32
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TERAPI HORMON UNTUK NETRALISASI”. Makalah ini berisikan tentang informasi tentang hormon- hormon atau yang lebih khususnya membahas tentang hormon yang dapat digunakan untuk netralisasi dalam tubuh. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai hormon. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Bandung, 13 Juli 2011 1

Terapi Hormon Untuk Netralisasi

  • Upload
    iim-shm

  • View
    103

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

terapi hormon untuk netralisasi

Citation preview

Page 1: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TERAPI HORMON UNTUK NETRALISASI”.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang hormon-hormon atau yang lebih

khususnya membahas tentang hormon yang dapat digunakan untuk netralisasi dalam tubuh.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai hormon.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandung, 13 Juli 2011

Penyusun

1

Page 2: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………….

I.2 Tujuan …………………………………………………………………………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Endokrin dan Hormon ……………………………………………………………………

II.2 Fungsi Hormon …………………………………………………………………………………………..

II.3 Macam-macam Hormon …………………………………………………………………………….

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Terapi Sulih Hormon dan Netralisasi …………………………………………………………

III.1.1 Terapi Sulih Hormon ………………………………………………………………………….

III.1.2 Penggunaan Terapi Sulih Hormon & Efek Yang Ditimbulkannya ………

III.2 Hormon untuk Netralisasi ………………………………………………………………………….

III.2.1 Hormon PMSG …………………………………………………………………………………..

III.2.2 Hormon Insulin ………………………………………………………………………………….

III.2.2.1 Reaksi insulin terhadap metabolisme tubuh …………………………………

III.2.3 Hormon Estrogen ……………………………………………………………………………….

III.2.3.1 Jenis-jenis Estrogen ………………………………………………………………………

III.3 Mekanisme Kerja Hormon ………………………………………………………………………

III.3.1 Hormon Insulin ………………………………………………………………………………….

III.3.1.1 Mekanisme Kerja ………………………………………………………………………….

III.3.1.2 Mekanisme Timbulnya Diabetes Melitus ………………………………………

III.3.1.3 Peran Insulin …………………………………………………………………………………

III.3.2 Hormon Estrogen ……………………………………………………………………………….

III.3.2.1 Hubungan Estrogen dan Menopouse …………………………………………….

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………….

IV.2 Saran ………………………………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………

i

ii

3

3

4

5

5

5

6

8

8

8

10

13

13

13

14

16

16

17

17

17

18

18

19

20

21

21

22

23

2

Page 3: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah

pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular,

termasuk tumbuhan memproduksi hormon.

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.

Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu

pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima

sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau

mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau

penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau

penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru

(misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas

dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan

pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua

organisme multiselular.

Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon

yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior

kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas

(releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu

dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat menghentikan sekresi hormon

tersebut.

3

Page 4: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

I.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Tujuan Pembuatan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yang didapat yaitu untuk

mengetahui bagaimana kerja berbagai macam hormon yang ada di dalam tubuh kita

terutama kerja homon yang berperan umtuk netralisasi tubuh. Sehingga hasil dari

pembuatan makalah ini dapat menjadi informasi yang sangat bermanfaat bagi

pembacanya.

2. Tujuan Untuk Penulis

Bagi penulis sendiri tujuan dari melakukan atau melaksanakan pembuatan

makalah yaitu untuk mengetahui berbagai macam informasi tentang hormon da

untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah farmasi yang di berikan. Sehingga

dapat menjadi ilmu dan pengetahuan lebih dari apa yang sudah didapat.

4

Page 5: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Endokrin dan Hormon

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar

sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-

hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan

untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.

Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya

tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat

yang hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan

produknya ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang

efeknya terutama terbatas pada sistem saraf.

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau

organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan

protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya

merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.

Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas.

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon

dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.

II.2 Fungsi Hormon

Hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:

Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri

seksual

Mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi

Mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Memacu reproduksi

Mengatur tingkah laku

5

Page 6: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang

lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan

hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar

tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-

sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh

tubuh.

II.3 Macam – macam Hormon

Ada beberapa macam hormon utama, yaitu :

1. Aldosteron, yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal yang berfungsi

untuk membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam

& air serta membuang kalium.

2. Hormon antidiuretik (vasopresin) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa, yang

memiliki fungsi menyebabkan ginjal menahan air, dan bersama dengan aldosteron,

membantu mengendalikan tekanan darah.

3. Kortikosteroid, yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, yang memiliki

efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:

Anti peradangan Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air

4. Hormon Kortikotropin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa, yaitu untuk

mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal.

