31
1 OBLIGASI DAN PERKEMBANGAN NILAI RUPIAH DI INDONESIA A. Pendahuluan Dalam dunia perekonomian dibutuhkan investasi guna menghadapi masa depan yang semakin berkembang. Investasi sebagai salah satu jaminan serta usaha manusia untuk memperoleh keuntungan, karena investasi akan menghasilkan passive income secara berkala. Salah satu jenis investasi yang saat ini sedang berkembang yaitu bursa efek. Bursa efek lebih dianggap lebih modern dalam dunia perekonomian saat ini, selain itu dapat menggerakan roda perekonomian negara secara tidak langsung. Produk dari bursa efek salah satunya adalah obligasi. Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang bersama kupon bunganya kelak pada saat jatuh tempo pembayaran (Raharjo,2003). 1 Selain itu obligasi dapat dipahami sebagai utang yang harus dibayarkan oleh debitur kepada kreditur. Beberapa badan lembaga dapat menerbitkan obligasi, seperti bank, perusahaan dan pemerintah. Obligasi pemerintah yang lebih dikenal dengan obligasi bebas resiko, cenderung diminati oleh para investor. Selain faktor keamanan, faktor kepastian bahwa pihak debitur akan melunasi utangnya dapat terjamin. Penerbit obligasi akan memberikan kupon sebagai bunga 1 Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 4.

tugas akuntansi keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan

Citation preview

19

OBLIGASI DAN PERKEMBANGAN NILAI RUPIAH DI INDONESIAA. Pendahuluan

Dalam dunia perekonomian dibutuhkan investasi guna menghadapi masa depan yang semakin berkembang. Investasi sebagai salah satu jaminan serta usaha manusia untuk memperoleh keuntungan, karena investasi akan menghasilkan passive income secara berkala. Salah satu jenis investasi yang saat ini sedang berkembang yaitu bursa efek. Bursa efek lebih dianggap lebih modern dalam dunia perekonomian saat ini, selain itu dapat menggerakan roda perekonomian negara secara tidak langsung. Produk dari bursa efek salah satunya adalah obligasi. Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang bersama kupon bunganya kelak pada saat jatuh tempo pembayaran (Raharjo,2003). Selain itu obligasi dapat dipahami sebagai utang yang harus dibayarkan oleh debitur kepada kreditur. Beberapa badan lembaga dapat menerbitkan obligasi, seperti bank, perusahaan dan pemerintah. Obligasi pemerintah yang lebih dikenal dengan obligasi bebas resiko, cenderung diminati oleh para investor. Selain faktor keamanan, faktor kepastian bahwa pihak debitur akan melunasi utangnya dapat terjamin. Penerbit obligasi akan memberikan kupon sebagai bunga hingga jangka waktu yang ditentukan. Hasil yang diperoleh investor disebut yield (imbal hasil). Akan tetapi tidak semua investor dapat menyelesaikan hingga batas waktu yield yang akan diperoleh. Apabila pihak kreditur tidak dapat menunggu hingga sampai waktu jatuh tempo, maka kepemilikan obligasi dapat berpindah tangan. Pada poin obligasi ini akan membahas tentang pengertian obligasi, B. Pengertian Obligasi

Obligasi merupakan sertifikat bukti hutang yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas atau institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dalam rangka mendapatkan dana atau modal, diperdagangkan di masyarakat, penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali pokoknya pada saat jatuh tempo.

Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan. Perkembangan obligasi mulai menunjukkan peningkatan yang berarti sebagai alat investasi dan instrument keuangan pada periode tahun 2000. Adanya pengetatan prosedur pinjaman di lembaga perbankan menyebabkan pihak perusahaan yang sedang membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis atau melakukan pelunasan utangnya mulai melirik instrument obligasi sebagai salah satu alternatif penggalangan dana.

Beberapa alasan di antaranya adalah penerbitan obligasi lebih mudah dan lebih fleksibel dibandingkan melakukan prosedur pinjaman bank. Selain itu, tingkat suku bunga obligasi bisa dibuat lebih menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan tingkat suku bunga pinjaman dari bank yang cenderung meningkat. Dalam melakukan pembelian obligasi, investor di pasar modal itu sendiri bisa mendapatkan keuntungan, yakni mendapatkan tingkat suku bunga (kupon), selain itu bisa menghasilkan pendapatan atas kenaikan nilai nominal obligasi ke harga premium tersebut di pasar sekunder.Melakukan investasi obligasi selain menghasilkan kupon juga memberikan tingkat potensi risiko investasi. Risiko ini bisa berbentuk wan prestasi (default) atas pembayaran kupon obligasi tersebut. Selain itu risiko yang paling ditakuti, yakni apabila pihak penerbit obligasi (emiten), karena kondisi perusahaannya mengalami likuidasi, tidak mampu membayar kewajiban pokok utangnya. Investor obligasi jangka pendek bisa juga mengalami kerugian akibat nilai pasar dari obligasi tersebut turun atau lebih rendah daripada harga beli obligasi tersebut. Instrumen obligasi pada dasarnya merupakan alternatif produk investasi yang sangat fleksibel serta sangat prospektif perkembangannya di masa mendatang. Apalagi untuk investor institusional yang menginginkan investasi dengan struktur pendapatan yang begitu variatif maka kehadiran berbagai instrument obligasi akan sangat diminati.

