322

TIM PENYUSUN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50943/1/Editor B… · (KPK), dan juga esRumah Sakit Bhineka Bhakti Husada Gaplek. Bantuan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • TIM PENYUSUN

    Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017 di Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. ©SUPER2017_Kelompok KKN 100

    Tim Penyusun Editor : Masyrofah, S.Ag., M.Si.

    Penyunting : Muhammad Syarif, SH.I. Penulis Utama : Indah, dkk Penata Letak : Indah Design Cover : Indah Pemeriksa Teknis Penulisan : Mutiah Tsani Asyfa, Marisya Ningrum, dan Yudi Setiadi Pemeriksa Kesesuaian Isi : Indah, Mutiah Tsani Asyfa, dan Yudi Setiadi Penyedia Bahan Pustaka dan Gambar : Dodie Rachman dan Indah Kontributor : Yudi Setiadi, Marisya Ningrum, Indah, Marsela Rahmawati, Maslakhatul Ummah, Mutiah Tsani Asyifa, Teti Nurjannah, Dede Falahudin, Sherly Tia Ananda, Citra Rizky, Fatma Fathi Hibatullah Saputra, Muhammad Daivasmara Denaw, Muhammad Fadhli Dzil Iqbal, Hurunin Fathonah Muthmainnah, Nanang Tri Hidayat, Dodie Rachman, Berlyyana Harinto Wati Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada

    Masyarakat (PPM)- LP2M UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

    Dengan Kelompok KKN Super 100

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada

    Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 100 di Desa

    Leuweungkolot yang berjudul: Menanam Asa Menjadi Nyata di

    Leuweungkolot telah diperiksa sesuai dengan panduan yang berlaku pada

    tanggal, 18 Desember 2017

    Dosen Pembimbing

    Masyrofah S.Ag., M.Si.

    NIP. 19781230 200112 2 002

    Menyetujui,

    Koord. Program KKN-PpMM

    Eva Nugraha, M.Ag.

    NIP. 19710217 199803 1 002

    Mengetahui,

    Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Djaka Badranaya, ME.

    NIP.19770530 200701 1 008

  • “Cinlok adalah fana, Proker yang abadi.”

    -Marisya Ningrum-

  • v

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

    yang telah berfirman dalam kitab-Nya:

    ْثِم َواْلُعْدَواِن َوات َُّقوا اللََّه ِإنَّ اللََّه شَ ْقَوى َوََل تَ َعاَونُوا َعَلى اْْلِ ِِ َوتَ َعاَونُوا َعَلى اْلِبرِّ َوالت َّ ِددُد اْلِعَقا “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

    dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

    pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

    sangat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah [5]: 2).

    Selawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah

    Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah bersabda dalam

    hadisnya:

    ر الناس أنفعهم للناسخي “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia.”

    (HR. Ahmad).

    Semoga begitu pula halnya kepada keluarga, para sahabat, dan

    umat-umat beliau.

    Buku yang sedang saudara/i baca ini merupakan buku Laporan

    Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh

    Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 100 di Desa Leuweungkolot yang

    berjudul: Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot. Buku ini

    memuat dasar pemikiran, kondisi umum Desa Leuweungkolot,

    permasalahan umum Desa Leuweungkolot, profil kelompok KKN Super

    100, dan program-program kelompok KKN Super 100. Data-data yang

    ada di dalam buku ini diambil dari berbagai sumber di antaranya berasal

    dari buku-buku, hasil survei lapangan, wawancara, serta observasi

    langsung.

    Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh

    pihak yang telah bersedia bahu-membahu dalam membantu

    melaksanakan kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017

    Kelompok Super 100. Atas keyakinan, dukungan, komitmen, kerja

  • vi | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    keras, serta kerja sama yang baik dari semua pihak kami dapat menaruh

    satu kepingan kecil usaha membangun Desa Leuweungkolot. Terima

    kasih khusus kami persembahkan kepada:

    1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam sela-sela

    kesibukannya, beliau masih sempat menengok sekaligus

    melepas kepergian mahasiswa dan mahasiswinya dalam

    menjalankan tugas KKN. Terima kasih juga atas petuah yang

    telah diberikan sebelum kami berangkat, setiap kata yang

    beliau sampaikan adalah petunjuk dalam langkah yang kami

    jalani selama KKN.

    2. Djaka Badranaya, ME selaku Kepala Pusat Pengabdian

    Masyarakat (PPM). Terima kasih atas segala ilmu, nasehat,

    serta arahan yang bapak berikan agar proses KKN kami

    berjalan lancar.

    3. Eva Nugraha, M.Ag selaku Koordinator Program KKN-

    PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih

    atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami.

    Berkat jasa beliau, buku ini dapat tersusun secara rapih,

    sistematis, dan sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya

    ilmiah.

    4. Muhammad Syarif Nasution, SH.I selaku penyunting yang

    telah membimbing dan memberikan kami banyak ilmu baru

    mengenai penulisan buku. Terimakasih karena telah

    menyunting buku kami dengan teliti dan sabar.

    5. Masyrofah, S.Ag., M.Si. selaku dosen pembimbing. Terima

    kasih kami sampaikan atas semua masukan-masukan, nasihat,

    bimbingan, dan semua hal yang telah beliau berikan kepada

    kelompok KKN Super 100. Terima kasih telah membersamai

    kami dalam menjalani tugas pengabdian mulai dari persiapan,

    pelaksanaan, hingga pembuatan laporan.

    6. Dr. H. Nahrowi, SH., MH. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum

    yang bersedia meluangkan waktunya untuk memonitor kami di

    Desa Leuweungkolot sekaligus menjadi pembicara pada salah

    satu agenda kami yakni Seminar Hukum Keluarga. Terima

    kasih atas ilmunya.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | vii

    7. Seluruh donatur KKN Super 100. Di antaranya Dompet Dhuafa,

    Yayasan PPPA Darul Qur’an, Komisi Pemberantasan Korupsi

    (KPK), dan juga esRumah Sakit Bhineka Bhakti Husada

    Gaplek. Bantuan berupa dana, barang, maupun jasa yang telah

    diberikan kepada kami telah sangat membantu dalam

    berjalannya program-program kami selama KKN.

    8. Bapak Aan Rusmana selaku Plt. Kepala Desa Leuweungkolot, Ibu

    Komariah selaku mantan Kepala Desa Leuweungkolot, Bapak

    Sekretaris Desa Leuweungkolot, Ketua BPD Desa

    Leuweungkolot, Bapak Kadus satu dan dua, serta seluruh Staf

    Desa Leuweungkolot, yang membantu kami dalam

    bersinergi menjalankan program di desa baik secara

    administrasi maupun silaturahmi.

    9. Ketua MUI Desa Leuweungkolot, Ustadz Saepudin Juhri.

    Terima kasih karena telah diizinkan menginap dan bernaung di

    pesantren beliau yakni Pondok Pesantren Riyadhul Badi’ah

    selama menjalani KKN.

    10. Kepala Sekolah SDN Leuweungkolot 01, Kepala Sekolah SDN

    Leuweungkolot 02, Kepala Sekolah Leuweungkolot 05, serta

    para jajaran guru seluruh SD yang telah mengizinkan

    kelompok KKN Super 100 turut serta dalam kegiatan di

    sekolahnya.

    11. Seluruh aparatur desa yang sudah bersedia meluangkan

    waktunya untuk bekerja sama dengan kami selama KKN

    berlangsung.

    12. Seluruh anggota kelompok KKN Super 100 yang selalu berusaha

    keras dalam menjalankan amanah yang diemban, terima kasih

    atas pikiran juga tenaga yang telah terkuras, dan keringat yang

    telah terperas.

    13. Seluruh santri Pondok Pesantren Riyadhul Badi’ah yang telah

    bersedia membantu dan menjalin silaturahmi dengan kami

    selama KKN berlangsung.

    14. Seluruh orang tua kami di rumah yang selalu memberikan

    dukungan moril dan finansial

    15. Seluruh warga Desa Leuweungkolot yang tak dapat kami

    sebutkan, namun telah menerima kami dengan baik, dan selalu

  • viii | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    memberikan kami semangat dan dukungan dalam setiap

    kegiatan. Terima kasih banyak.

    Terakhir, kami meminta masukan serta kritik yang

    membangun, baik untuk penyusunan buku ini, evaluasi program-

    program KKN, maupun kinerja kami selama kami menjalankan

    KKN.

    Ciputat, 20 September 2017

    Tim Penyusun KKN-PpMM

    KKN Super 100

  • ix

    DAFTAR ISI

    TIM PENYUSUN ..................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iii KATA PENGANTAR .............................................................................................. v DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xv TABEL IDENTITAS KELOMPOK ................................................................. xvii RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................. xix CATATAN EDITOR .........................................................................................xxiii BAGIAN 1: DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ......................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 3

    A. Dasar Pemikiran .............................................................................................. 3 B. Kondisi Umum Desa Leuweungkolot ....................................................... 4 C. Permasalahan Utama Desa ........................................................................... 5 D. Profil Kelompok KKN-PpMM 100 Super100.......................................... 8 E. Fokus dan Prioritas Program ...................................................................... 13 F. Sasaran dan Target ........................................................................................ 14 G. Jadwal Pelaksanaan Program ..................................................................... 17 H. Pendanaan dan Sumbangan ........................................................................18 I. Sistematika Penyusunan .............................................................................. 19

    BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM .......................................... 21 A. Pemetaan Sosial ............................................................................................. 21 B. Intervensi Sosial .............................................................................................24 C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ................................... 25

    BAB III KONDISI DESA LEUWEUNGKOLOT ........................................... 29 A. Sejarah Singkat Desa Leuweungkolot .................................................... 29 B. Letak Geografis .............................................................................................. 30 C. Struktur Penduduk ...................................................................................... 34 D. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 37

    BAB IV DESKRIPSI HASIL LAYANAN DAN PEMBERDAYAAN .........49 A. Kerangka Pemecahan Masalah .................................................................49 B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat .................. 58 C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat ......... 73 D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil ............................................................... 75

    BAB V PENUTUP .................................................................................................. 77 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 77 B. Rekomendasi .................................................................................................. 77

    BAGIAN 2: REFLEKSI HASIL KEGIATAN................................................... 79

  • x | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    BAB VI PENGGALAN KISAH INSPIRATIF .................................................. 81 BAB VII KESAN DAN PESAN WARGA ..................................................... 245 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 251 BIOGRAFI SINGKAT ........................................................................................ 253 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 263

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program .......................................................... 13

