116
TAUHID Diterbitkan Oleh : Pokja Akademik UIN Sunan Yogyakarta 2005 Naskah Buku Ajar Matakuliah :Tauhid MiUK perpustakaan UN SUNAN KAUJAGA

TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

TAUHID

Diterbitkan Oleh :Pokja Akademik UIN SunanYogyakarta

2005

Naskah Buku AjarMatakuliah

:Tauhid

M i U K perpus takaan U ؛ N S U N A N

K A U J A G A

Page 2: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Bobot : 2 sksPenyusun : 1. Drs. Musthofa

2. Drs. H.M. Kholili,M.:3. Karwadi, M.Ag

Sambutan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 3: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Pilar utama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan KalijagaYogyakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam adalahpengembangan pendidikan dan pengajaran, keilmuan, dan pengabdiankepada masyarakat yang didukung dengan sumberdaya dan manajemenyang baik. Hal itu diperlukan untuk mengantarkan transformasi UINSunan Kalijaga yang diberi mandat untuk mengembangkan “ilmu-ilmusekuler” dan “ilmu-ilmu keislaman” seeara terpadu dapat diwujudkan.Mandat besar kelembagaan tersebut telah diformulasikan menjadi visiUIN Sunan Kalijaga yaitu unggul dan terkemuka dalam pemaduan danpengembangan studi keislaman dan keilmuan bagi peradaban. Untukmenuju tereapainya visi itu, UIN telah melakukan berbagai programpengembangan, baik fisik, kelembagaan, manajemen, maupun keilmuanserta pendidikan dan pengajaran. Dalam pengembangan keilmuan, UINSunan Kalijaga telah menempuh jalan sebagai universitas Islam yangkonsisten mengembangkan paradigma keilmuan “integrasi-interkoneksi”.

Paradigma keilmuan “integrasi-interkoneksi” sebagai kerangkadasar akademik merupakan konsep filosofis yang kemudiandikembangkan secara sistematis dalam berbagai konsep dan perangkatakademik yang lebih operasional, yaitu dalam bentuk KompetensiProgram Studi, Kurikulum, Silabus, Rencana Program KegiatanPerkuliahan Semester (RPKPS), dan Sumber Belajar dalam bentukBuku Ajar. Buku-buku ajar yang diterbitkan UIN Sunan Kalijagamelalui Pokja Akademik merupakan salah satu

Page 4: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yangmeliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu:

1. Al-Qur’an2. Al-Hadis3. Tauhid4. Fiqh & Ushul Fiqh5. Akhlak/Tasawuf6. Bahasa Arab7. Bahasa Inggris8. Bahasa Indonesia9. Pancasila & Kewarganegaraan10. Sejarah Kebudayaan Islam11. Pengantar Studi Islam12. Pilsafat Ilmu13. Islam dan Budaya Lokal

Buku-buku ajar tersebut disusun dengan melibatkan tim dosenlintas fakultas yang masing-masing buku ajar ditulis oleh tiga orangpenulis sesuai dengan bidang keahliannya. Proses penyusunan bukudiawali dengan kegiatan workshop untuk mengembangkan wawasandan orientasi penulisan bahan ajar, kemudian dilanjutkan denganpenyusunan silabus sebagai acuan ' materi dalam buku bahanajar, dan penulisan draftbuku ajar.

Sebagai sumber belajar, buku-buku tersebut memiliki spesifikasikhusus yang berbeda dengan buku-buku daras lain pada umumnya.Aspek yang membedakan buku tersebut dari buku pada umumnyaadalah paradigma keilmuan yang dijadikan kerahgka dasar, yaituparadigma integrasi-interkoneksi, dan sisi lain, ialah tampilannya yangdilengkapi dengan kompetensi dasar, peta konsep, glosarium, tugas, dandaftar buku acuan, sehingga sangat membantu pembaca dalam mengkajikonsep-konsep yang termuat di dalamnya. Kehadiran buku-bukutersebut pada awal mulanya dimaksudkan untuk kalangan terbatas UINSunan Kalijaga, tetapi dengan kekhususan tampilan, kiranya buku ajartersebut layak untuk disebarkan secara luas.

Page 5: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Memang disadari bahwa buku ajar tersebut belum sempurna,namun sebagai karya kreatif-inovatif, sudah sepantasnya jika diberiapresiasi yang tinggi. Buku-buku tersebut tidak hanya berfungsi sebagaisumber belajar sesuai kajian matakuliah masing-masing, tetapi jugatidak mustahil menjadi model penulisan bahan ajar untuk matakuliahlainnya. Sem©ga buku ajar ini turut mengisi hazanah intelektual Islam,mendorong para dosen untuk terus berkarya kreatif dan meningkatkanefektifitas pembelajaran diUIN Sunan Kalijaga.

Yogyakarta, 12 Nopember 2005 Rektor

Prof. Dr. H. M Amin AbdullahNIP.150216071

Page 6: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Pengantar Penerbit Pokja Akademik UIN SunanKalijaga

﷽Paradigma keilmuan integrasi-interkoneksi yang dikembangkan

UIN Sunan Kalijaga tidak terbatas pada formulasi konsep filosofismaupun kurikulumnya, tetapi dikembangkan secara terus-menerus danmeliputi berbagai aspek, terutama berkaitan dengan pengembanganpembelajaran. UIN Sunan Kalijaga melalui Pokja Akademikmengembangkan Kompetensi Program Studi, Kurikulum, Silabus, danRencana Kegiatan Program Perkuliahan Semester (RPKPS), sertapenulisan bahan ajar yang berbentuk buku ajar. Penulisan buku ajar inimengacu pada kurikulum UIN yang didasarkan atas paradigmakeilmuan integrasi- interkoneksi dengan format yang berbeda denganbuku ajar pada umumnya.

Penulisan buku ini meliputi buku ajar untuk Matakuliah IntiUmum dan Matakuliah Institusional Umum y'ang terdiri dari 13matakuliah, yaitu: Al-Qur’an, Al-Hadis, Tauhid, Fiqh/Ushul Fiqh,Akhlak/Tasawuf, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,Pancasila & Kewarganegaraan, Sejarah Kebudayaan Islam, PengantarStudi Islam, Filsafat Ilmu, dan Islam dan Budaya Lokal. Matakuliah IntiUmum dan Matakuliah Institusional Umum merupakan matakuliahyang harus dipelajari oleh setiap mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuksemua program studi. Keberadaan matakuliah tersebut, di sampingmerupakan matakuliah dasar juga memiliki jangkauan yang luas,sehingga dipilih sebagai prioritas untuk dikembangkan bahan ajarnya.

Buku-buku ajar tersebut disusun dengan melibatkan tim dosenlintas fakultas sesuai dengan bidang keahlian masing-masing yangdilakukan melalui proses dan tahap kegiatan yang diawali

Page 7: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dengan workshop untuk mengembangkan wawasan dan orientasipenulisan bahan ajar, kemudian penyusunan silabus m^؟ing-ma.؟ingmatakuliah, penulisan draft buku, editing dan penerbitan. Proses danpersiapan penulisan buku ini telah dilakukan Pokja Akademik dengansungguh-sungguh, tetapi sebagai للئااط- أ karya permulaan, disadari bahwabuku tersebut masih terdapat kekurangan. Karena itu, kritik maupunsaran untuk penyempurnaan buku-buku tersebut senantiasa terbuka.Kami berharap kehadiran buku-buku tersebut dapat mendukunge؛ekti£itas pembelajaran di UIN Sunan Kalijaga pada khususnya, danbermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.

Yogyakarta, 12 Nopember 2005Ketua Pokja Akademik

Tasman Hamami, MA NIP. 150226626

Page 8: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Halaman JudulSambutanPengantar

BABIPENGERTIAN ILMU TAUHIDA Kompetensi DasarB. IndikatorC. Isu Utama

BAB IITAUHID DZAT, SIFAT, RUBUBIYYAH,DAN ULUHIYYAH ...........................................25A Kompetensi Dasar 25

B. Indikator ....................... 25G Isu Utama ..................................................... 25

BAB IIIHAL-HAL YANG MENGOTORI AQIDAH DANHUBUNGAN ANTARA IMAN, ISLAM, DAN IHSANA Kompetensi Dasar ..................................................................... 33B. Indikator................................................... .......................... 33C Isu Utama ................................................... .......................... 33

BAB IVKONSEP “TAQDIR” DALAM PENINGKATANMUTU SUMBER DAYA MANUSIA DANHUBUNGAN ANTARA akal dan WAHYU........................................ 39A Kompetensi DasarB Indikator 39C Isu Utama 39

Page 9: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB VAQIDAH POKOK DAN CABANG SERTA FUNGSI TAUHID BAGIKEHIDUPAN MANUSIA 61A Kompetensi Dasar 61B. Indikator

61C. PetaKonsep 61D.Pembaliasan Materi 62E. Tugas-Tugas 80E Evaluasi 81G. Buku-Buku Rujukan dan Bahan Pengayaan...................................... 82

BAB VIALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM PERIODE KLASIK DAN MODERN

83A Kompetensi Dasar 83B. IndikatorHasil Belajar 83C. MateriPokok 83E. Glosarium ا106E Tugas-Tugas 107G. Evaluasi 108H Daftar Pustaka 108

Page 10: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB IPENGERTIAN ILMU TAUHID

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu memahami pengertian Tauhid, baik secara etimologi dan

terminologi, tujuan dari Tauhid, dan konsep dasar iman, kufur, nifaq, dan syirik

B. IndikatorMahasiswa dapat:

1• Menjelaskan mengenai pengertian Tauhid baik secara bahasa maupun

istilah

2. Menjelaskan mengenai Perbedaan antara Tauhid, Ilmu Kalam, Teologi

Islam, dan Usuluddin

3. Menjelaskan tujuan dari kajian Tauhid

4. Menjelaskan mengenai konsep iman, kufur, nifaq, dan syirik

5. Men-tauhid-kan Allah dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan

kepadaNya

C. Isu Utama

1. Apa pengertian Ilmu Tauhid ?

2. Mengapa harus ada ilmu Tauhid ?

3• Apakah manusia cenderung tidak men-tauhid-kan Allah sehingga harus ada

Ilmu Tauhid ?

4. Apakah Tauhid hanya terkait dengan Tuhan, ataukah juga terkait dengan

yang lain ?

Tauhid ~ 1

Page 11: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

1. Pengertian “Tauhid” secara etimologis dan terminologisSecara etimologis, “tauhid berasal dari kata " "توحیدا- یوحد- وحد

yang berarti “menjadikannya esa”.1 Men-tauhid-kan Allah ('tauchidullah) berarti

menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah itu Esa. Sedangkan Ilmu

Tauhid berarti ilmu yang membahas mengenai bagaimana cara mengetahui,

menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah itu

Secara terminologis, banyak ulama yang telah membahas dan ' mengena

Ilmu Tauhid antaranya adalah :

a. M Yusuf Musa mendefinisikan Ilmu Tauhid sebagai ilmu yang

membicarakan tentang kepercayaan tentang wujud Tuhan Yang Esa, Yang

tidak ada sekutu bagiNya, baik zat, sifat maupun perbuatanNya, Yang

mengutus utusan-utusan untuk memberi petunjuk kepada alam dan manusia

kepada jalan kebaikan. Yang meminta pertanggung jawaban sese-orang di

akhirat dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah

diperbuatnya.2

b. Muhammad Abduh menyatakan bahwa Ilmu Tauhid adalah ilmu yang

membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada padaNya,

sifat-sifat yang boleh ada padaNya, sifat-sifat yang tidak boleh ada padaNya,

membicarakan tentang Rasul-rasul untuk menetapkan keutusan mereka, dan

sifat-sifat yeng boleh dipertautkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak

mungkin terdapat pada mereka.2

c. Muhammad binjasar al-Tharabulisiy menyatakan bahwa ilmu Tauhid adalah

Ilmu yang membahas tentang kepercayaan atau akidah agama Islam dengan

dalil-dalil yang meyakinkan

d. Ibrahim bin Sa’dullah dalam kitabnya “idlach al Dalilfi Qilba’i CJjujaji ٠ Ahli al-

Ta’thir menjelaskan bahwa Ilmu Tauhid adalah ilmu yang bertujuan untuk

1 Muhammad لء؛لا Abdul Wahab, Taistr al-’A^zizi al-ChamidjiSjarchi Kitab al-Tauchid, Riyadl:Maktabah al-Riyadl al-Chaditsah, tt., Juz 1, hal. 17.

2 Muhammad ‘Abduh, Risalah al-Tauchtd\ Mesir: Dar al-Kutub al-’Arabiy, 1332 H, hal. 5.4 Chusain bin Muhammad bin Jasar al-Tharabulisiy, Al-Chushiusunu al-Chamidiyyah, Jombang:

Abdul Aziz Masyhuri, tt,, hal.2.

2~ Tauhid

Page 12: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

mengetahui Allah, mengimaniNya, mengetahui apa yang wajib ada pada /\llah

dan apa yang mustahil ada padaNya, dan segala sesuatu yang terkait dengan

rukun iman yang enam.5

Dari berbagai definisi di atas, dapatlah diambil pengertian bahwa Ilmu

Tauhid adalah ilmu yang membahas mengenai wujud Allah dan segala yang

bertalian denganNya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan, agar supaya

dengan ilmu tersebut manusia dapat men-tuhid-kan Allah.

Dalam istilah Arab, ada beberapa padanan yang biasa digunakan untuk:

menyebut Ilmu Tauhid. Di antaranya adalah Ilmu al Kalam, yakni ilmu yang

membahas tentang dzat dan sifat Allah, serta segala hal yang mungkin

berdasarkan ajaran Islam (Al-Quran dan Hadits) dalam kerangka logika dan

filsafat. ،Dinamakan demikian karena fokus pemt)icaraannya tentang firman

Tuhan (kalam Allah), apakah 'hal itu azali atau non azali. Persoalan “KalamAllah” pernah menjadi perdebatan di kalangan para ulama pad ، ؛ abad pertama

hijriah, sehingga ilmu yang dihasilkannya dinamakan Ilmu Kalam.7 Persoalan

dzat dan sifat -Aliah tersebut dibicarakan berdasarkan dalil-dalil akal pikiran

\‘aqli) guna membuktikan kepercayaan-kepercayaan agama dengan logika dan

filsafat, sehingga dapat ditetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (,Agama

Islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Untuk ini, maka ilmu kalam dikatakan

sebagai metode berfikir {tnanhaj al-tafkir•), dan juga biasa disebut mantiq agama.8

Sedangkan Ibnu Khaldun menyatakan bahwa Ilmu Kalam adalah ilmu yang

berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan

menggunakan

Tauhid ~3

Page 13: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terbadap orang-orang yang menyeleweng

dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan ahlu Sunnah.9

Ilmu Tauhid juga disebut sebagai Ilmu al Aqaid karena fokus

pembicaraannya adalah tentang kepercayaan atau keimanan atau credos.10

Kepercayaan (I’tiqad) atau keimanan adalah merupakan perasaan dan kesadaran

yang ada pada diri manusia yang menjadi pendorong bagi tindakan dan amal

perbuatannya, penentu niat dan maksud perbuatannya, serta penggerak bagi

perbuatan manusia.”Kepercayaan aqidah merupakan sesuatu hal yang paling dasar bagi agama

Islam. Oleh karena itu, ilmu yang mempelajari tentang dasar- dasar kepercayaan -

Agama Islam disebut Ilmu Ushuluddtn. Dikatakan demikian karena Ilmu

Ushuluddin membahas tentang dasar-dasar kepercayaan agama, dengan

menggunakan dasar-dasar nalar yang bisa Mengantarkan manusia untuk

membangun aqidahnya di dalam akal p'ikirannya. Karena fondasi dasar agama itu

terletak pada aqidah (kepercayaan), dan fondasi aqidah itu terletak pada akal atau

nalar.12

Hal pertama dan paling dasar harus dipercayai dalam agama adalah Tuhan.

Dalam istilah modern, ilmu yang membahas mengenai Tuhan disebut teologi,

yang dalam Islam disebut Teologi Islam. “Theology” berasal dari kata “tbeos”yang berarti “Tuhan” dan “logof yang berarti “ilmu” (science, study, discourse).

Jadi “theology” berarti “ilmu tentang Tuhan” atau “ilmu Ketuhanan”. Teologimembahas tentang ajaran-ajaran dasar yang harus diyakini dan dipercayai dan suatu

agama, yakni Tuhan.

’ Ibnu Khaldun, Muqaddimatu lbtii Khaldun, Beirut: Dar al Qalam, 1984, juz 1, hal. 88.‘٠H؛arun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah, Analisa Perbandingan, Jakarta:

Universitas In،lonesia, 1978, hal. Ix." Hasan Hanafi, ٩op cit., hal. 69.12 Ibid., hal. 63. Hasan Hanifi lebih lanjut menjelaskan bahwa “akal” menurut para ulama

mencakup segala sesuatu, baik yang bisa dirasakan ؛dipikirkan, diperkirakan, dan termasuk didalamnya pengetahuan yang bersifat teoritis maupun praktis, pengetahuan ilahiah (naql) maupunberbagai kesaksian sejarah.

4~ Tauhid

Page 14: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Sedangkan Teologi islam adalah ilmu yang membahas tentang Tuhan (Allah)

sebagai hal yang paling dasar dan utama harus dipercayai. Oleh karenanya ilmu

ini juga b؛asa disebut ilmu Aqa’id13

Berbagai penamaan yang berbeda tersebut di atas disebabkan oleh titik tolak

dan fokus pembahasan dalam setiap kecenderungan dan penemaan ilmu tersebut

yang juga berbeda, Dinamakan Ilmu Kalam karena berangkat dari perbincangan

mengenai Kalam Allah, apakah Kalam Allah Qodim atau Hadits. Dalam konteks

Ilmu Kalam ini, persoalan Tuhan dan berbagai hal yang bertalian denganNya,

baik Dzat, Sifat, ataupun Af’alNya, dapat diperbincangkan dan diperdebatkan,sehingga bisa ditemukan dan ditetapkan keyakinan yang berdasakan

kebenaranlogika, filsafat, dan waliyu. Dinamakan Ilmu Aqaid karena ilmu ini

bertitik tolak dari dan memfokuskan pembicaraannya mengenai kepercayaan

tentang Tuhan, dan hal ini merupakan dasar bagi agama, sehingga dinamakan

Ilmu Ushuluddtn.

Ilmu ini dinamakan “tauhid” karena asal dari tauhid adalah meyaldni bahwaAllah itu Esa, yang nada sekutu bagiNya, dan men-tauhid-kan Allah adalah

merupakan bagian terpenting dari agama Islam, yakni menetapkan ke-Esa-an

Allah, baik dzat, sifat, maupun

Tauhid juga merupakan kewajiban pertama ya،،g diperintahkan oleh Allah

kepada hambaNya,15 dan merupakan awal dan akhir dari agama Islam, serta

merupakan inti lahir maupun l)afin dari agama Islam.16 lebih lanjut Ali bin Abi

Thalib menjelaskan bahwa hal paling pertama dalam agama Islam adalah

mengetahui (ma’rifat) Allah, dan sempurna-sempurnanya ma’rifat kepada Allahadalah membenarkan dan meyakiniNya (tashdiq),

13A. Hanafi, op.cit hal.14Muhammad ‘Abduh, ibid.

15Chafidz Achmad Chukmiy, Ma’arijal Qabul hi Syarchi Silmi al-Wushulila llmi al Ushul, Mekkah:Dar ibnu al-Qayyim, 1990, hal 98.Taimiyyah, Minhaj a! Sunnab a•I Nabaiviyyah, Arabia: Muassasayu Qathabah, 1406 H, juz 5, hal

349.

Tauhid ~5

Page 15: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dan tashdiq yang paling sempurna adalah meng-Esa-kan Allah (tauchid) dengan

ikhlas.17

Perintah untuk men-tauhid-kan Allah dan penyataan bahwa Allah Esa dalam

al Quran begitu banyak, di antaranya adalah: )1:الأخلاص(قل ھوالله أحد (Katakanlah:

“Dia-lah Allah, Yang Maha Esa)(al-Baqarah:163)

ةھو السمىع العلىم الما ئا واللهقل أتعبدون من دون الله مالاىملك لكم ضرا ولانفع 76

(Katakanlah: “Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yangddak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfa'at?”Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), dan masih banyak

lagi.

Mengapa manusia diperintahkan oleh Allah agar supaya men-tauhid- kan

Allah? Padahal waktu manusia diciptakan oleh Allah dan diberi ruh, saat masih di

dalam kandungan ibu, ia ditanya oleh Allah ,بلى شھدنا ألست بربكم قا لوا(“Bukankah Aku (Allah) ini adalah Tuhan kamu?”, Mereka menjawab “Benar,

Engkau adalah Tuhan kami. Kami menjadi؛ saksi akan hal ini”). Namun ketikamanusia telah dilahirkan di dunia, dan berada pada lingkungan tertentu, ia banyakdipengaruhi oleh lingkungannya, sehingga hal ini menjadikan manusia lebihbanyak lupa kepada Allah ketimbang ingat kepadaNya. Untuk ini.

17 Abu Bakar al Chusniy al Dimasqiy, ٠، « Syibhi man Syabbaha wa Tamarrada wa Nusiba D^alika ilaa! Sayyid aljalilAchmad bin Chambal, Mesir: Al Maktabah al Azhariyyah ن1 al Turats, ،،. , juz ١ , hal. 49.

6~ Tauhid

Dan)والھكم الھ واحد لاالھ الاھوالرحمن الرحىم Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan

(yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang),( وما من الھ

)73: الماءدة(الا الھ واحد (tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa),

Page 16: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

diturunkannya Al-Quran dan Al-Hadits yang berisi aturan-aturan bagi kehidupan

manusia di dunia, merupakan petunjuk dan ' yang harus diperhatikan dan

dipahami oleh manusia dalam rangka men- tauhid-kan Allah.

Jika kita memperhatikan istilah “tauhid” yang memiliki makna“menjadikannya esa”, dan jika hal ini dikaitkan dengan objeknya yaitu manusiayang diperintahkan oleh Allah agar meng-Esa-kanNya, maka dalam perintah

“men-tauhid-kan Allah” tersebut terkandung sebuah pemahaman bahwa manusiamemiliki kccenderungan untuk tidak meng- Esa-kan Allah, sehingga perlu

perintah untuk men-tauhid-kan Allah. Kecenderungan manusia untuk tidak meng-

Esa-kan Allah ini, misalnya, bisa dipengaruhi oleh adanya kekuatan-kekuatan di

alam semesta yang sebenarnya sangat terbatas, yang banyak mempengaruhi dan

menjadikan manusia lupa kepada Allah. Mereka lupa bahwa semua kekuatan

yang ada di alam semesta ini diberikan oleh Allah dalam kadar yang sangat

terbatas, dan hanya kekuatan Allah lah yang tidak terbatas. Ketika manusia

mengakui adanya kekuatan di alam semesta ini, dan hanya berhenti di situ, serta

ia lupa bahwa semua kekuatan tersebut dari Allah, maka manusia dalam konteks

ini bisa dikatakan tidak men-tauhid-kan Allah Manusia dikatakan men-tauhid-kan

Allah apabila ia bisa mengetahui dan menyatukan bahwa semua kekuatan yang

ada di alam semesta ini bersumber dari Allah. Kekuatan segala sesuatu sangat

terbatas, dan semua itu pun dari Allah, sedangkan kekuatan Allah adalah mutlak

tak terbatas dan merupakan sumber bagi segala kekuatan yang ada di alam

semesta. Hal inilah yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan Al-Hadits. Tanpa adanya

petunjuk dan rambu-rambu berupa a1-Quran manpun Al-Hadits, manusia

eenderung lupa dan tidak men-tauhid-kan Allah meskipun manusia diberi akal

oleh Allah. Karena akal manusia memiliki keterbatasan, dan jika tidak didukung

oleh petunjuk dari Allah, manusia kesulitan untuk bisa men-tauhid-kan Allah.

Tauhid ~7

Page 17: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Sebagaimana dikatakan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib, untuk bisa men-

tauhid-kan Allah, manusia pertama-tama harus mengetahui Allah

(ma’rifatullah). Dengan perngatahuannya tersebut manusia kemudian bisa

membenarkan dan meyakiniNya (tashdiquhu). Kemudian dengan dasar

pengetahuan yang dimiliki manusia tentang wujud Allah dan tashdiq

terhadapNya, maka manusia meng-Esa-kan Allah (tauchidillah). Ini berarti

bahwa untuk bisa men-tauhid-kan Allah, manusia harus memiliki ilmu atau

pengetahuan tentang Allah. Tanpa ilmu tersebut tidak mungkin manusia bisa

mengenal Allah, dan tidak mungkin bisa meyakini dan membenarkannya

sehingga tidak mungkin pula bisa men-tauhid-kan Allah.

Hasan Hanafi manyatakan bahwa “tauhid” bisa sebagai “ ‘ilmu”(pengetahuan, teori) dan juga bisa sebagai “ ‘amat’ (tindakan). Ilmu Tauhid ,{‘ilmu al-tauchid) adalah dasar teoritis bagi adanya tindakan tauhid (٠amal al-

tauchid), sedangkan tindakan tauhid (‘amal al-tauchid) adalah penyatuan perasaan

(tauchid al-syu’ui) yang ada di dalam hati, kemudian penyatuan sosial tauchid al-

mujtama), kemudian penyatuan alam semesta (tauchid al-’alarn) dalam satu sistem,

yaitu sistem wahyu (nizham al-wahyi)}18 Ini berarti bahwa untuk bisa men-tauhid-

kan Allah, manusia harus berusaha memahami dan mengetahui - dengan

kemampuan akal yang telah diberikan oleh Allah kepadanya - tanda-tanda

kekuasaan Allah, baik yang berupa ayat-ayat Qur’aniyyah maupun ayat-ayat

Kauniyyah. Ayat- ayat Qur’aniyyah adalah merupakan sistem hukum dan aturan

Allah yang tertulis, yakni Al-Qur’an, sedangkan Alam semesta adalah merupakanrealisasi dari semua hukum dan aturan Allah yang terkandung di dala Al- Quran

dalam bentuk struktur alam semesta. $emua tatanan yang ada di alam semesta.

Semua berada dalam satu sistem hukum Allah, yakni sistem hukum wahyu

(nizham alwahji). Untuk ini, guna mencapai kepada tauhid

18Hasan hanafiاop cit, hal.,ا67.

8~ Tauhid

Page 18: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

yang sesungguhnya, manusia harus berusaha menyatukan rasa (tauchid al syu’ur)

yang ada dalam dirinya guna memahami dan mengetahui kesatuan sosiologis

(tauchid al mujtama') dan kesatuan kosmologis (tauchid al ‘alam) bahwa semua itu

berada dalam satu sistem hukum, yaitu hukum Allah, sehingga dengan demikian

manusia bisa men-tauhid-kan Allah dengan sesungguhnya.

Meski demikian, bukan berarti bahwa ketika manusia tidak mampu

menyatukan rasa yang ada di dalam hatinya untuk memahami kesatuan sosiologis

dan kosmologis tidak bisa men-tauhid-kan Allah. Akan tetapi sekecil apapun rasa

yang dimiliki manusia sehingga bisa mengetahui dan memahami keagungan

Allah, baik dalam aspek sosiologis ataupun kosmologis, manusia bisa men-

tauhid-kan Allah. Semakin dalam dan banyak pengetahuan manusia mengenai

keagungan Allah dalam kedua aspek tersebut, maka semakin tinggi nilainya

dalam men-tauhid-kan Allah.

