19
Kista Ovarium Terpuntir pada Wanita Hamil Vifin Rotuahdo Saragih/102012232 Kelompok E9 Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no. 10 Email: [email protected] Pendahuluan Kista ovarium termasuk suatu tumor atau benjolan yang tumbuh namun kista ovarium tumbuhnya di ovarium atau indung telur yang berupa tumor yang berisi cairan bukan berisi jaringan padat dengan kata lain kista ini perabaannya lunak bukan padat karena asalnya dari ovarium maka kista ovarium dapat terjadi pada ovarium kanan atau kiri atau keduanya. Kista dapat membesar atau bahkan mengecil ukurannya sesuai dengan sifatnya, jika terus membesar dan tidak ada tindakan pembedahan untuk mengambil kista maka kista tersebut akan mengalami torsio atau terpuntir yang mengakibatkan wanita mengalami rasa sakit di bagian abdomen bawah, baik pada wanita hamil atau tidak. Hal ini merupakan kasus kegawat daruratan pada obstetrik dan genekologi. Selain kista ovarium terpuntir banyak indikasi khusus yang menyebabkan rasa sakit bagian bawah abdomen pada wanita hamil seperti pada appendisitis akut, kolestitis, kehamilan ektopik terganggu atau jika kista tersebut pecah akan menyebabkan ruptur kista. Hal ini harus ditangani dengan baik dengan anamnesis dan pemeriksaan yang kuat sehingga penanganan tidak terlambat. 1 1 PF Edukasi prognosis

torsio ovarium

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Kista Ovarium Terpuntir pada Wanita Hamil Vifin Rotuahdo Saragih/102012232Kelompok E9Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara no. 10Email: [email protected]

Pendahuluan Kista ovarium termasuk suatu tumor atau benjolan yang tumbuh namun kista ovarium tumbuhnya di ovarium atau indung telur yang berupa tumor yang berisi cairan bukan berisi jaringan padat dengan kata lain kista ini perabaannya lunak bukan padat karena asalnya dari ovarium maka kista ovarium dapat terjadi pada ovarium kanan atau kiri atau keduanya. Kista dapat membesar atau bahkan mengecil ukurannya sesuai dengan sifatnya, jika terus membesar dan tidak ada tindakan pembedahan untuk mengambil kista maka kista tersebut akan mengalami torsio atau terpuntir yang mengakibatkan wanita mengalami rasa sakit di bagian abdomen bawah, baik pada wanita hamil atau tidak. Hal ini merupakan kasus kegawat daruratan pada obstetrik dan genekologi. Selain kista ovarium terpuntir banyak indikasi khusus yang menyebabkan rasa sakit bagian bawah abdomen pada wanita hamil seperti pada appendisitis akut, kolestitis, kehamilan ektopik terganggu atau jika kista tersebut pecah akan menyebabkan ruptur kista. Hal ini harus ditangani dengan baik dengan anamnesis dan pemeriksaan yang kuat sehingga penanganan tidak terlambat.1

EdukasiprognosiskomplikasiManifestasi klinikEtiologiDDWDPPPFRM

Anamnesiss

penatalaksanaan

epidemiologiiipatofisiologigiAnamnesis Identitas pasien Keluhan Utama: Perempuan 23 tahun, G2P1A0, kehamilan 29 minggu, datang ke UGD dengan keluhan nyeri akut kanan bawah abdomen mual dan muntah.Riwayat penyakit sekarang: sudah sejak kapan nyerinya? Nyeri muncul saat kapan? Berapa lama nyerinya? Nyeri menjalar atau tidak? Nyeri tertahankan atau tidak? Seberapa sering nyerinya muncul? Nyerinya seperti apa? Mual muntah seberapa sering? Saat kapan muncul? Muntahan banyak atau sedikit? Riwayat kehamilan Kehamilan ke berapa? Riwayat persalinan? Abortus? Kehamilan saat ini memasuki minggu ke berapa? Riwayat Haid Haid pertama kali kapan? Siklus haid teratur atau tidak? Banyaknya darah saat haid? Haid terakhir kapan? Nyeri saat haid? Riwayat pengobatan Sudah pernah di obati? Pergi ke dokter/minum obat?

