Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    1/30

    TEKSTUR MINERAL LOGAM

    Disusun untuk memenuhi syarat tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah

    Mikroskopis Bijih

    Disusun Oleh :

    Debbie Novalina

    270110120057

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2015

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    2/30

    Tekstur Mineral Bijih 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Mikroskopis bijih melibatkan tidak hanya identifikasi individu mineral, tetapi juga

    interpretasi tekstur mineral bijih. Tekstur dapat menjelaskan proses-proses seperti proses awal

    pengendapan bijih, kesetimbangan setelah pengendapan bijih, proses metamorfisme, proses

    deformasi, annealing, dan dan pelapukan karena air meteorik.

    Pada dasarnya tekstur adalah suatu bentuk yang memperlihatkan hubungan antara

    mineral yang satu terhadap mineral lainnya, hubungan antara mineral inklusi terhadap host

    mineral, dan hubungan antara mineral-mineral terhadap massadasarnya. Tekstur merupakan

    kenampakan fisik secara umum atau karakter dari suatu batuan, termasuk aspek geometri,

    komponen, hubungan antarkomponen atau kristal penyusunnya. Secara genetik, tekstur dibagi

    atas tekstur primer, sekunder, hipogen, dan supergen. Faktor-faktor yang mengontrol

    kenampakan tekstur pada endapan suatu mineral bijih di antaranya faktor mekanika (tektonik,

    orogenesa, intrusi, dll) yang mengakibatkan terjadinya suatu celah terbuka berbentuk cavern,

    geode (vug, drusy, amygdule), kondisi fisik batuan dan mineral seperti kekerasan, brittleness,

    plastisitas, kondisi kimia (di mana konsentasi suatu mineralisasi bergantung juga pada pH,

    stabilitas mineral dan konsentrasi dari pelarutan), difusi, kontrol batas grains mineral,

    microfracturing.

    Argentit, sulfosalt, dan native metals adalah beberapa mineral bijih yang mudah

    setimbang kembali dan maka dari itu tidak cukup baik untuk merefleksikan kondisi

    pembentukan awal. Pada mineral polimetalik, tekstur merefleksikan urutan pembentukan

    mineral dan sejarah setelah pembentukan. Oleh karena itu, tekstur dan komposisi yang diamati

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    3/30

    Tekstur Mineral Bijih 2

    pada bijih polimetalik kompleks yang berdekatan dapat merefleksikan berbagai stage pada

    proses pembentukan dan sejarah setelah proses pembentukan bijih. Morfologi dan pola inklusi

    dalam mineral yang keras seperti pirit dapat menunjukkan kondisi temperatur tinggi di awal

    pembentukan, sedangkan keterdapatan pirhotit dapat menunjukkan adanya kesetimbangan ke

    temperatur menengah saat pendinginan, dan sulfosalt atau native metalsdapat setimbang pada

    temperatur yang sangat rendah.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    4/30

    Tekstur Mineral Bijih 3

    BAB II

    ISI

    2.1. Tekstur Primer

    Tekstur primer merupakan tekstur yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan

    endapan bijih. Yang termasuk ke dalam tekstur primer adalah melt dan open space filling.

    2.1.1. Tekstur lelehan (melt)

    Pertumbuhan mineral bijih dalam lelehan silikat secara umum menghasilkan

    pembentukan kristal euhedral-subhedral. Magnetit, ilmenit, dan platinum umumnya hadir

    sebagai kristal euhedral pada plagioklas, olivin, dan piroksen. Pertumbuhan tak terganggu,

    umumnya pada basalt yang mengalami pendinginan cepat, terkadang menghasilkan

    pembentukan kristal skeletal yang dapat seluruhnya/sebagian terkandung dalam gelas

    terpadatkan atau silikat yang mengkristal. Tekstur poikilitik silikat pada oksida atau poikilitik

    oksida pada silikat tidak umum hadir. Dalam lapisan kaya oksida, kristalisasi bersamaan pada

    kristal yang saling mengganggu mengakibatkan pembentukan kristal subhedral dengan sudut

    antarmuka (interfacial angle) yang bervariasi. Sudut antarmuka pada triple junction pada

    monomineral yang mengalami annealing selama pendinginan yang lambat atau selama

    metamorfisme umumnya mencapai 120.