2. Objek kajian Ilmu Tauhid

Objek kajian Ilmu Tauhid adalah Allah dan segala yang terkait denganNya,

baik dzat, si£at, maupun perbuatan Allah, segala yang wajib ada padaNya dan

segala yang mustahil adan padaNya, dan segala hal yang dictptakan oleh Allah..

3• Tujuan mempelajari Ilmu TauhidTujuan dari mempelajari Ilmu Tauhid adalah agar supaya dengan ilmu

tersebut manusia bisa mengatahui Allah (ma’rifatullah) dengan segala hal yang

wajib ada padaNya dan )'ang mustahil ada padaNya, kemudian bisa

membenarkanNya (tashdiquhu), dan kemudian meng-Esa-kanNya (tauchidullah).

Tauhid ~9

Page 19: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

4• Beberapa konsep dasar mengenai Iman, Kufr, Nifaq, dan Syirk[nian (al-iman). Secara bahasa kata “iman” berakar dari bahasa Arab " أمن ”

(amuna) yang asalnya dari kata Kata tersebut menurunkan .(al-amnu) ”الأمن“ لأمانةا ”(al-amanah) dan “الأیمان” {al-iman). Kata lawan katanya (aman, sentosa) ”المنadalah " الخوف" (takut, khawatir, tidak aman), kata lawan (dipercaya, jujur) ”الأمانةkatanya adalah sedangkan ,(percaya؛khianat, tidak jujur, tidak dapat d) ”الخیا نة

kata الأیمان،، ” (percaya) lawan katanya adalah “الكفر” (kafir, tidak percaya). Kata “”sendiri memiliki maknaالتصدیق ” atau “tashdiq” (membenarkan) dan lawankatanya adalah “اتكذیب” atau “takdzib” (mendustakan).19

Sedangkan secara istilah, ada banyak definisi yang ditawarkan oleh para

ulama mengenai iman. Di antaranya, di dalam kamus “ta’rifdf’ dikatakan bahwaiman berarti “membenarkan dalam hati, meyakini dalam "hati, dan mengucapkanatau mengikrarkannya dengan lisan”.20 Sedangkan ibnu Chajar al ‘Asqalaniydalam kitab “Fatch al Bariy bi Syarchi Shachih al Buchariy” menyatakan bahwaiman secara bahasa adalah membenarkan {tashdiq), sedangkan secara syar’iyadalah membenarkan rasul dengan segala apa yang datang dari Tuhannyaأ

Dalam buku “Thabaqat al Chanabilah” karya Muchammad bin abi Ya’laAbi Chusain disebutkan bahwa Iman adalah membenarkan apa yang telah di

gambarkan atau dideskripsikan oleh Allah tentang diriNya, atau tentang rasul-

rasulNya, dengan tidak perlu pembahasan, tidak perlu dibantah dan tidak perlu

dipersoalkan, tidak ada penyerupaan, Perumpamaan, serta tidak perlu ditafsirkan

dan dita’wilkan.22

''19Ibnu Manzur, Lisan al ‘Arab, Beirut: Dar al Shadir, ،٢ ., juz. 13, hal. 2120 Ali bin Muchammad Al-Jurjaniy, op. cit., juz 1, hal. 60.21 Ibnu Chajar al ‘Asqalaniy, Fatch al Bariy bi Syarchi Shachih a! Buchariy, Saudi Arabia: Maktabah

al Salafiyyah wa Maktabatuha, tt., bab mengenai iman.....23 Muchammad bin abi Ya’la Abi Chusain, Thabaqat al Chanabilah, Beirut: Dar al Ma’rifah, juz 2,

hal. 208.

10~~ Tauhid

Page 20: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Persoalan iman, merupakan persoalan yang telah banyak menimbulkan

perbedaan pemahaman di kalangan sahabat nabi dan para ulama. Apakah dalam

beriman seseorang cukup dengan membenarkan saja, atau juga harus diikrarkan

dengan lisan, atau harus direalisasikan dalam perbuatan? Abu Ja’far al-Razi

menyatakan bahwa iman adalah membenarkan ('tashdtq), sama seperti

pendapatnya sahabat Ibnu ‘Abbas. Mu’ammar al-Raziy menyatakan bahwa iman

adalah perbuatan (al-’amai), sedangkan menurut Ibnu Anas, iman adalah takut

(khasyyah). Sementara Ibnu jarir mengatakan bahwa yang namanya iman adalah

orang-orang yang percaya terhadap yang gaib, baik secara lisan, keyakinan, dan

perbuatannya, dan termasuk di dalamnya adalah rasa takut kepada Allah dan

membenarkan secara lisan maupun perbuatan. Iman menurutnya merupakan kata-

kata paten bagi iman kepada allah kitab-kitabnya, rasul- rasulnya, dengan cara

membenarkan secara lisan dan perbuatan. Memang iman secara bahasa membenarkan

saja, akan tetapi secara syar’i adalah meyakini (al-i’tiqad), mengucapkan dengan

lisan (al-qaui) dan melakukan dengan perbuatan (al-’amai).23

Persoalan iman juga menjadi perbedaan pendapat di kalangan kelompok

aliran atau golongan dalam Islam. Golongan salaf berpendapat bahwa iman

adalah meyakini dalam had, mengucapkan dengan lisan dan menjalankan rukun-

rukunnya. Mereka berpendapat bahwa merealisasikan iman.dalam bentuk

perbuatan merupakan syarat bagi sempurnanya iman. Golongan Murji’ahberpendapat bahwa ،aman itu cukup meyakini dan mengucapkan dalam lisan

saja. Golongan Karomijjah berpendapat bahwa iman cukup dengan mengucapkan

secara lisan. Sedangkan golongan Mu’tadilah berpendapat bahwa iman adalah

melakukan dengan perbuatan, mengikrarkan dengan lisan, dan meyakini dalam

hati. Perbedaan antara golongan Salaf dan Mu’ta ilah berada pada

23Abu Chamid Muchammad al-Ghazaliy, Qowa’id al-’Aqaid., Beiiut: Alam al-Kutuh, 1985, hal. 249.

Tauhid ~ 11

Page 21: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

persoalan bahwa jika golongan Salaf berpendapat bahwa merealisasikan iman

dalam perbuatan dianggap sebagai penyempurna iman maka golomgan Mu’ta ilahberpendapat bahwa ha؛ itu sebagai syarat sahnya iman.24

Al Asy’ari dari golongan Asy’ariyyah menyatakan bahwa iman adalahpengakuan dalam hati tentang ke-Esaan Tuhan dan tentang kebenaran rasul-

rasulNya serta segala apa yang mereka bawa. Mengucapkannya dengan lisan dan

mengerjakan rukun-rukun Islam merupakan cabang dari iman. Lebih lanjut ia

mengatakan bahwa orang yang berdosa besar, jika mati tanpa taubat, nasibnya

tergantung Tuhan. Mungkin diampuni dan mungkin pula tidak diampuni dosa-

dosanya. Orang yang berdosa mungkin akan disiksa terlebih dahulu sesuai dosa

yang diperbuat, baru kemudian dimasukkan ke surga, dan berarti tidak kekal di

neraka.25

Sedangkan imam Al-M^uridiy dari golongan Al Maturidiyah berpendapat

bahwa iman adalah kepercayaan dalam hati yang dinyatakan dengan lisan.

Kepatuhan pada perintah-perintah Tuhan merupakan akibat dari kepercayaan atau

iman. Orang yang meninggalkan kepatuhan kepada Tuhan tidak menjadi kafir.

Lebih lanjut ia berpendapat bahwa iman merupakan jaminan bagi seseorang

untuk masuk surga dan kepatuhan kepada Tuhan lah yang menentukan derajat

yang akan diperoleh seseorang di dalam surga. Sementara Al Bazdawi

berpendapat bahwa iman adalah kunci untuk masuk surga, sedangkan amal akan

menentukan tingkatan yang dimasuki seseorang dalam surga.

Menurut Ibnu Chajar al-’Asqalaniy, jika seseorang sudah mengikrarkan dirisecara lisan bahwa ia beriman, maka ia tidak bisa dihukumi sebagai orang kafir,

kecuali jika ada perbuatan-perbuatannya yang menunjukkan kepada kekafiran,

seperti menyembah berhala dan

24 Ibnu Chajar a؛ ‘Asqalaniy, op. tit.25 Harun Nasution, op. tit., hal. 28.26 Ibid hal. 29-30.27Ibid.

12~ Tauhid

Page 22: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

semacamnya. Iman seseorang, menurut Imam Syafi’i, imam Ibnu Chambal, dansebagaian besar ulama Mesir pada saat itu, bisa bertambah dan berkurang

('ya^zdu wa yanqushu). Iman seseorang bisa bertambah dengan ketaatan, dan

bisa berkurang dengan melakukan kemaksiatan.28 Hal ini karena kataatan atau

perbuatan baik akan bisa menghapuskan keburukan, dan perbuatan jahat atau

maksiat bisa menghapus kebaikan, termasuk di dalamnya adalah kebaikan iman.

Iman sendiri sebenarnya, menurut sahabat Ibnu Mas'ud, adalah yakin (al-

yaqin), dan yakin merupakan asal bagi iman. Jika seseorang telah memiliki iman

di dalam hatinya, katanya lebih lanjut, maka hal itu akan mampu menggerakkan

seluruh anggota badannya untuk bertemu dengan Allah dengan melakukan

perbuatan-perbuatan baik (al-a'mal al- Shalichah).29 Dengan demikian, jika asal

iman adalah yakin, dan yakin adalah dasar bagi iman, maka orang bisa yakin dan

beriman apabila ia bisa mengetahui dan memahami apa yang diyakini dan

diimaninya. Artinya, seseorang harus memiliki ilmu dan pengetahuan tentang

sesuatu yang diyakini dan diimaninya. Tanpa ilmu dan pengetahuan tentang

sesuatu, seseorang tidak akan bisa meyakini dan mengimani sesuatu tersebut.

Bila demikian, maka iman memiliki kaitan erat dengan ilmu, bahkan ilmu lah

yang bisa menjad^an seseorang beriman, dan ilmu mendahului adanya yakin dan

iman pada seseorang yang beriman.

Para ulama ada yang membagi iman menjadi 5 macam. Pertama, iman yang

sudah paten (al-iman al-mathbu), yaitu imannya para malaikat; kedua, man؛ yang

selalu terjaga (al-iman al-ma’shun), yaitu imannya para nabi; ketiga, iman yang

diterima (al-iman al-maqb{il), yaitu imannya para orang- orang mukmin; keempat,

iman yang terhenti (al-iman al-mauquf), yaitu imannya orang-orang yang berbuat

bid’ah; dan kelima, iman yang ditolak (al-iman al-mardud), yaitu imannya orang-

orang munafiq.30

28 IbnuChajar al ‘Asqalaniy, op. cit.

29Ibid30 Ali bin Muchammad Al-Jurjaniy, op. cit., juz 1, hal. 60 .

Tauhid ~13

Page 23: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Kafir (al-kufr). Secara bahasa, kafir (al-kufr•) berarti tertutup (al-

taghthijyah).31Kafir (al-kufr) juga berarti terhalang atau tertutup (al-juchud),

sehingga orang-orang yang kafir juga disebut (al-jachidun).32 Al-Qurthubiy juga

menyatakan bahwa asal makna kafir (al-kufr) adalah tertutup (al- sitru wa al-

taghthiyah). Di dalam syair dikatakan في لیلة كفر النجوم غما مھا (pada suatu malam awan menutupi bintang-bintang). Oleh karenanya “malam”('al-lail) dalam tradisi Arab kadang juga disebut “kafir” ('kafir) karena kegelapan

malam itu telah menutup segala sesuatu sehingga tidak nampak oleh mata.33

Sebagaimana disebutkan dalam bagian iman, bahwa “kafir” adalah lawan

dari “iman”. Jika dikatakan bahwa iman adalah mengetahui Allah (ma’rifatullah),

maka kafir berarti tidak mengetahui Allah (al-jahlu bihi). Jika dikatakan bahwa

iman adalah taat (al-tha’ai), maka kafir berarti maksiat ('al-ma’shijyab).34 Dengan

demikian, secara istilah, orang kafir (al- kafir) adalah orang yang tidak bisa

mengetahui dan memahami Allah dan segala yang datang dari ،Allah, sehingga

tidak bisa percaya kepadaNya, dan cenderung melakukan maksiat kepada Allah.

Sebagian ulama membagi kategori kafir menjadi empat macam. Pertama,

kafir ingkar (kufru al-inkar), yakni orang yang tertutup hati dan lisannya sehingga

tidak dapat mengetahui dan memahami tauhid; kedua, Kafir Juchud ('kufru al-

jucbud), yakni orang yang hatinya mengetahui dan memahami (Allah), tetapi tidak

mau mengikrarkan dengan lisannya, seperti kafirnya Iblis dan Umayyah bin Abi

Shilat; ketiga, kafir yang bersikap menentang (kufru al-mu’anidah), yakni orang

yang mengetahui Allah dengan hatinya dan mau menyatakan dengan lisannya,

tetapi ia tidak mau mengakui agama Allah karena rasa dengki dan menentang

terhadap agama Allah, seperti kafirnya Abu Jahal; keempat, kafir nifak

31Ibnu Chajar al ‘Asqalaniy, op. cit., bab mengenai kafir .....32Ibnu Manzur, op. cit., juz 5, hal. 144.33 Al Qu^biy, Al ]ami’ li Ahkam al Qur’an, Cairo: Dar al Sya’bi, 1372 H., juz 1, hal. 183.34 Abdul Mun’im Hifniy, Al Mu’jam alFalsajiy, Kairo: Dar al Syarqiyyah, 1990, hal. 278.

14~ Tauhid

Page 24: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

(kujru al-nifaq), yakni orang yang meyatakan iman dengan lisannya tetapi hatinya

kafir dan tidak percaya.35

Di dalam Al-Quran dan Al-Hadits dikenal banyak sekali bentuk perbuatan kufur.

Di antaranya adalah sebagaimana firman Allah berikut:

ثم ینكرونھا وأكثر ھم الكا فرون الن 83:حلیعرفون نعمة ا

Artinya : Mereka mengetahui ni،mat Allah, kemudian mereka mengingkarinya

dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.

87:ولا تیئسو من روح الله انھ لاییئس من روح الله الا القوم الكا فرون یوسف

Artinya : Jangan lah kamu semua berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”.

47: وما یجحد بایا تنا الا الكا فرون العنكبوت

Artinya : Dan tidak adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Kamiselain orang-orang

44: من لم یحكم بما انزل الله فأ ولئك ھم الكا فرون الما ئدة وArtinya : Barang siapa yang tidak memutuskan hukum menurut apa yang

diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir .

Konsep kafir juga banyak kita temukan dalam sabda Rasulullah

:sebagaimana berikut

35 Ibnu Manzur, op cit., juz 5, hal. 144-145

Tauhid~ 15

Page 25: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

قال عبدالله ان النبي صلى الله علیھ و سلم قال سباب المسلم فسوق وقتالھ كفر

رواه البخارى ومسلم والترمذى والنساءى وابن ماجھ واحمد(Artinya: ‘Abdullah berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

memaki orang Islam adalah perbuatan fasik, sedangkangmembunuh orang Islam adalah perbuatan kafir (HR.Bukhori, Muslim, Turmudzi, Nasa’I, Ibnu Majah, danAhmad)

بي ھریرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال لاترغبوا عن ابائكم فمن رغب عن ابیھ فھو كفر عن ا)رواه البخارى(

Artinya: dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliaubersabda: janganlah engkau membenci bapakmu, karenabarang siapa yang membenci bapaknya, maka ia adalah

kafir (HR. Bukhori

ل الله صلى الله عليه وسلم اثنتان في الناس ھما بھم كفر الطعن في ھریرة قا ل رسوابيعن

)ومسلم والترمذى واحمدرواه ( النسب والنیا حة على المیت

Artinya : dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi SAWbersabda dari Abudua hal yang jika ada pada manusia,

maka mereka itu termasuk orangkafir, yakni memalsuatau berbohong dalam hal nasab (keturunan) danmenangis tersedu-sedu sehingga mencucurkan airmata di

atas mayat (HR)Muslim, Turmudzi, dan Ahmad

16~ Tauhid

Page 26: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

الله بنبریدة عن أبیھ قال رسول الله صلى الھ علیھ وسلم ان العھد الذي بیننا عبدعن

)رواه ا لنساءى وا لترمذى وابن ماجھ واحمد(وبینھم الصلاة فمن تركھا فقدكفر Artinya : dari Abdillah bin Baridah, ia berkata bahwa Nabi SAW

bersabda : perjanjian antara kami (Allah dan Rasulullah)

dengan kamu semua adalah sholat. Barang siapa yang meninggalkan

sholat, maka ia telah kafir. (HR. Nasa’i, Muslim, Turmudzi, IbnuMajah dan Ahmad).

Dari berbagai pengertian iman dan kafir, juga bentuk-bentuk kafir

sebagaimana ditunjukkan oleh Al-Quran dan Al-Hadits di atas, maka

kita dapat mengambil sebuah pengertian bahwa “iman” atau “kafir”adalah “sebuah nama atau klaim atau sebutan yang menunjuk kepadaaktifitas atau perbuatan manusia”. Ketika seseorang itu terbuka hatinyasehingga dapat mengetahui, memahami, dan kemudian bisa

membenarkan terhadap sesuatu itu, maka pada saat itu disebut

“beriman”. Tetap sebaliknya, jika seseorang itu tertutup hatinyasehingga tidak dapat mengetahui, tidak dapat memahami, dan

kemudian tidak bisa membenarkan terhadap sesuam itu, maka pada

saat itu ia disebut “kafir”. Karena begitu banyak hal atau sesuatu yangbisa terkait dengan manusia, dan adakalanya manusia bisa megetahui

dan memahami, serta membenarkannya, tetapi ada kalanya juga

manusia tidak dapat mengetahui, tidak dapat memahami, serta tidak

bisa membenarkan semua hal itu, maka “iman” dan “kafir” begitubanyak, dan tidak hanya satu. Semuanya itu tergantung kepada

seberapa banyak manusia dapat mengetahui atau tidak dapat

mengetahui, dapat memehami atau tidak

Tauhtd ~17

Page 27: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dapat memahami, dapat membenarkan atau tidak dapat membenarkan terhadap

segala hal yang ada.

Semakin banyak hal yang ada yang bisa diketahui, difahami, dan dibenarkan

oleh manusia, maka semakin besar dan kuat iman seseorang. Sebaliknya, semakin

sediet hal yang ada yang bisaا diketahui, difahami, dan dibenarkan oleh manusia,

maka semakin kecil dan semakin lemah iman seseorang. Hal utama dan pertama

yang harus diketahui, difahami, dan dibenarkan oleh manusia adalah Allah.

Karena man؛ kepada Allah merupakan akidah pokok yang harus ada pada

manusia yang mengaku dirinya muslim. Barangkali sekema iman dan kafir bisa

diilustrasikan sebagaimana berikut:

Gb. Skema Iman

Skema di atas menggambarkan bahwa setiap relung sudut hati manusia

yang terbuka, yang dapat mengetahui, memahami obyek yang berada di

sampingnya, yaitu Ailah, malaikat, kitab, rasul, qadar, kiamat, Dzat Allah,

Sifat Allah, atau alam semesta dan yang lain-latn, maka manusia tersebut

disebut “beriman”.

18~ Tauhid

AUahMalaikatKitab RasulQadar Harikiamat DzatAllah SifatAllah AlamSemesta للك

1234537

9

dapat memahami, dapat membenarkan atau tidak dapat membenarkan terhadap

segala hal yang ada.

Semakin banyak hal yang ada yang bisa diketahui, difahami, dan dibenarkan

oleh manusia, maka semakin besar dan kuat iman seseorang. Sebaliknya, semakin

sediet hal yang ada yang bisaا diketahui, difahami, dan dibenarkan oleh manusia,

maka semakin kecil dan semakin lemah iman seseorang. Hal utama dan pertama

yang harus diketahui, difahami, dan dibenarkan oleh manusia adalah Allah.

Karena man؛ kepada Allah merupakan akidah pokok yang harus ada pada

manusia yang mengaku dirinya muslim. Barangkali sekema iman dan kafir bisa

diilustrasikan sebagaimana berikut:

Gb. Skema Iman

Skema di atas menggambarkan bahwa setiap relung sudut hati manusia

yang terbuka, yang dapat mengetahui, memahami obyek yang berada di

sampingnya, yaitu Ailah, malaikat, kitab, rasul, qadar, kiamat, Dzat Allah,

Sifat Allah, atau alam semesta dan yang lain-latn, maka manusia tersebut

disebut “beriman”.

18~ Tauhid

AUahMalaikatKitab RasulQadar Harikiamat DzatAllah SifatAllah AlamSemesta للك

1234537

9

dapat memahami, dapat membenarkan atau tidak dapat membenarkan terhadap

segala hal yang ada.

Semakin banyak hal yang ada yang bisa diketahui, difahami, dan dibenarkan

oleh manusia, maka semakin besar dan kuat iman seseorang. Sebaliknya, semakin

sediet hal yang ada yang bisaا diketahui, difahami, dan dibenarkan oleh manusia,

maka semakin kecil dan semakin lemah iman seseorang. Hal utama dan pertama

yang harus diketahui, difahami, dan dibenarkan oleh manusia adalah Allah.

Karena man؛ kepada Allah merupakan akidah pokok yang harus ada pada

manusia yang mengaku dirinya muslim. Barangkali sekema iman dan kafir bisa

diilustrasikan sebagaimana berikut:

Gb. Skema Iman

Skema di atas menggambarkan bahwa setiap relung sudut hati manusia

yang terbuka, yang dapat mengetahui, memahami obyek yang berada di

sampingnya, yaitu Ailah, malaikat, kitab, rasul, qadar, kiamat, Dzat Allah,

Sifat Allah, atau alam semesta dan yang lain-latn, maka manusia tersebut

disebut “beriman”.

18~ Tauhid

AUahMalaikatKitab RasulQadar Harikiamat DzatAllah SifatAllah AlamSemesta للك

1234537

9

Page 28: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Gb. Skema Kafir

Skema di atas menggambarkan bahwa setiap relung sudut hati manusia

yang tidak terbuka, yang tidak dapat mengetahui, tidak dapat memahami

obyek yang berada di sampingnya, yaitu Allah, malaikat, kitab, rasul, qadar,

kiamat, Dzat Allah, Sifat Allah, atau alam semesta dan yang lain- lain, maka

manusia tersebut disebut “kafir”.Demikianlah gambaran iman dan kafir seseorang yang sangat tergantung

kepada pengetahuan yang ia miliki. Artinya, seseorang akan bisa

membenarkan dan mengimani sesuatu apabila ia memiliki pengetahuan atau

ilmu tentang sesuatu tersebut. Tanpa ilmu seseorang tidak akan bisa beriman.

Fasik (al-fisq). Secara bahasa, fasik (al-fisq) berarti keluar ('al-khuruj).Sedangkan secara istilah atau syara’ adalaH keluar dari ketaatannya kepadaAllah dan rasulNya (al-khuruj ‘an thaatillah iva rusulihi).36

Al-Kisa’i menyatakan bahwa fasik (al-fusuq) adalah orang yang orang yang

keluar dari agama Allah dan cenderung melakukan maksiat. Ini seperti

fasiknya Iblis danjin terhadap perintah Allah, sebagaimana firman AJlah

berikut :

‘36Ibnu Chajar al ‘Asqaalaniy, bab mengenai fasik..

Tauhid—19

1. Allah2. Malaikat3. Kitab4. Rasul5. Qadar6. Hari kiamat7. Dzat Allah8. Sifat Allah9. Alam

Semesta dll

Tertutup, tidakmengetahui, dan tidak

membenarkan

Page 29: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

واذقلنا للملائكةاسجدوالادمفسجدوا الادم فسجدواالاابلیس كان من الجن ففسق عن آمر ربھ أفتتخذونھ 5وذریتھ أولیاء من دوني ھم لكم عدو بئس للظالمین بدلا الكھف

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:

“Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Diaadalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya, ? Patutkah

kamu mengambil dia dan mranan-turunannya sebagai pemimpin selain

daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu

sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim

Kata “fasaqo” pada ayat tersbut, dai'am kamus lisan al-’Arab, berarti berpaling

dari ketaatannya kepada Allah atau keluar dari ketaatannya kepada Allah Dan

perbuatan fasik: merupakan salah satu perbuatan y'ang dilarang oleh Allah,

sebagaimana dalam firmanNya berikut:

فيواعلمواان فیكم رسول الله لو یطیعكم في كثیر من الامرلعنتم ولكن الله حب الیكم الایمان وزینھ7:یقلو بكم وكره الیكم الكفر والفسوق والعصیان آلئك ھم الراشدون الحجرات

Artinya : Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu adaRasulullah. Kalau

ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusanbenar-benarlah kamu

akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikankamu cinta kepada

keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam

37 Ibnu Manzur, op. cit., juz ١٠ , hal. 308

20~ Tauhid

Page 30: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan

kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.

Munafik ('al-nifaq). Secara bahasa, munafik (,al-nifaq) adalah berbeda antara

apa yang ada di dalam batin dengan apa yang ada di luarnya (mukhalafatu al-

zhahir /i al-bathin).38 Sedangkan secara istilah, munafik adalab orang yang

mengaku dirinya percaya di dalam hati, tetapi sebenarnya hatinya tidak

percaya atau kafir. 3 9 Mereka menampakkan seakan dirinya percaya kepada

Allah, dan menyembunyikan kekafirannya.40

Di dalam Al-Quran disebutkan bahwa ciri-ciri orang munafik adalah suka

menyuruh orang berbuat mungkar, suka melarang orang yang berbuat ma‘ruf,tidak suka bersedekah, dan mereka cenderung lupa kepada Allah. Hal ini

sebagaimana firman Allah berikut :

بعضھم من بعض یأمرون بالمنكر وینھون عن المعروف ویقبضون والمآفناتالنأفتون67: ایدیھم نسوا الله فنسیھم ان المنا فقین ھم الفا سقون التوبة

Artinya : Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan

sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang munkar dan

melarang berbuat yang ma‘ruf dan mereka menggenggamkan tangannya.Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.

Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang f a s ik -

Sedangkan di dalam Al-Hadits ciri-ciri orang munafik adalah suka berkata

dusta, suka mengingkari janji, dan suka berkhianat. Hal ini sebagaimana sabda

Rasulullah berikut :

38Ibnu Chajar al ‘Asqalaniy, bab mengenai munafik.....39 ‘Ali bin Muchammad Al-Jurjaniy, op. cit., juz 1, hal. 298. 40؛

Qurtubiy, op. cit., , juz 8, hal. 27.

Tauhid ~21

Page 31: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

عن ابي ھریرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال آیةالمنافق ثلاث

رواه اابخارى ومسلم (اؤتمن خان اذاحدث كذب واذا وعد أخلف واذا

والترمذى والنسائ واحمدArtinya : dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda : tanda- tanda

orang munafik ada 3 (tiga), yakni jika berkata dusta, jika berjanji tidak

menepati, dan jika dipercaya malah berkhianat. (HR. Bukhori, Muslim,

Turmudzi, Nasa’i, dan Ahmad)Berdasarkan ayat dan Hadits di atas, orang-orang munafik termasuk juga

dalam kategori orang-orang fasik. Hal ini karena mereka tidak taat kepada

Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat.

