TEMU I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teori Akuntansi

Citation preview

PEMBAHASANPENGANTAR TEORI AKUNTANSI

A. Pengertian Teori dalam Ilmu PengetahuanIlmu merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri (Suriasumantri). Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa ilmu memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan terjadi bahkan memungkinkan kita untuk mengontrol gejala tersebut. Sterling menjelaskan beberapa isyarat bahwa ilmu adalah pengetahuan yang berisi penjelasan tentang gejala alam atau sosial yang bebas dari pertimbangan nilai karena ilmu harus mendeskripsikan gejala tersebut seperti apa adanya. Penjelasan tersebut biasanya dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan logis dalam bentuk aksioma, proposisi, prinsip umum, atau hipotesis yang validitasnya harus diuji secara empiris melalui metode ilmiah. Kumpulan pernyataan-pernyataan tersebut beserta argumen-argumen sebagai penalaran akan membentuk teori dalam ilmu pengetahuan bidang yang bersangkutan.Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi dapat didefinisikan sebagai: Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa akuntansi akan mempunyai peran yang nyata kalau informasi yang dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan prilaku pengambilan keputusan ekonomi untuk bertindak menuju suatu pencapaian tujuan tertentu.Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata. Teori di sini diartikan tidak lebih dari peraturan, ketentuan, tata tertib, tata cara, atau pedoman tentang bagaimana mengerjakan sesuatu yang ideal. Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Teori akan berisi pernyataan-pernyataan asumsi dan hipotesis. Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan teoritis konsep-konsep yang diteorikan. Agar menjadi teori yang kuat proposisi harus dimungkinkan untuk diuji secara ilmiah dan didukung oleh apa yang diamati. Dari pengertian di atas, tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berati menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati. Memprediksi berarti memberi keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat yang diteorikan dipenuhi besar kemungkinan suatu fenomena atau fakta tertentu akan terjadi.Bidang pengetahuan teori akuntansi terbentuk dari asumsi-asumsi dasar, konsep-konsep, penjelasan, deskripsi, dan penalaran. Teori akuntansi menjelaskan perlakuan-perlakuan dan model-model alternatif yang dapat menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik. Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah praktis dan profesional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Teori menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Pengetahuan tentang teori akan mengimbangi keterbatasan pengalaman dan kepentingan praktis. Teori akan membantu dalam menemukan pola, hubungan, konsep, atau prinsip yang melandasi suatu sistem atau keadaan yang kompleks tanpa terbawa atau terkecoh oleh kompleksitas itu sendiri.

B. Konsep Dasar Akuntansi sebagai Teori NormatifUntuk memahami teori akuntansi positif dan normatif, sebelumnya akan dibahas bagaimana teori akuntansi dipandang sebagai sains dan sebagai penalaran logis.

Teori Akuntansi sebagai SainsTeori akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan dan praktik akuntansi. Teori akuntansi sebagai sains akan menggambarkan seperangkat hipotesis-hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Oleh karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponen-komponen yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi.Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, apa yang dibahas dan dihasilkan teori akuntansi harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji secara empiris. Arah teori akuntansi akan bergeser dari menghasilkan prinsip dan praktik akuntansi baru yang lebih baik menuju ke menguji validitas penjelasan suatu fenomena atau fakta akuntansi. Demikian juga bahan kajian akuntansi bergeser dari akuntansi sebagai objek menuju ke pihak-pihak yang berkepentingan dengan akuntansi. Pergeseran ini terpaksa dilakukan untuk memenuhi metode ilmiah yang diartikan dengan metode ilmiah dalam ilmu alam.

Teori Akuntansi sebagai Penalaran LogisTeori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis yang melandasi praktik nyata. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argument yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis adapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan atau praktik yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan.Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru.Proses penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi (pelaporan keuangan) menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsi rerangka konseptual ini adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk mempengaruhi atau mengembangkan praktik akuntansi. Hubungan penalaran logis dan akuntansi dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 1Hubungan Penalaran Logis dan Praktik AkuntansiPenalaran logis melalui proses perekayasaan

dituangkan dalam bentuk

Rerangka konseptual(a set of broad principles, a body of doctrine, atau a structure of interrelated ideas)

