Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TIM PENYUSUN
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 di Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. ©SUPER2017_Kelompok KKN 100
Tim Penyusun Editor : Masyrofah, S.Ag., M.Si.
Penyunting : Muhammad Syarif, SH.I. Penulis Utama : Indah, dkk Penata Letak : Indah Design Cover : Indah Pemeriksa Teknis Penulisan : Mutiah Tsani Asyfa, Marisya Ningrum, dan Yudi Setiadi Pemeriksa Kesesuaian Isi : Indah, Mutiah Tsani Asyfa, dan Yudi Setiadi Penyedia Bahan Pustaka dan Gambar : Dodie Rachman dan Indah Kontributor : Yudi Setiadi, Marisya Ningrum, Indah, Marsela Rahmawati, Maslakhatul Ummah, Mutiah Tsani Asyifa, Teti Nurjannah, Dede Falahudin, Sherly Tia Ananda, Citra Rizky, Fatma Fathi Hibatullah Saputra, Muhammad Daivasmara Denaw, Muhammad Fadhli Dzil Iqbal, Hurunin Fathonah Muthmainnah, Nanang Tri Hidayat, Dodie Rachman, Berlyyana Harinto Wati Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada
Masyarakat (PPM)- LP2M UIN Syarif Hidaytullah Jakarta
Dengan Kelompok KKN Super 100
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada
Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 100 di Desa
Leuweungkolot yang berjudul: Menanam Asa Menjadi Nyata di
Leuweungkolot telah diperiksa sesuai dengan panduan yang berlaku pada
tanggal, 18 Desember 2017
Dosen Pembimbing
Masyrofah S.Ag., M.Si.
NIP. 19781230 200112 2 002
Menyetujui,
Koord. Program KKN-PpMM
Eva Nugraha, M.Ag.
NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME.
NIP.19770530 200701 1 008
“Cinlok adalah fana, Proker yang abadi.”
-Marisya Ningrum-
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang telah berfirman dalam kitab-Nya:
ْثِم َواْلُعْدَواِن َوات َُّقوا اللََّه ِإنَّ اللََّه شَ ْقَوى َوََل تَ َعاَونُوا َعَلى اْْلِ ِِ َوتَ َعاَونُوا َعَلى اْلِبرِّ َوالت َّ ِددُد اْلِعَقا “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
sangat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah [5]: 2).
Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah bersabda dalam
hadisnya:
ر الناس أنفعهم للناسخي “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad).
Semoga begitu pula halnya kepada keluarga, para sahabat, dan
umat-umat beliau.
Buku yang sedang saudara/i baca ini merupakan buku Laporan
Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh
Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 100 di Desa Leuweungkolot yang
berjudul: Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot. Buku ini
memuat dasar pemikiran, kondisi umum Desa Leuweungkolot,
permasalahan umum Desa Leuweungkolot, profil kelompok KKN Super
100, dan program-program kelompok KKN Super 100. Data-data yang
ada di dalam buku ini diambil dari berbagai sumber di antaranya berasal
dari buku-buku, hasil survei lapangan, wawancara, serta observasi
langsung.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah bersedia bahu-membahu dalam membantu
melaksanakan kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
Kelompok Super 100. Atas keyakinan, dukungan, komitmen, kerja
vi | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
keras, serta kerja sama yang baik dari semua pihak kami dapat menaruh
satu kepingan kecil usaha membangun Desa Leuweungkolot. Terima
kasih khusus kami persembahkan kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam sela-sela
kesibukannya, beliau masih sempat menengok sekaligus
melepas kepergian mahasiswa dan mahasiswinya dalam
menjalankan tugas KKN. Terima kasih juga atas petuah yang
telah diberikan sebelum kami berangkat, setiap kata yang
beliau sampaikan adalah petunjuk dalam langkah yang kami
jalani selama KKN.
2. Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian
Masyarakat (PPM). Terima kasih atas segala ilmu, nasehat,
serta arahan yang bapak berikan agar proses KKN kami
berjalan lancar.
3. Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN-
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih
atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami.
Berkat jasa beliau, buku ini dapat tersusun secara rapih,
sistematis, dan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya
ilmiah.
4. Muhammad Syarif Nasution, SH.I selaku penyunting yang
telah membimbing dan memberikan kami banyak ilmu baru
mengenai penulisan buku. Terimakasih karena telah
menyunting buku kami dengan teliti dan sabar.
5. Masyrofah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing. Terima
kasih kami sampaikan atas semua masukan-masukan, nasihat,
bimbingan, dan semua hal yang telah beliau berikan kepada
kelompok KKN Super 100. Terima kasih telah membersamai
kami dalam menjalani tugas pengabdian mulai dari persiapan,
pelaksanaan, hingga pembuatan laporan.
6. Dr. H. Nahrowi, SH., MH. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum
yang bersedia meluangkan waktunya untuk memonitor kami di
Desa Leuweungkolot sekaligus menjadi pembicara pada salah
satu agenda kami yakni Seminar Hukum Keluarga. Terima
kasih atas ilmunya.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | vii
7. Seluruh donatur KKN Super 100. Di antaranya Dompet Dhuafa,
Yayasan PPPA Darul Qur’an, Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), dan juga esRumah Sakit Bhineka Bhakti Husada
Gaplek. Bantuan berupa dana, barang, maupun jasa yang telah
diberikan kepada kami telah sangat membantu dalam
berjalannya program-program kami selama KKN.
8. Bapak Aan Rusmana selaku Plt. Kepala Desa Leuweungkolot, Ibu
Komariah selaku mantan Kepala Desa Leuweungkolot, Bapak
Sekretaris Desa Leuweungkolot, Ketua BPD Desa
Leuweungkolot, Bapak Kadus satu dan dua, serta seluruh Staf
Desa Leuweungkolot, yang membantu kami dalam
bersinergi menjalankan program di desa baik secara
administrasi maupun silaturahmi.
9. Ketua MUI Desa Leuweungkolot, Ustadz Saepudin Juhri.
Terima kasih karena telah diizinkan menginap dan bernaung di
pesantren beliau yakni Pondok Pesantren Riyadhul Badi’ah
selama menjalani KKN.
10. Kepala Sekolah SDN Leuweungkolot 01, Kepala Sekolah SDN
Leuweungkolot 02, Kepala Sekolah Leuweungkolot 05, serta
para jajaran guru seluruh SD yang telah mengizinkan
kelompok KKN Super 100 turut serta dalam kegiatan di
sekolahnya.
11. Seluruh aparatur desa yang sudah bersedia meluangkan
waktunya untuk bekerja sama dengan kami selama KKN
berlangsung.
12. Seluruh anggota kelompok KKN Super 100 yang selalu berusaha
keras dalam menjalankan amanah yang diemban, terima kasih
atas pikiran juga tenaga yang telah terkuras, dan keringat yang
telah terperas.
13. Seluruh santri Pondok Pesantren Riyadhul Badi’ah yang telah
bersedia membantu dan menjalin silaturahmi dengan kami
selama KKN berlangsung.
14. Seluruh orang tua kami di rumah yang selalu memberikan
dukungan moril dan finansial
15. Seluruh warga Desa Leuweungkolot yang tak dapat kami
sebutkan, namun telah menerima kami dengan baik, dan selalu
viii | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
memberikan kami semangat dan dukungan dalam setiap
kegiatan. Terima kasih banyak.
Terakhir, kami meminta masukan serta kritik yang
membangun, baik untuk penyusunan buku ini, evaluasi program-
program KKN, maupun kinerja kami selama kami menjalankan
KKN.
Ciputat, 20 September 2017
Tim Penyusun KKN-PpMM
KKN Super 100
ix
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN ..................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii KATA PENGANTAR .............................................................................................. v DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xv TABEL IDENTITAS KELOMPOK ................................................................. xvii RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................. xix CATATAN EDITOR .........................................................................................xxiii BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ......................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
A. Dasar Pemikiran .............................................................................................. 3 B. Kondisi Umum Desa Leuweungkolot ....................................................... 4 C. Permasalahan Utama Desa ........................................................................... 5 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 100 Super100.......................................... 8 E. Fokus dan Prioritas Program ...................................................................... 13 F. Sasaran dan Target ........................................................................................ 14 G. Jadwal Pelaksanaan Program ..................................................................... 17 H. Pendanaan dan Sumbangan ........................................................................18 I. Sistematika Penyusunan .............................................................................. 19
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM .......................................... 21 A. Pemetaan Sosial ............................................................................................. 21 B. Intervensi Sosial .............................................................................................24 C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ................................... 25
BAB III KONDISI DESA LEUWEUNGKOLOT ........................................... 29 A. Sejarah Singkat Desa Leuweungkolot .................................................... 29 B. Letak Geografis .............................................................................................. 30 C. Struktur Penduduk ...................................................................................... 34 D. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 37
BAB IV DESKRIPSI HASIL LAYANAN DAN PEMBERDAYAAN .........49 A. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................49 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat .................. 58 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat ......... 73 D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ............................................................... 75
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 77 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 77 B. Rekomendasi .................................................................................................. 77
BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN................................................... 79
x | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF .................................................. 81 BAB VII KESAN DAN PESAN WARGA ..................................................... 245 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 251 BIOGRAFI SINGKAT ........................................................................................ 253 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 263
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program .......................................................... 13
Tabel 1.2: Sasaran dan Target ............................................................................ 14
Tabel 1.3: Jadwal pra- KKN ............................................................................... 16
Tabel 1.4: Pelaksanaan program ....................................................................... 17
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program ...................................................... 17
Tabel 1.6: Pendanaan............................................................................................ 18
Tabel 1.7: Penerimaan Sumbangan................................................................... 18
Tabel 3.1: Mata Pencaharian Masyarakat Desa ............................................ 35
Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................. 36
Tabel 3.3: Sarana dan Prasarana Desa Leuweungkolot ............................. 37
Tabel 4.1 Analisis SWOT Bidang Keagamaan .............................................. 51
Tabel 4.2 Analisis SWOT Bidang Kesehatan ............................................... 53
Tabel 4.3 Analisis SWOT Bidang Pendidikan ............................................. 54
Tabel 4.4 Analisis SWOT Bidang Ekonomi ................................................. 56
Tabel 4.5 Analisis SWOT Bidang Lingkungan ............................................ 58
Tabel 4.6: Bentuk dan Hasil Kegiatan Seminar Hukum Keluarga ......... 60
Tabel 4.7: Bentuk dan Hasil Kegiatan Perayaan HUT RI ......................... 63
Tabel 4.8: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mobil Qur’an ................................. 65
Tabel 4.9: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pengobatan Gratis ....................... 67
Tabel 4.10: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mengajar ....................................... 69
Tabel 4.11: Bentuk dan Hasil Kegiatan Bedah Perpustakaan ................... 71
Tabel 4.12: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pembuatan TPA .......................... 73
Tabel 4.13: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelatihan Sablon ......................... 75
”Apa yang ada didepan manusia hanyalah jarak. Dan
batasannya adalah ufuk, begitu jarak ditempuh sang
ufuk menjauh.”