Keluhan lain : Demam? Pusing? Sakit kepala? sering pingsan? nyeri saat berkemih? Diare? Riwayat penyakit dahulu riwayat penyakit kronik? Hipertensi? TBC? DM? Trauma/pembedahan? Riwayat penyakit keluarga Riwayat sosial Merokok? Minum alkohol? Menggunakan obat-obat terlarang?

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan ginekologik harus lengkap karena dari pemeriksaan umum sering didapat keterangan-keterangan yang menuju ke arah tertentu dalam menegakan diagnosis. Keadaan umum Kesadaran TTV Pemeriksaan abdomen InspeksiPerhatiakn bentuk, pembesaran/cekungan, pergerakan dengan pernapasan, kondisi kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi, gambaran vena), parut operasi dan sebagainya. Masing-masing kelainan tersebut memberi petunjuk apa yang harus diperhatikan selanjutnya, misalnya pembesaran perut ke depan dengan batas yang jelas, menujukan arah kehamilan atas tumor (mioma uteri atau karsinoma ovarii), sedang pembesaran ke samping (perut katak) merupakan gejala dari cairan bebas dalam rongga perut (lazim disebut asites).

PalpasiSebelum pemeriksaan dilaukan, harus diyakini bahwa kandung kemih serta rektum dalam keadaan kosong karena kadung kemih penuh teraba sebagai kista dan rektum penuh menyulitkan pemeriksaan. Penderita perlu diberi tahu bahwa perutnya akan diperiksa supaya ia tidak menegangkan perutnya dan berbapas biasa. Perabaan dilakukan secara perlahan dengan seluruh telapak tangan dan jari-jari. Mula-mula perut diraba saja (tanpa ditekan) seluruhnya sebagai orientasi dengan satu atau kedua tangan, dimulai dari atas (hipokondrium). Lalu diperiksa dengan tekanan ringan apakah dinding perut lemas, tegang karena rangsangan paling nyeri. Sekaligus diperiksa pula gejala nyeri lepas. Baru kemudia dilakukan palpasi lebih dalam, sebaiknya bersamaan dengan irama pernapasan, untuk mencari kelainan-kelainan yang tidak tampak dengan inspeksi. Ini sebaiknya dimulai dari bagian-bagian yang tampaknya normal, yaitu yang tidak dirasakan nyeri dan yang tidak menonjol/membesar. Karena telapak tangan dan jari-jari bagian ulna lebih peka, maka palpasi dalam dilakukan dengan bagian ulna ini. Pada pemeriksaan tumor dapat ditemukan lebih jelas bentuknya, besarnya, konsistensinya, batas-batasnya dan gerakannya. Besar tumor dibandingkan dengan benda-benda yang secara umum diketahui misalnya telur bebek, telur angsa/bola tenis, tinju kecil, tinju besar, kepala bayi, kepala orang dewasa atau buah nangka. Selanjutnya apakah batas-batas tumor itu jelas/tajam atau tidak, batas atas masuk dalam rongga panggul atau tidak. Perlu pula diperiksa apakah tumor itu dapat digerakkan atau tidak.Konsistensi tumor biasanya tidak sulit untuk ditentukan, yaitu padat kenyal, padat lunak, padat keras atau kistik. Kistik lunak kadang-kadang sulit dibebaskan dari cairan bebas dalam rongga perut, terutama apabila penderita gemuk. Kadang-kadang ada bagian padat dan bagian kistik bersamaan. Permukaan tumor ada yang rata dan yang berbenjol-benjol. Tumor padat kenyal dan berbenjol-benjol biasanya mioma uteri dan tumor kistik biasanya kistoma ovari. Rasa nyeri pada perabaan tumor merujuk ke arah peradangan/infeksi, generasi, putaran tangkai, dan hematoma retrouterina akibat kehamilan ektopik terganggu.1 PerkusiDengan perkusi dapat ditentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor (mioma uteri atau kistoma ovari) ataukah oleh cairan bebas dalam perut. Pada tumor, ketokan perut pekak terdapat pada bagian yang paling menonjol ke depan apabila tidur terlentang, dan apabila tumornya tidak terlampau besar, maka terdengar suara timpani disisi perut, kanan dan kiri karena usus terdorong ke samping. Daerah pekak itu tidak akan berpindah tempat apabila penderita dibaringkan di sisi kanan atau kiri. Lain halnya perkusi pada cairan bebas. Cairan mengumpul dibagian paling rendah yaitu di dasar dan disamping, sedang usus-usus mengembang diatasnya. Apabila penderita berbaring terlentang maka suara timpani dibagian atas perut melengkung ke ventral, dan sisi