37
TEKNIK MEMBALUT LUKA A.Jenis Pembalut/Perban 1.Perban segi tiga (Mitella) 2.Perban pita (Zwachtel) 3.Plester B.Tujuan Membalut/Perban 1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman. 2.Menopang yang cedera 3.Menahan dalam suatu sikap tertentu 4.Menekan 5.Menarik C.Bahan Untuk Perban Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka, plester, bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak mudah menyerap (kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas). D.Jenis – jenis Pembalutan 1.Perban segi tiga (Mitella)

Teknik Membalut Luka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BEDAH

Citation preview

TEKNIK MEMBALUT LUKA

A.Jenis Pembalut/Perban

1.Perban segi tiga (Mitella)

2.Perban pita (Zwachtel)

3.Plester

B.Tujuan Membalut/Perban

1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.

2.Menopang yang cedera

3.Menahan dalam suatu sikap tertentu

4.Menekan

5.Menarik

C.Bahan Untuk Perban

Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka, plester, bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak mudah menyerap (kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas).

D.Jenis jenis Pembalutan

1.Perban segi tiga (Mitella)

Perban segi tiga dibuat dari kain belacu atau kain muslin, perbannya dibuat segitiga sama kaki yang puncaknya bersudut 900 . Panjang dasar segitiga kira-kira 125 cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm. Buatlah terlebih dahulu kain segi empat dengan sisi 90 cm lalu lipat dua atau digunting pada garis diagnonalnya.

2.Balut segi tiga untuk kepala

Untuk luka kepala dapat dipakai perban segi tiga. Dasar segi tiga dilipat selebar 5 cm 2 kali. Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas dahi. Bagian yang mengandung lipatan diletakkan sebelah luar. Ujung puncak segi tiga ditarik ke belakang kepala sehingga puncak kepala tertutup kain segi tiga. Kedua ujung lipatan tadi dililitkan ke belakang kepala lalu kembali ke dahi dan dibuat simpul di dahi.

3.Balut segi tiga untuk bahu

Guntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Kedua ujung yang baru dibuat dililitkan secara longgar ke leher, lalu diikat ke belakang. Dasar segi tiga ditarik sehingga bagian bahu yang cedera tertutup. Lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan ke lengan dan diikat.

4.Balut segi tiga untuk dada

Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua ujung puncak itu secara longgar dibelakang leher, sehingga dasar segi tiga berada di depan dada. Lipatlah dasar segi tiga beberapa kali sesuai dengan kebutuhan lalu ujung dasar tadi diikat di punggung.

5.Balut segi tiga untuk pantat

Gunting puncak segi tiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua ujung puncak itu melingkari paha yang cedera. Buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga, lalu kedua ujungnya diikatkan melingkar di pinggang.

6.Balut segi tiga untuk tangan

Bila seluruh telapak tangan akan dibalut, dapat dipakai perban segi tiga. Letakkan dasar segitiga pada telapak tangan. Ujung puncak segitiga di lilitkan ke punggung tangan, sehingga seluruh jari jari tertutup, lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan beberapa kali pada pergelangan tangan dan diikat. Bila segi tiga terlalu besar, buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga.

E.Cara Membuka Pembalut/Perban

Buka simpul perban, bila sulit, gunting saja. Tangan kanan memegang ujung perban. Bukalah gulungan dengan memindahkan perban itu ke kiri, lalu kembali lagi ke kanan dan ke kiri lagi. Begitu seterusnya sampai seluruh pembalut terlepas. Untuk membuka perban kotor pergunakan 2 buah pinset. Bila perban itu telah kotor atau tidak ingin dipakai lagi, lebih baik digunting dengan memakai gunting perban. Dengan demikian, perban lebih cepat terlepas.

F.Jenis Jenis Perban Menurut Bahannya

1.Perban kasa ibuat dari benang yang dianyam jarang jarang, sering dipakai untuk membalut pada anggota badan.

2.Perban planel :Kain berbulu dipakai sebagai perban penekan pada pertolongan pertama.

3.Perban kambrik:Terbuat dari benang kasar pemakaian-nya sama dengan kasa.

4.Perban trikot :Sering dipakai untuk membuat perban ransel.

5.Perban katun dan linen:Dipakai dalam keadaan darurat, sebagai pembalut, penekan dan penarik

6.Perban elastis:Dipakai untuk balutan penekan pada keseleo atau salah urat (luksasio dan sprain) atau untuk membalut anggota gerak yang telah diamputasi.

