29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan meningkatnya perkembangan pasar dan hasil produksi yang diciptakan, banyak perusahaan yang melaksanakan sistem penjualan yang terhandal dalam usahanya untuk menguasai pasar internasional dan berlomba untuk menjadi yang terdepan. Karena itu muncul anggapan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan dalam penerapan system dan kegiatan penjualan. Metode penjualan angsuran pada mulanya berasal dari penjualan rumah pada perusahaan real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode ini telah berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan kendaraan seperti mobil, motor; mesin; alat-alat rumah tangga dan lainnya. Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi kunci utama dalam mencapai operasi skala besar. Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di kalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini telah Seminar Akuntansi Keuangan 1

seminar akuntansi keuangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebuah perusahaan manufaktur dan perusahaan apapun dalam melakukan kegiatan operasional perusahaannya pasti menjadikan profit sebagai salah satu tujuan utama perusahaan selain ke-going concern-an perusahaan itu sendiri. Namun, dalam operasinya tidak mudah sebuah perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya di era yang sangat kompetitif saat ini. Salah satunya adalah kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mendapatkan produk terbaik yang sangat tinggi membuat manajemen harus memutar otak untuk membuat mereka tetap ada pada perhatian perusahaan. Salah satu keinginan konsumen itu adalah dengan mendapatkan produk berkualitas yang memiliki harga terjangkau. Untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan para consumer bukanlah suatu hal yang mudah karena manajemen harus menekan harga dan tetap berusaha menjaga kualitas produk. Di samping itu, manajemen juga tetap memikirkan untuk mendapatkan profit yang sesuai harapan owner. Oleh karena itu, dibutuhkan teknik membuat produk murah yang tetap berkualitas. Biaya kualitas menjawab persoalan tersebut. Biaya kualitas menurut Hansen & Mowen adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Mengingat kebutuhan akan konsep biaya kualitas sangat tinggi maka kami mengangkat tema ini dalam makalah. Judul dari makalah ini yakni “ BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS”. Akan dibahas mengenai pengukuran, dan pelaporan, penggunaan informasi biaya kualitas. Selain itu, akan dibahas juga produktivitas pengukuran dan pengendalian.

Citation preview

Page 1: seminar akuntansi keuangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan meningkatnya perkembangan pasar dan hasil produksi yang

diciptakan, banyak perusahaan yang melaksanakan sistem penjualan yang

terhandal dalam usahanya untuk menguasai pasar internasional dan berlomba

untuk menjadi yang terdepan. Karena itu muncul anggapan bahwa keberhasilan

suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan dalam penerapan

system dan kegiatan penjualan.

Metode penjualan  angsuran pada  mulanya berasal  dari penjualan   rumah

pada perusahaan   real estate, tetapi pada masa sekarang penjualan dengan metode

ini telah berkembang pada perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan

kendaraan seperti mobil, motor; mesin;  alat-alat rumah tangga dan lainnya.

Bahkan pada beberapa jenis industri metode penjualan angsuran ini telah menjadi

kunci utama dalam mencapai operasi skala besar.

Metode penjualan angsuran ini cukup berkembang pesat dan disukai di

kalangan usahawan dan juga di kalangan pembeli. Bagi usahawan metode ini

telah meningkatkan jumlah penjualan yang tentunya meningkatkan laba, bagi

pembeli mereka merasa lebih ringan dalam hal pembayaran untuk melunasi

barang yang dicicil tersebut.

Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan

meningkat, tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya

volume penjualan perusahaan.       

Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi suatu

perusahaan, karena dengan adanya penjualan berarti baik secara langsung maupun

tidak langsung perusahaan akan menerima suatu pendapatan. Secara langsung

pendapatan akan diterima untuk perusahaan bila penjualan dilakukan secara tunai

atau kas, dan secara tidak langsung pendapatan akan diterima apabila perusahaan

Seminar Akuntansi Keuangan 1

Page 2: seminar akuntansi keuangan

melakukan penjualan secara kredit atau angsuran dank arena penjualan tersebut

perusahaan akan mempunyai tagihan kepada kreditur. Oleh karena itu untuk

memaksimalkan pendapatan, perusahaan membutuhkan sebuah metode yang

tepat.

