15
TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI Nur Widowati 1 , Rano Indradi Sudra 2 , Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1 , Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2 ABSTRAK Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa di RSUD Pandan Arang Boyolali adanya keterlambatan dalam pembuatan Visum Et Repertum. Visum Et Repertum akan menjadi bukti yang benar dan sesuai keadaan yang sebenarnya agar proses peradilan berjalan secara adil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembuatan visum et repertum di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan Case Study. Subyek penelitian adalah petugas pembuat visum et repertum Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali dan obyek penelitian pelaksanaan prosedur pembuatan visum et repertum. Instrumen penelitian adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Di RSUD Pandan Arang Boyolali bahwa terdapat 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan perincian, 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan perincian, 6 (6,74%) kasus penganiayaan, 5 (5,62%) kasus perkosaan dan 78 (87,64%) kasus kecelakaan. Dari ketiga macam kasus tersebut (penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan lalulintas) termasuk dalam jenis kasus pidana. Lama proses pembuatan Visum Et Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali paling cepat yaitu selama 3 hari dengan jumlah 80 kasus (89,89%) dan paling lama 45 hari dengan jumlah 1 kasus (1,12%). Dari data tersebut 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus yang mengalami keterlambatan sebesar (26,36%), hal ini disebabkan oleh faktor dokter dari luar (dokter yang merawat pasien tidak sedang bertugas di RSUD Pandan Arang Boyolali atau dinas luar). Sebaiknya Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali untuk menghindari keterlambatan tersebut diperlukan koordinasi yang baik antara petugas pelayanan Visum Et Repertum dengan dokter yang merawat / melakukan Visum EtRepertum yaitu dengan cara petugas bagian Visum Et Repertum harus segera menghubungi dokter yang merawat, untuk dilakukan pemeriksaan apabila ada kasus permintaan Visum Et Repertum yang melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin komunikasi yang baik dan menghindari keterlambatan proses pelayanan pembuatan Visum Et Repertum. Kata Kunci :Alur Prosedur Pembuatan,Visum Et Repertum Kepustakaan : 7 (1980-2010) PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 Bab III pasal 7 menyatakan sarana pelayanan kesehatan wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam medis. Oleh karena itu, rumah sakit merupakan pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran diselenggarakan sehingga setiap tindakan dan pelayanan yang diberikan pada pasien harus dicatat ke dalam dokumen rekam medis dan rumah sakit berkewajiban untuk menyimpan dan Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati 1 ,dkk) 85

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PANDAN ARANG BOYOLALI

Nur Widowati1, Rano Indradi Sudra

2, Tri Lestari

2

Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar

2

ABSTRAK Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa di RSUD Pandan Arang Boyolali adanya

keterlambatan dalam pembuatan Visum Et Repertum. Visum Et Repertum akan menjadi bukti yang

benar dan sesuai keadaan yang sebenarnya agar proses peradilan berjalan secara adil. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui prosedur pembuatan visum et repertum di Rumah Sakit Umum

Daerah Pandan Arang Boyolali.

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode observasi dan pendekatan Case Study. Subyek

penelitian adalah petugas pembuat visum et repertum Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang

Boyolali dan obyek penelitian pelaksanaan prosedur pembuatan visum et repertum. Instrumen

penelitian adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Data dalam penelitian ini

dianalisis secara deskriptif.

Di RSUD Pandan Arang Boyolali bahwa terdapat 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan

perincian, 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dengan perincian, 6 (6,74%) kasus

penganiayaan, 5 (5,62%) kasus perkosaan dan 78 (87,64%) kasus kecelakaan. Dari ketiga macam

kasus tersebut (penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan lalulintas) termasuk dalam jenis kasus

pidana. Lama proses pembuatan Visum Et Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali paling cepat

yaitu selama 3 hari dengan jumlah 80 kasus (89,89%) dan paling lama 45 hari dengan jumlah 1

kasus (1,12%). Dari data tersebut 89 kasus permintaan Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat

waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus yang mengalami keterlambatan sebesar

(26,36%), hal ini disebabkan oleh faktor dokter dari luar (dokter yang merawat pasien tidak sedang

bertugas di RSUD Pandan Arang Boyolali atau dinas luar).

Sebaiknya Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang Boyolali untuk menghindari keterlambatan

tersebut diperlukan koordinasi yang baik antara petugas pelayanan Visum Et Repertum dengan

dokter yang merawat / melakukan Visum EtRepertum yaitu dengan cara petugas bagian Visum Et

Repertum harus segera menghubungi dokter yang merawat, untuk dilakukan pemeriksaan apabila

ada kasus permintaan Visum Et Repertum yang melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin

komunikasi yang baik dan menghindari keterlambatan proses pelayanan pembuatan Visum Et

Repertum.

Kata Kunci :Alur Prosedur Pembuatan,Visum Et Repertum

Kepustakaan : 7 (1980-2010)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Kesehatan No.

269/Menkes/Per/III/2008 Bab III pasal 7

menyatakan sarana pelayanan kesehatan

wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan

dalam rangka penyelenggaraan rekam

medis. Oleh karena itu, rumah sakit

merupakan pusat dimana pelayanan

kesehatan masyarakat, pendidikan serta

penelitian kedokteran diselenggarakan

sehingga setiap tindakan dan pelayanan yang

diberikan pada pasien harus dicatat ke dalam

dokumen rekam medis dan rumah sakit

berkewajiban untuk menyimpan dan

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 85

Page 2: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

menjaga kerahasiaan dokumen rekam medis

pasien. Oleh karena itu, dokumen rekam

medis sangat diperlukan untuk mencatat

penyakit dan seluruh pelayanan yang telah

diberikan oleh pihak rumah sakit kepada

pasien.

