26
TEORI PEMBELAJARAN TAKSONOMI BENJAMIN BLOOM Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Pembelajaran Dosen Miftakhul Jannah S. Psi., M. Si. Nofy Ongko 121664020 2012 A Prodi Psikologi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Taxonomy Bloom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

About Taxonoy Benjamin Bloom and little update

Citation preview

TEORI PEMBELAJARAN

TAKSONOMI BENJAMIN BLOOM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Teori Pembelajaran

Dosen

Miftakhul Jannah S. Psi., M. Si.

Nofy Ongko

121664020

2012 A

Prodi Psikologi

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Surabaya

2014

Taksonomi merupakan suatu sistem klasifikasi. Sedangkan taksonomi Bloom

adalah suatu sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan

rekan-rekannya. Dalam taksonomi Bloom ini mengklasifikasikan sasaran

pendidikan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan

domain psikomotor (Bloom, Benjamin dalam Santrock, 2010:468).

Domain Kognitif dalam Taksonomi Bloom mengandung enam sasaran:

1. Pengetahuan. Siswa atau murid mempunyai kemampuan untuk mengingat

materi pelajaran atau informasi yang diberikan kepadanya. Misalnya,

tujuannya mungkin adalah mendaftar atau mendeskripsikan kegunaan atau

keuntungan utama dari penggunaan alat musik piano dalam pentas musik.

2. Pemahaman. Siswa atau murid memahami informasi dan dapat

menerangkannya dengan kalimat atau bahasa mereka sendiri. Misalnya,

tujuannya adalah menjelaskan atau mendiskusikan bagaimana piano atau

keyboard dapat dipakai secara efektif untuk mengiringi pentas musik.

3. Aplikasi. Mencakup kemampuan murid untuk memecahkan masalahnya

dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, tujuannya adalah menggunakan piano

untuk acara pentas seni musik sekolah.

4. Analisis. Mencakup kemampuan murid untuk memecah pengetahuan menjadi

bagian-bagian kecil dan mengaitkan pengetahuan tersebut dengan

pengetahuan yang lain. Misalnya, tujuannya adalah membandingkan antara

satu tipe piano atau keyboard dengan tipe piano atau keyboard lainnya untuk

mengiri suatu permainan musik atau pentas seni musik.

5. Sintesi. Mencakup kemampuan murid untuk mengombinasikan elemen yang

ada dan membuat pengetahuan baru. Misalnya, tujuannya adalah menata

semua hal yang telah dipelajari tentang penggunaan piano atau keyboard

untuk mengiringi musik.

6. Evaluasi. Mencakup kemampuan murid untuk memberikan penilaian baik

atau buruk untuk selanjutnya diambil suatu keputusan. Misalnya, tujuannya

adalah mengkritik permainan seseorang dalam menggunakan piano atau

keyboard atau menilai kekurangan dan kelebihan dari permainan piano atau

keyboard seseorang (Santrock, 2010:468-467).

Pemahaman

Aplikasi

Analisis

Evaluasi

LevelRendah

LevelTinggi

Bagan Domain Kognitif

Domain Afektif. Dalam domain ini menggambarkan cara bagaimana murid

bereaksi secara emosional. Afektif ini meliputi sikap, emosi, nilai, tingkah laku

siswa atau murid yang direfleksikan melalui perasaan tertarik atau senang. Lima

karakteristik afektif adalah sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Sedangkan

dalam taksonomi Bloom, domain afektif terdapat lima klasifikasi, diantaranya:

1. Penerimaan (Menerima). Dalam hal ini mengacu pada kesediaan murid

untuk memperhatikan (atensi) atau mendengar stimuli atau rangsangan. Hal

ini membuktikan kepekaan murid terhadap hadirnya suatu gejala dan

perangsang. Misalnya, memperhatikan teman yang maju ke depan untuk

mepresentasikan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (Akuntansi) yaitu Neraca.

2. Respons (Merespon). Dalam hal ini, muncul motivasi untuk melakukan suatu

tindakan sebagai respons pada perangsang tersebut serta menunjukkan

perilaku baru sebagai hasil pengalamannya. Misalnya, murid menjadi

termotivasi untuk belajar tentang Neraca setelah memperhatikan presentasi

temannya dan ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi seperti mengajukan

pertanyaan.