kanan dan kiri pekak. Keadaan ini berubah apabila penderita disuruh berbaring miring misalnya berbaring ke arah kanan. Cairan berpindah dalam mengisi bagian kanan dan bagian ventral. Jadi, daerah timpani berpindah juga: timpani diperut kiri dan pekak di perut kanan dan depan. Selain itu terdapat gejala undulasi.Tumor yang disertai cairan bebas menunjuk ke arah keganasan. Pada tuberkulosis peritonei dapat ditemukan daerah-daerah timpani dan pekak itu berdampingan, seperti gambaran papan catur, sebagai akibat perlekatan usus dan omentum.AuskultasiPeriksa dengan sangat penting pada tumor perut yang besar untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan. Detak jantung dan gerakan janin terdengar pada kehamilan yang cukup tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada mioma uteri yang besar.1Pemeriksaan ginekologikDilakukan secara posisi litotomi. Yang dilakukan pertama adalah inspeksi pada organ genitalia eksterna. Yang diperhatikan bentuk, warna, pembengkakan dan sebagainya dari genitalia eksterna, perineum, anus dan sekitar; dan apakah ada darah atau flour albus. Apakah hymen masih utuh dan klitoris normal? Pertumbuhan rambut pubis perlu pula diperhatikan. Lalu dapat dicari jika terdapat peradangan, iritasi kulit, eksema dan tumor, apakah orifisium uretra eksternum merah da nada nanah, apakah ada karunkula, atau polip, dan sebagainya.Perabaan parametrium dan adneksumPemeriksaan daerah disamping uterus baru dapat di lakukan dengan baik apabila posisi uterus sudah diketahui. Jari-jari perlu dimasukkan sedalam-dalamnya, jikalau perlu, perineum didorong ke dalam sehingga ujung jari bisa mencapai 2-5 cm lebih dalam. Pemeriksaan sebaiknya dimulai di sisi yang tidak nyeri atau yang tidak ada tumornya. Ujung jari ditempatkan diforniks lateral dan didorong kearah belakang lateral dan atas. Tangan luar ditempatkan diperut bawah, kanan atau kiri sesuai dengan letaknya dari didalam vagina. Penempatan jari-jari tangan luar ini penting sekali; tidak boleh terlampau rendah dan terlampau lateral akan tetapi kira-kira setinggi spina iliaka anterior superior di garis medio-lateral. Sekarang tangan luar di tekan kearah belakang, sehingga ujung jari kedua tangan dapat diturunkan sedikit dalam posisi yang sama dan perabaan disesusaikan dengan irama pernapasan. Waktu ekspirasi dinding perut lebih lemas. Dalam manipulasi ini jari-jari dalam memegang peranan penting untuk perabaan. Tangan luar hanya mendorong bagian-bagian yang harus di raba kearah jari-jari dalam, kecuali untuk menentukan besarnya tumor.Parametrium dan tuba normal tidak teraba. Ovarium normal hanya dapat diraba pada perempuan kurus dengan dinding perut yang lunak; besarnya seperi ujung jari ujung ibu jari dan kenyal. Setiap kali parametrium dan atau tuba dapat diraba itu berarti suatu kelainan. Apabila terdapat tahanan atau tumor di daerah di samping uterus atau diatas, selalu harus ditentukan apakah ada hubungan dengan uterus, dan bagaimana sifat hubungan itu: lebar, erat, melalui tangkai, atau uterus menjadi satu dengan masa tumor. Hubungan dapat dinyatakan apabila porsio digerak-gerakan dengan jari dalam dan gerakan itu dirasakan oleh tangan luar yang meraba tumor, atau tumor yang digerak-gerakan oleh tangan luar dan gerakan itu dirasakan oleh jari dalam yang meraba porsio. Pada kista ovarium yang letaknya di atas dengan tangkai panjang, tumor perlu didorong ke atas dahulu oleh tangan luar supaya tangkainya tegang dan digerak-gerakkan lebih ke atas lagi. Ada kalanya diperlukan tenaga yang lebih kuat untuk menempatkan ujung jari sedalam-dalamnya dengan menggunakan tekanan pada perineum. Dalam hal demikian untuk tidak mengurangi kepekaan (daya raba) tangan dan jari-jari yang berada di dalam vagina, maka siku pemeriksa disokong oleh badan dan ditekan kea rah penderita sambil tungkai pemeriksan ditekuk dan kaki ditempatkan lebih tinggi pada anak tangga meja ginekologik. Kelainan-kelainan di daerah di samping uterus terutama disebabkan oleh peradangan dan neoplasma.1,2

