114
TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE SMA NEGERI 1 KECAMATAN SULIKI KABUPATEN 50 KOTA SKRIPSI Diajukan Kepada Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH : GUSTIA LESTARI 00969/2008 JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

  • Upload
    lenhan

  • View
    260

  • Download
    16

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

i

TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATESMA NEGERI 1 KECAMATAN SULIKI

KABUPATEN 50 KOTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Tim Penguji SkripsiJurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Sebagai Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :GUSTIA LESTARI

00969/2008

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGAFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2012

Page 2: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

i

Page 3: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

i

Page 4: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

i

“Sesungguhnya disamping kesukaran itu ada kemudahan. Apabila engkau telah selesai mengerjakan suatu pekerjaan maka

berusahalah untuk mengerjakan pekerjaan yang lain” (At-Tin, ayat 6-7)

“Alhamdulillah. . . .Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang telah

membukakan hati dan pikiranku dan memberikan karunia-Nya sehingga pada hari ini aku telah dapat menyelesaikan perjuangan

ini. . . .Hari ini. . . . . . . .Cahaya masa depan terlintas di hadapankuKuharus berlari sebelum nafasku berhentiKarena hidup adalah sebuah perjalanan panjangKutajamkan mata untuk melihat masa depan

Hari ini ya Allah. . . .Dengan sujud syukur kepada-Mu. . . .

Melalui sebuah karya kecilku ini kucoba lunasi hutangku kepada kedua orang tuaku tercinta “Ayahanda Mardenis & Ibunda Bettriza” yang telah mendidikku dengan penuh kasih sayang

tanpa mengeluh, dan memberikan dukungan penuh. Terima kasih untuk setiap air susumu ibu. . . . yang menjadi tulang dan energy di raga ini. Dan dengan cinta kasih dari kalianlah aku tumbuh

dan menuai setitik keberhasilan yang besar dalam hidupku. Terima kasih Allah telah memberiku orang tua sempurna.

Buat abang ku Reo Shaputra, buat adik2 ku Aprinaldy, Friyko Yulieanda, Rahmad Fadhil, Mikey Astari dan semua keluarga besarku Pak’ o (Drs. Irvan), mami (Zul Yetty) terima kasih atas

dukungannya, serta guru-guru SMA ku (Pak Kepala Drs. Afrizal, Pak M. Yusuf Lubis, M.Pd, Buk Nurhayati, M.Pd, Pak Yon Waizar Fetra, Pak H. Safwan, Pak Sido, Buk Nursyamsi dll) terima kasih

banyak atas motivasi yang diberikan. Dan tak lupa buat kekasihku tercinta (Hifzul Ridho) yang selalu menemaniku dan memarahiku serta dukungan dan motivasinya yang telah buruak (kanda) berikan selama dinda mengerjakan

skripsi ini. . . . .dan cepat ngusul ya buruak. . . ,biar cepat merid. . . .hahaahaaaa. . . .”

Page 5: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

i

Kepada Bapak Drs. Busli dan Bapak Drs. Umar, M.S, AIFO selaku pembimbing beserta Bapak Drs. Hermanzoni, M.Pd, Bapak Drs.

Masrun, M.Kes, AIFO, dan Bapak Roma Irawan S.Pd, M.Pd selaku dosen penguji

“Terima kasih yang sebesar–besarnya saya ucapkan atas kepedulian, dukungan, bimbingan, dan saran-saran dari bapak

selama ini yang mana akhirnya skripsi ini selesai juga. . .semoga ilmu yang bapak berikan dapat saya pergunakan sebaik-baiknya dan semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal kepada

bapak amin. . . .”

Buat teman-teman kos di Villa Keheningan Parkit 5 No 14. . . .

“Dede Septiana, Devi Rahmawati, Febri Yana Listia, dan Alifah Budi Lestari. . . .terima kasih selama ini telah membantu dan

menemani ku dalam penyelesaian skripsi ini. . . .dan terima kasih banyak kepada Jelek (dede) yang menemani ku tidur selama ku sakit dan maaf telah buat tidurmu terganggu selama 2 malam,

hehehehe. . . . . .dan Devi & Ipeb terima kasih banyak yah. . . .telah menemani dan membantuku sewaktu sakit. . . .pengorbanan

dirimu semua tak akan ku lupakan. . . . .dan semangat yah Dede, Devi, dan Ipeb dalam mengerjakan skripsinya. .”

Terima kasih untuk semua yang pernah hadir dalam hidup ku, semoga kita semua mendapatkan Ridho

dariAllah SWT Amien. . . . ! ! !

Gustia Lestari

Page 6: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

i

ABSTRAK

Gustia Lestari, 2008: Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dimana bertujuan untuk meninjau kondisi fisik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai, dan daya tahan.

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 23 orang. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil masing-masing kondisi fisik atlet. Kekuatan dengan tes hand grip dynamometer test dan leg dynamometer test dengan satuan Kg, daya ledak dengan tes medicine ball test dan vertical jump test dengan satuan m/cm, daya tahan dengan Bleep test dengan satuan ml/kg.BB/min.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi) dari analisis data diperoleh hasil :

1. Hasil tes kekuatan otot lengan, Mean (rata-rata) kemampuan kekuatan otot lengan yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 29.39, berada dalam kategori kurang sebanyak 13 orang, dengan persentase 56.5%.

2. Hasil tes kemampuan kekuatan otot tungkai, Mean (rata-rata) kemampuan kekuatan otot tungkai yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 142.61, berada dalam kategori kurang sebanyak 13 orang, dengan persentase 56.5%.

3. Hasil tes kemampuan daya ledak otot lengan, Mean (rata-rata) kemampuan daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 3.70, berada dalam kategori cukup sebanyak 13 orang, dengan persentase 56.5%.

4. Hasil tes kemampuan daya ledak otot tungkai, Mean (rata-rata) kemampuan daya ledak otot tungkai yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 93.47, berada dalam kategori kurang sebanyak 20 orang, dengan persentase 87%.

5. Hasil tes kemampuan daya tahan, Mean (rata-rata) kemampuan daya tahan yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 28.35, berada dalam kategori rendah sebanyak 10 orang, dengan persentase 43.5%.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa masih rendahnya tingkat kondisi fisik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

Kata Kunci : Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Tungkai, Daya Ledak Otot Lengan, Daya Ledak Otot Tungkai, dan Daya Tahan.

Page 7: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan kesempatan penulis untuk menyelesaikan tugas

akhir/skripsi tentang “Tinjauan Tingkat Kondisi Fisik Atlet Karate SMA

N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota”.

Dalam menyelesaikan tugas akhir/skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dan dorongan serta kemudahan dari berbagai pihak.

Untuk itu, dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan rasa kehormatan

dan terima kasih pada pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Arsil, M. Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keolahragaan.

2. Bapak Drs. Maidarman, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Kepelatihan Olahraga.

3. Bapak Drs. Hermanzoni, M. Pd selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga dan juga selaku Dosen Penguji.

4. Bapak Drs. Busli selaku Penasehat Akademik sekaligus

Pembimbing I.

5. Bapak Drs. Umar, M. S, AIFO selaku Pembimbing II yang telah

memberikan saran serta memberikan masukan dalam mengerjakan

skripsi ini sampai akhir.

6. Bapak Drs. Masrun, M. Kes dan Bapak Roma Irawan, S. Pd, M. Pd

selaku Dosen Penguji.

Page 8: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

iii

7. Bapak dan Ibu Guru SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

8. Pelatih Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota serta atlet karate

SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

9. Orang Tua beserta keluarga besar yang telah memberikan bantuan

baik moril maupun material.

10. Teman–teman seperjuangan yang turut memberikan dukungan

moril dalam penulisan proposal ini.

Akhir kata hanya kepada Allah SWT tempat menyerahkan diri

semoga penulisan tugas akhir/skripsi ini dapat diterima sebagai amalan

yang mendapatkan ridho-Nya serta berguna bagi yang membaca.

Padang, Juli 2012

Penulis

Page 9: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah.................................................................. 1

B. Identifikasi masalah ...................................................................... 5

C. Pembatasan masalah....................................................................... 6

D. Perumusan masalah........................................................................ 6

E. Tujuan penelitian............................................................................ 7

F. Kegunaan penelitian....................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kajian Teori

1. Hakekat Olahraga Karate ....................................................... 9

2. Kondisi Fisik .......................................................................... 20

3. Unsur – Unsur Kondisi Fisik.................................................. 25

B. Kerangka Konseptual .................................................................. 42

Page 10: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

v

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................ 46

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 46

C. Populasi dan Sampel ................................................................... 46

D. Defenisi Operasional .................................................................... 47

E. Jenis dan Sumber Data................................................................ 49

F. Instrumen Penelitian ................................................................... 50

G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 57

H. Prosedur Penelitian...................................................................... 57

I. Teknik Analisis Data ................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskriptif Data ............................................................................. 59

B. Analisis Data ................................................................................ 62

C. Pembahasan .................................................................................. 68

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 77

B. Saran............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79

Page 11: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Populasi Penelitian ...................................................................... 47

Tabel 2. Norma Kekuatan Otot Lengan .................................................... 50

Tabel 3. Norma Kekuatan Otot Tungkai ................................................... 51

Tabel 4. Norma Daya Ledak Otot Lengan ................................................ 52

Tabel 5. Norma Daya Ledak Otot Tungkai............................................... 54

Tabel 6. Norma Daya Tahan Aerobik........................................................ 56

Tabel 7. Daftar Panitia Pelaksana Tes....................................................... 58

Tabel 8. Kekuatan Otot Lengan ................................................................ 59

Tabel 9. Kekuatan Otot Tungkai ............................................................... 60

Tabel 10. Daya Ledak Otot Lengan ............................................................ 61

Tabel 11. Daya Ledak Otot Tungkai........................................................... 61

Tabel 12. Daya tahan Aerobik ..................................................................... 62

Page 12: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kuda-kuda Zenkutsu - dachi ....................................................... 13

Gambar 2. Kata ............................................................................................. 14

Gambar 3. Posisi siap/Yoi ............................................................................. 15

Gambar 4. Posisi berdiri sikap penghormatan .............................................. 15

Gambar 5. Kumite......................................................................................... 16

Gambar 6. Otot lengan bagian bawah........................................................... 34

Gambar 7. Otot Tungkai Atas ....................................................................... 36

Gambar 8. Otot Tungkai Bawah ................................................................... 36

Gambar 9. Kerangka Konseptual .................................................................. 44

Gambar 10.Sikap awal Pelaksanaan Tes Vertical Jump ............................... 54

Gambar 11.Lintasan Bleep test ..................................................................... 56

Gambar 12.Histogram Kekuatan Otot Lengan ............................................. 63

Gambar 13.Histogram Kekuatan Otot Tungkai ............................................ 64

Gambar 14.Histogram Keterampilan Daya Ledak Otot Lengan................... 65

Gambar 15.Histogram Keterampilan Daya Ledak Otot Tungkai ................. 66

Gambar 16.Histogram Keterampilan Daya Tahan Aerobik .......................... 67

Page 13: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Nama–nama Atlet Karate SMA N Kec. Suliki Kab. 50 Kota.................... 812. Rekap Tabel Tes Hand Grip Dynamometer............................................... 823. Rekap Tabel Tes Leg Dynamometer.......................................................... 834. Rekap Tabel Tes Medicine Ball Push ........................................................ 845. Data Mentah Tes Daya Ledak Otot Tungkai ............................................. 856. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan Atlet Karate SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 50 Kota.................................................................................... 867. Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai Atlet Karate SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 50 Kota.................................................................................... 878. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Lengan Atlet Karate SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 50 Kota.................................................................................... 889. Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai Atlet Karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota ........................................................................... 8910. Hasil Pengukuran Daya Tahan Aerobik Atlet Karate SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 50 Kota ................................................................................... 9011. Data Seluruh Hasil Penelitian ................................................................... 9112. Surat Penelitian Dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Padang........................................................................................................ 9213. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kab. 50 Kota ........................ 9314. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 50 Kota.................................................................................... 9415. Surat Keterangan Dari UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang ............... 9516. Foto Tes Hand Grip Dynamometer............................................................ 9617. Foto Tes Leg Dynamometer....................................................................... 9718. Foto Tes Medicine Ball Push ..................................................................... 9819. Foto Tes Vertical Jump .............................................................................. 9920. Foto Tes Daya Tahan Aerobik.................................................................... 10021. Foto Bersama dan Peralatan....................................................................... 101

Page 14: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, sejahtera, dan demokratis. Hal ini

juga dijelaskan dalam Undang – Undang Sistem Keolahragaan Nasiaonal

nomor 3 tahun 2005 pasal 1 ayat 4, tentang tujuan keolahragaan nasional yang

berbunyi :

“Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan aklhak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta mangangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa“.(2007 : 6)

Dalam rangka meningkatkan olahraga sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka kegiatan olahraga yang

dilakukan tidak hanya sekedar memasyarakatkan olahraga dan

mengolahragakan masyarakat agar masyarakat Indonesia selalu memiliki jiwa

dan raga yang sehat dan segar jasmani. Olahraga juga dilaksanakan untuk

menghasilkan suatu prestasi yang bertujuan untuk memperoleh penghargaan

dan mengharumkan nama bangsa baik secara nasional maupun Internasional.

Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang paling populer

didunia hingga kini, dan nomor 2 di Indonesia setelah beladiri tradisonal

Pencak Silat yang masih terhitung sepupu jauhnya, Abdul Wahid (2007:1). Jadi

Page 15: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

2

karate adalah cabang olahraga beladiri yang tanpa menggunakan senjata tajam,

tetapi tangan kosong tersebut bisa dapat menjadi senjata yang sangat berbahaya

jika dilatih secara maksimal dan merupakan cabang olahraga yang keras. Oleh

karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu beladiri

tersebut. Maka dalam cabang olahraga karate ada lima (5) sumpah yang dapat

menuntun sikap para karateka dapat menjadi karateka yang baik dan tidak

menyalahgunakan ilmu yang dimilikinya.

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kec.Suliki Kab. 50 Kota merupakan

salah satu sekolah yang cukup berprestasi dalam cabang olahraga beladiri.

Dimana siswa–siswa SMA N 1 Kec.Suliki Kab. 50 Kota sudah ada yang

berprestasi ditingkat daerah, provinsi, maupun nasional. Walaupun sudah ada

yang masuk pada tingkat Kejurda Forki Solok Selatan tahun 2009/2010 juara 2

Kata dan juara 3 Komite (1) orang, tentu saja itu prestasi yang belum bisa

dibanggakan atau dapat dikatakan bahwa prestasinya masih rendah.

Untuk mencapai prestasi yang optimal dalam suatu cabang olahraga,

kondisi fisik seorang atlet dapat melaksanakaan teknik–teknik gerakan dengan

baik dan jelas bahwa kondisi fisik merupakan salah satu unsur yang sangat

perlu diperhatikan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet. Maka

penjelasan tersebut Syafruddin( 1999 : 34 ) menjelaskan bahwa :

“Kemampuan kondisi fisik merupakan kemampuan dasar untuk mengembangkan komponen – komponen lainnya seperti kemampuan kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelentukan dan lain sebagainya. Kemampuan ini juga syarat utama untuk menentukan pencapaian suatu tujuan dalam hal gerakan sehari – hari dan kebugaran tubuh maupun dalam meraih prestasi dalam olahraga” .

Page 16: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

3

Menurut Hendri Irawadi (2010: 25), ada beberapa unsur–unsur

kondisi fisik seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan

kekuatan, daya tahan kecepatan, daya ledak, kelincahan, keseimbangan,

ketepatan, dan koordinasi. Sedangkan menurut Rusli Lutan, dkk (1991:232)

kondisi fisik yang sangat dominan dibutuhkan atlet karate adalah kekuatan otot

lengan dan kekuatan otot tungkai, power otot lengan dan daya ledak otot

tungkai, dan daya tahan aerobik. Kekuatan otot merupakan komponen yang

paling penting bagi atlet karena kekuatan daya penggerak setiap aktivitas fisik.

Sehingga kekuatan otot lengan merupakan komponen kondisi fisik yang cukup

penting perananya dalam memukul lawan, target (sasaran) sehingga

menghasilkan kemampuan pukulan yang baik dan dapat dilihat pada

kemampuan individu itu sendiri, sedangkan kekuatan otot tungkai merupakan

kemampuan otot / sekelompok otot untuk menahan atau menerima beban

sewaktu bekerja sehingga menghasilkan kemampuan tendangan yang baik dan

dapat dilihat pada kemampuan individu itu sendiri. Daya ledak otot lengan

merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam pencapaian

keterampilan seseorang untuk melakukan pukulan yang lebih cepat, sedangkan

daya ledak otot tungkai merupakan suatu kemampuan tungkai kaki untuk

mengatasi beban/tahanan dengan kuat dan cepat dengan kontraksi tinggi. Daya

tahan aerobik adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi berulang –

ulang tanpa timbul kelelahan.