7.Perban cepat:Dipakai untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, dalam peperangan pada luka tembak atau patah terbuka.

8.Perban gips

G.Cara cara Membalut

1.Cara cara khusus membalut perban kepala

a.Verban kepala fasela galenika

Cara memakainya adalah sebagai berikut :

Letakkan kain persegi itu diatas kepala dengan kedua ujung mengarah ke masing masing telinga.

Ikatkanlah dengan peniti atau plester pita tengah dibawah dagu. Pita depan diikat ke belakang kepala, sedangkan pita belakang diikat ke dahi.

b.Perban pita untuk membalut kepala dengan cara mempersatukan (Fascia Union).

Perban yang dipakai dapat yang berkepala satu maupun yang berkepala dua. Dipakai untuk luka disamping kepala. Cara fascia union ini sangat merosot sehingga sekarang tidak dipakai lagi.

c.Perban kepala cara Fascia sagitalis

Perban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau disebut juga perban T. Perban ini dipakai untuk luka di kepala.

Mula mula perban berkepala dua diletakkan pada dahi, lalu kedua ujung dililitkan ke belakang kepala. Ujung tengah perban juga diletakkan ke belakang. Setelah dihimpit dengan kedua ujung perban yang datang dari samping, kembalikan lagi ujung perban tengah ke depan. Demikian pula kedua ujung samping dililitkan kembali ke depan kepala sehingga mengimpit lagi ujung perban tengah. Demikianlah seterusnya sampai semua perban terpakai.

d.Perban kepala dengan cara pita silang (Fascia nodosa)

Dengan memakai perban berkepala dua. Bila kedua ujung perban telah sampai diatas salah satu telinga silangkanlah kedua perban itu lalu masing masing ujung membalut dahi dan belakang kepala. Setelah kedua ujung sampai diatas telinga yang lain, dibuat pula silang, diatur menuju ke bawah dagu, bertemu kembali di atas telinga pertama, dan seterusnya.

e.Perban penutup kepala (Fascia kapitalis atau mitra hippokrates)

Sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Dipakai sebagai perban penutup atau pelindung luka kepala yang luas.

Satu orang berulang ulang melingkarkan perban. Mulai dari dahi terus ke belakang sambil menghimpit perban kedua yang diletakkan berulang ulang di atas kepala oleh orang kedua dari arah depan kepala ke belakang kepala. Balutan digeser sedikit demi sedikit ke kiri dan ke kanan.

2.Cara cara membalut mata

a.Membalut satu mata (Monokulus)

Dipakai untuk menutupi atau menekan luka pada mata dan sekitarnya. Buatlah lingkaran perban di sekitar dahi dan belakang kepala beberapa kali. Lalu secara berangsur-angsur dililitkan sedikit demi sedikit ke mata yang cedera dan belakang kepala, sehingga seluruh mata tertutup.

Usahakan agar lapisan perban terbawah tidak menutup mata yang sehat

b.Membalut kedua mata (Binoukulus)

Cara ini dipakai untuk menutupi atau menekan mata, misalnya pada operasi katarak. Caranya : Mulailah seperti membalut satu mata. Setelah melingkarkan lapisan perban terakhir disekitar depan dan belakang kepala, teruskan dengan melingkari mata yang lain dengan cara yang sama, tetapi dengan arah sebaliknya. Ujung perban terakhir dilekatkan dengan sepotong plester.

3.Perban telinga cara koroner

Balutlah perban melingkar dahi dan belakang kepala beberapa kali, lalu berangsur angsur diarahkan ke arah telinga yang sakit. Lakukan balutan perban itu terus sampai seluruh telinga tertutup. Usahakan lapisan perban terakhir berada di lingkaran dahi lalu dilekatkan dengan plester.

4.Perban pada anggota gerak badan berbentuk bulat panjang

Untuk melakukan perban pada leher, lengan atas dan paha dapat dibalut dengan 2 cara yaitu :

a.Membalut biasa (Dolobra currens)

b.Membalut pucuk rebung (Dolobra reversa)

Setiap kali membalut harus diperhatikan agar :

a.Perban saling menutupi lapis demi lapis.

b.Gulungan perban tidak boleh bergeser, walaupun saling bekerja.

c.Lilitkan perban harus cukup kencang.

