63
STRATEGIC & SYSTEMIC FAMILY THERAPY A. Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini berarti bahwa untuk mempertahankan keberadaan harus disokong oleh usaha manusia lain disekitarnya. Hal ini juga berarti bahwa untuk mempertahankan keberadaannya maka manusia harus hidup dalam kelompok-kelompok yang terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Keluarga merupakan faktor yang menentukan nasib dari pada anggotanya. Bila menghadapi masalah, maka lembaga – lembaga akan berusaha meyelesaikan dengan upaya dan sarana yang teresedia di keluarga tersebut, tetapi bila kemampuannya tidak memadai maka akan mencari bantuan dari seorang ahli (Friedman, 1998). Terapi Keluarga adalah istilah yang luas yang diberikan kepada berbagai metode untuk bekerja dengan keluarga dengan berbagai masalah 1

Terapi Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan keperawatan dan Terapi pada keluarga

Citation preview

Page 1: Terapi Keluarga

STRATEGIC & SYSTEMIC FAMILY THERAPY

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini berarti bahwa untuk

mempertahankan keberadaan harus disokong oleh usaha manusia lain

disekitarnya. Hal ini juga berarti bahwa untuk mempertahankan

keberadaannya maka manusia harus hidup dalam kelompok-kelompok yang

terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Keluarga merupakan faktor yang

menentukan nasib dari pada anggotanya. Bila menghadapi masalah, maka

lembaga – lembaga akan berusaha meyelesaikan dengan upaya dan sarana

yang teresedia di keluarga tersebut, tetapi bila kemampuannya tidak memadai

maka akan mencari bantuan dari seorang ahli (Friedman, 1998).

Terapi Keluarga adalah istilah yang luas yang diberikan kepada

berbagai metode untuk bekerja dengan keluarga dengan berbagai masalah

biopsikososial. Tetapi keluarga merupakan intervensi psychotherapeutic yang

berfokus pada sistem keluarga sebagai suatu unit. Tetapi keluarga cenderung

untuk melihat masalah individu dalam konteks lingkungan, khususnya

keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Teori terapi

keluarga berdasarkan kenyataan bahwa manusia bukan mahluk yang terisolir,

dia adalah anggota dari kelompok sosial yang terlibat aksi dan reaksi.

Masalah yang terjadi pada individu berkaitan dengan interaksi yang terjadi

antara individu dan keluaraganya. Pada prinsipnya terapi keluarga akan

1

Page 2: Terapi Keluarga

mengekslpoitasi interaksi pasien dalam konteks kehidupannya yang bermakna

yaitu dengan mengamati hubungan pasien dengan keluarganya (Carr, 2006).

B. Sejarah Terapi Keluarga

Terapi keluarga pertama kali didirikan di awal 1900-an dengan

munculnya gerakan bimbingan anak (1909) dan konseling perkawinan

(1920). Pengobatan psikoanalitik diterapkan dalam sesi rahasia sejajar dengan

pasangan dan menyediakan landasan teoritis yang kuat untuk keluarga dan

perkawinan di awal penyelidikan. Pengembangan secara formal di akhir

1940-an atau awal tahun 1950. Perintis awal terapi keluarga adalah

Ackerman, Murray Bowen, Wynne, Bell, Bateson, Jackson, Haley, dan Satir;

Lidz dan Flick dan semi independen akar terapi keluarga yang muncul di

Milan, Italia. Sejumlah tokoh penting lainnya, Carl Whitaker, Salvador

Mnuchin, dan Ivan Boszormenyi-Nagy, telah mengembangan terapi keluarga.

Kepentingan dalam hubungan ibu dan anak diperluas melalui karya David

Levy (1943) mengenai “overprotection” dan juga Fromm-Reichmann

Frieda’s (1948) konseptualisasi dari gangguan dalam hubungan ibu-anak

dalam asal-usul skizofrenia (Carr, 2006).

Munculnya teori belajar dan terapi perilaku menekankan interkoneksi

antara gejala perilaku dan kemungkinan lingkungan keluarga. Ketidakpuasan

dengan praktek-praktek tradisional psikoterapi anak diilhami sejumlah

kontributor awal terapi keluarga, terutama John Bell (1975) dan Nathan

Ackerman (1954 ). Murray Bowen (1961, 1966, 1978) adalah seorang tokoh

2

Page 3: Terapi Keluarga

awal utama dan tetap independen di bidang terapi keluarga, ia merintis

penyelidikan dan pengamatan anggota keluarga dirawat di rumah sakit

bersama-sama dengan pasien skizofrenia. Penyelidikannya mengakibatkan

pengakuan atas “undifferentiation” fenomena dan hubungannya dengan

transmisi “kecemasan” di dalam sistem keluarga (Carr, 2006).

Tipe keluarga yang skismatik (ditandai dengan permusuhan

perkawinan terang-terangan) dapat mengakibatkan gangguan skizofrenia

akut, dan “proses” jenis skizofrenia adalah produk dari keluarga dihindari

(dicirikan oleh akomodasi rahasia kepada pasangan disfungsional). Grup Palo

Alto memulai penyelidikan pada tahun 1950 melalui upaya Bateson, Jackson,

Haley, Weakland. Mereka menggambarkan pola komunikasi, sibernetika,

teori sistem, dan fenomena ganda mengikat pada awal dan situasi kehidupan

saat ini pasien skizofrenia. Studi mengenai karya Milton Erickson oleh Haley

dan Weakland mengakibatkan berbagai pengamatan terkait dijelaskan dalam

Strategi Psikoterapi (Haley 1963). Mental Research Institute (MRI), didirikan

oleh Jackson pada tahun 1959 dan diperkaya dengan penambahan Virginia

Satir dan Jay Haley pada tahun 1962. Mendirikan sekolah strategis brief

therapy berdasarkan “intervensi paradoks” (Carr, 2006).

C. Teori-Teori Utama Terapi Keluarga

1. Intergenerational Family Therapy

Terapi keluarga intergenarational berhubungan erat dengan

Murray Bowen dan kadang-kadang dikenal sebagai Bowen-

3

Page 4: Terapi Keluarga

Intergeneration Theory. Bowen percaya bahwa ketegangan dalam sistem

keluarga akan diselesaikan oleh kehadiran orang ketiga yang netral yang

dapat menghindari partisipasi emosional dalam sistem keluarga. Terapis

biasanya bekerja dengan satu anggota memanfaatkan format peta

keluarga multi-generasi, atau genogram (Carr, 2006).

2. Structural Family Therapy

Pendekatan struktural untuk terapi keluarga, seperti yang

dikembangkan oleh Salvador Minuchin, adalah pendekatan sistem yang

memandang keluarga sebagai sebuah organisme yang menjalani

transformasi. Salah satu peran terapis adalah aktif, interventive di mana

dia dihadapakan pada eksistensi realitas keluarga (Carr, 2006).

3. Strategic Family Therapy

Terapi keluarga strategis, kadang-kadang dikenal sebagai

Problem Solving Therapy, terutama terkait dengan Jay Haley dan Cloe

Madanes. Fokusnya adalah pada kerja sama dengan keluarga untuk

menentukan masalah, dan kemudian membantu keluarga berhubungan

dengan masalah dan mengatasi masalah tersebut. Serupa dengan peran

terapis dalam terapi keluarga struktural, terapis di sini adalah aktif dan

interventive (Carr, 2006).

