67
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teori 1. Hasil Belajar IPA a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan manusia yang berakal. Pengetahuan, sikap dan keterampilan akan terbentuk, termodifikasi serta berkembang melalui proses belajar. Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai akibat dari pengalaman. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar bila didalam dirinya terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku ini disertai usaha, karena tanpa usaha tidak dapat dikatakan belajar.Dengan demikian belajar menyangkut proses dan hasil belajar. (Slameto,2003:2). 11

Tesis bab ii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tesis bab ii

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar IPA

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan manusia yang berakal. Pengetahuan, sikap dan

keterampilan akan terbentuk, termodifikasi serta berkembang melalui proses

belajar. Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai akibat

dari pengalaman. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar bila didalam

dirinya terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah

laku. Perubahan tingkah laku ini disertai usaha, karena tanpa usaha tidak dapat

dikatakan belajar.Dengan demikian belajar menyangkut proses dan hasil belajar.

(Slameto,2003:2).

Untuk lebih jelasnya kita perhatikan beberapa definisi belajar yang

dikemukakan oleh para ahli yang dikutip oleh (R.Angkowo :2007:48) sebagai

berikut :

1) Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of Learning

mengemukakan

“belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu situasi tertentu yang disebabkan perubahan tingkah laku itu tidak

11

Page 2: Tesis bab ii

dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat

dan sebagainya)”.

2) Gagne, dalam bukunya The Condition of learning (1977) menyatakan

bahwa :

“belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu

kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.

3) Morgan, dalam bukunya Introduction of psychology (1978)

mengemukakan bahwa :

“belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

yang terjadi sebagai suatu hasil dan latihan atau pengalaman”.

4) Witheringthon, dalam bukunya Educational psychology mengemukakan

bahwa :

“belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,

sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya

beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :

12

Page 3: Tesis bab ii

a) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu

dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan-latihan atau

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti

perubahan-perubahan pada diri seorang bayi.

c) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus

merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama

periode waktu itu berlangsung, sulit ditentukan dengan pasti tetapi perubahan

itu hendaknya akhir dari suatu periode yang berlangsung . ini berarti bahwa

kita harus mengesampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang

disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau

kepekaan seseorang yang biasanya berlangsung sementara.

d) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti : perubahan dalam

pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan,

kecakapan,kebiasaan atau pun sikap.

Dari beberapa teori dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

proses aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh manusia dengan mengoptimalkan

kemapuan indera yang dimilikinya untuk memperoleh perubahan tingkah laku,

13

Page 4: Tesis bab ii

kemampuan, keterampilan maupun sifat-sifat yang ada dalam dirinya kearah yang

lebih baik sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. ( Hamid

Hasan,2008:130).

b. Hasil Belajar.

Menurut Saiful Bakri Djamarah hasil adalah buah positif atau negatif dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun

kelompok, hasil tidak akan pernah tercipta selama orang tidak melakukan sesuatu.

Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan

yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sunguh, kemauan yang tinggi

dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Sudjana

mengemukakan, “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Selanjutnya Nasution juga berpendapat “ hasil belajar sebagai suatu

perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja pengetahuan tetapi

kecakapan, sikap dan perilaku.

WJS. Poerwadarminta berpendapat, bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai

(dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud Khasan

Abdul Qohar, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Sementara Nasrun Harahap dan kawan-kawan, memberi batasan, bahwa hasil

adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang

14

Page 5: Tesis bab ii

berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta

niali-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa pendapat di atas jelaslah bahwa seseorang yang sudah belajar

tidak sama keadaanya dengan saat ketika belum belajar. Perubahan tingkah laku

yang didapat setelah belajar menurut Benjamin Bloom ( dalam R.Angkowo,

2007:54) dapat diamati melalui tiga ranah yaitu :

a) Ranah kognitif : berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sitesis dan

evaluasi.

b) Ranah Afektif : berkenaan dengan hasil belajar sikap yang terdiri dari lima

aspek yaitu penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.

c) Ranah Psikomotorik : berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak.

Dari beberapa pengertian hasil yang dikemukakan oleh para ahli diatas, jelas

terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama

yakni hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Jadi hasil adalah prestasi dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja baik secara individu maupun kelompok.

Sedangkan ‘belajar’ diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan.

Dalam pengertian ini terdapat kata “perubahan” yang berarti bahwa seseorang

15

Page 6: Tesis bab ii

setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik

secara aspek pengetahuan, keterampilannya maupun aspek sikap.

Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari ragu-

ragu menjadi yakin. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai

dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.

(Dalyono,2007:49)

Sejalan dengan pendapat diatas, Hilgard dan Bower mengemukakan bahwa

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seeorang.

Wittig dalam bukunya psychology of learning and memory mendefinisikan

belajar sebagai : any relatively permanent change in an organism’s behavioral

repertoire that occurs as a result of experience. Yang artinya, belajar adalah

perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruh

tingkah laku suatu organisme sebagi suatu hasil pengalaman.

Definisi belajar menurut Wittig tidak menekankan perubahan yang disebut

behavioral change tetapi behavioral repertoire change, yakni perubahan yang

menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme. Penekanan yang berbeda ini

didasarkan pada kepercayan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri

bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses itu tidak dapat

diobservasikan secara langsung.

16

Page 7: Tesis bab ii

Setelah menelusuri uraian diatas tentang pengertian “hasil” dan “belajar”,

dapat dipahami bahwa hasil pada dasarnya adalah pola-pola peningkatan

perubahan tingkah laku seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif dan/atau

psikomotorik setelah menempuh kegiatan belajar tertentu yang tingkat kualitas

perubahannya sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan

lingkungan social yang mempengaruhinya.

c. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains (Science) didefinisikan sebagai

pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan angket dengan eksperimen,

pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjslasan tentang sebuah

gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam Sains yaitu: (1)

kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk

memprediksi apa yang belum diamati, dan (3) kemampuan untuk menguji tindak

lanjut hasil eksperimen (Arthur A. Carin, Robert B. Sund. Teaching Science

Through Discovery.Sixth Edition. (Colombus Ohio: Merrill Publishing Company.

