Tugas 1 - Rawat Gabung (Rooming in)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askeb neo

Citation preview

Rawat GabungA. DefinisiRawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya.

B. TujuanTujuan dilakukannya rawat gabung ini adalah sebagai berikut.1. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat atau kapan saja saat dibutuhkan.2. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas.3. Ibu mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam merawat bayinya.4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar.5. Ibu dan bayi mendapatkan kehangatan emosional.

C. Sasaran dan SyaratSasaran dan syarat dilakukannya rawat gabung adalah sebagai berikut.1. Bayi lahir spontan, jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung bisa dilakukan setelah bayi cukup sehat.2. Bayi yang lahir secara sectio caesaria (SC) dengan anestesi umum, rawat gabungan pun dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh.3. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR minimal 7).4. Usia kehamilan 37 minggu atau lebih.5. Berat lahir 2000-2500 g atau lebih.6. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.7. Bayi dan ibu sehat.

Sementara itu, kondisi-kondisi bayi yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya rawat gabung adalah sebagai berikut.1. Bayi yang sangat prematur.2. Berat kurang dari 2000-2500 g.3. Bayi dengan sepsis.4. Bayi dengan gangguan napas.5. Bayi dengan cacat bawaan berat.6. Ibu dengan infeksi berat.

ManfaatManfaat yang bisa didapatkan jika dilakukan rawat gabung pada Ibu dan bayi adalah sebagai berikut.1. FisikBila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu akan mudah untuk melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan pemberian ASI sedini mungkin, maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan.2. FisiologisBila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang menyusui akan timbul refleks oksitosin yang dapat membantu proses fisiologis involusi rahim.3. PsikologisDari segi psikologis akan segera terjalin proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. Hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologi bayi. Selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.4. EdukatifIbu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar, dan mendapat bimbingan mengenai cara menyusui secara benar, cara merawat payudara, tali pusat, memandikan bayi, dan sebagainya. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari RS.5. EkonomiPemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah sakit, terutama RS pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan terhadap anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lainnya yang dibutuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri sehingga waktu luang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.6. MedisSecara medis, pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka mordibitas dan mortalitas ibu maupun bayinya.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Rawat Gabung1. Peranan sosial budayaKemajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan barat menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat. Memberikan susu formula dianggap modern karena dapat menyamakan kedudukan seorang ibu golongan bawah dengan ibu-ibu golongan atas. Ketakutan akan mengendurnya payudara menyebabkan ibu enggan menyusui bayinya. Bagi ibu yang sibuk dengan urusan di luar rumah, hal ini dapat menghambat usaha peningkatan penggunaan ASI.2. EkonomiBeberapa wanita memilih bekerja di luar rumah. Hal ini dilakukan bukan karena tuntutan ekonomi, melainkan karena status prestise atau memang dirinya dibutuhkan.3. Peranan tata laksana RS/RBPeranan tata laksana yang menyangkut kebijakan RS/RB sangat penting, mengingat saat ini banyak ibu menginginkan untuk bersalin di pelayanan kesehatan yang lebih baik.4. Dalam diri ibu sendiria. Keadaan gizi ibub. Pengalaman/sikap Ibu terhadap menyusuic. Keadaan emosid. Keadaan payudarae. Peran masyarakat dan pemerintah5. Kebijakan pemerintah RIa. Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis (Pasal 128 ayat 1 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan).b. Selama pemberian AS, baik pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus (Pasal 128 ayat 2 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan).c. Pembangunan diarhkan pada meningkatnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini (GBHN 1999-2004 dan Program Pembangunan Nasional Propenas).d. Menganjurkan menyusui secara ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan dan Pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun.e. Melaksanakan rawat gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun swasta.f. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal Peningkatan Pemberian ASI (PP ASI) sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan pada masyarakat luas.g. Pencanangan peningkatan penggunaan ASI secara nasional pada peringatan hari ibu ke-62 (tahun 1990).h. Upaya penerapan sepuluh langkah untuk berhasilnya program menyusui di semua RS, RB, dan puskesmas dengan tempat tidur.

Pelaksanaan Rawat GabungDalam rawat gabung, bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur ibu, yang terpenting adalah ibu harus melihat dan mengawasi bayinya, saat bayinya menangis karena lapar, kencing, atau digigit nyamuk. Tangis bayi merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk memproduksi ASI.

Sumber :Dewi, Vivian Nanny Lia.(2010).Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika