132
C TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Danang Eko Purwanto 6101406520 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

C

TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA

GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka Penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Danang Eko Purwanto

6101406520

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011

Page 2: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

ii  

SARI

Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “KARTINI” Teamnggung. Skripsi, Jurusan PJKR. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang.

Manusia diciptakan dengan berbagai macam perbedaan yang memiliki

kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ada manusia yang dilahirkan dengan kondisi kejiwaan yang sehat namun, mengalami kondisi cacat fisik misal tuna rungu, tuna netra, bisu tuli dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi kesegaran jasmani kelayan debil di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “KARTINI” Temanggung Jawa Tengah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi kesegaran jasmani kelayan debil di BBRSBG “KARTINI” Temanggung penyandang tuna grahita yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak normal?

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelayan tingkat debil di BBRSBG “KARTINI” Temanggung dengan jumlah 150 kelayan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling). Sampel dalam penelitian ini adalah 50 kelayan. Variabel yang digunakan variabel terikat yaitu kesegaran jasmani. Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan tes kesegaran jasmani anak usia SD umur 10-12 tahun, dimana untuk mengetahui kesegaran jasmani dengan menggunakan tes pengukuran yaitu 1) tes lari 40 dan 30 meter, 2) tes angkat tubuh/gantung siku tekuk, 3) tes baring duduk 30 detik, 4) tes loncat tegak, 5) tes lari 600 meter, dan selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif persentase.

Hasil tes kesegaran jasmani terdapat 0% kategori baik sekali, 3 kelayan (6%) kategori baik, 16 kelayan (32%) kategori sedang, 29 kelayan (58%) kategori kurang, 2 kelayan (4%) kategori kurang sekali. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui kesegaran jasmani kelayan debil di BBRSBG “KARTINI” Temanggung dalam kategori kurang.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang tes kesegaran jasmani di BBRSBG “KARTINI” Temanggung dilihat dari keseluruhan 5 tes dikategorikan kurang, dengan persentase 58%. Saran yang dapat diberikan adalah perlu memperhatikan kesegaran jasmani seluruh kelayan dari segala klasifikasi yang ada dengan aktivitas olah raga yang harus tetap disesuikan dengan kemampuan kelayan dan pendidikan yang bersifat terus menerus meskipun dengan waktu yang relatif lama agar mereka yang mengalami cacat mental (penderita tuna grahita) dapat meningkatkan kesegaran jasmani. Sebaiknya perlu diadakan olahraga yang mencakup gantung siku/angkat tubuh, baring duduk, loncat tegak dan lari 600 meter secara kontinyu agar kesehatan dan kesegaran jasmani para kelayan terjaga dengan baik.

Page 3: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

iii  

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya hasil orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Januarai 2011

Danang Eko Purwanto NIM. 6101406520

Page 4: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

iv  

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi, pada:

Hari :

Tanggal :

Mengesahkan,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd Agung Wahyudi, S.Pd, M.Pd NIP. 19620425 198601 1 001 NIP. 197709080 200501 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan PJKR

Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd NIP. 19651020 199103 1002

Page 5: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

v  

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Hari : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mengetahui,

Ketua Panitia Sekretaris

Drs. Said Junaidi, M.Kes Drs. Hermawan Pamot R, M.Pd NIP.19690715 199403 1 001 NIP. 19651020 199103 1 002

Dewan Penguji

1. Dra. Heny Setyawati, M.Si ( Ketua )…………………… NIP.19670610 199203 2 001

2. Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd ( Anggota )………………… NIP. 19620425 198601 1 001

3. Agung Wahyudi, S.Pd, M.Pd ( Anggota )…………………. NIP. 197709080 200501 1 001

Page 6: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

vi  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-

oarang yang memiliki ilmu dengan beberapa derajad” (Al-Mujadalah : 11).

“Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk takut mencoba

sesuatu, karena dalam setiap kegagalan yang ada menjadikan seseorang akan lebih kuat

untuk menjalani hidup dan meraih keberhasilan.” (Penulis)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkann kepada:

1. Orang tuaku tercinta (Bapak Surame dan Ibu

Raminah) yang telah memberikan segala

sesuatunya baik material maupun spiritual.

2. Keluargaku tersayang dan adikku ( Didik Dwi

Susilo) yang selalu memberikan motivasi.

3. BBRSBG “KARTINI” Temanggung

4. Rekan-rekan PJKR ’06.

5. Almamater FIK UNNES

Page 7: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

vii  

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FIK UNNES

yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Drs. Cahyo Yuwono, M.Pd. Selaku Pembimbing I yang telah sabar dalam

memberikan petunjuk dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

5. Agung Wahyudi, S.Pd, M.Pd. Selaku Pembimbing II yang telah sabar dan

teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

viii  

6. Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu

Keolahragaan yang telah memberi bekal ilmu dan sumber inspirasi serta

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini kepada penulis.

7. Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG)

“KARTINI” temanggung yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk mengadakan penelitian.

8. Bapak, Ibu, dan saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan

dorongan sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan

skripsi ini.

Dan atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada

penulis dan penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah

yang melimpah dari Allah S.W.T.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para

pembaca semua.

Semarang, Januari 2011

Penulis

Page 9: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

ix  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN SARI ........................................................................................... ii

PERNYATAAN ............................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR DIAGRAM..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Permasalahan ........................................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

1.4. Manfaat penelitian ........................................................................... ......... 7

1.5. Penegasan Istilah ...................................................................................... 7

1.5.1. Kesegaran Jasmani .................................................................... 8

1.5.2. Kelayan ...................................................................................... 8

1.5.3. Debil ........................................................................................... 8

Page 10: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

x  

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 10

2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 10

2.1.1 Kesegaran Jasmani ...................................................................... 10

2.1.2 Komponen – Komponen Kesegaran Jasmani ............................. 12

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani ....................... 16

2.1.4 Tes Kesegaran Jasmani ............................................................... 17

2.1.5 Manfaat Kesegaran Jasmani ....................................................... 20

2.2 Pengertian Anak Cacat Dan Tuna Grahita ................................................ 20

2.2.1 Anak Cacat ................................................................................. 20

2.2.2 Pengertian Anak Tuna Grahita (Cacat Mental) .......................... 22

2.2.3 Penyebab Cacat Mental .............................................................. 34

2.3 BBRSBG “KARTINI” Temanggung ......................................................... 35

2.3.1 Pelaksanaan Aktivitas Jasmani di BBRSBG ............................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 44

3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian ......................................................... 44

3.1.1 Penentuan Populasi .................................................................... 44

3.1.2 Penentuan Sampel ...................................................................... 45

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 46

3.3 Instrumen Penelitian ................................................................................. 47

3.4 Validitas dan Reabilitas ............................................................................. 61

3.4.1 Validitas ...................................................................................... 61

3.4.2 Reabilitas ..................................................................................... 61

3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ........................................... 62

3.5.1 Faktor Kesungguhan Hati ............................................................ 62

Page 11: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

xi  

3.5.2 Faktor Cuaca ............................................................................... 62

3.5.3 Faktor Tenaga Peneliti ................................................................ 62

3.6 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 62

3.7 Metode Analisis Data ................................................................................ 63

3.7.1 Sumber Data ............................................................................... 63

3.7.2 Analisis Data ………………………………………………… .. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 64

4.1 Deskriptif Variabel Penelitian ................................................................... 64

4.1.1 Lari 40 Metar dan 30 Meter ........................................................ 64

4.1.2 Tes Angkat Tubuh Untuk Putra 30 Detik dan Tes Gantung Siku

Tekuk Untuk Putri ...................................................................... 67

4.1.3 Baring Duduk. ............................................................................. 70

4.1.4 Loncat Tegak ............................................................................... 72

4.1.5 Lari 600 m ................................................................................... 75

4.2 Pembahasan ............................................................................................... 79

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 85

5.1 Simpulan ................................................................................................... 85

5.2 Saran .......................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87

LAMPIRAN ..................................................................................................... 88

Page 12: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Tingkat Intelegensi……… ...................................................... 28

2.2 Perkembangan BBRSBG “KARTINI” Temanggung ............................... 36

3.1 Nilai Tes Kesegaran Jasmani Putra ............................................................ 59

3.2 Nilai Tes Kesegaran Jasmani Putri ............................................................ 59

3.3 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.................................................. 61

4.1 Deskriptif Persentase Lari 40 meter Kelayan Putra…………………….. . 65

4.2 Deskriptif Persentase Lari 30 meter Kelayan Putri……………………... . 66

4.3 Deskriptif Persentase Angkat Tubuh Kelayan Putra………………… ...... 67

4.4 Deskriptif Persentase Gantung Siku Tekuk Kelayan Putri…………. ....... 68

4.5 Deskriptif Persentase Baring Duduk Kelayan Putra…………………… .. 70

4.6 Deskriptif Persentase Baring Duduk Kelayan Putri…………………… ... 71

4.7 Deskriptif Persentase Loncat Tegak Kelayan Putra………………… ....... 72

4.8 Deskriptif Persentase Loncat Tegak Kelayan Putri…………………… ... 74

4.9 Deskriptif Persentase Lari 600 meter kelayan Putra .................................. 75

4.10 Deskriptif Persentase Lari 600 meter Kelayan Putri………………… .... 76

4.11 Persentase Tes Kesegaran Jasmani Kelayan Putra dan Putri…………… 78

Page 13: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

xiii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Sikap Start pada saat Tes Lari 40 dan 30 Meter......................................... 49

3.2 Sikap Gantung Angkat Tubuh.................................................................... 50

3.3 Sikap Permulaan Gantung Siku Tekuk ...................................................... 52

3.4 Sikap Gantung Siku Tekuk......................................................................... 52

3.5 Sikap Permulaan dan Posisi Jari pada Tes Sit Up...................................... 54

3.6 Sikap Duduk Saat Mengangkat Badan ...................................................... 54

3.7 Sikap Awal pada Tes Vertical Jump.......................................................... 56

3.8 Sikap Aba-aba pada Tes Vertical Jump..................................................... 57

3.9 Sikap Meloncat pada Tes vertical Jump.................................................... 57

3.10 Sikap Start Pada Saat Lari 600 meter...................................................... . 58

Page 14: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

xiv  

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Diagram Kriteria Lari 40 meter dan 30 meter............................................ 67

4.2 Diagram Kriteria Angkat Tubuh/Gantung Siku tekuk............................... 69

4.3 Diagram Kriteria Baring Duduk................................................................ 72

4.4 Diagram Kriteria Loncat Tegak/vertical Jump....................................... ... 75

4.5 Diagram Kriteria Lari 600 meter................................................................ 78

4.6 Diagram Hasil Tes Kesegaran Jasmani Seluruh Kelayan Putra dan Putri . 79

Page 15: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

xv  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Penetapan Pembimbing.................................................................... 89

2. Surat Keterangan Pembimbing................................................................. ... 90

3. Surat Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan....................................... ...... 91

4. Surat Ijin Penelitian Skripsi........... .............................................................. 92

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................ 93

6. Prosedur Tes Kesegaran Jasmani ................................................................. 94

7. Rekaspitulasi Hasil Tes Kesegaran Jasmani ................................................ 106

8. Tabulasi Hasil Tes Kesegaran Jasmani ........................................................ 108

9. Data Kelayan Putra dan Putri ....................................................................... 112

10. Daftar Petugas Tes Kesegaran Jasmani........................................................ 114

11. Kalibrasi Roll Meter ..................................................................................... 115

12. Kalibrasi Stop Watch ................................................................................... 116

13. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 117

Page 16: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan berbagai

kesempurnaan diantara makhluk-makhluk yang lain. Mereka adalah makhluk

individu yang memiliki unsur jasmani dan rohani. Manusia diciptakan dalam

berbagai keadaan dan bentuk. Namun, tidak semua manusia memiliki kondisi

dan keadaan yang sama satu dengan yang lainnya. Manusia ada yang

dilahirkan dengan kondisi kejiwaan yang sehat, tetapi ada juga yang

mengalami kondisi cacat fisik misal tuna rungu, tuna netra, bisu tuli dan lain-

lain. Ada juga manusia dilahirkan dengan kondisi fisik yang sempurna namun

mengalami kelainan dengan kondisi kejiwaannya misal anak yang mengalami

autis, anak yang mengalami keterbelakangan mental (cacat mental) atau biasa

disebut dengan tuna grahita. Cacat dapat diartikan sebagai seseorang anak

atau orang dewasa laki-laki maupun perempuan yang memiliki kelainan

apabila dibandingkan dengan orang normal, baik dilihat dari segi fisik,

mental, tingkah laku, emosional, ataupun sosial. Salah satu jenis kecacatan

adalah cacat mental (tuna grahita).

BBRSBG “KARTINI” Temanggung terletak di kota Temanggung

yaitu salah satu kabupaten daerah tingkat II di wilayah propinsi Jawa

Tengah. Wilayah ini berada di sekitar lereng gunung Sumbing-Sindoro.

Karena letaknya tersebut, kota ini memiliki suhu yang sejuk dan nyaman

Page 17: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

2  

 

sehingga mendukung dalam upaya rehabilitasi para kelayan. Selain itu, bila

dibandingkan dengan Pusat Rehabilitasi Sosial di Indonesia yang lain,

BBRSBG “KARTINI” Temanggung adalah yang terbesar dan yang tertua

usianya. Pada tahun 2011 ini, usianya telah mencapai yang ke-107. Hal inilah

yang menjadi salah satu alasan penulis mengambil penelitian di tempat ini,

disamping karena lokasi ini dekat dengan tempat tinggal penulis sehingga

penulis telah mengetahui lebih dalam tentang kondisi lingkungan dan

suasananya.

Sesuai dengan namanya, lembaga ini memberikan pelayanan khusus

kepada para penyandang tuna grahita atau cacat mental yang mampu didik

(debil dengan kisaran tingkat IQ antara 50-69) dan mampu latih (embisil

dengan kisaran tingkat IQ antara 30-49) khusus untuk masyarakat tidak

mampu diseluruh Indonesia. Penyandang cacat mental (kelayan) mempunyai

kecerdasan di bawah kecerdasan orang normal.

Arah pelayanan di BBRSBG “KARTINI” Temanggung secara

keseluruhan tidak diutamakan atau diarahkan pada kemampuan membaca

dan menulis saja tetapi bertujuan agar para penderita tuna grahita, dapat

mempunyai kemampuan untuk berperan serta dalam kehidupan masyarakat

guna mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang layak. Untuk itu perlu

diperhatikan juga mengenai pendidikan yang harus diperoleh oleh anak

penyandang cacat mental ini dan tugas untuk melaksanakan pengembangan

kecakapan fisik kecerdasan mental dan sosial, maka di lembaga ini juga

diadakan upaya pendidikan seperti halnya pendidikan di sekolah-sekolah

Page 18: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

3  

 

umum atau sekolah untuk orang normal. Para kelayan juga diajarkan

membaca dan menulis selain juga diberikan bekal kecakapan hidup untuk

dapat terjun dan bertahan hidup di masyarakat. Kegiatan pendidikan ini

termasuk salah satu diantaranya adalah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani dalam lingkup dunia pendidikan merupakan

bagian integral dari sistem pendidikan artinya Penjas bukan hanya sebagai

ornamen atau dekorasi yang ada di dalam program pendidikan untuk

membuat anak sibuk. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran

melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kesegaran

jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku

hidup sehat aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Depdiknas, 2006:1).

Pendidikan jasmani ini merupakan usaha pendidikan dengan

menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang

berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan

badan. Pertumbuhan fisik siswa dan perkembangan kemampuan

keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga, dapat ditingkatkan

melalui aktivitas jasmani yang tentu saja dilakukan dengan teratur.

Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktifitas

jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan

tempo yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan

dam ketrampilan, yang tidak perlu terlalu cepat, tidak terlalu halus, tidak

terlalu sempurna, tidak terlalu berkualitas tinggi, tetapi bisa bermanfaat bagi

pelaksana yang mencangkup bidang-bidang non-fisik seperti intelektual,

Page 19: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

4  

 

sosial, estetik, dalam kawasan-kawasan kognitif maupun efektif (Abdulkodir

Ateng, 1992:1).

Peran pendidikan jasmani diberikan kepada penyandang cacat tuna

grahita yang secara umum menjelaskan bahwa arah pendidikan jasmani

adalah agar anak tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Namun

tujuan pendidikan jasmani itu sendiri bagi penyandang cacat tuna grahita

adalah memberikan kesempatan pada anak untuk mempelajari berbagai

kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak baik dalam

aspek fisik, mental, sosial, emosional, dan moral. Sehingga meskipun mereka

mengalami kelainan namun mereka tetap mendapatkan kesempatan tumbuh

dan berkembang yang sama seperti halnya anak normal. Faktor inilah yang

sangat dibutuhkan oleh para penyandang cacat tuna grahita.

