17
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bentuk usaha sadar dari kaum dewasa untuk membentuk dan mengarahkan generasi yang belum dewasa yang harus berlaku dalam suatu proses yang dinamis dan senantiasa dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, maka pelaksanaan program pendidikan harus berorentasi kepada pencapaian pengalaman belajar yang berguna bagi kemajuan masyarakat. Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam mempersiapkan manusia berkualitas dan sekaligus harus mampu menghantarkan peserta didik untuk memahami perannya sebagai insan yang memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan dan meningkatkan pembangunan. 1

Tesis bab 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tesis bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bentuk usaha sadar dari kaum dewasa untuk

membentuk dan mengarahkan generasi yang belum dewasa yang harus berlaku

dalam suatu proses yang dinamis dan senantiasa dituntut untuk menyesuaikan

diri dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan

tehnologi, maka pelaksanaan program pendidikan harus berorentasi kepada

pencapaian pengalaman belajar yang berguna bagi kemajuan masyarakat.

Pendidikan mempunyai peranan yang besar dalam mempersiapkan manusia

berkualitas dan sekaligus harus mampu menghantarkan peserta didik untuk

memahami perannya sebagai insan yang memiliki tanggung jawab untuk

melanjutkan dan meningkatkan pembangunan.

Tujuan pelaksanaan pendidikan suatu bangsa dilatarbelakangi oleh corak

budaya bangsa dan karakter masyarakat bangsa yang bersangkutan. Begitupun

sistem dan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional “Sistem pendidikan

nasional dilaksanankan secara semesta, menyeluruh dan terpadu.” Hal ini berarti

terbuka bagi seluruh rakyat di wilayah negara mencakup seluruh jalur, jenjang

dan jenis pendidikan, serta adanya saling keterkaitan antara pendidikan nasional

dengan seluruh usaha pembangunan nasional. Yang menjadi tujuan pendidikan

1

Page 2: Tesis bab 1

nasional tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,

(2003:4), yaitu :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya , yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.”

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan pada jalur pendidikan sekolah

maupun luar sekolah perlu disesuikan dengan kebutuhan pembangunan disegala

bidang dan tuntutan kemajuan tehnologi seiring dengan globalisasi dunia dengan

melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu dan bermakna.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses suatu kegiatan yang

diharapkan menghasilkan perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan,

keterampilan maupun sikap pada diri siswa akibat dari proses latihan,

penyesuaian maupun pengalaman dan kecenderungan mengikuti yang bermuara

pada suatu karakter diri. Aktivitas (Proses) perubahan tingkah laku siswa di

sekolah, mahasiswa dikampus, bahkan peserta pelatihan dan workshop sekalipun

nampak dalam beberapa kegiatan, seperti membaca, merangkum, bertanya dan

berlatih, mengerjakan tugas – tugas dan aktivitas lainnya. Dimana dalam

pelaksanaannya belajar tersebut tidak sebatas oleh ruangan dan waktu. Sebab

belajar juga dapat dilaksanakan diluar sekolah pada waktu yang tidak ditetapkan

secara formal bahkan melalui dunia maya dengan e learning..

2

Page 3: Tesis bab 1

Masalah utama dalam pendidikan di Indonesia dewasa ini adalah rendahnya

karakter diri siswa disekolah . Dalam konteks pendidikan, karakter diri yang

dimaksud akan berdampak pada rendahnya kemampuan mengerti pelajaran

sebagai pengetahuan (cognitive) tetapi juga aspek sikap (attitude) dan

psikomotirik, lebih penting lagi adalah kurang mampu mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang dimiliki menjadi wujud nyata sebuah karya. Di sisi lain semua

pihak menyadari bahwa IPA merupakan ilmu dasar yang harus dikembangkan

dan dipelajari oleh setiap siswa. IPA merupakan pelajaran yang memberikan

pondasi atau landasan orang untuk berpikir dan bernalar kreatif. Melalui

kemampuan penalaran seseorang yang terus dilatih sehingga semakin

berkembang, maka orang tersebut akan bertambah daya pikirnya dan hasil

belajarnya.