1989).p. 5.) Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Sains mengandung makna

mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan

jawaban tentang "apa", "mengapa", dan "bagaimana" baik tentang gejala alam

maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan

diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. (Pusat Kurikulum. Kurikulum dan

Hasil belajar Rumpun Pelajaran Sains. (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2002:1).

17

Page 8: Tesis bab ii

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan. Merujuk pada pengertian IPA diatas

maka IPA mempunyai empat unsur utama yaitu : sikap, proses, produk dan

aplikasi. (Triyanto,2007:99).

Istilah ilmu alam (natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu

mengenai aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya.

Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan

dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni. IPA tidak dianggap sebagai ilmu

alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja

yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk

mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan

filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (biasa disingkat IPA). Di samping penggunaan secara

tradisional di atas, saat ini istilah "ilmu alam" kadang digunakan mendekati arti

yang lebih cocok dalam pengertian sehari-hari. Dari sudut ini, "ilmu alam" dapat

menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses biologis, dan

dibedakan dari ilmu fisik (terkait dengan hukum-hukum fisika dan kimia yang

mendasari alam semesta). Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA, adalah

sebuah mata pelajaran yang mempelajari ilmu alam untuk siswa sekolah dasar

(SD), sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP) dan sekolah menengah

18

Page 9: Tesis bab ii

kejuruan (SMK) . Namun berbeda pada istilah yang terdapat di sekolah menengah

umum tingkat atas, kata IPA lebih dikenal sebagai salah satu penjurusan kelas

yang secara khusus lebih memfokuskan untuk membahas ilmu-ilmu eksakta.

Dalam ilmu pengetahuan, istilah ilmu pengetahuan alam merujuk kepada

pendekatan logis untuk mempelajari alam semesta. Ilmu pengetahuan alam

mempelajari alam dengan menggunakan metode-metode sains. Ilmu pengetahuan

jenis ini berbeda dengan ilmu pengetahuan sosial yang menggunakan metode sains

untuk mempelajari perilaku manusia dan masyarakat; ataupun ilmu pengetahuan

formal seperti IPA.

Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan

terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah cara

memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem. Perolehan

sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem tersebut umumnya

adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering disebut sebagai sains. Ilmu

pengetahuan alam dapat digolongkan menurut cara berikut ini,

Ilmu pasti (ilmu dalam arti yang lebih ketat)

o Ilmu terapan (rekayasa)

o IPA

o Ilmu alam

Ilmu kedokteran dan farmasi

19

Page 10: Tesis bab ii

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari

oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi,

hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian

adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai

gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya

untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau

dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru

dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma

masakan tersebut. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan

pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan

aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan

observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris

tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang

dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada

objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui

pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang

sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan

pengetahuan tentang manajemen organisasi.

Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui

akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih

menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada

20

Page 11: Tesis bab ii

pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang IPA. Dalam IPA, hasil 1 + 1 = 2

bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan

melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan tentang keadaan sehat dan

sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang

yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah

sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan

meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang

bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya. Mengetahui cara

pandang tentang sains merupakan faktor penting yang menentukan arah

pembelajaran sains. Pernyataan ini bukan khayalan, tetapi hasil penelitian, yakni

bahwa persepsi guru tentang sains akan mempengaruhi proses pembelajarannya.

Berbeda alat pandang akan memberikan hasil pandang yang berbeda. Orang

awam akan memandang sains sebagai susunan informasi-informasi ilmiah an

sich. Ilmuwan akan memandang atau mendefinisikan sains sebagai metode yang

dengannya hipotesis diuji. Filsuf akan memandang sains sebagai cara yang berisi

tanya-jawab, rangkaian tanya-jawab akan kebenaran dari apa yang telah diketahui

manusia.

a). Sains sebagai cara untuk berpikir (Way of Thinking)

Sains merupakan aktivitas manusia yang dicirikan oleh adanya proses

berpikir yang  terjadi di dalam pikiran siapapun yang terlibat di dalamnya.

Pekerjaan para ilmuwan yang berkaitan dengan akal, menggambarkan

keingintahuan manusia dan keinginan mereka untuk memahami gejala alam.

21

Page 12: Tesis bab ii

Masing-masing ilmuwan memiliki sikap, keyakinan, dan nilai-nilai yang

memotivasi mereka untuk memecahkan persoalan-persoalan yang mereka temui di

alam. Ilmuwan digerakkan oleh rasa keingintahuan yang sangat besar, imajinasi,

dan pemikiran dalam penyelidikan mereka untuk memahami dan menjelaskan

fenomena-fenomena alam. Pekerjaan mereka termanifestasi dalam aktivitas kreatif

dimana gagasan-gagasan dan penjelasan-penjelasan tentang fenomena alam

dikonstruksi di dalam pikiran.

b). Sains sebagai cara untuk menyelidiki (Way Of Investigating)

Siapa saja yang berkeinginan memahami alam dan menyelidiki hukum-

hukumnya harus mempelajari gejala alam/peristiwa alam dan segala hal yang

terlibat di dalamnya. Petunjuk-petunjuk yang ada pada gejala alam pada

kenyataannya telah tertanam di alam itu sendiri. Sains terbentuk dari proses

penyelidikan yang terus menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan

sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. Jika ketajaman perhatian kita

pada fenomena alam ditandai dengan adanya penggunaan proses ilmiah seperti

pengamatan, pengukuran, eksperimen, dan prosedur-prosedur ilmiah lainnya,

maka itulah pengetahuan ilmiah.

c). Sains Sebagai Batang Tubuh Pengetahuan (A Body Of Knowledge)

Sains merupakan batang tubuh pengetahuan yang terbentuk dari fakta-fakta,

konsep-konsep, prinsip-prinsip, hipotesis-hipotesis, teori-teori, dan model-model

membentuk kandungan (content) sains. Pembentukan ini merupakan proses

22

Page 13: Tesis bab ii

akumulasi yang terjadi sejak zaman dahulu hingga penemuan pengetahuan yang

sangat baru.

