Testimoni : Transfer factor, molekul ajaib

Istri saya usia 77 tahun, kebetulan terdeteksi kena kanker payudara. Benjolannya besar. Sungguh mengherankan karena istri saya tidak merasa apa apa. Awalnya sewaktu istri saya selesai dimandikan tanpa sengaja teraba oleh anaknya perempuan kok ada benjolan di payudara sebelah kiri sudah besar dan keras.

Pada hal secara fisik dari luar bentuknya nampak normal. Disamping itu istri saya juga tidak merasa apa ap. Masya Allah. Dokter Telkom minta agar istri saya di USG. Hasilnya dokter USG menyatakan ada benjolan besar berdiameter 4 cm lebih dan itu merupakan tumor ganas.

Dokter Telkom kurang percaya bahwa itu tumor ganas. Karena itu menunjuk istri saya agar ke dokter bedah kanker. Dokter bedah kanker minta istri saya diperiksa secara menyeluruh. USG perut, paru-paru, cek darah lengkap, dan biopsi (diambil cairan kankernya)

Hasilnya semua masih normal, kecuali profesor yang melakukan biopsi menyatakan kanker. Astagfirullah hal azim. Dokter bedah memutuskan harus segera dioperasi. Sebab diameter benjolan lebih dari 4 cm. Kalau diameter benjolan dibawah 3 cm tidak perlu operasi. Disamping itu dikhawatirkan kankernnya cepat menyebar.

Sebelum pelaksanaan operasi, harus diperiksa dulu. Terjadi dilema, kalau tidak segera diopersasi dikhawatirkan kankernya cepat menyebar. Namun kalau jantungnya yang bermasalah belum sembuh, bila dioperasi akan menimblkan masalah.

Sementara itu ternyata istri saya menolak tidak mau dioperasi. Sebab trauma. Pengalaman dioperasi bikupitus (luka diatas pantat karena sewaktu sakit lama berbaring). Hasilnya berkepanjangan sampai tiga bulan kritis.

Untungnya bisa terselamatkan dengan bantuan seorang profesor yang bisa membantu penyembuhan lewat tenaga dalam. Alhamdulilah bisa melewati masa kritis dan para dokter memeriksanya menyatakan betul betul” nyawa balen”, akhirnya sembuh.

Hal itu terjadi 3 tahun lalu dan walau sembuh tapi istri saya kini kalau berjalan menggunakan “walker” atau kalau berpegian menggunakan kursi roda. Jadi kalau dilakukan operasi dalam keadaan demikian sungguh repot. Apalagi usianya makin tua. Anak-anak mendukung ibunya tidak dioperasi. Untuk itu perlu alternatif lain.

Masalah timbul karena dioperasi, sebagai keluarga Telkom, biayanya akan ditanggung, kalau pakai alternatif lain, biayanya ditanggung sendiri. Sungguh berat, namun anak anak semuanya sanggup untuk memikulnya bersama.

Jadi kini tinggal mencari obat alternatifnya antara lain ekstrak kulit manggis, atau lidah buaya, atau buah mengkudu. Anak saya memiliki data kemampuannya. Beberapa minggu sebelumnya di bis surat ditemukan ada brosur tentang transfer faktor.

Waktu itu saya simpan saja, malas membacanya. Namun setelah perlu obat alternatif, saya cari brosurnya dan saya pelajari, ternyata brosurnya tentang transfer factor yang merupakan “molekul ajaib” karena memiliki kemampuan immunitas luar biasa. Termasuk bisa digunakan menanggulangi kanker

Diperoleh informasi, profesor yang melakukan biopsi, waktu praktek dirumahnya juga memberi tranfer faktor kepada pasiennya. Saya berserta anak anak segera konsultasi dengan profesor tersebut. Beliau menyarankan bila pasiennya tidak bersedia dioperasi, bila dipaksakan bisa mengganggu operasinya.

Beliau menyarankan sebaiknya mengonsumsi transfer faktor(disingkat TF), setiap hari mengkonsumsi 2 macam TF yaitu TF Tri 3x5 kapsul, demikian juga TF plus setiap hari 3x5 kapsul. Untuk itu setiap bulan saya harus disediakan biaya Rp 6,5 juta.

Setelah 3 bulan atas permintaan prof yang membiopsi agar diperiksa di USG lagi. Hasilnya dokter memeriksa di USG menanyakan diobati apa sebab nampaknya benjolannya sudah sangat mengecil tinggal 0, x 2 cm. dicari di seluruh dadanya tidak ada penyebaran. Alhamdulilah.

Peristiwa itu kini sudah 6 bulan. Mudah mudahan bila 2 bulan lagi di USG, kankernya sudah hilang sama sekali , Insya allah, amin.

Berikut informasi tentang TF:Transfer factor ini dibuat dari collustrum, air susu ibu yang untuk pertama kalinya digunakan menyusui anaknya yang baru lahir. Ternyata collustrum ini mengandung banyak protein kecil yang disebut “molekul ajaib” karena mampu meningkatkan imunitas yang sangat besar.

Sehingga bila dikonsumsi, maka badan memiliki imunitas yang prima dan bisa menanggulangi berbagai penyakit, yang disebabkan karena bakteri maupun virus yang masuk. Molekul ajaib ditemukan oleh Dr H sherwood lawrence pada tahun 1949.

Dinamakan transfer faktor, karena collustrum mengandung molekul yang memiliki sifat ajaib (faktor) itu diminumkan (ditransfer) dari ibunya kepada bayinya sebagai penerima. TF ini diproduksi di AS dari susu sapi dicampur kuning telur ayam, serta melalui berbagai penelitian dan kajian. Juga menghasilkan berbagai testimoni dari mereka yang bisa sembuh karena meminum TF ini.

Kemampuan luar biasa dari TF ini adalah- Bisa memberikan komando serta mengarahkan sel imun badan untuk bersama sama melakukan

perlawannan terhadap sel jahat yang masuk- Dapat membedakan mana sel lawan mana sel kawan- Bila tugas selesai, istirahat, ini berarti kondisi imun badan tetap terjaga menjadi stabil.

Walaupun TF ini diproduksi di AS, namun di Rusia TF ini sudah diakui dan pemerintahnya dan memerintahkan semua RS dan Polklinik di Rusia agar menggunakan suplement ini. TF masuk ke indonesia baru 2 tahun yang lalu.

Namun perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia, Departemen ilmu penyakit dalam FK Unair surabaya kini telah menggunakan TF ini untuk menanggulangi penyakit HIV AID. Intinya bila badan memiliki imunitas yang memadai maka akan terbebas dari berbagai penyakit. Semoga bermanfaat.(H RM Sriwirasto BcAP; Nik 330355)-FR