Obligasi (Bond) sebagai salah satu bagian dari produk Fixed Income Securities (Pendapatan Tetap) dikenal sebagai alternatif untuk instrument pembiayaan atau investasi yang memberikan pendapatan bagi investor dengan kondisi nilai pendapatan dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam melakukan investasi, yang paling umum dilakukan pada obligasi adalah bahwa setiap investor baik perorangan ataupun lembaga investasi akan membeli obligasi dalam periode jangka waktu tertentu misalnya 5 tahun atau 8 tahun. Dari pembelian obligasi tersebut, investor akan menerima penghasilan atau return berbentuk tingkat suku bunga (coupon) yang akan diterima setiap tahun atau triwulan atau sesuai periode yang ditentukan sebelumnya, ditambah nilai pokok (principal) yang besarnya sama pada saat awal investasi dan akan diterima pada saat jatuh tempo.

Untuk investor obligasi yang mempunyai pola investasi jangka pendek serta menjual obligasi sebelum jatuh tempo, pendapatan tambahan yang diperolehnya hanya berbentuk kupon serta keuntungan atau kerugian dari selisih antara harga beli obligasi tersebut dan harga pada saat menjual obligasi tersebut di pasar sekunder. Hal ini sesuai referensi dari Charles P. Jonson yang dikutip oleh Rahardjo menyatakan bahwa Bonds are Fixed Income Securities can be describe simply as long term debt instrument representing the issuers contractual obligation, or IOU. The buyer of a newly issued coupon bond is lending money to the issuer who, in turn, agrees to pay interest on this loan and repay the principal at a stated maturity date.

Investor yang punya sifat konservatif cenderung melakukan investasi di pasar obligasi yang cenderung lebih aman dan tidak fluktuatif. Pelaku investasi obligasi sekarang ini didominasi oleh lembaga dana pensiun, lembaga asuransi, manajer investasi pengelola reksadana yang lebih mengutamakan keamanan atas dana yang diinvestasikannya. Dalam struktur keuangan perusahaan, obligasi mempunyai urutan lebih diutamakan daripada saham untuk mendapatkan haknya apabila perusahaan melakukan likuidasi.

Sementara obligasi mempunyai urutan senioritas ketiga. Urutannya adalah sebagai berikut: pajak pemerintah, utang jangka pendek, obligasi (utang jangka panjang), kemudian preffered stock dan yang terakhir adalah common stock. Oleh karena itu, pemegang obligasi lebih dipentingkan daripada pemegang saham perusahaan publik apabila menuntut hak pembayaran pada saat perusahaan mengalami pailit. Setelah hak pemegang pemegang obligasi terpenuhi maka baru dipenuhi hak pemegang preffered stock dan common stock.

Obligasi sebagai salah satu alternatif sumber dana bagi perusahaan mengandung konsekuensi pembayaran bunga secara periodik dan pelunasan utang obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi didefinisikan sebagai efek utang pendapatan tetap yang diperdagangkan di masyarakat di mana penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo.

C. Karakteristik Obligasi

Secara umum obligasi merupakan produk pengembangan dari surat utang jangka panjang. Prinsip utang jangka panjang dapat dicerminkan dari karakteristik atau struktur yang melekat pada sebuah obligasi. Pihak penerbit obligasi pada dasarnya melakukan pinjaman kepada pembeli obligasi yang diterbitkannya. Pendapatan yang didapatkan oleh investor obligasi tersebut berbentuk tingkat suku bunga atau kupon. Selain aturan tersebut telah diatur pula perjanjian untuk melindungi kepentingan penerbit dan kepentingan investor obligasi tersebut.

Adapun karakteristik umum yang tercantum pada sebuah obligasi hampir mirip dengan karakteristik pinjaman utang pada umumnya yaitu meliputi:

1. Nilai penerbitan obligasi (jumlah pinjaman dana)

Dalam penerbitan obligasi maka pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Istilah yang ada yaitu dikenal dengan jumlah emisi obligasi. Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp 400 milyar maka dengan jumlah yang sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya.

2. Jangka Waktu Obligasi

Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo (maturity). Masa jatuh tempo obligasi kebanyakan berjangka waktu 5 tahun. Untuk obligasi pemerintah bisa berjangka waktu lebih dari 5 tahun sampai 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati oleh investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Pada saat jatuh tempo pihak penerbit obligasi berkewajiban melunasi pembayaran pokok obligasi tersebut.

3. Tingkat suku bunga obligasi (coupon)Untuk menarik investor membeli obligasi tersebut maka diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17%, 18% per tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga biasanya ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Istilah tingkat suku bunga obligasi biasanya dikenal dengan nama kupon obligasi. Jenis kupon bisa berbentuk fixed rate dan variable rate untuk alternatif pilihan bagi investor.

4. Jadwal pembayaran suku bunga

Kewajiban pembayaran kupon (tingkat suku bunga obligasi) dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan atau semesteran. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.