Kompleksitas ini muncul karena

pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai

fungsi pelayanan, pendidikan, dan

penelitian, serta mencakup berbagai

tingkatan maupun jenis disiplin, dimana

rumah sakit mampu melaksanakan fungsi

yang profesional baik dibidang teknis medis

maupun administrasi kesehatan. Salah satu

penilaian dari pelayanan kesehatan dapat

kita lihat dari pencatatan rekam medis atau

rekam kesehatan.

Dengan adanya minat pihak ketiga,

seperti perusahaan asuransi, polisi dan

pengadilan terhadap rekam medis telah

menjadi milik umum. Akan tetapi, rekam

medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan

otoritas pemerintah atau badan yang

berwenang sehingga secara hukum dapat

dipertanggungjawabkan.

Visum Et Repertum (V et R ) adalah

suatu keterangan tertulis yang dibuat atas

permintaan yang berwajib dan dilaksanakan

oleh dokter berdasarkan sumpah mengenai

apa yang dilihat dan ditemukan pada pasien

atau benda yang diperiksa berdasarkan

pengetahuan yang sebaik-baiknya untuk

kepentingan pengadilan. Dalam hal ini

RSUD Pandan Arang Boyolali sebagai

penyelenggara kegiatan rekam medis dan

pemilik berkas rekam medis harus

mempunyai ketentuan yang mengatur

tentang pelaksanaan alur prosedur pelayanan

Visum Et Repertum. Berkas Visum Et

Repertum mempunyai nilai hukum atas

dasar keadilan, dalam rangka usaha untuk

menegakkan hukum dan penyediaan bukti.

Permintaan Visum Et Repertum pada tahun

2008 sebanyak 117 kasus, masih ada hasil

Visum Et Repertum yang tidak diambil oleh

pihak kepolisian sebanyak 18 kasus (15,3%)

sedangkan permintaan Visum Et Repertum

ditahun 2008 sebanyak 89 kasus. Di tahun

2008 terdapat 11 kasus yang mengalami

keterlambatan dalam pembuatan hasil Visum

Et Repertum dengan jenis kasus campuran,

yaitu kasus kecelakaan, perkosaan dan

penganiayaan. Di lihat dari hasil tersebut

diketahui bahwa terdapat penurunan

permintaan Visum Et Repertum di RSUD

Pandan Arang Boyolali. Hasil Visum Et

Repertum tersebut telah diambil oleh pihak

yang berwenang. Berdasarkan kasus studi

pendahuluan diketahui bahwa di RSUD

Pandan Arang Boyolali adanya

keterlambatan dalam pembuatan Visum Et

Repertum pada tahun 2008.

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut

: mengetahui pelaksanaan alur prosedur

pembuatan visum et repertum di RSUD

Pandan Arang Boyolali, Mengetahui

prosedur pembuatan visum et repertu,

Mengetahui jenis kasus dalam visum et

repertum, Mengetahui dokter yang

melaksanakan pemeriksaan visum et

repertum, Mengetahui lama proses

pembuatan visum et repertu, Mengetahui

pencabutan/pembatalan permintaan visum et

86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 3: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

repertum, Mengetahui prosedur

pengambilan visum et repertum.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Rekam medis adalah “keterangan baik

yang tertulis maupun terekam tentang

identitas, anamnase, penentuan fisik

laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan

tindakan medik yang diberikan kepada

pasien, dan pengobatan baik yang dirawat

nginap, rawat jalan maupun yang

mendapatkan pelayanan gawat darurat”.

(DepKes RI. 1997). Kemudian selanjutnya

rekam medis menurut Huffman (1994)

adalah “himpunan fakta tentang kehidupan

seorang pasien dan riwayat

kepenyakitannya, termasuk keadaan sakit,

pengobatan saat ini dan lampau yang ditulis

oleh para praktisi kesehatan dalam upaya

mereka memberikan pelayanan kesehatan

terhadap pasien”. Dalam pelayanan

kesehatan terutama yang dilakukan para

dokter di rumah sakit peranan catatan rekam

medis sangat penting dan melekat dengan

kegiatan pelayanan.

Sesuai PerMenKes RI No.

269/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 tentang

rekam medis, yang dimaksud dengan rekam

medis adalah “Berkas yang berisikan catatan

dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan”.

Catatan atau rekaman ini menjadi sangat

berguna untuk mengingatkan kembali dokter

akan keadaan hasil pemeriksaan dan

pengobatan yang telah diberikan bila pasien

datang kembali untuk berobat ulang setelah

beberapa hari, beberapa bulan bahkan

beberapa tahun kemudian. Dengan adanya

rekam medis, maka dokter bisa mengingat

atau mengenali keadaan pasien waktu

diperiksa sehingga lebih mudah melanjutkan

strategi pengobatan dan perawatannya.

2. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang

tercapainya tertib administrasi dalam upaya

meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Sedangkan tertib rumah sakit

merupakan salah satu faktor dalam upaya

peningkatan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. (Depkes, RI. 2006)

3. Kegunan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat

dari beberapa aspek antara lain:

a. Aspek administrasi

Isinya menyangkut tindakan

berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan

paramedis dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan. Oleh karena itu

penggunaan rekam medis diperlukan

untuk melihat proses pengobatan dan

tindakan yang diberikan atas diri

seseorang pasien dapat diakses secara

langsung oleh bagian yang

berwenang atas pemeriksaan tersebut.

b. Aspek medis

Catatan tersebut dipergunakan

sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan dan perawatan yang

diberikan kepada seorang pasien dan

dalam rangka mempertahankan serta

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 87

Page 4: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

meningkatkan mutu pelayanan

melalui kegiatan audit medis,

manajemen risiko klinis serta

keamanan atau keselamatan pasien

dan kendali biaya.

c. Aspek hukum

Isinya menyangkut masalah jaminan

kepastian hukum atas dasar keadilan,

dalam rangka upaya menegakkan

keadilan. Rekam medis adalah milik

dokter dan rumah sakit sedangkan

isinya yang terdiri dari identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang

telah diberikan kepada pasien sebagai

informasi yang dimiliki oleh pasien

sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku

(UU Praktik Kedokteran RI No. 29

Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1)

Penjelasan).

d. Aspek keuangan

Isinya mengandung data atau

informasi yang dipergunakan sebagai

aspek keuangan yaitu dalam hal

pengobatan, terapi serta tindakan-

tindakan yang diberikan pada pasien

selama menjalani perawatan di rumah

sakit.

e. Aspek penelitian

Isinya menyangkut data dan

informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek pendukung penelitian

dan pengembangan ilmu pengetahuan

di bidang kesehatan.

f. Aspek pendidikan

Isinya menyangkut data atau

informasi tentang perkembangan

kronologis dan kegiatan pelayanan

medis yang diberikan kepada pasien,

informasi tersebut dapat

dipergunakan sebagai bahan atau

referensi pengajaran di bidang

pendidikan kesehatan.

g. Aspek dokumentasi

Isinya menyangkut sumber ingatan

yang harus didokumentasikan dan

dipakai sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan rumah sakit.

Kegunaan rekam medis secara umum

adalah sebagai berikut:

1) Sebagai alat komunikasi antar

dokter, antar tenaga ahli lainnya

yang ikut dalam memberikan

pelayanan, pengobatan dan

perawatan pada pasien.

2) Sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan/

perawatan yang harus diberikan

pada pasien.

3) Sebagai bukti tertulis atas segala

tindakan pelayanan,

perkembangan penyakit dan

pengobatan selama pasien

berkunjung/ dirawat di rumah

sakit.

4) Sebagai bahan untuk analisa,

penelitian dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan

kepada pasien.

5) Melindungi kepentingan hukum

bagi pasien rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan.

88 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 5: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

6) Menyediakan data-data khusus

yang sangat berguna untuk

keperluan penelitian dan

pendidikan.

7) Sebagai dasar dalam

penghitungan biaya pembayaran

pelayanan medis yang diterima

pasien.

8) Menjadi sumber ingatan yang

harus didokumentasikan serta

sebagai bahan

pertanggungjawaban dan laporan.

(Depkes, RI. 2006)

B. VISUM ET REPERTUM

1. Pengertian Visum Et Repertum

Visum Et Repertum berasal dari bahasa

latin yaitu Videre yang berarti melihat

dan Repere yang berarti melaporkan.

Dari asal kata tersebut maka Visum Et

Repertum dapat didefinisikan suatu

keterangan tertulis yang dibuat atas

permintaan pihak kepolisian / pengadilan

oleh dokter berdasarkan sumpah

kedokteran tentang apa yang dilihat dan

ditemukan pada pasien atau benda yang

diperiksa berdasarkan pengetahuan

kedokteran. Dalam hal ini, untuk

kepentingan pengadilan atau keterangan

ahli mengenai tindak pidana yang

berkaitan dengan kesehatan dan jiwa

manusia.

Pengertian yang berwajib tidak hanya

meliputi polisi, jaksa atau hakim,

melainkan penyidik dan hakim pada

tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan

(Koeswadji H, 1996).

2. Peranan Visum Et Repertum

Mengenai Visum Et Repertum dalam

ordonanti. 1937 nomor 350 dimana pasal

1 menyatakan bahwa Visum Et Repertum

yang dibuat oleh “geneseskundigen”

(dokter) mempunyai daya bukti dalam

perkara pidana, sepanjang hal itu

memuat keterangan tentang apa yang

dilihat, dialami dan diketahui

berdasarkan ilmu pengetahuan

dibidangnya terhadap barang-barang

yang diperiksanya.

Fungsi dan peranan Visum Et Repertum

sebagai alat pembuktian dalam perkara

pidana, terlebih-lebih bila dalam tindak

pidana tersebut terdapat korban, baik

luka-luka ataupun mati.

Suatu Visum Et Repertum yang dibuat

oleh dokter terutama bila dibuat oleh

dokter ahli dalam bidangnya dan Visum

Et Repertum tersebut memuat

keterangan-keterangan sebagai hasil

tentang apa yang dilihat, diketahui atau

dialami berdasarkan ilmu

pengetahuannya terhadap barang yang

diperiksa, akan sangat membantu atau

bemanfaat bagi penyidikan dan terutama

bagi hakim dalam usahanya membuat

terang sesuatu tindak pidana (LKUI,

1980)

3. Pejabat yang Berhak mengajukan

Permintaan Visum Et Repertum

a. Penyidik adalah Pejabat Polisi

Negara Republik Indonesia tertentu

yang sekurang- kurangnya

berpangkat Pembantu Letnan Dua

Polisi (P.P.R.I. No.27 Th 1983)