3. Penghargaan (Menghargai). Dalam hal ini, murid mempunyai komitmen

pada beberapa pengalamannya. Dalam menghargai ini disertai rasa puas pada

saat melakukan respons pada stimulus yang menyebabkan murid ingin secara

konsisten menampilkan perilaku itu pada kondisi yang sama. Tujuannya

adalah murid menghargai materi presentasi temannya yaitu Neraca sebagai

salah satu materi yang penting. Terlebih lagi pada saat ujian nasional materi

tersebut pasti akan muncul.

4. Pengorganisasian (Organisasi). Dalam hal ini, murid mampu mengukur

nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai bagi dirinya. Murid yang sudah berhasil

dan konsisten dalam menampilkan nilai, pada suatu saat akan menghadapi

situasi dimana lebih dari satu nilai yang bisa ditampilkan. Misalnya, murid

mampu memecahkan suatu persoalan yang berkaitan dengan Neraca.

5. Karakterisasi. Dalam hal ini, nilai-nilai yang telah diberikan benar-benar

masuk ke dalam diri murid. Nilai-nilai ini mengontrol perilaku murid dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya, murid semakin menghargai manfaat

mempelajari materi Neraca dalam beberapa tahun, bahkan bisa untuk

selamanya. Karena, materi Neraca ini selalu ada dan berhubungan langsung

dengan kehidupan sehari-hari.

Menerima (Penerimaan)

Respons (Merespons)

Penghargaan (Menghargai)

Pengorganisasian (Organisasi)

Karakterisasi

Kesadaran

Kepuasan dalam Merespons

Keinginan untuk Merespons

Setuju dalam Merespons

Konseptualisasi Nilai

Controling

Keinginan untuk Menerima

Penerimaan terhadap nilai yang dianut

Komitmen

Preferensi Nilai

Karakterisasi

Pengaturan generalisasi

Organisasi Sistem Nilai

Bagan Domain Afektif

Domain Psikomotor. Pada domain ini mencakup kemampuan murid untuk

memanipulasi fisik sebuah alat atau perkakas. Yang termasuk dalam psikomotor

adalah pergerakan jasmaniah, kegunaan kemampuan motorik, dan koordinasi

yang dikembangkan dengan latihan dan pengukuran dengan syarat-syarat

kecepatan, ketepatan, pembuatan teknik, jarak, dan prosedur. Domain ini

bertujuan untuk merubah atau mengembangkan perilaku dan keterampilan yang

telah dimiliki oleh murid.

1. Gerak Refleks. Dalam hal ini, mencakup kemampuan murid untuk

melakukan gerak refleks terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya tanpa

banyak berpikir panjang. Contohnya, pada saat ada debu mau masuk ke mata,

mata akan langsung melakukan gerak refleks dengan menutup kelopak mata

agar debu tidak masuk ke dalam mata.

2. Gerak Fundamental Dasar. Dalam hal ini, murid mampu melakukan

gerakan dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Contohnya, murid

berjalan menuju tombol lampu, kemudian memencet tombol lampu tersebut

untuk menyalakan lampu, dimana lampu tersebut digunakan penerangan

ruangan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

3. Kemampuan Perceptual (Perceptual). Dalam hal ini, berhubungan dengan

alat indera yang dimiliki oleh pengelihatan, pendengaran, perabaan,

penciuman, dan perasaan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.

Contohnya, dalam hal penggunaan kaca pembesar, murid memerlukan indera

pengelihatan, pada saat ujian bahasa inggris sesi listening, murid memerlukan

indera pendengaran.

4. Kemampuan Fisik. Dalam hal ini, berhubungan dengan kekuatan, ketahanan,

kelenturan, kelincahan, kecepatan, stamina yang dimiliki oleh murid.

Contohnya, dalam hal kecepatan yaitu kemampuan murid untuk berlari

dengan jarak 200 meter, dalam hal kekuatan seperti mampu menangkat beban

(barbel), dalam hal kelenturan yaitu dapat mengikuti gerakan-gerakan yang

membutuhkan fleksibilitas, dalam hal stamina yaitu murid memiliki stamina

yang cukup untuk mengikuti serangkaian kegiatan, dalam hal ketahanan yaitu

tahan dalam melakukan suatu kegiatan dengan jeda yang tidak teratur.

5. Gerakan Terlatih. Dalam hal ini, berhubungan dengan keterampilan fisik

murid yang baik dalam melakukan suatu kegiatan. Contohnya dapat bermain

piano dengan menggunakan sepuluh jari dengan lancar tanpa ada kesusahan

sama sekali.

