9
Tugas: Jawablah pertanyaan berikut ini. 1. Terangkan perbedaan “kebenaran” menurut filsafat dengan agama dan berikan contoh masing-masing! - Kebenaran, menurut filsafat adalah relatif, artinya berubah- ubah sesuai dengan kondisi dan situasinya yang dapat dilihat berdasarkan waktu, tempat, dan sudut pandangnya, sedangkan kebenaran menurut agama adalah mutlak, artinya tidak berubah-ubah dan benar-benar terjadi. 2. Uraikan tujuh Kemaha Esaan Allah dengan singkat! Allah Maha Esa dalam Zat-Nya. Kemahaesaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Dia Unik, berbeda dalam segala-galanya. Zat Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri atas beberapa unsur bersusun. Ia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan benda apa pun yang kita kenal, yang menurut ilmu fisika terjadi dari susunan atom, molekul dan unsur-unsur berbentuk yang takluk kepada ruang dan waktu yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, yang dapat hancur musnah dan lenyap pada suatu masa. Allah berfirman dalam Alquran Surat Asyura ayat 11:

Tugas Agama Bab 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PNUP

Citation preview

Page 1: Tugas Agama Bab 1

Tugas:

Jawablah pertanyaan berikut ini.

1. Terangkan perbedaan “kebenaran” menurut filsafat dengan agama dan berikan contoh masing-masing!

- Kebenaran, menurut filsafat adalah relatif, artinya berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasinya yang dapat dilihat berdasarkan waktu, tempat, dan sudut pandangnya, sedangkan kebenaran menurut agama adalah mutlak, artinya tidak berubah-ubah dan benar-benar terjadi.

2. Uraikan tujuh Kemaha Esaan Allah dengan singkat!Allah Maha Esa dalam Zat-Nya.

Kemahaesaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat Allah

tidak sama dan tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Dia Unik, berbeda dalam segala-

galanya. Zat Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah materi yang terdiri atas beberapa unsur

bersusun. Ia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan benda apa pun yang kita kenal,

yang menurut ilmu fisika terjadi dari susunan atom, molekul dan unsur-unsur berbentuk yang

takluk kepada ruang dan waktu yang dapat ditangkap oleh pancaindera manusia, yang dapat

hancur musnah dan lenyap pada suatu masa. Allah berfirman dalam Alquran Surat Asyura ayat

11:

Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.”

Page 2: Tugas Agama Bab 1

Keyakinan kepada Zat Allah Yang Maha Esa seperti itu mempunyai konsekwensi.

Konsekwensinya adalah bagi umat Islam yang mempunyai aqidah demikian, segala sesuatu yang

dapat ditangkap oleh pancaindera mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu,

hidup memerlukan makanan dan minuman seperti manusia biasa, mengalami sakit dan mati,

lenyap dan musnah, bagi seorang muslim bukanlah Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Allah Maha Esa dalam Sifat-Sifat-Nya.

Kemahaesaan Allah dalam sifat-sifat-Nya ini mempunyai arti bahwa sifat-sifat Allah

penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamai-Nya. Sifat-sifat Allah itu banyak

dan tidak dapat diperkirakan. Namun demikian, dari Alquran dapat diketahui sembilan puluh

sembilan nama Tuhan yang biasanya disebut dengan al-Asmaaulllah al-Husnaa.: Sembilan

puluh sembilan nama-nama Allah yang indah (Muhammad Daud Ali, 1998: 23; A.Toto Suryana,

1996: 71; dan Muslim Nurdin dkk.,1993: 86-91).

Allah Maha Esa dalam Perbuatan-Perbuatan-Nya

Pernyataan ini mengandung arti bahwa kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa tiada bertara

dalam melakukan sesuatu, sehingga hanya Dialah yang dapat berbuat menciptakan alam semesta

ini. Perbuatan-Nya itu unik, lain dari yang lain, tiada taranya dan tidak sanggup pula manusia

menirunya. Kagumilah, misalnya, bagaimana Ia menciptakan diri kita sendiri dalam bentuk

tubuh yang sangat baik, yang dlengkapinya dengan pancaindera, akal, perasaan, kemauan,

bahasa, pengalaman dan sebagainya. Perhatikan pula susunan kimiawi materi-materi yang ada di

alam ini. Misalnya H20, susunan kimiawi (materi) zat cair, C02, zat asam dan sebagainya.

