12
e » Pendidikan » PENGERTIAN BELAJAR DAN MACAM-MACAM TEORI BELAJAR PENGERTIAN BELAJAR DAN MACAM-MACAM TEORI BELAJAR Siswa belajar Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan belajar kelompok. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995). Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia) Bertolak dari perubahan yang ditimbulkan oleh perbuatan belajar, para ahli teori belajar berusaha merumuskan pengertian belajar. Di bawah ini dikutip beberapa batasan belajar, agar dapat menjadi bahan pemikiran dan renungan mengenai pengertian belajar yang berlangsung di kelas. Belajar proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku

teori belajar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori belajat

Citation preview

Page 1: teori belajar

e » Pendidikan » PENGERTIAN BELAJAR DAN MACAM-MACAM TEORI BELAJAR

PENGERTIAN BELAJAR DAN MACAM-MACAM TEORI BELAJAR

Siswa belajar

Dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah terjadi sebuah proses yaitu interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa jika terjadi kegiatan belajar kelompok. Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)

Bertolak dari perubahan yang ditimbulkan oleh perbuatan belajar, para ahli teori belajar berusaha merumuskan pengertian belajar. Di bawah ini dikutip beberapa batasan belajar, agar dapat menjadi bahan pemikiran dan renungan mengenai pengertian belajar yang berlangsung di kelas.

Belajar proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan, pemaksaan, atau kondisi sementara (seperti lelah, mabuk, perangsang dan sebagainya).

Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) menyatakan belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian

Page 2: teori belajar

menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Selanjutnya menurut Gerow (1989:168) mengemukakan bahwa “Learning is demonstrated by a relatively permanent change in behavior that occurs as the result of practice or experience”.

Belajar adalah ditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam perilaku yang terjadi karena adanya latihan dan pengalaman-pengalaman.Kemudian menurut Bower (1987: 150) “Learning is a cognitive process”. Belajar adalah suatu proses kognitif.

Dalam pengertian ini, tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat dimasukan dalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang mengandung suatu usaha secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar yaitu :

Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk. Perubahan itu tidak harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang.

Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.

Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun phisikis.

Page 3: teori belajar

Teori manapun pada prinsifnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari individu dan perubahan tersebut berlangsung lama. Belajar merupakan kegiatan yang aktif, karena kegiatan belajar dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan.

Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka diusahakan faktor penunjang seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang mendukung serta proses belajar mengajar yang tepat.

Macam-macam Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Page 4: teori belajar

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Page 5: teori belajar

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

- See more at: http://visiuniversal.blogspot.com/2014/03/pengertian-belajar-dan-macam-macam.html#sthash.QSnFgN5E.dpuf

7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran

7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran

7 Teori Belajar meliputi Teori Belajar menurut faculty psychology, ilmu jiwa asosiasi, Classical Conditioning, Operant Conditioning, Gestalt, Medan (Field Theory), dan Humanistik.

Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel Mata Kuliah Teori Pembelajaran dan Definisi Pembela jaran yang merupakan salah satu materi dari mata Kuliah Teori Pembelajaran.

Berikut 7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran :

Teori Belajar menurut Faculty Psychology (Ilmu Jiwa Daya /bagian) 

Jiwa manusia itu terdiri dari berbagai bagian-bagian

Contoh : daya berfikir, mengamati, mengingat, mengingat dan lain-lain.

Daya-daya ini / bagian-bagian ini dapat berkembang dan berfungsi apabila dilatih dengan bahan-bahan dancara-cara tertentu.

Menurut teori ini, Belajar adalah : Usaha melatih daya-daya agar berkembang sehingga kita dapat berfikir, mengingat dan mengenal dan sebagainya.

Teori Belajar Ilmu Jiwa Asosiasi (Gabungan)

Jiwa manusia terdiri dari asosiasi dari berbagai tanggapan yang masuk dalam ( ke dalam) jiwa manusia lewat Asosiasi bisa terbentuk berkat adanya hubungi stimulus dengan response ( S – R)

Page 6: teori belajar

Menurut teori ini, Belajar adalah : Membentuk hubungan S – R dan melatih hubungan agar bertalian erat.

Teori Classical Conditioning

Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Ivan Petrovich Pavlov, warga Rusia yang hidup pada tahun 1849-1936. Teorinya adalah tentang conditioned reflects.

Pavlov mengadakan penelitian secara intensif mengenai kelenjar ludah. Penelitian yang dilakukan Pavlov menggunakan anjing sebagai objeknya. Anjing diberi stimulus dengan makanan dan isyarat bunyi, dengan asumsi bahwa suatu ketika anjing akan merespons stimulan berdasarkan kebiasaan.

Teori Operant Conditioning

Teori ini dikemukakan oleh Burhus Frederic Skinner.

Ia membedakan tingkah laku responden, yaitu tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang jelas.