-Pramoedya Ananta Toer-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Logo KKN Super100 ............................................................... 8
Gambar 3.1: Lokasi Desa Leuweungkolot ............................................... 30
Gambar 3.2: Peta Pembagian Wilayah Desa ........................................... 31
Gambar 3.3: Peta Lokasi Pengabdian ........................................................ 32
Gambar 3.4: Peta Lokasi Pengabdian ....................................................... 32
Gambar 3.5: Peta Lokasi Pengabdian........................................................ 33
Gambar 3.6: Balai Desa .................................................................................. 40
Gambar 3.7: Posyandu RW 01 .................................................................... 40
Gambar 3.8: Posyandu RW 06 ................................................................... 41
Gambar 3.9: Posyandu RW 04 ................................................................... 41
Gambar 3.10: SD Lueweungkolot 01 dan 02 ........................................... 42
Gambar 3.11: SD leuweungkolot 05 ........................................................... 42
Gambar 3.12: PAUD Riyadhul Badi’ah ..................................................... 43
Gambar 3.13: PAUD Tunas Harapan ......................................................... 43
Gambar 3.14: Masjid RW 03 ....................................................................... 44
Gambar 3.15: Masjid RW 05 (a)................................................................. 44
Gambar 3.16: Masjid RW 05 (b) ................................................................ 45
Gambar 3.17: Mushalla (a).............................................................................. 45
Gambar 3.18: Mushalla (b) ............................................................................. 46
Gambar 3.19: Gedung Olahraga dan Kesenian ....................................... 46
Gambar 3.20: Jalan Kabupaten ................................................................... 47
Gambar 3.21: Jalan Desa ............................................................................... 47
Gambar 3.22: MCK Umum (a) ................................................................... 48
Gambar 3.23: MCK Umum (b) ................................................................... 48
Gambar 3.24: MCK Umum (c) ................................................................... 49
Gambar 3.25: MCK Umum (d) .................................................................. 49
Gambar 4.1: Seminar Keluarga .................................................................... 62
Gambar 4.2: Lomba Tafidz al-Qur’an ........................................................ 65
Gambar 4.3: Mobil Qur’an ........................................................................... 67
Gambar 4.4: Pengobatan Gratis ................................................................. 69
Gambar 4.5: Mengajar ................................................................................... 71
Gambar 4.6: Bedah Perpustakaan .............................................................. 73
Gambar 4.7: Pembuatan TPA ...................................................................... 75
xiv | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Gambar 4.7: Pelatihan SAblon .................................................................... 77
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...................... 34
Grafik 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Agama .................................. 34
Grafik 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............. 35
Grafik 3.4: Grafik Jumlah Lapangan pekerjaan ..................................... 36
Grafik 3.5: Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan .......... 37
“Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati”
-Pramoedya Ananta Toer-
xvii
TABEL IDENTITAS KELOMPOK
Kode
Desa
Kelompok
Dana
J. Mhswa
J. Keg
J. Pembangunan
Fisik
1/Bogor/Cibungbulang/100
Leuweungkolot
Kelompok Super 100
Rp 17.000.000,-
17 Orang
7 kegiatan: Mengajar,
Lomba Tahfidz, Mobil Qur’an,
Pengobatan Gratis, Pelatihan
Sablon, Seminar
Hukum Keluarga, dan Bedah
Perpustakaan
1 Kegiatan: Pembuatan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
01.27.
100
“Hidup tanpa harapan adalah hidup yang kosong”
-Pramoedya Ananta Toer-
xix
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot ini disusun
berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot selama
32 Hari. Ada 17 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, yang
berasal dari 7 fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan
Super 100 dengan nomor Kelompok 100. Kami dibimbing oleh Ibu
Masyrofah, S.Ag., M.Si., beliau adalah dosen di Fakultas Syariah dan
Hukum. Tidak kurang dari 8 kegiatan yang kami lakukan di desa
tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat
dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 2 RW,
kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar 16
Juta rupiah. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggora kelompok
KKN sebesar Rp 6.800.000,-, hasil Fundraising sebesar Rp 200.000,-, dan
dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen
(PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp 10.000.000,-.
Dari hasil yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan
yang dapat kami raih yaitu :
1. Berjalan baiknya kegiatan belajar mengajar yang begitu disambut
hangat dari desa yang memberikan kelancaran setiap program di
sekolah-sekolah Desa Leuweungkolot.
2. Bertambahnya ilmu pengetahuan warga Desa Leuweungkolot
mengenai keluarga yang ideal menurut Islam serta peraturan atau
hukum keluarga yang ada di Indonesia.
3. Bertambanya ilmu pengetahuan dan motivasi anak-anak Desa
Leuweungkolot dalam mempelajari dan menghafal al-Qur’an.
4. Bertambahnya kesadaran warga untuk lebih lagi mencintai al-
Qur’an salah satunya dengan menindaklanjuti program tahfidz
yang bermula dari lomba tahfidz yang kami selenggarakan.
5. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para pemuda Desa
Leuweungkolot khususnya di RW 01 dan RW 04 mengenai
keterampilan sablon kaos yang dapat dipraktekkan sendiri,
sehingga meningkatkan kesadaran dan motivasi para pemuda
bahwa berkarya dan berkreativitas dapat menghasilkan nilai yang
menguntungkan.
xx | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
6. Bertambahnya sebuah bangunan fisik yang berguna bagi
lingkungan desa yakni sebuah tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah Desa Leuweungkolot yang berada di RW 06 dan dapat
digunakan bersama.
7. Bertambahnya kesan baik warga terhadap UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Saat merencakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah
kendala yang kami hadapi antara lain :
1. Kurangnya peran dan kerjasama pemimpin desa dalam
pelaksanaan program KKN
2. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi
dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen
pembimbing, pihak sponsor, dan desa.
3. Sulitnya berkoordinasi dengan warga yang sibuk dengan mata
pencahariannya.
4. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan
rencana kegiatan yang telah disusun.
5. Sejumlah masyarakat kurang merespon kegiatan kami karena
lokasi KKN dekat perkotaan dengan sebagian besar masyarakat
urban.
Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa
merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun
kekurangan-kekurangannya adalah:
1. Kurangnya sosialisasi pada warga, sebaiknya kelompok KKN-
PpMM melakukan kunjungan pada setiap rumah warga dengan
fokus pada RW yang dijadikan target
2. Sebaiknya konsolidasi dan koordinasi internal kelompok dengan
berbagai pihak desa dan sponsor dilaksanakan dari jauh hari agar
program lebih efektif dan efisien.
3. Kurang maksimal dalam memahami dan menganalisis keadaan
desa dan warga. Diharapkan KKN-PpMM selanjutnya lebih peka
dan memperhatikan urgensi setiap program kerja agar tepat
sasaran kepada masyarakat desa.
4. Kurang maksimal pada solusi permasalahan utama desa yaitu
sampah, diharapkan di kelompok KKN berikutnya memiliki
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | xxi
program-program yang dapat meningkatkan kesadaran warga
dalam pengelolaan sampah.
5. Kurang maksimal pada pembuatan program untuk pemberdayaan
pemuda atau karang taruna desa, terutama pada bidang
keagamaan, diharapkan ada program kajian intensif yang dapat
meningkatkan keasadaran pemuda Desa Leuweungkolot terhadap
agama.
6. Dibatalkannya program kewirausahaan dan ekonomi kreatif
untuk memberdayakan ibu-ibu di Desa Leuwung Kolot, semoga
kelompok berikutnya dapat meaksanakan program ini.
“Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya
sendiri, bersuka karna usahanya sendiri, dan maju
karna pengalamannya sendiri.”
-Pramoedya Ananta Toer-
xxiii
CATATAN EDITOR
MERAWAT ASA MALALUI USAHA
Oleh: Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si.
Bismillahirohmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin..Puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa Ta’ala berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 100 di Desa Leuweungkolot
Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dapat berjalan dengan
baik. Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sahabat-sahabatnya, hingga
keturunan-keturunannya. Waktu satu bulan terasa sangat singkat
namun sarat manfaat dan nikmat. Hal ini tidak berlebihan melihat
kegigihan dan kekompakan seluruh anggota KKN dalam
merampungkan program kerja yang telah dirancang, sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh masyarakat.
Program KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ini
berlangsung selama satu bulan, yaitu dari tanggal 25 Juli hingga 25
Agustus 2017. Berdasarkan kata pengantar Djaka Badranaya, ME selaku
kepala PPM dalam Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-
PpMM 207, ia menuturkan bahwa kegiatan KKN tahun ini terbagi ke
tiga kabupaten/ kota di antaranya Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor.
Tahun 2017 ini, Saya diberikan amanat oleh PPM sebagai dosen
pembimbing KKN kelompok 100. Kelompok ini terpilih untuk
mengabdi selama satu bulan di Desa Leuweungkolot Kecamatan
Cibungbulang Kabupaten Bogor. Kelompok ini mereka namakan “KKN
Super 100”, nama yang bagus, keren dan bermakna. Berdasarkan
penuturan langsung dari Yudi Setiadi selaku ketua kelompok, nama
kelompok ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang cukup
panjang dan pemikiran yang cukup mendalam. Super (Suara Pemerhati
Rakyat), dan 100 adalah penomoran kelompok yang diberikan langsung
oleh PPM. Menurut Yudi dan kawan-kawan, nama kelompok ini
xxiv | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
diharapkan menjadi sebuah do’a kecil serta motivasi yang berkelanjutan
bagi mereka. Nama adalah do’a, begitu ujar pepatah ternama yang sering
kita dengar.
Seluruh anggota kelompok ini berasal dari fakultas-fakultas
berbeda di UIN Syarif Hidayatullah di antaranya Fakultas Ushuluddin
(FU) diwakili oleh Yudi Setiadi dan Maslakhatul Ummah, Fakultas
Sains dan Teknologi (FST) diwakili oleh Muhammad Daivasmara
Denaw dan Hurunin Fathonah Muthmainnah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB) diwakili oleh Fatma Fathi Hibatullah Saputra, Marsela
Rahmawati, dan Sherly Tia Ananda, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIKOM) diwakili oleh Muhammad Fadhli Dzil Iqbal
dan Citra Rizky, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) diwakili oleh
Mutiah Tsani Asyfa, Dodie Rahman, Teti Nurjannah, dan Marisya
Ningrum, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) diwakili Dede
Falahuddin, Nanang Tri Hidayat, dan Berlyyana Harinto Wati, dan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) diwakili oleh Indah.
Keberagaman fakultas, keterampilan, serta keilmuan inilah yang
membuat saya –ketika mengadakan pertemuan pertama kali- meminta
kepada seluruh anggota kelompok untuk menggali potensi diri mereka
masing-masing yang dapat diamalkan di lokasi KKN. Koordinasi dan
komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa merupakan kunci
kesuksesan kegiatan KKN Super 100.
Dalam buku ini, pembaca bukan saja disuguhkan gambaran dan
data-data tentang Desa Leuweungkolot berdasarkan pengalaman dan
analisis peserta KKN Super 100, namun juga pembaca akan sedikit
merasakan pengalaman –secara tidak langsung- tentang pahit dan
manis KKN yang dirasakan oleh peserta KKN Super 100. Dalam buku
ini dijelaskan letak geografis, keadaan penduduk, kekuatan-kekuatan
warga serta lingkungan Desa Leuweungkolot yang dapat dijadikan
bahan referensi atau mungkin sekedar membaca situasi Desa
Leuweungkolot. Pada bagian kedua buku ini, terdapat ‘secuil’
pengalaman-pengalaman pribadi peserta KKN Super 100. Kisah-kisah
yang cukup menarik, inspiratif, dan tentu ada di bagian-bagian tertentu
yang sangat emosional-sentimental.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | xxv
Sebagai seorang dosen pembimbing sekaligus editor buku ini,
pada bagian dua sekilas saya amati kisah-kisah yang menarik. Sebagian
besar kisah inspiratif menceritakan seorang sosok peserta KKN Super
100 yang memang memiliki ketangguhan di atas rata-rata. Kisah yang
akan membuat pembaca mengerti betapa kerja keras dan komitmen
harus benar-benar dijunjung tanpa toleransi. Nilai-nilai perjuangan
sosok yang di beberapa kisah digambarkan –meminjam istilah Yudi
Setiadi, ketua kelompok KKN Super 100- sebagai “wonder woman”. Sangat
direkomdasikan untuk tidak membaca buku ini secara parsial.
Kegiatan KKN merupakan bagian dari Tri Dharma yaitu
pengabdian kepada masyarakat. KKN adalah kegiatan yang wajib
diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN
menjadi ajang untuk mempraktekkan keilmuan yang mahasiswa
dapatkan di kampus, sehingga menimbulkan keseimbangan antara teori
dan praktik. Program kerja KKN Super 100 dinilai tepat sasaran karena
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Leuweungkolot,
di antaranya adalah Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
Bedah Perpustakaan, Seminar Hukum Keluarga, Pengobatan Gratis,
Pelatihan Sablon dan lain-lain.
Kegiatan ini akan selalu menjadi suatu pembelajaran kehidupan
yang sangat berkesan bagi seluruh peserta KKN dan tentu saja
kenangannya tidak akan mudah hilang di hati peserta KKN. Semua hal
yang mereka usahakan bersama di tempat pelaksanaan KKN
merupakan pelajaran tak ternilai oleh materi dan tak terhitung oleh jari.
Pelajaran tentang makna kehidupan dan melihat langsung sulitnya
mempertahankan serta mewujudkan harapan masyarakat, yang belum
tentu mereka dapatkan di kehidupan normal mereka selama masa
perkuliahan.
Kegiatan KKN Super 100 ini tentu saja disambut dengan
antusias warga desa, lokasi desa yang strategis dan masyarakat yang
religius menjadi salah satu faktor penunjang program kerja. Kegiatan
keagamaan yang sudah rutin dilaksanakan di Desa Leuweungkolot
sudah sesuai dengan visi dan misi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bahkan adanya Pesantren Riyadhul Badi’ah di tengah Desa
xxvi | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Leuweungkolot menjadi icon masyarakat yang taat beragama.
Infrastruktur yang cukup memadai ditambah dengan tokoh-tokoh
masyarakat yang menjadi panutan warga menjadikan Desa
Leuweungkolot sebagai desa yang sarat nilai-nilai agama, hal ini
sangatlah penting di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi
sebagai pondasi keimanan bagi generasi pemuda-pemudi Desa
Leuweungkolot.
Ada beberapa catatan penting yang saya dan peserta KKN Super
100 diskusikan seusai KKN dilaksanakan. Catatan ini, sesuai
permintaan PPM dalam Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil
KKN-PpMM 2017, ditujukan kepada PPM sebagai bentuk evaluasi agar
kegiatan KKN tahun mendatang dapat melampaui keberhasilan tahun
2017. Dalam prosesnya saya menganggap PPM telah sangat maksimal
melakukan kewajibannya, namun tentu setiap kemaksimalan makhluk
selalu ada celah yang dapat ditingkatkan lagi dan lagi. Tahun ini, saya
dan peserta KKN Super 100 memberika saran kepada PPM agar
meningkatkan koordinasi kepada aparatur-aparatur berwenang baik di
tingkat desa, maupun kecamatan.
Sebagai dosen pembimbing turut bangga dengan kesuksesan
program kerja KKN Super 100. Semoga segala jerih payah dan usaha
yang telah dilakukan menjadi ladang ibadah dan amal jariyah Aamiin Ya
Robbal ‘aalamiin. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan KKN Kelompok 100 tahun 2017 yaitu Kepala PPM dan staf,
aparatur pemerintah Desa Leuweungkolot, para donatur. Semoga KKN
Super 100 dapat menginspirasi KKN selanjutnya. Merci beaucoup et Au
revoir a bientot.
Ciputat, 28 Oktober 2017
Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si NIP. 19781230200112 2 002
BAGIAN 1:
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
“Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah
menyerahkan diri pada maut daan kehinaan.”
-Pramoedya Ananta Toer-
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Mahasiswa sebagai salah satu komponen dalam masyarakat yang
berkewajiban untuk menjadi pihak yang menjadi fasilitator kesenjangan
perkembangan dengan kata lain wujud nyata yang harus dilakukan oleh
mahasiswa untuk masyarakat, guna membantu masyarakat desa untuk
mengembangkan atau memecahkan masalah yang ada di desa tersebut.
Pada era globalisasi, dengan semakin berkembangnya teknologi,
ilmu pengetahuan, dan keterbukaan informasi, harus disadari bahwa
masyarakat perlu mempunyai suatu pemikiran yang maju dan cerdas.
Jika masyarakat sudah mempunyai pandangan berfikir yang lebih baik,
maka tidak akan sulit bagi mereka untuk menjadikan masyarakat itu
lebih maju dan lebih baik lagi dengan apa yang dicita-citakan.
