6
Bab I Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH UMUM Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. STASIUN PURWOSARI

Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas).doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas)

Citation preview

Page 1: Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas).doc

Bab I

Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UMUM

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan

pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni

1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den

Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch

Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de

Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur

1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10

Agustus 1867.

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur

1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan

tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943)

sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan

Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro -

Pekanbaru.

STASIUN PURWOSARI

Stasiun Purwosari (PWS) merupakan stasiun kereta api yang di

bangun pada tahun 1875 pada masa penjajahan Belanda, terletak di Jl. Slamet

Riyadi No. 502, Purwosari, Lawiyan, Surakarta. Stasiun yang terletak pada

ketinggian +98 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun

Purwosari dibangun pada tahun 1875, dan merupakan stasiun tertua di

Surakarta. Pembangunannya ditangani oleh NISM. Stasiun Purwosari berada

di wilayah Mangkunegaran.

Stasiun Purwosari merupakan stasiun percabangan jalur KA, antara

arah Surabaya dengan Wonogiri. Jalur yang menuju Surabaya termasuk kelas

Page 2: Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas).doc

utama, sedangkan yang ke Wonogiri termasuk kelas sekunder. Sampai

Stasiun Sangkrah, jalur ini termasuk unik karena menjadi satu-satunya jalur

KA di Indonesia yang berjejer berdampingan dengan jalan raya. Dahulu

sepanjang jalur Purwosari-Sangkrah terdapat 8 buah halte, yakni

Pesanggrahan, Ngadisuran, Bando, Ngapeman, Pasarpon, Cayudan, Kauman

dan Lojiwetan. Halte-halte tersebut sekarang sudah tidak ada lagi.

Stasiun Purwosari memiliki 9 jalur KA, di mana 4 buah sebagai jalur

utama, 3 untuk stabling gerbong barang, dan 2 jalur menuju ke dipo

lokomotif dan gudang semen. Dari Stasiun Purwosari juga dahulu terdapat

jalur percabangan yang menuju Boyolali melalui Kartasura, yang kini sudah

tidak ada lagi. Jalur ini juga mempunyai cabang di Tegalsari menuju

Colomadu. Sampai sekarang, beberapa bagian dari sisa-sisa jalur tersebut

masih dapat disaksikan.

RUANG BEBAS SECARA UMUM

Ruang bebas adalah ruang di atas sepur yang senantiasa harus

dihindarkan / bebas dari rintangan-rintangan atau benda-benda penghalang

lainnya yang dapat menggangu perjalanan kereta api. Sehingga pada jalan

rel harus selalu tersedia ruang bebas baik untuk jalur tunggal maupun jalur

ganda sedimikian rupa agar setiap saat dapat dilalui kereta api dengan aman.

Di atas rel tidak boleh terdapat benda yang dapat tersentuh dan mengganggu

jalannya kereta api, begitu juga pada bagian kiri dan kanan jalan rel

diperlukan ruang bebas dengan ukuran tertentu tergantung dari jalur tunggal

maupun ganda.

Kenyamanan dalam perjalanan suatu kerata api ditentukan oleh bentuk

geometrik jalan rel yang telah direncanakan sebelumnya. Bentuk alinyemen

horizontal dan vertikal, sertai landai turut menentukan faktor kenyamanan

tersebut.

Page 3: Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas).doc

Gambar 1.1: Contoh ke 1, kurangnya ketertiban pada ruang bebas jalan rel

Gambar 1.2: Contoh ke 2, kurangnya ketertiban pada ruang bebas jalan rel

Page 4: Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas).doc

Dengan adanya beberapa hal-hal yang mempengaruhi terwujudnya

suatu ruang bebas yang aman dan nyaman, timbulah niat kami untuk

membahas tentang ruang bebas pada jalan rel kereta. Akhirnya kamipun

membuat suatu makalah dengan judul “RUANG BEBAS PADA STASIUN

PURWOSARI”. Alasan pemilihan judul makalah tersebut berkaitan dengan

pemilihan objek survey kami yang berada di lokasi Stasiun Purwosari,

Surakarta. Pada makalah kali ini, kami ingin membahas dan mencari

berbagai permasalahan tentang segala hal yang berkaitan dengan ruang

bebas yang berada pada stasiun tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan

rumusan masalah dalam makalah ini seperti :

1. Apakah yang dimaksud ruang bebas di jalan rel ?

2. Bagaimana ruang bebas yang ada di Stasiun Purwosari ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang bebas di jalan rel.

2. Untuk mengetahui segala persyaratan dan peraturan untuk terciptanya

ruang bebas di jalan rel yang aman.

3. Untuk mengetahui tentang ruang bebas yang ada di Stasiun Purwosari

Gambar 1.3: Contoh ke 3, kurangnya ketertiban pada ruang bebas jalan rel

Page 5: Tugah MAKALAH Perancangan jalan Rel (Ruang Bebas).doc