5. Jaminan

Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk asset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Di dalam penerbitan obligasi sendiri kewajiban penyediaan jaminan tidak harus mutlak. Apabila memberikan jaminan berbentuk asset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.D. Tujuan Penerbitan Obligasi

Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana, baik untuk ekspansi bisnisnya ataupun untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada publik. Apabila investor berminat, ia bisa membeli melalui pihak penjamin (underwriter) atau agen penjual lewat penjualan di pasar perdana, atau melalui broker dealer apabila dibeli melalui pasar sekunder. Dengan membeli obligasi tersebut, pembeli akan mendapatkan imbalan pendapatan tingkat suku bunga (coupon) yang ditawarkan sebelumnya seperti tertulis dalam prospektus obligasi.

Brigham menyatakan bahwa terdapat beberapa keuntungan bagi perusahaan dalam menggunakan hutang jangka panjang (obligasi) yaitu: (1) biaya modal setelah pajak yang rendah, (2) bunga yang dibayarkan merupakan pengurang pajak penghasilan, (3) melalui financial leverage dimungkinkan laba per lembar saham akan meningkat, (4) kontrol terhadap operasi perusahaan oleh pemegang saham tidak mengalami perubahan. Di samping itu terdapat beberapa kelemahan penggunaan hutang jangka panjang (obligasi) yaitu: (1) financial leverage perusahaan akan meningkat sebagai akibat dari penggunaan hutang, (2) batasan yang disyaratkan kreditur seringkali menyulitkan manajer, (3) munculnya agency problem yang akan meningkatkan agency cost.

Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai beberapa tujuan penting di antaranya:

1. Mendapatkan jumlah dana tambahan yang lebih fleksibel

Dengan menerbitkan obligasi maka perusahaan diharapkan mampu mendapatkan tambahan dana yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jumlah besar kecilnya dana obligasi bisa disesuaikan dengan kinerja keuangan perusahaan misalnya jumlah aliran kas perusahaan, jumlah utang yang ada, serta kemampuan pembayaran bunga obligasi, dan pelunasan pokok obligasi pada saat jatuh tempo, juga disesuaikan dengan prospek dari industri bisnis perusahaan di masa mendatang.

Dibandingkan dengan mengajukan pinjaman dana ke bank, keputusan besarnya pinjaman biasanya disesuaikan dengan nilai jaminan (collateral) yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menerbitkan obligasi tidak mesti harus memberikan jaminan, hal ini menjadi daya tarik bagi perusahaan. Dengan menerbitkan obligasi, pihak perusahaan akan lebih fleksibel menentukan besar kecilnya dana yang dibutuhkan sesuai dengan kemampuan pasar (investor) dalam menyerap penerbitan obligasi tersebut serta kemampuan pihak penjamin emisi dalam memberikan komitmen jumlah penerbitan obligasi.

2. Mendapatkan pinjaman dengan tingkat suku bunga fleksibel

Pihak perusahaan yang menerbitkan obligasi akan mendapatkan dana tambahan dengan tingkat suku bunga yang lebih fleksibel. Proses penentuan tingkat suku bunga (coupon) obligasi ditentukan berdasarkan kemampuan keuangan perusahaan serta memperhatikan kondisi tingkat suku bunga di perbankan. Dibandingkan dengan meminjam dana dari perbankan, penentuan tingkat suku bunganya cenderung berpihak pada kepentingan kreditur (bank). Sedangkan apabila menerbitkan obligasi, proses penentuan tingkat suku bunganya relative flexible disesuaikan dengan kemampuan dan kepentingan penerbit obligasi.

3. Mendapatkan alternatif pembiayaan melalui pasar modal

Seperti diketahui, obligasi termasuk juga jenis utang jangka panjang. Perusahaan yang kesulitan melakukan pinjaman melalui perbankan bisa mencari alternative pendanaan melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi sejumlah dana yang dibutuhkan.

E. Pendapatan Obligasi (Bond Income)

Setiap investasi selalu mengharapkan adanya pendapatan atau penghasilan atas sejumlah dana yang diinvestasikan. Dengan membeli obligasi, investor mengharapkan akan mendapatkan beberapa keuntungan dari investasinya tersebut, yang dikenal dengan istilah yield.

Beberapa jenis pendapatan yang diperoleh dari pembelian obligasi secara umum meliputi:

1. Nominal Yield (Coupon Yield)

Nominal Yield adalah pendapatan kupon yang didasarkan pada nilai nominal obligasi. Pengertiannya adalah bahwa dalam jumlah nilai obligasi tertentu maka diberikan pendapatan tingkat suku bunga yang hasilnya telah ditentukan sebelumnya. Misalnya dengan nilai obligasi sebesar Rp 1 Milyar serta tingkat kupon fixed rate sebesar 15% akan memberikan pendapatan (coupon yield) sebesar Rp 150 juta per tahun. Besaran tingkat nominal yield ini tidak berubah sampai akhir jatuh tempo obligasi tersebut.

2. Current Yield

Current Yield adalah pendapatan kupon yang didasarkan pada harga pasar obligasi tersebut. Investor yang membeli obligasi dengan nilai nominal Rp 1 miliar bisa mendapatkannya pada pasar sekunder dengan kisaran Rp 900 juta karena kinerja harga obligasi yang menurun. Dengan harga pasar obligasi sebesar Rp 900 juta tersebut serta nominal yield Rp 150 juta, nilai pendapatan sebenarnya (current yield) adalah 16,6% (Rp 150 juta dibagi Rp 900 juta).