Dalam karate pada saat bertanding atlet harus mempunyai kekuatan

otot lengan dan kekuatan otot tungkai yang maksimal untuk menahan suatu

Page 17: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

4

beban saat melakukan pukulan, tangkisan dan tendangan. Disamping itu, juga

memiliki daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai yang tinggi pada

saat menyerang baik itu pukulan, tangkisan dan tendangan, serta harus

mempunyai daya tahan aerobik yang baik untuk menyelesaikan pertandingan

membutuhkan waktu singkat, cepat dan tenaga yang maksimal.

Rendahnya prestasi atlet karate SMA N 1 Kec.Suliki Kab. 50 Kota

tentunya disebabkan oleh banyak faktor, seperti : sarana prasarana,tingkat

kesegaran jasmani, status gizi, kemampuan teknik, mental, motivasi, kondisi

fisik atlet, pelatih, program latihan dan lainnya. Atlet karate SMA N 1

Kec.Suliki Kab. 50 Kota diduga masih rendahnya tingkat latihan kondisi fisik

yang diberikan yaitu pada aspek kekuatan otot lengan dan kekuatan otot

tungkai, daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai, dan daya tahan

aerobik.

Hal ini terlihat pada saat mereka melakukan latihan uji coba

ditempatlatihannya, peneliti melihat kondisi kondisi fisik atlet karate SMA N 1

Kec.Suliki Kab. 50 Kota masih kurang baik, karena pada saat mereka

melakukan uji coba sesama teman latihan masih banyak yang kelelahan dan

juga tidak dapat mengatasi beban/tahanan dengan kuat dan cepat dengan

kontraksi yang tinggi. Sehingga pada waktu yang terakhir atlet SMA N 1

Kec.Suliki Kab. 50 Kota sudah kehabisan tenaga untuk bertahan

menyelesaikan pertandingan saja atlet sudah kelelahan dan akhirnya

kemenangan dalam pertandingan berada dipihak lawan.

Page 18: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

5

Dengan demikian dari hasil pemantauan kondisi fisik atlet karate

masih rendah. Apabila hal ini dibiarkan maka akan sulit untuk mencapai hasil

yang diharapkan. Untuk menciptakan prestasi olahraga maka karateka harus

memiliki komponen–komponen yang mendasari untuk mencapai prestasi

diantaranya : fisik, teknik, taktik dan mental.

Berdasarkan uraian di atas berhubungan karena kemampuan kondisi

atlet sangat menentukan prestasi seorang dalam olahraga karate, maka peneliti

tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat kondisi fisik atlet karate SMA N 1

Kec.Suliki Kab. 50 Kota pada saat sekarang ini. Mudah–mudahan hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna mengambil

keputusan dalam rangka peningkatan dan perkembangan atlet karate SMA N 1

Kec.Suliki Kab. 50 Kota dimasa yang akan datang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian – uraian pada latar belakang masalah, maka

terlihat adanya beberapa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya prestasi

Atlet Karate SMA N 1 Kec.Suliki Kab. 50 Kota antara lain :

1. Apakah masalah sarana dan prasana yang menyebabkan rendahnya

prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota ?

2. Apakah tingkat kesegaran jasmani yang menyebabkan rendahnya prestasi

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

3. Apakah status gizi yang menyebabkan rendahnya prestasi atlet karate

SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

Page 19: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

6

4. Apakah kemampuan teknik yang menyebabkan rendahnya prestasi atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota ?

5. Apakah masalah mental yang menyebabkan rendahnya prestasi atlet karate

SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

6. Apakah masalah motivasi yang menyebabkan rendahnya prestasi atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

7. Apakah tingkat kondisi fisik atlet yang menyebabkan rendahnya prestasi

atletkarate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota ?

8. Apakah masalah pelatih yang menyebabkan rendahnya prestasi atlet karate

SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota ?

9. Apakah masalah program latihan yang menyebabkan rendahnya prestasi

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat masalah yang diteliti cukup luas, dan oleh karena berbagai

keterbatasan baik waktu, sarana, biaya dan kemampuan yang dimiliki oleh

peneliti, maka penelitian ini hanya akan melihat : “Tingkat Kondisi Fisik Atlet

Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka perumusan masalah adalah bagaimana tingkat

Kondisi Fisik Atlet Karate SMA N 1 Kec.Suliki Kab. 50 Kota yaitu :

Page 20: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

7

1. Bagaimana tingkat kekuatan otot lengan yang dimiliki Atlet Karate SMA N

1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

2. Bagaimana tingkat kekuatan otot tungkai yang dimiliki Atlet Karate SMA N

1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

3. Bagaiana tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki Atlet Karate SMA N

1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

4. Bagaiana tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki Atlet Karate SMA N

1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

5. Bagaimana tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki Atlet Karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet

karate SMA N 1 Kec.Suliki Kab. 50 Kota, dapat dilihat dari segi :

1. Untuk melihat kekuatan otot lengan yang dimiliki atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

2. Untuk melihat kekuatan otot tungkai yang dimiliki atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

3. Untuk melihat daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

4. Untuk melihat daya ledak otot tungkai yang dimiliki atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota,

Page 21: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

8

5. Untuk melihat daya tahan aerobik yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 5o Kota.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan .

2. Sebagai bahan bacaan baik diperpustakaan FIK maupun perpustakaan UNP.

3. Sebagai bahan masukan bagi pengurus olahraga di SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pelatih dan guru olahraga untuk

menyusun program latihan yang tepat.

5. Sebagai pedoman bagi atlet untuk meningkatkan kondisi fisik.

6. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.

Page 22: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakekat Karate

a. Pengertian Karate

Kata karate merupakan kombinasi dari dua karakter (kata) Jepang,

terdiri atas dua kanji yaitu kara artinya kosong dan te artinya tangan,

Dody Rudianto (2010 : 2).Bila dua kanji Jepang tersebut digabung

artinya Tangan Kosong. Ditambahkan sufiks (akhiran) –do (baca : doe),

berarti cara. Jadi karate-do merupakan aplikasi dari Karate sebagai cara

hidup yang lebih dari sekedar mempertahankan diri. Adapun menurut

Abdul Wahid (2007:4) menyatakan bahwa Karate-do adalah “sebuah

metode khusus untuk mempertahankan diri melalui penggunaan anggota

tubuh yang terlatih secara baik dan alami yang didasari dan bertujuan

sesuai nilai filsafat Timur”. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang

melalui Okinawa dalam Wahid (2007 : 4) menyatakan bahwa :

“Karate diandalkan sebagai sistem sebuah beladiri bagi pemakainya yang terdiri atas teknik tangkisan atau menggagalkan sebuah serangan dan menyerang balik lawan dengan memukul, menangkis, melempar dan menendang yang dikembangkan melalui organisasi, rasionalisasi sebagai tekinik-teknik yang terdiri dari : (1) Seni Gerakan Jasmani (Calisthecnics), (2) Sebagai Olahraga (Sports), (3) Sebagai Seni Beladiri(Self-Defence), dan karate sebagai beladiri dari timur.”A Dictionary of Martial Art 2005.

Menurut Apris Hamid (2007:3) karate adalah olahraga yang keras

dan jika menguasai teknik–teknik karate dengan baik, teknik tersebut

bisa merupakan senjata yang berbahaya bila digunakan sembarangan

Page 23: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

10

tanpa adanya rambu – rambu pembatas.Karena itu disamping dilatih fisik

berupa teknik – teknik serangan, tangkisan ataupun tendangan seorang

karateka dituntut untuk mematuhi etika yang berlaku pada dunia karate.

Menurut Gichin Funakhosi dalam Abdul Wahid (2007:27) karate

mempunyai banyak arti yang lebih condong kepada hal yang bersifat

filsafat. Disamping itu, Gichin Funakhosi menjelaskan makna kata

“kara” pada karate mengarah kepada sifat kejujuran, rendah hati dari

seseorang. Istilah “kara” dalam karate bisa juga disamakan seperti cermin

bersih yang tanpa cela yang mampu menampilkan bayangan benda yang

dipantulkannya sebagai aslinya. Ini berarti orang yang belajar karate

harus membersihkan dirinya dari keinginan dan fikiran jahat. Walaupun

demikian sifat ksatria tetap ternama dalam kerendahan hatinya, demi

keadilan berani maju sekalipun berjuta lawan tengah menunggu. Karate

sesungguhnya merupakan seni beladiri tangan kosong dimana tangan dan

kaki dilatih secara sistematis. Oleh karena itu karate merupakan sistem

latihan yang dilatih dan dididik untuk menguasai semua gerakan tubuh

seperti menangkis, menghindar, memukul, menendang dan mengatur

keseimbangan.

Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh World Karate

Federation (WKF) merupakan badan yang ditunjuk oleh Iinternational

Olympic Competition (IOC) untuk pengolahan peraturan-peraturan, baik

peraturan pertandingan maupun mengenai teknik dan perwasitan.

Page 24: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

11

Adapun nomor-nomor yang dipertandingkan adalah nomor kata (jurus),

dan nomor kumite (pertarungan/laga).

Dalam pertandingan, sarana dan prasarana yang digunakan

karateka adalah pakaian yang disebut dengan Karate-gi atau berwarna

putih terdiri atas jaket berlapis dua disebut uwagi dan celana panjang

longgar yang disebut Zabon, serta ikat pinggang yang tebal dijahit

rangkap dua disebut ogi. Ogi terdiri dari dua warna merah disebut aka

dan biru disebut ao sebagai pembeda di atas arena antara karateka dan

lawannya.

Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan

menimbulkn bahaya. Luas lapangan terdiri dari lantai seluas 8 x 8 meter,

beralas papan atau panggung dengan ketinggian 1 meter, ditambah

daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi, Dody Rudianto

(2010:142). Diatas matras biasanya disebut tatami, matras tersebut dibagi

ke dalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar

adalah batas jogai dimana karateka yang sedang bertanding tidak boleh

menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang

kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga

karateka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia

bertanding dan sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling

banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif. Pertandingan

dipimpin oleh empat orang wasit yang terdiri atas tiga orang juri

Page 25: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

12

(shushin) yang berada pada posisi sebelah selatan, fakushin dan shushin

berada di atas tatami.

Karate sebagai alat beladiri juga berfungsi sebagai olahraga

prestasi, seni dan pendidikan. Karate sebagai olahraga prestasi adalah

dengan dipertandingkannya karate di berbagai pertandingan olahraga,

baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Karate sebagai

seni tercermin pada nomor kata (jurus) yang menuntut karateka untuk

memperagakan suatu rangkaian jurus dengan teknik yang benar dan

mengandung nilai. Karate sebagai olahraga pendidikan tercermin pada

proses pelatihannya yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai sarana

pembentukan watak dan kepribadian pelakunya.

b. Nomor - Nomor Dalam Karate

Teknik karate terbagi menjadi tiga bagian utama : kihon (teknik

dasar), kata (jurus) dan kumite (pertarungan).

1. Kihon

Secara harfiah kihon berarti teknik dasar atau fondasi. Dalam

karate-Do kihon lebih berarti sebagai bentuk – bentuk baku yang

menjadi acuan dasar dari semua teknik/gerakan yang mungkin

dilakukan dalam kata maupun kumite, Abdul Wahid (2007:47).

Pelatih kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk

putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau sabuk hitam,

siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.

Page 26: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

13

Kihon yang benar selalu berpedoman pada prinsip Ai yang

selalu berputar dengan sebuah titik sebagai pusat pengendalian

gerakan. Jadi, secara otomatis kihon juga akan selalu berhubungan

dengan Hara sebagai pusat sumber tenaganya. Prinsip Ai yang selalu

berputar tampaknya cukup sinkron dengan anatomi daerah pinggul

yang menjadi wadah pembungkus Hara secara keseluruhan. Pinggul

diketahui merupakan titik tengah dari tinggi badan seorang manusia

sehingga secara anatomi menjadi “engsel penyeimbang tubuh”, Abdul

Wahid (2007:47).

Gambar 1Kuda - kuda Zenkutsu – dachi Kuda – kuda Zenkutsu - dachi dari posisi miring menjadi posisi kearah depan

Sumber, Shotokan (Abdul Wahid 2007:47)

2. Kata (Jurus)

Secara harfiah kata berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate

tidak hanya merupakan latihan fisik, tapi juga mengandung pelajaran

tentang prinsip bertarung. Setiap kata memiliki ritme gerakan dan

pernapasan yang berbeda. Dalam kata ada yang dinamakan bunkai

yaitu aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar kata.

Setiap aliran memiliki perbedaan gerakan dan nama yang berbeda

Page 27: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

14

untuk tiap kata. Abdul Wahid (2007:75) dalam karate-do

mendefinisikan kata sebagai “rangkaian beberapa kihon yang disusun

melalui proses panjang pada masa lalu ke dalam sebuah bentuk khusus

yang memiliki nilai keindahan, arti filosofis yang tinggi, serta diatur

oleh sebuah standardisasi yang baku dalam penerapannya”.

Gambar 2. KataSumber, gambar kata. Com

Menurut Nakayama dalam Abdul Wahid (2007;75), ada

tiga hal yang menjadi esensi pokok dalam memainkan sebuah Kata

yaitu :

a. Tenaga, dicapai dengan pemahaman yang mendalam tentang Kihon secara utuh yang dipoles secara sempurna denganbantuan pernapasan yang benar agar dapat menghasilkan sebuah keluaran/output tenaga yang maksimum mungkin.

b. Irama, dicapai dengan menguasai secara total pengaturan kecepatan dan kelambatan (tempo) pergerakan dalam sebuah Kata yang bersumber pada Embusen (garis arah baku dari pergerakan sebuah Kata).

c. Keindahan, dicapai lewat peneguhan diri akan dua spirit yang wajib diketahui. Pertama adalah spirit “dalam” yaitu pemahaman mendalam tentang arti historis-filosofis dari Kata yang dimainkan dan ditampilkan dalam bentuk ekspresi yang mempertegas akan hal itu dan mampu memancarkan aura tersendiri bagi mereka yang menyaksikannya. Kedua adalah spirit “luar” yaitu bahasa tubuh yang harus mampu

Page 28: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

15

menarik perhatian karena mendukung esensi yang hendak dicapai oleh seseorang yang memainkan Kata.

Dalam aturan tradisional yang bersumber dari tradisi Zen

diwajibkan melakukan dua hal ini pada saat sebelum dan

sesudah memainkan sebuah Kata aliran Shotokan :

1) Yoi / posisi siap

Gambar 3.

Sumber, shotokan (Abdul Wahid (2007:78))

2) Rei / sikap penghormatan dalam posisi berdiri

Gambar 4.

Sumber, shotokan (Abdul Wahid (2007:78))

3. Kumite

Secara harfiah berarti “pertemuan tangan”. Kumite dilakukan

oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi

sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat

pemula (sabuk kuning). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal

Page 29: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

16

dengan kumiteshiai atau kumite pertandingan. Untuk aliran shotokan

di Jepang kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai

tingkat (sabuk hitam). Pratis diharuskan untuk dapat menjaga pukulan

supaya tidak menciderai kawan bertanding.

Gambar 5.Sumber, kumite.com

Pada konsep filosofis tradisional Zen, Abdul Wahid (2007:83)

kumite bersandar pada konsep tersebut yaitu sebagai berikut :

a. Ma’ai adalah konsep jarak yang dianggap penting sekali bagi orang Jepang bahkan dalam aspek kehidupan sehari – hari. Dalam penerapannya sebuah pertarungan dikenal ada tiga macam Ma’ai sebagai berikut :

To-ma yaitu jarak yang terlalu jauh dengan lawan

Juban no ma yaitu jarak yang sempurna dengan lawan

Chika-ma yaitu jarak terlalu dekat dengan lawanb. Tsukuri adalah konsep kesiapan fisik tubuh secara total dengan

penerapan utama dalam hal melakukan serangan, serangan balik, maupun memindahkan tubuh.

c. Kake adalah konsep yang menekankan pentingnya faktor variasi dalam melakukan teknik pada sebuah serangan.

d. Kuzushi adalah konsep yang menggambarkan keadaan pikiran yang bebas dari seluruh perasaan yang tertekan sehingga memudahkan seseorang memanfaatkan kekuatan maupun posisi tubuh lawannya dalam melakukan serangan yang efisien.

e. Senryaku adalah konsep tentang strategi pertarungan yang berdasarkan inisiatif/insting.