Keistimewaan yang dimiliki mahasiswa tidak dapat diukur dari
sisi materi, melainkan dari sisi wawasan dan intelektualitas yang
dimilikinya. Mahasiswa selalu mencoba berfikir ideal dan rasional
dalam menghadapi masa depan masyarakat. Dengan demikian
masyarakat dan mahasiswa yang merupakan elemen yang ada di
dalamnya, diharapkan dapat bersikap bijak dan berfikir panjang dalam
setiap menghadapai permasalahan yang akan dihadapi. Dan teori yang
dimiliki mahasiswa serta pengalaman hidup masyarakat perlu
diselaraskan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Untuk itu sangat diperlukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
yang berupaya untuk membawa mahasiswa untuk memahami
kenyataan-kenyataan yang berkembang dalam masyarakat desa,
menggunakan teori keilmuan yang dipelajarinya di jenjang perkuliahan.
Kenyataan hidup dalam masyarakat diharapkan dapat memperluas
wawasan dan cakrawala pemikiran Interdisipliner dan multidisipliner
yang diperlukan mahasiswa. Di samping itu, kehadiran mahasiswa KKN
di wilayah-wilayah pelaksanaan KKN diharapkan dapat mendorong
dan mengembangkan masyarakat, karena pembangunan masyarakat
4 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
perlu ditingkatkan melalui pengembangan kemampuan sumber daya
manusia.
Kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak lepas
dari kultur akademik perguruan tinggi yang dimanifestasikan melalui
Tri Dharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Kami selaku mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berusaha mengggali, dan mengembangkan potensi masyarakat dan juga
membantu pada berbagai kegiatan perihal kegiatan pendidikan,
keagamaan, pembangunan, dan sosial, baik yang bersifat formal maupun
non formal.
KKN kelompok 100 yang terdiri dari 17 mahasiswa berasal dari 8
fakultas yang berbeda akan melaksanakan KKN reguler di Desa
Leuweungkolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. KKN
perlu diadakan di Desa Leuweungkolot untuk membantu masyarakat
dalam mengembangkan potensi yang ada di desa tersebut dan
menyelesaikan berbagai masalah, dari masalah sosial, pendidikan
maupun pembangunan.
Buku ini diberi judul “Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot”
karena kami berharap program-program yang kami lakukan di desa ini
dapat memberikan manfaat kepada warga desa. Dan kami berharap asa
yang kami tanam sejak awal KKN bersama warga desa dapat terealisasi
dalam program yang kami lakukan.
B. Kondisi Umum Desa Leuweungkolot
Desa Leuweungkolot merupakan sebuah desa yang berada di
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
dengan Kode Pos 16630. Dengan luas desa ± 189, 90 Ha, dan memilki
batas wilayah dengan desa lainnya. Sebelah utara berbatasan dengan
Desa Ciaruteun Ilir, sebelah selatan dengan Desa Girimulia, sebelah
barat dengan Desa Cimanggu I, dan sebelah timur dengan Desa
Cibadak, Kecamatan Ciampea. Jarak dengan kecamatan ± 2 KM, dengan
Kantor Pemerintahan Kota Bogor ± 96 KM, dengan Kabupaten Bogor ±
25 KM, dan jarak dengan Provinsi ± 144 KM. Desa Leuweungkolot
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 5
terdiri dari total penduduk 7.033 jiwa, dengan 1.865 kepala keluarga.
Berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah laki-laki 3.640 jiwa, dan
perempuan 3.393 jiwa. Desa Leuweungkolot ini terdiri dari 25 unit
Rukun Tetangga (RT) dan 6 unit Rukun Warga (RW).1
Jika dilihat dari tingkat pendidikannya, penduduk yang
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di wilayah ini
masih tergolong minim. Pada umumnya masyarakat di daerah ini
memiliki tingkat pendidikan akhir sebatas tingkat SLTA/SMA bahkan
mayoritas hanya sebatas SLTA/SMP. Tingkat kesadaran akan
pentingnya pendidikan umum sebetulnya cukup baik namun karena
pendapatan ekonomi yang tidak pasti, akhirnya masih ada warga yang
mencukupkan pendidikan mereka dan lebih milih bekerja.
Rata-rata penduduk di Desa Leuweungkolot berprofesi sebagai
petani, wiraswasta, pedagang, dan buruh. Pada umumnya masyarakat
Desa Leuweungkolot bisa dikategorikan sebagai wilayah yang cukup
berkembang, dilihat dari segi kepribadian masyarakat, pendidikan dan
pembangunan desa. Namun, terdapat satu permasalahan yang cukup
alot di desa ini yaitu kesadaran akan pentingnya kebersihan. Hal ini
terbukti dari banyaknya tumpukan sampah, pembuangan limbah
pabrik sembarangan dan menjadikan sungai sebagai alternatif
pembuangan sampah akhir. Serta masih terdapat beberapa aspek dari
kebiasaan masyarakat yang perlu untuk dibenahi, yang terpenting yaitu
merubah pola pikir masyarakat terhadap pendidikan, ekonomi serta
sarana dan prasarana.
C. Permasalahan Utama Desa
Permasalahan yang ada di Desa Leuweungkolot, antara lain :
1. Bidang Pendidikan
Berdasarkan survei yang kami lakukan kepada warga dan
aparatur desa, pendidikan di Desa Leuweungkolot terbilang cukup
baik, karena warga cukup menyadari pentingnya pendidikan,
1 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan
6 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
setidaknya mereka menempuh pendidikan hingga jenjang Sekolah
Menengah Lanjut Atas (SLTA), dan tak sedikit yang melajutkan
pendidikan hingga bangku perkuliahan. Namun, meski begitu masih
terdapat beberapa kekurangan dalam pendidikan. Beberapa
kekurangan itu adalah kurangnya fasilitas pendidikan yang
disediakan desa misalnya perpustakaan desa, ada program
pendidikan dan pelatihan Skill yang disediakan desa namun tidak
ada tindak lanjut salah satu faktornya adalah karena kesibukan para
warga dalam mencari nafkah, masih minimnya fasilitas yang ada di
sekolah seperti perpustakaan, kurangnya SDM yang mampu
mengajar.
2. Bidang Ekonomi
Sebagian besar warga Desa Leuweungkolot masih
mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Baik itu
padi, umbi-umbian, ataupun sayuran. Hal ini dapat terlihat dari
sebagian besar lahan yang ada desa ditanami tumbuhan-tumbuhan
tersebut. Cara bertani warga juga masih cukup sederhana karena
masih menggunakan alat-alat tradisional. Tingkat pertumbuhan
ekonomi di desa ini tidak terlalu baik hal ini terbukti dari
banyaknya warga yang akhirnya lebih memilih keluar desa untuk
mencari pekerjaan dan penghidupan dan mengabaikan pendidikan
karena biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan cukup tinggi.
Dampak lainnya adalah masih cukup banyak pemuda yang
menganggur.
3. Bidang Keagamaan
Berdasarkan pernyataan dari tokoh masyarakat, pimpinan
desa, dan para warga, kesadaran dalam beragama tidak cukup baik
terutama pada sebagian besar pemuda yang ada di Desa
Leuweungkolot. Meski tersedia beberapa masjid dan rutinnya
diadakan pengajian setiap minggu, tetapi sepi dari kunjungan para
pemuda desa. Tingkat kesadaran yang rendah dikarenakan
kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan dalam
agama. Dampak lain yang terlihat selain rendahnya semangat
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 7
pemuda untuk mengaji adalah kurangnya pemahaman masyarakat
terkait hukum keluarga yang di dalamnya terdapat hukum tentang
pernikahan, kewajiban suami istri, dan lain sebagainya.
4. Bidang Lingkungan
Sekilas desa ini memang terlihat sangat bersih. Namun jika
ditelusuri lebih jauh ke dalam desa, maka akan terlihat tumpukan
sampah yang menggenang di selokan-selokan pemukiman warga
dan irigasi. Beberapa warga Desa Leuweungkolot memiliki
kebiasaan yang kurang baik, yakni membuang sampah ke kali atau
selokan yang ada di dekat pemukiman mereka, dan kemudian
sampah-sampah itu akan mengalir dan berhenti tepat di belakang
Pesantren Riyadhul Badi’ah yang berada di RW 01. Namun, sampah
ini tidak hanya berasal dari sampah warga Desa Leuweungkolot,
tetapi juga berasal dari warga wilayah desa lain , mereka membuang
sampah di jembatan yang terletak dekat jalan besar Cibungbulang.
Karena hal ini warga desa RW 01 Desa Leuweungkolot sempat
terkena penyakit yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk. Selain itu,
di RW 06 pun memiliki masalah pada limbah dari pabrik.
5. Bidang Sosial
Kurangnya kebersamaan dan kekompakan antara warga, hal
ini dikarenakan sibuknya warga dalam mencari nafkah, selain itu
kurangnya koordinasi pemimpin dalam membuat program-program
yang mampu membangun hubungan sosial yang baik antar warga,
kurangnya komunikasi antarwarga juga mengakibatkan munculnya
kecurigaan antarwarga.
6. Bidang Kesehatan
Kemampuan warga desa dalam menyadari pentingnya
menjaga kesehatan masih begitu minim, tidak jarang mereka
terkena penyakit, namun tidak sedikit dari mereka yang tidak
mampu berobat karena biaya pengobatan yang menurut mereka
masih terbilang mahal.
8 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 100 Super100
Nama Super pada kelompok KKN kami, menurut KBBI memiliki
arti, yakni ‘lebih dari yang lain’, ‘istimewa’, atau ‘luar biasa’. Nama
Super, juga merupakan bentuk akronim dari Suara Pemerhati Rakyat.