5. Hormon Eritroprotein, yaitu hormone yang dihasilkan oleh ginjal, yang berfungsi

sebagai perangsang pembentukan sel darah merah.

6. Estrogen, adalah hormon yang dihasilkan oleh indung telur dan berperan dalam

mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita.

7. Glukagon, adalah hormon yang dihasilkan oleh pancreas dan berfungsi untuk

meningkatkan kadar gula darah.

6

Page 7: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

8. Hormon pertumbuhan, yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan

berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan serta

meningkatkan pembentukan protein.

9. Hormon insulin dihasilkan oleh pancreas yang berfungsi :

Menurunkan kadar gula darah Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh

10. LH (luteinizing hormone) FSH (follicle-stimulating hormone), yang dihasilkan oleh

kelenjar hipofisa , yang berfungsi :

Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot,

tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)

7

Page 8: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Terapi Sulih Hormon dan Netralisasi

III.1.1 Terapi Sulih Hormon

Manakala usia merangkak senja, katakanlah sejak umur 50 tahun, jam biologis

lambat laun melemah detaknya, seolah-olah merupakan sinyal bahwa tingkat kesuburan

mulai menurun. Pada perempuan produksi dua jenis hormon paling berpengaruh dalam

proses reproduksi, yaitu estrogen dan progesteron, secara perlahan tapi pasti mulai

berkurang. Itulah pertanda menopause menjelang.

Menopause atau menopause (karena usia lanjut), sesuatu yang tidak asing bagi

kaum perempuan, tidak jarang menimbulkan perasaan tidak menentu, takut, dan bingung.

Demikian meresahkannya bayangan itu, barangkali sampai muncul perasaan, menopause

janganlah terjadi, kalau mungkin.

Hasil Penelitian di Amerika mengeluarkan suatu data yang berisi tentang klarifikasi

keuntungan dan resiko terapi sulih hormon (TSH) setelah menopause. Hasil penelitian

menemukan bahwa TSH secara nyata dapat mengurangi resiko kematian, kendatipun

demikian hal tersebut baru akan akan muncul setelah 3 tahun menghentikan TSH.

Keuntungan terbesarnya baru akan terasa setelah satu dekade pemakaian, dimana wanita

pengguna TSH 37% lebih rendah tinggkat resiko kematiannya dibandingkan dengan wanita

yang tidak menggunakan TSH, resiko kematian itu umumnya karena penyakit jantung.

Meskipun wanita mengadapi peningkatan 43 persen resiko kanker payudara setelah

sepuluh tahun atau lebih, TSH masih berasosiasi dengan penurunan keseluruhan angka

kematian dari 20 persen. Penelitian menunjukkan bahwa TSH melindungi wanita dari

beberapa penyakit lainnya, menyangsikan kecenderungan dokter merekomendasikan ini

ke semua wanita yang memasuki masa menopause. Wanita dengan satu atau banyak

faktor resiko untuk penyakit jantung, seperti sejarah keluarga atau kegemukan,lebih bayak

keuntungannya, tetapi untuk yang dengan resiko kanker tinggi dan resiko penyakit jantung

rendah, keuntungan mungkinnya tidak sebanding dengan beratnya lebih resiko.

8

Page 9: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

Terapi hormon menjadi terlihat menakutkan bagi perempuan, khususnya perempuan

paruh baya yang memasuki usia menopause. Padahal harapan hidup perempuan terus

meningkat dibanding harapan hidup laki-laki.

Di Indonesia, angka harapan hidup perempuan melonjak dari 40 tahun pada tahun

1930 menjadi 67 tahun pada tahun 1998, sedang laki-laki dari 38 tahun menjadi 63 tahun

dalam kurun waktu sama. Sementara perkiraan umur rata-rata usia menopause di

Indonesia adalah 48 tahun.

Dengan meningkatnya usia harapan hidup, maka semakin banyak pula perempuan

yang mengalami menopause dengan berbagai keluhannya. Gejala yang ditimbulkan bisa

berupa perdarahan yang tidak biasa, berdebar-debar, rasa gerah dan keringat malam (hot

flushes) hingga radang vagina (vaginitis atrophia), nyeri bila berhubungan seksual dan

infeksi saluran kemih. Bahkan dapat meningkatkan risiko pengeroposan tulang

(osteoporosis), penyakit jantung, serta kemungkinan menderita Alzheimer. Biang gejala-

gejala ini adalah penurunan hormon estrogen pada masa menopause. Menurut para ahli

hormon penurunan mencapai 20 persen dibandingkan dengan pada waktu sebelum

menopaus.

Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah perawatan medis yang menghilangkan gejala-

gejala pada wanita selama dan setelah menopause. Menopause adalah berhentinya masa

haid pada wanita sehingga kemampuan untuk bereproduksi sudah tiadak ada, hal ini

ditandai dengan perubahan hormonal yang nyata pada tubuhnya. Hal ini juga

menyebabkan menurunnya jumlah hormon estrogen, dimana hormon ini merupakan

hormon yang berhunbungan dengan sistem reproduksi, yang menyebabkan wanita

merasakan gejala tak enak, termasuk panas pada wajah, vaginal kekeringan, sifat lekas

marah, dan depresi. TSH secara parsial mengembalikan keseimbangan estrogen di tubuh

wanita untuk mengurangi atau mengeliminasi gejala ini. THS dapat meringankan

penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi

juga di wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis,

seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.

Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala asosiasi dengan menopause, TSH

memiliki banyak keuntunga dan bahkan proteksi dari penyakit tertentu, termasuk

osteoporosis, penyakit jantung, dan stroke. Studi medis yang sedang berjalan telah

9

Page 10: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

menunjukkanbahwa menggunakan TSH, dalam jangka panjang itu tidak selalu berguna,

dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya menaikkan resiko kanker, serangan

jantung, dan penyakit lain.

III.1.2 Penggunaan Terapi Sulih Hormon & Efek Yang Ditimbulkannya

Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga atau empat dasawarsa, tubuh wanita

mengalami siklus hormonal teratur, hal ini memungkinkan wanita dapat hamil dan

melahirkan anak. Estrogen dan hormon lainnya, progesterone, dikeluarkan oleh ovarium

selama ovulasi, sebulan proses di mana telur dilepaskan dari ovarium dan dipersiapkan

untuk fertilization dengan sperma. Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementara

progesterone mempengaruhi lapisan permukaan jaringan vagina dan rahim, membuat

kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, bagian dari

endometrium (bahan pelapis uterus) akan meluruh melalui vagina selama haid. Sebagai

tambahan terhadap peranan dalam reproduksi, estrogen beredar di aliran darah,

mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk otak, pembuluh darah, tulang, dan

sel-sel lemak.

Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an,

secara berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan

tingkat estrogen di dalam darah. Setelah lewat beberapa tahun, estrogen ini tidak lagi

diproduksi yang menyebabkan berbagai, perubahan dalam organ tubuh termasuk vagina,

rahim, kandung kemih, saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembuluh darah, dan otak.

Pada beberapa wanita, perubahan ini memicu efek samping tak enak. Gejala yang

biasa berasosiasi dengan menopause termasuk flush. Tahap ini bisa terjadi beberapa

menit, bahkan secara mendadak akan terasa sangat panas di muka dan bagian tubuh atas,

beserta keringat yang bercucuran.

Palpasi pada jantung dan perasaan lemas dapat juga terjadi. Flashe diakibatkan oleh

hilangnya estrogen pada sistem signaling hormon dari otak yang dikenal sebagai

hypothalamu, yang terletak di daerah sistem pengatur suhu tubuh.

Gejala lainnya menopause yang mempengaruhi wanita meliputi perubahan pada

bahan pelapis dan elastisitas vagina. Vagina mungkin mengerut dan menjadi cenderung

10

Page 11: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

akan kekeringan, mendorong ke arah sakit selama hubungan seksual. Sejumlah perubahan

perasaan emosional dan kejiwaan terjadi selama menopause tersebut, pada beberapa

wanita biasa berakibat hilangnya siklus tidur, hilangnya libido, sebagian kehilangan ingatan

dan depresi.

Penurunan tingkat estrogen pada wanita menopause merupakan hal yang menarik

bagi dokter dan pasien selama bertahun-tahun. Estrogen sintesis telah dikembangkan sejak

1920 samapi pertengahan 1930 yang bertujuan untuk menghilnagkan gejala-gejala

menopause. Pada pertengahan tahun 1960 buku ‘feminin forever’ menggunakan estrogen

buatan sebagai cara untuk tetap menjadi awet muda dan cantik. Penggunaan TSH

mengurangi secara drastic hubungan diantara penggunaan dari estrogen buatan dan resiko

tinggi kanker endometrial di tahun 1970.

Penggunaan TSH secara bertahap meningkat sejak tanuh bila riset jangka panjang

menunjukkan efek protektif TSH melawan osteoporosis dan penyakit jantung.

Memperbaiki waktu pemulihan dan sistem penghantaran pada tubuh menjadikan

penggunaan TSH meningkat di USA. Mengurangi resiko kanker endometrial, dokter jauh

lebih mungkin memberi dosis lebih rendah estrogen dan dikombinasi dengan

progesterone.

Selanjutnya, banyak perbedaan formulasi dan dosis yang sekarang diizinkan dokter

ke tiap pasien lebih baik agar TSH dapat berjalan optimal. Meskipun kita ketahui lebih

banyak TSH pada hari ini masih diliputi oleh kontroversi anatara resiko dan

keuntungannya.

Bagi wanita yang menggunakan TSH sering terjadi peningkatan resiko kanker

endometrial dan kanker payudara sehubungan dengan penggunaan estrogen, terkhusus

untuk memperpanjang waktu penggunaan, akan menimbulkan efek samping seperti mual,

pendarahan tak dapat diramalkan, bloating, dan fluktuasi keadaan pikiran. Suatu alasan

bagi yang mengguankan TSH menyatakan bahwa hal itu tidak hanya meringankan gejala

menopause tapi juga mengurangi resiko osteoporosis, penyakit jantung dan alzheimer.

Penyakit tersebut lebih banyak resikonya dibandingkan dengan kanker pada sehat wanita

di masa postmenopausal. Sampai lebih banyak informasi efek tentang TSH hubungannya

dengan penyakit, setiap wanita harus membantu dokternya, menimbang resiko dan

11

Page 12: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

keuntungan-keuntungan penggunaannya. Bagaimanapun penggunaan TSH pada wanita

tergantung pada banyak faktor, termasuk bagaimana dia melihat resiko dan keuntungan-

keuntungan TSH dibandingkan dengan potensi resiko yang akan dihadapinya serta

berbagai macam penyakit yang kemungkinan timbul selama pengobatan.

Diakhir 1960 dan awal 1970, ketika terapi estrogen pertama kali meluas diberi

kepada wanita menopause, dokter memperingatkan akan adanya kemungkinan

bertambahnya kasus kanker endometrium. Peresepan untuk estrogen kemudian menjadi

sangat menurun, sampai ditemukannya metode untuk menggabungkan progesterone

dengan estrogen. Progesterone sebagai bagian dari siklus mentruasi secara alami

menetralkan efek estrogen di endometrium.

Bagi wanita yang memilih terapi ini, TSH digunakan dalam pola yang berbeda

dengan hanya menggunakan estrogen saja, biasanya itu digunakan bagi waniya yang telah

melakukan histerektomi ( pemindahan berkenaan dengan pembedahan rahim dan

ovarium). Bermacam-macam jenis dan takaran estrogen dapat diberikan dalam wujud pil

harian atau pil. Penggunaan yang umum berupa pil estrogen konjugasi yang dicampur air

kencing kuda yang hamil. Estrogen juga dapat diberikan sebagai patch transdermal yang

ditancapkan dikulit dan diganti setiap beberapa hari; patch ini berfungsi untuk terus

mengeluarkan estrogen ke aliran darah.

Saat ini dokter biasa menetapkan jenis TSH yang merupakan kombinasi estrogen dan

progesterone sintetis, yang dikenal sebagai progestin. Kedua hormon mungkin

pemberiannya dalam tahapan-tahapan tertentu, dengan memberikan estrogen setiap hari

dan ditambahkan progestin pada selama 12 hari dalam sebulan. Estrogen dan progestin

juga biasa diberikan dalam wujud pil gabungan yang diminun setiap hari. Kira-kira 90

persen wanita dengan rahim yang utuh kembali mengalami menstruasi selama terapi n

gabungan estrogen dan progestin. Inilah yang juga menjadi alasan wanita menggunakan

TSH.

12

Page 13: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

III.2 Hormon untuk Netralisasi

III.2.1 Hormon PMSG

PMSG pertama kali ditemukan pada tahun 1930 oleh Cole dan Hart. Cort dan Hart

menemukan bahwa pada darah kuda antara hari ke-40 sampai hari ke-140 dari masa

kebuntingan mengandung hormon gonadotrofik dalam jumlah besar. Tidak seperti hormon

yang terdapat pada wanita hamil, yang di bentuk oleh jaringan plasenta, maka gonadrofin

kuda bunting diduga dibentuk oleh mangkuk-mangkuk endometrium uterus yang sedang

bunting. Dan bila gonadotrofin ditemukan dalam air seni manusia dalam konsentrasi yang

tinggi, maka PMSG ini hampir seluruhnya ditemukan dalam darah. PMSG tetap berada

dalam aliran darah, tidak hanya pada kuda betina yang sedang hamil, tetapi juga pada

hewan-hewan yang disuntik dengan PMSG (Nalbandov, 1990).