Page 30: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

17

Bagian tubuh manusia dapat menjadi senjata di dalam

karate, tiap bagian tubuh dapat dimanfaatkan untuk melakukan

serangan, mengelak, dan membanting.

c. Teknik – Teknik Dasar Karate

Dalam cabang olahraga karate memiliki beberapa teknik dasar di

antaranya yaitu pukulan, tangkisan, tendangan. Tanpa didukung oleh

kondisi fisik yang baik, mustahil seorang karateka mampu bertanding

dan mengeluarkan teknik-teknik karate dalam pertandingan. Teknik dasar

karate umumnya meliputi: tsuki (pukulan), geri (tendangan), uke

(tangkisan), uchi (hentakan/sentakan), dan lainnya. Menurut Dody

Rudianto (2010 : 103) menjelaskan teknik – teknik dasar karate, yaitu :

1. Teknik Pukulan (Tzuki)a. Pukulan dengan kepalan

1) Seiken Jodan Tzuki/Age Tzuki 2) Seiken Gedan Tzuki,3) Seiken Chudan Tzuki,4) Sambon Tzuki,5) Gyaku Tzuki,6) Mawashhichuki,7) MoroteTzuki,8) Yama Tzuki,9) Uraken Sayu Uchi,10) Uraken HishoUchi.

b. Pukulan dengan genggaman tangan1) Tetshuwi,2) Sutai,3) Riken,4) Haito.

c. Pukulan dengan jari – jari tangan (Nugite)1) Ippon Nugite,2) Nihon Nugite,

Page 31: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

18

3) Gohon Nugite.d. Pukulan dengan pedang tangan

1) Shuto Gamen Uchi,2) Shuto Sakutshu Uchi,3) Shuto Hisa Uchi,,4) Shuto Ychi Komi,5) Shuto Uchi,6) Shuto Aito Uchi,7) Shuto Morote Gamen Uchi,8) Shuto Morote Sakotshu Uchi,9) Shuto Morote Hisa Uchi,10) Shuto Morote Uchi Komi,11) Shuto Morote Uchi,12) Shuto Morote Aito Uchi.

e. Pukulan dengan siku1) Hiji Jodan Ate,2) Hiji Chudan Ate,3) Hiji Orishi Uchi,4) Empi,5) Empiuchi.

2. Teknik Tangkisan (uke)a. Saiken Jodan Uke/Age Uke,b. Saiken Gedan Uke/Gedan Barai,c. Saiken Chudan Uke/Choku Uke,d. Sambon Uke,e. Aito Uke,f. Shuto Uke,g. Shuto Morote Uke,h. Yuyi Uke,i. Yuyi Gedan Uke,j. Gyaku Uke, k. Ude Uke,l. Sheri Uto,m. Morote Uke.

3. Teknik tendangan (geri)a. Mae Geri,b. Mae Geri Kekomic. Mae Geri Kiage,d. Mae Tubi Geri,e. Yoko Geri,

Page 32: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

19

f. Yoko Geri Kekomi,g. Yoko Geri Kiage,h. Yoko Tubi Geri,i. Mawashi Geri,j. Mawashi Gedani Geri,k. Mawashi Geri Kekomi,l. Mawashi Geri Kiage,m. Mawashi Tubi Geri,n. Kakato Geri,o. Kakato Tubi Geri.

Menurut Aditya Wiratama NS, dkk (1996:38), menjelaskan teknik–

teknik dasar karate yaitu pukulan, tangkisan dan tendangan secara umum

sebagai berikut :

a) Teknik Pukulan terdiri dari :

Cudantsuki yaitu pukulan lurus ketengah,

Gedan dan jodantsuki yaitu pukulan lurus kebawah dan keatas,

Kisamitsuki yaitu pukulan menusuk,

Morotetsuki yaitu pukulan dua tangan,

Uratsuki yaitu pukulan kepalan belakang,

Mawasitsuki yaitu pukulan memutar,

Heikotsuki yaitu pukulan sejajar,

Hasamitsuki yaitu pukulan menggunting.b) Teknik Tangkisan terdiri dari :

GedanBarai dan jodan age uke yaitu tangkisan bawah dan atas,

Shotouke yaitu tangkisan pisau tangan,

Udeuke yaitu tangkisan kedalam,

Uchiuke yaitu tangkisan keluar,

Haishuuke yaitu tangkisan punggung tangan,

Keitouke yaitu tangkisan kepala ayam,

Teishouke yaitu tangkisan pangkal telapak tangan.c) Teknik Tendangan terdiri dari :

Mae geri yaitu tendangan lurus kedepan,

Yoko geri atau kekomigeri yaitu tendangan ke samping,

Mawasigeri yaitu tendanganmelingkar,

Ushirokekomi yaitu tendanganmenyodokkebelakang,

Tobi geri yaitu tendanganmeloncat,

Page 33: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

20

Sokuto yaitu tendangan pedang,

Kakato yaitu tendangan tumit.

2. Kondisi Fisik

Kondisi berasal dari kata “Conditio” (bahasa latin) yang berarti

keadaan. Sedangkan secara defenitif kondisi menurut Jonath/Krepel (1981 :

20) dalam Syafruddin (1999:31) meliputi “keadaan fisik dan psikis serta

kesiapan seorang atlet terhadap tuntutan–tuntutan khusus suatu cabang

olahraga. Batasan ini masih bersifat umum dan terlalu luas karena

menyangkut aspek fisik dan psikis. Dengan semua kemampuan jasmani

tentu saja terdiri dari elemen–elemen fisik yang tentu saja peranannya

berbeda - beda dari satu cabang ke cabang olahraga yang lain. Paulus

Pasurney (2001:2) dalam sekripsi Haripah Lawanis (2010:15) menjelaskan:

”kualitas keadaan kemampuan fisik seorang atlet menurut kaca mata

pengetahuan latihan olahraga, terutama pada :

a. Perkembangan usia (anak, remaja, dewasa, orang yang lebih tua)b. Bawaan organ secara genetik (jantung, peredaran darah dan system

pertukaran zat) dan otot.c. Mekanisme pengendalian koordinasi system persyarafan pusat, jadi kerja

sama antara otak, system syaraf dan otot.d. Kemampuan Psychis (sifat–sifat pribadi) perlu untuk merealisasikan

kemampuaan fisik.e. Usia latihan, sudah berapa lama seseorang berlatih”.

Maidarman (2010 : 22) berpendapat, peningkatan kondisi fisik

atlet bertujuan agar kemampuan fisik menjadi prima dan berguna untuk

menunjang aktifitas olahraga dalam mencapai prestasi prima. Seorang atlet

Page 34: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

21

memiliki kondisi fisik puncak dapat diartikan bahwa atlettersbut

mempunyai kemampuan untuk melakukan latihan atau pertandingan dengan

intensitas tinggi sampai selesai, tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Selanjutnya Maidarman (2010 : 22) menjelaskan, faktor – faktor penentu

agar kondisi fisik atlet prima antara lain sebagai berikut :

1. Keteraturan melatih kemampuan gerak manusia yaitu : kekuatan, dayatahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, power, reaksi, koordinasi, keseimbangan, stamina ketepatan.

2. Tertib hidup sehari – hari, dimaksudkan pengaturan, makanan yang bergizi, waktu istirahat, berlatih dan kegiatan lainnya yang baik.

3. Penjagaan kesehatan fisik dan mental, segar dan senang agar tidak terserang penyakit.

4. Ciptakan lingkungan hidup yang segar.

Kondisi fisik (physical condiotioning) memegang peranan yang

sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesegaran

jasmani (physical fitness). Tingkat kesegaran jasmani sangat menentukan

fisiknya dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari. Selain berguna untuk

meningkatkan kesegaran jasmani, kondisi fisik merupakan program pokok

untuk pembinaan atlet untuk berprestasi dalam suaatu olahraga.

Latihan fisik dapat memberikan perubahan pada semua fungsi

system tubuh.Perubahan yang terjadi pada saat latihan berlangsung disebut

respon, sedangkan perubahan yang terjadi akibat latihan yang teratur dan

terprogram sesuai dengan prinsip–prinsip latihan disebut

adaptasi.Terjadinya perubahan–perubahan fisiologi akibat latihan fisik,

berkaitan dengan penggunaan energy oleh otot, bentuk dan metode serta

prinsip–prinsip latihan yang dilaksanakan.

Page 35: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

22

Latihan fisik atau olahraga berpengaruh baik terhadap fungsi

jantung.Akibat dari latihan, bahwa pada waktu istirahat jumlah denyut nadi

dalam 1 menit pada orang yang terlatih lebih rendah dari pada yang tidak

terlatih. Frekuensi nadi 40–60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak

jarang terjadi (Johnson dan Nelson : 1986).

Arsil (1999:6) berpendapat tujuan pembinaan kondisi fisik

tergantung dari kondisi maupun keterampilan dari seseorang, seperti untuk

pembinaan kesegaran atau kebugaran jasmani seseorang. Meningkatkan

kemampuan biomotorik yang dominan dibutuhkan terhadap peningkatkan

prestasi dari cabang olahraga yang digelut. Dalam menentukan tujuan

pembinaan kondisi fisik perlu diperhatikan dasar – dasar latihan antara lain

adalah :

1. Untuk meningkatkan perkembangan fisik pada umumnya (multy lateral physical development),

2. Meningkatkan perkembangan fisik yang khas (specific physical development) yang dituntut oleh kebutuhan olahraga tersebut,

3. Untuk menyempurnakan teknik dari olahraga yang dipilih atau dibina,4. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan strategi atau cara belajar

teknik,5. Untuk membentuk kepribadian dan prilaku sebagai sikap olahragawan

yaitu sportif dan tahan terhadap penderitaan,6. Untuk menjamin kesiapan tim,7. Untuk membangun kesehatan,8. Untuk menghindari terjadinya cidera,9. Untuk meningkatnya pengetahuan seseorang atau atlet mengenai dasar

latihan ditinjau dari segi physiologis maupun psychologis.

Kemudian Harsono (1996 : 1) berpendapat bahwa kondisi fisik

yang baik maka akan :

Page 36: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

23

1. Peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung,2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain –

lain komponen kondisi fisik,3. Ekonomi gerak yang lebih baik paa waktu latihan,4. Pemulihan yang cepat dalam organ – organ tubuh setelah latihan,5. Respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktu – waktu

respon demikian diperlukan.

Dalam olahraga karate kondisi fisik merupakan faktor utama dalam

mencapai prestasi, karena dalam karateka membutuhkan waktu singkat dan

padat untuk menyelesaikan suatu pertandingan dalam satu babak yakni 2 – 3

menit bersih. Untuk itu tanpa kondisi fisik yang baik, para karateka tidak

mengikuti jalannya suatu pertandingan sulit untuk mencapai prestasi yang

membanggakan.

Secara termiologi kondisi fisik berarti keadaan fisik, keadaan

tersebut bisa meliputi sebelum (kemampuan awal), pada saat dan setelah

mengalami suatu proses latihan. Kondisi fisik dalam olahraga adalah semua

kemampuan yang menentukan prestasi dan realisasinya dilakukan melalui

kesanggupan pribadi (kemampuan dan motivasi). Secara umum kondisi fisik

yang diperlukan dalam masing – masing olahraga adalah sama, artinya

setiap cabang olahraga memerlukan kondisi fisik dalam usaha mencapai

prestasi yang optimal begitu halnya dalam olahraga beladiri karate.

Seseorang dapat dikatakan dalam keadaan kondisi fisik yang baik kalau ia

mampu melakukan pekerjaan yang dibebankan atau yang ingin

dilakukannya tanpa kelelahan yang berarti.

Page 37: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

24

a. Kondisi Fisik Umum

Syafruddin (1999: 35) “ Kondisi fisik umum adalah merupakan

kemampuan dasar untuk mengembangkan kemampuan prestasi tubuh

yang menurut Martin terdiri dari komponen kekuatan, kecepatan,

dayatahan, daya ledak dan kelincahan”. Frohner Cs dalam Syafruddin

(1999:35) mengatakan bahwa : “Latihan kondisi fisik umum berarti

latihan–latihan yang beranekaragam untuk mengembangkan kemampuan

prestasi tubuh dan merupakan dasar untuk meningkatkan kemampuan

kondisi fisik khusus”. Kemampuan tersebut meliputi kecepatan umum,

daya tahan umum, daya ledak otot dan kelincahan umum. Paulus

Pasurney (2001:3) dalam sekripsi Haripah Lawanis (2010) menjelaskan:

“Latihan fisik umum terdiri dari latihan dasar yang beragam, dengan kata lain pelatihan yang mencakup seluruh aspek fisik yang bertujuan pelatihan yang harmonis dan meningkatkan system kardiopulmalis (jantung, peredaran darah), kekuatan otot dan ruang gerak sendi yang merupakan dasar, hampir semua cabang olahraga”.

Bentuk latihan ini merupakan suatu fundamen fisik dalam setiap

cabang olahraga.Ini berarti bahwa latihan kondisi fisik umum diperlukan

untuk semua cabang olahraga.

b. Kondisi Fisik Khusus

Kondisi fisik khusus adalah merupakan kemampuan yang langsung

dikaitkan dengan kebutuhan suatu cabang olahraga tertentu.

Jonath/Krempel dalam Syafruddin (1999: 36) mengatakan bahwa : ”Bila

kondisi dihubungkan dengan kemampuan prestasi dalam suatu cabang

Page 38: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

25

olahraga tertentu, maka kondisi disini disebut sebagai kondisi fisik

khusus”. Rothing dan Grossing dalam Syafruddin (1999: 36)

mengartikan “kondisi khusus sebagai suatu latihan yang optimal dari

kemampuan kondisi yang menentukan prestasi setiap cabang olahraga”.

Dari pendapat di atas bahwa kemampuan kondisi fisik khusus

menunjukkan kekhususan suatu cabang olahraga, karena kebutuhan

terhadap kemampuan ini akan berbeda antara satu cabang olahraga

dengan cabang olahraga yang lain. Dengan kata lain, setiap cabang

olahraga atau disiplin tertentu membutuhkan kemampuan kondisi fisik

khusus tersendiri dan spesifik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk

mencapai prestasi olahraga sebenarnya banyak faktor yang saling

mempengaruhi didalamnya. Faktor kemampuan kondisi fisik merupakan

salah satu yang sangat penting, untuk itu perlu diolah serta diukur untuk

melihat ada kemajuan atau tidak. Karena setiap cabang olahraga tidak

sama kondisi fisik yang dibutuhkan.

3. Unsur – unsur Kondisi Fisik

Menurut Syafruddin (1999 : 36) menjelaskan beberapa unsur – unsur

kondisi fisik dalam olahraga “kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelentukan,

dan koordinasi”. Adapun menurut Hendri Irawadi (2011 : 25) menjelaskan

unsur kondisi menjadi dua, “unsur fisik dasar terdiri dari : daya tahan,

kekuatan, kecepatan, dan kelenturan sedangkan unsur gabungan terdiri dari :

Page 39: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

26

daya tahan kekuatan, daya tahan kecepatan, daya ledak, kelincahan,

keseimbangan, ketepatan, kecepatan reaksi, kecepatan aksi, dan koordinasi”.

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa kondisi fisik

yang dominan dalam olahraga karate meliputi :

a. Kekuatan Otot Lengan

Kekuatan merupakan salah satu komponen yang sangat penting

untuk menunjang aktivitas fisik, khususnya dalam berolahraga.

Komponen ini mutlak diperlukan untuk meraih prestasi puncak. Dalam

hal ini Bompa dan Fok dalam syafruddin (1996:42) menyatakan bahwa

setiap penampilan dalam olahraga memerlukan kekuatan otot disamping

unsur – unsur lainya yang juga diperlukan, kecepatan kontraksi otot

terkait (serabut otot lambat dan serabut otot cepat), besarnya beban yang

digerakan juga, kontraksi otot intra dan ekstra, panjang otot pada waktu

kontraksi dan sudut sendi. Sementara Sajoto (1988:58) menyatakan

kekuatan atau strength adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut

kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot–ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Selain itu Pate, dkk

(1993:181) menyatakan kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk

mengubah kekuatan gerak atau bentuk dari suatu benda.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan kekuatan adalah

kekuatan otot atau sekelompok otot untuk melawan dan menahan suatu

beban pada saat melakukan suatu pekerjaan. Di samping itu kekuatan

Page 40: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

27

dapat di lihat dari kemampuan individu untuk menarik, mendorong,

menekan sebuah objek saat tubuh dalam posisi bertumpu (Push-up).

Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa

kekuatan orang tidak bisa melakukan semua aktivitas yang dilakukan

sehari-hari. Khususnya dalam olahraga adakalanya diperlukan bentuk-

bentuk kekuatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sesuai

dengan tuntutan dari tiap-tiap cabang olahraga. Berapa besar dan berapa

banyak kekuatan yang dibutuhkan serta jenis kekuatan mana yang

diperlukan sangat tergantung pada cabang olahraganya. Dalam hal ini

Bomba dalam arsil, (1999:45) membagi kekuatan menjadi beberapa jenis

yaitu sebagai berikut:

1. Kekuatan umum (general strength).Kekuatan umum berhubungan dengan kekuatan seluruh sistim otot, kekuatan umum ini merupakan dasar program latihan kekuatan secara keseluruhan.

2. Kekuatan khusus (specific strength).Kekuatan khusus berkenaan dengan otot yang dipergunakan dalam penampilan gerak sesuai dengan cabang olahraganya.

3. Kekuatan maksimal (maximum strength). Merupakan kekuatan tertinggi yang dapat ditampilkan oleh system otot selama kontraksi maksimal.

4. Kekuatan daya tahan (muscular endurance).Kemampuan otot untuk mempertahankan kekuatan kerja dalam priode waktu yang lama.

5. Daya (power).Merupakan hasil dari dua komponen “kecepatan kali kekuatan“ dan di anggap kekuatan maksimum yang relatif singkat.

6. Kekuatan absolut (absolute strength).Merupakan kekuatan dalam mempergunakan kekuatan maksimum tanpa dipengaruhi berat badannya.