4. Systemic Family Therapy

Terapi keluarga sistemik, kadang-kadang diidentifikasi sebagai

Model Milan, menekankan pendekatan preskriptif dan paradoks

4

Page 5: Terapi Keluarga

didasarkan pada teori sistem. Mara Selvini-Palazolli dan rekan-rekannya

di Milan, Italia dihargai karena mengembangkan metode ini. Seperti yang

disampaikan oleh kelompok Milan, terapi keluarga sistemik

menggunakan wawancara tim dengan dua anggota tim melakukan

wawancara sementara anggota tim lainnya mengamati dari balik cermin

dua arah (Carr, 2006).

5. Communications / Experimental Family Therapy

Terapi keluarga ini merupakan karya dari Virginia Satir dan Carl

Whitaker. Denominator umum di sini adalah bahwa mereka berdua

memberikan perhatian khusus untuk komunikasi dalam keluarga, dan

mereka berdua menekankan pentingnya bagian-bagian dari pengalaman

perawatan (Carr, 2006).

Makalah ini hanya membahas 2 (dua) teori saja, yaitu Strategic Family

Therapy dan Systemic Family Therapy.

D. Strategic Family Therapy

1. Sejarah Terapi Strategis

Model terapi keluarga strategis dikembangkan pada tahun 1950.

Mereka muncul dari dua sumber utama, yaitu pertama dari Gregory

Bateson dan Grup Palo Alto yang telah menerapkan ilmu cybernetics

pola komunikasi keluarga. Kedua, dari Milton Erickson yang

mengembangkan intervensi paradoks revolusioner yang memanfaatkan

5

Page 6: Terapi Keluarga

keengganan alami orang untuk mengubah secara cepat perubahan gejala

kejiwaan (Wiramihardja, 2004).

2. Model Terapi Strategis pada Keluarga

Model terapi strategis menggabungkan konsep dari Palo Alto

kelompok dan Erickson. Karakteristik yang mendefinisikan model terapi

keluarga adalah (Carr, 2006) :

a. Fokus pada pola komunikasi keluarga saat ini yang berfungsi untuk

mempertahankan masalah;

b. Tujuan perawatan berasal dari masalah/gejala yang disajikan;

c. Keyakinan bahwa perubahan dapat cepat dan tidak memerlukan

wawasan tentang penyebab dari masalah;

d. Penggunaan resistensi untuk mempromosikan perubahan dengan

menerapkan strategi khusus

Model utama yang terkait dengan terapi strategis adalah brief therapy

MRI, Haley/Madanes strategic models, Bandler dan Grinder models dan

Neuro-Linguistic Programming (NLP).

a. Mental Research Institute (MRI) Models

Model strategis ini awalnya berasal dari pekerjaan di Institut

Penelitian Mental (MRI) didirikan pada tahun 1959 di Palo Alto oleh

rekan Bateson, Don Jackson yang bergabung dengan Jay Haley,

Virginia Satir, Paul Weakland, Paul Watzlawick, Arthur Bodin, dan

Janet Beavin (Nichols & Schwartz, 1998). Mereka tertarik pada pola

6

Page 7: Terapi Keluarga

komunikasi keluarga dan mekanisme umpan balik loop. Kelompok

MRI menerbitkan banyak artikel pada tahun 1960 dan 1970-an dan

memulai salah satu program pelatihan formal pertama dalam terapi

keluarga (Nichols & Schwartz, 1998). Pada tahun 1967 Haley

meninggalkan MRI untuk Klinik Bimbingan Anak Philadelphia

(Carr, 2006).

Pada tahun 1967 Brief Therapy Center dibuka di MRI. Seperti

semua terapi strategis, tujuan pengobatan adalah untuk mengubah

presentasi keluhan dan bukan untuk menafsirkan interaksi dengan

keluarga atau untuk menjelajahi masa lalu. Terapis pertama menilai

siklus interaksi model ini bermasalah, kemudian siklus dipecah

dengan menggunakan salah satu arahan secara langsung atau

paradoks. Dalam model ini terapis didesain untuk memilih tugas atau

arahan dalam rangka memecahkan masalah. Dengan demikian,

terapis bertanggung jawab penuh untuk keberhasilan atau kegagalan

pengobatan (Carr, 2006).

1) Theory of Normal Development and Dysfunction

Ahli terapi MRI tidak berspekulasi tentang pola normatif

dari pengembangan atau menggunakan kriteria tertentu untuk

mengukur kesehatan keluarga. Model ini lebih difokuskan pada

teknik untuk perubahan dari pada konstruksi teoritis. Mereka

tidak peduli dengan perubahan organisasi keluarga (misalnya,

hierarki atau struktur kekuasaan). Sebaliknya, mereka fokus 7

Page 8: Terapi Keluarga

pada siklus yang salah dari interaksi yang biasanya digerakkan

oleh upaya tak waras untuk memecahkan masalah. Alih-alih

memecahkan masalah, upaya keluarga dapat mempertahankan

atau memperburuk keadaan (Carr, 2006).

Masalah tidak dianggap seperti memiliki sebab linear,

melainkan masalah perilaku hanyalah satu titik dalam pola

berulang (kausalitas melingkar). Ahli terapi MRI dipandu oleh

prinsip-prinsip yang berasal dari cybernetics. Cybernetics adalah

studi tentang bagaimana sistem informasi pengolahan

mengkoreksi sendiri, dikendalikan oleh loop umpan balik. Loop

umpan balik adalah mekanisme atau siklus interaksi di mana

informasi dikembalikan ke sistem dan mengerahkan pengaruh di

atasnya. Ada dua loop umpan balik, negatif dan positif. Loops

umpan balik negatif adalah cara agar keluarga memperbaiki

penyimpangan dalam fungsi keluarga sehingga dapat kembali ke

keadaan homeostasis sebelumnya (Carr, 2006).

Loops umpan balik positif (deviation amplification)

muncul saat suatu keluarga mencoba untuk menambahkan

informasi baru ke dalam sistem. Hal ini dapat terjadi sebagai

bagian dari proses pertumbuhan atau peningkatan tingkat

kompleksitas. Loop umpan balik positif diasumsikan

bertanggung jawab terhadap perkembangan masalah dalam

keluarga, disaat mereka mencoba solusi yang dapat

8

Page 9: Terapi Keluarga

memperburuk atau mempertahankan masalah. Misalnya, jika

seorang anak bertingkah, yaitu menyimpang dari norma

(masalah keluarga) karena dia cemburu terhadap saudara

kandung yang baru dan ayah merespon dengan perilaku kasar

atau menghukum, maka ayah menegaskan keyakinan anak

tersebut bahwa ia kurang disayangi, dan perilakunya bertambah

buruk (deviation amplification). Intervensi MRI akan ditujukan

untuk mengubah pola interaksi sehingga ayah bisa membantu

anak untuk menenangkan perilakunya dan menunjukkan

kepadanya bahwa ia juga disayangi (Carr, 2006).