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 89

Page 6: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

b. Dalam hal di suatu sektor kepolisian

tidak ada pejabat penyidik

sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf a, maka Komandan Sektor

Kepolisian yang berpangkat Bintara

di bawah Pembantu Letnan Dua

Polisi, karena jabatannya adalah

penyidik

c. Penyidik Pembantu adalah :

d. Pejabat kepolisian Negara Republik

Indonesia tertentu sekurang –

kurangnya berpangkat Sersan Dua

Polisi

e. Dalam perkara perdata, hakim

perdata dapat minta sediri

f. Dalam perkara agama, hakim agama

dapat minta sendiri (undang-undang

No.1 Th 1970 pasal 10)

g. Dalam hal orang yang luka atau

mayat itu seorang anggota ABRI

maka untuk meminta Visum Et

Repertum hendaknya menghubungi

polisi militer setempat dari kesatuan

si korban (instruksi Kapolri

No.Pol:Ins/P/20/IX/74

4. Prosedur Permintaan Visum Et Repertum

Berdasarkan instruksi kepala kepolisian

RI nomor Pol.Ins/E/20/20/IX/75 tentang

tata cara permohonan dan pencabutan

visum et repertumdisebutkan :

a. Permintaan visum et repertum

1) Permintaan visum et repertum

dibuat secara tertulis dengan

mengisi blangko-blangko atau

formulir yang telah disediakan

diisi sesuai keadaan korban dan

tindak pidana yang sedang

dihadapi. Pengisian formulir

dilakukan secara jelas atau tugas

(pemeriksaan luar atau dalam

keduanya) dan dilengkapi dengan

keadaan pada saat ditemukan.

2) Surat permintaan visum et

repertum dikeluarkan dan

ditandatangani oleh pejabat

tertentu dan kepala kepolisian

militer yang pada dasarnya adalah

pejabat yang berwenang

mengeluarkan dan

menandatangani surat pengadilan,

surat perintah penangkapan,

penahanan untuk korban mati dan

pada bagian-bagian spesialis

sesuai keadaan yang diderita si

korban (korban perkosaan ke

bagian bidan, korban lalu lintas ke

bagian bedah).

3) Permintaan visum et

repertumterhadap korban WNA,

dilakukan sama terhadap WNI,

guna pemberitahua kepada

kedutaan atau perwakilan Negara

dari korban.

4) Permintaan visum et repertum

dikirim dalam waktu 2x24 jam

sejak terjadinya peristiwa sampai

hasil pemeriksaan

ditemukan/diperoleh dokter (ahli

kedokteran kehakiman diperoleh

data yang lebih objektif dan

sehubungan tersangka dalam

waktu 2x24 jam harus sudah

diperiksa.

90 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 7: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

b. Pencabutan /pembatalan permintaan

visum et repertum

Pada dasarnya pencabutan

permintaan visum et repertumtidak

dapat dibenarkan karena melanggar

UU pasal 222 KUHP berisi

barangsiapa dengan sungguh sengaja

mencegah, menghalang-halangi,

merintangi atau menggalkan

pemeriksaan mayat forensic, diancam

dengan pidana penjara paling lama

sembilan bulan atau denda paling

banyak empat ribu lima ratus rupiah.

5. Bentuk Visum Et Repertum

Untuk kecelakaan lalu lintas atau

penganiayaan terdapat 3 bentuk Visum Et

Repertum antara lain:

a. Visum Et Repertum Sementara.

Visum Et Repertum sementara berisi

uraian hasil pemeriksaan pada waktu

penderita masuk ke rumah sakit,

penyebab terjadinya kelainan yang

didapat serta kesimpulan sementara

akibat kelainan yang diderita.

b. Visum Et Repertum Lanjutan.

Visum Et Repertum lanjutan berisi

lanjutan dari Visum Et Repertum

sementara serta perjalanan penyakit

dari perderita.

c. Visum Et Repertum definitif.

Visum Et Repertum definitif berisi

uraian tentang kelainan yang terdapat

kesimpulan-kesimpulan berupa

diagnosis, sebab dari kelainan yang

didapat dan akibat ditimbulkan oleh

kelainan tersebut (cacat yang timbul).

Kelainan / cacat yang terjadi dibagi

atas 3 kategori :

1) Bahaya maut dan cacat tetap yang

menyebabkan tidak dapat

melakukan pekerjaan selamanya,

keguguran atau mati janin.

2) Halangan untuk melakukan

pekerjaan dan jabatan.

3) Sembuh, tidak menghalangi

melakukan pekerjaan dan jabatan.

(LKUI, 1980)

6. Jenis Kasus yang Dimintakan Visum Et

Repertum

Kedudukan seorang dokter didalam

penanganan korban kejahatan dengan

menerbitkan visum et

repertumseharusnya disadari dan dijamin

netralitasnya, karena bantuan dokter

akan sangat menentukan adanya

kebenaran factual yang berhubungan

dengan kejahatan. Jenis permasalahan

antara lain:

a. Penganiayaan

b. Kecelakaan

c. Perkosaan

7. Petugas yang Membuat Visum Et

Repertum

Visum et repertum oleh dokter forensik,

dokter umum, dokter spesialis, dokter

sipil, militer, dokter pemerintah/swasta

agar memperoleh bantuan yang

maksimal maka perlu diperhatikan dua

hal yaitu: spesialis perlu disesuaikan

kasusnya dan fasilitasnya. (LKUI, 1980)

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 91

Page 8: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara

objektif (Notoatmodjo, 2005). Jenis

penelitian ini digunakan untuk mengetahui

alur prosedur pembuatan visum et repertum

di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan Case Study dengan cara meneliti

suatu permasalahan melalui suatu kasus

yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang

menjadi kasus tersebut secara mendalam

dianalisis baik dari segi yang berhubungan

dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-

faktor yang mempengaruhi, kejadian-

kejadian khusus yang muncul sehubungan

dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi

kasus terhadap suatu perlakuan atau

pemaparan tertentu. (Notoadmodjo, 2005)

B. Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 1. Variabel Penelitian dan Definisi

Operasional

No Variabel Definisi operasional

1. Prosedur

pelayanan Visum

Et Repertum

Suatu acuan atau

petunjuk

pelaksanaan Visum

Et Repertum bagi

petugas yang

bertanggungjawab

dalam

melaksanakan

pelayanan Visum Et

Repertum.

