TOPIK KHUSUS erika

Embed Size (px)

Citation preview

TOPIK KHUSUS PERBANDINGAN PERAWATAN METODE KANGGURU DAN PERAWATAN KONVENSIONAL TERHADAP PERUBAHAN FISOLOGIS BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Oleh : ERIKA YULITA ICHWAN PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN NPM : 131020090003

DI BAWAH BIMBINGAN

PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2010

DAFTAR ISI

Bab Halaman Kata Pengantar ...................................................................... Daftar Isi .............................................................................. Daftar Tabel ........................................................................... Daftar Gambar ....................................................................... Daftar Lampiran .................................................................... I II Pendahuluan ........................................................................... Judul Sub Topik 1 .................................................................. 2.1. Judul Anak Sub Topik 1 (kalau ada) .............................. 2.2. Judul Anak Sub Topik 1 selanjutnya (kalau ada) ........... 2.3. Dst ................................................................................... III Judul Sub Topik 19 1 5 iii

2 .................................................................. 3.1. 3.2. 3.3. IV

Judul Anak Sub Topik 2 (kalau ada) .............................. Judul Anak Sub Topik 2 selanjutnya (kalau ada) ........... Dst ................................................................................... 31

Judul Sub Topik 3 .................................................................. 4.1. 4.2. 4.3. Judul Anak Sub Topik 3 (kalau ada) .............................. Judul Anak Sub Topik 3 selanjutnya (kalau ada) ........... Dst ...................................................................................

V

Simpulan .............. .................................................................. 5.1. 5.2.

42

Simpulan ........................................................................... Saran (kalau ada) ............................................................... 45 47

Daftar Pustaka .......................................................................... Lampiran ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka dapat melanjutkan perjuangan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat yang sejahtera. Indikator yang digunakan untuk menilai kesejahteraan masyarakat adalah angka kematian bayi. Berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Dan 17% dari 25 juta persalinan per tahun adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang. Di Negara-negara maju kasus BBLR masih menjadi masalah, seperti di Amerika Serikat prevalensi BBLR sekitar 7,3%, di Inggris 6% dan di Afrika 12% (Azari, 2008). Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam menit satu bayi Indonesia meninggal. (Roesli Utami, 2008) Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1.000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka kematian bayi Malaysia, hampir 2 kali dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina. Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan berat rendah (Depkes RI, 2004). Bayi lahir dengan berat badan

lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. BBLR sering mengalami penyulit dan memberi resiko kematian yang tinggi. Penyulit yang sering dihadapi adalah gangguan pernapasan dan hipotermi (suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat C), sehingga diperlukan perawatan di dalam inkubator (Luize, 2003). Di Indonesia, menurut survey ekonomi nasional (SUSENAS) 2005, kematian neonatus yang disebabkan oleh BBLR saja sebesar 38,85%. Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga seringkali menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga. Oleh karena itu, perawatan terhadap bayi tersebut menjadi beban sosial dan kesehatan di negara manapun.1 Analisis terkini menunjukkan bahwa sekitar 3 juta kematian bayi baru lahir (BBL) dapat dicegah per tahun menggunakan intervensi yang tidak mahal dan tepat guna. Salah satu intervensi tersebut adalah perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan bayi lekat yang kerap disebut kangaroo mother care sebenarnya sudah banyak dibicarakan di masyarakat. LMetode ini diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan Martinez dari Bogota, Kolombia, dan merupakan metode perawatan bayi kecil atau bayi prematur yang diilhami oleh cara ibu kanguru merawat anaknya yang selalu lahir prematur (Efar, 2008). Metode yang mengadaptasi perlakuan terhadap BBLR di Kolombia, tepatnya di Bagado, mungkin bisa menjadi jawabannya. Martinez melakukan perawatan untuk perkembangan bayi dengan berat badan kurang dari 1.500 gram dengan metode kanguru sebagai pengganti perawatan inkubator. Ternyata hasilnya sangat memuaskan. Metode ini dikembangkan di negara maju dan kini diterapkan pula di Indonesia (Luize, 2003). Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang.1 Metode ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat

dianjurkan untuk perawatan BBLR sangat terbatas. Metode kangguru tidak hanya sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan yang tidak dapat diberikan inkubator.2 Dibandingkan dengan perawatan konvensional, PMK terbukti dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui danketidakpuasan ibu serta meningkatkan hubungan antara ibu dengan bayi. Di Indonesia, perawatan BBLR masih memprioritaskan pada penggunaan inkubator tetapi keberadaannya masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas BBLR menjadi sangat tinggi, bukan hanya akibat kondisi prematuritasnya, tetapi juga diperberat oleh hipotermia dan infeksi nosokomial. Di sisi lain, penggunaan inkubator memiliki banyak keterbatasan. Selain jumlahnya yang terbatas, inkubator membutuhkan biaya perawatan yang tinggi, serta memerlukan tenaga terampil yang mampu mengoperasikannya. Selain itu, dengan menggunakan inkubator, bayi dipisahkan dari ibunya, hal ini akan menghalangi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi yang sangat diperlukan bagi tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai alternatif pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efisien dan efektif. Dengan ditemukannya metode kanguru telah terjadi revolusi pada perawatan BBLR. Metode ini bermanfaat bagi BBLR untuk membantu pertumbuhannya dan menjadikan orang tua lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam merawat bayinya. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil topik Perawatan Metode kangguru dan penerapannya dalam perawatan bayi berat lahir rendah dan prematur untuk penulisan mata kuliah topik khusus.