Dalam kegiatan penjualan dikenal dua macam pembayaran, yaitu dengan

cara pembayaran tunai (cash payment) dan pembayaran angsuran (installment

payment). Salah satu sistem penjualan yang banyak diterapkan pada

perkembangan sekarang ini adalah pembayaran pertama oleh konsumen disebut

uang muka (down payment). Besarnya uang muka yang akan dibayar oleh

konsumen dtetapkan berdasarkan kesepakatan antara pihak penjual dan konsumen

dalam melaksanakan transaksinya.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan melakukan kebijakan

untuk menerapkan sistem penjualan angsuran, antara lain perekonomian yang

kurang baik mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat untuk melakukan

pembelian secara cash atau tunai. Semakin banyaknya perusahaan yang

memproduksi barang sejenis sehingga mengakibatkan persaingan antar

peusahaan, usaha perusahaan untuk mencapai target penjualan atau meningkatkan

volume penjualan dengan laba yang maksimum.

Secara umum tujuan setiap perusahaan adalah untuk mencari laba. Tujuan

ini akan terealisasi apabila perusahaan tersebut meningkatkan produksinya

tentunya dengan diimbangi dengan usaha peningkatan volume penjulan. Dan

salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan penjualan angsuran.

Dengan demikian pihak-pihak internal dari perusahaan tersebut harus mengetahui

seluk beluk dari penjualan angsuran baik strateginya maupun cara pencatatannya.

Oleh kerena itu dengan makalah ini kami sebagai penyusun bermaksud

memberikan gambaran kepada pembaca mengenai “ Penjulan Angsuran ” , baik

gambaran umumnya sampai kepencatatannya karena tidak menutup kemungkinan

bagi kita sebagai mahsiswa ekonomi akan bergelut dengan usaha ini, dan tentunya

juga sebagai pendidik yang dibidang ekonomi dan akuntansi.

Seminar Akuntansi Keuangan 2

Page 3: seminar akuntansi keuangan

1.2. Rumusan Masalah

Bagi akuntan, penjualan angsuran menimbulkan beberapa masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah pokok yang

hendak dibahas dalam Makalah ini adalah:

1. Bagaimana hakekat penjualan angsuran itu ?

2. Apa saja masalah yang timbul dalam penjualan angasuran tersebut ?

3. Apakah laba kotor dari  penjualan angsuran dianggap telah direalisasi pada

saat terjadinya penjualan ataukah harus diakui selama masa kontrak

angsuran tersebut?

4. Apa yang harus dilakukan terhadap beban sehubungan dengan penjualan

angsuran yang terjadi pada periode setelah penjualan tersebut?

5. Bagaimana menangani persoalan piutang usaha angsuran yang tidak dapat

tertagih, pertukaran, dan pemilikkan kembali barang angsuran?

Seminar Akuntansi Keuangan 3

Page 4: seminar akuntansi keuangan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Masalah Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilaksanakan dengan perjanjian

dimana pembayarannya dilakukan secara bertahap. Profit adalah salah satu tujuan

umum setiap perusahaan dan salah satu langkah untuk mewujudkannya adalah

dengan meningkatkan volume penjualan dengan penjualan yang pembayarannya

secara bertahap. Hal ini akan menarik bagi para konsumen karena akan

mendapatkan keringanan dalam pembayarannya.

Namun penjualan dengan metode ini akan didampingi oleh resiko yang

besar karena pembayarannya dilakukan beberapa priode di masa yang akan datang

sehingga menimbulkan ketidak pastian.

Secara garis besar masalah yang timbul dalam hal ini dapat dibagi 2, yaitu

1. Masalah Non-akuntansi

2. Masalah Akuntansi

Masalah Non-akuntansi yaitu bagaimana menghindari resiko terjadinya

adanya pembeli yang tidak memenuhi kewajibannya. Adapun langkah-langkah

untuk mengidentifikasi resiko semacam ini adalah :

Mengurangi kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan angsuran dapat

dilakukan dengan menilai, menyeleksi dari calon pembeli.

Menyediakan perlindungan hukum kepada penjual, yaitu dengan

perjanjian penjualan bersyarat, dengan pengadaan jaminan kredit dan

menjaminkan kepada pihak ketiga serta perjanjian beli-sewa.