3. Yield To Maturity (YTM)Yield To Maturity adalah pendapatan tingkat suku bunga obligasi apabila investor memegang obligasi tersebut sampai periode jatuh tempo. Banyak investor jangka panjang melakukan metode penghitungan pendapatan obligasi berdasar YTM supaya bisa melakukan perbandingan tingkat pendapatan obligasi yang satu dengan yang lain. Secara umum sebuah obligasi memiliki ketiga jenis pendapatan (yield) tersebut di atas. Tetapi pada dasarnya, metode penghitungan yield akan lebih banyak macamnya sesuai metode investasi dan perdagangan obligasi yang dilakukan oleh investor masing-masing.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Harga Obligasi

1. Likuiditas ObligasiObligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar di kalangan pemegang obligasi serta sering diperdagangkan oleh investor di pasar obligasi. Apabila obligasi yang dibeli mempunyai likuiditas cukup tinggi maka harga obligasi tersebut cenderung stabil dan meningkat. Tetapi apabila likuiditas obligasi tersebut rendah, harga obligasi cenderung melemah. Oleh karena itu pada saat membeli obligasi hendaknya memilih obligasi yang likuid yaitu yang selalu diperdagangkan di pasar obligasi serta diminati oleh investor.Likuiditas mempengaruhi harga aset (obligasi) karena investor membutuhkan kompensasi untuk biaya transaksi. Sementara itu Yuan menyatakan bahwa likuiditas obligasi sangat penting dalam mempengaruhi harga obligasi. Likuiditas obligasi yang tinggi akan menyebabkan obligasi lebih menarik karena tersedianya pembeli dan penjual yang lebih banyak sehingga pihak yang memiliki obligasi dapat menjual obligasinya kapan saja. Hotchkiss dan Ronen, Chakravarty dan Sarkar juga menyatakan hal yang sama bahwa kualitas pasar yang terkait likuiditas akan menyebabkan adanya bid dan ask obligasi dengan kata lain terdapat penjual dan pembeli.

2. Tingkat Kupon

Obligasi yang mempunyai kupon tinggi di atas rata-rata suku bunga deposito dan ratarata kupon obligasi lainnya bisa sangat diminati oleh banyak investor. Oleh karena itu, bila kupon obligasi tersebut cukup tinggi maka harga obligasi cenderung semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat kupon obligasi yang diberikan relative kecil, harga obligasi tersebut cenderung turun karena daya tarik untuk investor atau bagi calon pembeli obligasi tersebut sangat sedikit.Kupon pengertiannya yaitu berupa pendapatan suku bunga yang akan diterima oleh pemegang obligasi sesuai perjanjian dengan penerbit obligasi tersebut. Biasanya pembayaran kupon tersebut dilakukan secara periode tertentu. Bisa berjangka waktu kuartal, semesteran, atau tahunan. Pembayaran kupon ini ditentukan sebelumnya sampai masa jatuh tempo obligasi tersebut.

Nilai kupon yang tinggi akan menyebabkan obligasi menarik bagi investor karena nilai kupon yang tinggi akan memberikan yield yang makin tinggi pula. Nurfaizah dan Adistien F.S. menyatakan bahwa kupon yang tinggi akan menyebabkan investor memperoleh manfaat yang lebih besar. Sapto Rahardjo juga menyatakan hal senada yaitu untuk menarik investor membeli obligasi maka diberikan insentif yang berupa bunga yang menarik (kupon).

3. Jangka Waktu Jatuh Tempo

Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau dikenal dengan istilah maturity date yaitu tanggal di mana nilai pokok obligasi tersebut harus dilunasi oleh penerbit obligasi. Emiten obligasi mempunyai kewajiban mutlak untuk membayar nilai nominal obligasi kepada pemegang obligasi pada saat jatuh tempo (biasanya tercantum pada kesepakatan yang dibuat sebelumnya). Kewajiban pembayaran pokok pada saat jatuh tempo dan bunga obligasi akan terhindar apabila dilakukan penebusan obligasi (redemption) atau pembelian kembali obligasi sebelum jatuh tempo oleh penerbit obligasi tersebut.

Obligasi yang memiliki periode jatuh tempo lebih lama maka akan semakin lebih tinggi tingkat risikonya sehingga yield yang didapatkan juga berbeda dengan obligasi yang umur jatuh temponya cukup pendek. Perubahan harga obligasi biasanya disebabkan juga oleh periode jatuh tempo obligasi tersebut. Apabila tingkat suku bunga berubah, harga obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo lebih lama akan lebih banyak berubahnya dibanding obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo pendek.

Yang harus diingat dalam membahas faktor jatuh tempo (maturity date) suatu obligasi adalah bahwa semakin lama masa jatuh tempo obligasi, akan semakin tinggi tingkat risiko investasi. Karena dalam masa atau periode yang begitu lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Oleh karena itu, periode jatuh tempo untuk obligasi perusahaan di Indonesia biasanya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun saja.

Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati investor karena dianggap resikonya lebih kecil. Makin pendek jangka waktu jatuh tempo maka makin kecil durasi obligasi dan kecembungan. Temuan penelitian Amihud dan Mendelson menyebutkan bahwa return obligasi akan menurun dengan meningkatnya jangka waktu jatuh tempo. Sehingga makin pendek jangka waktu obligasi maka diperkirakan mengurangi perubahan harga obligasi.

G. Jenis-jenis obligasi

Berdasarkan jenis penerbitnya secara umum obligasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Obligasi pemerintah sendiri terbagi menjadi dua, yaitu obligasi pemerintah pusat (Treasury Bonds) dan obligasi pemerintah daerah (Municipal Bonds). Di lain sisi, berdasarkan strukturnya, obligasi dapat dibedakan menjadi:

1. Obligasi suku bunga tetap (Fixed Rate / Straight Bonds)

Obligasi jenis ini memiliki kupon bunga dengan besaran tetap yang dibayar secara berkala kepada investor sepanjang masa berlakunya obligasi. 2. Obligasi Floating (Floating Rate Notes)

Floating rate note (FRN) memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor. Floating rate notes ini populer digunakan pada saat inflasi dan tingkat bunga di masa yang akan datang sulit untuk diprediksi. Obligasi ini biasanya dijual mendekati harga par karena penyesuaian yang otomatis sesuai dengan kondisi pasar.

3. Obligasi tanpa kupon (Zero Coupon Bonds)

Zero Coupon Bonds adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga (discount) dari nilai par. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi.

4. Obligasi Convertible dan ExchangeableObligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa (common stock) dari perusahaan penerbit obligasi disebut convertible bonds. Sedangkan exchangeable bonds dapat ditukarkan dengan saham biasa perusahaan lain.

Obligasi dapat dibedakan pula menjadi dua, yaitu unsecured bonds dan secured bonds. Berikut ini adalah klaasifikasi obligasi menurut Gitman (2003):1. Unsecured bonds

a. Debentures, hanya bisa diterbitkan oleh perusahaan yang terpercaya.b. Biasanya convertible bonds adalah debentures.c. Subordinated debentures, obligasi jenis ini tidak akan dibayar sebelum obligasi lain yang lebih senior dibayarkan.

d. Income bonds, bunga hanya dibayarkan jika perusahaan dapat menghasilkan laba. Biasanya diterbitkan untuk mereorganisasi perusahaan yang kurang berhasil. Penerbit obligasi tidak dianggap default jika gagal membayar bunga.

2. Secured bonds

a. Mortgage bonds, obligasi ini dijaminkan menggunakan bangunan atau gedung.b. Collateral trust bonds, obligasi ini dijaminkan menggunakan saham dan atau obligasi yang dimiliki oleh penerbit obligasi. Nilai jaminan biasanya 25% sampai 35% di atas nilai dari obligasi yang diterbitkan.

c. Equipment trust certificates, obligasi ini biasanya digunakan untuk mendanai asset seperti pesawat, truk, gerbong kereta, kapal, dan sebagainya. Trustee membeli sebuah asset dengan dana yang diperoleh dari penjualan obligasi lalu meminjamkan asset tersebut ke perusahaan.

Sedangkan jenis obligasi yang di gunakan di Indonesia yaitu:

1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan.

2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN.

3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel.

4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.H. Tata Cara Pendaftaran ObligasiBerikut ini tata cara pendaftaran obligasi di KSEI.

1. Pendaftaran Obligasia. Penerbit Efek yang bermaksud menerbitkan Obligasi segera menghubungi PT KSEI, u.p: Divisi Jasa Kustodian (Unit Pengelolaan Efek), untuk memperoleh beberapa penjelasan mengenai pendaftaran Obligasi di KSEI.b. Calon Penerbit Efek mengajukan permohonan pendaftaran Obligasi melalui surat kepada KSEI(Lampiran 1).c. Dalam hal diperlukan, PT KSEI akan mengirimkan undangan kepada calon Penerbit Efek untuk bertemu dengan pihak PT KSEI terkait dengan rencana pendaftaran Obligasi yang akan didaftarkan di PT KSEI.

2. Kelengkapan Dokumen Calon Penerbit Efek diwajibkan menyerahkan beberapa dokumen pendukung kepada KSEI, meliputi:a. Salinan (copy) Anggaran Dasar / Perubahan Anggaran Dasar yang memuat jugamengenai ketentuan Penitipan Kolektif.

b. Salinan (copy) SK Mekumham tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar.c. Salinan (copy) Akta Susunan Pengurus Perseroan dan Komisaris Terakhir.d. Salinan (copy) NPWP.e. Salinan (copy) Surat Keterangan Domisili (SKD) yang masih berlaku.

f. Surat Kuasa / Penunjukan Pejabat Berwenang _ (Lampiran 2); Kuasa tersebut umumnya diberikan kepada Corporate Secretary dan ataupejabat terkait lainnnya.

g. Specimen Tanda Tangan (sesuai dengan Surat Kuasa) dan Cop Perusahaan _ (Lampiran 3).

h. Salinan (copy) Kartu Idetitas Pejabat Berwenang sesuai dengan Surat Kuasayang disampaikan,i. Salinan (copy) draft Perjanjian Perwaliamanatan (PWA) yang dibuat antara calonPenerbit Efek dan Wali Amanat (Salinan Perjanjian Perwaliamanatan),j. Prospektus Final tentang struktur Obligasi dalam bahasa Indonesia