d). Sains Sebagai Fakta

Fakta merupakan produk paling dasar dari sains (IPA) Fakta-fakta merupakan

dasar dari konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Fakta menunjukkan

kebenaran dan keadaan sesuatu. Karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi,

maka fakta-fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah

kriteria berikut ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta, (a) dapat

diamatai secara langsung, (b) dapat didemonstrasikan kapan saja. Oleh karena itu,

fakta-fakta terbuka bagi siapapun yang ingin mengamatinya. Namun, kita harus

ingat bahwa dua kriteria di atas tidak selalu berlaku karena ada informasi faktual

yang hanya terjadi sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, seperti erupsi

gunung berapi.

e). Sains Sebagai Konsep

Fakta-fakta hanyalah merupakan bahan kasar dan harus diolah lagi sehingga

membentuk gagasan yang berarti dan hubungan-hubungan antarfakta. Aktivitas

berpikir dan menalar diperlukan untuk mengidentifikasi pola dan membuat kaitan

antardata, sehingga membentuk pertalian yang disebut dengan konsep. Konsep

adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, banda-benda, atau gejala yang memiliki

sifat tertentu atau lambang. Ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu yang

membedakannya dengan reptil dan mamalia. Dikemukakan oleh Collette &

Chiappetta, menurut Bruner, Goodnow, dan Austin, sebuah konsep setidaknya

23

Page 14: Tesis bab ii

memiliki 5 unsur, (1) nama, (2) definisi, (3) lambang, (4) nilai, dan (5) contoh.

Misalnya konsep tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan,

definisinya adalah sebuah vektor yang arahnya dari benda pada kedudukan awal

menuju kedudukan akhir dan mempunyai besar yang sama dengan jarak terpendek

antara dua kedudukan..  Kata konsep dan generalisasi sering dipergunakan secara

bergantian. Konsep kadangkala diartikan sebagai bayangan mental atau sudut

pandang secara individual. Sebagai contoh, jika seorang anak mempunyai konsep

jarak bumi ke bulan, maka konsep ini khas untuk dirinya sendiri. Sementara

generalisasi adalah pernyataan yang didasarkan atas akumulasi pengalaman-

pengalaman yang terjadi dalam komunitas ilmiah.

Contoh lain dari konsep dalam sains antara lain:

Hewan berdarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya

dengan suhu lingkungannya..

Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi planet.

Air adalah zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hidrogen dan 1 atom

oksigen.

f). Pendidikan Sains

Peradaban dunia mengalami berbagai transisi dari era pertanian ke era industri

dan informasi, menampakkan diri secara simultan pada layar kehidupan bangsa

Indonesia, yang berdampak terhadap keseluruhan kehidupan masyarakat dan

sistem pendidikan kita ( Sudi Lestari, 2010:48)

24

Page 15: Tesis bab ii

Berdasarkan asumsi tersebut pendidikan sains perlu ditangani berdasarkan

suatu visi tertentu, visi tersebut adalah ;

1. Visi pertama terkait dengan konsep sains bagi semua warga dijabarkan

dari konsep science for all.

Yang dimaksud dengan sains adalah pengkajian dan penterjemahan

pengalaman manusia tentang dunia fisik dengan cara teratur dan

sistematis. Sedangkan teknologi menunjuk pada aplikasi sains dengan

menggunakan berbagai teknik dan metode serta penalaran dalam

cakupan pengetahuan sains (UNESCO, 1980).

Karena dikatakan bahwa sains bagi semua warga maka diharapkan

masyarakat menjadi terdidik sains dan terbentuklah suasana kondusif

untuk meminati sains

2. Visi kedua mengisyaratkan bahwa sains tidak bias diajarkan semata

dengan ceramah, karena pendidikan sains merupakan proses

pembelajaran terjadi by doing science.

Visi ini terutama berlaku bagi pendidikan sekolah, terutama anak usia

SD, tetapi juga valid bagi semua kelompok sasaran lainnya, dengan

bertolak dari pengetahuan yang mereka miliki sebagai kemampuan

awalnya adanya revolusi dalam “Belajar Bagaimana Belajar”

( Learning How To Learn ) anak akan tertantang berpikir pragmatis

dan rasional dalam tumbuh kembang minat terhadap sains untuk

memperoleh landasan ilmiah.

25

Page 16: Tesis bab ii

g). Prinsip-prinsip dan hukum-hukum

Prinsip-prinsip dan hukum-hukum merupakan hasil generalisasi dari konsep-

konsep. Prinsip dan hukum seringkali digunakan secara bergantian sebagai

sinonim. Prinsip atau hukum terdiri dari fakta-fakta dan konsep-konsep. Prinsip-

prinsip dan konsep-konsep lebih umum daripada fakta-fakta, tetapi juga sering

dikaitkan dengan gejala yang dapat diamati di bawah kondisi-kondisi tertentu.

Prinsip-prinsip yang mengatur pertumbuhan dan reproduksi menyediakan

informasi yang dapat dipercaya berkenaan dengan perubahan yang terjadi dalam

sistem kehidupan.

Contoh produk IPA yang merupakan prinsip ialah :

Logam bila dipanaskan memuai

Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis

Larutan yang bersifat asam bila dicampur dengan larutan yang bersifat basa

akan membentuk garam dan  bersifat netral.

Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin kuat angin berhembus

Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan hukum dapat

ditunjukkan dari :

Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian.

Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable.

Hukum-hukum tentang gas, hukum-hukum tentang gerak, dan hukum tentang

listrik sebagai contoh, menentukan hal-hal yang dapat diamati di bawah kondisi-

kondisi tertentu.

26

Page 17: Tesis bab ii

h).Teori-teori

Ilmuwan menggunakan teori untuk menjelaskan pola-pola. Teori merupakan

usaha intelektual yang sangat keras karena ilmuwan harus berhadapan dengan

kompleksitas dan kenyataan yang tidak jelas dan tersembunyi dari pengamatan

langsung. Gagasan ini menjadi jelas ketika orang merujuk teori atom, yang

menyatakan bahwa seluruh benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil

yang disebut dengan atom. Gambaran visual ini akan lebih sukar diterima ketika

kita meninjau salah satu aspek teori yang menyatakan bahwa sebuah atom

sebenarnya 99,99 % kosong.