5.Membalut persendian

Untuk membalut persendian dipakai :

a.Cara balut silang (Spica)

b.Cara balut penyu (testudo)

Ad. 1 Cara balut silang pergelangan tangan

Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan, lalu arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak tangan. Masukkan lilitan diantara ibu jari dan jari telunjuk, miring pada punggung tangan menuju pergelangan tangan. Lilitkan satu kali lalu ulangi pekerjaan itu sambil menggeser perban sedikit demi sedikit sehingga seluruh pergelangan tangan terbalut.

Ad. 2 Membalut sendi siku cara penyu keluar (Testudo cubiti Reversa)

1.)Bengkokkan sedikit siku yang akan dibalut.

2.)Balutkan perban beberapa kali pada pertengahan siku.

3.)Arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal dan ke distal.

4.)Lanjutkan lilitan perban ke lengan atas dan ke lengan bawah berulang ulang sampai seluruh sendi siku terbalut.

5.)Ujung lilitan perban terakhir dilekatkan dengan plester.

6.Cara-cara Membalut kaki (Membalut seluruh kaki)

a.Misalkan kaki kiri ingin dibalut, mulailah perban dari bagian punggung kaki menuju ke ujung jari jari lalu ke telapak kaki. Peganglah dengan tangan kiri ujung perban yang ada di punggung. Dengan tangan kanan lilitkan perban untuk menutup jari jari kaki dengan cara tadi. Bergantian ke lateral dan medial. Geserlah sedikit demi sedikit ke arah tengah jari jari sehingga seluruh jari terbalut. Di telapak kaki, arah balutan melintang, sedangkan telapak kaki arahnya miring.

b.Kemudian lilitkan perban melintang punggung dan telapak kaki sehingga ujung ujung perban tadi terhimpit. Buatlah lilitan perban sebanyak 3 lilitan sambil menggeser ke arah pergelangan kaki.

c.Sewaktu lilitan ke empat berada di punggung kaki, perban diarahkan di telapak kaki sekitar tumit. Kemudian dililitkan ke pergelangan kaki, terus ke punggung kaki lagi.

d.Ulangi lagi balutan seperti tadi beberapa kali, sampai seluruh kaki terbalut. Akhiri balutan pada pergelangan kaki.

H.Gips dan Pemasangannya.

Cara membuat gips spalk (Bidai gips)

Bila terjadi patah proximal, maka panjang gips spalk adalah dari pangkal jari sampai ke lengan atas kira kira 2 jari dibawah lipatan ketiak.

Lengan harus ditekuk sampai 90 0 dengan telapak tangan agak diputar ke dalam (supinasi). Pergelangan tangan lurus dengan tulang lengan bawah.

Pada patah tulang tungkai bawah (Fraktur tibia dan fibula), gips spalk dan sirkuler harus dipasang mulai ujung jari sampai 2 3 cm dibawah sendi paha. Posisi kaki dan tungkai bawah dibuat sudut 900 sedangkan lutut agak ditekuk membuat sudut kira kira 1700.

Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkuler dipasang mulai dari ujung jari sampai kira kira 2 3 cm dibawah sendi lutut saja. Setelah diketahui panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan letakkan dimeja sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak atas, cukup dibuat 6 lapis, sedangkan untuk tungkai dibuat 8 10 lapis.

Setelah lapisan gips spalk selesai dibuat, basahkan lalu letakkan ke anggota gerak yang akan di gips. Sebelum di gips anggota gerak harus di reposisi dengan kain trikot atau kapas berlemak.

Setelah dipasang gips spalk, dibalut dengan perban kasa.

Gips sirkuler

Bila melakukan balutan secara gips sirkuler, setelah tulang yang patah direposisi, dilapisi dengan kapas berlemaj dan dipasang gips spalk langsung dibalut dengan perban gips dengan cara balut biasa. Gips yang telah dibalut itu diratakan dengan kedua telapak tangan agar perban gips melekat betul. Jari jari tangan dan kaki bila tidak patah jangan di gips.

Bila dilakukan reposisi sanguinea, maka luka operasi ditutup dahulu dengan kasa steril yang telah dioles dengan antiseptik. Kemudian dipasang gips sirkuler. Luka operasi dibiarkan tertutup dengan gips, jahitan baru dilepas setelah gips dibuka.

Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus, untuk lengan memerlukan waktu 4 6 minggu, sedangkan untuk tungkai memerlukan 6 10 minggu. Makin muda usia seseorang, makin cepat sembuhnya.