Struktur Obligasi yang dicantumkan dalam perjanjian perwaliamanatan tersebut akan menjadi acuan dalam pembuatan perjanjian dengan KSEI. Mengingat obligasi akan diterbitkan dalam bentuk elektronik, beberapa ketentuan terkait dengan hal tersebut harus dimasukkan dalam perjanjian perwaliamanatan tersebut, untuk itu calon Penerbit Efek dapat menggunakan beberapa ketentuan penitipan kolektif sebagai acuan untuk dicantumkan dalam perjanjian tersebut.Dokumen-dokumen tersebut harus diserahkan kepada PT. KSEI, u.p: Divisi Jasa Kustodian (Unit Pengelolaan Efek) sesuai time line yang telah tercantum pada website KSEI.

3. Penandatanganan Perjanjian Pada tanggal penandatanganan Perjanjian Perwaliamanatan berikut perjanjian penerbitan Obligasi lainnya, calon Penerbit Efek juga akan menandatangani perjanjian dengan KSEI, yang meliputi:a. Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI (Lampiran 4).b. Perjanjian Agen Pembayaran (Lampiran 5) dibuat dalam bentuk akta notaril.Mengingat terdapat keterkaitan antara perjanjian KSEI dengan Perjanjian Perwaliamantan dan Agen Pembayaran, calon Penerbit Efek harus memberikan informasi mengenai nomor Perjanjian Perwaliamanatan dan Agen Pembayaran kepada KSEI selambat-lambatnya pada tanggal yang sama dengan tanggal penandatanganan. Nomor akta perjanjian-perjanjian tersebut selanjutnya akan di-insert ke dalam Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI.

Penandatanganan Perjanjian Pendaftaran Obligasi dengan KSEI akan dilakukan secara terpisah (circular). Perjanjian yang telah ditandatangani akan menjadi salah satu dokumen pendukung yang harus disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rangka permohonan untuk memperoleh Pernyataan Pendaftaran atas penerbitan Obligasi. Permohonan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) umumnya dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah penandatanganan perjanjian-perjanjian tersebut.

Jika dalam jangka waktu 6 (enam) bulan dihitung sejak ditandatanganinya perjanjian pendaftaran Obligasi dan Agen Pembayaran dengan KSEI efeknya belum tercatat di KSEI, maka perjanjian tersebut dinyatakan batal dan apabila lewat dari jangka waktu tersebut efeknya baru dicatatkan di KSEI, maka akan dibuat perjanjian baru.

4. Prospektus Ringkas

Selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum Prospektus Ringkas dimuat dalam media massa, calon Penerbit Efek harus mengirimkan final draft Prospektus Ringkas tersebut kepada KSEI. Hal tersebut dimaksudkan agar KSEI dapat mempersiapkan pembuatan pengumuman rencana penerbitan Obligasi kepada Pemegang Rekening KSEI (Perusahaan Efek dan Bank Kustodian) yang akan dikirimkan keesokan harinya bersamaan dengan dimuatnya Prospektus Ringkas di media massa. Disamping itu, informasi mengenai tanggal, nama media massa serta nomor halaman yang memuat Prospektus Ringkas tersebut juga harus disampaikan kepada KSEI.

5. Pendaftaran Obligasi dalam sistem KSEI (C-BEST)

KSEI akan mendaftarkan Obligasi kedalam C-BEST setelah PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tempat Obligasi tersebut dicatatkan (listed) menerbitkan kode Obligasi dan telah diterimanya Formulir Pendaftaran Efek (Obligasi) yang telah diisi secara lengkap oleh Penerbit Efek(Lampiran 6),yaitu selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal distribusi.PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerbitkan kode Obligasi sesuai dengan jumlah seri Obligasi yang diterbitkan Penerbit Efek.

Catatan:Jumlah formulir yang harus diisi dan diserahkan kepada KSEI harus sesuai dengan jumlah seri Obligasi yang diterbitkan Penerbit Efek.6. Sertifikat Jumbo Obligasi Sebagai bukti atas penerbitan Obligasi secara elektronik, Penerbit Efek wajib menerbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi yang akan disimpan di KSEI sampai dengan berakhirnya jangka waktu penerbitan Obligasi tersebut. Sertifikat Jumbo Obligasi ini tidak disyaratkan untuk dicetak pada security paper, cukup menggunakan kertas HVS atau kertas jenis lainnya dengan ukuran A4. Namun demikian, Sertifikat Jumbo Obligasi tersebut harus diberikan meterai Rp 6.000,- dan dibubuhi tanda tangan asli dari pengurus Penerbit Efek yang berwenang mewakili Penerbit Efek sesuai anggaran dasarnya.