Seminar Akuntansi Keuangan 4

Page 5: seminar akuntansi keuangan

Menyediakan perlindungan ekonomi kepada penjual, ini cendrung ke

usaha supaya pembeli merasa rugi jika melakukan pembatalan pembelian,

adapun langkah yang dapat ditempuh yaitu :

Uang muka harus cukup besar

Jangka waktu angsuran jangan terlalu panjang

Angsuran cukup besar.

Masalah akuntansi yang dihadapi dalam penjualan angsuran dapat

dikelompokkan menjadi 4, yaitu :

a) Masalah yang berhubungan dengan pengakuan laba kotor.

b) Masalah yang berhubungan dengan cara perhitungan bunga dan angsuran.

c) Masalah yang berhubungan dengan tukar-tambah.

d) Masalah yang berhubungan dengan pembatalan penjualan angsuran.

2.2. Jaminan Bagi Pihak Penjual

Pihak penjual biasanya melindungi diri dan memperoleh jaminan kalau

pihak pembeli gagal untuk menyelesaikan pembayaran menurut kontrak. Jika

harta pribadi dijual, maka resiko kerugian karena kegagalan pihak pembeli

menyelesaikan kontrak dapat diminimasi dengan pemilikian kembali atas harta

benda tersebut.

Untuk mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau

hilang, pihak penjual dapat menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran

tersebut diasuransikan untuk kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi

ditanggung oleh pembeli, jika barang angsuran hilang atau terbakar, pihak

asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan bukan pembeli. Kadang

kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual untuk diasuransikan

dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.

2.3. Jenis – jenis Perjanjian Angsuran

Seminar Akuntansi Keuangan 5

Page 6: seminar akuntansi keuangan

Untuk melindungi kepentingan si penjual atas kepentingan resiko atau

tidak ditepatinya kewajiban- kewajiban oleh pihak pembeli, maka jual beli secara

angsuran sering berdasarkan atas perjanjian. Perjanjian tersebut antara lain :

1. Perjanjian penjualan bersyarat ( Conditional Sales Contaract ), dimana

barang barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih

berada ditangan penjual sampai seluruh pembayarannya pertama.

2. Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah

dilakukan hak milik dapat diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan

menggadaikan atau menghipotik untuk bagian harga penjualan yang belum

dibayar kepada si penjual.

3. Hak milik atas barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan

“trust” (Trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah

pembayaran lunas oleh pembeli baru trustee menyerahkan hak atas barang-

barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan

membuat akte kepercayaan.

4. Beli Sewa ( Lease-puchase), dimana barang yang telah diserahkan kepada

pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam

kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpindah kepada

pembeli.

2.4. Faktor – Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Penarikan Kembali

1. Pembayaran uang muka ( down payment ) harus cukup untuk menutup

kemungkinan rugi sebagai turunnya nilai barang sebagai periode angsuran.

2. Jarak antar angsuran dengan angsuran berikutnya tidak terlalu lama.

3. Besarnya pembayaran angsuran periodic harus diperhitungkan cukup

untuk kemungkinan penurunan nilai barang-barang yang ada selama

jangka pembayaran yang satu dengan pembayaran angsuran berikutnya.

2.5. Penjualan Angsuran untuk Barang-Barang Bergerak

Seminar Akuntansi Keuangan 6

Page 7: seminar akuntansi keuangan

Dalam pencatatan transaksi-transaksi penjualan perlu untuk membedakan

antara penjualan regular ( regular sales ) dan penjualan angsuran ( installment

sales ). Hal ini sangat penting bagi data untuk perhitungan laba kotor yang diakui

sebagai hasil penerimaan pembayaran piutang dari penjualan angsuran.

Metode yang digunakan dalam pencatatan penjualan barang-barang

bergerak adalah :

1. Metode Periodik

Harga pokok penjualan dicatat pada akhir periode sedangkan pembelian

tidak langsung dicatat ke rekening persediaan. Begitu juga dalam penjualan

barang rekening pesediaan tidak dicatat dalam kredit.

2. Metode Perpetual

Harga pokok penjualan baik penjualan regular maupun angsuran harus

disusun secara up to date. Rekening harga pkok penjualan regular atau

angsuran didebet dan rekening persediaan barang dagangan dikredit.