Teori memiliki tujuan yang berbeda dengan fakta-fakta, konsep-konsep, dan

hukum-hukum, tetapi ilmuwan menggunakan jenis pengetahuan ini untuk

menyajikan penjelasan-penjelasan dari fenomena-fenomena yang terjadi. Teori-

teori mempunyai hakikat berbeda dan tidak pernah menjadi fakta atau hukum,

tetapi teori tetap berlaku sementara sampai disangkal atau direvisi.

i). Model

Model ilmiah adalah representasi dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat.

Model ini menjadi gambaran mental yang digunakan untuk menunjukkan gajala

dan gagasan-gagasan yang abstrak. Model-model tersebut harus menyertakan hal-

hal yang menonojol dan penting dari gagasan atau teori yang mana ilmuwan

mencoba untuk memahamkannya atau menjelaskan gagasan atau teori tersebut.

Model atom Bohr, model tata surya, dan model DNA double helix merupakan

representasi konkret dari gejala-gejala/fenomena-fenomena yang tidak dapat kita

27

Page 18: Tesis bab ii

amati secara langsung. Buku teks merupakan referensi utama ketika kita ingin

menemukan model-model untuk membantu kita dalam belajar. Sayangnya, orang

kemudian percaya begitu saja pada model yang dia lihat, tidak tahu bahwa model

hanyalah merupakan alat bantu mengkonseptualisasi fitur yang menonjol dari

prinsip-prinsip dan teori-teori, dan gambaran mental tidaklah sesuai dengan

kenyataannya.

d. Pengertian Hasil Belajar IPA

Seperti dikemukakan diatas bahwa hasil belajar adalah pola-pola perubahan

tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif setelah

menempuh kegiatan belajar tertentu yang kualitas perubahannya sangat ditentukan

oleh faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan lingkungan yang

mempengaruhinya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu sebagai hasil dari

pengalaman itu sebenarnya usaha dari individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Interaksi yang dimaksud tidak lain adalah interaksi edukatif yang

memungkinkan terjadinya interaksi proses belajar mengajar. Dalam hal ini

memang perlu diakui, bahwa belajar tidak selamanya terjadi dalam proses

interaksi belajar mengajar, tetapi bisa juga terjadi diluar prose situ. Individu yang

belajar dirumah adalah aktifitas belajat yang terlepas dari proses interaksi belajar

mengajar. Namun bagaimanpun juga belajar tetap merupakan suatu usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Hal ini dijelaskan

28

Page 19: Tesis bab ii

oleh Drs. Slamento (2003:2), bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Belajar merupakan kegiatan manusia yang berakal. Pengetahuan, sikap dan

keterampilan akan terbentuk, termodifikasi serta berkembang melalui proses

belajar. Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu sebagai akibat

dari pengalaman. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar bila didalam dirinya

terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku.

Perubahan tingkah laku ini disertai usaha, karena tanpa usaha tidak dapat

dikatakan belajar.Dengan demikian belajar menyangkut proses dan hasil belajar.

Belajar selalu melibatkan perubahan dalam diri individu seperti kematangan

berpikir, berprilaku maupun kedewasaan dalam menentukan keputusan dan

pilihan. Dalam belajar dituntut kedisiplinan dan kemauan yang keras karena tanpa

hal tersebut maka hasil belajar tidak akan tampak secara nyata baik dari perubahan

tingkah laku maupun hasil dan prestasi yang diharapakan. Prestasi merupakan

sekumpulan nilai sebagai hasil dalam penilian proses belajar. Untuk memperoleh

hasil belajar seperti yang diharapkan maka diperlukan kerja keras dan peran serta

orang tua maupun lingkungan yang dapat menunjang hasil seprti yang diharapkan.

Istilah ilmu alam (natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah ilmu

mengenai aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam sekitarnya.

Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan

29

Page 20: Tesis bab ii

dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni. IPA tidak dianggap sebagai ilmu

alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja

yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga digunakan untuk

mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan

filsafat alam. Pengertian IPA menurut Carin & Sound (1989 : 221) adalah suatu

sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang

terkontrol. Abruscato (1996 : 83)  dalam bukunya yang berjudul “Teaching

Children Science” mendefinisikan tentang IPA sebagai pengetahuan yang

diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematik guna mengungkap segala

sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta. (Triyanto,2007:102)

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

IPA adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan proses belajar ilmu yang

timbul akibat pikiran-pikiran manusia yang bertalian dengan logika dan

pengorganisasian ilmu yang bersifat logis.

Hasil Belajar IPA pada penelitian ini beracuan kepada Lampiran Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 mata pelajaran IPA yaitu

sebagai berikut :

1. Mampu mengenali gejala-gejala alam melalui pengamatan langsung dan

menafsirkannya untuk kepentingan kehidupan sehari-hari

2. Mengenali berbagai jenis polusi dan dampaknya terhadap manusia dan

lingkungan

30

Page 21: Tesis bab ii

3. Memiliki kesadaran dan mampu berperanserta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan ekosistem lingkungan dan sumber daya alam

4. Menerapkan IPA sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif dan

pengembangan diri

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

IPA adalah sesuatu ilmu pengetahuan yang diperoleh setelah melakukan proses

belajar ilmu yang timbul akibat pikiran-pikiran manusia yang bertalian dengan

logika dan pengorganisasian ilmu yang bersifat logis.