Kondisi di dunia sekolah ternyata jauh dari harapan, yakni hasil belajar

khususnya dalam belajar IPA masih rendah, siswa masih sangat tergantung

kepada interaksi dengan guru. Fenomena tersebut merupakan masalah yang

serius dan perlu mendapat perhatian penuh dari semua pihak, sekolah (guru),

masyarakat/orang tua maupun siswa itu sendiri. Rendahnya hasil belajar siswa

dalam belajar diantaranya dipengaruhi kompetensi kepribadian guru dalam

mengajar, sistem evalusi yang buruk, dan kemampuan guru yang kurang dalam

membangkitkan motivasi anak dalam belajar IPA. Atau juga pendekatan

pembelajaran yang bersifat konvensional dimana siswa tidak banyak terlibat

3

Page 4: Tesis bab 1

dalam proses pembelajaran dan keaktifan dikelas sebagian besar didominasi oleh

guru.

Kondisi saat ini di Indonesia dan khususnya di kota besar seperti Jakarta

sikap ketauladanan guru cenderung menurun, siswa di kota besar kurang

menghargai guru sebagai figure panutan. Hal ini dikarenakan banyak guru di

sekolah mulai mengesampingkan mendidik dan hanya mengutamakan mengajar

dengan sebatas menyelesaikan materi pelajaran. Guru, dalam pembelajaran IPA

dewasa ini, banyak menekankan pada siswa dalam menghafal materi bukan

menjadikan materi menjadi mudah untuk dihafal oleh siswa, minimnya

praktikum karena fasilitas laboratorium yang kurang atau karena guru kurang

menguasai bahan praktikum IPA sehingga timbul kejenuhan anak dalam belajar

IPA. Guru terlalu mendominasi setiap pembelajaran tanpa banyak melibatkan

siswa secara aktif. Pada kurikulum 1994 sudah dinyatakan, ‘Dalam pelaksanaan

kegiatan belaiar mengajar. guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi

yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun

sosial”. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya kemampuan matematika siswa

sehingga dalam belajar IPA merasa tidak percaya diri ataupun terkendala dalam

menyelesaikan studi kasus IPA yang terkait dengan pengunaan konsep

matematika

Dari berbagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar IPA tersebut penulis

lebih condong dan berkecenderungan bahwa faktor utama yang menyebabkan

rendahnya hasil belajar IPA adalah rendahnya kompetensi kepribadian guru.

4

Page 5: Tesis bab 1

Selain itu siswa kurang menguasai konsep matematika dalam aplikasi nyata.

Faktor kompetensi kepribadian guru dan kemampuan matematika merupakan

faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa terlebih lagi untuk

pelajaran IPA ditingkat sekolah menengah kejuruan.

Bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi, bukanlah masalah bagi

guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik.

Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri akan belajar dengan

sendirinya cukup dengan pemberian stimulus sederhana berupa impian dan

harapan akan kesuksesan di masa datang. Kemampuan matematika yang

dimilikinya membantu untuk meningkatkan hasil belajar melalui berbagai

metode pengamatan dan percobaan maupun problem solving. Pada kondisi ini

kepribadian guru yang mantap dapat menjadi stimulus/contoh panutan siswa

dalam menggapai cita-cita melalui kemandirian belajarnya. Lain halnya bagi

siswa dengan kemampuan matematika rendah ketergantungan akan belajar IPA

sangat dominan kepada peran guru. Figur guru menjadi sangat sentral dimata

siswa, segala hal baik cara mengajar, sikap guru terhadap pelajaran dan

kepribadian guru menjadi acuan utama bagi siswa.

Berpangkal pada kenyataan bahwa kepribadian manusia itu sangat bermacam-

macam sekali, mungkin sama banyaknya dengan banyaknya orang, segolongan

ahli berusaha menggolong-golongkan manusia ke dalam tipe-tipe tertentu,

karena mereka berpendapat bahwa cara itulah paling efektif untuk mengenal

sesama manusia dengan baik. Pada sisi lain, sekelompok ahli berpendapat,

5

Page 6: Tesis bab 1

bahwa cara bekerja seperti dikemukakan di atas itu tidak memenuhi tujuan

psikologi kepribadian, yaitu mengenal sesama manusia menurut apa adanya,

menurut sifat-sifatnya yang khas, karena dengan penggolongan ke dalam tipe-

tipe itu orang justru menyembunyikan kekhususan sifat-sifat seseorang. Seorang

guru hendaknya memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan amanah yang

akan dipegangnya. Seorang guru hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil dan

dapat dipercaya, suka menolong dan membantu siswa dalam menjalankan tugas

dan mengatasi kesulitan-kesulitannya, bersifat sabar dan memiliki kesetabilan

emosi, percaya kepada diri sendiri dan dapat mempercayai guru-guru atau

pegawai-pegawai lainnya, bersifat lues dan ramah, mempunyai sifat tegas dan

konsekuen yang tidak kaku.

