Upload
benny-kurniawan
View
958
Download
71
Embed Size (px)
Citation preview
TOPIK, TEMA, DAN KERANGKA KARANGAN
A. Latar belakang
Tema sering dianggap orang sebagai sesuatu yang paling sentral dan sakral dalam urusan karang – mengarang, sedangkan topik dianggap tidak sesakral tema, dan pada umumnya dibicarakan kemudian. Kerena itu agak kurang adil rasanya bila dalam hal mengarang, masalah tema terlalu diistimewakan, sementara topik (bukan judul karangan) agak dianaktirikan, supaya ada perbandingan, marilah kita beri tempat yang penting pula bagi topik sebagai tonggak awal untuk memulai mengarang.
Kalau di amati , ada dua pengertian tentang tema yang berkembang di tengah masyarakat. Pertama, tema yang pendek. Tema ini umumnya berupa kata atau frasa, dimisalkan film bertema perjuangan. Kedua, tema yang panjang. Tema ini biasanya berupa kalimat yang isinya bersifat umum; misalnya Dengan Semangat Sportivitas, Kita Sukseskan PON ke – 15.Di sisi lain, bila bertolak dari tema yang pendek tadi timbul pula kesulitan karena belum ada ide yang dapat ditangkap oleh calon penulis. Penulis berpendapat, karena tema umumnya lebih abstrak dari topik tampaknya prosedur mengarang yang diawali dengan merumuskan tema hanya cocok untuk jenis karangan tertentu saja terutama karangan sastra. Karangan sastra memang banyak yang abstrak. Karangan ilmiah yang realistis, konkret, dan faktual itu kurang cocok jika prosedur penulisannya diawali dengan merumuskan tema. Penulis juga kurang setuju dengan pendapat yang mematok bahwa tema harus berbentuk satu kalimat. Ide yang sederhana memang cukup jelas jika dirumuskan dalam satu kalimat. Namun, ide yang lebih besar dan luas tentu tak ada salahnya jika dirumuskan berbentuk satu alinea, asalkan idenya tunggal dan bulat. Keharusan merumuskan tema dalam satu kalimat, agaknya memasung keinginan memperjelas tema.
B. Pembahasan
1.1. Topik dan Judul
Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? Atau hendak menulis apa ? Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Permasalahannya di sekitar kita yang dapat dijadikan topik karangan jumlahnya sangat banyak : putus sekolah, pengangguran , kenaikan harga. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan
1
permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Memang topik seperti aksitektur,ekonomi,hukum,komputer,listrik,manajemen, boleh saja dijadikan judul karangan,tetapi judul tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga sangat luas. Judul karangan sedapat-dapatnya singkat dan padat, menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar pembahasan.
Topik dan judul dapat memiliki persamaan dalam hal sama – sama dapat menjadi judul karangan. Namun, antara keduanya terdapat perbedaan; topik adalah ‘payung besar’ yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah dan telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.Cara pertama untuk mempersempit pokok pembicaraan dapat dilakukan dengan memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopik. Cara kedua ialah dengan menuliskan pokok umum dan membuat daftar aspek khusus apa saja dari pokok itu secara berurutan kebawah. Dari daftar itu dapat dipilih salah satu aspek untuk dijadikan topik karangan. Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana. Pokok pembicaraan dapat ditulis di atas, lalu dibawahnya disediakan kolom –kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu. Dalam setiap kolom dituliskan aspek – aspek khusus dari pokok pembicaraan.
1.2. Tema
Tema berarti pokok pembicaraan. Ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema oleh penulis sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Ide yang kita tangkap setelah selesai membaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awa untuk diketahui oleh pembimbing, dan tema itu disebut tema awal.
Tema dapat juga diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan. Tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat disebut tesis. Tesis juga dapat diartikan sebagai pernyataan singkat tentang tujuan penulisan. Walaupun tema dan tesis itu sebenarnya berada didalam pikiran penulis, sebaiknya tetap dirumuskan secara eksplisit, terutama bagi penulis pemula. Rumusan itu akan memudahkan penulis menyusun kerangka karangan. Berbeda dengan tesis, rumusan tema boleh lebih dari satu kalimat asalkan seluruh kalimat bersama –sama mengungkapkan ide karangan
Perhatikan contoh dibawah ini tentang judul karangan dan tujuan yang dipikirkan oleh penulisnya :
2
1) Topik : Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif
Tesis/tujuan : membekali pembaca tentang cara mengemukakan pendapat secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan pas. Tema yang dirumuskan itu bukanlah satu – satunya tema yang dapat diketengahkan dari topik diatas. Masih banyak tema lain yang dapat dituangkan sesuai dengan ide pikiran dan tujuan yang hendak dicapai oleh penulis, seperti halnya topik, tema pun perlu dibatasi dan diarahkan pada fokus atau titik perhatian tertentu.