Konsekwensi keyakinan bahwa Allah Maha Esa dalam berbuat (perbuatan-Nya) adalah seorang

muslim tidak boleh mengagumi

perbuatan-perbuatan manusia lain dan karyanya sendiri secara berlebihan. Manusia, baik

perseorangan maupun sebagai kolektivitas, betapapun genial (hebat) , tidak boleh dijadikan

obyek pemujaan apalagi kalau disembah pula.

Allah Maha Esa dalam Wujud-Nya.

Allah Maha Esa dalam wujud-Nya. Ini berarti bahwa ujud Allah berbedadengan wujud

alam semesta. Ia tidak dapat disamakan dan diserupakan dalam bentuk apapun juga. Oleh karena

itu, Anthromorfisme (paham pengenaan ciri-ciri manusia pada alam seperti binatang atau benda

mati apalagi pada tuhan) tidak ada dalam ajaran Islam. Menurut keyakinan Islam, Allah Maha

Esa. Demikian Esa-Nya sehingga wujud-Nya tidak dapat disamakan dengan alam atau bagian-

Page 3: Tugas Agama Bab 1

bagian alam yang merupakan ciptaan–Nya ini. Keberad Wajib. Karena itu Ia disebut wajibul

wujud . Pernyataan ini mempunyai makna bahwaan Allahlah yang abadi dan wajib eksistensi

atau wujud-Nya. Selain Dia, semuanya mumkinul wujud. Artinya boleh (mungkin) ada, boleh

(mungkin) tiada seperti eksistensi manusia dan seluruh alam semeseta ini yang pada waktunya

pasti akan mati atau hancur binasa. Konsekwensi keyakinan yang demikian adalah setiap

manusia muslim sebagai bagian alam, harus selalu sadar bahwa hidupnya hanyalah sementara di

dunia ini, tempat ia diuji mengenai kepatuhan dan ketidakpatuhannya pada perintah-perintah dan

larangan-larangan-Nya. Pada suatu ketika kelak seluruh alam akan hancur binasa dan akan

muncullah suatu hidup sesudah mati yang sifatnya lain sama sekali dari apa yang kita lihat dan

rasakan di dunia ini. Pada waktu itu nanti di hadapan Allah Tuhan Yang Maha Adil, masing-

masing manusia harus mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya selama hidup di bumi ini.

Celakalah manusia yang bergeliman dalam dosa dan berbahagialah manusia yang beriman, yang

yakin kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, dan taqwa: mematuhi perintah dan menjauhi

larangan-Nya.

Allah Maha Esa dalam Menerima Ibadah

Allah Maha Esa dalam Menerima ibadah berarti bahwa hanya Allah sajalah yang berhak

disembah dan menerima ibadah. Hanya Dialah satu-satunya yang patut dan harus disembah dan

hanya kepada-Nya pula kita meminta pertolongan. Yang dimaksud dengan ibadah ialah segala

perbuatan manusia yang disukai Allah, baik dalam kata-kata terucapkan maupun dalam bentuk

perbuatan-perbuatan lain, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Konsekwensi keyakinan ini

adalah hanya Dialah Allah yang wajib kita sembah, hanya kepada-Nya pula seluruh salat dan

ibadah yang kita lakukan, kita niatkan dan kita persembahkan.

Allah Maha Esa dalam Menerima Hajat Manusia

Bila manusia hendak menyampaikan maksud, permohonan atau keinginannya kepada

Allah langsunglah sampaikan kepada-Nya, kepada Allah sendiri tanpa perantara atau media apa

pun namanya. Tidak ada system rabbaniyah atau kependetaan dalam Islam. Semua manusia,

kecuali para Nabi dan Rasul, mempunyai kedudukan yang sama dalam berhubungan langsung

dengan Tuhan Yang Maha Esa. Konsekwensi keyakinan ini adalah setiap muslim tidak

memerlukan orang lain di dunia ini dalam menyampaikan hajat dan hasratnya kepada Allah.