    Lelehan besi (nikel, tembaga)-sulfur (-oksigen), dari bijih besi/nikel/tembaga

    umumnya mengkristal kemudian setelah silikat. Magnetit sering hadir pada proses kristalisasi,

    sedangkan sulfida besi umumnya mengalami pelelehan seluruhnya/sebagian, dan umumnya

    cenderung euhedral atau skeletal, sedangkan sulfida yang relatif tidak keras (seperti pirhotit)

    menunjukkan tekstur pendinginan dan annealing. Lelehan sulfur-besi primer (-oksigen) dan

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    5/30

    Tekstur Mineral Bijih 4

    juga menghasilkan pembentukan dropletbundar kecil (< 100 m) yang terjebak dalam basalt

    yang mendingin cepat dan gelas basaltik.

    Gambar 2.1.Droplet sulfida pada basalt Mid-Atlantic Ridge, tersusun oleh

    monosulfida larutan padat (Fe,Ni)1-xS (abu-abu sedang) dan larutan padat

    menengah (Cu, Fe)S2-x (abu-abu terang), dengan rims dan flamespentlandit

    (terang).

    2.1.2. Open space fi l li ng

    Open space filling merupakan tekstur yang penting untuk menentukan sejarah

    paragenesa endapan. Umumnya terbentuk pada batuan yang getas, pada daerah di mana

    tekanan pada umumnya relatif rendah, sehingga rekahan atau kekar cenderung bertahan.

    Tekstur pengisian dapat mencerminkan bentuk asli dari pori serta daerah tempat pergerakan

    fluida, serta dapat memberikan informasi struktur geologi yang mengontrolnya. Mineral-

    mineral yang terbentuk dapat memberikan informasi tentang komposisi fluida hidrotermal,

    maupun temperatur pembentukannya. Pengisian dapat terbentuk dari presipitasi leburan silikat

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    6/30

    Tekstur Mineral Bijih 5

    (magma) juga dapat terbentuk dari presipitasi fluida hidrotermal. Kriteria tekstur pengisian

    dapat dikenali dari kenampakan:

    Adanya vugatau cavities, sebagai rongga sisa karena pengisian yang tidak selesai

    Kristal-kristal yang terbentuk pada pori terbuka pada umumnya cenderung euhedral

    seperti kuarsa, fluorit, feldspar, galena, sfalerit, pirit, arsenopirit, dan karbonat.

    Walaupun demikian, mineral pirit, arsenopirit, dan karbonat juga dapat terbentuk

    euhedral, walaupun pada tekstur penggantian.

    Adanya strukturzoningpada mineral, sebagai indikasi adanya proses pengisian, seperti

    mineral andradit-grosularit. Struktur zoning pada mineral sulit dikenali dengan

    pengamatan megaskopis.

    Tekstur berlapis. Fluida akan sering akan membentuk kristal-kristal halus, mulai dari

    dinding rongga, secara berulang-ulang, yang dikenal sebagai crustiform atau

    colloform. Lapisan crustiform yang menyelimuti fragmen dikenal sebagai tekstur

    cockade. Apabila terjadi pengintian kristal yang besar maka akan terbentuk comb

    structure. Pada umumnya perlapisan yang dibentuk oleh pengisian akan membentuk

    perlapisan yang simetri.

    Kenampakan tekstur berlapis juga dapat terbentuk karena proses penggantian (oolitik,

    konkresi, pisolitik pada karbonat) atau proses evaporasi (banded ironstone), tetapi

    sebagian besar tekstur berlapis terbentuk karena proses pengisian.

    Tekstur triangular terbentuk apabila fluida mengendap pada pori di antara fragmen

    batuan yang terbreksikan. Kalau pengisian tidak penuh, akan mudah untuk

    mengenalinya. Pada banyak kasus, fluida hidrotermal juga mengubah fragmen batuan

    secarara menyeluruh.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    7/30

    Tekstur Mineral Bijih 6

    Gambar 2.2.Growth zoning pada kristal sfalerit yang

    diamati dengan cahaya transmisi pada sayatan tipis

    double polished.

    Gambar 2.3. Concentric growth zoning pada sfalerit

    yang diamati dengan cahaya transmisi pada sayatan

    tipis double polished. Warna hitam merupakan pirit,

    putih dolomit.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    8/30

    Tekstur Mineral Bijih 7

    Gambar 2.4.Colloform growth bandingpada sfalerit.