Penulis tertarik untuk meneliti kesegaran jasmani penyandang cacat

mental atau tuna grahita di BBRSBG “KARTINI“ Temanggung dengan

alasan, kesegaran jasmani merupakan kondisi penting yang diperlukan oleh

setiap manusia untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan efisiensi juga

efektifitas kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali bagi mereka para

penyandang cacat tuna grahita yang memiliki kekurangan atau kelainan bila

dibandingkan dengan anak normal. Seseorang yang merasa sehat belum tentu

bugar, sebab untuk dapat melakukan tugas sehari-hari seseorang tidak hanya

dituntut bebas dari penyakit saja, tetapi juga dituntut untuk memiliki

kebugaran yang dinamis. Namun dalam pelaksanaannya proses anak untuk

Page 20: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

5  

 

mendapatkan kebugaran juga harus dilakukan secara bertahap dan continyu

atau berkelanjutan. Disamping itu arah kesegaran jasmani bagi kelayan debil

ini adalah agar mereka bisa tetap aktif bergerak sesuai dengan kemampuan

dan kesanggupan mereka untuk dapat tumbuh dan berkembang secara

optimal.

Pelayanan pendidikan jasmani di sekolah umum maupun di panti

rehabilitasi merupakan satu bentuk pembinaan kesegaran jasmani bagi anak

dan remaja. Tes kesegaran jasmani pada dasarnya adalah bagian dari upaya

pembinaan fisik, karena dapat dipergunakan untuk mengetahui kualitas

kesegaran jasmani orang yang dites (Depdikbud, 1992:3). Mengingat bahwa

pendidikan jasmani di sekolah atau panti rehabilitasi dilaksanakan secara

berkesinambungan, terarah, dan terprogram maka sudah sepantasnya bahwa

tes kesegaran jasmani juga dilaksanakan secara berkala dan teratur. Bagi para

guru pendidikan jasmani dan kesehatan, pemakaian instrumen tes kesegaran

jasmani merupakan alat yang baik untuk menilai keberhasilan tugasnya

dalam mengajar. Peniliaian dapat dilakukan lebih objektif karena

peningkatan potensi anak didiknya dapat dinilai dengan angka yang

berdasarkan hasil pengukuran.

Kesegaran jasmani kelayan di BBRSBG “KARTINI” Temanggung,

belum terpaparkan secara jelas, keadaan ini disebabkan karena aktifitas

kelayan di panti kurang memberikan rangsangan untuk bergerak luas.

Aktifitas di panti hanya sekedar belajar di ruangan. Keterbatasan kondisi

fisik dan mental juga menyebabkan kelayan kurang bebas dan terkontrol

Page 21: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

6  

 

untuk bermain diluar, sehingga kesegaran jasmani para kelayan belum dapat

diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, maka peneliti tertarik untuk

mengangkat kesegaran jasmani kelayan ke dalam sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti kesegaran jasmani

kelayan debil dengan alasan bahwa untuk tingkat kecacatan dari kelayan

debil adalah tingkat ringan dan dalam penerimaan materi lebih cepat

mengusai bila dibandingkan dengan kelayan embisil dan kelayan idiot.

Sehingga dalam pelaksanaan tes kesegaran jasmani lebih mendekati pada

kebenaran melakukan tes. Alasan lainnya adalah belum banyak penelitian

yang membahas tentang kesegaran jasmani penderita cacat mental di Balai

Besar Rehabilitasi Sosial ( BBRSBG ) “KARTINI” Temanggung. Untuk

mengetahuinya, maka peneliti mengadakan penelitian yang berjudul: ”Tes

Kesegaran Jasmani Kelayan Tingkat Debil di BBRSBG (Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Grahita) “KARTINI” Temanggung Jawa Tengah.”

1.2 PERMASALAHAN

Suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diteliti,

dianalisis dan dipecahkan. Masalah dalam penelitian ini adalah : bagaimana

tingkat kesegaran jasmani kelayan debil BBRSBG “KARTINI” Temanggung

dalam kaitannya dalam kesempatan belajar gerak melalui keterampilan

jasmani untuk para penyandang tuna grahita yang memiliki karakteristik yang

berbeda dengan anak-anak normal?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Page 22: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

7  

 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran

jasmani penderita cacat mental (kelayan) debil di Balai Besar Rehabilitasi

Sosial Bina Grahita (BBRSBG) “KARTINI” Temanggung Jawa Tengah.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi pembaca

Memberikan informasi yang tepat kepada pembaca tentang kesegaran

jasmani kelayan debil di BBRSBG “KARTINI” Temanggung Jawa

Tengah.

2. Bagi guru (terutama guru-guru pendidikan jasmani yang mengajar di

Sekolah-Sekolah luar biasa)

Sebagai bahan kajian dan tinjuan dalam upaya memberikan pengajaran

pendidikan jasmani kepada para penyandang cacat, khususnya para

tuna grahita.

1.5 PENEGASAN ISTILAH

Tes adalah alat untuk memperoleh informasi berupa sifat suatu objek

atau manusia (Adang Suherman, 2004:52).

Tes adalah merupakan alat pengukur disamping mempunyai manfaat

juga mempunyai cirri-ciri sedemikian sehingga bisa dipergunakan secara

tepat. Oleh karena itu maka merupakan kewajiban moral dan professional

dari tester untuk memakainya secara sebagaiman amestinya (T Raka Joni,

1984:12).

1.5.1 Kesegaran Jasmani

Page 23: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

8  

 

Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007:54) kesegaran

jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas rutin dalam

jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan tubuh

masih memiliki tenaga cadangan untuk melakukan aktivitas yang bersifat

mendadak.

Kesegaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang

melakukan kemampuan jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan

pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan (Santosa Giriwijoyo dan

Mochtamadji M. Ali, 2005:17)

1.5.2 Kelayan

Kelayan pada dasarnya hampir sama dengan murid jika dalam sekolah.

Namun dalam hal ini yang dimaksud dengan kelayan adalah sebutan khusus

bagi para penyandang cacat mental. Jadi terdapat perbedaan sebutan antara

mana anak yang mengalami kebutuhan khusus dan mana anak yang normal

(BBRSBG “KARTINI”,1999).

1.5.3 Debil

a. Ditinjau dari sudut intelek

Walaupun terdapat subnormalitas penderita ini tidak seberat

imbisilitas, penderita debilitas mempunyai kemampuan belajar lebih

baik, mereka dapat menerima pelajaran-pelajaran sampai batas

tertentu. Penderita debilitas mampu memecahkan persoalan hidupnya

yang sederhana secara intelegen. Berdasarkan testing intelegensi pada

umumnya penderita debilitas mempunyai IQ antara 50 s/d 69.

Page 24: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

9  

 

b. Ditinjau dari sudut kemungkinan didik

Mereka dapat dibimbing atau dipelajari dan dilatih dalam

beberapa mata pelajaran seperti membaca, menulis, berhitung,

pekerjaan tangan dan keterampilan lainnya. Dengan sendirinya

kemampuan dalam bidang–bidang tersebut tidak sama dengan orang-

orang normal yang sebaya. Selalu terdapat perbedaan–perbedaan

kualitas dan kuantitas dalam pengajaran dan vak yang bisa diberikan

kepada mereka (BBRSBG “KARTINI”, 1999).

Page 25: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

10 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesegaran jasmani

2.1.1 Pengertian kesegaran jasmani

Beberapa istilah yang sering digunakan, antara lain : kebugaran,

kesegaran, kesempatan, dan fitness. Istilah-istilah tersebut pada dasarnya

memiliki pengertian yang sama, yang meliputi kebugaran fisik, kebugaran

mental, kebugaran emosi, kebugaran sosial. “Kesegaran jasmani pada

hakekatnya adalah berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik

seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif

dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

dan masih memiliki cadangan tenaga untuk meelakukan aktifitas lainnya”

(Depdikbud, 1997:4).

Definisi yang dirumuskan dari hasil seminar kesegaran jasmani

nasional yang diselenggarakan Dirjen Olahraga dan Pemuda tanggal 16-20

Maret 1971 di Jakarta menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah

kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa mengalami

kelelahan yang berarti.

Menurut buku yang diambil dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (Depdikbud, 1992:1) ”

menyatakan bahwa Kesegaran Jasmani adalah kondisi tubuh yang

berhubungan dengan kemampuan dan kesanggupan seseorang untuk

Page 26: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

11  

 

melakukan suatu kegiatan tanpa menggunakan kekuatan, daya kreasi dan

daya tahan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti”.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004:2), secara umum yang dimaksud

dengan kebugaran adalah kebugaran fisik (physical fitness), yakni

kemampuan seseorang melakukan kesempatan kerja sehari-hari secara

efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat

menikmati waktu luangnya. Kebugaran dikelompokkan menjadi :

a) Kebugaran Statis

Keadaan seseorang yang terbebas dari sakit dan cacat atau disebut sehat.

b) Kebugaran Dinamis

Kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien yang tidak

memerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari, melompat,

mengangkat.

c) Kebugaran Motoris

Kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang menuntut

kemampuan khusus (Djoko Pekik Irianto, 2004: 2).

Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan

tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dengan

pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya

dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila

sewaktu-waktu diperlukan (Mochamad Sajoto, 1988:43).

Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, kesegaran jasmani adalah

kesanggupan dan kemampuan jasmani untuk dapat melakukan suatu

Page 27: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

12  

 

pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing secara efisien dan efektif

mungkin sehingga tidak menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga

dengan sisa tenaga yang masih tersimpan dapat digunakan untuk aktifitas

yang lain yang sewaktu-waktu dibutuhkan mendadak.

2.1.2 Komponen – Komponen Kesegaran Jasmani

Komponen kesegaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh

yang harus dimiliki oleh olahragawan yang baik. Menurut Mochamad Sajoto,

(1988:57) Kesegaran Jasmani mempunyai beberapa komponen, yaitu :

1) Kekuatan / Strenght

Kekuatan atau strenght adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut

masalah kemampuan seorang atlit pada saat menggunakan otot–ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu.

2) Daya Tahan / Endurance

Daya tahan otot dibedakan menjadi dua golongan, masing – masing

adalah:

a) Daya tahan otot setempat (Local Endurance), adalah kemampuan

seseorang dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya untuk

berkontraksi secara terus menerus dalam waktu relatif cukup lama

dengan beban tertentu.

b) Daya tahan umum (Cardiorespiratory Endurance), adalah

kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung

pernafasan dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien dalam

menjalankan kerja secara terus menerus, yang melibatkan kontraksi

Page 28: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

13  

 

sejumlah otot–otot besar dengan intensitas tinggi dalam waktu yang

cukup lama.

3) Daya Ledak Otot / Muscular Power

Daya ledak otot adalah kemampuan otot seseorang untuk

melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang dilakukan dalam

waktu yang sependek-pendeknya.

4) Kecepatan / Speed

Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu

yang sesingkat–singkatnya.

5) Kelentukan / Fleksibilitas

Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian

dirinya untuk melakukan aktivitas tubuh dengan penguluran seluas–

luasnya, terutama otot dan ligamen–ligamen di sekitar persendian.

6) Keseimbangan / Balance

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam

mengendalikan organ–organ syaraf ototnya selama melakukan gerakan–

gerakan yang cepat, dengan perubahan letak titik–titik berat badan yang

cepat pula, baik dalam keadaan statis maupun dalam keadaan gerak

dinamis.

7) Koordinasi / Coordination

Adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang

berbeda dalam satu pola gerakan tunggal secara efektif.

Page 29: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

14  

 

8) Kelincahan / Agility

Adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dalam posisi–posisi

tertentu.

9) Ketepatan / Accuracy

Adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak–gerak bebas

terhadap suatu sasaran.

10) Reaksi / Reaction

Adalah kemampuan seseorang dalam bertindak dengan cepat dalam

menanggapi rangsangan–rangsangan yang datang lewat indera, syaraf,

feeling lainnya.

Beberapa komponen kebugaran jasmani menurut Wahjoedi (2000: 59)

dalam bukunya Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani antara lain :

1) Kekuatan / Strength

Kekuatan adalah suatu tenaga yang dihasilkan oleh otot atau

sekelompok otot dalam keadaan tertentu sehingga mengalami

pemendekan dan pemanjangan otot maupun tanpa mengalammi

pemendekan dan pemanjangan otot.

2) Daya Tahan / Endurance

Daya tahan adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan

kontraksi yang beruntun atau berulang–ulang terhadap suatu beban

submaksimal dalam jangka waktu tertentu.

Page 30: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

15  

 

3) Daya Ledak / Muscular Power

Daya Ledak otot adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot

atau sekelompok otot untuk bekerja secara eksplosif

4) Kecepatan / Speed

Kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya.

5) Kelentukan / Fleksibilitas

Kelentukan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan

melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal

6) Keseimbangan / Balance

Adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh

secara tepat pada saat melakukan gerakan

7) Koordinasi / Coordination

Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara

cepat, cermat dan efisien

8) Kelincahan / Agility

Kelincahan adalah kemampuan tubuh untuk merubah arah secara cepat

tanpa adanya gangguan atau keseimbangan atau dengan kata lain tanpa

kehilangan keseimbangan

9) Ketepatan / Accuracy

Ketepatan adalah kemampuan tubuh dan anggota tubuh untuk

mengarahkan sesuatu sesuai sasaran yang dikehendaki

10) Reaksi / Reaction

Page 31: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

16  

 

Reaksi adalah kemampuan untuk memberikan respon kinetik setelah

menerima rangsangan atau stimulus tertentu

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani seseorang pada setiap saat tidak tetap demikian

juga pada beberapa orang yang usianya sama, berat badannya sama, jenis

kelaminnya sama belum tentu akan mempunyai kesegaran jasmani yang

sama tingkatnya karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani antara lain :

1. Faktor Kegiatan Fisik atau Olahraga

Melakukan kegiatan fisik atau berolahraga secara teratur dapat

meningkatkan kebugaran jasmani seseorang, demikian juga dapat

meningkatkan atau mempertinggi kemampuaan belajar, disamping untuk

menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

“Latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan

tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisien faal tubuh dan

sebagai hasil akhir adalah peningkatan kesegaran jasmani. Peningkatan

yang diperoleh antara lain berupa peningkatan gerak yang tidak cepat

lelah dan peningkatan keterampilan” (Moeloek, 1984:12).

2. Faktor Istirahat

Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktivitas, hal ini

diakibatkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan.

Untuk mengembalikan tenaga yang terpakai, diperlukan istirahat dan

Page 32: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

17  

 

dengan istirahat ini tubuh akan kembali menyusun tenaga. Istirahat yang

baik adalah dengan tidur yang cukup.

3. Faktor Kebiasaan Hidup Sehat

Seseorang apabila menginginkan kebugaran jasmaninya tetap

terjaga, maka harus menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari, antara lain maliputi:

a. Makanan yang bersih dan mengandung gizi yang baik (empat sehat

lima sempurna).

b. Selalu menjaga kebutuhan pribadi, mandi yang teratur, kebersihan

gigi, kebersihan rambut, kebersihan kuku dan pakaian yang bersih.

4. Makanan dan gizi

Sejak dari kandungan manusia sudah memerlukan makanan dan

gizi yang cukup yang digunakan untuk pertumbuhan. Pembinaan

kesegaran jamani bagi tubuh haruslah cukup makan dan kebutuhan

gizinya yang mengandung unsur: protein, lemak, karbohidrat, garam,

mineral, vitamin dan air (Moeloek, 1984:12).

2.1.4 Tes Kesegaran Jasmani

Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang

dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran

jasmani dilakukan dengan tes kesegaran jasmani. Untuk melaksanakan tes

diperlukan adanya alat/instrumen. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

merupakan salah satu bentuk instrumen untuk mengukur tingkat kesegaran

Page 33: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

18  

 

jasmani. Menurut Mulyono Biyakto Atmojo (2008:53), terdapat 15 macam

item tes kesegaran jsmani yaitu :

1. Mc Ardle’ 3 Minute Step Test

Tujuannya dalah untuk mengukur atau memprediksi maximal oxygen

uptake (VO2 Max).

2. Tes jalan-lari 600 yard

Tujuannya adalah untuk mengukur efisiensi cardiorespiatori.

3. Tolak bola medisin

Tujuannya adalah untuk mengukur power lengan dan bahu.

4. Telungkup angkat tubuh/push up

Tujuannya adalah mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan

bahu.

5. Baring duduk/sit-up

Tujuannya adalah mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.

6. Bergantung angkat tubuh/pul-up

Tujuannya adalah mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan

bahu.

7. Gantung siku tekuk/flexed arm hang

Tujuannya adalah untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan

dan bahu.

8. Jongkok tiarap tumpu/squat thrust

Tujuannya adalah untuk mengukur sebrapa cepat perubahan posisi tubuh

dapat dilakukan.

Page 34: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

19  

 

9. Angkat dagu/trunk lift

Tujuannya adalah untuk mengukur eksistensi punggung.

10. Duduk berlunjur dan meraih/sit and reach

Tujuannya adalah untuk mengukur kelentukan.

11. Pengukuran anthropometric untuk komposisi tubuh/body composition

Tujuannya adalah untuk mengukur rasio berat dan tinggi bada, keliling

tubuh dan pengukuran skinfold.

12. Lari 50 yard

Tujuannya adalah untukm mengukur kecepatan

13. Lompat jauh tanpa awalan

Tujuannya untuk mengukur daya ledak otot kaki dalam melompat ke

depan.