    Tabel 1.2: Sasaran dan Target ............................................................................ 14

    Tabel 1.3: Jadwal pra- KKN ............................................................................... 16

    Tabel 1.4: Pelaksanaan program ....................................................................... 17

    Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program ...................................................... 17

    Tabel 1.6: Pendanaan............................................................................................ 18

    Tabel 1.7: Penerimaan Sumbangan................................................................... 18

    Tabel 3.1: Mata Pencaharian Masyarakat Desa ............................................ 35

    Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................. 36

    Tabel 3.3: Sarana dan Prasarana Desa Leuweungkolot ............................. 37

    Tabel 4.1 Analisis SWOT Bidang Keagamaan .............................................. 51

    Tabel 4.2 Analisis SWOT Bidang Kesehatan ............................................... 53

    Tabel 4.3 Analisis SWOT Bidang Pendidikan ............................................. 54

    Tabel 4.4 Analisis SWOT Bidang Ekonomi ................................................. 56

    Tabel 4.5 Analisis SWOT Bidang Lingkungan ............................................ 58

    Tabel 4.6: Bentuk dan Hasil Kegiatan Seminar Hukum Keluarga ......... 60

    Tabel 4.7: Bentuk dan Hasil Kegiatan Perayaan HUT RI ......................... 63

    Tabel 4.8: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mobil Qur’an ................................. 65

    Tabel 4.9: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pengobatan Gratis ....................... 67

    Tabel 4.10: Bentuk dan Hasil Kegiatan Mengajar ....................................... 69

    Tabel 4.11: Bentuk dan Hasil Kegiatan Bedah Perpustakaan ................... 71

    Tabel 4.12: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pembuatan TPA .......................... 73

    Tabel 4.13: Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelatihan Sablon ......................... 75

  • ”Apa yang ada didepan manusia hanyalah jarak. Dan

    batasannya adalah ufuk, begitu jarak ditempuh sang

    ufuk menjauh.”

    -Pramoedya Ananta Toer-

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1: Logo KKN Super100 ............................................................... 8

    Gambar 3.1: Lokasi Desa Leuweungkolot ............................................... 30

    Gambar 3.2: Peta Pembagian Wilayah Desa ........................................... 31

    Gambar 3.3: Peta Lokasi Pengabdian ........................................................ 32

    Gambar 3.4: Peta Lokasi Pengabdian ....................................................... 32

    Gambar 3.5: Peta Lokasi Pengabdian........................................................ 33

    Gambar 3.6: Balai Desa .................................................................................. 40

    Gambar 3.7: Posyandu RW 01 .................................................................... 40

    Gambar 3.8: Posyandu RW 06 ................................................................... 41

    Gambar 3.9: Posyandu RW 04 ................................................................... 41

    Gambar 3.10: SD Lueweungkolot 01 dan 02 ........................................... 42

    Gambar 3.11: SD leuweungkolot 05 ........................................................... 42

    Gambar 3.12: PAUD Riyadhul Badi’ah ..................................................... 43

    Gambar 3.13: PAUD Tunas Harapan ......................................................... 43

    Gambar 3.14: Masjid RW 03 ....................................................................... 44

    Gambar 3.15: Masjid RW 05 (a)................................................................. 44

    Gambar 3.16: Masjid RW 05 (b) ................................................................ 45

    Gambar 3.17: Mushalla (a).............................................................................. 45

    Gambar 3.18: Mushalla (b) ............................................................................. 46

    Gambar 3.19: Gedung Olahraga dan Kesenian ....................................... 46

    Gambar 3.20: Jalan Kabupaten ................................................................... 47

    Gambar 3.21: Jalan Desa ............................................................................... 47

    Gambar 3.22: MCK Umum (a) ................................................................... 48

    Gambar 3.23: MCK Umum (b) ................................................................... 48

    Gambar 3.24: MCK Umum (c) ................................................................... 49

    Gambar 3.25: MCK Umum (d) .................................................................. 49

    Gambar 4.1: Seminar Keluarga .................................................................... 62

    Gambar 4.2: Lomba Tafidz al-Qur’an ........................................................ 65

    Gambar 4.3: Mobil Qur’an ........................................................................... 67

    Gambar 4.4: Pengobatan Gratis ................................................................. 69

    Gambar 4.5: Mengajar ................................................................................... 71

    Gambar 4.6: Bedah Perpustakaan .............................................................. 73

    Gambar 4.7: Pembuatan TPA ...................................................................... 75

  • xiv | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Gambar 4.7: Pelatihan SAblon .................................................................... 77

  • xv

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...................... 34

    Grafik 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Agama .................................. 34

    Grafik 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............. 35

    Grafik 3.4: Grafik Jumlah Lapangan pekerjaan ..................................... 36

    Grafik 3.5: Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan .......... 37

  • “Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati”

    -Pramoedya Ananta Toer-

  • xvii

    TABEL IDENTITAS KELOMPOK

    Kode

    Desa

    Kelompok

    Dana

    J. Mhswa

    J. Keg

    J. Pembangunan

    Fisik

    1/Bogor/Cibungbulang/100

    Leuweungkolot

    Kelompok Super 100

    Rp 17.000.000,-

    17 Orang

    7 kegiatan: Mengajar,

    Lomba Tahfidz, Mobil Qur’an,

    Pengobatan Gratis, Pelatihan

    Sablon, Seminar

    Hukum Keluarga, dan Bedah

    Perpustakaan

    1 Kegiatan: Pembuatan Tempat

    Pembuangan Akhir (TPA)

    01.27.

    100

  • “Hidup tanpa harapan adalah hidup yang kosong”

    -Pramoedya Ananta Toer-

  • xix

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Buku Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot ini disusun

    berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot selama

    32 Hari. Ada 17 orang mahasiswa yang terlibat di kelompok ini, yang

    berasal dari 7 fakultas yang berbeda. Kami namai kelompok ini dengan

    Super 100 dengan nomor Kelompok 100. Kami dibimbing oleh Ibu

    Masyrofah, S.Ag., M.Si., beliau adalah dosen di Fakultas Syariah dan

    Hukum. Tidak kurang dari 8 kegiatan yang kami lakukan di desa

    tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat

    dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 2 RW,

    kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar 16

    Juta rupiah. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggora kelompok

    KKN sebesar Rp 6.800.000,-, hasil Fundraising sebesar Rp 200.000,-, dan

    dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen

    (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp 10.000.000,-.

    Dari hasil yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan

    yang dapat kami raih yaitu :

    1. Berjalan baiknya kegiatan belajar mengajar yang begitu disambut

    hangat dari desa yang memberikan kelancaran setiap program di

    sekolah-sekolah Desa Leuweungkolot.

    2. Bertambahnya ilmu pengetahuan warga Desa Leuweungkolot

    mengenai keluarga yang ideal menurut Islam serta peraturan atau

    hukum keluarga yang ada di Indonesia.

    3. Bertambanya ilmu pengetahuan dan motivasi anak-anak Desa

    Leuweungkolot dalam mempelajari dan menghafal al-Qur’an.

    4. Bertambahnya kesadaran warga untuk lebih lagi mencintai al-

    Qur’an salah satunya dengan menindaklanjuti program tahfidz

    yang bermula dari lomba tahfidz yang kami selenggarakan.

    5. Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para pemuda Desa

    Leuweungkolot khususnya di RW 01 dan RW 04 mengenai

    keterampilan sablon kaos yang dapat dipraktekkan sendiri,

    sehingga meningkatkan kesadaran dan motivasi para pemuda

    bahwa berkarya dan berkreativitas dapat menghasilkan nilai yang

    menguntungkan.

  • xx | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    6. Bertambahnya sebuah bangunan fisik yang berguna bagi

    lingkungan desa yakni sebuah tempat pembuangan akhir (TPA)

    sampah Desa Leuweungkolot yang berada di RW 06 dan dapat

    digunakan bersama.

    7. Bertambahnya kesan baik warga terhadap UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Saat merencakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah

    kendala yang kami hadapi antara lain :

    1. Kurangnya peran dan kerjasama pemimpin desa dalam

    pelaksanaan program KKN

    2. Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi

    dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen

    pembimbing, pihak sponsor, dan desa.

    3. Sulitnya berkoordinasi dengan warga yang sibuk dengan mata

    pencahariannya.

    4. Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan

    rencana kegiatan yang telah disusun.

    5. Sejumlah masyarakat kurang merespon kegiatan kami karena

    lokasi KKN dekat perkotaan dengan sebagian besar masyarakat

    urban.

    Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa

    merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun

    kekurangan-kekurangannya adalah:

    1. Kurangnya sosialisasi pada warga, sebaiknya kelompok KKN-

    PpMM melakukan kunjungan pada setiap rumah warga dengan

    fokus pada RW yang dijadikan target

    2. Sebaiknya konsolidasi dan koordinasi internal kelompok dengan

    berbagai pihak desa dan sponsor dilaksanakan dari jauh hari agar

    program lebih efektif dan efisien.

    3. Kurang maksimal dalam memahami dan menganalisis keadaan

    desa dan warga. Diharapkan KKN-PpMM selanjutnya lebih peka

    dan memperhatikan urgensi setiap program kerja agar tepat

    sasaran kepada masyarakat desa.

    4. Kurang maksimal pada solusi permasalahan utama desa yaitu

    sampah, diharapkan di kelompok KKN berikutnya memiliki

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | xxi

    program-program yang dapat meningkatkan kesadaran warga

    dalam pengelolaan sampah.

    5. Kurang maksimal pada pembuatan program untuk pemberdayaan

    pemuda atau karang taruna desa, terutama pada bidang

    keagamaan, diharapkan ada program kajian intensif yang dapat

    meningkatkan keasadaran pemuda Desa Leuweungkolot terhadap

    agama.

    6. Dibatalkannya program kewirausahaan dan ekonomi kreatif

    untuk memberdayakan ibu-ibu di Desa Leuwung Kolot, semoga

    kelompok berikutnya dapat meaksanakan program ini.

  • “Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya

    sendiri, bersuka karna usahanya sendiri, dan maju

    karna pengalamannya sendiri.”

    -Pramoedya Ananta Toer-

  • xxiii

    CATATAN EDITOR

    MERAWAT ASA MALALUI USAHA

    Oleh: Hj. Masyrofah, S.Ag., M.Si.