2. Jenis kasus dalam

Visum Et

Repertum

Macam-macam

kasus yang

membutuhkan

pemeriksaan Visum

Et Repertum berupa

kasus penganiayaan,

pemerkosaan dan

No Variabel Definisi operasional

kecelakaan.

3. Petugas yang

membuat Visum

Et Repertum

Seseorang yang

mempunyai

wewenang untuk

melakukan

pengisian formulir

hasil Visum Et

Repertumyaitu

dokter umum, dan

dokter spesialis

4. Lamanya proses

pembuatan Visum

Et Repertum

Suatu proses waktu

pembuatan Visum

Et Repertum mulai

dari tanggal

permintaan

dilakukan Visum Et

Repertum sampai

dengan memperoleh

tanggal Visum Et

Repertum

5. Prosedur

pengambilan

Visum Et

Repertum

Suatu alur kegiatan

dalam pelayanan

pengambilan hasil

Visum Et Repertum

6. Pencabutan atau

pembatalan

Visum Et

Repertum

Suatu proses untuk

pencabutan atau

pembatalan atas

permintaan Visum

Et Repertum yang

telah diajukan oleh

pihak kepolisian

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Polpulsi dan sampel dalam penelitian ini

adalah keseluruhan objek penelitian atau

objek yang diteliti (Notoatmodjo. 2005).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

permintaan pembuatan visum et repertum di

RSUD Pandan Arang Boyolali pada

sejumlah 89 kasus.

Sampel adalah sebagian yang diambil

dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo. 2005). Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan adalah seluruh

populasi permintaan Visum Et Repertum

tahun 2008 sebanyak 89 kasus.

92 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 9: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Data primer

Data yang didapat dari pengamatan

langsurng dan wawancara pada

petugas rekam medis dan petugas

yang membuat visum et repertum

untuk mengetahui bagaimana

tinjauan alur prosedur pembuatan

visum et repertum di RSUD Pandan

Arang Boyolali.

2. Data sekunder

Data yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan pihak rumah sakit,

misalnya dalam pengolahan ini data

sekunder yang digunakan adalah

data-data tentang visum et repertum

dari beberapa informasi yang didapat

dari RSUD Pandan Arang Boyolali.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan :

3. Editing

Yaitu mengklasifikasikan kasus

visum et repertum berdasarkan jenis

kasusnya sesuai dengan surat

permintaan visum et repertum.

4. Tabulasi

Yaitu membuat tabel untuk

mengelompokkan data yang sesuai

dengan masing-masing obyek yang

diteliti.

5. Penyajian Data

Penyajian data berupa gambar tabel

lama waktu proses pembuatan visum

et repertum di RSUD Pandan Arang

Boyolali.

F. Tehnik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis

secara deskriptif yaitu menggambarkan

hasil penelitian sesuai keadaan yang

sebenarnya dengan menggunakan

metode survey dengan cara melakukan

wawancara dengan responden serta

melakukan pendekatan cross sectional

yang bersifat sewaktu yang

menggambarkan pelaksanaan prosedur

tetap pembuatan visum et repertum di

RSUD Pandan Arang Boyolali.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum

RSUD Pandan Arang Boyolali sudah

mempunyai prosedur tetap tentang

pembuatan administrasi Visum Et Repertum

dengan nomor dokumen 84/ PROTAP/ IV/

2011, nomor revisi 3 tanggal terbit 14 April

yang ditetapkan oleh direktur RSUD Pandan

Arang Boyolali. Isinya adalah sebagai

berikut :

a. Ada surat pengantar / permohonan dari

pihak terkait.

b. Pasien diperiksa oleh dokter jaga IGD

atau konsulen.

c. Hasil pemeriksaan pasien dibuat laporan

secara tertulis oleh petugas rekam medis

pada blangko / formulir khusus untuk

pembuatan Visum Et Repertum.

d. Setelah Visum Et Repertum ditanda

tangani dokter pemeriksa kemudian

dicap stempel rumah sakit.

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 93

Page 10: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

e. Yang berhak mengambil hasil Visum Et

Repertum adalah dari penyidik yakni

kepolisian atau kejaksaan.

f. Penyelesaian pembuatan Visum Et

Repertum selesai dalam waktu 3 (tiga)

hari

Di bagian Unit Rekam Medis

mempunyai satu petugas yang bertugas

membuatkan Visum Et Repertum. Visum Et

Repertum merupakan laporan secara tertulis

kondisi / cedera yang dialami pasien karena

terlibat urusan kepolisian untuk kepentingan

peradilan. Visum Et Repertum akan menjadi

bukti yang benar dan sesuai keadaan yang

sebenarnya agar proses peradilan berjalan

secara adil. Semua pasien yang terlibat

urusan dengan penyidik agar dibuatkan

Visum Et Repertum untuk kepentingan

peradilan.

2. Jenis Kasus dalam Visum Et Repertum

Tabel 2. Jenis kasus dalam Visum Et

Repertum di RSUD Pandan Arang

Boyolali Tahun 2008

No Jenis Kasus Visum Et

Repertum

n %

1 Penganiayaan 6 6,74%

2 Perkosaan 5 5,62%

3 Kecelakaan 78 87,64%

Di RSUD Pandan Arang Boyolali bahwa

selama Tahun 2008 terdapat 89 kasus

permintaan Visum Et Repertum dengan

perincian, 6 (6,74%) kasus penganiayaan, 5

(5,62%) kasus perkosaan dan 78 (87,64%)

kasus kecelakaan. Dari ketiga macam kasus

tersebut (penganiayaan, perkosaan dan

kecelakaan lalu lintas) termasuk dalam jenis

kasus pidana.