Page 41: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

28

7. Kekuatan relatif (relative strangth).Merupakan perbandingan antara kekuatan absolut dan berat badan.”

Dalam cabang olahraga karate sangat dibutuhkan sekali kekuatan

otot lengan, terutama dalam melakukan pukulan dan tangkisan. Tanpa

adanya kekuatan otot lengan yang baik tidak akan menghasilkan pukulan

yang baik, tapi sebaliknya apabila seorang atlet karate mempunyai

kekuatan otot lengan yang baik akan menghasilkan kemampuan pukulan

yang baik pula. Dengan ini kekuatan otot lengan dari karateka dituntut

untuk selalu kuat dan bagus terutama pada otot bagian lengan, sehingga

pukulan dan tangkisan dapat dilakukan dengan baik. Dalam karateka

kekuatan otot lengan merupakan komponen kondisi fisik yang cukup

penting perananya dalam memukul lawan, target (sasaran) sehingga

menghasilkan kemampuan pukulan yang baik.

b. Kekuatan Otot Tungkai

Kekuatan otot merupakan komponen yang paling penting bagi

atlet karena kekuatan daya penggerak setiap aktivitas fisik. Dengan

kekuatan otot yang baik seorang atlet akan dapat bergerak lebih cepat dan

stabilitas sendi – sendi semakin kuat. Amos (1987) berpendapat dalam

Arsil (1999 : 43) bahwa latihan kekuatan yang baik akan :”

1. Memungkinkan melompat lebih jauh2. Memungkinkan untuk berlari cepat3. Memungkinkan untuk berlari jarak jauh4. Memungkinkan meningkatkan jarak penggerahan5. Mempertinggi kecepatan.”

Dalam Suharno (1993: 27)”kekuatan adalah kemampuan otot

untuk mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban

Page 42: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

29

dalam menjalankan aktifitas olahraga”. Dan Rusli Lutan, dkk (1991:118)

mengemukakan “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan

kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”.

Sedangkan Syafruddin (1999: 36 ) menjelaskan bahwa “kekuatan

merupakan kemampuan dasar kondisi fisik, tanpa kekuatan orang tidak

bisa melompat, melempar, mendorong, menarik, menahan, mengangkat

dan lain – lain”. Maidarman (2010 : 23) mengatakan “Kekuatan adalah

kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan/beban, menahan atau

memindahkan beban dalam menjalankan aktivitas olahraga”.

Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1999 : 40 ), mengatakan

bahwa kemampuan kekuatan manusia tergantung dari berbagai faktor:”

1) Penampang serabut otot, 2) jumlah serabut otot, 3) struktur dan bentuk otot, 4) panjang otot, 5) kecepatan kontraksi otot, 6) tingkat peregangan otot, 7) Tonus otot, 8) koordinasi otot intra (koordinasi didalam otot), 9) koordinasi otot inter ( koordinasi otot – otot tubuh yang bekerja sama pada suatu gerakan yang diberikan), 10)motivasi, 11) usia dan jenis kelamin.

Dengan kekuatan otot yang baik seorang karateka dapat bergerak

cepat dan stabilitas sendi – sendi semakin kuat. Dalam Arsil (1999:43),

“kekuatan adalah merupakan komponen yang sangat penting dari kondisi

fisik secara keseluruhan”. Sedangkan menurut Fox dalam Arsil (1999:44)

“ kekuatan otot adalah daya atau tekanan sebuah otot atau lebih tepatnya

adalah suatu kelompok otot yang dapat digunakan melawan suatu

perlawanan didalam suatu usaha / upaya maksimal.

Masih dalam Arsil (1999 : 44) Friedrich mengemukakan “

kekuatan adalah kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan

Page 43: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

30

beban secara maksimal”. Dari beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan otot /

sekelompok otot untuk menahan atau menerima beban sewaktu bekerja

sehingga menghasilkan tendangan yang baik dan dapat dilihat pada

kemampuan individu itu sendiri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa setiap melakukan

aktfitas olahraga, memerlukan kekuatan secara umum yang merupakan

dasar dari latihan secara keseluruhan. Maka dalam memberikan latihan

perlu di arahkan pada otot-otot yang dominan (spesifik) sesuai dengan

cabang olahraga yang di binannya. Karena setiap cabang olahraga

mempunyai kekuatan otot yang berbeda dan arah gerakan yang berbeda

pula.

Dalam olahraga kompetisi, kekuatan merupakan salah satu unsur

kemampuan gerak sebagai fundamen, dominan untuk mencapai mutu

prestasi. Demikian juga dengan atlet karate yang ingin mencapai prestasi

sesungguhnya diperlukan kekutan yang optimal / prima, hal ini

disebabkan bahwa dituntut untuk bergerak dalam waktu yang lama yaitu

2 – 3 menit dalam 3 babak. Dengan demikian atlet karate yang tidak

memiliki kekuatan dalam pukulan, tangkisan, dan tendangan tidak dapat

menguasai suatu pertandingan dengan baik serta sulit untuk berprestasi.

Dalam cabang olahraga karate khususnya dalam kemampuan

pukulan kekuatan otot lengan sangat diperlukan sebagai tenaga untuk

gerakan pukulan. Disamping itu juga dibutuhkan kekuatan otot tungkai

Page 44: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

31

untuk menahan beban tubuh saat melakukan serangan menendang.

Apabila kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai seorang karateka

bagus dan kuat maka ada kemumgkinan menghasilkan kemampuan

pukulan dan tendangan yang bagus. Tapi sebaliknya bila kekuatan otot

lengan dan kekuatan otot tungkai seorang karateka tidak kuat belum tentu

akan menghasilkan kemampuan pukulan yang bagus. Dalam olahraga

beladiri karate kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai

merupakan komponen kondisi fisik yang cukup penting perananya dalam

memukul dan menendang lawan, target (sasaran) sehingga menghasilkan

kemampuan pukulan dan tendanganyang baik.

c. Daya Ledak Otot Lengan

Menurut Corbin dalam Basirun (2006:16) “Daya ledak merupakan

kemampuan untuk menampilkan atau mengeluarkan tenaga secara

eksplosif”, sedangkan Otot lengan merupakan anggota tubuh yang

berfungsi sebagi alat gerak bagian atas. Jadi daya ledak otot lengan

adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan

kecepatan kontraksi yang sangat tinggi. Elemen kondisi ini merupakan

produk dari kemampuan kekuatan dan kecepatan. Otot-otot lengan yang

memiliki daya ledak yang kuat akan membuktikan bahwa untuk

melakukan pukulan dalam karate sangat membutuhkan elemen ini untuk

menentukan baiknya keterampilan teknik tersebut.

Daya ledak sering juga disebut dengan power, karena proses

kerjanya anaerobik yang memerlukan waktu tercepat dan tenaga yang

Page 45: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

32

kuat. Kemampuan ini merupakan kombinasi antara kekuatan dan

kecepatan. Menurut Bafirman (1999:59) tentang daya ledak

mengemukakan bahwa :

“Daya ledak sangat penting bagi penampilan sebab dapat menentukan seberapa keras dan kuat seorang dapat memukul/menendang, berapa jauh serangan dapat terlempar, berapa tingginya seorang dapat melompat dan memperjauhlompatannya, berapa cepat seorang dalam berlari dan berenang.Semuanya dalam keadaan sewaktu – waktu dapat meledak secara maksimal dalam upaya memperoleh kekuatan secara baik dan benar. Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat.”

Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa daya ledak

merupakan kemampuan untuk menampilkan kekuatan maksimum dan

kecepatan maksimum secara eksplosif dalam waktu cepat dan singkat

untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, sehingga otot yang

menampilkan gerakan eksplosif sangat kuat dan cepat dalam

berkontraksi.Sedangkan daya ledak otot merupakan gabungan beberapa

unsure fisik yaitu kekuatan dan kecepatan, artinya kemampuan daya

ledak otot dapat dilihat dari hasil suatu aktivitas gerak yang dilakukan

dengan cepat dan menggunakan tenaga yang kuat. Misalnya wujud daya

ledak otot tungkai berupa hasil lompatan, sementara wujud daya ledak

otot lengan dapat dilihat dari hasil lemparan.

Kalau ada dua orang masing – masing dapat mengangkat beban

beratnya sama yaitu 50 kg, akan tetapi salah satu diantaranya dapat

mengangkat dengan cepat maka dapat dikatakan orang tersebut memiliki

power yang lebih baik daripada orang yang mengangkat lebih lambat.

Page 46: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

33

Jika bicara mengenai daya ledak maka kita mengacu kepada kondisi otot,

selain kuat juga cepat atau otot juga mampu mengarahkan kekuatan

secara maksimum dalam waktu yang sangat singkat.

Daya ledak menurut macamnya terbagi menjadi dua yaitu daya

ledak absolut dan daya ledak relatif daya ledak absolut adalah kekuatan

untuk mengatasi suatu beban eksternal yang maksimum, sedangkan daya

ledak relative adalah kekuatan yang digunakan untuk mengatasi berat

badan sendiri.

Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi daya ledak adalah

Menurut Nossek (1982) dalam Arsil (1999:77) faktor yang

mempengaruhi daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi

kekuatan otot menggambar kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot

atau sekelompok otot, dilihat dari segi latihan, Faktor Fisiologis yang

mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah usia ,jenis kelamin, dan suhu

otot. Di samping itu faktor yang mempengaruhi kekuatan otot sebagai

unsur daya ledak adalah jenis serabut otot, luas otot rangka. Daya ledak

dipengaruhi perpaduan antara unsur kekuatan dan kecepatan, baik

kecepatan rangsangan syaraf maupun kecepatan kontraksi otot.

Peningkatan daya ledak tidak terlepas dari pengembangan kedua unsur

tersebut melalui meningkatkan kekuatan kecepatan secara bersama –

sama.menurut Soebroto (1976:17) dalam Arsil (1999:77)

mengemukakan, latihan kekuatan dan kecepatan secara bersamaan

diberikan dengan pembebanan sedang, latihan ini dapat memberikan

Page 47: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

34

pengaruh yang lebih baik terhadap nilai dinamis jika dibandingkan

dengan latihan kekuatan saja.

Daya ledak di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti kekuatan

pada otot dan kecepatan dalam melakukan gerakan, kedua faktor tersebut

memiliki keterkaitan satu sama lain terhadap terciptanya suatu gerakan

yang exsplosive (daya ledak). Daya ledak juga terdapat pada otot lengan,

dimana daya ledak otot lengan merupakan kemampuan yang sangat

diperlukan dalam pencapaian keterampilan seseorang untuk melakukan

pukulan yang lebih cepat yang mana otot lengan terbagi yaitu otot lengan

bagian atas dan otot lengan bagian bawah, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar di halaman selanjutnya:

Gambar 6. Otot lengan bagian bawah Sumber. Ototlengan.com

Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa daya ledak otot

lengan merupakan kemampuan sekelompok serabut otot – otot lengan

dalam melakukan aktivitas yang kuat dan waktu yang relatif cepat.

Apabila daya ledak otot lengan kurang, maka kemampuan pukulan dan

tangkisan tidak akan bagus dan mudah untuk melakukan penyerangan.

Sangat penting artinya bagi seorang atlet atau orang – orang yang terkait

Page 48: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

35

didalamnya mengetahui hal ini agar lebih memperhatikan kemampuan,

dan lebih melatih daya ledak otot lengan mereka.

d. Daya Ledak Otot Tungkai

Daya ledak (Exsplosive Power) merupakan suatu komponen

biomotorik dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan

seberapa keras orang dapat memukul, menendang, seberapa jauh orang

dapat melakukan tolakan serta seberapa cepat orang berlari dan

sebagainya.

Dalam olahraga karate, salah satu teknik yang membutuhkan

daya ledak (Exsplosive Power) yaitu saat melakukan tendangan dengan

kaki. Karena seberapa kuat, cepat dan akuratnya suatu tendangan yang

dihasilkan menggambarkan kemampuan daya ledak seorang atlet di saat

melakukan tendangan dengan kaki. Oleh karena itu. daya ledak otot

tungkai merupakan suatu kemampuan tungkai kaki untuk mengatasi

beban/tahanan dengan kuat dan cepat dengan kontraksi tinggi. Biasanya

seorang atlet yang memiliki daya ledak yang baik, lebih mudah baginya

untuk menghasilkan suatu tendangan yang kuat, cepat dan akurat.

Otot tungkai terdiri dari otot tungkai bawah dan otot tungakai atas,

seperti dijelaskan berikut ini:

1) Otot Tungkai Atas

Otot tungkai atas terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores,

Exteriosores, dan Adductores. Yang terdiri dari Triceps Femoris dan

Biceps Femoris. Otot tersebut terletak pada batas pangkal paha sampai

Page 49: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

36

sendi lutut (pada bagian depan dan belakang). Seperti terlihat pada

gambar di bawah ini :

Gambar 7. Otot Tungkai Atas

Diambil dari: Salomon, Dalam (Nawawi, 2007 : 52)

2) Otot Tungkai Bawah

Otot tungkai bawah terdiri dari tiga golongan yaitu: Flexores,

Exteriosores, dan perenci otot. Ketiga otot ini terletak pada batas bagian

lutut bawah. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 8. Otot Tungkai BawahDiambil dari: Salomon Dalam (Nawawi, 2007 : 54)

Berdasarkan pengertian di atas dapat simpulkan bahwa daya

ledak otot lengan merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam

pencapaian keterampilan seorang untuk malakukan pukulan yang lebih

Page 50: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

37

cepat dalam olahraga karate, sedangkan daya ledak otot tungkai

merupakan suatu kemampuan tungkai kaki untuk mengatasi

beban/tahanan dengan kuat dan cepat dengan kontraksi tinggi. Dalam

olahraga karate daya ledak otot tungkai sangat dominan sekali

dibutuhkan dapat dilihat saat melakukan serangan pukulan, tangkisan dan

serta tendangan.

Dengan demikian para karateka yang memiliki daya ledak yang

maksimal, Pada saat pertandingan karateka mampu melakukan pukulan,

tangkisan dan tendangan dengan cepat sebelum lawan melakukan

pukulan, tangkisan dan tendangan tersebut sehingga memperoleh angka

(point).

e. Daya tahan Aerobik

Daya tahan merupakan salah satu komponen biomotorik sangat

dibutuhkan dalam aktivitas fisik dan salah satu komponen yang

terpenting dari kesegaran jasmani. Daya tahan diartikan sebagai waktu

bertahan yaitu lamanya seseorang melakukan intentitas kerja atau jauh

dari kelelahan (arsil, 1999:19).

Daya tahan diartikan sebagai waktu bertahan yaitu lamanya

seseorang dapat melakukan suatu intensitas kerja atau jauh dari keletihan.

Menurut Suharno (1993:30) “Daya Tahan adalah kemampuan organ atlet

untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktifitas

olahraga dalam waktu lama”. Menurut Annarino dalam Arsil (1999:19), “

daya tahan adalah hasil kemampuan individu untuk memelihara

Page 51: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

38

gerakannya dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa daya tahan adalah kemampuan otot untuk

melakukan kontraksi berulang – ulang tanpa timbul kelelahan.

Tujuan utama dari latihan daya tahan adalah meningkatkan

kemampuan kerja jantung disamping meningkatkan kerja paru – paru dan

system peredaran darah. Secara umum kemampuan daya tahan

dibutuhkan dalam semua cabang olahraga yang membutuhkan gerak

fisik. Daya tahan adalah kemampuan organisme pemain untuk mengatasi

kelelahan yang timbul setelah melakukan aktivitas tubuh berolahraga

dalam waktu yang lama.

Menurut Syafruddin (1999 : 53) menjelaskan jenis – jenis daya

tahan yaitu sebagai berikut :

1. Daya tahan umum2. Daya tahan lokal3. Daya tahan aerob umum dinamis4. Daya tahan aerob umum statis5. Daya tahan anaerob umum dinamis6. Daya tahan anaerob umum statis7. Daya tahan aerob lokal dinamis8. Daya tahan aerob lokal statis9. Daya tahan anaerob lokal dinamis10. Daya tahan anaerob lokal statis

VO 2 max adalah pengambilan ( konsumsi) oksigen maksimal per

menit yang menggambarkan kapasitas aerobik seseorang. Mochammad.

Sajoto (1988:67) menjelaskan bahwa pengertian “VO 2 max adalah

jumlah oxygen yang dipergunakan tubuh selama satu menit untuk setiap

berat badan”. Maximal oxygen uptake umumnya sering disingkat sebagai

Page 52: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

39

VO 2 max, dimana V pada oksigen dan Max menyatakan kondisi –

kondisi maksimal. VO 2 max adalah volume oksigen maksimal yang

digunakan oleh tubuh per menit. Faktor – faktor yang menentukan

konsumsi oksigen maksimal (VO 2 max) dalam Suratmin (2007:9) antara

lain :

1. Jantung, Paru dan Pembuluh darah harus berfungsi baik,2. Proses penyampaian oksigen kejaringan oleh sel darah merah

harus normal,3. Jaringan otot harus mempunyai kapasitas yang normal untuk

mempergunakan oksigen atau memiliki metabolisme yang normal, fungsi mitokondrianormal.

