116
 BAB I EPIDEMIOLOGI TRAUMA VERTEBRA Tra uma pada tulan g belaka ng merupakan peris tiwa yang merugikan, baik secara biaya ataupun sosial . Trauma vertebra di negara maju dan berkembang terutama sering didapatkan  pada laki-laki berusia 1832 taun. !ecara global, data mengenai insidensi dan prevalensi trauma tulang belakang amat terbatas, kususnya di negara-negara berkembang, termasuk upaya dalam  pencegaan, perawatan keseatan dan perencanaan sosial yang berubungan dengan  penyakitnya. 1,2 Prevalensi Trauma Vertebra Secara Mendunia "ngk a pre vale nsi trauma tul ang bel akan g secara global dil apor kan ber ada di antara 23#$18 % per sejuta pendudu k. &ata prevalens i tulang belakang sampai saat ini belum tercata t dengan baik, seperti alnya di negara-negara "sia dan diperkirakan memiliki nilai dibawa  prevalensi global. 'akan pada negara "(rika dan "merika !elatan, data tersebut tidak diterbitkan. 3  &ata "! menunjukkan %21$18% per sejuta penduduk, dengan rata-rata sekitar 8)3  per sejuta penduduk. *,2+ ,21,2 2,23 awas an "sia !elatan dan Te nggara sebesar 23#$#$ per sejut a  penduduk. 2#,2%  "ustralasia sebesar 3%+ di 1*8%-#81 per sejuta penduduk di 1**8. 28,2*,3+  ropa 'arat sebesar 31# per sejuta penduduk. 31  i dan /ing 3$,3)  member ikan data insid en daera terakir untuk daratan 0ina sebesar #+,# per sejuta penduduk per taun di 'eijing dan 23,% di  provinsi Tianji n. ecelakaan transportasi darat menyumbang $* dari trauma tulang belakang  pada populasi Ta iwan dengan #) dari kecelakaan tersebut terkait dengan kendaraan bermotor roda dua. 3# "ustralia dan /ew ealand 12,3*  memili ki angk a kejadian trauma tul ang bel aka ng  yang tinggi akibat kecelakaan transpo rtasi darat terutama dari kendaraan roda empat4, sekit ar #3 dari cedera ini mengenaivertebra servikal. $+  &i !elandia 'aru, rugby berperan dalam 8 kasus cedera tulang belakang yang berubungan dengan olaraga.

Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Trauma vertebra

Citation preview

Page 1: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 1/116

BAB I

EPIDEMIOLOGI TRAUMA VERTEBRA

Trauma pada tulang belakang merupakan peristiwa yang merugikan, baik secara biaya

ataupun sosial. Trauma vertebra di negara maju dan berkembang terutama sering didapatkan

 pada laki-laki berusia 18−32 taun. !ecara global, data mengenai insidensi dan prevalensi trauma

tulang belakang amat terbatas, kususnya di negara-negara berkembang, termasuk upaya dalam

 pencegaan, perawatan keseatan dan perencanaan sosial yang berubungan dengan

 penyakitnya.1,2

Prevalensi Trauma Vertebra Secara Mendunia

"ngka prevalensi trauma tulang belakang secara global dilaporkan berada di antara

23#−$18% per sejuta penduduk. &ata prevalensi tulang belakang sampai saat ini belum tercatat

dengan baik, seperti alnya di negara-negara "sia dan diperkirakan memiliki nilai dibawa

 prevalensi global. 'akan pada negara "(rika dan "merika !elatan, data tersebut tidak 

diterbitkan.3 &ata "! menunjukkan %21−$18% per sejuta penduduk, dengan rata-rata sekitar 8)3

 per sejuta penduduk.*,2+,21,22,23 awasan "sia !elatan dan Tenggara sebesar 23#−$#$ per sejuta

 penduduk.2#,2%  "ustralasia sebesar 3%+ di 1*8%-#81 per sejuta penduduk di 1**8.28,2*,3+  ropa

'arat sebesar 31# per sejuta penduduk.31  i dan /ing3$,3)  memberikan data insiden daera

terakir untuk daratan 0ina sebesar #+,# per sejuta penduduk per taun di 'eijing dan 23,% di

 provinsi Tianjin. ecelakaan transportasi darat menyumbang $* dari trauma tulang belakang

 pada populasi Taiwan dengan #) dari kecelakaan tersebut terkait dengan kendaraan bermotor 

roda dua.3#

"ustralia dan /ew ealand12,3*  memiliki angka kejadian trauma tulang belakang  yang

tinggi akibat kecelakaan transportasi darat terutama dari kendaraan roda empat4, sekitar #3

dari cedera ini mengenaivertebra servikal.$+ &i !elandia 'aru, rugby berperan dalam 8 kasus

cedera tulang belakang yang berubungan dengan olaraga.

Page 2: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 2/116

5ntuk ropa Timur, data stonia yang digabungan dengan data regional

6usia$1,$2,$3menunjukkan bawa penyebab utama trauma tulang belakang di stonia dan 6usia

adala akibat terjatu $+4 dan kecelakaan saat berkendara 2)4.

&i ropa, insidensi trauma vertebra dilaporkan sebagai berikut7 &enmark sebesar *,2 per 

sejuta penduduk, inlandia sebesar 13,8 per sejuta penduduk, 9rancis sebesar 1*,$ per sejuta

 penduduk, :erman sebesar 1+,% per sejuta penduduk, ;unani sebesar 33,# per sejuta penduduk,

<reenland sebesar 2# per sejuta penduduk, =slandia sebesar 2+ per sejuta penduduk, =rlandia

sebesar 13,1 per sejuta penduduk, =talia sebesar 1* per sejuta penduduk, 'elanda sebesar %,) per 

sejuta penduduk, /orwegia sebesar 2#,3 per sejuta penduduk, !panyol sebesar 12,1 per sejuta

 penduduk, !wiss sebesar 1) per sejuta penduduk.2  >edian dari data ini adala 1# per sejuta

 penduduk.)$,)),)#,)%,)8,)*

Kelansunan !idu" Penderita Trauma Vertebra Secara Gl#bal

emampuan merawat penderita trauma vertebra tercermin dalam sejumla statistik 

kelangsungan idup7 tingkat kelangsungan idup pada 1 dan 1+ taun pascacedera, dan arapan

idup dibandingkan dengan populasi normal. /egara-negara berkembang memiliki angka

kematian 1 taun yang tertinggi akibattrauma vertebra.#+,#1,#2

=nsidensi trauma vertebraakibat kecelakaan transportasi darat kendaraan roda empat4

stabil atau cenderung menurun di negara-negara maju, tetapi terdapat peningkatan di negara-

negara berkembang. aporan status global keselamatan dunia menggariskan bawa *+

kecelakaan transportasi darat yang (atal pada taun 2++$ terjadi di negara berpengasilan renda

dan menenga, dan merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok usia 1)−2* taun,

tertinggi kedua pada kelompok usia )−1$ taun, dan tertinggi ketiga pada kelompok usia 3+−$$

taun.#%,#8

9enduduk di negara maju  memiliki mobil dengan teknologi yang lebi aman7

kemampuan menyerap energi benturan, penggunaan sabuk pengaman akti( dan kantong udara.

!elain itu, desain jalan yang lebi baik, kewajiban untuk memiliki lisensi mengemudi

!=>4sertapenyediaan sarana transportasi publik yang baik dan aman seperti monorail./egara-

negara berkembang memiliki in(rastruktur jalan yang buruk, banyak kendaraan yang tak layak 

Page 3: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 3/116

 beroperasi, serta regulasi dan penegakkan ukum serta budaya keselamatan berlalu-lintas yang

 buruk.=nsidensi trauma vertebraakibatkecelakaan transportasi darat di daera seperti "sia akan

terus meningkat seiring tren peningkatan penggunaan sepeda motor dan mobil.#%,#8

ekerasan terkait trauma vertebra terjadi di daera-daera kon(lik bersenjata  luka

tembak dan penusukan4.%,$#,%$Tingginya insidensi cedera tembak terdapat di "merika !erikat dan

'ra?il, dan proporsi tertinggi terdapat di negara "(rika !elatan.$#,)1,%$,%) <reenland ropa 'arat4

 juga memiliki proporsi trauma vertebrayang tinggi akibat percobaan bunu diri.1$Tingkat

 percobaan bunu diri tampaknya didominasi ole negara-negara di !kandinavia.1#,31

9erbedaan demogra(i dan ekonomi antara negara maju dan berkembang mempengarui

insidensi trauma vertebra berdasarkan jatu dari ketinggian renda dan tinggi. :atu renda @1

meter atau pada tingkat yang sama slip dan perjalanan44 sering mengakibatkan tetraplegia,

terutama pada lansia.%#

&ibutukan kecepatan dan keamanan ketika merujukpenderita trauma vertebra dalam %2

 jam pertama dan idealnya langsung ke 6uma !akit 9usat Artopedik dan 'eda !ara( untuk 

mengurangi komplikasi, dan mengoptimalkan asil terapi dalam jangka panjang.81

Da$tar Pusta%a

1 it?arris >, 0ripps 6", ee ''. stimating te global burden o( traumatic vertebra cord

injury. Bertebra 0ord 2+11 in press4.

2 0ripps 6, ee ', Cing 9, Ceerts , >ackay :, 'rown &. " global map (or traumatic vertebra

cord injury epidemiologyD towards a living data repository (or injury prevention. Bertebra

0ord 2+117 $*D $*3E)+1. F Article F PubMed F

3 Cyndaele >, Cyndaele ::. =ncidence, prevalence and epidemiology o( vertebra cord injuryD

wat learns a worldwide literature surveyG Bertebra 0ord 2++#7$$D )23E 

)2*. F Article F PubMed F ISI F CAS F

Page 4: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 4/116

$ "ckery ", Tator 0, rassioukov "". <lobal perspective on vertebra cord injury

epidemiology. : /eurotrauma 2++$7 21D 13))E13%+. F Article F PubMed F ISI F

) 'lumer 0, Huine !. 9revalence o( vertebra cord injuryD an international

comparison. /euroepidemiology 1**)7 1$D 2)8E2#8. F Article F PubMed F ISI F CAS F

# Iarvard 5niversity, =nstitute (or Iealt >etrics and valuation at te 5niversity o( 

Casington, :ons Iopkins 5niversity, 5niversity o( Hueensland, Corld Iealt Argani?ation

CIA4. <lobal 'urden o( &isease Aperations >anual, (inal dra(t. CIA. 2++*.

% /ational Bertebra 0ord =njury !tatistical 0enter. Bertebra cord injury. acts and (igures at a

glance. : Bertebra 0ord >ed 2++)7 28D 3%*E38+.

8 :ackson "', &ijkers >, &eBivo >:, 9oc?atek 6'". &emograpic pro(ile o( new traumatic

vertebra cord injuriesD cange and stability over 3+ years. "rc 9ys >ed 6eabil 2++$7 8)D

1%$+E1%$8. F Article F PubMed F ISI F

* as(argues :, 0ustis &, >orrone , 0arswell :, /guyen T. " model (or estimating vertebra

cord injury prevalence in te 5nited !tates. 9araplegia1**)7 33D #2E 

#8. F Article F PubMed F ISI F CAS F

1+ arry ", 'aJter &. Te incidence and prevalence o( vertebra cord injury in canadaD overview

and estimates based on current evidence. 6ick Iansen =nstitute and 5rban utures =nstitute,

0anada. 2+1+ pp 1E$*.

11 6ick Iansen Bertebra 0ord =njury 6egistry.. Bertebra 0ord =njury acts and !tatistics.

Bancouver, 'ritis 0olumbia, 0anada. 2++# pp 1E11.

12 0ripps 6. Bertebra cord injury, "ustralia, 2++#E+%. =n. =njury 6esearc and !tatistics !eries /umber $8. 0at. no. =/:0"T 11*. "delaide, "=IC. 2++8.

13 'iering-!orensen , 9edersen B, 0lausen !. pidemiology o( Bertebra 0ord esions in

&enmark. 9araplegia 1**+7 28D 1+)E1+8. F Article F PubMed F

Page 5: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 5/116

1$ 9edersen B, >uller 9<, 'iering-!orensen . Traumatic Bertebra 0ord =njuries in <reenland

1*#)E1*8#. 9araplegia 1*8*7 2%D 3$)E3$*. F Article F PubMed F CAS F

1) nutsdottir !. Bertebra cord injuries in =celand 1*%3E1*8*. " (ollow up

study.9araplegia 1**37 31D #8E%2. F Article F PubMed F CAS F

1# &ivanoglou ", evi 6. =ncidence o( traumatic vertebra cord injury in Tessaloniki, <reece

and !tockolm, !wedenD a prospective population-based study. Bertebra 0ord 2++*7 $%D 1E 

#. F Article F PubMed F

1% AK0onnor 6:, >urray 90. 6eview o( vertebra cord injuries in =reland. Bertebra

0ord2++#7 $$D $$)E$$8. F Article F PubMed F

18 Jner <, >einecke C. Trends in te treatment o( patients wit vertebra cord lesions seen

witin a period o( 2+ years in <erman centers. Bertebra 0ord1**%7 3)D $1)E 

$1*. F Article F PubMed F ISI F CAS F

1* ee ', 0ripps 6", Coodman 6:, 'iering-!Lrensen , Cing 9, 0ampbell 6 et al&evelopment

o( an international vertebra injury prevention moduleD application o( te international

classi(ication o( eJternal cause o( injury to vertebra cord injury. Bertebra 0ord 2+1+7 $8D

$*8E)+3. F Article F PubMed F ISI F

2+ Iarvey 0, 6otscild '', "smann ":. !tripling T. /ew estimates o( traumatic sci

 prevalenceD a survey-based approac. 9araplegia 1**+7 28D )3%E)$$. F Article F PubMed F

21 urt?ke :. pidemiology o( vertebra cord injury. Jp /eurol 1*%)7 $8 9art 24D 1#3E 

23#. F Article F PubMed F ISI F CAS F

22 &eBivo >:, ine 96, >aet? I>, !tover !. 9revalence o( vertebra cord injuryD a

reestimation employing li(e table tecniMues. "rc /eurol 1*8+7 3%D %+%E 

%+8. F Article F PubMed F CAS F

23 !tover !, ine 96. Te epidemiology and economics o( vertebra cord

injury.9araplegia 1*8%7 2)D 22)E228. F Article F PubMed F ISI F CAS F

Page 6: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 6/116

2$ &ryden &>, !aunders &, 6owe 'I, >ay ", ;iannakoulias /, !venson C et al Te

epidemiology o( traumatic vertebra cord injury in "lberta, 0anada. 0an : /eurol

!ci 2++37 3+D 113E121. F PubMed F ISI F

2) /oonan B, ingas >, arry ", 'aJter &, !ing ", elings >< et al Te incidence and

 prevalence o( vertebra cord injury in 0anadaD " national

 perspective. /euroepidemiology 2+127 38D 21*E22#. F Article F PubMed F

2# 6a?dan !, aul 6, >otta ", aul !, 'att 6. 9revalence and pattern o( major 

neurological disorders in rural asmir =ndia4 in 1*8#./euroepidemiology 1**$7 13D 113E 

11*. F Article F PubMed F

2% Ceerts . inal reporting o( project outcomes Bertebra 0ord =njury care and Artopedic

worksop, pp 1E3 Ianoi. 2++*.

28 Cals :. 0osts o( vertebra cord injury in "ustralia. 9araplegia 1*887 2#D 38+E 

388. F Article F PubMed F ISI F CAS F

2* AK0onnor 9:. 9revalence o( vertebra cord injury in "ustralia. Bertebra 0ord 2++)7$3D $2E 

$#. F Article F PubMed F CAS F

3+ ;eo :&, Cals :, 6utkowski !', !oden 6:, 0raven >, >iddleton :C. >ortality (ollowing

vertebra cord injury. Bertebra 0ord 1**87 3#D 32*E33#. F Article F PubMed F ISI F CAS F

31 &alberg ", otila >, eppanen 9, autiainen I, "laranta I. 9revalence o( vertebra cord

injury in Ielsinki. Bertebra 0ord 2++)7 $3D $%E)+. F Article F PubMed F ISI F CAS F

32 5nited /ationsD &epartment o( conomic and !ocial "((airsN9opulation &ivision. Corld

9opulation "geing 2++*. =n. /ew ;orkD 5nited /ations. 2++*.

33 Corld Iealt Argani?ation. Te global burden o( diseaseD 2++$ update. <eneva, !wit?erlandD

Corld Iealt Argani?ation. 2++8.

Page 7: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 7/116

3$ i :, iu <, eng ;, Iao 0, ang ;, Cei ' et al Te epidemiological survey o( acute

traumatic vertebra cord injury "T!0=4 o( 2++2 in 'eijing municipality.Bertebra 0ord 2+11

Bertebra 0ord advance online publication, 8 >arc 2+117 doiD

doiD1+.1+38Nsc.2+11.84. F Article F

3) /ing <-, ;u T-H, eng !-H, ou O-I, 'an &-O, iu ; et al pidemiology o( traumatic

vertebra cord injury in Tianjin, 0ina. Bertebra 0ord 2+117 $*D 38#E 

3*+. F Article F PubMed F ISI F

3# 0en I;, 0en !!, 0iu CT, ee !, Iung 0=, Iung 0 et al " nationwide

epidemiological study o( vertebra cord injury in geriatric patients in

Taiwan./euroepidemiology 1**%7 1#D 2$1E2$%. F Article F PubMed F ISI F CAS F

3% ovinda ". " retrospective study o( vertebra cord injuries at >aaraj /akorn 0iang >ai

Iospital, during 1*8)E1**1. 0iang >ai >ed 'ull 1**37 32D 8)E*2.

38 9ajareya . Traumatic vertebra cord injuries in Tailand7 an epidemiologic study in !iriraj

Iospital, 1*8*E1**$. Bertebra 0ord 1**#7 3$D #+8E#1+. F Article F PubMed F ISI F

3* &iJon <!, &anes :/, 0aradoc-&avies TI. pidemiology o( vertebra cord injury in /ew

ealand. /euroepidemiology 1**37 12D 88E*). F Article F PubMed F ISI F CAS F

$+ /orton Bertebra cord injury, "ustralia 2++%E+8. =njury researc and statistics series no. )2.

0at. no. =/:0"T 128 0anberraD "=IC. 2+1+.

$1 !abre , innamagi 5, &errik <, 6ekand T, "sser T, orv :. Traumatic vertebra cord injuries

in stonia (rom 2++3 to 2++%. =!0o!. 5niversity o( TartuD lorence. 2++*.

$2 !ilberstein ', 6abinovic !. pidemiology o( vertebra cord injuries in /ovosibirsk,6ussia. 9araplegia 1**)7 33D 322E32). F Article F PubMed F ISI F CAS F

$3 ondakov /, !imonova =", 9oliakov =B. Te epidemiology o( injuries to te spine and

vertebra cord in !aint 9etersburg. Bopr /eirokir =m / / 'urdenko 2++27 2D )+E 

)3. F PubMed F

Page 8: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 8/116

$$ Ban den 'erg >, 0astellote :>, >aillo-ernande? =, &e 9edro-0uesta :. =ncidence o( 

traumatic vertebra cord injury in "ragon, !pain 1*%2E2++84. : /eurotrauma 2+117 28D $#*E 

$%%. F Article F PubMed F

$) aracan =, oyuncu I, 9ekel A, !umbuloglu <, irnap >, &ursun I et alTraumatic vertebra

cord injuries in TurkeyD a nation-wide epidemiological study. Bertebra 0ord 2+++7 38D #*%E 

%+1. F Article F PubMed F ISI F CAS F

$# Atom "!, &ougan ">, awar :!, Iattar . Traumatic vertebra cord injuries in :ordanEan

epidemiological study. Bertebra 0ord 1**%7 3)D 2)3E2)). F Article F PubMed F ISI F CAS F

$% "lsari !, 0ripps 6", ee ''. Traumatic vertebra cord injury in !audi "rabiaD "n

epidemiological estimate (rom 6iyad. Bertebra 0ord 2+127 )+D 882E 

88$. F Article F PubMed F

$8 Huinones >, /assal >, "l 'ader =, "l >uraiki ", "l alout !6. Traumatic vertebra

cord in HatarD "n epidemiological study. >iddle ast :ournal o( mergency

>edicine 2++27 2D 1E).

$* 0abok !, !a(aee >, "li?ade ", &a(cai >, Taginnejadi A, oocakinejad .

pidemiology o( traumatic vertebra injuryD " descriptive study. "cta >ed =ran 2+1+7 $8D

3+8E311. F PubMed F

)+ &itunno :. ormal 0!. 0ronic vertebra cord injury. /ew ngl : >ed 1**$733+D ))+E 

))#. F Article F PubMed F

)1 /ational Bertebra 0ord =njury !tatistical 0entre 'irmingam "labama. Bertebra 0ord =njury

acts and igures at a <lance. "labama, 5!". 2++8.

)2 'urney 6, >aio 6, >aynard , arunas 6'. =ncidence, caracteristics, and outcome o( 

vertebra cord injury at trauma ceners in /ort "merica. "rc !urg1**27 128D )*#E 

)**. F Article F

Page 9: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 9/116

)3 <oebert &", /g >;, Barney :>, !eet? &". Traumatic vertebra cord injury in

Iawaii. Iawaii >ed : 1**17 )+D $$E)+. F PubMed F

)$ <ri((in >6, AKallon C>, Apit? :, urland T. >ortality, survival and prevalenceD

traumatic vertebra cord injury in Almsted county, >innesota, 1*3)E1*81. : 0ron

&is 1*8)7 38D #$3E#)3. F Article F PubMed F CAS F

)) raus :, ranti 0, 6iggins 6!, 6icards &, 'orani /A. =ncidence o( traumatic vertebra

cord lesions. : 0ron &is 1*%)7 28D $%1E$*2. F Article F PubMed F

)# 9rice 0, >akintubee !, Ierndon C, =stre <6. pidemiology o( traumatic vertebra cord

injury and acute ospitali?ation and reabilitation carges (or vertebra cord injuries in

Aklaoma, 1*88E1**+. "m : pidemiol 1**$7 13*D 3%E$%. F PubMed F ISI F CAS F

)% "cton 9", arley T, reni C, =legbodu B", !nie?ek :, Colleb :0. Traumatic vertebra

cord injury in "rkansas, 1*8+E1*8*. "rc 9ys >ed 6eabil1**37 %$D 1+3)E 

1+$+. F Article F PubMed F ISI F CAS F

)8 Turman &:, 'urnett 0, :eppson , 'eaudoin &, !nie?ek :. !urveillance o( vertebra

cord injuries in 5ta, 5!". 9araplegia 1**$7 32D ##)E##*. F Article F PubMed F ISI F CAS F

)* 0alancie ', >olano >6, 'roton :<. pidemiology and demograpy o( acute vertebra cord

injury in a large urban setting. : Bertebra 0ord >ed 2++)7 28D *2E*#. F PubMed F ISI F

#+ /wadinigwe 05, =loabuci T0, /wabude =". Traumatic vertebra cord injuries !0=4D "

study o( 1+$ cases. /iger : >ed 2++$7 13D 1#1E1#). F PubMed F

#1 evy , >akarawo !, >ad?ivire &, 'ebe , Berbeek /, 9arry A. 9roblems, struggles and

some success wit vertebra cord injury in imbabwe. Bertebra 0ord1**87 3#D 213E 

218. F Article F PubMed F CAS F

#2 ey "<, 6etie( 9j>. Bertebra cord injuriesD an analysis o( 3++ new lesions.9araplegia, Tel-

"vivD 9araplegia 1*#8, 2$3E2$*.

Page 10: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 10/116

#3 rause :!, ai ;, !aunders , 0arter 6. 6isk o( mortality a(ter vertebra cord injuryD "n

8-year prospective study. "rc 9ys >ed 6eabil 2++*7 *+D 1%+8E1%1). F Article F

#$ Iu 6, >ustard 0", 'urns 0. pidemiology o( incident vertebra (racture in a complete

 population. !pine 1**#7 21D $*2E$**. F Article F PubMed F ISI F

#) AK0onnor 9:. !urvival a(ter vertebra cord injury in "ustralia. "rc 9ys >ed

6eabil 2++)7 8#D 3%E$%. F Article F PubMed F ISI F

## >iddleton :C, &ayton ", Cals :, !oden 6:, eong <, &uong !. i(e eJpectancy a(ter 

vertebra cord injuryD a (i(ty-year study. Bertebra 0ord 2+127)+D 8+3E 

811. F Article F PubMed F

#% Corld Iealt Argani?ation =nD. Corld report on road tra((ic injury prevention9eden >,

!cur(ield 6, !leet &, >oan &, Iyder "", :arawan , >aters 0eds4 <eneva. 2++$.

#8 Corld Iealt Argani?ation. <lobal status report on road sa(etyD time (or action. <enevaD

Corld Iealt Argani?ation. 2++*.

#* !ingu I, Aama >, =kata T, ato !, "katsu T. " nationwide epidemiological survey o( 

vertebra cord injuries in :apan (rom :anuary 1**+ to &ecember 1**2. 9araplegia 1**)7 33D183E188. F Article F PubMed F ISI F CAS F

%+ =namasu :, <uiot ', !acs &. Assi(ication o( te posterior longitudinal ligamentD an update

on its biology, epidemiology, and natural istory./eurosurgery 2++#7 )8D 1+2%E 

1+3*. F Article F PubMed F

%1 6aja =", Biora "I, "med >. /eurotrauma in 9akistan. Corld : !urgery2++17 2)D 123+E 

123%. F Article F

%2 IoMue >, <rangeon 0, 6eed . Bertebra cord lesions in 'angladesD an epidemiological

study 1**$E1**). Bertebra 0ord 1***7 3%D 8)8E8#1. F Article F PubMed F ISI F CAS F

Page 11: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 11/116

%3 >ukida , !arma >6, !ilpakar !. 9ediatric neurotrauma in atmandu, /epalD

implications (or injury management and control. 0ilds /erv !yst2++#7 22D 3)2E 

3#2. F Article F PubMed F

%$ Iart 0, Cilliams . pidemiologyo( vertebra cord injuriesD a re(lection o( canges in !out

"(rican society. 9araplegia 1**$7 32D %+*E%1$. F Article F PubMed F ISI F CAS F

%) 'arros , Taricco >", Aliveira 69, <reve :>, !antos 0, /apoli >>. pidemiological

study o( patients wit vertebra cord injuries. 6ev osp ac >ed ! 9aulo 1**+7 $)D 123E12#.

%# =de >, Agata I, Tokuiro ", Takeci I. Bertebra cord injuries in okayama pre(ectureD an

epidemiological study K88-K8*. : 5AI 1**37 1)D 2+*E21). F PubMed F

%% >aaraj :0. pidemiology o( vertebra cord paralysis in ijiD 1*8)E1**$. Bertebra

0ord 1**#7 3$D )$*E))*. F Article F PubMed F ISI F CAS F

%8 >asood , Cardug <>, "sra( :. Bertebra injuriesD eJperience o( a local neurosurgical

centre. 9ak : >ed !ci 2++87 2$D 3#8E3%1.

%* Cang &. Te 9revention o( "cute Traumatic Bertebra 0ord =njury "T!0=4 in 0ina. =!0o!

Corksop 111, 28t ActoberD &eli, =ndia. 2+1+.

8+ 'ajracarya !, !ing >, !ing <, !resta '9. 0linico-epidemiological study o( vertebra

injuries in a predominantly rural population o( eastern /epalD a 1+ yearsP analysis. =ndian :

Artop 2++%7 $1D 28#E28*. F Article F PubMed F

81. !ciller >&, >obbs 6:, ee '', !tan(ord 6, >arial A. "cute care (or vertebra cord

injured patients at vertebra injury unitsD te in(luence o( early and direct admission on

complications and lengt o( stay. "/0o!, 'risbane, "ustralia 2+11.

Page 12: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 12/116

BAB II

MEKA&ISME TRAUMA VERTEBRA

 

De$inisi

Trauma vertebra terjadi jika berat beban melebii kemampuan vertebra dalam menopang

 beban tersebut.1

 Eti#l#i

9enyebab terjadinya trauma vertebra adala sebagai berikutD

1. Trauma langsung direk 4

raktur yang disebabkan ole adanya benturan langsung pada jaringan tulang, seperti

 pada kecelakaan lalulintas,terjatu dari ketinggian, dan benturan benda keras secara langsung.1

2.Trauma tidak langsung indirek4

Page 13: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 13/116

raktur yang bukan disebabkan ole benturan langsung, tapi lebi disebabkan ole beban

yang berlebian pada jaringan tulang atau otot, contonya seperti pada olaragawan yang

menggunakan anya satu tangannya untuk menumpu beban tubunya.1

3.Trauma patologis

raktur yang disebabkan ole proses penyakit, seperti osteoporosis, tumor dan in(eksi.1

'enis (ra%tur Vertebra

Bertebra merupakan satu kesatuan yang kuat, yang diikat ole ligamen didepan dan

dibelakang, serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya absorpsi teradap

tekanan atau trauma yang memberikan (leksibilitas dan elastisitas. !emua trauma vertebra arus

dianggap suatu trauma berat, seingga sejak awal pertolongan pertama dan transportasi keruma

sakit, penderita arus diperlakukan secara ati-ati. Trauma pada vertebra dapat mengenaiD1

1. :aringan lunak pada vertebra, yaitu ligamen, diskus dan (aset.