Disamping sifat-sifat kepribadian seperti tersebut diatas, seorang guru

hendaknya memiliki ilmu pengetahuan dan kecakapan sesuai dengan fak atau

jurusan serta bidang-bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tanpa

memiliki sifa-sifat serta pengetahuan dan kecakapan seperti di uraikan di atas,

sukarlah baginya untuk dapat menjalankan peranan sebagai seorang guru yang

baik dan diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis berkeinginan untuk meneliti

adanya pengaruh antara kompetensi kepribadian guru dan kemampuan

matematika siswa terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Menengah Kejuruan.

6

Page 7: Tesis bab 1

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka penulis

menemukan beberapa masalah. Adapun masalah yang dapat penulis

identifikasikan adalah sebagai berikut :

1. Mengapa hasil belajar IPA di tingkat sekolah menengah kejuruan pada

umumnya rendah ?

2. Apakah rendahnya hasil belajar IPA disebabkan oleh kepribadian guru?

3. Bagaimanakah sifat dan keribadian guru pada umumnya ?

4. Sejauh mana peningkatan hasil belajar IPA ditinjau dari kepribadian guru.

5. Apakah rendahnya hasil belajar IPA siswa disebabkan oleh kemampuan

matematika siswa?

6. Bagaimana sikap siswa terhadap kepribadian guru?

7. Apakah kepribadian guru masih dianggap sebagai hal yang penting dalam

meningkatkan hasil belajar IPA ?

8. Apakah kemampuan matematika seorang siswa dapat mempengaruhi hasil

belajar IPA ?

9. Apakah kepribadian guru dapat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa?

10. Adakah pengaruh kepribadian guru dan kemampuan matematika siswa

terhadap hasil belajar IPA ?

11. Berapa besar pengaruh kepribadian guru dan kemampuan matematika

terhadap hasil belajar IPA ?

7

Page 8: Tesis bab 1

C. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPA dan agar

penelitian ini menjadi lebih terarah, maka penulis membatasi penelitian ini

hanya pada masalah ada atau tidaknya pengaruh kepribadian guru dan

kemampuan matematika siswa terhadap hasil belajar IPA. Agar tidak timbul

penafsiran yang berbeda maka permasalahan dibatasi lagi pada :

1. Hasil belajar IPA dibatasi pada tingkat keberhasilan siswa dalam belajar IPA

dengan tercapainya indikator kompetensi.

2. Kemampuan matematika adalah penguasaan konsep matematika untuk

dipergunakan dalam memecahkan masalah (soal) IPA.

3. Kompetensi kepribadian guru dibatasi pada persepsi siswa pada fleksibilitas

kognitif guru,keterbukaan psikologi kognitif guru dan sifat-sifat guru.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh persepsi siswa pada kompetensi kepribadian guru terhadap

hasil belajar IPA siswa?

2. Adakah pengaruh kemampuan matematika siswa terhadap hasil belajar IPA

siswa ?

8

Page 9: Tesis bab 1

3. Adakah pengaruh secara bersama – sama persepsi siswa pada kompetensi

kepribadian guru dan kemampuan matematika siswa terhadap hasil belajar

IPA siswa ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa pada kompetensi kepribadian

guru terhadap hasil belajar IPA siswa

2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan matematika siswa terhadap hasil

belajar IPA siswa.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa pada kompetensi kepribadian

guru dan kemampuan matematika siswa terhadap hasil belajar IPA siswa.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritik maupun

praktis dalam bidang pendidikan IPA terutama pada jenjang pendidikan lanjutan

tingkat menengah kejuruan :

1. Manfaat/kegunaan teoritik.

a. Untuk dijadikan rujukan teori bagi penelitian-penelitian lanjutan,

khususnya yang terkait dengan penelitian ini.

b. Untuk menambah literatur kepustakaan bidang penelitian pendidikan IPA

pada jenjang sekolah menengah kejuruan.

2. Manfaat/kegunaan praktis

9

Page 10: Tesis bab 1

Dalam kehidupan praktik, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan

positif dan masukan kepada semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan

terutama :

a. Kepala sekolah dan guru IPA SMK , karena penelitian ini sebagai

informasi untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan IPA.

b. Guru SMK pada umumnya, dan guru IPA pada khususnya; hasil penelitian

ini sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

pembelajaran IPA

G. Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari 5 (lima) BAB yang terdiri dari :

1. BAB I Pendahuluan.

2. BAB II Landasan Teori dan Kerangka Berfikir.

3. BAB III Metodologi Penelitian.

4. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan.

5. BAB V Kesimpulan Dan Saran.

10