Pemeriksaan penunjangDarah lengkapPada pemeriksaan darah lengkap yang dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin, hematocrit, leukosit, trombosit, eritrosit. Tidak ditemukan kelainan pada torsio ovarian maupun rupture kista. Namun pada apendisitis akan ditemukan leukosit antara10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat.

USG USG adalah modalitas pencitraan utama untuk pasien yang dicurigai mengalami kista ovarium terpuntir. Pembesaran ovarium sekunder terhadap kerusakan drainase vena dan limfatik adalah temuan paling umum pada kista ovarium terpuntir.2 Imaging Sonografi merupakan baku emas. Penemuan sonografi dapat berubah-ubah tergantung pada gambaran densitas, masa intraovarian atau intratubal dan ada tidaknya pendarahan. Secara sonografi, torsio terlihat mirip dengan kehamilan ektopik, abses tubo-ovarian, pendarahan kista ovarium, endometrioma. Kebenaran dalam penglihatan secara sonografi sebesar 50-70%.Karna keterbatasan ini, ditemukan hal-hal yang khas pada sonografi yaitu: Terdapatnya folikel multiple yang mengelilingi ovarium yang membesar (64%) Ditemukannya ovarium yang kongesti dan edema Pedicle yang terpuntir dapat memberi gambaran bulls eye target, suatu pusaran atau bentuk rumah siput yang strukturnya bundar hiperekoik dengan bagian dalam multiple dipoekoik konsentrik berbentuk cincin.2Transvaginal color dopple sonography (TV-CDS) secara signifikan memebrikan informasi pada pemeriksaan klinis. Umumnya terdapat gangguan pada aliran darah normal adnexa. Pada kasus yang sering, tidak terlihat aliran vena intraovarian. Seiring dengan torsio yang makin berat aliran arteri intraovarian akan hilang juga. Tetapi, meskipun gejala khas yang dapat dipredisksi ini terjadi pada banyak kasus, adnexa dengan incomplete atau intermittent torsio tetap memperlihatkan aliran vena serta arteri. Dengan demikian, walaupun gangguan aliran darah pada torsion tinggi, tapi torsion tidak dikeluarkan dalam pemeriksaan dopler. Tomografi atau MR imaging dapat membantu pada kasus yang menyulitkan atau yang gejala fisiknya ambigu seperti yang ditemui pada incomplete atau kronik torsion.3

Gambar 1. USG Transvaginal3 Kombinasi Doppler flow imaging dengan penentuan morfologik ovarium dapat meningkatkan akurasi diagnosis; membantu memperkirakan viabilitas struktur adneksa dengan menggambarkan aliran darah pada pedikel yang terpuntir dan adanya aliran vena sentral.

Computed tomography dapat menggambarkan pembesaran ovarium dan massa adneksa, tapi tidak dapat mengevaluasi ada tidaknya aliran darah ke ovarium yang terlibat. CT dapat berguna dalam menyingkirkan penyebab lain nyeri abdomen bawah bila diagnosis tidak dapat ditentukan. CT dapat menyingkirkan adanya massa pelvis.3