    Gambar 2.5. Growth zoning dalam pirit yang

    menunjukkan kenampakan radial dan konsentris.

    Gambar 2.6. (a) Struktur combyang menunjukkan pertumbuhan kristal

    keluar dari dinding rekahan, (b) crustified vein yang menunjukkan

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    9/30

    Tekstur Mineral Bijih 8

    pengendapan suksesif mineral ke dalam dari dinding rekahan, dengan

    urut-urutan a-b-a-c.

    Gambar 2.7. Bijih breksi yang menunjukkan

    pengendapan suksesif mineral pada fragmen

    breksi dan wall rockslainnya.

    Pengendapan berurutan dari larutan mengandung kobalt dan nikel dapat menghasilkan

    pembentukan kristal pirit-bravoit konsentris, yang sering menunjukkan morfologi kristal yang

    berubah (kubik, octahedron, piritohedron) selamagrowth.Proses pengendapan berurutan yang

    yang sama dari fluida mengandung logam dan sulfur yang bersirkulasi sepanjang ruang pori

    antarbutir di sedimen dapat meninggalkan sulfide coatingspada butiran sedimen.

    Besi serta oksida dan hidroksida mangan sering membentuk botryoidal atau bahkan

    struktur stalaktit pada open fractures sebagai hasil sirkulasi air meteorik. Mineral-mineral

    seperti goetit, lepidokrosit, pirolusit, kriptomelan dapat membentuk concentric overgrowthke

    dalam dari dinding vein atau massa kompleks kristalfibrous.

    Tekstur colloform sering dikaitkan dengan pembentukan awal akibat pengendapan

    koloidal. Namun, Roedder (1968) telah menunjukkan bahwa banyak colloformsfalerit pada

    bijih Pb-Zn tumbuh sebagai kristalfibrous kecil pada fluida bijih lewat jenuh.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    10/30

    Tekstur Mineral Bijih 9

    2.2. Tekstur Sekunder

    Tekstur sekunder merupakan tekstur bijih yang terbentuk setelah pengendapan bijih.

    Yang termasuk ke dalam tekstur sekunder, di antaranya tekstur replacement, tekstur akibat

    pendinginan, tekstur deformasi, dan tekstur annealing/metamorfik.

    2.2.1. Tekstur replacement

    Replacementmineral bijih oleh mineral lain selama pelapukan umum ditemukan pada

    banyak tipe endapan bijih. Replacementdapat terjadi akibat proses-proses, di antaranya

    - pelarutan dan presipitasi

    - oksidasi, dan

    - difusi fase padat.

    Batas di antara mineral yang di-replace yang yang me-replace umumnya tajam atau

    tidak beraturan (careous, atau tekstur corrored) atau diffuse.

    Edward (1947), Bastin (1950), dan Ramdohr (1969) telah menjelaskan beberapa jenis

    geometri replacement: rim, zonal, frontal. Tekstur replacement bergantung pada kondisi

    ketika mineral tersebut di-replace, di antaranya (1) permukaan yang tersedia untuk terjadinya

    reaksi, (2) struktur kristal mineral primer dan sekunder, dan (3) komposisi kimia mineral

    primer dan fluida reaktif.

    2.2.1.1. Permukaan kristal

    Replacement merupakan hasil dari reaksi kimia. Replacement sepanjang batas kristal

    atau internal channelsangat umum hadir dalam bentuk lathatau kristal equant.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    11/30

    Tekstur Mineral Bijih 10

    Replacementsepanjang rekahan dapat juga menyerupai tekstur eksolusi. Replacement

    umumnya menghasilkan peningkatan volume fase penggantian sekunder pada perpotongan

    fracture, yang tidak umum pada eksolusi.

    2.2.1.2. Struktur kristal

    Struktur kristal pada fase yang digantikan dapat mengontrol replacement, baik akibat

    pengaruh arah belahan maupun karena difusi, dapat terjadi sepanjang arah kristalografi.

    Sebagai contoh, oksidasi magnetit umumnya menghasilkan replacement oleh hematit

    sepanjang bidang (111).