Syirtk (,al-syirk). Secara bahasa, syirik ('al-syirk) berarti mencampur-

adukkan antara dua hal ('mukhalathah baina al-syarikain). Menserikatkan atau

menyekutukan Allah (asyraka billah) berarti menjadikan sesuatu selain Allah

sebagai sekutu bagi kekuasaan Allah.41؛Syirk adalah meyakini adanya banyak Tuhan (ta’addud al-alihafi). Para

ulama membagi syirik menj'،tdi beberapa macam. Di antaranya adalah

pembagian syirik berdasarkan sejarah kecenderungan kelompok masyarakat

dalam beragama, sehingga syirik dibedakan menjadi:pertama, syirik bebas

(syirku al-istiqlal), yakni syiriknya kaum Tsanawiy yang menetapkan atau

mengakui adanya dua Tuhan yang saling terpisah, yaitu Tuhan yang

menguasai kebaikan dan Tuhan yang menguasai keburukan; kedua, syirik

bagian (syirku al-tab’Ml), yakni syiriknya orang-orang Nasrani yang

menganggap Isa sebagai anak Allah; ketiga, syirik takrib (syirku al- taqriB),

yakni beribadah kepada selain Allah utuk mendekatkan diri kepada

41 Ibnu Manzur, op. cit., juz 10, hal. 448-449.

22~ Tauhid

Page 32: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah pada masa

Awal; keempat, syirik yang ikut-ikutan (syirku al-taqlid), yakni beribadah kepada

selain Allah karena ikut-ikutan terhadap orang lain, sebagaimana syiriknya

orang-orangjahiliyah pada masa akhir; kelima, syirik sebab (.syirku al-asbab),

yakni syiriknya para filosof yang menganggap bahwa kekuatan alam semesta

ini adalah wajib wujud ('wajibulwujub) dan tidak boleh tidak ada ('adam)\

keenam, syirk tujuan (syirku al-aghradt), yakni berbuat dan beranal untuk tujuan

selain Allah.42

Abu Bakar Aceh membagi Syirk dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu syirk

akbar., syirk sighar, dan syirk khafi. Syirk Akbar ialah syirk yang tidak akan pernah

diampuni oleh Tuhan, seperti menyembah, berdo’a, berkehendak danmempunyai tujuan selain Allah. Syirk Asghar adalah semua amalan dan

perbuatan yang dilakukan karena suatu maksud bukan semata-mata karena

Allah, seperti ibadah yang dilakukan karena riak, ujub, dan takabur. Syirk Khafi

adalah syirk yang hmpir tidak kelihatan dan terasa oleh manusia karena

halusnya dan tidak terasanya.43 Pembagian syirk ke dalam beberapa bentuk

tersebut mengikuti pendapat para ulama terdahulu yang didasarkan kepada Al-

Quran dan Al-Hadits, serta pendapat sahabat nabi dan tabiin.

Dalam ajaran Islam, Allah adalah Maha dalam segalanya. Maha Esa, Maha

Kuasa, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Perkasa, dan sebagainya. Allah

memiliki kekuasaan dalam menciptakan alam dan seisinya tanpa

membutuhkan bantuan yang lain. Allah juga memiliki kekuatan yang tak

terbatas, dan tidak ada kekuatan lain yang bisa menandingi dan menyamai

kekuatanNya. Seluruh kekuatan yang ada di alam semesta ini semuanya

terbatas, dan itu pun berasal dari dan diberikan oleh Allah. Untuk ini, orang

,ang menganggap ada kekuatan lain yang mampu menandingi kekuatan Allah'؛

maka orang itu dianggap menserikatkan atau menyekutukan Allah dan bisa

dikatakan “musyrik”.

42Abdul Mun’im Hifniy, op. cit., hal. 158.43Aboebakar Aceh, Sejarah Filsafat Is/am, Solo: Ramadhan1991 ؛, . hal. 124-125.

Tauhid ~23

Page 33: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB IITAUHID DZAT, SIFAT, RUBUBIYYAH, DAN

ULUHIYYAHA. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu memahami mengenai Tauhid Dzat, Sifat, Rububiyyah,

dan Uluhiyyah

B. Indikator

Mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan mengenai Dzat Allah dan pengertian Tauhid Dzat

2. Menjelaskan mengenai Sifat Allah dan pengertian Tauhid Sifat

3. Menjelaskan mengenai pengertian Tauhid Rububiyyah

4. Menjelaskan mengenai Tauhid Uluhiyyah

C. Isu Utama

1. Apa itu Dzat Allah dan pengertian Tauhid Dzat?

2. Apa itu Sifat Allah dan pengertian Tauhid Sifat?

3. Apakah Dzat Allah yang mutlak itu bisa kita ketahui, sedangkan kita

manusia adalah tidak mutlak dan terbatas?

4. Apakah Allah memiliki Dzat dan Sifat, ataukah hanya memiliki Dzat

saja?

5. Mengapa harus ada Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah?

1. Tauhid Dzat, Sifat, Rububiyyah, dan Uluhiyyah

Tauhid adalah merupakan aqidah dan keimanan, yang dengannya manusia

bisa mendapatkan kebahagiaan. Para ulama terdahulu sepakat bahwa Ilmu

Tauhid dan Ilmu Kalam adalah ilmu tentang aqidah agama dengan

menggunakan argumen-argumen yang meyakinkan yang mampu

mengantarkan manusia kepada sahnya aqidah.؛ Dengan argumen-, ' Hasan hanafi, Min al ‘Aqidah ila ٥/ Tsaurah, Mesir: Maktabah Madpoli, 1988,Jilid 1hal. 72 '■.ء Ibnu Khaldun, Muqaddimatu Ibni Khaldun, Beirut: Dar a؛ Qalam, 1984, juz ١, hal. 461.

Tauhid ~25

Page 34: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

argumen yang meyakinkan berdasarkan bukti-bukti kekuasaan Allah, baik yang

bersifat (^ur’an^ah maupun Kauniyyah, manusia diharapkan bisa men-tauhid-kan

Allah. Ini merupakan aqidah utama dan pertama yang harus ada pada setiap orang

Islam, karenanya aqidah نمن biasa disebut sebagai aqidah pokok.

Sebagaimana dikatakan oleh Hasan Hanafi, Ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam

adalah sama-sama membahas mengenai aqidah, yakni akidah Tauhid. Tema pokok

dan objek kajian dari ilmu ini adalah Dzat Allah, Sifat-sifat Allah, Perbuatan-

perbuatan Allah, Dzat Rasul dan persoalan- persoalan lainnya berkaitan dengan

penciptaan alam. Tema-tema inilah yang kemudian memunculkan istilah Tauhid

Dzat, Tauhid Sifat, Tauhid Rububiyyah, dan Tauhid Uluhiyyah.

Persoalan tentang Dzat dan Sifat Allah, telah lama menjadi perbincangan dan

perbedaan pemahaman di kalangan para ulama. Ada

yang berpendapat bahhwa Allah memiliki Dzat dan Sifat sebagaimana pendapat

ulama Salaf dan Golongan Asy’ariyah, dan ada yang berpendapat bahwa Allah

hanya memiliki Dzat saja dan tidak memiliki Sifat sebagaimana pendapat

golongan Mu’tazilah. Apa sebenarnn^a Dzat dan Sifat Allah tersebut ? Dan

bagaimana kita men-tauhid-kan Dzat dan Sifat Allah tersebut ? Untuk bisa men-

tauh؛d-kan Dzat dan Sifat Allah, jika kita mengikuti konsep tauhid yang mestinya

didahului oleh adanya ilmu, kemudian keyakinan, dan kemudian tauhid, maka

mengetahui Dzat dan Sifat Allah adalah sebuah keharusan bagi setiap orang Islam

agar supaya bisa sampai kepada men-tauhid-kan Dzat dan Sifat Ailah.

Dzat adalah sesutu itu sendiri, dan inti dari sesuatu itu. Dzat (al- clzat) lebih

umum jika dibandingkan dengan pribadi (al-syakhshu), karena dzat dikaitkan

dengan badan ('al-jism) dan yang lainnya, sedangkan pribadi (al-syakhshu) hanya

dihubungkan dengan badan {al-jism). Dzat adalah sesuatu yang berdiri sendiri,

sedangkan lawannya adalah sesuatu yang tidak berdiri sendiri (‘aradl), dan Dzat

adalah esensi, yakni hakikat

26~ Tauhid

Page 35: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

sesuatu.3 Sedangkan Dzat Allah, menurut Ibnu sina, adalah wujud Allah jtu

sendiri, dan bersifat mutlak.4 Dzat Allah, lanjut Ibnu Sina, tidak tersusun dari

pada dzat yang lain yang datang dari luar, karena Dzat Tuhan berlainan dengan

semua dzat yang ada. Dzat Tuhan tidak ada batasnya, tidak ada jenisnya, dan

tidak dapat dibagi-bagi.5

Menurut AI-Farabi, wujud dibagt menjadi 2 (dua), yaitu wujud yang wajib

dan wujud yang mungkin. Wujud yang wajib tidak mempunyai sebab bagi

wujudnya, sedangkan wujud yang mungkin mempunyai sebab bagi wujudnya.؛Sementara Ibnu Sina berpendapat bahwa wujud dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu

wujud wajib, wujud mungkin dan wujud mustahil.6 Berkaitan dengan hal ini,

Allah adalah wajib adaNya (al-wajib al-uwjud), sedangkan selain Allah adalah

mungkin adanya (mumkin al-wujud). Wajib wujud Allah tidak lah bersekum dengan

benda lain apa pun juga, karena benda yang lain dari padaNya termasuk yang

mungkin (boleh ada boleh tidak) yang merupakan hasil ciptaan dari wjibul

wujud.7

Allah adalah wajib wujud bagi DzatNya, dan sifat wujud Allah adalah wajib

dan lazim dalam DzatNya.؛؛ Segala yang wujud di dunia ini selain Allah, menurut

Al-Ghazaliy, adalah badan atau b©dy (al-jism) dan sesuatu yang tidak tetap

(‘aradl), sedangkan Allah adalah Dzat.7 Oleh karena Allah wajib wujud bagi

DzatNya (al-wajib // dzatihi), maka wujud Dzat Allah tidak boleh terhalang oleh

tidak ada (jamna’uhu al-’adam). Allah wujud karena DzatNya dan bukan karena

yang lain, dan wajib wujud

Allah adalah wajib wujud bagi DzatNya yang ddak membutuhkan sesuatu pun

selain Allah.10 Sedangkan wujudnya sesuatu selain Allah membutuhkan kepada

wujud Dzat Allah. Dengan demikian, maka Dzat Allah adalah Esa, dan tidak ada

yang menyerupainya.

3 Abdul Mun’im Hifniy, Al Mu’jam al Fa/safiy, Kaiio: Dar al Syarqiyyah, 1990, hal. 127.3 Abdurrachm^ bin Chasan al-Jabrtiy, Tarikh Ajaib al-atsarfi al-Tarajim wa al-akhbar, juz 1,

4Abu Bakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam, Solo: Butmadhani, 1991, hal. 1316 Ibid, hal 517Abu 'Bakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam, Solo: Ramadhani, 1991, hal. 1.1

5 Harun Nasudon, IslamDitinjau Dari berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Press, jilid 11, hal. 49.8Anonim, Syarchu al-Aqidah al-Thachaiviyyah, Beirut: Al-Maktab al-Islamiy, 1391 H., hal. 1389 Abu Chamid al-Ghazaliy, al-lqtishad fi al-I’tiqad, Mesir: Mushthafa al-Babiy al-Chalabiy,

Tauhid ~27

Page 36: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Allah, sebagaimana diakui dan diyakini oleh para ulama, adalah Dzat, dan

Dzat Allah adalah mudak. Persoalan yang kemudian muncul berkaitan dengan

hal ini adalah : apakah mungkin kita bisa menggambarkan Dzat Allah yang

mudak dan tak terbatas itu, sedangkan kita adalah makhluk Allah yang terbatas?

Apakah mungkin kita bisa mengetahui Dzat Allah? Apakah mungkin kita bisa

menunjuk Dzat Allah guna membenarkan Dzat Allah, dan kemudian

merealisasikan kebenaran Dzat Allah tersebut? Apakah mungkin kita bisa

memperbincangkan dan mengungkapkan dengan kata-kata tentang Dzat Allah

itu? Dan apakah mungkin kita bisa merealisasikan Dzat Allah dalam kehidupan

praktis ini? Persoalan Dzat Allah ini memang sebuah persoalan yang rumit yang

tidak mudah untuk difahami oleh manusia. Oleh karenanya para ulama Salaf

me}'aktni dan mengimani tentang Dzat Allah, serta menerima seutuhnya tanpa

mempertanyakan dan mempersoalkannya (bila kaifa). Mereka menganggap

bahwa jika kita mepertanyakan seperti apa Dzat Allah, maka hal ini justru akan

membingungkan dan cenderung akan menjadikan manusia kut'ur.

]ika kita memperbincangkan mengenai Dzat Allah, maka secara implisit

telah memunculkan pertentangan di dalamnya. Karena sesungguhnya Dzat Allah

adalah mutlak, sedangkan ilmu pengetahuan — sesuai dengan tabiatnya, tema-

temanya, metodenya, dan tujuannya —, jika memperbincangkan Dzat Allah,

adalah sebuah upaya untuk menarik sesuatu yang mutlak, yakni Dzat Allah, ke

dalam sesuatu yang terbatas (nisbi). Hal ini karena Dzat Allah sebagai fenomena

yang mutlak' dan

•322.1, hal/؛ ٧,al Arabiyا'؛داالاrut: Dar al،;،} ؛,bn Ali aljurjani, AITa’rifat ؛Muhammad٠٠

28~ Tauhid

Page 37: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

tidak dibatasi oleh ruang dan waktu itu,dalam konteks ilmu pengetahuan, harus

ditarik ke dalam sebuah fenomena yang khusus dan terbatas, serta terbatasi oleh

ruang dan waktu, yaitu ilmu pengetahuan. Pengetahuan atau mengetahui, berarti

pembatasan terhadap sebuah fernomena dalam sebuah realitas tertentu, sehingga

fenomena tersebut dapat dikuasai dan difahami, baik melalui cara praktis atau

melalui penelitian, atau dengan cara membedakan antara satu fenomena dengan

fenomena yang lain dalam sebuah realitas tertentu. Dan pengetahuan, berkaitan

dengan hal ini, membutuhkan bukti-bukti.11

Allah adalah mutlak, baik Dzat maupun sifatNya. Sebagai tema dan objek

pengetahuan, Dzat dan Sifat Allah tidaklah tampak dalam realitas, dan tidak bisa

dibedakan dengan yang lainnya, dalam berbagai realitas yang ada di dunia ini.

Dengan demikian, bagaimana mungkin Dzat Allah yang tidak terbatas (al-kulliy)

bisa menjadi terbatas I'juziy)? Dan bagaimana mungkin bagi akal manuisa yang

terbatas ( ‘aqlu al-itisan al-nisbiy) — dengan berbagai kehidupanya yang terbatas, juga

pengetahuannya, kemaslahatannya, keinginannya, kesenangannya,

kecenderungannya, dan semua keadaan manusia yang serba terbatas ini - mampu

menetapkan dan memahami Dzat Allah yang mutlak dan tidak pernah mati, yang

tidak bisa dibatasi oleh akal dan pengetahuan? Memang, akal manusia memiliki

keistimewaan dengan berbagai sifat mampunya untuk mengetahui, intuisi

manusia mampu mengetahui berbagai kebenaran yang mungkin tak terbantahkan,

dan mekanisme akal manusia bersifat umum, mutlak dan menyeluruh, akan tetapi

bagimanapun juga akal manusia tetap berada dalam sebuah lingkungan tertentu,

yang pemilik akal, yakni

11 Para ulama mendefinisikan ilmu sebagai “memahami sesuatu secara yakin sesuai denganrealitas yang ada baik dalam bentuk deskripsi ataupun keyakinan”. Bagi para mutakalhmin tidak لءههyang lain dalam ilmu kecuali untuk mencapai kepada sebuah keyakinan. Setiap ilmu harus mencakuptiga hal yaitu : tema, masalah (yang mencakup ء dalamnya teori) dan prinsip-prinsip (yang mencakupdi dalamnya cara atau metode). (Muhammad ibn Ali al Jurjani, Al Ta’rifat, beiut: Dar al Kutub alArabiy, juz 1, hal. 199, dan Abdul Mun’im Hifniy, op. cit., hal. 214-215).

Tauhid ~29

Page 38: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

manusia, juga memiliki temperamen tertentu, yang sangat terkait dan tergantung

pada keinginan-keinginan ؛، an perasaannya, yang juga sangat terkait dengan

kemaslahatan-kemaslahatannya, baik khusus ataupun umum. Karena keterbatasan

akal dan kemampuan manusia untuk mengetahui i n i l a h yang telah menjadikan

para ulama terdahulu untuk tidak membahas Dzat Allah secara langsung, akan

tetapi mereka membahasnya dengan cara lain, yakni menggunakan konsep-

konsep seperti “esensi” (al-jauhar) dan “bukan esensi” (al-’aradl).Meski demikian, Dzat Allah, sesuai dengan pengertianya yang mutlak dan tak

terbatas, adalah sesuatu yang tidak berada dalam ruang dan waktu. Sedangkan

pengetahuan (‘ilmu) hanya untuk tema-tema atau objek- objek yang nyata. Jika

tidak, maka gambaran pengetahuan ؛ااا؛لا؛آاآ sebuah gambaran yang kosong dan

tidak nyata. Karena Dzat Allah adalah mutlak dan tak terbatas, tidak berada

dalam ruang dan waktu, serta tidak berada dalam realitas tertentu, maka

menggambarkan dzat Allah hanyalah bisa dengan menggunakan bahasa manusia.

Namun persoalan yang muncul kemudian adalah bagaimana mungkin bahasa

manusia yang terbatas (nisbiy) ini bisa menggambarkan dan mengungkapkan

Dzat Allah yang mutlak? Jika memang demikian, maka apapun studi tentang

“Allah”, karena menggunakan bahasa manusia, maka tidak bisa tidak akan beradadalam kerangka “personifikasi” (,tasjkbish'). al ini karena kita tidak mungkin؛؛

،memperbincangkan “Allah” kecuali dengan menggunakan bahasa manusia,

dengan berbagai bentuk usaha yang bersifat manusiawi, dan menggunakan

perasaan yang juga bersifat manusiawi.

Jika demikian, maka deskripsi tentang Allah bahwa Dia adalah Sang

Pencipta, dan bahwa Dia memilik Dzat dan Sifat, adalah deskripsi yang bersifat

manusiawi. Dengan demikian, perbincangan tentang Allah, hanya bisa dilakukan

dengan melalui cara imajinasi dan deskripsi artistik sebagaimana juga dilakukan

oleh Para ulama terdahulu. Dan apa yang ada di hadapan manusia, jika ia ingin

membicarakan tentang Dzat Allah,

30~ Tauhid

Page 39: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

maka ia hanya bisa melalui cara menyerupakan (al-tasybih) dan analogi (al-qiyas)• Menyerupakan dengan dirinya, dan menganalogikan dengan alamsemesta. Akhirnya segala perbincangan mengenai .\llah, sepertimemperbincangkan tentang dirinya. Manusia berimajinasi memperbincangkanAllah sebagaimana ia memperincangkan tentang dirinya.

Ibnu Sina berpendapat:

a. sifat-sifat Tuhan adalah lengkap, dan sen^ua sifat-sifat Tuhan merupakan inti

zat Tuhan itu sendiri. ( Abu Bakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam, Solo:

Ramadhan1991 ؛, , hal.31)

b. sifat wujud Allah memiliki kedudukan yang terpenting di atas segala sifat lain,

walaupun esensinya lain.

b. Esensi (zat) terdapat dalam akal, sedangkan wujud terdapat مم، luar akal.

Wujud lah yang membuat tiap esensi yang ada dalam akal mempunyai

kenyataan di luar akal. Tanpa wujud, esensi tidak besar artinya. Oleh karena

pendapatnya itu lah Ibnu Sina dianggap sebagai dari aliran existensialisme

(wujudiyah). (Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta :

Bulan Bintang, 1973, hal. 39).

Al Ma’ali:a. Allah tidak tergantung dengan ciptaanNya, dan tidak pula ciptaanNya itu

tergabung dengan zatNya, tetapi pada ciptaanNya itu ada ZatNya. (Abu

Bakar Aceh, Sejarah Filsafat Islam, $olo: Ramadhani, 1991, hal. 126).

Tauhid— 31

Page 40: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Al Farabi:

a. segala yang ada memancar dari zat Tuhan melalui akal yang berjumlah

sepuluh.

b. wujud dibagi menjadi 2 (dua), yaitu wujud yang wajib dan wujud yang

mungkin. Wujud yang wajib tidak mempunyai sebab bagi wujudnya,

sedangkan wujud yang mungkin mempunyai sebab bagi wujudnya. (Harun

Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta : UI Press, jilid II, hal.

49).

Ibnu Sina:

a. wujud dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu wujud wajib, wujud mungkin dan

wujud mustahil. (Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya,

Jakarta : UI Press, jilid II, hal. 51). إb. wajibul wujud tidak lah bersekutu dengan benda lain apa pun juga, karena

benda yang lain dari padaNya termasuk yang mungkin (boleh ada boleh

tidak) yang merupakan hasil ciptaan dari wjibul wujud. (Abu Bakar Aceh,

Sejarah Filsafat Islam, Solo: Ramadhani, 1991, hal. 131).

32~ Tauhid

Page 41: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB IIIHAL-HAL YANG MENGOTORI AQIDAH DAN

HUBUNGAN ANTARA IMAN, ISLAM, DANIHSAN

A. Kompetensi Dasaf

Mahasiswa mampu memahami hal-hal yang mengotori Aqidah, dan

mampu memahami hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan

B. Indikator

Mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan mengenai hal-hal yang mengotori Aqidah dan

menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa mengotori

aqidah

2. Menjelaskan apa itu iman, islam, dan ihsan.

3. Posisi Iman, Islam, dan Ihsan

4. Hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan

C. 1su Utama

1. Apakah aqidah bisa kotor ?

2. Yang kotor itu aqidah ataukah hati yang merupakan tempat aqidah ،berada ?

3. Apa sajakah hal-hal yang bisa mengotori aqidah ?

4. Apakah Tauhid hanya terkait dengan Tuhan, ataukah juga terkait

dengan yang lain ?

1. Hal-hal yang mengotori AqidahSecara etimologis, “tauhid’ berasal dari kata توحیدا- یوحد - وحد ، ”

yang berarti “menjadikannya esa”1men-tauhid-k'an Allah (tauhidilldh)

berarti menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah itu Esa

1 Syarchu Kitab al-Tauchid, Juz ١, hal. 1.

Tauhid ~33

Page 42: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

berarti ilmu yang membahas mengenai bagaimanaTauhid "Sedangkan Ilmu

itucara mengetahui, menjadikan, mengakui, dan meyakini bahwa Allah

Esa.

34~ Tauhid

Page 43: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Secara terminologis, banyak ulama yang mendefinisikan mengenai

Ilmu Tauhid, di antaranya adalah:

a. al-Syahrastani mendefinisikan Ilmu Tauhid sebagai ilmu yang membicarakan

tentang kepercayaan tentang wujud Tuhan Yang Esa, Yang tidak ada sekutu

bagiNya, baik zat, sifat maupun '

Yang mengutus utusan-utusan untuk memberi petunjuk kepada alam dan manusia

kepada jalan kebaikan, Yang meminta pertanggung jawaban seseorang di akhirat

dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya.

b. Muhammad Abduh menyatakan bahwa Ilmu Tauhid adalah ilmu yang

membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifat

yang boleh ada padaNya, sifat-sifat yang ddak boleh ada padaNya, membicarakan

tentang Rasul-rasul untuk menetapkan keutusan mereka, dan sifat-sifat yeng boleh

dipertautkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada

mereka.

Tauhid ~35

Page 44: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Ilmu Kalamfokus pembicaraannya tentang firman Tuhan (kalam Allah), apakahhal itu azali atau non azali.berdasarkan dalil-dalil akal pikiran (aqli).membuktian kepercayaan-kepercayaan agama dengan logika dan filsafat-membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan

(Agama Islam) dengan bukti-bukti yang yakin, untuk itu ilmu kalam dikatakan

sebagai metode berfikir (manhaj al- tafkir), dengan demikian ilmu kalam juga

disebut mantiq agama (Hasan Hanafi).

ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan- kepercayaan iman

dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang

menyeleweng dari kepercayaan- kepercayaan aliran golongan salaf dan ah،u Sunnah.

(Ibnu Khaldun). Teologi Islam

“Theology” berasal dart kata “theos” yang berarti “Tuhan” dan “logos” yang

berarti “ilmu” (science, study, discourse). Jadi “theology” berarti “ilmu tentangTuhan” atau “ilmu Ketuhanan”.Teologi membahas tentang ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Ajaran-ajaran

dasar tersebut juga disebut ‘Aqa’id, credos atau keyakinan-keyakinan.

Ilmu Aqaid

fokus pembicaraannya tentang kepercayaan atau keimanan atau credos.

Usuluddin

tentang dasar-dasar kepercayaan Agama.

dasar-dasar nalar yang bisa mengantarkan manusia untuk membangun aqidahnya di

dalam akal pikirannya. Karena fondasi dasar agama itu terletak pada aqidah

(kepercayaan), dan fondasi aqidah itu terletak pada akal atau nalar.

36~ Tauhid

Page 45: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Tauhid ~37

Page 46: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB IVKONSEP “TAQDIR” DALAM PENINGKATAN MUTU

SUMBER DAYA MANUSIA DAN HUBUNGAN ANTARAAKAL DAN WAHYU

A. Kompetensi DasarMahasiswa mampu memahami konsep “taqdir” dalam peningkatan mutu sumber

daya manusia, hubungan antara Akal dan Wahyu

B. Indikator

Mahasiswa dapat:

1. Pengertian Taqdir

2. Konsep “taqdir” dalam peningkatan mutu sumber daya manusia

3. Pengertian “akal” dan “wahyu”4. Hubungan antara akal dan wahyu

C. Isu Utama1. Apa pengertian Takdir ?

2. Bagaimana manusia menyikapi Takdir ?

3. Apakah manusia bisa merubah atau mengantisipasi Takdirnya ?

4. Apa pengertian akal dan dan wahyu ?

5. apakah fungsi akal dan wahyu ?

6. Apakah manusia bisa mengetahui Tuhan dengan akalnya, atau dengan wahyu ?

1. Konsep “taqdir” daiam Peningkatan Mutu Sumber DayaManusiaPercaya atau iman terhadap “takdir” Tuhan merupakan salah satu rukun iman yang

harus dipercayai oleh setiap orang yang mengaku dirinya Islam. Namun mempercayai

“takdir” Tuhan masih menyisakan berbagai persoalan pemahaman yang rumit, karenakeberadaannya yang bersifat

Tauhid ~39

Page 47: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

gaib, abstrak, dan tidak mudah dipahami oleh nalar manusia, sebagaimana rukun-

rukun iman yang lain.1 Problem kegaiban dan keabstrakan dari keenam rukun iman

kemudian memunculkan berbagai problem “pemahaman” bagi manusia terhadap yanggaib, termasuk di dalamnya pemahaman mengenai “takdir” Tuhan.

Percaya terhadap “takdir” Tuhan mengandaikan adanya sebuah proses yang

menyangkut dua hal penting, yaitu pertama, adanya sebuah aktivi tas manusia yang

dinamakan “percaya” atau iman 2, dan kedua, pemahaman mengenai “takdir” sebagaisesuatu yang harus dipahami dan dipercayai. Jadi, adanya aktivitas “percaya”mengandaikan adanya aktivitas yang mendahuluinya yaitu “memahami” takdir.