PMSG merupakan alat yang berguna untuk penelitian endokrin. Secara komersial

hormon ini mudah didapatkan, Hormon ini dapat disediakan dengan kondisi laboratorium

yang biasa, yaitu dengan mengambil darah kuda betina pada tahap kebuntingan yang

tepat. Hormon ini mudah distandarisasi, suatu kulitas yang sangat berharga untuk tujuan

pengobatan atau penelitian. Hormon ini terutama menyebabkan pertumbuhan folikel

apabila diberikan secara subkutan, dan menyebabkan ovulasi apabila disuntikan secara

subkutan yang kemudian diikuti dengan suntikan intravena. Karena hormon ini memiliki

aktivitas FSH yang tinggi, maka seringkali mengakibatkan siste dan bukan folikel, terutama

bila dosisnya besar dan suntikannya diperpanjang (Nalbandov, 1990).

Suntikan hormon PMSG segera sebelum partus menyebabkan pertumbuhan yang

mencolok, ovulasi dan bahkan pembentukan sistem yang menunjukkan ovarium mampu

mengadakan tanggapan terhadap stimulasi hormon.

III.2.2 Hormon Insulin

Hormon insulin diproduksi oleh kalenjar pankreas. Dalam kalenjar

pankreasmengandung kurang lebih 100.000 pulau Langerhans dan setiap pulau

mengandung 100 sel beta.

13

Page 14: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

Oleh sel beta-lah hormon insulin diproduksi,

dimana sel beta dapat diibaratkan sebagai anak kunci

yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke

dalam sel. Untuk kemudian di dalam sel, glukosa

tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga energi.

Jika hormon insulin tidak ada, maka glukosa tak

dapat masuk ke sel dengan akibat glukosa akan tetap

berada di dalam pembuluh darah yang artinya kadar

glukosa di dalam darah meningkat.

Sebaliknya, disamping sel beta, terdapat juga

sel alfa yang memiliki fungsi memproduksi glukagon

yang bekerja sebaliknya dari hormon insulin, yakni

meningkatkan kadar glukosa darah.

Dalam keadaan seperti ini badan acapkali menjadi lemah karena tidak adanya

sumber energi didalam sel. Hal inilah yang paling rentan terjadi pada diabetes melitus tipe

1.

III.2.2.1 Reaksi insulin terhadap metabolisme tubuh

Reaksi insulin terhadap metabolisme dalam tubuh manusia terhadap karbohidrat,

lipid dan protein adalah :

a. Metabolisme karbohidrat

Efek insulin atas metabolisme karbohidrat segera setelah banyak karbohidrat, glukosa

yang diabsorbsi kedalam darah menyebabkan sekresi insulin yang cepat.

Sebaliknya insulin menyebabkan ambilan, penyimpanan dan penggunaan glukosa yang

cepat oleh hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama oleh liper, otot dan jaringan

lemak.

Mekanisme insulin menyebabkan ambilan dan penyimpanan glukosa didalam hati,

meliputi beberapa langkah :

14

Page 15: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

Insulin yang menghambat fasforilase enzim yang menyebabkan glukogen hati

dipecah menjadi glukosa.

Insulin meningkatkan ambilan glukosa dari darah sel-sel hati, ini terjadi dengan

meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, yaitu enzim yang menyebabkan

fasfarilase awal glukosa setelah berdifusi kedalam sel-sel hati, karena glukosa yang

telah terfasforilase tidak dapat berdifusi kembali melalui membrane sel.

Insulin juga meningkatkan aktivitas enzim yang meningkatkan sintesa glikagon.

b. Metabolisme lemak

Dalam metabolisme lemak insulin meningkatkan sintesa asam lemak, ini terjadi didalam

sel hati dan kemudian asam lemak di transper keadifosa dan disimpan, sedangkan

sebagian kecil disintesa didalam sel lemak itu sendiri, sedangkan factor yang

menyebabkan peningkatan sintesa asam lemak didalam hati meliputi :

Insulin menghambat kerja lipase yang sensitive hormone, karena ia merupakan

enzim yang menyebabkan hidrolisis trigliserida didalam sel lemak sehingga

pelepasan sel lemak kedalam yang bersinkronisasi terhambat.

