27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kita tidak pernah tahu keadaan emergensi apa yang akan datang kepada kita, yang kita bisa lakukan adalah memikirkan apa yang akan kita lakukan ketika keadaan emergensi itu datang. Seperti kasus letusan gunung merapi di jogja pada oktober lalu, yang merupakan letusan terbesar dalam satu abad belakangan ini, banyak korban yang berjatuhan, keadaan panik, dan akhirnya mahasiswa pun akan diturunkan dalam lapangan. sebelum melakukan terapi definitif, penting untuk melakukan seleksi korban dilapangan, untuk menentukan prioritas mana korban yang harus diselamatkan terlebih dahulu. Kata Triage berasal dari bahasa perancis trier yang berarti memisahkan, memilah, dan memilih. Triase atau triage adalah proses seleksi korban untuk menentukan prioritas penanganan berdasarkan pada kriteria tertentu, sedang pananganan pra-rumah sakit adalah tahap penanganan yang dilakukan sebelum korban mencapai rumah sakit. Bebeda dengan fase pra-rumah sakit yang mengutamakan tindakan resusitasi dan stabilisasi, pada fase rumah sakit juga direncanakan penanganan sampai tahap definitif. Ketiga proses tersebut, triase – penanganan 1

Triage Bener Print

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Triage Bener Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kita tidak pernah tahu keadaan emergensi apa yang akan datang kepada kita,

yang kita bisa lakukan adalah memikirkan apa yang akan kita lakukan ketika keadaan

emergensi itu datang. Seperti kasus letusan gunung merapi di jogja pada oktober lalu,

yang merupakan letusan terbesar dalam satu abad belakangan ini, banyak korban

yang berjatuhan, keadaan panik, dan akhirnya mahasiswa pun akan diturunkan dalam

lapangan. sebelum melakukan terapi definitif, penting untuk melakukan seleksi

korban dilapangan, untuk menentukan prioritas mana korban yang harus

diselamatkan terlebih dahulu.

Kata Triage berasal dari bahasa perancis trier yang berarti memisahkan, memilah,

dan memilih. Triase atau triage adalah proses seleksi korban untuk menentukan

prioritas penanganan berdasarkan pada kriteria tertentu, sedang pananganan pra-

rumah sakit adalah tahap penanganan yang dilakukan sebelum korban mencapai

rumah sakit. Bebeda dengan fase pra-rumah sakit  yang mengutamakan tindakan

resusitasi dan stabilisasi, pada fase rumah sakit juga direncanakan penanganan

sampai tahap definitif. Ketiga proses tersebut, triase – penanganan pra-rs –

penanganan intra rs, merupakan proses yang berurutan, sehingga memerlukan

kesamaan konsep dan koordinasi yang baik dari para petugasnya. Sesuai dengan

situasi yang dihadapi dan sumber daya yang tersedia, maka proses triase dapat

dilakukan dalam beberapa metode, yang kesemuanya berdasar pada filosofi yang

sama, yaitu memilih tindakan yang akan memberikan manfaat bagi kelompok

terbesar korban.Walaupun demikian, setelah triase dilakukan, prinsip-prinsip

pananganan korban sebagai individu tetap harus dijalankan. Penanganan pra-rumah

sakit meliputi penanganan di tempat kejadian dan selama transportasi. Ditempat

kejadian, pertolongan dimulai dari tindakan penyelamatan ( rescue ) dan evakuasi

korban dari tempat kejadian, misalnya gedung yang runtuh, yang umumnya

dilakukan oleh petugas penyelamat dan bukan oleh petugas medis. Setelah itu baru

1

Page 2: Triage Bener Print

dilakukan proses triase oleh petugas medis, sebelum dialkukan tindakan lebih lanjut.

Jadi selain di rumah sakit, triase juga dilakukan ditempat kejadian, sehingga

diperlukan kerja sama yang baik antara petugas penyelamat dan petugas medis.

Dalam triase, secara umum korban akan dikelompokkan menjadi 4 kelompok,

yaitu kelompok Merah untuk korban yang memerlukan tindakan life saving, Kuning

untuk kelompok yang tindakannya dapat ditunda, Hijau untuk kelompok yang tidak

memerlukan tindakan emerjensi, serta Hitam untuk korban yang meninggal.

Penentuan prioritas penanganan ini dilakukan oleh Pimpinan Triase atau Triage

Officer, sedangkan tindakan pertolongan dilakukan oleh petugas lain dalam tim

tersebut. Walaupun singkat, proses triase memerlukan waktu, sehingga kalau terlalu

banyak jumlah korban yang di triase oleh seorang pimpinan triase, maka korban

terakhir akan menunggu cukup lama untuk mendapat giliran diperiksa, dan hal ini

bisa berakibat fatal.