Takdir3 telah lama menjadi wacana4 dan akan selalu menjadi wacana, paling tidak

selama manusia masih berbicara tentang teologi Islam atau -ilmu Kalam, karena takdir

berkaitan erat dengan Tuhan dan manusia

1Allah Yang ^lah ، ؛ Esa, misalnya, bersifat gaib dan abstrak. Malaikat-malaikat Allah juga bersifatgaib dan abstrak. Rasul-rasul Allah semuanya sudah mcninggal sehingga bersifat gaib dan abstrak.Keempat kitab Allah yang diturunkan kepada para nabiNya juga bersifat gaib dan abstrak dan hanya satuyang nampak nyata yaitu al Quran, itupun memunculkan berbagai macam penafsiran yang akhirnyamemunculkan pemahaman yang berbeda-beda. Hari kiamat juga semakin gaib dan abstrak karena belumterjadi.

2Iman dalam bahasa Arab berarti؛ “al Tashdiq “ yang berarti “membenarkan” dalam had. Dalamkonteks berfikir ilmiyah, seseorang bisa “membenarkan” sesuatu jika ia bisa “menyakini” sesuatu itu, danseseorang bisa meyakini sesuato jika ia bisa “memaham؛i sesuatu itu, dan seseorang bisa memahamisesuata kalau ia memiliki atau menggunakan “cara arau metode” untuk memahaminya yaitu “ilmu”. Paraulama mendefinisikan ilmu sebagai “memahami sesutu sesuai dengan realitas yang ada baik dalam bentukdeskripsi ataupun keyakinan”, dan bagi para mutakallimin tidak ada yang lain dalam ilmu kecuali untukmencapai kepada sebuah keyakinan. Setiap ilmu harus mencakup tiga hal yaitu : tema, masalah (yangmencakup di dalamnya teori) dan prinsip-prinsip (yang mencakup di dalamnya cara atau metode).(Muhammad ,bn Ali al Jurjani؛ Al Ta’rifat, Beirut: Dar al Kutub al ‘Arabiy, juz 1, hal. 199, dan AbdulMun’im Hifniy, Al Mu’jam al Falsajiy, Kairo: Dar al Syarqiyyah, 1990, hal. 214-215).

3Di dalam pembahasan ؛ط istilah “takdir” digunakan sebagai padanan kata “qadar” dalam bahasa Arab,karena dalam bahasa Indonesia hampir tidak dibedakan antara “takdir” dan “qadar” yang dalam bahasaArab sebenarnya sedikit memiliki perbedaan.

4Di dalam wacana ' pengertian mengisolasi (membatasi), mendefinisikan, danmemproduksi objek pengetahuan (Dony Garhal Adian, Menabur Kuasa Menuai Wacana, dalamBasis no. 01—02, Tahun ke-51, Januari—Pebruari 2002, hal. 44).

40~ Tauhid

Page 48: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dan menjadi bagian penting dalam perbincangan dalam Ilmu Kalam. Wacana tentang

takdir telah memunculkan definisi yang beragam5, dan juga pemahaman yang saling

bertentangan. Hal ini nampak pada pendapat para ulama mengenai takdir Tuhan yang

dipahaminya sebagai ketetapan Tuhan yang saling berlawanan, y aim bisa berubah dan

tidak bisa berubah6, bersifat azali dan tidak azali7, dan apakah manusia bebas atau

tidak bebas dalam perbuatannya.8 Takdir juga dipahami sebagai rahasia Tuhan- dibagi

Tauhid ~41

siperpus2
Typewritten text
'Abu Harutah: takdir adnlah "ketctapan AUah atas segaln rnakhluknya yang mcricakup baik buruknya" (Hasan Hanafi, i'vJill a/ :Atjidah ila 01 Tsourab, Mesir: Maktabah Madpoli, J 98H,Jilid 3, hal93). AI Asy'an; "keterapan Allah pada semua makhluk, yang mcncakup baik buruk, pahit gedt, dan manfaat madlarar' (AI Asyany, Ai lbiinobji UshNlol Dtyol/bh, Kairo: AI ~[uniriyyah, ct., hal. 9), "sebuah kekuatan butn yang mengukur dan menetapkan hal-hal yang tidak dapar dikcndalikanoleh manusia, tcrutama yang berkairan dcngan kclahiran, rizki, dan man" (Fazlur Rahman, Ttf/loPokokAlQJlroll, Bandung; Pustaka, 1983, hal, 19), "ukuran, kerenruan, kernampuan dan kepastian" (M.. Quraish Shihab, Mt'!]illgkop Tobir flohi, jakarta: Lenrcra Hati, 1999, hal 314-320), dan meliputi SCfnU!! pcristiwa yang tesjadi di alam mya yang dati sisi kejadiannya dalam kadar dan ukuran tertenru pada tempat rerrenru dan waktu terrenru (M. Quraish Shibab, 117uUfosnnAI Qllron: Tofsir MOlld11l°i alas Ptlbogni Persoalan Umat, Bandung: Mizan, 2000. hal. 59). "Berdasarkan berubnh tidaknya, takdir dibagi menjadi dua : 1. Toqdlr T-Iolonti (defillilif atau path). yairu takdir yang tidnk bisa berubah, 2. Taqdir Choint Hatasti (1I1J1l do/i1!llifatllu lidak pOJh). yallu takdir yang masih bisa bcrubah. (Murtsdlo Munhohari, MOllusio dan Toqdinooo. Jakarta: Basne Press, 1991, hal. 50·53), dan I. Mllbrof?f, dan 2. Gboir» !lllIbrr"". (AI Alusiy, RJillll1Mo'onfy (fTt![slri olQllr'ani 0/ ~~flJ UfO01soll'i 01 nlolsiin{J. Beirut: Dar lhya' al Turats al fuabiy, tt••juz 22, hal. 117), dan juga 1. MIIsl!JJ0r, yaitu kctctapan Allah pada manusia dan rnakhluk lainnya yang manusia dan makhluk lain ito adak memiliki kebebasan unruk mcnolak atau merubahnya. Sepeni warna kulit, jenis kelarnin, dan beatuk tubuh. 2. MIIkhq:uor, kcretapan Allah pada manusia yang manusia bebas untuk memilihnya. (Ilyas Yunahar, JVtliohAqidah Lrlo"" Yogyakarta: LPPI UMY, 1998, hal. 183). 1Para Ulama (Abu Hanifah, AI Asy'wy, A1 Baqilaniy, AI JucjnJl~y) mengakui tenrang ke azaIi-an takdir (Hasan Hanafi, Op. Gt., hal 89), tetapi di sID lain juga mengakui adanya takdir pada saar manusia diciptakan eli dalam kanduogan sebagaimana tcrtera dalam hadits nabi saw (AI Afy'oriy, Op. Cil., hal. 62). Hal ici menjadikan seakan-akan rakdir Allah iru baru dan bukan nali. *Pcrdebat:ln para ulama rentang takdir yang rerkait dengan perbuatan manusia, relah lOemunculkan dua kclompok besar dalam iImu kalam, yaitu Joboriyoh yang menyatakan bahwa semua perbuaran manusia relah diciprakan oleh Allah dan Qadoriyoh yang menyatakan ahwa Planus:ia memiliki kebebasan dalam perbuatannya, dan juga kelornpok MII'lo!{ilob dan Ary'orioh. "Takdir dianggap sebagai rahnsia Allah yang harus direrima begiN saja: oleh manusi.'1dan, rnanusia tidak akan mampu mengctahuinya karena ketcrbatasan ilmu manusia (Muhammad ~bdul J\zim AI Zarq4niy. MOJliJbilol 'lrla"fl 'UIO", 01Qllroll, Beirut: Dar al Fik.; 1412 H., iu? 2, Ilal. 32, dan t\bdurrahman bin Kama! Jalaludin AJ SuyUtiy. AI Dur (II MalllsOr, Beirut: Dar al r:tkr, 1993, juz 5, hal. 623, dan AI AJusiy, Op. 01., juz 13, hal. 22), bnhknn nabi dan msul pun ~uak mampu mengclahui rnhasia (akdit AJIah (al 'Asqal:iniy, r'Olh" (II Darfy jF Syorhi Shohih 01 NklJ,in_" AJ Mathba'ah al Salafiah \Va Makubariha, n., dalam syarah mCllgenai qadar Allah).
Page 49: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

menjadi bertingkat-tingkat10, dan dibedakan dengan “qadla”11. Apakah memang

demikian itu takdir Tuhan?

Berdasarkan pada uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

tulisan ini adalah: Apa sebenarnya takdir itu? Apakah takdir itu tidak bisa berubah,

bisa berubah atau justru terus berubah? Bagaimana ke-azalia-an takdir itu? Apakah

kalau takdir itu rahasia tidak bisa atau tidak boleh diungkap oleh manusia? Apakah

takdir itu bertingkat-tingkat? Bagaimana sebenarnya kaitan takdir dengan perbuatan

manusia? Apakah “takdir” dan “qadla” itu berbeda ataukah sama? P«soalan-

persoalan ini menjadi pembahasan dalam tulisan ini.

2. Makna dan Kebenaran “Takdir” Allah a. Takdir danBahasa.

Berbieara mengenai “takdir” berarti berbicara mengenai pengetahuan, . yaitu “takdir”itu sendiri. Takdir ada dan diakui kebenarannya oleh Manusia berdasarkan informasi

yang datang dari Allah (wahyu) dalam bentuk Al Quran maupun Ha،hts. Wahyu

diturunkan oleh Allah kepada

10Berdasarkan waktu terjadinya, takdir dibagi menjadi : 1. Takdir Azalii, yang meliputi segala sesuatusebelum Allah menciptakan bumi dan langit, yaitu takdir Allah setelah menciptakan Qolam. 2. Takdir Umri, yangmeliputi segala yang ter£ait dengan manusia seperti umur, rizki, bahagia, susah, dan mati, yaitu takdir ketikaAllah menciptakan manusia dalam rahim. 3. Takdir Hauli atau Samawi' yang terkait dengan malam lailatul Qadar,yaitu takdir Allah yang ditetapkan setiap tahun pada malam Lailatul Qadar. 4. Takdir Yaumi, yaitu takdir Allahsetiap hari yang terkait dengan semua peristiwa. (Syaikh Hamid ؛أ(اا Ahmad Al Hakamiy, Kunci Akidah Islam,Bandung: Pustaka Mantiq, 1995, hal. 193), dan berdasarkan urutan ketetapannya menjadi : 1. Ilmu, yaitu takdiryang terkait dengan ilmu Allah Yang Maha Mengetahui apa yang terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. 2.Kitabah, yaitu takdir Allah terhadap segala sesuatu yang tertulis di Lauhil Mahfudz. .3. Musji’ah, yaitu takdir Allahyang terkait dengan segala sesuatu yang terjadi di langit dan di bumi, yang semuanya terjadi atas kehendakNya.4. Khalq, yaitu Takdir Allah yang terkait dengan kekuasaanNya untuk mencipta segala sesuatu. (Ilyas YunaharOp Cit., hal. 183).

11Pada umumnya, para ulama 'membedakan antaraqadladanqadar.Qadlasebagai ketetapanAllah sejak zaman azali dan bersifat global atau ijmdliy, sedangkan qadar sebagai realisasi dari ketetapan Allahsesuai kehendaknya dan bersifat rinci tafsiliy (Al Alusiy, op.Cit., juz 7, hal. 191). Qadar mengikuti qadla {Ibid, juz13, hal. 22), qadla berada pada posisi asas atau al asas, sedangkan qadar berada dalam posisi bangunannya atau al-bina (Hasan Hanafi, op.Cit., hal. 87),tetapi ada pula ulama yang menganggap sama dan tidak membedakan antara qadla dan qadar (Al Qurtubiy,Al]dmi’ li Ahkdm al Qur’an, Cairo: Dar al Sya’bi, 1372 H., juz 8, hal. 160).

42~ Tauhid

Page 50: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Rasulullah dalam bentuk bahasa Arab, sebagai bahasa yang dipilih oleh Allah untuk

memahamkan kepada manusia tentang makna dan kebenaran takdir Allah. Oleh

karenanya jika kita berbicara mengenai takdir, maka kita juga harus menelusuri makna

takdir dalam bahasa Arab. Namun demikian, untuk sampai kepada makna dan pesan

yang dikandung oleh bahasa bukanlah sesuatu yang mudah, dan seringkali kita

menghadapi persoalan-persoalan tertentu.

Dalam konteks semiotika, bahasa adalah tanda. Adanya “tanda” mengharuskanadanya “sesuatu yang ditandai”. Kedua hal ini disebut sebagai “signified dan

“signifianTujuan dar ؛adanya tanda, menurut $aussure, ada!ah perwujudan ide-ide.12

Menurut Saussure, tanda atau lambang bahasa tidak langsung merujuk atau mewakili

sebuah benda, melainkan dihubungkan oleh “konsep-konsep”.13

Berangkat dari persoalan di atas, Foucault berpendapat bahwa bahasa memiliki

problem serius di dalam pemahamannya. Artinya, antara “kata” sebagai tanda dan“sesuatu” yang ditandainya terkandung persoalan- persoalan yang bisa dipertanyakan,

yang jika semua ini direlasikan akan membentuk makna.14 Untuk ini, Foucault

menyatakan bahwa kalau di masa lampau bahasa dianggap sebagai representasi dari

sesuatu, maka di masa kini bahasa tidak lagi dianggap sebagai representasi sesuatu,

akan tetapi bahasa adalah obyek dengan daya-daya tersembunyi yang mengarah pada

apa yang bisa dikatakan, dan bahasa menyediakan kesahihan internalnya. Bahasa

memilik ؛Fungsi dan kekuatan untuk merepresentasikan pemikiran, yang mencakup

semua tatanan yang mungkin yang mengatur bahasa, individu, alam, dan manusia.' ؛Jika demikian, berdasarkan pemahaman kebahasaan ini, takdir ridak saja

'

12Sally؛ pattinasarany. Dasar-dasar Semiotika, Jakarta: P3B؛ Dekdikbud, 1996, hal. 30.13 Ibid, hal 18

14Michel Fouucault, op. Cit., hal. 27.15Karlina Leksono, op. Cit., hal. 26.

Tauhid ~43

Page 51: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

memiliki makna dan dipahami seperti apa yang nampak dalam bahasa “takdir”, akantetapi juga harus dimaknai dan dipahami dengan cara mengungkap hal-hal yang

tersembunyi jauh di dalam bahasa “takdir”, dan juga realitas-realitas yang metniliki

keterkaitan erat dengan takdir, yang kesemuanya berelasi membangun pegetahuan dan

makna takdir, b. Problem memahami Takdir Allah.

Selama ini, para ulama memahami takdir sebagai ketetapan Allah yang bersifat

azali, akan tetapi disisi lain mereka juga mengakui adanya takdir pada saat manusia

diciptakan di dalam kandungan (berkaitan dengan umur, rizki, ajal, bahagia, susah bagi

manusia), yang mengandung arti hadits atau baru dan bukan azali, sebuah pemahaman

yang bertentangan dengan pemahaman yang pertama. Takdir juga dibagi menjadi dua

hal yang saling berlawanan (binary oposition), yaitu tetap (mubram, hatami, dan musayyar)

dan berubah (ghairu mubram atau mu’allaq, ghoiru hatami, dan mukhayyar). Hal ini

mengandaikan adanya sesuatu - di dunia ini - yang hendak bisa berubah di satu sisi,

tetapi di sisi lain ada sesuatu yang bisa berubah. Padahal segala sesuatu yang ada di

dunia ini saling pengaruh mempengaruhi dan akan hancur, yang ini berarti segala

sesuatu itu bisa berubah dan akan selalu berubah hingga sampai pada kehancurannya.

Di samping itu, takdir Allah juga dibagi menjadi beberapa tingkatan, seperti azali,

tsanawi atau hauli, ‘umri, yaumi, yang kalau hal ini ada, maka mestinya juga ada takdir

syahri (bulanan), usbu’i (mingguan), saati (per jam), dan daqiqi (per detik), dan juga ilmi,

kitabi atau kitabah, musyiak dan khalqi, yang kalau hal ini juga ada, maka seakan-akan

ada takdir yang ghairu ilmi, ghairu kitabi, ghairu musyiah, dan ghairu khalqi, padahal takdir

Allah itu terkait dengan segala sesuatu yang kesemuanya diketahui, ditulis,

dikehendaki dan diciptakan oleh Allah. Semua takdir Allah juga dianggap dan

dipahami sebagai rahasia Allah. Rahasia bagi Allah atau rahasia bagi makhluk Allah

yang di dalamnya termasuk manusia? Kalau

44~ Tauhid

Page 52: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

rahasia bagi Allah, maka hal ini tidak mungkin, karena Allah memiliki sifat alim

sehingga tidak satu pun sesuatu atau peristiwa yang tidak diketahui oleh Allah, yang

hal ini juga diakui oleh para ulama. Kalau rahasia bagi manusia, dan manusia tidak bisa

dan tidak boleh menyingkap rahasia tersebut, maka hal iniا bertentangan dengan

kehendak Allah yang memerintahkan manusia untuk memperhatikan, berftkir dan

bernalar tentang segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.'16 Pada realitasnya, pada

epos sejarah tertentu, “sesuatu” menjadi rahasia bagi manusia, tetapi pada epos sejarahyang lain tidak lagi menjadi rahasia bagi manusia, karena manusia sudah mampu

menyingkap dan memahaminya. Sebagai contoh : ruang angkasa, matahari, bintang,

unsur-unsur kimia dan ciri-ciri genetika yang dulu rahasia bagi manusia, berkat

kemajuan sains dan teknologi yang dikembangkan manusia, sekarang sudah tidak

menjadi rahasia lagi. Semua ini merupakan bagian dari sekian banyak takdir Allah di

alam semesta.

Persoalan lain yang berkaitan dengan pemahaman takdir Allah adalah perbuatan

manusia dan perbedaan antara qadla (berstfat ijmali dan sebagai asas) dan qadar (bersifat

tafshili atau juzi dari qadla dan sebagai bina). Kalau semua perbuatan manusia sudah

diciptakan oleh Allah sebagaimana pendapat golongan Jabariah, maka hal ini berarti

bahwa perbuatan manusia (detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam dan

tahun demi tahun) sejak masih di dalam kandungan sampai ia meninggal sudah

diciptakan oleh Allah, dan hal ini juga menafikan keberadaan manusia yang berada

dalam pengaruh ruang dan waktu. Sebaliknya, kalau manusia memiliki kekuatan dan

kekuasaan untuk menciptakan perbuatannya sebagaimana pendapat golongan Qadariah,

16 Banyak sekali perintah Allah kepada manusia untuk memperhatikan, mengamati dan berfikir tentangalam semesta. Di antaranya dengan menggunakan kata “ كیف ” dalam Qs. 29: 20-, Qs. 88: 17-20, dan kata“ تبصرون, تتفكرون, تعلمون ” dalam Qs. 23: 80, Qs. 2: 219,266, Qs• 6: 50, dan Qs. 51: 21.

Tauhid ~45

Page 53: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

hal ini terkesan dan terbatas pada saat manusia sudah dewasa )aqil ,baligh) yang sudah

mampu dan bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Bagaimana halnya

dengan anak yang masih kecil atau masih dalam kandungan sekalipun, apakah ia tidak

memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk menciptakan perbuatannya? Bahkan, di

dalam realitasnya, banyak anak kecil yang berbuat baik, dan banyak pula yang berbuat

jahat, yang semua ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Di sampingitu, karena

qadla dan qadar Allah terkait dengan segala sesuatu, termasuk di dalamnya perbuatan

manusia, mana perbuatan manusia yang berupa qadla dan mana pula yang berupa

qadar? Mana pula perbuatan manusia yang bersifat ijmali dan mana pula yang bersifat

tafshiy? Mana pula sesuatu di dunia ini yang bersifat qadla dan mana pula yang bersifat

qadar? Semua ini masih menjadi problem di dalam memahami takdir Allah.

Namun demikian, pendapat para ulama tentang qadla dan qadar tersebut bukan

sesuatu yang salah, tetapi merupakan kebenaran takdir pada epos sejarah saat itu.

Hanya saja, pemahaman mereka itu hanya dibangun atas dua hal yaitu Al Quran

dan Hadus sebagai ayat-ayat Allah yang tertulis, dan tidak atau kurang

menyertakan ayat-ayat Allah yang bersifat kauniyah dan penemuan-penemuan

ilmiah yang berkaitan dengannya, yang memiliki peran yang besar di dalam

membangun pemahaman tentang takdirMlah dan maknanya.c. Makna Takdir Allah.

Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini ciptakan oleh Allah danterkait dengan takdirNya. Seperti firman Allah :

46 ~ Tauhid

Page 54: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Segala sesuatu di alam semesta, yang diciptakan dan ditakdirkan oleh Allah,

tidaklah berdiri sendiri-sendiri, namun semuanya ada dalam bentuk “bangunan besar’alam semesta yang dalam istilah Marx disebut “super struktur". Bangunan besar alam

semesta ini dibangun oleh bangunan- bangunan di bawahnya yang saling berelasi

membangun bangunan besar alam semesta. Setiap bangunan yang membangun

bangunan besar alam semesta ini dibangun oleh unsur-unsur yang membangunnya,

begitu seterusnya sampai pada unsur-unsur terkecil yang begitu banyak dan tak

terhitung, yang kesemuanya berelasi dan berjalin menjadi satu membangun bangunan

besar alam semesta. Ini berarti bahwa semua yang ada di alam semesta ini saling

berpengaruh satu sama yang lainnya. Kemudian, apa takdir itu dan bagaimana

kaitannya dengan segala sesuatu di alam semesta ini?

Untuk menjawab persoalan ini, pembahasan makna takdir akan dimulai dari sisi

bahasa, yang kemudian direlasikan dengan pemahaman- pemahaman takdir yang

termuat di dalam Al Quran dan Hadits, pendapat para ulama, dan yang juga tidak kalah

penting adalah penemuan- penemuan Imiah di bidang sains dan teknologi tentang؛

alam semesta (ayat-ayat kauniyah), yang juga memiliki peran besar di dalam

memahami takdir Allah.

Takdir berasal dari bahasa Arab قدرا - یقدر - قدر "اقدر، ”memiliki beberapa makna, diantaranya adalah “الحكم ” (hukum),

“ االقضا ء ” (ketetapan), “الطا قة” (kekuatan, daya, potensi),17 “ dan ,(ukuran) ”المقاس“الموافقالقضاء ” (ketetapan yang sesuai),18 dan “التحدید”

(batasan).19 Semua makna ini merupakan realitas-realitas yang tidak bisa diabaikan,

dan ada di dalam kata “takdir”. Realitas-realitas ini saling

نر17 Abu al Baqa’, Al TibjanJtl’rab al Qur’an, Mesir: Ihya’ al Kutub al ‘Arabiyyah, tt., juz. 1, hal. 99.

18Ibnu Manzur, Usan al Arab, Beirut: Dar al Shadir, tt., juz. 5, hal. 74-76.19Al Alusiy, Op. Cit., juz.l , hal. 180.

Tauhid ~47

Page 55: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

berelasi membentuk jaringan dan merupakan unsur-unsur yang membangun makna

takdir. Jadi “takdir” adalah “hukum Allah”.20 Hukum yang ditetapkan berdasarkan

pada kekuatan, daya, potensi, ukuran, dan batasan yang ada pada sesuatu yang

ditetapkan hukumnya. Jika takdir Allah dikaitkan dengan segala sesuatu di alam

semesta ini, maka berarti bahwa setiap unsur terkecil di alam semesta ini telah

ditetapkan hukumnya oleh Allah, berdasarkan daya dan kekuatan, ukuran, dan

batasannya sendiri, yang hal ini berarti memiliki potensi, sifat dan karakteristiknya

masing-masing. Setiap unsur di alam semesta ini tidak berdiri sendiri-sendiri,

meiainkan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan membentuk bangunan unsur

yang lain, yang berarti

membentuk hukum yang lain pula.

Jika diandaikan bahwa “segala sesuatu atau setiap unsur” pembentuk bangunan

besar alam semesta itu berjumlah 10 (sepuluh) dan berupa ،unsur A, B, c. D, E, F, G,

H, I, dan j, maka A memiliki hukum dan karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan

B, demikian pula B memiliki hukum dan karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan

c, begitu seterusnya, yang 'masing-masing dari kesepuluh unsur tersebut memiliki

hukum dan karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jika A terpengaruh

oleh B dan sebaliknya B terpengaruh oleh A kemudian bergabung menjadi satu

bangunan baru yaitu AB, maka AB memiliki hukum dan karakteristiknya sendiri yang

berbeda dengan A maupun B.

48~ Tauhid

siperpus2
Typewritten text
Jikakita bicara hukum, maka eli dalam hukum itu ada keretapan. Kctetapan ada karena ada hal-hal rang bisa dijadikan dasar bagi adanya ketetapan terscbut. Scbagai contoh adalah "hukuman mao" bagi sescor.m& Ketetapan tersebut ada karena adanya unsur-unsur yang dijadikan dasar bagi adanya keterapan iru, yairu : ha.kim. panitcra, tcrsangka, pcngnca~a, bukri-bukti, saksi-saksi. aNran-aruran. dan bahkan lnSONSI. Scmua unsur rersebur, scsuai dengan daya, ukuran, dan barasannya masing-masing, saling mcmpcngaruhi saru sama lainnya, dan saling bercalasi mcmbcnruk sebuah keretapan yairu "hukuman mati" bagi seseol'llng. Dengan kala lain, keterapan "hukurnan rnati" adalah ibarat bangunan yang dibangun oleh unsur-unsur y:lng tclah disebut, yang mcnjadi dasar bagi adanya ketetapan rcrscbur, Dengan demikian, bahasa "hukuman mao" mcngandung makna dan pemahaman yang lauh tcrsernbunyi eli dalarn bahasa iru, dan seringknh hal im tidak disadari oleh manusia. Dcmikian pula halnya dengan bahasa "rakdir"
Page 56: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

AB bukanlah A atau B, akan tetapi gabungan dan keduanya, Dengan kata lain, A

memiliki takdirnya sendiri, B memiliki takdirnya sendiri, dan AB memiliki takdirnya

sendiri yang berbeda dengan A maupun B.

Contoh lain adalah unsur Hidrogen (H) memiliki hukum dan karakteristiknya

sendiri, unsur oksigen (O) juga memiliki hukum dan karakteristiknya sendiri yang

berbeda dengan Hidrogen. Jika kedua unsur tersebut saling terpengaruh dan bergabung

menjadi satu dimana jumlah unsur H ada dua sedangkan o satu, maka 2 H + O

menjadi H20 (Air). Demikian pula jika satu Carbon (C) dan dua ()ksigen (02)

bergabung menjadi satu yaitu c + 2 o, maka menjadi C02 ( Udara). H20 bukanlah Hatau O tetapi gabungan dari keduanya, dan C02 bukanlah c atau o tetapi gabungan

dari keduanya. 1 berarti masing-masing unsur tersebut memiliki takdirnya sendiri-

sendiri.

Karena tidak ada unsur di alam semesta ini yang berdiri sendiri-sendiri dan tidak

ada pula yang tetap, akan tetapi selalu berubah karena adanya saling pengaruhءا،ااا

unsur, maka setiap perubahan itu akan membentuk hukum atau takdir yang lain.