2. Kompetensi Kepribadian Guru

a. Kepribadian Guru

Kompetensi kepribadian guru ini merupakan salah satu kompetensi dasar

yang harus dimiliki oleh guru. Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing

sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Pengertian kepribadian adalah :

“Suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan,

Tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan“

(Syaiful Bahri Djamarah,2005,39)

Kepribadian manusia merupakan gabungan dari berbagai sifat dan konsep

diri orang. Jika dikaji lebih dalam sebenarnya proses ini sudah berjalan dengan

memberi pengalaman dan mewarnai perkembangan kepribadian seseorang. Jadi

secara umum, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan suatu proses

31

Page 22: Tesis bab ii

dinamis didalam diri, yang terus menerus dilakukan terhadap sistim psikofisik

(fisik dan mental) sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik atau khas

pada setiap orang terhadap lingkungan. (H.Djaali,2007:3)

Kepribadian guru adalah sosok pribadi guru yang memiliki karakteristik

atau sifat kepribadian yang spesifik. Karakteristik kepribadian yang dimaksud

adalah sejumlah ciri-ciri khas kepribadian guru yang dapat menunjang

penyesuaian dirinya dengan lingkungan serta dapat menunjang kelancaran proses

belajar mengajar di sekolah.

Dalam tesis ini akan dibahas tentang kompetensi kepribadian guru yang

terkait dengan sifat pribadi individu guru meliputi aspek :

a. Fleksibilitas Kognitif Guru.

Dalam hal ini dibahas tentang sikap kognitif guru terhadap siswa dan

sikap kognitif guru terhadap materi dan metode mengajar. Guru sebagai salah

satu komponen dalam sistem pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

siswa, memiliki peranan penting dalam menentukan arah dan tujuan dari proses

pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut menguasai sejumlah

kemampuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan proses pembelajaran antara

lain menurut (M.Sobri Sutikno,2007:125) yaitu : (1) Kemampuan menguasai

bahan ajar (2) Kemampuan menggunakan metode,media dan bahan ajar (3)

Kemampuan dalam mengelola kelas (4) Kemampuan melakukan penilaian baik

proses maupun hasil.

32

Page 23: Tesis bab ii

Kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan

yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Perilaku yang

rasional merupakan wujud dari kemampuan seseorang. Berarti orang yang

memiliki suatu kemampuan adalah benar-benar orang yang mempunyai keahlian

dibidangnya, atau dikenal dengan istilah Profesional (Syaiful Sagala,2007:99)

Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru berikut

tunjangan profesi yang memadai menurut ukuran Indonesia. Sekarang ini,

terdapat sejumlah guru yang telah tersertifikasi, akan tersertifikasi, telah

memperoleh tunjangan profesi, dan akan memperoleh tunjangan profesi.

Fakta bahwa guru telah tersertifikasi merupakan dasar asumsi yang kuat,

bahwa guru telah memiliki kompetensi. Kompetensi guru tersebut mencakup

empat jenis, yaitu :

(1) kompetensi pedagogik

(2) kompetensi profesional,

(3) kompetensi sosial, dan

(4) kompetensi kepribadian. (Syaiful Sagala, 2008: 209)

Persoalan yang muncul kemudian, bahwa guru yang diasumsikan telah

memiliki kompetensi yang hanya berlandaskan pada asumsi bahwa mereka telah

tersertifikasi, tampaknya dalam jangka panjang sulit untuk dapat

dipertanggungjawabkan secara akademik. Bukti tersertifikasinya para guru

adalah kondisi sekarang, yang secara umum merupakan kualitas sumber daya

guru sesaat setelah sertifikasi. Oleh karena sertifikasi erat kaitannya dengan

33

Page 24: Tesis bab ii

proses belajar, maka sertifikasi tidak bisa diasumsikan mencerminkan

kompetensi yang unggul sepanjang hayat. Pasca sertifikasi seyogyanya

merupakan tonggak awal bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensi

dengan cara belajar sepanjang hayat. Untuk memfasilitasi peningkatan

kompetensi guru, diperlukan manajemen pengembangan kompetensi guru. Hal

ini perlu dipikirkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, karena

peningkatan kompetensi guru diantaranya : memiliki suatu kemampuan khusus,

memiliki teori baku secara universal dan mengabdikan diri untuk masyarakat

bukan untuk dirinya sendiri merupakan indikator peningkatan profesionalisme

guru itu sendiri. ( H.A.R Tilaar,2004 : 137)

Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat sesuatu yang terjadi dalam kelas

untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran

hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai

suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.

Guru hanya merupakan salah satu diantara berbagai sumber dan media belajar.

Maka dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas dan

lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar siswa. Melalui peranannya

sebagai pengajar, guru diharapkan mampu mendorong siswa untuk senantiasa

belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan media. Guru

hendaknya mampu membantu setiap siswa untuk secara efektif dapat

34

Page 25: Tesis bab ii

mempergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta media

belajar. Hal ini berarti bahwa guru hendaknya dapat mengembangkan cara dan

kebiasaan belajar yang sebaik-baiknya. Selanjutnya sangat diharapkan guru dapat

memberikan fasilitas yang memadai sehingga siswa dapat belajar secara efektif.

(Abu Ahmadi, 1991:109)

Menurut (Slameto, 2003:98) peranan guru telah meningkat dari sebagai

pengajar menjadi sebagai derektur pengarah belajar. Sebagai derektur belajar,

tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih meningkat yang kedalamnya

termasuk fungsi-fingsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran,

penilai hasil belajar, sebagai motivator belajar, dan sebagai pembimbing.

Sebagai perencana pengajaran, seorang guru diharapkan mampu untuk

merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif. Untuk itu ia harus

memiliki pengetahuan yang cukup tentang teknik-teknik memproses belajar para

siswa. Tenik-teknik mengajar adalah sebagai dasar dalam merancang kegiatan

belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode,

menetapkan evaluasi, dan sebagainya ( Made Pidarta.2004 : 86 )

Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola

seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-kondisi

belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif dan

efisien.

35

Page 26: Tesis bab ii

Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya

senantiasa secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai

oleh siswa dari waktu kewaktu. (E. Mulyasa, 2008 :95)

b. Keterbukaan Psikologi Guru

Menurut Barlow yang dikutip oleh M Dalyono (2007: 7) psikologi yang

berkaitan dengan peran guru yaitu Psikologi Pendidikan yaitu :

”Sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologi yang menyediakan

serangkaian sumber-sumber yang membantu seseorang melaksanakan tugas

sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif”

Sementara menurut, Tardif (1987) mendifinisikan psikologi pendidikan

adalah : ”....sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan

pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan”

Berkaitan dengan hal tersebut dibahas tentang kemampuan guru

berkomunikasi dengan orang lain dan empati yang dimiliki seorang guru

terhadap siswanya.