Dasar pemikiran terciptanya nama ini adalah dari harapan anggota
kelompok untuk menjadi medium suara-suara masyarakat di desa
mengenai permasalahan yang ada, yang kemudian akan dicarikan
penyelesaiannya. Dipilihnya nama Super juga menjadi do’a, semoga kami
memiliki kekuatan super untuk membantu masyarakat dalam
mewujudkan niat baik kami di desa selama KKN berlangsung. Dalam
logo yang menjadi brand kelompok Super, terkandung makna tersirat,
yaitu:
Gambar 1.1: Logo KKN Super 100
1. Dua tangan yang saling meraih: menggambarkan sebagai
mahasiswa yang berusaha menggandeng warga desa selama
KKN berlangsung, demi memajukan dan mengoptimalkan
potensi yang ada di Desa Leuweungkolot.
2. Lingkaran: memiliki makna bahwa apa yang kita lakukan di
desa tidak memandang golongan mana pun. Lingkaran berarti
keseimbangan, tidak bersudut, dan kesamarataan.
3. Warna hitam: dipilih karena menurut psikologi warna, hitam
mempresentasikan kekuatan, kepercayaan diri, dan independent.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 9
Kata ‘kekuatan’ identik dan semakin menggambarkan
kemampuan super kelompok.
4. Putih: dinilai dapat meredakan rasa sakit. Kami pilih, untuk
menggambarkan keberadaan kami yang semoga dapat menjadi
pereda masalah yang ada di desa. Selain itu, putih juga berarti
keterbukaan kami dalam menerima masukan dan saran dari
warga.
Kelompok KKN Super 100 terdiri dari 17 orang, yaitu 10
mahasiswi dan 7 mahasiswa yang berasal dari 7 fakultas berbeda, di
antaranya: Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Syariah dan
Hukum (FSH), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Ilmu Tarbiyyah
dan Keguruan (FITK). Berasal dari fakultas dan jurusan yang berbeda,
menyebabkan masing-masing dari kami memiliki kemampuan
kompetensi yang berbeda pula. Berikut merupakan nama-nama beserta
kompetensi yang dimiliki mahasiswa/i peserta KKN 2017:
Dodie Rachman adalah mahasiswa Fakultas Adab dan
Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam
manajemen perpustakaan. Ia dapat mengelola tata letak perpustakaan
yang sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh perpustakaan
nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang
bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian
uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara
tertentu.
Muhammad Fadhli Dzil Iqbal adalah mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Ia memiliki kompetensi di bidang penyiaran radio, yaitu mencari,
mengelola, dan menyiarkan data berupa informasi melalui media suara,
radio. Ia tergabung dalam komunitas radio kampus, RDK FM. Di KKN
Super 100, ia menjabat sebagai humas II, yakni orang yang bertanggung
jawab dalam menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik antara
kelompok KKN dengan masyarakat.
10 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Fatma Fathi Hibatullah Saputra adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Ia memiliki kompetensi di
bidang manajemen data keuangan, yaitu mengelola data mengenai
keuangan dengan baik dan benar, sesuai dengan PSAK dan ketentuan-
ketentuan yang diberlakukan. Selain itu Ia mempunyai kemampuan
menggunakan aplikasi Photoshop. Di KKN Super 100, ia menjabat
sebagai publikasi, dekorasi dan dokumentasi, yakni bertugas untuk
menyediakan banner acara, dan publikasi dokumentasi kegiatan acara.
Muhammad Daivasmara Denaw adalah mahasiswa Fakultas
Sains dan Teknologi, Jurusan Sistem Informasi. Ia memiliki kompetensi
di bidang application development, yaitu mampu membuat aplikasi dan/
atau website, baik dari segi perencanaan hingga programming. Di KKN
Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi
perlengkapan. Tugasnya adalah membuat data perlengkapan yang
dibutuhkan untuk keberlangsungan KKN dan program kerja. Ia juga
bertugas sebagai editor dalam tim dokumenter.
Dede Falahuddin adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum, Jurusan Hukum Pidana Islam (Jinayah). Ia memiliki kompetensi
di bidang hukum pidana Islam, yaitu memahami mengenai hukum
pidana, dan dapat mengkaji perbandingan hukum pidana Islam dengan
hukum positif. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai humas I, yakni
orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan komunikasi dan
hubungan yang baik antara kelompok KKN dengan masyarakat.
Nanang Tri Hidayat adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan
Hukum, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Ia memiliki
kompetensi di bidang muamalah, yaitu memahami hukum dan tata cara
jual beli, baik konvensional maupun modern, dengan prinsip syariah. Di
KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab
dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan), yakni dalam
pembagian jadwal piket, pembelanjaan kebutuhan K3, serta
pengawasan.
Yudi Setiadi adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Ilmu al-Quran dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang tafsir dan
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 11
hadis, salah satunya yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis
dengan baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai ketua kelompok,
yakni orang yang mengarahkan, mengawasi, serta bertanggung jawab
atas keberlangsungan kegiatan KKN dan setiap acara di dalamnya.
Mutiah Tsani Asyfa adalah mahasiswi Fakultas Adab dan
Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi
mengajar, yaitu mengajar mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi
dan rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara,
dan lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai bendahara
II, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dana kelompok secara
detail dan terperinci.
Marisya Ningrum adalah mahasiswi Fakultas Adab dan
Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam
manjemen perpustakaan. Ia dapat mengelola tata letak perpustakaan
yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh perpustakaan
nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai wakil ketua, yakni
membantu kinerja ketua kelompok dan membantu mengkoordinasi
perihal akomodasi. Ia juga bertugas sebagai DOP (Director of Photography)
II tim dokumenter.
Citra Rizky adalah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki
kompetensi di bidang broadcasting, yaitu mengenai perencanaan, teknik-
teknik pengambilan gambar dan video dengan kamera dan
mengelolanya hingga layak siar. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai
orang yang bertanggung jawab dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan,
dan keamanan) dalam pencatatan pengeluaran kebutuhan K3, juga
merangkap sebagai DOP (Director of Photography) I tim dokumenter.
Sherly Tia Ananda adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Jurusan Ekonomi Syariah dengan Konsentrasi Moneter. Ia
memiliki kompetensi di bidang manajemen, yaitu pengelolah dana di
perbankan. Ia juga memiliki kemampuan menghafal dan mengajar yang
baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yag bertanggung
12 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
jawab di divisi konsumsi, yakni bagian penyerahan dan pencatatan
pengeluaran uang belanja pangan harian kelompok.
Marsela Rahmawati adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Jurusan Perbankan Syariah. Ia memiliki keahlian di bidang
manajemen, yaitu mengelola sistem dasar keuangan secara syariah. Ia
juga memiliki kemampuan yang baik dalam membuat karya tulis. Di
KKN Super 100, ia menjabat sebagai sekertaris II, yaitu orang yang
bertanggung jawab dalam pembuatan surat atau undangan untuk
kegiatan-kegiatan KKN.
Indah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan,
Jurusan Manajemen Pendidikan. Ia memiliki kompetensi di bidang
manajemen, berupa manajemen sumber daya manusia, pendidikan dan
pelatihan, perkantoran, sistem informasi pendidikan, kurikulum,
akuntansi dan ekonomi pendidikan. Di KKN Super 100, ia menjabat
sebagai sekertaris I, yaitu orang yang bertanggung jawab di bagian
pencatatan, pembuatan agenda kegiatan, dan penyusunan arsip-arsip
penting kelompok.
Hurunin Fathonah Muthmainnah adalah mahasiswi Fakultas
Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi. Ia memiliki kompetensi di bidang
konservasi, yaitu mengupayakan perlindungan, pengelolaan lingkungan
dan sumber daya alam. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang
yang bertanggung jawab di bagian publikasi, dekorasi, dan
dokumentasi. Tugasnya adalah mendesain logo dan banner acara, serta
mempublikasikan dokumentasi kegiatan di akun sosial media
kelompok KKN.
Berlyyana Harinto Wati adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan
Hukum, Jurusan llmu Hukum dengan Konsentrasi Hukum Bisnis. Ia
memiliki kompetensi di bidang edukasi, yaitu mengajarkan dan
mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai hukum-hukum dasar.
Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab
di divisi acara, yakni menyusun dan mengawasi jalannya jadwal acara
kegiatan selama KKN.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 13
Maslakhatul Ummah adalah mahasiswi Fakultas Ushuluddin,
Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang
tafsir hadis, yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis dengan
baik. Ia juga mengajarkan ilmu dan pemahaman al-Quran Di KKN Super
100, ia menjabat sebagai bendahara I, yakni mencatat pemasukan dan
pengeluaran dana kelompok secara detail dan terperinci.
Teti Nurjannah adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora,
Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi mengajar,
yaitu mengajarkan mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi dan
rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara, dan
lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang
bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian
uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara
tertentu.