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan kemampuan sejumlah darah

yang dikirimkan ke otot yang sedang aktif bergerak dan mengambil

oksigen dari darah sebagai bahan bakar pada waktu tubuh melakukan

suatu aktivitas. Sedangkan menurut HendriIrawadi (2010 : 27)

menjelaskan bahwa “VO 2 max bertujuan untuk mengukur kapasitas

aerobik dan ketahanan kardiovaskular”.

Dengan kata lain seseorang yang VO 2 max yang memiliki

jantung yang efisien, paru – paru yang efektif, peredaran darah yang baik

pula yang dapat mensuplai otot – otot, sehingga yang bersangkutan

mampu bekerja secara kontiniu tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan. Menurut Fox dalam bafirman (2006:22) mengatakan bahwa

“dengan adanya ketahanan jantung dalam bekerja, maka pompaan darah

akan lebih lancar, sehingga sel – sel memerlukan aliran darah dapat

Page 53: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

40

dipenuhi sesuai dengan keperluannya”. Menurut Nawawi (2006:38)

bahwa :

Tinggi rendahnya daya tahan seseorang akan dipengaruhi oleh

tinggi rendahnya VO 2 max adalah volume oksigen maksimal yang disebut juga sebagai kapasitas aerobik, yaitu kemampuan tubuh

mengkonsumsi oksigen secara maksimal permenit. VO 2 max ditunjang oleh kemampuan paru – paru sebagai organ yang menyediakan oksigen, kualitas darah (hemoglobin) yang akan mengikat dan membawa oksigen keseluruh tubuh, jantung sebagai organ yang memompa darah keseluruh tubuh, jantung sebagaiorgan yang memompa darah keseluruh tubuh, pembuluh darah (sirkulasi) yang akan menyalurkan darah keseluruh tubuh dan otot rangka sebagai salah satu organ tubuh yang akan memakai oksigen untuk proses oksidasi bahan makanan sehingga menghasilkan energi.

Begitu banyak pengertian yang membahas masalah VO 2 max

maka dapat diambil kesimpulan bahwa VO 2 max atau kapasitas aerobik

adalah suatu kemampuan badan untuk mendapatkan oksigen, kemudian

dikirimkan ke otot – otot atau sel – sel sebagai bahan bakar pada waktu

melakukan aktivitas serta dapat dikerjakan oleh sistem energi aerobik.

Apabila salah satu komponen tersebut kapasitasnya rendah, maka akan

mempengaruhi tingkat VO 2 max karena masing – masing organ tersebut

saling mempengaruhi. VO 2 max secara umum menunjukan kemampuan

menahan kelelahan dari organ – organ tubuh manusia. Tujuan utama dari

latihan VO 2 max adalah meningkatkan kemampuan kerja jantung

disamping meningkatkan kerja paru – paru dan system peredaran darah.

Secara umum kemampuan VO 2 max yang tinggi dibutuhkan dalam

semua cabang olahraga yang membutuhkan gerak fisik.

Page 54: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

41

Dalam suatu pertandingan seorang atlet dituntut mampu bergerak

lebih lama selama pertandingan berlangsung, tanpa mengalami kelelahan

yang berarti dalam melaksanakan teknik dan taktik yang ada dalam

olahraga karate. Pada pertandingan berlangsung, dimana penyerangan

dan pembelaan harus dapat dilakukan oleh atlet dan harus selalu bergerak

dinamis secara agresif untuk mencari keuntungan dalam setiap momen

yang ada. Jika seorang atlet karate tidak memiliki VO 2 max yang baik,

maka ia akan kesulitan untuk mengikuti latihan ataupun pertandingan,

walaupun atlet tersebut memiliki kemampuan teknik yang baik.

Dari uraian di atas dapat terlihat bahwa sangat penting oksigen

maksimal (VO 2 max) bagi manusia, terutama untuk kesegaran jasmani

dan untuk ketahanan jantung, otot–otot dan persendian. Dalam

pertandingan seorang karateka harus memiliki VO 2 max yang baik,

karena pertandingan karate membutuhkan waktu yang singkat, cepat dan

tenaga yang maksimal. Dengan memiliki VO 2 max yang baik, maka

tubuh masih mampu untuk melakukan berbagai macam serangan dan

pembelaan dengan kontraksi yang tinggi sehingga atlet dapat meraih

prestasi yang maksimal.

Dengan demikian komponen kondisi fisik yang telah diuraikan di

atas perlu ditingkatkan dan dilakukannya latihan fisik yang terarah,

terorganisir dan terprogram. Disamping itu juga harus didukung dengan

gizi yang baik, terutama makanan yang mengandung zat besi untuk

pembentukan Hemoglobin.

Page 55: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

42

B. Kerangka Konseptual

1. Tingkat kekuatan otot lengan dalam olahhraga karate

Pada kajian teori telah dijelaskan dengan detil bahwa dalam cabang

olahraga karate sangat dibutuhkan sekali kekuatan otot lengan, terutama

dalam melakukan pukulan dan tangkisan. Tanpa adanya kekuatan otot

lengan yang baik tidak akan menghasilkan pukulan yang baik, tapi

sebaliknya apabila seorang atlet karate mempunyai kekuatan otot lengan

yang baik akan menghasilkan kemampuan pukulan yang baik pula.

Dengan ini kekuatan otot lengan dari karateka dituntut untuk selalu kuat

dan bagus terutama pada otot bagian lengan, sehingga pukulan dan

tangkisan dapat dilakukan dengan baik.

2. Tingkat kekuatan otot tungkai dalam olahraga karate

Selain kekuatan otot lengan, pukulan dan tangkisan dalam

penyerangan kekuatan otot tungkai juga sangat berperan sekaali. Dimana

kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan otot/sekelompok otot untuk

menahan atau menerima beban sewaktu bekerja sehingga menghasilkan

tendangan yang baik dan dapat dilihat pada kemampuan individu itu

sendiri. Apabila kekuatan otot lengan dan kekuatan otot tungkai seorang

karateka bagus dan kuat maka ada kemumgkinanakan menghasilkan

kemampuan pukulan dan tendangan yang bagus.

3. Tingkat daya ledak otot lengan dalam olahraga karate

Daya ledak otot lengan merupakan kemampuan sekelompok

serabut otot – otot lengan dalam melakukan aktivitas yang kuat dan waktu

Page 56: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

43

yang relatif cepat. Apabila daya ledak otot lengan kurang, maka

kemampuan pukulan dan tangkisan tidak akan bagus dan mudah untuk

melakukan penyerangan. Sangat penting artinya bagi seorang atlet atau

orang – orang yang terkait didalamnya mengetahui hal ini agar lebih

memperhatikan kemampuan, dan lebih melatih daya ledak otot lengan

mereka.

4. Tingkat daya ledak otot tungkai dalam olahraga karate

Daya ledak otot tungkai merupakan suatu kemampuan tungkai kaki

untuk mengatasi beban/tahanan dengan kuat dan cepat dengan kontraksi

tinggi. Dalam olahraga karate daya ledak otot lengan dan daya ledak otot

tungkai sangat dominan sekali dibutuhkan dapat dilihat saat melakukan

serangan pukulan, tangkisan dan serta tendangan.

5. Tingkat daya tahan aerobik dalam olahraga karate

Daya tahan aerobik adalah kemampuan otot untuk melakukan

kontraksi berulng – ulang tanpa timbul kelelahan. Seseorang yang VO 2

max yang memiliki jantung yang efisien, paru – paru yang efektif,

peredaran darah yang baik pula yang dapat mensuplai otot – otot, sehingga

yang bersangkutan mampu bekerja secara kontiniu tanpa mengalami

kelelahan yang berlebihan.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konseptual penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 57: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

44

Gambar 9. Kerangka Konseptual

C. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian ini, dapat diajukan pertanyaan penelitian “

bagaimana tingkat kondisi fisik atlet karate dojo SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50

Kota” , yang antara lain :

a. Bagaimana tingkat kekuatan otot lengan yang dimiliki Atlet Karate SMA N

1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

b. Bagaimana tingkat kekuatan otot tungkai yang dimiliki Atlet Karate SMA N

1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

c. Bagaimana tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki Atlet Karate SMA

N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

d. Bagaimana tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki Atlet Karate SMA

N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

Kekuatan otot lengan?

Kekuatan otot tungkai?

Tingkat Kondisi Fisik Atlet Karate Dojo SMA N 1

Kec.Suliki Kab. 50 Kota.Daya ledak otot lengan?

Daya ledak otot tungkai?

Daya tahan aerobic ?

Page 58: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

45

e. Bagaimana tingkat daya tahan aerobik yang dimiliki Atlet Karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota?

Page 59: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka jenis penelitian ini bersifat

deskriptif, yang bertujuan untuk mengunkapkan suatu apa adanya. Sebagai

mana yang dikemukakan Arikunto (1990;234) menjelaskan bahwa :

”penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Dalam

penelitian ini mengungkap bagaimana tingkat kondisi fisik yang dimiliki atlet

karate dojo SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yang berkenaan dengan

kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya ledak otot lengan, daya

ledak otot tungkai dan daya tahan aerobik.

B. Waktu dan Tempat penelitian

Adapun tempat penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Kec. Suliki Kab.

50 Kota. Waktu penelitian ini dilakukan pada hari minggu tanggal 17 dan 24

Juni 2012.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah

Page 60: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

47

penelitian. Yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh atlet

Karate SMA N 1Kec. Suliki Kab. 50 Kota yang berjumlah 34 orang.

Jumlah sampel ini diperoleh dari pelatih Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab.

50 Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Putra 27 orang

2. Putri 7 orang

Jumlah 34 orang

Sumber: Pelatih Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang dimbil dari populasi, Sudjana (1992 :

6). Berdasarkan jumlah populasi di atas, maka yang terbaik pengambilan

sampel dengan cara purposive sampling yaitu atlet putra dengan jumlah 23

orang karena dengan pertimbangan atlet putri banyak yang kurang aktif

mengikuti latihan dan pertimbangan tingkat kondisi fisik atlet putra dan

atlet putri yang berbeda, disamping itu juga ada 4 orang atlet putra yang

kurang aktif mengikuti latihan. Dengan demikian jumlah sampel yang

diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak 23 orang atlet putra.

D. Defenisi Operasional

Sehubungan dengan penelitian ini agar tidak terjadi salah pengertian

dalam memahami istilah, maka perlu dijelaskan sebagai berikut :

Page 61: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

48

Kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan jasmani yang

menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kemampuan pribadi.

Komponen – komponen kondisi fisik dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Kekuatan otot lengan merupakan komponen kondisi fisik yang cukup

penting perananya dalam memukul lawan, target (sasaran) sehingga

menghasilkan kemampuan pukulan yang baik dan dapat dilihat pada

kemampuan individu itu sendiri. Kekuatan otot lengan diukur dengan

menggunakan hand grip dynamometer test dengan satuan berat kilogram

(Kg).

b. Kekuatan otot tungkai merupakan kemampuan otot / sekelompok otot

untuk menahan atau menerima beban sewaktu bekerja sehingga

menghasilkan kemampuan tendangan yang baik dan dapat dilihat pada

kemampuan individu itu sendiri. Kekuatan otot tungkai diukur dengan

menggunakan leg dynamometer test dengan satuan berat kilogram (Kg).

c. Daya ledak otot lengan merupakan kemampuan yang sangat diperlukan

dalam pencapaian keterampilan seseorang untuk melakukan pukulan yang

lebih cepat. Daya ledak otot lengan diukur dengan menggunakan medicine

ball test dengan satuan cm.

d. Daya ledak otot tungkai merupakan suatu kemampuan tungkai kaki untuk

mengatasi beban/tahanan dengan kuat dan cepat dengan kontraksi tinggi.

Daya ledak otot lengan diukur dengan menggunakan vertical jump test

dengan satuan cm.

Page 62: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

49

e. Daya tahan aerobik adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi

berulng – ulang tanpa timbul kelelahan. Untuk mengetahui daya tahan

aerobik dilakukan pengukuran VO 2 max. VO 2 max diukur dengan

melakukan Bleep test dengan satuan ml/kg.BB/min.

E. Jenis dan Sumber data

1. Jenis data

a. Data yang diambil dalam penelitian ini data primer. Data primer

merupakan data yang diambil langsung oleh peneliti dengan

melakukan tes kondisi fisik terhadap atlet karate dojo SMA N 1 Kec.

Suliki Kab. 50 Kota. Data tersebut meliputi kecepatan, kelincahan,

daya ledak, dan daya tahan aerobik.

b. Data sekunder yaitu data yang berupa jumlah atlet, berupa nama –

nama dan umur yang didapat dari arsip – arsip atau dokumun –

dokumen yang diberikan oleh pelatih karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota.

2. Sumber Data

Data yang diperoleh bersumber dari hasil tes yang dilakukan pada

sampel yaitu tes kekuatan, daya ledak dan daya tahan aerobik. Data

jumlah atlet didapatkan melalui pelatih karate dojo SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota.

Page 63: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

50

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian untuk masing – masing variabel seperti berikut :

1. Hand grip dynamometer.

a. Tujuan : untuk mengukur kekuatan maksimal otot lengan,

b. Alat : Hand grip dynamometer

c. Pelaksanaan :

1) Testee coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka ± 20 cm atau

selebar bahu pandangan lurus kedepan,

2) Tangan memegang grip strenght hand dynamometer sesuai

genggamannya dan tangan harus lurus,

3) Skala hand grip dynamometer menghadap keluar atau kedepan

sedangkan jarum hand dynamometer berada pada angka nol,

4) Setelah itu grip strenght hand dynamometer diperas dengan sekuat

tenaga hanya sekali perasaan dan penekanan tidak boleh dengan

sentakan.

5) Tangan yang diperiksa maupun alat grit strenght hand

dynamometer tidak boleh tersentuh badan atau benda lain.

Tabel 2.Norma Kekuatan Otot Lengan ”Hand Dynamometer”

No Kategori Nilai1. Sempurna > 512. Baik Sekali 44 – 50

3. Baik 37 – 43

4. Cukup 30 – 36

5. Kurang 23 – 29

Sumber, Manusia dan Olahraga (Rusli Lutan (1991 : 226)

Page 64: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

51

d. Penilaian

1) Melihat hasil yang dicapai pada alat hand dynamometer kemudian

dicatat hasilnya dengan satuan berat kilogram (Kg),

2) Setiap testee melakukan 2x tes dan nilai yang tertinggi yang

dijadikan nilai akhir.

2. Leg dynamometer

a. Tujuan : untuk mengukur kekuatan maksimum otot tungkai,

b. Alat : Leg dynamometer

c. Pelaksanaan :

1) Testee siap dengan berdiri tegak di atas leg dynamometer dengan

kedua lutut ditekuk sejajar dengan sudut 60 derajat,

2) Dengan badan tegak dan pandangan lurus kedepan dan ke-2 tangan

memegang pegangan,

3) Kemudian berusaha meluruskan tungkai dengan gerakan pengejut

dan tangan tetap rileks dan tidak menarik pegangan.

Tabel 3.

Norma Kekuatan Otot Tungkai ”Leg Dynamometer”

No Kategori Nilai

1. Sempurna -

2. Baik Sekali > 283

3. Baik 215 – 282

4. Cukup 146 – 214

5. Kurang 77 – 145

Sumber, Manusia dan Olahraga (Rusli Lutan (1991 : 226)

d. Penilaian

1) Melihat pada alat leg dynamometer kemudian dicatat hasilnya

dengan satuan berat kilogram (Kg),

2) Setiap testee melakukan 2x tes dengan istirahat yang cukup dan

nilai yang tertinggi yang dijadikan nilai akhir.

Page 65: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

52

3. Medicine ball push

a. Tujuan : untuk mengukur daya ledak otot lengan,

b. Alat

1) Bola medicine (3 Kg)

2) Meteran

3) Kursi

4) Serbuk Kapur

c. Pelaksanaan

1) Testee duduk tegak di kursi dengan kaki menjaga keseimbangan,

2) Kedua tangan testee memegang bola medicine, sehingga bola

tersebut menyentuh dada.

3) Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut ke depan sejauh

mungkin dengan tali dilingkarkan pada dada testee dan ditarik ke

belakang sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini dilakukan

untuk mencegah agar testee pada waktu mendorong tidak dibantu

oleh gerakan badan ke depan.

4) Testee diberi kesempatan sebanyak 3 (kali) kali pengulangan.

Tabel 4.Norma daya ledak Otot Lengan ”medicine ball push”

No Kategori Nilai

1. Sempurna > 6.23

2. Baik Sekali 5.38 – 6.22

3. Baik 4.53 – 5.37

4. Cukup 3.68 – 4.52

5. Kurang 2.63– 3.67

Sumber, Manusia dan Olahraga (Rusli Lutan (1991 : 226)

Page 66: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

53

d. Penilaian

Jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) kali pengulangan, yang diukur

mulai dari tepi luar kaki kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine

tersebut jatuh dan jarak yang tertinggi.