3. Dokter yang Melaksanakan Pemeriksaan

Visum Et Repertum

Visum et repertum dibuat oleh dokter

umum dan dokter spesialis agar

mempermudah dalam pembuatan hasil

Visum Et Repertum maka perlu diperhatikan

dua hal yaitu: spesialis perlu disesuaikan

kasusnya dan fasilitasnya. Untuk kasus

kecelakaan dan penganiayaan Visum Et

Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali

dibuat oleh dokter bedah yang menangani

pasien sedangkan kasus pemerkosaan dibuat

oleh dokter obsgyn.

4. Lama Proses Pembuatan Visum Et

Repertum

Tabel 3. Lama Waktu Proses Pembuatan

dan Pengambilan Visum Et Repertum di

RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun

2008

Lama proses

pembuatan (Lama

waktu s/d selesai)

Visum Et Repertum

Jumlah

n %

3 hari 80 89,89%

7 hari 1 1,12 %

8 hari 2 2,26 %

9 hari 1 1,12 %

15 hari 1 1,12 %

21 hari 1 1,12 %

28 hari 1 1,12 %

44 hari 1 1,12 %

45 hari 1 1,12 %

Sumber : Data Sekunder Rekam Medis RSUD

Pandan Arang Boyolali tahun 2008

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui

bahwa lama proses pembuatan Visum Et

Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali

Tahun 2011 paling cepat yaitu selama 3 hari

dengan jumlah 80 kasus campuran yaitu

94 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 11: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

penganiayaan, perkosaan dan kecelakaan

(89,89%) dan paling lama 45 hari dengan

jumlah 1 kasus perkosaan (1,12%).

5. Pencabutan/pembatalan permintaan

visum et repertum

Pada dasarnya pencabutan/pembatalan

Visum Et Repertum dilakukan secara tertulis

dengan mengisi formulir pencabutan, yang

dibuat secara seragam dan ditujukan kepada

Direktur rumah sakit. Pihak kepolisian

membawa surat pencabutan / pembatalan

Visum Et Repertum, kemudian diserahkan

kepada direktur rumah sakit setelah itu

direktur rumah sakit mengadakan rapat

komite medis, setelah mendapatkan disposisi

dari direktur rumah sakit diserahkan kepada

petugas khusus yaitu Unit Rekam Medis,

lalu ke bagian yang bertanggung jawab

terhadap Visum Et Repertum untuk melayani

pembatalan Visum Et Repertum, kemudian

pihak polisi menandatangani buku

pembatalan Visum Et Repertum yang berisi

tanggal Visum Et Repertum, no surat

permintaan Visum Et Repertum, nama

korban, alamat korban, nama terang petugas

polisi, keterangan. Rata-rata alasan

pembatalan atau pencabutan permintaan

Visum Et Repertum dikarenakan kedua belah

pihak berdamai tanpa ada konfirmasi dengan

rumah sakit.

6. Prosedur Pengambilan Visum Et

Repertum

Di RSUD Pandan Arang Boyolali belum

ada prosedur tetap tentang pengambilan

Visum Et Repertum. Berdasarkan hasil

wawancara dengan petugas pembuat Visum

Et Repertum, syarat pengambilan Visum

EtRepertum di rumah sakit selama ini

dilakukan oleh petugas kepolisian dalam

serah terima Visum Et Repertum dengan

bukti membubuhkan tanda tangan dan nama

terang pada buku pengambilan Visum Et

Repertum. Kemudian petugas kepolisian

akan membayar biaya administrasi

pembuatan Visum Et Repertum terlebih

dahulu ke bagian kasir sebelum menerima

hasil Visum Et Repertum yang diminta.

Tabel 4. Lama Waktu Pengambilan

Visum Et Repertum di RSUD Pandan

Arang Boyolali Tahun 2008

Lama waktu s/d

diambil Visum Et

Repertum

Jumlah

n %

1 hari 78 87,64 %

7 hari 2 2,26 %

11 hari 1 1,12 %

14 hari 3 3,38 %

15 hari 1 1,12 %

16 hari 1 1,12 %

18 hari 1 1,12 %

25 hari 1 1,12 %

31 hari 1 1,12 %

Dari data tersebut 89 kasus permintaan

Visum Et Repertum dapat diselesaikan tepat

waktu sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11

kasus yang mengalami keterlambatan

sebesar (12,36%), berdasarkan hasil

wawancara dengan petugas pembuat Visum

Et Repertum, disebabkan oleh faktor dokter

dari luar (dokter yang merawat pasien tidak

sedang bertugas di RSUD Pandan Arang

Boyolali atau dinas luar).

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 95

Page 12: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

B. Pembahasan

1. Prosedur pelayanan pembuatan Visum Et

Repetum.

RSUD Pandan Arang Boyolali sudah

mempunyai prosedur tetap dalam

pelaksanaan Visum Et Repertum sehingga

dalam pelaksanaan pelayanan Visum Et

Repertum sudah didasarkan pada Prosedur

tetap pelayanan Visum Et Repertum

didasarkan pada prosedur pembuatan Visum

Et Repertum. Prosedur pembuatan Visum Et

Repertum pihak kepolisian mengajukan

surat pengantar kepada direktur rumah sakit

kemudian direktur rumah sakit

mengeluarkan disposisi kepada kepala sub

bidang rekam medis yang selanjutnya

diserahkan kepada kepala satuan rekam

medis dan dari kepala satuan rekam medis

akan diserahkan kepada petugas pembuat

Visum Et Repertum. Setelah petugas

menerima surat disposisi tersebut, maka

petugas akan membuatkan hasil Visum Et

Repertum berdasarkan pemeriksaan yang

telah dilakukan oleh dokter yang

bertanggung jawab. Hal ini sudah sesuai

dengan prosedur tetap yang ada di RSUD

Pandan Arang Boyolali.