mengevaluasi dan membenarkanmempengaruhi dan mengembangkan

Praktik AkuntansiPraktik Akuntansi

masa datangberjalan

Dalam gambar tersebut, pengertian mengevaluasi dan membenarkan adalah bahwa penalaran logis dapat digunakan untuk memberi jawaban mengapa praktik yang terjadi seperti yang sekarang berjalan dan mengapa bukan yang lain. Dengan kata lain, penalaran logis dapat digunakan untuk menilai apakah praktik yang sekarang berjalan telah mendukung atau menjamin tercapainya tujuan pelaporan yang dicanangkan dalam rerangka konseptual. Kalau praktik tertentu ternyata sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, praktik tersebut dapat dikuatkan menjadi standar oleh badan penyusun standar.Kata mempengaruhi dan mengembangkan dalam gambar tersebut beraarti bahwa kalau ada suatu masalah akuntansi dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam suatu standar resmi (misalnya masalah pengukuran dan penyajian) maka pemecahannya dapat dilakukan oleh akuntan praktik dengan menggunakan penalaran logis seperti diatas sehingga praktik-praktik yang kemudian terjadi akan menjadi berdasar dan taas asas (consistent). Dengan demikian, keputusan yang diambil oleh para praktisi masih dalam batas penalaran yang mengarah ke tujuan dan tidak bersifat subjektif.Aspek Sasaran Teori (Positif Normatif)Aspek sasaran teori akuntansi mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian teori akuntansi sebagai sains atau penalaran logis. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan penalaran logis akan menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normatif berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu baik atau buruk atau relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan publik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.Dengan pemikiran diatas, Blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan dengan masalah fakta sedangkan teori normatif berkepentingan dengan masalah nilai. Selanjutnya, Blaug memisahkan kedua teori tersebut dengan kata-kata kunci pembeda yang dimuat dalam gambar berikut ini.Tabel 1Aspek Sasaran Teori

Unsur pembedaMasalah faktaMasalah nilai

Sasaran pemaparanPositivenormative

Bentuk pernyataan Isought/should

Bahan pertimbanganFactsValues

Dasar penyimpulanobjective/empiricalsubjective/reasoning

Nada pertanyaanDescriptiveprescriptive

Metoda penguji validitasScienceArt

Kriteria penerimaan teoritrue/falsegood/bad

Atas dasar perbedaan aspek di atas, sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan tentang apa yang nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai. Di lain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi terntentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.

Verifikasi Teori AkuntansiVerifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang melandasi teori yang diajukan. Teori normatif dikembangkan atas dasar kesepakatan terhadap asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu. Validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal. Karena teori normatif tidak bebas dinilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip juga menjadi bagian dari kriteria validitas teori.Teori akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya, observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metoda ilmiah. Oleh karena itu, validitas teori akuntansi positif banyak dilakukan dengan penelitian empiris. Penelitian empiris biasanya didasarkan atas pengamatan terbatas untuk menguji teori secara statistis. Karena teori akuntansi positif bebas nilai, verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi tidak diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik atau tidak bila dijadikan basis untuk menentukan menentukan kebijakan. Berkaitan dengan masalah ini, perlu diingat suatu kaidah berikut: the fact that many people do thing does not make it right. Penelitian empiris dapat memverifikasi bahwa nyatanya banyak orang melakukan sesuatu tetapi tidak memverifikasi apakah sesuatu tersebut benar secara nilai. Daya prediksi sering digunakan sebagai kriteria validitas teori, asumsi, atau premis akuntansi. Suatu teori dikatakan mempunyai daya prediksi yang tinggi bila sesuatu yang diharapkan dari kebijakan yang didasarkan atas teori tersebut besar kemungkinannya akan terjadi.