14. Loncat tegak/vertical jump

Tujuannya adalah untuk mengukur power otot kaki dalam melompat

vertikal ke atas.

15. Berdiri burung bangau/stork stand

Tujuannya adalah untuk mengukur keseimbangan statis.

Dalam penelitian ini, item tes yang digunakan untuk mengetahui dan

menilai tingkat kesegaran jasmani menggunakan 5 item tes yaitu tes lari jarak

pendek, tes angkat tubuh/gantung siku, baring duduk, loncat tegak, tes lari

600 meter. Alasan peneliti mengunakan 5 item tersebut karena kelayan debil

memiliki kemampuan yang sama dengan anak usia 10-12 tahun jadi tes

kesegaran jasmani yang diberikan pada anak 10-12 tahun adalah 5 item

Page 35: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

20  

 

tersebut dan dari 5 item tes tersebut bisa dilakukan atau diterapkan kepada

kelayan yang menjadi objek penelitian dan bisa menjadi tolak ukur tes

kesegaran jasmani.

2.1.5 Manfaat Kesegaran Jasmani

Menurut Brian J Sharkey (2003:3), terdapat beberapa keuntungan

atau manfaat yang didapat dalam melakukan program latihan kebugaran

jasmani, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kebugaran fungsi paru dan jantung

b. Meningkatkan kemampuan otot dan daya tahan

c. Menurunkan atau menaikkan berat badan

d. Menurunkan resiko kematian

e. Mengurangi resiko penyakit kronis

f. Mengurangi kegelisahan dan depresi

2.2 Pengertian Anak Cacat Dan Tuna Grahita

2.2.1 Anak Cacat

Mengenal dengan baik apa, siapa, bagaimana penyandang cacat

merupakan kebutuhan untuk menambah luasnya cakrawala pandang tentang

problematika tentang anak cacat. Dalam hal ini dapat dikaji dari aspek fisik,

psikologis, pendidikan, sosial, dan sebagainya. Dengan kata lain cacat mental

mencakup banyak permasalahan yang luas lingkupnya. Anak luar biasa

dalam lingkungan pendidikan dapat juga diartikan seseorang yang memiliki

ciri-ciri penyimpangan mental, fisik, emosi, atau tingkah laku yang

Page 36: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

21  

 

membutuhkan modifikasi dan pelayanan khusus agar dapat berkembang

secara maksimal semua potensi yang dimilikinya. Anak luar biasa ini

meliputi anak yang memiliki cacat fisik, cacat mata, termasuk buta atau

setengah buta, cacat pada tulang, termasuk lumpuh karena gangguan otak,

tuli, termasuk tuli total dan sebagian, cacat pada alat bicara, epilepsi,

gangguan emosional dan cacat bawaan.

Menuru Beltasar Tarigan (2000:4), anak cacat adalah anak yang

penampilan gerakannya menyimpang dari gerakan normal secara

keseluruhan. Cacat adalah gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seseorang

yang menyimpang dari gerakan yang normal, walaupun telah dikembangkan

secara maksimal. Penyimpangan tersebut dapat dilihat dari segi fisik, mental,

tingkah laku, emosional, dan social.

Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, kecacatan yang

dialami oleh para siswa, perlu dipahami sungguh-sungguh oleh guru

pendidikan jasmani adaptif. Hal ini disebabkan, dalam proses pembelajaran

jasmani sering ditemukan bahwa siswa tidak mampu melakukan gerakan dan

aktifitas lain dengan baik seperti siswa yang normal, atau sering juga

informasi dan keterampilan gerak yang diajarkan pada siswa tidak dapat

dicerna dengan baik, akibat kecacatan dari salah satu alat fungsional

tubuhnya (Beltasar Tarigan, 2000:24).

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat

digambarkan definisi cacat yaitu “Seseorang anak atau orang dewasa laki-

laki maupun perempuan yang memiliki kelainan apabila dibandingkan

Page 37: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

22  

 

dengan yang normal baik dillihat dari segi fisik, mental, tingkah laku,

emosional, dan sosialnya.”

Anak cacat termasuk peserta pendidikan jasmani adaptif, perlu

diidentifikasikan dan dikategorikan sesuai dengan kecacatannya. Oleh karena

penelitian yang dilakukan peneliti hanya memfokuskan pada anak tuna

grahita, maka berikut ini hanya diuraikan pengertian mengenai anak tuna

grahita saja.

2.2.2 Pengertian Anak Tuna Grahita (Cacat Mental)

Di Indonesia hingga kini terdapat berbagai istilah untuk menyebut

“cacat mental” sebagai suatu keadaan yang menggambarkan tingkat

perkembangan mental yang subnormal. Diantaranya : Cacat Mental, Lemah

Mental, Terbelakang mental, Tuna Grahita. Kemudian dijumpai pula istilah :

mental deficiency, mental retardation, mentally retarded, mentally

subnormality, amaentia, mentally handicapped, intelektualy handicapped

person.

Terdapat batasan-batasan mengenai cacat mental menurut para ahli

sehubungan dengan kecacatan mental :

a. Agoeng Yuwono, cacat mental adalah suatu keadaan dimana baik

disebabkan oleh faktor instrinsik maupun ekstrinsik tidak terdapat

perkembangan yang wajar, biasa dan normal sehingga akibatnya terdapat

ketidakmampuan dalam bidang intelek, kemauan, rasa, penyesuaian

sosial dan lain sebagainya.

Page 38: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

23  

 

b. Soemantri Praptokoesoemo, penderita cacat mental termasuk golongan

amentia. Amentia tersebut menunjukkan adanya kekurangan dan

ketidakmampuan mental.

c. James D Page, “Mental deficiency is a condition of subnormal mental

development, present a bith or early childhold and characterised mainly

by limited intelegence and social inadequacy. ” (cacat mental adalah

suatu kondisi perkembangan mental yang subnormal, ada sejak lahir atau

masa awal kanak-kanak dan terutama ditandai dengan terbatasnya

kemampuan intelegensi dan ketidakmampuan sosial).

d. Gerrad J. Bensberg, “…….. a mentally retarded person is one whose

mental growth has not kept up with physical growth. His retardation

causes him to have difficulty in adjusting to the social and vocational

demant of society”. (Penyandang cacat mental adalah seorang yang

perkembangan mentalnya tidak selaras dengan perkembangan fisiknya.

Keterbelakangnya menyebabkan dirinya mendapatkan kesulitan untuk

penyesusian sosial dan kebutuhan vokasional yang ada di masyarakat).

e. Selanjutnya Ephraim Rosen menerangkan bahwa dalam suatu pertemuan

tahunan tentang masalah-masalah psikiatri di Amerika tahun 1959 istilah

mental retardation diartikan sebagai keadaan yang bersifat khronis yang

timbul sejak anak dilahirkan atau pada masa kanak-kanak, yang ditandai

dengan ketidakmampuan dalam intelegensi dan penyesuaian diri sehari-

hari dalam lingkungan sosial.

Page 39: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

24  

 

Undang-undang No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat

disebutkan dalam Pasal 1 bahwa :

1. Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik

dan atau mental, atau mereka yang kehilangan sebagian organ atau

fungsi tubuhnya baik secara anatomi, fisiologi, maupun psikologis,

sehingga merupakan rintangan atau hambatan baginya untuk

melakukan kegiatan dan atau pekerjaan secara selayaknya.

2. Rehabilitasi adalah suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan

untuk memungkinkan penyandang cacat mampu melaksanakan fungsi

sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat

3. Aksesibilitas bagi penyandang cacat adalah prasarana dan sarana

lingkungan guna terciptanya keadaan yang bebas hambatan agar

penyandang cacat memperoleh persamaan kesempatan dan

kesepadanan perlakuan dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan yang dimaksud dengan penyandang cacat adalah

sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 terdiri dari :

a) Penyandang Cacat Fisik

Adalah kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh,

antara lain gerak tubuh, pengelihatan, dan kemampuan bicara

b) Penyandang Cacat Mental

Adalah kelainan mental dan atau tingkah laku, baik dari bawaan maupun

akibat dari penyakit

Page 40: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

25  

 

c) Penyandang Cacat Ganda adalah keadaan seseorang yang menyandang

dua jenis kecacatan sekaligus.

Cacat mental atau keterbelakangan mental berarti fungsi intelektual

umum siswa berada di bawah rata-rata, sertai dengan penyesuaian diri yang

rendah selama periode perkembangan (Beltasar Tarigan, 2000:24). Dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari sering terdapat kesalahpahaman bahwa

cacat mental diartikan sebagai sakit mental atau orang gila. Di antara kedua

pengertian tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang amat mendasar.

Gerard J. Bebsberg via Walujo dalam salah satu uraiannya dalam buku

“Teaching the Mentally Retarded” secara tegas membedakan antara mental

illness (sakit mental) dan retardation. Perbedaan tersebut digambarkan dalam

perbandingan sebagai berikut :

a. Cacat Mental

1) Terjadi sejak lahir atau pada usia yang sangat awal.

2) Beberapa lainnya terjadi karena sakit, luka atau kecelakaan, dan tidak

terdapat perubahan kemampuan dan tingkah laku yang bersifat tiba-

tiba.

3) Masalah utama adalah rendahnya kemampuan intelektual, belajar dan

pengertian. Biasanya nampak bersifat seperti anak kecil

4) Penyembuhan obat-obatan terutama hanya untuk yang mengalami

kerusakan system syaraf. Sebaliknya pendidikan dan latihan

merupakan kebutuhan utama untuk menjadikannya mereka dapat

menolong diri mereka sendiri.

Page 41: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

26  

 

5) Setelah mereka disantun dalam instansi atau panti umumnya mereka

masih memerlukan bimbingan seterusnya.

b. Sakit Mental

1) Biasanya tidak terjadi sebelum usia sekolah.

2) Mengalami perubahan yang mendadak dalam tingkah laku dan

kepribadian.

3) Masalah utama adalah : kerusakan emosional, menarik diri dari

pergaulan, berbicara sendiri tanpa arah, berkata-kata atau bertindak

keras.

4) Penyembuhan dengan obat-obatan merupakan usaha utama.

Psikoterapi untuk membantu pasien dalam mengerti diri dan

masalahnya.

5) Apabila penyembuhan berhasil, kesukaran-kesukaran emosi akan

hilang dan kembali normal.

Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa cacat mental

(tuna grahita) bukan orang-orang gila. Menurut Eko Djatmiko Sukarso,

Direktur Pembinaan SLB Depdiknas, Tuna Grahita adalah anak yang

mengalami hambatan dan keterbelakangan mental, jauh di bawah rata-rata.

Di Indonesia terdapat berbagai istilah untuk menyebut “cacat mental”

sebagai ungkapan untuk menggambarkan suatu perkembangan mental yang

subnormal, diantaranya : cacat mental, lemah mental, tuna mental,

terbelakang mental, tuna grahita. Kemudian dijumpai pula istilah : mental

deficiency, mental retardation, mentally retarded, feeble minddeness, mental

Page 42: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

27  

 

subnormality, amaentia, mentally handicapped, intelctuality, handicapped

person (Walujo, 1988 : 2).

Definisi cacat mental menurut Undang-undang No. 4 tahun 1997,

menyebutkan bahwa penyandang cacat adalah kelainan mental dan tingkah

laku, baik cacat bawaan maupun akibat dari penyakit.

Klasifikasi terhadap kelayan atau penyandang cacat mental dapat

dibedakan menjadi beberapa macam atas dasar hal atau aspek yang

disajikan sebagai pedoman klasifikasi:

1. Jenis Kelamin

Klasifikasi ini merupakan bentuk klasifikasi yang amat sederhana

dan mudah dilakukan. Dalam praktek pelayanan, penggolongan

penyandang cacat mental laki-laki dan perempuan tidak bisa ditinggalkan.

Sebagai contoh dalam penempatan asrama, tidak mungkin mereka akan

dijadikan satu, kemudian pembagian berbagai kegiatan tentu saja antara

laki-laki dan perempuan akan dibedakan.

2. Atas dasar Umur

Menyusun klasifikasi berdasarkan umur menimbulkan banyak

variasi tergantung untuk apa klasifikasi tersebut dibuat. Untuk lingkungan

Pusat/Panti RPCM dengan berbagai pertimbangan praktis operasional,

kiranya dapat dipertimbangkan klasifikasi sebagai berikut:

a. 10 – 13 thn

14 - 17 thn

18 – 21 thn

Page 43: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

28  

 

22 – dst

− Umur 10 thn sebagai awal pengelompokan karena sesuai Pusat/Panti

RPCM melayani penyandang cacat umur 10 – 35 thn.

− ”14 thn” menunjukkan pelibatan penerima pelayanan dalam

bimbingan pelayanan produktif.

− ”18 thn” menunjukkan intensifikasi pelayanan rehabilitasi termasuk

pembinaan keterampilan produktif.

b. 5 – 9 thn

10 – 15 thn

16 – 21 thn

22 – 35 thn

36 – dst

Pertimbangan untuk umur 21 tahun menyesuaikan dengan UU

Kesejahteraan Anak. 36 tahun dst dicantumkan untuk mengetahui ada

tidaknya pelayanan yang seharusnya tidak lagi berada di Pusat/Panti.

Kurang dari 10 tahun didatakan barang kali ada penerima pelayanan untuk

usia tersebut, meskipun belum memenuhi syarat.

3. Klasifikasi atas data tingkat intelegensi klasifikasi model ini

menggunakan IQ sebagai dasar pengelompokan.

Genius Derajad Keterangan

Cerdas Superior 120 – dst Amat Superior (Cerdas sekali)

90 – 119 Average (Rata – rata)

Page 44: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

29  

 

80 – 89 Bodoh

70 – 79 Bordeline (Anak pada batas)

50 – 69 Debil/Moron

30 – 49 Embisil

- 30 Idiot

(tim penyusun buku BBRSBG, 1987:6)

Tinjauan penderita cacat mental ditinjau dari sudut intelek,

kemungkinan didik, dan sudut sosial menurut BBRSBG “KARTINI”

Temanggung diantaranya :

1. Debil (educable)

a. Ditinjau dari sudut intelek

Walaupun terdapat subnormalitas penderita ini tidak seberat

imbisilitas, penderita debilitas mempunyai kemampuan belajar lebih

baik, mereka dapat menerima pelajara-pelajaran sampai batas tertentu.

Penderita debilitas mampu memecahkan persoalan hidupnya yang

sederhana secara intelegen. Berdasarkan testing intelegensi pada

umumnya penderita debilitas mempunyai IQ antara 50 s/d 69.

b. Ditinjau dari sudut kemungkinan didik

Mereka dapat dibimbing atau dipelajari dan dilatih dalam

beberapa mata pelajaran seperti membaca, menulis berhitung

pekerjaan tangan dan keterampilan lainnya. Dengan sendirinya

kemampuan dalam bidang–bidang tersebut tidak sama dengan orang-

orang normal yang sebaya. Selalu terdapat perbedaan–perbedaan

Page 45: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

30  

 

kualitas dan kuantitas dalam pengajaran yang bisa diberikan kepada

mereka.

c. Ditinjau dari sudut sosial.

Walaupun penderita debilitas mempunyai kemampuan secara

terbatas untuk menyesuaikan kelakuan terhadap lingkungannya namun

ia masih tetap kurang atau tidak mampu mengurus persoalan–

persoalan dalam hidupnya tanpa bantuan orang lain. Kemampuan–

kemampuannya yang terbatas menyebabkan dalam bidang pekerjaan ia

belum mampu untuk memenuhi syarat–syarat yang diajukan oleh

lingkungan bekerja.

2. Imbisil (Trainable)

a. Ditinjau dari sudut intelek dibandingkan dengan penderita idiosi,

derajat efek atau subnormalitas intelegensi para penderita

imbisilitas adalah lebih ringan, sampai batas-batas tertentu mereka

lebih mempunyai kemampuan–kemampuan agak lebih dalam

bidang intelek, kemungkinan latih dan penyesuaian sosial.

Menurut kebiasaan, penderita imbisilitas dikategorisir sebagai

mempunyai IQ antara 30 s/d 49.

b. Ditinjau dari sudut kemungkinan didik

Penderita imbisilitas mempunyai kemampuan–kemampuan

terbatas untuk dilatih dalam beberapa pekerjaan rutin sederhana.

Berhubung dengan derajat efek intelegensi yang tidak seberat

idiosi maka penderita imbisilitas sampai batas–batas tertentu

Page 46: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

31  

 

mempunyai kemungkinan untuk melindungi diri dari bahaya–

bahaya fisik. Seorang imbisilitas umpamanya tidak akan

memegang api.

c. Ditinjau dari sudut sosial

Mereka dapat dilibatkan dalam suatu program penyesuaian diri

terhadap beberapa situasi yang sederhana seperti pergaulan–

pergaulan sederhana, tata cara, belajar menyanyi atau

menyampaikan pesan sederhana, menyapu lantai, membersihkan

meja, mencuci piring dan alat–alat rumah tangga atau alat masak

lainnya. Akan tetapi mereka masih membutuhkan supervisi dan

pengurusan orang lain mengingat kemampuan yang sangat terbatas

untuk memperoleh suatu sumber penghidupan.