2. Jenis kasus dalam Visum Et repertum

Adapun kasus yang membutuhkan Visum

Et Repertum antara lain:

a. Kasus kecelakaan Lalu Lintas

Untuk kasus kecelakaan lalu lintas

yang sering terjadi di RSUD Pandan

Arang Boyolali banyak yang

membutuhkan Visum Et Repertum

yang digunakan untuk mengurus

Asuransi Jasa Raharja.

Untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga yang terjadi biasanya dari

pihak korban akan meminta Visum Et

Repertum untuk mengurus

pertanggung jawaban apabila dari

pihak korban merasa keberatan

dengan kekerasan yang sudah terjadi

sehingga pihak korban meminta

pertanggung jawaban atas kekerasan

yang sudah dilakukan oleh tersangka.

Visum Et Repertum tersebut

digunakan untuk mengurus segala

biaya yang telah dibebankan kepada

korban untuk meminta ganti rugi.

Selain itu juga untuk menguruss ke

pengadilan apabila pihak korbantidak

terima dengan kekerasan yang terjadi.

b. Kasus penganiayaan

Untuk kasus penganiayaan yang

terjadi biasanya dari pihak korban

akan melakukan visum yang

digunakan sebagai bukti

penganiayaan yang sudah terjadi,

dimana visum tersebut merupakan

bukti bahwa adanya luka maupun

luka memar yang ada di bagian

tubuh. Sehingga korban bisa

melaporkan dan meminta

pertanggung jawaban. Salah satu

contoh kasus penganiayaan yaitu

kekerasan dalam rumah tangga.

Untuk kasus kekerasan dalam rumah

tangga yang terjadi biasanya dari

pihak korban akan meminta Visum Et

Repertum untuk mengurus

pertanggung jawaban apabila dari

pihak korban merasa keberatan

96 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 13: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

dengan kekerasan yang sudah terjadi

sehingga pihak korban meminta

pertanggung jawaban atas kekerasan

yang sudah dilakukan oleh tersangka.

Visum Et Repertum tersebut

digunakan untuk mengurus segala

biaya yang telah dibebankan kepada

korban untuk meminta ganti rugi.

Selain itu juga untuk mengurus ke

pengadilan apabila pihak korban

tidak terima dengan kekerasan yang

terjadi.

c. Kasus pemerkosaan

Untuk kasus pemerkosaan biasanya

korban melakukan pemeriksaan

terlebih dahulu ke poliklinik obsgyn

atau kalau waktu kejadian diluar jam

praktek poliklinik biasanya pasien

diperiksa di UGD sebagai bukti untuk

mengetahui kondisi awal pasien

masuk yang menuju ke kasus

perkosaan.

3. Dokter yang melaksanakan pemeriksaan

Visum Et Repertum

Dokter yang membuat Visum Et

Repertum di RSUD Pandan Arang Boyolali

meliputi dokter umum dan dokter obsgyn.

Dalam hak ini Visum Et Repertum dapat

dibuat oleh dokter forensik, dokter umum,

dokter spesialis. Dan bidang spesialis dokter

disesuaikan dengan kasus yang diminta

pengadilan misalnya korban perkosaan

sebaiknya dokter spesialis obsgyn, korban

hidup / mati akibat penganiayaan atau

kecelakaan lalulintas dilakukan oleh dokter

bedah. Jika dokter tidak bertugas / berada di

rumah sakit tersebut maka pemeriksaan

Visum Et Repertum dapat dilayani oleh

dokter umum, hal ini sudah dilaksanakan

oleh RSUD Pandan Arang Boyolali. (LKUI,

1980).

4. Lama proses pembuatan Visum Et

Repertum

Dari 89 kasus permintaan Visum Et

Repertum dapat diselesaikan tepat waktu

sebesar (87,64%) tetapi masih ada 11 kasus

yang mengalami keterlambatan sebesar

(26,36%). Hal ini disebabkan oleh faktor

dokter yang sedang tidak bertugas di RSUD

Pandan Arang Boyolali (dinas luar). Untuk

menghindari keterlambatan tersebut

diperlukan koordinasi yang baik antara

petugas pelayanan Visum Et Repertum

dengan dokter yang merawat / melakukan

Visum Et Repertum yaitu dengan cara

petugas bagian Visum Et Repertum harus

segera menghubungi dokter yang merawat,

untuk dilakukan pemeriksaan apabila ada

kasus permintaan Visum Et Repertum yang

melibatkan dokter tersebut sehingga terjalin

komunikasi yang baik dan menghindari

keterlambatan proses pelayanan pembuatan

Visum Et Repertum.

5. Pencabutan /pembatalan permintaan

visum et repertum

Di RSUD Pandan Arang Boyolali selama

periode tahun 2008 tidak ditemukan

pencabutan permintaan Visum Et Repertum,

akan tetapi apabila kedua belah pihak

memutuskan untuk berdamai di tengah

perjalanan maka hasil Visum Et Repertum

tidak diambil. Dari hasil wawancara dengan

petugas pembuat Visum Et Repertum bahwa

hasil Visum Et Repertum secara otomatis

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 97

Page 14: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

tidak diambil dan tidak menyerahkan surat

pengantar pencabutan hasil Visum Et

Repertum dari pihak kepolisian.