Insulin meningkatkan transper kedalam sel-sel lemak dan jalan yang sama seperti ia

meningkatkan transport glukosa kedalam sel-sel otot. Sehingga bila insulin tak

tersedia untuk meninggalkan masukan glukosa kedalam sel-sel lemak, maka

penyimpanan sangat terhambat.

c. Metabolisme protein

Selama beberapa jam setelah makan bila tersedia zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan

didalam darah yang bersirkulasi, tak hanya karbohidrat dan lemak, tetapi protein juga

disimpan didalam jaringan. Beberapa fakta yang diketahui adalah :

Insulin menyebabkan transport aktif banyak asam amino kedalam sel-sel, jadi insulin

bersama hormone pertumbuhan mempunyai kesanggupan meningkatkan ambilan

asam amino kedalam sel-sel.

Insulin langsung mempengaruhi ribosom untuk meningkatkan translasi messenger

RNA. Jadi pembentukan protein baru.

Dalam jangka lebih lama insulin juga meningkatkan kecepatan transkipsi DNA

didalam nucleolus sel, jadi meningkatkan jumlah RNA.

15

Page 16: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

Insulin juga menghambat katabolisme protein, jadi menurunkan kecepayan

pelepasan asam anino dari sel-sel terutama sel otot.

Didalam sel hati, jumlah besar insulin menekan kecepatan glukoneogenesis dengan

menurunkan aktivitas enzim yang meningkatkan glukoneogenesis. Karena zat yang

terbanyak digunakan untuk sintesis glukosa dengan proses glukoneogenesis adalah

asam amino plasma, maka supresi glukoneogenesis itu menghemat asam amino.

III.2.3 Hormon Estrogen

Estrogen adalah sebuah kumpulan hormon-hormon yang memainkan peranan

penting dalam pembangunan seksual normal dan reproduktif pada wanita. Mereka juga

dipanggil hormon-hormon seks. Ovari wanita menghasilkan kebanyakan hormon estrogen,

walaupun kelenjar-kelenjar adrenal turut mengeluarkan sejumlah kecil hormon.

Sebagai tambahan kepada mengatur kitaran haid, estrogen menjejaskan

saluran reproduktif, saluran kencing, hati dan urat darah, tulang-tulang, buah dada, kulit,

rambut, membran berlendir, otot-otot pelvik dan otak. Ciri-ciri seksual yang sekunder,

seperti pubis dan bulu ketiak juga mula membiak apabila tahap-tahap estrogen meningkat.

Banyak sistem organ, termasuk sistem musculoskeletal dan kardiovaskular, dan otak

terjejas oleh estrogen.

Estrogen digunakan sebagai sebahagian dari beberapa oral kontraseptif, dalam

terapi penggantian estrogen wanita lepas menopause, dan dalam terapi hormon untuk

wanita transeksual. Seperti mana semua hormon steroid, estrogen bersedia tersebar

merentasi membran sel, di dalam sel, mereka berinteraksi dengan penerima-penerima

estrogen.

III.2.3.1 Jenis-jenis Estrogen

Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah

estradiol, estriol, dan estron. Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah

17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan

bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari

androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita

16

Page 17: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami

mahupun buatan telah ditemukan memiliki aktiviti bersifat mirip estrogen.

Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan

alami dari tumbuhan yang memiliki aktiviti seperti estrogen disebut fitoestrogen. Estrogen

digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.

III.3 Mekanisme Kerja Hormon

III.3.1 Hormon Insulin

III.3.1.1 Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja insulin dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor

glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit

yaitu:

a. Subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada

peningkatan molekul insulin.

b. Subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma

mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat

fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi).

Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap

substrat reseptor insulin (IRS-1). IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2

pada sejumlah proteinyang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin

yang berbeda. Dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan

adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi

tersebut akan merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4

untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian

makan, maka akan mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan

sasaran insulin tersebut. Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas ataupun

keduanya akan berpengaruh terhadap kerja insulin. Down Regulation adalah fenomena

dimana jumlah ikatan reseptor insulin jadi berkurang sebagai respon terhadap kadar

17

Page 18: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

insulin dalam sirkulasi yang meninggi kronik, contohnya pada keadaan adanya korsitol

dalam jumlah berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin rendah, maka ikatan reseptor akan

mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan latihan fisik dan puasa.

