Upload
yefta-pavelnedved
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
C. Teori DasarDalam analisis kualitatif sistematik kation-kation dapat diklasifikasikan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap pereaksi tertentu. Dengan menggunakan pereaksi tersebut makadapat ditetapkan ada atau tidaknya suatu kation dan dapat juga memisahkan kation-kation untuk pemeriksaan lebih lanjut.Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan apakah suatu kation bereaksi membentuk endapan atau tidak.Kation-kation yang dapat membentuk endapan putih dengan HCl termasuk golongan I. Ion-ion golongan ini adalah timbal(Pb2+), merkuri (II) (Hg22+), dan perak (Ag+). Endapan yaang terbentuk PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl bewarna putih. Jika ditambahkan air panas, maka endapan PbCl2 akan larut dan larutan ini dapat diidentifikasi dengan ion kromat yang akan membentuk endapan kuning PbCrO4 dan ion sulfat membentuk endapan putih PbSO4. Sedangkan AgCl dapat dipisahkan dari Hg2Cl2 dengan cara melarutkan ke dalam larutan NH4OH karena AgCl larut membentuk kompleks Ag(NH3)2+ sedangkan Hg2Cl2 tidak larut. Adanya ion Ag+ dalam larutan dikenali dengan menambahkan KI membentuk endapan kuning AgI atau dengan HNO3 yang akan membentuk endapan putih AgCl.(Tim Kimia Analitik.2014 : 21)
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH : 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri dari Ag+, Hg22+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai berikut:1) PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air panas.2) Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan(Ibnu. 2005 : 105)Identifikasi terhadap ketiga kation golongan I setelah terpisah adalah sebagai berikut:1) Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning)
Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan kuning)
2) Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan KI. Sehingga terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl
[Ag(NH3)2] + KI AgI + 2NH3 + K+(endapan kuning muda)(Nugroho. 2008 : 75-76)
Diantara sulfat-sulfat, timbel sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium(II)sulfat terletak diantara kedua zat diatas, Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak sempurna, dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas, sulfida tidak larut. Asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekivalen, tetapi jika reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia(Vogel. 1990 : 205)
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai berikut:
1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan kation. PbCl2
larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air panas.
2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan Hg+, sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.
Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalah sebagai berikut:
1. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning).
Pb2+ + CrO4– PbCrO4 (endapan kuning)
2. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl.
[Ag(NH3)2] + KI -> AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3
3. Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg2
2+ ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2 NH3 -> [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4+ + Cl–
Teori modul 2
b. teori
Dalam cara pengendapan, analat direaksikan sehingga terjadi suatu endapan dan
endapan itulah yang ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetri
dibedakan menjadi dua macam: (1) endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan
suatu pereaksi; endapan bisanya berupa senyawa, baik kation maupun anion dari analat
mungkin diendapkan; bahan pengendapannya mungkn anorganik maupun organic. Cara
inilah yang biasanya disebut gravimetri. (2) endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan
perkataan lain analat di elektrolisis, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini
biasanya disebut elektrogravimetri. Dengan sendirinya umumnya kation yang dapat
diendapkan ( Haryadi, W, 1990 ).
Analisis gravimetri merupakan salah satu bagian dari kimia analitik. Langkah
pengukuran pada cara gravimetri adalah pengukuran berat, analit secara fisik dipisakan dari
semua komponen lainnya maupun dari solvennya. Pengendapan merupakan teknik yang
secara luas digunakan untuk memisahkan analit dari gangguan-gangguan (Uderwood, 1993).
Dalam gravimetri, endapan yang diinginkan adalah endapan hablur kasar, karena
endapan seperti ini mudah disaring dan dicuci, selain itu luas permukaan endapan hablur
kasar lebih kecil daripada luas permukaan endapan hablur halus, sehingga endapan hablur
kasar tersebut, ada suatu ukuranyang sangat penting diperhatikan dalam proses pengendapan
yakni kelewatjenuhan nisbi(Rivai, 1995).
Keasaman katalis ditentukan dengan metode gravimetri dengan menghitung daya
adsorpsi katalis terhadap basa, dalam penelitian ini basa yang digunakan adalah amonia.
Dengan metode ini dapat diukur jumlah gas yang teradsorpsi pada permukaan katalis. Nilai
keasaman yang diperoleh dengan cara ini biasanya bukanlah nilai mutlak, karena sifat
adsorbsi permukaan padatan katalis terhadap basa gas tersebut sangat tergantung pada
kondisi percobaan (Pandiangan, et al., 2008).
Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang sangat tinggi namun
membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar. Kebutuhan akan metode yang cepat
dalam memonitori fraktuasi kadar air tanah dilapangan menjadi sangat mendesak sebagai
jawaban atas tingginya waktu dan tenaga yang dibutuhkan oleh analisis gravimetri
(Hermawan, 2005)