2.6. Penjualan Angsuran untuk Barang - Barang Tak Bergerak

Di dalam metode angsuran atau dasar angsuran ( installment method or

installment basis ) yaitu setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan

perjanjian dicatat baik sebagai pengembalian harga pokok ( cost ) maupun sebagai

realisasi keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga

pokok dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran

ditandatangani. Di dalam hal ini keuntungan akan selalu sejalan dengan tingkat

pembayaran angsuran selama jangka pembayaran. Metode ini memberikan

kemungkinan untuk mengakui, keuntungan proporsional dengan tingkat

penerimaan pembayaran angsuran.

Untuk itu, Di dalam metode angsuran ( installment method ) yang

berdasarkan pengertian di atas, perbedaan antara harga penjualan ( dalam

kontrak ) dengan harga pokoknya ( cost ) dicatat sebagai “Laba Kotor Yang

Belum Direalisasi” ( Unrealized gross profit ).

Seminar Akuntansi Keuangan 7

Page 8: seminar akuntansi keuangan

2.7. Metode Penetapan Laba Kotor Pada Penjualan Angsuran

Untuk menghitung laba kotor dalam penjualan angsuran pada prakteknya

dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu :

Pengakuan Laba Kotor pada saat terjadinya penjualan angsuran. 

Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.      

1. Pengakuan Laba Kotor Pada Saat Terjadinya Penjualan Angsuran

Dalam metode ini seluruh laba kotor diakui pada saat terjadinya penjualan

angsuran, atau dengan kata lain sama seperti penjualan pada umumnya yang

ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan. Apabila prosedur

demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-

biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-

pendapatan yang bersangkutan harus pula dilakukan.

Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi

biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan

pengumpulan piutang atas kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak

dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat

pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu

rekeningCadangan Kerugian Piutang.

Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan

mendebit piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang

bersangkutan serta mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut.

Jurnalnya adalah:

Piutang usaha angsuran                                             xxxxxx

                Aktiva tak gerak                                                               xxxxxx

                Laba atas penjualan aktiva tak gerak                               xxxxxx

2. Pengakuan Laba Kotor sejalan dengan realisasi penerimaan kas.

Prosedur yang menghubungkan tingkat keuntungan dengan realisasi

penerimaan angsuran pada perjanjian penjualan angsuran adalah:

Seminar Akuntansi Keuangan 8

Page 9: seminar akuntansi keuangan

Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai pengembalian harga

pokok (Cost) dari barang-barang yang dijual atau service yang diserahkan,

sesudah seluruh harga pokok (Cost) kembali, maka penerimaan-

penerimaan selanjutnya baru dicatat sebagai keuntungan

Penerimaan pembayaran pertama dicatat sebagai realisasi keuntungan

yang diperoleh sesuai dengan kontrak penjualan; sesudah seluruh

keuntungan yang ada terpenuhi, maka penerimaan-penerimaan selanjutnya

dicatat sebagai pengumpulan kembali atau pengembalian harga pokok

(Cost).

Setiap penerimaan pembayaran yang sesuai dengan perjanjian dicatat baik

sebagai pengembalian harga pokok (Cost) maupun sebagai realisasi

keuntungan di dalam perbandingan yang sesuai dengan posisi harga pokok

dan keuntungan yang terjadi pada saat perjanjian penjualan angsuran

ditandatangani.

2.8. Metode Cicilan

Pada penggunaan metode cicilan dalam perkiraan , maka selisih antara

harga jual kontrak dengan harga pokok penjualan dicatat sebagai laba kotor yang

ditangguhkan. Saldo ini ditetapkan sebagai pendapatan yang secara berkala

membandingkan periode penagihan uang kas terhadap harga jual. Penagihan laba

kotor, pada dasarnya menyatakan penangguhan hasil penjualan yang disertai

dengan pangguhan harga pokok penjualan, yang berkaitan dengan hasil penjualan

seperti itu. Penangguhan laba kotor dapat menyatakan penangguhan  biaya yang

dikeluarkan dalam promosi penjualan cicilan.

Walaupun biaya barang dagangan dipandang sebagai nilai aktiva yang

dapat dikompensasi untuk tahun berikutnya, namun biaya penjualan dan

administrasi secara umum tidak dapat dibuat untuk nilai seperti itu. Kesulitan

yang serius akan kita jumpai dalam memilih biaya yang harus ditangguhkan dan

dalam menentukan prosedur pembebanan yang harus ditempuh dalam penggunaan

penangguhan tersebut.