2. Bertebra

3. !umsum tulang belakang

Me%anisme Trauma "ada Vertebra

Terdapat beberapa mekanisme trauma pada vertebra, yaituD

1. leksi

>erupakan suatu trauma yang terjadi akibat (leksi disertai dengan sedikit kompresi pada

vertebra. Bertebra mengalami tekananseingga terbentuk remuk yang dapat menyebabkan

kerusakan, atau tanpa disertai kerusakan ligamen posterior. "pabila terdapat kerusakan ligamen

 posterior, maka (raktur bersi(at tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi.2

 2. leksi dan rotasi

>erupakan suatu trauma (leksi yang terjadi bersamaan dengan rotasi. Terdapat strain dari

ligamen dan kapsul, juga ditemukan (raktur (aset. 9ada keadaan ini terjadi pergerakan ke depan

atau dislokasi vertebra diatasnya. !emua (raktur dislokasi bersi(at tidak stabil.2

3. ompresi vertikal aksial4

Page 14: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 14/116

>erupakansuatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebradan

menyebabkan kompresi aksial. /ukleus pulposus  akan memecakan permukaan serta korpus

vertebra secara vertikal. >aterial diskus akan masuk ke dalam korpus vertebra dan menyebabkan

vertebra peca. 9ada trauma ini, elemen posterior masi intak seingga (raktur bersi(at stabil.2

$. Iiperekstensi atau retro(leksi

>erupakan suatu trauma yang sering ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada

vertebra torakolumbal. 5mumnya terjadi iperekstensi seingga terjadi kombinasi distraksi dan

ekstensi. igamen anterior dan diskus dapat mengalami kerusakan atau terjadi (raktur pada arkus

neuralis. raktur ini umumnya bersi(at stabil.2

). leksi lateral

>erupakan suatu trauma distraksi atau kompresi yang menimbulkan (leksi lateral dan

menyebabkan (raktur pada komponen lateral, yaitu pedikel, (oramen vertebra dan sendi (aset.

 

Ge)ala Trauma Vertebra

9ada sebagian besar kasus, pasien tidak menceritakan riwayat trauma yang signi(ikan,

meskipun mereka kadang-kadang menuturkan riwayat aktivitas yang meningkatkan tarikan pada

vertebra,  seperti membuka jendela, mengangkat anak kecil dari tempat tidur, atau gerakan

melenturkan badan secara berlebian. Trauma dengan energi yang besar biasanya ditemukan

 pada pasien berusia muda, terutama pada laki-laki dengan densitas tulang yang normal.

Ianya sepertiga kasus kompresi vertebra yang menunjukkan gejala. 9ada (raktur yang

terasa nyeri, biasanya dikelukan nyeri yang dalam pada sisi (raktur . :arang sekali menyebabkan

kompresi pada sumsum tulang belakang, tampilan klinis menunjukkan (raktur mielopati dengan

tanda dan gejala nyeri radikuler yang nyata. 6asa nyeri pada (raktur disebabkan ole banyak 

gerak, dan pasien biasanya merasa lebi nyaman dengan beristiraat.

  raktur kompresi biasanya bersi(at insidental, menunjukkan gejala nyeri tulang belakang

ringan sampai berat. &apat mengakibatkan perubaan postur tubu akibatterjadinya ki(osis dan

skoliosis. 9asien juga menunjukkan gejala-gejala pada abdomen, seperti rasa perut tertekan,

Page 15: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 15/116

cepat kenyang, anoreksia dan penurunan berat badan. <ejala pada sistem  pernapasan  dapat

terjadi akibat berkurangnya kapasitas paru.

K#m"li%asi (ra%tur K#m"resi vertebra

"paka (raktur kompresi vertebra menunjukkan gejala atau tidak, komplikasi jangka

 panjangnya tetaparus dicermati. omplikasinya dapat dikategorikan sebagai biomekanika,

(ungsional, dan psikologis.

1 'iomekanika

 /yeri vertebra persistenberkaitan dengan (aktor-(aktor mekanik dan kelemaan otot pada

ki( osis.<angguan pada abdomen, ki( osis progresi(, terutama dengan (raktur kompresi multipel,

menyebabkan pemendekan vertebra torakalis, seingga menyebabkan penekanan pada abdomen

dan dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti rasa cepat kenyang dan tekanan pada

abdomen. 9ada beberapa pasien yang mengalami pemendekan segmen torakolumbal yang

signi(ikan, kosta bagian terbawa akan bersandar pada pelvis, menyebabkan terjadinya

abdominal discomfort . <ejala-gejala pada gangguan abdomen dapat berupa anoreksia yang dapat

mengakibatkan penurunan berat badan, terutama pada pasien yang berusia lanjut.onsekuensi

 pada paru akibat adanya (raktur kompresi pada vertebra dan ki( osis umumnya ditandai dengan

 penyakit paru restrikti( dengan penurunan kapasitas vital paru sekitar *. Ale karena terjadinyaki( osis, maka beban berlebi akan ditopang ole tulang disekitarnya, dan jika terdapat

osteoporosis, makaakan meningkatkan risiko terjadinya (raktur. "danya satu atau lebi vertebra

yang mengalami (raktur kompresi semakin meningkatkanrisiko terjadinya  (raktur tambaan lima

kali lipat dalam satu taun.

2. ungsional

9asien yang mengalami (raktur kompresi memiliki level yang lebi renda dalam kinerja

(ungsional dibandingkan dengan kelompok kontrol, lebi banyak membutukan  bantuan  dan

mengalami kesulitan dalam aktivitas seari-ari, serta lebi sering mengalami sakit saat bekerja.

3. 9sikologis

Page 16: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 16/116

=nsidensi depresi meningkat $−1+ pada penderita (raktur kompresi vertebra akibat nyeri

kronik, perubaan bentuk tubu, penurunan kemampuan merawat diri sendiri, dan akibat tira

 baring yang lama. 9asien yang mengalami depresi umumnya mengalami lebi dari satu

(raktur,dan menjadi lebi cepat tua dan terisolasi secara sosial.

&a(tar 9ustaka

1 ".I. >ene?as, B. I. !ontag. 1**#. 9rinciples o( vertebra surgery. Bol. 2 /ew ;orkD

>c<reaw Iill, p. 81%-88)

2 ;oumans. 1**#. /eurological surgery.. Bol. 3. 2nd ed C.'. !ounders, p. 2+3%-2+$1

'"' ===

9/0=T6""/ 9"&" T6"5>" B6T'6"

'aku emas pencitraan trauma vertebra terus beruba seiring ketersediaan teknologi baru.

Computed tomography  0T-scan4 terbaru memungkinkan pencitraan vertebra yang lebi

akuratdan cepat dibandingkan dengan sebelumnya.1

 Magnetic resonance imaging   >6=4 juga memiliki peran penting dalam algoritma

 pencitraan trauma vertebra. Terdapat  beberapa studi yang menyelidiki urgensi  pencitraan

 padatrauma vertebra servikal. Tujuan umum dari pedoman algoritma4 ini adala untuk 

memprediksi  secara akurat pasien yang berisiko mengalami (raktur akibat trauma vertebra

servikal, serta mengindari implikasi burukakibat luputdalam mendiagnosis (raktur vertebra

Page 17: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 17/116

servikal. >an(aat sekunder pedoman tersebut adala untuk mengurangi biaya pemeriksaan yang

tidak diperlukan.1

6adiogra(ik polos rontgen4 tela terbukti kala man(aatnya dibandingkan dengan 0T-

scan dalam mendeteksi (raktur pada studi acak terkontrol yang membandingkan dua modalitas.

!uatu metaanalisis terbaru ole Iolmes dan "kkinepalli  menunjukkan bawa sensitivitas

radiogra(ik polos adala sebesar )2 dan untuk 0T-scansebesar *8 untuk mengidenti(ikasi

 pasien dengan cedera vertebra servikal. Timbul pertanyaan, kapan saat yang tepat untuk 

meman(aatkan 0T-scansebagai penunjang lini pertama cedera vertebra servikalG1

&i era rasionalisasi ekonomi, analisis biaya-man(aat menjadi bagian integral dalam

layanan keseatan. !ementara biaya 0T-scan lebi besar dibandingkan dengan radiogra(ik polos,

 baik 'lackmore dkk. dan <rogan dkk. menunjukkan bawa ketika biaya institusional terkait

upaya mencari (raktur vertebra servikal diperitungkan, 0T-scan menjadi tes skrining yang

disukai untuk kelompok risiko tinggi dan moderat.1

!elain mengurangi sensitivitas dalam mendeteksi (raktur, kekurangan lainnya dari

radiogra(ik polos dibandingkan dengan 0T-scan adala waktu pemeriksaan yang lebi lama.

9ada pasien multitrauma,  pencitraan yang cepat dan tepat untuk mengetaui (raktur vertebra

servikalmerupakan elemen penting dari manajemen diagnostik dan terapi.1

Pencitraan Radi#ra$i% 

9encitraan radiogra(ik standar untuk vertebra di antaranyaantero-posterior "94, lateral,

dan oblik miring4. 6adiogra(ik "9 diperole dengan posisi  pasien terlentang. utut pasien

dilipat untuk mengurangi lordosis lumbal. !inar-O diarakan ke perut tenga di atas umbilikus

dan krista iliaka. 9encitraan radiogra(ik lumbal lateral diperole dengan posisi pasien berbaring

 pada kedua sisi dengan lutut dan pinggul ditekuk. !inar-O diarakan pada vertebra lumbal

ketiga 34. 6adiogra(ik dalam tampilan oblik diperole dengan rotasi $)Q, dengan sinar-O

diarakan pada vertebra 3.<ambar radiogra(ik dari cedera traumatik vertebra ditunjukkan pada

<ambar 3.1 dan 3.2.2,3

Page 18: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 18/116

<ambar 3.1 dan 3.2 6adiogra(ik 0edera Traumatik Bertebra

!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13

9ada radiogra(ik   "9, jarak interpedikuler meningkat dari 1 ke ). 9ada radiogra(ik 

lateral, korpus vertebra 1 sering sedikit terjepit di anterior karena kondensasi endplates.

9embengkakan jaringan lunak dapat menunjukkan (raktur, bakan jika (raktur tidak dapat

langsung divisualisasikan. !truktur yang terbaik tampak pada radiogra(ik oblik.$,),#

raktur burst , yang merupakan sala satu cedera serius pada vertebra lumbal, umumnya

muda terdeteksi pada radiogra(ik "9 lumbal. 9ada radiogra(ik   lateral, kriteria ketidakstabilan

adala tinggi korpus vertebra berkurang lebi dari )+, angulasi torakolumbal  junction  lebi

dari 2+Q, terdapat cedera neurologik , dan penyempitan kanal lebi dari 3+, seperti tampak pada

<ambar 3.3, 3.$ dan 3.). 2,3

Page 19: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 19/116

0

<ambar 3.3, 3.$ dan 3.) raktur Burst 

!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13

=ntervensi beda secara dini diindikasikan untuk cedera seperti ini, seingga kompresi

tambaan pada (raktur dan cedera neurologik yang lebi berat dapat diindari. Bertebratorakolumbalis junction yang normal memiliki sudut +Q antara T12 dan 1.2,3,#

6adiogra(ik oblik vertebra lumbal berguna untuk mengevaluasi spondilolisis dari pars

interartikularis. ;ang dimaksud dengan Scottie dog configuration menunjukkan terdapatnya

kelainan di leer dengan dog-shaped configuration pada pasien dengan spondilolisis.2,3

9ada pasien yang tela menjalani operasi vertebra, radiogra(ik merupakan modalitas yang

 paling umum digunakan untuk pencitraan pascaoperasi. 9emeriksaan 0T-scan dan >6= mungkin

 berguna pascaoperasi, tetapi perangkat logam yang digunakan  pada tulang pascaoperasi dapat

menyebabkan timbulnya arte(ak.%,8

Computed Tomography*+T,scan-

9otongan 0T-scan aksial merupakan teknik yang paling sensiti(  untuk mendiagnosis

(raktur lumbal. 0T-scan vertebra lumbal sangat penting karena dapat mengasilkan gambar 

Page 20: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 20/116

dengan resolusi tinggi, bakan selama evaluasi multisistem pada kasus trauma.  Ale karena

tingginya insidensi trauma multipel, 0T-scan abdomen, pelvis, dan vertebra lumbal dianjurkan

 pada trauma tumpul. uka traumatik vertebra lumbal ditampilkan pada <ambar 3.#, 3.%, 3.8,

dan 3.*.2,*

Gambar ./01./21./3 dan ./4 Gambaran +T,scanTrauma Vertebra Lumbal

!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13

Computed tomography  lebi baik dalam  mengidenti(ikasi trauma vertebra lumbal

dibandingkan dengan radiogra(ik konvensional. /amun demikian, sebagian besar (raktur tampak 

 jelas pada radiogra(ik polos, misalnya (raktur prosesus spinosus, (raktur prosesus transversus.1+,11

Page 21: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 21/116

&engan diperkenalkannya 0T-scan, evaluasi yang cermat dari vertebra lumbal dapat dilakukan

 pada semua pasien tanpa melalui pemeriksaan kusus pada daera lumbal.

Computed tomography  vertebra sangat e(ekti( dan akurat dalam mendiagnosis (raktur 

karena tidak ada struktur yang tumpang tindi, dan dapat dimodi(ikasi dengan kontras. Tingkat

kepercayaan untuk diagnosis (raktur vertebra lumbal dengan 0T-scan aksial lebi dari *8.3,*

9ada sejumla besar pasien trauma vertebra yang dievaluasi dengan 0T-scan, kadang

didapatkan temuan insidentil penyakit yang berat,seperti neoplasma otak, paru, ati, ginjal dan

kanker payudara. 5ntuk perawatan jangka panjang dan pertimbangan medikolegal, pasien perlu

diberitau tentang temuan insidental ini karena dibutukan evaluasi lebi lanjut .),*

 Magnetic Resonance Imaging  *MRI-

9eran >6= pada trauma vertebra akut adala untuk mengevaluasi gejala-gejala neurologik dan

dugaan terdapatnya ligament disruption.  Magnetic resonance imaging dapat langsung

memvisualisasikan medula spinalis, yang memungkinkan dilakukan penilaian adanya kompresi

sumsum tulang belakang, memar, dan perdaraan. 9ada kasus mielopatiakut traumatik, lesi

seperti ematoma epidural, prolaps diskus akut, dangangguan ligamen dapat ditunjukkan dan ini

merupakan suatu keunggulan dari >6=.Iasil pemeriksaan >6= iniberman(aat dalam melakukan

koreksi pembedaan dan menyelamatkan (ungsi neurologik .1

9emeriksaan >6= medula spinalis merupakan sarana yang sangat e(ekti( untuk 

mendeteksi dan mengevaluasi trauma vertebra lumbal. <ambar diperole dalam beberapa

 proyeksi dengan menggunakan >6= 1,)T.1$ Tampilan >6= trauma vertebra lumbal tampak pada

<ambar 3.1+ dan 3.11.3,8

9emeriksaan >6= vertebra lumbal dapat menunjukkan (raktur vertebra, dan sebagian

 besar kelainan kesegarisan alignment 4. 9ola cedera sama dengan yang ditunjukkan pada

radiogra(ik polos.  Magnetic resonance imaging  lebi unggul dibandingkan dengan radiogra(ik 

 polos dan 0T-scan untuk mendeteksi cedera jaringan lunak pada ligamen, kapsul segidan ruang

 prevertebral.  Magnetic resonance imaging  juga unggul untuk mendeteksi perdaraan epidural

 pada kasus cedera vertebra. /amun demikian, ole karena resolusi >6= jau lebi kecil

dibandingkan dengan 0T-scan pada (raktur vertebra, maka >6= menjadi metode sekunder untuk 

mengevaluasi (raktur vertebra.

Page 22: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 22/116

Gambar ./56 dan ./55 Gambaran MRI TraumaVertebra Lumbal

!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13

9ada dasarnya T2 >6= tulang belakang menunjukkan (raktur kompresi dengan

menunjukkan tulang kortikal gelap itam4 dan cairan serebrovertebra dan edema sumsum tulang

 belakang sebagai terang puti4. !ubakut perdaraan di tulang belakang atau dalam ruang

epidural dapat diliat sebagai daera kerentanan intensitas sinyal ilang.>6= lebi unggul 0T

dalam identi(ikasi tanda-tanda tidak langsung pata tulang, seperti edema paravertebra atau

 perdaraan, perdaraan epidural, dan keseleo ligamen paravertebra dan intravertebra.

9emeriksaan >6= vertebra berman(aat dalam memprediksi perkembangan Schmorl node  dan

(raktur kompresi vertebral endplates.3,8,*,11

!pektroskopi >6 menunjukkan (raksi lemak meningkat pada tulang vertebra abnormal

lema. Temuan >6= kelemaan tulang lebi sering terjadi pada pasien yang lebi tua dengan

(raksi lemak abnormal tinggi daripada orang lain. &alam sebua studi ole Ianson et al, >6=

keseluruan tulang berasil menentukan jumla lumbar pada %)+ orang dari %#2pasien rawat

 jalan *84.

Page 23: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 23/116

&a(tar 9ustaka

1 9ramit >. 9al, >''!, and :ames 0. "nderson, >&. =maging in Bertebra Trauma. 0ited in

http://www.med.uottawa.ca

2 'arrett TC !>, ou 0, 0ol(aJ :&, 6uss !, 0onatser 9, et al. 9revalence o( incidental

(indings in trauma patients detected by computed tomograpy imaging. "m : merg >ed.

2++*.

3 < >a??ioti '", 9orcelli T. Bertebral (ractures in patients wit acromegalyD a 3-year 

 prospective study. : 0lin ndocrinol >etab. 2+13D3$+2-1+.

$ "tanasakopoulus > >", Trianta(yllopoulos. 9osterior vertebra (usion using pedicle screws.

Artopedics. 2+13.

) >andel ! !:, 9eterson . " retrospective analysis o( vertebral body (ractures (ollowing

epidural steroid injections. : 'one :oint !urg "m. 2+13D*#1-$.

# 6us : &, "stur /, 0reek ", &awkins 6, ;ounas !, et al. "ssociated injuries in cildren

and adolescents wit vertebra trauma. : 9ediatr Artop. 2+13.

% 0eng > C:, eng , u 6, ;u ;, i 0, et al. . 9edicle screw (iJation (or traumatic

(ractures o( te toracic and lumbar spine. 0ocrane &atabase !yst 6ev. 2+13.

8 Ianson I >6, 0ang &!, 9erkins T<, 'oni(ield &6, Tandy 6&, et al. !agittal wole-

spine magnetic resonance imaging in %)+ consecutive outpatientsD accurate determination o( 

te number o( lumbar vertebral bodies. : /eurosurg !pine. 2+1+D$%-)).* " <. 0omputed tomograpic screening (or toracic and lumbar (racturesD is spine

re(ormatting necessaryG "m : merg >ed. 2+1+.

1+ "bdelraman I !", !awky ". =n(ection a(ter vertebroplasty or kypoplasty. " series o( 

nine cases and review o( literature. !pine :. 2+13.

11 &ai ; &C, Cang O;, :iang !, :iang !&, Ou I. "ssessment o( ligamentous injury in

 patients wit toracolumbar burst (ractures using >6=. : Trauma. 2++*D1#1+-).

Page 24: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 24/116

BAB IV

PE&ATALAKSA&AA& PRE-HOSPITAL TRAUMA VERTEBRA

9engetauan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan 934 perlu dipaami ole

masyarakat karena kita tidak perna tau kapan terjadinya keadaan gawat darurat yang

mengancam jiwa dan tanpa keadiran tim medis di lokasi kejadian.&alam menolong

korbanNpenderita kecelakaan atau kondisi gawat darurat, arus diperatikan kaida R golden

hour S, mengingat setiap detik amat berarti dalam menyelamatkan jiwa korban. 9enderita yang

terluka para pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas atau musiba lainnya memerlukan penilaian

yang cepat dan pengelolaan yang tepat. 9enderita yang terluka akibat kecelakaan termasuk 

kecelakaan kerja4 dan sebagainya dapat mengalami berbagai jenis trauma. Trauma adala cedera

atau kerusakan sala satu atau  beberapa organ tubu yang dapat mengakibatkan  keilangan

(ungsi organ yang rusak tersebut.1,2

9enanganan penderita pada taap awal atau persiapan sebelum dirujuk ke ruma sakit

terdekat terdiri atas dua (ase, yaituD

-  Pre-hospital   sebelum ke ruma sakit4, dapat dilakukan ole tim  safety di unit kerja yang

 bekerja sama dengan tim medis,-  In-hospital  (ase di ruma sakit4, dilakukan persiapan untuk menerima penderita seingga

dapat segera dilakukan resusitasi.3

;ang perlu dipaami ole masyarakat non-medis adala (ase pre-hospital . 9ada (ase pre-

hospital, diperlukan koordinasi yang baik antara dokter di ruma sakit dengan petugas lapangan

di tempat kejadian tim  safety4. !ebaiknya ruma sakit terdekat tela diberitau sebelum

 penderita dibawa ke ruma sakit. 9emberitauan ini memungkinkan piak ruma sakit

mempersiapkan tim kusus untuk menangani penderita dengan cepat dan tepat.$

>etode sederana yang perlu dilakukan  untuk menolong penderita adala dengan

memeriksa keadaan vital penderita secara umum. 9eriksala kesadaran, denyut nadi, pupil mata

dan suu tubu penderita. !etela itu dilakukan  primary survey, sedangkan secondary survey

anya dapat dilakukan ole tim medis.  Primary survey  dilakukan dengan urutan ",',0,&,

sebelum dilakukan resusitasiD

Page 25: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 25/116

" D airway  jalan napas4

' D breathing  pernapasan4

0 D circulation sirkulasi dara4

& D disability ketidakmampuan penderita, diliat dari status neurologikNkesadaran4

D eposureNenvironmental control  evaluasi penderita43,)

5ntuk taap "'0 dapat dilakukan ole masyarakat umum, sedangkan taap & dan

dilakukan ole tim medis.Taap "'0 merupakan langka awal yang perlu dilakukan pada saat

terjadi trauma, sebelum dilakukan resusitasi jantung paru 6:94.  3,#

". !irway

:alan napas penderita arus terbuka dan lancar untuk mempermuda pemulian pernapasan.

Iarus dipastikan jalan napas benar-benar lancar. 9enyebab kematianutama pada kasus trauma

adala gangguan airway, yaitu ketidakmampuan untuk mengantarkan dara yang teroksigenasi

ke otak dan struktur vital lainnya. "pabila penderita tidak sadar atau munta, kemungkinan besar 

airway-nya mengalami gangguan berat, segera ubungi dokter. 9engelolaan sederana untuk 

mempertaankan airway  penderita adala dengan metode chin lift   dan  jaw thrust . angka-

langka mempertaankan airway penderita adala sebagai berikutD%,8

1 9enderita ditelentangkan di tempat yang datar. "pabila masi bayi, tangan kita dapat

digunakan sebagai alas,

2 !egera bersikan mulut penderita dan jalan napasnya dengan menggunakan jari,

3 'ebaskan jalan napas dengan menggunakan metode chin lift  atau jaw thrust  sebagai berikutD

a Chin lift D jari-jemari pada sala satu tangan diletakkan di bawa raang penderita,

kemudian secara ati-ati dan perlaan, dagu penderita diangkat. !ementara ibu jari

 penolong dengan menggunakan tangan yang sama4 menekan secara ringan bibir bawa

 penderita untuk membuka mulutnya. 9astikan saat melakukan ini tidak terdapat

ketegangan pada leer penderita. b  "aw thrust D tangan si penolong memegang sudut raang bawa kiri dan kanan penderita,

kemudian raang bawanya di dorong ke depan.

$ "pabila penderita bayi atau anak-anak, cukup dongakkan sedikit saja kepalanya agar jalan

napasnya tidak tertutup.

Page 26: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 26/116

=ntubasi untuk membebaskan jalan napaspaling baik dilakukandengan

menggunakanimobilisasiin-linemanual untuk mengindari(leksileer. =ntubasi(iberoptikjuga

dapat mengurangimanipulasivertebra. !tatus neurologikpasienserta(ungsi paruarus dinilaidan

dicatat, terutama pasiendengantetraparese.*,1+.

'. Breathing

angka ini dilakukan setela  jalan napas airway4 dipastikan baik. 9erlu dipastikan apaka

 penderita dapat bernapas dengan baik. Ial ini dapat dilakukan melalui loo#  meliat4 dan listen

mendengarkan4. &engan meliat, kita dapat menilai apaka  dada penderita bergerak untuk 

 bernapas, sedangkan untuk mendengarkan suara napas, di perlukan bantuan dokter dengan

 penilaian melalui stetoskopnya. "pabila tidak ada dokter di sekitar lokasi kejadian, dan penderita

dipastikan belum dapat bernapas, berila pernapasan buatan. 9ernapasan buatan dilakukan

dengan menutup lubang idung penderita, dan mulut  penolong ditempelkan pada mulut

 penderita, lalu penolong mengembuskan napasnya sebanyak dua kali. !etiap kali selesai

mengembuskan  napas, penolong mengambil napas panjang kembali. "pabila terliat dada

 penderita tela mengembangNbergerak, berarti pernapasan penderita tela puli.1,*,1+

9ada penderita yang tidak dapat bernapas akibat tenggelam, penderita terlebi daulu

diletakkan dalam posisi tengkurap dan wajanya mengadap ke samping. osongkan dulu air 

yang tertelan pada penderita dengan meletakkan telapak tangan penolong di perut penderita, lalu

 penderita diangkat. !etela dipastikan air tela keluar, penderita diletakkan dalam posisi

telentang dan dilakukan pernapasan buatan.1

0. Circulation

9astikan sirkulasi dara penderita dengan menilai kesadaran, meliat warna kulit  dan meraba

denyut nadi. 5ntuk melakukan pertolongan sirkulasi dara dan resusitasi jantung-paru,

diperlukan keterampilan kusus. 9etugas lapangan tim  safety4 yang bertugas sebagai tim

 penanganan gawat darurat perlu diberikan pelatian teori dan praktik4 dari tim medis untuk 

melakukan resusitasi jantung-paru.1

!yok ipovolemik dan neurogenik dapat terjadi pada trauma sumsum tulang belakang.

9enyebab ipotensi arus ditentukan dan segera diterapi. Iipotensi arus dianggap sebagai tanda

 perdaraan perut, cedera aorta atau jantung, keilangan dara eksternal, atau cedera okultisme,

Page 27: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 27/116

sebelum dipertimbangkan terdapatnya syok neurogenik. Terlepas dari apapun penyebabnya, syok 

arus ditangani secara agresi( untuk mencega cedera iskemik berlanjut ke sumsum tulang

 belakang. 9engobatan terdiri atas administrasi cairan dan vasopresor untuk mempertaankan

tekanan dara sistemik sekitar *+ mmIg. 9asien dievaluasi secara kontinyu di instalasi gawat

darurat. Tindakan resusitasi dilanjutkan dan dimodi(ikasi sesuai kebutuan penderita.1,2

&iperkirakansekitar 3−2) cedera vertebra merupakan trauma

iatrogenic,selaintraumaasal, baik selama (ase merujuk transportasi4 atauketika dilakukan

resusitasiawal. !etela kondisi penderita stabil di lokasi kejadian, leer arus diimobilisasi

dengan collar nec#  pada setiap pasien yangtidak sadarataudicurigai terdapat cederasumsum

tulang belakang. Scoop stretcher ataupapandengantaliarus digunakanuntuk log-rolling . 9asien

arus tetapberada di ataspapansampaidievaluasidi instalasi gawat darurat. Transportasike ruma

sakit de(initi( arus segera dilakukan  karena penundaanmengakibatkan asil yang lebi buruk,

rawat inap lebi lama, danbiaya yang lebi tinggi.1,3,)

9emeriksaan korban trauma vertebra arus dilakukan dalam posisi netral

tanpamelakukan (leksi, ekstensi dan rotasi pada vertebra4.9asien anya bole dibalik atau

dimiringkan dengan cara log-rolling$ Iarus dilakukan imobilisasi sebaik-baiknya dengan cara

in-line immobili%ation, memasang  stiff cervical collar  dan bantal pasir diletakkan di kiri-kanan

kepala penderita.Transportasi penderita dilakukan dalam posisi netral.

"pabila terdapat trauma vertebra yang mungkin disertai kerusakan sumsum tulang

 belakang, periksalaD

• "paka terdapat nyeri tekanG

• "paka terdapat de(ormitas dan tanda &step-off' posteriorG

• "paka terdapat pembengkakanG

Tanda klinis yang menyertai kerusakan akibat trauma vertebra servikal adalaD

• esulitan bernapas pola napas dia(ragma, pola napas paradoksal4,

• elumpuan otot dan ilangnya re(leks periksa s(inkter ani4,

• Iipotensi dengan bradikardia.