2) Assessment and Treatment

Penilaian ditujukan untuk menentukan loop umpan balik

dan yang mengatur pola perilaku yang salah dengan mengamati

pola berulang dari interaksi keluarga. Treatment biasanya

terbatas untuk 10 sesi, yang mengatur sebuah ekspektasi yang

kuat untuk perubahan. Perubahan yang terjadi melalui

pengobatan diklasifikasikan sebagai perubahan urutan pertama

atau perubahan urutan kedua. (Carr, 2006)

Perubahan urutan pertama. Pola interaksi keluarga atau

urutan yang diubah pada tingkat perilaku saja. Perubahan urutan

kedua. Aturan keluarga atau keyakinan yang mendasari atau

tempat yang mengatur perilaku anggota keluarga atau

mempromosikan reaksi tertentu yang diubah. Dalam contoh di 9

Page 10: Terapi Keluarga

atas, dua keyakinan sang ayah bahwa anak-anak tidak boleh

menunjukkan sikap tak hormat dan bahwa perilaku anak tidak

menghormati mungkin perlu diubah. Aturan keluarga dapat

diubah oleh teknik reframing, yaitu membantu ayah menafsirkan

perilaku anak sebagai cerminan ketidakbahagiaan dan bukannya

tidak hormat (Carr, 2006).

Treatment mengikuti prosedur enam langkah sebagai

berikut (Carr, 2006) :

a) Pengantar untuk pengaturan treatment. Terapis memperoleh

informasi dasar dari keluarga, menjelaskan bahwa sesi

pertemuan dicatat, kemudian memperoleh izin untuk

merekam, dan membahas lamanya pengobatan dan alasan

untuk keterlibatan multi profesional.

b) Penyelidikan dan definisi dari masalah. Terapis bertanya

kepada keluarga tentang masalah yang menyebabkan

mereka menjalani treatment. Masalahnya harus ada satu

bahwa keluarga yang secara jelas yang dapat menentukan

apakah perawatan ini akan berhasil. Keluhan samar, seperti

"kita tidak akur," tidak boleh terungkap dalam intervensi.

c) Estimasi perilaku mempertahankan masalah. Perilaku

tertentu atau interaksi antara anggota keluarga diasumsikan

pada tingat mempertahankan masalah. Pengamatan terapis

dari interaksi keluarga dan penyelidikan masalah harus

10

Page 11: Terapi Keluarga

dilanjutkan sampai keluarga memiliki gambaran yang jelas

tentang perilaku penguat.

d) a. Menetapkan tujuan untuk pengobatan. Setelah masalah

telah diartikulasikan secara jelas, terapis dan keluarga dapat

menegosiasikan tujuan untuk perubahan. Tujuan harus

dapat diukur dan diamati. Untuk membantu mengukur

tujuan, terapis mungkin bertanya pertanyaan seperti, "Apa

yang akan menjadi tanda pertama bahwa hal-hal menjadi

lebih baik?"

b. Menggali usaha-usaha sebelumnya untuk memecahkan

masalah. Hal ini membantu untuk mengetahui apakah

keluarga telah mencoba berbagai solusi untuk berbagai

alasan. Perilaku yang terkait dengan upaya untuk

memecahkan masalah dapat mempertahankan masalah.

Mengetahui upaya yang telah dilakukan keluarga akan

membantu terapis menghindari strategi yang mengulangi

usaha keluarga dan menunjukkan strategi lainnya. Ada tiga

tipe umum dari kemungkinan solusi telah dicoba oleh

keluarga, dan masing-masing menunjukkan strategi

intervensi tertentu.

Keluarga mungkin (Carr, 2006) :

o membantah masalah yang sebenarnya (mengabaikan

bukti penyalahgunaan narkoba di remaja) -

11

Page 12: Terapi Keluarga

menyarankan intervensi yang membuat keluarga untuk

bertindak.

o mencoba untuk memecahkan masalah yang tidak ada

perlu dilakukan agar keluarga berhenti berakting

o mengambil tindakan yang salah (membeli hadiah untuk

anak perempuan bukan memberikannya perhatian) -

kebutuhan untuk tindakan yang berbeda.

e) Memilih dan melakukan intervensi perilaku. Sebagaimana

disebutkan di atas, jenis masalah dan solusi yang

sebelumnya berusaha menunjukkan intervensi strategis

tertentu. Intervensi strategis termasuk dalam kategori :

a. Reframing. Penggunaan bahasa yang memberikan arti

baru untuk sebuah situasi yang dapat menyebabkan

perubahan dalam reaksi terhadap perilaku (perubahan

urutan pertama) atau perubahan aturan yang mengatur

perilaku (perubahan urutan kedua). Reframes tidak selalu

harus mencerminkan kebenaran yang sebenarnya dari

situasi. Sebagai contoh, remaja yang terluka marah yang

telah dikunci dari luar rumah oleh ayahnya dapat

mengatakan bahwa itu adalah satu-satunya cara ayah harus

menunjukkan cintanya. Berbekal cara baru untuk

menginterpretasikan perilaku ayahnya, para remaja

kemudian dapat mengubah perilaku terhadap ayahnya yang

12

Page 13: Terapi Keluarga

pada gilirannya melunakkan sikap ayah terhadap anaknya.

Terapis MRI telah dikritik karena pendekatan yang terlalu

pragmatis di mana setiap reframe yang mungkin

menyebabkan suatu perubahan yang diperbolehkan. Sebagai

hasilnya, mereka telah meningkatkan upaya untuk bersikap

sensitif dan menghormati di dalam formulasi yang mereka

tawarkan kepada keluarganya.

b. Intervensi paradoks. Meminta keluarga untuk

melakukan sesuatu yang tampaknya bertentangan dengan

tujuan pengobatan. Sebagai contoh :

Prescription Gejala : Keluarga diminta untuk terus

melakukan atau bahkan memperluas gejala. Intervensi ini

mungkin tidak berdasarkan kepatuhan jika terapis

menginginkan keluarga untuk melakukan seperti yang

disarankan atau menentang ketika dia ingin keluarga untuk

menentang petunjuk.

Teknik restraining: Anggota keluarga yang diingatkan akan

bahaya perubahan, yang menahan diri dari mencoba untuk

mengubah, atau diminta untuk mengubah secara perlahan.

Menahan diri dari teknik perubahan digunakan saat

keluarga terlihat ambivalen terhadap perubahan. Terapis

menyelaraskan dengan sisi ambivalensi yang menolak

13

Page 14: Terapi Keluarga

perubahan sehingga keluarga akan sejajar dengan sisi yang

ingin berubah.

Positioning: Terapis memperkuat atau melebihkan

penjelasan keluarga dari masalah ke titik bahwa keluarga

yang akan tidak setuju.

f) Terminasi. Terapi berakhir ketika tujuan perubahan perilaku

terpenuhi. Ahli terapi mereview perawatan dan

mengantisipasi masa depan dengan keluarga. Dia

menjelaskan terapi yang dimaksudkan untuk membantu

menyediakan titik awal di mana keluarga dapat

membangun.

b. Milton Erickson Models

Metode terapi yang digambarkan dari karya Milton Erickson

melalui dua cara. Pertama, tujuan Erickson adalah untuk

memodifikasi masalah dengan mendefinisikan kembali hal itu dari

pada mengklarifikasinya. Kedua, Erickson merancang strategi kreatif

didasarkan pada starting point klien. Brief therapy juga digambarkan

dari, di antaranya, karya Jay Haley. Prinsip utama dari Brief therapy

adalah sebagai berikut (Carr, 2006) :

1) Brief Therapy berorientasi pada gejala. Ahli terapi

mengasumsikan tanggung jawab untuk mengurangi keluhan

tertentu bahwa keluarga yang dapat menentukan dan siap untuk

14

Page 15: Terapi Keluarga

menangani. Masalah yang diajukan adalah representasi dari

masalah dan indeks kemajuan.