Lebih lengkap disini: TEKNIK MEMBALUT LUKA | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan http://terselubung.cz.cc/

TEKNIK MEMBALUT LUKA A.Jenis Pembalut/Perban1.Perban segi tiga (Mitella)2.Perban pita (Zwachtel)3.PlesterB.Tujuan Membalut/Perban1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman2.Menopang yang cedera3.Menahan dalam suatu sikap tertentu4.Menekan5.MenarikC.Bahan Untuk PerbanBahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka, plester, bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak mudah menyerap (kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons, kapas).D.Jenis jenis Pembalutan1.Perban segi tiga (Mitella)Perban segi tiga dibuat dari kain belacu atau kain muslin, perbannya dibuat segitiga sama kaki yang puncaknya bersudut 900 . Panjang dasar segitiga kira-kira 125 cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm. Buatlah terlebih dahulu kain segi empat dengan sisi 90 cm lalu lipat dua atau digunting pada garis diagnonalnya.2.Balut segi tiga untuk kepalaUntuk luka kepala dapat dipakai perban segi tiga. Dasar segi tiga dilipat selebar 5 cm 2 kali. Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas dahi. Bagian yang mengandung lipatan diletakkan sebelah luar. Ujung puncak segi tiga ditarik ke belakang kepala sehingga puncak kepala tertutup kain segi tiga. Kedua ujung lipatan tadi dililitkan ke belakang kepala lalu kembali ke dahi dan dibuat simpul di dahi.3.Balut segi tiga untuk bahuGuntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Kedua ujung yang baru dibuat dililitkan secara longgar ke leher, lalu diikat ke belakang. Dasar segi tiga ditarik sehingga bagian bahu yang cedera tertutup. Lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan ke lengan dan diikat.4.Balut segi tiga untuk dadaGunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua ujung puncak itu secara longgar dibelakang leher, sehingga dasar segi tiga berada di depan dada. Lipatlah dasar segi tiga beberapa kali sesuai dengan kebutuhan lalu ujung dasar tadi diikat di punggung.5.Balut segi tiga untuk pantatGunting puncak segi tiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Ikatlah kedua ujung puncak itu melingkari paha yang cedera. Buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga, lalu kedua ujungnya diikatkan melingkar di pinggang.6.Balut segi tiga untuk tanganBila seluruh telapak tangan akan dibalut, dapat dipakai perban segi tiga. Letakkan dasar segitiga pada telapak tangan. Ujung puncak segitiga di lilitkan ke punggung tangan, sehingga seluruh jari jari tertutup, lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan beberapa kali pada pergelangan tangan dan diikat. Bila segi tiga terlalu besar, buatlah beberapa lipatan pada dasar segi tiga.E.Cara Membuka Pembalut/PerbanBuka simpul perban, bila sulit, gunting saja. Tangan kanan memegang ujung perban. Bukalah gulungan dengan memindahkan perban itu ke kiri, lalu kembali lagi ke kanan dan ke kiri lagi. Begitu seterusnya sampai seluruh pembalut terlepas. Untuk membuka perban kotor pergunakan 2 buah pinset. Bila perban itu telah kotor atau tidak ingin dipakai lagi, lebih baik digunting dengan memakai gunting perban. Dengan demikian, perban lebih cepat terlepas.F.Jenis Jenis Perban Menurut Bahannya1.Perban kasa ibuat dari benang yang dianyam jarang jarang, sering dipakai untuk membalut pada anggota badan.2.Perban planel :Kain berbulu dipakai sebagai perban penekan pada pertolongan pertama.3.Perban kambrik:Terbuat dari benang kasar pemakaian-nya sama dengan kasa.4.Perban trikot :Sering dipakai untuk membuat perban ransel.5.Perban katun dan linen:Dipakai dalam keadaan darurat, sebagai pembalut, penekan dan penarik6.Perban elastis:Dipakai untuk balutan penekan pada keseleo atau salah urat (luksasio dan sprain) atau untuk membalut anggota gerak yang telah diamputasi.7.Perban cepat:Dipakai untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, dalam peperangan pada luka tembak atau patah terbuka.8.Perban gipsG.Cara cara Membalut1.Cara cara khusus membalut perban kepalaa.Verban kepala fasela galenikaCara memakainya adalah sebagai berikut :a.Letakkan kain persegi itu diatas kepala dengan kedua ujung mengarah ke masing masing telinga.Ikatkanlah dengan peniti atau plester pita tengah dibawah dagu. Pita depan diikat ke belakang kepala, sedangkan pita belakang diikat ke dahi.b.Perban pita untuk membalut kepala dengan cara mempersatukan (Fascia Union).Perban yang dipakai dapat yang berkepala satu maupun yang berkepala dua. Dipakai untuk luka disamping kepala. Cara fascia union ini sangat merosot sehingga sekarang tidak dipakai lagi.c.Perban kepala cara Fascia sagitalisPerban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau disebut juga perban

A. PEMBALUTANMembalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. Indikasi pembalutan: Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.Tujuan dari membalut adalah sebagai berikut :1. menahan sesuatu misalnya bidai (spalk), kasa penutup luka, dan sebagainya agar tidak bergeser dari tempatnya2. menahan pembengkakan (menghentikan pendarahan: pembalut tekanan)3. menunjang bagian tubuh yang cedera4. menjaga agar bagian yang cedera tidak bergerak5. menutup bagian tubuh agar tidak terkontaminasi.Macam macamnya :1. Mitella (pembalut segitiga)2. Dasi (cravat)3. Pita (pembalut gulung)4. Plester (pembalut berperekat)5. Pembalut lainnya6. Kassa steril1. MITELLA (pembalut segitiga)Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga. Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan. dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.2. DASI (cravat) Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir. Cara membalut:o Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkano Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling menariko Kedua ujung diikatkan secukupnya.3. PITA (pembalut gulung) Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor. Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:o 2,5 cm : untuk jari-jario 5 cm : untuk leher dan pergelangan tangano 7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kakio 10 cm : untuk paha dan sendi pinggulo 10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung. Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):o Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetapo Pastikan bahwa perban tergulung kencango Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.o Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga bagian sebelumnya.o Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.4. PLESTER (pembalut berperekat) Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan plester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester. Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb). Cara membalut luka terbuka dengan plester:o luka diberi antiseptiko tutup luka dengan kassao baru letakkan pembalut plester.5. PEMBALUT LAINNYA Snelverband: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar. Sofratulle: kasa steril yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.6. Kassa steril Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.Prosedur Pembalutan:1. Perhatikan tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini: Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita) Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan menghentikan perdarahan) Bagaimana luas luka? (untuk menentukan macam pembalut) Perlu dibatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)2. Pilih jenis pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.3. Sebelum dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka: Letakkan sepotong kasa steril di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama didesinfeksi. Kulit sekitar luka dibasuh dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik. Kasa penutup luka diambil kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan kotoran yang terdapat di dalamnya. Dengan menggunakan pinset steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut ketika disiram dibersihkan. Tutup lukanya dengan sehelai sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan kasa yang agak tebal dan lembut. Kemudian berikan balutan yang menekan.Apabila terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan cara: Pembalut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan. Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit. Pengikatan dengan tourniquet.o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril. Elevasi bagian yang terluka4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan: Dapat membatasi pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi Sesedikit mungkin membatasi gerak bgaian tubuh yang lain Usahakan posisi balutan paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah distal. Tidak mudah kendor atau lepas.PengertianCedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.

Klasifikasi LukaLuka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :a. Luka terbukaCedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.b. Luka tertutupCedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya jaringan di bawah kulit.

Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera.

Luka TerbukaLuka terbuka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya :a. Luka lecetTerjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak ratab. Luka robekLuka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.c. Luka sayatDiakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapi. Sering merupakan kasus kriminald. Luka tusukTerjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.e. Luka avulsiLuka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang menempel.f. Luka amputasiBagian tubuh tertentu putus.

Luka TertutupLuka tertutup yang sering ditemukan adalah :a. Luka memarTerjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruanb. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang kemerahan.c. Luka remukTerjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.

Penutup dan Pembalut Luka

Penutup luka1. Membantu mengendalikan perdarahan2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut3. Mempercepat penyembuhan4. Mengurangi nyeri

PembalutPembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain.

Fungsi pembalut 1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan. 2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.

Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.

Beberapa jenis pembalutPembalut pita/gulung.Pembalut segitiga (mitela).Pembalut penekan.

Penutupan lukaPenutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi

PembalutanJangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan untuk menghentikan perdarahan.Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan korbanBila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh.Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.

Penggunaan penutup luka penekanKombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya :1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.2. Beri bantalan penutup luka.3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.4. Balut.5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).

Perawatan luka Terbuka1. Pastikan daerah luka terlihat2. Bersihkan daerah sekitar luka3. Kontrol perdarahan bila ada4. Cegah kontaminasi lanjut5. Beri penutup luka dan balut 6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah7. Tenangkan penderita8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi9. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Perawatan Luka Tertutup

Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam

Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :Berikan kompres dingin (misalnya kantung es)Balut tekanIstirahatkan anggota gerak tersebutTinggikan anggota gerak tersebut

Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.