Page 28: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 28/116

:ika tersedia alat rontgen, maka perlu dilakukan (oto vertebra servikal pada posisi antero-

 posterior "94 dan posisi lateral yang menampakkan sendi atlas-aksis dan tuju ruas vertebra

servikal.11,12

Im#bilisasi Le7er1 Vertebradan (ra%tur

9asien dengan trauma tumpul yang luas arus didugamengalami trauma medula spinalis,

dan pencegaan trauma lebi lanjut arus dilakukan dengan imobilisasi vertebra. =denti(ikasi  dan

 pembidaian (raktur dan imobilisasi semua bagian yang cedera sebelum dirujuk sangat

 pentingpada pertolongan pertama. 9enanganan yang tidak tepat pada pasien cedera dapat

memperburuk cederanyaatau menimbulkan syok.akukan pembidaian ditempat, sedikit

 pengecualian ketika arus memindakan pasien dari baaya api, ledakan, gas beracun dan lain-

lain. =mobilisasi arus dikerjakan dengan segera dan dirujuk ke ruma sakit terdekat.)

Page 29: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 29/116

Da$tar Pusta%a

1. &oerty <>. 0urrent &iagnosis Treatment !urgery. 13 ed. 13, editor. 5nited !tatesD

ange >edical 9ublications7 2+1+.

2. &avis &9 I&, Acs >, et al. Te e((ect o( paramedic rapid seMuence intubation on

outcome in patients wit severe traumatic brain injury. : Trauma 2++37)$34D$$$E$)3.

Te e((ect o( paramedic rapid seMuence intubation on outcome in patients wit severe

traumatic brain injury. : Trauma. 2++37)$D$$$-)3.

3. !tudent "0. "dvanced Trauma i(e !upport. % ed. 0icago2++$.

$. 0an 9&. 9ediatrics. 5!"2++%.

). 6> &. 9reosp merg 0are 1***. =ndications (or preospital vertebra

immobili?ation1***. p. 2)1-3.

#. ?ekiel >6. Iandbook o( "nestesiology2++8.

%. o(tus 0>. /eurosurgical mergencies. /ew ;orkD Tieme7 2++8.

8. !iddiMi :. /eurosurgical =ntensive 0are. 5!"D Tieme7 2++8.

*. 'ond 6: :, 9resaw 6>. ield trauma triageD 0ombining mecanism o( injury wit te

 preospital indeJ (or an improved trauma triage tool. : Trauma. 1**%D283-%.

1+. Iopson 6 I, &elgado :, et al. <uidelines (or witolding or termination o( 

resuscitation in preospital traumatic cardiopulmonary arrestD " joint position paper (rom

te /ational "ssociation o( >! 9ysicians !tandards and 0linical 9ractice 0ommittee

and te "merican 0ollege o( !urgeons 0ommittee on Trauma. 9reosp merg 0are

Page 30: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 30/116

2++37%14D1$1E1$#. 9reosp merg 0are <uidelines (or witolding or termination o( 

resuscitation in preospital traumatic cardiopulmonary arrest2++3. p. 1$1-#.

11. Cilson !. 0urrent 0linical !trategies !urgery. 5!". 2++#.

12. Cilson C0. Trauma mergency 6esuscitation 9erioperative "nestesia !urgical

>anagement. 5!". 2++%.

BAB V

PE&ATALAKSA&AA& OPERATI(

TRAUMA VERTEBRA SERVIKAL

Penda7uluan

raktur vertebra servikal mencakup 2+−3+ dari seluru kasus (raktur vertebra,

sedangkan cedera medula spinalis servikal mencakup )+ dari selurukasus cedera medula

spinalis.=nsidensi cederamedula spinalis servikal dilaporkan sebesar $−8 yang terjadi

 bersamaan dengan cedera kepala. Tingkat keparaan cedera kepala dilaporkan memiliki korelasi

 positi( dengan cedera servikal.1

0edera servikal terjadi pada level yang berbeda-beda sesuai kelompok usia. !ecara

umum,insidensi cedera servikal sebesar %) terjadi dibawa level 0$, namun pada usia dibawa

8 taun terjadi pada level 03 keatas. 0edera servikal atas bersi(at (atal, dimana atlanto-occipital 

dislocation  "A&4 diubungkan dengan mortalitas sebesar %+−1++. 9erbedaan anatomi

servikal anak dan dewasa merupakan penyebab utama perbedaan pola cedera.1

Page 31: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 31/116

Gambar 8/5 (ra%tur Disl#%asi dan S"#ndil#listesis Vertebra +9 dan +8

Sumber: la"#ran )aa beda7 sara$ (K Un"ad,RS/Dr/ !asan Sadi%in ta7un ;65.

Stabilisasi Pembeda7an

9enanganan beda pada konteks (raktur dislokasi vertebra servikal masi merupakan isu

kontroversial. 9asien yang menunjukkan de(isit neurologikkomplet setela beberapa jam atau

lebi pascacedera memiliki peluang yang kecil untuk puli. Iampir semua ali sependapat

 bawa intervensi pembedaan adala bagi pasien yang tidak stabil dan secara progresi( 

menunjukkan de(isit neurologik. 9ada pasien yang stabil, pemilian waktu yang tepat untuk 

dilakukan dekompresi tidak jelas. "lasan perlu dilakukannya dekompresi dini adala untuk 

meminimalisasi cedera sekunder dengan meningkatkan per(usi, mengurangi distorsi anatomis,

dan mengembalikan sirkulasi cairan serebrovertebra yang optimal. /amun beberapa ali yang

tidak setuju dengan dekompresi dini mengajukan argumentasi bawa medula spinalis yang

mengalami cedera lebi rentan teradap manipulasi dan perubaan emodinamik yang dapat

terjadi pada intervensi pembedaan, dan risiko  pembedaan merupakan morbiditas yang

 potensial.1,2

Lamin#t#mi Servi%al1 Lamine%t#mi1 Lamin#"lasti1 dan (#ramin#t#mi

Terdapat beberapa prosedur yang memungkinkan adanya akses teradap kanalis spinalis

atau (oramen neural.!etiap prosedur memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing.

9endekatandorsal  memiliki 3 keuntungan,yaituD 14 usaa minimal dalam mengekspos atau

mendekompresi pada level yang multipel, 24 seringkali stabilitas setela dilakukan pendekatan

dorsal tidak memerlukan tambaan instrumentasi dan atau (usi, seingga menurunkan kebutuan

teradap imobilisasi dan kerusakan daera donor, 34 prosedur ini tidak membuat pergerakan

Page 32: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 32/116

antar segmen menjadi kaku, seingga tidak mempercepat degenerasi spondilotik pada level yang

terlibat.

'eberapa de(ormitas vertebra berat dapat terjadi apabila tidak terdapat pertimbangan

yang adekuat dari stabilitas vertebra secara keseluruan, terutama pada pasien muda dan pasien

yang tela menjalani laminektomi pada beberapa level. 9asien dengan perubaan degenerati( 

yang ekstensi( memiliki mobilitas vertebra yang terbatas, dan perubaan tersebut dapat

memberikan e(ek stabilisasi tambaan. 9ada pasien dengan kelainan neurologik seperti

neoplasma atau syrin seringkali terjadi de(ormitas pada vertebra. Ial ini mungkin disebabkan

ole kelainan tonus otot yang diakibatkan ole gangguan input neurologik serta gangguan pada

tulang yang diakibatkan ole pembedaan. 9enggantian pada struktur di daera dorsal

diarapkan dapat mencega terjadinya de(ormitas pada beberapa kasus.

9ada beberapa kasus yang lain, (usi dorsal yang lebi luas diperlukan, dengan atau tanpa

instrumentasi. &alam rangka meminimalisasi instabilitas dan biomekanika yang abnormal, tela

dikembangkan berbagai macam modi(ikasi laminektomi. Iemilaminektomi parsial, dengan atau

tanpa (oraminotomi, tela menjadi pendekatan dorsolateral standar untuk diskus pada regio

servikal dan lumbal. 9endekatan lebi lateral dapat dilakukan dengan cara transpendikular atau

transversektomi, seringkali lebi menguntungkan untuk kelainan pada diskus di daera toraks

lateral ole karena sempitnya daera kanalis spinalis. Teknik laminektomi standar tidak 

disarankan untuk tindakan pada diskus di daera toraks. &e(ek sentral dengan dasar yang luas,

terutama yang berekstensi sampai parenkim medula spinalis atau diasosiasikan dengan ki(osis,

disarankan untuk dilakukan tindakan dengan pendekatan yang lebi ventral.

Lamine%t#mi Multilevel

Tidak terdapat ubungan yang jelas antara insidensi de(ormitas, jumla lamina yang

dibuang dan kondisi neurologikpascalaminektomi. 9enelitian lebi lanjut menunjukkan bawa

 perlu dilakukan pengamatan lebi lanjut pada pasien, terutama yang berusia muda, yang

menjalani laminektomi lumbal yang dikombinasikan dengan (asetektomi total unilateral.$,)

Lamin#"lasti

&alam rangka menjaga integritas dorsal dari vertebra, tela diajukan beberapa tambaan

dan modi(ikasi laminoplasti. 'erbagai variasi dari laminoplasti dengan pengembalian lamina

 pada lokasi awal tela dikembangkan. 'eberapa penulis menyarankan tindakan pengangkatan

Page 33: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 33/116

total bilateral dari lamina. 9enulis lain menyarankan modi(ikasi dari teknik tersebut berupa open

door laminoplasty yang tela dideskripsikan ole Iirabayasi. Teknik open door laminoplasty

saat ini digunakan untuk menangani mielopati spondilotik servikalis. 6ekonstruksi dari kanalis

spinalis dapat memberikan beberapa keuntungan teradap (ungsi medula spinalis dengan

membentuk lingkungan yang lebi alamia. (ek  scarring   dari otot pada duramater 

dibandingkan dengan struktur normal tulang belakang akan secara negati( berpengaru teradap

aspek mekanisvertebra. 9ada beberapa kasus, al tersebut dapat menimbulkan nyeri

 pascalaminektomi yang lebi kuat. 9erlu juga diperatikan bawa tindakan laminoplasti

sebaiknya tidak   mengganggu dekompresi ataupun meningkatkan risiko operasi karena

instabilitas maupun perkembangan de(ormitas jarang ditemukan, terutama apabila dilakukan

 pada pasien yang tidak memiliki riwayat instabilitas. $,)

Te%ni% Pembeda7an

P#sisi dan M#nit#rin Intra#"erati$ 

ebanyakan ali beda lebi menyukai  posisi prone untuk pendekatan dorsal dari

vertebra. Calaupun demikian, beberapa ali beda lainnya lebi menyarankan posisi duduk 

dalam tindakan yang melibatkan level servikal dan torakal atas. Ial ini terutama lebi

ditekankan pada tindakan yang tidak memerlukan instrumentasi dan (usi. 9ermasalaan yang

 berkaitan dengan emboli udara pada posisi duduk amat jarang, walaupun monitoring ketat dapat

mendeteksi adanya udara yang memasuki sistem vena pada sekitar % tindakan laminektomi

 pada posisi duduk. Calau demikian, insidensi emboli udara yang signi(ikan dapat dijumpai pada

 prosedur yang melibatkan level servikal tinggi, misalnya prosedur pada daera (oramen

magnum. 9rosedur monitoring rutin yang digunakan adala doppler prekordial dan pengukuran

end-epired C() and nitrogen  dengan mass spectrometer . kokardiogra(i eso(agusdapat

digunakan apabila risiko dinilai lebi besar. "pabila pasien berada dalam posisi duduk, kateter 

vena biasanya digunakan dengan ujung pada atrium kanan, seingga udara yang memasuki

sistem vena dapat diaspirasi.

9erlu ditekankan bawa emboli udara dapat terjadi apabila dilakukan tindakan operasi di

mana terdapat vena yang terbuka pada lapang operasi dengan ketinggian beberapa sentimeter di

atas jantung. 9ada kasus seperti itu, perlu dilakukan monitoring dan terapi pencegaan yang

tepat. "pabila pasien berada dalam posisi prone, seringkali operator tergoda untuk melakukan

Page 34: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 34/116

(leksi pada leer untuk memperole lapang pandang yang lebi baik daera (oramen magnum.

Ial ini perlu diindari, baik pada pasien dengan posisi prone ataupun duduk, terutama apabila

didapatkan adanya instabilitas dari servikal atas. $,)

Insisi dan E%s"#sVertebra

!etela pasien diposisikan, dibersikan, dan dilakukan drapping , dilakukan insisi kulit

vertikal untuk mengekspos elemen dorsal yang dibutukan dalam prosedur. &iseksi yang tidak 

 perlu tidak anya menyebabkan ketidaknyamanan pascaoperasi, namun juga dapat

mengakibatkan kerusakan (aset, timbulnya jaringan parutdan kerusakan jaringan lunak seingga

mengakibatkan morbiditas. 9ada anak, ekspos lamina dapat mengakibatkan (usi elemen dorsal

spontan yang tidak diinginkan. &engan ekspos yang minimal, radiogra(ik umumnya dibutukan

untuk mengidenti(ikasi dan mengkon(irmasi level yang diperlukan. &iseksi subperiosteal

kemudian dilakukan untuk membebaskan otot dan jaringan lunak dari prosesus spinosus dan

lamina. $,)

De%#m"resi Duramater

'anyak pernyataan dogmatis tela dibuat mengenai teknik yang digunakan untuk 

mengangkat lamina. Cajar apabila dikatakan bawa teknikapapun yang digunakan, perlu

diperatikan agar tidak terjadi kompresi pada duramater   atau elemen sara( yang berada di

 bawanya. 'anyak ali beda vertebra yang menggunakan bor berkecepatan tinggi untuk 

menipiskan lamina seingga dapat dipisakan dari duramater  dengan menggunakan kuret atau

rongeur errison bersudut kecil. Calau demikian, rongeur bersudut kecil sekalipun sulit

diletakkan di antara duramater  dan lamina apabila kanalis spinalis cukup sempit.

Calaupun banyak yang menulis tentang tidak sesuainya penggunaan rongeur "dson atau

eksell untuk mengangkat lamina, alat tersebut dapat digunakan dengan aman apabila tidak 

digunakan dibawa lamina. "pabila digunakan untuk menipiskan lamina dan tidak meletakkan

moncong alat di bawa lamina <ambar ).24, lamina dapat ditipiskan dengan e(isien dan pada

 beberapa kasus dapat diangkat tanpa memindakan atau menekan jaringan di bawanya. 9enting

untuk diingat bawa tulang arus diangkat sedemikian rupa seingga tidak menyebabkan

Page 35: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 35/116

kompresi yang signi(ikan pada duramater atau radiks di bawanya.

Gambar 8/;/ Te%ni% Lamine%t#mi

Sumberhttp://www.eastbayspine.com/laminectomy-procedures-spine-surgery-east-bay-area.html

Gambar 8/. dan 8/9 Te%ni% Penan%atan Liamen (lavum

Page 36: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 36/116

Sumberhttp://doctorstock.photoshelter.com/

'anyak teknik yang digunakan untuk mengangkat ligamen (lavum. Calau demikian,

metode yang paling umum adala untuk membuat insisi vertikal paralel dengan aksis

longitudinal dari kanalis spinalis, di mana lamina bertemu dengan prosesus spinosus. !etela

duramatertampak di bawa potongan ini, alat tumpul dapat diletakkan untuk memperbesar 

lubang seara dengan serabut. 5jung tumpul dari bayonet seringkali sulit untuk menembus

duramater, setipis apapun. !etela dilakukan insisi vertikal pada ligamen, errison atau kuret

dapat digunakan untuk memotong sisa dari ligamen karena menempel pada lamina di atas dan di

 bawanya <ambar ).3 dan ).$4. &engan menyertakan lebi kurang 1 mm tulang pada

 pengangkatan, ligamen dapat diangkat dari tulang dan memaksimalkan ekspos dari duramater.

!uda disampaikan sebelumnya bawa arus berati-ati agar tidak mengangkat tulang lebi

dari yang diperlukan. aminotomi atau ekspos yang terlalu kecil dapat mengakibatkan retraksiduramater atau radiks yang berlebian. $,)

De%#m"resi Radi%s

amino(orminotomi #eyhole untuk kompresi radiks servikal umumnya aman dan dapat

memberikan ekspos yang memuaskan. Teknik ini tidak menamba waktu operasi dan angka

morbiditas, serta mempertaankan struktur anatomi normal. Tindakan memperbesar (oramen

dapat dikerjakan tanpa merusak sendi (aset. &estruksi sendi (aset dapat mengakibatkan

 penurunan stabilitas. 6aynor menunjukkan bawa pengangkatan (aset bilateral lebi dari )+

akan secara signi(ikan mengurangi kekuatan dari vertebra servikal.!eluru bagian dari (oramen

dapat diperbesar secara aman menggunakan kuret atau bor dengan tetap melakukan preservasi

(aset lebi dari )+ dengan bekerja secara parallel dan di bawa radiks.!etela diperole

ruang,kemudian dilakukan pengangkatan batas (oramen yang terletak dorsal dari radiks <ambar 

).)4. $,)

Page 37: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 37/116

<ambar ).) &ekompresi 6adiks

!umber ttpDNNwww.neurologyindia.com

Pembeda7an "ada !erniasi Dis%us dan Sten#sis (#ramen

9ada kasus kelainan diskus servikal atau kompresi radiks servikal akibat stenosis

(oramen, dekompresi dimulai dengan emilaminektomi parsial di bagian atas dan bawa dari

daera yang dicurigai memiliki kelainan. &engan mengangkat batas in(erior dari lamina superior 

ke ara lateral dan ligamen (lavum, identi(ikasi dari batas duramater  lateral dan asal radiks dapat

dilakukan. "ksila kemudian dapat diekspos dengan muda. Calaupun ekspos terutama pada bagian in(erior, akan lebi baik apabila dapat mengekspos batas superior dari radiks untuk dapat

melakukan identi(ikasi sempurna dan memperole ruang untuk mobilisasi radiks secara minimal.

Ial ini diperlukan setela diskus yang terekstrusi diangkat. !eringkali terdapat ruang kecil

in(erior dari radiks. 6uang ini arus diperbesar dengan kuret atau bor berkecepatan tinggi. 9erlu

diingat untuk mengekspos aksila dari radiks, seingga radiks motorik tidak tertukar dengan

 bagian diskus yang terekstrusi. =denti(ikasi bagian atas dari pedikel cukup membantu untuk 

mengindari kerusakan radiks motorik.

kspos yang inadekuat dari aksila dapat menyebabkan operator secara tidak sengaja

memisakan radiks sensorik dan motorik karena menganggap radiks sebagai jaringan (ibrosa

atau bagian dari diskus. !etela mengidenti(ikasi aksila dan melakukan cukup (oraminotomi

seingga operator cukup yakin mengenai ara dari radiks, ook tumpul dapat digunakan untuk 

Page 38: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 38/116

mengangkat radiks yang bersangkutan seingga bagian bawanya dapat dieksplorasi untuk 

mencari keberadaan ekstrusi diskus.

"pabila didapatkan ekstrusi diskus, ligamen longitudinalis posterior 94 dapat diinsisi

dengan tekanan ringan di atas 9 dan menyebabkan (ragmen terdorong keluar di bawa radiks.

ragmen tersebut kemudian dapat dikeluarkan dengan menggunakan pinset. !etela

 pengangkatan (ragmen, seringkali terdapat ruang tambaan seingga (oramen dapat eksplorasi

dan diperbesar apabila diperlukan. "pabila anya terdapat batas tulang keras diatas radiks, tulang

tersebut tidak perlu diangkat karena seringkali anya dengan melakukan dekompresi radiks ke

ara dorsal di dalam (oramendapat meringankan gejala. /amun demikian, kadang perlu

dilakukan pengangkatan osteo(it lateral yang terletak ventral dari radiks apabila diliat menekan

radiks secara signi(ikan, walaupun tela dilakukan dekompresi dorsal. igamen longitudinalis

 posterior dibuka di bawa aksilla, dan dengan menggunakan 9 untuk melindungi radiks dan

duramater, bor berdiameter 2−3 mm dapat dimasukkan melalui rongga pada 9 seingga tulang

dan osteo(it dibawanya dapat dibuang. apisan tulang tipis yang tersisa dapat dipatakan untuk 

mendekompresi radiks servikal tanpa mengganggu retraksi radiks. adangkala sebagian kecil

(aset media arus diangkat untuk mendapatkan visualisasi yang baik dari (oramen, namun pada

umumnya (oramen dapat diperbesar dengan sendi (aset yang tetap intak.5paya ini dapat tercapai

dengan cara membatasi reseksi tulang pada bagian medial dari (aset.

!etela pengangkatan diskus servikal yang terekstrusi, tidak perlu dan tidak disarankan

untuk memasuki rongga diskus servikal untuk mengangkat material diskus yang berdegenerasi

lebi banyak karena tindakan tersebut dapat berbaaya. 5mumnya visualisasi ruang akan

membutukan retraksi radiks yang signi(ikan dan dapat mengakibatkan k erusakan pada radiks.

5ntungnya al tersebut tidak perlu dilakukan karena didukung ole (akta bawa angka rekurensi

ekstrusi diskus servikal tanpa memasuki rongga diskus adala kurang dari 1 pada banyak 

 penelitian. $,)

Lamin#"lasti

Ale karena insidensi kompresi medula spinalis sekunder teradap ossification of 

 posterior longitudinal ligament   A94 cukup tinggi, timbul inovasidalam mengembangkan

 prosedur dekompresi dan mempelajari e(ek biomekanika dari laminektomi, terutama pada

dekompresiekstensi( yang melibatkan beberapa level vertebra.  Terdapat beberapa laporan

Page 39: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 39/116

mengenai instabilitas pascalaminektomi, namun kasus tersebut umumnya terjadi pada anak dan

dewasa muda yang kelainan utamanya berupa keluan neurologik, atau berupa kelainan tulang

yang terlokalisir. >enurut pengalaman kami, laminektomi dekompresi standar, termasuk 

(asetektomi minimal pada pasien yang berusia lanjut dengan kelainan degenerati( iperostosis

 pada tulang, tidak secara signi(ikan mempengarui stabilitas. Ter kadang tindakan dekompresi

adekuat membutukan (asetektomi parsial dan al ini memiliki e(ek yang signi(ikan pada

stabilitas vertebra.

(ek biomekanika sebenarnya dari laminoplasti pada otot servikal belum perna diukur 

melalui simulasi komputer7 walaupun demikian usaa penilaian biomekanika dengan

menggunakan beban tela dilakukan. 'ukti empiris menyatakan bawa terdapat alasan yang kuat

secara anatomis mengenai perlekatan multisegmental dari otot dorsal yang mungkin terganggu

ole laminektomi.

aminoplasti merupakan prosedur dimana elemen tulang bagian dorsal digantikan setela

suatu proses dekompresi, prosedur ini memungkinkan otot dorsal yang sebelumnya dilepaskan,

disambungkan kembali secara segmental pada tulang. "pabila diperlukan, dapat dilakukan

(asetektomi pada satu atau kedua sisi dengan gangguan stabilitas yang minimal. 9ergerakan

servikal sedikit dipengarui ole laminoplasti, namun setela 2 taun akan tampak perbedaan

yang signi(ikan apabila dibandingkan dengan (usi ventral pada jumla level yang sama.

aminoplasti atau laminektomi paling baik digunakan pada keadaan lordotik. ebalikan

dari lordotik servikal ki(osis4 merupakan kontraindikasi pada prosedur dorsal karena medula

spinalis jarang bermigrasi keara dorsal pascadekompresi. 6adiogra(ik (leksi dan ekstensi dapat

membantu dalam evaluasi, kompresi ventral yang signi(ikan merupakan kontraindikasi relati( 

dekompresi dorsal, sedangkan pada kompresi dorsal disarankan untuk menggunakan dekompresi

dorsal. Calaupun banyak variasi laminoplasti yang tela dijelaskan, tidak terdapat perbedaan

yang signi(ikan pada asil akir. Tujuan dari tindakan laminoplasti adala untuk dekompresi

elemen sara( dan mempertaankan e(ek dekompresi tersebut. Teknik yang dijelaskan disini

relati( sederana dan bertujuan untuk mencapai al tersebut. 1,$,)

Te%ni% Lamin#"lasti

Teknik terdaulu yang digunakan untuk laminoplasti, saat ini jarang digunakan. Teknik 

tersebut meliputi diseksi otot dorsal pada garis tenga sampai bebas dari perlekatannya pada

Page 40: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 40/116

tulang, kemudian memotong lamina ingga bebas secara bilateral pada atau berdekatan dengan

sendi (aset. amina kemudian disambung kembali dengan menggunakan kawat. >etode ini

dinilai kasar dan sulit untuk mempertaankan ruang dekompresi ole karena perlekatan tidak 

mampu menyediakan (iksasi yang kuat. lemen tulang pada bagian dorsal seringkali terlepas dan

 jarang mengalami (usi ulang dengan elemen lateral.

&okter di :epang tela mengembangkan dan mempopulerkan teknik (pen door 

laminoplasty. !esuai namanya, teknik ini meniru pergerakan pintu. 9ada dasarnya terdapat dua

 jenis pintu7 pintu berdaun satu yang membuka dengan berpegang pada engsel, danjenis *rench

door  terdiri dari dua daun pintu yang terpisa ditenga dengan engsel masing-masing bagian

lateral dan terbuka dari ara tenga. Terdapat berbagai variasi dari  open door laminoplasty,

namun semuanya dapat digolongkan kedalam satu dari dua tipe diatas. $,)

Open Door Laminopasty

Teknik yang pertama kali dan paling banyak digunakan adala dari Iirabayasi yang

akan dijelaskan dibawa ini.

9rosedur dapat dikerjakan pada posisi prone atau duduk, bergantung pada pengalaman dan

 pre(erensi dari operator.!ecara teknis operasi, lebi muda dikerjakan pada posisi duduk karena

ekspos yang lebi baik, namun kemungkinan emboli udara membutukan ali anestesi yang

 berpengalaman dan monitoring yang ketat. 9erlu ditekankan bawa udara juga dapat memasuki

vena pada pasien dalam posisi prone apabila lapang pembedaan terletak diatas jantung. iksasi

kuat pada kepala disarankan pada posisi apapun. 9osisi yang optimal memerlukan sedikit (leksi

tanpa meningkatkan kompresi pada medula spinalis. !ecara umum disarankan untuk melakukan

dekompresi satu tingkat diatas dan dibawa daera stenosis, namun 02 dengan perlekatan otot

yang rumit sebaiknya ditinggalkan, kecuali perlu dilakukan dekompresi dilokasi tersebut.

=nsisi kulit midline  dibuat pada daera yang akan dilakukan dekompresi, insisi

diperpanjang sampai sedalam dorsal vertebra. 9erlu berati-ati untuk tidak merusak 

ligameninterspinosus dengan menggunakan kauter dan elevator tajam periosteal, perlekatan otot

 pada bagian dorsal tulang belakang dan lamina didiseksi secara subperiosteal, diseksi dilanjutkan

keara lateral sampai dengan batas (aset, namun tidak sampai merusak kapsul sendi, retraktor 

kemudian dipasang.

Page 41: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 41/116

(pen door laminoplasty memerlukan pelepasan sala satu sisi dari lamina dari (asetnya

dengan meninggalkan sisi yang lain. !isi engsel umumnya berlawanan dari sisi dengan gejala

radikuler yang dominan .

'or berkecepatan tinggi dengan mata bor kecil umumnya 2mm4 digunakan untuk 

membuat alur pada lamina yang akan dibuka secara bilateral."lur dibuat pada sambungan

lamina-(aset <ambar ).#4. "lur selebar beberapa milimeter dibuat sepanjang daera yang akan

didekompresi, alur tersebut dibuat bilateral dengan meninggalkan cukup tulang pada daera

engsel untuk memberikan sokongan, namun cukup tipis untuk dibengkokkan. 9ada sisi yang

 berlawanan, tulang ditipiskan dan direseksi dengan erisson. 5mumnya terdapat ekstensi dari

ligamen(lavum yang menjembatani rongga antara kedua sisi lamina. igamen ini arus diinsisi

dengan ati-ati, dan disarankan menggunakan perbesaran untuk mencega kerusakan pada

struktur dibawanya.

Gambar 8/0Open Door Laminopasty

!umberDttpDNNwww.neurologyindia.com

!aat ini pintu suda terbentuk. 9intu tersebut menempel pada satu sisi ole tulang yang

tela ditipiskan diantara lamina dan (aset lamina pada sisi kontralateral dan dapat dipisakan

dengan sempurna.