2) Masalah dipandang sebagai interaksi antara orang-orang yang

salah.

3) Gejala berasal dari masalah dalam kehidupan keluarga yang

telah salah penanganan dan situasinya mencapai jalan buntu atau

krisis.

4) Transisi dalam siklus kehidupan keluarga adalah yang paling

rentan terhadap perkembangan masalah. Gejala cenderung

berkembang jika orang bereaksi berlebihan terhadap kesulitan

yang biasa, atau jika mereka mengabaikan masalah dengan

menekankan kebawah kesulitan hidup.

5) Ketika masalah berkembang, kelanjutan dan eksaserbasi

biasanya merupakan hasil dari umpan balik positif. Solusi yang

muncul dalam menanggapi masalah secara bersamaan akan

memperburuk hal tersebut.

6) Gejala kronis bukanlah kerusakan dalam sistem, tetapi masalah

yang telah secara berulang salah penanganan.

7) Solusinya membutuhkan interupsi dari loop umpan balik positif

melalui perubahan pola perilaku.

8) Paradoks, intervensi yang tampaknya tidak logis, sering berhasil

dalam mengubah perilaku keluarga.

15

Page 16: Terapi Keluarga

9) Perubahan yang paling mudah dilakukan jika tujuan yang relatif

kecil dan dinyatakan dengan jelas. Perubahan salah satu bagian

dari sistem akan mempengaruhi perubahan di bagian lain dari

sistem dan dapat menyebabkan perubahan dalam bidang

kehidupan lainnya.

Pendekatan brief therapy adalah pragmatis. Intervensi

didasarkan pada pengamatan langsung pada sesi tentang bagaimana

fungsi perilaku. Memahami "mengapa" terjadi perilaku - wawasan -

bukan tujuan terapi. Kenyataannya, memperhatikan kesimpulan

tersebut dapat mengurangi pengamatan sistem. Pusat brief therapy

menggunakan tim yang terdiri dari pengamat dan terapis. Tim

menggunakan sebuah ruangan dengan cermin satu arah untuk

observasi, telepon menghubungkan pengamat dengan terapis, dan

peralatan untuk rekaman sesi. Pengamat intervensi telah terbukti

membantu dalam mempromosikan perubahan bahkan keluarga yang

paling resisten atau sulit. Para terapis dan pengamat bertemu

sebentar setelah setiap sesi untuk membahas pengamatan dan

intervensi. Kasus juga dibahas dalam pertemuan mingguan lagi

(Carr, 2006).

Treatment ini memiliki enam tahapan (Carr, 2006) :

1) Memperoleh data demografis dasar dan memperkenalkan

keluarga untuk pengaturan pengobatan.

16

Page 17: Terapi Keluarga

2) Keluarga tidak diskrining sebelumnya pengobatan. Merumuskan

pernyataan yang jelas dari masalah yang diajukan. Jika sejumlah

masalah yang disajikan, keluarga ditanyakan yang merupakan

paling mengganggu.

3) Perkirakan mana perilaku mempertahankan masalah dengan

menentukan bagaimana anggota keluarga sedang berusaha untuk

memecahkan masalah. Pengamatan dan penyelidikan berlanjut

sampai terapis memiliki gambaran konkret dari perilaku

penguat. Terapis harus memutuskan perilaku yang paling

menonjol.

4) Menggambarkan tujuan pengobatan. Kecil, didefinisikan, tujuan

diamati dipilih. Terapis dapat meminta keluarga untuk

menunjukkan perubahan terkecil yang diterima. Tujuan yang

disempurnakan melalui diskusi, klarifikasi, dan penyelidikan

lebih lanjut. Terapis harus memiliki tujuan yang ditetapkan pada

akhir sesi kedua.

5) Merumuskan intervensi perilaku. Brief therapy menekankan

intervensi perilaku. Terapis menggunakan karakteristik khusus

keluarga untuk menentukan intervensi. Tugas pekerjaan rumah

yang ditugaskan untuk memanfaatkan waktu antara sesi dan

memperluas dalam sesi-keuntungan ke dunia nyata. Saran

perilaku biasanya tidak langsung, secara implisit, sugestif,

tampak tidak penting, atau bertentangan. Ketika perubahan

17

Page 18: Terapi Keluarga

dianjurkan secara langsung, keluarga dapat diminta untuk

memberlakukan perubahan perilaku hanya sekali atau dua kali

sampai sesi berikutnya.

6) Terminasi. Terapi biasanya diakhiri dengan pada akhir dari

sepuluh sesi. Keuntungan keluarga dibahas dan terapis

membantu keluarga melihat ke depan untuk setiap masalah yang

belum terselesaikan yang tersisa. Klien atau keluarga diingatkan

bahwa tujuan dari pengobatan ini adalah memberi mereka dasar

untuk membangun perubahan di masa depan. Dengan klien

oposisi, terapis dapat mengecilkan keuntungan dan memprediksi

hasil yang lebih pesimistik.

b. Haley and Madanes Models

Jay Haley meninggalkan kelompok MRI pada tahun 1967

dan bekerja selama 10 tahun berikutnya dengan Salvador Minuchin

dan Braulio Montalvo di Klinik Bimbingan Anak Philadelphia. Dia

kemudian membentuk Family Therapy Institute di Washington

DC, bersama Madanes Cloe. Walaupun model Haley tersebut

disajikan dengan model strategis, karyanya juga jelas dipengaruhi

oleh pandangan struktural. Seperti Minuchin dan strukturalis lainnya,

Haley percaya bahwa tidak harus hanya gejala atau masalah yang

diajukan yang dapat dibahas dalam pengobatan, tetapi juga struktur

keluarga yang mendasari yang menghasilkan gejala. Karya Haley

18

Page 19: Terapi Keluarga

juga jelas dipengaruhi oleh Erickson dengan penggunaan arahan

(antara tugas-tugas sesi) dan intervensi paradoks (Carr, 2006).

Teori Pembangunan Normal dan Disfungsi Model Haley-

Madanes lebih teoritis dibandingkan dengan model non-normatif

MRI. Seperti teori struktural, mereka menganggap siklus kehidupan

keluarga dan sistem konsep umum (misalnya homeostasis, umpan

balik positif) dalam konseptualisasi mereka tentang fungsi keluarga.

Mereka berpendapat bahwa gejala berasal dari sebuah organisasi

yang rusak dalam keluarga dan menjadi suatu fungsi dalam

mempertahankan struktur dan homeostasis. Dalam pandangan

mereka, susunan hirarkis anggota keluarga sangat penting. Haley

(1976) menunjukkan bahwa, seorang individu lebih terganggu dalam

proporsi langsung dengan jumlah gangguan fungsi hirarki di mana ia

melekat. Madanes menambahkan bahwa gejala juga dapat berfungsi

dalam apa yang dia sebut hirarki aneh "dibuat ketika anak-anak

menggunakan gejala untuk mencoba mengubah orang tua mereka"

(Carr, 2006).