    Bismillahirohmaanirrahiim

    Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin..Puji syukur kehadirat Allah

    Subhanahu wa Ta’ala berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya pelaksanaan

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 100 di Desa Leuweungkolot

    Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor dapat berjalan dengan

    baik. Shalawat teriring salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

    Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sahabat-sahabatnya, hingga

    keturunan-keturunannya. Waktu satu bulan terasa sangat singkat

    namun sarat manfaat dan nikmat. Hal ini tidak berlebihan melihat

    kegigihan dan kekompakan seluruh anggota KKN dalam

    merampungkan program kerja yang telah dirancang, sehingga hasilnya

    dapat dirasakan oleh masyarakat.

    Program KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ini

    berlangsung selama satu bulan, yaitu dari tanggal 25 Juli hingga 25

    Agustus 2017. Berdasarkan kata pengantar Djaka Badranaya, ME selaku

    kepala PPM dalam Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-

    PpMM 207, ia menuturkan bahwa kegiatan KKN tahun ini terbagi ke

    tiga kabupaten/ kota di antaranya Kabupaten Tangerang, Kota

    Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor.

    Tahun 2017 ini, Saya diberikan amanat oleh PPM sebagai dosen

    pembimbing KKN kelompok 100. Kelompok ini terpilih untuk

    mengabdi selama satu bulan di Desa Leuweungkolot Kecamatan

    Cibungbulang Kabupaten Bogor. Kelompok ini mereka namakan “KKN

    Super 100”, nama yang bagus, keren dan bermakna. Berdasarkan

    penuturan langsung dari Yudi Setiadi selaku ketua kelompok, nama

    kelompok ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang cukup

    panjang dan pemikiran yang cukup mendalam. Super (Suara Pemerhati

    Rakyat), dan 100 adalah penomoran kelompok yang diberikan langsung

    oleh PPM. Menurut Yudi dan kawan-kawan, nama kelompok ini

  • xxiv | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    diharapkan menjadi sebuah do’a kecil serta motivasi yang berkelanjutan

    bagi mereka. Nama adalah do’a, begitu ujar pepatah ternama yang sering

    kita dengar.

    Seluruh anggota kelompok ini berasal dari fakultas-fakultas

    berbeda di UIN Syarif Hidayatullah di antaranya Fakultas Ushuluddin

    (FU) diwakili oleh Yudi Setiadi dan Maslakhatul Ummah, Fakultas

    Sains dan Teknologi (FST) diwakili oleh Muhammad Daivasmara

    Denaw dan Hurunin Fathonah Muthmainnah, Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis (FEB) diwakili oleh Fatma Fathi Hibatullah Saputra, Marsela

    Rahmawati, dan Sherly Tia Ananda, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi (FIDIKOM) diwakili oleh Muhammad Fadhli Dzil Iqbal

    dan Citra Rizky, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) diwakili oleh

    Mutiah Tsani Asyfa, Dodie Rahman, Teti Nurjannah, dan Marisya

    Ningrum, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) diwakili Dede

    Falahuddin, Nanang Tri Hidayat, dan Berlyyana Harinto Wati, dan

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) diwakili oleh Indah.

    Keberagaman fakultas, keterampilan, serta keilmuan inilah yang

    membuat saya –ketika mengadakan pertemuan pertama kali- meminta

    kepada seluruh anggota kelompok untuk menggali potensi diri mereka

    masing-masing yang dapat diamalkan di lokasi KKN. Koordinasi dan

    komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa merupakan kunci

    kesuksesan kegiatan KKN Super 100.

    Dalam buku ini, pembaca bukan saja disuguhkan gambaran dan

    data-data tentang Desa Leuweungkolot berdasarkan pengalaman dan

    analisis peserta KKN Super 100, namun juga pembaca akan sedikit

    merasakan pengalaman –secara tidak langsung- tentang pahit dan

    manis KKN yang dirasakan oleh peserta KKN Super 100. Dalam buku

    ini dijelaskan letak geografis, keadaan penduduk, kekuatan-kekuatan

    warga serta lingkungan Desa Leuweungkolot yang dapat dijadikan

    bahan referensi atau mungkin sekedar membaca situasi Desa

    Leuweungkolot. Pada bagian kedua buku ini, terdapat ‘secuil’

    pengalaman-pengalaman pribadi peserta KKN Super 100. Kisah-kisah

    yang cukup menarik, inspiratif, dan tentu ada di bagian-bagian tertentu

    yang sangat emosional-sentimental.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | xxv

    Sebagai seorang dosen pembimbing sekaligus editor buku ini,

    pada bagian dua sekilas saya amati kisah-kisah yang menarik. Sebagian

    besar kisah inspiratif menceritakan seorang sosok peserta KKN Super

    100 yang memang memiliki ketangguhan di atas rata-rata. Kisah yang

    akan membuat pembaca mengerti betapa kerja keras dan komitmen

    harus benar-benar dijunjung tanpa toleransi. Nilai-nilai perjuangan

    sosok yang di beberapa kisah digambarkan –meminjam istilah Yudi

    Setiadi, ketua kelompok KKN Super 100- sebagai “wonder woman”. Sangat

    direkomdasikan untuk tidak membaca buku ini secara parsial.

    Kegiatan KKN merupakan bagian dari Tri Dharma yaitu

    pengabdian kepada masyarakat. KKN adalah kegiatan yang wajib

    diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. KKN

    menjadi ajang untuk mempraktekkan keilmuan yang mahasiswa

    dapatkan di kampus, sehingga menimbulkan keseimbangan antara teori

    dan praktik. Program kerja KKN Super 100 dinilai tepat sasaran karena

    sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Leuweungkolot,

    di antaranya adalah Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA),

    Bedah Perpustakaan, Seminar Hukum Keluarga, Pengobatan Gratis,

    Pelatihan Sablon dan lain-lain.

    Kegiatan ini akan selalu menjadi suatu pembelajaran kehidupan

    yang sangat berkesan bagi seluruh peserta KKN dan tentu saja

    kenangannya tidak akan mudah hilang di hati peserta KKN. Semua hal

    yang mereka usahakan bersama di tempat pelaksanaan KKN

    merupakan pelajaran tak ternilai oleh materi dan tak terhitung oleh jari.

    Pelajaran tentang makna kehidupan dan melihat langsung sulitnya

    mempertahankan serta mewujudkan harapan masyarakat, yang belum

    tentu mereka dapatkan di kehidupan normal mereka selama masa

    perkuliahan.

    Kegiatan KKN Super 100 ini tentu saja disambut dengan

    antusias warga desa, lokasi desa yang strategis dan masyarakat yang

    religius menjadi salah satu faktor penunjang program kerja. Kegiatan

    keagamaan yang sudah rutin dilaksanakan di Desa Leuweungkolot

    sudah sesuai dengan visi dan misi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Bahkan adanya Pesantren Riyadhul Badi’ah di tengah Desa

  • xxvi | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Leuweungkolot menjadi icon masyarakat yang taat beragama.

    Infrastruktur yang cukup memadai ditambah dengan tokoh-tokoh

    masyarakat yang menjadi panutan warga menjadikan Desa

    Leuweungkolot sebagai desa yang sarat nilai-nilai agama, hal ini

    sangatlah penting di tengah derasnya arus globalisasi dan informasi

    sebagai pondasi keimanan bagi generasi pemuda-pemudi Desa

    Leuweungkolot.

    Ada beberapa catatan penting yang saya dan peserta KKN Super

    100 diskusikan seusai KKN dilaksanakan. Catatan ini, sesuai

    permintaan PPM dalam Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil

    KKN-PpMM 2017, ditujukan kepada PPM sebagai bentuk evaluasi agar

    kegiatan KKN tahun mendatang dapat melampaui keberhasilan tahun

    2017. Dalam prosesnya saya menganggap PPM telah sangat maksimal

    melakukan kewajibannya, namun tentu setiap kemaksimalan makhluk

    selalu ada celah yang dapat ditingkatkan lagi dan lagi. Tahun ini, saya

    dan peserta KKN Super 100 memberika saran kepada PPM agar

    meningkatkan koordinasi kepada aparatur-aparatur berwenang baik di

    tingkat desa, maupun kecamatan.

    Sebagai dosen pembimbing turut bangga dengan kesuksesan

    program kerja KKN Super 100. Semoga segala jerih payah dan usaha

    yang telah dilakukan menjadi ladang ibadah dan amal jariyah Aamiin Ya

    Robbal ‘aalamiin. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam

    kegiatan KKN Kelompok 100 tahun 2017 yaitu Kepala PPM dan staf,

    aparatur pemerintah Desa Leuweungkolot, para donatur. Semoga KKN

    Super 100 dapat menginspirasi KKN selanjutnya. Merci beaucoup et Au

    revoir a bientot.

    Ciputat, 28 Oktober 2017

    Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si NIP. 19781230200112 2 002

  • BAGIAN 1:

    DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN

  • “Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah

    menyerahkan diri pada maut daan kehinaan.”

    -Pramoedya Ananta Toer-

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Dasar Pemikiran

    Mahasiswa sebagai salah satu komponen dalam masyarakat yang

    berkewajiban untuk menjadi pihak yang menjadi fasilitator kesenjangan

    perkembangan dengan kata lain wujud nyata yang harus dilakukan oleh

    mahasiswa untuk masyarakat, guna membantu masyarakat desa untuk

    mengembangkan atau memecahkan masalah yang ada di desa tersebut.

    Pada era globalisasi, dengan semakin berkembangnya teknologi,

    ilmu pengetahuan, dan keterbukaan informasi, harus disadari bahwa

    masyarakat perlu mempunyai suatu pemikiran yang maju dan cerdas.

    Jika masyarakat sudah mempunyai pandangan berfikir yang lebih baik,

    maka tidak akan sulit bagi mereka untuk menjadikan masyarakat itu

    lebih maju dan lebih baik lagi dengan apa yang dicita-citakan.

    Keistimewaan yang dimiliki mahasiswa tidak dapat diukur dari

    sisi materi, melainkan dari sisi wawasan dan intelektualitas yang

    dimilikinya. Mahasiswa selalu mencoba berfikir ideal dan rasional

    dalam menghadapi masa depan masyarakat. Dengan demikian

    masyarakat dan mahasiswa yang merupakan elemen yang ada di

    dalamnya, diharapkan dapat bersikap bijak dan berfikir panjang dalam

    setiap menghadapai permasalahan yang akan dihadapi. Dan teori yang

    dimiliki mahasiswa serta pengalaman hidup masyarakat perlu

    diselaraskan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

    Untuk itu sangat diperlukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

    yang berupaya untuk membawa mahasiswa untuk memahami

    kenyataan-kenyataan yang berkembang dalam masyarakat desa,

    menggunakan teori keilmuan yang dipelajarinya di jenjang perkuliahan.

