Upload
tamrin-tbn
View
66
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjjjjjjjjjjjjg
Citation preview
TATACARA PERGAULAN
A. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas yang namanya adap dan tingkah
laku dalam pergaulan kita, baik itu di dalam keluarga maupun di dalam
masyarakat luas. Dan semua manusia akan merasakannya, bahkan kita disuruh
untuk bergaul, seperti hadis Nabi mengatakan sebagai berikut.
حسن سبخلق النا لق وخا
Artinya: “Pergaulilah manusia itu dengan pergaulan yang baik”.
Sudah jelas dan nyata dalam hadis tersebut di perintahkan bergaul dengan
sesama manusia dengan pergaulan yang baik.
Di dalam makalah ini kami akan membahas mengenai tata pergaulan.
Namun dalam tata pergaulan sangat luas, akan tetapi yang kami bahas disini
adalah hanyalah mengenai larangan berduduan tampa muhrim, sopan santun di
pingiran jalan, dan menyebarluaskan salam beserta hadis-hadis yang berkenaan.
Untuk lebih jelasnya pemakalah akan menguraikan dalam pembahasan
selanjutnya.
B. Pebahasan
1. Larangan Berduaan Tampa Muhrim
Pembahasan mengenai larangan berduduan tampa muhrim di sini hanya
dikhusukan kepada kaum muslim dan muslimah, yang tidak ada persahabatan
sejati. Antara lawan jenis yang bukan muhrimnya kecuali akan terjerumus
keduaduanya kedalam kubang syahwat. Dan tidak akan pernah seseorang berduan
menyepi dengan lawan jenis kecuali syetan yang ketiganya.
Keindahan dan keceriaan saat berduaan adalah ibarat racun berbalut ridu.
Sebuah keindahan dan keceriaan yang akan menjerumuskan mereka kedalam
1
jurang kehinaan dan sengaja mencampakkan harga dirinya sebagai seorang
muslim dan muslimah.
Syetan akan sekaligus menjerumuskan seseorang pada perzinaan, namun
terlebih dahulu mengiringnya kelembah zina tampa mereka sadari. Mulai
berduaduan lantas berpegangan tangan, kemudian sampai kepada zina, hubungan
intim tampa ikatan pernikahan, na’uzu billahi minzalik.
Berbagai riset diluar maupun di dalam negeri telah menunjukkan betapa
eratnya hubungan remaja modern, namun bagi mereka yang memiliki keimanan
tidak berani menyepi berduaan karena merasa kehadiran Allah dalam
hidupnya.mereka yang selamat dari kehinaan.1
Padahal hadis Nabi telah banyak menyatakan tentang larangan berduaan
tampa muhrim, hadis Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
tidak ada halal bagi seseorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari
akherat untuk berpergian dan memakan sehari semalam kecuali bersama muhrim.
(HR. Bukhari-Muslim).
Dalam hadis lain juga mengatakan sebagai mana di bawah ini:
1 Abu Al-Ghifari, Muslim Yang Kehilangan Hargadiri, (Bandung: Mujahid, 2002), hlm 31-33
2
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra bahwasanya ia mendengar Rasulullah
SAW bersabda: jangan sekali-kali seorang laki-laki melepaskan seorang
perempuan kecuali dengan muhrimnya. Ada seorang laki-laki bertanya:
Wahai Rasulullah sesunguhnya isteriku pergi naik haji, saya telah tercatat
untuk ikut dalam peperangan ini, dan itu beliau besabda: pergilah kamu
berhijrah bersama istrimu (H.R Bukharimuslim).2
Dari penjelasan diatas nyata bahwa perempuan tidakla boleh berpergian
tampa adanya muhrim dari waktu yang paling sedikit sehari semalam. Bahwa
Islam itu sungguh arif dalam mengatur hubungan pria dan wanita, supaya aman
dari perbuatan yang tidak diinginkan oleh setiap kaum muslim dan muslimah.
2. Menyebarkan Salam
Di dalam Islam tentang menyebarkan salam sangat dianjurkan dan
diperintahkan. Karena salam merupakan suatu adab yang baik. Dalam al-qur’an
Allah berfirman:
Artinya: Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya salam ditetapkan dari sisi Allah yang diberi berkah lagi baik (QS. An-Nur ayat: 61). 3
Ayat diatas menjelasakan bahwa setiap orang yang mau memasuki rumah
hendaklah bersalam, akan tetapi yang dimaksud disini bukan hanya memasuki
tetapi baik ia hendak keluar rumah, melalui pembicaraan dan lain-lain.
Hadis Nabi juga menjelasakan tentang salam sebagai mana berikut:
2 Muslich Shabir, Terjemah Riyadus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999),hlm 114-115 3 Ibid, hlm 55
3
Artinya: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam keagamaan
kekuasaan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman dan
kalian masih belum saling mengasihi, maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu
perkara yang apa bila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling
mengasihi yaitu menyebarkan salam diantara sesama kalian.
Dari ayat diatas dijelaskan kalian masih beriman yakni belum memiliki
iman yang sempurna sebelum kalian saling mengasihi di antara sesama kalian,
sehingga seseorang saling mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi
dirinya sendiri.
Di bawah ini akan diuraikan cara-cara mengucapkan salam antara lain:
a. Salam itu sebelum pembicaraan dan mangucapkan salam kepada keluarga.
Salam didahulukan sebelum pembicaraan karena salam merupakan
keamanan, tidak ada pembicaraan melainkan sesudah adanya keamanan.
b. Mengucapkan salam kepada wanita dan anak-anak. Hadis nabi menyatakan
sebagai berikut:
Artinya: Pada suatu hari Nabi lewat di depan kami di dalam masjid,
ketika itu sekelompok kaum wanita sedang duduk, lalu beliau mengisaratkan
dengan tangannya seraya mengucapkan salam. Abu Hadid menceritakan hadis
ini secara mengisaratkan dengan tangannya (memperagakannya). (HR. At-
Turmizi dan Abu Daud).