Perawatan luka dengan benda asing menancap Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan menancapnya benda asing adalah sebagai berikut :1. Stabilkan benda yang menancap secara manual.2. Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak pernah boleh dicabut3. Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan jelas.4. Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap5. Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai variasi misalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.6. Rawat syok bila ada7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Patah Tulang

Cedera Otot RangkaAlat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.

Gangguan yang paling sering dialami pada cedera otot rangka adalah Patah tulang. Pengertian patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.

PenyebabPada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan patah.

Cedera dapat terjadi sebagai akibat :1. Gaya langsung.Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah.2. Gaya tidak langsung.Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah yang patah. Bagian yang menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti3. Gaya puntir.Selain gaya langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai patah. Ini sering terjadi pada lengan.

Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat cedera yang kita hadapi.

Gejala dan tanda patah tulangMengingat besarnya gaya yang diterima maka kadang kasus patah tulang gejalanya dapat tidak jelas. Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang 1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Seing merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Cara yang paling baik untuk menentukannya adalah dengan membandingkannya dengan sisi yang sehat.2. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.3. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera.4. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah (suara ini tidak perlu dibuktikan dengan menggerakkan bagian cedera tersebut).5. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.

Pembagian Patah TulangBerdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu :1. Patah tulang terbuka2. Patah tulang tertutup

Yang membedakannya adalah lapisan kulit di atas bagian yang patah. Pada patah tulang terbuka, kulit di permukaan daerah yang patah terluka. Pada kasus yang berat bagian tulang yang patah terlihat dari luar. Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang, sehingga dapat terjadi infeksi tulang. Patah tulang terbuka termasuk kedaruratan segera.

PembidaianPenanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian. Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.

Tujuan pembidaian1. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.4. Mengurangi rasa nyeri.5. Mempercepat penyembuhan

Beberapa macam jenis bidai :

1. Bidai keras.Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan. Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.2. Bidai traksi.Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.Contoh : bidai traksi tulang paha3. Bidai improvisasi.Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.4. Gendongan/Belat dan bebat.Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.Contoh : gendongan lengan.

Pedoman umum pembidaianMembidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, haruslah tetap mengikuti pedoman umum.1. Sedapat mungkin beritahukan rencana tindakan kepada penderita.2. Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan bila ada.3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di bagian distalnya.4. Nilai gerakan-sensasi-sirkulasi (GSS) pada bagian distal cedera sebelum melakukan pembidaian.5. Siapkan alat-alat selengkapnya.1. 6. Jangan berupaya merubah posisi bagian yang cedera. Upayakan membidai dalam posisi ketika ditemukan.6. Jangan berusaha memasukkan bagian tulang yang patah.7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih dulu pada anggota badan penderita yang sehat.8. Bila cedera terjadi pada sendi, bidai kedua tulang yang mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai sendi distalnya. 9. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.10. Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.11. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.12. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.13. Selesai dilakukan pembidaian, dilakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemeriksaan GSS yang pertama.14. Jangan membidai berlebihan.

Pertolongan cedera alat gerak1. Lakukan penilaian dini. Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa. Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.2. Lakukan pemeriksaan fisik.3. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita.4. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.6. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai.7. Lakukan pembidaian.8. Kurangi rasa sakit. Istirahatkan bagian yang cedera. Kompres es bagian yang cedera (khususnya pada patah tulang tertutup). Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.

PEMBALUTAN, PEMBIDAIAN DAN EVAKUASI PEMBALUTAN

PENGERTIANMembalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.

TUJUAN1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya2. Mencegah terjadinya pembengkakan3. Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser4. Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran

ALAT DAN BAHAN1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga2. Dasi adalah mitella yang berlipat lipat sehingga berbentuk seperti dasi3. Pita adalah pembalut gulung4. Plester adalah pembalut berperekat5. Pembalut yang spesifik6. Kassa steril

1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitigaa. Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50 100 cm.b. Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang terbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cederac. Pembalut ini bisa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki dan untuk menggantung tangan

d. Cara membalut dengan mitela : Salah satu sisi mitella dilipat 3 4 cm sebanyak 1 3 kali Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya

e. Gambar cara membalut dengan mitela : Luka pada atap tengkorak Luka pada dada Lengan yang cedera Telapak kaki