3. Idiosi (Untrainable)

a. Ditinjau dari sudut intelek

Tidak mempunyai kemampuan untuk menerima kesan-

kesan pelajaran atau latihan bagaimanapun sederhana atau

mudahnya kesan pelajaran atau latihan itu. Ia tidak mampu untuk

mengerti apa yang dikatakan orang lain kepadanya atau melakukan

tugas yang diperintahkan kepadanya. Intelegensi sedemikian

subnormalnya sehingga boleh dikata, tidak mungkin melibatkan

seseorang idiosi dalam suatu testing intelegensi. Dan bila mana

menurut tradisi seorang idiosi diklasifir mempunyai IQ antara 0 s/d

30

Page 47: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

32  

 

b. Ditinjau dari sudut kemungkinan didik

Ditinjau dari sudut kemungkinan didik, penderita idiosi

tidak akan bisa menerima pelajaran karena untuk dapat belajar

diperlukan aktifitas yang paling sangat mudah untuk memahami.

rendahnya intelegensi para penderita idiosi menyebabkan adanya

derejat yang paling rendah dalam bidang–bidang tersebut di atas.

c. Ditinjau dari sudut sosial.

Para penderita ini sama sekali tidak mempunyai

kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Ia

tidak akan mampu mempertahankan dirinya terhadap bahaya yang

mungkin menimpanya. Secara mutlak ia tergantung kepada

lingkungannya, mandi harus dimandikan, makan harus ditolong,

memakai baju harus dengan bantuan orang lain dan seterusnya

(Tim Penyusun Buku BBRSBG, 1978: 17).

Direkorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen

Sosial Republik Indonesia menjawab masalah cacat mental dan

penyandangnya ini, di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita

“KARTINI” Temanggung Jawa Tengah atau yang disingkat BBRSBG

“KARTINI” Temanggung.

Lembaga ini merupakan lembaga sosial yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial, resosialisasi,

memelihara dan mengembangkan kemampuan penderita tuna grahita yang

meliputi debil dan embisil yang mampu didik dan mampu latih serta

Page 48: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

33  

 

penyaluran dan bimbingan lanjut bagi penyandang tuna grahita agar

mempunyai kemampuan yang memadai untuk dapat berperan serta dalam

kehidupan masyarakat guna mendapatkan penghidupan dan kehidupan yang

layak, menjadi rujukan nasional, pengkajian dan penyiapan standar

pelayanan, pemberian informasi dan koordinasi dengan instansi terkait sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan

fungsi, serta visi dan misi lembaga ini, yaitu sebagai berikut:

Fungsi dari lembaga BBRSBG “KARTINI” Temanggung adalah:

1. Melaksanakan registrasi, akomodasi, identifikasi, rencana pelayanan,

penyelenggaraan asrama.

2. Melaksanakan penentuan diagnosa kecacatan dan sosial serta perawatan

kesehatan.

3. Melaksanakan pengembangan kondisi fisik, keterampilan, kecerdasan

mental dan sosial.

4. Melaksanakan latihan kerja dasar, kejuruan dan bina usaha.

5. Melaksanakan usaha-usaha penyaluran dan penempatan kembali kepada

keluarga ataupun ke dalam proses kerja di dalam masyarakat.

6. Melaksanakan pembinaan lanjutan dan perlindungan sosial.

7. Melaksanakan penyusunan perumusan program, pendataan dan

pelaporan, urusan tata usaha pusat rehabilitasi, serta hubungan

masyarakat.

Visi dari lembaga ini adalah: Kesejahteraan sosial yang meningkat oleh dan

untuk penyandang cacat mental pada tahun 2011.

Page 49: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

34  

 

Misinya adalah:

1. Memberikan pelayanan akomodasi, kesehatan dan terapi khusus serta

perumusan rencana pelayanan yang cepat dan tepat.

2. Memberikan bimbingan pengembangan kondisi fisik, mental, sosial dan

keterampilan kerja.

3. Melaksanakan usaha-usaha penyaluran dan penempatan kembali kepada

keluarga atau ke dalam lingkungan kerja di masyarakat serta

memberikan bantuan sosial.

4. Memberikan pembinaan lanjutan dan perlindungan sosial/advokasi.

(Tim Penyusun Buku BBRSBG “KARTINI” Temanggung

2.2.3 Penyebab Cacat Mental

Secara umum, terjadinya kecacatan disebabkan dua faktor utama, yaitu

faktor dari dalam (endogen) dan faktor dari luar (eksogen). Faktor dalam

berarti, anak menderita kecacatan sejak dalam kandungan. Kecacatan seperti

ini bisa disebabkan oleh virus, gangguan emosi, pengaruh merokok, salah

obat, atau minum-minuman keras pada saat mengandung. Sedangkan faktor

dari luar berarti, anak menderita kecacatan setelah lahir ke dunia termasuk

lahir prematur, operasi pada saat melahirkan, atau kesalahan teknis yang

dilakukan oleh para medis pada saat melahirkan (misalnya ditarik untuk

membantu persalinan). Disamping itu dapat juga disebabkan kecelakaan,

luka di otak, gangguan psikologis atau pengaruh lingkungan (Beltasar

Tarigan, 2000:34).

Page 50: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

35  

 

Secara sederhana BBRSBG “KARTINI” menjelaskan tentang penyebab

dari cacat mental sebagai berikut :

a. Faktor sebelum lahir

Jadi ketika bayi masih dalam kandungan seperti ibu hamil yang sakit –

sakitan terus, kurang gizi, jatuh atau kecelakaan, percobaan pengguguran,

perawatan kehamilan yang buruk.

b. Faktor ketika lahir

Misalnya kelahiran yang tidak lancar, kekurangan oksigen, lahir kurang

bulan, kelahiran yang tidak ditangani oleh petugas yang semestinya, kalau

ada kelainan tidak segera ditangani.

c. Faktor setelah lahir

Terutama pada masa bayi dan balita (kanak –kanak). Seperti sakit dengan

suhu tinggi, kejang – kejang yang tidak segera dirawat, jatuh, kecelakaan

yang dapat merusak syaraf otak, kurang gizi yang berat atau gangguan

lain yang dapat menimbulkan kerusakan pada syaraf otak seperti

pandangan selaput otak (BBRSBG “KARTINI”, 1999:7).

2.3 Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “KARTINI” Temanggung

Pada awal perintisan BBRSBG “KARTINI” Temanggung dimulai pada

tanggal 15 September 1904 dimana pada perkembangan selanjutnya nanti,

tanggal ini dijadikan sebagai tanggal peringatan hari ulang tahun lembaga ini.

Dalam kurun waktu yang sangat panjang tersebut, BBRSBG “KARTINI”

Temanggung telah melalui banyak perubahan dan perkembangan baik,

Page 51: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

36  

 

kedudukan, tugas dan fungsi serta tempat tinggalnya. Selain itu juga ada

perubahan dan perkembangan di bidang lain seperti : jumlah pegawai, pola

pelayanan, jumlah kelayan, sarana prasarana, dan nama lembaga. Secara

tepat, perkembangannya adalah sebagai berikut:

Tabel perkembangan BBRSBG “KARTINI” Temanggung

No

Tahun

Keterangan

1. 15 Sept. 1904 Awal perintisan usaha dan merupakan usaha yang

pertama di Indonesia

2. 1904-1942 Dalam masa pemerintahan Belanda dengan nama

:”Zwakzinnigenzorg Temanggung”.

3. 1942 – 1945 Di bawah pemerintahan Jepang dengan nama :”Roemah

Perawatan Lembek Ingatan”.

4. 1945 – 1955 Setelah proklamasi kemerdekaan RI. Usahanya di ambil

alih dan diteruskan oleh Pemeritah RI. Diselenggarakan

oleh Kantor Sosial Karesidenan Kedu, dengan nama

:”Perawatan Anak Lembek Ingatan”.

5. 1955 – 1965 Dibawah Balai Penelitian Dan Peninjauan Sosial (BPPS)

Yogyakarta dengan nama :”Panti Guna Wisma Dharma”.

6. 1965 – 1975 Dibawah BPPS Yogyakarta dengan nama :”Proyek

Percontohan Rehabilitasi Penderita Cacat Mental”.

Page 52: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

37  

 

7. 1975 – 1983 Merupakan unit kerja dari BPPS Departemen Sosial RI di

Jakarta dengan nama :”Panti Penelitian Rehabilitasi

Penderita Cacat Mental (PPRPCM)”

8. 1983 – 1984 Berdasarkan SK menteri Sosial RI No.

13/HUK/KEP/III/1983 tanggal 7 Maret 1983 menjadi

Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Bina

Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI dengan nama

:”Pusat Rehabilitasi Penderita Cacat Mental”.

9. 1993 – 2003 Berdasarkan SK Direktur Jenderal Bina Rehabilitasi

Sosial, Departemen Sosial RI No. 06/KEP/BRS/IV/1994,

nama Pusat RPCM diubah menjadi :”Pusat Rehabilitasi

Sosial Bina Grahita (Pusat RSBG) ”KARTINI”

Temanggung”.

10. 2003 dst. Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI No.

56/HUK/2003, nama PRSBG diubah menjadi :”Balai

Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG)

“KARTINI” Temanggung ”.

 

2.3.1 Pelayanan Aktivitas Jasmani di BBRSBG “KARTINI”

Temanggung

Pelayanan aktivitas jasmani merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

untuk memberikan layanan kepada kelayan berupa aktivitas jasmani yang

dilaksanakan pada sekolah yang bersangkutan. Dalam hal ini, pelayanan

Page 53: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

38  

 

aktivitas jasmani yang diberikan kepada kelayan di BBRSBG “KARTINI”

Temanggung berupa program bimbingan dan latihan.

Menurut tim penyusun BBRSBG “KARTINI” Temanggung, pelayanan

aktivitas jasmani bagi kelayan tercantum pada kurikulum. Adapun kurikulum

bagi kelayan tuna grahita mencakup empat aspek bimbingan dan latihan

yaitu :

1. Bimbingan Kecekatan Fisik

Bimbingan ini merupakan bimbingan potensi fisik yang diberikan

kepada kelayan sebagai stimulus tumbuh kembang, pemeliharaan

peningkatan, perbaikan fungsi fisik. Materi yang termasuk di dalamnya

adalah :

a. Olahraga terdiri :

1) Olahraga Kebugaran

Olahraga yang diberikan pada seluruh kelayan

dengan tujuan agar kelayan memiliki kesegaran jasmani,

kesigapan, ketangkasan, dan ketahanan jasmani dalam

aktifitas sehari-hari.

2) Olahraga Prestasi

Olahraga yang diperuntukkan kelayan yang

potensial dalam bidang olahraga dengan maksud agar

kelayan dapat berprestasi pada cabang-cabang olahraga

tertentu sesuai dengan bakat dan minat, selain untuk

Page 54: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

39  

 

meningkatkan rasa percaya diri, penanaman disiplin dan

sportifitas.

3) Olahraga Rekreasi

Olahraga diperuntukan oleh semua kelayan dengan

tujuan utnuk membangun kegairahan, kegembiraan, rasa

senang dan meningkatkan kesegaran jsmani.

b. Kesehatan terdiri :

1) Bimbingan Kesehatan Diri

Bimbingan kesehatan yang penekanannya pada

penanaman pengetahuan tentang kebersihan diri, mengenal

gejala sakit dan mematuhi aturan-aturan untuk melihara

kesehatan dalam praktek kehidupan sehari-hari.

2) Bimbingan Kesehatan Lingkungan

Bimbingan kesehatan yang penekanannya pada

penanaman pengetahuan dan keterampilan kebersihan

lingkungan agar para kelayan baik sendiri maupun

bersama-sama oranglain dapat ikut menciptakan dan

menjaga kebersihan lingkungan dalam praktek sehari-hari.

c. Kesenian terdiri :

1) Bimbingan Seni Suara

Bimbingan potensi seni rupa yang diberikan kepada

seluruh kelayan agar seluruh kelayan dapat mengenali dan

Page 55: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

40  

 

menyanyikan lagu-lagu daerah dan nasional dengan irama

dan syair-syair yang benar.

2) Bimbingan Seni Tari

Bimbingan potensi seni tari kepada seluruh kelayan

dengan tujuan agar kelayan dapat melakukan aaktivitas

gerak tarian yang benar sesuai dengan irama musik,

meningkatkan rasa percaya diri dan mengembangkan rasa

estetika.

3) Bimbingan Seni Musik

Bimbingan potensi seni music kepada kelayan yang

potensial agar kelayan dapat memainkan alat music tertentu

baik dilakukan secara perorangan ataupun kelompok,

menciptakan suasana gembira dan kerjasama kelompok.

4) Bimbingan Seni Lukis

Bimbingan potensi seni lukis yang diberikan kepada

seluruh kelayan melalui latihan menggambar/melukis

dengan mencontoh maupun gambar bebas agar kelayan

mampu mengekspresikan pengalaman-pengalaman, terbina

rasa keindahan, memperluas daya abstraksidan imjinasi

serta pengembangan hobi.

2. Bimbingan Mental

Page 56: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

41  

 

Bimbingan potensi mental yang diberikan kepada seluruh kelayan

yang mnecakup :

a. Bimbingan Agama

Bimbingan potensi mental spiritual sebagai upaya

menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan, pengetahuan,

sikap dan keterampilan dalam kehidupan keagamaan agar kelayan

mau dan mampu serta membiasakan melakukan ibadah agama baik

di lingkungan lembaga maupun dalam keluarga dan masyarakat.

b. Bimbingan Kecerdasan

Bimbingan potensi mental intelektual yang ditujukan

kepada kelayan potensial secara kolektif sebagaia usaha

menumbuhkan dan mengembangkan kecerdasan melalui

pemberian pendidikan baca, tulis, hitung, dan pengetahuan praktis

fungsional sehingga kelayan memiliki kemampuan intelektual yang

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

c. Bimbingan Budi Pekerti

Bimbingan potensi mental karakter sebagai upaya

menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan,

sikap maupun keterampilan berperilaku dalam kehidupan sehari-

hari, agar kelayan menjadi manusia berbudi luhur, sopan, santun,

rendah hati baik selama di lembaga ataupun di masyrakat.

d. Bimbingan Mental Psikologis

Page 57: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

42  

 

Serangkain kegiatan bimbingan potensi mental psikologis

yang diberikan kepada kelayan dalam rangka stimulasi

perkembangan, pemeliharaan dan penguatan fungsi positif mental

psikologis sehingga kelayan mampu mengembangkan sikap dan

perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari baik untuk

kepentingan internal maupun eksternal seperti dalam kesetabilan

emosi, kontrol diri, responsi, menahan tekanan, toleransi fungsi

dan pertahanan diri.

e. Bimbingan Konsultasi

Kegiatan bimbingan dalam relasi pertolongan kepada

kelayan klasifikasi ringan dan atau keluarganya yang bermasalah,

aantara lain berupa pemberian informasi, membantu mengenali

masalah, pemberian nasehat, penjelasan alternative, membantu

merumuskan tujaun, motivasi kelayan agar lebih bersikap terbuka

dan dapat mengendalikan diri sehingga hambatan-hambatan

psikososial yang dialami menjadi berkurang atau tuntas.

3. Bimbingan Sosial

Bimbingan potensi sosial kepada seluruh kelayan dengan tujuan

kelayan mempunyai kemauan dan kemampuan dalam :

a. Realisasi Diri

Bimbingan potensi sosial bagi kelayan yang masih

memerlukan bantuan dalam pengenalan diri, aktifitas bantu diri

pribadi dan bantu diri umum agar kelayan dapat mengurangi

Page 58: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

43  

 

ketrgantungan dan meningkatkan kemandirian dalam realisasi diri

sehari-hari.

b. Relasi Sosial

Bimbingan potensi sosial yang diberikan kepada seluruh

kelayan yang mencakup kemampuan bergaul, kerja sama,

penyesuaian sosial dalam kelompok dan keluarga upaya kelayan

mau dan mampu melaksanakan hubungan-hubungan sosial yang

normatif dalam kelompok maupun lingkungan keluarga.

c. Integrasi Sosial

Bimbingan potensi sosial kepada kelayan yang memerlukan

dengan mancakup kemampuan bergaul, kerjasama dan peranan

sosial dalam masyarakat agar kelayan mau dan mampu

melaksanakan hubungan dan partisipasi sosial yang normatif dalam

lingkungan masyarakat.