1) Assessment dan Treatment

Seperti MRI terapis keluarga brief, Haley dan Madanes

tertarik dalam perilaku yang hadir dan urutan interaksi. Mereka

menggunakan intervensi strategis untuk mengubah interaksi,

namun mereka berbeda dari model murni strategis bahwa tujuan

19

Page 20: Terapi Keluarga

terapi tidak hanya untuk mengubah urutan interaksi, tetapi juga

mengubah struktur keluarga (Carr, 2006).

Fitur yang menonjol dari model Haley awal merupakan

rekomendasi kuat bahwa terapis secara aktif merencanakan

terapi dari awal. Sesi pertama sangat penting. "Jika terapi ini

berakhir dengan baik, maka harus dimulai dengan benar"

(Haley, hal. 9). Terapis dan keluarga harus mendefinisikan

masalah yang dapat dipecahkan, dan terapis harus menemukan

"situasi sosial yang membuat masalah diperlukan". Misalnya,

masalah anak atau perilaku sebenarnya menggambarkan

masalah perkawinan (Carr, 2006).

Haley sangat menyarankan terapis untuk mewajibkan

semua orang yang tinggal di dalam rumah tangga atau yang

secara integral terlibat dengan masalah hadir di sesi pertama.

Karena pentingnya sesi pertama, ia mengembangkan proses

empat tahap rinci dan diuraikan tujuan dari setiap tahap (Carr,

2006) :

a) Tahap sosial. Terapis menyambut anggota keluarga yang

mungkin gugup atau defensif saat berada dalam terapi dan

menyapa setiap anggota keluarga, memperhatikan norma-

norma budaya yang sesuai. Tujuan: membantu anggota

keluarga merasa nyaman dan santai, mulai dari pengamatan

20

Page 21: Terapi Keluarga

interaksi dan membuat hipotesis tentatif tentang struktur

keluarga.

b) Tahap masalah. Terapis beralih ke situasi terapi dengan

memperkenalkan dirinya sendiri, menguraikan apa yang dia

tahu tentang keluarga, dan bertanya tentang masalah. Dia

harus menjelaskan bahwa mereka semua telah diminta

untuk datang sehingga masing-masing dapat berkontribusi.

Terapis sering memutuskan siapa yang harus bertanya

pertama berdasarkan pengamatannya. Biasanya, dia

menghindari mulai dengan orang yang telah diidentifikasi

sebagai pemilik atau menjadi masalah. Terapis mengajukan

pertanyaan umum mengenai alasan keluarga telah datang

atau apa perubahan yang ingin dilihat. Tujuan: Terapis terus

mengamati dan membuat hipotesis mental tentang struktur

hirarkis dan segitiga, tetapi tidak "menafsirkan" interaksi

keluarga. Terapis memperhatikan perbedaan pendapat

dalam penjelasan masalah, yang akan memberikan dasar

untuk diskusi interaktif. Terapis mengambil alih sesi,

misalnya, untuk mencegah seorang anggota terlalu banyak

mendominasi pembicaraan, duduk di dekat seorang anak

enggan untuk berbicara, Intervensi ini sangat strategis

karena keluarga dihalangi untuk mengulangi pola interaksi

sebelumnya.

21

Page 22: Terapi Keluarga

c) Tahap interaksional. Terapis meminta para anggota untuk

berdiskusi antara satu dengan lainnya mengenai berbagai

perspektif dan ketidaksepakatan mengenai masalah. Dalam

tahap ini Haley memperingatkan, bahwa tidak bisa terlalu

ditekankan betapa pentingnya mempunyai anggota keluarga

saling berinteraksi, bukan terapis. Terapis dapat campur

tangan untuk membawa lebih banyak anggota ke dalam

diskusi atau membawa tindakan ke dalam diskusi, yaitu,

keluarga dapat diminta untuk menetapkan masalah dalam

sesi. Mendemonstrasikan masalah yang memungkinkan

terapis untuk mengamati interaksi yang relevan dengan cara

dimana keluarga tidak bisa mengungkapkan dengan kata-

kata. Tujuan: uji hipotesis, mengamati urutan dan struktur

yang mengatur perilaku seperti hirarki gangguan fungsi,

koalisi, kualitas fungsi orang tua, dan sejenisnya.

d) Tahap setting tujuan. Terapis menanyakan anggota keluarga

perubahan apa yang diinginkan dari terapi. Terapis

membantu mengartikulasikan masalah dalam pengertian apa

"yang bisa diandalkan, diamati, diukur, atau dengan cara

tertentu tahu salah satu yang dapat mempengaruhi". Arahan

diberikan kepada keluarga sebagai pekerjaan rumah. Sesi

berakhir dengan mengatur pertemuan berikutnya. Tujuan:

untuk menggambarkan masalah yang dapat dipecahkan dan

22

Page 23: Terapi Keluarga

dapat dibahas dalam terapi. Jika diartikulasikan sedemikian

rupa, terapis dan keluarga tahu kapan treatment akan

selesai.

Arahan. Dalam karya awalnya, Haley merancang tugas, yang

disebut arahan, untuk tiga tujuan (Carr, 2006) :

a) untuk mendapatkan anggota keluarga untuk melakukan

sesuatu yang berbeda dan memiliki pengalaman yang

berbeda.

b) Untuk melibatkan terapis dalam pengobatan dan

"mengintensifkan hubungan dengan terapis"

c) untuk mengumpulkan informasi tambahan tentang

bagaimana keluarga menanggapi tugas tersebut. Keluarga

dapat diarahkan untuk melakukan sesuatu yang belum

pernah mereka lakukan (misalnya : ketika istri dan anak

sedang berdebat, maka ayah harus mengambil kendali

situasi) atau menahan diri dari melakukan hal-hal yang telah

mereka lakukan di masa lalu (tidak mengganggu suami

ketika dia sedang berbicara dengan anaknya).

Asesmen dan Treatment

Tugas pertama terapi adalah untuk memutuskan siapa

yang sedang dilindungi oleh perilaku anak dan bagaimana.

Terapis kemudian mendesain arahan untuk mengubah pola

interaksi orang tua untuk membangun kembali dalam posisi

23

Page 24: Terapi Keluarga

yang unggul dengan membantu orang tua mengambil kembali

kekuasaannya dari anak. Perubahan struktur tidak lagi

mendukung masalah perilaku anak. Penekanannya bukan pada

membantu keluarga memahami bagaimana atau mengapa

masalah perilaku terjadi, tetapi lebih pada pemecahan masalah.

Arahan dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan unik dari

keluarga. Intervensi bersifat paradoks strategis: dramatisasi,

berpura-pura, dan permainan membuat percaya (Carr, 2006).

Dramatisasi. Orang tua diarahkan untuk meminta anaknya

dengan sengaja melakukan perilaku bermasalah. Di sini

hubungan antara orang tua dan anak didasarkan pada

ketidakberdayaan di mana gejala anak tersebut akan membantu

orang tua dengan cara mengalihkan perhatian dari masalah

sebagai orangtua akan membantu anak mencoba untuk

mengatasi gejala. Misalnya, seorang ibu khawatir ia mungkin

akan kehilangan pekerjaannya dan anak menjadi sakit kepala.