2. Dasi adalah mitella yang berlipat lipat sehingga berbentuk seperti dasia. Pembalut ini adalah mitella yang dilipat lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua ujung ujungnya lancip dan lebarnya antara 5 10 cmb. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir

c. Cara membalut dengan dasi : Pembalut mitella dilipat lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing masing ujung lancip Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarik Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

d. Gambar cara membalut dengan dasi : Luka pada mata Luka pada dagu Luka pada ketiak Luka pada siku

3. Pita adalah pembalut gulunga. Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser (kendor)b. Macam macam pembalut dan penggunaanya : Lebar 2,5 cm : biasa untuk jari jari Lebar 5 cm : biasa untuk leher dan pergelangan tangan Lebar 7,5 cm :biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki Lebar 10 cm : biasa untuk paha dan sendi panggul Lebar > 10 15 cm : biasa untuk dada, perut dan punggung

c. Cara membalut dengan pita : Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut, maka dipilih pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain secukupnya

d. Gambar cara membalut dengan pita : Pada kepala Pada lengan Pada tumit Pada telapak tangan

4. Plester adalah pembalut berperekata. Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulangb. Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septikc. Cara membalut luka dengan plester Jika ada luka terbuka : luka diberi obat antiseptik, tutup luka dengan kassa, baru lekatkan pembalut plester Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir) : balutan plester dibuat strapping dengan membebat berlapis lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu kita yang masing masing ujungnya difiksasi dengan plester

5. Pembalut yang spesifika. Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa penutup luka dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka luka lebar yang terdapat pada badanb. Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman. Biasa dipergunakan pada luka luka kecil

6. Kassa sterila. Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat obatan (antibiotik, antiplagestik)b. Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut

PROSEDUR PEMBALUTAN 1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini :a. Bagian dari tubuh yang mana ?b. Apakah ada luka terbuka atau tidak ?c. Bagaimana luas luka tersebut ?d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan ! dapat salah satu atau kombinasi3. Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi perlu direposisi4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :a. Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasib. Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lainc. Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderitad. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan berlapis, lapis yang paling bawah letaknya disebelah distale. Tidak mudah kendor atau lepas

PEMBIDAIAN

PENGERTIANBidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi)

TUJUAN PEMBIDAIAN 1. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah3. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah4. Mengurangi rasa nyeri5. Mempercepat penyembuhan

MACAM MACAM BIDAI1. Bidai kerasUmumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

2. Bidai traksiBidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.Contoh : bidai traksi tulang paha

3. Bidai improvisasiBidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

4. Gendongan/Belat dan bebatPembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.

Contoh : gendongan lengan

PRINSIP PEMBIDAIAN1. Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami cidera ( korban yang dipindahkan)2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

SYARAT SYARAT PEMBIDAIAN1. Siapkan alat alat selengkapnya2. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur dulu pada anggota badan korban yang tidak sakit3. Ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor4. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan5. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah6. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai7. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas

GAMBAR PEMBIDAIAN PADA PATAH TULANG TUNGKAI BAWAH

EVAKUASI

Saat tiba di lokasi kita mungkin menemukan bahwa seorang korban mungkin harus dipindahkan. Pada situasi yang berbahaya tindakan cepat dan waspada sangat penting. Penanganan korban yang salah akan menimbulkan cedera lanjutan atau cedera baru.

MEKANIKA TUBUHPenggunaan tubuh dengan baik untuk memfasilitasi pengangkatan dan pemindahan korban untuk mencegah cedera pada penolong.Cara yang salah dapat menimbulkan cedera. Saat mengangkat ada beberapa hal yang harus diperhatikan : Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat Gunakan tungkai jangan punggung Upayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh Lakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang Bila dapat kurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahapHal-hal tersebut di atas harus selalu dilakukan bila akan memindahkan atau mengangkat korban. Kunci yang paling utama adalah menjaga kelurusan tulang belakang. Upayakan kerja berkelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi.Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.