Misalnya, kucing lari ke sana kemari karena melihat daging. Operant Behavior adalah tingkah laku yang ditimbulkan oleh stimulus yang belum diketahui, namun semata-mata ditimbulkan oleh organisme itu sendiri, dan belum tentu dikehendaki oleh stimulus dari luar. Misalnya, kucing lari ke sana kemari karena kucing itu lapar, bukan karena melihat daging (Sri Rumini, 1993: 75-76).

Teori Gestalt

Max Wertheimer adalah psikolog Jerman yang menjadi tokoh teori ini.

Penemuan teori gestalt bermula ketika Wertheimer melihat cahaya lampu yang berkedap-kedip saat naik kereta api pada jarak tertentu. Sinar itu memberinya kesan sebagai sinar yang bergerak datang-pergi dan tidak terputus. Gestalt berasumsi, bila suatu organisasi dihadapkan pada suatu problem, kedudukan kognisi tidak seimbang sampai problem itu terpecahkan. Kognisi yang tidak seimbang mendorong organisme untuk mencari keseimbangan sistem mental. Menurut getalt, problem merupakan stimulus sampai didapat suatu pemecahannya. Organisme atau individu akan selalu berpikir tentang suatu bahan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya sebagai bentuk respons dari stimulus yang berupa masalah tadi.

Page 7: teori belajar

Teori Medan (Field Theory)

Lingkungan dipandang sebagai gejala yang saling memengaruhi. Teori medan memandang bahwa tingkah laku dan atau proses kognitif adalah suatu fungsi dari banyak variabel yang muncul secara simultan (serempak). Perubahan pada diri seseorang bisa mengubah hasil keseluruhan.

Teori Humanistik

Arthur Combs, Abraham H. Maslow, dan Carl R. Rogers adalah tiga tokoh utama dalam teori belajar humanistik. Berikut uraian pandangan mereka.

Arthur Combs , seorang humanis, berpendapat bahwa perilaku batiniah , seperti perasaan, persepsi, keyakinan, dan maksud, menyebabkan seseorang berbeda dengan orang lain. Untuk memahami orang lain, kita harus melihat dunia orang lain seperti ia merasa dan berpikir tentang dirinya.Pendidik dapat memahami perilaku peserta didik Jika ia mengetahui bagaimana peserta didik memersepsikan perbuatannya pada suatu situasi. Apa yang kelihatannya aneh bagi kita, mungkin saja tidak aneh bagi oranglain.

Sumber: 7 Teori Belajar dari Mata Kuliah Teori Pembelajaran http://manusiapinggiran.blogspot.com/2013/08/7-teori-belajar-dari-mata-kuliah-teori.html#ixzz3AqYgWsUG Follow us: @fajar_berkata on Twitter

   Dalam pengembangan teori belajar, hasil yang diamati adalah hasil pembelajaran nyata (actualoutcomes) dalam pengertian probabilistik, yaitu hasil pembelajaran yang mungkin muncul, dan bisa jadi bukan merupakan hasil pembelajaran yang dinginkan. Oleh karena teori belajar adalahdeskriptif, maka menggunakan struktur logis “Jika …., maka …..” (Landa dalam Degeng, 1990dalam Budiningsih, 2005: 13). Sebagai contoh, ”Jika materi pelajaran (ini suatu kondisi)diorganisasi dengan menggunakan model elaborasi (ini suatu metode) maka perolehan belajar dan retensi (ini suatu hasil) akan meningkat”. Dalamproposisi teori belajar tersebut, model pengorganisasian pembelajaran (model elaborasi) ditetapkan sebagai perlakuan, di bawahkondisi karakteristik isi pelajaran, untuk memerikan perubahan unjuk kerja (actual outcomes), berupa peningkatan perolehan belajar dan retensi. Dengan demikian teori belajar menyatakan bahwa, apa yang terjadi secara psikologis bila suatu tindakan belajar dilakukan oleh seseorang.Pada teori pembelajaran, fokus diarahkan kepada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lainagar terjadi proses belajar. Oleh karena itu teori pembelajaran berhubungan dengan upayamengontrol variable-variabel yang dispesifikasi dalam