Dengan demikian, takdir ibarat bangunan yang dibangun oleh unsur-unsur yang saling

berelasi membentuk takdir. Takdir akan selalu berubah selama setiap unsur terus saling

berpengaruh. Ini berarti bahwa di dalam takdir ada causalitas dan proses, dan bahkan

setiap proses itu sendiri adalah hukum atau takdir. Hukum atau takdir Allah begitu

banyak sebanyak unsur yang dicipta'kan oleh Allah di alam semesta ini, dan bahkan

sebanyak kelipatan unsur-unsur yang diciptakan oleh Allah. 21 Karena begitu

banyaknya hukum atau takdir Allah, maka takdir dianggap sebagai rahasia Allah yang

tidak bisa di ketahui oleh

1Ketetapan-ketetapan Allah atas segala sesuatu yang berupa hukum atau takdir ini kemudian hukum “alamatau sunnatullah”, yang berkaitan denganmembentukhubungan manusia dengan manusia disebut “hukum

sosial”, dan yang berkaitan dengan ekonomiberjalan sesuai dengan hukum atau؛ ٨؛dan seterusnya, yangsemuatakdir

Tauhid ~49

Page 57: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

manusia, dan bahkan takdir Allah itu hanya bisa diketahui oleh manusia setelah mereka

masuk surga.22

Tidak semua takdir atau hukum Allah tidak bisa diketahui oleh manusia. Akan

tetapi banyak takdir Allah yang bisa diketahui oleh manusia melalui berbagai penelitian

dan penemuan-penemuan ilmiahnya tentang alam semesta, baik dalam bidang fisika,

kimia, biologi, astronomi dan lainnya, yang ternyata setiap unsur di alam semesta ini

memiliki hukumnya masing-masing, dan kesemuanya berjalan sesui dengan hukum

atau takdir Allah. Sebagai contoh kenapa air mengalir dari tempat yang tinggi ke

tempat yang rendah? Dan kenapa setiap benda jatuh ke bumi? Ternyata, setelah melalui

penelitian ilmiah, diketahui bahwa bumi memiliki daya tarik terhadap benda-benda

y'ang kemudian disebut hukum “gravitasi”. Gravitasi bumi memiliki jarak dan batasantertentu, yang apabila benda-berada melampaui batas gravitasi, maka benda tidak lagi

jatuh ke bumi tetapi justru melayang-layang di angkasa.23 Hal lain adalah penemuan

unsur-unsur kimia yang begitu banyak dan masing-masing memiliki potensi, sifat dan

karakteristik yang saling berbeda, mulai dari ikatan ionnya, titik didihnya, dan unsur-

unsur pembentuknya. Semua ini merupakan bagian dari takdir Allah yang bisa

diketahui oleh manusia.

Takdir Allah, menurut pendapat sebagian ulama, telah ditetapkan sejak zaman

azali, dalam arti “qadim” (dahulu) dan “tidak memiliki permulaan” 24 sebagaimana

qadim dan tidak bermulanya Allah. Inilah yang dipahami oleh sebagain besar ulama

salaf dan Ahlu Sunnah wal Jama’ah. Di dalam hadits disebutkan bahwa takdir Allahditetapkan pada saat Allah menciptakan qalam (pena), baru kemudian meneiptakan

22Al ‘Asqalaniy, op. Cit.23Stephen Hawking, Riwayat Sang Kala, 'ذا Dentuman Besar Hingga Lubang Hitam, ter؛. A. Handyana

Pujaatmaka, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1994, hal. 5.Ibnu Manzur, .زه Cit., juz 11, hal. 14, dan Muhammd ^bdul Rauf al Munawiy, Al Tauqtf ‘ala Muhimmat al

Ta'arij.\ Damaskus: Dar al l'"؛kr, .uz 1, hal. 53؛25Hasan Hanafi, op. Cit., hal.89.

50~ Tauhid

Page 58: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

langit dan bumi.26 Dalam konteks ini, azali berarti “memiliki permulaan” yaitu padasaat Allah menciptakan qalam, dan berarti “terus berlanjut atau istimrar yaitu pada saat

Allah menciptakan bumi dan langit atau alam semesta.27 Segala sesuatu di alam

semesta ini memiliki takdir atau hukumnya sendiri-sendiri dan saling berpengaruh

membentuk hukum atau takdir yang baru. Dalam konteks ini, azali berarti “selaluberlanjutnya wujud” pada setiap saat dan tempat. Dengan demikian, maka takdir Allah

terus berlanjut dan selalu ada pada setiap saat dan tempat, sejak mula pertama kali

Allah menciptakan hingga hari kiamat, yang dalam bahasa juga disebut “azali"28؛؛ Jika

demikian, maka tidak ada kontradiksi antara takdir yang azali dengan takdir Allah pada

saat menciptakan manusia di dalam kandungan, karena keduanya merupakan

keberlanjutan wujud takdir.

Takdir Allah (pada saat Allah menciptakan qalam atau pena), oleh sebagian besar

ulama, dipahami sebagai qadla dan bersifat global iijmaliy) karena belum terealisasi dan

belum memiliki pijakannya yaitu alam semesta. Qadla baru direalisasikan secara rinci

(tafshilij) ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dan disebut “takdir”.29 Namun,

secara jelas yang dikehendaki Allah, di dalam hadits yang dh:iwayatkan oleh iman Abu

Dawud, adalah takdir dan bukan qadla, yaitu dengan kata تب مقادیر كل شيء '

Dalam konteks ini takdir Allah bisa dikatakan dan dipahami sebagai

“program besar Allah” yang begitu rinci dan detail yang berupa hukum-hukum bagi

setiap unsur. Dengan demikian, setiap

26Hadis riwayat Imam Abu Dawud No. 3078, dan Al Zar’iy, Al l'ibyanfi Aqscim al Qur'an, Damaskus :hal Fikr, tt., juz 1, hal. 129.

27Ibnu Manzur, ٩٤١. Cit.,dan Muhammd Abdul Rauf al Munawiy, Op Cit.28Azali berasal dari kata “رسمي” yang kemudian dihilangkan nya menjadi ’ nya diganti dengan “١” menjadi “”

yang berarti “selalu”. (Ibnu Manzur, op. Cit).29 Al Alusiy, Op. Cit., juz.7 , hal. 191 dan juz 13, hal. 21, Ibnu Manzur, op. Cit., juz 15, hal186 > Hasan

Hanafi, ٩٥. Cit.,hal.87, dan Aljurjani, Muhammad ibn Ali, Op, Cit., juz 1, hal. 628.

Tauhid ~ 51

Page 59: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

unsur terkecil di alam semesta ini memiliki hukum atau takdirnya masing- masing.

Dari pemahaman hadits di atas, maka dapat diketahui dga hal, yaitu pertama, takdir

Allah itu begitu rinci dan detail (tafsiliy) bukan global (ijmaliy), dan melekat pada setiap

unsur terkecil di alam semesta, kedua, takdir yang di dalam hadits tersebut dipahami

oleh para ulama sebagai qadla, sebenarnya adalah takdir, dan keduanya tidak berbeda

karena memiliki arti yang sama yaitu “ االحكم ” (hukum),30 dan ketiga, takdir Allah selalu

ada pada setiap saat dan setiap tempat, terus berlanjut dan berjalan sejak awal

penciptaan sampai hari kiamat لم یزل dan selalu). Kemudian, bagaimana kaitan takdir

Allah dengan manusia?

Manusia adalah bagian dari bangunan besar alam semesta yang dibangun atas

sekian banyak unsur terkecil yang saling berelasi membentuk organ-organ, dan

orgamorgan itu berelasi membentuk tubuh manusia.31 Dalam konteks ini, takdir

manusia dibangun oleh sekian banyak hu.kum atau takdir, yaitu unsur-unsur yang

mempengaruhi dan membangun tubuhnya.

Jika demikian, takdir Allah mengenai umur manusia, rizqi, mati, bahagia dan

susahnya yang sudah ditetapkan atau ditakdirkan oleh Allah,32 mestinya tidak

dipahami sebagai sesuatu yang sudah pasti dan ada begim saja, akan tetapi harus

dipahami sebagai “sesuatu yang adanya

30Qadla bermakna “مالحكم ” (hukum), dan takdir juga memiliki makna “الحكم ”(hukum). (Ibnu Manzur, op. Cit., juz 5, hal. 74-76 dan juz 15, hal 186).

”Manusia berasal dari bahasa Arab “al Insan”. Nama “al Insan” ditetapkan oleh Allah terhadapmanusia, karena ia memiliki si£at lupa . (Ibnu Manzur op. Cit., juz 6, hal. 11, dan Al Alusiy, Op. Cit., juz 1,hal. 143). Penetapan nama ini paling tidak didasarkan atau dibangun atas dasar a^akter atau sifat yang ada؛؛pada manusia yaitu “lupa”“. Akan tetapi manusia memiliki banyak karakter atau sifat yang hal ini dibangunatas berbagai hal yang mempengaruhinya, sehingga membentuk hukum atau takdirnya. Tubuh manusiaadalah bangunan yang memiliki struktur yang terdiri dari ،organ-organ seperti pendengaran, penglihatan,akal, hati, dan organ- organ lain yang begitu banyak dan saling berelasi secara erat. Setiap organ dibangunatas sekian banyak unsur yang juga saling berelasi membangun tubuh manusia.

3^Pemahaman tentang takdir ini didasarkan pada hadits nabi yang diriwayatkan oleh imarn BukhariNo. 6900, Muslim N'o. 4781, Turmudzi No. 2063, Abu Dawud 4085. dan ,لمح0 ٨١Asy’ariy, op. Cit. Hal. 62.

52~ Tauhid

Page 60: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dibangun oleh berbagai macam takdir yang saling berelasi dan mempengaruhi

manusia”, membentuk umur manusia, rizqi, mati, bahagia dan susahnya. Takdir Allah

tentang umur dan mati misalnya, tidak berarti bahwa setiap manusia telah ditetapkan

umurnya 10 tahun, 20 tahun atau 50 tahun dan seterusnya, sehingga pada saat manusia

sampai pada umur yang ditetapkan maka manusia harus mati. Akan tetapi manusia

berada dalam ruang dan waktu, dan berjalan sesuai hukum dan takdir Allah di alam

semesta ini yang mana banyak hal yang bisa mempengaruhi matinya manusia.

Manusia memang tidak mengetahui berapa umurnya dan kapan akan mati, tetapi

manusia bisa mengusahakan agar umurnya menjadi panjang dan tidak eepat mati,

dengan cara mengikuti, menyesuaikan, dan menyikapi berbagai hukum atau takdir

Allah yang ada di alam semesta. Makanan yang sehat dan bergizi akan mempengaruhi

kesehatan manusia, dan selanjutnya kesehatan mempengaruhi umur manusia. Manusia

yang sehat jasmani dan rohani akan cenderung panjang umur dan tidak cepat mati,

sebaliknya manusia yang tidak sehat cenderung akan pendek umur dan cepat mati. Ini

adalah hukum atau takdir Allah, dan hanya sebagian contoh dari hukum atau takdirNya

yang mempengaruhi umur dan matinya manusia. Masih banyak hal yang

mempengaruhi umur dan mati manusia, seperti sakit, kecelakaan, tertembak, dibunuh,

atau sudah tua sehingga organ-organ tubuhnya tidak bisa berfungsi secara baik

sehingga menyebabkan mati.

Yang menjadi persoalan adalah bahwa “mati atau ajal” dianggap sebagai takdirAllah, sedangkan peristiwa sebelum manusia mati dianggap sebagai bukan takdir. Mati

adalah takdir Allah, keadaan sakit sebelum tnanusia mati juga takdir Allah, dan

keadaan sehat sebelum manusia sakit juga takdir Allah. Setiap detik keadaan manusia

sebelum mati adalah peristiwa, dan setiap peristiwa yang terjadi pada manusia adalah

takdir, yang dibangun oleh sekian banyak hukum atau takdir yang lain. Jadi, takdir

“mati” nya manusia dibangun oleh berbagai macam faktor dan

Tauhid ~53

Page 61: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

unsur - dalam kadar, ukuran, bentuk, dan keadaan yang bermacam-macam -yang

mempengaruhi manusia, jika faktor-faktor dan unsur-unsur yang mempengaruhi

manusia itu baik, makan ia akan cenderung panjang umur, tetapi jika sebaliknya, maka

ia akan pendek umurnya dan cepat mati. Demikian halnya dengan takdir rezeki,

bahagia, susahnya manusia juga dibangun oleh berbagai faktor dan unsur yang

semuanya berjalan mengikuti dan sesuai hukum atau takdir 'Allah.

Do a, silaturrahmi, shadaqah, dan berbuat baik juga merupakan bagian dan sekian

banyak unsur yang membangun takdir tentang umur, mati, rezeki bahagia dan susah

manusia. oleh karenanya do’a, silaturrahmi, shadaqah, dan berbuat baik dikatakan

sebagat hal-hal yang bisa merubah takdir.33 Setiap perbuatan baik, akan berpengaruh

terhadap kesehatan manusia. Do’a adalah bagian dari zikir, dan zikir menjadikan hati

manusia tenang34|Jika hati tenang,secara psikis dia juga sehat. Dengan silaturrahmi,

manusia bisa memecahkan berbaga. persoalan hidup dan beban yang •ada di dalampikirannya, sehingga kalau manusia adak banyak piktam atau stress, ia tidak akan

mudah sakit. Disampingitu, dengan silaturrahmi bisa terjalin relasi-relasi, yang dalam

konteks bisnis, akan banyak mendatangkan rezeki.shadaqah menjadikan manusia tidak

mudah khawatir, tidak mudah susah, dan akan cenderung merasa aman dan

lingkungannya» Semua hal di ini merupakan hukum-hukum yang b sa mempengaruhi

dan merubah takdir manusia tentang mau, umur, riziu, bahagia, dan susahnya.

Bagaimana takdir tentang petbua.au manusia

Manusia dibangun oleh organ-organ yang begitu banyak mulai dari hati, akal,

pendengaran, penglihatan, jantung, paru-paru dan lain-lainnya,Fikr, 1401 H, juz 4, hal. 381.

3،Qs. 2: 262, 274, ^77.

54~ Tauhid

Page 62: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

yang kesemuanya saling berelasi dan mempengaruhi takdir manusia. Disamping

itu, manusia dipengaruhi dan dibentuk oleh lingkungannya' mulai dari lingkungan

keluarga, pendidikan, pergaulan, sosial, ekonomi, bahkan geografi dan

lingkungan lainnya, yang kesemuanya memiliki hukum-hukum sesuai dengan

takdir dan sunnah Allah, dan sangat mempengaruhi perilaku dan takdirnya.

Kemampuan akal dan ketajaman hati sangat dipengaruhi oleh lingkungan-

lingkungan tersebut. Ketajaman hati dan akal ini akan membentuk perilaku

seseorang.

Saling pengaruh antar unsur yang membangun manusia, baik yang ada di

dalam tubuh manusia maupun yang ada di luar tubuhا manusia, menimbulkan

gerak, gerak-gerak inilah yang menimbulkan perbuatan manusia. Perilaku atau

perbuatan manusia merupakan eermtnan dari apa yang ada di dalam hatinya, dan

hati merupakan kendali utama bagi perbuatan manusia. Jika hati manusta baik,

maka seluruh keadaan menjadi baik, tetapi sebaliknya jika hati manusia tidak

baik, maka seluruh keadaan manusia menjadi tidak baik pula.37’ Hati manusiamengetahui baik dan buruk,38 dan jika kebaikan mendominasi hati manusia maka

ia akan berbuat baik, dan jika keburukan mendominasi hatinya maka dia akan

berbuat jahat. Dengan demikian, perbuatan manusia bukan diciptakan oleh Tuhan

— dalam arti baik dan buruk, detik demi detik — seperti pandangan golongan

jabariah, dan bukan diciptakan oleh manusia sendiri - dengan segala kemampuan

hati dan akalnya — seperti pendapat golongan Qadirah dan Mu’tazilah, tetapidiciptakan dan dibentuk oleh saling pengaruh antar unsur yang membangun

manusia, dan oleh lingkungan- lingkungan yang mempengaruhi dan membangun

kepribadiannya, yang kesemuanya dalam kerangka hukum-hukum atau takdir

Allah.

37Al Alusiy, م© Cit., juz 22, hal. 100, HR. Bukhori No. 50, dan Muslim No. 2996. 58 38Qs.91:8.

Tauhid ~55

Page 63: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Kesimpulan

Dalam konsep Foucault, pengetahuan merupakan jejaring (unity of) tanda-tanda

(bahasa) bermakna yang diurai dan diinterpretasi (dalam bentuk wacana), yang

melibatkan berbagai disiplin, institusi, dan profesional, yang kesemuanya saling

berelasi membangun pengetahuan. Bahasa adalah tanda-tanda bermakna dengan daya-

daya tersembunyi yang menyediakan kesahihan internalnya bagi kebenaran

pengetahuan. Dalam konsep ini, kata “takdir” memiliki makna-makna tersembunyi “ا

,(hukum)”الحكم ”القضاء“ (ketetapan), ”الطأقة“ (kekuatan, daya, potensi), ”المقیاس(ukuran), dan ““القضاء الموافقا” (ketetapan yang sesuai), dan semua .(batasan) ”التحدید“makna ini merupakan realitas-realitas yang tidak bisa diabaikan, dan ada di dalam kata

“takdir”. Realitas-realitas ini saling berelasi membentuk jaringan dan merupakan

unsur-unsur yang membangun makna takdir.

Dengan demikian, dapat dipahamt bahwa “takdtr” adalah “hukum Allah”. Hukum

yang ditetapkan dan dibangun berdasarkan “kekuatan, daya, potensi”, “ukuran”, dan“batasan” tertentu yang aela pada sesuatu. Setiap unsur terkecil di alam semestamemiliki hukum atau takdirnya ' yang sudah ditetapkan oleh Allah secara rinci dan

detail, yang berarti juga memiliki hukum, potensi, sifat dan karakteristiknya ’Setiap unsur tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan saling

berpengaruh dan berelasi satu dengan yang lainnya membentuk bangunan lain, yang

berarti membangun hukum atau takdir yang lain pula. Saling pengaruh antar unsur

membentuk “peristiwa”, dan setiap peristiwa juga merupakan takdtr, karena dibangunoleh hukum-hukum atau takdir-takdir yang lain.

Takdir Allah memiliki arti yang sama dengan qadla yaitu “hukum” yang bersifat

rinci. Ini berarti bahwa takdir Allah bersifat rinci dan detail (tafsiliy) bukan global

(ijmaliy), juga tidak bertingkat-tingkat seperti azali tsanawi atau hauli, ‘umri,yaumi, dan ilmi,

kitabi atau kitabah, musytah dan

56~ Tauhid

Page 64: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

khalqi, akan tetapi terus berlangsung dan berlanjut setiap saat di setiap tempat atau azali

). Semua takdir Allah diketahui, ditulis, dikehendaki, dan dicipta oleh Allah dala؛nbentuk “Program Besar Allah”. Dengan demikian, tidak ada kontardisks ،antara qadla

dan qadar, dan antara takdir Allah yang azali dan takdir Allah mengenai umur, ajal,

rezeki, susah dan bahagianya manusia. Semua hal di alam semesta ini berjalan sesuai

dengan hukum-hukum Allah.

Takdir manusia, baik umur, ajal, rezeki, susah, bahagia, dan perbuatannya, sangat

dipengaruhi, ditentukan, dan dibangun oleh begitu banyak hukum atau takdir sesuatu

yang ada di alam semesta, yang mempengaruhi dan membentuk takdir manusia. Setiap

keadaan manuisa adalah takdir yang dibentuk oleh takdir-takdir yang lain. Demikianlah

takdir.

3. Akal dan Wahyu

Persoalan akal dan wahyu telah lama menjadi wacana dan perdebatan di kalangan

intelektual muslim sejak abad ke-3 khjriah, bahkan sampai sekarang persoalan ini

masth banyak diperbincangkan.

Al-Qur’an tidak terpisah dari realitas, tidak melangkahi, atau melampaui hukum-

hukum realitas, justru fenomena tersebut merupakan bagian dari konsep-konsep budaya

dan muncul dari konvensi dan konsepsi budaya itu.39

Artinya : Mereka mempunyai hati, tetapi tidak untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannyauntuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),

39 Nasr Chamid Abu Zaid, Tekstalitas al-Quran, 33 آا،؛ا. .

Tauhid ~57

Page 65: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-

ayat Allah.

Arinya maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati

yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu

mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi

yang buta, ialah had yang di dalam dada.

Artinya : Dan demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

Artinya: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu ’(darijenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian

yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau

Tuhanmu mengehendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah

mereka dan apa yang mereka ada-adakan

58~ Tauhid

Page 66: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut ‘Isa yang setia:“Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: “Kami telah

beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang

yang patuh (kepada seruanmu)”.

Artinya : Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut

nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu

adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-

kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya

kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

Artinya : Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang- sarang di

bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.

Artinya : yaitu ketika kami mengilhamkan kepada ibumu ssesuatu yang diilhamkan

Tauhid ~59

Page 67: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Artinya: Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata- kata dengan

dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus

seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia

kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

60~ Tauhid

Page 68: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB VAQIDAH POKOK DAN CABANG SERTA

FUNGSI TAUHIDBAGI KEHIDUPAN MANUSIA

A .Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu memahami aqidah pokok dan cabang serta fungsi tahuid

bagi kehidupan manusia.

B. Indikator Hasil Belajar

1. Mendefinisikan aqidah pokok dan cabang.

2. Menyebutkan perbedaan antara aqidah pokok dan cabang.

3. Menyebutkan cakupan aqidah pokok dan cabang

4. Menunjukkan fungsi tauhid bagi kehidupan manusia

C. Peta Konsep

Tauhid ~ 61

Page 69: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

D. Pembahasan Materi

Gerakan MuwahhidunPada akhir abad ke-18, di tanah Arab terdapat gerakan purifikasi (pemurnian)

bidang aqidah. Gerakan ini dipimpin oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Karenanya,

para sejarawan menyebut gerakan ini dengan sebutan Gerakan Wahabi, dinisbahkan

kepada nama pemimpinnya. Abdul Wahhab sendiri menyebut gerakannya dengan

muwahhidun, karena tujuannya adalah mengembalikan umat Islam kepada tauhid yang

murni.

Gerakan pemurnian tauhid dilakukan oleh Abdul Wahhab dan pengikutnya,

akarena menurutnya tauhid umat islam waktu itu tidak murni dan telah terkotori oleh

berbagai limah aqidah, seperti tahayul, bid’ah, khurafat, washilah dan sebagainya.Inilah yang menjadikan umat Islam waktu itu mengalami kemunduran. Sebab, tauhid

yang telah kotor tidak akan mampu menjadi spirit bagi kemajuan. Ibarat cermin yang

kotor dan lusuh, ia tidak akan mampu menampilkan bayangan yang jernih, sehingga

bayangan yang dipantulkan menjadi kabur. Padahal, dalam pandangan Abdul Wahhab,

tauhid adalah landasan paling esensial bagi umat Islam. Jika landasannya tidak kokoh

dan telah tercemar, maka ibarat bangunan pondasinya tidak kuat sehingga bagian

bangunan di atasnya akan goyah, bahkan lama-lama akan roboh.

Demikian pentingnya kemurnian aqidah, Muhammad bin Abdul Wahhab dan

pengikumya berusaha untuk membasmi segala sesuatu }•ang dianggapnya dapatmengotori aqidah. Pohon-pohon besar, batu besar, kuburan para wali yang sering

didatangi dan dipuja oleh umat Islam waktu itu ditebang dan dibongkar. Bahkan,

kuburan nabi dan para sahabat pun akan dtratakan dengan tanah. Beruntung,

pemerintah Arab Saudi waktu itu mencegalmya.

Bagaimana tanggapan anda terhadap kisah di atas ? Setujukah anda bahwa aqidah

adalah hal yang paling penting dalam struktur keimanan seseorang ? Kemudian,

tahukah anda berbagai persoalan yang berkaitan

62~ Tauhid

Page 70: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

dengan aqidah ? Untuk dapat menjawab berbagai persoalan tersebut, simaklah uraian

berikut dengan cermat dan teliti

1. Pengertian aqidah pokok dan cabang

Aqidah umat Islam pada masa Nabi SAW dan dua kahalifah sesudahnya, yaitu Abu

Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khathab masih utuh dan dapat dipersatukan.

Persoalan-persoalan yang muncul berkaitan dengan persoalan aqidah dapat

diselesaikan tanpa menimbulkan perpecahan. Keutuhan aqidah yang mencakup enam

rukun iman mengkristal secara kuat dalam keimanan umat Islam waktu tu. Inilah yang؛

dalam ilmu tauhid diistilahkan dengan aqidah pokok.

Akan tetapi, pasca pemerintahan Umar umat Islam mengalami berbagai kemelut.

Puncaknya adalah kedka Khlaifah Usman bin Affan dibunuh oleh para pemberontak

yang sebagian besar berasal dari Mesir karena tidak puas dengan kebijakan politik

Usman. Kejadian ini ternyata tidak berhenti ketika Ali bin Abi Thalib tampil sebagai

khlaifah keempat '' Usman. Bahkan, pada masa Ali ini berbagai perbedaan dan

pertikaian sering terjadi, terutama berhadapan dengan kelompok Muawiyah.

Berawal dari perbedaan dan pertikaian tersebut, lahirlah berbagai kelompok yang

masing-masing mengklaim bahwa merekalah yang paling benar. Klaim kebenaran ini

tidak hanya berkaitan dengan masalah politik, tetapi juga menyangkut persoalan

aqidah, misalnya tentang Tuhan, pelaku dosa besar, mukmin, kafir dan seterusnya.

Keutuhan dan kesatuan aqidah sebagaimana terpelihara sampai masa Umar, tidak lagi

dapat dipertahankan. Sebaliknya, banyak penafsiran dan pemahaman yang muncul dari

masing-masing kelompok terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam rukun iman.

Pemahaman dan penafsiran inilah yang disebut dengan aqidah cabang.

Taubid ~63

Page 71: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Dengan demikian, dapat ditarik beberapa perbedaan antara aqidah pokok dan

cabang, antara lain:

a. Aqidah pokok terlahir karena adanya kemapanan, kesatuan dan keutuban

keyakinan umat Islam, karena dap persoalan yang muncul selalu dapat

diselesaikan dan diterima secara bulat. Sedangkan aqidah cabang muncul sebagai

akibat adanya perpecahan dan perbedaan di kalangan umat Islam yang tidak

dapat disatukan.

b. Aqidah pokok terwujud karena tidak terdapat unsur-unsur kepentingan

kelompok di dalamnya, sedangkan aqidah cabang berkembang sejalan dengan

berbagai kepentingan kelompok yang berbeda, terutama klaim-klaim kebenaran

guna mempertahankan kelompok masing-masing.

c. Aqidah pokok secara murni didasarkan kepada Al-Quran dan tuntunan Nabi,

sedangkan aqidah cabang umumnya didasarkan

- kepada penafsiran dan pemahaman masing-masing sehingga muncul perbedaan.

d. Dalam aqidah pokok umumnya tidak menimbulkan perbedaan pendapat,

sedangkan dalam aqidah cabang identik dengan perdebatan dan perbedaan

pendapat.

2. Cakupan Aqidah Pokok

Seperti dikemukakan di atas, aqidah pokok umat Islam mencakup enam rukun

iman, yaitu: a. Iman kepada Allah

Iman atau percaya kepada Allah adalah rukun iman yang pertama. Iman kepada

Allah berarti juga mengimani segala sifat-sifatnya yang dapat diklasifikasikan

menjadi empat yaitu:

1) Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah SWT. Adapaun yang

tergolong sifat ini adalah wujud.

64 Tauhid

Page 72: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

2) Sifat Salbiyah, yaitu sifat Allah yang menolak sifat-sifat yang tidak sesuai atau tidak

layak bag؛ Allah, yaitu:

a) Qidam menolak huduts

b) Baqa’ menolak fana

e) Mukhalafatulilhawaditsi menolak mumatsalatulil-hawaditsi

d) Qiyamuhubinafsihi menolak ihtiyajuhu ila ghairihi

e) Wahdaniyah menolak atta’addudu.(و SifatMa’ani,yaitu sifat-sifat wajib bagi Allah yang dapat digambarkan oleh akal

pikiran manusia, serta dapat meyakinkan orang lain sebab kebenarannya dapat

dibuktikan oleh pancaindera. Yang termasuk sifat ini adalah : qudrat, iradat, ilmu,

hayat, sama’, busbar, kalam.