Seminar Akuntansi Keuangan 9

Page 10: seminar akuntansi keuangan

Metode cicilan yang melaporkan laba kotor dapat digunakan untuk tujuan

pajak penghasilan dalam harta benda tidak bergerak pribadi oleh agen-agen

penjual secara teratur melakukan rencana penjualan cicilan. Wajib pajak yang

menerima pembayaran yang rendah setelah pajak untuk tahun dimana penjualan

itu terjadi dapat menggunakan metode dalam melaporkan kasual harta benda tak

bergerak pribadi yang keuntungan atas penjualan yang lain daripada persediaan

dan atas penjualan atau penempatan harta benda tak bergerak nyata, biayanya

tidak dapat ditangguhkan untuk tujuan pajak.

2.9. Kelebihan dan Kekurangan Dalam Metode Penjualan Angsuran

1. Metode Flat

Kelebihan :

Bagi perusahaan metode flat ini sangat menguntungkan karena perusahaan

memperoleh laba yang maksimum.

Apabila si kreditor ( peminjam ) melunasi sisa hutangnya maka kreditor

harus membayar bunga sampai sisa waktu kreditnya. Sehingga perusahaan

akan mendapat keuntungan.

Kekurangan :

Dalam metode Flat ini apabila terjadi kenaikan suku bunga dalam periode

berjalan, si kreditor tidak menanggung suku bunga. Maka keuntungan

perusahaan akan berkurang.

2. Metode Long End Interest

Kelebihan :

Bagi perusahaan metode ini menguntungkan karena dapat menghasilkan

bunga relative besar diawal periode.

Kerugian :

Bunga yang dibebankan oleh perusahaan setiap periode semakin lama

semakin kecil sesuai dengan semakin kecilnya saldo pokok pinjaman.

Sehingga berakibat keuntungan perusahaan berkurang. Apalagi jika pada

periode tersebut mengalami kenaikan suku bunga.

Seminar Akuntansi Keuangan 10

Page 11: seminar akuntansi keuangan

3. Metode Annuitet

Kelebihan :

Pada saat sisa hutang masih besar diawal periode penjualan, perusahaan

sudah mengambil keuntungan yang cukup besar.

Kekurangan :

Apabila terjadi pelunasan, kreditor hanya membayar sisa hutang tanpa

membayar bunga sisa jangka waktu hutangnya. Dalam hal ini perusahaan

akan memdapatkan kerugian.

Apabila terjadi kenaikan suku bunga dalam periode yang berjalan,kreditor

tidak menanggung kenaikan suku bunga tersebut.

2.10. Penyusunan Laporan Keuangan Pada Penjualan Angsuran

1. NERACA

Penyusunan neraca pada perusahan yang melakukan penjualan nagsuran

sama dengan penjualan biasa, hanya terdapat hal yang harus dieprhatikan

adalah:

Piutang usaha angsuran biasanya dikelompokkan sebaagi aktiva lancar dan

harus dijelaskan pada penjelasan laporan keuangan atau dengan catatan

kaki yang mengungkapkan tanggal jatuh temponya. Hal ini dengan asumsi

bahwa definisi dari aktiva lancar adalah sumber-sumber yang diharapkan

dapat direalisir menjadi kas atau dijual. Maka jangka waktu piutang usaha

angsuran tersebut diabaikan.

Laba kotor yang belum direalisasikan dapat dikelompokkan:

Kelompok kewajiban atau pendapatan yang belum direalisasi.

Pengurang piutang usaha angsuran.

Kelompok modal yang menjadi bagian dari laba yang ditahan

Cara yang paling umum adalah laba kotor yang belum direalisasi dicatat

sebagai kelompok kewajiban.

2. LAPORAN LABA RUGI

Di dalam penyusunan perhitungan rugi/laba untuk penjualan angsuran,

harus dipisahkan antara penjualan biasa dengan angsuran. Laba kotor penjualan

Seminar Akuntansi Keuangan 11

Page 12: seminar akuntansi keuangan

angsuran periode tersebut dikurangi dengan saldo laba kotor yang belum

direalisasi pada akhir periode, yang menghasilkan laba kotor periode tersebut

yang telah direalisasi.

