Upload
rachmat-tedy
View
42
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Temporo Mendibular Joint (TMJ) atau Sendi temporo mandibular adalah suatu sendi yangmenghubungkan rahang bawah (mandibula) dengan tulang temporal yang terletak didepantelinga. Hubungan sendi ini bersifat fleksibel.
Gambar 11. Temporo Mendibular Joint
ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA
Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh3:
1.prosessus kondiloideus
2.ligamen sendi temporomandibula
3.suplai darah pada sendi temporomandibula
4.persarafan pada sendi temporomandibula
2.1 prosessus kondiloideus
Kondiloideus mandibula adalah bagian yang menonjol dari mandibular yang meluas kearah superior dan posterior, berbentuk cembung dengan panjang 20mm medio-lateralis dan 8-10mm ketebalan anterior-posterior
3
BAB 2
ANATOMI SENDI TEMPOROMANDIBULA
Sendi adalah hubungan antara dua tulang. Sendi temporomandibula merupakan artikulasi antara
tulang temporal dan mandibula, dimana sendi TMJ didukung oleh3:
1. Prosesus kondiloideus
2. Ligamen Sendi Temporomandibula
3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula
4. Persarafan pada Sendi Temporomandibula
2.1. Prosesus kondiloideus
Kondiloideus mandibula adalah bagian yang menonjol dari mandibular yang meluas ke arah
superior dan posterior, berbentuk cembung dengan panjang 20mm medio-lateralis dan 8-10mm
ketebalan anterior-porterior
.
Permukaan artikulasi tulang temporal terdiri dari dua bagian yaitu fosa artikularis dan eminensia
artikularis. Fosa artikularis cekung dalam arah antero-posterior medio-lateral. Eminensia
artikularis membentuk batas anterior dari fosa mandibularis yang meluas ke posterior dan
dibatasi oleh linggir meatus akustikus eksternus
Meniskus berbentuk oval yang membagi sendi menjadi dua bagian yang terpisah, yaitu bagian
atas antara meniskus dan permukaan artikularis tulang temporal dan bagian bawah di antara
meniskus dan permukaan kondiloideus.
Bentuk permukaan atasnya cekung-cembung dari depan ke belakang yang beradaptasi dengan
permukaan artikulasi tulang temporal sedangkan bentuk permukaan bawahnya cekung yang
beradaptasi dengan kondiloideus mandibula. Di bagian depan dan belakang tebal sedangkan tipis
di antara ke dua penebalan ini. Ligamen kapsular melekat ke sekeliling meniskus ini, tendon
muskulus pterigoideus eksternus, muskulus maseter dan muskulus temporalis melekat ke pinggir
depan dari meniskus ini melalui ligamen kapsular
Meniskus ini terbentuk dari kolagen avaskuler yang berfungsi untuk menstabilisasi kondilus
terhadap permukaan artikularis tulang temporal. Fungsi lapisan lemak yang terdapat di muskulus
pterigoideus lateralis adalah untuk memungkinkan terjadinya gerakan rotasi pada saat membuka
mulut. Daerah ini mengandung pleksus vena sehingga didapati jaringan lunak yang fleksibel
Kapsul sendi di sebelah luar membentuk ligamen kapsular yang terdiri dari jaringan ikat berserat
putih yang melekat ke atas pada bagian pinggir fosa artikularis dan tuberkulum artikularis,
melekat ke bawah kolum mandibula. Kapsul ini diperkuat oleh ligamen temporomandibula di
sebelah lateral sedangkan bagian depan diperkuat oleh muskulus pterigoideus.
a
Gambar 1a. Struktur Sendi Temporomandibula Lateral view4.
b
Gambar 1b. Struktur Sendi Temporomandibula Coronal view
2.2. Ligamen Sendi Temporomandibula
Ligamen temporomandibula lebih luas di bagian atasnya dari pada di bagian bawahnya.
Perlekatannya ke permukaan lateralis dari arkus zigomatikus dan ke tuberkulum artikularis pada
bagian atas. Di bagian bawah melekat ke kolum mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan
kelenjar parotis dan kulit di sebelah lateral, sedangkan di sebelah medial dengan ligamen
kapsular5.
Ligamen sphenomandibula bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis os sphenoidalis
pada bagian atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari foramen mandibula. Ligamen ini
berhubungan dengan muskulus pterigoideus eksternus di bagian atas, di bagian bawah dengan
arteri dan vena alveolaris inferior, lobus kelenjar parotis dan ramus mandibula. Di sebelah
medial berhubungan dengan muskulus pterigoideus internus
Ligamen stylomandibula bentuknya bulat dan panjang. Ligamen ini melekat ke prosesus
stiloideus os temporalis di bagian atas. Di bagian bawah melekat ke angulus mandibula dan
margo posterior dari ramus mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus maseter dan
kelenjar parotis pada bagian lateral. Di bagian medial dengan muskulus pterigoideus internus dan
kelenjar submandibularis
Gambar 2. Ligamen Sendi Temporomandibula3.
