5
Trauma Kornea Trauma kornea adalah segala bentuk perlukaan yang mengenai kornea, yang menyebabkan kerusakan baik sebagian maupun keseluruhan lapisan kornea. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata, mulai dari erosi kornea, laserasi sampai perforasi kornea. Erosi kornea Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder. Erosi kornea sering kali diawali dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau masuknya benda asing, penderita akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang mempunyai serat sensibel yang banyak, mata menjadi berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh media yang keruh. Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan sulit dibuka. Kornea memiliki sifat penyembuhan yang luar biasa. Epitel yang berdekatan dapat mengembang untuk mengisi daerah yang luka, biasanya dalam waktu 24-48 jam. Lesi yang murni pada epitel sering sembuh dengan cepat dan tanpa jaringan parut, sementara lesi yang menembus hingga lapisan Bowman lebih cenderung meninggalkan bekas luka permanen.

Trauma Kornea

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Trauma Kornea

Trauma Kornea

Trauma kornea adalah segala bentuk perlukaan yang mengenai kornea, yang

menyebabkan kerusakan baik sebagian maupun keseluruhan lapisan kornea. Perlukaan yang

ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata,

mulai dari erosi kornea, laserasi sampai perforasi kornea.

Erosi kornea

Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma

tumpul ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang

kornea sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder. Erosi kornea sering kali diawali

dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau masuknya benda asing, penderita

akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang mempunyai serat sensibel yang

banyak, mata menjadi berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh media yang keruh. 

Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan sulit dibuka. 

Kornea memiliki sifat penyembuhan yang luar biasa. Epitel yang berdekatan

dapat  mengembang untuk mengisi daerah yang luka, biasanya dalam waktu 24-48 jam. Lesi

yang murni pada epitel sering sembuh dengan cepat dan tanpa jaringan parut, sementara lesi

yang menembus hingga lapisan Bowman lebih cenderung meninggalkan bekas luka permanen.

Penegakkan diagnosis pada kasus erosi kornea dapat dilakukan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik terutama pada mata, serta pemeriksaan tambahan seperti tes fluoresein. Kertas

tes fluoresein dapat digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea. 

Laserasi kornea

Laserasi kornea adalah luka pada keseluruhan tebal dinding konea yang disebabkan oleh

benda tajam. Bila sampai terjadi robekan kornea, akan terjadi pengeluaran isi bola mata dimulai

dari lapisan yang paling depan. Keluarnya bagian bola mata di sebut dengan prolaps. Bila yang

keluar iris maka disebut prolaps iris. Robekan kornea bila sembuh akan menimbulkan sikatrik

yang disebut Lekoma cornea, apabila iris ikut melekat kea rah cornea karena proses

penyembuhan disebut lekoma adheren. Synechia anterior yang terjadi dapat menyebabkan aliran

Page 2: Trauma Kornea

aquos terganggu, menyebabkan glaucoma sekunder. Kenaikan TIO yang terjadi selama proses

penyembuhan akan di teruskan ke seluruh penjuru, karena bagian lekoma paling lemah, maka

peningkatan TIO menimbulkan penonjolan disebut stapyloma cornea.

Penatalaksanaan laserasi berdasarkan beratnya laserasi dan komplikasi:

Laserasi kornea kecil

Tidak membutuhkan penjahitan karena bisa menyembuh sempurna atau dengan

bantuan lensa kontak yang seperti perban lembut.

Laserasi kornea ukuran medium

Biasanya membutuhkan jahitan terutama jika COA datar. COA yang datar dapat

kembali berubah semula secara spontan jika kornea telah dijahit, jika tidak, harus

dikembalikan dengan solusio garam seimbang. Bandage contanct lens post operatif

juga berguna selama beberapa hari untuk meyakinkan bahwa COA tetap dalam.

Laserasi kornea dengan inkarserasi iris

Manajemen tergantung dari durasi dan luasnya inkarserasi. Kebocoran kecil dari

inkarserasi yang baru terjadi dapat digantikan oleh konstriksi pupil dengan

intrakamera Miochol. Inkarserasi iris yang besar harus di absisi terutama jika iris

terlihat non-viabel.

Laserasi tanpa prolaps jaringan1

Jika bola mata ditembus dari depan tanpa adanyabukti prolaps intraocular dan jika

lukanya bersih dan kelihatan bebas dari kontaminasi,biasanya dapat diperbaiki dengan

jahitan interrupted menggunakan benang silk ataucatgut. Bekuan darah dapat

dibersihkan dengan mudah dari bilik depan dengan irigasikemudian bilik di bentuk

kembali setelah kornea diperbaiki dengan injeksi dari larutansalin atau air. Midriatik

sebaiknya diberikan dan larutan antibiotic harus dimasukkan kedalam kantung

konjungtiva lalu pinggir mata diplester. Pasien harus tirah baring untuk beberapa hari

dan antibiotik sistemik diberikan untuk mengurangi infeksi intraocular.

Laserasi dengan prolaps1

Jika sebagian kecil dari iris prolaps melalui luka, maka harusdipegang dengan forsep

dan dipotong tepat pada batas luka. Jaringan uvea dalam jumlahyang sedikit juga dapat

dibuang dengan cara yang sama.Luka harus ditutup dengan carayang sama seperti

menutup luka pada laserasi tanpa prolaps. Jika jaringan uveamengalami cedera, maka

Page 3: Trauma Kornea

ophtalmia simpatetik kemungkinan akan muncul.Jika lukanya luas dan kehilangan isi

intraocular berat sehingga prognosis fungsi mataburuk, maka eviserasi dan enukleasi

diindikasikan sebagai prosedur pembedahan utama.

Laserasi kornea dengan kerusakan lensa

Diterapi dengan menjahit laserasi dan memindahkan lensa dengan phacoemulsification

atau dengan vitreus cutter jika vitreus terlibat.

Laserasi sklera anterior yang tidak melewati bagian posterior terhadap insersi otot

ekstraokular mempunyai prognosis yang lebih baik dari pada lesi yang lebih posterior

dan melibatkan retina. Luka pada sklera anterior dapat berhubungan dengan

komplikasi serius seperti prolaps uvea dan inkarserasi vitreus. Inkarserasi vitreus

meskipun dengan manajemen yang tepat, dapat menimbulkan traksi vitreoretina dan

ablasio retina. Setiap usaha harus dikerjakan untuk reposit jaringan uvea viabel yang

terekspos dan memotong vitreus yang prolaps.

1. Lindsey JL, Hamill MB. Scleral and Corneoscleral Injuries. In : Kuhn F,Pieramici DJ (eds).

Ocular Trauma. New York: Thieme Medical Publisher,Inc;2002