5
NAMA : Rr. MENNA AYU ALDILLA NIM : H1E111021 PRODI : TEKNIK LINGKUNGAN PEMBAGIAN DAERAH RAWA Secara alamiah genangan air yang terjadi pada lahan rawa disebabkan oleh : 1. Air hujan 2. Pengaruh luapan pasang air laut 3. Luapan banjir dari arah hulu sungai 4. Air bawah tanah Keempat faktor yang disebutkan diatas dapat berperan secara bersamaan, maupun sendiri-sendiri. Berdasarkan keempat faktor tersebut pengertian lahan rawa dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : A. Rawa Pasang Surut B. Rawa Lebak (rawa pedalaman) Berikut penjelasan selengkapnya : A. Rawa Pasang Surut Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut. Berdasarkan hidro-topografi nya, rawa pasang surut dibagi menjadi 4 kategori : 1. Kategori A : Merupakan areal lahan rawa yang dapat terluapi air pasang, baik di musim hujan maupun di musim kemarau. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama, baik musim hujan maupun musim kemarau. Permukaan

Tgs 1 Ekologi Lahan Rawa Rr.menna Ayu Aldilla-H1E111021

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tgs 1 Ekologi Lahan Rawa Rr.menna Ayu Aldilla-H1E111021

NAMA : Rr. MENNA AYU ALDILLA

NIM : H1E111021

PRODI : TEKNIK LINGKUNGAN

PEMBAGIAN DAERAH RAWA

Secara alamiah genangan air yang terjadi pada lahan rawa disebabkan oleh :

1. Air hujan2. Pengaruh luapan pasang air laut3. Luapan banjir dari arah hulu sungai4. Air bawah tanah

Keempat faktor yang disebutkan diatas dapat berperan secara bersamaan, maupunsendiri-sendiri. Berdasarkan keempat faktor tersebut pengertian lahan rawa dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

A. Rawa Pasang Surut 

B. Rawa Lebak (rawa pedalaman)

Berikut penjelasan selengkapnya :

A. Rawa Pasang Surut

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau

dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut.

Berdasarkan hidro-topografi nya, rawa pasang surut dibagi menjadi 4 kategori :

1. Kategori A : Merupakan areal lahan rawa yang dapat terluapi air pasang, baik di

musim hujan maupun di musim kemarau. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling

sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama, baik musim hujan maupun

musim kemarau. Permukaan lahan umumnya masih lebih rendah jika dibandingkan

elevasi air pasang tinggi rata-rata. Umumnya areal ini terletak di lahan cekungan atau

dekat dengan muara sungai. Lahan ini potensial untuk ditanami dua kali padi sawah

setahun, karena ada jaminan suplai air pada setiap musim.

2. Kategori B : Merupakan areal lahan rawa yang hanya dapat terluapi air pasang di

musim hujan. Permukaan lahan umumnya masih lebih tinggi dari elevasi air pasang

tinggi rata-rata di musim kemarau, namun masih lebih rendah jika dibandingkan

elevasi air pasang tinggi rata-rata di musim hujan. Lahan dapat diluapi oleh air pasang

paling sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari siklus pasang purnama hanya pada musim

Page 2: Tgs 1 Ekologi Lahan Rawa Rr.menna Ayu Aldilla-H1E111021

hujan saja. Lahan ini potensial ditanami padi sawah di musim hujan, sedangkan di

musim kemarau ditanami palawija.

3. Kategori C : Merupakan lahan rawa yang tidak dapat terluapi oleh air pasang

sepanjang waktu (atau hanya kadang-kadang saja). Permukaan lahan umumnya relatif

lebih tinggi jika dibandingkan kategori A dan B, sehingga air pasang hanya

berpengaruh pada muka air tanah dengan kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan

lahan. Karena lahan tidak dapat terluapi air pasang secara reguler, akan tetapi air

pasang masih mempengaruhi muka air tanah. Elevasi lahan yang relatip tinggi dapat

mengakibatkan banyaknya kehilangan air lewat rembesan. Lahan ini cocok untuk

sawah tadah hujan/tegalan, dan ditanami padi tadah hujan atau palawija.

4. Kategori D : Merupakan lahan rawa yang cukup tinggi sehingga sama sekali tidak

dapat terjangkau oleh luapan air pasang (lebih menyerupai lahan kering). Permukaan

air tanah umumnya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan lahan. Variasi kapasitas

drainase tergantung perbedaan antara muka tanah di lahan dan muka air di sungai

terdekat dengan lahan. Lahan cocok diusahakan untuk lahan kering/tegalan, ditanami

padi gogo/palawija dan tanaman keras.

B. Rawa Lebak

Rawa lebak (rawa pedalaman) adalah rawa yang terletak di lahan yang tidak terkena

pengaruh pasang surut. Adapun pembagian rawa lebak berdasarkan hidro-topografi, dibagi

menjadi 4 kategori :

1. Lebak pematang, yaitu rawa lebak dengan wilayah yang mempunyai tinggi genangan

25-50 cm dengan lama genangan minimal 3 bulan dalam setahun.

Page 3: Tgs 1 Ekologi Lahan Rawa Rr.menna Ayu Aldilla-H1E111021

2. Lebak tengahan, yaitu wilayah yang mempunyai tinggi genangan 50-100 cm dengan

lama genangan minimal 3-6 bulan dalam setahun. Wilayahnya mempunyai

hidrotopografi lebih rendah daripada lebak dangkal dan merupakan wilayah antara

lebak dangkal dengan lebak dalam.

3. Lebak dalam, yaitu rawa lebak dengan genangan relatif dalam > 100 cm dengan

periode waktu genangan lama minimal > 6 bulan dalam setahun atau terus menerus

sepanjang tahun. Wilayahnya mempunyai hidrotopografi paling rendah.

Sementara petani umumnya di Hulu Sungai, Kalimantan Selatan membagi rawa lebak

dengan sebutan watun (lahan rawa lebak = Bahasa Banjar), yaitu watun I, II, III, dan IV.

Batasan dan klasifikasi watun didasarkan menurut hidrotopografi dan waktu tanam padi

adalah sebagai berikut (Anwarhan, 1989; Ar-Riza, 2001):

Watun I : wilayah sepanjang 200-300 depa menjorok masuk dari tanggul (1 depa = 1,7

meter). Hidrotopografinya nisbi paling tinggi.

Watun II : wilayah sepanjang 200-300 depa (= 510 m) menjorok masuk dari batas

akhir watun I. Hidrotopografinya lebih rendah daripada watun I.

Watun III : wilayah sepanjang 200-300 depa (= 510 m) menjorok masuk dari batas

akhir watun II. Hidrotopografinya lebih rendah daripada watun II.

Watun IV : wilayah yang lebih dalam menjorok masuk dari batas akhir watun III.

Hidrotopografinya nisbi paling rendah.