6. Perilaku Nonkondusif. Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan murid

untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya melalui gesture. Contohnya,

murid memberikan isyarat, mampu menampilkan mimik wajah yang sesuai

dengan cerita drama, atau mampu melakukan pantomim.

Domain PsikomotorGerak Refleks

Fundamental Dasar

Kemampuan Persepsi

Kemampuan Fisik

Gerak Terlatih

Perilaku Nondiskusif

Doman Psikomotor

Domain PsikomotorGerak Refleks

Fundamental Dasar

Kemampuan Persepsi

Kemampuan Fisik

Gerak Terlatih

Perilaku Nondiskusif

Revisi taksonomi Bloom ranah atau domain kognitif oleh Anderson &

Krathwohl, yakni:

1. Mengingat (Remember).

Kemampuan untuk memperoleh informasi kembali yang telah di simpan di

long term memory.

2. Memahami atau Mengerti (Understand).

Berkaitan dengan kegiatan pengklasifikasian dan pembandingan.

3. Menerapkan (Apply).

Menerapkan suatu prosedur untuk memecahkan problem.

4. Menganalisis (Analyze).

Pemecahan suatu masalah dengan membagi tiap-tiap bagian dari masalah dan

mencari keterkaitan antar bagian-bagian tersebut dan menyelidiki bagaimana

keterkaitan tersebut bisa memicu timbulnya suatu masalah.

5. Mengevaluasi (Evaluate).

Pemberian nilai sesuai dengan standart dan kriteria yang telah ada.

6. Menciptakan (Create).

Menyatukan unsur-unsur untuk membentuk kesatuan yang koheren.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Imam dan Anggarini Retno Palupi, July 2013, “Taksonomi Bloom –

Revisis Ranah Kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelaran, Pengajaran,

dan Penilaian”. IKIP PGI Madiun Journal. Volume 13, No. 4,

http://www.ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Imamgun

%20&%20Anggarini_Taksonomi%20Bloom%20%E2%80%93%20Revisi

%20Ranah%20Kognitif%20Kerangka%20Landasan%20untuk

%20Pembelajaran,%20Pengajaran,%20&%20Penilaian.pdf, 14 Februari

2014.

Julistiawati Rini dan Bertha Yonata, Mei 2013, Keterampilan Berpikir Level C4,

C5, & C6 Revisi Taksonomi Bloom Siswa Kelas X-3 SMAN 1 SUMENEP

pada Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Pokok Bahasan Larutan

Elektrolit Dan Non Elektrolit. Unesa Journal Of Chemical Education. Volume

2, No. 2, http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-

education/article/view/2730, 14 Februari 2014.

Sari, Nurty Gofita. 2013, “Aspek Afektif Taksonomi Bloom Pada Pembelajaran

Matematika Siswa Kelas Vi Sekolah Dasar Se Kecamatan Alian”. E-Journal

Universitas Muhammadiyah Purworejo. Volume 1, No. 1,

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/view/289, 14 Februari

2014.

Wicaksono, Soetam Risky, September 2011, “Strategi Penerepan Domain Afektif

Di Lingkup Perguruan Tinggi”. Jurnal Pendidikan. Volume 12, No. 2,

http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=17&ved=0CFQQFjAGOAo&ur

l=http%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fpublication

%2F233903001_STRATEGI_PENERAPAN_DOMAIN_AFEKTIF_DI_LING

KUP_PERGURUAN_TINGGI%2Ffile

%2F9fcfd50caf2e632b37.pdf&ei=dh0EU-

LAMPIRAN

Detailed Document Analysis:

TEORI PEMBELAJARAN TAKSONOMI BENJAMIN BLOOM Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Pembelajaran Dosen Miftakhul Jannah S. Psi., M. Si. Nofy Ongko 121664020 2012 A Prodi Psikologi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya 2014 Taksonomi merupakan suatu sistem klasifikasi. Sedangkan taksonomi Bloom adalah suatu sistem klasifikasi yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan rekan-rekannya. Dalam taksonomi Bloom ini mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor (Bloom, Benjamin dalam Santrock, 2010:468). Domain Kognitif dalam Taksonomi Bloom mengandung enam sasaran: Pengetahuan. Siswa atau murid mempunyai kemampuan untuk mengingat materi pelajaran atau informasi yang diberikan kepadanya. Misalnya, tujuannya mungkin adalah mendaftar atau mendeskripsikan kegunaan atau keuntungan utama dari penggunaan alat musik piano dalam pentas musik. Pemahaman. Siswa atau murid memahami informasi dan dapat menerangkannya dengan kalimat atau bahasa mereka sendiri. Misalnya, tujuannya adalah menjelaskan atau mendiskusikan bagaimana piano atau keyboard dapat dipakai secara efektif untuk mengiringi pentas musik. Aplikasi. Mencakup kemampuan murid untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, tujuannya adalah menggunakan piano untuk acara pentas seni musik sekolah. Analisis. Mencakup kemampuan murid untuk memecah pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan pengetahuan tersebut dengan pengetahuan yang lain. Misalnya, tujuannya adalah membandingkan antara satu tipe piano atau keyboard dengan tipe piano atau keyboard lainnya untuk mengiri suatu permainan musik atau pentas seni musik. Sintesi. Mencakup kemampuan murid untuk mengombinasikan elemen yang ada dan membuat pengetahuan baru. Misalnya, tujuannya adalah menata semua hal yang telah dipelajari tentang penggunaan piano atau keyboard untuk mengiringi musik. Evaluasi. Mencakup kemampuan murid untuk memberikan penilaian baik atau buruk untuk selanjutnya diambil suatu keputusan. Misalnya, tujuannya adalah mengkritik permainan seseorang dalam menggunakan piano atau keyboard atau menilai kekurangan dan kelebihan dari permainan piano atau keyboard seseorang (Santrock, 2010:468-467). Bagan

Domain Kognitif Pengetahuan Sintesis PemahamanAplikasiAnalisisEvaluasiLevelRendahLevelTinggi Domain Afektif. Dalam domain ini menggambarkan cara bagaimana murid bereaksi secara emosional. Afektif ini meliputi sikap, emosi, nilai, tingkah laku siswa atau murid yang direfleksikan melalui perasaan tertarik atau senang. Lima karakteristik afektif adalah sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Sedangkan dalam taksonomi Bloom, domain afektif terdapat lima klasifikasi, diantaranya: Penerimaan (Menerima). Dalam hal ini mengacu pada kesediaan murid untuk memperhatikan (atensi) atau mendengar stimuli atau rangsangan. Hal ini membuktikan kepekaan murid terhadap hadirnya suatu gejala dan perangsang. Misalnya, memperhatikan teman yang maju ke depan untuk mepresentasikan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (Akuntansi) yaitu Neraca. Respons (Merespon). Dalam hal ini, muncul motivasi untuk melakukan suatu tindakan sebagai respons pada perangsang tersebut serta menunjukkan perilaku baru sebagai hasil pengalamannya. Misalnya, murid menjadi termotivasi untuk belajar tentang Neraca setelah memperhatikan presentasi temannya dan ikut berpartisipasi aktif dalam diskusi seperti mengajukan pertanyaan. Penghargaan (Menghargai). Dalam hal ini, murid mempunyai komitmen pada beberapa pengalamannya. Dalam menghargai ini disertai rasa puas pada saat melakukan respons pada stimulus yang menyebabkan murid ingin secara konsisten menampilkan perilaku itu pada kondisi yang sama. Tujuannya adalah murid menghargai materi presentasi temannya yaitu Neraca sebagai salah satu materi yang penting. Terlebih lagi pada saat ujian nasional materi tersebut pasti akan muncul. Pengorganisasian (Organisasi). Dalam hal ini, murid mampu mengukur nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai bagi dirinya. Murid yang sudah berhasil dan konsisten dalam menampilkan nilai, pada suatu saat akan menghadapi situasi dimana lebih dari satu nilai yang bisa ditampilkan. Misalnya, murid mampu memecahkan suatu persoalan yang berkaitan dengan Neraca. Karakterisasi. Dalam hal ini, nilai-nilai yang telah diberikan benar-benar masuk ke dalam diri murid. Nilai-nilai ini mengontrol perilaku murid dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, murid semakin menghargai manfaat mempelajari materi Neraca dalam beberapa tahun, bahkan bisa untuk selamanya. Karena, materi Neraca ini selalu ada dan berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Bagan Domain Afektif Menerima (Penerimaan)Respons (Merespons)Penghargaan (Menghargai)Pengorganisasian