III.3.1.2 Mekanisme Timbulnya Diabetes Melitus

Mekanisme timbulnya penyakit kencing manis atau diabetes mellitus adalah sebagai

berikut: Pada kondisi normal, glukosa dalam tubuh yang berasal dari makanan, diserap ke

dalam alirandarah dan bergerak ke sel-sel di dalam tubuh. Glukosa tersebut kemudian

dimanfaatkan sebagaisumber energi. Pengubahan glukosa dalam darah menjadi energi

dilakukan oleh hormon insulinyang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon insulin

juga berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Secara normal, glukosa akan

masuk ke sel-sel dan kelebihannya dibersihkan dari darah dalam waktu 2 jam . Namun

apabila insulin yang tersedia jumlahnya terbatas dan atau tidak bekerja dengan

normal,maka sel-sel di dalam tubuh tidak terbuka dan glukosa akan terkumpul dalam

darah. Kadar glukosa darah di atas 10 mmol per liter merupakan kondisi di atas ambang

serap ginjal. Apabila kadar glukosa dalam darah berlebihan, maka sebagian glukosa

kemudian dibuang bersama urin.Peristiwa terbuangnya glukosa bersama-sama urin

tersebut dikenal dengan istilah kencing manis.

III.3.1.3 Peran Insulin

Insulin telah lama digunakan untuk mengobati diabetes. Zaman dahulu, insulin

diekstraksi dari hewan, tetapi saat ini insulin telah dapat diproduksi secara massal melalui

rekayasa genetik. Teknik mutakhir, bakteri tertentu disisipi gennya sehingga dapat

memproduksi insulin manusia. Peran insulin di dalam tubuh sangat penting, antara lain

adalah mengatur kadar gula darah agar tetap dalam rentang nilai normal. Saat dan

setelah makan, karbohidrat yang kita konsumsi akan segera dipecah menjadi gula dan

masuk aliran darah dalam bentuk glukosa. Glukosa adalah senyawa siap pakai untuk

menghasilkan energi. Ketika keadaan normal, tingginya kadar glukosa setelah makan akan

direspon oleh kelenjar pankreas dengan memproduksi hormon insulin. Adanya insulin,

glukosa akan segera masuk ke dalam sel. Selain itu, dengan bantuan insulin, kadar

glukosa yang lebih dari kebutuhan akan disimpan di dalam hati (liver) dalam bentuk

18

Page 19: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

glikogen. Jika kadar glukosa darah turun, misalnya saat puasa atau di antara dua waktu

makan, glikogen akan dipecah kembali menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan

energi dalam tubuh seseorang. Ada dua macam kelainan yang disebabkan oleh gangguan

insulin. Pertama, kelainan pada pankreas sehingga insulin tidak dapat diproduksi.

Keadaan ini disebut penyakit diabetes tipe 1. Kedua, pankreas tetap dapat menghasilkan

insulin, tetapi jumlahnya tidak memadai, atau jumlah produksi insulin masih normal,

tetapi sel tubuh tidak dapat menggunakannya (resisten). Keadaan terakhir ini disebut

diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 maupun tipe 2, sama-sama mengakibatkan meningkatnya

kadar glukosa dalam darah. Jika keadaan ini berlangsung lama dan tidak diobati, akan

timbul berbagai komplikasi seperti kebutaan, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, dan luka

yang tidak kunjung sembuh. Penderita diabetes tipe 1 biasanya mutlak membutuhkan

insulin. Berbeda halnya dengan diabetes tipe 2. Insulin baru diberikan jika obat-obatan

antidiabetes sudah tidak mempan lagi

III.3.2 Hormon Estrogen

Hormon steroid berdifusi melalui membran sel dan terikat dengan afinitas tinggi

pada reseptor protein sitoplasmik spesifik. Afinitas terhadap reseptor bervariasi dengan

estrogen spesifik aktivasi kompleks steroid-reseptor memasuki nukleus dan berinteraksi

dengan kromatin inti untuk memulai sintesa RNA hormon spesifik yang memerantarai

sejumlah fungsi fisiologis.

Penggunaan Terapi Estrogen :

- Untuk kontrasepsi

- Terapi hormon pasca menopouse.

- Osteoporosis

19

Page 20: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

III.3.2.1 Hubungan Estrogen dan Menopouse

Pada wanita menopause terjadi penurunan sekresi hormon estrogen dan

progestin (terutama estrogen) sehingga mempengaruhi keadaan dari tubuh, karena estrogen

juga berperan dalam banyak hal seperti pada organ kardiovaskular, traktur urogenitalis,

tulang dan vasomotor. Sehingga menoupase akan berdampak pada organ tersebut sehingga

diperlukan juga “terapi penggati estrogen” pada wanita menopause.