4. Bimbingan Keterampilan Kerja/ Usaha

Bimbingan potensi keterampilan yang mencakup keterampilan

kerja dasar, kerja kejuruan, dan bina usaha. Bimbingan diberikan

kepada kelayan yang memerlukan agar kelayan dapat tumbuh kemauan

dan kemampuan untuk melaksanakan kesibukan-kesibukan praktis

yang bermanfaat, menguasai satu atau lebih jenis keterampilan kerja

tertentu, serta dapat melaksnakan usha ekonomis produktif di tengah

keluarga, serta masyarakat sehingga memperoleh penghasilan

Page 59: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

44 

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode adalah pengetahuan tentang berbagai macam cara kerja yang

disesuaikan dengan objek studi ilmu yang bersangkutan, dimana mutlak

diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian. Penggunaan metode penelitian

harus terarah pada tujuan penelitian, agar hasil yang dicapai sesuai tujuan yang

diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Berikut adalah

beberapa hal yang berhubungan dengan metode yang dipakai peneliti, yaitu :

3.1 Metode Penentuan Obyek Penelitian

Sebelum memulai dengan masalah penentuan obyek penelitian ada

beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu mengenai langkah-langkah yang harus

ditempuh supaya tidak terjadi kesalahan yang mungkin terjadi perlu diadakan

pemisahan tentang langkah untuk menentukan obyek penelitian, antara lain :

3.1.1 Penentuan Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2006: 130). Populasi adalah

seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. Populasi dibatasi dengan

jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama,

pengertian ini mengandung maksud populasi seluruh individu yang akan dijadikan

Page 60: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

45  

 

obyek penelitian dan keseluruhan dari individu yang paling baik, sedikit memilik

satu sifat yang sama (Suharsimi Arikunto, 2006:131).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa (kelayan) tingkat ringan

(debil) di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) “KARTINI”

Temanggung dengan jumlah kelayan 150 kelayan. Sesuai dengan syarat-syarat

populasi yang dipakai, dibatasi dalam jumlah penduduk atau individu yang paling

sedikit memiliki satu sifat yang sama, maka populasi yang dipakai memiliki

kesamaan sebagai berikut :

d. Sama-sama siswa (kelayan) tingkat ringan (debil)

e. Sama-sama menerima materi keterampilan gerak dasar yang terdapat dalam

pelajaran penjas.

Berdasarkan alasan tersebut, populasi yang diambil telah memenuhi

persyaratan sebagai populasi, dimana populasi harus memiliki satu sifat yang

sama.

3.1.2 Penentuan Sampel

Definisi sampel menurut Arikunto adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti (2002 : 109). Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya

kurang dari populasi (Sutrisno Hadi, 2004 :175). Dalam penelitian penulis

menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling).

Walaupun cara ini diperbolehkan, namun ada syarat-syarat yang harus

dipenuhi :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik

tertentu, yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.

Page 61: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

46  

 

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjects).

Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

c. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 50 kelayan dengan

jumlah putra 32 kelayan dan jumlah putri 18 kelayan. Sampel ini dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata, random, ataupun

daerah tetapi didasarkan pada adanya tujuan tertentu. Teknik ini dilakukan

karena beberapa pertimbangan penulis yaitu alasan keterbatasan waktu, tenaga,

dan dana, sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Penulis

memberikan batasan dalam pengambilan sampel yaitu, sampel yang diambil

adalah siswa/kelayan yang memiliki kondosi fisik yang sehat/tidak dalam

keadan sedang sakit.

Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini memiliki kelemahan

yaitu bahwa peneliti tidak dapat menggunakan statistik parametrik sebagai teknik

analisa data, karena tidak memenuhi persyaratan random (Arikunto, 2002 : 117).

3.2 Variabel Penelitian

Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam

penelitian. Obyek tersebut sering kita sebut sebagai gejala, sedangkan gejala-

gejala yang menunjukkan variasi baik dalam jenisnya maupun tingkatnya disebut

variabel (Suharsimi Arikunto, 2006:116). Sesuai dengan judul penelitian, maka

variabel penelitian : variabel terikat yaitu kesegaran jasmani.

Page 62: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

47  

 

3.3 Instrumen Penelitian

Tingkat kesegaran jasmani dapat diketahui dengan mengadakan tes

kesegaran jasmani. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes

Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak usia 10-12 tahun. Dasar

pertimbangannya adalah bahwa tolok ukur tes ini seluruhnya disusun sesuai

kondisi anak Indonesia.

Tes kesegaran jasmani ini dilakukan untuk kelayan debil BBRSBG

“KARTINI” Temanggung. Dari tes kesegaran jasmani akan dapat norma tingkat

kesegaran jasmani dalam kategori baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang

sekali.

Adapun rangkaian tes kesegaran jasmani untuk anak usia 10-12 tahun

adalah sebagai berikut :

1. Lari 40 meter dan 30 meter.

2. Gantung Angkat Tubuh (pull up) untuk Putra dan Gantung Siku Tekuk untuk

Putri.

3. Baring Duduk (sit up), 30 detik.

4. Loncat Tegak.

5. Lari 600 meter.

Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanan tes kesegaran

jasmani ini adalah bahwa tes kesegaran jasmani Indonesia ini adalah satu

rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu hari.

Tes yang digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani anak usia 10-12

tahun yaitu :

Page 63: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

48  

 

1. Tes Lari 40 Meter dan 30 Meter

a. Tujuan

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengukur kecepatan.

b. Alat dan Fasilitas

1. Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 30 meter,

dan masih mempunyai lintasan lanjutan.

2. Bendera start

3. Peluit

4. Tiang pancang

5. Stopwatch

6. Serbuk kapur/Tali rafia

7. Alat tulis

c. Petugas Tes

1. Juru Keberangkatan

2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

d. Pelaksanaan

1. Sikap Permulaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

2. Gerakan

a) Pada aba–aba “Siap” mengambil sikap start berdiri,

bersiap untuk lari.

b) Pada aba–aba “Ya” paserta lari secepat mungkin

menuju garis finis, menempuh jarak 30 meter.

Page 64: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

49  

 

3. Lari masih bisa diulang apabila :

a) Pelari mencuri start

b) Pelari tidak melewati garis finis

c) Pelari terganggu dengan pelari yang lain

Gambar 1. Lari 30 meter

2. Tes Angkat Tubuh Untuk Putra 30 Detik dan Tes Gantung Siku

Untuk Putri.

1) Tes angkat tubuh 30 detik, untuk putra.

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot

lengan dan otot bahu.

b) Alat dan Fasilitas

1. Lantai yang rata dan bersih

2. Palang tunggal, yang tingginya rendah dapat diatur

sehingga testee dapat bergantung.

3. Stop watch

Page 65: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

50  

 

4. Formulir pencatat hasil tes.

c) Petugas Tes

1. Pengamat waktu.

2. Penghitung gerakan meerangkap hasil.

d) Pelaksanaan

1. Testee bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala,

badan dan tungkai lurus. Kedua lengan dibuka selebar bahu

dan keduanya lurus.

2. Kemudian testee mengangkat tubuhnya, dengan

membongkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh

atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap

semula. Lakukan gerakan berulang-ulang, tanpa istirahat

selama 30 detik.

Gambar 7. Sikap badan pada test angkat tubuh.

2) Tes gantung siku tekuk untuk putri.

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan lengan

dan otot bahu.

Page 66: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

51  

 

b) Alat dan fasilitas terdiri dari :

1) Lantai yang rata dan bersih.

2) Palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, sesuai

dengan peserta. Palang pegangan terbuat dari besi berdiameter

ukuran ¾ inci.

3) Stopwatch

4) Serbuk kapur atau magnesium karbonat

5) Alat tulis

c) Petugas tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.

d) Pelaksanaan

Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas

kepala peserta.

a) Sikap permulaan

Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan

pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan

menghadap ke arah kepala (lihat gambar 8)

Gambar 8. Sikap permulaan gantung siku tekuk.

Page 67: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

52  

 

b) Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas

sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada

di atas palang tunggal (lihat gambar 9). Sikap tersebut

dipertahankan selama mungkin

Gambar 9. Sikap gantung siku tekuk.

e) Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk

mempertahankan sikap tersebut di atas dalam satu satuan waktu

detik.

Catatan :

Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal,

diberi nilai 0 (nol).

3. Baring Duduk 30 Detik

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot

perut

Page 68: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

53  

 

b) Alat dan Fasilitas

1. Lantai rata dan bersih

2. Stopwatch

3. Nomor dada

4. Alat tulis

5. Dan lain – lain

c) Petugas Tes

1. Pengamat waktu

2. Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

d) Pelaksanaan

1. Sikap Permulaan

a. Berbaring terlentang di lantai atau rumput, kedua lutut

ditekuk, dan kedua tangan jarinya diletakkan

dibelakang kepala.

b. Petugas atau peserta lain memegang atau menekan

pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.

2. Gerakan

a. Pada aba –aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap

duduk,sehingga kedua sikunya menyentuh pada kedua

paha, kemudian kembali pada sikap awal.

b. Gerakan ini dilakukan berulang – ulang dengan cepat

tanpa istirahat, dan silakukan dalam waktu 30 detik.

Page 69: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

54  

 

e) Pencatatan Hasil

Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan

baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama

30 detik.

Gambar 5. Sikap Permulaan dan posisi jari- jari pada saat test sit up.

Gambar 6. Sikap duduk dan pada saat mengangkat badan.

4. Loncat Tegak (Vertical Jump)

a) Tujuan

Untuk mengukur tenaga eksplosif seseorang.

b) Alat dan Fasilitas

1) Dinding yang rata dengan tanah / lantai yang cukup luas.

2) Papan warna gelap berukuran 30 x 150 cm berskala satuan

ukuran sentimeter dipasang atau digantung pada dinding.

Jarak antara lantai berskala angka nol pada 100 cm.

3) Serbuk kapur yang warnanya berbeda dengan warna papan.

4) Alat penghapus.

5) Formulir perorangan

Page 70: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

55  

 

6) Alat tulis

c) Petugas Tes

1) Pengamat / Pembaca hasil tes

2) Pencatat hasil

d) Pelaksanaan

1) Sikap Permulaan

a) Ujung jari kedua tangan pesrta dioles serbuk kapur.

b) Papan skala berada disebelah kiri / kanan, kemudian

tangan yang berada didekat papan berskala diangkat

lurus keatas dan ujung jarinya dikenakan pada papan.

c) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan

skala berada disamping kiri / kanannya. Kemudian

tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas

telapak tangan dan tempelkan pada papan berskala

sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.

2) Gerakan

a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan

lutut, kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian

siswa / peserta meloncat setinggi-tingginya sambil

menepuk papan dengan tangan yang terdekat, sehingga

meninggalkan bekas.

b) Ulangi sampai tiga kali.

e) Pencatatan Hasil

Page 71: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

56  

 

Hasil yang dicatat adalah :

1) Tinggi raihan tanpa loncatan

2) Tinggi raihan loncatan I

3) Tinggi raihan loncatan II

4) Tinggi loncatan raihan III, yaitu mengurangkan tinggi

loncatan raihan dengan tinggi raihan.

Gambar 2. Sikap awal pada test vertical jump.

Gambar 3. Sikap aba- aba pada test vertical jump.

Gambar 4. Sikap meloncat pada test vertical jump.

5. Tes Lari 600 Meter

a) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori.

Page 72: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

57  

 

b) Alat dan Fasilitas

1. Lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui

panjangnya sehingga mudah untuk menentukan jarak 600 meter

2. Bendera start tiang pancang.

3. Pluit.

4. Stop Watch.

5. Nomor dada

6. Tanda/garis untuk start dan finish

c) Petugas Tes

1. Pengamat waktu

2. Merangkap hasil

d) Pelaksanaan

1. Sikap Permulaan

Testee berdiri di tempat dengan posisi star melayang

2. Gerakan

a) Testee bersedia di tempat start

b) Pada aba-aba “ya” testee segera lari menuju garis finish,

dengan menempuh jarak 600 meter. Bila ada testee yang

mencuri start, maka testee tersebut dapat mengulangi tes

tersebut.

e) Pencatat Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu tercepat dalam sepersepuluh detik

dari masing-masing individu.

Page 73: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

58  

 

Gambar 10. Lari 600 meter.

Penilaian tes kesegaran jasmani bagi putra dan putri Sekolah Dasar yang

telah mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia dimulai dengan menggunakan :

a. Tabel nilai

Tabel nilai digunakan untuk menilai prestasi masing-masing butir tes sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Tabel nilai tes kesegaran jasmani putra

Nilai Lari 40 meter (putra)

Gantung angkat tubuh (pull up) 60 detik( kali)

Sit Up 30

Detik (kali)

Loncat tegak(

Vertical Jump) (cm)

Lari 600 meter

(menit)

Nilai

5 4 3 2 1

s/d – 6.3” 6.4”–6.9” 7.0”–7.7” 7.8-8.8” 8.9”- dst

16 ke atas 11 – 15 6 – 10 2 – 5 0 – 1

23ke atas 18 – 22 12 – 17 4 – 11 0 – 3

46 ke atas 38 – 46 31 – 37 24 – 30 23 dst.

s/d – 2.09” 2’20”–2.30” 2’31’–2’45’ 2’46”-3’44” 3’45” – dst

5 4 3 2 1

(Sumber: Depdiknas, 1999)

Page 74: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

59  

 

Tabel 3.2

Tabel nilai tes kesegaran jasmani putri

Nila

i

Lari 30

meter

(Sprint)

(detik)

Gantung

siku

tekuk

(detik)

Sit Up 30

Detik

(kali)

Loncat

tegak(

Vertical

Jump)

(cm)

Lari 600

meter

(menit)

Nila

i

5

4

3

2

1

s/d – 6.7”

6.8”–7.5”

7.6”–8.3”

8.4’’-9.6”

9.7”- dst

40 ke

atas

20’’ -

39’’

8’’- 19’’

2’’ – 7’’

0’’ – 1’’

20 ke

atas

14 – 19

7 – 13

2 – 6

0 – 1

42 ke

atas

34 – 41

28 – 33

21 – 27

20 dst.

s/d – 2.32”

2’33”–

2.54”

2’55’’–

3’28’’

3’29”-

4’22”

4’23” – dst

5

4

3

2

1

(Sumber: Depdiknas, 1999)

a. Tabel norma

Untuk mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani remaja yang telah

mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia dipergunakan norma seperti tertera

pada tabel yang berlaku untuk putra dan putri

Norma penelitian digunakan untuk menentukan klasifikasi atau kategori

tingkat kesegaran jasmani. Tes kesegaran jasmani Indonesia memiliki 5 kategori

Page 75: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

60  

 

yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali (Depdikbud, 1995:30).

Prestasi yang dicapai oleh siswa setiap butir tes yang diikuti disebut hasil kasar.

Tingkat kesegaran jasmani anak tidak dapat dinilai secara langsung berdasarkan

prestasi yang telah dicapai peserta pelaksanaan tes karena satuan ukuran yang

digunakan tes tidak sama, maka perlu dibentuk suatu satuan ukuran, satuan ukuran

ini dinamakan nilai. Dengan demikian setiap tes mempunyai nilai tertentu tetapi

satu ukurannya.

Nilai tes kesegaran jasmani peserta diperoleh dengan mengubah nilai kasar

(prestasi) setiap jenis tes menjadi nilai terlebih dahulu. Setelah prestasi setiap tes

diubah menjadi nilai. Langkah berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai yang

diperoleh dari jenis tes yang harus diikuti oleh setiap peserta tes. Hasil

penjumlahan dari nilai-nilai tersebut merupakan dasar untuk menentukan kategori

atau tingkat kesegaran jasmani.

Tabel 3.3

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1.

2

3.

4.

5..

22-25

18-21

14-17

10-13

5-9

Baik sekali

Baik

Sedang

Kurang

Kurang sekali

(Sumber : Depdikbud,1999)

Page 76: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

61  

 

3.4 Validitas dan Reliabilitas

3.4.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel

yang dimaksud. Instrumen disusun sesuai dengan isi dari keseluruhan masalah

yang diteliti. Untuk putra nilai validitasnya adalah 0.884 (Aitken), sedangkan

untuk putri 0.897 (Aitken).

3.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen itu sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2006:178).

Reliabilitas instrumen menunjukkan pada suatu pengertian, bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya atau diandalkan untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk putra, nilai

reliabilitasnya adalah 0.911(Aitken), sedangkan untuk putri 0.942 (Aitken).

3.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian

3.5.1 Faktor Kesungguhan Hati

Kesungguhan hati dari tiap siswa dalam melakukan kegiatan penelitian

tidak sama, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Untuk

Page 77: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

62  

 

menghindarinya maka dengan bantuan guru untuk mengusahakan siswanya untuk

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

3.5.2 Faktor Cuaca

Karena pelaksanaan tes dilaksanakan dilapangan dan kondisi daerah

Temanggung yang cuacanya sering mengalami hujan yang tidak menentu, maka

faktor cuaca sangat diperhitungkan khususnya hujan dapat mengganggu

penelitian. Bila hal ini terjadi maka penelitian diganti hari lain.

3.5.3 Faktor Tenaga Peneliti

Karena penelitian ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang tinggi

maka faktor tenaga pembantu sangat penting untuk dibekali tentang cara-cara

melakukan penilaian dan peraturan pengambilan tes berjalan dengan benar dan

kesalahan dapat dikurangi sekecil mungkin.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:148). Pengumpulan Peneliti

menggunakan penelitian kuantitatif atau metode survey tes dalam memperoleh

data yang diharapkan. Survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan

secara faktual (Nasir, 2003:56).

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Sumber Data

Untuk penelitian ini data-data diperoleh dari tes kesegaran jasmani anak

SD usia 10-12 tahun, selain itu sebagai tambahan, diperoleh dari buku referensi

Page 78: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

63  

 

yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.7.2 Analisis Data

Analisis data sangat penting artinya dalam suatu penelitian karena dengan

analisis data nantinya bisa ditarik suatu kesimpulan dari penelitian yang sudah

dilakukan.