4) Sifat Ma’nawiyah, ialah sifat-sifat Allah yang merupakan penjabaran dari sifat ma’ani,yaitu: kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu ‘aliman, kaunuhu hayyan, kaunuhusami’an, kaunuhu bashiran, kaunuhu mutakalliman.Di samping mempercayai sifat-sifat, iman kepada Allah juga percaya sepenuhnya

terhadap nama-nama-Nya, yang Allah atau rasul-Nya telah menyebutkan, seperti al-

awvval, alk-akhir, az-zahir al-bathin, al-qadir, al- hayy, al-qayyum, as-sami’dan al-bashir.

Demikian juga, menerima sepenuhnya sifat dan nama Allah tersebut dengan:

1) Tidak mengubah maknanya pada makna yang tidak dikehendaki lafaz.

2) Tidak menghilangkan pengertian lafaz

3) Tidak mengingkarinya

4) Tidak menggambar-gambarkan bentuk Tuhan, baik dalam pikiran atau hati,

apalagi dengan indera

5) Tidak menyerupakan (apalagi menyamakan) sifat-sifat-Nya dengan sifat-sifat

makhluk-Nya. Hal ini disebabkan bahwa tiada sesuatupun yang dapat menyerupai-

Nya.

Tauhid ~65

Page 73: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

b. Iman kepada malaikat

Aqidah pokok kedua adalah beriman atau percaya kepada malaikat- malaikat

Allahا. Malaikat diciptakan oleh Allah dari nur(cahaya). Mengenai bentuk fisik dan rupa

tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. Malaikat tidak memiliki hawa nafsu,

sehingga terbebas dari dosa. Jumlah malaikat Allah banyak sekali, tetapi yang wajib

diketahui oleh manusia berjumlah 10 dengan tugasnya masing-masing:

1) Jibril. Tugasnya adalah menyampaikan wahyu Allah kepada para rasul dan nabi.

Di samping itu, Jibril juga menjabat sebagai kepala/ pimpinan para malaikat.

2) Mikail, tugasnya mengatur kesejahteraan umat manusia, misalnya mengatur hujan,

angin, dan rezeki kepada seluruh makhluk.

3) Izrail, ia bertugas mencabut ruh/nyawa semua jenis makhluk hidup baik manusia,

jin, setan, iblis, dan malaikat sendiri apabila telah tiba saatnya.

4) Munkar, bertugas menanyai manusia di dalam kubur.

,Nakir (ة bertugas menanyai manusia ه dalam kubur.

6) Raqib, bertugas mencatat semua amal kebaikan manusia.

7) Atid, bertugas mencatat semua keburukan manusia.

8) Israfil, bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hari kebangkitan.

9) Ridwan, bertugas menjaga surga.

10) Malik, tugasnya menjaga neraka.

c. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Rukun iman yang ketiga adalah percaya kepada kitab-kitab Allah. Artinya,

meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada para nabi. Tujuan Allah

menurunkan kitab-kitab adalah agar menjadi pedoman hidup umat manusia menuju

jalan hidup yang benar sesuai dengan kehendak Allah sehingga mencapai kebahagiaan

hidup dunia dan akhirat.

66~ Tauhid

Page 74: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Di antara kitab-kitab yang telah diturunkan ،Allah kepada para Nabi, ada empat

yang wajib diketahui, yaitu:

1) Taurat diturunkan kepada Nabi Musa a.s.

2) Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s.

3) Injil diturunkan kepada Nabi Isa a.s.

4) Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW

Mengingat kitab-kitab tersebut berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah SWT,

maka kandungan isinya tidak ada yang bertentangan dan mengajarkan hal yang sama.

Andaikata, terdapat beberapa unsur ajaran dalam kitab-kitab suei Allah yang

berlawanan, maka dapat dipasttkan bahwa hal itu terjadi karena di dalam kitab tersebut

telah diselewengkan oleh manusia. Artinya, kitab tersebut ddak murni lagi. Sebagai

contoh, saat ini ddak terdapat kitab Taurat yang asli, Taurat yang berkembang sekarang

adalah hasil karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada wakm dan masa yang

berbeda. Kejadian ini dapat juga terjadi pada kitab suci yang lain, selain Al-Qur’an.Sebab kemurnian dan keotentikan Al- Qur’an dijamin oleh Allah.

Khusus mengenai Al-Qur’an, di dalamnya terdapat banyak keistimewaan jikadibandingkan dengan kitab suci lainnya. Di antara keistimewaannya ialah:

1) Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

2) Isi Al-Qur’an mencakup seluruh persoalan hidup manusia.3) Al-Qur’an tidak tertandingi kehebatannya, baik dari segi isi maupun redaksinya.4) Al-Qur’an terpelihara kemurniannya sepanjang masa.(ة Al-Qur’an merupakan petunjuk dan rahmat bagi seluruh isi alam.

6) Al-Qur’an paling banyak dibaca orang.7) Membaca Al-Qur’an bernilai ibadah.

Karena keistimewan-keistimewaan di atas, .Al-Qur’an merupakan mukjizat yang

agung, ilmiah clan rasional. Ajarannya jelas, lengkap dan

Tauhid ~67

Page 75: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

berlaku sepanjang zaman. Al-Qur’an adalah Kalam Allah, bukan kumpulan perkataankata mutiara atau puisi yang disusun oleh manusia.

Selain mneurunkan kitab, di dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa Allahmenurunkan shuhuf sebanyak seratus shuhuf. Shuhuf-shuhuf ini diberikan kepada tiga

orang nabi, dengan rincian sebagai berikut:

1) Enampuluh shuhuf diberikan kepada Nabi Syits a.s.

2) Tiga puluh diberikan kepada Nabi Ibrahim a.s.

3) Sepuluh diberikan kepada Nabi Musa a.s. (selain diberikan kitab Taurat, Nabi

Musa a.s. juga menerima shuhuf).

d. Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Iman kepada rasul-rasul Allah artinya mempercayai bahwa Allah SWT telah

mengutus para rasul-Nya untuk menyampaikan ajaran agama dan membimbing umat

manusia pada jalan yang lurus.

Terdapat perbedaan antara nabi dan rasul. Yang dinamakan nabi ialah: seorang

laki-laki yang merdeka yang mendapatkan wahyu dari Allah -dengan hukum syara’untuk diamalkan sendiri.

S(' angkan rasul adalah: seorang laki-laki merdeka, yang mendapatkan wahyu

Allah dengan hukum syara’ untuk diamalkan sendiri serta disampaikan kepada orang

lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang nabi mendapatkan wahyu

dari Allah untuk diamalkan sendiri. Kepadanya tidak diwajibkan menyampaikan atau

mengajarkan wahyu yang diterimanya tersebut kepada orang lain. Sedangkan rasul,

selain untuk diamalkan sendiri wahyu yang diterimanya dari Allah wajib disampaikan

kepada orang lain. Baik nabi maupun rasul adalah seorang laki-laki, bagaimana

ditegaskan Allah dalam A1-Qur’an surat Al-Anbiya’ : 7

7وما آرسلناقبلك الارجالا نوحي الیھم الانبیاء

68~ Tauhid

Page 76: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Artinya: Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan

beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepadanya.

Mengenai jumlah nabi dan rasul tidak ada yang mengetahui seeara pasti, kecuali

Allah SWT. Akan tetapi, yang wajib diketahui dan diimani dari keseluruhan nabi dan

rasul sebanyak 25 orang yaitu:

11) Nabi Yusuf a.s

12) Nabi Ayyub a.s

13) Nabi Syu’aib a.s14) Nabi Musa a.s

15) Nabi Harus a.s

Banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan keberadaan nabi dan rasul antara lain

suratYunus : 47, Al-Baqarah : 136, Al-An’am : 84, Al-Anbiya’: 85, Ali Imran : 33, Al-A’raf : 65, AL-Ahzab : 61 dan masih banyak lagi.

Dari 25 orang rasul yang harus diketahui dan diimani tersebut terdapat beberapa

rasul yang disebut ulul azmi, artinya rasul-rasul yang mempunyai keteguhan hati sangat

mengegumkan, ketabahan luar biasa, dan kesabarannya tidak ada batasnya. Meskipun

mereka harus berhadapan dengan berbagai celaan, hinaan, bahkan siksaan, mereka

tetap tegar dan selalu bertawakkal dalam menyampaikan ajaran Allah kepada umat

manusia.

Tauhid "69

1) Nabi Adam a.s 16) Nabi Zulkiflt a.s

2) Nabi Idris a.s 17) Nabi Daud a.s

3) Nabi Nuh a.s 18) Nabi Sulaiman a.s

4) Nabi Hud a.s 19) Nabi Ilyas a.s

5) Nabi Saleh a.s 20) Nabi Ilyasa a.s

6) Nabi Ibrahim a.s 21) Nabi Yunus a.s

7) Nabi Luth a.s 22) Nabi Zakaria a.s»١ Nabi Ismail a.s 23) Nabi Yah}'a a.s

و( Nabi Ishaq a.s 24) Nabi Isa a.s

10) Nabi Ya’qub a.s 25) Nabi Muhammad SAW

Page 77: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Nama-nama rasul Allah yang termasuk ulul azmi tertuang dalam Al- Qur’an surat

Al-Ahzab : 7

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi- nabi dan dari

kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan kami telah

mengambil dari mereka perjanjian yang teguh. Berdasarkan ayat di atas, yang

termasuk rasul ulul azmi adalah:

1) Nabi Muhammad SAW

2) Nabi Ibrahim a.s

3) Nabi Musa a.s

4) Nabi Isa a.s ،5) Nabi Nuh a.s.

Rasul-rasul Allah mempunya ؛sifat-s؛fat wajib, yang disebut sifat wajib bagi rasul

yaitu:

1) Shiddiq, artinya jujur/benar segala ucapannya. Mustahil bagi mereka berbohong

atau berdusta, setiap pengakuannya berrarti kebenaran. Demikian juga

pengakuannya sebagai utusan Allah dan apa yang disampaikannya.

2) Amanah, artinya terpecaya. Rasul mustahil berbuat khianat. Mereka benar-benar

terpercaya (amanah). Para rasul terpelihara dari perbuatan dosa atau maksiat lahir

dan bathtn (ma’sum).3) Tabligh, artinya menyampaikan segala sesuatu yang datang dari Allah. Mustahil

para rasul tidak menyampaikan atau menyembunyikan (,kitman) segala sesuatu yang

diterima dari Allah. Karena sifat tabligh tersebut, ajaran yang dibawanya

mendapatkan pengikut dan dapat berkembang secara luas dan cepat.

70~ Tauhid

Page 78: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

4) Fathanah, artinya cerdas. Para rasul cerdas dan pandai, mustahil mereka bodoh.

Wajib bagi rasul cerdas dan pandai dalam segala hal. Sebab, jika rasul bodoh,

maka akan mudah dikalahkan oleh para penentangnya dan ajaran yang

disampaikan akan diremehkan, bahkan ditolak.

Selain mempunyai sifat wajib, para rasul juga memiliki sifat jaiz; (boleh atau

wewenang) yaitu berprilaku sebagaimana umumnya manusia, misalnya makan, minum,

merasakan dahaga, lapar, sakit dan sebagainy'a. Dalam hal pekerjaan, ada yang

menjadi pedagang, tukang kayu, raja dan sebagainya. Sifat jaizi ni tidak menurunkan

derajat kerasulannya. Rasul boleh berasal dari keluarga bangsawan atau lainnya, tetapi

yang jelas mustahil seorang rasul berasal dari keluarga pencuri, garong, pendusta,

bandit dan sejenisnya. Selain itu, rasul mustahil dihinggapi sejenis penyakit yang dapat

menodai atau menurunkan derajat kerasulannya, misalnya gila, tuli, bisu, ayan dan

sebagainya,

e. Iman kepada ari Kiamat^؛

Sekalipun kapan datangnya hari kiamat tidak diketahui, tetapi menurut para ulama

ada tanda-tanda yang menunjukkan akan datangnya hari tersebut : tanda-tanda kiamat

kecil (sughra) dan tanda-tanda kiamat besar (kubra).

Tanda-tanda kiamat sughra (kecil)

1) Ilmu agama dianggap tidak penting, bahkan kian lama orang makin

merendahkannya.

2) Ahli agama banyak yang meninggal dan tidak ada penggantinya, sehingga

tampillah orangorang yang tidak ahli mengurusi urusan agama. Muncullah fatwa-

fatwa tentang agama yang tidak benar sehingga sesat dan menyesatkan.

3) Kebodohan mewabah dimana-mana.

4) Perzinaan merajalela.

Tauhid ~71

Page 79: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

5) Minuman keras dijual bebas dan para peminum tidak memiliki rasa malu.

6) Banyak terjadi kekaburan identitas antara laki-laki dan perempuan.

7) Fitnah ada dimana-mana dengan berbagai bentuk dan caranya.

8) Menjamurnya pembunuhan tanpa alasan yang hak.

9) Manusia bergeliman dengan harta benda dan bangga dengan kekayaannya.

Tanda-tanda kiamat kubra (besar)

1 (Matahari terbit dari arah Barat

2) Munculnya binatang aneh yang mampu bercakap-cakap yaitu memberitahukan

kepada orang-orang yang tidak beriman kepada ayat- ayat Allah. Tentang hal ini

Allah berfirman dalam surat An-Naml: 82.

Artinya: Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka. Kami keluarkan sejenis

binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa

sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.

Rasulullah SAW bersabda:

Yang artinya: Sesungguhnya tanda-tanda pertama datangnya hari kiamat ialah

terbitnya matahari dari arah barat dan datangnya binatang di tengah-tengah

khalayak pada waktu dhuha. Jika salah satu muncul lebih dahulu, maka yang

satunya akan segera menyusul. (HR.Muslim dan Abu Daud).

72~ Tauhid

Page 80: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

3) Turunnya Imam Mahdi. Nabi SAW bersabda :

Yang artinya: Sesungguhnya Imam mahdi akan keluar pada akhir zaman, namanya

Muhammad bin Abdillah atau Ahmad bin Abdillah. (HR.Abu Daud dan Tirmidzi).

4) Munculnya Al Masih ad Dajjal penggembala yang banyak dustanya). Dajjal ini akan

berusaha mengajak umat manusia berpaling dari agama yang benar. Dalam haji

wada’ (haji perpisahan), Nabi SAW bersabda tentang Dajjal ini:

Yang artinya: Tiada seorang nabi pun yang diutus oleh Allah, kecuali nabi itu

menakut-nakuti umatnya perihal Dajjal. Dajjal akan muncul di tengah-tengah

kalian secara nyata. Dan nyata pula bagimu bahwa Tuhanmu benar-l^enai- tidak

bermata sebelah. Sesungguhnya Dajjal itu bermata satu karena mata kanannya

tidak berfungsi dengan baik, jadi hanya bisa melihat dengan mata kirinya.

(HR.Bukharai dan Muslim).

5) Turunnya Nabi Isa a.s untuk membunuh Dajjal dan menghancurkan tiang-tiang

salib, membunuh babi dan menghapuskan segala bentuk penindasan kepada

manusia.

6) Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj (bangsa ini hidup pada zaman Raja Zulkarnain).

Mereka bangsa yang gemar berbuat kerusakan dan keributan sehingga

pemerintahan waktu itu mengalami kekacauan. Akhirnya Raja Zulkarnain dengan

dukungan rakyatnya membuat dinding dari besi bulat dengan ukuran besar sebagai

penjara mereka. Menjelang hari kiamat kelak, pagar tembok itu akan hancur rata

dengan tanah dengan izin Allah. Tentang hal ini tertuang dalam Al- Qur’an surat

A1-Kahfi : 83-101.

7) Robohnya Ka’bah akibat perbuatan seorang laki-laki dari Habsyi (Ethiopia),

sebagaimana sabda Nabi SAW:

Yang artinya: Akan merusak ka’bah orang yang memiliki dua roti sawiq, yaitu

laki-laki dari Habsyi (Ethiopia). (HR.Muslim).

Tauhid ~73

Page 81: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

8) Hilangnya mushaf Alqur’an dari muka bumi. Tidak tersisa $am huruf pun ayat-

ayat Al-Qur’an, kecuali kertas putih. Pada situasi seperti ini tidak seorang yangmampu mengingat satu ayat pun bunyi firman Allah dalam Al-Qur’an.

9) Seluruh manusia di muka bumi menjadi kafir, sehingga tidak ada lagi orang yang

melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Inilah tanda- tanda paling akhir dari Itiamat

kubra. Kemudian, atas perintah Allah Malaikat Israfil akan meniup sangkakala

sebagai tanda tibanya hari kiamat.

f. Iman kepada Qada dan Qadar

Qada adalah kepastian, sedangkan qadar ialah ketentuan. Keduanya ditetapkan oleh

Allah untuk seluruh makhluk-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan beriman kepada

qada dan qadar ialah setiap manusia wajib mempercayai bahwa atas dirinya ada

kepastian dan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah sezak zaman azali, jadi

semua yang akan terjadi, sedang atau sudah terjadi di dunia ini semuanya telah

diketahui oleh Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Hadid : 22

Artinya : Tiada suatu bencana pun yang menimpa manusia di bumi (dan tidak pula)

pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (di LauhulMahfudz) sebelum

Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.

Mengenai qada dan qadar ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

Berbagai pandangan dan perbedaan pendapat tersebut akan diuraikan pada bab berikut.

74~ Tauhid

Page 82: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

3. Cakupan Aqidah Cabang

Seperti dikemukakan terdahulu, aqidah cabang adalah persoalan- persoalan

aqidah yang diperselisihkan (ikhtilaf). Adanya perselisihan ini, disebabkan oleh

berbagai hal antara lain persoalan politik, kepentingan kelompok, serangan dari

pihak luar Islam dan berkembangnya pemikiran filsafat yang mempengaruhi pola

pikir umat Islam. Adapun cakupan aqidah cabang adalah:

a. Tuhan

Dalam kenyataannya, meskipun konsep ketuhanan telah jelas berdasarkan nash,

adanya serangan dari pihak luar mengenai eksistensi Tuhan, berkembangnya pemikiran

filsafat di kalangan umat Islam dan sebagainya menjadikan kaum muslimin terdorong

untuk membicarakan masalah Tuhan secara lebih luas sesuai dengan pengetahuannya.

Berkaitan dengan tnasalah ketuhanan, muncul persoalan-persoalan yang diokhtilafkan,

di antaranya adalah mengenaizat, sifat dan afal(perbuatan) Tuhan.

Dalam masalah Tuhan muncul pendapat yang menggambarkan Tuhan dengan sifat-

sifat bentuk jasmani fisik. Golongan yang menggambarkan Tuhan dengan jisim disebut

golongan mujassimah (orang- orang yang menjisimkan) Tuhan. Sedangkan dalam

masalah sifat-sifat Tuhan juga muncul persoalan yang diikhtilafkan, yakni apakah

Tuhan itu mempunyai sifat-sifat atau tidak. Dalam hal ini, secara garis besar terdapat

dua pendapat:

Pertama, adalah golongan yang berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat-

sifat. Dia adalah esa, bersih dari hal-hal yang menodai keesaan-Nya. Mereka

mengesakan Tuhan dengan mengosongkan Tuhan dari berbagai sifat-sifat. Golongan

ini disebut mu’atilah yang diwakili oleh aliran Mu’tazilah.

Tauhid ~75

Page 83: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Kedua, adalah golongan yang mengambil posisi berlawanan yakni bahwa Tuhan

mempunyai sifat-sifat yang sempurna. Sifat-sifat yang dimiliki oleh Tuhan tidak ada

yang menyamai-Nya. Mensifati Tuhan dengan sifat-sifat kesempurnaan tidak akan

mengurangi keesaan-Nya. Pendapat golongan kedua ini dikeluarkan oleh aliran

Ahlussunnah Wal Jama’ah yang diwakili oleh Asy’ariyah dan Maturidiyah.Sementara itu, dalam masalah af’al (perbuatan) Tuhan muncul persoalan-

persoalan cabang yang diperselisihkan, seperti apakah Tuhan mempunyai kewajiban

berbuat atau tidak. Dalam hal ini, golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhanmempunyai kewajiban terhadap manusia, yakni kewajiban berbuat baik dan terbaik

bagi manusia (as shalah al ashlah). Sebaliknya, golongan Ahlussunnah wal Jama’ahtidak dapat menerima pendapat golongan Mu’tazilah. Menurut pendapat golonganAhlussunnah, Tuhan tidak mempunyai kewajiban kepada makhluk-Nya. Tuhan

bebas untuk berbuat, karena jika Tuhan memiliki kewajiban berbuat, maka berarti

kekuasaan dan kehendak Tuhan tidak mutlak.

b. Malaikat

Perbedaan pendapat di sekitar persoalan malaikat adalah, apakah iblis termasuk

kelompok malaikat (diciptakan dari nur ?). Berangkat dari pemahaman terhadap

QS.Al-Baqarah ayat 34 dan QS. Shaad ayat 75 dan 76, ada yang berpendapat bahwa

iblis termasuk golongan malaikat. Sedangkan yang lain berpendapat bahwa iblis

bukan golongan malaikat, sebab iblis tidak diciptakan dari cahaya (nur) melainkan

dari api.

c. Wahyu/Kitab-Kitab

Permasalahan yang diikhtilafkan dalam masalah kitab atau wahyu di kalangan

umat Islam adalah apakah Al-Qur’an atau wahyu itu qadim (kekal) ataukah hadis

(baru). Dalam masalah ini terdapat dua pendapat yang berbeda. Pertama, yaitu

pendapat yang mengatakan bahwa Al-Qur’an dalah qadim, bukan makhluk

(diciptakan). Pendapat ini diwakili oleh Asy’ariyah dan Maturidiyah. Kedua,

pendapat yang mengatakan Al-Qur’an

76~ Tauhid

Page 84: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

adalah hadis, Karena Al-Qur’an itu diciptakan (makhluk). Pendapat ini diwakili oleh

Mu’tazilah.d. Nabi atau Rasul

Para ulama telah sepakat dalam masalah adanya hari kiamat dan hal-hal yang

terjadi di dalamnya. Hanya saja mereka berbeda pendapat tentang apa yang

dibangkitkan. Dalam hal ini secara garis besar terdapat dua golongan. Golongan

pertama mengatakan bahwa yang dibangkitkan_ meliputi jasmani dan rohnya.

Sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa yang dibangkitkan hanya rohnya

saja, sebab badan (jasmani) telah mengalami kerusakan dan hancur.

e. Takdir atau Sunnatullah

Dalam persoalan mengimani takdir, umat Islam umumnya Sepakat perlunya

meyakini atau mempercayai adanya ketentuan-ketentuan Allah yang berlaku bagi

semua makhluk yangada di alam semesta. Namun mereka berbeda pendapat

dalam memahami dan mempraktekkanriya Ada di antara mereka yang memahami

bahwa danya takdir Allah berarti manusia tidak memiliki kemampuan untuk

memilih, segala gerak dan perbuatan manusia pada hakekatnya telah ditentukan

Allah. Manusia sama halnya dengan wayang yang digerakkan oleh dalang, karena

itu manusia tidak memiliki peran sama sekali dalam menentukan perbuatannya.

Pendapat ini dikemukakan oleh kelompok Jdbariyah yang dipelopori oleh jaham

bin Shafwan.

Pendapat yang lain mengatakan bahwa manusia mampu mewujudkan

tindakan dan perbuatannya sendiri. Tuhan tidak ikut campur tangan dalam

perbuatan manusia tersebut, dan mereka menolak pendapat yang mengatakan

bahwa semua yang terjadi karena telah ditakdirkanإ oleh Allah. Pendapat ini

dikemukakan oleh aliran Qadariyah yang dipelopori oleh Ma’bad Aljuhani danGhailan ad-Dimasqi.

77-Tauhid

Page 85: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

4. Fungsi Tauhid Bagi Kehidupan Manusia

Kedudukan tauhid dalam ajaran Islam adalah paling sentral dan esensial. Tauhid

berarti komitmen manusia kepada Allah sebagai fokus dari seluruh rasa hormat, rasa

syukur dan sebagai satu-satunya sumber nilai. Apa yang dikehendaki oleh Allah akan

menjadi nilai bagi manusia yang bertauhid, dan ia tidak mau menerima otoritas dan

petunjuk, kecuali otoritas dan petunjuk Allah. Komitmennya kepada Tuhan adalah

utuh, total, positif dan kukuh, mencakup cinta dan pengabdian, ketaatan dan

kepasrahan kepada Tuhan, serta berkemauan keras untuk menjalankan kehendak-Nya.

Dalam ajaran Islam, tauhid tersimpul dalam kalimat laa ilaaha illallah Tiada Tuhan

selain Allah). Kalimat menarikan otoritas dan petunjuk yang datang selain dari Allah.

Jadi, sesungguhnya kalimat tersebut mengandung nilai pembebasan bagi manusia.

Manusia yang bertauhid mengemban tugas untuk membebaskan manusia dari

menyembah sesama manusia kepada menyembah Allah. Dengan tauhid, manusia tidak

saja akan bebas dan merdeka, melainkan juga akan sadar bahwa kedudukannya sama

dengan manusia lain manapun. Tidak ada manusia yang superior atau inferior terhadap

manusia lainnya. Semuanya berkedudukan sama di hadapan Allah, yang membedakan

adalah tingkat ketaqwaannya (QS.Al-Hujurat : 13).

Suatu hal yang tidak boleh dilupakan ialah bahwa komitmen manusia- tauhid tidak

saja terbatas pada hubungan vertikalnya dengan Tuhan, melainkan juga mencakup

hubungan horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk, dan hubungan-

hubungan ini harus sesuai dengan kehendak Allah. Kehendak Allah ini memberikan

visi kepada manusia- tauhid untuk membentuk suatu masyarakat yang mengejar nilai-

nilai utama dan mengusahakan tegaknya keadilan sosial. Pada gilirannya, visi ini

memberikan inspirasi pada manusia tauhid untuk mengubah dunia di sekelilingnya

agar sesuai dengan kehendak Allah, dan inilah misi manusia-

78~ Tauhid

Page 86: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

tauhid atau manusia muslim. Misi untuk mengubah dunia, menegakkan kebenaran dan

keadilan, merealisasikan pelbagai nilai utama, dan memberantas kerusakan di muka ini

merupakan bagian tidak terpisahkan dari komitmen manusia yang bertauhid kepada

Allah. Dengan misi ini pula akan terwujud suatu bentuk kehidupan sosial yang adil dan

etis.

Dalam konteks pengembangan umat, tauhid berfungsi antara lain

mentransformasikan sedap individu yang meyakininya menjadi manusia yang lebih

kurang ideal dalam arti memiliki sifat-sifat mulia yang membebaskan ' dirinya dari

setiap belenggu sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dengan demikian, akan muncul

manusia-tauhid yang memiliki ciri-ciri positif, yaitu:

1) Memiliki komitmen utuh pada Tuhannya. Ia akan berusaha secara maksimal untuk

menjalankan pesan dan perintah Allah sesuai dengan kadar kemampuannya.

2) Menolak pedoman hidup yang datang bukan dari Allah. Dalam kontek masyarakat

manusia, penolakannya berarti emansipasi dan pengembangan kebebasan

esensialnya dari seluruh belenggu buatan manusia, supaya komitmennya pada

Allah menjadi utuh dan kukuh.