Anak tersebut melindungi ibunya dan mencoba untuk

"memecahkan" masalahnya. Strategi ini bekerja pada si ibu

dengan cara mengabaikan masalah sendiri untuk memperhatikan

sakit kepala anaknya. Untuk mengubah pola, Madanes

mengarahkan orang tua untuk mendorong anak untuk

mendapatkan gejala. Dengan cara ini gejala tidak akan banyak

menarik perhatian orang tua, tidak lagi memiliki tujuan, dan

24

Page 25: Terapi Keluarga

biasanya akan turun. Ketakutan ibu akan muncul kembali, dan

dia dapat mengatasi masalah nyata dengan bantuan terapis (Carr,

2006).

Berpura-pura (Pretending). Madanes mengarahkan orang

tua untuk meminta anaknya berpura-pura memiliki gejala dan

orang tua berpura-pura membantu anak. Intervensi ini membuat

kebutuhan anak untuk bertindak dan kebutuhan orang tua untuk

membantu muncul semacam permainan. Mereka melakukan hal

ini di rumah setiap hari selama satu minggu (Carr, 2006).

Bermain Make-Believe. Ketika seorang anak melindungi

orangtuanya melalui gejala perilakunya, dia membantu mereka

secara tertutup. Sebaliknya, Madanes (1980) meminta orang

tuanya untuk membuat percaya bahwa mereka membutuhkan

bantuan anak dan si anak membuat orang tua percaya bahwa

mereka memberikan bantuan. Karena orangtuanya secara

eksplisit meminta bantuan dan anak terang-terangan

membantunya, tidak ada gejala perilaku yang ditutupi. Selain

itu, ketika orang tua dengan sengaja mengasumsikan posisi

inferior, mereka mungkin merasa bertentangan dengan apa yang

yang sesuai dan mempertegas kembali posisi superior mereka

(Carr, 2006).

c. Neuro-Linguistic Programming (NLP)

25

Page 26: Terapi Keluarga

Model ini berakar dalam karya-karya Gregory Bateson,

Milton Erickson dan Virginia Satir. Model ini berevolusi dari

penelitian ekstensif Richard Bandler dan John Grinder terhadap

kaset dan film dari Satir dan pekerjaan di klinis Erickson. NLP

menguji hubungan antara bahasa dan realitas, mengikuti ide dari

Alfred Korzybski. Model NLP hadir untuk melihat bagaimana

bahasa mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat berubah

atau tidak berubah. Melalui struktur bahasa, konsep-konsep seperti

generalisasi, penghapusan, dan kendala muncul yang membentuk

sistem kepercayaan dan pilihan hidup. Terapis NLP hati-hati menilai

struktur yang ditemukan dalam bahasa dari pengalaman seseorang.

Lalu terapis memulai percakapan dan teknik terapeutik, mirip

dengan kesurupan atau induksi hipnosis, dalam rangka

merestrukturisasi kepercayaan klien atau keluarga, menanamkan rasa

kemungkinan, dan meningkatkan kemungkinan perubahan (Carr,

2006).

E. Systemic Family Therapy

1. Overview

Terapi sistemik berasal dari Milan, Italia dengan Mara Selvini

Palazzoli, Luigi Boscolo, Gianfranco Cecchin, dan Guiliana Prata.

Seperti model strategis brief therapy MRI dan Haley-Madanes, model

sistemik Milan tumbuh dari pekerjaan Bateson pada cybernetics di mana

26

Page 27: Terapi Keluarga

masalah yang dipandang ini sedang dikelola oleh urutan interaksional.

Sementara Erickson lanjut dipengaruhi MRI dan Haley-Madanes seperti

disebutkan di atas, terapi sistemik awalnya dilaksanakan lebih ketat

terhadap formulasi Bateson. 1.980 artikel seminal mereka, hipotesa,

sirkularitas, & netralitas: Tiga pedoman bagi penyelenggaraan sesi

terangkum di bawah (Carr, 2006).

Kelompok Milan yang asli, dimulai oleh Mara Selvini Palazzoli,

memberikan terapi pada anak-anak dengan gangguan menggunakan

metode psikoanalitik tradisional. Mereka menjadi semakin frustrasi

karena kurangnya kemajuan pada anak-anak tersebut dan dipengaruhi

oleh tulisan terapis keluarga yang bekerjasama dengan seluruh keluarga

sebagai gantinya. Mereka pertama kali mencoba menerapkan model

psikoanalitik kepada keluarga. Setelah membaca karya Bateson, Boscolo,

Cecchin, dan Selvini Palazzoli mereka pecah dari kelompok Milan asli

dan membentuk Pusat untuk Studi Keluarga dengan tujuan bekerja dalam

model sistem baru. Watzlawick awalnya konsultan untuk grup. Pada

tahun-tahun awal, tim dikonseptualisasikan dengan masalah keluarga

seperti yang sedang dipertahankan oleh homeostasis, atau kecenderungan

untuk menolak perubahan dan intervensi paradoks dirancang untuk

melawan kecenderungan ini (Carr, 2006).

2. Model Asli Milan

Model pertama sangat dipengaruhi oleh metode strategis MRI.

Keluarga dipandang oleh angka dua laki-perempuan dan diamati oleh

anggota tim lainnya. Setiap sesi memiliki lima bagian (Carr, 2006) :

27

Page 28: Terapi Keluarga

b. Presession - tim membentuk hipotesis awal.

c. Sesi - hipotesis itu divalidasi atau dimodifikasi.

d. Intersession - tim bertemu sendiri untuk membentuk intervensi.

e. Intervensi - terapis kembali untuk memberikan intervensi, baik

konotasi positif atau ritual, yang diberikan dalam bentuk pernyataan

bersama dengan larangan terhadap perubahan, menggunakan

paradoks resistensi berlawanan dengan berubah.

f. Posting sesi diskusi - tim analisis dari sesi dan perumusan rencana

untuk sesi berikutnya.

Sesi diadakan selang satu bulan untuk memberikan keluarga waktu untuk

bereaksi terhadap intervensi, dan jumlah sesi yang biasanya terbatas

sampai sepuluh. Dua intervensi dasar, konotasi positif dan ritual ditandai

model awal (Carr, 2006).

Konotasi Posiitif. Konotasi positif adalah ciri awal dari model sistemik

Milan. Mereka percaya bahwa orang-orang tidak bisa dengan mudah

berubah di bawah pengaruh konotasi negatif. Misalnya, label diagnostik

(konotasi negatif) mengisyaratkan kausalitas dan berimplikasi pada orang

yang memiliki diagnosa. Konotasi positif, sebaliknya, menghindari

kausalitas linear dan menyalahkan dengan menetapkan motif positif atau

nilai perilaku setiap anggota keluarga. Teknik intervensi awal mereka

mirip dengan reframing (digunakan oleh terapis MRI) karena gejala

tersebut diasumsikan untuk melayani fungsi pelindung, dan tujuan dari

intervensi ini adalah untuk mengubah cara gejala tersebut dilihat oleh

28

Page 29: Terapi Keluarga

keluarga. Namun, terapis keberatan dengan teknik reframing pada tingkat

bahwa anggota keluarga merasa disalahkan untuk menciptakan masalah

dalam keluarga mereka. Konotasi positif dihilangkan implikasinya yang

melekat dalam reframes sehingga beberapa anggota keluarga ingin atau

memperoleh manfaat dari gejala-gejala pasien yang mungkin

mengakibatkan resistensi yang lebih besar (Carr, 2006).