Working diagnosisKista ovarium terpuntir Torsi atau puntiran kista ovarium terjadi bila kista terpuntir pada tangkai vaskularnya dan mengganggu suplai darah. Kista dan ovarium (dan sering diikuti sebagian tuba) mengalami nekrosis. Kista ovarium terpuntir merupakan penyebab nyeri abdomen bagian bawah yang jarang namun signifikan pada wanita. Presentasi klinisnya sering tidak spesifik dengan temuan fisik tidak khas, biasanya menimbulkan keterlambatan diagnosis dan penanganan bedah.Torsion dapat terjadi pada adnexa yang normal tapi 50-80% kasus terjadi pada masa ovarium yang unilateral. Pada pasien hamil, torsi kista ovarium paling sering ditemukan bila uterus membesar dengan cepat (antara minggu ke 8 dan 16) atau involusi setelah melahirkan.1,3

Gambar 2. Kista Ovarium Terpuntir3

Differential diagnosisApendisitis Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan. Namun, diantara penyebab obstruksi lumen yang telah disebutkan di atas, fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi. Pada wanita hamil dengan usia kehamilan trimester, gejala apendisitis berupa nyeri perut, mual, dan muntah, dikacaukan dengan gejala serupa yang biasa timbul pada kehamilan usia ini. Sedangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral, sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan.

Ureterolithiasis Batu ureter adalah keadaan dimana terdapat batu saluran kencing, yang terbentuk ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium, oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat Urolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Urolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan.Batu itu sendiri disebut calculi. Pembentukan batu mulai dengan kristal yang terperangkap disuatu tempat sepanjang saluran perkemihan yang tumbuh sebagai pencetus. Calculi bervariasidalam ukuran dan dari fokus mikroskopik sampai beberapa centimeter dalam diameter cukup besar untuk masuk dalam velvis ginjal. Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Gerakan peristaltic ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat.

Etiologi Perubahan anatomis yang mempengaruhi berat dan ukuran ovarium dapat mengubah posisi tuba fallopi dan menimbulkan puntiran. Kehamilan kadang-kadang menyebabkan kista terpuntir, sekunder terhadap pembesaran ovarium yang terjadi selama ovulasi dengan kelemahan jaringan penyokong ovarium. Malformasi kongenital dan pemanjangan tuba fallopi dapat ditemukan pada sebagian pasien prepubertas muda. Tumor ovarium. Menyebabkan lebih dari setengah kasus torsi adnexa. Tumor dermoid adalah yang paling sering. Tumor ganas lebih jarang daripada tumor jinak. Hal ini disebabkan perlekatan kanker yang memfiksir ovarium ke jaringan sekitar. Pasien dengan riwayat pembedahan pelvis (terutama ligasi tuba) memiliki resiko lebih tinggi terhadap kista terpuntir.4

EpidemiologiAdnexal torsion paling sering terjadi pada usia reproduktif. 70% ditemukan pada usia 20-39 tahun. Pada wanita postmenopause juga sering ditemukan. 20-25% kasus ini dijumpai pada wanita yang sedang hamil.5

PatofisiologiMasa pada adnexal yang dapat bergerak cenderung mudah terpelintir (torsion). Secara kongenital, panjanganya ligamnetum ovarium dapat membuat mesovarium atau batang tuba falopi bergerak secara bebas pada adnexa yang normal. Mirip, secara patologis pembesaran ovarium dengan diameter lebih dari 6 cm akan secara khas timbul dari pelvis. Tanpa batas-batas tulang yang jelas, pergerakan serta peristiwa terpelintir akan meningkat. Maka, angka tertinggi dari torsio ini ditemkan pada masa yang berukuran antara 6-10cm. masa yang relative ringan juga meningkatkan risiko.Terdapat 2 hal utama yang berperan dalam sirkulasi darah pada bagian yang terlibat pada struktur adnexal meskipun terpelintirnya aliran darah pedicles. Pertama, adnexa mendapat suplai darah dari cabang adnexal uterus dan pembuluh darah ovarium. Salah satu dari pensuplai dapat terhambat jika terjadi torsio. Kedua, meskipun tekanan vena yang rendah dapat mengurangi pasokan darah di adnexa yang terkompresi oleh pedicle yang terpuntir, tekanan vena yang tinggi awalnya akan menolak untuk kompensasi. Pada waktu terpelintir, proses ini akan berlangsung terus menerus sehingga adnexa menjadi kongesti dan edma, tapi belum infark. Karena hal ini, penting dilakukan penanganan pada torsio awal. Dengan berlangsungnya stroma yang membengkak, bagaimanapin arteri akan terkompresi yang akan menjadi infark serta nekrosis.3GejalaSeringnya, pasien akan mengeluhkan nyeri tajam pada perut bawah, onsetnya mendadak dan semakin memburuk setelah beberapa jam. Nyeri biasanya terjadi pada bagian yang terkena, panggul dan paha atas. Peningkatan suhu dapat ditemui jika terjadi nekrosis adnxal. Mual muntah sering ditemui seiring dengan rasa nyeri.