4. Vertical jump test

a. Tujuan : untuk mengukur daya ledak otot tungkai,

b. Fasilitas dan alat Alat dan Fasilitas

1) Papan berskala yang dipasang didinding,

2) Kapur tulis,

3) Formulir pencatatan

4) Dinding yang rata

5) Timbangan berat badan

c. Pelaksanaannya

1) Sebuah tempat vertical jump skala meter dibuat pada dinding,

2) Testee berdiri dibawah skala meter dan meluruskan tangannya ke

atas lalu diberikan tanda ketinggian raihan,

3) Kemudian testee melompat dari posisi berdiri untuk meraih skala

meter setinggi mungkin,

4) Ukur selisih tinggi raihan yang diperoleh testee,

5) Testee memperoleh kesempatan 3 kali pelaksanaan,

6) Skor testee adalah nilai tertinggi dari 3 kali pelaksanaan,

7) Daya ledak otot tungkai dihitung berdasarkan unit formula (kg-

m/sec) dengan rumus Nomogram lewis :

Page 67: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

54

P = (√4,9 (weigth) . √D*)

Keterangan:

P = Daya Ledak (Power)W = Berat BadanD* = Selisih tinggi raihan dengan tinggi loncatan

Sumber: Fox, (1993:658)

Gambar 10. Sikap awal Pelaksanaan Tes Vertical Jump

Tabel 5.Norma Daya Ledak Otot Tungkai ”Vertical Jump”

No Klasifikasi Nilai

1. Baik Sekali 301 >

2. Baik 240 – 300

3. Sedang 115 – 239

4. Kurang 54 – 114

5. Kurang Sekali 0 – 53

Sumber : (Pratical measurement for evaluation in physical

education, jhonson, 1986)

Page 68: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

55

d. Penilaian

Skor diperoleh dari selisih antara tinggi loncatan dan tinggi raihan.

Nilai yang diperoleh atlet adalah selisih yang terbanyak antara tinggi

loncatan dan tinggi raihan dari loncatan ke 2 yang dilakukan.

5. Untuk mengukur daya tahan diukur dengan Bleep Tes yaitu dengan

melakukan tes VO 2 max. Tujuannya adalah untuk mengukur Volume

Oksigen Maksimal (VO 2 max).

a. Peralatan

1) Lapangan / tanah yang datar.

2) Tipe recorder, kaset panduan tes, alat ukur panjang, patok,

3) Kertas pengukur bleep tes dengan table penilaian VO 2 max.

b. Pelaksanaan

1) Ukur jarak lintasan dengan panjang 20 meter lebar 1,5 meter

diberikan Cones (patok) setiap tanda diujungnya,

2) Testee disarankan melakukan pelaksanaan serta peregangan

sebelum tes.

3) Kemudian testee berdiri diantara kedua patok lalu mengikuti

petunjuk dari tipe recorder, setelah pada hitungan mundur selama 5

detik dimulai test dan berbunyi ”tut – tut – tut” maka testee mulai

berlari, selanjutnya setiap bunyi ”tut” testeee diharapkan telah

ssampai ke patok (sampai ujung lintasan lari) setelah mencapai

interval satu menit akan berkurang, maka untuk level berkurang,

maka untuk level berikutnya harus lebih cepat.

Page 69: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

56

4) Setiap kali testee menyelesaikan jarak 20 meter, selanjutnya

berbalik dan menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari

kearah yang berlawanan. Apabila peserta tes gagal mencapai dan

atau kurang dari garis 20 meter setelah sinyal ”tut” berikutnya,

testee memberikan toleransi 2 x 20 meter, untuk memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan kecepatannya. Apabila gagal

settelah dua kali peringatan, maka testee diberhentikan (tidak boleh

lari lagi).

20 meter

Gambar 11 : Lintasan bleep test / lari multi tahap

Tabel 6.

Norma Daya Tahan VO 2 max dengan Bleep tesKategori Nilai

Baik Sekali > 53

Baik 43 – 52

Sedang 34 – 42

Kurang 25 – 33

Kurang Sekali s.d 24

Sumber. Hendri Irawadi (2010 : 30)

Page 70: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

57

G. Teknik Pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data didalam penelitian ini, maka teknik

pengumpulan data :

1. Kekuatan otot lengan dengan menggunakan Hand dynamometer,

2. Kekuatan otot tungkai dengan menggunakan leg dynamometer,

3. Daya ledak otot lengan dengan menggunakan medicine ball push,

4. Daya ledak otot tungkai dengan melakukan vertical jump test,

5. Daya tahan aerobik dengan melakukan pengukuran VO 2 max, VO 2

max diukur dengan Bleep test

H. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan dalam pengambilan data, maka disusun langkah-

langkahnya yaitu:

1. Mengurus surat izin penelitian.

2. Mengatur dan menetapkan jadwal penelitian.

3. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Mempersiapkan tenaga pembantu, agar penelitian berjalan dengan lancar.

5. Mempersiapkan format tes.

6. Melakukan tes kekuatan otot lengan

7. Melakukan tes kekuatan otot tungkai

8. Melakukan tes daya ledak otot lengan

9. Melakukan tes daya ledak otot tungkai

10. Melakukan tes daya tahan aerobik.

Page 71: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

58

Tabel 7.Daftar Panitia Pelaksana Tes

No Nama Jabatan 1. Rori Novri Pelatih 2. Hifzul Ridho Pengawas 3. Aprinaldi Pencatat skor4. Dede Septiana Dokumentasi5. Gustia Lestari Koordinator

I. Teknik Analisis data

Sesuai dengan tujuan serta pertanyaan penelitian yang diajukan, maka

pengujian data yang sudah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan

statistik Deskriptif ( tabulasi frekwensi ). Dengan cara mendeskripsikan hasil

penelitian yang diperoleh dari berbagai pengukuran ( tes ) terhadap tingkat

kondisi fisik. Dan dianalisis menggunakan rumus seperti dikemukakan

Sudjana (1991 : 31 ) dalam skripsi Haripah Nawanis (2010 : 40) sebagai

berikut :

P = N

Fx 100%

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekwensi ( skor yang diperoleh )

N = Jumlah Sampel tes

Page 72: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian, yang terdiri dari

analisis deskriptif data dan pembahasan. Data yang dianalisis sesuai dengan hasil

temuan faktual di lapangan seperti apa adanya. Hasil analisis ini merupakan

gambaran tingkat kondisi yang dimiliki oleh atlet Karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota.

A. Deskriptif Data

Analisis data penelitian dilakukan secara berurutan sesuai dengan

urutan pada pertanyaan dan tujuan penelitian. Semua data dianalisis secara

statistik deskriptif dengan tabulasi frekuensi.

1. Kekuatan Otot Lengan

Berdasarkan hasil tes kekuatan otot lengan yang dilakukan,

diperoleh skor maksimum = 41 tergolong pada kategori baik dan skor

minimum = 23 tergolong pada kategori kurang. Disamping itu diperoleh

nilai mean (rata-rata) = 29.39, dan standar deviasi = 4.71 Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi seperti berikut :

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan

NoKelas Interval

FrekuensiKategori

Absolut (Fa)Relatif

(%)1 < 51 0 0 Sempurna2 44-50 0 0 Baik Sekali3 37-43 2 8.7 Baik4 30-36 8 34.8 Cukup

Page 73: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

60

5 23-29 13 56.5 KurangJumlah 23 100%

Rata-rata 29.39 KurangSkor Maximum 41 BaikSkor Minimum 23 Kurang

2. Kekuatan Otot Tungkai

Berdasarkan hasil tes kekuatan otot tungkai yang dilakukan,

diperoleh skor maksimum = 166 tergolong pada kategori cukup dan skor

minimum = 110 tergolong pada kategori kurang. Disamping itu diperoleh

nilai mean (rata-rata) = 142.61, dan standar deviasi = 15.27 . Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 9. Distribusi frekuensi Kekuatan Otot tungkai

NoKelas Interval

FrekuensiKategoriAbsolut

(Fa)Relatif (%)

1 - 0 0 Sempurna2 283 0 0 Baik Sekali3 215-282 0 0 Baik4 146-214 10 43.5 Cukup5 77-145 13 56.5 Kurang

Jumlah 23 100 %

Rata-rata 142,61 Cukup

Nilai Maximum 166 Cukup

Nilai Minimum 110 Kurang

3. Daya Ledak Otot Lengan

Berdasarkan hasil tes daya ledak otot lengan yang dilakukan,

diperoleh skor maksimum = 4.55 tergolong pada kategori baik dan skor

Page 74: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

61

minimum = 2.90 tergolong pada kategori cukup. Disamping itu diperoleh

nilai mean (rata-rata) = 3.70, dan standar deviasi = 0.50 Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Lengan

NoKelas Interval Frekuensi Kategori

Absolut (Fi) Relatif (%)1 6.23 0 0 Sempurna2 5.38-6.22 0 0 Baik Sekali3 4.53-5.37 1 4.4 Baik4 3.68-4.52 13 56.5 Cukup5 2.63-3.67 9 39.1 Kurang

Jumlah 23 100%Rata-rata 3,70 Cukup

Nilai Maximum 4,55 BaikNilai Minimum 2,90 Kurang

4. Daya Ledak Otot Tungkai

Berdasarkan hasil tes daya ledak otot tungkai yang dilakukan,

diperoleh skor maksimum = 117.72 tergolong pada kategori sedang dan

skor minimum = 60.87 tergolong pada kategori kurang. Disamping itu

diperoleh nilai mean (rata-rata) = 93.47, dan standar deviasi = 13.77.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table distribusi frekuensi sebagai

berikut :

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai

NoKelas Interval

Frekuensi Kategori Absolut

(Fi)Relatif

(%)1 301 > 0 0 Baik Sekali2 240-300 0 0 Baik 3 115-239 3 13 Sedang

Page 75: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

62

4 54-114 20 87 Kurang5 0-53 0 0 Kurang Sekali

Jumlah 23 100%Rata-rata 93,47 Kurang

Nilai Maximum 117,72 SedangNilai minimum 60,87 Kurang

5. Daya Tahan Aerobik

Berdasarkan hasil tes daya tahan aerobik yang dilakukan, diperoleh

skor maksimum = 44 tergolong pada kategori bagus dan skor minimum =

19 tergolong pada kategori rendah. Disamping itu diperoleh nilai mean

(rata-rata) = 28.35, dan standar deviasi = 7.35. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Aerobik

NoKelas Interval Frekuensi Kategori

Absolut (Fi) Relatif (%)1 53 0 0 Tinggi2 43-52 1 4.4 Bagus3 34-42 5 21.7 Cukup4 25-33 7 30.4 Sedang5 s.d 24 10 43.5 Rendah

Jumlah 23 100%Rata-rata 28,35 Sedang

Nilai Maximum 44 BagusNilai minimum 19 Rendah

B. Analisis Data

1. Kekuatan Otot Lengan

Berdasarkan pengolahan hasil analisis data kekuatan otot lengan

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, dapat diperoleh data

Page 76: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

63

0

2

4

6

8

10

12

14

S BS B C K

8,7%

34,8%

56,6%

distribusi frekuensi yang telah dijelaskan di atas. Rata-rata tingkat

kekuatan otot lengan atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota =

29,39 tergolong pada kategori kurang. Agar lebih jelasnya data hasil

kekuatan otot lengan tersebut dapat dilihat pada gambar histogram berikut

:

Gambar 12. : Histogram kekuatan otot lengan

Dari histogram di atas dari 23 orang atlet, 2 orang (8,7%) tergolong

kategori baik, 8 orang (34,8%) tergolong kategori cukup, dan 13 orang

(56,6%) tergolong kategori kurang. Sedangkan untuk kategori sempurna

dan baik sekali tidak ada (0%) dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota.

Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa

kemampuan kekuatan otot lengan atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab.

50 Kota dalam kategori kurang. Dengan demikian pertanyaan penelitian

terhadap kemampuan kekuatan otot lengan dapat terjawab.

Frek

uens

i Abs

olut

Page 77: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

64

2. Kekuatan Otot Tungkai

Berdasarkan pengolahan hasil analisis data kekuatan otot tungkai

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, dapat diperoleh data

distribusi frekuensi seperti yang dijelaskan di atas. Rata-rata tingkat

kekuatan otot tungkai atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota =

142,61 tergolong pada kategori kurang. Agar lebih jelasnya data hasil

kekuatan otot tungkai tersebut dapat dilihat pada gambar histogram berikut

:

Gambar 13. : Histogram Kekuatan Otot Tungkai

Dari histogram di atas dari 23 orang atlet, 10 orang (43,5%)

tergolong kategori cukup, dan 13 orang (56,5%) tergolong kategori

kurang. Sedangkan untuk kategori sempurna, baik sekali dan baik tidak

ada (0%) dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa

kemampuan kekuatan otot tungkai atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab.

0

2

4

6

8

10

12

14

S BS B C K

0 0 0

43.5%

56.5%

Frek

uens

i Abs

olut

Page 78: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

65

0

2

4

6

8

10

12

14

S BS B C K

0 04.4%

56.5%

39.1%

50 Kota dalam kategori kurang. Dengan demikian pertanyaan penelitian

terhadap kemampuan kekuatan otot lengan dapat terjawab.

3. Daya Ledak Otot Lengan

Berdasarkan pengolahan hasil analisis data daya ledak otot lengan

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, dapat diperoleh data

distribusi frekuensi yang telah dijelaskan di atas. Rata-rata tingkat daya

ledak otot lengan atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota = 4,55

tergolong pada kategori baik. Agar lebih jelasnya data hasil daya ledak

otot lengan tersebut dapat dilihat pada gambar histogram berikut :

Gambar 14. : Histogram Keterampilan Daya Ledak Otot Lengan

Dari histogram di atas dari 23 orang atlet, 1 orang (4,4%) tergolong

kategori baik, 13 orang (56,5%) tergolong kategori cukup dan 9 orang

(39,1%) tergolong kategori kurang. Sedangkan untuk kategori sempurna,

dan baik sekali tidak ada (0%) dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota.

Frek

uens

i Abs

olut

Page 79: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

66

Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa

kemampuan kekuatan otot tungkai atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab.

50 Kota dalam kategori cukup. Dengan demikian pertanyaan penelitian

terhadap kemampuan kekuatan otot lengan dapat terjawab.

4. Daya Ledak Otot Tungkai

Berdasarkan pengolahan hasil analisis data daya ledak otot tungkai

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, dapat diperoleh data

distribusi frekuensi yang telah dijelaskan di atas. Rata-rata tingkat daya

ledak otot tungkai atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota = 93,47

tergolong pada kategori Kurang. Agar lebih jelasnya data hasil daya ledak

otot tungkai tersebut dapat dilihat pada gambar histogram berikut :

Gambar 15 : Histogram Daya Ledak Otot Tungkai

Dari histogram di atas dari 23 orang atlet, 3 orang (13%) tergolong

kategori sedang, dan 20 orang (87%) tergolong kategori kurang.

Sedangkan untuk kategori baik sekali, baik dan kurang sekali tidak ada

(0%) dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

Frek

uens

i Abs

olut

0

5

10

15

20

BS B S K KS

0 0

13%

87%

Page 80: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

67

Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa

kemampuan daya ledak otot tungkai atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota dalam kategori kurang. Dengan demikian pertanyaan

penelitian terhadap kemampuan daya ledak otot tungkai dapat terjawab.

5. Daya Tahan Aerobik

Berdasarkan pengolahan hasil analisis data daya tahan aerobik

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, dapat diperoleh data

distribusi frekuensi yang dijelaskan di atas. Rata-rata tingkat daya tahan

aerobik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota = 43,91 tergolong

pada kategori sedang. Agar lebih jelasnya data hasil daya tahan aerobik

tersebut dapat di lihat pada gambar histogram berikut :

Gambar 16 : Histogram Daya Tahan (Aerobik)

Dari histogram di atas dari 23 orang atlet, 1 orang (4,4%) tergolong

kategori bagusi, 5 orang (21,7%) tergolong kategori cukup, 7 orang

(30,4%) tergolong kategori sedang dan 10 orang (43,5%) tergolong

0

2

4

6

8

10

S BS B C K

0

4.4%21.7%

30.4%

43.5%

Frek

uens

i Abs

olut

Page 81: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

68

kategori rendah. Sedangkan untuk kategori tinggi tidak ada (0%) dimiliki

atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

Berdasarkan hasil kajian di atas dapat dikemukakan bahwa

kemampuan daya tahan aerobik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50

Kota dalam kategori rendah. Dengan demikian pertanyaan penelitian

terhadap kemampuan daya tahan aerobik dapat terjawab.

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis dan pengolahan data mengenai Tinjauan Tentang

Tingkat Kondisi Fisik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, maka

pada pembahasan ini akan dijawab pertanyaan penelitian sesuai dengan

rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya dengan uraian sebagai

berikut :

1. Mean (rata-rata) kemampuan kekuatan otot lengan yang dimiliki atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 29.39, berada dalam

kategori kurang. Dengan kemampun kekuatan otot lengan tersebut tentu

atlet belum dapat mencapai prestasi yang optimal, walaupun kemampuan

dan unsur-unsur kondisi fisik yang lainnya bagus, tetapi jika tidak di

dukung juga dengan kemampuan kekuatan otot lengan yang bagus, maka

dapat mempengaruhi pencapain prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Syafruddin (1999:

36 ) menjelaskan bahwa “kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi

fisik, tanpa kekuatan orang tidak bisa melompat, melempar, mendorong,

menarik, menahan, mengangkat dan lain – lain”. Selain itu, Maidarman

Page 82: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

69

(2010:23) mengatakan “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat

mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam

menjalankan aktivitas olahraga.