Ritual. Ritual adalah intervensi yang meningkatkan konotasi

positif atau mengharuskan keluarga untuk tidak melebih-lebihkan atau

melanggar aturan keluarga. Misalnya, untuk membesar-besarkan

konotasi positif sebuah keluarga mungkin diminta untuk mengucapkan

terima kasih kepada anggota keluarga yang memiliki gejala masalah.

Keluarga yang mempertahankan kesetiaan kepada sebuah keluarga besar

yang mengakibatkan kerugian pada diri sendiri, mungkin akan diminta

untuk melanggar aturan keluarga dengan mengadakan pertemuan rahasia

(Carr, 2006).

3. Selvini Palazzoli dan Prata

Hipotesis tim ini adalah bahwa permainan kekuasaan dalam

keluarga mengarah pada perkembangan gejala untuk melindungi

keluarga. Teori mereka tentang bagaimana permainan psikotik

berkembang dalam keluarga memiliki enam tahapan (Carr, 2006) :

a. Ada jalan buntu dalam pernikahan di antara pasangan.

29

Page 30: Terapi Keluarga

b. Anak menjadi sekutu dengan orang tua dia / dia merasakan menjadi

"pecundang" dalam kebuntuan.

c. Anak mengembangkan gejala dalam upaya untuk kedua pemenang

tantangan dan menunjukkan kepada pecundang bagaimana bersaing

dengan pemenang.

d. Pecundang tidak memahami tujuan dari gejala dan sisi dengan

pemenang dalam mencela perilaku gejala.

e. Saat putus asa, anak salah memahami melanjutkan permainan dan

gejala.

f. Permainan menjadi stabil seperti keluarga yakin anak tersebut gila

dan mengembangkan Cara menangani anak gila mereka. Dengan

cara ini perilaku psikotik dipertahankan.

Assessment dan Treatment

Sebelum 1990-an ketika Selvini Palazzoli dan Prata terlibat dalam

pekerjaan sistemik, tujuannya adalah untuk membantu orang tua

membentuk aliansi yang stabil dan dengan demikian mengubah pola

interaksi antara anggota keluarga. Intervensinya adalah sama untuk

semua keluarga. Tim mengarahkan orang tua dalam pembentukan koalisi

rahasia. Pertama, orang tua bertemu dengan terapis tanpa sepengetahuan

anggota keluarga lainnya dan kemudian mulai perjalanan rahasia

sehingga akhirnya mereka pergi selama beberapa hari tanpa memberitahu

30

Page 31: Terapi Keluarga

anggota keluarga lainnya. Mereka diminta untuk menyimpan catatan dari

reaksi anggota keluarga 'untuk dibahas bersama terapis (Carr, 2006).

4. Boscolo dan Cecchin

Boscolo dan Cecchin menjadi tertarik dengan proses yang terjadi

selama sesi terapi. Mereka percaya bahwa ketika keluarga mendapatkan

informasi baru dalam sesi, memberikan mereka pemahaman tentang

keyakinan implisit dan aturan di mana mereka bekerja, atau epistemologi,

mereka dirangsang untuk menemukan epistemologi baru yang

memungkinkan cara-cara baru pengoperasian. Tujuan terapi adalah

hanya untuk memperkenalkan informasi baru ketimbang menetapkan

tujuan spesifik untuk perubahan. Terapis mengajukan pertanyaan-

pertanyaan keluarga yang "dirancang untuk klien decenter dengan

orientasi mereka terhadap melihat diri mereka sendiri dalam konteks

relasional dan juga melihat bahwa konteks dari perspektif anggota

keluarga lainnya". Terapis ingin tahu tentang bagaimana sistem keluarga

beroperasi, tetapi acuh tak acuh untuk setiap hasil tertentu karena untuk

melakukannya akan terlalu menekan keluarga. Sebaliknya, terapis

menghasilkan hipotesis baru beberapa untuk membantu keluarga

menemukan cara yang berbeda untuk melihat dan memahami masalah

mereka (Carr, 2006).

31

Page 32: Terapi Keluarga

Model ini ditandai dengan konsep hipotesa, kebulatan netralitas,

dan yang berasal dari pekerjaan sebelum perpecahan dalam kelompok

Milan.

Assessment dan Treatment

Hipotesa merupakan alat penilaian di mana terapis mulai eksplorasi

ke dalam sistem keluarga dan mengajak keluarga untuk bergabung

dengannya / nya dalam penyelidikan. Hipotesis harus sistemik. Artinya,

mereka harus memperhitungkan semua komponen relasional keluarga.

Hipotesis kerja membimbing pertanyaan melingkar. "Tanpa [a] hipotesis

pertanyaan [terapis] akan tidak memiliki makna yang koheren dan tidak

membawa informasi baru kepada keluarga". Hipotesis alternatif

berkembang melalui pertanyaan terapis pose untuk keluarga, tanggapan

dari keluarga mengarah pada hipotesis baru oleh terapis, yang mengarah

ke pertanyaan baru, lebih banyak tanggapan, dan hipotesis baru. Semua

hipotesis dianggap sama berlaku selama mereka memberikan informasi

baru tentang bagaimana sistem keluarga beroperasi (Carr, 2006).

Sirkularitas mengacu kepada atribut dari interaksi anggota-ke-

anggota dan bentuk interaksi antara terapis dan keluarga. Setiap perilaku

anggota keluarga individu harus dipahami sebagai bagian dari urutan

melingkar dari perilaku, tapi bukan merupakan awalnya (Carr, 2006).

Pertanyaan sirkular adalah teknik terapi wawancara. Sebagian

besar interaksi antara terapis dan keluarga terdiri dari pertanyaan dan 32

Page 33: Terapi Keluarga

tanggapan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada keluarga

didasarkan pada hipotesis terapis dan memerlukan respons yang

dideskripsikan secara relasional dari interaksi keluarga. Hal ini

membantu anggota melihat perspektif dari anggota lain. Pertanyaan

melingkar juga mengeksplorasi aspek interaksi keluarga seperti tingkat

dan waktu dari masalah, misalnya, Apakah yang terjadi sebelum atau

sesudah? Berapa banyak? Seberapa sering? (Carr, 2006).

Netralitas (Rasa ingin tahu) dan ketidaksopanan. Netralitas

adalah istilah yang awalnya digunakan untuk menggambarkan sikap

terapis terhadap hipotesis yang dihasilkan dalam perlakuan. Hal itu telah

digantikan dengan "rasa ingin tahu" dan merupakan sikap terapeutik

dasar. Terapis menyampaikan sikap eksplorasi ketika mengajukan

pertanyaan atau menanggapi jawaban anggota keluarga (Carr, 2006).

Terapis juga netral terhadap hubungannya dengan setiap anggota

keluarga, berhati-hati untuk tidak membentuk koalisi atau mengambil

satu pihak terhadap yang lain. Dia menghindari posisi moral atau

menghakimi ide-ide keluarga atau hasil yang lebih disukai, karena

mereka percaya bahwa terapi mungkin dan seharusnya hanya mengusik

atau mengganggu sistem, tidak mengarahkan keluarga terhadap setiap

hasil tertentu (Carr, 2006).