(Organisasi)Karakterisasi KesadaranKepuasan dalam MeresponsKeinginan untuk Merespons Setuju dalam MeresponsKonseptualisasi NilaiControlingKeinginan untuk MenerimaPenerimaan terhadap nilai yang dianutKomitmenPreferensi NilaiKarakterisasi Pengaturan generalisasiOrganisasi Sistem Nilai Domain Psikomotor. Pada domain ini mencakup kemampuan murid untuk memanipulasi fisik sebuah alat atau perkakas. Yang termasuk dalam psikomotor adalah pergerakan jasmaniah, kegunaan kemampuan motorik, dan koordinasi yang dikembangkan dengan latihan dan pengukuran dengan syarat-syarat kecepatan, ketepatan, pembuatan teknik, jarak, dan prosedur. Domain ini bertujuan untuk merubah atau mengembangkan perilaku dan keterampilan yang telah dimiliki oleh murid. Gerak Refleks. Dalam hal ini, mencakup kemampuan murid untuk melakukan gerak refleks terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya tanpa banyak berpikir panjang. Contohnya, pada saat ada debu mau masuk ke mata, mata akan langsung melakukan gerak refleks dengan menutup kelopak mata agar debu tidak masuk ke dalam mata. Gerak Fundamental Dasar. Dalam hal ini, murid mampu melakukan gerakan dasar untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Contohnya, murid berjalan menuju tombol lampu, kemudian memencet tombol lampu tersebut untuk menyalakan lampu, dimana lampu tersebut digunakan penerangan ruangan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Kemampuan Perceptual (Perceptual). Dalam hal ini, berhubungan dengan alat indera yang dimiliki oleh pengelihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu. Contohnya, dalam hal penggunaan kaca pembesar, murid memerlukan indera pengelihatan, pada saat ujian bahasa inggris sesi listening, murid memerlukan indera pendengaran. Kemampuan Fisik. Dalam hal ini, berhubungan dengan kekuatan, ketahanan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, stamina yang dimiliki oleh murid. Contohnya, dalam hal kecepatan yaitu kemampuan murid untuk berlari dengan jarak 200 meter, dalam hal kekuatan seperti mampu menangkat beban (barbel), dalam hal kelenturan yaitu dapat mengikuti gerakan-gerakan yang membutuhkan fleksibilitas, dalam hal stamina yaitu murid memiliki stamina yang cukup untuk mengikuti serangkaian kegiatan, dalam hal ketahanan yaitu tahan dalam melakukan suatu kegiatan dengan jeda yang tidak teratur. Gerakan Terlatih. Dalam hal ini, berhubungan dengan keterampilan fisik murid yang baik dalam melakukan suatu kegiatan. Contohnya dapat bermain piano

dengan menggunakan sepuluh jari dengan lancar tanpa ada kesusahan sama sekali. Perilaku Nonkondusif. Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan murid untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya melalui gesture. Contohnya, murid memberikan isyarat, mampu menampilkan mimik wajah yang sesuai dengan cerita drama, atau mampu melakukan pantomim. Doman Psikomotor Kemampuan Persepsi Domain PsikomotorGerak RefleksFundamental DasarKemampuan PersepsiKemampuan FisikGerak TerlatihPerilaku Nondiskusif Kemampuan Fisik Fundamental Dasar Gerak Terlatih Gerak Refleks Domain Psikomotor Perilaku Nondiskusif Revisi taksonomi Bloom ranah atau domain kognitif oleh Anderson & Krathwohl, yakni: Mengingat (Remember). Kemampuan untuk memperoleh informasi kembali yang telah di simpan di long term memory. Memahami atau Mengerti (Understand). Berkaitan dengan kegiatan pengklasifikasian dan pembandingan. Menerapkan (Apply). Menerapkan suatu prosedur untuk memecahkan problem. Menganalisis (Analyze). Pemecahan suatu masalah dengan membagi tiap-tiap bagian dari masalah dan mencari keterkaitan antar bagian-bagian tersebut dan menyelidiki bagaimana keterkaitan tersebut bisa memicu timbulnya suatu masalah. Mengevaluasi (Evaluate). Pemberian nilai sesuai dengan standart dan kriteria yang telah ada. Menciptakan (Create). Menyatukan unsur-unsur untuk membentuk kesatuan yang koheren. DAFTAR PUSTAKA Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan: Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.