E. Fokus dan Prioritas Program
Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Leuwungkolot dan
kompetensi yang dimiliki oleh anggota KKN Super 100, kami memiliki
fokus dan prioritas program yang dapat kami laksanakan selama
kegiatan KKN berlangsung. Adapun rinciannya dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bidang Keagamaan
Lomba Tahfidz Qur’an
Kegiatan: Pelayanan Penyenggaran Lomba
Tahfidz Memperingati HUT RI ke 72 di
RW 1
Mobil Qur’an
Kegiatan: Pelayanan Penyelenggaraan
Talkshow Cinta Qur’an
Seminar Hukum Keluarga
Kegiatan: Pelayanan Penyelenggaraan
14 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Seminar Hukum Keluarga
Bidang Kesehatan
Pengobatan Gratis
Kegiatan: Pelayanan Pemeriksaan
Kesehatan dan Pengobatan Gratis
Bidang Pendidikan
Leuweungkolot Mengajar
Kegiatan: Pelayanan Pengajaran SD di
Desa Leuwungkolot
Bedah Perpustakaan
Kegiatan: Pelayanan Pembenahan dan
Pengadaan Buku di Perpustakaan SD
Bidang Ekonomi
Pelatihan Sablon
Kegiatan: Pemberdayaan Pemuda Desa
Leuweungkolot dalam Bentuk pelatihan
Bidang Lingkungan
Pembuatan TPA
Kegiatan: Pelayanan Pembuatan TPA di
RW 6 Desa Leuwungkolot
F. Sasaran dan Target
Tabel 1.2: Sasaran dan Target
No Kegiatan Sasaran Target
1. Seminar Hukum
Keluarga
Warga Desa
Leuweungkolot
100 orang warga
Desa
Leuweungkolot
mendapatkan
informasi tentang
kiat-kiat
membangun
keluarga sakinah,
mawadah,
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 15
warahmah, hukum
perkawinan di
Indonesia, serta
isbat nikah.
2. Leweungkolot
Mengajar
Guru SDN
Leuweungkolot 05,
guru SDN
Leuweungkolot 01,
dan guru SDN
Leuweungkolot 02
4 orang guru SDN
Leuweungkolot
05, 2 orang guru
SDN
Leuweungkolot 01,
dan 4 orang guru
SDN
Leuweungkolot 02
terbantu dalam
kegiatan belajar
mengajar siswa
dan siswinya.
3 Bedah
Perpustakaan
Perpustakaan SDN
Leuweungkolot 02.
1 perpustakaan
SDN
Leuweungkolot 02
direnovasi dan
mendapatkan buku
bacaan.
4. Pembuatan Tempat
Pembuangan Akhir
(TPA)
Tempat
pembuangan akhir
(TPA).
1 TPA dibangun
atau didirikan di
Desa
Leuweungkolot,
RT 03 RW 06
16 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Kampung Pos.
5. Pengoatan Gratis Warga Desa
Leuweungkolot
100 Warga Desa
Leuweungkolot
mendapatkan
pelayanan
kesehatan berupa
pengobatan gratis
serta obat-obatan
gratis.
6. Perayaan HUT RI
(Lomba Tahfidz)
Perlombaan 1 perlombaan
dalam rangka HUT
RI ke 72
terselenggara.
7. Mobil Qur’an Siswa/i SDN
Leuweungkolot 1 dan
SDN Leuweungkolot
2.
50 siswa/i SDN
Leuweungkolot 1
dan 50 siswa/i
SDN
Leuweungkolot 02
mendapatkan
informasi tentang
amaliah yaumiyah
sesuai panduan al-
Qur’an serta
memberikan
motivasi untuk giat
membaca dan
menghafal al-
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 17
Qur’an.
8. Pelatihan Sablon Pemuda Desa
Leuweungkolot
20 pemuda Desa
Leuweungkolot
mendapatkan
pelatihan sablon
baju.
G. Jadwal Pelaksanaan Program
1. Pra KKN-PpMM 2017 (Mei-Juli 207)
Tabel 1.3: Jadwal pra- KKN
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Pembentukan Kelompok April 2017
2. Penyusunan Proposal 1 Juni 2017
3. Pembekalan 24 Mei 2017
4. Survei 1 Juni 2017
5 Juli 2017
5. Pelepasan 25 Juli 2017
2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli – 25 Agustus
2017)
Tabel 1.4: Pelaksanaan program
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Pengenalan Lokasi dan
Masyarakat 26 Juli 2017
2. Pembukaan di Lokasi KKN 26 Juli 2017
3. Implementasi Program 26 Juli – 25 Agustus 2017
4. Penutupan 25 Agustus 2017
5. Kunjungan Dosen
Pembimbing
26 Juli 2017
16 Agustus 2017
24 Agustus 2017
18 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Oktober 2017)
Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1. Penyusunan Buku Laporan
Hasil KKN- PpMM 1 – 15 September 2017
2.
Verifikasi dan Penyuntingan
oleh Kelompok dan Dosen
Pembimbing
16 – 30 September 2017
3. Penyelesaian dan Penguploadan
Film Dokumenter
1 September – 15
Oktober 2017
4. Pengesahan Buku Laporan September – November
2017
5. Pengirman Buku Laporan
Hasil KKN-PpMM Desember 2017
6. Penilaian Hasil Kegiatan Oktober – Desember
2017
7. Pengajuan ISBN dan
Penerbitan Buku Januari 2018
H. Pendanaan dan Sumbangan
Dana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok KKN Super
100 diperoleh dari berbagai sumber, yaitu :
a. Pendanaan
Tabel 1.6: Pendanaan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1 Kontribusi mahasiswa anggota
kelompok, @Rp400.000,-
Rp6.800.000,-
2 Dana penyertaan progam
pengabdian Masyarakat oleh
Dosen (PpMD 2017)
Rp10.000.000,-
3 Hasil Fundraising Rp 200.000,-
Total Rp17.000.000,-
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 19
b. Sumbangan
Tabel 1.7: Penerimaan Sumbangan
No Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah
1 Darul Qur’an Rp700.000,-
2 Dompet Duafa Rp200.000,-
3 RS Bineka Bhakti Husada Gaplek Obat-Obatan
4 Komisi Pemberantasan Korupsi Buku bacaan anak-
anak
I. Sistematika Penyusunan
Buku ini disusun dalam 2 bagian. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil
Kegiatan yang berisi lima bab, dengan perincian sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan. Bagian ini berisi gambaran umum tentang
pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok 100 dimulai dari latar
belakang pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot, kondisi
umum lokasi Desa Leuweungkolot, permasalahan yang ada di Desa
Leuweungkolot, profil dari kelompok KKN 100, fokus atau prioritas
program kerja yang dilaksanakan, sasaran dan target dari program kerja
yang dilaksanakan, jadwal pelaksanaan KKN-PpMM, serta sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan KKN-PpMM di Desa
Leuweungkolot.
Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bagian ini berisi teori-teori
yang dikemukan oleh para ahli dan merujuk pada buku bacaan
mengenai pemberdayaan masyarakat melalui intervensi sosial yang
dilakukan oleh KKN Super di Desa Leuweungkolot, Bab ini bertujuan
untuk memberikan kerangka teoritis atas pelaksanaan KKN-PpMM di
Desa Leuweungkolot.
Bab III, Kondisi Desa Leuweungkolot. Bagian ini berisi gambaran
umum mengenai kondisi Desa Leuweungkolot yang dilihat dari profil
Desa Leuweungkolot secara umum, aspek geografis, aspek demografis
yang dilihat dari sisi jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian, serta
dari sarana dan prasarana Desa Leuweungkolot yang data-datanya
20 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
diperoleh dari Formulir Hasil Survei KKN dengan Staf Desa
Leuweungkolot.
Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bagian ini
berisi matriks SWOT dari berbagai bidang yang disesuaikan dengan
permasalahan yang ada pada bab I, dengan disimpulkan pada beberapa
program kerja yang muncul pada tiap-tiap bidang. Selain itu, dibahas
juga mengenai hasil pelayanan dan pemberdayaan dari tiap-tiap
program kerja yang dibuat dalam bentuk tabel lengkap dengan foto-foto
kegiatan. Selain itu, dibahas pula mengenai faktor-faktor yang menjadi
pencapaian hasil tersebut.
Bab V, Penutup. Bab ini berisi gambaran umum hasil usulan
program pemecahan masalah yang dicantumkan di bab I. Selain itu,
dibahas pula mengenai hal-hal apa saja yang harus direkomendasikan
pemerintah setempat, PPM UIN Jakarta, kelompok KKN masa
mendatang, serta masyarakat setempat.
Bagian 2 , Refleksi Hasil Kegiatan. Yang terdiri dari 2 bab, dengan
perincian sebagai berikut:
Bab VI, Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM 2017. Dalam bab ini
disampaikan refleksi mahasiswa atas program KKN, sisi positif teman-
teman kelompok, kisah desa yang menginspirasi.
Bab VII, Kesan dan Pesan Warga. Dalam bab ini terdapat kesan
dan pesan warga atas pelaksanaan KKN-PpMM 2017.
21
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pemetaan Sosial
Pemetaan Wilayah Kerja Berdasarkan Desa
Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh
kelompok Super 100 di Desa LeweungKolot, kami memetakan daerah
desa berdasarkan data yang ada, yakni sebagai berikut.
Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang terbentuk pada
tahun 1940. Desa Leuweungkolot berada dalam koordinat 106.674999
Bujur Timur dan -6.600375 Lintang Selatan. Dengan luas wilayah desa/
kelurahan sekitar 189.90 Ha, dan jumlah penduduk laki-laki 7.033 jiwa
dan penduduk perempuan 3.640 jiwa.