4
Dalam hadis ini terkandung pengertian boleh mengucapkan salam kepada
wanita yang bukan muhrim, dan wanitapun boleh mengucapkan salam kepada
laki-laki yang bukan muhrim.
c. Mengirimkan salam orang lain
Hadis Nabi sebagai beriktu:
Artinya: Ketika kami sedang duduk didepan pintu rumah Al-hasan
tiba-tiba datang seorang laki-laki lalu berkata: Ayahku telah menceritakan
sebuah hadis kepadaku melali kakekku yang telah menceritakan, ayahku
mengutusku kepada Rasululla SAW, lalu sampai salamku kepadanya, aku
datang kepadanya ayahku menitipkan salam buatmu. Maka Rasul SAW
menjawab: semogah salam terlimpah buatmu dan ayahmu (HR. Abu Daud).
Wajib menjaga salam yang disampaikan orang lain dan dianjurkan
dijawab menyatakan pula orang yang menyampaikannya, seumpamanya dengan
ucapan وعليكوسلم عليك
d. Mengucapkan penghormatan kepada ahli kitab
Madis Nabi menyatakan:
5
Artinya: kelompok orang Yahidu masuk menemui Rasul SAW, lalu
mereka mengucapkan عليك aku السالم mengerti maknanya,maka
kukatakan kepada mereka والعنة م السا ,maka Rasulullah bersabda ,عليكم
tenanglah hai Aisyah karena sesunguhnya Allah menyukai yang lembut
didalam semua perkata. Aku berkata: Wahai Rasululla tidaklah kamu
mendengar apa yang mereka katakan itu, Nabi menjawab sesunguhnya aku
telah mengucapkanوعليكم (HR. Syaikhan dan Turmizi).
e. Hukum mengucapkan salam
Hadis Nabi adalah:
Artinya: Ada lima perkara yang wajib dipenuhi oleh muslim terhadap
saudaranya, yaitu menjawab salam, mendoakan orang yang bersin,memenuhi
undangan, menjenguk orang sakit dan mengantar jenazah (HR. Khamsah).
Memulai salam merupakan sunat’ain bagi seorang individu dan sunat
kifayah bagi jama’ah, sedangkan menjawabnya merupakan fardhu’ain bagi yang
mengucapkan dan fardu kifayah bagi jama’ah.4
3. Sopan Santun Duduk Dijalan
Perbuatan sopan santun duduk di jalan sangatlah di dambakan oleh setiap
muslim dan muslimah, karena adalah sebuah tingkah laku dan adab bagi kaum
Islam. Sebab jikalau runtuh sikap sopan santun dari seseorang itu berarti ia telah
meruntuhkan ajaran Islam. Oleh karena itu jauhilah perbuatan yang tidak
diinginkan oleh ajaran Islam.
Hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan dibawah ini:
4 Sayid Sabiq, Al-Islam, (Semarang: Renika cipta, 2003), hlm 273
6
Artinya: dari Abu Sa’id Khudri, dari Nabi SAW, beliau bersabda:
jauhilah olehmu duduk dijalan, para sahabat bertanya: Ya Rasulullah
terkadang kami terpaksa duduk untuk berbincang-bincang di jalan. Rasulullah
SAW bersabda, kalau kalian harus duduk juga, maka berikanlah pada jalan
itu haknya. Apakah hak jalan itu ya Rasulullah, beliau menjawab,
menundukkan pandangan, menghindarkan segala bahaya, menjawab salam
dan menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari apa yang munkar.5
Menurut hadis yang diatas dapat dijelaskan bahwa duduk dijalan boleh,
tapi dalam keadaan terpaksa, dan kita harus memberi hak jalan, supaya tidak
terjadi yang tidak diinginkan oleh ajaran Islam. Jadi apabila ada orang lewat
kiharus mendudukkan pandangan. Menghindari dari bahaya, membalas salam dan
amar ma’rif nahi munkar. Tapi jikalau bisa untuk dihindari duduk dipingir jalan
maka hindarilah perbuatan itu, karena duduk dipingir jalan kadang bisa
menimbulkan fitnah akhirnya menjadi dosa, baik itu segi perkataan maupun lain-
lain.
Dan juga dalam al-qur’an berbunyi:
5 Muhammad Binkaslani, Subulus salam, (bandung: Maktabah Dahalan, 1932), hlm. 2005
7
Artinya: dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-
nakuti dan mengahalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah dan
menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah diwaktu
dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu,
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan
(QS. Al-‘Araf ayat: 86).6
C. Kesimpulan
Dari uraian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Seorang muslimah apabila hendak mau keluar selama sehari semalam maka ia
harus bersama muhrimnya.
2. Apabila duduk dipingir jalan dalam keadaan terpakasa, maka hendaklah kamu
memberi hak jalan, yaitu menghindari dari bahaya, menjawab salam,
menundukkan pandangan amar, am’ruf nahi munkar.
3. Salam merupakan adab yang dianjurkan Islam karena salam membawa
keamanan, baik itu mau masuk, keluar rumah dan melalui pembicaraan, dan
lan-lain.
Adapun cara-cara mengucapkan salam antara lain:
1. Salam itu sebelum pembicaraan dan mengucapkan salam kepada keluarga.
2. Mengucapkan salam kepada wanita dan kepada anak-anak.
6 Raja Fahd, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Mentri Agama, 1971), hlm. 235
8
3. Mengirimkan salam orang lain.
4. Mengucapkan salam penghormatan kepada ahli kitab
5. Hukum mengucapkan salam dan menjawab.
9