Dalam menganalisa data perlu diadakan suatu cara atau metode yang

digunakan untuk menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian. Analisa data

yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif

persentase. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) menghitung skor dari masing-masing tes yang ada dalam Tes

Kesegaran Jasmni Indonesia (TKJI) untuk usia 10-12 tahun

2) mengkategorikan tingkat kesegaran jasmani setiap siswa

3) menghitung persentase dengan rumus :

keterangan :

DP : Deskriptif Persentase

n : skor yang diperoleh

N : skor ideal (Mohammad Ali:1987)

DP =   x 100% 

Page 79: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini bersifat penelitian survey di mana data hasil penelitian yang

diperoleh dibuat kategori-kategori untuk mengetahui kondisi kesegaran jasmani

kelayan, penelitian dalam hal ini adalah penyandang cacat mental di Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) “KARTINI” Temanggung. Karena

belum adanya kategori khusus untuk kelayan debil, maka sistem pengkategorian

dalam pendeskripsian mengikuti standart pengkategorian yang sudah ada didalam

tes kesegaran jasmani anak usia SD 10-12 tahun, dalam hal ini 5 kategori yaitu

sangat baik, baik, sedang, kurang, kurang sekali.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masing-masing

variabel penelitian yaitu kemampuan lari 40 meter untuk kelayan laki-laki dan lari

30 meter untuk kelayan perempuan, gantung siku/angkat tubuh, baring duduk,

loncat tegak, dan lari 600 meter.

4.1.1 Lari 40 meter dan 30 meter

Hasil pengukuran pada lari jarak 40 dan 30 meter kelompok putra maupun

kelompok putri kelayan debil di BBRSBG “KARTINI” Temanggung Jawa

Tengah menunjukkan bahwa :

Page 80: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

65  

  

1. Pada kelompok putra

Deskriptif persentase rentang waktu yang di butuhkan oleh kelayan putra

untuk menempuh jarak 40 meter dapat dilihat pada tabel deskriptif lari 40 meter

dibawah ini.

Tabel 4.1 Deskriptif Persentase Lari 40 meter Kelayan Putra

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 32 kelayan diperoleh keterangan

tentang tingkat kemampuan lari jarak 40 meter sebagai berikut. 11 kelayan (34%)

memiliki tingkat kemampuan lari 40 meter dengan kriteria sangat baik, 12

kelayan (38%) memiliki tingkat kemampuan lari 40 meter dengan kriteria baik, 8

kelayan (25%) memiliki tingkat kemampuan lari 40 meter (dengan kriteria

sedang, 1 kelayan (3%) memiliki tingkat kemampuan lari 40 meter dengan

kriteria kurang dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan lari 40

meter dengan kriteria kurang sekali. Secara klasikal rata-rata waktu yang

dibutuhkan responden untuk melakuan lari jarak pendek adalah 6,54 detik dan

termasuk dalam kriteria baik.

Interval waktu (dalam satuan

detik) Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

< = 6,3 Sangat Baik 11 34%

6.54 6,3 - 6,9 Baik 12 38% 6,9 - 7,7 Sedang 8 25% 7,7 - 8,8 Kurang 1 3%

> 8,8 Kurang sekali 0 0% Jumlah 18 100% Baik

Page 81: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

66  

  

2. Pada kelompok putri

Deskriptif persentase rentang waktu yang di butuhkan oleh kelayan putri

untuk menempuh jarak 30 meter adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Deskriptif Persentase Lari 30 meter Putri

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui dari 18 kelayan diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan lari 30 meter sebagai berikut. 12 kelayan

(67%) memiliki tingkat kemampuan lari 30 meter dengan kriteria sangat baik, 6

kelayan (33%) memiliki tingkat kemampuan lari 30 meter dengan kriteria baik,

tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan lari 30 meter dengan kriteria

sedang, tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan lari 30 meter

dengan kriteria kurang baik dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat

kemampuan lari 30 meter dengan kriteria kurang baik sekali. Secara klasikal rata-

rata waktu yang dibutuhkan responden untuk melakuan lari 30 meter adalah 6,39

detik dan termasuk dalam kriteria baik.

Untuk dapat membandingkan deskriptif persentase per kriteria antara

kelayan putra dan kelayan putri dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Interval waktu (dalam satuan

detik) Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

< = 6,7 Sangat Baik 12 67%

6.39 6,8 – 7,5 Baik 6 33% 7,6 – 8,3 Sedang 0 0% 8,4 – 9,6 Kurang 0 0%

> 9,7 Kurang sekali 0 0% Jumlah 18 100% Baik

Page 82: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

4

m

J

k

Diag

4.1.2 Angk

Hasil

maupun kel

Jawa Tengah

1. Pada kelo

Desk

kelayan dala

Ta

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

S

Interval bperu

>30144 <

garam 4.1 Di

kat Tubuh/G

l pengukura

lompok putr

h menunjukk

ompok putra

kriptif persen

am melakuka

abel 4.3 Di

Sangat Baik

34,4%

66,7%

banyaknya ulangan > 50 0 - 50 4 - 30

- 14 <= 4

Jumlah

iagram Krite

Gantung Si

an terhadap

ri kelayan d

kan bahwa :

a

ntase banya

an angkat tu

stribusi Pers

Baik S

37,5%

2

33,3%

Kriteria

Sangat BaBaik

SedangKurang

Kurang sekh

  

eria Lari 40 m

iku

gantung si

debil di BB

aknya perula

ubuh dapat di

sentase Angk

Sedang K

25,0%

30,0%

a Freku

aik 00

g 1g 23kali 8

32

meter dan 30

iku/angkat t

BRSBG “KA

angan yang

ilihat pada b

kat Tubuh/G

Kurang Kuse

3,1%0,0,0%

uensi Perse

003

3 7225

2 10

0 meter

tubuh kelom

ARTINI” Te

dapat dilak

bawah ini.

Gantung Siku

urang ekali

0%0,0%

entase Rat

0%

60%

% 2% 5%

00% K

67

mpok putra

emanggung

kukan oleh

u

Putra

Putri

ta_rata

6.94

Kurang

Page 83: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

68  

  

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui dari 32 kelayan diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan angkat tubuh sebagai berikut. Tidak ada

kelayan yang memiliki tingkat kemampuan angkat tubuh dengan kriteria sangat

baik, tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan angkat tubuh dengan

kriteria baik, 1 kelayan (3%) memiliki tingkat kemampuan angkat tubuh dengan

kriteria sedang, 23 kelayan (72%) memiliki tingkat kemampuan angkat tubuh

dengan kriteria kurang dan 8 kelayan (25%) memiliki tingkat kemampuan angkat

tubuh dengan kriteria kurang sekali. Secara klasikal rata rata kemampuan kelayan

dalam melakukan angkat tubuh hanya sebanyak 6.9375 kali dan termasuk dalam

kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang

tentang tingkat kemampuan angkat tubuh.

2. Pada kelompok putri.

Deskriptif persentase yang di butuhkan oleh kelayan putri untuk

melakukan gantung siku adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Persentase Angkat Tubuh/Gantung Siku

Interval banyknya

hitungan dalam detik

Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

> 50 Sangat Baik

1 6%

8.72 30 – 50 Baik 0 0% 14 – 30 Sedang 5 28% 4 – 14 Kurang 12 67%

<= 4 Kurang sekali

0 0%

Jumlah 18 100% Kurang

Page 84: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

k

s

d

d

s

g

k

d

k

Berd

keterangan

sangat baik,

dengan krite

dengan krite

siku dengan

gantung siku

kelayan dala

dalam kriter

Untu

kelayan putr

Diag

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

dasarkan tab

(6%) memi

tidak ada k

eria baik, 5 k

eria sedang,

n kriteria ku

u dengan kr

am melakuk

ria kurang ba

uk dapat m

ra dan kelaya

gram 4.2 Dia

%

%

%

%

%

%

%

%

%

Sangat Baik

0,00%5,56%

bel 4.4 da

iliki tingkat

kelayan yang

kelayan (28%

12 kelayan

urang dan ti

riteria kurang

kan gantung

aik.

embandingk

an putri dapa

agram Kriteri

Baik

0,00%%

0,00%

  

apat diketah

t kemampua

g memiliki

%) memiliki

(67%) mem

idak ada ya

g sekali. Sec

siku hanya

kan deskript

at dilihat pad

ia Angkat Tu

Sedang Ku

3,13%

71,

27,78%

hui dari 1

an gantung

tingkat kem

i tingkat kem

miliki tingka

ang memilik

cara klasika

sebanyak 8,

tif persentas

da tabel diba

ubuh/Gantun

urang Kuraseka

88%

25,00

66,67%

0,

18 kelayan

siku deng

mampuan ga

mampuan ga

at kemampua

ki tingkat k

l rata rata k

,72 detik dan

se per krite

awah ini.

ng Siku

ng ali

%

00%

69

diperoleh

an kriteria

antung siku

antung siku

an gantung

kemampuan

kemampuan

n termasuk

eria antara

Putra

Putri

Page 85: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

70  

  

4.1.3 Baring Duduk

Hasil pengukuran tes baring duduk pada kelompok putra maupun

kelompok putri kelayan debil di BBRSBG “Kartini” Temanggung Jawa Tengah

secara rinci dapat diterangkan sebgai berikut.

1. Pada kelompok putra.

Deskriptif persentase perulangan yang dapat dilakukan oleh kelayan putra

dalam melakukan gerakan baring duduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Deskriptif Persentase Baring Duduk Kelayan Putra

Interval Nilai Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

> 22 Sangat Baik 0 0%

13.19 17 - 22 Baik 2 6% 11 - 17 Sedang 18 56% 3 - 11 Kurang 12 38% < = 3 Kurang sekali 0 0%

Jumlah 32 100% Sedang

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui dari 32 kelayan diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan baring duduk sebagai berikut. Tidak ada

kelayan yang memiliki tingkat baring duduk dalam kriteria sangat baik, 2 kelayan

(6%) memiliki tingkat kemampuan baring duduk dengan kriteria baik, 18 kelayan

(56%) memiliki tingkat kemampuan baring duduk dengan kriteria sedang, 12

kelayan (38%) memiliki tingkat kemampuan baring duduk dengan kriteria kurang

dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan baring duduk dengan

kriteria kurang sekali. Secara klasikal rata-rata kemampuan kelayan dalam

melakukan baring duduk sebanyak 13,19 kali dan termasuk dalam kriteria sedang.

Page 86: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

71  

  

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tingkat kemampuan

kelayan melakukan baring duduk.

2. Pada kelompok putri.

Deskriptif persentase perulangan yang dapat dilakukan oleh kelayan putri

dalam melakukan gerakan baring duduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Deskriptif Persentase Baring Duduk Kelayan Putri

Interval Nilai Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

> 22 Sangat Baik 0 0%

9.78 17 - 22 Baik 0 0% 11 - 17 Sedang 17 94% 3 - 11 Kurang 1 6% < = 3 Kurang sekali 0 0%

Jumlah 18 100% Sedang

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui dari 18 kelayan putri diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan baring duduk sebagai berikut. tidak ada

kelayan yang memiliki tingkat baring duduk dalam kriteria sangat baik maupun

baik, 17 kelayan (94%) memiliki tingkat kemampuan baring duduk dengan

kriteria sedang, 1 kelayan (6%) memiliki tingkat kemampuan baring duduk

dengan kriteria kurang, dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan

baring duduk dengan kriteria kurang sekali. Secara klasikal rata-rata kemampuan

kelayan dalam melakukan baring duduk sebanyak 9,78 kali dan termasuk dalam

kriteria Sedang.

Page 87: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

k

t

4

p

r

k

d

Untu

kelayan putr

tabel dibawa

4.1.4 Lonc

Hasil

putri kelayan

rinci dapat d

1. Pada ke

Desk

kelayan put

dibawah ini.

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

uk dapat m

ra dan kelay

ah ini.

Diagr

cat Tegak

l pengukuran

n debil di B

diterangkan s

elompok putr

kriptif persen

tra dalam m

.

Sangat Baik

0,00%0,00%

embandingk

an putri dala

ram 4.3 Diag

n tes loncat

BBRSB Grah

sebaigai beri

ra.

ntase keting

melakukan g

Baik

6,25%0,00%

  

kan deskript

am melakuk

gram Kriteria

tegak pada k

hita “Kartini

ikut.

ggian loncat

gerakan lonc

Sedang K

56,25%

3

94,44%

tif persentas

an baring du

a Baring Du

kelompok pu

i” temanggu

tegak yang

cat tegak da

Kurang Kus

7,50%

0,05,56%

se per krite

uduk dapat d

uduk.

utra maupun

ung jawa ten

g dapat dilak

apat dilihat

urang ekali

00%0,00%

72

eria antara

dilihat pada

n kelompok

ngah secara

kukan oleh

pada tabel

Putra

Putri

Page 88: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

73  

  

Tabel 4.7 Deskriptif Persentase Loncat Tegak Kelayan Putra

Interval Nilai

Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

> 45 Sangat Baik 0 0%

30.125 37 – 45 Baik 5 16% 30 – 37 Sedang 10 31% 23 – 30 Kurang 11 34% ≤ 23 Kurang sekali 6 19%

Jumlah 32 100% Sedang

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui dari 32 kelayan diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan loncat tegak sebagai berikut. 5 kelayan

(16%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria baik, 10 kelayan

(31%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria sedang, 11

kelayan (34%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria kurang,

6 kelayan (19%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria kurang

sekali dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan loncat tegak

dengan kriteria sangat baik. Secara klasikal rata-rata ketinggian kelayan dalam

melakukan loncat tegak yang dapat dijangkau oleh kelayan putra adalah 30 cm

dan termasuk dalam kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan

diagram batang tentang tingkat kemampuan kelayan dalam melakukan loncat

tegak.

Page 89: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

74  

  

2. Pada kelompok putri.

Deskriptif persentase ketinggian loncat tegak yang dapat dilakukan oleh

kelayan putra dalam melakukan gerakan loncat tegak dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Table 4.8 Deskriptif Persentase Loncat Tegak Kelayan Putri

Interval Nilai

Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

> 42 Sangat Baik 0 0%

24.17 34 – 41 Baik 0 0% 28 – 33 Sedang 3 17% 21 – 27 Kurang 11 61% ≤ 20 Kurang sekali 4 22%

Jumlah 18 100% Kurang

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui dari 18 kelayan diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan loncat tegak sebagai berikut. 3 kelayan

(17%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria sedang, 11

kelayan (61%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria kurang,

4 kelayan (22%) memiliki tingkat kemampuan loncat tegak dengan kriteria kurang

sekali dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan loncat tegak

dengan kriteria sangat baik maupun kriteri baik. Secara klasikal rata-rata

ketinggian kelayan dalam melakukan loncat tegak yang dapat dijangkau oleh

kelayan putri adalah 24 cm dan termasuk dalam kriteria kurang. Untuk lebih

jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang tingkat kemampuan kelayan

dalam melakukan loncat tegak.

Page 90: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

k

t

4

k

T

m

Untu

kelayan putr

tabel dibawa

4.1.5 Lari

Hasil

kelompok p

Tengah seca

1. Pada ke

Desk

melakukan l

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

uk dapat m

ra dan kelay

ah ini.

Diagr

600 meter

l pengukura

putri kelaya

ara rinci dapa

elompok putr

kriptif persen

lari sejauh 60

Sangat Baik

0,00%0,00%

embandingk

yan putri dal

ram 4.4 Diag

an tes lari

an debil di

at diterangka

ra.

ntase waktu

00 meter ada

Baik

15,63%

3

0,00%

  

kan deskript

am melakuk

gram Kriteri

600 meter

BBRSBG

an sebaigai b

u yang dibu

alah sebagai

Sedang K

31,25% 34

16,67%

tif persentas

kan loncat te

ia Loncat Te

r pada kelo

“KARTINI

berikut.

utuhkan oleh

berikut.

Kurang Kus

4,38%

18,

61,11%

se per krite

egak dapat d

egak

ompok putr

I” Temangg

h kelayan pu

urang ekali

,75%22,22%

75

eria antara

dilihat pada

ra maupun

gung Jawa

utra dalam

Putra

Putri

Page 91: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

76  

  

Tabel 4.9 Deskriptif Persentase Lari 600 meter Kelayan Putra

Interval Nilai

Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

≤ 2.09 Sangat Baik 4 13%

2.78 2.09 - 2.3 Baik 5 16% 2.3 - 2.45 Sedang 5 16% 2.45 - 3.44 Kurang 17 53%

> 3.44 Kurang sekali 1 3% Jumlah 32 100% Kurang

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui dari 32 kelayan diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan lari 600 meter sebagai berikut. 4 kelayan

(13%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan kriteria sangat baik, 5

kelayan (16%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan kriteria baik, 5

kelayan (10%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan kriteria

sedang, 17 kelayan (50%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan

kriteria kurang baik, 1 kelayan (3%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter

dengan kriteria kurang baik sekali. Secara klasikal rata rata yang ditempuh

kelayan untuk menyelesaikan lari 600meter adalah 2,78 menit atau 2 menit 47

detik dan termasuk dalam kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya berikut

disajikan diagram batang tentang tingkat kemampuan lari 600 meter.

2. Pada kelompok putri.

Deskriptif persentase waktu yang dibutuhkan oleh kelayan putri dalam

melakukan lari sejauh 600 meter adalah sebagai berikut.

Page 92: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

77  

  

Tabel 4.10 Deskriptif Persentase Lari 600 meter Kelayan Putri

Interval Nilai

Kriteria Frekuensi Persentase Rata_rata

≤ 2.32 Sangat Baik 0 0%

3.82 2.33 - 2.54 Baik 3 17% 2.55 – 3.28 Sedang 0 0% 3.29 – 4.22 Kurang 7 39%

> 4.23 Kurang sekali 8 44%

Jumlah 18 100% Kurang sekali

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui dari 18 kelayan putri diperoleh

keterangan tentang tingkat kemampuan lari 600 meter sebagai berikut. 3 kelayan

(17%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan kriteria baik, 7 kelayan

(39%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan kriteria kurang, 8

kelayan (44%) memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter dengan kriteria kurang

sekali. Dan tidak ada kelayan yang memiliki tingkat kemampuan lari 600 meter

dalam kriteria sangat baik dan sedang. Secara klasikal rata rata yang ditempuh

kelayan untuk menyelesaikan lari 600 meter adalah 3,82 menit atau 2 menit 49

detik dan termasuk dalam kriteria kurang baik. Untuk lebih jelasnya berikut

disajikan diagram batang tentang tingkat kemampuan lari 600 meter.

Untuk dapat membandingkan deskriptif persentase per kriteria antara

kelayan putra dan kelayan putri dalam melakukan loncat tegak dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Page 93: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

p

t

Dari

putra dan pu

tingkat keseg

Tabel 4

Baik S

Baik

Sedan

Kuran

Kuran

Total

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

Diagr

keseluruhan

utri di BBRS

garan jasma

.11 Persenta

Kriteria

Sekali

g

ng

ng Sekali

Sangat Baik

12,50%

0,00%

ram 4.5 Diag

n Tes Kese

SBG “KART

ni sebagai b

ase Tingkat K

F

Baik

15,63% 116,67%

  

gram Kriteria

egaran Jasm

TINI” Teman

erikut :

Kesegaran Ja

Frekuensi

0

3

16

29

2

50

Sedang K

15,63%

53

0,00%

a Lari 600 m

mani yang di

nggung, dip

asmani Kela

Pre

1

Kurang Kus

3,13%

3,

38,89%

meter

ilakukan ole

peroleh hasil

ayan Putra da

esentase

0%

6%

32%

58%

4%

100%

urang sekali

13%

44,44%

78

eh kelayan

persentase

an Putri

Putra

Putri

Page 94: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

4

d

e

y

l

a

p

m

k

g

1

2

3

4

5

6

Diag

4.2 Pem

Kese

dan kesangg

efisien dan

yang berarti

lainnya. Kes

aktifitas (pe

produktif.

Kese

manusia unt

kehidupan s

grahita yang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Baik Se

garam 4.6 Di

bahasan

egaran jasma

gupan fisik

efektif dalam

i, dan masi

segaran jasm

ekerjaan). Se

egaran jasma

tuk menjaga

sehari-hari, t

g memiliki k

ekali Baik 

0%6%

iagram Hasil

ani pada hak

seseorang u

m waktu ya

ih memiliki

mani merupa

emakin baik

ani merupaka

a kesehatan

tidak terkecu

kekurangan

  

Sedang 

%

32%

Presenta

l TKJI Selur

kekatnya ada

untuk melak

ang relatif la

cadangan t

akan kondisi

k kesegaran

an kondisi p

n dan menin

uali bagi me

atau kelaina

Kurang 

%

58%

ase

ruh Kelayan

alah berkenaa

kukan tugas

ama tanpa m

tenaga untu

i fisik seseo

n jasmaninya

penting yang

ngkatkan efi

ereka para p

an bila diban

Kurang Sekali

%

4%

Putra dan Pu

an dengan k

nya sehari-h

menimbulkan

uk melakuka

rang untuk

a maka aka

g diperlukan

isiensi juga

penyandang

ndingkan de

79

utri

kemampuan

hari secara

n kelelahan

an aktifitas

melakukan

an semakin

oleh setiap

efektifitas

cacat tuna

engan anak

Page 95: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

80  

  

normal. Kesegaran jasmani memiliki peran yang sangat andil bagi kelayan debil

adalah agar mereka bisa tetap aktif bergerak sesuai dengan kemampuan dan

kesanggupan mereka untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik

dari segi fisik maupun perkembangan mentalnya.

Anak cacat mental/debil menggambarkan keadaan seseorang yang

memiliki derajat atau tingkat intelegensi (kecerdasan) yang rendah atau

terbelakang sehingga mempengaruhi perkembangan fungsi mental psikologis,

sosial, dan vokasional seseorang. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesegaran

jasmani anak debil adalah dengan adanya mata pelajaran pendidikan jasmani.

Dalam melakukan penelitian ini penulis merasa mendapatkan ilmu baru,

pengalaman dan kesabaran. Baik pada saat melakukan observasi maupun pada

saat tes kesegaran jasmani dilakukan. Disini penulis dihadapkan kepada anak-

anak yang memiliki kebutuhan khusus yang tentu saja cara berkomunikasinya

juga berbeda (khususnya kelayan debil). Dalam penyampaian informasi harus

jelas, baik itu cara dan maksud dari informasi tersebut. Jika pada anak normal,

mereka hanya diberi petunjuk tentang bagaimana pelaksanaan tes kesegaran

jasmani tiap itemnya, misal loncat tegak. Untuk anak normal hanya diberikan

contoh sekali saja sudah bisa, tetapi berbeda dengan kelayan debil. Mereka harus

mengerti dan paham betul bagaimana cara melakukan tes loncat tegak tersebut.

Baik dari posisi awal hingga posisi akhir. Dan penyampaian mengenai langkah-

langkahnya kelayan harus benar-benar paham betul, jika tidak dalam

pelaksanaanya juga akan tidak sempurna.

Page 96: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

81  

  

Cara berkomunikasi dengan para kelayan juga harus dengan pelan dan

terkesan familier bagi mereka agar mereka tidak takut meskipun bagi mereka

peneliti adalah orang yang belum dikenal. Ada saat mereka tidak mau melakukan

apa yang peneliti inginkan dan ada saat kelayan merasa bosan karena menunggu

antrian untuk dapat melakukan tes. Dalam situasi seperti ini peneliti juga harus

memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan mereka agar mereka tetap

mau melakukan apa yang peneliti ingin mereka lakukan, dan cara

berkomunikasinya juga harus dengan pendekatan yang intensif, bahkan tidak

jarang juga mereka diberikan pujian yang membuat mereka senang

mendengarnya. Suatu saat peneliti harus mendekati mereka dengan sabar dan

pelan-pelan, tidak jarang juga peneliti harus memberikan motivasi berupa hadiah

kepada mereka yang mau melakukan apa yang peneliti ingin mereka lakukan.

Meskipun demikian penulis merasa senang karena pada akhirnya semua tes

kesegaran jasmani dapat dilaksanakan dengan baik, dan penulis merasa bangga

karena tidak semua orang asing mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan

berkomunikasi dengan kelayan. Kemudian dari semua tes kesegaran jasmani yang

telah dilakukan terdapat hasil yang didapat.

Hasil penelitian untuk mengetahui kesegaran jasmani kelayan yang diukur

melalui tes lari jarak pendek secara keseluruhan diperoleh keterangan bahwa rata-

rata waktu yang ditempuh kelayan debil putra di BBRSBG “KARTINI”

Temanggung untuk melakukan lari jarak pendek adalah 6,54 detik dan termasuk

dalam kategori baik sedangkan untuk kelayan yang berjenis kelamin putri adalah

6,39 detik dan termasuk dalam kategori baik juga. Hal ini mengidentifikasikan

Page 97: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

82  

  

bahwa fisik dan kecepatan kelayan dalam bergerak termasuk dalam kategori baik.

hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Hasil penelitian tentang kemampuan angkat tubuh dan gantung siku para

kelayan debil, secara keseluruhan diperoleh keterangan bahwa rata-rata kuantitas

kelayan debil putra di BBRSBG “KARTINI” Temanggung untuk melakukan

angkat tubuh hanya sebanyak 6,94 kali dan termasuk dalam kategori kurang.

Sedangkan untuk kelayan putri rata rata sebanyak 8,72 detik dan termasuk dalam

kategori kurang. Lebih banyaknya kelompok putri dalam melakukan gantung siku

disebabkan karena standart gerakan gantung siku untuk perempuan relatif lebih

mudah dibandingakn dengan standar untuk kelompok putra. Mengingat

pentingnya fungsi gerakan ini dalam penbentukan fisik dan mental para kelayan,

maka sudah semestinya jika pengurus balai besar rehabilitasi untuk melatih para

kelayan untuk melakukan gerakan yang berfungsi membentuk otot lengan ini.

Pada hasil penelitian tentang baring duduk, diperoleh keterangan rata rata

kemampuan kelayan debil putra BBRSBG “KARTINI” Temanggung untuk

melakukan baring duduk sebanyak 13,19 kali dan termasuk dalam kategori

sedang, sedangkan untuk kelompok putri sebanyak 9,79 kali dan termasuk dalam

kategori sedang. Dengan melihat kriteria ini maka harapan para kelayan untuk

memiliki postur tubuh yang baik terutama pada bagian perut sangat besar untuk

kelayan putra, namun demikian postur tubuh yang baik juga masih memungkinan

untuk didapatkan kelompok putri. Olahraga baring duduk jika dilakukan secara

terus menerus selain dapat menyehatkan fisik, jika dilakukan secara kontinyu dan

teratur juga dapat mengoptimalkan kerja otak yang akhirnya dapat meningkatkan

Page 98: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

83  

  

IQ, dengan meningkatkan IQ para kelayan, secara otomatis tingkatan inteligenci

para kelayan diharapkan bisa meningkat. Dengan demikian tidak salah jika setelah

penelitian ini pengurus kelayan debil BBRSBG “KARTINI” Temanggung

mewajibkan para kelayan untuk melakukan gerakan yang dapat mengecangkan

otot perut ini minimal 10 kali setiap hari.

Hasil tentang gerakan loncat tegak diperoleh keterangan rata-rata

kemampuan kelayan putra melakukan loncat tegak setinggi 30,13 cm dan

termasuk dalam kategori sedang sedangkan untuk kolompok putri setinggi 24,17

cm dan termasuk dalam kriteria kurang. Loncat tegak merupakan olah raga yang

memadukan antara otot dan otak, suatu hal yang wajar jika para kelayan tidak

dapat melakukan gerakan ini dengan optimal mengingat otak para kelayan

basicnya dibawah rata-rata terutama untuk kelayan putri, sebenarnya gerakan ini

cukup penting bagi para kelayan salah satunya adalah untuk menambah tinggi

badan para kelayan. Cara paling mudah dan masuk akal untuk dapat

meningkatkan loncatan para kelayan adalah dengan menyuruh mereka berlatih

melakukan loncatan diatas matras, melakukan gerakan ini diatas matras

setidaknya dapat mengurangi rasa ketakutan kelayan saat menjatuhkan diri.

Hasil penelitian kesegaran jasmani kelayan yang diukur dengan lari 600

meter diperoleh keterangan rata rata waktu yang dibutuhkan para kelayan putra

untuk menempuh jarak 600 meter adalah 2,78 menit atau 2 menit 47 detik dan

teramsuk dalam kategori kurang sedangkan untuk kelayan putri adalah 3,82 menit

atau 3 menit 50 detik dan termasuk dalam kriteria kurang sekali. Hal ini

disebabkan karena para kelayan baik putra maupun putri tidak berkonsentrasi saat

Page 99: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

84  

  

melakukan lari 600 meter mereka benar benar berlari rata-rata hanya pada 300

meter pertama, selebihnya mereka melakukannya dengan jalan kaki ataupun jalan

cepat. Kesigapan peneliti dibantu dengan para pengurus dapat memaksa mereka

terus berlari hingga finis walaupun dengan kecepatan yang lebih rendah dibanding

kecepatan pada 300 meter pertama. Pada dasarnya olahraga lari 600 meter

dilakukan untuk menyegarkan fisik kelayan secara keseluruhan dan menguatkan

otot kaki. Dengan berlari maka pusat kinerja tubuh yang rata-rata terdapat pada

telapak kaki dapat tergerakan. Olahraga ini dapat memacu kinerja jantung lebih

baik, dapat melancarkan peredaran darah dibagian otak yang berakibat pada

meningkatnya kinerja otak para kelayan sehingga daapt menaikkan tingkatan IQ

para kelayan.

Dari hasil penelitian masing-masing item tes kesegaran jasmani dapat

diklasifikasikan sesuai dengan jumlah nilai setiap item tes kesegaran jasmani

bahwa kelayan putra termasuk dalam kriteria kurang dan kelayan putri termasuk

dalam kriteria kurang.

Gerak bukan semata-mata peristiwa jasmaniah saja atau peristiwa rohaniah

saja, akan tetapi gerakan manusia seutuhnya meliputi raga, jiwa, dan lingkungan.

Pemberian kesempatan belajar gerak melalui keterampilan jasmani yang cukup

pada usia dini untuk menjaga dan mengembangkan kondisi diri dan

lingkungannya sangatlah penting, karena akan berguna untuk perkembangan

keterampilan yang normal kelak setelah dawasa, begitu juga untuk perkembangan

mental yang sehat.

Page 100: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang tes kesegaran

jasmani kelayan debil Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “KARTINI”

Temanggung Jawa Tengah dilihat dari 5 tes yang diukur dapat disimpulkan bahwa

umtuk kemampuan lari jarak pendek para kelayan debil secara keseluruhan dapat

melaksanakannya dengan kriteria baik, untuk cabang angkat tubuh dan gantung

siku para kelayan debil secara keseluruhan dapat melakukan gerakan ini dengan

kriteria kurang baik, untuk olah raga baring duduk secara keseluruhan dapat

dilakukan kelayan dengan kriteria sedang, untuk olah raga loncat tegak secara

keseluruhan dapat dilakukan oleh para kelayan dengan kriteria kurang baik dan

untuk cabang lari 600 meter secara keseluruhan dapat dilakukan oleh para kelayan

dengan kriteria kurang baik. Dan dari seluruh hasil tes kesegaran jasmani dapat

disimpulkan bahwa kelayan putra dan putri di BBRSBG “KARTINI” temanggung

dikategorikan kurang, dengan persentase 58%.

Page 101: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

86  

  

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk meningkatkan kesegaran

jasmani para kelayan adalah sebagai berikut.:

1. Pengurus sebaiknya tetap memperhatikan kesegaran jasmani seluruh

kelayan dari segala klasifikasi yang ada dengan aktivitas olah raga yang

harus tetap disesuaikan dengan kemampuan kelayan.

2. Perlu adanya motivasi dari guru penjas untuk menumbuhkan minat

kelayan melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan kesegaran

jasmani kelayan.

3. Perlu adanya pendidikan yang bersifat terus menerus meskipun dengan

waktu yang relatif lama agar mereka yang mengalami cacat mental

(penderita tuna grahita) dapat meningkatkan kesegaran jasmaninya.

Sebaiknya perlu diadakan kegiatan olahrahga yang mencakup cabang

gantung siku, baring duduk, loncat tegak dan lari 600 meter secara

kontinyu agar kesehatan dan kesegaran jasmani para kelayan dapat terjaga

dengan baik.

Page 102: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

64

DAFTAR PUSTAKA Abdulkodir Ateng. 1992. Azaz dan Landasan Pendidikan Jasmani. Surabaya. Adang Suherman. 2004. Assesmen Belajar Dalam Penelitian Jasmani. Jakarta :

Depdiknas Beltasar Tarigan. 2000. Pendidikan Jasmani Adaptif. Departemen Pendidikan

Nasional Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Brian J. Sharkey. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta. Dasinga Moeloek. 1984. Kesehatan dan Olahraga. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata

pelajaran Penjasorkes. Jakarta : Depdiknas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979. Olahraga untuk SGPLB. Jakarta Departemen Sosial Republik Indonesia. 1997. Sejarah Penyusunan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat Mental.

Depdikbud . 1992. Tes Kesegaran Jasmani anak usia SD umur 10-12 tahun. Jakarta. Djoko Pekik Irianto. 2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan

Kesehatan. Yogyakarta. ________, 1999. Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Kesegaran

Jasmani. Jakarta. Moh. Nasir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Mochamad sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.

DEPDIKBUD Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi EK Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Mulyono Biyakto Atmojo. 2008. Tes dan Pengukuran pendidikan Jasmani

Olahraga. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Surakarta.

Nurhasan. 2001. Tes dan Penghukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Dirjen

Olahraga. Jakarta Pusat.

Page 103: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

88  

  

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rusli Rutan, dkk. 1999. Pengukuran dan Evaluasi Penjas. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasr dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III

Santoso Giriwijoyo dan Mochtamadji M. Ali. 2005. Ilmu Faal Olahraga.