1.3. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan – gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya
Kerangka karangan mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide - ide utama dari ide – ide tambahan. Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus – menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan – catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara , sedangkan kerangka yang sudah tersususn rapi dan lengkap disebut final outline. Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri.
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang.penulis dalam hal – hal sebagai berikut :
1. kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karanganannya dan
dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali
2. Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks
yang berbeda – beda di dalam karangannya
3. Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karanagn sudah selesai
karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang
tinggal menyusun alimat – kalimatnya saja untuk membunyikan ide dan gagasannya.
4. Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karanagn. Melaui kerangka
karangan, pembaca dapat melihat ide serta struktur suatu karangan.
3
1.4. Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan ada dua macam, yaitu (1) kerangka topik, dan (2) kerangka
kalimat. Dalam praktik pemakaian, yang banyak dipakai adalah kerangka topik.
Isi kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda – tanda
yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir(titik)
tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan isinya berupa kalimat lengkap. Pemakaian
kalimat lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada
yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik harusdipakai pada akhir kalimat
yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab. Kerangka kalimat banyak
dipakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline selesai, kerangka kalimat
dapat dipadatkan menjadi kerangka topik. Jadi, kerangka dapat saja berbentuk
gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik.
1.5. Pola Penyusunan Kerangka Karangan
Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan,
yaitu (1) pola alamiah, dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat)
dan waktu. Pola kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasrkan
jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan
logika
a. Pola Alamiah
Seperti yang telah diuraikan diatas. Penyusunan kerangka karangan yang
berpola alamiah berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-
unit dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu (1) urutan ruang,
dan (2) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola
penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang: dari kiri ke kanan,
dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu adalah
penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau rangkaian
peristiwa secara kronologis
4
1)Urutan Ruang
Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang,
umpamanya kantor, gedung, stadion, lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu
gedung dapat dimulai dari lantai dasar sampai ke lantai tertinggi. Stadion atau
lapangan sepakbola dapat dideskripsikan dengan urutan timur-barat, utara-
selatan. Berikut ini disajikan contoh bagian kerangka karangan yang memakai
urutan ruang.
Topik: Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan
II. Banjir di ...
2)Urutan Waktu
Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) suatu
peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan
rangkaian peristiwa. Kerangka karang tentang sejarah pastilah memakai
urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat
divariasikan dengan sorot balik: dari akhir peristiwa mundur ke awal
peristiwa (flashback). Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai
urutan waktu di bawah ini.
Topik: Riwayat Hidup Rabindranath Tagore
1.Jatidiri Rabindranath Tagore
2.Pendidikan Rabindranath Tagore
5
3.Karier Rabindranath Tagore
4.Akhir Hidup Rabindranath Tagore
Berdasarkan kerangka diatas dapat dibuatkan karangan singkat yang terdiri
atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea; bahkan dapat diperuas
menjadi satu buku yang terdiri atas empat bab. Begitulah pentingnya
membuat kerangka karangan sebelum mengarang. Perhatikan contoh
karangan singkat terdiri atas satu alinea yang disusun berdasarkan kerangka
di atas.
b. Pola logisDi atas telah disebutkan bahwa pola Logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda beda bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Itu sebabnyadalam kerangka pola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun macam-macam adalah kilmaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus. Kiranya macam-macam urutan pola logis it tidak perlu lagi dijelaskan di sini satu per satu beserta lawan atau kebalikannya. Dengan memperhatikan contoh kerangka karangan urutan klimaks, misalnya, dengan mudah dapat kita bayangkan antiklimaks; demikian juga urutan pasangan yang lainnya. Amatilah dengan seksama contoh kerangka karangan berikut ini.
Contoh 1 (Urutan Klimaks)Topik: Kejatuhan SoehartoI. Praktik KKN MerajarelaII. Keresahan di Tengah MasyarakatIII. Kerusuhan Sosial di Mana-manaIV. Tuntutan Reformasi MenggemAV. Kejatuhan yang Tragis
Contoh 2 (Urutan Sebab – Akibat)Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar1.Kebakaran di Tanah Tinggi2.Penyebab Kebakaran3.Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah4.Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)Topik : Bahaya Ectasy dan Upaya Mengatasinya1.Apakah Ectasy2.Bahaya Ectasy2.1.Pengaruh Ectasy terhadap Syaraf Pemakainya2.2.Pengaruh Ectasy terhadap Masyarakat2.2.1.Gangguan Kesehatan Masyarakat
6
2.2.2.Gangguan Kriminalitas3.Upaya Mengatasi Bahaya Ectasy4.Simpulan dan Saran
Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)Topik : Komunikasi LisanI.Komunikasi dan BahasaII.Komunikasi Lisan dan PerangkatnyaA.Kemampuan Kebahasaan 1.Olah Vokal2.Volume dan Nada SuaraB.Kemampuan Akting1.Mimik Muka2.Gerakan Anggota TubuhIII.Praktik Komunikasi LisanIV.........................
7