Sertifikat Jumbo Obligasi harus diserahkan oleh Penerbit Efek kepada KSEI selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal distribusi obligasi secara elektronik, dengan menggunakan surat pengantar.Jumlah Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan harus sesuai dengan jumlah seri Obligasi yang diterbitkan Penerbit Efek yang dibuat sesuai format yang ditetapkan KSEI.Apabila Obligasi yang diterbitkan memuat ketentuan dan persyaratan amortisasi, dimana jumlah pokok Obligasi akan menurun/berkurang sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, maka sertifikat jumbo yang digunakanharus memuat tabel amortisasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan sertifikat jumbo tersebut, sesuai format yang ditetapkan KSEI(Lampiran 12).7. Pendistribusian Obligasi

Pendistribusian Obligasi secara elektronik dilakukan pada tanggal yang sama dengan tanggal distribusi yang dijadwalkan Penerbit Efek. KSEI akan mendistribusikan Obligasi berdasarkan instruksi pendistribusian yang disampaikan oleh Penerbit Efek dan diterimanya Rekapitulasi Instruksi Distribusi Obligasi Hasil IPO dari Penjamin Emisi.Pendistribusian Obligasi akan dilakukan hingga ke tingkat Sub Rekening Efek. Untuk itu Penerbit Efek harus mensyaratkan Pemegang Rekening KSEI untuk terlebih dahulu membukakan Sub Rekening Efek atas nama pemesan Obligasi (calon Pemegang Obligasi) di KSEI sebelum tanggal pendistribusian.

8. Laporan

Atas pelaksanaan distribusi Obligasi secara elektronik pada tanggal distribusi, KSEI akan menyampaikan laporan kepada Penerbit Efek selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal distribusi.

9. Prospektus

Prospektus final dari Obligasi yang didaftarkan di KSEI harus segera diserahkan Penerbit Efek kepada KSEI sebanyak 2 (dua) buah setelah Prospektus tersebut selesai dicetak. Data Obligasi dalam Prospektus final, antara lain: tingkat suku bunga dan jadwal pembayaran bunga Obligasi, akan menjadi acuan untuk input data Obligasi di dalam C-BEST.

10. Biaya-biaya

Untuk pendaftaran Obligasi di KSEI, Penerbit Efek harus membayar biaya-biaya sebagai berikut:a. Biaya Pendaftaran Awal (JoiningFee)

Biaya ini dibebankan hanya satu kali pada saat Penerbit Efek mendaftarkan Efeknya pertama kali di KSEI (baik dalam bentuk Efek Bersifat Ekuitas atau Efek Bersifat Hutang), sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta Rupiah). Bagi Penerbit Efek yang Efeknya sudah pernah terdaftar di KSEI, biaya ini tidak akan dikenakan lagi.b. Biaya Tahunan (Annual Fee)

Biaya ini dibebankan untuk setiap seri Obligasi berdasarkan jumlah seri (kode Obligasi yang diterbitkan Bursa Efek), masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta Rupiah).Untuk tahun pertama, Annual Fee dihitung secara pro rata berdasarkan tanggal distribusi Obligasi ke dalam C-BEST. Untuk tahun-tahun selanjutnya, biaya tahunan akan dikenakan penuh setiap awal tahun (awal bulan Januari) selama Obligasi masih terdaftar di KSEI.c. Pelaksanaan tugas Agen Pembayaran (Paying Agent Fee)

Selain kedua biaya tersebut, Obligasi yang terdaftar di KSEI akan dibebankan biaya pelaksanaan tugas agen pembayaran, sebesar 0,05% dari bunga Obligasi yang dibayarkan (min Rp 2.500.000,- dan max Rp 10.000.000,).

Biaya tersebut juga dibebankan untuk setiap seri Obligasi berdasarkan jumlah seri (kode Obligasi yang diterbitkan Bursa Efek), yang dibebankan untuk setiap periode pembayaran bunga obligasi.

Biaya-biaya tersebut wajib dibayar Penerbit Efek selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak tanggal diterimanya penagihan (invoice) oleh Penerbit Efek dari KSEI. Keterlambatan pembayaran akan dikenakan denda sebesar 0,5% (nol koma lima persen) per hari kalender yang dihitung dari jumlah tagihan.Beberapa contoh obligasi:

www

I. KesimpulanObligasi merupakan sertifikat bukti hutang yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas atau institusi tertentu baik pemerintah maupun lembaga lainnya dalam rangka mendapatkan dana atau modal, diperdagangkan di masyarakat, penerbitnya setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali pokoknya pada saat jatuh tempo.Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana, baik untuk ekspansi bisnisnya ataupun untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada public.Jenis-jenis Obligasi antara lain

1. Obligasi suku bunga tetap (Fixed Rate / Straight Bonds)2. Obligasi Floating (Floating Rate Notes)

3. Obligasi tanpa kupon (Zero Coupon Bonds).

4. Obligasi Convertible dan Exchangeabl

Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 4.

Husaini dan Saiful, Pengaruh Penerbitan Obligasi Terhadap Risiko dan Return Saham, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 5 No. 1, (Jakarta: Ttp, 2003), 35-46.

Pasar modal adalah pasar berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dalam Suad Husnan, Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1998), 1-2.