Page 42: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 42/116

9ada titik ini, (asetektomi parsial dan (oraminotomi untuk mendekompresi radiks dapat

dikerjakan, namun pada sisi engsel, tindakan ini dibatasi sedemikian rupa agar engsel tetap

terjaga. 9ada sisi yang bebas dekompresi dapat dilakukan lebi ekstensi(, walaupun

 pertimbangan biomekanika menyarankan untuk menjaga agar setidaknya duapertiga dari sendi

(aset tetap intak.

9intu kemudian siap dibuka untuk melakukan dekompresi dari medula spinalis, ocer 

atau klem dipasang pada prosesus spinosus yang intak, kemudian diangkat dan ditarik secara

ati-ati keara sisi engsel, apabila masi terdapat taanan perlu dilakukan penipisan lebi

lanjut.

!isi yang terbuka dapat diangkat menggunakan tulang yang terletak lateral dari alur 

sebagai tuasnya. Teknik ini arus dilakukan secara ati-ati untuk mencega kerusakan dari

 jaringan dibawanya. 9ada saat lamina diangkat secara perlaan dan ati-ati, jaringan lunak 

dibawanya akan terliat, jaringan lunak tersebut umumnya mengganggu pengangkatan pintu

dan arus dipotong secara ati-ati. 9intu lamina diangkat secukupnya agar operator dapat

meliat struktur yang terletak dibawanya. &uramater arus dibebaskan seingga dapat

 berekspansi dan bermigrasi keara dorsal secara bebas.

!etela pintu terbuka dan dekompresi tercapai, perlu dilakukan stabilisasi. Ial ini dicapai

dengan cara mengikatkan benang diantara lamina dan sendi (aset. :aringan (iksasi seringkali

tidak terlalu banyak, dan benang dapat tercabut seingga pintu dapat tertutup sebagian dan

menurunkan e(ek dekompresi. 9lat digunakan untuk mempertaankan elevasi lamina yang

diinginkan. 9emasangan 2 atau 3 plat dapat menstabilisasi dekompresi dan mencega lamina dari

 pergerakan. Atot kemudian dijaitkan pada prosesus spinosus lalu luka dijait <ambar ).% dan

).84. $,)

Page 43: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 43/116

Gambar 8/2 dan 8/3 L#%asi !iring  dan suturing  "ada Laminopasty!umberDttpDNNwww.neurologyindia.com

"rench Door Laminopasty

Bariasi frenchdoor laminoplasty memerlukan pemotongan lamina pada garis tenga,

sambungan lamina (aset ditipiskan secara bilateral namun tetap intak kedua emi lamina,

kemudian dibuka dan graft  diletakkan antara kedua tepi medial dari lamina yang terpisa.  )

Perbandinan Te%ni% 

Tidak terdapat perbedaaan pada asil kedua metode tersebut.(pendoor laminoplasty

memiliki keuntungan pada dekompresi lebi dari dua level, terutama pada pasien muda yang

rentan teradap perubaan degenerati( diatas dan dibawa daera (usi ventral. )

Sim"ulan

eamanan pendekatan dorsal teradap kanalis spinalis semakin meningkat denganmenggunakan teknik pembedaan yang sesuai, dan pengenalan pendekatan alternati( pada

kanalis spinalis. !ecara umum, seluru kelainan intraduramater lebi baik didekati dari dorsal

atau dorsolateral.

aminoplasti amat disarankan terutama untuk menangani kelainan jinak pada pasien

muda. 9ada pasien yang lebi tua, degenerasi ekstensi( membuat instabilitas atau de(ormitas

Page 44: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 44/116

yang progresi( tidak terlalu dipermasalakan. 6isiko adanya tindakan tambaan serta waktu

operasi perlu dipertimbangkan teradap keuntungan yang ingin dicapai.

ebi banyak tulang yang dibuang tidak selalu lebi baik. Tujuan dari prosedur dorsal

adala untuk mendapat visualisasi yang baik untuk dekompresi atau intervensi patologik, serta

untuk mencapai dan menjaga stabilitas. Calaupun demikian, terlalu sedikit membuang tulang

akan meningkatkan risiko laserasi duramater, kesulitan mengenali radiks, atau gagal meliat

adanya (ragmen bebas dari diskus atau kelainan lainnya. 9enambaan langka pada prosedur 

 pembedaan akan menamba risiko dan waktu pembedaan. Ial ini tidak diperbolekan kecuali

terdapat al yang diarapkan dari tindakan tersebut. Tujuan dari tindakan dekompresi pada

medula spinalis dan radiks servikal arus juga menyertakan upaya untuk menjaga stabilitas

vertebra tanpa mempercepat perubaan degenerati(. $,)

Page 45: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 45/116

<ambar ).* umpulan <ambar 9rosedur aminoplasti

!umberD laporan jaga beda sara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikin taun 2+13

Da$tar Pusta%a

1 Bollmer &<, icler >, :enkins " ===. "ssesment o( te cervical spine "(ter Trauma. =nD

Cinn I6, ed ;oumans /eurological !urgery Bol.3, # t  edition. 9iladelpia lsevier 

2+11.p.31##-318)

2 &ucker T'. Treatment o( vertebra cord injury. / ngl : >ed 1**+7 *#D28)-2*13 Baccaro, "leJander D 0ervical aminectomy 01 E 0% D !pine !urgery, Tricks o( te Trade,

Tieme, 2++3.

Page 46: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 46/116

$ bersold :. >icael., 6aynor '., 6icard.,0ervical laminotomy, laminectomy, laminoplasty,

and (oraminotomy., et 'en?el 0. dward >&., in !pine !urgery. 2nd ed..lsever, 2++). 38%-

3*34

) :.u :ames. >&., 0ervical aminectomyD tecniMue et /eurosurgery-online :ournal .,

volume #+., :anuary 2++%. Cinn, 6icard. +(M!S . eurological Surgery. levier-

!aunders. 2+11. 9iladelpia.

# 'aaj, "li ". t al. /andboo# of Spine Surgery. Tieme. 2+12. /ew ;ork-5!".% >asMuelet, "lain.  !n !01!S of Surgical !natomy. Taylor rancis. 2++). 5nited

ingdom.

8 <reenberg, >ark !. /andboo# of eurosurgery, 2 th edition. 2+1+. /ew ;ork.* = ni ti al c losed r educ ti on o ( cer vi ca l s pine ( ract ur e- di sl ocat ion i nj ur ie s.

 euros urgery . 2++27)+3 suppl4D!$$-)+.

1+ Ioldswort C. &iagnosis and t reatment o( ( ractures o( te spine.  Manit 

 Med 3ev . 1*#87$814D13-1).11 Iarms : , >elcer 69. 9osterior 01-02 (usion wit polyaJial screw and rod

(iJation. Spine . 2++172#224D2$#%-2$%1.

12 aporan :aga 'eda !ara( 5npad-6!. Iasan !adikin taun 2+13.

BAB VI

 PE&ATALAKSA&AA& OPERATI(

TRAUMA VERTEBRA TORAKOLUMBAL

Penda7uluan

Torakolumbal merupakan segmen vertebra yang paling sering mengalami (raktur . &ari

3.1$2 pasien (raktur vertebra traumatika, Cang et al., 2+12 melaporkan bawa sekitar )$,* di

antaranya mengalami (raktur torakolumbal. 0edera vertebra servikal lebi sering terjadi setela

Page 47: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 47/116

kecelakaan lalu lintas, sedangkan cedera vertebralumbal lebi sering terjadi setela

terjatu.9ada pasien dengan de(isit neurologik lengkap umumnya juga terdapat (raktur sternum,

al ini mungkin disebabkan diameter kanal yang lebi kecil jika dibandingkan dengan vertebra

servikalis atau torakolumbal. &iagnosis dini dan manajemen yang tepat dapat meningkatkan

asilterapi dan mengurangi risiko kecacatan.1

5mumnya( raktur torakolumbalis kompresiNwedgeNburst 4 dapat diobati secara konservati( 

dengan bracing ,  anya (raktur burst  berat yang memerlukan stabilisasi beda. &e(isit

neurologikmerupakan sala satu indikasi beda untuk dekompresi dan stabilisasi. =ndikasi umum

lainnya untuk stabilisasi beda (raktur burst   termasuk keilangan atau gangguan kompleks

ligamen posterior, yang dapat disimpulkan dari @2)⁰ki( osis pada radiogra(ik, atau visualisasi

langsung dari gangguan kompleks ligamen posterior pada pemeriksaan>6= T2-

weighted sagital.lasi(ikasi digunakan untuk menentukan apaka (raktur burst   akan gagal

dilakukan tindakan instrumentasi (iksasi  short-segment   dan memerlukan rekonstruksi kolom

anterior lebi lanjut.2

!etela masuk ruma sakit dan dilakukan stabilisasi klinis, pasien dengan potensi trauma

vertebra arus dilakukan pemeriksaan neurologik . 6adiogra(ik polos, meskipun berarga,

memiliki keterbatasan terkait visualisasi tiga dimensi 3&4, posisi pasien, abitus tubu, dan

anatomi tulang tumpang tindi di segmenvertebra tertentu, seperti torakal, servikotorakal, dan

atau kranioservikal junction. &alam konteks ini, 0T-scan tersedia di ampir semua pusat traumadan memberikan in(ormasi yang memadaiserta rinci tentang anatomi tulang serta

kesegarisanvertebra, lebi cepat dan lebi akurat dibandingkan dengan radiogra(ik polos.1

0edera tipe seat belt  dan pata tulang 0ance, di mana terdapatkeilangan integritas pada

kolom posterior,dapat dikelola secara konservati( , tetapi sering memerlukan instrumentasi

 posterior untuk mengembalikan ketegangan posterior. raktur rotasi merupakan pata tulang

yang paling tidak stabil dan memiliki risiko tertinggi menyebabkan cedera neurologik , ole

karena itu ampir selalu memerlukan stabilisasi beda. 0edera translasi berat sering

membutukan pendekatanpembedaangabungan anterior-posterior untuk mengembalikan

stabilitas vertebra.2

Page 48: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 48/116

<ambar #.1 raktur &islokasi Bertebra 1

!umber D laporan jaga 'eda !ara( 5npad-6!. &r. Iasan !adikintaun 2+13

okasi (raktur pada  vertebra torakolumbalmenentukan pendekatan  pembedaan  yang

akan dilakukan. uka neurologik vertebra torakal bagian atas T1−)4 sangat sulit untuk diobati,

selain itu sulit pula dilakukan stabilisasi beda karena visualisasi intraoperati( yang terbatas di

daera ini.  9endekatan pembedaan anterior di vertebra torakal bagian atas sangat sulit

dilakukan, sering membutukan langka-langka seperti sternotomi untuk mendapatkan lapang

 pandang yang memadai dari ventral vertebra. !elain itu,terbatasnya instrumentasi yang dirancang

kusus untuk mengatasi (raktur di daera ini.=nstrumentasi konstruksi posterior yang melintasi

servikotorakal junction juga terbatas.3

Page 49: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 49/116

Gambar 0/; Rad#ra$i% (ra%tur #urst  Vertebra L; Tan"a De$isit &eur#l#i% 

!umber D laporan jaga 'eda !ara( 5npad-6!.&r. Iasan !adikintaun 2+13

Gambar 0/. Instrumentasi Anteri#r dan E$p anda% e cages

!umberD ttp DNNwww.medicaleJpo.comNprodNdepuy-syntesNvertebral-body-replacement-implants-toraco-lumbar-%*81$-$*8)38.tml

Page 50: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 50/116

Te%ni% Pembeda7an

9endekatanpembedaanposterior dengan (iksasi gagang sekrup paling sering digunakan

untuk mengoreksiketidakstabilan neurologik di torakolumbal, namun demikian, pedikel di

vertebra torakal bagian atas berukuran sangat kecil terutama T$, T), dan T# yang membuat

(iksasi sekrup lebi sulit dilakukan. ait lamina dan kait proses transversus dapat digunakan

untuk memperkuat stabilitas (iksasi sekrup pedikel.3

0edera vertebra torakal T#−1+4 dapat menampung imobilisasi yang lebi baik   dari

cedera torakal atas dan dengan dukungan tambaan dari kosta, dapat dikelola secara konservati( .

edua pendekatan instrumentasi  pembedaan  anterior maupun posterior tersedia untuk 

mengoreksi(raktur di daera ini.

9endekatan pembedaan anterior berman(aat untuk rekonstruksi vertebra anterior.

=nstrumentasi anterior tela berkembang dan meminimalkan risiko cedera pada organ dada.

=nstrumentasi anterior menggunakan sekrup anterior yang ditempatkan ke dalam korpus vertebra

dari lintasan lateral dan menggunakan batang untuk mengubungkan sekrup sebagai stabilisasi.

!istem  plating  baru yang memiliki pro(il yang lebi renda menggunakan (iksasi sekrup ke

dalam tubu vertebral.  4pandable cages  dapat digunakan dalam dada dan lumbar tulang

 belakang untuk memberikan stabilitas struktural langsung ke kolom anterior setela corpectomy

atau vertebrectomy.3

:ika keputusan untuk melakukan tindakan pembedaan tela diambil, maka pertimbangan

selanjutnya adala menentukan jenis tindakan beda yang sesuai untuk setiap kasus. !ama

 pentingnya dengan menentukan tindakan tersebut berupa konservati( atau operati(.1

Pende%atan Pembeda7an P#steri#r

Calaupun terdapat berbagai prinsip umum dalam penatalaksanaan cedera torakolumbal,

indikasi pembedaan posterior secara umum bergantung pada tipe cedera yang spesi(ik.

'eberapa tipe cedera yang mungkin mendapatkan keuntungan dengan pembedaan posterior 

adala (raktur kompresi, (raktur burst , cedera (leksi-distraksi, dan (raktur dislokasi.

!ecara umum teknik operasi stabilisasi dan (usi posterior terdiri atasD

•   4posure

Page 51: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 51/116

•   Pedicle screw insertion

•   /oo# placement 

•   3od placement and reduction aneuvers

•   5istraction for indirect decompression

•   *usion bed preparation

•   Bone graft harvest 

•   *usion and closure

Pende%atan Pembeda7an Anteri#r

&ari sudut pandang  biomekanika,  kerusakan vertebra arus ditangani sesuai dengan

mekanisme dan lokasi terjadinya cedera. 9ada cedera (leksi dengan (raktur pada pedikel dan

korpus vertebra, stabilisasi dapat dilakukan dengan pendekatan  pembedaan  dorsaldan (ungsi

tension band sampai taap penyembuan tulang.

2

!ekitar 8+ aial load  dari vertebra yang intak didukung ole kolom anteriorjika terjadi

cedera signi(ikan pada kolom anterior, kemampuan penopang anterior secara dramatis berkurang

1+, mengakibatkan *+ beban ditanggung implan dan elemen posterior. 9ertimbangan

 biomekanika mendukung penggunaan penopang anterior.2

=ndikasi utama pendekatan pembedaan anterior adala  dekompresi vertebra yang

insu(isien, restorasi kolom anterior yang insu(isien,penekanan kanalis spinalis pada pasien

dengan de(isit neurologik yang tidak dapat secara adekuat diselesaikan dengan pendekatan

 pembedaan posterior semata. =ndikasi tambaan untuk pendekatan pembedaan anterior adala

(raktur korpus vertebra dengan dislokasi dan (raktur komuniti( yang substansial, yang tidak dapat

diatasi dengan pendekatan pembedaan posterior semata.#

Pende%atan Pembeda7an Invasi$ Minimal

9endekatan pembedaan konvensional untuk terapi (raktur torakolumbal membutukan

ekspos yang ekstensi( dan sering mengakibatkan morbiditas dan nyeri yang signi(ikan pascaoperasi. >etodepembedaan invasi( minimal tela dikembangkan untuk mengurangi risiko

tambaan yang diakibatkanole akses pembedaan yang luas.  9enggunaan sistem retraktor 

seperti synframe memungkinkan pendekatan pembedaan vertebraanterior dapat diakses dengan

 pembedaan terbuka, tetapi dengan cara yang kurang invasi(.

Page 52: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 52/116

osmann dkk. melaporkan komplikasi yang minimal intra atau pascaoperasi yang

 berubungan dengan prosedur pembedaan invasi(, tidak dijumpai neuralgia interkosta, sindrom

nyeri pascatorakotomi, in(eksi luka operasi, dan deep veins thrombosis &BT4.

9embedaan torakoskopivertebra merupakan teknik lain yang mengurangi morbiditas

dari pembedaan terbuka yang luas, sementara tujuan utama untuk dekompresi, rekonstruksi dan

stabilisasi dapat dicapai.  !ejak saat itu, perkembangan instrumen dan implan yang didesain

kusus untuk kepentingan prosedur ini meningkat. Teknik operasi torakoskopi menjadi semakin

muda dan nyata. >elalui pendekatan pembedaan transdia(ragma, dimungkinkan untuk 

membuka batas torakolumbaltermasuk segmen retroperitoneal dari vertebra dengan teknik 

endoskopi. euntungan lain dari teknik endoskopi adala tercapainya dekompresi kanalis

spinalis anterior dengan asil yang menjanjikan.2

K#mbinasi Pende%atan Pembeda7an Anteri#r,P#steri#r

9enelitian mengenai stabilisasi posterior dari (raktur torakolumbal menunjukkan bawa

(raktur komuniti( pada kolom anterior sering mengakibatkan kegagalan pembedaan. Ale

karena itu, beberapa teknik pembedaan tela dikembangkan untuk menstabilkan kolom anterior.

9ada beberapa institusi, dokter beda lebi menyukai prosedur dua taap dengan reduksi (raktur 

via stabilisasi posterior pada taap pertama, dan kemudian pembedaan dengan pendekatan

 pembedaan anterior bergantung pada kondisi pasien.2

=nstrumentasi posterior di torakolumbal tela berevolusi dari batang dan kabel, seperti

 batang Iarrington dan hoo# , menjadi batang konstruksi untuk sekrup gagang bunga <ambar 

#.$4 yang mengasilkan (iksasi tiga kolom vertebra yang kuat. 9enempatan sekrup gagang bunga

menciptakan stabilitaskolom anterior, tenga dan posterior yang lebi kuatdan dapat digunakan

untuk mengoreksi (raktur, atau mengurangide(ormitaspada trauma torakolumbal T11−24.

Transisi antara vertebra toraks dan lumbal, menciptakan titik tumpu di torakolumbal junction.$

Terdapatnya trans(er energi darivertebra torakal yang ki(otik ke vertebra lumbalyang

lordotik, menciptakan tegangan maksimum di torakolumbal junction. "kibatnya, sekitar %)

(raktur torakolumbal terjadi di torakolumbal junction, dan merupakan lokasi (raktur kedua yang

 paling umum dijumpai setela (raktur vertebra servikal. 9engelolaan (raktur ini sangat

kompleksdan kontroversial.'eberapa dokter mendukung terapi beda yang lebi agresi( karena

Page 53: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 53/116

kekuatan biomekanika yang tinggi dan sensitivitas konus medularis terkompresi di daera ini.

!eperti pengelolaan cedera di daera lainnya, mungkin terdapat bias penggunaan instrumentasi

 posterior pada cedera torakolumal karena kemudaan pendekatan pembedaan transtorakal dan

torakoskopik .$

Da$tar Pusta%a

1 :oaMuim "(, "a 9atel. Toracolumbar !pine TraumaD valuation "nd !urgical &ecision-

>aking. :une 0raniovert !pine :, 2+137 $D3-*

2 Baccaro "r, !ilber :s. 9ost-Traumatic Bertebra &e(ormity. !pine. 2++1D 2# 2$ !uppl4D !111-

118.

3 i(sut? :, 0oloan ". " 'rie( Iistory A( Terapy or Traumatic Bertebra 0ord =njury.

 /eurosurg ocus. 2++$D 1# 14 D1-8.

$ :. >arkam !urgery A( Te Bertebra 0ord "nd Bertebral 0olumn. =nD Calker, ", d. "

Iistory A( /eurological !urgery. /ew ;orkD Ia(ner7 1*#%D3#$-3*2.) &esaies , &irisio &, 9opp :. >edieval >anagement A( Bertebra =njuriesD 9arallels

'etween Teodoric A( 'ologna "nd 0ontemporary !pine !urgeons. /eurosurg ocus. 2++$D

1# 14 D1-3.

# !ing I, 6aimi !y, &j ;e, t "l. Iistory A( 9osterior Toracic =nstrumentation.

 /eurosurg ocus. 2++$D 1# 14 D1-$.

Page 54: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 54/116

BAB VII

BIOMEKA&IKA LUMBAL

Penda7uluan

olom vertebra terdiri atas 33 bua tulang yang membentuk kurva dan secarastruktural

terbagi atas ) regio. &ari superior ke in(erior, mulai dari % segmen vertebra servikal, 12 segmen

vertebra torakal, ) segmen vertebra lumbal, ) vertebra sakral yangmenyatu dan $ vertebra

koksigeal yang menyatu.Ale karena terdapat perbedaan struktural dan adanya sejumla kosta,

maka besarnya gerakan yang diasilkan juga beragam antarvertebra yang berdekatan pada regio

servikal, torakal, dan lumbal.1

9ada setiap regio, dua vertebra yang berdekatan dan jaringan lunak antara kedua

vertebratersebut dikenal dengan segmen gerak segmen :unganPs4. !egmen gerak 

tersebutmerupakan unit (ungsional dari vertebra. !etiap segmen gerak terdiri atas tiga sendi.

orpus vertebra terpisa ole adanya diskus intervertebralis yang membentuk tipesim(isis dari

am(iartrosis. !endi (aset kiri dan kanan antara prosesus artikularis superior dan in(erior 

merupakan tipe plane6glide dari diartrosis yang dilapisi ole kartilago sendi.1

ebi jelasnya, unit (ungsional dari kolom vertebra terdiri ataspilar anterior 

dan posterior.9ilar anterior dibentuk ole korpus vertebra dan diskus intervertebralis yang

merupakan bagian idrolik, weight bearing , dan shoc# absorbing . 9ilar posterior dibentuk ole

 prosesus artikularis dan sendi (aset, yang merupakan mekanisme slide untuk bergerak . !elain itu,

 pilar posterior juga dibentuk ole dua arkus vertebra, dua prosesus transversus, dan

 prosesusspinosus.1,2

Anat#mi Vertebra

• 9ilar anterior

orpus vertebra pada regio servikal lebi kecil dibandingkan dengan torakal dan lumbal.

!ecara progresi(, korpus vertebra semakin besar ke bawa dari regio servikal sampai regio

lumbal. 9ada regio lumbal, korpus vertebranya besar dan lebi tebal dibandingkan dengan

regio di atasnya. Ial ini sesuai dengan tujuan (ungsional, yaitu pada saat posis tubu tegak,

Page 55: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 55/116

maka setiap vertebra arus menopang semua berat trunkus, lengan dan kepala seingga area

 permukaan vertebra lumbal yang luasNbesar akan mengurangi besarnya stres. &iskus

intervertebralis merupakan kompleks (ibrokartilago yang membentuk artikulasi antara korpus

vertebra, yang dikenal sebagai sendi sim(isis. &iskus intervertebralis pada orang dewasa

memberi kontribusi sekitar U dari tinggi vertebra. &iskus intervertebralis merupakan sala

satu komponen kompleks tiga sendi antara dua vertebra yang berdekatan, yang semakin ke

kaudal semakin tebal.3,$

• 9ilar posterior 

'agian pilar posterior yang paling penting adala sendi (aset, yang dibentuk ole

 prosesus artikularis superior vertebra bawa dan prosesus artikularis in(erior vertebra di

atasnya. !endi (aset termasuk dalam sendi non-aksial diatrosus. !etiap sendi (aset

mempunyai kavitas artikuler dan terbungkus ole sebua kapsul. <erakan yang terjadi

 pada sendi (aset adala  gliding   gerak geser4, menekuk dan rotasi seingga

memungkinkan terjadi gerak tertentu yang lebi dominan pada segmen tertentu. ungsi

mekanis sendi (aset adala mengarakan gerakan. 'esarnya gerakan pada setiap vertebra

sangat ditentukan ole ara permukaan (aset artikuler. "ra (aset servikal pada bidang

transversal, sedangkan torakal pada bidang (rontal, dan lumbal pada bidang sagital. !endi

(aset dan diskus memberikan sekitar 8+ kemampuan vertebra untuk menaan gaya

rotasi torsion dan shear , di mana setenganya diberikan ole sendi (aset. !endi (aset juga

menopang sekitar 3+ beban kompresi pada vertebra, terutama pada saat vertebra

iperekstensi.$−#

Sistem Liamen "ada Vertebra

!truktur ligamen yang memperkuat vertebra adalaD

1 igamen longitudinalis anterior 

igamen ini melekat dari basis oksiput ke sakrum pada bagian anterior vertebra.

igamen longitudinalis anterior merupakan ligamen yang tebal dan kuat, dan

 berperan sebagai stabilisator pasi( pada saat gerakan ekstensi.1,%

2 igamen longitudinalis posterior 

igamen ini melekat dari basis oksiput ke kanalis sakrum pada bagian

 posterior vertebra, tetapi pada regio lumbal, ligamen longitudinalis posterior mulai

menyempit dan semakin sempit pada lumbosakral, seingga ligamen ini lebi lema

Page 56: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 56/116

dibandingkan dengan ligamen longitudinalis anterior, dan diskus intervertebralis

lumbal pada bagian posterolateral tidak terlindungi ole ligamen longitudinalis

 posterior4. igamen ini sangat sensiti( karena banyak mengandung serabut sara( nyeri

a(eren " delta dan tipe 04 dan kaya akan sirkulasi dara.1,%

3 igamen (lavumigamen ini sangat elastis dan melekat pada arkus vertebra, tepatnya pada setiap

lamina vertebra. e ara anterior dan lateral, ligamen ini menutup kapsul dan ligamen

anteriomedial sendi (aset. igamen ini mengandung lebi banyak serabut elastin

dibandingkan dengan serabut kolagen, yang berbeda dari ligamen-ligamen lainnya

 pada vertebra.1,%

4 igamen interspinosus

igamen ini sangat kuat melekat pada setiap prosesus spinosus dan memanjang ke

ara posterior dengan ligamen supraspinosus.5 igamen supraspinosus

igamen ini melekat pada setiap ujung prosesus spinosus. igamen ini menonjol

secara luas pada regio servikal, dan dikenal sebagai ligamen nucae atau ligamen

neck. 9ada regio lumbal, ligamen ini kurang jelas karena menyatu dengan serabut

insersi otot lumbodorsal. 'ersama dengan ligamen longitudinalis posterior, ligamen

(lavum dan ligamen interspinosus bekerja sebagai stabilisator pasi( pada gerakan

(leksi.8

!ubunan Antar Vertebra

5ntuk memaami (ungsi vertebra lumbosakral, maka arus diperatikan ubungan antar 

komponen kolom vertebra. 9ada bidang sagital, kolom vertebra menampakkan empat bua

kurva7servikal konka( posterior4, toraks konveks posterior4, lumbal konka( posterior4, dan

sakral ter(iksasi dan tidak bergerak4. urva ini akan berkembang selama evolusi (ilogenik4

dengan adanya perubaan dari keadaan 7uadruped menjadi bipedal .$,*

"walnya vertebra berbentuk konka( ke ara anterior. Bertebralumbal awalnya lurus, lalu

 berinversi. 9erubaan yang sama terjadi juga selama ontogenik perkembangan seseorang4. 9ada

ari pertama keidupan, vertebra lumbal berbentuk konka( ke ara anterior. 9ada usia ) bulan,

vertebra lumbal sedikit konka( ke anterior, dan pada usia 13 bulan bentuk konka( tersebut

Page 57: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 57/116

mengilang. !ejak usia 3 taun dan seterusnya, lordosis lumbal mulai tampak, dan

menggambarkan keadaan dewasa pada usia 1+ taun.

urva kolom vertebra meningkatkan taanannya teradap gaya kompresi aksial sebagai

 perbandingan teradap gaya yang diperlukan agar vertebra tetap dalam orientasi lurus sempurna.

eseluruan vertebra dengan tiga kurva (isiologisnya diseimbangkan pada sakrum. !akrum

merupakan bagian pelvis, terdiri atas dua tulang iliaka, pubis dan iskium.3

Gambar 2/5 Liamen Pen<#%#n Vertebra

!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!