Untuk melakukan dasar triage tersebut seseorang petugas gawat darurat juga

dituntut untuk mampu dengan cepat menilai tanda – tanda dan kondisi vital dari

korban, menentukan kemungkinan kebutuhan medisnya, menilai kemampuan

keselamatannya, menilai perawatan medis yang ada ditempat, memprioritaskan

managemen korban dan memberikan pasien label warna sesuai dengan prioritas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang kami angkat

adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan triage ?

2. Apakah tujuan triage ?

3. Bagaimanakah prinsip dalam triage ?

4. Bagaimanakah klasifikasi dalam triage ?

5. Bagaimankah sistem dalam penanganan triage ?

6. Bagaimanakah metode triage pada bencana ?

7. Bagaimanakah tipe triage di rumah sakit dan di lapangan ?

8. Bagaimanakah sistem klasifikasi triage dalam gambaran kasus ?

2

Page 3: Triage Bener Print

9. Bagaimanakah aspek legal dalam pelaksanaan triage ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui definisi triage

2. Untuk mengetahui tujuan triage

3. Untuk mengetahui prinsip dalam triage

4. Untuk mengetahui klasifikasi triage

5. Untuk mengetahui metode triage pada bencana

6. Untuk mengetahui sistem dalam penanganan triage

7. Untuk mengetahui tipe triage di rumah sakit dan di lapangan

8. Untuk mengetahui sistem klasifikasi triage dalam gambaran kasus

9. Untuk mengetahui aspek legal dalam pelaksanaan triage

3

Page 4: Triage Bener Print

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI TRIAGE

Triage berasal dari kata Perancis yaitu “ Trier “ yang berarti membagi dalam 3

group.

Pertama kala dikenalkan pada awal 1800-an yang ditujukan untuk

memprioritaskan pasien dan memberikan perawatan segera kepada korban yang terluka

parah.

Baron Dominique Jean Larrey, seorang ahli bedah pada pasukan Napoleon,

merancang suatu metode evaluasi dan kategorisasi yang cepat pada pasukan yang terluka

dimedan pertempuran dan kemudian mengevakuasi mereka secepatnya.

Pada tahun 1950-1960 triage digunakan diruang gawat darurat karena 2 alasan

yaitu: meningkatkan kunjungan, meningkatkan penggunaan untuk non urgen.

Triase merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban

dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian di berikan prioritas untuk dirawat

dan di evakuasi ke fasilitas kesehatan.

Triage adalah suatu sistem seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada pasien

yang tidak mendapatkan perawatan medis. Proses khusus memilah pasien berdasarkan

beratnya cedera atau penyakit : menentukan jenis perawatan gawat darurat serta

transportasi.

Triage adalah proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan. Triage

inisial dilakukan petugas pertama yang tiba. Nilai ulang terus menerus karena status

dapat berubah. Triage adalah pengelompokan korban/pasien berdasarkan berat ringannya

trauma atau penyakit serta kecepatan penanganan atau pemindahan.

Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan

tingkat kegawatan kondisinya.

Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban

berdasar beratnya cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar

sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.

4

Page 5: Triage Bener Print

2.2 TUJUAN TRIAGE

Tujuan triage adalah :

Bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat menyelamatkan korban

sebanyak mungkin.

Untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan

pertolongan kedaruratan

Agar pasien mendapatkan prioritas pelayanan sesuai dengan tingkat

kegawatannya, dapat menangani korban/pasien dengan cepat, cermat dan

tepat sesuai dengan sumber daya yang ada.

Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu :

Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada

pasien

Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan

lanjutan

Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses

penanggulangan/pengobatan gawat darurat

2.3 PRINSIP TRIAGE

“Time Saving is Life Saving (respon time diusahakan sependek mungkin), The

Right Patient, to The Right Place at The Right Time serta melakukan yang terbaik untuk

jumlah terbanyak” dengan seleksi korban berdasarkan :

Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit

Dapat mati dalam hitungan jam

Trauma ringan

Sudah meninggal

5

Page 6: Triage Bener Print

2.4 KLASIFIKASI TRIAGE

Klasifikasi berdasarkan pada :

- pengetahuan

- data yang tersedia

- situasi yang berlangsung

Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun klasifikasinya

sebagai berikut :