    Kenyataan hidup dalam masyarakat diharapkan dapat memperluas

    wawasan dan cakrawala pemikiran Interdisipliner dan multidisipliner

    yang diperlukan mahasiswa. Di samping itu, kehadiran mahasiswa KKN

    di wilayah-wilayah pelaksanaan KKN diharapkan dapat mendorong

    dan mengembangkan masyarakat, karena pembangunan masyarakat

  • 4 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    perlu ditingkatkan melalui pengembangan kemampuan sumber daya

    manusia.

    Kegiatan KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak lepas

    dari kultur akademik perguruan tinggi yang dimanifestasikan melalui

    Tri Dharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

    masyarakat. Kami selaku mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    berusaha mengggali, dan mengembangkan potensi masyarakat dan juga

    membantu pada berbagai kegiatan perihal kegiatan pendidikan,

    keagamaan, pembangunan, dan sosial, baik yang bersifat formal maupun

    non formal.

    KKN kelompok 100 yang terdiri dari 17 mahasiswa berasal dari 8

    fakultas yang berbeda akan melaksanakan KKN reguler di Desa

    Leuweungkolot Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. KKN

    perlu diadakan di Desa Leuweungkolot untuk membantu masyarakat

    dalam mengembangkan potensi yang ada di desa tersebut dan

    menyelesaikan berbagai masalah, dari masalah sosial, pendidikan

    maupun pembangunan.

    Buku ini diberi judul “Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot”

    karena kami berharap program-program yang kami lakukan di desa ini

    dapat memberikan manfaat kepada warga desa. Dan kami berharap asa

    yang kami tanam sejak awal KKN bersama warga desa dapat terealisasi

    dalam program yang kami lakukan.

    B. Kondisi Umum Desa Leuweungkolot

    Desa Leuweungkolot merupakan sebuah desa yang berada di

    Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

    dengan Kode Pos 16630. Dengan luas desa ± 189, 90 Ha, dan memilki

    batas wilayah dengan desa lainnya. Sebelah utara berbatasan dengan

    Desa Ciaruteun Ilir, sebelah selatan dengan Desa Girimulia, sebelah

    barat dengan Desa Cimanggu I, dan sebelah timur dengan Desa

    Cibadak, Kecamatan Ciampea. Jarak dengan kecamatan ± 2 KM, dengan

    Kantor Pemerintahan Kota Bogor ± 96 KM, dengan Kabupaten Bogor ±

    25 KM, dan jarak dengan Provinsi ± 144 KM. Desa Leuweungkolot

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 5

    terdiri dari total penduduk 7.033 jiwa, dengan 1.865 kepala keluarga.

    Berdasarkan jenis kelamin dengan jumlah laki-laki 3.640 jiwa, dan

    perempuan 3.393 jiwa. Desa Leuweungkolot ini terdiri dari 25 unit

    Rukun Tetangga (RT) dan 6 unit Rukun Warga (RW).1

    Jika dilihat dari tingkat pendidikannya, penduduk yang

    melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di wilayah ini

    masih tergolong minim. Pada umumnya masyarakat di daerah ini

    memiliki tingkat pendidikan akhir sebatas tingkat SLTA/SMA bahkan

    mayoritas hanya sebatas SLTA/SMP. Tingkat kesadaran akan

    pentingnya pendidikan umum sebetulnya cukup baik namun karena

    pendapatan ekonomi yang tidak pasti, akhirnya masih ada warga yang

    mencukupkan pendidikan mereka dan lebih milih bekerja.

    Rata-rata penduduk di Desa Leuweungkolot berprofesi sebagai

    petani, wiraswasta, pedagang, dan buruh. Pada umumnya masyarakat

    Desa Leuweungkolot bisa dikategorikan sebagai wilayah yang cukup

    berkembang, dilihat dari segi kepribadian masyarakat, pendidikan dan

    pembangunan desa. Namun, terdapat satu permasalahan yang cukup

    alot di desa ini yaitu kesadaran akan pentingnya kebersihan. Hal ini

    terbukti dari banyaknya tumpukan sampah, pembuangan limbah

    pabrik sembarangan dan menjadikan sungai sebagai alternatif

    pembuangan sampah akhir. Serta masih terdapat beberapa aspek dari

    kebiasaan masyarakat yang perlu untuk dibenahi, yang terpenting yaitu

    merubah pola pikir masyarakat terhadap pendidikan, ekonomi serta

    sarana dan prasarana.

    C. Permasalahan Utama Desa

    Permasalahan yang ada di Desa Leuweungkolot, antara lain :

    1. Bidang Pendidikan

    Berdasarkan survei yang kami lakukan kepada warga dan

    aparatur desa, pendidikan di Desa Leuweungkolot terbilang cukup

    baik, karena warga cukup menyadari pentingnya pendidikan,

    1 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan

  • 6 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    setidaknya mereka menempuh pendidikan hingga jenjang Sekolah

    Menengah Lanjut Atas (SLTA), dan tak sedikit yang melajutkan

    pendidikan hingga bangku perkuliahan. Namun, meski begitu masih

    terdapat beberapa kekurangan dalam pendidikan. Beberapa

    kekurangan itu adalah kurangnya fasilitas pendidikan yang

    disediakan desa misalnya perpustakaan desa, ada program

    pendidikan dan pelatihan Skill yang disediakan desa namun tidak

    ada tindak lanjut salah satu faktornya adalah karena kesibukan para

    warga dalam mencari nafkah, masih minimnya fasilitas yang ada di

    sekolah seperti perpustakaan, kurangnya SDM yang mampu

    mengajar.

    2. Bidang Ekonomi

    Sebagian besar warga Desa Leuweungkolot masih

    mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Baik itu

    padi, umbi-umbian, ataupun sayuran. Hal ini dapat terlihat dari

    sebagian besar lahan yang ada desa ditanami tumbuhan-tumbuhan

    tersebut. Cara bertani warga juga masih cukup sederhana karena

    masih menggunakan alat-alat tradisional. Tingkat pertumbuhan

    ekonomi di desa ini tidak terlalu baik hal ini terbukti dari

    banyaknya warga yang akhirnya lebih memilih keluar desa untuk

    mencari pekerjaan dan penghidupan dan mengabaikan pendidikan

    karena biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan cukup tinggi.

    Dampak lainnya adalah masih cukup banyak pemuda yang

    menganggur.

    3. Bidang Keagamaan

    Berdasarkan pernyataan dari tokoh masyarakat, pimpinan

    desa, dan para warga, kesadaran dalam beragama tidak cukup baik

    terutama pada sebagian besar pemuda yang ada di Desa

    Leuweungkolot. Meski tersedia beberapa masjid dan rutinnya

    diadakan pengajian setiap minggu, tetapi sepi dari kunjungan para

    pemuda desa. Tingkat kesadaran yang rendah dikarenakan

    kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang peraturan dalam

    agama. Dampak lain yang terlihat selain rendahnya semangat

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 7

    pemuda untuk mengaji adalah kurangnya pemahaman masyarakat

    terkait hukum keluarga yang di dalamnya terdapat hukum tentang

    pernikahan, kewajiban suami istri, dan lain sebagainya.

    4. Bidang Lingkungan

    Sekilas desa ini memang terlihat sangat bersih. Namun jika

    ditelusuri lebih jauh ke dalam desa, maka akan terlihat tumpukan

    sampah yang menggenang di selokan-selokan pemukiman warga

    dan irigasi. Beberapa warga Desa Leuweungkolot memiliki

    kebiasaan yang kurang baik, yakni membuang sampah ke kali atau

    selokan yang ada di dekat pemukiman mereka, dan kemudian

    sampah-sampah itu akan mengalir dan berhenti tepat di belakang

    Pesantren Riyadhul Badi’ah yang berada di RW 01. Namun, sampah

    ini tidak hanya berasal dari sampah warga Desa Leuweungkolot,

    tetapi juga berasal dari warga wilayah desa lain , mereka membuang

    sampah di jembatan yang terletak dekat jalan besar Cibungbulang.

    Karena hal ini warga desa RW 01 Desa Leuweungkolot sempat

    terkena penyakit yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk. Selain itu,

    di RW 06 pun memiliki masalah pada limbah dari pabrik.

    5. Bidang Sosial

    Kurangnya kebersamaan dan kekompakan antara warga, hal

    ini dikarenakan sibuknya warga dalam mencari nafkah, selain itu

    kurangnya koordinasi pemimpin dalam membuat program-program

    yang mampu membangun hubungan sosial yang baik antar warga,

    kurangnya komunikasi antarwarga juga mengakibatkan munculnya

    kecurigaan antarwarga.

    6. Bidang Kesehatan

    Kemampuan warga desa dalam menyadari pentingnya

    menjaga kesehatan masih begitu minim, tidak jarang mereka

    terkena penyakit, namun tidak sedikit dari mereka yang tidak

    mampu berobat karena biaya pengobatan yang menurut mereka

    masih terbilang mahal.

  • 8 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    D. Profil Kelompok KKN-PpMM 100 Super100

    Nama Super pada kelompok KKN kami, menurut KBBI memiliki

    arti, yakni ‘lebih dari yang lain’, ‘istimewa’, atau ‘luar biasa’. Nama

    Super, juga merupakan bentuk akronim dari Suara Pemerhati Rakyat.

    Dasar pemikiran terciptanya nama ini adalah dari harapan anggota

    kelompok untuk menjadi medium suara-suara masyarakat di desa

    mengenai permasalahan yang ada, yang kemudian akan dicarikan

    penyelesaiannya. Dipilihnya nama Super juga menjadi do’a, semoga kami

    memiliki kekuatan super untuk membantu masyarakat dalam

    mewujudkan niat baik kami di desa selama KKN berlangsung. Dalam

    logo yang menjadi brand kelompok Super, terkandung makna tersirat,

    yaitu:

    Gambar 1.1: Logo KKN Super 100

    1. Dua tangan yang saling meraih: menggambarkan sebagai

    mahasiswa yang berusaha menggandeng warga desa selama

    KKN berlangsung, demi memajukan dan mengoptimalkan

    potensi yang ada di Desa Leuweungkolot.

    2. Lingkaran: memiliki makna bahwa apa yang kita lakukan di

    desa tidak memandang golongan mana pun. Lingkaran berarti

    keseimbangan, tidak bersudut, dan kesamarataan.