2.3. Suplai Darah pada Sendi Temporomandibula
Di belakang meniskus ada suatu kelompok jaringan ikat longgar yang banyak berisi pembuluh
darah dan saraf. Suplai darah yang utama pada sendi ini oleh arteri maksilaris interna terutama
melalui cabang aurikular. Arteri maksilaris merupakan cabang terminal dari arteri karotis
eksterna yang mensuplai struktur di bagian dalam wajah dan sebagian wajah luar. Awalnya
berada di kelenjar parotis, berjalan ke depan di antara ramus mandibula dengan ligamen
sphenomandibula, kemudian ke sebelah dalam dari muskulus pterigoideus eksternus menuju fosa
pterigoideus.
Arteri ini terbagi atas 3 bagian yaitu: Pars mandibularis yang berjalan mulai dari bagian belakang
kolum mandibula sampai ke fosa infratemporalis, Pars pterigoideus yang berada di dalam fosa
infratemporalis, Pars pterygopalatinus yang berada di dalam fosa pterigopalatina. Daerah sentral
meniskus, lapisan fibrous dan fibrokartilago umumnya tidak memiliki suplai darah sehingga
metabolismenya tergantung pada difusi tulang yang terletak di dalam dan cairan synovial
2.4. Persarafan pada Sendi Temporomandibula
Persarafan sensorik pada sendi temporomandibula yang terpenting dilakukan oleh nervus
aurikulotemporal yang merupakan cabang pertama posterior dari nervus mandibularis. Saraf lain
yang berperan adalah nervus maseterikus dan nervus temporal. Nervus maseterikus bercabang
lagi di depan kapsul dan meniskus. Nervus aurikulotemporal dan nervus maseterikus merupakan
serabut-serabut proprioseptif dari impuls sakit nervus temporal anterior dan posterior melewati
bagian lateral muskulus pterigoideus, yang selanjutnya masuk ke permukaan dari muskulus
temporalis, saluran spinal dari nervus trigeminus. Permukaan fibrous artikular, fibrokartilago,
daerah sentral meniskus dan membran sinovial tidak ada persarafannya
Gambar 3. persarafan sendi temporomandibula3.
BAB 3
FISIOLOGI PERGERAKAN SENDI TEMPOROMANDIBULA
Berdasarkan hasil penelitian elektromiografi, gerak mandibular dalam hubungannya dengan
rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu :
1. Gerak membuka
2. Gerak menutup
3. Protrusi
4. Retusi
5. Gerak lateral
3.1 Gerak membuka
Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada kekuatan
gigitan maksimal (menutup). Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik prosessus
kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan, serabut posterior
muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus
masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang
berlangsung cepat dan lancar.
Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal,
sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke
belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang
kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus yang
berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh muskulus
infrahyoidei. Sumbu tempat berotasinya mandibula tidak dapat tetap stabil selama gerak
membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis yang ditarik (pada
keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis
3.2 Gerak menutup
Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus pterygoideus
medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi, dari menutup pada posisi protrusi penuh
sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada posisi paling posterior dalam
fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus
pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput mandibula akan
tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut
posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk
mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat
saling berkontak pada oklusi normal
Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan
diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus
lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput
mandibular pada saat otot-otot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama
gigi geligi menggeretak. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula
akan melintas di sekitar ramus, di daerah manapun di dekat orifisum canalis mandibular.
Walaupun demikian masih diperdebatkan tentang apakah articulatio temporomandibula
merupakan sendi yang tahan terhadap stres atau tidak. Hasil-hasil penelitian mutakhir dengan
menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada berbagai kondisi beban
menunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam mekanisme stres8.
3.3 Protrusi
Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke
bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang tertutup.
Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus
pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari
kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis
dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus kontraksi untuk
mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus
pterygoideus lateralis juga akan menarik discus artikularis ke bawah dan ke depan menuju
eminensia artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke fissura
tympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini8.
3.4 Retrusi
Selama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan
meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus temporalis.
Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada keadaan tersebut.
Otot-otot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus kontraksi dan menjaga
agar gigi geligi tetap pada kontak meluncur. Elastisitas bagian posterior discus articularis dan
capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetap berada pada
hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus kondiloideus bergerak ke
belakang8.
3.5 Gerak lateral
Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak
pengunyahan antara permukaan oklusal premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada sisi
tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh serabut
posterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap dipertahankan oleh otot-
otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi tersebut. Pada sisi berlawanan prosesus
kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui
kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam hubungannya dengan relaksasi
serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerak mandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk
melalui kontraksi dan relaksasi otot-otot pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga
berperan dalam gerak protrusi dan retrusi8.
Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan
dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan, caput mandibula dari sisi kontralateral akan
bergerak translasional ke depan. Mandibula akan berotasi pada bidang horizontal di sekitar
sumbu vertikal yang tidak melintas melalui caput yang ‘cekat’, tetapi melintas sedikit di
belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral, dalam gerakan yang
dikenal sebagai gerak Bennett8.
Selain menimbulkan pergerakan aktif, otot-otot pengunyahan juga mempunyai aksi postural
yang penting dalam mempertahankan posisi mandibula terhadap gaya gravitasi. Bila mandibula
berada pada posisi istirahat, gigi geligi tidak beroklusi dan akan terlihat adanya celah atau
freeway space diantara arkus dentalis superior dan inferior
Gambar 4. Otot otot pada mandibular
Gambar 5. Perubahan posisi mandibula pada saat menutup dan membuka mulut