MEMINDAHKAN KORBANKapan penolong harus memindahkan korban sangat tergantung dari keadaan. Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban. Lebih baik tangani di tempat. Pemindahan korban ada 2 macam yaitu darurat dan tidak darurat1. Pemindahan DaruratPemindahan ini hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korbanContoh situasi yang membutuhkan pemindahan segera: Kebakaran atau bahaya kebakaran Ledakan atau bahaya ledakan Sukar untuk mengamankan korban dari bahaya di lingkungannya : Bangunan yang tidak stabil Mobil terbalik Kerumunan masa yang resah Material berbahaya Tumpahan minyak Cuaca ekstrim Memperoleh akses menuju korban lainnya Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban, misalnya melakukan RJPBahaya terbesar pada pemindahan darurat adalah memicu terjadinya cedera spinal. Ini dapat dikurangi dengan melakukan gerakan searah dengan sumbu panjang badan dan menjaga kepala dan leher semaksimal mungkin.Beberapa macam pemindahan darurat Tarikan baju Tarikan selimut atau kain Tarikan bahu/lengan Menggendong Memapah Membopong Angkatan pemadam

2. Pemindahan BiasaBila tidak ada bahaya langsung terhadap korban, maka korban hanya dipindahkan bila semuanya telah siap dan korban selesai ditangani.Contohnya : Angkatan langsung Angkatan ekstremitas (alat gerak)

POSISI KORBANBagaimana meletakkan penderita tergantung dari keadaannya. Korban dengan syok Tungkai ditinggikan Korban dengan gangguan pernapasan Biasanya posisi setengah duduk Korban dengan nyeri perut Biasanya posisi meringkuk seperti bayi Posisi pemulihan Untuk korban yang tidak sadar atau muntahTidak mungkin untuk membahas semua keadaan. Situasi di lapangan dan keadaan korban akan memberikan petunjuk bagaimana posisi yang terbaik.

PERALATAN EVAKUASI Tandu beroda Tandu lipat Tandu skop / tandu ortopedi/ tandu trauma Vest type extrication device (KED) Tandu kursi Tandu basket Tandu fleksibel Kain evakuasi Papan spinal

PEMBALUTAN, PEMBIDAIAN DAN EVAKUASIPEMBALUTAN

PENGERTIANMembalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.

TUJUAN1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya2. Mencegah terjadinya pembengkakan3. Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser4. Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran

ALAT DAN BAHAN1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga2. Dasi adalah mitella yang berlipat lipat sehingga berbentuk seperti dasi3. Pita adalah pembalut gulung4. Plester adalah pembalut berperekat5. Pembalut yang spesifik6. Kassa steril

1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitigaa. Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50 100 cm.b. Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang terbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan yang cederac. Pembalut ini bisa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki dan untuk menggantung tangan

d. Cara membalut dengan mitela :Salah satu sisi mitella dilipat 3 4 cm sebanyak 1 3 kali Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat dan kepentingannya

e. Gambar cara membalut dengan mitela :Luka pada atap tengkorakLuka pada dadaLengan yang cederaTelapak kaki

2. Dasi adalah mitella yang berlipat lipat sehingga berbentuk seperti dasia. Pembalut ini adalah mitella yang dilipat lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua ujung ujungnya lancip dan lebarnya antara 5 10 cmb. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis dan kaki terkilir

c. Cara membalut dengan dasi :Pembalut mitella dilipat lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita dengan masing masing ujung lancipBebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkanDiusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat arahnya saling menarikKedua ujungnya diikatkan secukupnya

d. Gambar cara membalut dengan dasi :Luka pada mataLuka pada daguLuka pada ketiakLuka pada siku

3. Pita adalah pembalut gulunga. Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser (kendor)b. Macam macam pembalut dan penggunaanya : : biasa untukLebar 2,5 cm jari jari : biasa untuk leher dan pergelangan tanganLebar 5 cmLebar :biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki7,5 cmLebar : biasa untuk paha dan sendi panggul10 cmLebar > 10 15 cm : biasa untuk dada, perut dan punggung

c. Cara membalut dengan pita :Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut, maka dipilih pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnyaKemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang lain secukupnya

d. Gambar cara membalut dengan pita :Pada kepalaPada lenganPada tumitPada telapak tangan

4. Plester adalah pembalut berperekata. Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulangb. Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septikc. Cara membalut luka dengan plesterJika ada luka terbuka : luka diberi obat antiseptik, tutup luka dengan kassa, baru lekatkan pembalut plester Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir) : balutan plester dibuat strapping dengan membebat berlapis lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakkan tertentu perlu kita yang masing masing ujungnya difiksasi dengan plester

5. Pembalut yang spesifika. Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa penutup luka dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan, sering dipakai pada luka luka lebar yang terdapat pada badanb. Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman. Biasa dipergunakan pada luka luka kecil

6. Kassa sterila. Adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi obat obatan (antibiotik, antiplagestik)b. Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut Diposkan oleh KSR PGSD UNNES di 03.11