Prioritas 1 atau Emergensi

- Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan

intervensi segera

- Pasien dibawa ke ruang resusitasi

- Waktu tunggu 0 (Nol)

Prioritas 2 atau Urgent

- Pasien dengan penyakit yang akut

- Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki

- Waktu tunggu 30 menit

- Area Critical care

Prioritas 3 atau Non Urgent

- pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal

- luka lama

- kondisi yang timbul sudah lama

- area ambulatory / ruang P3

Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian

6

Page 7: Triage Bener Print

- tidak ada respon pada segala rangsangan

- tidak ada respirasi spontan

- tidak ada bukti aktivitas jantung

- hilangnya respon pupil terhadap cahaya

3 (tiga) Katagori Sistem Triage :

Format asli dari triage adalah :

- Prioritas tertinggi

- Prioritas kedua

- Prioritas terendah

4 (empat) Kategori Sistem Triage :

- Prioritas tertinggi

Segera, klas 1, berat, emergency

- Prioritas tinggi

Sekunder, klas 2, sedang dan urgent

- Prioritas rendah

Dapat ditunda, klas 3, ringan, non urgent

- Meninggal

Mungkin meninggal, klas 4, klas 0

Kode Warna International Dalam Triage :

Warna HITAM : Priority 0 (DEAD)

Warna MERAH : Priority 1

Warna JINGGA : Priority 2

Warna HIJAU : Priority 3

7

Page 8: Triage Bener Print

2.5 METODE TRIAGE PADA BENCANA

Saat ini tidak ada standard nasional baku untuk triase. Metode triase yang dianjurkan

bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan

START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Mettag (Triage tagging system)

Tag Triase

Tag (label berwarna dengan form data pasien) yang dipakai oleh petugas

triase untuk mengindentifikasi dan mencatat kondisi dan tindakan medik

terhadap korban.

Triase dan pengelompokan berdasar Tagging.

Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan

tidak mungkin diresusitasi.

Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan

penilaian cepat serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap

hidup (misal : gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala

atau maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat, luka bakar

berat).

Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien memerlukan bantuan, namun

dengan cedera yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami

ancaman jiwa dalam waktu dekat. Pasien mungkin mengalami cedera

dalam jenis cakupan yang luas (misal : cedera abdomen tanpa shok,

cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok,

cedera kepala atau tulang belakang leher tidak berat, serta luka bakar

ringan).

Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak

membutuhkan stabilisasi segera, memerlukan bantuan pertama

sederhana namun memerlukan penilaian ulang berkala (cedera

jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-

fasial tanpa gangguan jalan nafas, serta gawat darurat psikologis).

8

Page 9: Triage Bener Print

Prioritas Keempat (Biru) yaitu kelompok korban dengan cedera atau

penyaki kritis dan berpotensi fatal yang berarti tidak memerlukan

tindakan dan transportasi, dan Prioritas Kelima (Putih)yaitu kelompok

yang sudah pasti tewas.

Bila pada Retriase ditemukan perubahan kelas, ganti tag / label yang

sesuai dan pindahkan kekelompok sesuai.

Triase Sistim METTAG.

Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritasikan tindakan atas korban.

Resusitasi ditempat.

Start (Simple Triage And Rapid Transportation).

Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah

metode S.T.A.R.T atau Simple Triage and Rapid Treatment. Metode ini membagi

penderita menjadi 4 kategori :

1. Prioritas 1 – Merah

Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis

keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan pernapasan,

perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status

mental

2. Prioritas 2 – Kuning

Merupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang

mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau

kerusakan alat gerak, patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan,

cedera punggung.

3. Prioritas 3 – Hijau

Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai

‘Walking Wounded” atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri.

9

Page 10: Triage Bener Print

4. Prioritas 0 – Hitam

Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang

mematikan.

Pelaksanaan triage dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan

warna prioritas. Tanda triage dapat bervariasi mulai dari suatu kartu khusus

sampai hanya suatu ikatan dengan bahan yang warnanya sesuai dengan

prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage yang sudah ditentukan. Bila

keadaan penderita berubah sebelum memperoleh perawatan maka label lama

jangan dilepas tetapi diberi tanda, waktu dan pasang yang baru.

Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T

Untuk memudahkan pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu pemeriksaan

sebagai berikut :

1. Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang

telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.

2. Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa :

3. Pernapasan :

a. Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH.

b. Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan

        bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri

        label MERAH, bila tidak beri HITAM.

c. Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.

4. Waktu pengisian kapiler :

a. Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan

        besar bila ada.

b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.