    3. Warna hitam: dipilih karena menurut psikologi warna, hitam

    mempresentasikan kekuatan, kepercayaan diri, dan independent.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 9

    Kata ‘kekuatan’ identik dan semakin menggambarkan

    kemampuan super kelompok.

    4. Putih: dinilai dapat meredakan rasa sakit. Kami pilih, untuk

    menggambarkan keberadaan kami yang semoga dapat menjadi

    pereda masalah yang ada di desa. Selain itu, putih juga berarti

    keterbukaan kami dalam menerima masukan dan saran dari

    warga.

    Kelompok KKN Super 100 terdiri dari 17 orang, yaitu 10

    mahasiswi dan 7 mahasiswa yang berasal dari 7 fakultas berbeda, di

    antaranya: Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis (FEB), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Syariah dan

    Hukum (FSH), Fakultas Ushuluddin (FU), Fakultas Ilmu Tarbiyyah

    dan Keguruan (FITK). Berasal dari fakultas dan jurusan yang berbeda,

    menyebabkan masing-masing dari kami memiliki kemampuan

    kompetensi yang berbeda pula. Berikut merupakan nama-nama beserta

    kompetensi yang dimiliki mahasiswa/i peserta KKN 2017:

    Dodie Rachman adalah mahasiswa Fakultas Adab dan

    Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam

    manajemen perpustakaan. Ia dapat mengelola tata letak perpustakaan

    yang sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh perpustakaan

    nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang

    bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian

    uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara

    tertentu.

    Muhammad Fadhli Dzil Iqbal adalah mahasiswa Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

    Islam. Ia memiliki kompetensi di bidang penyiaran radio, yaitu mencari,

    mengelola, dan menyiarkan data berupa informasi melalui media suara,

    radio. Ia tergabung dalam komunitas radio kampus, RDK FM. Di KKN

    Super 100, ia menjabat sebagai humas II, yakni orang yang bertanggung

    jawab dalam menciptakan komunikasi dan hubungan yang baik antara

    kelompok KKN dengan masyarakat.

  • 10 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Fatma Fathi Hibatullah Saputra adalah mahasiswa Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Ia memiliki kompetensi di

    bidang manajemen data keuangan, yaitu mengelola data mengenai

    keuangan dengan baik dan benar, sesuai dengan PSAK dan ketentuan-

    ketentuan yang diberlakukan. Selain itu Ia mempunyai kemampuan

    menggunakan aplikasi Photoshop. Di KKN Super 100, ia menjabat

    sebagai publikasi, dekorasi dan dokumentasi, yakni bertugas untuk

    menyediakan banner acara, dan publikasi dokumentasi kegiatan acara.

    Muhammad Daivasmara Denaw adalah mahasiswa Fakultas

    Sains dan Teknologi, Jurusan Sistem Informasi. Ia memiliki kompetensi

    di bidang application development, yaitu mampu membuat aplikasi dan/

    atau website, baik dari segi perencanaan hingga programming. Di KKN

    Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab di divisi

    perlengkapan. Tugasnya adalah membuat data perlengkapan yang

    dibutuhkan untuk keberlangsungan KKN dan program kerja. Ia juga

    bertugas sebagai editor dalam tim dokumenter.

    Dede Falahuddin adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan

    Hukum, Jurusan Hukum Pidana Islam (Jinayah). Ia memiliki kompetensi

    di bidang hukum pidana Islam, yaitu memahami mengenai hukum

    pidana, dan dapat mengkaji perbandingan hukum pidana Islam dengan

    hukum positif. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai humas I, yakni

    orang yang bertanggung jawab dalam menciptakan komunikasi dan

    hubungan yang baik antara kelompok KKN dengan masyarakat.

    Nanang Tri Hidayat adalah mahasiswa Fakultas Syariah dan

    Hukum, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Ia memiliki

    kompetensi di bidang muamalah, yaitu memahami hukum dan tata cara

    jual beli, baik konvensional maupun modern, dengan prinsip syariah. Di

    KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab

    dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan, dan keamanan), yakni dalam

    pembagian jadwal piket, pembelanjaan kebutuhan K3, serta

    pengawasan.

    Yudi Setiadi adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Jurusan

    Ilmu al-Quran dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang tafsir dan

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 11

    hadis, salah satunya yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis

    dengan baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai ketua kelompok,

    yakni orang yang mengarahkan, mengawasi, serta bertanggung jawab

    atas keberlangsungan kegiatan KKN dan setiap acara di dalamnya.

    Mutiah Tsani Asyfa adalah mahasiswi Fakultas Adab dan

    Humaniora, Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi

    mengajar, yaitu mengajar mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi

    dan rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara,

    dan lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai bendahara

    II, yakni mencatat pemasukan dan pengeluaran dana kelompok secara

    detail dan terperinci.

    Marisya Ningrum adalah mahasiswi Fakultas Adab dan

    Humaniora, Jurusan Ilmu Perpustakaan. Ia memiliki kompetensi dalam

    manjemen perpustakaan. Ia dapat mengelola tata letak perpustakaan

    yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh perpustakaan

    nasional. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai wakil ketua, yakni

    membantu kinerja ketua kelompok dan membantu mengkoordinasi

    perihal akomodasi. Ia juga bertugas sebagai DOP (Director of Photography)

    II tim dokumenter.

    Citra Rizky adalah mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ia memiliki

    kompetensi di bidang broadcasting, yaitu mengenai perencanaan, teknik-

    teknik pengambilan gambar dan video dengan kamera dan

    mengelolanya hingga layak siar. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai

    orang yang bertanggung jawab dalam divisi K3 (kebersihan, kesehatan,

    dan keamanan) dalam pencatatan pengeluaran kebutuhan K3, juga

    merangkap sebagai DOP (Director of Photography) I tim dokumenter.

    Sherly Tia Ananda adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis, Jurusan Ekonomi Syariah dengan Konsentrasi Moneter. Ia

    memiliki kompetensi di bidang manajemen, yaitu pengelolah dana di

    perbankan. Ia juga memiliki kemampuan menghafal dan mengajar yang

    baik. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yag bertanggung

  • 12 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    jawab di divisi konsumsi, yakni bagian penyerahan dan pencatatan

    pengeluaran uang belanja pangan harian kelompok.

    Marsela Rahmawati adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis, Jurusan Perbankan Syariah. Ia memiliki keahlian di bidang

    manajemen, yaitu mengelola sistem dasar keuangan secara syariah. Ia

    juga memiliki kemampuan yang baik dalam membuat karya tulis. Di

    KKN Super 100, ia menjabat sebagai sekertaris II, yaitu orang yang

    bertanggung jawab dalam pembuatan surat atau undangan untuk

    kegiatan-kegiatan KKN.

    Indah adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan,

    Jurusan Manajemen Pendidikan. Ia memiliki kompetensi di bidang

    manajemen, berupa manajemen sumber daya manusia, pendidikan dan

    pelatihan, perkantoran, sistem informasi pendidikan, kurikulum,

    akuntansi dan ekonomi pendidikan. Di KKN Super 100, ia menjabat

    sebagai sekertaris I, yaitu orang yang bertanggung jawab di bagian

    pencatatan, pembuatan agenda kegiatan, dan penyusunan arsip-arsip

    penting kelompok.

    Hurunin Fathonah Muthmainnah adalah mahasiswi Fakultas

    Sains dan Teknologi, Jurusan Biologi. Ia memiliki kompetensi di bidang

    konservasi, yaitu mengupayakan perlindungan, pengelolaan lingkungan

    dan sumber daya alam. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang

    yang bertanggung jawab di bagian publikasi, dekorasi, dan

    dokumentasi. Tugasnya adalah mendesain logo dan banner acara, serta

    mempublikasikan dokumentasi kegiatan di akun sosial media

    kelompok KKN.

    Berlyyana Harinto Wati adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan

    Hukum, Jurusan llmu Hukum dengan Konsentrasi Hukum Bisnis. Ia

    memiliki kompetensi di bidang edukasi, yaitu mengajarkan dan

    mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai hukum-hukum dasar.

    Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang bertanggung jawab

    di divisi acara, yakni menyusun dan mengawasi jalannya jadwal acara

    kegiatan selama KKN.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 13

    Maslakhatul Ummah adalah mahasiswi Fakultas Ushuluddin,

    Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir. Ia memiliki kompetensi di bidang

    tafsir hadis, yaitu dapat mentakhrij dan mencari kualitas hadis dengan

    baik. Ia juga mengajarkan ilmu dan pemahaman al-Quran Di KKN Super

    100, ia menjabat sebagai bendahara I, yakni mencatat pemasukan dan

    pengeluaran dana kelompok secara detail dan terperinci.

    Teti Nurjannah adalah mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora,

    Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Ia memiliki kompetensi mengajar,

    yaitu mengajarkan mengenai sejarah Islam, meliputi sejarah nabi dan

    rasul, sejarah masuk dan berkembangnya Islam di sebuah negara, dan

    lain sebagainya. Di KKN Super 100, ia menjabat sebagai orang yang

    bertanggung jawab di divisi konsumsi. Bertugas mengawasi pembagian

    uang belanja pangan harian kelompok dan belanja pada acara-acara

    tertentu.

    E. Fokus dan Prioritas Program

    Berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Leuwungkolot dan

    kompetensi yang dimiliki oleh anggota KKN Super 100, kami memiliki

    fokus dan prioritas program yang dapat kami laksanakan selama

    kegiatan KKN berlangsung. Adapun rinciannya dapat dilihat pada

    Tabel 1.1.

    Tabel 1.1: Fokus dan Prioritas Program

    Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan

    Bidang Keagamaan

    Lomba Tahfidz Qur’an

    Kegiatan: Pelayanan Penyenggaran Lomba

    Tahfidz Memperingati HUT RI ke 72 di

    RW 1

    Mobil Qur’an

    Kegiatan: Pelayanan Penyelenggaraan

    Talkshow Cinta Qur’an

    Seminar Hukum Keluarga

    Kegiatan: Pelayanan Penyelenggaraan

  • 14 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Seminar Hukum Keluarga

    Bidang Kesehatan

    Pengobatan Gratis

    Kegiatan: Pelayanan Pemeriksaan

    Kesehatan dan Pengobatan Gratis

    Bidang Pendidikan

    Leuweungkolot Mengajar

    Kegiatan: Pelayanan Pengajaran SD di

    Desa Leuwungkolot

    Bedah Perpustakaan

    Kegiatan: Pelayanan Pembenahan dan

    Pengadaan Buku di Perpustakaan SD

    Bidang Ekonomi

    Pelatihan Sablon

    Kegiatan: Pemberdayaan Pemuda Desa

    Leuweungkolot dalam Bentuk pelatihan

    Bidang Lingkungan

    Pembuatan TPA

    Kegiatan: Pelayanan Pembuatan TPA di

    RW 6 Desa Leuwungkolot

    F. Sasaran dan Target

    Tabel 1.2: Sasaran dan Target

    No Kegiatan Sasaran Target

    1. Seminar Hukum

    Keluarga

    Warga Desa

    Leuweungkolot

    100 orang warga

    Desa

    Leuweungkolot

    mendapatkan

    informasi tentang

    kiat-kiat

    membangun

    keluarga sakinah,

    mawadah,

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 15

    warahmah, hukum

    perkawinan di

    Indonesia, serta

    isbat nikah.