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwasannya kekuatan sangat

dibutuhkan oleh seorang atlet karate, terutama disaat melakukan pukulan,

jika otot lengan tidak kuat tentu hasil pukulan yang dilakukan akan tidak

bagus, namun jika otot lengan kuat maka pukulan akan menjadi lebih kuat

dan keras juga sehingga lebih mudah menjatuhkan lawan. Selain itu,

seorang atlet karate yang tidak memilikikekuatan otot lengan yang baik

tentu dia tidak akan mampu melakukan pukulan yang stabil selama

kompetisi berlangsung, karena pada saat kompetisi berlangsung sekitar 2-3

detik selama 3 babak, seorang atlet karate dituntut untuk terus melakukan

pukulan. Jika kekuatan otot lengan tidak bagus, tentu atlet tidak sanggup

lagi melakukan pukulan yang bagus dan konsisten selama waktu tersebut,

sehingga disaat itu lawan sangat mudah menyerang atlet tersebut, karena

otot lengan tidak sanggup kuat lagi menahan serangan lawan dan otot

lengan juga tidak mampu memberikan pukulan yang keras dan kuat.

Maka dari itu jelas sekali bahwa kekuatan otot lengan sangat

dibutuhkan oleh para atlet karate demi meningkatkan prestasinya. Untuk

itu, agar prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota dapat

menjadi lebih baik, maka diharapkan bagi para atlet untuk melatih dan

meningkatkan kemampuan kekuatan otot lengannya dengan tidak

mengabaikan melatih unsure-unsur kondisi fisik lainnya.

Page 83: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

70

2. Mean (rata-rata) kemampuan kekuatan otot tungkai yang dimiliki atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 142.61, berada dalam

kategori kurang. Dengan kemampun kekuatan otot tungkai, yaitu dengan

kategori kurang tersebut tentu atlet belum dapat mencapai prestasi yang

yang diinginkannya, walaupun kemampuan dan unsur-unsur kondisi fisik

yang lainnya bagus, tetapi jika tidak di dukung juga dengan kemampuan

kekuatan otot tungkai yang bagus juga maka dapat mempengaruhi

pencapain prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota. Hal ini

sesuai dengan yang diungkapkan Rusli Lutan, dkk (1991:118)

mengemukakan “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan

kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan”. Selain

itu, Arsil (1999:43), “kekuatan adalah merupakan komponen yang sangat

penting dari kondisi fisik secara keseluruhan”. Sedangkan menurut Fox

dalam Arsil (1999:44) “ kekuatan otot adalah daya atau tekanan sebuah

otot , atau lebih tepatnya adalah suatu kelompok otot yang dapat

digunakan melawan suatu perlawanan didalam suatu usaha / upaya

maksimal.

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwasannya kekuatan sangat

dibutuhkan oleh seorang atlet karate di saat berkompetisi. Salah satu dari

sekian banyak unsure kekuatan yang harus dimiliki seorang atlet karate

yaitu kekuatan otot tungkai, jika otot tungkai tidak kuat tentu hasil

tendangan yang dilakukan akan tidak bagus, namun jika otot tungkai kuat

maka tendangan akan menjadi lebih kuat dan keras juga sehingga lebih

Page 84: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

71

mudah menjatuhkan lawan dan keseimbangan tubuh pun akan lebih

terjaga, karena kaki mampu memberikan tekanan dan tahanan yang lebih

baik untuk menopang tubuh. Selain itu, seorang atlet karate yang tidak

memiliki kekuatan otot tungkai yang baik tentu dia tidak akan mampu

melakukan tendangan yang stabil selama kompetisi berlangsung, karena

pada saat kompetisi berlangsung sekitar 2-3 menit selama 3 babak,

seorang atlet karate dituntut untuk terus menyerang dan sekali-kali

bertahan. Jika kekuatan otot tungkai tidak bagus, tentu atlet tidak sanggup

lagi melakukan tendangan yang bagus dan konsisten selama waktu

tersebut, sehingga disaat itu lawan sangat mudah menyerang atlet

tersebut, karena keseimbangan tubuh akan berkurang Karena kekutan otot

tungkai yang tidak bagus.

Maka dari itu jelas sekali bahwa kekuatan otot tungkai sangat

dibutuhkan oleh para atlet karate demi meningkatkan prestasinya. Untuk

itu, agar prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota dapat

menjadi lebih baik, maka diharapkan bagi para atlet untuk melatih dan

meningkatkan kemampuan kekuatan otot tungkainya dengan latihn yang

terstruktur dan disiplin.

3. Mean (rata-rata) kemampuan daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 3,70 berada dalam

kategori cukup. Meskipun daya ledak otot lengan pemain cukup, bukan

berarti kemampuan daya ledak lengan para pemain tidak perlu dilatih dan

ditingkatkan lagi, karena jika diabaikan latihan untuk kemampuan daya

Page 85: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

72

ledak otot lengan dan terfokus untuk melatih kemampuan kondisi fisik

lainnya, bisa saja kemampuan daya ledak otot lengannya akan berkurang

karena tidak terlatih lagi. Karateka yang memiliki daya ledak otot lengan

yang baik dapat menghasilkan sebuah pukulan yang lebih kuat, cepat dan

optimal.

Dengan kemampuan daya ledak otot lengan yang baik itu, tentu

seorang karateka dapat dengan mudah menjatuhkan lawannya dengan

pukulannya tersebut. Maka dari itu agar seluruh atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota memiliki kemampuan daya ledak otot lengan

yang lebih baik lagi, diharapkan kepada seluruh atlet untuk terus

meningkatkan latihan kemampuan daya ledak otot lengannya dengan

terarah, sistematis dan berlanjut supaya dapat berkompetisi lebih baik

lagi, dengan tujuan meraih kemenangan untuk setiap kompetisi yang

dilaksanakan agar prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota

dapat ditingkatkan dan lebih baik lagi dari yang sebelumnya.

4. Mean (rata-rata) kemampuan daya ledak otot tungkai yang dimiliki atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 93.47, berada dalam

kategori kurang. Dengan kemampun daya ledak otot tungkai, yaitu

dengan kategori kurang tersebut tentu atlet belum dapat mencapai prestasi

yang yang optimal, walaupun kemampuan dan unsur-unsur kondisi fisik

yang lainnya bagus, tetapi jika tidak di dukung juga dengan kemampuan

daya ledak otot tungkai yang bagus juga, maka dapat mempengaruhi

Page 86: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

73

pencapain prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

Bafirman (1999:59) tentang daya ledak mengemukakan bahwa :

“Daya ledak sangat penting bagi penampilan sebab dapat menentukan seberapa keras dan kuat seorang dapat memukul/menendang, berapa jauh serangan dapat terlempar, berapa tingginya seorang dapat melompat dan memperjauh lompatannya, berapa cepat seorang dalam berlari dan berenang. Semuanya dalam keadaan sewaktu – waktu dapat meledak secara maksimal dalam upaya memperoleh kekuatan secara baik dan benar. Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat.”

Berdasarkan kutipan di atas, jelaslah bahwa daya ledak merupakan

kemampuan untuk menampilkan kekuatan maksimum dan kecepatan

maksimum secara eksplosif dalam waktu cepat dan singkat untuk

mencapai tujuan yang dikehendaki, sehingga otot yang menampilkan

gerakan eksplosif sangat kuat dan cepat dalam berkontraksi. Sedangkan

daya ledak otot merupakan gabungan beberapa unsure fisik yaitu kekuatan

dan kecepatan, artinya keamapuan daya ledak otot dapat dilihat dari hasil

suatu aktivitas gerak yang dilakukan dengan cepat dan menggunakan

tenaga yang kuat. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwasannya daya

ledak sangat dibutuhkan oleh seorang atlet karate di saat berkompetisi,

seperti daya ledak otot tungkai. Jika daya ledak otot tungkai tidak bagus

tentu hasil tendangan yang dilakukan akan tidak bagus, namun jika dya

ledak otot tungkai bagus maka tendangan akan menjadi lebih kuat dan

cepat juga sehingga lebih mudah menjatuhkan lawan dengan

menggunakan tendangan.

Page 87: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

74

Untuk itu, agar prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50

Kota dapat menjadi lebih baik, maka diharapkan bagi para atlet untuk

melatih dan meningkatkan kemampuan kekuatan daya ledak otot

tungkainya dengan latihan yang lebih baik lagi.

5. Mean (rata-rata) kemampuan daya tahan yang dimiliki atlet karate SMA

N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 28.35, berada dalam kategori rendah.

Dengan kemampuan daya tahan pada kategori rendah tersebut tentu atlet

belum dapat mencapai prestasi yang yang optimal, walaupun kemampuan

dan unsur-unsur kondisi fisik yang lainnya bagus, tetapi jika tidak di

dukung juga dengan kemampuan daya tahan yang bagus juga, maka dapat

mempengaruhi pencapain prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab.

50 Kota. Menurut Annarino dalam Arsil (1999:19), “daya tahan adalah

hasil kemampuan individu untuk memelihara gerakannya dalam kurun

waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa daya

tahan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi berulang –

ulang tanpa timbul kelelahan. Tujuan utama dari latihan daya tahan adalah

meningkatkan kemampuan kerja jantung disamping meningkatkan kerja

paru – paru dan system peredaran darah. Secara umum kemampuan daya

tahan dibutuhkan dalam semua cabang olahraga yang membutuhkan

gerak fisik. Daya tahan adalah kemampuan organisme pemain untuk

mengatasi kelelahan yang timbul setelah melakukan aktivitas tubuh

berolahraga dalam waktu yang lama. Pada kompetisi karate yang biasanya

Page 88: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

75

waktu bertanding berkisar 2-3 menit dalam 3 babak tentu membutuhkan

daya tahan agar tetap konsisten menjalankan kompetisi di setiap

babaknya. Jika seorang atlet karate tidak memeliki daya tahan yang

bagus, tentu dia cepat lelah sehingga tidak dapat melakukan kompetisi

dengan baik, sehingga sulit untuk meraih prestasi yang optimal. Untuk

itu, agar prestasi atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota dapat

menjadi lebih baik, maka diharapkan bagi para atlet untuk melatih dan

meningkatkan kemampuan daya tahannya dengan latihan yang lebih

sistematis, continiu dan terprogram dengan baik.

Berdasarkan urain di atas jelas sekali bahwa unsur-unsur kondisi fisik

seperti kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya ledak otot lengan,

daya ledak otot tungkai, dan daya tahan sangat dibutuhkan oleh seorang

karateka di dalam menjalankan suatu kompetisi untuk mencapai prestasi yang

diharapkan. Maka dari itu, diharapkan kepada seluruh atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan

kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya ledak otot lengan, daya

ledak otot tungkai, dan daya tahan serta seluruh faktor-faktor kondisi fisik

lainnya agar atlet dapat lebih baik lagi di dalam berkompetisi, sehingga

prestasi yang diinginkan dapat diraih dengan lebih optimal lagi. Selain itu,

jika para atlet terus melatih kemampuan kondisi fisiknya, maka kemampuan

geraknya dapat meningkat dan para pemainpun memiliki jasmani yang sehat

dan bugar. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Lutan, dkk (2009 : 50-

Page 89: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

76

51) yaitu usaha meningkatkan kondisi fisik merupakan bagian dari usaha

pencegahan pada faktor manusia sebagai tujuan utama yakni meningkatkan

kemampuan gerak dan mewujudkan kebugaran jasmani. Hal ini menjelaskan

bahw atlet yang tidak mampu meningkatkan kondisi fisiknya maka akan

menghambat kemampuan geraknya.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara umum

tingkat kemampuan kondisi fisik kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai,

daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai, dan daya tahan tergolong

belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : (1)

program latihan yang belum tersusun secara sisteatis dan kontiniu. (2) durasi

latihan yang belum ada peningkatan. (3) faktor gizi yang lebih ditingkatkan

dan dijaga, dan lain sebagainya.

Page 90: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hasil tes kekuatan otot lengan, Mean (rata-rata) kemampuan kekuatan otot

lengan yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu

29.39 berada dalam kategori kurang sebanyak 13 orang, dengan

persentase 56.5%.

2. Hasil tes kemampuan kekuatan otot tungkai, Mean (rata-rata) kemampuan

kekuatan otot tungkai yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota yaitu 142.61, berada dalam kategori kurang sebanyak 13

orang, dengan persentase 56.5%.

3. Hasil tes kemampuan daya ledak otot lengan, Mean (rata-rata)

kemampuan daya ledak otot lengan yang dimiliki atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 3.70, berada dalam kategori cukup

sebanyak 13 orang, dengan persentase 56.5%.

4. Hasil tes kemampuan daya ledak otot tungkai, Mean (rata-rata)

kemampuan daya ledak otot tungkai yang dimiliki atlet karate SMA N 1

Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu 93.47, berada dalam kategori kurang

sebanyak 20 orang, dengan persentase 87%.

Page 91: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

78

5. Hasil tes kemampuan daya tahan, Mean (rata-rata) kemampuan daya

tahan yang dimiliki atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota yaitu

28.35, berada dalam kategori rendah, dengan persentase 43.5%.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan

saran-saran yang dapat membantu mengatasi masalah dalam penelitian

terhadap kondisi fisik atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota, yaitu :

1. Bagi pelatih atlet karate pada umumnya, khususnya pelatih karate atlet

karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota disarankan untuk melatih

kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya ledak otot lengan, daya

ledak otot tungkai, dan daya tahan aerobik serta unsur-unsur kondisi fisik

lainnya secara terprogram, sistematis dan kontiniu.

2. Bagi atlet pada umunya dan khususnya atlet karate SMA N 1 Kec. Suliki

Kab. 50 Kota disarankan dapat meningkatkan kekuatan otot lengan,

kekuatan otot tungkai, daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai,

daya tahan dan unsur-unsur kondisi fisik lainnya dengan cara melakukan

latihan secara disiplin, sistematis dan berkesinambungan. Serta selalu

berupaya menjaga konsumsi makanan terhadap makanan yang bergizi,

serta mengimbanginya dengan istirahat yang cukup.

3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan

penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah

populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.

Page 92: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (1990). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arsil, (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang : Universitas Negeri Padang -Fakultas Ilmu Keolahragaan

Arsil, (1999). Tes Pengukuran dan Evaluasi. Padang

Bafirman, (1999). Sport Medicine. Padang : Universitas Negeri Padang - Fakultas Ilmu Keolahragaan

Bafirman, (2007). Fisiologi Olahraga. Padang : Universitas Negeri Padang -Fakultas Ilmu Keolahragaan

Bafirman, Apri A, (2008). Pembentukan Kondisi Fisik. Padang : Universitas Negeri Padang - Fakultas Ilmu Keolahragaan

Basirun. (2006). “Kontribusi Eksplosive Power Otot Tungkai Dan Kelenturan Pinggang Terhadap Keterampilan Dribbling Atlit Sepak Bola SSB Taruna Mandiri Padang,” Tesis. Padang: FIK UNP.

Hamid, Apris, (2007). Teknik Dasar Karate (Kihon), Padang : Sumatera Barat

Harsono, (1996). Latihan Kondisi Fisik. PIO – KONI Pusat Jakarta

Irawadi, Hendri, (2010). Kondisi Fisik dan Pengukurannya, Padang : Universitas Negeri Padang - Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lawanis, Haripah, (2010). Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Sepakbola Rintisan Sekolah Menengah Atas (R SMA) Berstandar Internasional (BI) N 1 Payakumbuh (skripsi). Padang : FIK –Universitas Negeri Padang

Lutan,dkk, (1991). Manusia Dan Olahraga. Bandung : ITB dan FPOK IKIP Bandung.

Maidarman, (2009). Pengelolaan Fitness Centre. Padang : Universitas Negeri Padang - Fakultas Ilmu Keolahragaan

Maidarman, (2010). Ilmu Melatih Lanjutan. Padang : Universitas Negeri Padang -Fakultas Ilmu Keolahragaan

Page 93: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

80

Nawawi, Umar. (2008). Fisiologi. Padang : Universitas Negeri Padang - Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Rudianto, Dody. (2010). Seni Beladiri Karate, Jakarta : Golden Terayon Press

Sajoto, Mochamad, (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sudjana, (1992). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suharno, (1993). Metodologi Pelatihan. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Penataran Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat.