    2.2.1.3. Komposisi kimia

    Komposisi kimia pada fase primer dapat mengontrol komposisi fase yang

    menggantikannya. Selama pelapukan dan selama penggantian hidrotermal, fase sekunder

    mempunyai komposisi kation yang sama seperti fase primer. Proses replacement dapat

    melepas satu kation, misalnya pada replacementkalkopirit atau bornit oleh kovelit. Pelepasan

    kation besi dari pirhotit heksagonal menghasilkan peningkatan rasio sulfur-logam dan

    pembentukan pirhotit monoklin (seringkali menunjukkan tekstur flame sepanjang batas

    rekahan) dan pada pirit dan markasit (sebagai butir, massa colloform, atau birds eyes).

    Pelepasan ion besi dari pirhotit menghasilkan presipitasi goetit sepanjang rekahan.

    Replacement dapat terbentuk secara selektif, mempengaruhi satu fasa pada zona

    intergrowthpada kristal terzonasi (menghasilkan struktur atoll).

    Contoh lain dari replacementadalah tekstur open void boxworkyang tersusun oleh

    bilah goetit, hematite, dan terkadang pirit. Umumnya ditemukan pada gossan.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    12/30

    Tekstur Mineral Bijih 11

    Gambar 2.8. Urutan pembentukan struktur atoll yang

    dihasilkan oleh replacement selektif dari kristal intergrown

    atau kristal dengan komposisi terzonasi.

    Gambar 2.9. Tekstur boxwork yang dibentuk oleh hematitdan goetit dengan residu pirit pada endapan gossan.

    Proses ubahan dibentuk oleh penggantian sebagian atau seluruhnya tubuh mineral

    menjadi mineral baru. Karena pergerakan larutan selalu melewati pori, rekahan atau rongga,

    maka tekstur replacement selalu perpasangan dengan tekstur pengisian. Oleh karena itu

    mineralogi pada tekstur replacement relatif sama dengan mineralogi pada tekstur pengisian.

    Akan tetapi, mineralogi pengisian cenderung berukuran lebih besar. Berikut beberapa contoh

    kenampakan tekstur replacement.

    Pseudomorf, walaupun secara komposisi sudah tergantikan menjadi mineral baru,

    seringkali bentuk mineral asal masih belum terubah

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    13/30

    Tekstur Mineral Bijih 12

    Rimmineral pada bagian tepi mineral yang digantikan

    Melebarnya urat dengan batas yang tidak tegas

    Tidak adanya pergeseran urat yang saling berpotongan

    Mineral pada kedua dinding rekahan tidak sama

    Adanya mineral yang tumbuh secara tidak teratur pada batas mineral lain

    Gambar 2.10 Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur replacement

    (Guilbert dan Park, 1986). Berturut-turut dari kiri:

    Pseudomorf, bementit mengganti sebagian kristal karbonat

    Bornit mengganti pada bagian tepi dan rekahan kalkopirit

    Digenit yang mengganti kovelit dan kalkopirit, memperlihatkan lebar yang berbeda

    Gambar 2.11. Gambar yang menunjukkan beberapa kenampakan tekstur penggantian

    (Guilbert dan Park, 1986). Berturut-turut dari arah kiri:

    a) Urat kalkopirit yang saling memotong, tidak memperlihatkan pergesaran

    b) Komposisi mineral yang tidak simetris pada dinding rekahan

    c) Kenampakan tumbuh bersama yang t idak teratur pada bagian tepi mineral

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    14/30

    Tekstur Mineral Bijih 13

    2.2.2. Tekstur akibat proses pendinginan (cooling)

    2.2.2.1. Rekristalisasi

    Rekristalisasi mineral primer dapat meninggalkan sisa tekstur asli mineral. Seperti

    pada lapisan kromit yang merupakan hasil dari akumulas i lelehan magmatik, dapat

    dimodifikasi oleh p roses annealingyang berkepanjangan.

    2.2.2.2. Eksolusi dan dekomposisi

    Mineral-mineral yang terbentuk sebagai larutan padat homogen, pada saat temperatur

    mengalami penurunan, komponen terlarut akan memisahkan diri dari komponen pelarut,

    membentuk tekstur eksolusi. Kenampakan komponen (mineral) terlarut akan membentuk

    inklusi-inklusi halus pada mineral pelarutnya. Inklusi-inklusi ini kadang teratur dan sejajar,

    kadang berlembar, kadang tidak teratur. Adanya tekstur eksolusi menunjukkan adanya

    temperatur pembentukan yang relatif tinggi, sekitar 300-600C.