&ua sendi sakroiliaka, sim(isis pubis, dan tulang yang melekat padanya  membentuk 

cincin tertutup yang mentransmisikan secara vertikal gaya dari kolom vertebra ke ekstremitas

 bawa. 'erat yang disangga ole ) didistribusikan secara merata ke dalam sayap pelvis, iskium

dan asetabulum di kedua sisi. Tekanan pada punggung dari berat badan melawan

gravitasiditransmisikan ke asetabulum ole kepala dan leer (emur. Tekanan yang dipaparkan

 pada kedua tulang pubis akan dilawan ole sim(isis pubis.3

!akrum dan tulang iliaka bergerak sebagai satu unit. 9elvis diseimbangkan pada aksis

transversal antara sendi pinggul, yang menyebabkan terjadinya gerakan rotasi pada bidang

Page 58: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 58/116

anterior-posterior. 'agian anterior pelvis dapat berotasi keatas, menurunkan sakrum dengan

adanya penurunan sudut lumbosakral.3

9ergerakan ke bawa dari bagian depan pelvis akan meningkatkan tekanan pada bagian

ujung belakang pelvis dan sakrum, dan meningkatkan sudut lumbosakral. !udut lumbosakral

ditetapkan sebagai sudut yang dibentuk ole garis yang ditarik secara paralel dengan batas

superior sakrum dalam ubungannya dengan garis ori?ontal.3

Sistem Ot#t"ada Vertebra

Atot-otot vertebraterdiri atas otot-otot intrinsik dan ekstrinsik dengan (ungsi

utamasebagai stabilisator, selain ber(ungsi sebagai penggerak.9ada bagian depan regio servikal

terdapat otot rektus kapitis anterior, otot rektus kapitis lateralis, ototkapitislongus, otot kolilongus, dan 8 bua otot ioideus. 9adaabdomen  terdapat ototrektus abdominis, ototoblikus

eksternus dan internus.'agian belakang regio servikal terdapat otot splenius kapitis, otot splenius

servisissebagai ekstensor utama.9ada torakal dan lumbal terdapat otot torakalis posterior,

ototsakrospinalis, ototsemispinalis, otot spinalis, otot longisimus dan otot iliokostalis, dan otot-

otot spinalis dalamotot-otot multi(idi, otot-otot rotator, otot-otot interspinalis, otot-otot

intertransversalis, otot levator kosta.2,1+

Kineti%aVertebra

!istem stabilitas vertebra dipengarui ole tiga subsistem yang bekerja dalam koordinasi,

yaitu subsistem sara( , subsistem gerak akti( dan subsistem gerak pasi(. 9ada posisi berdiri tegak 

statis di posisi yang netral, ligamen merupakan sistem yang bersi(at subpasi( dan tidak berperan

dalam stabilitas. !erabut kolagen dari ligamen tetap melingkar dan tidak dibawa suatu tekanan.

9ada akir dari rentang luas gerak sendi, maka terjadi gaya reakti( ligamen yang menaan

 pergerakan vertebra. 9ada titik ini, rentang luas gerak sendi tendo bertindak sebagai transduser 

yang menginisiasi aspek motorik dari subsistem gerak akti( via subsistem sara(.  Ial ini juga

dapat terjadi saat pembebanan minimal diberikan pada keadaan statis. 'eban yang dapat

ditopang ole subsistem gerak pasi( sebelum adanya penekukan disebut dengan Rbeban kritis

dari kolom spinalisS. 9ada penelitian in vitro  beban yang dapat menyebabkan terjadinya

 penekukan vertebra terjadi pada berat 2+ / 2 g4 di T1 dan *+/ * g4 di ), yang jumlanya

Page 59: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 59/116

sama dengan dua ingga tiga kali berat badan 1$+−21+ g4. 6espons jaringan yang timbul lebi

merupakan respons otot teradap de(ormasi ligamen dibandingkan dengan respons teradap

 pembebanan.2,1+

&e(ormasi ligamen akan memberikan mekanisme  feedbac# dalam mempertaankan

stabilitas vertebra.1,2,% 9ada saat vertebra berdiri tegak statis secara (isiologik, otot erektor spinal

merupakan subsistem gerak pasi(. Atot batang tubu bekerja anya untuk mengasilkan tonus

dan vertebra secara keseluruan konsisten dengan pusat gravitasi. 'erat badan ditopang ole

tekanan intradiskus intrinsik dan tonus ligamen. &engan adanya gerakan (leksi dan rotasi pelvis,

keseimbangan ligamen dan sendi ilang, seingga menginisiasi sejumla (aktor 

neuro(isiologikyang akan mengaktivasi sistem gerak akti(. !istem spindle dari otot erektor spinal

menjadi akti(. !erabut ekstra(usal secara eksentris akan berkontraksi dan secara bertaap

memanjang. 9ola aksi neuromuskuler ini terjadi secara sentral di korteksserebri.1,*

&engan adanya gerakan (leksi ini, maka (asia akan memanjang secara pasi( sesuai

dengan si(at elastisitas yang dimilikinya,  yang merupakan kon(igurasi dari serabut kolagen.

!elama (leksi terjadi juga pemanjangan ligamen ekstravertebra, ligamen longitudinalis posterior 

dan serabut anular posterior diskus. /ukleus diskus beruba bentuk dalam batas (isiologik.

9ergerakan setiap segmen dikontrol secara akti( ole otot-otot dan secara pasi( ole ligamen.

9ergerakan terbesar vertebra lumbal tampak pada saat (leksi ke depan dan ekstensi. 9ergerakanyang lebi kompleks akan melibatkan kombinasi (leksi ke depan, menekuk ke samping, dan

 berputar. 9ergerakan vertebra sendiri sering merupakan gabungan7 ketika satu vertebra bergerak 

relati( teradap yang lainnya, maka akan terjadi rotasi dan translasi pada waktu yang bersamaan.

9ergerakan vertebra lumbal dilakukan dalam ubungannya dengan komponen-komponen lain

vertebra dan pelvis.  1umbar-pelvic rhythm merupakan aktivitas neuromuskuler dalam proses

kembalinya secara simultan lordotik lumbal dan perubaan posisi pelvis.3

omponen lumbal dari ritme ini menyebabkan vertebralumbosakral beruba dari konka(,

menjadi lurus,lalu beruba kon(igurasi menjadi konveks.  !elama perubaan yang progresi(,

komponen pelvis akan merotasikan pelvis disekitar aksis transversal yang mengubungkan dua

sendi pinggul untuk meningkatkan sudut lumbal. 9ergerakan vertebra lumbal adala (leksi,

ekstensi, (leksi lateral, dan rotasi. eluasan pergerakan pada bidang-bidang gerak ini dibatasi

Page 60: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 60/116

ole ekstensibilitas ligamen longitudinal, permukaan artikuler dan kapsul, cairan dalam diskus,

dan kelenturan otot. kstensi vertebra lumbal mempunyai rentang luas gerak 3+ +  dan dibatasi

ole ligamen longitudinalis anterior. leksi ke depan mempunyai rentang luas gerak untuk 

vertebra lumbal $)+, yang terjadi paling besar %)4 di ruang antara ) dan !1. ateral (leksi

dibatasi 2++−3++.3

6entang segmen maksimal antara 3 dan $, dan minimal antara ) dan !1. 5ntuk 

kolom lumbal sebagai suatu kesatuan, rentang rotasi diitung kurang lebi anya sebesar 1++.

6otasi sangat tajam dibatasi ole orientasi vertikal permukaan artikuler sendi (aset teradap

vertebra lumbal. !endi apo(isial (aset menaan terjadinya torsi sebesar $) menurut ar(an4

dan 1+ ole ligamen interspinosus dan intraspinosus. !truktur kapsulligamen posterior serta

otot erektor spinal juga melindungi jaringan anular diskus pada gerakan rotasi. 1,2,$,%  9ada saat

(leksi ke depan, sendi lumbal melakukan (leksi dan otot ekstensor akan menurunkan batang

tubu. !etela $)+ (leksi, tegangan ligamen meningkat dan kontraksi otot paravertebra menurun.

"pabila (leksi berlanjut, pelvis akan berotasi lebi jau disertai dengan adanya relaksasi

hamstring  dan otot gluteus. !eiring dengan kembalinya batang tubu ke posisi tegak, urutan

 pengakti(an otot terjadi sebaliknya dengan kontraksi awal dari hamstring , lalu gluteus, yang akan

merotasikan pelvis untuk (leksi sebesar $)+, dimana otot erektor spinal menjadi akti( dan

mengembalikan batang tubu ke posisi tegak.%,8

9ergerakan pinggul normal memerlukan kondisi yang baik dari komponen vertebra dan

otot di sekitarnya, diskus yang intak, sendi (aset yang simetris, dan ligamen penopang dalam

keadaan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek. Atot paraspinosus dan hip girdle arus sesuai

elastisitas, kekuatan, dan (leksibilitasnya serta (ungsi sendi pinggul arus dalam kondisi baik,

demikian pula dengan (ungsi kaki bawa. "bnormalitas akan menyebabkan terjadinya dis(ungsi

kinetik dan atau statis.1+

Da$tar Pusta%a

1. I /. Te /etter 0ollection A( >edical =llustrationsD =con earning !ystems7 1*83.

2. al &6e. <rayKs "natomy or !tudents. 9iladelpiaD lsevier7 2++).

3. 'en?el 0. !pine !urgery. 9iladelpiaD lsevier !aunders7 2+12.

Page 61: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 61/116

$. Cite "" === :6, 9anjabi >>. 'iomecanical analysis o( clinical stability in te spine.

0lin Artop 6elat 6es. 1*%)D8)-*#.

). al ""'e. Iandbook A( !pine !urgery. /ew ;orkD Tieme7 2+12.

#. &. Te tree column spine and its signi(icance in te classi(ication o( toracolumbar 

vertebra. 1*83D81%-31.

%. :r CT. "natomy o( te toracolumbar spine. 0lin Artop. 1*%%D%8-*2.

8. 9anjabi >> C"=, :onson 6>. 0ervical spine mecanics as a (unction o( transection o( 

components. : 'iomec. 1*%)D32%-3#.

*. <reenberg >!. Iandbook A( /eurosurgery. /ew ;orkD Tieme7 2+1+.

1+. Cinn I6. ;ouman. 9iladelpiaD lsevier !aunders7 2+11.

BAB VIII

PE&ATALAKSA&AA& TRAUMA LUMBAL

Page 62: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 62/116

Terdapat kontroversi di antara para ali beda mengenai perawatan yang optimal dari

trauma vertebra, terutama mengenai waktu intervensi dan jenis pendekatan beda. >elalui

intervensi beda, para ali beda menganjurkan untuk7 a4 melakukan dekompresi elemen

sara(pada kasus de(isit neurologik,b4 mencega kemungkinan cedera neurologik pada (raktur 

yang tidak stabil,c4 mencega de(ormitas yang dapat mengakibatkan nyeri aksial kronik atau

de(isit neurologik, dan d4 mobilisasi dini dan mencega komplikasi tira baring

 berkepanjangan.

9endekatan bedaanterior, posterior, serta kombinasi antara anterior dan posterior, dapat

digunakan untuk mengoreksi ketidakstabilan pada kasus trauma vertebra.  9endekatan beda

yang dipili bergantung pada pola (raktur, status neurologik pasien, dan pre(erensi dokter beda.

9endekatan beda anterior lebi disukai  padakasus erniasi diskus, di mana (ragmen

tulangmenyebabkan kompresi pada bagian ventral medula spinalis. !elain itu, pola (raktur pada

kolom anterior vertebra paling baik dikoreksi melalui pendekatan pembedaan anterior untuk 

mengembalikan stabilitas struktural kolom anterior vertebra.9endekatan beda juga mencakup

 berbagai bentuk instrumentasi. =nstrumentasi vertebramerupakan metode untuk meluruskan dan

menstabilkan vertebra setela dilakukan (usi dengan menggunakan kait, batang, dan kawat untuk 

mendistribusikan tekanan dan menjaga kesegarisan vertebra.

Gambar3/5Tera"i (ra%tur T#ra%#lumbal

etD (raktur torakolumbal dapat diterapi dengan "4 orthosis adjustable-fit tora#olumbalis sacral 

"spen T!A4, '4 clam shell , dan 04casting 

!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!

9endekatan beda posterior dengan instrumentasi biasanya dilakukan untuk 

meminimalisasi kemungkinan kecacatan di kemudian ari, dan dapat memulikan ketegangan

Page 63: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 63/116

band 4posterior padacedera yang melibatkan struktur ligamen posterior.  !truktur ligamen

 posterior ligamen (lavum, interspinous, supraspinous, dan sebagainya4 ber(ungsi untuk 

mempertaankanvertebraagar sesuai posisi anatomisnya.

<angguan ketegangan vertebraumumnyadisebutketegangan band 4 posterior. 0edera pada

struktur ligamen posterior dapat menyebabkan vertebra menjadi lebi ki(otik .9enggunaan

instrumentasi posterior pada proses pemulian trauma diperlukan untuk  

mempertaankanvertebraagar sesuai posisi anatomisnya. =nstrumentasi posterior sekrup massa

lateral4 biasanya memberikan (iksasi yang lebi baik dan keuntungan mekanis karena dapat

digunakan pada manuver reduksi untuk mengembalikan kesegarisan vertebra.9ada cedera translasi (rakturdislokasi4, apabila berat dan terdapat gangguan pada kolom

vertebra, maka prosedur instrumentasi kombinasi anterior dan posterior dapat digunakan untuk 

memaksimalkan stabilitas dan meningkatkan (usi vertebra. =nstrumentasi kombinasi anterior dan

 posterior lebi sering digunakan di daerayang terdapat stres biomekanika tinggi,

sepertiservikotorakal dan torakolumbal  junction, di mana kekuatan biomekanika pada vertebra

lebi besar dan membuat daera ini lebi rentan mengalami kegagalan prosedur stabilisasi.

Tidak ada satu jenis pendekatan operati( yang lebi disukai untuk berbagai jenis (raktur 

vertebra.9re(erensi ali bedalebi diutamakan.  >eskipun teknik beda dan perangkat

instrumentasi vertebra semakin berkembang, namun kekurangan panduanoperasiyang baik 

seringmenjadi kendala terapi(raktur vertebra. !ecara umum, pendekatan posterior lebi disukai

karena kemudaannyabagi beberapa ali beda. 9endekatan anterior pada (raktur vertebra

torakolumbal cenderung lebi sulit dilakukan karena perlu memobilisasi paru-paru, usus, dan

 pembulu dara besar, dan mungkin memerlukan bantuan dari dokter beda umum atau toraks.

'eberapa skema klasi(ikasi Tabel 8.14 tela diusulkan untuk membantu menentukan

(rakturvertebra torakolumbal dan meningkatkan konsistensi komunikasi antar dokter beda.

>asi belum ada konsensus umum mengenai penggunaan skema ini. 9ada taun 1*#8,

Ioldswort)$merupakan sala satu pelopor dalam mengklasi(ikasikan (raktur torakolumbal. =a

mengusulkan sebua model dua kolom <ambar 8.34 yang membagi vertebra ke dalam kolom

anterior dan posterior, dan menekankan pada integritas ligamen longitudinalis posterior 94

dan elemen posterior untuk memprediksi stabilitas vertebra. 9ada model dua kolom Ioldswort,

semua elemen ventral ke 9 dianggap kolom anterior,sedangkan elemen posterior 9

merupakan kolom posterior.

!ecara mekanis, klasi(ikasi Ioldswort dibagi menjadi (raktur (leksi, (leksi dan rotasi,

ekstensi, dan kompresi. lasi(ikasi Citesides))memperluas model dua kolom Ioldswort

Page 64: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 64/116

dengan mengelompokkan (raktur vertebra berdasarkan pada stabilitasnya stabil atau tidak 

stabil4, dan menekankan pentingnya kompleks ligamen posterior dalam menentukan stabilitas

vertebra.

>enurut Citesides, (raktur vertebra yang stabil termasuk (raktur kompresi sederana

dan burst   dengan unsur-unsur posterior yang utu, sedangkan (raktur tidak stabil termasuk 

(raktur  slice,burst   dengan gangguan elemen posterior, cedera (leksi-distraksi, dan cedera

ekstensi.

Gambar 3/ ; Radi#ra$i% (ra%tur Disl#%asi Vertebra Lumbal 5=;

!umberD laporan jaga 'eda !ara( 6!. &r. Iasan !adikintaun 2+13

Tabel 3/5 Klasi$i%asi (ra%tur Vertebra T#ra%#lumbal

Page 65: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 65/116

!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!

raktur vertebra torakolumbal secara umum diklasi(ikasikan menjadi 3 kategori utama,

yaituD tipe " kompresi4, tipe 'distraksi4, tipe 0multiara dengan translasi4. Terdapat

 peningkatan risiko ketidakstabilan dan de(isitneurologik, seperti pada perubaan (raktur tipe " ke

tipe 0, dan klasi(ikasi (raktur dapat dibedakan lagi berdasarkan tingkat keparaannya.

9ada taun 1*83, &enis)# mengusulkan model tiga kolom <ambar 8.34 untuk (raktur 

vertebra torakolumbal berdasarkan gambar 0T-scan aksial.raktur vertebra torakolumbal ini

diklasi(ikasikan menjadi$ kategori7 kompresi, burst , tipe seat-belt , dan dislokasi. 'erbeda dengan

 penulis sebelumnya yang menekankan pentingnya kolom posterior dalam memprediksi stabilitas

vertebra, model tiga kolom &enis menekankan pentingnya kolom tenga. olom tenga terdiri

atas bagian posterior korpus vertebra, anulus (ibrosus posterior, dan ligamen longitudinalis

 posterior. &enis percaya bawa keterlibatan dua dari tiga kolom mengakibatkan (raktur menjadi

tidak stabil.)#  >c"(ee et al .)%menyepakati model tiga kolom &enis, namun klasi(ikasi &enis

dinilai terlalu rumit. >ereka mengusulkan skema klasi(ikasi baru dengan lebi menekankan pada

mekanisme cedera, dan (raktur vertebra torakolumbal dikategorikan sebagai berikut7(raktur baji

kompresi, burst   stabil, burst tidak stabil, 0ance, cedera (leksi-distraksi, dan cedera translasi.

raktur burst  stabil dan tidak stabil dibedakan berdasarkan kompetensi elemen posterior.9ada taun 1**$, >c0ormack et al.)8 mengusulkan klasi(ikasi untuk (raktur burst  untuk 

membantu memprediksi pasien yang mungkin mengalami kegagalan dengan (iksasi posterior 

 short   segmen.lasi(ikasi ini mencirikan (raktur burst   dengan skala titik 3−* berdasarkan jumla

kominusi, aposisi (ragmen, dan derajat ki(otik preoperasi. raktur burst  dengan tuju titik atau

Page 66: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 66/116

lebi pada skala ini lebi rentan teradap kegagalan instrumentasi anya dengan (iksasi

 posterior  short segmen. Ial ini umumnya disebabkan ole kegagalan kolom anterior untuk 

memberikan dukungan struktural.Ale karena itu, skala ini berguna untuk menentukan

 penggunaan prosedur anterior tambaan.

Gambar3/.Klasi$i%asi (ra%tur Vertebra T#ra%#lumbal M#del Dua dan Tia %#l#m

etD klasi(ikasi ini digunakan untuk mengklasi(ikasitraumavertebra torakolumbal dan membantu

mengukur ketidakstabilan pada masing-masing kolom. 9ada model dua kolom sebela kiri

garis vertikal mera4, semua struktur yang terletak ventral dari ligamenlongitudinalis posterior 

garis putus-putus4 merupakan bagian dari kolom anterior. 9ada model tiga kolom &enis sebela

kanan garis vertikal mera4, struktur kolom anterior dibagi menjadi anterior dan kolom tenga

dibagi pada pertengaan korpus vertebra.

!umberDhttp://www.pi!eu!i"ere.com/a!atom#/pi!al-li$ame!t-te!do!

>odi(ikasi ompreensi( lasi(ikasi "rbeitsgemeinsca(t (Vr Asteosyntese(ragen N

"sosiasi untuk !tudi o( =nternal iJation W "A N "!= X 4 , awalnya digambarkan ole >agerl et

al . )* 4 dan kemudian dimodi(ikasi ole <ert?bein #+ 4 , saat ini sistem klasi(ikasi yang

 paling umum digunakan untuk (raktur toraco - lumbar . !istem klasi(ikasi ini membagi (raktur 

Page 67: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 67/116

menjadi tiga jenis utama D " , kompresi , ' , gangguan , dan 0 , multiara dengan terjemaan

<ambar 3-13 4 . 9eman(aatan sistem ini adala tertib di mana itu peringkat (raktur berdasarkan

tingkat keparaan . "da peningkatan risiko ketidakstabilan dan penginaan neurologis seperti

cedera kemajuan dari tipe " ke tipe 0 pata tulang , dan masing-masing jenis (raktur lebi jau

lagi dibagi berdasarkan tingkat keparaan . >eskipun klasi(ikasi tertib pata tulang dalam sistem

ini, kesulitan bisa timbul dengan sistem klasi(ikasi "A N "!= karena kompleksitas dari 2%

subtipe nya . 'anyak ali beda menggunakan sistem klasi(ikasi ini, tetapi anya sedikit

menggunakan semua 2% subtipe dalam sistem klasi(ikasi ini.

<ambar8.$ >odi(ikasi ompreensi( !istem lasi(ikasi "A N "!=4. Tipe " D ompresi cedera

 pada anterior dan kolom tenga, Tipe ' D cedera selingan yang melibatkan kolom posterior, Tipe

0 D Translation (raktur - dislokasi4 cedera.

Page 68: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 68/116

Tera"iBeda7 Sesuai P#la (ra%tur T#ra%#lumbal

5mumnya(raktur torakolumbal kompresiNwedgeNburst 4 dapat diterapi secara konservati( dengan

bracing , anya (raktur burst  berat yang memerlukan stabilisasi beda. &e(isit neurologik dalam

 pengaturan kompromi kanal merupakan sala satu indikasi beda untuk dekompresi dan

stabilisasi. =ndikasi lainnya untuk melakukan stabilisasi beda pada (raktur burst termasuk 

keilangan atau gangguan kompleks ligamen posterior, yang dapat disimpulkan dari @2) derajat

ki(otik pada radiogra(ik, atau visualisasi langsung dari gangguan kompleks ligamen posterior 

 pada T2-weighted  >6= sagital.Tela ada kecenderungan selama dekade terakir teradap sort -

segmen (iksasi di persimpangan torakolumbalis dalam upaya untuk melestarikan gerakan pada

tingkat yang berdekatan. Te >c0ormack et al.)8mengungkapkan bawa klasi(ikasi dapat

digunakan untuk menentukan (raktur burst  akan mengalami kegagalanpada instrumentasi  short 

segmen dan memerlukan rekonstruksi kolom anterior lebi lanjut. 0edera tipe distraksi, seat belt ,

dan (raktur Chance, di mana terdapatkeilangan integritas kolom posterior, dapat dikelola secara

konservati(, tetapi sering memerlukan instrumentasi posterior untuk mengembalikan ketegangan

band 4posterior. 0edera atau (raktur rotasi merupakan yang tidak paling stabil dan memiliki

risiko tertinggi untuk mengalami cedera neurologik, dan ampir selalu memerlukan stabilisasi

 beda. 0edera translasi berat sering membutukan pendekatan kombinasianterior dan posterior 

untuk mengembalikan stabilitas vertebra.

Page 69: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 69/116

Gambar3/8Instrumentasi Anteri#r Pada Vertebra T#ra%#lumbal

etD =nstrumentasi anterior tela menjadi lebi populer di dada dan lumbar tulang belakang . " D

"9 radiogra(ik menunjukkan aneda perangkat &epuy !pine4 menstabilkan corpectomy a . ' D

>"0! - T "esculap4 adala baru , lebi renda sistem pro(il di mana kepala sekrup (lus

dengan plat (iksasi dapat ditempatkan toracoscopically. 0 D kandang diupgrade !yneJ

kandang , !yntes 0orp4 tela dirancang untuk dada dan lumbar tulang belakang untuk 

mengembalikan integritas kolom anterior dan memberikan peratian untuk membantu cacat yang

 benar.

Radi#ra$i% Intra#"erati$ 

6adiogra(ik intraoperati( sering digunakan ole ali beda untuk mengkon(irmasi level vertebra

dan meningkatkan akurasi penempatan instrumen. luoroskopi dan radiogra(ik polos masing-

masing dapat digunakan untuk mengkon(irmasi level vertebra intraoperati(,  tapi (luoroskopi

memiliki (leksibilitas tambaan pada aspek gambar real-time. luoroskopilateral paling sering

Page 70: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 70/116

digunakan, namun demikian, posisi "9, oblik, dan biplanar "9 dan lateral4 memiliki peran

masing-masing bergantung pada kebutuan beda. 9eratian arus dilakukan untuk 

mendapatkan gambar lateral yang sebenarnya, atau gambaran "9 dengan penyesuaian

(luoroskopi untuk mengilangkan kesan miring, yang dapat menyebabkan kesalaan persepsi.

9ada vertebra servikal, penyelarasan sendi (aset diperlukan sebagai panduan yang baik untuk 

mendapatkan tampilan lateral yang benar.9ada vertebra torakolumbal, endplateskorpus vertebra

dapat digunakan untuk mendapatkan keselarasan lateral yang sempurna pada (luoroskopi. 9ada

 bidang "9, pedikel dan prosesus spinosusus ber(ungsi sebagai landmar# untuk menyesuaikan

(luoroskopidan mengilangkan kesan miring.

Gambar 3/0 Instrumentasi Vertebra T#ra%#lumbal P#steri#r

!umberD laporan jaga 'eda !ara( 6!. &r. Iasan !adikin taun 2+13

etD sekrup gagang bunga merupakan instrumentasi yang paling umum digunakan pada

terapi(raktur vertebra torakolumbal,dan biasanya ditempatkan di seluru daera

torakolumbal,bergantung pada anatomi individu dan ukuran pedikel T$−# biasanya memiliki

 pedikel terkecil4.

Page 71: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 71/116

"D 0T-scan aksial menunjukkan sekrup gagang bunga ditempatkan melalui pedikel ke dalam

korpus vertebra.'D radiogra(ik polos lateral menunjukkan batang terubung ke sekrup gagang bunga.

!ervikotorakal  junction  merupakan daera yang paling sulit untuk divisualisasikan

dengan (luoroskopi intraoperati(.  >anuver menarik bau ke ara kaki dapat membantu

memaksimalkan visualisasi di vertebra servikal yang lebi renda.luoroskopi balok 

0ollimating ke lokasi bunga juga dapat meningkatkan visualisasi dan mengurangi paparan

radiasi. 9ada pasien obesitas, visualisasi (luoroskopi mungkin tampak marginal sepanjang

vertebra, tetapi dapat ditingkatkan dengan manuver yang sama.>engitung level vertebra di daera dada untuk lokalisasi dapat sangat sulit dilakukan.

ebi baik mengitung naik dari tingkat yang dikenal di daera pinggang dibandingkan dengan

mengitung mundur dari servikotorakal junction. :ika lokalisasi tersebut tercapai, penanda kulitatau subkutan dapat membantu studi preoperasi. !istem navigasi stereotaktis yang lebi

kompleks dengan menggunakan 0T-scan preoperasi atau (luoroskopi intraoperati( canggi juga

tersedia untuk membantu lokalisasi intraoperati(, tetapi kualitas gambar dan akurasi sering tidak 

optimal.

>eskipun teknik beda dan instrumentasi untuk terapi(raktur vertebra tela berkembang,

namun masiterdapat perbedaan pengelolaanbeda trauma vertebra karena kurangnya bukti dan

 pedoman untuk sebagian besar kasus traumavertebra. =ndikasi dan pendekatan yang diambil

untuk mengelola trauma vertebra sangat bervariasi di antara ali beda. =nstrumentasi memiliki

 peran penting dalam stabilisasi (raktur vertebra yang tidak stabil. volusi instrumentasi dan

teknik beda invasi( minimal diarapkan mampu meminimalisasi morbiditas perioperati( dan

lama rawat inap secara keseluruan.

Da$tar Pusta%a

1. Baccaro "6 , !ilber :! . 9ost-traumatic de(ormitas tulang belakang . !pine . 2++17 2# 2$

suppl 4 D !111 - 118 .2. Cinn, 6icard. +(M!S . eurological Surgery. levier-!aunders. 2+11. 9iladelpia.

3. 'aaj, "li ". t al. /andboo# of Spine Surgery. Tieme. 2+12. /ew ;ork-5!".

$. !cnuere, Tony.  1umbar 81ow Bac#9 Surgical Implants$  2++*. Cebsite D

www.pi!eu!i"ere.com

Page 72: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 72/116

). "lanay, "med >&. Short-segment Pedicle Instrumentation of 0horacolumbal Burst 

 *ractures . 5oes 0ranspedicular Intracorporeal :rafting Prevent 4arly *ailure;  !pine

:ournal-CC. 2++1.

#. >asMuelet, "lain.  !n !01!S of Surgical !natomy. Taylor rancis. 2++). 5nited

ingdom.%. <reenberg, >ark !. /andboo# of eurosurgery, 2th edition. 2+1+. /ew ;ork.

8. Bac car o "6 , ! ilb er :! . 9 os t- tra uma ti c v er teb ra d e(o rmi ty. Spine.

2++172#2$ suppl4D!111-118.

*. >arkam :. !urgery o( te vertebra cord and vertebral column. =nD Calker,

", ed.  ! /isto ry of eurol ogical Surgery . /ew ;orkD Ia(ner7 1*#%D3#$-3*2.1+. rankel I, Iancock &A, Iyslop <, et al. Te value o( postural reduction

in te ini tial management o( closed injuries o( te spine wit paraplegia and

tetraplegia. =.  Paraple gia . 1*#*7%34D1%*-1*2.