10

Page 11: Triage Bener Print

c. Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak ada

        maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan perfusi

        jaringan sudah menurun

5. Pemeriksaan status mental :

a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana

b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri

        MERAH.

c. Bila mampu beri KUNING.

Setelah memberikan label kepada penderita maka tugas anda berakhir segera

lanjutkan ke penderita berikut.

11

Page 12: Triage Bener Print

2.6 SISTEM DALAM PENANGANAN TRIAGE

☻ Non Disaster : Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap

individu pasien

☻ Disaster : Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien

dalam jumlah banyak

2.7 TIPE TRIAGE DI RUMAH SAKIT

Type 1 : Traffic Director or Non Nurse

- Hampir sebagian besar berdasarkan system triage

- Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah

- Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya

- Tidak ada dokumentasi

- Tidak menggunakan protocol

Type 2 : Cek Triage Cepat

- Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregristrasi atau

dokter

- Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama

- Evaluasi terbatas

- Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera

mendapat perawatan pertama

Type 3 : Comprehensive Triage

- Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan berpengalaman

- 4 sampai 5 sistem katagori

- Sesuai protocol

12

Page 13: Triage Bener Print

P1

P3

P0

P2

TIPE TRIAGE DI LAPANGAN

Triage Labelling

Untuk efisiensi, hasil triage harus diketahui oleh tim

- Kriteria Label triage :

Mudah dilihat, sesuai dengan kategori standar, mudah dan aman dipakai, dapat

diubah dengan mudah sesuai dengan perubahan kondisi klien, memungkinkan untuk

pencatatan klinis.

- Tipe Label Triage :

Single label, Mettag label, Cruciform label,Non card based system (tanda di dahi)

a. Single label system

Keterangan:

P1 : Immediate

P2 : Urgent

P3 : Delayed

P0 : Dead

Biasanya diikat pada kaki penderita, Sulit mengubah kategori, tidak ideal untuk

triage dinamis

b. Cruciform label

13

P1

P2

P3

P0

Page 14: Triage Bener Print

- Keuntungan :

Dapat dilipat sesuai prioritas yg diperlukan, cocok untuk triage yg dinamis

- Kerugian :

Lipatan harus rapi sehingga tidak membingungkan, mekanisme lipat dapat

membingungkan pengguna, tidak memungkinkan untuk pemantauan pasien yg gerak.

c. Mettag

Gunakan kode warna sesuai dengan prioritas. Bagian bawah tag dapat dirobek untuk

situasi akut.

Hijau (Walking Wounded) Prioritas 3

Korban dengan kondisi yang cukup ringan, korban dapat berjalan

Kuning (Delay) - Prioritas 2

Setiap korban dengan kondisi cedera berat namun penanganannya dapat ditunda.

Merah (Immediate) Prioritas 1

Setiap korban dengan kondisi yang mengancam jiwanya dan dapat mematikan

dalam ukuran menit, harus ditangani dengan segera.

Hitam (Dead and Dying) Prioritas 0 (mati)

Korban meninggal atau dalam kondisi yang sangat sulit untuk diberi pertolongan.

2.8 SISTEM KLASIFIKASI TRIAGE DALAM GAMBARAN KASUS

Prioritas 1 – Kasus Berat

- Perdarahan berat

- Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla

- Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat

- Fraktur terbuka dan fraktur compound

- Luka bakar > 30 % / Extensive Burn

- Shock tipe apapun

14

Page 15: Triage Bener Print

Prioritas 2 – Kasus Sedang

- Trauma thorax non asfiksia

- Fraktur tertutup pada tulang panjang

- Luka bakar terbatas ( <>

- Cedera pada bagian / jaringan lunak

Prioritas 3 – Kasus Ringan

- Minor injuries

- Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan

Prioritas 0 – Kasus Meninggal

- Tidak ada respon pada semua rangsangan

- Tidak ada respirasi spontan

- Tidak ada bukti aktivitas jantung

- Tidak ada respon pupil terhadap cahaya

2.9 ASPEK LEGAL DALAM PELAKSANAAN TRIAGE

Triage adalah sesuatu yang menarik, tantangan subspesialis dari perawatan

emergensi.