PenatalaksanaanPenyelamat dari adnexa yang terlibat, reseksi semua kista atau tumor atau bila diperlukan dilakukan tindakan oophoropexy. Mencari bagian adnexa yang nekrosis atau rupture dengan pendarahan, termasuk pembuangan struktur adnexa yang terkena. Torsion dapat diperkirakan dengan laparoskopi atau teknik laparotomy. Sebelumnya, saat masih jaman pembedahan, adnexectomy biasanya dilakukan untuk menghindari risiko thrombus setelah detorsio dan subsequent emboli. Jika ditemukan lesi ovarium yang spesifik, harus segera dibuang. Kistekomi pada iskemik, ovarium yang edem sulit dilakukan. Maka beberapa penulis merekomendasikan menunda kistektomi sampai 6-8 minggu setelah penanganan utama. Menigkuti detorsion, tidak ada konsus dalam penanganan adnexa. Seiring dengan penanganan konservatif berkembang, insiden kekambuhan kembali meningkat. Unilateral atau bilateral oophoropexy telah dibuat untuk meminimalisasikan kekambuhan.6Penanganan dalam masa kehamilan tidak berbeda. Jika corpus luteum di keluarkan sebelum 10 mg, IM 17-hydroxyprogesterone caproate, 150 mg direkomendasikan untuk memantau kehamilan. Jika diantara 8 dan 10 minggu, maka hanya satu kali injeksi yang digunakan segera setelah operasi. Jika corpus luteum sudah dikeluarkan diantara 6-8 minggu, maka penambahan 2 dosis harus diberikan pada 1-2minggu setelah yang pertama.2KomplikasiInfeksi, Peritonitis, Sepsis, Chronic pain, Infertilitas (jarang)PrognosisDengan deteksi dini serta penanganan yang cepat maka prognosis dari torsio ovarian sangat baik. Tetapi kebanyakan pasien dengan torsio ovarian dideteksi terlambat sehingga sudah timbul infark serta nekrosis pada ovarium. Penyelamatan ovarium dilaporkan dibawah 10% yang berhasil pada orang dewasa tapi meningkat menjadi 27% pada pasien pediatrik.5Pencegahan Berolahraga yang cukup Menjalankan pola hidup sehat, makan makanan yang bergizi. Bagi pasangan yang sudah menikah, usahakan hamil sesegera mungkin karena hal ini dapat mencegah pembentukan kista melalui cara mengurangi frekuensi haid dan aktivitas hormon. Rutin memeriksakan diri ke dokter.

Kesimpulan Wanita berusia 23 tahun, G2P1A0, hamil 29 minggu, dengan keluhan nyeri akut kanan bawah abdomen mual dan muntah menderita kista ovarium terpuntir.

Daftar pustaka1. Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Ilmu kandungan. Edisi ke tiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2011.h.112-92. Patil PR. Lecture notes radiologi. Edisi ke tiga. Jakarta: Erlangga medical series; 2003.h.85-63. Schorge JO, Scahaffer JI, Halvorson LM, et al. Williams gynecology. China: The McGraw-Hill companies;2008.h.215-74. Taber B. Kedaruratan obstetric dan ginekologik. Jakarta: EGC; 2000.h.65-65. Griffin D, Shiver SA. Unusual presentation of acute ovarian torsion in an adolesecent. Am J Emerg Med. May 2008; 26(4):520.e1.1-36. Kolluru V, gurumurthy R, Vellanki V, Gururaj D. torsion of ovarian cyst during pregnancy; a case report. Case journal 2009, 2:9405

1