Surjadji, (1996). Ketahuilah Tingkat kesegaran Jasmani Anda. Jakarta : Pusat Kesegaran jasmani dan Rekreasi, DEPDIKBUD

Syafruddin, (1999). Dasar – dasar Kepelatihan Olahraga. Universitas Negeri padang. Fakultas Ilmu Keolahragaan

Syafruddin, (2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Universitas Negeri padang - Fakultas Ilmu Keolahragaan

UU RI NO 3 tahun 2005, tentang system Keolahragaan Nasional

Wahid, Abdul, (2007). Shotokan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Wiratama, Aditya, Ilham HS, (1966). Karate Untuk Pemula, Pekalongan : C.V Gunung Mas

www. Geogle. Komponen – komponen Kondisi Fisik yang dibutuhkan dalam Olahraga Karate. Com

www. geogle. otot lengan. com

Page 94: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

81

Lampiran 1

NAMA – NAMA ATLET KARATE SMA N 1 KECAMATAN. SULIKI

KABUPATEN 50 KOTA

NO NAMA UMUR/JENIS KELAMIN

1. Jerri Handika 20 th / L2. Ricky Satrianto 20 th / L

3. Arledion Rama 19 th / L

4. Irfan 19 th / L

5. Syahrul 20 th / L

6. Riki Fersranda 20 th / L

7. Ahmad Naufal 20 th / L

8. Weldi Satria 19 th / L

9. Destri Andira Putra 19 th / L

10. Farid Ananda Putra 21 th / L

11. Rahmat Illahi 19 th / L

12. M. Alvi Oktvianus 19 th / L

13. Yeniko Prima Putra 19 th / L

14. Cupriadi 21 th / L

15. Rahmad Firdaus 20 th / L

16. Rio Fermana 22 th / L

17. Syafrudin 21 th / L

18. Eko Yunas Saputra 20 th / L

19. Aidil Syahputra 20 th / L

20. Syaiful 19 th / L

21. Yoli Asman 20 th / L

22. Friko Yulianda 20 th / L

23. Ilham Ramadhan 22 th / L

Page 95: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

82

Lampiran 2

REKAP TABEL TES

HAND GRIP DYNAMOMETER

NO NAMAUMUR/JENIS

KELAMINHAND GRIP

DYNAMOMETERHASIL

TERBAIK

1. Jerri Handika 20 th / L 23 23 232. Ricky Satrianto 20 th / L 26 27 27

3. Arledion Rama 19 th / L 33 33 33

4. Irfan 19 th / L 29 30 30

5. Syahrul 20 th / L 26 25 26

6. Riki Fersranda 20 th / L 40 41 41

7. Ahmad Naufal 20 th / L 24 24 24

8. Weldi Satria 19 th / L 28 28 28

9. Destri Andira Putra 19 th / L 36 37 37

10. Farid Ananda Putra 21 th / L 29 22 29

11. Rahmat Illahi 19 th / L 35 35 35

12. M. Alvi Oktvianus 19 th / L 20 23 23

13. Yeniko Prima Putra 19 th / L 32 30 32

14. Cupriadi 21 th / L 27 25 27

15. Rahmad Firdaus 20 th / L 31 30 31

16. Rio Fermana 22 th / L 29 29 29

17. Syafrudin 21 th / L 32 34 34

18. Eko Yunas Saputra 20 th / L 30 28 30

19. Aidil Syahputra 20 th / L 25 25 25

20. Syaiful 19 th / L 34 30 34

21. Yoli Asman 20 th / L 26 26 26

22. Friko Yulianda 20 th / L 23 24 24

23. Ilham Ramadhan 22 th / L 28 28 28

Page 96: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

83

Lampiran 3

REKAP TABEL TES

LEG DYNAMOMETER

NO NAMAUMUR/JENIS

KELAMINLEG

DYNAMOMETERHASIL

TERBAIK

1. Jerri Handika 20 th / L 138 140 140

2. Ricky Satrianto 20 th / L 150 150 150

3. Arledion Rama 19 th / L 139 140 140

4. Irfan 19 th / L 120 120 120

5. Syahrul 20 th / L 147 146 147

6. Riki Fersranda 20 th / L 142 141 142

7. Ahmad Naufal 20 th / L 160 165 165

8. Weldi Satria 19 th / L 155 155 155

9. Destri Andira Putra 19 th / L 145 143 145

10. Farid Ananda Putra 21 th / L 140 140 140

11. Rahmat Illahi 19 th / L 151 150 151

12. M. Alvi Oktvianus 19 th / L 165 166 166

13. Yeniko Prima Putra 19 th / L 147 145 147

14. Cupriadi 21 th / L 100 110 110

15. Rahmad Firdaus 20 th / L 154 150 154

16. Rio Fermana 22 th / L 139 139 139

17. Syafrudin 21 th / L 145 145 145

18. Eko Yunas Saputra 20 th / L 138 137 138

19. Aidil Syahputra 20 th / L 110 110 110

20. Syaiful 19 th / L 150 151 151

21. Yoli Asman 20 th / L 160 160 160

22. Friko Yulianda 20 th / L 145 144 145

23. Ilham Ramadhan 22 th / L 120 120 120

Page 97: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

84

Lampiran 4

REKAP TABEL TES

MEDICINE BALL PUSH

NO

NAMA UMUR/JENIS KELAMIN

LEMPARAN 1

LEMPARAN 2

LEMPARAN 3

HASIL TERBAIK

1. Jerri Handika 20 th / L 3.75 3.75 3.80 3,80

2. Ricky Satrianto 20 th / L 3.70 3.70 3.70 3,70

3. Arledion Rama 19 th / P 2.90 2.94 2.90 2.94

4. Irvan 19 th / P 2.94 2.95 2.95 2.95

5. Syahrul 20 th / L 4.55 4.54 4.54 4.55

6. Riki Fersranda 20 th / L 3.40 3.35 3.40 3.40

7. Ahmad Naufal 20 th / L 3.88 3.88 3.87 3.88

8. Weldi Satria 20 th / L 399 4.08 4.08 4.08

9. Destri Andira Putra 19 th / L 3.45 3.45 3.44 3.45

10. Farid Ananda Putra 21 th / L 4.30 4.30 4.30 4.30

11. Rahmat Illahi 19 th / L 4.05 4.05 4.08 4.08

12. M. Alvi Oktavianus 19 th / L 3.95 3.95 3.95 3.95

13. Yeniko Prima Putra 19 th / L 3.90 3.89 3.90 3.90

14. Cupriadi 21 th / P 3.20 3.20 3.20 3.20

15. Rahmad Firdaaus 20 th / L 3.90 3.88 3.90 3.90

16. Rio Fermana 22 th / P 3.10 3.15 3.15 3.15

17. Syafrudin 21 th / L 4.00 4.08 4.08 4.08

18. Eko Yunas Saputra 20 th / L 3.20 3.20 3.20 3.20

19. Aidil Syahputra 20 th / P 3.15 3.17 3.18 3.18

20. Syaiful 19 th / L 3.95 3.95 3.90 3.95

21. Yoli Asman 20 th / L 4.50 4.50 4.50 4.50

22. Friko Yulianda 20 th / L 3.92 3.94 3.95 3.95

23. Ilham Ramadhan 22 th / P 2.90 2.90 2.90 2.90

Page 98: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

85

Lampiran 5

Data Mentah Tes Daya Ledak Otot Tungkai

No NamaBB (kg)

Tinggi Raihan

(m)

Tinggi Lompatan

(m)

Jump Reach

Score (D)

Daya Ledak Otot Tungkai

(Kg-M/S)1 Jerri Handika 61 2.10 2.54 0.44 89.572 Ricky Satrianto 62 2.30 2.73 0.43 90.003 Arledion Rama 60 2.30 2.83 0.53 96.694 Irfan 59 2.18 2.65 0.47 89.545 Syahrul 61 2.30 2.65 0.35 79.886 Riki Fersranda 65 2.40 2.80 0.40 91.007 Ahmad Naufal 63 2.28 2.83 0.55 103.428 Weldi Satria 65 2.20 2.84 0.64 115.119 Destri Andira Putra 62 2.25 2.85 0.60 106.3110 Farid Ananda Putra 58 2.18 2.70 0.52 92.5811 Rahmad Illahi 53 2.22 2.82 0.60 90.8812 M. Alvi Oktavianus 66 2.15 2.63 0.48 101.2213 Yeniko Prima Putra 67 2.18 2.81 0.63 117.7214 Cupriadi 56 2.35 2.90 0.55 91.9315 Rahmad Firdaus 55 2.20 2.45 0.25 60.8716 Rio Permana 57 2.13 2.58 0.45 84.6417 Safrudin 55 2.22 2.70 0.48 84.3518 Eko Yunas Saputra 54 2.32 2.87 0.55 88.6519 Aidil Syahputra 64 2.18 2.85 0.67 115.9620 Syaiful 58 2.26 2.54 0.28 67.9421 Yoli Asman 62 2.15 2.64 0.49 96.0722 Friko Yulianda 59 2.17 2.81 0.64 104.4823 Ilham Ramadhan 65 2.25 2.65 0.40 91.00

Page 99: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

86

Lampiran 6

Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan Atlet Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

No NamaKekuatan

KlasifikasiOtot Lengan

1 Jerri Handika 23 K

2 Ricky Satrianto 27 K

3 Arledion rama 33 C

4 Irfan 30 C

5 Syahrul 26 K

6 Riki Fersranda 41 B

7 Ahmad Naufal 24 K

8 Weldi Satria 28 K

9 Destri Andira Putra 37 B

10 Farid Ananda Putra 29 K

11 Rahmat Illahi 35 C

12 M. Alvi Oktavianus 23 K

13 Yeniko Prima Putra 32 C

14 Cupriadi 27 K

15 Rahmad Firdaus 31 C

16 Rio Permana 29 K

17 Safrudin 34 C

18 Eko Yunas Saputra 30 C

19 Aidil Syahputra 25 K

20 Syaiful 34 C

21 Yoli Asman 26 K

22 Friko Yulianda 24 K

23 Ilham Ramadhan 28 K

Keterangan :S = SempurnaBS = Baik SekaliB = BaikC = CukupK = Kurang

Page 100: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

87

Lampiran 7

Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai Atlet Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

No NamaKekuatan

Otot Tungkai Klasifikasi

1 Jerri Handika 140 K

2 Ricky Satrianto 150 C

3 Arledion rama 140 K

4 Irfan 120 K

5 Syahrul 147 C

6 Riki Fersranda 142 K

7 Ahmad Naufal 165 C

8 Weldi Satria 155 C

9 Destri Andira Putra 145 K

10 Farid Ananda Putra 140 K

11 Rahmat Illahi 151 C

12 M. Alvi Oktavianus 166 C

13 Yeniko Prima Putra 147 C

14 Cupriadi 110 K

15 Rahmad Firdaus 154 C

16 Rio Permana 139 K

17 Safrudin 145 K

18 Eko Yunas Saputra 138 K

19 Aidil Syahputra 110 K

20 Syaiful 151 C

21 Yoli Asman 160 C

22 Friko Yulianda 145 K

23 Ilham Ramadhan 120 K

Keterangan :S = SempurnaBS = Baik SekaliB = BaikC = CukupK = Kurang

Page 101: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

88

Lampiran 8

Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Lengan Atlet Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

No NamaDaya Ledak

KlasifikasiOtot Lengan

1 Jerri Handika 3.80 C

2 Ricky Satrianto 3.70 C

3 Arledion rama 2.94 K

4 Irfan 2.95 K

5 Syahrul 4.55 B

6 Riki Fersranda 3.40 K

7 Ahmad Naufal 3.88 C

8 Weldi Satria 4.08 C

9 Destri Andira Putra 3.45 K

10 Farid Ananda Putra 4.30 C

11 Rahmat Illahi 4.08 C

12 M. Alvi Oktavianus 3.95 C

13 Yeniko Prima Putra 3.90 C

14 Cupriadi 3.20 K

15 Rahmad Firdaus 3.90 C

16 Rio Permana 3.15 K

17 Safrudin 4.08 C

18 Eko Yunas Saputra 3.20 K

19 Aidil Syahputra 3.18 K

20 Syaiful 3.95 C

21 Yoli Asman 4.50 C

22 Friko Yulianda 3.95 C

23 Ilham Ramadhan 2.90 K

Keterangan :S = SempurnaBS = Baik SekaliB = BaikC = CukupK = Kurang

Page 102: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

89

Lampiran 9

Hasil Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai Atlet Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

No NamaDaya Ledak

KlasifikasiOtot Tungkai (kg- m/sec)

1 Jerri Handika 89.57 K2 Ricky Satrianto 90.00 K

3 Arledion rama 96.69 K

4 Irfan 89.54 K

5 Syahrul 79.88 K

6 Riki Fersranda 91.00 K

7 Ahmad Naufal 103.42 K

8 Weldi Satria 115.11 S9 Destri Andira Putra 106.37 K

10 Farid Ananda Putra 92.58 K

11 Rahmat Illahi 90.88 K

12 M. Alvi Oktavianus 101.22 K

13 Yeniko Prima Putra 117.72 S14 Cupriadi 91.93 K

15 Rahmad Firdaus 60.87 K

16 Rio Permana 84.64 K

17 Safrudin 84.35 K

18 Eko Yunas Saputra 88.65 K

19 Aidil Syahputra 115.96 S20 Syaiful 67.94 K

21 Yoli Asman 96.07 K

22 Friko Yulianda 104.48 K

23 Ilham Ramadhan 91.00 K

Keterangan :BS = Baik SekaliB = BaikS = SedangK = KurangKS = Kurang Sekali

Page 103: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

90

Lampiran 10

Hasil Pengukuran Daya Tahan Aerobik Atlet Karate SMA N 1 Kec. Suliki Kab. 50 Kota.

No NamaDaya Tahan

KlasifikasiV O2 Max

1 Jerri Handika 22 R2 Ricky Satrianto 41 C3 Arledion rama 34 C4 Irfan 22 R5 Syahrul 26 S6 Riki Fersranda 44 B7 Ahmad Naufal 21 R8 Weldi Satria 30 S9 Destri Andira Putra 19 R10 Farid Ananda Putra 40 C11 Rahmat Illahi 27 S12 M. Alvi Oktavianus 36 C13 Yeniko Prima Putra 33 S14 Cupriadi 24 R15 Rahmad Firdaus 21 R16 Rio Permana 20 R17 Safrudin 35 C18 Eko Yunas Saputra 23 R19 Aidil Syahputra 32 S20 Syaiful 29 S21 Yoli Asman 21 R22 Friko Yulianda 28 S23 Ilham Ramadhan 24 S

Keterangan :T = TinggiB = BagusC = CukupS = SedangR = Rendah

Page 104: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

91

Lampiran 11

Data Seluruh Hasil Penelitian

No NamaUmur / Jenis

Kelamin

Kekuatan Daya Ledak Daya Tahan V O2 Max

Otot Lengan

Otot Tungkai

Otot Lengan

Otot Tungkai

1 Jerri Handika 20 / L 23 140 3.80 89.57 222 Ricky Satrianto 20 / L 27 150 3.70 90.00 413 Arledion rama 19 / L 33 140 2.94 96.69 344 Irfan 19 / L 30 120 2.95 89.54 225 Syahrul 20 / L 26 147 4.55 79.88 266 Riki Fersranda 20 / L 41 142 3.40 91.00 447 Ahmad Naufal 20 / L 24 165 3.88 103.42 218 Weldi Satria 19 / L 28 155 4.08 115.11 309 Destri Andira Putra 19 / L 37 145 3.45 106.37 1910 Farid Ananda Putra 21 / L 29 140 4.30 92.58 4011 Rahmat Illahi 19 / L 35 151 4.08 90.88 2712 M. Alvi Oktavianus 19 / L 23 166 3.95 101.22 3613 Yeniko Prima Putra 19 / L 32 147 3.90 117.72 3314 Cupriadi 20 / L 27 110 3.20 91.93 2415 Rahmad Firdaus 20 / L 31 154 3.90 60.87 2116 Rio Permana 20 / L 29 139 3.15 84.64 2017 Safrudin 21 / L 34 145 4.08 84.35 3518 Eko Yunas Saputra 20 / L 30 138 3.20 88.65 2319 Aidil Syahputra 20 / L 25 110 3.18 115.96 3220 Syaiful 19 / L 34 151 3.95 67.94 2921 Yoli Asman 20 / L 26 160 4.50 96.07 2122 Friko Yulianda 20 / L 24 145 3.95 104.48 2823 Ilham Ramadhan 22 / L 28 120 2.90 91.00 24

Page 105: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

92

Page 106: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

93

Page 107: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

94

Page 108: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

95

Page 109: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

96

Gambar 1, sikap awal tes hand grip dynamometer

Page 110: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

97

Gambar 2, saat melakukan tes hand grip dynamometer

Gambar 1, sikap awal tes leg dynanamometer

Page 111: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

98

Gambar 2, saat melakukan tes leg dynamometer

Gambar 1, sikap awal tes medicine ball push

Page 112: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

99

Gambar 2, saat melakukan tes medicine ball push

Gambar 1, sikap awal tes vertical jump

Page 113: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

100

Gambar 2, saat melakukan tes vertical jump

Gambar 1, sikap awal saat melakukan tes VO 2 max

Page 114: TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KARATE …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_SKRIPSI/02_GUSTIA... · karena itu, setiap karateka dituntut agar tidak menyalahgunakan ilmu

101

Gambar 2, saat melakukan tes VO 2 max

Foto Bersama

Foto Peralatan