10
PENILAIAN HASIL BELAJAR PEMAPARAN TENTANG TES OLEH: Nama : I Putu Putra Pratama Pardiana NIM : 1115051029 Kelas : 5B

TESTER.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TESTER.docx

PENILAIAN HASIL BELAJARPEMAPARAN TENTANG TES

OLEH:

Nama : I Putu Putra Pratama Pardiana

NIM : 1115051029

Kelas : 5B

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2013

Page 2: TESTER.docx

A. Pengertian Test

Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang

mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat

betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku

individu. Sedangkan menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas

yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk

membandingkan kecapan antara satu dengan yang lain.

Pengertian tes menurut Wayan Nurkencana (1993), tes adalah suatu cara untuk

mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau

sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau

prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai

oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan

Pengertian tes menurut Overton, Terry (2008, Tes adalah suatu metode untuk

menentukan kemampuan siswa menyelesaikan sejumlah tugas tertentu atau

mendemonstrasikan penguasaan suatu keterampilan atau pengetahuan pada suatu

materi pelajaran. Beberapa tipe tes misalnya tes pilihan ganda atau tes mengeja

mingguan. Seringkali penggunaannya tertukar dengan asesmen, atau bahkan evaluasi

(penilaian), yang mana sebenarnya tes dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan

kenyataan bahwa tes adalah salah satu bentuk asesmen.

Secara harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang

berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan.

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat

digunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan

penilaian yang dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga

dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi.

B. Macam-macam Test

a. Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:

- Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan

dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk

mengukur aspek kognitif peserta didik.

1

Page 3: TESTER.docx

- Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan

dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk

aspek kognitif peserta didik.

- Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-

pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini

digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.

b. Menurut fungsinya test terbagi atas:

- Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya

satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya

satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui

hasil test formatif peserta didik adalah:

1. Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran

dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.

2. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka

sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu

diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai.

Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik

- Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan

satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal

sebagai ulangan umum.

- Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk

menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik

dalam suatu mata pelajaran tertentu.

c. Menurut waktu diberikannya test terbagi atas:

- Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran.

Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan

diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara

lain:

1. Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang

dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat

guna memasuki suatu kegiatan tertentu.

2. Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan

menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan

kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik.

2

Page 4: TESTER.docx

- Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses

pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan

intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi

pertanyaan yang sama dengan pra test.

d. Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:

- Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup

kejiwaan seseorang (peserta didik).

- IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kecerdasan seseorang (peserta didik).

- Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk

mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.

e. Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:

- Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa

kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.

- Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru.

f. Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:

- Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan

test tidak dibatasi.

- Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan

test dibatasi.

C. Fungsi Test

Secara umum test memiliki dua fungsi yaitu:

1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi

mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta

didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu

tertentu

2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test

tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.

D. Macam-macam Tes Objektif

1. Bentuk Tes Benar Salah (True False)

Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut

dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.

3

Page 5: TESTER.docx

Kelebihan Tes Benar Salah

- Dapat mencakup bahan yang luas dan tidak memakan tempat yang banyak

- Mudah dalam penyusunannya

- Petunjuk mengerjakannya mudah dimengerti

- Dapat digunakan berkali-kali

- Objektif

Kelemahan Tes Benar Salah

- Mudah ditebak

- Banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan kemungkinan

benar atau salah.

- Hanya dapat mengungkapkan daya ingat dan pengenalan kembali

Petunjuk Penyusunan

- Hindari kalimat negatif, yakni kalimat yang mengandung kata “tidak” atau

“bukan”.

- Pernyataan harus disusun sedemikian rupa sehingga siswa yang memiliki

pengertian samar-samar dapat terkecoh dalam menjawabnya.

- Dalam menyusun keseluruhan tes, diharapkan item yang mengandung “salah

sedikit” cukup banyak

Cara Melakukan Pen-skor-an Tes Benar Salah

- Dengan Denda Menggunakan rumus :

Skor = Jumlah jawaban benar – Jumlah jawaban Salah

- Tanpa Denda

Menggunakan rumus : Skor = Jumlah jawaban yang benar

2. Bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang

belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari

beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan.

a. Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan)

Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan

diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi

pernyataan tersebut.

b. Hubungan antar hal (Sebab akibat)

4

Page 6: TESTER.docx

Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat : satu kalimat pernyataan dan satu

kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat

atau tidak dengan alasan.

c. Analisa Kasus

Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.

d. Membaca Diagram, atau table

Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai

dengan tabel.

e. Asosiasi pilihan ganda

Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu

pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan,

hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban

bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling

tepat.

Saran Pembuatan Soal Pilihan Ganda

a) Pernyataan dan pilihan merupakan suatu rangkaian kalimat

b) Hindari pilihan yang tidak ada kaitannya satu sama lain

c) Buat pilihan yang mirip dengan jawaban kunci

d) Letak kunci jawaban sebaiknya tidak selalu berada pada tempat (poin) yang

sama

e) Hindari kaitan antara satu soal dengan soal lainnya

3. Menjodohkan (Matching Test)

Menjodohkan terdiri atas satu sisi pertanyaan dan satu sisi jawaban, setiap

pertanyaan mempunyai jawaban pada sisi sebelahnya. Siswa ditugaskan untuk

memasangkan atau mencocokkan, sehingga setiap pertanyaan mempunyai

jawaban yang benar.

Saran Penulisan

- Banyaknya jawaban di sebelah kanan lebih dari jawaban di sebelah kiri

- Lebihnya jawaban hendaknya menunjukkan jawaban yang salah

- Materinya setiap sisi baiknya mengenai satu pokok bahasan saja

- Pisahkan menjadi dua kolom, kolom pertama memuat jawaban, nomor soal

dan pertanyaan. Sedangkan kolom kedua memuat kode dan pilihan jawaban.

5

Page 7: TESTER.docx

Cara Memberikan Skor

Penskoran pada tes menjodohkan tidak diberikan denda terhadap jawaban yang

salah

Skor = Jumlah jawaban benar

4.    Tes Isian (Complementary Test)

Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang

dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta

agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.

Cara Memberikan Skor

Pada tes ini sulit dilakukan tebakan, sehingga tidak diperlukan denda terhadap

jawaban yang salah. Maka rumus yang digunakan adalah :

Skor = Jumlah jawaban benar.

6