Sebagaimana investasi pada saham, maka manfaat dan risiko investasi pada obligasi adalah hampir sama dengan investasi pada saham. Beberapa manfaat atau keuntungan investasi obligasi adalah: 1). Bunga atau coupon; adalah imbal hasil yang dibayar secara regular sesuai dengan ketentuan awal pada penerbitannya sampai dengan jatuh tempo, bunga ditetapkan dalam prosentase dari nilai nominal. 2). Capital gain; adalah keuntungan yang didapat oleh pemilik obligasi apabila ia menjualnya sebelum tanggal jatuh tempo dengan harga lebih tinggi dari harga pembeliannya. 3). Hak klaim sebelum saham; apabila emiten bangkrut dan perusahaan dilikuidasi maka pemegang obligasi memiliki hak klaim atas aktiva perusahaan bersama kreditor lainnya mendahului pemegang saham, karena obligasi adalah bersifat hutang. M. Maftuh, Manfaat dan Risiko Investasi Obligasi, Dalam HYPERLINK "http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2242125-manfaat-dan-risiko-investasi-obligasi/#ixzz3218dS0yC" http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2242125-manfaat-dan-risiko-investasi-obligasi/#ixzz3218dS0yC, (25 Desember 2011).

Ikhda Maulidiya, HYPERLINK "http://liyabaekhati.blogspot.com/2012/06/makalah-kritis-manajemen-keuangan.html" Makalah Kritis Manajemen Keuangan Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Harga Obligasi Pada Bursa Efek Surabaya, Dalam HYPERLINK "http://liyabaekhati.blogspot.com/2012_06_01_ archive.html" http://liyabaekhati.blogspot.com/2012_06_01_ archive.html, (1 Juni 2012).

Investasi diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. engertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Pada umumnya para investor mempunyai sifat tidak menyukai resiko (risk averse), yaitu apabila mereka dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang

mempunyai resiko tinggi maka para investor tersebut akan mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Farid Harianto dan Siswanto Sudomo, Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: P.T. Bursa Efek Jakarta, 1998), 9.

Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, 45.

Indra D. Santoso, Kiat Investasi di Pasar Modal, (Jakarta: Megapoin, 1997), 32.

Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, 48.

Ibid., 48.

Robbert Ang, Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Mediasoft Indonesia, 1997), 21.

Sri Astuti dan Januar Eko P. Dampak Pengumuman Bond Rating Terhadap Harga Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, Wahana, 2002, Vol. 5 No. 2, p. 123-134.

Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, 2.

Ibid., 56.

Amihud, Yakov dan Haim Mendelson (1991), Liquidity, Maturity, and Yield on US Treasury Securities, The Journal of Finance, Vol. 46 No. 4, p. 1411-1425.

Yuan, Kathy (2001), The Liquidity Service of Sovereign Bonds, Working Paper, didownload dari www.papers.ssrn.com

Hotchkiss, E.S. dan T. Ronen (1999), The Informational Efficiency of the Corporate Bond Market : An Intraday Analysis Working Paper, didownload dari HYPERLINK "http://www.papers.ssrn.com" www.papers.ssrn.com Lihat juga Chakravarty, Sugato dan Asani Sarkar (1999), Liquidity in US Fixed Income Markets: A Comparison of the Bid-Ask Spread in Corporate, Governent and Municipal Bond Markets, Working Paper, didownload dariwww.papers.ssrn.com

Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, 49.

Nurfaizah dan Adistien F.S. (2004), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan dan Industri Finansial), Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 2 No. 9, p. 241-256.

Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Obligasi, 50.

Ibid.,51.

Aarstol, Michael P. (2000), Inflation and Debt Maturity, Quarterly Review of Financial Analysis, Vol. 40, p. 139-153.

Lusi Kesumawati (2003), Pengaruh Peringkat Utang dan Berbagai Faktor Yang Turut Mempengaruhi Harga Obligasi Sebagai Variabel Kontrol Terhadap Yield Premium Obligasi, Tesis, Magister Manajemen UKSW, Salatiga. Lihat juga Esme, Faeber (2000), Fundamental of the Bond Market, Mc Graw-Hill Co., Singapore.

Amihud, Yakov dan Haim Mendelson (1991), Liquidity, Maturity, and Yield on US Treasury Securities, The Journal of Finance, Vol. 46 No. 4, p. 1411-1425.

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi#Jenis-jenis_obligasi" http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi#Jenis-jenis_obligasi, (30 Maret 2014)

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia, yang didirikan di Jakarta, pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin operasional pada tanggal 11 November 1998. Dalam kelembagaan pasar modal Indonesia, KSEI merupakan salah satu dari Self Regulatory Organization (SRO), selain Bursa Efek Indonesia (BEI) serta Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Berdasarkan ketentuan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI menjalankan fungsinya sebagai LPP di pasar modal Indonesia dengan menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi Efek yang teratur, wajar, dan efisien.

KSEI mulai menjalankan kegiatan operasional pada tanggal 9 Januari 1998, yaitu kegiatan penyelesaian transaksi Efek dengan warkat dengan mengambil alih fungsi sejenis dari PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) yang sebelumnya merupakan Lembaga Kliring Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP). Selanjutnya sejak 17 Juli 2000, KSEI bersama BEI (sebelumnya Bursa Efek Jakarta) dan KPEI mengimplementasikan perdagangan dan penyelesaian saham tanpa warkat (scripless trading) di pasar modal Indonesia. Saham KSEI dimiliki oleh para pemakai jasanya, yaitu: SRO (BEI dan KPEI), Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Biro Administrasi Efek (BAE).

Dalam HYPERLINK "http://www.ksei.co.id/company/about_us (19" http://www.ksei.co.id/company/about_us (19 Mei 2014).