Desa Leuweungkolot juga terbagi atas 25 Rukun Tetangga (RT)
dalam 6 Rukun Warga (RW) yang dipimpinan Bapak Aan Rusmana,
S.E. sebagai Plt. Kepala Desa Leuweungkolot
Bidang Pendidikan dan Spiritual atau Keagamaan
Di Desa Leuweungkolot terdapat beberapa sarana pendidikan
yaitu adanya 4 Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Di antara 4 SD yang ada di sana terdapat beberapa SD yang
cukup memprihatinkan karena kurang memadai baik dalam bentuk
bangunan maupun tenaga pengajar. Sedangkan untuk sarana olahraga
di sana juga terdapat sebuah bangunan yang cukup memadai. Begitupun
juga dengan kondisi spritual atau keagamaan di sana sudah terdapat
cukup banyak bangunan masjid atau mushalla, dan ada juga MUI tingkat
desa, akan tetapi kurangnya antusias pemuda-pemudi untuk
meramaikan masjid-masjid maupun mushalla-mushalla untuk shalat
berjama’ah. Begitupun dengan spiritual atau keagamaan perlu diberi
himbauan lagi agar masyarakat tidak apatis dengan kegiatan gotong
royong. Akan tetapi di sisi lain di sana sudah terdapat kegiatan
22 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
keagamaan TPQ dan yasinan secara rutin yang biasa diadakan setiap
malam.
Harapan KKN Super 100 semoga bidang pendidikan yang ada di
desa ini lebih maju dan lebih baik lagi, serta selalu meningkatkan dan
menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak-anak maupun pemuda
bahkan orang tua. Maka dari itu tokoh masyarakat harus lebih giat lagi
mengadakan acara-acara keagamaan baik itu pengajian maupun
pengajaran ilmu-ilmu agama.
Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Permasalahan utama yang ada di desa yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan. Mayoritas
warga di sana masih membuang sampah sembarangan, ada juga
sebagian warga yang membuang sampah langsung ke sungai padahal
sungai itu yang dijadikan sumber utama oleh masyarakat untuk
perairan pertanian masyarakat. Di desa juga sudah ada mobil
pengangkut sampah akan tetapi itu hanya berfungsi di sepanjang jalan
raya dan tidak sampai ke semua penjuru desa maka dampaknya
lingkungan masyarakat menjadi kotor, sungai-sungai dijadikan sasaran
tempat pembuangan sampah, selokan-selokan pun mampet sehingga air
tergenang karena sampah-sampah yang menumpuk di selokan. Dari
kondisi seperti ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan bisa
menimbulkan penyakit. Akan tetapi Desa Leuweungkolot sendiri
memilik akses kesehatan yang cukup baik karena hampir setiap RW
sudah memiliki Posyandu. Namun, jarak dari desa ke Puskesmas cukup
jauh, dan pihak Puskesmas pun sudah menyiapkan kendaraan darurat
berupa mobil untuk masyarakat yang membutuhkan.
Harapan KKN Super 100 yakni warga agar lebih menjaga
kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Dari hasil pengamatan kami
mengenai kesehatan dan lingkungan hidup di Desa Leuweungkolot,
warga harus lebih giat lagi mengadakan kerja bakti setiap pekan untuk
membersihkan sampah yang berserakan baik di jalan maupun sungai
dan menyediakan tempat sampah agar menimbulkan kesadaran diri
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 23
masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat,
agar terciptanya desa yang bersih dan warga yang sehat.
Bidang Sosial Gotong Royong dan Keamanan
Dalam bidang ini warga Desa Leuweungkolot dapat dikatakan
sebagai masyarakat yang meiliki jiwa sosial dan gotong royong yang
cukup tinggi, karena semua warga dapat diajak berpartisipasi dalam
mengadakan sebuah acara seperi membersihkan sungai, memperingati
HUT RI, dan ronda malam. Dalam segi keamanan juga desa ini dapat
dikatakan aman karena setiap malam selalu ada warga yang ronda
keliling untuk memantau keadaan lingkungan desa pada malam hari.
Dengan jiwa sosial yang tinggi yang dimiliki oleh warga harapan
kami, desa ini harus lebih maju, aman terkendali, dan harmonis. Maka
dari itu warga harus selalu bekerja sama dalam mengadakan sebuah
kegiatan atau acara serta harus lebih meningkatkan mutu keamanan
dalam ronda malam.
Bidang Perekonomian
Di bidang ini hampir tidak ditemukakan masalah yang dialami
oleh warga karena warga Desa Leuweungkolot sudah bisa dikatakan
sejahtera, sebagian besar warga sudah berpenghasilan di atas rata-rata.
Mata pencaharian masyarakat di desa ini adalah sebagai buruh tani,
pedagang, dan guru. Tetapi sebagian besar dari masyarakat Desa
Leuweungkolot adalah sebagai buruh tani, karena sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh desa ini yakni dalam bidang pertanian.
Mengenai perekonomian Desa Leuweungkolot dibantu dengan dana
desa yang sangat membantu jadi untuk sekarang tidak ada desa yang
tertinggal.
Karena kebanyakan warga sudah memiliki lahan pekerjaan
masing-masing ataupun ada perekonomian yang sudah dibantu oleh
dana desa, maka harapan kami untuk warga Desa Leuweungkolot agar
menjadi masyarakat madani dan dapat memanfaatkan kekayaan
alamnya untuk dijadikan lahan usaha. Maka dari itu tugas warga
hanyalah memikirkan cara tentang mengembangkan usaha mereka serta
24 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
menggunakan dana desa sebaik mungkin untuk kesejateraan
masyarakat.
Bidang Kesenian dan Budaya
Dalam bidang kesenian dan budaya Desa Leuweungkolot tidak
kalah hebatnya dengan desa-desa lain karena di desa ini juga memiliki
beberapa kesenian seperti kesenian marawis, qasidah, dan seni tari
untuk anak-anak tingkat SD. Dengan banyaknya kesenian yang di
miliki oleh desa harapan kedepannya agar desa ini dapat mengembangkan
semua kesenian yang dimiliki dan dapat mengenalkannya ke publik dan
bukan hanya desa itu sendiri. Maka dengan itu tokoh yang berperan di
desa seperti kepala desa harus lebih giat lagi mengadakan pelatihan
serta memberikan pelatih yang profesional dalam bidang-bidang yang
potensial agar lebih fokus dan dapat mencapai target yang diinginkan,
serta harus lebih banyak mempromosikan kesenian yang dimiliki ke
publik baik dalam pertemuan-pertemuan maupun media sosial.
B. Intervensi Sosial
Intervensi sosial adalah perubahan yang terencana yang dilakukan
oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran
perubahan (target of change) yang terdiri dari individu, keluarga, dan
kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan
masyarakat yang lebih luas, baik di tingkat kabupaten/ kota, provinsi,
negara, maupun tingkat global.2 Jadi intervensi sosial diartikan pula
sebagai langkah bantuan terhadap suatu masyarakat, yang mana
keberhasilannya dapat dievaluasi dan diukur demi mencapai
kesejahteraan sosial di masyarakat.
Tujuan dari intervensi sosial sendiri adalah memperbaiki fungsi
kelompok sasaran perubahan.3 Penggunaan intervensi sosial diterapkan
oleh KKN Super 100 sebagai metode pendekatan terhadap para warga,
2 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Mayarakat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 49. 3 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar
Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h. 141-150.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 25
tokoh masyarakat, dan orang terkemuka di Desa Leuweungkolot.
Ketika fungsi sosial berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi
sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat
terwujud ketika jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar.
Melalui intervensi sosial, hambatan-hambatan sosial yang dihadapi
kelompok sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi
sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan
kondisi riil klien.
Langkah yang digunakan adalah mengetahui tentang kondisi
pendidikan, ekonomi, dan soial masyarakat desa, dari data yang telah
dikumpulkan dapat diketahui kebutuhan masyarakat yang perlu
dikembangkan. Kemudian direalisasikan melalui kegiatan mengajar,
bimbingan belajar, pembuatan tempat pembuangan akhir dalam
pelestarian hidup desa serta kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat
edukasi, keagamaan serta nilai dan norma-norma kebangsaan.
C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Bruhn dan Rebach, setiap intervensi yang dilakukan
maka harus dimulai dengan melakukan asesmen atau pemetaan. Baik
yang berupa pemetaan kebutuhan masyarakat yang lebih cenderung
memilih pendekatan pemecahan masalah (problem solving) ataupun
pemetaan aset masyarakat yang lebih mengutamakan melihat sisi lebih
atau positif aset yang dimiliki masyarakat atau disebut dengan Asset
Based Approach.4
Ada dua pendekatan terkait dalam pemberdayaan masyarakat,
yaitu Problem Solving Approach dan Asset Based Approach. Dari kedua
pendekatan ini kelompok kami memilih menggunakan pendekatan
Problem Solving Approach dalam melaksanakan program di Desa
Leuweungkolot. Metode ini lebih efisien dan efektif untuk menjaring
informasi tentang masyarakat dan membuat prioritas untuk
masyarakat.
4 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017
(Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h.17.
26 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang
dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.5
Terdapat beberapa tahapan agar pemecahan masalah dapat
berhasil sebagai berikut:6
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu kepekaan, sebagai bagian dari
komunitas yang terpengaruh oleh masalah yang ada.
2. Menggerakkan Sumber Daya
Setelah masalah diidentifikasi, dipelajari, dan dimengerti,
langkah berikutnya adalah menggerakan sumber daya yang
diperlukan untuk mengaktifkan beragam jenis kemampuan
warga komunitas, mengaktifkan energi dan imajinasi sebagai
suatu proses penting dalam pengembangan komunitas.
3. Perencanaan Program
Tahapan selanjutnya adalah perencanaan program
pengembangan masyarakat dengan membutuhkan semua faktor
yang mempengaruhi komunitas. Dalam kerangka perencanaan
warga komunitas harus mempunyai kesempatan untuk
mengkritik dan memberikan saran membangun.