    2. Leweungkolot

    Mengajar

    Guru SDN

    Leuweungkolot 05,

    guru SDN

    Leuweungkolot 01,

    dan guru SDN

    Leuweungkolot 02

    4 orang guru SDN

    Leuweungkolot

    05, 2 orang guru

    SDN

    Leuweungkolot 01,

    dan 4 orang guru

    SDN

    Leuweungkolot 02

    terbantu dalam

    kegiatan belajar

    mengajar siswa

    dan siswinya.

    3 Bedah

    Perpustakaan

    Perpustakaan SDN

    Leuweungkolot 02.

    1 perpustakaan

    SDN

    Leuweungkolot 02

    direnovasi dan

    mendapatkan buku

    bacaan.

    4. Pembuatan Tempat

    Pembuangan Akhir

    (TPA)

    Tempat

    pembuangan akhir

    (TPA).

    1 TPA dibangun

    atau didirikan di

    Desa

    Leuweungkolot,

    RT 03 RW 06

  • 16 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Kampung Pos.

    5. Pengoatan Gratis Warga Desa

    Leuweungkolot

    100 Warga Desa

    Leuweungkolot

    mendapatkan

    pelayanan

    kesehatan berupa

    pengobatan gratis

    serta obat-obatan

    gratis.

    6. Perayaan HUT RI

    (Lomba Tahfidz)

    Perlombaan 1 perlombaan

    dalam rangka HUT

    RI ke 72

    terselenggara.

    7. Mobil Qur’an Siswa/i SDN

    Leuweungkolot 1 dan

    SDN Leuweungkolot

    2.

    50 siswa/i SDN

    Leuweungkolot 1

    dan 50 siswa/i

    SDN

    Leuweungkolot 02

    mendapatkan

    informasi tentang

    amaliah yaumiyah

    sesuai panduan al-

    Qur’an serta

    memberikan

    motivasi untuk giat

    membaca dan

    menghafal al-

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 17

    Qur’an.

    8. Pelatihan Sablon Pemuda Desa

    Leuweungkolot

    20 pemuda Desa

    Leuweungkolot

    mendapatkan

    pelatihan sablon

    baju.

    G. Jadwal Pelaksanaan Program

    1. Pra KKN-PpMM 2017 (Mei-Juli 207)

    Tabel 1.3: Jadwal pra- KKN

    No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan

    1. Pembentukan Kelompok April 2017

    2. Penyusunan Proposal 1 Juni 2017

    3. Pembekalan 24 Mei 2017

    4. Survei 1 Juni 2017

    5 Juli 2017

    5. Pelepasan 25 Juli 2017

    2. Pelaksanaan Program di Lokasi KKN (25 Juli – 25 Agustus

    2017)

    Tabel 1.4: Pelaksanaan program

    No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan

    1. Pengenalan Lokasi dan

    Masyarakat 26 Juli 2017

    2. Pembukaan di Lokasi KKN 26 Juli 2017

    3. Implementasi Program 26 Juli – 25 Agustus 2017

    4. Penutupan 25 Agustus 2017

    5. Kunjungan Dosen

    Pembimbing

    26 Juli 2017

    16 Agustus 2017

    24 Agustus 2017

  • 18 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    3. Laporan dan Evaluasi Program (September – Oktober 2017)

    Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Program

    No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan

    1. Penyusunan Buku Laporan

    Hasil KKN- PpMM 1 – 15 September 2017

    2.

    Verifikasi dan Penyuntingan

    oleh Kelompok dan Dosen

    Pembimbing

    16 – 30 September 2017

    3. Penyelesaian dan Penguploadan

    Film Dokumenter

    1 September – 15

    Oktober 2017

    4. Pengesahan Buku Laporan September – November

    2017

    5. Pengirman Buku Laporan

    Hasil KKN-PpMM Desember 2017

    6. Penilaian Hasil Kegiatan Oktober – Desember

    2017

    7. Pengajuan ISBN dan

    Penerbitan Buku Januari 2018

    H. Pendanaan dan Sumbangan

    Dana kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok KKN Super

    100 diperoleh dari berbagai sumber, yaitu :

    a. Pendanaan

    Tabel 1.6: Pendanaan

    No Uraian Asal Dana Jumlah

    1 Kontribusi mahasiswa anggota

    kelompok, @Rp400.000,-

    Rp6.800.000,-

    2 Dana penyertaan progam

    pengabdian Masyarakat oleh

    Dosen (PpMD 2017)

    Rp10.000.000,-

    3 Hasil Fundraising Rp 200.000,-

    Total Rp17.000.000,-

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 19

    b. Sumbangan

    Tabel 1.7: Penerimaan Sumbangan

    No Uraian Asal Sumbangan Bentuk/Jumlah

    1 Darul Qur’an Rp700.000,-

    2 Dompet Duafa Rp200.000,-

    3 RS Bineka Bhakti Husada Gaplek Obat-Obatan

    4 Komisi Pemberantasan Korupsi Buku bacaan anak-

    anak

    I. Sistematika Penyusunan

    Buku ini disusun dalam 2 bagian. Bagian 1 adalah Dokumentasi Hasil

    Kegiatan yang berisi lima bab, dengan perincian sebagai berikut:

    Bab I, Pendahuluan. Bagian ini berisi gambaran umum tentang

    pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok 100 dimulai dari latar

    belakang pelaksanaan KKN-PpMM di Desa Leuweungkolot, kondisi

    umum lokasi Desa Leuweungkolot, permasalahan yang ada di Desa

    Leuweungkolot, profil dari kelompok KKN 100, fokus atau prioritas

    program kerja yang dilaksanakan, sasaran dan target dari program kerja

    yang dilaksanakan, jadwal pelaksanaan KKN-PpMM, serta sumber

    pendanaan untuk mendukung kegiatan KKN-PpMM di Desa

    Leuweungkolot.

    Bab II, Metode Pelaksanaan Program. Bagian ini berisi teori-teori

    yang dikemukan oleh para ahli dan merujuk pada buku bacaan

    mengenai pemberdayaan masyarakat melalui intervensi sosial yang

    dilakukan oleh KKN Super di Desa Leuweungkolot, Bab ini bertujuan

    untuk memberikan kerangka teoritis atas pelaksanaan KKN-PpMM di

    Desa Leuweungkolot.

    Bab III, Kondisi Desa Leuweungkolot. Bagian ini berisi gambaran

    umum mengenai kondisi Desa Leuweungkolot yang dilihat dari profil

    Desa Leuweungkolot secara umum, aspek geografis, aspek demografis

    yang dilihat dari sisi jenis kelamin, pendidikan, mata pencaharian, serta

    dari sarana dan prasarana Desa Leuweungkolot yang data-datanya

  • 20 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    diperoleh dari Formulir Hasil Survei KKN dengan Staf Desa

    Leuweungkolot.

    Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan. Bagian ini

    berisi matriks SWOT dari berbagai bidang yang disesuaikan dengan

    permasalahan yang ada pada bab I, dengan disimpulkan pada beberapa

    program kerja yang muncul pada tiap-tiap bidang. Selain itu, dibahas

    juga mengenai hasil pelayanan dan pemberdayaan dari tiap-tiap

    program kerja yang dibuat dalam bentuk tabel lengkap dengan foto-foto

    kegiatan. Selain itu, dibahas pula mengenai faktor-faktor yang menjadi

    pencapaian hasil tersebut.

    Bab V, Penutup. Bab ini berisi gambaran umum hasil usulan

    program pemecahan masalah yang dicantumkan di bab I. Selain itu,

    dibahas pula mengenai hal-hal apa saja yang harus direkomendasikan

    pemerintah setempat, PPM UIN Jakarta, kelompok KKN masa

    mendatang, serta masyarakat setempat.

    Bagian 2 , Refleksi Hasil Kegiatan. Yang terdiri dari 2 bab, dengan

    perincian sebagai berikut:

    Bab VI, Kisah Inspiratif Selama KKN-PpMM 2017. Dalam bab ini

    disampaikan refleksi mahasiswa atas program KKN, sisi positif teman-

    teman kelompok, kisah desa yang menginspirasi.

    Bab VII, Kesan dan Pesan Warga. Dalam bab ini terdapat kesan

    dan pesan warga atas pelaksanaan KKN-PpMM 2017.

  • 21

    BAB II

    METODE PELAKSANAAN PROGRAM

    A. Pemetaan Sosial

    Pemetaan Wilayah Kerja Berdasarkan Desa

    Berdasarkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh

    kelompok Super 100 di Desa LeweungKolot, kami memetakan daerah

    desa berdasarkan data yang ada, yakni sebagai berikut.

    Desa Leuweungkolot, Kecamatan Cibungbulang terbentuk pada

    tahun 1940. Desa Leuweungkolot berada dalam koordinat 106.674999

    Bujur Timur dan -6.600375 Lintang Selatan. Dengan luas wilayah desa/

    kelurahan sekitar 189.90 Ha, dan jumlah penduduk laki-laki 7.033 jiwa

    dan penduduk perempuan 3.640 jiwa.