11. 6oos :, Iil( iker 9, 9lat? ", et al . >&0T in emergency radiologyD is a

standardi?ed cest or abdominal protocol su((icient (or evaluation o( toracic

and lumbar spine traumaG  !"3. 2++$7183D*)*-*#8.

12. Ioldswort C. &iagnosis and treatment o( (ractures o( te spine.  Manit 

 Med 3ev . 1*#87$814D13-1).

13. Citesides T :r . Traumatic kyposis o( te toracolumbar spine. Clin

(rthop. 1*%%1284D%8-*2.1$. &enis . Te tree column spine and its signi(icance in te classi(ication

o( acute toracolumbar vertebra injuries. Spine . 1*837884D81%-831.

1). aporan :aga 'eda !ara( 5npad-6!. Iasan !adikin taun 2+13.

Page 73: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 73/116

BAB I>

 PE&ATALAKSA&AA& TRAUMA VERTEBRA &O&,OPERATI(

Penda7uluan

9enatalaksanaantrauma vertebra  selain melalui tindakan operati(,dapat jugadilakukan

secara non-operati( konservati(4. 9enanganan non-operati( sama seperti penanganan operati(,

 bertujuan mengurangi mortalitas, mempercepat pemulian neurologik, mengurangi biaya

 perawatan, mencega kerusakan vertebra lebi lanjut dengan prinsip stabilisasi vertebra,

mencega cedera sekunder, dan komplikasi.1,2

!ebagian besar kasus trauma vertebra tidak memerlukan penanganan operati( dan

dapatditangani secara konservati(. !etiap kasus arus diperiksa dengan cermat seingga

 penanganannya tepat.1

9enatalaksanaan  pasien cedera vertebra pada taap  pre-hospital yang tepat dapat

meningkatkan outcome.  9enatalaksanaan ini arus memberikan lingkungan biologis dan

 biomekanik yang memungkinkan pemulian jaringan lunak dan tulang yang akurat, dan pada

akirnya menciptakan kolom vertebra yang stabil dan bebas nyeri.3

Penananan &<eri

6asa nyeri pada trauma vertebra merupakan sala satu alasan pasien mencari pengobatan.

 /yeri merupakan sala satu gejala akibat gangguan teradap medula spinalis yang terjadi akibat

trauma. 9enanganan nyeri bergantung pada derajat nyeri. "da beberapa modalitas penanganan

nyeri antara lainD

Page 74: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 74/116

1 >edikamentosa

Terapi manajemen nyeri dengan obat-obatan medikamentosa4 dapat dilakukan dengan

 pemberian antiin(lamasi, analgesik, relaksan otot, narkotik, antidepresan.

a "ntiin(lamasi

Abat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi peradangan dalam jaringan, dan

 berguna untuk mengatasi nyeri ringan dan sedang. (ek samping yang dapat

terjadi antara lain gangguan lambung, ginjal dan epar.

 b "nalgesik 

<olongan obat ini mengurangi rasa nyeri, namun tidak bekerja pada sumber nyeri.

<olongan obat ini berguna untuk meringankan gejala yang ada, akan tetapi tidak 

mengilangkan penyebab nyeri.

c 6elaksan otot<olongan obat ini bertujuan mengurangi rasa tegang dan iritasi otot. &engan

 berkurangnya spasme otot, maka rasa nyeri akan berkurang.

d <olongan narkotik <olongan obat ini merupakan antinyeri yang sangat kuat. 'erguna untuk 

mengobati rasa nyeri yang berat. Abat-obatan ini tidak dijual bebas dan dapat

menimbulkan adiksi.

e "ntidepresan

9ada beberapa kasus, antidepresan berguna untuk mengurangi nyeri.$

2. /on-medikamentosa

a. ompres dinginNangatompres dingin dapat mengurangi rasa nyeri dan bengkak , sedangkan kompres

angat dapat membantu melancarkan sirkulasi dara pada area cedera dan

mempercepat penyembuan.

 b. 0ranscutaneous electrical nerve stimulation T/!40ranscutaneous electrical nerve stimulation  dilakukan dengan meletakkan

langsung sadapan elektrik yang dialiri arus listrik kecil pada kulit untuk 

mengurangi rasa nyeri.

Page 75: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 75/116

c. 9emijatan

9emijatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dengan melancarkan sirkulasi

dara dan mengurangi spasme otot.

d. <ltrasound 

>ekanisme kerjanya adala dengan memberikan getaran gelombang ultrasound 

 pada jaringan yang dapat menembus kulit seingga mencapai pusat nyeri.

<elombang ini mengurangi spasme otot dan memperlancar sirkulasi dara.

e. "kupuntur 

&i negara-negara "sia, akupuntur suda dikenal dan dipercaya dapat meredakan

nyeri melalui penusukan jarum pada area-area tertentu.

3. =mobilisasi eksternal

9asien yang mengalami de(isit neurologik akut sering mengalami subluksasi yang nyata

 pada pencitraan radiogra(ik, akibatnya dapat terjadi kompresi medula spinalis. 0onto yang

umum adala pasien dengan Rloc#ed facet S unilateral atau bilateral, (raktur servikal tipe burst ,

(raktur odontoid. !elama puluan taun tela dipraktikkan  penggunaan reduksi tertutup dini

untuk penanganan cedera ini. Tujuannya adala untuk dekompresi medula spinalis yang cepat,

mengembalikan stabilitas struktur servikal dan imobilisasi.

9emulian stabilitas vertebra adala penting untuk meminimalisasi risiko cedera

sekunder dan memungkinkan mobilisasi dini pasien, dan mengurangi risiko yang berubungan

dengan tira baring jangka panjang.

=mobilisasi eksternal dari vertebra servikal dilakukan dengan pemasangan collar nec# 

yang terdiri atas  berbagai desain, poster type orthoses, cervicothoracic devices  termasuk 

 Minerva-type braces, dan halo orthosis.

Collar nec#  terdiri atas beberapa tipe7 collar Philadelphia, Miami " , !spen, ewport , dan

 berbagai tipe rigid collar . Soft collar   memberikan perlindungan yang minimal dan restriksi

 pergerakan yang sangat kecil, seingga peranannya pada manajemen trauma sangatla terbatas.

Page 76: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 76/116

 Poster type orthoses  terdiri atas orthoses :uilford   dan  sternal-occipital-mandibular 

immobili%ation  !A>=4. 9erlengkapan ini memberikan imobilisasi yang lebi baik dari collar 

nec# , tetapi jarang dapat diaplikasikan pada trauma akut.

Gambar 4/5 So&t Coar 'ec( 

!umberD laporan jaga 'eda !ara( 5npadN 6!. &r. Iasan !adikin, 'andung taun 2+13

Gambar 4/; Phiadephia Coar'ec( 

!umber DttpDNNwww.bracesbyortigo.beN(rNproductsNviewN3*8Ncollier-cervical-mousse-c1-e?y-wrap

Page 77: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 77/116

Gambar 4/. Miner)a Type #races

!umber DttpDNNwww.bracesbyortigo.beN(rNproductsNviewN3*8Ncollier-cervical-mousse-c1-e?y-wrap

 /alo vest  merupakan alat yang paling dapat diandalkan untuk mengontrol pergerakan

vertebra servikal dan merupakan peralatan standar pada cedera servikal.  /alo vest   dapat

membatasi (leksi dan ekstensi, rotasi aksial, dan (leksi lateral dari servikal atas, di mana level ini

 jarang dapat terlindungi dengan peralatan lain. &engan kemampuannya membatasi pergerakan

mulai oksiput sampai 03, halo vest   direkomendasikan secara umum untuk terapi (raktur dislokasi aksis, (raktur odontoid, (raktur kombinasi 01−2, dan juga sebagai imobilisasi

 pascaoperasi. 9enggunaan halo vest  lebi terbatas pada kelompok pediatrik di mana ketebalan

tulang tengkorak dan penggunaan pin dapat menimbulkan masala.)

Page 78: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 78/116

Gambar 4/9 Hao *est 

!umber DttpDNNwww.indiamart.comNactive-medicalNspinal-ortosis-braces.tml

raktur torakolumbal cenderung untuk kembali pada de(ormitas semula. Ale karena itu,

reposisi mungkin tidak dibutukan. onsep terapi (ungsional dimulai dengan (ase berbaring pada

 posisi pronasi di tempat tidur, dan apabila diperlukan dengan lordotic support . Caktu imobilisasi

di tempat tidur tergantung pada tipe (raktur.3

$. Traksi servikal

Traksi servikal merupakan pemasangan traksi pada dai dan di belakang oksiput dengan

tujuan untuk stabilisasi sementara pada cedera servikal. Traksi ini arus segera digantikan ole

traksi skeletal dan beban tidak bole lebi dari ) g untuk jangka waktu lebi dari 2 jam. Traksi

<ardner-Cells merupakan yang paling sering digunakan untuk traksi skeletal.2

Page 79: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 79/116

Gambar 4/8 Tra%si Gardner,?ells

!umber DttpDNNwww.bracesbyortigo.beN(rNproductsNviewN3*8Ncollier-cervical-mousse-c1-e?y-wrap

). 6eabilitasi (isik 

!ala satu penatalaksanaan non-operati( adala program reabilitasi (isik . 9rogram ini

 berguna untuk mempercepat pemulian kekuatan otot. Atot-otot vertebra sangat penting dalam

menjaga stabilitas vertebra sebagai penopang tubu. aktor usia, jenis cedera atau masala

 penyerta dapat menyebabkan kelemaan pada otot punggung. 9rogram latian (isik dapat

membantu memperkuat otot-otot tersebut. !ejumla studi menunjukkan bawa latian aerobik 

dapat menurunkan angka kekambuan cedera vertebra.#,%

Da$tar Pusta%a

1. <rundy &, Tromans ", 0arvell :, :amil . >edical >anagement in te Bertebra =njuries

5nit. =nD <rundy &, !wain ", editors. "'0 o( Bertebra 0ord =njury. $t ed. ondonD '>:

'ooks7 1**#.

2. >orone >", 'all 9". Bertebra Traction. 'en?el 0, editor. 9iladelpiaD lsevier7 1***.

Page 80: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 80/116

3. 'oos / ">. Toracolumbar Bertebra =njuries. Bertebra &isorder. /ew ;orkD !pringer7

2++#. p. 883-*2$.

$. Cells :0&, >iles :'. 9ain and its >anagement. indlay <, Awen 6, editors. AJ(ordD

'lackwell !cienti(ic 9ublications7 1**2.

). :onson 6> I&, !immons , et al. 0ervical ArtosesD " study comparing teir 

e((ectiveness in restricting cervical motion in normal subjects. : 'one :oint !urg "m.

1*%%)4D$#$-%).

#. T' &. Treatment o( vertebra cord injury. / ngl : >ed. 1**+*#4D28)-*1.

%. ang I!;, 'edbrook <>. 6eabilitation and te 9aralysed 9atient. indlay <, Awen 6,

editors. AJ(ordD 'lackwell !cienti(ic 9ublications7 1**2.

BAB >

PEMASA&GA& IMPLA& PADA TRAUMA VERTEBRA

akta bawa operasivertebra berubungan langsung dengan medula spinalis dan serabut-

serabutnya, membuat teknik atau prosedur beda ini sangatla tidak muda dilakukan.

esalaan kecildapat mengakibatkan kerusakan sara( yang permanen atau paralisis. !elain

kesalaan manusia, terdapat beberapa risiko tinggi dalam operasi vertebra yang arus dipaami,

terutama penggunaan instrumentasi dan implan.

=mplan vertebra merupakan alat yang digunakan ole pada ali beda sara( untuk 

memperbaiki de(ormitas, menstabilkan dan menguatkan vertebra, dan membantu penyatuannya.

'eberapa gangguan pada vertebra yang menggunakan implan vertebra meliputi penyakit

degenerati( pada diskus vertebra, skoliosis, ki(osis, spondilolistesis, dan (raktur vertebra.

&ekompresi secara pembedaan meliputi pelepasan tekanan atau dorongan jaringan

teradap medula spinalis atau serabut sara(. !tabilisasi vertebra meliputi (usi dua vertebra atau

lebi. 9emasangan implan seperti cages, screws, rods  dapat digabungkan dengan bone

 graft menyebabkan tidak adanya pergerakan dari korpus vertebra.

=mplan terbuat dari material yang biocompatible dan mampu memberikan stabilitas dan

kekuatan pada vertebra. !ecara umum, implan vertebra dibagi menjadi (usi dan non-(usi.

Page 81: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 81/116

1 =mplan (usi menggunakan cangkokan unsur tulang bone graft 4

0ontonyaD rod, plate, screw, interbody cage

2 =mplan non-(usi tidak menggunakan bone graft 0ontonyaD diskus arti(isial, growth sparing devices=$

Y:rowth sparing devices digunakan pada pasien yang belum mencapai maturitas tulang.

"lat yang termasuk di dalamnya seperti vertical epandable prosthetic titanium rib

B9T64 yang dapat digunakan pada penangan skoliosis.

=mplan terbuat dari beberapa material seperti titanium, titanium-alloy, stainless steel , dan

 plastik. =mplan titanium tergolong kuat, ringan, dan dapat digunakan dalam pemeriksaan

 pencitraan magnetic resonance imaging >6=4.

Page 82: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 82/116

Gambar 56/ 5 Bebera"a Ti"e Im"lan Vertebra *Meditr#nic-!umberDhttp://www.bi%rice.com/product/&rthopedic-Impla!t-Spi!e-Impla!t.html

"lat-alat tersebut dibuat berbeda-beda sesuai bentuk dan ukuran,misalnyarods yang dapat

disesuaikan dengan anatomi pasien. 0onto lain,  pedicle screw  yang dapat dilapisi dengan

material yang mampu merangsang (usi penyatuan4 tulang.

Page 83: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 83/116

<ambar 1+.2. &iameter terluar dan terdalam pusat screw4, kedalaman serta jarak antara ulir 

 pada Screw$!umberD Ben%el 4C$ Implant-bone interfaces$ 6n. Ben%el 4C, ed$ Biomechanics of Spine Stabil i%ation$ 3olling Meadows, I1. !!S Publications>

and ew +or#. 0hieme> )?? @ . @ A$ 3eprinted by permission$

=mplan lumbal merupakan alat yang sering digunakan ali beda sara( untuk dekompresi

dan stabilisasi vertebra, kususnya lumbal. !ecara spesi(ik, implan yang digunakan pada (usi

lumbal dibagi menjadi dua kelompok, yaituD

1 =mplan pada disc space interbody space4

2 =mplan pada tulang vertebra yang mengasilkan stabilisasi

Gambar 56/ . Im"lan Pate dan Scre! *Aescula"-Sumber:ttpDNNurogen.co.idN

Im"lan Inter%ody

Tujuan penggunaan implan interbody pada lumbal adalaD

Page 84: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 84/116

1 >empertaankan sela diskus antar vertebra seingga membantu mencega kompresi

sara(,2 >empertaankan lengkung vertebra lumbal pada asalnya,

3 >embantu (usiNpenyambungan vertebra,

$ >empertaankan stabilitas,

) !ebagai media carrier 4 untuk penyambungan material seperti bone graft .

=mplan interbody 8cages9 tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. !ebagian besar 

 berbentuk silinder, selain itu ada yang berbentuk kubus. Cages juga terbuat dari berbagai macam

 baan seperti  logam, tulang, carbon fiber , dan plastik. Cages  biasanya terbungkus bersama

serbuk-serbuk tulang atau subtansi lain yang membantu penyembuan dan penyambungan

tulang. !atu atau dua cages yang sesuai menempati ruang diskus interbody space4 yang kosong.

'eberapa teknik operasi anya menggunakan cages  untuk membantu penyambungan dan

stabilisasi vertebra.

Keutamaan #one +ra&t 

"papun implan yang digunakan ole ali beda sara(, asil akirnya diarapkan memberi

keuntungan bagi pasien terutama pada proses (usi, maupun (usi yang dipercepat ole bone graft .

9rotein buatan sebagai asil rekayasa genetik, yang dikenal sebagai recombinant human bone

morphogenetic protein 8rhBMP-)9 dapat membantu menstimulasi proses penulangan.

 Bone graft dapat diperole dari beberapa sumber. >asing-masing memiliki kelebian dan

kekurangannya.

•   Autograft '#aitu tula!$ atau ca!$)o)!#a beraal dari dari tubuh e!diri.

 *ula!$ #a!$ eri!$ diambil beraal dari tula!$ pi!$$ul pada )rita ilia)a'

oleh )are!a e$me! i!i memili)i )ecepata! +ui #a!$ ti!$$i )are!a

)a!du!$a! el-el ba)al tula!$ da! protei!!#a.

•   Allograft ' #aitutula!$ #a!$ beraal bu)a! dari diri e!diri' diebut ,u$a

do!or tula!$. *ula!$ i!i biaa!#a diperoleh dari ora!$ lai! #a!$ beredia

me!do!or)a! tula!$!#a etelah me!i!$$al. e)ura!$a! pada do!or

tula!$ i!i tida) memili)i el-el ba)al tula!$ #a!$ mampu tumbuh

de!$a! cepat.• Bone graft  tersubstitusi. 0angkok tulang ini dimulai dari pembuatan berbaan

 plastik, keramik, atau komponen yang bioresorbable,yang dilapisi serbuk atau serpian

tulang intraoperati(.

Page 85: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 85/116

K#m"li%asi Penunaan Im"lan dan Pr#ses (usi

'eberapa komplikasi penggunaan implan dan proses (usi di antaranya, yaituD1. on-union

emampuan penyatuan vertebra (usi4 mengacu pada penyambungan atau penyatuan dua

vertebra yang disebabkan karena diskus diantara keduanya rusak. <angguan berupa non-

unionyaitu tidak terjadinya (usi vertebra, seingga operasi arus dilakukan kembali. "pabila

 penyatuan vertebra yang melibatkan instrumen atau implan dapat mengganggu penyatuan tulang,

maka perlu dipikirkan penggunaan bone graft , karena akan mempercepat proses penyatuan

tulang atau (usi. &i samping itu, operasi yang kedua dapat memperbaiki masala yang timbul

 pascaoperasi yang pertama.

2. 5elayed union

9roses (usi yang memerlukan waktu yang lebi lama disebut sebagai delayed union.

9seudoartrosis mengacu pada pergerakan dua tulang yang searusnya menyatu.

3. =mplan rusak atau pata

 Metal screw,  plate,  pin  dan rods  digunakan dalam mempertaankan kesegarisan

vertebraselama penyembuan. =mplan ini dapat pata atau rusak seingga arus

dilakukan operasi yang kedua.$. >igrasi implan implan yang berpinda4

&apat terjadi pada 1E2 kasus. !ering terjadi pascaoperasi, pada saat proses

 penyembuan dan penyatuan terjadi. >igrasi dapat bergerak ke depan, yang dapat

melukai pembulu dara besar. 9ada kasus seperti ini, operasi kedua mutlak dilakukan

dengan lebi memperkuat cages.). erusakan sara( atau nyeri yang permanen

!etiap operasi vertebra dapat mengakibatkan adanya luka atau kerusakan sara(, maupun

medula spinalis. <ejala yang ditimbulkan dapat berupa rasa baal, kesemutan, bakan

 paralisis. Ial tersebut sering disebabkan karena kerusakan serabut sara( itu sendiri

akibaterniasi diskus. 'eberapa kasus erniasi diskus yang lama tentu akan menyebabkan

kerusakan yang permanen, walaupun tela dilakukan tindakan dekompresi.

Page 86: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 86/116

Gambar 56/9 Evaluasi Pemasanan Im"lan Secara Radi#l#i% !umberDhttp://www.lowbac)-pai!.com/ur$er#.pi!altimulator.tech!iue.htm

Kesim"ulan

9emakaian implan ole ali beda sara(, arus memperitungkan  keuntungan dan

kerugian bagi  pasien. 9engetauan, pengalaman, dan asil dari pemakaian implan akan

mendorong penelitian dan peningkatan mutu pada taun-taun berikutnya.

Da$tar Pusta%a

1 Cinn, 6icard. +(M!S . eurological Surgery. levier-!aunders. 2+11. 9iladelpia.

2 'aaj, "li ". t al. /andboo# of Spine Surgery. Tieme. 2+12. /ew ;ork-5!".3 !cnuere, Tony.  1umbar 81ow Bac#9 Surgical Implants$  2++*. Cebsite D

www.pi!eu!i"ere.com

$ "lanay, "med >&. Short-segment Pedicle Instrumentation of 0horacolumbal Burst 

 *ractures . 5oes 0ranspedicular Intracorporeal :rafting Prevent 4arly *ailure;  !pine

:ournal-CC. 2++1.) >asMuelet, "lain. !n !01!S of Surgical !natomy. Taylor rancis. 2++). 5nited ingdom.

# <reenberg, >ark !. /andboo# of eurosurgery, 2th edition. 2+1+. /ew ;ork.

% 'ose 'D "nterior cervical instrumentation enances (usion rates in multilevel reconstruction

in smokers. : Bertebra &isord 1$D3-*, 2++1.

8 Iilibrand "!, et al.D =mpact o( smoking on te outcome o( anterior cervical artrodesis wit

interbody or strut-gra(ting. : 'one :oint !urg "m 83-"D##8-%3, 2++1.* Oie :0, Iurlbert 6:. &iscectomy versus discectomy wit (usion versus discectomy wit

(usion and instrumentationD a prospective randomi?ed study. /eurosurgery #1D1+%-1#, 2++%

Page 87: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 87/116

1+ Baccaro, "leJander, et al. Spine Surgery. Tieme. 2++3. /ew ;ork-5!".

11 aporan :aga 'eda !ara( 5npad-6!. Iasan !adikin taun 2+13.

Page 88: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 88/116

'"' O=

A/!9 ! 95/0" 9"&" T6"5>" B6T'6"

" !el 9unca

!esuai dengan namanya, sel punca sara( !9!4 memiliki kemampuan menjadi berbagai

macam sel didalam otak dan vertebra sel sara( dan glia4, memiliki kemampuan memperbanyak 

dirinya sendiri  self-renewing 4 dan menjadi sel-sel otak dan sel vertebra dewasa differentiation4

sesuai dengan lineage-nya7 si(at-si(at ini disebut pluripoten. !edangkan istila progenitor 

memiliki derajat yang lebi renda dari pluripoten)karena anya dapat menjadi satu jenis sel,

misalnya sel progenitorsara( anya dapat menjadi sel sara( dan tidak dapat menjadi sel glia,

 begitupun sebaliknya untuk sel progenitorglia. !el punca sara( dapat diisolasi, baik dari otak 

individu dewasa maupun (etus, bakan pada saat embrio. 9opulasi !9! dapat ditemukan

didaerasubventrikel !B4 pada ventrikel lateral dan didaera subdentatusgirus pada

ipokampus,) didaera telense(alon pada (etus dan inner cell mass pada taapblastosit pada (ase

embrio.

!el-sel !9! dapat ditumbukan atau dibiakkan secara in vitro pada cawan petri dengan

keberadaan mitogen  growth factor -nya dalam medium pembiakannya7 seperti basic  fibroblast 

 growth factor  b<4 dan epidermal growth factor  <4. !etela proses pengkulturan beberapa

 pasase kali4, sel-sel tersebut dapat dirangsang untuk berdi(erensiasi menjadi sel dewasa dengan

mengurangi atau mengilangkan  growth factor  dalam mediumnya. !el-sel !9! ini juga dapat

kita arakan atau kita RsetirS menjadi sel yang kita keendaki. 9ada dasarnya !9! secara alamia

tanpa adanya intervensi untuk menyetirnya,apabila  kita ilangkan  growth factor   dari

mediumnya4 akan berdi(erensiasi menjadi Z 1+ sel-sel sara( dan Z *+ sel-sel glia beserta sel-

sel pembulu daranya <ambar 11.14.

Page 89: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 89/116

Neuron

(Tuj1)

strocyte

(!"#)

Nucleus

($#%)

Page 90: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 90/116

SC medium 20!$ b a!d

c

a

&li$ode!droc#temar)er &4

SC medium -b a!d

<ambar 11.1 &i(erensiasi !el 9unca !ara(N eural Stem Cell >enjadi !el-sel Atak >atur 

!umberD "mad ariedPs unpublished data

:umla sel sara(   yang 1+ tersebut  dapat kita tingkatkan menjadi lebi banyak lagi

apabila ada upaya intervensi untuk menyetirnya menjadi sel sara( <ambar 11.$4 dengan cara

menambakan mediator perangsang kusus pada medium pertumbuan !9! untuk 

menjadikannya sel sara(  3etinoic !cid , euron :rowth *actor 4. &engan dasar pemaaman ini,

kita dapat mencirikan sel-sel progenitor dan sel dewasa yang kita arapkan tersebut dengan

menggunakan marker-marker spesi(ik untuk setiap jenis sel dengan menggunakan teknik 

imunologi misalnya, Tuj-1 untuk marker sel sara(7 <"9 untuk marker sel glia, A$ untuk 

marker sel oligodendrosit4.

Page 91: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 91/116

eural Stem Cell

   C  o -  c  u   l   t  u  r  e

  r  e   l  e  a    e

   6   I   7   1   0

<ambar 11.29erbanyakan !el !ara( >elalui Co-culture System dengan !el ndotel

 !umberD "mad ariedPs unpublished data

Page 92: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 92/116

' !el 9unca !ara( !9!4

!istem sara( pusat !!94 pada individu dewasa memiliki kapasitas yang sangat terbatas

dalam kemampuan mereparasi dirinya sendiri setela terjadinya suatu cederaNtrauma. Ial ini

disebabkan tidak dimilikinya si(at pluripoten yang dapat mengasilkan sel sara( baru, tidak 

memiliki kemampuan beradaptasi untuk perbaikan (ungsi dan untuk pertumbuan aksonal.

&engan mentransplantasikan multipoten !9! diarapkan mampu mengatasi permasalaan

tersebut diatas. Ial ini juga disambut dengan sangat antusias, baik ole peneliti

maupunklinisi,untuk dapat diaplikasikan pada upaya memperbaiki sel sara( yang rusak seperti

 pada kasus trauma vertebra.

!el-sel !9! dapat diisolasi dari jaringan otak pada (ase embrio ataupun dewasa dan dari

 berbagai macam spesies mamalia termasuk mencit, tikus ataupun manusia.),#  !el-sel tersebut

terbukti stabil dalam proses perbanyakan selnya tanpa keilangan karakteristik sel punca yang

dimilikinya.%  9erbedaan si(at antara multipoten dan pluripoten mengacu kepada kemampuan

!9!-nya menjadi berbagai macam atau anya satu macam sel otak7 seperti sel sara(, sel astrosit,

sel oligodendrosit, sel scwan, dan lain-lain. !el-sel ini juga terbukti memiliki kemampuan

untuk survive, migrasi dan reparasi yang tinggi pada saat ditransplantasikan kedalam !!9 yang

mengalami traumaNcedera. Ial ini juga diamati pada sel punca yang diisolasi dari organ selain

otak, dengan kemampuan yang sama dalam al mereparasi sel-sel didaera cedera.%

Iasil penelitian terkini membuktikan bawa !9! dapat diasilkan dari sumber isolat sel

 punca sumsum tulang, dara tali pusat <ambar 11.34, yang dikenal dengan sel punca eksogen

yang bukan berasal dari sel otak .8 &ari asil percobaan in vitro dan in vivo, dibuktikan bawa sel

 punca dari sumsum tulang dan plasenta dapat disetir menjadi sel-sel sara( dan sel-sel glia7 dan

seperti alnya dengan !9!, sel punca eksogen dan endogen ini dapat ditanamkansecara langsung

ke lesi cedera diotak. 5ntuk sel punca yang diambil dari sumsum tulang ini akan memberikan

keuntungan tersendiri karena penderita mendapatkan sel punca dari tubunya sendiri, yang dapat

diperbanyak diluar tubunya dan setela mendapatkan sejumla sel-sel yang dibutukan, maka

sel-sel tersebut dapat ditransplantasikan kembali ketubu pasien yang bersangkutan. Ial ini juga

menguntungkan karena tidak membutukan terapi imunosupresi sebelumnya dan ini dapat

menurunkan angka morbiditas. !ecara eksperimental, analog sumsum tulang yang disetir 

menjadi !9! dapat digunakan sebagai terapi seluler pada lesi cedera kepala dan trauma vertebra.