☻ Perawat yang memimpin triage :

Merupakan kewenangan perawat untuk mentriage pasien secara

independen

Perawat triage membuat keputusan akhir dari triage

Hanya perawat yang memiliki pendidikan khusus yang di ijinkan

melakukan triage

15

Page 16: Triage Bener Print

☻ Pengkajian Triage

Melibatkan teknik pertanyaan yang benar untuk mendapatkan data

subyektif yang cukup dari pasien

Memiliki arti sebuah pengkajian yang hati-hati dalam menilai data

obyektif

Membutuhkan perawat yang mampu berpikir kritis dalam menentukan

prioritas berdasarkan keakutannya

☻ Legal Concern

Catatan triage harus cukup lengkap untuk kebenaran keputusan triage

Rekam medik merupakan dokumen yang legal

Hal ini menyediakan urutan kejadian

☻ Dokumentasi Triage

Tujuan :

- Untuk mendukung keputusan triage

- Untuk komunikasi informasi dasar untuk petugas lain

- Untuk kebutuhan medical legal

Apa yang harus di dokumentasikan ?

- Waktu triage

- Keluhan utama & gejala yang menyertai

- Riwayat medis yang lalu

- Riwayat alergi

16

Page 17: Triage Bener Print

- Tanda-tanda vital

- Pengkajian subyektif & obyektif

- Kategori keakutan

Apa yang harus di dokumentasikan lagi ?

- Tes diagnostik yang dilakukan

- Intervensi yang telah diberikan

- Disposisi

- Re-evaluasi & perubahan kondisi pasien

Key points

- Menggambarkan keluhan utama seakurat mungkin. Gunakan kata-

kata yang bisa dimengerti pasien

- Dokumentasikan harapan-harapan pasien

- Dokumentasikan hal-hal yang mempersulit pencarian data, seperti

hambatan bahasa

- Dokumentasikan bila ada konflik antara data subyektif & obyektif

17

Page 18: Triage Bener Print

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Triage adalah pengelompokan atau digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan,

kondisi korban/pasien berdasarkan berat ringannya trauma atau penyakit serta kecepatan

penanganan atau pemindahan. Triase merupakan suatu sistem yang digunakan dalam

mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian di berikan

prioritas untuk dirawat dan di evakuasi ke fasilitas kesehatan.

Prinsip Triage adalah “Time Saving Is Life Saving (Respon Time Diusahakan Sependek

Mungkin), The Right Patient, To The Right Place At The Right Time Serta melakukan Yang

Terbaik. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau

sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Penanganan triase dikelompokan berdasarkan non disaster dan disaster. Perawat yang

memimpin triage merupakan kewenangan perawat untuk mentriage pasien secara independen,

Perawat triage membuat keputusan akhir dari triage, Hanya perawat yang memiliki pendidikan

khusus yang di ijinkan melakukan triage.

3.2 SARAN

Sebagai seorang perawat hendaknya dapat memahami konsep triage dan

mengaplikasikannya ke lapangan sesuai prinsip yang berlaku baik penanganan korban disaster

ataupun non disaster. Selain itu juga diperlukan pelatihan- pelatihan untuk meningkatkan

ketrampilan dalam pelaksanaan manajemen triase dan harus dapat menentukan organ mana

terganggu dan dapat menyebabkan kematian serta menentukan penanggulangannya.

18

Page 19: Triage Bener Print

DAFTAR PUSTAKA

Anonimity. --- . Tindakan Triase Saat Keadaan Bencana http://bencana-kesehatan.net/index.php?option=com_content&view=article&id=101&Itemid=106&lang=id. diakses tanggal 11 September 2013

Anonimity. 2009. Triage, Disaster Management. http://onesoliha.wordpress.com/2009/02/16/triage-disaster-management/. diakses tanggal 11 September 2013

Dokter Medis. 2009. Triage. http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/triage.html.

diakses tanggal 11 September 2013

Pro Emergency. 2008. Start : Simple Triage And Rapid Treatment. http://proemergency-ems.blogspot.com/search/label/Triage. diakses tanggal 11 September 2013

Pro Health. 2008. Aspek Legal Dalam Triage.

http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/aspek-legal-dalam-triage. diakses

tanggal 11 September 2013

Puskesmas Oke. 2008. Sejarah, Konsep dan Kategorisasi Triage. http://puskesmas-

oke.blogspot.com/2008/12/sejarah-konsep-dan-kategorisasi-triage.html. diakses

tanggal 11 September 2013

Widiarso, Heri. Manajemen Triase.http://www.docstoc.com/docs/67842492/05-Triage--IRD-RSSA. diakses tanggal 11 September 2013

Wijanarko,Bayu. 2011. Triage and Rapid Assesment. http://scalpelscars.wordpress.com/2011/02/17/triage-and-rapid-assessment/. diakses tanggal 11 September 2013

19