    Proses eksolusi terbentuk dari difusi, nukleasi kristalit, dan pertumbuhan kristalit atau

    kristal. Deplesi material terlarut di sekitar fragmen yang besar, dikenal dengan seriate

    distribution.

    Eksolusi hematit dan ilmenit (dalam proporsi yang bervariasi) dihasilkan dari

    pendinginan dan secara umum ditemukan pada banyak batuan beku dan metamorf high-

    grade.Black sands, yang terakumulasi di banyak lingkungan sedimen biasanya mengandung

    proporsi intergrowthhematit- ilmenit yang besar.

    Di kebanyakan tipe endapan, sfalerit mengandung kalkopirit dalam bentuk dispersi

    acak atau memanjang mengikuti orientasi kristalografi, dikenal dengan tekstur chalcopyrite

    disease(Barton dan Bethke, 1987). Tekstur chalcopyrite diseasemerupakan tekstur eksolusi

    akibat pendinginan bijih setelah penempatan. Studi sebelumnya oleh Wiggins dan Craig

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    15/30

    Tekstur Mineral Bijih 14

    (1980) mendemonstrasikan bahwa kalkopirit tidak akan larut dalam sfalerit dalam jumlah

    yang signifikan kecuali pada temperatur di atas 500C. Data tersebut, dan pengamatan sfalerit

    mengandung kalkopirit bijih Zn-Pb dalam karbonat (yang terbentuk pada temperatur 100-

    150C) dan pada bijih vulkanogenik tidak termetamorfkan (yang terbentuk pada temperatur

    200-300C) mengindikasikan bahwa eksolusi yang bergantung pada temperatur bukanlah

    penyebab terbentuknya intergrowth. Studi lanjut oleh Barton dan Bethke (1987) menunjukkan

    bahwa beberapa kalkopirit dapat hadir dengan kenampakan myrmekitic wormatau tubuh rod

    yang memanjang hingga ratusan mikron.

    Eksolusi sendiri merupakan bentuk dari dekomposisi, karena komposisi temperatur

    tinggi mula-mula tidak lagi hadir sebagai fase homogen tunggal. Dua jenis tekstur yang

    dihasilkan dari dekomposisi larutan padat adalah intergrowth matildit - galena dan

    intergrowtharsen (atau antimony) myrmekiticstibarsen, yang dikenal dengan allemontite.

    Gambar 2.12. Beberapa kenampakan khas tekstur

    eksolusi pada mineral sulfida dan oksida (Evans,

    1993).

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    16/30

    Tekstur Mineral Bijih 15

    a. Pemilahan mineral hematit dalam ilmenit

    b. Eksolusi lembaran ilmenit dalam magnetit

    c. Eksolusi butiran kalkopirit dalam sfalerit

    d.Rimeksolusi pentlandit dari pirhotit

    Gambar 2.13 Eksolusi kalkopirit (abu-abu terang) dalam bornit (abu-

    abu gelap). Alterasi kemudian menghasilkan pembentukan kalkosit

    (abu-abu sedang) sepanjang tepi rekahan sebagai rimpada kalkopirit.

    Gambar 2.14 Eksolusi pada oksida Fe-Ti. Mineral yang diapit

    (larutan padat hematit-ilmenit) terpisah menjadi hematit (putih) dan

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    17/30

    Tekstur Mineral Bijih 16

    ilmenit (abu-abu sedang), Ti-magnetit (di tengah) telah mengeksolusi

    ulvospinel.

    Gambar 2.15. Tekstur eksolusi pentlandit (coklat terang,

    reflektansi tinggi, kanan tengah) dengan kenampakanflame-

    likepada pirhotit (coklat, tengah).

    2.2.3. Tekstur akibat deformasi

    Banyak bijih mengandung tekstur indikasi deformasi. Respon mineral terhadap

    deformasi sangat berkaitan dengan kekerasan mineral. Mineral-mineral seperti native metals,

    sulfosalt, dan sulfida Cu-Ag mudah terdeformasi. Pada bijih polimineral, tekstur deformasi

    sering muncul hanya di beberapa jenis mineral. Mineral yang relatif lunak cenderung mudah

    terdeformasi, tetapi juga mudah terekristalisasi, sehingga efek deformasi mudah menghilang.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    18/30

    Tekstur Mineral Bijih 17

    Gambar 2.16 Kembar deformasi pada pirhotit.