Bandung : FPOk-UPI Sadoso Sumardjono. 1996. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Berolahraga.

PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian edisi V. Jakarta: Rineka Cipta. _______, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi VI.

Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research I. Yogyakarta : Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi Toho Cholik Mutohir dan ali Maksum. 2007. Sport Development Index. Jakarta :

PT Indeks Taufik Hidayah. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta. T Raka Joni. 1984. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. YP2LM. Surabaya. Tim penyusun BBRSBG “KARTINI” Temanggung. 2003. Kurikulum Bimbingan

sosial dan Keterampilan Penyandang Tuna Grahita. Temanggung; BBRSBG “KARTINI” Temanggung.

_________. 1978. Himpunan Bahan–bahan Inforrmasi Masalah Penderita Cacat

Mental. Departemen Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial. _________. 1999. Kronologi Perkembangan BBRSBG “KARTINI” Temanggung.

Temanggung; BBRSBG “KARTINI” Temanggung. Unnes. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1 FIK

UNNES. Semarang : Universitas Negeri Semarang Walujo. 1988. Mengenal Penyandang Cacat Mental. BBRSBG “KARTINI”

Temanggung. Wahjoedi. 2000. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. PT Raja Garafindo

Persada : Jakarta.

Page 104: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

64

 

 

Page 105: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

90  

 

]

Page 106: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

91  

 

Page 107: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

92  

 

Page 108: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

93  

 

Page 109: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

94  

PROSEDUR TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) ANAK SD

USIA 10-12 TAHUN

1) Tes Lari 30 Meter

e. Tujuan

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengukur kecepatan.

f. Alat dan Fasilitas

8. Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 30 meter,

dan masih mempunyai lintasan lanjutan.

9. Bendera start

10. Peluit

11. Tiang pancang

12. Stopwatch

13. Serbuk kapur/Tali rafia

14. Alat tulis

g. Petugas Tes

3. Juru Keberangkatan

4. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil

h. Pelaksanaan

1. Sikap Permulaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

2. Gerakan

Page 110: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

 

2)

3) T

c

d

3. L

d)

e)

f)

Tes ang

untuk pu

Tes angkat tu

e) Tujua

Tes in

lenga

f) Alat d

) Pada aba

bersiap

d) Pada aba

menuju g

ari masih bi

) Pelari men

Pelari tida

Pelari terg

Gambar 1.

gkat tubuh

utri.

ubuh 30 deti

an

ni bertujuan

an dan otot b

dan Fasilitas

95 

a–aba “Siap

untuk lari.

a–aba “Ya”

garis finis, m

sa diulang ap

ncuri start

k melewati g

ganggu denga

Lari 30 met

untuk putr

k, untuk put

untuk meng

bahu.

s

p” mengamb

” paserta l

menempuh jar

pabila :

garis finis

an pelari yan

ter

ra 30 detik

tra.

gukur kekuat

bil sikap sta

lari secepat

rak 30 meter

ng lain

dan tes gan

tan dan daya

art berdiri,

t mungkin

r.

ntung siku

a tahan otot

Page 111: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

96  

5. Lantai yang rata dan bersih

6. Palang tunggal, yang tingginya rendah dapat diatur

sehingga testee dapat bergantung.

7. Stop watch

8. Formulir pencatat hasil tes.

g) Petugas Tes

3. Pengamat waktu.

4. Penghitung gerakan meerangkap hasil.

h) Pelaksanaan

3. Testee bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala,

badan dan tungkai lurus. Kedua lengan dibuka selebar bahu

dan keduanya lurus.

4. Kemudian testee mengangkat tubuhnya, dengan

membongkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh

atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap

semula. Lakukan gerakan berulang-ulang, tanpa istirahat

selama 30 detik.

Page 112: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

97  

Gambar 7. Sikap badan pada test angkat tubuh

4) Tes gantung siku tekuk untuk putri.

f) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan lengan

dan otot bahu.

g) Alat dan fasilitas terdiri dari :

6) Lantai yang rata dan bersih.

7) Palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, sesuai

dengan peserta. Palang pegangan terbuat dari besi berdiameter

ukuran ¾ inci.

8) Stopwatch

9) Serbuk kapur atau magnesium karbonat

10) Alat tulis

h) Petugas tes

Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.

Page 113: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

 

i)

c

d

Pelaksana

Palang

kepala pe

) Sikap per

Peserta be

pada pal

menghad

Gamba

d) Gerakan

Dengan b

sampai de

di atas

dipertaha

aan

tunggal d

eserta.

rmulaan

erdiri di baw

lang tungga

ap ke arah k

ar 8. Sikap p

bantuan tola

engan menca

palang tu

ankan selama

98 

dipasang d

wah palang tu

al selebar

kepala (lihat

permulaan ga

akan kedua

apai sikap be

unggal (lih

a mungkin

dengan ket

unggal, kedu

bahu. Pega

gambar 8)

antung siku t

kaki, pese

ergantung si

hat gambar

tinggian sed

ua tangan be

angan telap

tekuk

rta melomp

iku tekuk, da

9). Sikap

ikit di atas

erpegangan

pak tangan

pat ke atas

agu berada

p tersebut

Page 114: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

 

j

3)

G

j) Pencatatan

Hasil yan

memperta

detik.

Catatan

Peserta y

diberi nila

Baring D

f) Tujua

Tes in

perut

g) Alat d

Gambar 9. Si

n Hasil

ng dicatat ad

ahankan sik

:

ang tidak da

ai 0 (nol).

Duduk 30 D

an

ni bertujuan

dan Fasilitas

99 

ikap gantung

dalah waktu

kap tersebut

apat melakuk

etik

untuk meng

s

g siku tekuk

u yang dicap

di atas dal

kan sikap di

gukur kekua

pai oleh pes

am satu sat

atas dinyata

atan dan keta

serta untuk

tuan waktu

akan gagal,

ahanan otot

Page 115: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

100  

1. Lantai rata dan bersih

2. Stopwatch

3. Nomor dada

4. Alat tulis

5. Dan lain – lain

h) Petugas Tes

1. Pengamat waktu

2. Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil

i) Pelaksanaan

1. Sikap Permulaan

a. Berbaring terlentang di lantai atau rumput, kedua lutut

ditekuk, dan kedua tangan jarinya diletakkan

dibelakang kepala.

b. Petugas atau peserta lain memegang atau menekan

pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat

2. Gerakan

c. Pada aba –aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap

duduk,sehingga kedua sikunya menyentuh pada kedua

paha, kemudian kembali pada sikap awal.

d. Gerakan ini dilakukan berulang – ulang dengan cepat

tanpa istirahat, dan silakukan dalam waktu 30 detik.

j) Pencatatan Hasil

Page 116: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

 

G

4)

baring

30 de

Gambar 5. Si

Gambar 6.

Loncat t

f) Tujua

Untuk

g) Alat d

1) D

Hasil yan

g duduk yan

etik.

ikap Permul

Sikap duduk

egak

an

k mengukur

dan Fasilitas

Dinding yang

101 

ng dihitung d

ng dapat dil

aan dan posi

k dan pada sa

tenaga eksp

s

g rata dengan

dan dicatat a

lakukan den

isi jari- jari p

aat mengang

plosif seseora

n tanah / lan

adalah jumla

ngan sempur

pada saat tes

gkat badan

ang.

ntai yang cuk

ah gerakan

rna selama

st sit up

kup luas.

Page 117: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

102  

2) Papan warna gelap berukuran 30 x 150 cm berskala satuan

ukuran sentimeter dipasang atau digantung pada dinding.

Jarak antara lantai berskala angka nol pada 100 cm.

3) Serbuk kapur yang warnanya berbeda dengan warna papan.

4) Alat penghapus.

5) Formulir perorangan

6) Alat tulis

h) Petugas Tes

1) Pengamat / Pembaca hasil tes

2) Pencatat hasil

i) Pelaksanaan

1) Sikap Permulaan

a) Ujung jari kedua tangan pesrta dioles serbuk kapur.

b) Papan skala berada disebelah kiri / kanan, kemudian

tangan yang berada didekat papan berskala diangkat

lurus keatas dan ujung jarinya dikenakan pada papan.

c) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan

skala berada disamping kiri / kanannya. Kemudian

tangan yang dekat dinding diangkat lurus keatas

telapak tangan dan tempelkan pada papan berskala

sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.

Page 118: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

103  

2) Gerakan

c) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan

lutut, kedua lengan diayun ke belakang. Kemudian

siswa / peserta meloncat setinggi-tingginya sambil

menepuk papan dengan tangan yang terdekat, sehingga

meninggalkan bekas.

d) Ulangi sampai tiga kali.

j) Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah :

1) Tinggi raihan tanpa loncatan

2) Tinggi raihan loncatan I

3) Tinggi raihan loncatan II

4) Tinggi loncatan raihan III, yaitu mengurangkan tinggi

loncatan raihan dengan tinggi raihan.

Gambar 2. Sikap awal pada test vertical jump

Page 119: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

104  

Gambar 3. Sikap aba- aba pada test vertical jump

Gambar 4. Sikap meloncat pada test vertical jump

5) Tes Lari 600 Meter

f) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori.

g) Alat dan Fasilitas

7. Lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui

panjangnya sehingga mudah untuk menentukan jarak 600 meter

8. Bendera start tiang pancang.

9. Pluit.

10. Stop Watch.

Page 120: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

 

h

i

j

11. Nomo

12. Tanda

h) Petugas T

3. Penga

4. Meran

i) Pelaksan

3. Sikap

Teste

4. Gerak

c) Te

d) Pa

de

m

te

j) Pencatat

Hasil yan

dari masin

Gambar 1

or dada

a/garis untuk

Tes

amat waktu

ngkap hasil

naan

p Permulaan

e berdiri di t

kan

estee bersed

ada aba-aba

engan mene

mencuri start

rsebut.

Hasil

ng dicatat ad

ng-masing in

10. Lari 600

105 

k start dan fi

tempat deng

dia di tempat

a “ya” testee

empuh jarak

t, maka test

dalah waktu

ndividu.

meter

inish

an posisi sta

start

e segera lar

600 meter.

ee tersebut

tercepat dal

ar melayang

ri menuju g

. Bila ada t

dapat meng

lam sepersep

aris finish,

testee yang

gulangi tes

puluh detik

Page 121: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

106  

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DI BBRSBG “KARTINI” TEMANGGUNG

NO

NAMA LARI 40 M

LARI 30 M

GANTUNG SIKU/ANGKA

T TUBUH

BARING

DUDUK

LONCAT

TEGAK

LARI 600

M

1 Nuri Indriyani 6,24” 9,73” 9 31 2’46” 2 Rohmatun 6,25” 6,53” 10 27 2’51” 3 Kristanti 6,27” 4,76” 10 24 3’31” 4 Agus Eka

Saputri 6,26” 11,92” 10 22 3’32”

5 Nur Halimah 5,00” 5,11” 11 20 2’51” 6 Jesika 6,28” 7,85’ 10 28 3’30” 7 Eki Pipitianai 6,78” 5,58” 10 32 4’02’ 8 Ragil Asmoro

Puji 6,79” 4,92” 12 27 4’27’

9 Murwanti 6,09” 9,42” 12 24 3’33” 10 Erni

Wahyuningrum

6,00” 3,97” 10 19 4’28”

11 Fatonah 7,08” 52,44” 10 18 3’34” 12 Suryatni 7,12” 12,38” 10 25 4’23” 13 Yulvia Rahmi 6,28” 3,42” 6 26 4’30” 14 Dian Ekawati 6,29” 3,42” 8 23 5’09” 15 Sholekah 6,31” 3,07” 8 21 3’54” 16 Yulianingsih 7,40” 3,27” 10 21 4’38” 17 Upit 5,73” 4,84” 10 27 5’12” 18 Puji A 6,82” 4,32” 10 20 5’38” 19 Ari

Setyowarno 5,89” 10 15 39 2’00’

20 Aan Nugroho 8,35” 4 12 27 2’44” 21 Kurniawan 6,35” 11 11 30 2’02” 22 Toni S 6,83” 6 19 23 2’30” 23 Wisnu Pratama

Aji 6,43” 7 12 24 2’28”

24 M. Rizki Setyawan

7,16” 5 10 16 2’37”

25 Ibnu Darmanto 5,99” 8 15 30 3’23” 26 Agus Hadi

Saputro 5,75” 6 15 35 2’58”

Page 122: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

107  

27 Rizal Anwar 5,50” 4 14 29 4’01” 28 Ahmad Royani 6,75” 4 10 23 3’22” 29 Heri

Sulistiyono 5,87” 6 16 31 3’39”

30 Diki Pangabdian S

7,12” 5 16 25 3’05”

31 Agam Roimandim P

6,39” 18 17 40 2’17”

32 Tri Sulistyo Nugroho

6,98” 4 13 31 3’30”

33 Muh. Nuruzaman

6,41” 10 18 37 2’17”

34 Anggit Widiatmoko

6,59” 7 16 33 2’31”

35 Untung Widodo

6,34” 5 11 20 3’02”

36 Sumarno 5,91” 4 10 24 2’03” 37 Andi Maksum

Mubaroq 6,94” 5 17 28 3’17”

38 Angga 6,28” 9 15 37 3’39” 39 Muafik 7,35” 4 15 20 2’38” 40 Parwadi 6,14” 7 10 19 3’38” 41 Jatmiko 7,08” 9 14 41 3’24” 42 Hendi

Triangga 6,46” 10 8 39 3’17”

43 Agus Indriyanto

7,66” 4 10 32 3’13”

44 Nopan Warminto

6,41” 9 15 30 3’43”

45 Sigit Nugroho 6,81” 11 9 33 3’40” 46 Nugroho

Ariyanto 5,95” 5 11 26 3’21”

47 Heru Cahyono Bawono

5,73” 6 16 44 2’05”

48 Wiharnanto 7,06” 4 8 32 2’38” 49 Eko 6,88” 6 14 37 2’46” 50 Supriyadi 6,07” 9 10 29 2’24”

Page 123: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

108  

DATA KELAYAN PUTRA

NO NAMA

1 Ari Setyowarno 2 Aan Nugroho 3 Kurniawan 4 Toni S 5 Wisnu Pratama Aji 6 M. Rizki Setyawan 7 Ibnu Darmanto 8 Agus Hadi Saputro 9 Rizal Anwar 10 Ahmad Royani 11 Heri Sulistiyono 12 Diki Pangabdian S 13 Agam Roimandim P 14 Tri Sulistyo Nugroho 15 Muh. Nuruzaman 16 Anggit Widiatmoko 17 Untung Widodo 18 Sumarno 19 Andi Maksum Mubaroq 20 Angga 21 Muafik 22 Parwadi 23 Jatmiko 24 Hendi Triangga 25 Agus Indriyanto 26 Nopan Warminto 27 Sigit Nugroho 28 Nugroho Ariyanto 29 Heru Cahyono Bawono 30 Wiharnanto 31 Eko 32 Supriyadi

Page 124: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

109  

DATA KELAYAN PUTRI

NO NAMA 1 Nuri Indriyani 2 Rohmatun 3 Kristanti 4 Agus Eka Saputri 5 Nur Halimah 6 Jesika 7 Eki Pipitianai 8 Ragil Asmoro Puji 9 Murwanti 10 Erni Wahyuningrum 11 Fatonah 12 Suryatni 13 Yulvia Rahmi 14 Dian Ekawati 15 Sholekah 16 Yulianingsih 17 Upit 18 Puji A

Page 125: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

110  

DAFTAR NAMA PETUGAS TES KESEGARAN JASMANI

NO NAMA

KETERANGAN

1 AHAMD SYA’ RONI L 2 ADRIAN WICAKSONO L 3 ARFIANDHI L 4 MAFTUCHIN HUDA L 5 DANANG EKO PURWANTO L 6 ISA AL - ARIF L 7 SOFYAN ARDIYANTO L 8 WULAN SARI Y P 9 HETIKA P 10 INA KUSUMANDARI P 11 UMMAYA SOFFA P

Page 126: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

111  

Page 127: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

112  

DOKUMENTASI PENELITIAN

`

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Kelayan sedang melakukan pemanasan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2. Kelayan putra melakukan lari 40 meter

Page 128: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

113  

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

Gambar 3. Kelayan putri melakukan lari 30 meter

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4. Kelayan putra sedang malakukan lompat tegak (vertical jump)

 

Page 129: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

114  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5. Kelayan putri sedang malakukan lompat tegak (vertical jump)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 6. Kelayan putra sedang melakukan baring duduk

Page 130: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

115  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 7. Kelayan putri sedang melakan baring duduk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 8. Kelayan putra sedang melakukan angkat tubuh

Page 131: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

116  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

gambar 9. Kelayan putri sedang melakukan gantung siku tekuk

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 10. Kelayan melakukan lari 600 meter

Page 132: TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR …lib.unnes.ac.id/27/1/7008.pdf · ii SARI Danang Eko Purwanto, 2010. Tes Kesegaaran Jasmani Kelayan Debil Balai Besar Rehabilitasi

 

117  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 11. Kelayan putri melakukan lari 600 meter

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

Gambar 12. Seluruh kelayan debil dan peneliti