C. Sejarah dan Perkembangan Riset Empiris dalam Bidang AkuntansiSeperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan.Sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Bidang praktik berkepentingan denganmasalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.Keadaan di bawah ini menggambarkan proses pengajaran yang bersifat menguatkan praktik tetapi tidak akan mengambangkan praktik dilukiskan oleh Sterling dalam gambar berikut:Gambar 2Proses Pengajaran AkuntansiMengamati praktisi dan mengidentifikasi apa yang di praktikkanLulusan mempraktikan apa yang nyatanya dipraktikkanMengkondifikasi apa yang di praktikkan sebagai pengetahuan

Mengajarkan apa yang nyatanya di praktikkan

Proses seperti dilukiskan gambar di atas jelas akan menghambat perubahan yang menuju ke perbaikan. Para praktisi menciptakan dan menerapkan praktik tertentu (dengan taktik cerdik atau karena alasan politis). Pengajar mengamati praktik tersebut (melalui standar akuntansi) dan mengidentifikasi praktik yang berterima. Sterling menegaskan bahwa hubungan antara praktik dan pendidikan adalah harmonis tetapi antara pendidik-praktik dan riset adalah terisolaasi. Pendidik akuntansi hanya mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan karena kecenderungan mereka untuk menyiapkan peserta didik agar segera memperoleh pekerjaan. Masukan yang digunakan dalam pengajaran akuntansi hanyalah praktik yang berterima (nyatanya dipraktikkan) dan bukan gagasan-gagasan alternatif hasil pemikiran akademik.

Peran Riset Akuntansi Dalam dua dasawarsa terakhir, ada kecenderungan bahwa akademisi berusaha lebih jauh untuk membawa akuntansi sebagai suatu ilmu pengetahuan ilmiah atau sains yang semakin menjauhkan antara praktik dan dunia akademik. Penempatan akuntansi sebagai sains membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai dan bersifat deskriptif. Praktik akuntansi akan mengalami pengembangan yang pesat apabila terjadi interaksi yang baik antara riset, pengajaran/pendidikan, dan praktik.

Gambar 3Tiga Aspek Pengembangan Akuntansi

Riset

Pengajaran

Praktik

Teori deskriptif Ide Solusi Masalah Praktis

Aturan dan Praktik.Pengetahuan Profesional

Terdapat dua proses yang digambarkan pada gambar di atas. Pertama, aliran yang berlawanan dengan arah jarum jam menggambarkan kontribusi riset terhadap pengajaran yang selanjutnya pengajaran ini akan menambah pengetahuan untuk memperbaiki kualitas praktik. Kedua, aliran yang searah dengan arah jarum jam menggambarkan kemampuan pengajar untuk mengevaluasi apa yang telah dipraktikkan dan apa yang normatif atau ideal harus dipraktikkan sehingga timbul gagasan-gagasan baru untuk pengembangan praktik.Jadi, riset merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi, riset tidak hanya mencakup penelitian empiris (positif) tetapi juga meliputi penelitian analitis dalam bentuk makalah akademik (normatif).

SIMPULAN

Ilmu adalah pengetahuan yang berisi penjelasan tentang gejala alam atau sosial yang bebas dari pertimbangan nilai karena ilmu harus mendeskripsikan gejala tersebut seperti apa adanya. Kumpulan pernyataan-pernyataan tersebut beserta argumen-argumen sebagai penalaran akan membentuk teori dalam ilmu pengetahuan bidang yang bersangkutan. Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Teori akuntansi sebagai sains akan menggambarkan seperangkat hipotesis-hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Pendekatan ini akan melahirkan teori akuntansi positif. Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Teori akuntansi sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Pendekatan ini melahirkan teori akuntansi normatif. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan publik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.Dalam hal pengembangan teori akuntansi dapat diklasifikasikan ke dalam dua proses yaitu proses yang menghambat pengembangan dan proses yang mendorong pengembangan ke arah yang lebih baik. Proses yang akan menghambat perubahan yang menuju ke perbaikan menggambarkan dimana para praktisi menciptakan dan menerapkan praktik tertentu, pengajar mengamati praktik tersebut, dan mengidentifikasi praktik yang berterima. Sedangkan proses yang mendorong pengembangan ke arah lebih baik dilihat ke dalam dua aliran. Pertama, aliran yang menggambarkan kontribusi riset terhadap pengajaran yang selanjutnya pengajaran ini akan menambah pengetahuan untuk memperbaiki kualitas praktik. Kedua, aliran yang menggambarkan kemampuan pengajar untuk mengevaluasi apa yang telah dipraktikkan dan apa yang normatif atau ideal harus dipraktikkan sehingga timbul gagasan-gagasan baru untuk pengembangan praktik.

DAFTAR REFRENSI

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

1

10