4. Penggerakan Kapasitas Komunitas
Dengan dukungan penuh warga komunitas dilakukan upaya
penggerakan kapasitas komunitas untuk melayani dan
mendukung suatu kegiatan pengembangan masyarakat di atas
keragaman warga komunitas.
5. Pemecahan Masalah
Tahap pemecahan masalah yang efektif dan membutuhkan
evaluasi, yang berarti tidak ada hal terakhir yang tidak penting.
Bahkan sesungguhnya akhir kegiatan akan tetap ada, penilaian
5 Djamara, dkk., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 76-
79. 6 Predian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Departemen
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h.74.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 27
akhir harus dilakukan terhadap semua tahap untuk
melaksanakan kegiatan yang akan dianalisis dengan kritis dalam
hal kekuatan, kelemahan, kesuksesan, kegagalan.
Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” yang
biasa diartikan sebagai pemberkuasaan. Dalam arti pemberian atau
peningkatan “kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau
tidak beruntung.7 Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan
terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, upaya itu hanya bisa
dilakukan dengan membangkitkan keberdayaan mereka, untuk
memperbaiki kehidupan di atas kekuatan sendiri.8
7 Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi
Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan (Bandung: Humaniora, 2008), h. 82 diakses pada
13 September 2017 dari: http://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdf. 8 Engking Soewarman Hasan, Strategi Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya
Unggul (Bandung: Pustaka Rosda Karya, 2002), h. 56-57 diakses pada 13 September
2017 dari: http://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdf.
http://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdfhttp://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdf
“Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-
rangkak di hadapan orang lain.”
-Pramoedya Ananta Toer-
29
BAB III
KONDISI DESA LEUWEUNGKOLOT
A. Sejarah Singkat Desa Leuweungkolot
Desa Leuweungkolot adalah masuk dalam wilayah
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Daerah ini konon merupakan sentra atau pusatnya para
pedagang doclang, makanan tradisional khas Bogor yang dibalut dengan
sambal kacang hampir mirip dengan lontong.9
Awal nama Desa Leuweungkolot ini bermula dari kata “luwang”
yang berarti pengaruh atau ilmu dari orang tua dulu. Lalu orang Belanda
kesulitan menyebut “luwang” yang kelamaan menjadi “leuweung”. Kata
“kolot” sendiri berarti tua yakni dari orang tua. Jadilah nama
Leuweungkolot yang memiliki arti yaitu pengaruh atau ilmu yang
berasal dari orang tua.
Leuweungkolot memiliki beberapa kampung yakni Kp. Bubulak,
Kp. Curug, Kp. Kabandungan, Kp. Cikonjen dan Kp. Pos. Pada awalnya
desa ini hanya memiliki 18 Rukun Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga
(RW). Namun seiring perkembangan waktu kampung di desa
melakukan pemekaran menjadi 25 Rukun Tetangga (RT) dan 6 Rukun
Warga (RW).
Kepala Desa (Kades) yang pertama kali memimpin di Desa
Leuweungkolot adalah Bapak Suganda. Ketika Bapak Suganda
memimpin pada tahun 1960-an periodenya belum ditetapkan sehingga
beliau menjabat selama 8 tahun lebih. Kades berikutnya yakni Bapak
Amit masih dengan periode 8 tahun, lalu Bapak Darmaji, Bapak
9 Wikipedia, “Leuweungkolot Cibungbulang Bogor (2014)” diakses pada 15
September 2017 dari:
https://id.wikipedia.org/wiki/Leuweung_Kolot,_Cibungbulang,_Bogor.
https://id.wikipedia.org/wiki/Cibungbulang,_Bogorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bogorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Doclanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Lontonghttps://id.wikipedia.org/wiki/Leuweung_Kolot,_Cibungbulang,_Bogor
30 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Suriadana 6 tahun dan hingga kini dijabat oleh Ibu Komariyah yang
digantikan oleh Bapak Aan sebagai Plt Kepada Desa.10
B. Letak Geografis
Desa Leuweungkolot adalah sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,
Republik Indonesia. Desa ini secara administrasi berbatas dengan :
Sebelah utara : Desa Ciaruteun Ilir.
Sebelah selatan : Desa Girimulya.
Sebelahan barat : Desa Cimanggu I.
Sebelah timur : Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea.
Luas wilayah Desa Leuweungkolot ± 189.90 Ha , yang memiliki
jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan sekitar ± 2 KM, dari Ibu
Kota Kabupaten Bogor yakni ± 25 KM.
Sementara jarak dari Pemerintahan Kota Bogor ± 96 KM dan jarak
dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yakni ± 144 KM. Jarak dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sekitar 44 KM, dengan lama perjalanan
sekitar 1 jam 45 menit.
Berikut adalah tampak lokasi Desa Leuweungkolot secara keseluruhan.
Gambar 3.1: Lokasi Desa Leuweungkolot11
10 Wawancara Pribadi dengan Kepala Dusun Desa Leuweungkolot, Bapak Aji
Sukarji, 13 September 2017.
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 31
Selanjutnya di bawah ini adalah peta pembagian wilayah desa
secara rinci.
Gambar 3.2: Peta Pembagian Wilayah Desa12 Keterangan gambar 3.2 :
1. Bukit Cibodas 2. Lembah Pelangi 3. Kp. Bubulak RW 01 4. Kp. Curug RW 02 5. Kp. Cikonjen RW 03 6. Kp. Cipakel RW 04 7. Kp. Pos RW 05 8. Kp. Pos RW 06
11 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017
dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2. 12 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan.
32 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
13 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017
dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2. 14 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017
dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2.
Selain menampilkan pembagian wilayah desa, berikut ini menggambarkan lokasi pengabdian Kuliah Kerja Nyata kelompok Super 100 di Desa Leuweungkolot, sebagai berikut :
Gambar 3.3: Peta Lokasi Pengabdian13
Gambar 3.4: Peta Lokasi Pengabdian14
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 33
Keterangan Gambar 3.3 sampai Gambar 3.5 :
1. Pesantren Riyadhul Badi’ah, tempat tinggal sementara ketika
KKN berlangsung.
2. LPK Tepi Sawah, tempat penyelenggaraan program
Pelatihan Sablon.
3. Balai Desa Leuweungkolot, tempat penyelenggaraan
program Seminar Hukum Keluarga dan Pengobatan Gratis.
4. Kediaman Ibu Kepala Desa Leuweungkolot, tempat kami
memulai kerjasama dan sinergi sebelum KKN berlangsung.
5. Aliran sungai kecil sebagai pengairan sawah Desa
Leuweungkolot.
6. SDN Leuweungkolot 05.
7. SDN Leuweungkolot 01 dan 02.
8. Jalan utama memasuki desa.
9. Lokasi pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah.
15 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017
dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2.
Gambar 3.5: Peta Lokasi Pengabdian15
34 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
C. Struktur Penduduk
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Leuweungkolot adalah 10.673 jiwa.
Jumlah kepala keluarga 1.865 kepala keluarga. Berdasarkan jenis
kelamin, jumlah penduduk Laki-laki Desa Leuweungkolot adalah
7.033 jiwa dan jumlah penduduk perempuan Desa Leuweungkolot
adalah 3.640 jiwa. Dapat dilihat pada grafik 3.1 di bawah ini :
Grafik 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
2. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Jika dilihat dari agama yang dianut maka didapati penduduk
Desa Leuweungkolot sebagian besar memeluk Agama Islam. 99%
penduduk Desa Leuweungkolot mayoritas beragama Islam
sedangkan 1% memeluk agama lainnya.
Grafik 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Agama
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 35
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Beragam mata pencaharian di desa ini cukup banyak digeluti
masyarakat meskipun terlihat yang lebih mendominasi adalah
sebagai seorang petani. Dan menurut survei yang dilakukan
bedasarkan data-data yang diberikan terciptanya tabel 3.1 dan
grafik 3. berikut ini :
Tabel 3.1: Mata Pencaharian Masyarakat Desa
Mata pencaharian Total
Kayawan (PNS, TNI, Swasta) 140
Wiraswasta 1.115
Petani 1.235
Buruh Tani 456
Pekerja Seni 1
Pensiunan 48
Lainnya 2.987
Tidak Bekerja 1.150
Total 7.132
Grafik 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
36 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot
Grafik 3.4: Grafik Jumlah Lapangan pekerjaan
4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk desa ini terdiri dari lulusan terbanyak adalah SD
sebanyak 410 orang , lalu kedua SMP sebanyak 274 orang, ketiga
SMA sebanyak 156 orang, yang keempat lulusan D1/ D3 ada 34 orang
serta 8 orang lulusan S2 yang berada di Desa Leuweungkolot
terssebut.
Namun ada beberapa warga yang lulus dalam pendidikan
khusus yaitu sebanyak 30 orang dan berikut tabel 3.2 dan grafik 3.5
di bawah ini :
Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Total
Taman Kanak-kanak 82
Sekolah Dasar / sederajat 410
SMP / sederajat 214
SMA / sederajat 156
Akademi D1 / D3 34
Sarjana S2 8
Pendidikan Khusus 30
Total 904
Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 37
Grafik Keadaan Penduduk
Menurut Tingkat Pendidikan
Grafik 3.5: Keadaan Penduduk menurut Tingkat
Pendidikan
D. Sarana dan Prasarana
Keberadaan fasilitas umum yang ada di Desa Leuweungkolot
secara umum sudah cukup baik, namun kondisi dari fasilitas tersebut
masih ada yang belum layak dan perlu adanya perbaikan. Berikut
ditampilakan data sarana dan prasarana yang