    2.2.3.1. Twinning, kinkbanding, pressure lamellae

    Twinning, kinkbanding, dan pressure lamellae terdapat pada bijih di berbagai derajat

    deformasi. Kembar dapat terbentuk pada mineral selama initial growth, selama structural

    inversion pada proses pendinginan, atau sebagai hasil deformasi. Menurut Ramdohr (1969),

    terdapat tiga jenis kembar, di antaranya

    Clark dan Kelly (1973), dalam menginvestigasi kekuatan beberapa mineral sulfida

    yang umum sebagai fungsi temperatur, menunjukkan bahwa deformasi pada pirhotit dapat

    berupa kinkbanding, kinked, atau bent subparallel lamellae, di mana masing-masing

    Growth Terbentuk sebagai kembar lamellar dengan distribusi

    acak, hadir hanya di beberapa mineral yang berikatan

    kuat.

    Inversion Umumnya hadir sebagai spindle-shaped dan kristal

    integrowthyang tidak sejajar mineral.

    Deformation Hadir sebagai lamellae tebal uniform, umumnya

    berasosiasi dengan bending, cataclasis, dan

    rekristalisasi baru, dengan lamellae sering melewati

    butiran mineral yang berdekatan.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    19/30

    Tekstur Mineral Bijih 18

    menunjukkan pemadaman bergelombang, atau kembaran. Pirhotit dan mineral sulfida lainnya

    yang relatif keras (stibnite, bismutinit) juga umumnya mengandungpressure lamellae.

    Gambar 2.17.Kinkbandingpada pirhotit ditekan

    oleh lapisan tipis mika.

    Gambar 2.18 Kembar deformasi pada hematit.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    20/30

    Tekstur Mineral Bijih 19

    Gambar 2.19. Stibnit menunjukkan kembar

    deformasi (tengah), pressure lamellae, dan

    bireflektansi kuat serta pleokroisme refleksi. (PPL)

    2.2.3.2. Curvature atau offset

    Deformasi pada bijih sering ditandai dengan offset pada bidang planar, seperti pada

    muka kristal, belahan, fracture, kembar, exsolution lamellae, dan layer mineral primer atau

    pada urat. Triangular pitspada galena, merupakan ukuran deformasi. Induksi deformasi- twin

    lamellaepada pirhotit, ilmenit, kalkopirit, dan kebanyakan mineral menunjukkan offsetyang

    signifikan dan umumnya memanjang sepanjang kristal-kristal, sedangkan kembargrowthatau

    inversionbiasanya hanya terdapat pada satu individu mineral.

    Eksolusi intergrowth kubanit dalam kalkopirit, ilmenit dalam hematit (atau

    sebaliknya), kalkopirit dalam sfalerit, pentlandit dalam pirhotit, dan bornit dalam kalkopirit

    umumnya linear akibat kontrol kristalografi.

    2.2.3.3. Schlieren

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    21/30

    Tekstur Mineral Bijih 20

    Bijih yang terdeformasi umumnya merekam zona di mana shearing terjadi, atau

    dikenal dengan schlieren. Schlieren merupakan bidang planar di mana mineral bijih relatif

    berbutir sangat halus terhadap batuan di sekitarnya.

    2.2.3.4. Breksiasi, kataklasis, dan durchbewegung

    Deformasi pada bijih sering ditandai dengan perekahan atau breksiasi bijih dan mineral

    gangue, umumnya pada mineral yang keras dan brittle, seperti pirit, kromit, magnetit.

    Breksiasi dipengaruhi oleh derajat deformasi dan mineralogi bijih. Breksiasi minor dapat

    berubah jadi kataklas is kompleks dengan peningkatan derajat fragmentasi dan disorientasi,

    yang melibatkan bijih dan mineral gangue; deformasi penetrasi ini dikenal dengan

    durchbewegung.

    Gambar 2.20. Tekstur durchbewegungpada pirhotit terdeformasi

    kuat. Inklusi silikat hitam memanjang dan terotasi pada matrikspirhotit.

    2.2.4. Tekstur akibat annealingdan metamorfik

    2.2.4.1.Annealing

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    22/30

    Tekstur Mineral Bijih 21

    Efek annealing pendinginan bijih yang lambat setelah pengendapan atau pemanasan

    yang lambat selama metamorfisme dapat mengubah tekstur asli. Kenampakan yang khas pada

    annealingberupa rekristalisasi di sekitar area permukaan mineral dan interfacial tensionpada

    120. Selama proses annealing, kristal berukuran kecil diserap kembali oleh kristal yang lebih

    besar.