Page 93: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 93/116

&mbilical 'ord loodhaton*s +elly ,'s

<ambar 11.3 !el 9unca yang 'erasaldari 9lasenta

!umberD "mad ariedPs unpublished data

0 !el 9unca !ara( dari ksogen

Iasil percobaan menunjukkan !9! mampu bertaan idup  survive4, dapat bermigrasidan berdi(erensiasi setela ditransplantasikan kedalam !!9.*,1+,11 Iasil percobaan menunjukkan

 bawa sel-sel tersebut berespons secara baik   dengan reaksi lokal ditempat lesi, baik di !!9

maupun di sumsum tulang belakang.% !aat !9! ditanamkan pada lesi trauma vertebra, sel-sel

tersebut berdi(erensiasi anya menjadi sel astrosit dan  progresivitas  pembentukannya anya

sementara, kemudian menurun kembali,12,13mekanisme tersebut diatas masi belum diketaui.

eberasilan transplantasi sel sara( pusat dan peri(er idealnya membutukan sel-sel yang

suda berdi(erensiasi menjadi sel-sel sara( , al ini untuk mengindari pengaru lingkungan yang

dapat menyebabkan sel tersebut menjadi sel jenis lain, misalnya  glia. 9rekursor dari organ

lainnya yang dapat diarakan menjadi !9! neuron restricted precursor 7 /694 diantaranya dapat

 berasal dari asil isolasi sel punca embrionik, juga terbukti dapat ditanamkan pada lesi trauma

vertebra pada percobaan menggunakan tikus7 sel punca yang ditanam dapat berdi(erensiasi

secara progresi( menjadi sel sara( akan tetapi pada (ase selanjutnya akan mengalami

Page 94: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 94/116

 penurunan.Iasil tersebut menunjukkan bawa perlu adanya modi(ikasi untuk mempertaankan

viabilitas sel graft  dan mengontrol lingkungannya dalam upaya menyokong sel tersebut menjadi

matur sempurna.% aktor interinsik dari !9! sendiri juga merupakan (aktor yang sangat penting.1$

!i(at dan karakter sel punca yang diisolasi dari tempat berbeda akan mengasilkan kekasannya

sendiri dan memiliki si(at serta karakter yang berbeda pula. !i(at /69 yang berasal dari isolasi

sumsum tulang belakang yang ditanamkan di !B akan bermigrasi dan mengasilkan sel-sel

sara( yang matur dengan bantuan berbagai macam ?at neurokimia dan akan menjadi sel yang

 beraneka ragam mor(ologinya.1)  :ika /69 disiloasi dari !B, kemudian asilnya ditanam

kembali kedalam !B, maka sel-sel tersebut tidak akan bermigrasi dan akan berdi(erensiasi

menjadi sel sara( yang matang. euron restricted precursor  yang diisolasi dari sumsum tulang

 belakang, diamati dapat berdi(erensiasi menjadi sel sara( yang mengasilkan choline

acethyltransferase, dimana pada bagian otak tempat ditanamnya /69 tersebut tidak 

mengasilkan choline acethyltransferase. Ial ini menunjukkan bawa (aktor interinsik dari sel

 /69 yang ditransplantasikan menjadikannya jenis sel tertentu dalam otak, bakan setela

dipaparkan kedalam lingkungan barunya.% esimpulannya adala pentingnya mengisolasi sel

 perkusor tertentu yang spesi(ik untuk setiap area dalam !!9 untuk menjadikannya ber(ungsi

sesuaidengan (ungsi sel sara( di lokasi tersebut.%

'anyak penelitian yang menunjukkan keberasilan transplantasi !9! dan /69 kedalam

!!9, akan tetapi keberasilan perbaikan (ungsinya secara (isiologik   dari asil  graft   tersebut

 belum sepenunya dapat diasilkan dan masi perlu banyak pembuktian. >c&onald et al1#

membuktikan bawa terdapat perbaikan (ungsi lokomotor setela dilakukannya transplantasi

!9! derivat dari mbryonic stem cells kedalam trauma vertebra pada binatang percobaan tikus

model dengan cedera karena kontusio. !0s tersebut dalam bentuk embryoid bodies  yang

 berasal dari sel line &3 tikus71% pada ari $-N$[ $ ari tanpa dan $ ari dengan penambaan

retinoic acid   pada mediumnya4 ditransplantasikan kedalam area lesi. !el-sel tersebut

diinjeksikan dalam bentuk agregat gumpalan4, * ari setela dilakukan perusakan atau cedera

 pada tulang belakang tikus percobaan. &ua minggu setela transplantasi sel tersebut, tikus

dikorbankan dan sel-sel  graft   tersebut dilabel dengan bromodeoJyuridine 'rd54 dan atau

dengan antibodi spesi(ik untuk >2, >" atau Ty untuk mempermuda pendeteksiannya secara

in situ. !el tersebut didapati mengisi daera lesi, tetapi anya sejau 8 mm dari sisi terluar 

lesinya, baik diliat dari rostral maupun dari kaudal7sebesar $3 sel, dengan pemeriksaan

Page 95: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 95/116

immoniistokimia =I04, menjadi sel oligodendrosit, sedangkan 1* lainnya menjadi sel

astrosit. &erivat yang menjadi oligodendrosit bereaksi positi( dengan myelin basic protein.

!ebesar 8 beruba menjadi sel sara(, yang terwarnai dengan antibodi neuron spesifi# nuclear 

 protein /eu/4.

!atu bulan setela transplantasi, didapatkan dua skor 'lood brain barrier '''4 yang

 berbeda%,* dan 1+4 antara binatang yang ditransplantasi dengan !0s dibandingkan dengan

kelompok kontrol yang tidak ditranspalantasikan !0s. 9erbedaan skor ''' menggambarkan

kemampuan mobilisasi pembulu dara pada tungkai belakang tikus, yang diberikan

 pembebanan dan dinilai juga koordinasinya7 akan tetapi masi kurang jelas (aktor-(aktor apa saja

yang bertanggung jawab teradap perbaikan skor (ungsi asil transplantasi tersebut.

mbryonic stem cells juga dapat menjadi sel yang dapat melakukan remielinisasi pada

akson-akson yang cedera atau menyediakan growth factor  berupa neurotropik  atau memberikan

e(ek penyebaran sel7 lebi jau !0s yang berdi(erensiasi akan menjadi sel sara( yang matur dan

memberikan kondisi yang kondusi( untuk memperbaiki (ungsi pada jaras-jaras vertebra

yangmengalami  cedera. 9erbaikan yang cepat dari (ungsi motorik dapat diamati dengan

 banyaknya !0s yang berdi(erensiasi menjadi oligidendrosit, yang positi( dengan pewarnaan

myelin basic protein,yang membentuk remielinisasi. aktanya adala prekursor oligodendrosit

yang ditransplantasikan pada lesi terbukti berubungan dengan proses remielinisasi dan

 peningkatan konduksi akson.18 'anyak alasan yang mendasari rasionalisasi dari transplantasi

menggunakan !9! dan /69 sumsum tulang belakang, seperti yang tela dijelaskan sebelumnya,

ampir mustail !tem 0ells yang ditransplantasikan dapat memperbaiki cedera secara

menyeluru, baik jaras asenden sekaligus jaras desenden-nya, pada trauma vertebra. Iasil

 penelitian membuktikan bawa !9! memiliki ion channel yang sama persis dengan sel sara( 

aslinya, dan juga memiliki kemampuan mengasilkan potensial aksi yang sama. "kan tetapi

 belum ada studi yang menyatakan apaka sel-sel tersebut dapat terintegrasi kedalam sirkuit sel

host  dan membentuk sinaps (ungsional. &iyakini sel-sel transplantasi tersebut ber(ungsi menjadi

sel-sel neuroprotektor tissue sparing 4, dukungan  growth factor   dan mielinisasi, lebi jau

termasuk sel punca  graft   menyediakan (aktor-(aktor   lingkungan niche4 yang baik untuk 

meningkatkan pertumbuan dan regenerasi akson.

& !el 9unca !ara( dari ndogen

Page 96: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 96/116

9enggunaan sel punca eksogen memerlukan teknik transplantasi dan grafting  yang masi

memerlukan tambaan terapi imunosupresi. !edangkan penggunaan sel punca endogen tidak 

memerlukan terapi imunosupresi,  atau bisa dikatakan sangat renda, dan lebi jau dapat

mengatasi permasalaan yang muncul karena intervensi yang berlebian pada sel punca eksogen.

!aat ini suda banyak diterima teori yang menyatakan terdapatnya pembentukan sel-sel

sara( baru pada !!9 dewasa. 9roses ini banyak didemonstrasikan pada sel otak dari !B dan

ipokampus.1*−22  ois dan "lvare?-'ullya21  melabel otak tikus jantan dewasa dengan

W3IXTynidine7 asilnya ditemukan sel-sel proli(erasi dan sel-sel yang akti( membela, yang

terlokalisasi pada sebagian besar daera !B dan untuk memastikan bawa sel-sel !B ini

merupakan sel punca, maka sel-sel tersebut dikultur dimedium kusus. 9ada pasase generasi ke-

#, kumpulan sel isolasi tersebut bertamba dan bergenerasi membentuk sel yang positi( dengan

 perwarnaan glia. 'ersamaan dengan al tersebut, ditemukan juga sel-sel sara( yang dapat diliat

dengan mewarnai sel dengan antibodi spesi(ik tertentu >"9-2, /, /!4 dan negati( untuk 

marker-marker   sel glia. 9ada waktu yang bersamaan didapatkan sebesar 8$ sel sara( yang

terwarnai. Iasil ini menunjukkan sel-sel yang akti( berproli(erasi memang terdapat di dalam

 jaringan !!9 otak dewasa secara in vivo4 dan sel-sel tersebut memiliki kemampuan untuk 

membentuk sel sara( dan sel glia. riksson dkk 1* menunjukkan asil yang serupa pada sel-sel

yang diisolasi dari girus dentatus daera ipokampus manusia. Iasil dari penelitian tersebut,

ditemukannya sel-sel yang terlabel positi( dengan 'rd5 marker proli(erasi sel4 pada daera

ipokampus di sel-sel granular girus dentatus7 pada saat sel tersebut di double-stainning , sel-sel

tersebut positi( untuk pewarnaan marker sel-sel sara( /eu/4. Iasil serupa ditemukan pada sel-

sel yang diisolasi di !B <ambar 11.#4. &ari serangkaian penelitian tersebut menunjukkan

 bawa sel-sel yang diisolasi tersebut merupakan sel progenitor7 sel-sel tersebut arus bermigrasi

keluar niche-nya untuk tumbu berdi(erensiasi menjadi sel dewasa. !el-sel punca yang diisolasi

dari tubu individu sendiri dikenal dengan sebutan sel punca endogen. >ekanisme induksi dan

kontrolnya sampai saat ini belum banyak diketaui.

Page 97: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 97/116

<ambar 11.$ =solasi !el 9unca !ara( dari "rea !ubventrikel

!umberD "mad ariedPs unpublished data

!ala satu aplikasi kegunaan sel punca endogen ini adala untuk menggantikan sel-sel

sara( yang cedera, dan pemikiran ini arus dicobakan serta diamati pada model ewan uji

terlebi daulu. :oansson dkk 234 menunjukkan bawa !9! bermigrasi keara lesi cedera

setela dilakukan pemotongan (unikulus dorsalis sumsum tulang belakang binatang percobaan7

akan tetapi seperti alnya pada percobaan menggunakan sel punca eksogen, sebagian besar sel-

sel yang ditransplantasikan beruba menjadi sel-sel astrosit. !etela pemberian 'rd5 pada

sumsum tulang belakang tikus, ditemukan sekelompok   sel ependimberlabel 'rd5 disekitar 

Page 98: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 98/116

kanalis sentralis. !etela dilakukan pemotongan atau cedera pada sumsum tulang belakang,

cedera diamati setela satu ari, pada (unikulus setinggi T2

Page 99: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 99/116

ditemukan )+J peningkatan pertumbuan sel ependim  yang berproli(erasi, pada

 pengamatan dengan mikroskop elektron ditemukan pembelaan sel-sel yang asimetris menjaui

niche untuk berdi(erensiasi menjadi sel dewasa4.

5ntuk mengetaui nasib dari sel-sel ependim tersebut, dengan menggunakan ewan

 percobaan yang sel-selnya dilabel dengan marker (louresen &il4 setela sel berlabel ditanam di

lesi cedera, satu minggu setela terapi, sel-sel transplantasi tersebut berdi(erensiasi menjadi

astrosit, bukan menjadi sel sara( marker beta tubulin4 ataupun sel oligodenrosit marker A$4.

&engan asil ini diketaui bawa  growth factor lokal sangat berpengaru dan permasalaan

tersebut dapat diatasi agar sel-sel transplantasi tersebut dapat kita setir menjadi sel-sel sara( atau

oligodendrosit, bukan menjadi astrosit. esimpulannya adala sel punca endogen bukan

merupakan kandidat yang baik untuk terapi trauma vertebra.

6emielinisasi !umsum Tulang 'elakang

9rekursor sel glia  ditemukan selama perkembangan !!9, sebagian besar sel glia di

sumsum tulang belakang adala sel oligodendrosit. &ari data awal, pada saat sumsum tulang

 belakang tikus dilabel dengan )-bromodeoJyuridine 'rd54, ditemukan sebesar %+−%) sel

terwarnai double-contras dengan /<2 sebagai marker dari prekursor oligodendrosit.2$  ungsi

dari sel-sel tersebut masi belum banyak diketaui, sebagian peneliti berspekulasi sel-sel tersebut

 ber(ungsi untuk proses remielinisasi pada cedera !!9. Ial tersebut terbukti dari percobaan pada

model ewan trauma vertebra dan demielinisasi.2),2#

&ata tersebut memunculkan potensi kegunaan prekursor sel glia untuk transplantasi pada

trauma tulang belakang untuk membuat remielinisasi akson dan meningkatkan perbaikan (ungsi

selnya. 9ada pembaasan sebelumnya suda di jelaskan bawa !9! yang ditransplantasikan ke

dalam cedera !!9, anya sebagian kecil sel yang menjadi oligodendrosit7 ole karena itu

rangsangan in vitro untuk mengarakan sel menjadi oligodendrosit-lineage sebelum transplantasi

menjadi sangat diperlukan untuk mencapai proses remielinisasi7 populasi sel tersebut dikenal

dengan nama oligos(er  pada percobaan in vitro. 9ada saat oligos(er  ditransplantasikan kedalam

tulang belakang tikus percobaan, ditemukan peningkatan yang signi(ikan dari proses mielinisasi

dibandingkan dengan plasebo kontrolnya.2%

9ada percobaan lainnya, ditemukan prekursor sel-sel glia tersebut memiliki kemampuan

memperbaiki (ungsi seingga transplantasinya jau lebi e(ekti( menjadikannya sel oligodenrosit

Page 100: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 100/116

dan astrosit untuk saling bantu dalam proses mielinisasi dibandingkan dengan anya

menggunakan sel progenitor oligodendrosit.28  !ejau ini e(isiensi  prekursor sel glia  ini untuk 

 proses mielinisasi (ungsionalnya masi menjadi pertanyaan. "pabila sel punca berasal dari luar 

tubu, maka diperlukan (aktor-(aktor neuroprotekti( dan mekanisme tro(ik yang didapatkan pada

 pengamatan dibawa mikroskop, dan ditemukan remielinisasi akson2*7 tetapi dengan memakai

elektro(isiologis untuk meliat penyembuan pada ewan coba masi mengadapi kesulitan. % =ni

menjadi tantangan dimasa depan untuk melakukan terapi regenerasi sel-sel sara( setela

terjadinya cedera.

Transplantasi !9! untuk Trauma Bertebra

etika seorang neuroanatomis kenamaan, 6amon 0. 0ajal, melaporkan pada taun 1*28

 bawasa !!9 dewasa tidak dapat mengasilkan sel-sel sara( baru3+7 sejak itu dipercaya bawa

sara( mamalia dewasa tidak memiliki kapasitas mengasilkan sel sara( baru untuk proses reparasi

setela terjadinya cedera. 9ada taun 1*%+-an dilakukan riset awal tentang transplantasi sel-sel

sara( dan asilnya menunjukkan bawa sel sara( yang diambil dari otak tikus percobaan dapat

diisolasi dan bertaan idup diluar lingkungannya secara in vitro, dan dapat membentuk 

 jaringan sara( serta mengembalikan gangguan motor sel otak ketika  ditanamkan pada model

 penyakit 9arkinsonbinatang percobaan. Temuan ini menunjukkan kemampuan !9! untuk dapat

ditransplantasikan serta dapat memperbaiki (ungsi sel-sel yang rusak.

!tudi awal tersebut merangsang ketertarikan para penelti di bidang transplantasi sel-sel

otak seingga lairla cabang ilmu baru yang dikenal dengan  functional neurosurgery. 9ada

taun 1*8+-an peneliti mencoba mengaplikasikan transplantasi tersebut pada penyakit 9arkinson

untuk menggantikan sel-sel otak yang rusak dan tidak mengasilkan dopaminergik dengan sel-

sel normal yang mengasilkan dopamin. /amun pada pelaksanaannya, aplikasi ini masi sangat

terbatas disebabkan kurangnya ketersediaan donor otak yang seat dan jaringan vertebra. !aat ini

suda banyak bukti-bukti terdapatnya sekelompok sel di !!9 yang memiliki si(at-si(at  self-

renewal , multipoten, bakan diotak individu dewasa sekalipun7 dimana sel tersebut dapat

diisolasi dan dipanen sebagai sumber transplantasi. 9erkembangan teknologi terbaru

dikembangkan untuk mengidenti(ikasi, mengisolasi, dan memperbanyak !9! yang sangat

 potensial untuk aplikasi klinis pada trauma dan gangguan sistem sara(.31

Page 101: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 101/116

9enelitian dibidang sel progenitor sara( secara umum terbagi menjadi beberapa topik7

akti(itas !9! endogen secara in situ dan transplantasi !9! asil isolasi dari jaringan otak maupun

sumsum tulang belakang. !etidaknya untuk trauma vertebra, penggunaan sel punca endogen

tidak langsung dapat digunakan pada aplikasi klinisnya, ini dikarenakan sel-sel tersebut dapat

tumbu dan berkembangbiak akan tetapi anya menjadi sel astrosit pada percobaan

 binatang.32−3$ /amun demikian, banyak penelitian yang melaporkan keberasilan !9! untuk 

 penyakit-penyakit pada !!9 dan trauma. !el-sel punca ini bukan anya dapat merekonstruksi

 jaringan sara(, akan tetapi dapat juga mengembalikan (ungsinya.

< &e(inisi dan !istem ultur pada !el 9unca !ara( 

!el punca sara( dide(inisikan sebagai sel sara( yang memiliki potensi R self-renewal S dan

 berkembang biak menjadi 3 jenis sel yang terdapat diotak sel sara(, astrosit, oligodentrosit4.

eberadaan !9! pada mamalia dewasa pertama kali diperkenalkan ole peneliti-peneliti seperti

"ltman, 'ayer dan aplan, yang melakukan rangkaian risetnya  pada awal taun 1*#+-an.

 /amun baru sekitar taun 1**+-an, peneliti baru dapat membuktikan bawa !9! dapat diisolasi

dan dikultur diluar lingkungan aslinya. 'anyak kemajuan yang suda dicapai untuk mengetaui

 properti biologis dari !9! beserta lokasinya didalam otak. 6eynolds dan Ceiss mengembangkan

teknik kultur berupa pembentukan neuros(er sebagai kultur selekti( untuk !9! pada taun 1**2.

9opulasi !9! ini dapat berasal dari embryo-striated-body dan dari sumsum tulang belakang yang

ditumbukan pada medium yang bebas serum, ditambakan dengan insulin, trans(erin, selenium,

 progesteron, growth factor  seperti < dan b<. !el selain !9! tidak akan dapat idup dalam

medium yang tidak terdapat serum7 sementara yang dapat idup dan berkembangbiak akan

menggumpal membentuk agregat atau dikenal dengan neuros(er  <ambar 11.)4. !aat neuros(er 

tersebut diomogenisasi menjadi sel-sel tunggal, sel tunggal ini akan kembali tumbu menjadi

neuros(er   baru dengan si(at-si(at  self-renewal-nya. !elanjutnya di(erensiasi menjadi sel otak 

dewasa dapat dicetuskan dengan mengilangkan  growth factor  dalam medium, dan ini akan

menunjukkan si(at multipoten dari !9! tersebut.

Page 102: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 102/116

europhere

eti!   8rd9

6I72

6I71

6I73

<ambar 11.) /euros(er dengan >arker /estin dan )-bromodeoJyuridine 'rd54!umberD "mad ariedPs unpublished data

I !tudi Transplantasi !9! untuk Trauma Bertebra

ksperimen untuk mentransplantasikan sel !!9 pada penderita trauma tulang belakang

suda dimulai sejak taun 1*8+-an dengan terapi transplantasi sara( peri(er ole "guayo dkk.))

emudian pada taun 1**3, 'regman)# melaporkan asil percobaan menggunakan tikus imatur 

dan tikus dewasa yang sumsum tulang belakang toraksnya sebagian dipotong kemudian di terapi

sel sumsum tulang belakang yang diisolasi dari (etus7 asilnya menunjukkan terdapatnya

 perbaikan (ungsi dan perpanjangan jarak akson yang cedera. ksperimen ini menunjukkan

 bawa (aktor lingkungan didaera lesi dapat memperbaiki akson yang rusak tersebut. !ebagai

tambaan, studi lain menjelaskan kelemaan dari regenerasi sumsum tulang, termasuk perlu

 penambaan (aktor neurotro(il untuk merangsang pertumbuan sel yang cepat )% dan identi(ikasi

Page 103: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 103/116

(aktor-(aktor inibisi untuk pertumbuan akson.)89ada taun 1***, >c&onald dkk )*

mengembangkan kultur medium yang sesuai untuk mengarakan sel isolasi dari !0 menjadi

!9! secara in vitro, kemudian mentransplantasikannya ke dalam lesi trauma pada torakssumsum

tulang belakang yang cedera pada ewan percobaan7 asilnya didapatkan sel-sel  graft   tersebut

 berdi(erensiasi menjadi sel sara(, sel astrosit dan sel oligodendrosit7 pada model tikus dengan

trauma tulang belakang didapatkan peningkatan atau perbaikan (ungsi motor ekstremitas bawa

dibandingkan dengangrup kontrolnya. ksperimen ole Bacenti dkk #+4 melakukan percobaan

yang sama dengan memasukan !9! bersama gel matriks dan memberikan asil yang serupa.

<rup peneliti dari :epang, melakukan eksperimen untuk meliat time-line dan perubaan

microenvironment   setela trauma vertebra7 pada ari 1−% disebut (ase akut, ari ke-* setela

trauma disebut (ase sub-akut. 9ada (ase subakut terbentuknya jaringan parut glia bertamba.

"pabila pada (ase sub-akut diinjeksikan !9!, maka akan banyak didapatkan sel-sel yang

 berdi(erensiasi menjadi sel sara( yang bersinaps dengan akson sel host-nya dan terjadi perbaikan

(ungsi motornya.#1,#2

= Caktu yang tepat untuk melakukan transplantasi sel punca sara( 

!el punca sara(   yang didapat dari jaringan otak dewasa dapat berdi(erensiasi dan

merupakan alternati( terapi yang potensial untuk selanjutnya ditransplantasikan ke dalam otak 

individu dewasa kembali girus dentatus ipokampus4.#3  !uda sangat dipaami, bawasa

microenvironment   memberikan pengaru yang sangat besar teradap kesejateraan sel untuk 

dapat bertaan idup dan berdi(erensiasi. >enjawab pertanyaan, kapan waktu yang tepat untuk 

!9!Nsel progenitor ditransplantasikan7 maka eksperimen yang ditujukkan untuk meliat

 perubaan-perubaan lingkungan sel pascatrauma menjadi sangat penting. 9ada kasus trauma

vertebra, ekspresi m6/" dari berbagai (aktor proin(lamasi sitokin T/!-alpa, =-1 alpaNbeta,

=-#4 akan mencapai puncaknya pada #−12 jam setela terjadi cedera dan akan menetap sampai

dengan ari ke-$.#$9roin(lamasi sitokin diketaui memiliki aksi bi(asik, baik sebagai neurotoksik 

dan neurotropik , reaksi toksik ini sangat membaayakan cedera yang terjadi di sumsum tulang

 belakang. kspresi yang tinggi dari (aktor proin(lamasi sitokin menunjukkan kondisi

microenvironment yang tidak kondusi( untuk transplantasi !9! bertaan idup didalamnya. :oe

dkk #) melaporkan bawa platelet-derived growth factor , ciliary neurotropic factor  dan ormon

tiroid T34 dapat merangsang sel ipokampus (etus tikus-!9! menjadi sel sara(, astrosit dan

Page 104: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 104/116

oligodendrosit. Taga dkk ##  melaporkan bawa leu#emia-inhibitory factor , '>9-2 dapat

merangsang di(erensiasi sel neuroepitel (etus tikus-!9! menjadi sel astrosit. edua studi tersebut

menunjukkan bawa super-(amili dari =-# ciliary neurotropic factor  dan leu#emia-inhibitory

 factor 4 sinyalnya menginisiasi unit reseptor sitokin <p13+untuk merangsang di(erensiasi sel

menjadi astrosit. !elama (ase in(ark akut, setela trauma vertebra, kondisi lingkungan host 

mengandung =-# yang tinggi, kondisi ini mempermuda !9! menjadi astrosit, bukan sel

lainnya. &iketemukan juga ekspresi dari antiin(lamasi sitokin, T<-beta tidak meningkat segera

 pascacedera, tetapi meningkat secara bertaap ingga puncaknya pada ari ke-$ pascacedera.#$

Ial tersebut menunjukkan T<-beta berperan dalam meredakan lonjakan sinyal-sinyal in(lamasi

<ambar 11.84. 9engamatan ini mengidenti(ikasikan bawa saat yang tepat untuk dilakukannya

transplantasi adala tidak sesegera mungkin pascatrauma vertebra ataupun terlalu lama7 apabila

terlalu lama, maka akan timbul  jaringan parut glia  disekitar lesi dan akan mengambat

 pertumbuan akson. &iperkirakan waktu yang tepat untuk melakukan transplantasi adala antara

ari ke-% sampai ari ke-1$ pascatrauma. !ebagai tambaan, keuntungan ditransplantasikannya

!9! antara %−1$ ari adala membantu regulasi dari microenvironment   berupa mikrovaskuler 

didaera edemnya, asil ini berdasarkan riset pada !9! yang ditanam kedalam korteks.#%,#8 !tudi

lainnya melaporkan bawa pembentukan pembulu-pembulu dara sangat akti( pada ari %−1$

 pascatrauma pada percobaan binatang.#*

Page 105: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 105/116

<ambar 11.# 0ime-line Microenvironment untuk >emperkirakan Caktu =njeksi !el 9unca !ara( 

!umberD >iyosi ; et al 38,3*

: Terapi untuk 0edera tulang belakang 0'T4 menggunakan sumsum tulang belakang (etus

tikus7 transplantasi sel punca sara( yang diberikan pada (ase subakut

'erdasarkan pemikiran diatas, peneliti asal :epang membuat model ewan percobaan

dengan kontusi disumsum tulang belakang yang dilakukan laminektomi pada 0$−0) tulang

leer tikus dewasa dan diberikan tambaan cedera dengan 3) gram bandul pemberat ditimpakan

 pada duramater selama 1) menit. 9ada ari ke-*, ditransplantasikan sumsum tulang belakang

dari (etus tikus-isolat !9! yang tela dikultur dan diperbanyak dengan teknik neuros(er serta

dilabel dengan 'rd5, kemudian diinjeksikan ke dalam dan disekitar lesi cedera.

<ambar 11.% >odel Iewan 0oba Trauma Bertebra dan Transplantasi /!90s-nya

!umberD Akano I.et al )2 

Page 106: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 106/116

!el-sel yang ditransplantasikan tersebut dapat bertaan idup didalam sumsum tulang belakang

host  dan berdi(erensiasi menjadi sel sara(, astrosit dan oligodendrosit pada minggu ke-) setela

diinjeksikan <ambar 11.%4. 5ntuk menyelidiki properti dari sel-sel sara( yang baru terbentuk 

tersebut, peneliti menggunakan marker alpa1-tubilin yang spesi(ik untuk meliat sel-sel sara(,

 bukan sel-sel glia.%+−%3 Iasilnya membuktikan bawa sel !9! donor tersebut mengalami mitosis

 pembentukan sel sara( baru di dalam sumsum tulang belakang  host . ima minggu sejak 

transplantasi tersebut, neuros(er donor memberikan gambaran-gambaran sel-sel sara( yang

mengembangkan akson-aksonnya didalam sumsum tulang host . &engan teknik pewarnaan

kusus, didapatkan bawa sel-sel sara( tersebut dikelilingi ole sinaptomisin yang merupakan

marker sel-sel sara( presinaps, peneliti juga mendapatkan beberapa sel yang positi( dengan sel

 presinaps yang berubungan membuat koneksi dengan motor neuron host   dilokasi lesi.

&ibandingkan dengan tikus kontrolnya, tikus-tikus yang ditransplantasikan mengalami perbaikan

(ungsi yang signi(ikan.#1 Iasil tersebut menunjukkan, jika !9! diinjeksikan pada (ase subakut

%−1$ ari4, bukan pada (ase akut ataupun kronis, maka akan terjadi perbaikan jaringan dan

 pernyambungan jaras sara( yang terluka. Ial-al penting yang arus dipertimbangkan di

antaranyaD

1 !el-sel !9! yang ditransplantasikan dapat berdi(erensiasi menjadi sel sara( yang

membentuk sinaps dengan sel-sel diatas ataupun dibawa lesi cedera,

2 !el-sel tersebut juga dapat berdi(erensisi menjadi sel oligodendrosit yang akan

melakukan proses remielinisasi pada akson-akson yang mengalami demielinisasi akibat

cedera,

3 !el-sel tersebut akan melepaskan neurotropic factors yang mengambat proses-proses

kematian sel ataupun mengakti(kan !9! endogen untuk bermigrasi dan memperbaiki sel-

sel yang rusak.