Page 4: Tugas Agama Bab 1

Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum

Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum berarti Allahlah satu-satunya Pemberi Hukum

yang tertinggi. Ia memberi hukum kepada alam, seperti hukum-hukum alam yang selama ini kita

kenal dengan sebutan hukum-hukum Archimides, Boyle, Lavoisier, hukum relativitas,

thermodynamic dan sebagainya (Ali, 1998). Ia pula memberi hukum kepada umat manusia

bagaimana mereka harus hidup di bumi-Nya ini sesuai dengan ajaran-ajaran dan kehendak-Nya

yang dengan sendirinya sesuai pula dengan hukum-hukum alam dan watak manusia, yang

semuanya itu adalah ciptaan Allah. Konsekwensi keyakinan seperti ini adalah seorang muslim

wajib percaya pada adanya hukum-hukum alam (sunnatullah) baik alam fisik maupun alam

psikis dan spritual yang terdapat dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan

sosial. Sebagai muslim kita wajib taat dan patuh serta meyakini kebenaran hukum syariat Allah

yang disampaikan oleh Nabi Muhammad kepada manusia dan menjadikannya sebagai jalan

hidup kita. Jalan hidup yang dikehendaki Allah, menurut aqidah, adalah jalan hidup Islam.

Jalan hidup Islam itu disebut juga dengan istilah syariat Islam.. Dan karena syariat Islam

pula adalah hukum Allah. Konsekwensinya adalah bagi umat Islam yang secara teoritis dan

praktis dengan bebas telah memilih Islam sebagai agamanya, tidaklah ada jalan lain yang lebih

baik yang harus ditempuhnya selain berusaha sekuat tenaga mengikuti jalan hidup Islam itu

sebaik-baiknya (Osman Raliby, 1980).

3. Terangkan bukti-bukti keberadaan Allah dan berikan contoh!Dalil kejadian

Manusia telah ada di dunia, namun manusia mengakui bahwasanya dia terjadi bukan atas

kehendaknya. Bukan dia yang menjadikan dirinya sendiri. Bukan dia yang membuat anak.

Bumi tempat hidupnya pun bukan dia yang membuatnya. Sejak manusia lahir sudah

mendapati keberadaan bumi. Langit pun telah menjadi atap tempat berlindung, dan

tangannya tidak pernah ikut membinanya.

Segelintir manusia mengatakan aku tuhan, meskipun mereka tidak mampu menjadikan

seekor nyamuk. Jelaslah bahwa segala sesuatu yang terjadi, dari tidak ada menjadi ada,

sebaliknya dari yang ada menjadi tidak ada, semuanya dari Allah sebagai Tuhan Yang Maha

Kuasa, Dialah yang merencanakan, mengadakan dengan berbagai bentuk di alam ini.

Page 5: Tugas Agama Bab 1

Bangsa Arab yang mula-mula menerima Alquran dalam masyarakat yang masih

sederhana, dianjurkan melihat unta, bagaimana dia dijadikan; langit bagaimana ia

ditinggikan; gunung-gunung bagaimana ia dipancangkan; dan bumi bagaimana ia

dihamparkan. Perhatikan Q.S. Al-Ghasyiah: 17-20:

Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.”

Beberapa ayat disebutkan di atas mengandung makna bahwa dengan melihat kejadian

alam dan sekitarnya, setiap orang yang berakal akan bertanya: “Siapa yang menajdikan

semua ini? Dan jawabannya adalah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dalil Peraturan dan Pemeliharaan

Ketika seseorang masuk ke rumah, dilihatnya meja teratur, kamar tersusun,, makanan

terhidang, tempat tidur yang bersih, dan ada pula ruang makan dan ruang tamu. Ada ruang

kamar mandi dan sebagainya. Apalagi kalau dilihat teraturnya pekarangan dan tertatanya

bunga. Maka terlintaslah dalam pikiran orang itu bahwa semua yang teratur dan tertata rapi,

ini ada yang mengaturnya. Lihatlah pula alam di sekitar kita, misalnya tetumbuhan, hewan,

air dan udara semuanaya diperuntukkan kepada manusia.

Dalil gerak

Matahari bersinar setiap hari, bulan pun bercahaya pada malam tertentu dan bintang yang

gemerlapan serta berbagai galaksi di angkasa luar, semuanya berjalan dan berputar pada

porosnya mengikuti sunnatullah (hukum alam) yang telah ditentukan oleh sang Pencipta,

Tuhan Yang Maha Kuasa tanpa mengalami kerusakan dan gesekan sedikit pun. Manusia

bertanya: ‘Siapakah yang mengatur dan menggerakkan semua ini, begitu indah dan tertib?.

Jawaban atas pertanyaan tersebut hanya satu dan singkat jawabannya, Dialah Allah Swt.yang

mengatur dan menggerakkan sampai waktu yang telah ditentukan pula oleh-Nya.

Page 6: Tugas Agama Bab 1

4. Tulis dan terjemahkan surat al-Ikhlas dan ayat Kursi, dan 99 Asmaullah Al Husna !