    Kesetimbangan kembali yang dihasilkan dari proses annealing dapat menghasilkan

    zona overgrowthdan homogenisasi kristal yang mengandunggrowth zoningprimer.

    Gambar 2.21. Tekstur annealing pada pirit

    terekristalisasi dalam matriks sfalerit (abu-abu gelap)

    dan kalkopirit minor (abu-abu sedang).

    2.2.4.2. Metamorfik

    Rekristalisasi selama proses annealing, khususnya selama metamorfisme, biasanya

    menghasilkan pertambahan ukuran kristal dan juga menghasilkan pertumbuhan kristal

    euhedral, terkadang kristal porfiroblastik, seperti pirit, arsenopirit, magnetit, dan hematit.

    Pertumbuhan porfiroblastik atau overgrowth menyulitkan interpretasi paragenesa karena

    porfiroblas mengandung jenis dan jumlah inklusi yang berbeda dengan inklusi pada mineral

    primer pada bijih. Jenis inklusi dapat menjadi indikasi waktu pertumbuhan kristal. Adanya

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    23/30

    Tekstur Mineral Bijih 22

    inklusi pada mineral metamorfik high grade (amfibol, garnet, dll) mengindikasikan bahwa

    overgrowthterjadi setelah metamorfisme telah mencapai gradeyang cukup untuk membentuk

    mineral metamorf tersebut.

    Contoh kenampakan tekstur bijih dan paragenesa pada salah satu urat di daerah Arinem

    Gambar 2.22. Foto sayatan mineragrafi

    yang memperlihatkan mineral pirit

    subhedral digantikan oleh galena

    (anhedral). (PPL)

    Gambar 2.23. Mineral euhedral pirit

    hadir setelahgangue mineraldan mengisi

    open space. (PPL)

    Gambar 2.24. Foto sayatan mineragrafi

    yang menunjukkan urat halus pirit

    memotong kuarsa yang hadir sebelumnya.

    (PPL)

    Gambar 2.25. Kovelit (biru) hadir

    menggantikan kalkopirit (kuning

    terang) yang sebelumnya hadir

    menggantikan sfalerit (abu-abu). (PPL)

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    24/30

    Tekstur Mineral Bijih 23

    Gambar 2.26. Penggantian oleh galena

    (putih) terhadap pirit (kuning). (PPL)

    Gambar 2.27. Kenampakan tekstur intergrowth(a), chalcopyrite disease

    (b), open space filling(c), tekstur hancuran/deformasi.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    25/30

    Tekstur Mineral Bijih 24

    Paragenesa

    Paragenesa dalam konteks mineralisasi adalah suatu metode untuk menentukan urut-

    urutan waktu pembentukan dari asosiasi mineral atau beberapa mineral yang berbeda dengan

    mengidentifikasi jenis mineral dan karakteristik tekstur yang hadir pada suatu lingkungan

    pengendapan (Craig dan Vaughan, 1994). Paragenesa ini juga sebagai alat bantu untuk

    mengestimasi kondisi kesetimbangan dari pembentukan mineral bijih. Untuk menentukan

    paragenesa diperlukan analisa detail dari sayatan poles (mineragrafi) dengan bantuan

    mikroskop cahaya pantul. Hal-hal yang perlu diidentifikasi dalam melakukan paragenesa

    mineral bijih adalah pertama dengan mengidentifikasi jenis mineral (fasa) yang hadir,

    kemudian mengidentifikasi tekstur yang ada, dan terakhir mendiagnosa kenampakan mineral

    berdasarkan urut-urutan waktu dari gabungan dua tahap sebelumnya.

    Gambar 2.28. (a) kalkopirit (kuning terang) mengisi rekahan dalam sfalerit

    (abu-abu kecoklatan) menandakan kalkopirit hadir setelah sfalerit.

  • 7/24/2019 Tekstur Mineral Bijih (Mikroskopis)

    26/30

    Tekstur Mineral Bijih 25

    Replacement kovelit terhadap kalkopirit menunjukkan kehadiran kovelit

    setelah kalkopirit dan sfalerit; (b) kalkopirit yang berukuran sangat halus (