"kan tetapi pato(isiologis sebenarnya dari transplantasi !9! belum sepenunya dimengerti.

 'regman dkk %$,%) mentransplantasikan sumsum tulang belakang tikus dan membagi dua

kelompok penelitiannyaD a4 tikus yang ditransplantasikan !9! segera setela trauma dan b4

tikus yang dinjeksikan 2 minggu setela cedera. Iasilnya menunjukkan pada grup b4 tikus

mengalami regenerasi sel yang lebi baik pada akson-akson yang cedera, serta perbaikan (ungsi

tungkai bawa yang lebi baik dibandingkan dengan kelompok kontrolnya. Iasil tersebut juga

Page 107: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 107/116

mendukung teori kee(ekti(an terapi trauma vertebra dengan menginjeksikan transplantasi !9!

 pada (ase subakut, yaitu 2 minggu setela cedera <ambar 11.84.

<ambar 11.8. Transplantasi /!90s >eningkatkan 9erbaikan ungsi >otor

etD ".tes pengambilan makan

'.asil dari tes pengambilan makan

!umberD 'regman '!.et al $#

"plikasi klinis untuk transplantasi sel punca sara( pada manusia

!eperti yang tela dijelaskan sebelumnya, eksperimen transplantasi !9! suda banyak 

dilakukan pada ewan coba dengan tujuan akir adala dapat diaplikasikan secara klinis pada

manusia. !etela isolasi !9! dapat di-established  menggunakan teknik kultur sel yang kusus,

taap selanjutnya adala menentukan waktu serta teknik injeksinya secara klinis.  &vendsen

mengemukakan untuk pertama kalinya tentang transplantasi jaringan otak pada tikus model

9arkinson. laJ dkk %#  menggunakan !9! telense(alon (etus manusia dengan metode neuros(er 

yang ditransplantasikan kedalam otak tikus yang baru lair7 didapatkan asil bawa sel-sel

tersebut berdi(erensiasi menjadi sel sara(, sel astrosit dan sel oligodendrosit. 'rustle dkk %%  juga

melakukan transplantasi dari kultur !9! (etus manusia, kedalam otak (etus tikus dan dilaporkan

terjadinya di(erensiasi pada daera fore brain mid brain, hindbrain. 9ada taun 2++1, Aurednik 

Page 108: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 108/116

dkk %8 mentransplantasikan !9! (etus manusia ke dalam otak (etus monyet dan ditemukan sel-sel

tersebut berdi(erensiasi menjadi sel-sel sara( dan glia.

&ari semua asil percobaan dan laporan percobaan-percobaan tersebut, menggambarkan

 potensi yang menjanjikan dalam al transplantasi !9! sebagai terobosan untuk melakukan uji

klinis pada manusia. !ama alnya dengan keberasilan percobaan pada ewan coba, diarapkan

 penerapannya pada manusia akan memberikan asil yang memuaskan.

9rospek di masa depan

>asi banyak permasalaan yang arus dipecakan sebelum transplantasi !9! menjadi

 pilian terapi dalam aplikasi klinisnya untuk pasien-pasien dengan trauma tulang belakang.

Teknik ini memerlukan banyak penelitian dan modi(ikasi untuk mendapatkan teknik yang paling

e(isien dalam mengisolasi serta memperbanyak jumla !9!. 'ersamaan dengan itu, percobaan

ewan coba juga arus terus didorong untuk membuktikan keberasilan injeksi !9! serta

 perbaikan (ungsi motor sel yang mengalami cedera. !umber !9! yang berasal dari eksogen7

>!0s, I!0s, sel punca plasental7 dapat juga menjadi alternati( sel yang akan diinjeksikan.

9ermasalaan lainnya yang akan diadapi adala bagaimana teknik mengevaluasi

mekanisme autoregulasinya dari proses di(erensiasi dari !9! yang ditransplantasikan tersebut.

Tantangannya adala cara menciptakan microenvironment ,baik bagi !9! eksogen maupun

endogen7 untuk merangsang migrasi cepat ke lokasi lesi dan mengasilkan mikromolekul yang

mendukung proses reparasi, selain itu diarapkan penggunaan !9! eksogen dapat

diminimalisasi. :awaban untuk permasalaan diatas adala peman(aatan neurotropic factor  serta

 pengontrolan aktivitas sistem imunitas.

!aat ini, paradigma baru tentang plastisitas !9! mulai di(amai. ondo dan 6a(( %*

menunjukkan bawa prekursor oligodendroglia memiliki properti multipoten yang mirip !9!

setela dimanipulasi terlebi daulu menggunakan medium kultur kusus. 0larke dkk 8+

membuktikan bawa kondisi !9!-tikus, yang ditransplantasikan kedalam rongga amnion embrio

ayam dan blastokis-tikus berdi(erensiasi menjadi sel ektoderm, mesoderm dan endoderm serta

menjadi jaringan. Iasil percobaan ini menunjukkan bawa !9! memiliki properti yang serupa

dengan !0s, bergantung pada (aktor lingkungan dan interaksinya dengan sinyal-sinyal dari sel-

sel disekitarnya. Iasil lainnya memperliatkan bawa sel-sel punca selain dari progenitor sel,

seperti >!0s ternyata dapat diarakan menjadi sel sara( secara in vitro  817 dan dapat juga

Page 109: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 109/116

 bermigrasi ke serebrum dan serebelum dan berdi(erensiasi menjadi astrosit setela

ditransplantasikan kedalam otak tikus.82 ebi jau, penelitian menggunakan sel stroma sumsum

tulang belakang yang ditransplantasikan ke dalam trauma tulang belakangtikus, satu minggu

 pascacedera terbentuk jembatan jaringan yang berasosiasi dengan astrosit imatur dan dianggap

terjadi regenerasi akson yang menyebabkan terjadinya perbaikan (ungsi motor.83!elstroma

sumsum tulang belakang  yang searusnya berdi(erensiasi menjadi osteosit, kondrosit,

adiposityternyata dapat juga diarakan menjadi seperti !9!, akan tetapi asil ini arus divalidasi

apakan pluripotensinya dapat diberlakukan pada percobaan secara in vivo.

>asi banyak lagi permasalaan yang belum terjawab pada studi trauma vertebra

 berkaitan dengan transplantasi !9!. !angat penting menciptakan atau mengadirkan

microenvironment   yang kondusi( di lesi cedera. 'anyak al yang arus di(asilitasi untuk 

menciptakan lingkungan yang baik pada transplantasi !9!, seperti mengilangkan inibitor-

inibitor untuk pertumbuan sel7 seperti nogo)), myelin assosiated glicoprotein8$, serotonin$),

kondroitin sul(at7 yang diproduksi segera pascatrauma. 9endekatan lainnya dengan

menambakan neurotropic-factor  neurotro(in-3, '&<4.

;ang paling penting dan mendasar adala bagaimana meregenerasi sel-sel sumsum tulang

 belakang yang suda lama mengalami kerusakan kronis4. 9endekatan terapi !9! ini diarapkan

dapat menumbukan sel-sel sara( baru dan menumbukan jaras-jaras akson yang suda lama

mengalami cedera. &i jepang terdapat lebi dari 1++.+++ orang dan di "merika !erikat Z2)+.+++

orang yang merupakan pasien-pasien trauma vertebra kronis.2%"pabila kita dapat melakukan

terobosan baru dalam al pendekatan terapi pada pasien-pasien trauma vertebra kronis, upaya ini

akan menjadi daya dobrak untuk merawat pasien-pasien dengan trauma vertebra akut.

&a(tar 9ustaka

1 <age I. >ammalian neural stem cells. !cience. 2+++ eb 2)728%)$)%4D1$33-8. 6eview.

2 laJ :&, "urora !, ;ang 0, !imonin 0, Cills ">, 'illingurst , :endoubi >, !idman 6,

Col(e :I, im !5, !nyder ;. ngra(table uman neural stem cells respond to

developmental cues, replace neurons, and eJpress (oreign genes. /at 'iotecnol. 1**8

 /ov71#114D1+33-*.

3 >cay 6. !tem cells in te central nervous system. !cience. 1**% "pr $72%#)3+*4D##-%1.

6eview.

Page 110: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 110/116

$ ang !0, Cernig >, &uncan =&, 'rVstle A, Tomson :". =n vitro di((erentiation o( 

transplantable neural precursors (rom uman embryonic stem cells. /at 'iotecnol. 2++1

&ec71*124D112*-33.

) 0ao H, 'enton 6, Cittemore !6. !tem cell repair o( central nervous system injury. :

 /eurosci 6es. 2++2 :un 17#8)4D)+1-1+.

# !ance?-6amos :6. /eural cells derived (rom adult bone marrow and umbilical cord blood.

: /eurosci 6es. 2++2 !ep 1)7#*#4D88+-*3. 6eview.

% 'rVstle A, 0oudary , arram , IVttner ", >urray , &ubois-&alcM >, >cay 6&.

0imeric brains generated by intraventricular transplantation o( (etal uman brain cells into

embryonic rats. /at 'iotecnol. 1**8 /ov71#114D1+$+-$.

8 6osser ", Tyers 9, &unnett !'. Te morpological development o( neurons derived (rom

<- and <-2-driven uman 0/! precursors depends on teir site o( integration in te

neonatal rat brain. ur : /eurosci. 2+++ :ul712%4D2$+)-13.

* 0ao H, ang ;9, Ioward 6>, Calters C>, Tsoul(as 9, Cittemore !6. 9luripotent stem

cells engra(ted into te normal or lesioned adult rat vertebra cord are restricted to a glial

lineage. Jp /eurol. 2++1 :an71#%14D$8-)8.

1+ 0ow !;, >oul :, Tobias 0", Iimes 'T, iu ;, Abrocka >, Iodge , Tessler ", iscer =.

0aracteri?ation and intravertebra gra(ting o( <Nb<-dependent neurosperes derived

(rom embryonic rat vertebra cord. 'rain 6es. 2+++ "ug 2)78%$24D8%-1+#.

11 Cite 9>, >orrison !:, Arimoto , ubu 0:, Berdi :>, "nderson &:. /eural crest stem

cells undergo cell-intrinsic developmental canges in sensitivity to instructive di((erentiation

signals. /euron. 2++1 :an72*14D)%-%1.

12 >c&onald :C, iu O, Hu ;, iu !, >ickey !, Turetsky &, <ottlieb &=, 0oi &C.

Transplanted embryonic stem cells survive, di((erentiate and promote recovery in injured rat

vertebra cord. /at >ed. 1*** &ec7)124D1$1+-2.

13 'ain <, itcens &, ;ao >, Iuettner :, <ottlieb &=. mbryonic stem cells eJpress

neuronal properties in vitro. &ev 'iol. 1**) "pr71#824D3$2-)%.

1$ <imene? y 6ibotta >, Arsal &, eraboli-onerr &, 9rivat ". 6ecovery o( locomotion

(ollowing transplantation o( monoaminergic neurons in te vertebra cord o( paraplegic rats.

"nn / ; "cad !ci. 1**8 /ov 1#78#+D3*3-$11. 6eview.

Page 111: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 111/116

1) riksson 9!, 9er(ilieva , 'j\rk-riksson T, "lborn ">, /ordborg 0, 9eterson &", <age

I. /eurogenesis in te adult uman ippocampus. /at >ed. 1**8 /ov7$114D1313-%.

1# <ould , Tanapat 9. esion-induced proli(eration o( neuronal progenitors in te dentate

gyrus o( te adult rat. /euroscience. 1**% !ep78+24D$2%-3#.

1% ois 0, "lvare?-'uylla ". 9roli(erating subventricular ?one cells in te adult mammalian

(orebrain can di((erentiate into neurons and glial. 9roc /atl "cad !ci 5 ! ". 1**3 >ar 

17*+)4D2+%$-%.

18 6iet?e 6, 9oulin 9, Ceiss !. >itotically active cells tat generate neurons and astrocytes are

 present in multiple regions o( te adult mouse ippocampus. : 0omp /eurol. 2+++ "ug

287$2$34D3*%-$+8.

1* :oansson 0', >omma !, 0larke &, 6isling >, endal 5, ris]n :. =denti(ication o( a

neural stem cell in te adult mammalian central nervous system. 0ell. 1*** :an 87*#14D2)-

3$.

2+ eirstead I!, evine :>, 'lakemore C. 6esponse o( te oligodendrocyte progenitor cell

 population de(ined by /<2 labelling4 to demyelination o( te adult vertebra cord. <lial.

1**8 eb72224D1#1-%+.

21 evine :>, 6eynolds 6. "ctivation and proli(eration o( endogenous oligodendrocyte

 precursor cells during etidium bromide-induced demyelination. Jp /eurol. 1***

&ec71#+24D333-$%.

22 >cTigue &>, Cei 9, !tokes 'T. 9roli(eration o( /<2-positive cells and altered

oligodendrocyte numbers in te contused rat vertebra cord. : /eurosci. 2++1 >ay

1)7211+4D33*2-$++.

23 ang !0, ipsit? &, &uncan =&. !el(-renewing canine oligodendroglial progenitor 

eJpanded as oligosperes. : /eurosci 6es. 1**8 Act 1)7)$24D181-*+.

2$ Ierrera :, ;ang I, ang !0, 9roscel 0, Tresco 9, &uncan =&, uskin >, >ayer-9roscel

>. mbryonic-derived glial-restricted precursor cells <69 cells4 can di((erentiate into

astrocytes and oligodendrocytes in vivo. Jp /eurol. 2++1 !ep71%114D11-21.

2) "kiyama ;, Ionmou A, ato T, 5ede T, Iasi , ocsis :&. Transplantation o( clonal

neural precursor cells derived (rom adult uman brain establises (unctional periperal

myelin in te rat vertebra cord. Jp /eurol. 2++1 :an71#%14D2%-3*.

Page 112: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 112/116

2# 6amon ; 0ajal !D &egeneration and 6egeneration o( Te /ervous !ystem translated by

6> &ay (rom te 1*13 !panis edition4. AJ(ord, AJ(ord 5niversity 9ress, 1*28.2% Akano ID !tem cell biology o( te central nervous system. : /eurisci 6es 2++27 #*D #*8-

%+%.

28 risen :, :oansson 0', Torok 0, 6isling >, endal 5D 6apid, widespread, and long-lasting induction o( nestin contributes to te generation o( glial scar tissue a(ter 0/! injury.

: 0ell 'iol 1**)7 131D $)3-$#$.2* :oansson 0', >omma !, 0larke &, 6isling >, ndal 5, risen :D =denti(ication o( a

neural stem cell in te adult mammalian central nervous system. 0ell 1***7 *#D2#-3$.

3+ /amiki :, Tator 0ID 0ell proli(eration and nestin eJpression in te ependyma o( te adult rat

vertebra cord a(ter injury. : /europatol Jp /eurol 1***7 )8D$8*-$*8.

31 Akano ID /eural stem cellsD 9rogression o( basic researc and perspective (or clinical

application. eio : >ed 2++27 )1D11)-128.

32 &avis "", Temple !D " sel(-renewing multipotential stem cell in embryonic rat cerebral

corteJ. /ature 1**$7 3%2D2#3-2##.33 9almer T&, >arkakis ", Cilloite "6, !a(ar , <age ID ibroblast growt (actor-

2activates a latent neurogenic program in neural stem cells (rom diverse regions o( te adult

0/!. : /eurosci 1***7 1*D8$8%-8$*%.

3$ endal u, immerman ', >cay 6&D 0/! stem cells eJpress a new class o( intermediate

(ilament protein. 0ell 1**+7 #+D)8)-)*).3) !akakibara !, =mai T, Iamaguci , Akabe >, "ruga :, /akajima , ;asutomi &, /agata T,

uriara ;, 5esugi !, >iyata T, Agawa >, >ikosiba , Akano ID >ouse->usasi-1, a

neural 6/"-binding protein igly enriced in te mammalian /! stem cell. &ev 'iol

1**#7 1%#D23+-2$2.

3# 6eynolds '", Ceiss !D <eneration o( neurons and astrocytes (rom isolated cells o( te adult

mammalian central nervous system. !cience 1**27 2))D1%+%-1%1+.

3% 6eynolds '", Tet?la(( C, Ceiss !D " multipotent <-responsive striatal embryonic

 progenitor cell produces neurons and astrocytes. : /eurosci 1**27 12D $)#)-$)%$.38 Ceiss !, &unne 0, Iewson :, CAl 0, Ceatley >, 9eterson ", 6eynolds '"D >ultipotent

0/! stem cells are present in te adult mammalian vertebra cord and ventricular neuroaJis.

: /eurosci 1**#71#D%)**-%#+*.

3* <ritti ", 9arati ", 0ova , rolicstal 9, <alli 6, Canke , aravelli , >orassutti &:,

6oisen , /ickel &&, Bescovi "D >ultipotential stem cells (rom te adult mouse brain

 proli(erate and sel(-renew in response to basic (ibroblast growt (actor. : /eurosci 1**#7 1#D

1+*1-11++.

Page 113: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 113/116

$+ riksson 9!, 9er(ilieva , 'jork-riksson T, "lborn ">, /ordborg 0, 9eterson &", <age

ID /eurogenesis in te adult uman ippocampus. /at >ed 1**87$D1313-131%.$1 9incus &C, eyoung I>, Iarrison-6estelli 0, <oodman 66, raser 6", dgar >,

!akakibara !, Akano I, /edergaard >, <oldman !"D ibroblast growt (actor-2Nbrain-

derived neurotropic (actor-associated maturation o( new neurons generated (rom adult

uman subependymal cells. "nn /eurol 1**87$3D)%#-)8).

$2 ;amamoto !, ;amamoto /, itamura T, /akamura , /aka(uku >D 9roli(eration o( 

 parencymal neural progenitors in response to injury in te adult rat vertebra cord. Jp

 /eurol 2++171%2D11)-12%.

$3 /akatomi I, uriu T, Akabe !, ;amamoto !, Iatano A, awaara /, Tamura ", irino T,

 /aka(uku >D 6egeneration o( ippocampal pyramidal neurons a(ter iscemic brain injury

 by recruitment o( endogenous neural progenitors. 0ell 2++2711+D$2*-$$1.

$$ "rvidsson ", 0ollin T, irik &, okaia , indvall AD /euronal replacement (romendogenous precursors in te adult brain a(ter stroke. /at >ed 2++278D*#3-*%+.

$) awaguci ", >iyata T, !awamoto , Takasita /, >urayama ", "kamatsu C, Agawa >,

Akabe >, Tano ;, <oldman !", Akano ID /estin-<9 transgenic miceD Bisuali?ation o( 

te sel(-renewal and multipotency o( 0/! stem cells. >ol 0ell /eurosci 2++171%D2)*-2%3.$# 'jorkund ", !tenevi 5D reconstruction o( te nigrostriatal dopamine patway by

intracerebral nigral transplants. 'rain 6es 1*%*71%%D)))-)#+.

$% 9iccini 9, 'rooks &:, 'jorklund ", <unn 6/, <rasby 9>, 6imoldi A, 'rundin 9, Iagell 9,

6enrona !, Cidner I, indvall AD &opamine release (rom nigral transplants visuali?ed in

vivo in a 9arkinsonPs patient. /at /eurosci 1***72D113%-11$+.$8 !vendsen 0/, 0arke &:, 6osser ", &unnett !'D !urvival and di((erentiation o( rat and

uman epidermal growt (actor-responsive precursor cells (ollowing gra(ting into te

lesioned adult central nervous system. Jp /eurol 1**#7 13%D3%#-388.

$* !vendsen 0/, 0aldwell >", !en :, ter 'org ><, 6osser ", Tyers 9, armiol !, &unnett

!'D ong-term survival o( uman central nervous system progenitor cells transplanted into a

rat mode o( 9arkinsonPs disease. Jp /eurol 1**%71$8D13)-1$#.

)+ !awamoto , /akao /, akisita , Agawa ;, Toyama ;, ;amamoto ", ;amaguci >,

>ori , <oldman !", =takura T, Akano ID <eneratio o( dopaminergic neurons in te adult

 brain (rom mesencepalic precursor cells labeled wit a nestin-<9 transgene. : /eurosci

2++1721D38*)-3*+3.)1 6icardson 9>, >c<uinness 5>, "guayo ":D "ksons (rom 0/! neurons regenerate into

9/! gra(ts. /ature 1*8+728$D2#$-2#).

Page 114: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 114/116

)2 'regman '!, unkel-'agden , 6eier 9:, &ai I/, >c"tee >, <ao &D 6ecovery o( 

(unction a(ter vertebra cord injuryD >ecanisms underlying transplant-mediated recovery o( 

(unction di((er a(ter vertebra cord injury in newborn and adult rats. Jp /eurol 1**37123D3-

1#.

)3 0ai &, !en ;, &e 'ellard >, Tang !, ilbin >TD 9rior eJposure to neurotropins blocks

inibition o( aJoJnal regeneration by >"< and myelin via a c">9-dependent mecanism.

 /euron 1***722D8*-1+1.)$ 0en >!, Iuber "', van der Iaar >, rank >, !cnell , !pillmann "", 0rist ,

!cwab >D /ogo-" is a myelin-associated neurite outgrowt inibitor and an antigen (or 

monoclonal antibody =/-1. /autre 2+++7$+3D$3$-$3*.

)) >c&onald :C, ui O , Hu ;, iu !, >ickey !, Turetsky &, <ottlieb &=, 0oi &CD

Transplanted embryonic stem cells survive, di((erentiate and promote recovery in injured rat

vertebra cord. /at >ed 1***7)D1$1+-1$12.)# Bacanti >9, eonard :, &ore ', 'onassar :, 0ao ;, !tacelek !:, Bacanti :9, AP0onnel ,

;u 0!, arwell "9, Bacanti 0"D Tissue-engineered vertebra cord. Transplant 9roc

2++1733D)*2-)*8.

)% Agawa ;, !awamoto , >iyata T, >iyao !, Catanabe >, Toyama ;, /akamura >,

'regman '!, oike >, 5ciyama ;, Toyama ;, Akano ID transplantation o( in vitro

eJpanded (etal neural progenitor cells results in neurogenesis and (unctional recovery a(ter 

vertebra cord contusion injury in rats. : /eurosci 6es 2++27#*D*2)-*33.

)8 Akano I, Agawa ;, /akamura >, aneko !, =wanami ", Toyama ;D Transplantation o( 

neural stem cells into te vertebra cord a(ter injury. !emin 0ell &ev 'iol 2++371$D1*1-1*8.)* !iabuddin !, Iorner 9:, 6ay :, <age ID "dult vertebra cord stem cells generate nurons

a(ter transplantation in te adult dentate gyrus. : /urosci 2+++72+D8%2%-8%3).#+ /akamura >, Iougtling 6", >ac"rtur , 'ayer '>, 'regman '!D &i((erences in

cytokine gene eJpression pro(ile between acute and secondary injury in adult rat vertebra

ord. Jp /eurol 2++3718$D313-32).#1 :oe , Ia?el T<, >uller T, &ugic-&jordjevic >>, >cay 6&D !ingle (actors direct te

di((erentiation o( stem cells (rom te (etal and adult central nervous system. <enes &ev

1**#71+D312*-31$+.

#2 /akasima , ;anagisawa >, "rakawa I, imura /, Iisatsune T, awabata >, >iya?ono

, Taga TD !ynergistic signaling in (etal brain by !T"T3-!mad1 compleJ bridged by p3++.

!cience 1***728$D$%*-$82.

Page 115: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 115/116

#3 >iyosi ;, &ate =, Amoto TD Tree-dimensional morpological study o( microvascular 

regeneration in cavity wall o( te rat cerebral corteJ using te scanning electorn microscopeD

=mplications (or delayed neural gra(ting into brain cavities. Jp /eurol 1**)7131D#*-82.

#$ >iyosi ;, &ate =, Amoto TD /eovasculari?ation o( rat (etal neocortical gra(ts transplanted

into a previously prepared cavity in te cerebral corteJD " tree-dimensional morpological

study using te scanning electron microscope. 'rain 6es 1**)7#81D131-1$+.

#) 0asella <T, >arcillo ", 'unge >', Cood 9>D /ew vascular tissue rapidly replaces neural

 parencyma and vessels destroyed by a contusion injury to te rat vertebra cord. Jp /eurol

2++271%3D#3-%#.

## <loster ", Cu C, !peelman ", Ceiss !, ausing 0, 9o?niak 0, 6eynolds ', 0ang , Toma

:<, >iller &D Te T^-1-tubulin promoter speci(ies gene eJpression as a (unction o( 

neuronal growt and regeneration in transgenic mice. : /eurosci 1**$71$7%31*-%33+.

#% Cang !, Cu I, :iang :, &eloery T>, =sdell , <oldman !"D =solation o( neuronal precursors by sorting embryonic (orebrain trans(ected wit <9 regulated by te T^-1

tubulin promoter. /at 'iotecnol 1**871#D1*#-2+1.

#8 6oy /!, Cang !, :iang , ang :, 6estelli 0, raser 6"6, 0ouldwell C, awaguci ",

Akano I, /edergaard >, <oldman !D =n vitro neurogenesis by neural progenitor cells

isolated (rom te adult uman ippocampus. /at >ed 2+++7#D2%1-2%8.

#* !awamoto , ;amamoto ", awaguci ", ;amaguci >, >ori , <oldman !", Akano I.

Bisuali?ation and direct isolation o( neuronal progenitor cells by dual-color (low cytometric

detection o( (luorescent proteins. : /eurosci 6es 2++17#)D22+-22%.

%+ &iener 9!, 'regman '!D etal vertebra cord transplants supports growt o( supravertebra

and segmental projections a(ter cervical vertebra cord emisection in te neonatal rat. :

 /eurosci 1**8718D%%*-%*3.%1 0oumans :B, in TT, &ai I/, >ac"rtur , >c"tee >, /as 0, 'regman '!D "ksonal

regeneration ad (unctional recovery a(ter complete vertebra cord transaction in rats by

delayed treatment wit transplants and neurotropins. : /eurosci 2++1721D*33$-*73$$.%2 laJ :&, "urora !, yang 0, !imonin 0, Cills ">, 'ilingurst , :endoubi >, !idman 6,

Col(e :I, im !5, !nyder ;D ngra(table uman neural stem cells respond to

developmental cues, replace neurons, and eJpress (oreign genes. /at 'iotecnol

1**871#D1+33-1+3*.

%3 'rustle o, 0oudary , arram , Iuttner ", >urray , &ubois-&aleM >, >cay 6&D

0imeric brains generated by intraventricular transplantation o( (etal uman brain cells into

embryonic rats. /at 'iotecnol 1**871#D1+$+-1+$$.

Page 116: Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

7/18/2019 Trauma Vertebra 110814 Edited by PMW

http://slidepdf.com/reader/full/trauma-vertebra-110814-edited-by-pmw 116/116

%$ Aurednik B, Aurednik :,laJ :&, awada C>, Iutt 0, ;ang 0, 9ark =, im !5, !idman

6, reed 06, !nyder ;D !egregation o( uman neural stem cells in te developing

 primate (orebrain. !cience 2++1D2*3D182+-1*2+.

%) ondo T, 6a(( >D Aligodendrocyte precursor cells reprogrammed to become multipotential

0/! stem cells. !cience 2+++728*D1%)$-1%)%.%# 0larke &, :oansson 0', Cilbert? :, Beress ', /ilsson , arlstrom I, endal 5, risen

:D <enerali?ed potential o( adult neural stem cells. !cience 2+++7288D1##+-1##3.%% Coodbury &, !cwar? :, 9rockop &:, 'lack ='D "dult rat and uman bone marrow stromal

cells di((erentiate into neurons. : /eurosci 6es 2+++7#1D3#$-3%+.

%8 open <0, 9rockop &:, 9inney &<D >arrow stromal cells migrate trougout (orebrain

and cerebellum, and tey di((erentiate into astrocytes a(ter injection into neonatal mouse

 brains. 9roc /atl "cad !ct 5!" 1***7*#DD1+%11-1+%1#.%* Io(stetter 09, !cwar? :, Iess &, Ciden(alk :, l >anira ", 9rockop &:, Alson D

>arrow stromal cells (orm guiding strands in te injured vertebra cord and promote

recovery. 9roc /atl "cad !ci 5!" 2++27**D21**-22+$.8+ Teng ;&, avik ', Hu O, 9ark l, Auredmk :, urakowski &, anger 6, !nyder ;D

unctional recovery (ollowing traumatic vertebra cord injury mediated by a uniMue polymer 

sca((old seeded wit neural stem cells. 9roc /"tl "cad !ci 5!" 2++27**D3+2$-3+2*.