    Desa Leuweungkolot juga terbagi atas 25 Rukun Tetangga (RT)

    dalam 6 Rukun Warga (RW) yang dipimpinan Bapak Aan Rusmana,

    S.E. sebagai Plt. Kepala Desa Leuweungkolot

    Bidang Pendidikan dan Spiritual atau Keagamaan

    Di Desa Leuweungkolot terdapat beberapa sarana pendidikan

    yaitu adanya 4 Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama

    (SMP). Di antara 4 SD yang ada di sana terdapat beberapa SD yang

    cukup memprihatinkan karena kurang memadai baik dalam bentuk

    bangunan maupun tenaga pengajar. Sedangkan untuk sarana olahraga

    di sana juga terdapat sebuah bangunan yang cukup memadai. Begitupun

    juga dengan kondisi spritual atau keagamaan di sana sudah terdapat

    cukup banyak bangunan masjid atau mushalla, dan ada juga MUI tingkat

    desa, akan tetapi kurangnya antusias pemuda-pemudi untuk

    meramaikan masjid-masjid maupun mushalla-mushalla untuk shalat

    berjama’ah. Begitupun dengan spiritual atau keagamaan perlu diberi

    himbauan lagi agar masyarakat tidak apatis dengan kegiatan gotong

    royong. Akan tetapi di sisi lain di sana sudah terdapat kegiatan

  • 22 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    keagamaan TPQ dan yasinan secara rutin yang biasa diadakan setiap

    malam.

    Harapan KKN Super 100 semoga bidang pendidikan yang ada di

    desa ini lebih maju dan lebih baik lagi, serta selalu meningkatkan dan

    menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak-anak maupun pemuda

    bahkan orang tua. Maka dari itu tokoh masyarakat harus lebih giat lagi

    mengadakan acara-acara keagamaan baik itu pengajian maupun

    pengajaran ilmu-ilmu agama.

    Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup

    Permasalahan utama yang ada di desa yaitu kurangnya kesadaran

    masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan. Mayoritas

    warga di sana masih membuang sampah sembarangan, ada juga

    sebagian warga yang membuang sampah langsung ke sungai padahal

    sungai itu yang dijadikan sumber utama oleh masyarakat untuk

    perairan pertanian masyarakat. Di desa juga sudah ada mobil

    pengangkut sampah akan tetapi itu hanya berfungsi di sepanjang jalan

    raya dan tidak sampai ke semua penjuru desa maka dampaknya

    lingkungan masyarakat menjadi kotor, sungai-sungai dijadikan sasaran

    tempat pembuangan sampah, selokan-selokan pun mampet sehingga air

    tergenang karena sampah-sampah yang menumpuk di selokan. Dari

    kondisi seperti ini bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat dan bisa

    menimbulkan penyakit. Akan tetapi Desa Leuweungkolot sendiri

    memilik akses kesehatan yang cukup baik karena hampir setiap RW

    sudah memiliki Posyandu. Namun, jarak dari desa ke Puskesmas cukup

    jauh, dan pihak Puskesmas pun sudah menyiapkan kendaraan darurat

    berupa mobil untuk masyarakat yang membutuhkan.

    Harapan KKN Super 100 yakni warga agar lebih menjaga

    kesehatan dan kebersihan lingkungannya. Dari hasil pengamatan kami

    mengenai kesehatan dan lingkungan hidup di Desa Leuweungkolot,

    warga harus lebih giat lagi mengadakan kerja bakti setiap pekan untuk

    membersihkan sampah yang berserakan baik di jalan maupun sungai

    dan menyediakan tempat sampah agar menimbulkan kesadaran diri

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 23

    masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat,

    agar terciptanya desa yang bersih dan warga yang sehat.

    Bidang Sosial Gotong Royong dan Keamanan

    Dalam bidang ini warga Desa Leuweungkolot dapat dikatakan

    sebagai masyarakat yang meiliki jiwa sosial dan gotong royong yang

    cukup tinggi, karena semua warga dapat diajak berpartisipasi dalam

    mengadakan sebuah acara seperi membersihkan sungai, memperingati

    HUT RI, dan ronda malam. Dalam segi keamanan juga desa ini dapat

    dikatakan aman karena setiap malam selalu ada warga yang ronda

    keliling untuk memantau keadaan lingkungan desa pada malam hari.

    Dengan jiwa sosial yang tinggi yang dimiliki oleh warga harapan

    kami, desa ini harus lebih maju, aman terkendali, dan harmonis. Maka

    dari itu warga harus selalu bekerja sama dalam mengadakan sebuah

    kegiatan atau acara serta harus lebih meningkatkan mutu keamanan

    dalam ronda malam.

    Bidang Perekonomian

    Di bidang ini hampir tidak ditemukakan masalah yang dialami

    oleh warga karena warga Desa Leuweungkolot sudah bisa dikatakan

    sejahtera, sebagian besar warga sudah berpenghasilan di atas rata-rata.

    Mata pencaharian masyarakat di desa ini adalah sebagai buruh tani,

    pedagang, dan guru. Tetapi sebagian besar dari masyarakat Desa

    Leuweungkolot adalah sebagai buruh tani, karena sesuai dengan

    potensi yang dimiliki oleh desa ini yakni dalam bidang pertanian.

    Mengenai perekonomian Desa Leuweungkolot dibantu dengan dana

    desa yang sangat membantu jadi untuk sekarang tidak ada desa yang

    tertinggal.

    Karena kebanyakan warga sudah memiliki lahan pekerjaan

    masing-masing ataupun ada perekonomian yang sudah dibantu oleh

    dana desa, maka harapan kami untuk warga Desa Leuweungkolot agar

    menjadi masyarakat madani dan dapat memanfaatkan kekayaan

    alamnya untuk dijadikan lahan usaha. Maka dari itu tugas warga

    hanyalah memikirkan cara tentang mengembangkan usaha mereka serta

  • 24 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    menggunakan dana desa sebaik mungkin untuk kesejateraan

    masyarakat.

    Bidang Kesenian dan Budaya

    Dalam bidang kesenian dan budaya Desa Leuweungkolot tidak

    kalah hebatnya dengan desa-desa lain karena di desa ini juga memiliki

    beberapa kesenian seperti kesenian marawis, qasidah, dan seni tari

    untuk anak-anak tingkat SD. Dengan banyaknya kesenian yang di

    miliki oleh desa harapan kedepannya agar desa ini dapat mengembangkan

    semua kesenian yang dimiliki dan dapat mengenalkannya ke publik dan

    bukan hanya desa itu sendiri. Maka dengan itu tokoh yang berperan di

    desa seperti kepala desa harus lebih giat lagi mengadakan pelatihan

    serta memberikan pelatih yang profesional dalam bidang-bidang yang

    potensial agar lebih fokus dan dapat mencapai target yang diinginkan,

    serta harus lebih banyak mempromosikan kesenian yang dimiliki ke

    publik baik dalam pertemuan-pertemuan maupun media sosial.

    B. Intervensi Sosial

    Intervensi sosial adalah perubahan yang terencana yang dilakukan

    oleh pelaku perubahan (change agent) terhadap berbagai sasaran

    perubahan (target of change) yang terdiri dari individu, keluarga, dan

    kelompok kecil (level mikro), komunitas dan organisasi (level mezzo) dan

    masyarakat yang lebih luas, baik di tingkat kabupaten/ kota, provinsi,

    negara, maupun tingkat global.2 Jadi intervensi sosial diartikan pula

    sebagai langkah bantuan terhadap suatu masyarakat, yang mana

    keberhasilannya dapat dievaluasi dan diukur demi mencapai

    kesejahteraan sosial di masyarakat.

    Tujuan dari intervensi sosial sendiri adalah memperbaiki fungsi

    kelompok sasaran perubahan.3 Penggunaan intervensi sosial diterapkan

    oleh KKN Super 100 sebagai metode pendekatan terhadap para warga,

    2 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai

    Upaya Pemberdayaan Mayarakat (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 49. 3 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar

    Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h. 141-150.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 25

    tokoh masyarakat, dan orang terkemuka di Desa Leuweungkolot.

    Ketika fungsi sosial berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi

    sejahtera akan semakin mudah dicapai. Kondisi sejahtera dapat

    terwujud ketika jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar.

    Melalui intervensi sosial, hambatan-hambatan sosial yang dihadapi

    kelompok sasaran perubahan akan diatasi. Dengan kata lain, intervensi

    sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan

    kondisi riil klien.

    Langkah yang digunakan adalah mengetahui tentang kondisi

    pendidikan, ekonomi, dan soial masyarakat desa, dari data yang telah

    dikumpulkan dapat diketahui kebutuhan masyarakat yang perlu

    dikembangkan. Kemudian direalisasikan melalui kegiatan mengajar,

    bimbingan belajar, pembuatan tempat pembuangan akhir dalam

    pelestarian hidup desa serta kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat

    edukasi, keagamaan serta nilai dan norma-norma kebangsaan.

    C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat

    Menurut Bruhn dan Rebach, setiap intervensi yang dilakukan

    maka harus dimulai dengan melakukan asesmen atau pemetaan. Baik

    yang berupa pemetaan kebutuhan masyarakat yang lebih cenderung

    memilih pendekatan pemecahan masalah (problem solving) ataupun

    pemetaan aset masyarakat yang lebih mengutamakan melihat sisi lebih

    atau positif aset yang dimiliki masyarakat atau disebut dengan Asset

    Based Approach.4

    Ada dua pendekatan terkait dalam pemberdayaan masyarakat,

    yaitu Problem Solving Approach dan Asset Based Approach. Dari kedua

    pendekatan ini kelompok kami memilih menggunakan pendekatan

    Problem Solving Approach dalam melaksanakan program di Desa

    Leuweungkolot. Metode ini lebih efisien dan efektif untuk menjaring

    informasi tentang masyarakat dan membuat prioritas untuk

    masyarakat.

    4 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2017

    (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, 2017), h.17.

  • 26 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya

    sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir,

    sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang

    dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.5

    Terdapat beberapa tahapan agar pemecahan masalah dapat

    berhasil sebagai berikut:6

    1. Identifikasi Masalah

    Identifikasi masalah adalah suatu kepekaan, sebagai bagian dari

    komunitas yang terpengaruh oleh masalah yang ada.

    2. Menggerakkan Sumber Daya

    Setelah masalah diidentifikasi, dipelajari, dan dimengerti,

    langkah berikutnya adalah menggerakan sumber daya yang

    diperlukan untuk mengaktifkan beragam jenis kemampuan

    warga komunitas, mengaktifkan energi dan imajinasi sebagai

    suatu proses penting dalam pengembangan komunitas.

    3. Perencanaan Program

    Tahapan selanjutnya adalah perencanaan program

    pengembangan masyarakat dengan membutuhkan semua faktor

    yang mempengaruhi komunitas. Dalam kerangka perencanaan

    warga komunitas harus mempunyai kesempatan untuk

    mengkritik dan memberikan saran membangun.

    4. Penggerakan Kapasitas Komunitas

    Dengan dukungan penuh warga komunitas dilakukan upaya

    penggerakan kapasitas komunitas untuk melayani dan

    mendukung suatu kegiatan pengembangan masyarakat di atas

    keragaman warga komunitas.

