilihan yang tepat

• Pendidikan konsumen• Tersedianya ganti rugi bagi konsumen• Kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen

Page 18: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

Hak-Hak Konsumen(Undang-Undang Perlindungan Konsumen No.8 Tahun 1999)

Hak konsumen adalah :1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa.2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

dan/atau jasa tsb sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan yang dijanjikan.

4. Hak untu didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan.

Bab IIIHAK DAN KEWAJIBAN

Bagian PertamaPasal 4

Page 19: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindngan konsumen secara patut.

6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif.8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Page 20: Tanggung jawab sosial terhadap konsumen

THE END