Manfaat penggantian estrogen pasca menopouse :

Tidur : Estrogen mengurangi gangguan pasca menopause dalam hal tidur.

Kardiovaskular : Estrogen memberikan efek protektif terhadap penyakit

kardiovaskular, yang menyebabkan penurunan LDL dan peningkatan kadar HDL dalam

plasma.

Traktus urogenital : pengobatan estrogen membalikan atropi pasca menopause pada

vulva, vagina, uretra, dan trigonum kandung kemih.

Osteoporosis : estrogen menurunkan resorpsi tulang tetapi tidak mempunyai efek

pada pembentukan tulang.

Vasomotor : pengobatan estrogen menegakkan kembali feed back pada kontrol

hipotalamus sekresi norefineprin, yang menyebabkan berkurangnya ruam panas.

Farmakokinetik estrogen alamiah adalah mudah diabsorbsi melalui saluran

pencernaan, kulit dan membran mukosa. cepat diabsorbsi juga bila intra muscular.

Sebaliknya estrogen sintetik Misalnya etinil estradiol, mestranol mudah diabsorbsi setelah

peroral, kulit, membran mukosa. Metabolisme lebih lambat dibanding estrogen alami.

Disimpan dalam adiposa dan di lepaskan secara lambat. Efek lebih lama dan potensi lebih

tinggi dibanding estrogen alami.

20

Page 21: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Hormon artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dengan adanya

hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Sedangkan terapi

hormon dalam makalah ini mempunyai arti menetralkan jumlah hormon yang ada di dalam

tubuh.

Terapi hormon memiliki banyak manfaat. Dalam hal ini mekanisme kerja hormon

menstabilkan hormon yang seharusnya diproduksi tetapi tidak diproduksi oleh seseorang.

Contoh hormon yang berfungsi sebagai netralisasi adalah hormon insulin dan hormon

estrogen.

Hormon insulin berfungsi untuk mengobati penyakit diabetes. Peran hormone insulin

dalam tubuh sangat penting, antara lain adalah mengatur kadar gula darah agar tetap

dalam rentang nilai normal. Ketika keadaan normal, tingginya kadar glukosa setelah makan

akan direspon oleh kelenjar pankreas dengan memproduksi hormon insulin. Adanya

insulin, glukosa akan segera masuk ke dalam sel. Selain itu, dengan bantuan insulin, kadar

glukosa yang lebih dari kebutuhan akan disimpan di dalam hati (liver) dalam bentuk

glikogen. Jika kadar glukosa darah turun, misalnya saat puasa atau di antara dua waktu

makan, glikogen akan dipecah kembali menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi

dalam tubuh seseorang.

Hormon estrogen berfungsi untuk terapi hormon pasca menopause. Estrogen

digunakan sebagai sebahagian dari beberapa oral kontraseptif, dalam terapi penggantian

estrogen wanita lepas menopause, dan dalam terapi hormon untuk wanita transeksual.

Hormon PMSG ini terutama menyebabkan pertumbuhan folikel apabila diberikan

secara subkutan, dan menyebabkan ovulasi apabila disuntikan secara subkutan yang

kemudian diikuti dengan suntikan intravena. Karena hormon ini memiliki aktivitas FSH yang

tinggi, maka seringkali mengakibatkan siste dan bukan folikel, terutama bila dosisnya besar

dan suntikannya diperpanjang.

21

Page 22: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

IV.2 SARAN

Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini adalah:

Ketahuilah hormon-hormon yang terdapat pada tubuh manusia dan fungsinya, untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Demikianlah makalah ini kami susun. Apabila

terdapat kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca. Dengan demikian kami ucapkan terima kasih.

22

Page 23: Terapi Hormon Untuk Netralisasi

DAFTAR PUSTAKA

“Hormone Replacement Therapy”. Microsoft Encarta 2008. Microsoft

Corporation. USA. Anonim. Terapi Sulih Hormon, Amankah.

www.sinarharapan. 18-02-20094.

Anonim. Sulih Hormon Plus & Minusnya. www. Kompas Cyber Media. 18-

02-202.

Brett.M.K. Chong. Y. 2001. Hormone Replacement Therapy. National

Center for Health Statistics. Maryland. USA.

Guyton. 1997.fisiologi kedokteran edisi 9.EGC.Jakarta

http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.html

www.wikipedia.com

23