    5. Pemecahan Masalah

    Tahap pemecahan masalah yang efektif dan membutuhkan

    evaluasi, yang berarti tidak ada hal terakhir yang tidak penting.

    Bahkan sesungguhnya akhir kegiatan akan tetap ada, penilaian

    5 Djamara, dkk., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 76-

    79. 6 Predian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Departemen

    Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dan

    Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h.74.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 27

    akhir harus dilakukan terhadap semua tahap untuk

    melaksanakan kegiatan yang akan dianalisis dengan kritis dalam

    hal kekuatan, kelemahan, kesuksesan, kegagalan.

    Pemberdayaan berasal dari bahasa Inggris “empowerment” yang

    biasa diartikan sebagai pemberkuasaan. Dalam arti pemberian atau

    peningkatan “kekuasaan” (power) kepada masyarakat yang lemah atau

    tidak beruntung.7 Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan

    terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian

    masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya, upaya itu hanya bisa

    dilakukan dengan membangkitkan keberdayaan mereka, untuk

    memperbaiki kehidupan di atas kekuatan sendiri.8

    7 Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan Strategi

    Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan (Bandung: Humaniora, 2008), h. 82 diakses pada

    13 September 2017 dari: http://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdf. 8 Engking Soewarman Hasan, Strategi Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya

    Unggul (Bandung: Pustaka Rosda Karya, 2002), h. 56-57 diakses pada 13 September

    2017 dari: http://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdf.

    http://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdfhttp://digilib.uinsby.ac.id/402/5/Bab%202.pdf

  • “Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-

    rangkak di hadapan orang lain.”

    -Pramoedya Ananta Toer-

  • 29

    BAB III

    KONDISI DESA LEUWEUNGKOLOT

    A. Sejarah Singkat Desa Leuweungkolot

    Desa Leuweungkolot adalah masuk dalam wilayah

    Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia.

    Daerah ini konon merupakan sentra atau pusatnya para

    pedagang doclang, makanan tradisional khas Bogor yang dibalut dengan

    sambal kacang hampir mirip dengan lontong.9

    Awal nama Desa Leuweungkolot ini bermula dari kata “luwang”

    yang berarti pengaruh atau ilmu dari orang tua dulu. Lalu orang Belanda

    kesulitan menyebut “luwang” yang kelamaan menjadi “leuweung”. Kata

    “kolot” sendiri berarti tua yakni dari orang tua. Jadilah nama

    Leuweungkolot yang memiliki arti yaitu pengaruh atau ilmu yang

    berasal dari orang tua.

    Leuweungkolot memiliki beberapa kampung yakni Kp. Bubulak,

    Kp. Curug, Kp. Kabandungan, Kp. Cikonjen dan Kp. Pos. Pada awalnya

    desa ini hanya memiliki 18 Rukun Tetangga (RT) dan 4 Rukun Warga

    (RW). Namun seiring perkembangan waktu kampung di desa

    melakukan pemekaran menjadi 25 Rukun Tetangga (RT) dan 6 Rukun

    Warga (RW).

    Kepala Desa (Kades) yang pertama kali memimpin di Desa

    Leuweungkolot adalah Bapak Suganda. Ketika Bapak Suganda

    memimpin pada tahun 1960-an periodenya belum ditetapkan sehingga

    beliau menjabat selama 8 tahun lebih. Kades berikutnya yakni Bapak

    Amit masih dengan periode 8 tahun, lalu Bapak Darmaji, Bapak

    9 Wikipedia, “Leuweungkolot Cibungbulang Bogor (2014)” diakses pada 15

    September 2017 dari:

    https://id.wikipedia.org/wiki/Leuweung_Kolot,_Cibungbulang,_Bogor.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Cibungbulang,_Bogorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bogorhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barathttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Doclanghttps://id.wikipedia.org/wiki/Lontonghttps://id.wikipedia.org/wiki/Leuweung_Kolot,_Cibungbulang,_Bogor

  • 30 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Suriadana 6 tahun dan hingga kini dijabat oleh Ibu Komariyah yang

    digantikan oleh Bapak Aan sebagai Plt Kepada Desa.10

    B. Letak Geografis

    Desa Leuweungkolot adalah sebuah desa yang terletak di

    Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat,

    Republik Indonesia. Desa ini secara administrasi berbatas dengan :

    Sebelah utara : Desa Ciaruteun Ilir.

    Sebelah selatan : Desa Girimulya.

    Sebelahan barat : Desa Cimanggu I.

    Sebelah timur : Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea.

    Luas wilayah Desa Leuweungkolot ± 189.90 Ha , yang memiliki

    jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan sekitar ± 2 KM, dari Ibu

    Kota Kabupaten Bogor yakni ± 25 KM.

    Sementara jarak dari Pemerintahan Kota Bogor ± 96 KM dan jarak

    dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat yakni ± 144 KM. Jarak dari UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta sekitar 44 KM, dengan lama perjalanan

    sekitar 1 jam 45 menit.

    Berikut adalah tampak lokasi Desa Leuweungkolot secara keseluruhan.

    Gambar 3.1: Lokasi Desa Leuweungkolot11

    10 Wawancara Pribadi dengan Kepala Dusun Desa Leuweungkolot, Bapak Aji

    Sukarji, 13 September 2017.

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 31

    Selanjutnya di bawah ini adalah peta pembagian wilayah desa

    secara rinci.

    Gambar 3.2: Peta Pembagian Wilayah Desa12 Keterangan gambar 3.2 :

    1. Bukit Cibodas 2. Lembah Pelangi 3. Kp. Bubulak RW 01 4. Kp. Curug RW 02 5. Kp. Cikonjen RW 03 6. Kp. Cipakel RW 04 7. Kp. Pos RW 05 8. Kp. Pos RW 06

    11 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017

    dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2. 12 Profil Desa Leuweungkolot tahun 2014, Dokumen tidak dipublikasikan.

  • 32 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    13 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017

    dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2. 14 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017

    dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2.

    Selain menampilkan pembagian wilayah desa, berikut ini menggambarkan lokasi pengabdian Kuliah Kerja Nyata kelompok Super 100 di Desa Leuweungkolot, sebagai berikut :

    Gambar 3.3: Peta Lokasi Pengabdian13

    Gambar 3.4: Peta Lokasi Pengabdian14

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 33

    Keterangan Gambar 3.3 sampai Gambar 3.5 :

    1. Pesantren Riyadhul Badi’ah, tempat tinggal sementara ketika

    KKN berlangsung.

    2. LPK Tepi Sawah, tempat penyelenggaraan program

    Pelatihan Sablon.

    3. Balai Desa Leuweungkolot, tempat penyelenggaraan

    program Seminar Hukum Keluarga dan Pengobatan Gratis.

    4. Kediaman Ibu Kepala Desa Leuweungkolot, tempat kami

    memulai kerjasama dan sinergi sebelum KKN berlangsung.

    5. Aliran sungai kecil sebagai pengairan sawah Desa

    Leuweungkolot.

    6. SDN Leuweungkolot 05.

    7. SDN Leuweungkolot 01 dan 02.

    8. Jalan utama memasuki desa.

    9. Lokasi pembuatan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

    sampah.

    15 “Leuweungkolot, Cibungbulang Bogor” diakses pada 14 September 2017

    dari: http://goo.gl/maps/MwkwG6vXmiN2.

    Gambar 3.5: Peta Lokasi Pengabdian15

  • 34 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    C. Struktur Penduduk

    1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    Jumlah penduduk Desa Leuweungkolot adalah 10.673 jiwa.

    Jumlah kepala keluarga 1.865 kepala keluarga. Berdasarkan jenis

    kelamin, jumlah penduduk Laki-laki Desa Leuweungkolot adalah

    7.033 jiwa dan jumlah penduduk perempuan Desa Leuweungkolot

    adalah 3.640 jiwa. Dapat dilihat pada grafik 3.1 di bawah ini :

    Grafik 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

    2. Keadaan Penduduk Menurut Agama

    Jika dilihat dari agama yang dianut maka didapati penduduk

    Desa Leuweungkolot sebagian besar memeluk Agama Islam. 99%

    penduduk Desa Leuweungkolot mayoritas beragama Islam

    sedangkan 1% memeluk agama lainnya.

    Grafik 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Agama

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 35

    3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

    Beragam mata pencaharian di desa ini cukup banyak digeluti

    masyarakat meskipun terlihat yang lebih mendominasi adalah

    sebagai seorang petani. Dan menurut survei yang dilakukan

    bedasarkan data-data yang diberikan terciptanya tabel 3.1 dan

    grafik 3. berikut ini :

    Tabel 3.1: Mata Pencaharian Masyarakat Desa

    Mata pencaharian Total

    Kayawan (PNS, TNI, Swasta) 140

    Wiraswasta 1.115

    Petani 1.235

    Buruh Tani 456

    Pekerja Seni 1

    Pensiunan 48

    Lainnya 2.987

    Tidak Bekerja 1.150

    Total 7.132

    Grafik 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

  • 36 | Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot

    Grafik 3.4: Grafik Jumlah Lapangan pekerjaan

    4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Penduduk desa ini terdiri dari lulusan terbanyak adalah SD

    sebanyak 410 orang , lalu kedua SMP sebanyak 274 orang, ketiga

    SMA sebanyak 156 orang, yang keempat lulusan D1/ D3 ada 34 orang

    serta 8 orang lulusan S2 yang berada di Desa Leuweungkolot

    terssebut.

    Namun ada beberapa warga yang lulus dalam pendidikan

    khusus yaitu sebanyak 30 orang dan berikut tabel 3.2 dan grafik 3.5

    di bawah ini :

    Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Tingkat Pendidikan Total

    Taman Kanak-kanak 82

    Sekolah Dasar / sederajat 410

    SMP / sederajat 214

    SMA / sederajat 156

    Akademi D1 / D3 34

    Sarjana S2 8

    Pendidikan Khusus 30

    Total 904

  • Menanam Asa Menjadi Nyata di Leuweungkolot | 37

    Grafik Keadaan Penduduk

    Menurut Tingkat Pendidikan

    Grafik 3.5: Keadaan Penduduk menurut Tingkat

    Pendidikan

    D. Sarana dan Prasarana

    Keberadaan fasilitas umum yang ada di Desa Leuweungkolot

    secara umum sudah cukup baik, namun kondisi dari fasilitas tersebut

    masih ada yang belum layak dan perlu adanya perbaikan. Berikut

    ditampilakan data sarana dan prasarana yang