3) Bersikap progresif dengan selalu melakukan penilaian terhadap kualitas

kehidupannya, adat-istiadatnya, tradisi dan faham hidupnya. Bila dalam

penilaiannya ternyata terdapat unsur-unsur syirik dalam arti luas, maka ia selalu

bersedia untuk berubah dan mengubah hal- hal itu agar sesuai dengan pesan-pesan

ilahi. Manusia tauhid adalah progresif karena ia tidak pernah menolak setiap

perubahan yang positif.

4) Tujuan hidupnya amat jelas. Ibadatnya, kerja kerasnya, hidup dan matinya

hanyalah unutk Allah semat-mata. Ia tidak akan terjerat ke dalam nilai-nilai palsu

atau hal-hal yang tanpa nilai sehingga tidak pernah mengejar kekayaan, kekuasaan

dan kesenangan hidup sebagai

Tauhid ~79

Page 87: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

tujuan. Sebaliknya, hal-hal tersebut hanyalah sebagai sarana mencapai keridlaan Allah

5) Memiliki visi yang jelas tentangkehidupan yang harus dibangunnya bersama-sama

manusia lain; suatu kehidupan yang harmonis antara manusia dengan Tuhannya,

dengan lingkungan hidupnya, dengan sesama manusia dan dengan dirinya sendiri,

Pada gilirannya, visi tersebut mendorongnya untuk mengubah dunia dan

masyarakat sekelillingnya sehingga semangat untuk berkrya bagi kemaslahatan

umat adalah tujuan hidupnya.

Dari uraian di atas, nampak dengan jelas bahwa tauhid memberikan dampak positif

bagi kehidupan manusia. Bila setiap individu memiliki komitmen tauhid yang kukuh

dan utuh, maka akan menjadi suatu kekuatan yang besar untuk membangun dunia yang

lebih adil, etis dan dinamis.

E. ،Tugas-Tugas

1. 'Agar sukses dalam kehidupannya manusia menempuh berbagai cara dan usaha. Ada

yang bekerja dengan keras dibarengi dengan do’a, ada yang bekerja saja, ada jugayang hanya berdo’a. Lain lagi dengan Pak Badrun. Ia lebih percaya bahwa agar

menjadi orang yang berhasil, ia mendatangi tempat-tempat tertentu yang diyakini

keramat, suci dan mengandung kekuatan ghaib. Di tempat-tempat tersebut Pak

Badrun mengutarakan semua keinginannya, kemudian kepada roh- roh suci dan

kekuatan ghaib yang diyakininya, ia meminta agar keinginannya disampaikan

kepada Allah. Alasannya, roh suci dan kekuatan ghaib itu lebih mungkin

berkomunikasi dengan Allah, daripada dirinya yang masih banya dosa.

a. Bagaimana pendapatmu mengenai prilaku Pak Badrun ?

b. Dapatkah Pak Badrun dikatakan sebagai orang yang bertauhid secara murni ?

80~ Tauhid

Page 88: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

c. Menurutmu, bagaimana usaha yang harus dilakukan manusia agar berhasil

dalam kehidupannya ?

d. Apakah yang anda kctahu ؛tentang wasilah ? Apakah cara Pak Badrun

termasuk wasilah ? Mengapa ?

Diskusikan persoalan-persoalan di atas dengan kelompok belajarmu. Catat hasilnya

dan konfirmasikan dengan dosen !

2. Sekalipun sukses pada bidang materi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, dewasa ini orang-orang Barat belum menikmati kebahagiaan hakiki.

Sebabnya ialah karena mereka mengalami kegersangan spiritual lantaran tidak

adanya pergantungan spiritual yang kokoh. Demikian pernyataan Wimal

Disayanake, Ketua Islamic Center, Honolulu, AS dalam majalah Islamic World,

tahun 1996. Oleh karena itu, saat ini orang-orang Barat sedang sibuk “mencariTuhan” sebagai landasan kehidupan spiritualnya.a. Menurut anda, mengapa manusia memerlukan landasan spiritual yang kokoh?

b. Apa hubungan spirhualitas dengan pencapaian kebahagiaan hidup secara

hakiki ?

c. Berikan satu contoh cara memaknai aqidah agar menjadi sumber kekuatan

pembebasan bagi kehidupan manusia ا

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas, anda bisa

menanyakannya kepada tokoh agama atau orang-orang yang ada anggap dapat

memberikan penjelasan. Catat hasilnya dan padukan dengan hasil yang diperoleh

oleh teman-teman anda !

F. Evaluasi

Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !

1. Jelaskan pengertian aqidah pokok dan cabang إ

2. Apa yang menyebabkan munculnya aqidah cabang dalam Islam ? Jelaskan !

Tauhid ~81

Page 89: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

3. Kemukakan perbedaan antara aqidah pokok dan cabang !

4. Kekukakan dan uraian cakupan aqidah pokok dan cabang !

5. Jelaskan fungsi tauhid bagi kehidupan manusia !

6. Tunjukkan beberapa kasus yang menunjukkan adanya pengaruh positif antara

tauhid dengan kehidupan manusia !

7. Menurut anda, bagaimana cara memelihara agar aqidah kita tepat murni ?

Buku-Buku Rujukan dan Bahan Pengayaan

1. Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta : Universitas Indonesia, 1978).

2. Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terjemah Firdaus AN, Jakarta: Bulan

Bintang, 1996).

3. Hassan Hanafi, Min al ‘Aqidah ilaa al Tsaurah, (Mesir : Maktabah Madpoli,

1988).

4. A. Hanafi, Theologi Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1980).

5. Muhammad Ahmad, Tauhidllmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998).

6. Zainuddin, Ilmu Tauhid Ltngkap, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992).

7. Abdul Rozak dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003).

Tauhid~82

Page 90: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

BAB VIALIRAN-ALIRAN TEOLOGI ISLAM PERIODE KLASIK DAN

MODERN

A. Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu memahami berbagai aliran teolog ؛dalam Islam periode klasik

dan modern.

B. Indikator Hasil Belajar

1. Menjelaskan sebab-sebab munculnya berbagai aliran teologi dalam Islam.

2. Menyebutkan beberapa aliran teologi Islam periode klasik.

3. Mengungkapkan konsep-konsep teologi dari aliran-aliran teologi Islam

periode klasik.

4. Menyebutkan tokoh-tokoh aliran teologi periode modern.

5. Mengungkapkan kembali pemikiran para tokoh teologi periode modern.

6. Membandingkan konsep-konsep dalam aliran teologi Islam.

7. Memberikan apresiasi terhadap aliran-aliran teologi Islam.

C. Materi Pokok

1. Pengantar

Kemunculan pesoalan teologis dalam Islam berawal dari masalah politik, yakni

menyangkut peristiwa pembunuhan khaliah ketiga, Utsman bin Affan. Peristiwa ini

memicu penolakan Muawiyah terhadap kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, khalifah

keempat pengganti Utsman. Ketegangan antara Ali dan Muawiyah semakin menguat

hingga terjadi Perang Shijfin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Dalam

tahkim tersebut, pihak Ali diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari, sedangkan pihakMuawiyah diwakili oleh Amr bin ،Ash.

Tauhid ~83

Page 91: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Sikap dan keputusan Ali menerima tahkim ini, menimbulkan tanggapan beragam

dari pengikutnya. Sebagian di antara mereka menentang dan menyatakan diri keluar

dari kelompok Ali. Dalam sejarah Islam, kelompok ini disebut dengan Khawarij.

Meskipun demikian, sebagian besar pengikut Ali tetap setia dan mendukung serta

membelanya. Kelompok ini disebut dengan Syi’ah.Di samping kedua kelompok ekstrim tersebut, terdapat kelompok- kelompok lain

yang cenderung moderat dalam menanggapi peristiwa tahkim, antara lain Murji’ah. Bagi

kelompok Murji’ah, jalan paling aman adalah menangguhkan dan menyerahkan semuapersoalan yang berhubungan dengan dosa manusia kepada Allah SWT.

Demikianlah, asal muasal munculnya aliran-aliran teologi dalam kehidupan umat

Islam. Dari tiga kelompok yang muncul sehubungan dengan peristiwa tahkim di atas,

akhirnya mendorong lahirnya aliran- aliran yang beragam pada masa klasik, misalnya

Mu’tazilah, Jabariyah, Qadariyah dan Asy’ariyah. Bahkan, hingga periode modern

sekarang ini, dinamika pemikiran umat Islam dalam bidang teologi terus berkembang,

meskipun pemikiran-pemikiran yang muncul tidak mengatas-namakan kelompok atau

aliran, tetapi lebih merupakan pemikiran pribadi. Betatapun, hal itu merupakan

fenomena manarik yang perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu, pada bagian

berikut akan diuraikan beberapa aliran teologi dalam Islam, baik periode klasik

maupun periode modern.

2. Aliran-Aliran Teologi Islam Masa Klasik a. Khawarij

Khawarij dalam terminologi ilmu kalan adalah suatu sekte/aliran/ kelompok

pengikut Ali bin Abi Tahlib yang keluar meninggalkan barisan

karena tidak setuju dengan keputusan Ali yang menerima arbitrase dengan pihak

Mu’awiyah. Pada awalnya, kelompok ini sangat setiap kepada Ali.

Di antara doktrin-doktrin pokok Khawarij adalah sebagai berikut:

84~ Tauhid

Page 92: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.

2. Khalifah ddak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang

muslim berhak menjadi khalifah apabila telah memenuhi persyaratan.

3. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan

menjalankan syariat Islam. Ia harus dijatuhkan, bahkan dibunuh jika melakukan

kezaliman.

4. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar dan Usman) adalah sah, tetapi setelah

tahun ketujuh dari masa kekhalifahannya, Usman dianggap telah menyeleweng.

5. Khalifah Ali adalah sah, tetapi setelah terjadi tahkim ia dianggap telah

menyeleweng.

6. Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggapmenyeleweng dan telah menjadi kafir

7. Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga telah kafir.

8. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.

Mereka juga berpendapat bahwa seorang muslim juga dianggap kafir jika ia tidak

mau membunuh muslim lain yang telah kafir.

9. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak

mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam dar al-harb (negara musuh),

sedang golongan mereka sendiri dianggap berada dalam dar al Islam (negara Islam).

10. Seseorang harus menghindari dar ؛pimpinan yang menyeleweng.

11. Meyakini adanya al wa’du wal iva’idu (orang yang baik harus masuk surga,

sedangkan yang jahat harus masuk neraka).

12. Wajib amar ma’ruf nahi munkar.13. Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang samar-samar pengertiannya (mutasyabihat).

Tauhid ~85

Page 93: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

14. Al-Qur’an adalah makhluk (diciptakan).

15. Manusia bebas memutuskan perbuatannya, bukan dari Tuhan.

Bila dianalisis doktrin-doktrin Khawarij di atas dapat dikelompok dalam tiga jenis

yaitu politik, teologi dan sosial. Point a sampai j termasuk doktrin politik, sebab

membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah kenegaraan, khususnya

tentang kepala negara (khilafah). Sedangkan doktrin selebihnya dapat dikategorikan

sebagai doktirn teologis dan sosial, sebab secara jelas berhubungan dengan persoalan

keimanan dan tanggung jawab sosial seorang muslim,

b. Murji’ahMurii’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan,

penangguhan, dan pengharapan. Oleh karena itu, golongan Murjiah diartikan orang

yang menunda atau menangguhkan penjelasan kedudukan orang yang bersengketa,

yakni Ali dan Mu’awiyah serta pasukannya masing-masing hingga hari kiamat kelak.

. Berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah, Montgomery Watt (1990: 181) merincinya

sebagai berikut:

1. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Mu’awiyah hingga Allahmemutuskannya di akhirat kelak.

2. Penangguhan Ali unmk menduduki rangkit keempat dalam peringkat

khulafaurrasyidin.

3. Pemberian harapan terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh

ampunan dan rahmat dari Allah.

Masih berkaitan dengan doktrin Murji’ah, Harun Nasution (1986 : 22-23)

menyebutkan empat ajaran pokoknya, yaitu:

1. Menunda hukuman atas Ali, Mu’awiyah, Amru bin ‘Ash dan Abu Musa Al-Asy’ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat

kelak.

2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.

86~ Tauhid

Page 94: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

3. Meletakkan pentingnya iman daripada amal

4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk

memperoleh ampunan dari Allah.

Dari doktrin-doktrin tersebut terlihat bahwa golongan Murji’ah tidak ingin

menghakimi status seseorang, baik yang terlibat dalam tahkim maupun yang telah

melakukan dosa besar. Bagi mereka, semua itu diserahkan kepada Allah. Di samping

itu, bagi Murji’ah orang yang telah diakukan dosa besar tidak secara otomatis menjadi

kafir atau keluar dari Islam, tetapi masih terbuka peluang untuk mendapatkan ampunan

dari Allah dengan cara melakukan taubat,

c. Jabariyah

Kata.jabariyab berasal dari katajabara yang berarti memaksa. Di salam kamus

AlMunjid tulisan Louis Ma’luf (1998 : 78), dijlaskan bahwa nama jabariyah berasal dari

kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu.

Dari pengertian kata tersebut, dalam aliran teologi faham Jabariyah didefinisikan

sebagai aliran yang berpendapat bahwa semua perbuatan manusia di dunia telah

ditentukan oleh Allah.

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariyah ada yang mengatakan bahwa

kelahirannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu Yahudi dan Kristen.

Namun, tanpa pengaruh asing itu, faham Jabariyah akan muncul juga dikalangan

ummat Islam, sebab di dalam A1-Qur’an sendiri terdapat ayat-ayat yang dapat

mendorong lahirnya faham ini, misalnya QS. Al-An’am : 111 (Artinya : Merekasebenarnya tidak percaya sekiranya Allah tidak menghendaki), QS. Ash-$haffat: 96

(Artinya: Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat), QS. Al-Anfal: 17

(Artinya: Bukanah engkau yang melempar ketika melempar (musuh), tetapi Allah yang

melempar mereka), dan QS. Al-Insan: 30 (Artinya: Kamu tidak menghendaki, kecuali

Allah menghendakinya).

Tauhid ~87

Page 95: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Aliran Jabariyah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ekstrim dan

moderat. Di antara doktrin Jabariyah ekstrim adalah pendapatnya bahwa

segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari

kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya Di antara

pemukajabariyah ekstrim dan pendapatnya adalah sebagai berikut :

1) Jahm bin Shafwan

Pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah:a) Manusia tidak mampu berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya tidak

mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan.

b) Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan.c) Iman adalah ma’rifat untuk membenarkan dalam hati.d) Kalam Tuhan dalah makhluk. .Allah Mahasuci dari segala sifat dan

keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar dan melihat.Begitu pula Tuhan tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak.

1) Ja’ad bin Dirham

D ،ktrin dan pendapat Ja’ad secara umum sama dengan pendapat Jaham,

yaitu:

a. Al-Qur’an adalah makhluk. Oleh karena itu dia baru, sesuatu yang baru

tidak dapat disifatkan kepada Allah.

b. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti

berbicara, mendengar, melihat dan sebagainya.

c. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala

Berbeda dengan jabariyah ekstrim, Jabariyah moderat mengatakan nahwa

Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun

perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga yang

diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan

perbuatannya. Inilah }'ang disc'but dengan istilah al- kasb. Menurut Harun

Nasution, faham kasb memandang bahwa manusia tidaklah dipaksa oleh

Tuhan, tidak seperti wayang yang dikendalikan

88~ Tauhid

Page 96: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

oleh Tuhan dan tidak pula menjadi pencipta perbuatannya, tetapi manusia memperoleh

perbuatan yang diciptakan oleh Tuhan. Dengan demikian, jnanusia memiliki peran di dalam

perbuatannya.

Di antara tokoh-tokoh jabariyah moderat adalah :

1) Husain bin Muhammad An-Najjar Pendapat An-Najjar adalah:

a) Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran

dalam mewujudkan perbuatan- perbuatan itu.

b) Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat kelak. Akan tetapi, An-Najjar menyatakan bahwa Tuhan

dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat

Tuhan.

2) Dhihar bin Amir

Pendapatnya tentang perbuatan manusia sama dengan An-Najjar, yakni bahwa manusia tidak

hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang. Manusia mempunyai bagian dalam

perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata dipaksa dalam melakukan perbuatan. Secara

tegas Dhihar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara

bersamaan. Artinya, perbuatan manusia tidak hanya ditimbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh

manusia itu sendiri. Manusia mempunyai peran di dalam perbuatn-perbuatan yang

dilakukannya.

Mengenai melihat Tuhan, Dhihar berpendapat bahwa melihat Tuhan berarti melihat

dengan indera keenam, tidak langsung dengan mata,

d. Qadariyah

Qadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan atau

kekuatan. Adapun menurut terminologi ilmu kalam, Qadariyah adalah suatu aliran yang

percaya bahwa segala perbuatan manusia tidak ditentukan oleh Tuhan. Aliran ini berpendapat

bahwa tiap- tiap orang adalah penentu dan pencipta perbuatannya sendiri. Ia dapat berbuat

sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.

Tauhid ~89

Page 97: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat difahami bahwa Qadariyah dipakai untuk nama

suatu aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam

mewujudkan perbuatannya, Dalam hal ini, harun Nasution (1986 : 31) menegaskan bahwa

kaum Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan

untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dar ؛pengertian bahwa manusia terpaksa

tunduk pada qadar Tuhan.

Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang sering dijadikan sebagai landasankebebasan manusia dalam menentukan perbuatannya antara

lain QS. Al-Kahfl: 29 (Artinya: Katakanlah, kebenaran dari Tuhanmu, barangsiapa yang mau

beriman, berimanlah dia, dan barang siapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir. Ayat lain adalah

QS. Ali Imran: 165 (Artinya : Adakah patut, ketika kamu ditimpa musibah (pada Perang

Uhud), padahal telah mendapat kemenangan dua kali (pada Perang Badar), lalu kamu berkata:

Dari manakah bahaya ini? Katakanlah, sebabnya dari kesalahan kamu sendiri). Demikian juga

QS. Ar-Ra’du: 11 (Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum, kecuali jikamerekamengubah keadaan diri mereka sendiri), dan QS. An-Nisa’: 111 (Artinya: Dan barangsiapa melakukan suatu dosa, maka sesungguhnya ia melakukannya untuk merugikan dirinya

sendiri).

Mengenai tokoh faham jabariyah beberapa sumber mengatakan bahwa faham ini pertama

kali dimunculkan oleh Ma’bad aljauhani dan Ghailan ad-Dimasqy. Ma’bad adalah orang yangopernah berguru pada Hasan Al Basri. Adapun Ghailan adalah seorang orator dari Damascus

dan ayahnya menjadi pejabat penting semasa Usman bin Affan.

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghailan tentang doktrin Qadariyah bahwa manusia

berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Manusia sendirilah yang melakukan perbuatan baik

atas kehendak dan kekuasaan sendiri. Demikian juga menjauhi perbuatan buruk, manusialah

yang menentukan. Salah seorang pemuka Qadariyah yang lain, An-

90~ Tauhid

Page 98: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Nazzam, mengemukakan bahwa manusia hidup mempunyai daya. Selagi hidup manusia

mempunyai daya, ia berkuasa atas segala perikatannya.

Dari penjelasan di atas, dapat difahami bahwa doktrin Qadariyah terletak pada kehendak

dan kebebasan manusia dalam berbuat. Oleh karena itu, manusia berhak mendapatkan pahala

atas kebaikan yang dilakukanya dan juga memperoleh hukuman atas kejahatan yang

diperbuatnya. Dalam kaitan ini, bila seseorang mendapatkan balasan surga atau neraka kelak

di akhirat, maka semua menjadi pilihannya sendiri, bukan ditentukan oleh Tuhan sebelumnya.

Sedangkan mengenai takdir, Qadariyah memahaminya tidak dalam pengertian bahwa

semua perbauatan manusia telah ditentukan terlebih dahulu. Takdir dalam pandangan

Qadariyah adalah ketentuan Allah yang diciptakan-Nya bagi alam semesta beserta isinya sejal

azali, yaitu hukum yang dalam istilah Al-Qur’an disebut dengan sunnatullah. Adapunperbuatan mana yang akan dikerjakan ditentukan secara bebas oleh manusia sendiri. Dengan

pemahaman seperti ini, golongan Qadariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat

untuk menyandarkan segala perbuatan manusia kepada Tuhan,

e. Mu’tazilahSecara harfiah, kata Mu’tazilah berasal dari i’tizala yang berarti berpisah atau memisahkan

diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri. Pemberian nama Mu’tazilah dihubunganpada peristiwa yang terjadi ketika tokoh uatama aliran ini yakni Wasil bin Atha’ mengikutipelajaran yang disampaikan oleh gurunya, Hasan Al-Bashri. Ketika itu, ada seorang yang

bertanya tentang kedudukan orang yang telah melakukan dosa besar kepada Hasan Al-Bashri.

Saat Hasan Al Bashri masih berpikir, Wasil berdiri dan mengemukakan pendapatnya dengan

mengatakan: Saya berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar bukanlah mukmin dan bukan

pula kafir, tetapi beraa pada posisi di antara keduanya. Kemudian Wasil menjauhkan diri dari Hasan

Al-Bashri dan

Tauhid ~ 91

Page 99: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

pergi ke tempat lain di lingkungan masjid. Di sana Wasil mengulangi pendapatnya di hadapan

para pengikutnya. Dengan adanya peristiwa ini Hasan Al-Bashri berkata, Wasil menjauhkan

diri duri kita (i'tazala atina). Kelompok yang memisahkan diri pada peristiwa inilali yang

disebut kaum Mu’tazilah.Golongan Mu’tazilah dikenal sebagai kelompok rasionalis, sebab mereka memberikan

peran dan fungsi yang sangat besar kepada akal dalam kehidupan manusia. Mu’tazilah jugadikenal dengan beberapa nama, antara lain ahlal-'adl, yang berarti golongan yang

mempertahankan keesaaan dan' keadilan Tuhan dan ahl al tawhid wa al 'adli yang berarti

golongan yang mempertahankan keesaan dan keadilan Tuhan. Orang-orang di luar Mu’tazilahsering menyebutnya dengan istilah kelompok free will atau free act, yakni kelompok yang

memandang bahwa manusia itu bebas berkehendak dan bebas berbuat. Selain itu, ada yang

menamainya dengan Al-Mu’attilah, karena Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan tidakmempunyai sifat-sifat, dalam arti sifat mempunyai wujud di luar zat Tuhan.

Inti ajaran atau doktrin-doktrin Mu’tazilah terangkum dalam Al-Ushul al Khamzah (l.ima

Ajaran Dasar), yaitu:

I) At-Tawhid

Tauhid dalam pandangan Mu’tazilah berarti meng-Esa-kan Allah dari segala sifat dan

af’alnya yang menjadi pegangan bagi akidah Islam. Tauhid dalam hal ini melingkupi hal-hal

sebagai berikut.

a) Tuhan tidak memiliki sifat-sifat. Adapun Tuhan mendengar, berbicara, melihat dan

sebagainya bukanlah sifat, melainkan sesuatu yang melekat dalam zat-Nya. Jika sifat-sifat

itu terpisah dari Tuhan, maka berarti dia bersifat qadim, dan dengan demikian ada dua

yang qadim (,ta’addud al qudama’), yakni Tuhan dan sifat-sifat Tuhan. Hal ini justru

akan menodai kepercayaan tauhid, yang meyakini bahwa hanya Allah yang qadim.

92~ Tauhid

Page 100: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

b) Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata di akhirat, sebab Tuhan bukan jisim (benda).

c) Tuhan itu esa, bukan benda, bukan pula unsur-unsur tertentu. Tuhan ddak menempati tempat

atau ruang.

2) Al-‘Adlu (Keadilan)Dalam pandangan Mu’tazilah, keadilan Tuhan berarti bahwa orang yang berbuat baik akan

diberikan kebaikan, dan sebaliknya jika manusia berbuat jahat maka akan diberikan siksaan.

Lebih jauh tentang keadilan, mereka berpendapat:

a) Tuhan menguasai kebaikan serta tidak menghendaki keburukan.

b) Manusia bebeas berbuat dan kebebasan ini karena qudrat (kekuasaan) yang dijadikan

Tuhan pada diri manusia.

.Makhluk diciptakan Tuhan atas dasar hikmah kebijaksanaan (ء

d) Tuhan tidak melarang sesuatu kecuali terhadap yang dilarang dan tidak menyuruh kecuali

yang disuruh-Nya.

e) Kaum Mu’tazilah tidak mengakui bahwa manusia itu memiliki qudrat dan iradat, tetapi

qudrat dan iradat tersebut hanya merupakan pinjaman belaka.

f) Manusia dapat dilarang atau dicegah untuk melakukan qudrat dan iradat.

3) Al-Wadu wal wa’id (janji dan ancaman)Prinsip janji dan ancaman yang dipegang oleh Mu’tazilah adalah untuk membuktikan

keadilan Tuhan sehingga manusia dapat merasakan balasan Tuhan atas segala perbuatannya.

Di sinilah peranan janji dan ancaman bagi manusia agar berhati-hati dalam menjalani

kehidupannya.

Konsep janji dan ancaman diuraikan dalam beberapa butir, yaitu:

a) Orang mukmin yang berdosa besar kemudian meninggal sebelum taubat ia tidak akan

mendapatkan ampunan Tuhan.

b) Di akhirat tidak akan ada syafaat sebab syafaat berlawanan dengan Al-Wai’du wal wa’id(janji dan ancaman).

Tauhid- 93

Page 101: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

c) Tuhan akan membalas kebaikan manusia yang telah berbuat baik dan akan menjatuhkan

siksa terhadap manusia yang melakukan kejahatan.

4) Al-Manzilah bainal Manzilataini (tempat di antara dua tempat)

“Tempat di antara dua tempat” dalam pandangan Mu’tazilah berarti suatu tempat antarasurga dan neraka. Tempat ini diperuntukkan bagi umat Islam yang melakukan dosa besar,

tetapi tidak sampai musyrik. Doktrin ini, oleh sebagian kaum teolog dipandang membingunkan

dan tidak jelas. Sebab, tidak terdapat penjelasan yang kongkrit: dan riil tentang dasar yang

digunakan oleh Mu'tazilah dan keadaan tempat tersebut.

5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran)Amar ma’ruf nahi munkar ini menjadi kewajiban asasi bagi penganut Mu’tazilah. Hanya

saja, beberapa pendapat mengatakan Bahwa ukuran ma’ruf dan munkar itu adalah versi

Mu’tazilah, sehingga orang-orang yang berbeda prinsip dengan mereka dianggap sesat dan

perlu diluruskan. Oleh karena itu, tereatat dalam sejarah bahwa kaum Mu’tazilah pernahmembunuh ulama-ulama Islam, di antaranya ulama Islam terkenal Syeikh Buwaithi seorang

ulama penerus Imam Syafi’I, dalam suatu peristiwa dan perdebatan apakah Qur'an qadim atau

makhluk.