Page 8: teori belajar

teori belajar agar dapat mudah belajar.Dalam hal ini, kondisi dan hasil pembelajaran ditempatkan sebagai givens, dan metode yangoptimal ditetapkan sebagai variabel yang diamati. Jadi, kondisi dan hasil pembelajaran sebagaivariabel bebas, sedangkan metode pembelajaran sebagai variabel tergantung.Teori pembelajaran adalah goal oriented, artinya, teori pembelajaran dimaksudkan untuk mencapai tujuan (Reigeluth, 1983; Degeng, 1990 dalam Budiningsih, 2005: 12). Oleh karena itu,variabel yang diamati dalam teori pembelajaran adalah metode yang optimal untuk mencapaitujuan. Hubungan antara variable-variabel tersebut, disajikan pada bagan berikut:KondisiPembelajaranHasilPembelajaranMetodePembelajaran   Hasil pembelajaran yang diamati dalam pengembangan teori pembelajaran adalah hasil pembelajaran yang diinginkan (desired outcomes) yang telah ditetapkan lebih dulu. Dengandemikian teori pembelajaran berisi seperangkap preskriptif guna mengoptimalkan hasil pembelajaran yang diinginkan di bawah kondisi tertentu. Adapun proposisi yang digunakandalam teori pembelajaran adalah “Agar …., lakukan ini” (Landa dalam Degeng, 1990 dalamBudiningsih, 2005:13). Sebagai contoh, “Agar perolehan belajar dan retensi (suatu hasil)meningkat, organisasilah materi pelajaran (suatu kondisi) dengan menggunakan model elaborasi(suatu metode). Dalam proposisi teori pembelajaran, peningkatan perolehan belajar dan retensiditetapkan sebagai hasil pembelajaran yang diinginkan, dan model elaborasi yang merupakansalah satu model untuk mengorganisasi materi pelajaran, dijadikan metode yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dalam teori pembelajaran harus terdapat variabelmetode pembelajaran. Oleh karena itu teori pembelajaran mengungkapkan hubungan antarakegiatan pembelajaran dengan proses psikologis dalam diri peserta didik. Jadi, dalam teori pembelajaran, terdapat preskripsi tindakan belajar yang harus dilakukan agar proses psikologisdapat terjadi.Teori belajar dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu teori sebelum abad ke-20 danteori belajar abad ke-20. Yang termasuk teori belajar sebelum abad ke-20, yaitu teori disiplinmental, teori pengembangan alamiah, dan teori apersepsi. Teori belajar sebelum abad ke-20dikembangkan berdasarkan pemikiran filosofis atau spekulatif, tanpa dilandasi eksperimen.Sedangkan teori belajar abad ke-20, dibagi menjadi dua macam, yaitu teori belajar perilaku(behavioristik) dan teori belajar Gestalt-field. Teori belajar perilaku (behavioristik), berlandaskankepada stimulus-respons sedangkan teori belajar Gestalt-field, berlandaskan kepada segi kognitif (Ali, 2000: 20). Beberapa teori belajar perilaku (behavioristik), diantaranya Teori ClassicalConditioning oleh Ivan Pavlov dan didukung oleh John B Watson, Teori Law Of Effect olehEdward Lee Thorndike dengan pendukungnya Clark Hull, serta Teori Operant Conditioning olehSkiner (Dahar, 1989: 39). Sedangkan teori belajar Gestalt-field (teori belajar kognitif), meliputiteori belajar bermakna oleh Ausubel, teori belajar pemahaman konsep oleh Jerome Bruner, teoriWebteaching oleh Norman, teori Hirarki belajar oleh Gagne, dan teori perkembangan olehPiaget. Teori Piaget biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangankognitif. Teori belajar Piaget berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemasdalam tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembanganintelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan teori Piaget sangat berkaitan dengan teori belajar konstruktivistik (Ruseffendi, 1988 dalam Hamzah, 2001). Pernyataan ini didukung oleh Sadia(2006), yang mengemukakan bahwa pandangan konstruktivisme berakar pada teori struktur genetik Piaget. Berdasarkan teori perkembangan kognitif yang dikembangkannya, Piaget juga

Page 9: teori belajar

  dikenal sebagai konstruktivis pertama. (Penulis: Guru Kimia pada SMAN 2 Busungbiu,Buleleng, Bali)ReferensiAli, H.M. 2000. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Cetakan ke-10. Bandung: PT Sinar BaruAlgensindoBudiningsih, C.A. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Cet. Ke-1. Jakarta: PT Rineka CiptaDahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Puskur, Balitbang DepdiknasDePorter, B. 2002. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang RuangKelas. Penerjemah, Ary Nilandari. Edisi 1. Cetakan ke-10. Bandung: KaifaDryden, G. dan Jeannette V. 2002. Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution): Belajar Akan Efektif Kalau Anda Dalam Keadaan “Fun” Bagian I: Keajaiban Pikiran. Penerjemah:Ahmad Baiquni. Bandung: KaifaMiarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Edisi Ke-1. Cet. 1. Jakarta: KencanaSadia, I W. 2006. Landasan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar. MateriPerkuliahan Landasan Pembelajaran. PPS Undiksha SingarajaSadia, I W. 2006. Model Pembelajaran Konstruktivistik (Suatu Model Pembelajaran BerdasarkanParadigma Konstruktivisme). Materi Perkuliahan Landasan Pembelajaran. PPS UndikshaSingarajaSoedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Cetakan ke-4.Jakarta: Balai PustakaTim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.Cetakan kedua. Jakarta: Balai Pu