Startegi membangun komunikasi efektif guru dan siswa dalam proses

pembelajaran seperti yang dikemukakan oleh (M.Sobri Sutikno, 2007:153) yaitu

ada 5 strategi :

1) Respek , komunikasi harus diawali dengan saling ,menghargai.

2) Empati, adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi

dan kondisi yang dihadapi orang lain.

36

Page 27: Tesis bab ii

3) Audibel, berarti ”dapat didengarkan” atau dapat dimengerti dengan

baik.

4) Jelas maknanya, pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan

tidak menimbulkan banyak pemahaman selain harus terbuka dan

transparan.

5) Rendah hati, sikap rendah hati mengandung makna saling menghargai,

tidak memandang rendah, lemah lembut, sopan dan penuh

pengendalian diri.

Menurut (Syaiful Bahri Djamarah,2005:2) Pada hakekatnya guru dan anak

didik itu bersatu .Mereka satu dalam jiwa, terpisah dalam raga. Raga mereka

boleh terpisah, tetapi jiwa mereka tetap satu sebagai ”Dwi Tunggal” yang kokoh

bersatu. Posisi mereka boleh berbeda tetapi tetap seiring dan setujuan, bukan

seiring tapi tidak setujuan. Kesatuan jiwa guru dengan anak didik tidak dapat

dipisahkan oleh dimensi ruang, jarak, dan waktu. Tidak pula dapat dicerai

beraikan oleh lautan, daratan dan udara. Guru tetap guru dan anak didik tetap

anak didik. Tidak ada istilah ”bekas guru” dan ” bekas anak didik ” meskipun

suatu waktu guru telah pensiun dari pengabdiannya disekolah atau anak didiknya

telah menamatkan sekolah dilembaga tempat guru tersebut mengabdikan diri.

Dalam interaksi edukatif yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan.

Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu

disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang

bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin

37

Page 28: Tesis bab ii

memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik, dengan menyediakan

lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi

pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta

hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik. Ketika

interaksi edukatif itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan

berbuat dan mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya.

Semua kendala yang menjadi penghambat jalannya proses interaksi edukatif,

baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar

diri anak didik, harus dihilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena

keberhasilan interaksi edukatif lebih banyak ditentukan oleh guru dalam

mengelola kelas. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan

secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik.

Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.

Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak

didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam

pengajaran.

Untuk mendorong agar terciptanya model pembelajaran yang demokratis

meminjam gagasan Paul Suparno,dkk. (Reformasi Pendidikan Sebuah

Rekomendasi) Ada beberapa hal yang mesti dilakukan sebagaimana yang dikutip

dalam Priyono Pasti( 2005 ) : Pertama, hindari indoktrinasi. Biarkan siswa aktif

dalam berbuat, bertanya, bersikap kritis terhadap apa yang dipelajarinya dan

mengungkapkan alternatif pandangannya yang berbeda dengan gurunya. Kedua,

38

Page 29: Tesis bab ii

Hindari paham bahwa hanya ada satu nilai saja yang benar. Guru tidak

berpandangan bahwa apa yang disampaikannya adalah yang paling benar.

Seharusnya yang dikembangkan adalah memberi ruang yang cukup lapang akan

hadirnya gagasan alternatif dan kreatif terhadap penyelesaian suatu persoalan.

Ketiga, Beri anak kebebasan untuk berbicara. Siswa mesti dibiasakan untuk

berbicara. Siswa berbicara dalam konteks penyampaian gagasan serta proses

membangun dan meneguhkan sebuah pengertian harus diberi ruang yang seluas-

luasnya. Keempat, Berilah ” Peluang” bahwa siswa boleh berbuat salah.

Kesalahan merupakan bagian penting dalam pemahaman, guru dan siswa

menelusuri bersama dimana telah terjadi kesalahan dan membantu

meletakkannya dalam kerangka yang benar. Kelima, Kembangkan cara berfikir

ilmiah dan berfikir kritis dengan siswa diarahkan untuk tidak selalu mengiyakan

apa yang dia terima, melainkan dapat memahami sebuah pengertian dan

memahami mengapa harus demikian. Keenam, Berilah kesempatan yang luas

kepada siswa untuk bermimpi dan berfantasi (gagasan Paula Freire). ( M.Sobri

Sutikno,2007: 104)

c. Sifat-sifat pribadi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat-sifat kepribadian yang

dimiliki seseorang antara lain faktor bawaan sejak lahir (herediter) salah satu

aspek yang diwarisi dari ibu, bapak, nenek atau kakek, faktor pengalaman

melalui interaksi dengan lingkungan dan faktor khusus (bakat) yang sangat

tergantung pada perkembangan kematangan individu. (Robertus Angkowo,A

39

Page 30: Tesis bab ii

kosasih (2007 : 61). Sedangkan menurut H.A.R Tilaar ( 1999 : 51 )

“ Kepribadian manusia sangat ditentukan oleh pendidikan “

Ada bermacam-macam sifat yang dimiliki oleh manusia misalnya : sabar,

jujur, memiliki rasa humor, ramah dan lain-lain. Berkaitan dengan sifat-sifat

pribadi guru, setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri pribadi

yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan

guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak,

hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan

dalam menghadapi setiap persoalan. Seperti yang dikatan oleh Prof.Dr.Zakiah

Daradjat (1980) yang dikutip oleh ( Syaiful Bahri Djamarah, 2005 : 40 )

mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi),

sukar dilihat, atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah

penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya

dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam menghadapi

setiap persoalan atau masalah baik yang ringan atau yang berat. Oleh karena itu

masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya

kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat.

Dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya.

Lebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang

menentukan keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Guru adalah

mitra anak didik dalam kebaikan, guru yang baik anak didikpun menjadi

baik.Masih menurut (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 42) Profil guru yang ideal

40

Page 31: Tesis bab ii

adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati

nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi tugas dan tanggung

jawabnya sebatas dinding sekolah.Guru yang ideal selalu ingin bersama anak

didik didalam dan diluar sekolah. Guru dalam melaksanakan tugas tidak

mengenal lelah.

c. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru

Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, pada BAB IV kualifikasi dan kompetensi, pasal 7 ayat 2 berbunyi :

Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogic,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Usman (2004) membedakan kompetensi guru menjadi dua, yaitu

kompetensi pribadi dan kompetensi profesional. Kemampuan pribadi meliputi;

1)    kemampuan mengembangkan kepribadian,

2)    kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi,

3)    kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai

kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan

agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup

kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri,

pengarahan diri, dan perwujudan diri.

Kompetensi kepribadian, yaitu bahwa guru hendaknya memiliki

kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak

41

Page 32: Tesis bab ii

mulia. Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam

menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja. Hingga

semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dalam

kesehariannya.

Sementara itu, merujuk Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2008

tentang Guru pada pasal 3 ayat (5) menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian

yang harus dimiliki sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: beriman

dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap,

berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan

masyarakat,secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan

diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Pengertian Kemampuan Matematika Siswa

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam

mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan dibidang teknologi

informasi dan komunikasi dilandasi oleh perkembangan matematika. Peran

teori bilangan, aljabar, aljabar analitik, teori peluang dan matematika

diskrit sangat signifikan terhadap perubahan peradaban manusia.

Mengingat besarnya peran matematika terhadap kehidupan manusia,

hampir setiap Negara berusaha membangun sistem pendidikan dan

42

Page 33: Tesis bab ii

menempatkan pembelajaran matematika sebagai salah satu materi pokok.

Hal tersebut didukung oleh asumsi bahwa, langkah utama untuk dapat

membangun dapat menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat.

Matematika merupakan landasan pokok ilmu-ilmu pengetahuan lain, hal

ini dimungkinkan karena matematika dibangun secara ilmiah dan lebih

mengedepankan berfikir logis, praktis dan ilmiah. Keberadaan matematika

tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri namun bermanfaat bagi

perkembangan ilmu-ilmu lain, baik eksak maupun ilmu-ilmu sosial. Melalui

matematika akan memungkinkan seseorang untuk berfikir dan menganalisa

suatu masalah tanpa batas dan memiliki kebebasan dalam mengembangkan

berbagai ide-ide brilian demi mencari kebenaran.

Mathematics, the science of structure, order and relation that has envolved

from elementer practices of counting, measuring and describing the shape of

objects (Encyclopedia, 2000:933). Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan

bahwa matematika merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan struktur,

pengaruh antar objek, perhitungan, penggukuran dan tentang kemampuan

memahami struktur benda atau objek tertentu yang ada dan bermanfaat bagi

kehidupan manusia.

Keberadaan matematika sangat membantu bagi perkembangan ilmu dan

teknologi. Tidak sedikit cabang ilmu pengetahuan yang berkembang dengan

pesat berkat bantuan ilmu matematika terutama dalam merumuskan

43

Page 34: Tesis bab ii

kesimpulan atas hipotesis. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang

terorganisasi (Rusefendi, 1988:6). Lebih jelasnya dapat dinyatakan bahwa

konsep-konsep dan disiplin matematika dibangun atas dasar berpikir logis yang

tertata rapi, serta memiliki keunikan tersendiri. Matematika membangun bahasa

dengan menggunakan berbagai lambang serta notasi. Untuk dapat mempelajari

matematika dengan baik maka setiap orang harus mengusai berbagai lambang

dan notasi tersebut.

Sujono (1988:6) menyatakan bahwa dalam matematika terdapat banyak

sekali perjanjian dan kesepakatan, perjanjian dan kesepakatan harus dipenuhi.

Pelanggaran terhadap kesepakatan itu dinyatakan salah, kebenaran dalam

matematika adalah pasti. Mengacu dari pendapat tersebut perlu adanya energi

ekstra untuk dapat sukses mempelajari matematika. Karena setiap orang yang

mempelajari matematika harus dapat larut dengan berbagai aturan dan ketetapan

yang ada. Kesalahan dan pelanggaran dalam mentaati peraturan akan

mengakibatkan kekeliruan dalam perumusan kesimpulan.

Pada bagian lain Sujono (1988:16) menyatakan bahwa dengan berfikir

secara matematika maka jelas fikiran dafam filsafat menjadi realistis. Filsafat

merupakan induk dari pengetahuan, dengan mengusai cara berfikir berdasarkan

alur filsafat dengan benar akan mampu mengarahkan seseorang menjadi

pemikir yang handal dan ilmiah. Buah dari hasil berfikir seperti di atas akan

memperterang jalan untuk menguasai matematika.

44

Page 35: Tesis bab ii

Konsep matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan

pengaruh-pengaruh, diatur menurut aturan yang logis. Sajono menyatakan

bahwa matematika berkenaan dengan hal-hal yang abstrak, namun cara kerja

matematika itu sendiri yaitu observasi, menebak, merasa, mengetes hipotesa,

dan mencari analogi merupakan aktivitas mental (Sajono, 1986:23).

Melalui penerapan matematika dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan

dan keterampilan akan melatih diri seseorang untuk bertindak secara teratur dan

terstruktur yang dimulai dari rangkaian ilmiah dengan cara mengamati,

membuat hipotesis, manganalisa, dan mengambil kesimpulan atas kejadian yang

dialaminya, sehingga tindakan dan perilakunya tidak terlalu dipengaruhi oleh

emosional namun lebih cenderung realistis.

b. Pengertian Kemampuan Matematika

Kemampuan matematika adalah perwujudan dari proses keberhasilan

pembelajaran matematika yang dicerminkan dengan perubahan tingkah laku.

Menurut Nana Sudjana, (1992:22) “Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah memiliki pengalaman belajarnya”

Selanjutnya S. Nasution (1982:39) juga berpendapat :

”Hasil belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar

bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga dalam bentuk

kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam

diri pribadi individu yang belajar”.

