3
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG SPO NEBULIZER DAN FISIOTERAPI DADA PADA PASIEN PEDIATRIC No. Dokumen 2.17 / 2 / 08 No. Revisi 00 Halaman 1 / 3 Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan tgl Direktur dr. Pengertian 1. Asma merupakan penyakit respiratori kronik dengan dasar inflamasi kronik dengan banyak faktor yang berperan . 2. Pada serangan asma akut terjadi obstruksi saluran respiratori akut, yang disebabkan oleh spasme otot polos bronkus, edema mukosa karena inflamasi,dan sumbatan mucus yang tidak merata diseluruh paru 3. Diagnosis asma : batuk, mengi/wheezing, sesak napas, produksi sputum. Karakteristik : biasanya lebih dari 1 gejala, gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu, gejala memberat pada malam / dini hari, gejala timbul bila ada pencetus Tujuan 1. Mengatasi segera penyumbatan yang terjadi 2. Mengurangi hipoksemia 3. Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya 4. Mengevaluasi dan memperbarui tatalaksana jangka panjang untuk mencegah kekambuhan Kebijakan Pasien serangan asma berat yang tidak menunjukkan respon pada pengobatan yang diberikan segera dirujuk Prosedur Serangan asma ringan Nebulisasi β2 agonis. Bila tidak sesak lagi (complete response) pasien diobservasi 1 jam bila tetap baik pasien bisa dipulangkan dengan obat β2 agonis (oral / inhalasi), disarankan control dalam waktu 24-48 jam Bila observasi 1 jam pasien sesak lagi tatalaksana asma serangan sedang Serangan asma sedang Bila dalam 1 jam mendapat 2 x nebulisasi

Tatalaksana Asma Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dfgghghhhhjjjjjjj

Citation preview

Page 1: Tatalaksana Asma Pada Anak

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

SPONEBULIZER DAN FISIOTERAPI DADA

PADA PASIEN PEDIATRICNo. Dokumen

2.17 / 2 / 08

No. Revisi

00

Halaman

1 / 2

Prosedur Tetap Tanggal TerbitDitetapkan tgl

Direktur

dr.

Pengertian

1. Asma merupakan penyakit respiratori kronik dengan dasar inflamasi kronik dengan banyak faktor yang berperan .

2. Pada serangan asma akut terjadi obstruksi saluran respiratori akut, yang disebabkan oleh spasme otot polos bronkus, edema mukosa karena inflamasi,dan sumbatan mucus yang tidak merata diseluruh paru

3. Diagnosis asma : batuk, mengi/wheezing, sesak napas, produksi sputum. Karakteristik : biasanya lebih dari 1 gejala, gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu, gejala memberat pada malam / dini hari, gejala timbul bila ada pencetus

Tujuan

1. Mengatasi segera penyumbatan yang terjadi2. Mengurangi hipoksemia3. Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya4. Mengevaluasi dan memperbarui tatalaksana jangka panjang

untuk mencegah kekambuhan

Kebijakan Pasien serangan asma berat yang tidak menunjukkan respon pada pengobatan yang diberikan segera dirujuk

Prosedur Serangan asma ringan Nebulisasi β2 agonis. Bila tidak sesak lagi (complete response) pasien diobservasi 1 jam bila tetap baik pasien bisa dipulangkan dengan obat β2 agonis (oral / inhalasi), disarankan control dalam waktu 24-48 jam Bila observasi 1 jam pasien sesak lagi tatalaksana asma serangan sedang Serangan asma sedang Bila dalam 1 jam mendapat 2 x nebulisasi β2 agonis pasien menunjukkan respon partial (incomplete response) rawat inap Diberi nebulisasi β2 agonis + anticholinergic., tiap 2 jam Metilprednisolon 0,5-1 mg/kgBB/hari selama 3-5 hari Bila dalam 12 jam klinis baik, dipulangkan dengan diberi obat bronkodilator seperti asma ringan. Bila dalam 12 jam respon tidak baik tatalaksana asma serangan beratSerangan asma berat Bila dengan nebulisasi 3 x ber-turut2, tidak ada respons ( poor response ) Nebulisasi β2 agonis + anticholinergic tiap 2 jam, bila ada perbaikan tiap 4-6 jam Oksigen 2-4 liter/menit Pasang infus untuk cairan intravena Steroid intravena bolus tiap 6-8 jam, dosis per hari 0,5-1 mg / kgBB Aminofilin iv, dosis awal 6-8 mg/kgBB dalam dextrose / PZ

Page 2: Tatalaksana Asma Pada Anak

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

SPONEBULIZER DAN FISIOTERAPI DADA

PADA PASIEN PEDIATRICNo. Dokumen

2.17 / 2 / 08

No. Revisi

00

Halaman

2 / 2

20 cc, masukkan infusion pump selama 30 menit Bila respon belum optimal , lanjutkan dengan aminofilin dosis rumatan 0,5-1 mg/kgBb/jam . Bila < 8 jam sebelumnya sudah dapat aminofilin, maka dosisnya separuhnya Bila ada perbaikan klinis steroid dan aminofilin diganti oral. Bila dalam 24 jam tetap stabil , pasien dapat pulang, beri obat β2 agonis (oral/ hirupan) tiap 4-6 jam Kontrol setelah 24-48 jam

Unit Terkait

Referensi IDAI Cabang Jawa Barat, perwakilan Bogor, Depok, Sukabumi. Bogor pediatric update 2015.