6. Prosedur pengambilan Visum Et

Repertum

Pengambilan Visum Et Repertum di

RSUD Pandan Arang Boyolali belum ada.

Selama ini pengambilan hasil Visum Et

Repertum hanya dilakukan dengan cara

petugas kepolisian menandatangani dan

menuliskan nama terang pada buku

pengambilan Visum Et Repertum sebagai

tanda bukti bahwa Visum Et Repertum

tersebut diambil oleh pihak yang berwenang.

Dalam hal pengambilan hasil Visum Et

Repertum ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi oleh pihak kepolisian, yaitu :

membawa surat pengantar pengambilan

Visum Et Repertum, fotocopy kartu

keanggotaan dari petugas kepolisian

berpangkat sekurang-kurangnya Pembantu

Letnan Dua Polisi (P.P.R.I) dan surat kuasa

dari pihak peminta Visum Et Repertum

(penyidik) apabila pengambilan di wakilkan

oleh orang lain. Syarat-syarat tersebut harus

dipenuhi untuk menjamin kerahasiaan

informasi medis yang terdapat dalam Visum

Et Repertum. Maka demi kelancaran proses

pengambilan Visum Et Repertum di RSUD

Pandan Arang Boyolali, harus dibuat

prosedur tetap pengambilan Visum Et

Repertum yang memuat tentang syarat-

syarat pengambilan Visum Et Repertum.

Dengan adanya prosedur tetap yang jelas

dan lengkap diharapkan petugas dapat

melayani pengambilan Visum Et Repertum

dengan tertib dan benar.

PENUTUP

A. Simpulan

1. Prosedur tetap tentang pembuatan

administrasi Visum Et Repertum dengan

nomor dokumen 84/ PROTAP/ IV/ 2008,

nomor revisi 3 tanggal terbit 14 April

yang ditetapkan oleh direktur RSUD

Pandan Arang Boyolali

2. Jenis kasus dalam Visum Et Repertum

diRSUD Pandan Arang Boyolali

yaitukasus kecelakaan Lalu Lintas, kasus

penganiayaan dan kasus perkosaan.

3. Dokter yang membuat Visum Et

Repertum di RSUD Pandan Arang

Boyolali meliputi dokter umum dan

dokter obsgyn. Dalam hak ini Visum Et

Repertum dapat dibuat oleh dokter

forensik, dokter umum, dokter spesialis.

4. Lama proses pembuatan Visum Et

Repertum dari 89 kasus permintaan

Visum Et Repertum dapat diselesaikan

tepat waktu sebesar (87,64%) tetapi

masih ada 11 kasus yang mengalami

keterlambatan sebesar (26,36%)

disebabkan oleh faktor dokter yang

sedang tidak bertugas di RSUD Pandan

Arang Boyolali (dinas luar). Batas

pembuatan Visum Et Repertum di RSUD

Pandan Arang Boyolali yaitu 3 hari.

5. Di RSUD Pandan Arang Boyolali selama

periode tahun 2008 tidak ditemukan

pencabutan permintaan Visum Et

Repertum, akan tetapi apabila kedua

belah pihak memutuskan untuk berdamai

di tengah perjalanan maka hasil Visum

Et Repertumtidak diambil.

98 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-9551, VOL.II, NO.1, MARET 2008, Hal 85-99

Page 15: TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM …

6. Pengambilan Visum Et Repertum di

RSUD Pandan Arang Boyolali selama

ini pengambilan hasil Visum Et

Repertum hanya dilakukan dengan cara

petugas kepolisian menandatangani dan

menuliskan nama terang pada buku

pengambilan Visum Et Repertum

sebagai tanda bukti bahwa Visum Et

Repertum tersebut diambil oleh pihak

yang berwenang.

B. Saran

1. Pada alur pelayanan pembuatan Visum Et

Repertum sebaiknya pada hasil dibuat

rangkap 2 sebagai bukti untuk rumah

sakit dan pihak yang berwajib.

2. Untuk menghindari keterlambatan

tersebut diperlukan koordinasi yang baik

antara petugas pelayanan Visum Et

Repertum dengan dokter yang merawat /

melakukan Visum Et Repertum yaitu

dengan cara petugas bagian Visum Et

Repertum harus segera menghubungi

dokter yang merawat, untuk dilakukan

pemeriksaan apabila ada kasus

permintaan Visum Et Repertum yang

melibatkan dokter tersebut sehingga

terjalin komunikasi yang baik dan

menghindari keterlambatan proses

pelayanan pembuatan Visum Et

Repertum.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI Direktorat

Jenderal Pelayanan Medis. 1997.

Pedoman Pengelolaan Rekam Medis

Rumah Sakit Di Indonesia. Revisi 1.

Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Depkes RI, 2006. Pedoman

Penyelanggaraan dan Prosedur

Rekam Medis di Indonesia.Jakarta:

Depkes RI.

Huffman EK. 1994. HIM (Health

Information Management Physician

Record Company Berwin Illonionis,

USA

Koeswadji, H. 1996. Undang-undang No. 23

Tahun 1992 tentang Kesehatan,

Asas-asas dan Implemasinya PT.

Citra Aditya Bhakti. Bandung.

Lembaga Kriminologi UI (LKUI), 1980.

Lokakarya Tata Laksana Visum Et

Repertum di DKI Jakarta 1980 V et R

Kejahatan Kesusilaan V et R

Jenasah, LKUI, Jakarta.

Notoatmodjo, S.2005. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :

Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia

Nomor 269/MENKES/PER/2008

Tentang Rekam Medis. Jakarta:

Menteri Kesehatan

Tinjauan Alur Prosedur Pembuatan Visum Et Repertum... (Nur Widowati1,dkk) 99