33

Page 34: Terapi Keluarga

F. Aplikasi Terapi Keluarga Strategik

Contoh Kasus:

Dikutip dari Pamela Broderick, MD and Christina Weston, MD dalam http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2719446, Printout 7 Maret 2013.

Anak 15 tahun dan Keluarganya

J adalah seorang anak 15 tahun yang pertama kali bertemu perawatan

kesehatan mental setelah ia mengaku kepada orang tuanya bahwa ia

memiliki pikiran menyakiti dirinya sendiri. Dia telah tertangkap merokok di

kamarnya di rumah oleh ayah tirinya dan dalam pertengkaran verbal yang

diikuti, J mengatakan kepada ibunya dan ayah tirinya bahwa ayah tiri J

menjadi sangat marah dan mengusirnya keluar dari rumah karena tidak

sopan dan tidak dapat dipercaya. Sang ibu kemudian menjadi marah pada

suaminya dan memberitahu suaminya bahwa jika dia menyuruh J keluar dari

rumah, maka dia akan keluar juga.

J mengaku merasa tertekan selama beberapa bulan sebelum peristiwa

ini. Dia ingin menjadi seorang aktor dan mengatakan bahwa belajar atau

pergi ke sekolah tidak ada gunanya. Meskipun ia melakukannya dengan baik

secara akademik di kelas 9 dan 10, nilainya menurun secara signifikan di

kelas 11 sampai dirinya tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam

34

Page 35: Terapi Keluarga

kegiatan ekstrakurikuler seperti klub drama. Gejala depresi J meliputi mood

yang sedih, penurunan motivasi, penurunan energi, penurunan konsentrasi,

dan kesulitan tidur. Setelah putus dengan pacarnya, ia memotong pangkal

lengannya dengan pisau cukur dan memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Penerapan Terapi Keluarga Strategik :

Orientasi strategis "solusi terfokus." adalah ahli terapi keluarga

bertanggung jawab untuk merencanakan strategi untuk memecahkan masalah

yang diajukan. Terapi Strategis merupakan kebalikan dari terapi

psikodinamik. Seorang ahli terapi keluarga strategis berfokus pada bagaimana

keluarga bisa berperilaku berbeda, bukan karena keluarga berperilaku seperti

yang mereka lakukan. Masa lalu sebagian besar diabaikan, sedangkan

pentingnya ditempatkan pada masa sekarang dan saat ini proses keluarga

yang berulang.

Perubahan tersebut disebabkan oleh perumusan tujuan yang jelas yang

menargetkan perubahan proses relasional dan komunikasi dalam keluarga.

Para ahli terapi keluarga strategis memandang masalah sebagai upaya gagal

keluarga pada solusi. Ahli terapi mengakui bahwa upaya ini gagal

memperparah masalah dan merencanakan solusi yang sukses menggunakan

strategi pemecahan masalah yang inovatif. Strategi ini termasuk taktik seperti

reframing, menahan sistem, positioning, dan resep gejala.

Treatment menggunakan terapi keluarga strategis :

35

Page 36: Terapi Keluarga

Menggunakan pendekatan strategis, ahli terapi keluarga melihat

bahwa usaha yang gagal dilakukan oleh keluarga untuk memecahkan masalah

yang diajukan benar-benar menjadi masalah. Ahli terapi menemukan solusi

yang menggantikan usaha yang gagal dengan yang sukses. Sebuah

pendekatan yang memungkinkan untuk menciptakan "kesuksesan" dalam

usaha pemecahan masalah keluarga adalah untuk menjelaskan bahwa reaksi

ayah tiri terhadap merokok J adalah karena kekhawatiran yang jelas ayah tiri

mengenai kesejahteraan dan masa depan J. Reaksi ekstrem ayah tirinya itu

bukti betapa banyak yang memperhatikan. Taktik ini mengakui bahwa reaksi

ayah tiri ini mungkin sudah terlalu jauh, tetapi menekankan pada cinta yang

dia miliki untuk anak tirinya dan bukan perilaku yang buruk dari pihak salah

satu anggota keluarga.

Contoh Skenario percakapan :

Psikiater :

“Sering ada beberapa cara untuk melihat situasi. Sebagai contoh, reaksi

ayah untuk menangkap J merokok adalah untuk menjadi marah.

Meskipun mungkin ada cara yang lebih baik dan kurang menyakitkan

menangani situasi ini, tingkat kemarahannya menunjukkan betapa ia

benar-benar memperhatikan J. Setelah semua, jika dia tidak peduli sama

sekali untuk J atau masa depannya, ia tidak akan peduli atau marah jika

J merokok. J sebenarnya sangat beruntung memiliki ayah yang

memperhatikan begitu banyak tentang dirinya.”

J :

36

Page 37: Terapi Keluarga

“Ya, itu rasanya tidak seperti bahwa dia sering kali peduli pada saya.”

Ayah tiri :

“Saya harap kamu tahu bahwa ayah mencintaimu dan ayah hanya ingin

apa yang terbaik untukmu. Ayah memang cepat marah dan ayah

mengakui hal itu.”

Ibu :

“Ibu setuju. Kami berdua sangat mencintaimu. Mungkin kita perlu untuk

berbicara lebih banyak tentang betapa kami menyayangimu.”

J :

“Ok, ok, saya mengerti. Ayah peduli kepada saya dan itulah mengapa

ayah begitu peduli ketika saya melakukan hal-hal buruk.”

Sebuah taktik bisa ditempatkan untuk memainkan ketidaksepakatan ibu

dan ayah tirinya tentang bagaimana menangani perilaku J. Ahli terapi bisa

membesar-besarkan posisi ibu dan dalam proses tersebut agak tidak

menyenangkan dengan menjelaskan bahwa ibu harus tetap dengan anaknya

dengan mengorbankan hubungannya dengan suam karena jelas bahwa

mencoba untuk menjadi seorang istri dan seorang ibu terlalu berat baginya

dengan kondisi fisiknya yang rapuh.

Akhirnya, cara untuk menetapkan gejala adalah dengan

merasionalisasikan bersama J bahwa penting sekali untuk terus tetap menjadi

depresi guna memastikan bahwa setiap orang dalam keluarga mendapatkan

pengalaman bahwa J benar-benar depresi. Ini akan membantu keluarga

37

Page 38: Terapi Keluarga

memahami dan berempati dengan J, sehingga mereka tidak lagi marah

terhadap perilaku J.

Teknik ini berhasil untuk menyatukan keluarga dengan

melawan/menentang pendapat ahli terapi, dengan tujuan memberdayakan ibu

untuk menyeimbangkan hubungannya dengan suami dan anak-anaknya dan

membantu ayah tirinya untuk "mundur" dan membuat keputusan bersama

dengan ibu. Strategi ini pada akhirnya membuat J termotivasi untuk keluar

dari depresinya.

G. Daftar Pustaka

Carr (2006). Family therapy: concepts, process and practice. 2nd Edition, England : John Wiley & Sons Ltd.

Friedman, M. Marilyn. (1998). Keperawatan keluarga : teori dan praktik. Jakarta : EGC.

Sundberg, D, Winebarger, A, Taplin, J. (2007). Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wiramihardja, S.A. (2004). Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.

38