Hingga sekarang, secara fisik-organisatoris Mu’tazilah telah tidak ada. Tetapi, semangatdan model berftkir rasional yang dikembangkannya masih berpengaruh dan sering menjadi

model pemikiran para pemikir Islam kontemporer. Lebih dari itu, pemikiran rasional model

Mu’tazilah dipandang cukup sesuai dengan tuntutan zaman.f. Asy’ariyah

Asy’ariyah adalah salah satu aliran dalam teologi Islam periode klasik yang namanya

dinisbatkan kepada nama pendirinya, yaitu Hasan Ali bin Ismail Al-Asy’ari. Dalam belajar

agama, Al-Asy’ari mula-mula berguru

94~ Tauhid

Page 102: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

kepada Abu Ali AL Jubba’I, seorang pemuka Mu’tazilah. Karenanya, Al-Asy’ari padamulanya adalah pengikut Mu’tazilah dan sangat memahami aliran tersebut. Akan tetapi, pada

usia 40 tahun ia menyatakan diri keluar dari Mu’tazilah, karena ia mengalami berbagaikeraguan dan ddak puas terhadap doktrin-doktrin Mu’tazilah. Setelah merenung kurang lebih15 hari, ia naik ke mimbar dan berpidato : “Saudara-saudara, setelah saya meneliti dalil-dalil

yang dikemukakan oleh masing-masing pendapat, ternyata dalil-dalil itu menurut hemat saya

sama kuatnya. Saya memohon hidayah dari Allah SWT, sekarang saya meninggalkan

keyakinan lama saya dan menganut keyakinan baru. Keyakinan lama saya lepaskan

sebagaimana saya melepaskan baju yang saya kenakan ini”.Sejak itu, Al-Asy’ari gigih menyebarkan paham barunya sehingga terbentuk mazhab

dalam teologi Islam yang dikenal dengan nama Ahlussunannan wal Jama’ah. Pengikut Al-

Asy’ari sendiri sering disebut Asy’ariyah. Adapun pokok-pokok ajaran Asy’ariyah yangterpenting antara lain adalah:

1) Sifat Tuhan

Menurut ajaran Asy’ariyah, Tuhan mempunyai sifat-sifat sebagaimana disebutkan dalam

Al-Qur’an, seperti Allah mengetahui dengan ‘Imu, berkuasa dengan qudrat, hidup dengan hajah,

dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut adalah azali. Sifat-sifat tu bukanlah zat Tuhan, bukan pula

lain dari zat-Nya.

2) Perbuatan Manusia

Perbuatan manusia menurut Asy’ariyah adalah diciptakan Tuhan, bukan diciptakan olehmanusia itu sendiri. Untuk mewujudkan suatu perbuatan, manusia membumhkan dua daya,

yaitu daya Tuhan dan daya manusia. Hubungan perbuatan manusia dengan kehendak dan

kekuasaan Tuhan yang mudak dijelaskan melalui teori kasb, yakni berbarengnya kekuasaan

Tuhan dengan perbuatan manusia. Kasb mengandung arti

Tauhid ~95

Page 103: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

keaktifan. Karena itu, manusia bertanggung jawab atas perbuatan yangdilakukannya.3) Pelaku Dosa Besar

Menurut Asy’ariyah, seorang muslim yang melakukan perbuatan dosa besardan meninggal dunia sebelum taubat tetapu dihukumi mukmin, ddak kafir, tidakpula berada di antara mukmin dan kafir, dan diakhirat ada beberapa kemungkinan:a) Ia mendapat ampunan dari Allah dengan rahmat-Nya sehingga pelaku dosa

besar tersebut dimasukkan ke dalam surga.b) Ia mendapat syafaat dari nabi Muhammad SAW.c) Allah memberikan hukuman kepadanya dengan dimasukkan ke dalam siksa

neraka sesuai dengan dosa besar yang dilakukannya, kemudian Diamemasukkannya ke surga.

4) Keadilan TuhanAsy’ari berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun. Tuhan

tidak wajib memasukkan orang, baik ke surga ataupun ke neraka. Semua itumerupakan kehendak mutlak Tuhan, sebab Tuhanlah yang berkuasa dan segala-galanya adalah miliki Allah. Jika Tuhan memasukkan seluruh manusia ke dalamsurga, bukan berarti Tuhan tidak adil. Sebaliknya, jika Tuhan memasukkan seluruhmanusia ke dalam neraka, bukan berarti Tuhan zalim. Tuhan adalah penguasamutlak dan tidak ada yang lebih berkuasa. Dia boleh dan dapat melakukan apa sajayang dikehendaki-Nya.

Demikian pokok-pokok pikiran Asy’ari. Untuk mengetahui dan mendalamipokok-pokok pikirannya dapat diperoleh dari buku-buku tulisannya, sepertiMaqalatul Islamiyyin wa ikhtilaful Mushallin, Al Ibanah, Al-Luma’ dan sebagainya.3. Aliran-Aliran Teologi Islam Masa Modern

Pada permulaan abad ke-I9, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yangdicapai dunia Barat mulai memasuki dunia Islam.

96 Tauhid

Page 104: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Kenyataan ini mendorong intelektual muslim untuk memikirkan cara mengatasi persoalan

tersebut. Inilah yang mendorong lahirnya gelombang modernisasi di dunia Islam, termasuk

bidang pemikiran keagamaan.

Pembaharuan pemikiran keagamaan terutama dalam bidang teologi dirasa perlu dalam

rangka mewujudkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tanpa ada pembaharuan

pemikiran keagamaan terutama dalam bidang teologi yang sejalan dengan tuntutan zaman,

Islam sebagai agama akan ditinggalkan oleh pemeluknya. Para teolog modern merasa

ditantang untuk merumuskan pemikiran keagamaan sesuai dengan tuntutan zaman. Di antara

para teolog modern tersebut dan pemikirannya akan diungkap pada uraian berikut,

a. Syekh Muhammad Abduh

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Ia merupakan

pembaharu pemikiran Islam yang pengaruhnya masih cukup kuat hingga sekarang. Pemikiran

teologis Muhammad Abduh meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu

Menurut Abduh, antara akal dan wahyu tidak bertentangan. Keduanya harus difungsikan

secara optimal sesuai dengan kedudukannya. Abduh memberikan kekuatan yang cukup tinggi

kepada akal, yakni dengan akal saja manusia dapat mengetahui hal-hal berikut:

a) Tuhan dan sifat-sifat-Nya.

b) Keberadaan hidup di akhirat.

c) Kewajiban mengenal Tuhan.

d) Kewajiban manusia melakukan perbuatan baik dan meninggalkan yang jahat.

e) Hukum-hukum mengenai kewajiban tersebut.

Dengan pandangan ini, Abduh memandang bahwa wahyu berfungsi sebagai alat

konfirmasi atas pengetahuan yang diperoleh manusia melalui

Tauhid ~97

Page 105: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

akal. Wahyulah yang menolong akal untuk mengetahui sifat dan keadaan hidup di akhirat,

cara beribadah kepada Tuhan dan sebagainya.

2) Kebebasan Manusia dan Fataiisme

Bagi Abduh, manusia mempunyai daya pikir dan kebebasan memilih namun kebebasan

tersebut tidak absolut. Manusia dengan akalnya mampu mempertimbangkan baik dan buruk

atas perbuatannya. Oleh karena itu, Abduh tidak setuju pandangan yang mengatakan bahwa

perbuatan manusia ditentukan oleh Tuhan (sebagaimana Jabariyah/ Fatalisme).

3) SifatSifat Tuhan

Dalam kitabnya Risalah Tauhid, Abduh menyebut sifat-sifat Tuhan. Adapun mengenai

masalah apakah sifat itu termasuk esensi Tuhan atau yang lain ? ia menjelaskan bahwa hal itu

berada di luar kemampuan manusia. Sungguhpun demikian, Harun Nasution dalam bukunya

Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu’ta ilah (1987 : 71) mengatakan bahwa Abduh

cenderung kepada pendapat bahwa sifat termasuk esensi Tuhan walaupun tidak secara tegas

mengatakannya.

5) Kehendak Mutlak Tuhan

Karena yakin akan kebebasan dan kemampuan manusia, Abduh melihat bahwa Tuhan

tidak berkuasa mutlak. Tuhan telah membatasi kehendak mutlak-Nya dengan memberi

kebebasan dan kesanggupan kepada manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

Kehendak mdak Tuhan pun dibatasi oleh sunnatullah yang telah ditetapkannya. Di dalamnya

mengandung arti bahwa Tuhan dengan kehendak-Nya sendiri telah membatasi kemauan-Nya

dengan sunnatullah yang d؛eiptakannya unmk mengatur alam ini.

6) Antropomorfisme

Abduh yang memberi kekuatan besar pada akal, berpendapat bahwa tidakmungkin esensi dan

sifat-sifat Tuhan mengambil bentuk tubuk atau

98~ Tauhid

Page 106: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

roh makhluk di alam ini (antropomorfisme'). Kata-kata wajah, tangan, duduk, dansebagainya yang dihubungkan dengan Tuhan mesti dipahami sesuai denganpengertian yang diberikan orang Arab kepadanya. Dengan demikian, menurutAbduh, kata al-‘arsy dalam Al-Qur’an berarti kerajaan atau kekuasaan; kata al-kursyi berarti pengetahuan dan sebagainya.7) Melihat Tuhan

Muhammad Abduh tidak menjelaskan apakah Tuhan yang bersifat rohani itudapat dilihat oleh manusia dengan mata kepalanya di hari kiamat kelak ? Ia hanyamenyebutkan bahwa orang yang percaya pada tanzih (keyakinan bahwa tidak adasatu pun dari makhluk yang menyerupai Tuhan) sepakat mengatakan bahwa Tuhantidak dapat digambarkan ataupun dijelaskan dengan kata-kata. Kesanggupanmelihat Tuhan dianugerahkan hanya kepada orang-orang tertentu di akhirat.8) Perbuatan Tuhan

Karena berpendapat bahwaada perbuatan Tuhan yang wajib, Abduh sefahamdengan Mu;tazilah yang meyakini bahwa wajib bagi Tuhan unmk berbuat apayang terbaik bagi manusia.

Demikianlah pemikiran teolog ؛Muhammad Abduh yang muncul pada periodemodern. Dari butir-butir pemikirannya jelas terlihat bahwa Abduh adalah pemikirrasionalis, dalam pengertian memberikan peran yang besar pada akal. Dalam halpemikiran. Abduh banyak sejalan dengan Mu’tazilah sehingga ada yangmenyangka bahwa Abduh adalah penganut Mu’tazilah. Satu doktrin Mu’tazilahyang tidak diterima oleh Abduh adalah tentang al mandilah hainal man^ilataini(tempat di antara dua tempat), karena menurut Abduh doktrin tersebut sulitditerima akal

b. Muhammad IqbalDalam dunia pemikiran Islam Islam modern, Iqbal dikenal sebagai filosof,

penyair dan pembaharu. Pemikirannya tentang keharusan

Tauhid ~99

Page 107: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

berijtihad dan dinamisme Islam hingga kini masih relevan dan berpengaruh dalam wacana

pemikiran Islam. Pemikiran Iqbal pada bidang teologi dibangun di atas dasar kesadaran bahwa

manusia mempunyai potensi untuk maju dan Jslam pun mengajarkan kemajuan.

Beberapa butir pemikiran Iqbal antara lain:

1) Jati Diri Manusia

Menurut Iqbal, manusia hidup memiliki ego yang diterjemahkan dengan kepribadian,

manusia hidup untuk mengetahui keperibadiannya serta menguatkan dan mengembangkan

bakat-bakatnya, bukan sebaliknya, yakni melemahkan pribadinya, seperti yang dilakukan oleh

para sufi yang menundukkan jiwa sehingga fana dengan Allah. Pada hakikatnya menafikan

diri bukanlah ajaran islam karena hakikat hidup adalah bergerak, dan gerak adalah perubahan.

Dengan pandangan ini, Iqbal menegaskan bahwa manusia harus selalu dinamis, tidak statis.

Sebab, hanya dengan prilaku dinamis kehiduapn akan berkembang dan lebih maju.

2) Dosa

Dalam menjelaskan masalah dosa, Iqbal sering mengembangkan cerita tentang kejatuhan

Adam (karena memakan buah terlarang sebaga kisah yang berisi pelajaran tentang

“kebangkitan manusia dari kondisi primitif yang dikuasai hawa nafsu naluriah kepada

pemilikan kepribadian bebas yang diperolehnya secara sadar, sehingga mampu mengatasi

kebimbangan dan kecenderungan untuk membangkang. Pandangan ini menunjukkan bahwa

dalam pemikiran Iqbal, seseorang bisa saja melakukan dosa, tetapi setelah itu ia harus mampu

bangkit untuk menemukan kesadaran diri. Kesadaran diri inilah yang menuntun manusia

untuk bebas dari perbuatan dosa-dosa serupa atau yang lainnya.

3) Surga dan Neraka

Menurut Iqbal, surga dan neraka adalah keadaan, bukan tempat. Gambaran-gambaran

tentang keduanya di dalam Al-Qur’an adalah

100"Tauhid

Page 108: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

visualisasi dari sifat-sifat surga dan neraka, demi kepentingan kemudahan dalam memahami.

Neraka, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an bukanlah kawah tempat penyiksaan abadi

yang disediakan oleh Tuhan. Ia adalah pengalaman korektif yang tiapat memperkuat kesadaran

diri agar lebih sensitif dan waspada terhadap berbagai bentuk penyelewengan. Surga juga

bukan merupakan tempat berlibur. Kehidupan itu hanya satu dan berkesinambungan, c. Ismail

Raji al-Faruqi

AI-Faruqi adalah pemikir Islam kontemporer yang memiliki perhatian besar pada masalah

islamisasi ilmu pengetahuan. Ia juga berjasa dalam memperkenalkan studi Islam di berbagai

universitas Amerika Serikat. Mengenai hal ini, Sayyed Hossein Nasr menyebutnya “sebagaisarjana muslim pertama yang mendedikasikan sepanjang hayatnya pada studi- studi Islam di

AS”.Pemikiran teologi Al-Faruqi dibangun di atas dasar konsep tauhid. Tauhid inilah yang

memberikan pengaruh pada prilakua dan pemikiran seorang muslim. Secara rinci, Al-Faruqi

mengemukakan kedudukan tauhid sebagai berikut:

1) Tauhid sebagai inti pengalaman agama.

2) Tauhid sebagai pandangan dunia.

3) Tauhid sebagai intisari Islam

4) Tauhid sebagai prinsip sejarah.

5) Tauhid sebagai prinsip pengetahuan.

6) Tauhid sebagai prinsip metafisika.

7) Tauhid sebagai prinsip etika.

8) Tauhid sebagai prinsip tata sosial.

9) Tauhid sebagai prinsip ummah

10) Tauhid sebagai prinsip keluarga.

11) Tauhid sebagai prinsip tata politik.

12) Tauhid sebagai prinsip tata ekonomi, dan

101~tauhid

Page 109: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

13) Tauhid sebagai prinsip estetika.Menyimak butir-butir pemikiran teologi Al-Faruqi di atas, jelas terlihat bahwa

tauhid dalam pemikirannya menduduki posisi sentral. Tauhid ini menjiwai seluruhprilaku seorang muslim dalam setiap aspek kehidupan. Dengan demikian, apapunbidang yang menjadi garapan seorang muslim mesti dijalankan atas prinsip-prinsiptauhid, dalam arti disesuaikan dengan ajaran Tuhan dan didedikasikan untukmengabdi kepada-Nya.d. Hasan Hanafi

Satu lagi pemikir Islam kontemporer adalah Hasan Hanafi yang lahir tanggal13 Pebruari 1935 di Kairo (Mesir). Di antara pemikiran teologisnya antara lainadalah:1) Kritik terhadap teologi tradisional

Bagi Hanafi, teologi tradisional (rumusan teologi yang muncul pada masapermulaan Islam sebagai warisan masa klasik) bukanlah tidak boleh dikritik. Iaadalah ilmu kemanusiaan yang terbuka untuk dilakukan verifikasi dan falsifikasi.Secara praktis, Hanafi menunjukkan bahwa teologi tradisional tidak dapat menjadisebuah “pandangan yang benar- benar hidup” dan memberi motivasi tindakandalam kehidupan nyata umat manusia. Secara praktis, teologi tradisional gagalmenjadi semacam ideologi yang sungguh-sungguh fungsional bagi masyarakatmuslim.

Kegagalan para teolog tradisional disebabkan oleh sikap para penyusun teologiyang tidak mengaitkannya dengan kesadaran murni dan nilai-nilai perbuatanmanusia. Akibatnya, muncul keterpecahan antara keimanan teoritik dengan amalpraktisnya di kalangan umat. Ia menyatakan baik secara individual dan sosial umatdilanda perpecahan akibat pandangan teologi yang sempit. Secara individual,pemikiran manusia terptus dengan kesadaran, perkataan maupun perbuatannya.Secara sosial, teologi telah menyingkap adanya benturan berbagai kepentingan dania sarat dengan konflik sosial dan politik.2) Rekonstruksi teologi

102— Tauhid

Page 110: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Melihat sisi-sisi kelemahan teologi tradisional, Hasan Hanafi mengajukan saran perlunya

dilakukan rekonstruksi teologi. Tujuannya adalah agar teologi tidak sekedar dogma-dogma

keagamaan kosong, melainkan menjelma sebagai ilmu tentang pejuang sosial, yang

menjadikan keimanan tradisional memiliki fungsi secara aktual sebagai landasan etik dan

motivasi manusia.

A.H.Ridwan dalam bukunya Reformasi Intelektual Islam, (1998 : 50- 51) mencatat beberapa

langkah yang ditawarkan oleh Hasan Hanafi dalam rekonstruksi teologi, yaitu:

a) Merumuskan sebuah ideologi yang jelas di tengah pertarungan global antara berbagai

ideologi.

b) Merumuskan teologi baru yang tidak hanya pada wilayah teoritisnya, melainkan juga

pada kepentingan praktis untuk secara nyata mewujudkan teologi sebagai gerakan dalam

sejarah.

c) Teologi baru yang bersifat praktis ini dibangun berdasarkan realisasi tauhid dalam dunia

Islam.hanafi menghendaki adanya “teologi dunia” yaitu teologi baru yang dapatmempersatukan umat Islam di bawah saru pemerintahan.

Berdasarkan pemikiran yang dikemukakan oleh Hasan Hanafi di atas, dapat ditegaskan

bahwa ia termasuk pemikir Islam Progrsif-kontekstual

Artinya, pemikirannya berusaha mendorong agar umat Islam memaknai doktrin teologi secara

dinamis sehingga lebih fungsional sesuai dengan kebutuhan hidup umat Islam. Dengan

rekonstruksi teologi, hanafi berusaha meyakinkan umat Islam bahwa hanya dengan cara itu

teologi dapat memberikan sumbangan kongkret bagi sejarah kemanusiaan,

e. Harun Nasution

Harun Nasution adalah pemikir muslim kontemporer Indonesia yang patut mendapatkan

perhatian, khususnya berkiatan dengan kajian tentang

Tauhid-103

Page 111: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

teologi Islam. Ia menjadi tokoh sentral dalam memperkenalkan teologi rasional di Indonesia,

khususnya di lingkungan IAIN. Harun Nasution juga yang mengembangkan program

pascasarjana di lingkungan IAIN. Beberapa butir pemikirannya dapat disebutkan sebagai

berikut:

1) Peranan akal

Berkaitan dengan peran akal, Harun Nasution menulis dalam bukunya berjudul Teologi

lslam (1986 : 56): “Akal melambangkan kekuatan manusia. Karena akallah manusiamempunyai kesanggupan untuk menaklukkan kekuatan makhluk lain di sekitarnya. Bertambah

tinggi akal manusia, bertambah tinggilah kesanggupannya untuk mengalahkan makhluk lain.

Bertambah lemah akal manusia, bertambah rendah pulalah kesanggupannya menghadapi

kekuatan-kekuatan lain tersebut”.Selanjutnya, ia mengatakan bahwa akal mempunyai kedudukn tinggi dan banyak dipakai,

bukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga alam perkembangan ajaran-

ajaran keagamaan Islam sendiri. Pemakaian akal juga menjadi salah sam perintah penting yang

tertuang dalam Al-Qur’an.2) Pembaharuan teologi

Pemikiran Harun Nasution dalam bidang pembaharuan teologi dibangun di atas asumsi

bahwa keterbelakangan dan kemunduran umat Islam Indonesia (juga di berbagal tempat)

adalah disebabkan “adanya sesuatu yang salah” dalam teologi mereka. Oleh karena im, iaberpendapat bahwa jika hendak merubah nasib, umat Islam hendaklah mengubah teologi

mereka dari teologi yang bercorak fatalis, irrasional serta penyerahan nasib secara total,

menuju teologi yang berwatak rasional, mandiri dilandasi kebebasan berbuat. Dengan

pemikiran ini, oleh sebagian pengamat Harun Nasution sering dianggap sebagai orang yang

Ingin menghidupkan kembali Mu’tazilah di Indonesia.

104~ Tauhid

Page 112: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

3) Hubungan antara akal dan wahyu

Salah satu fokus pemikiran Harun Nasution adalah hubungan antara akal dan wahyu. Ia

menjelaskan bahwa hubungan keduanya sering menimbulkan pertanyaan, tetapi keduanya

tidak bertentangan. Akal mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Al-Qur’an. Orang yang

beriman tidak harus menerima bahwa wahyu telah mengamdung segala-galanya. Wahyu

bahkan tidak menjelaskan semua permasalahan keagamaan secara lengkap dan rinci.

Dalam pemikiran Islam, baik di bidang filsafat, ilmu kalam apalagi ilmu fiqh, akal tidak

pernah membatalkan wahyu. Akal tetap tunduk kepada teks wahyu. Akal dipakai untuk

memahami teks wahyu dan titiak unmk menentang wahyu. Akal hanya memberi interpretasi

terhadap teks wahyu sesuai dengan kecenderungan dan kesanggupan pemberi interpretasi.

Yang dipertentangkan dalam sejarah pemikiran Islam sebenarnya bukan akal dan wahyu,

tetapi penafsiran tertentu dari teks dan wahyu dengan penafsiran lain dari teks wahyu Itu juga.

Jadi, yang bertentangan sebenarnya dalam Islam adalah pendapat akal ulama tertentu dengan

pendapat akal ulama lain.

Bila ditelusuri lebih mendalam, pemikiran Harun Nasution banyak memiliki persamaan

dengan aliran Mu’tazilah di zaman klasik dan juga pemikir-pemikir lain periode modern

seperti Muhammad Abduh. Dalam konteks Indonesia, pemikirannya pernah banyak

mendapatkan tantangan mengingat umumnya umat Islam Indonesta menganut aliran teologi

yang kurang memberikan peran tinggi kepada akal dan cenderung fatalis. Akan tetapi, setelah

pemikiran tersebut disosialisasikan secara terus menerus melalui IAIN, lambat-laun dapat

diterima dan hingga kini banyak intelektual muda Indonesia yang mewarisi pemikiran Harun

Nasution.

Tauhid ~105

Page 113: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Perjanjian damai antara pihak Ali dan

Muawiyah saat terjadi Perang Shifftn. Disebut

juga dengan istilah tahkim. Peristiwa inilah

yang menjadi titik awal lahirnya aliran-aliran

teologi dalam Islam.

: Faham yang mengatakan bahwa semua

perbuatan manusia telah ditentukan oleh

Tuhan. Dalam hal ini manusia tidak memiliki

kebebasan untuk menentukan ^rbuatannya.

Disebut juga dengan isitilah pre-deteminisme.

Dalam sejarah teologi Islam faham ini

dikemabngkan oleh kelompok Jabariyah.

Free-will dan free act : Faham yang menyatakan bahwa manusia

memiliki kebebasan berkehendak dan berbuat.

Dalam hal ini manusia bebas untuk

menentukan perbuatan yang akan

dilakukannya. Faham ini dikembangkanoleh kelompok Qadariyah.

: Secara harifiah bermakna perolehan.

Maksudnya, perbuatan manusia telah

ditentukan oleh Tuhan, dan perwujudan

perbuatan tersebut disertai oleh daya yang

diberikan Tuhan kepada manusia, sehingga

perbuatan tersebut terlaksanadan menjadi

perolehan manusia. Faham ini dikemukakan

oleh Asy’ariyah.

Atropomorfisme : Ayat-ayat Al-Qur’an yangmenunjukkan

seolah-olah Allah memiliki anggota tubuh

106~Tauhid

E. Glosarium

Arbitrase

Fatalisme

Al-Kasb

Page 114: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

sebagaimana manusia, misalnya tangan Allah,

wajah Allah, kursi Allah, tahta Allah dan

sebagainya.

F. Tugas-Tugas

1. Masih ada aliran-aliran teologi Islam yang cukup berpengaruh yang belum

terungkap pada bagian uraian materi di atas, yakni Syi’ah dan Maturidiyah.Oleh karena itu, lakukanlah kegiatan-kegiatan berikut untuk

mengetahuinya:

a. Carilah buku-buku yang di dalamnya terdapat uraian tentang kedua

aliran tersebut.

b. Bacalah secara lengkap dan teliti, lalu buatlah ringkasannya meliputi

sejarah kemunculannya, tokoh-tokohnya serta doktrin- doktrin

teologinya.

c. Setelah ringkasan selesai anda buat, coba tukarkan ringkasan yang

anda buat dengan ringkasan yang dihasilkan oleh teman anda.

d. Berikan masukan kepada ringkasan yang dibuat oleh teman anda, dan

mintalah teman anda memberikan masukan pada ringkasan yang anda

buat.

e. Jika ada hal-hal yang belum jelas tanyakanlah kepada dosen agar

diberikan klarifikasi.2. Anda telah melihat dinamika yang terjadi dalam aliran-aliran teologi Islam

batk periode klasik maupun periode modern. Sebagai langkah pendalaman

dan memberikan apresiasi terhadap realitas sejarah tersebut, buadah satu

komentar pada secarik kertas. Komentar berisi tentang hal-hal berikut:

a. Sikap anda terhadap perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap

aliran.

b. Nilai yang dapat diambil dari beragamnya aliran-aliran teologi dalam

Islam.

Tauhid ~107

Page 115: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

c. Saran anda terhadap umat Islam dalam menghadapi banyaknyaahran teologi.

G. EvaluasiJawablah pertanyaan-pertanyaan herikut dengan benar !1. Kemukakan beberapa sebab yang melatar belakangi lahirnya

aliran-aliran teologi dalam Islam !2. Sebutkan dua aliran teologi yang muncul pada periode klasik

dan periode modern beserta konsep teologisnya pada aspekperbuatan manusia !

3. Bandingkan konsep perbuatan manusia antara Jabariyah danQadariyah ! Jelaskan pula implikasi dari masing-masingkonsep tersebut bagi kehidupan manusia !

4. Hasan hanafi perlunya fungsionalisasi doktrin teologi dalamkehidupan konkrit. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah'yang ditawarkannya !

5. Pemikiran Harun Nasution tentang peran akal serta hubunganakal dengan wahyu memiliki keminpan dengan MuhammaAbduh. Tunjukkan persamaan dan perbedaan keduanya !

H. Daftar PustakalHarun Nasudon, Teologi lslam, Jakarta : Universitas Indonesia,

1978).,--------------Pembaharuandalam Islam, Sejarah Pemikirandan Gerakan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996).

Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terjemah Firdaus AN,(Jakarta : Bulan Bintang, 1996).

Hassan Hanafi, Min al !Aqidah ilaa al Tsaurah, (Mesir : MaktabahMadpoli, 1988).

A. Hanafi, Theologi Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1980).Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung : Pustaka

Setia, 1998).

108' Tauhid

Page 116: TAUHID...sumber belajar dari Matakuliah Inti Umum Institusional Umum yang meliputi 13 matakuliah yang terdiri dari 13 buku ajar, yaitu: 1. Al-Qur’an 2. Al-Hadis 3. Tauhid 4. Fiqh

Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992). Abdul

Rozak dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung : Pustaka Setia, 2003).

Muhammad Iqbal, membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam, terjemah

Ali Audah dkk, (Jakarta : Tintamas, 1982).

MIUK PERPUSTAKAANUIN SUNAN KAUJAGA

Tauhid ~ 109