45

Page 36: Tesis bab ii

Dari kedua pendapat di atas jelaslah bahwa seseorang yang sudah belajar

tidak sama keadaannya dengan saat ketika belum belajar. Seorang yang belajar

akan memperoleh kematangan dari poses pengalaman belajar dalam bentuk

kecakapan.

Kemampuan matematika terwujud dari kecakapan seseorang dalam

menyelesaikan problema set ( masalah ) yang terkait dengan konsep-konsep

matematis. Indikasi kemampuan matematika siswa terwujud dari hasil belajar

matematika dan pengalaman belajar matematika, sehingga yang dimaksud

dengan kemampuan matematika pada penelitian disini adalah nilai yang

diperoleh dari hasil test matematika siswa-siswi SMK Mahadhika 1& 3 Jakarta.

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Kepribadian guru Terhadap hasil Belajar IPA

Guru profesional yang dibuktikan dengan empat kompetensi yaitu

kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogic, kompetensi propesional dan

kompetensi social yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan

produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan.

Dalam pribadi seorang guru dibutuhkan kompetensi-kompetensi fleksibilitas;

mencari dan menggunakan informasi, motivasi, member bimbingan dan

kemampuan untuk belajar, berpikir kritis dan kreativitas di bawah tekanan

waktu, kolaborasi dan orientasi pelayanan kepada siswa, makin tinggi

46

Page 37: Tesis bab ii

kompetensi kepribadian yang dimiliki guru, maka makin tinggi pula hasil

belajar IPA siswa.

Dengan kompetensi kepribadian yang dimiliki seorang guru professional

secara langsung akan menjadi contoh positip kepada peserta didik bagaimana

bersikap dan berpikir kreativ. Dengan kata lain bahwa kepribadian guru

sangat berpengaruh terhadap kreativitas belajar IPA peserta didik. Dengan

demikian dapat diduga bahwa terdapat pengaruh positip antara kompetensi

kepribadian guru dengan hasil belajar IPA.

2. Pengaruh Kemampuan matematika Terhadap Belajar IPA

Matematika sebagai bidang studi memiliki karakteristik yang berbeda

dengan bidang studi lainnya. Sistem berpikir logis dan kemampuan berpikir

kritis dan kreatif merupakan kompetensi utama yang dimiliki siswa setelah

mempelajari matematika. Konsep matematika dan latihan problem solving

dalam matematika telah membuat banyak peserta didik terlatih untuk

mengorganisir tahapan berpikir.

Matematika bukanlah bidang studi yang harus dihafalkan secara rinci,

matematika dibangun melalui pengertian dan pemahaman yang utuh. Dengan

demikian keberanian mengelola konsep dan menggunakan ide pemecahan

masalah akan sangat mendukung bagi peserta didik dalam kehidupan sehari –

hari untuk memecahkan masalah belajar maupun kehidupan.

47

Page 38: Tesis bab ii

Kecakapan mengkolaborasikan konsep menjadi konsep baru yang sesuai

dengan masalah, akan menghasilkan pemikiran sistematis, kreatif dan logis

sedemikian sehingga tumbuh suatu kemampuan untuk menghasilkan langkah

unik dan tepat guna dalam belajar IPA, makin tinggi kemampuan matematika

siswa maka makin tinggi pula hasil belajar IPA.

Berdasarkan keterkaitan yang ada antara kemampuan matematika dengan

belajar IPA, diduga terdapat pengaruh kemampuan matematika dengan hasil

belajar siswa. Peningkatan kemampuan matematika , akan mempengaruhi

hasil belajar IPA. Dengan demikian peningkatan hasil belajar IPA siswa

dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan matematika. Dengan

memahami keterkaitan di atas diduga terdapat pengaruh yang positip

kemampuan matematika terhadap hasil belajar IPA.

3. Pengaruh bersama-sama antara kompetensi kepribadian guru dan

kemampuan matematika terhadap hasil belajar IPA siswa.

Hasil belajar siswa merupakan tujuan akhir proses pembelajaran, untuk

mendapatkan siswa memiliki hasil belajar IPA yang tinggi peran guru dalam

memfasilitasi sangat penting. Guru dituntut memiliki kompetensi kepribadian

sehingga guru menjadi figure yang dapat dicontoh oleh peserta didik. Dengan

kepribadian yang panutan peserta didik akan mudah melakukan interaksi dan

48

Page 39: Tesis bab ii

konsultasi pembelajaran. Melalui interaksi secara otomatis guru dapat

memberikan inpeksi positip tentang kreativitas dalam belajar.

Hasil belajar IPA khususnya untuk peserta didik SMK membutuhkan

kemampuan matematika, hal ini disebabkan karena dalam memahami konsep

IPA dibutuhkan penalaran dan pola pikir kritis. Pola pikir kritis dan kreativ

merupakan salah satu kompetensi yang dimiliki peserta didik dalam

matematika. Dengan demikian secara langsung dapat dikatakan kemampuan

matematika akan mempengaruhi hasil belajar IPA.

Berdasarkan pemikiran tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik

dalam meningkatkan hasil belajar IPA memerlukan panutan dari seseorang

untuk membuka pemikiran dan pemahaman akan belajar yang akan didapat

dari seorang guru dengan kepribadian unggul. Dengan kemampuan

matematika yang dimiliki peserta didik akan sangat membantu meningkatkan

hasil belajar IPA pada dirinya. Berdasarkan pengertian diatas dapat diduga

bahwa kedua variabel tersebut secara bersama-sama memiliki pengaruh

tinggi/positip terhadap hasil belajar IPA.

B. HIPOTESIS PENELITIAN

Dari kajian teori dan kerangka berpikir diatas penulis dapat menurunkan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh kompetensi kepribadian guru dengan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam.

49

Page 40: Tesis bab ii

2. Terdapat pengaruh kemampuan matematika siswa dengan hasil belajar

Ilmu Pengetahuan Alam

3. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara kompetensi kepribadian

guru dan kemampuan matematika siswa terhadap hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Siswa.

50