3. LAPORAN PERUBAHAN MODAL / LABA DITAHAN

Didalam laporan ini tidak menyajikan pos-pos yang berhubungan dengan

penjualan angsuran.

2.11. Penjualan Angsuran Dengan Tukar Tambah ( TRADE- IN )

Dalam penjualan cicilan, perusahaan akan menerima barang tukar tambah

sebagai pembayaran sebagian atas kontrak penjualan cicilan baru. Jika jumlah

yang ditetapkan atas barang yang ditukarkan, merupakan nilai yang akan

memungkinkan perusahaan merealisasikan laba kotor normal atas penjualannya

kembali, maka tidak akan timbul masalah khusus. Barang tukar tambah dicatat

dengan nilai yang ditetapkan atas barang tersebut.

Perkiraan kas di debet dengan setiap pembayaran yang menyertai tukar

tambah, perkiraan piutang usaha cicilan didebet untuk saldo harga jual dan

perkiraan penjualan cicilan di kredit sebesar jumlah penjualan. Pemberian nilai

tukar tambah sebenarnya merupakan pengurangan atas harga jual dan perkiraan

harus melaporkan kenyataan ini dengan tepat. Barang tukar tambah harus dicatat

dengan harga belinya, selisih antara nilai tukar tambah dan nilai belinya bagi

perusahaan harus dilaporkan baik sebagai beban pada perkriaan nilai tukar lebih

maupun sebagai pengurangan dalam perkiraan penjualan angsuran.

2.12. Ketidakmampuan Membayar dan Pemilikan Kembali

Ketidakmampuan membayar atas kontrak penjualan cicilan dan pemilikan

kembali barang yang telah dijual membutuhkan sebuah ayat jurnal dalam buku

pihak penjual, yang melaporkan barang dagangan yang diperolehnya kembali,

yang membatalkan piutang usaha cicilan beserta saldo laba kotor yang

ditangguhkan. Dan mencatat keuntungan atau kerugian atas pemilikan barang

kembali.

Seminar Akuntansi Keuangan 12

Page 13: seminar akuntansi keuangan

Jika sistem perseidaan perpectual diselenggarakan, maka barang yang

dimiliki kembali dibebankan pada saldo persediaan, jika diselenggarakan secara

periodik maka pemilikan kembali dicatat dalam perkiraan normal tersendiri dan

saldo ini ditambahkan pada pembelian dalam menghitung harga pokok penjualan.

2.13. Penghitungan Bunga dan Angsuran

Dalam hal ini pembayaran kredit terdiri-dari dua unsur, yaitu :

1. Bunga yang diperhitungkan

2. Angsuran pokok pinjaman

Dengan demikian besarnya pembayaran yang diterima tergantung :

1. Dasar perhitungan bunga

2. Dasar penentuan angsuran pokok pinjaman

Didalam dasar perhitungan bunga ada 2 dasar yang sering dipakai, yaitu :

a. Bunga dihitung dari sisa pinjaman (sistem bunga menurun)

Di dalam perhitungan bunga ini tergantung pada total sisa pinjaman.

Karena sisa pinjaman dari priode ke priode semakin menurun maka

pembayaran bunga pun ikut menurut, atau dihitung dengan

mengkalikan persentase tingkat bunga dengan sisa pinjaman tersebut.

b. Bunga dihitung dari pokok pinjaman (sistem bunga tetap)

Di dalam perhitungan ini besarnya bunga untuk semua priode

didasarkan pada pokok pinjaman awal, atau besarnya pembayaran

bunga untuk setiap priode adalah dengan mengkalikan tingkat

persentase bunga dengan pokok pinjaman awal.

Di dalam dasar perhitungan angsuran pokok pinjaman, terdapat 2 sistem

perhitungan angsuran pokok pinjaman, yaitu :

a. Sistem angsuran tetap

Di dalam perhitungan angsuran pokok pinjaman dengan sistem ini dengan

membagi total pokok pinjaman dengan banyaknya angsuran.

b. Sistem anuitet

Dalam sistem ini terbagi menjadi :

Seminar Akuntansi Keuangan 13

Page 14: seminar akuntansi keuangan

1. Sistem bunga tetap dan angsuran pokok pinjaman tetap.

Di dalam sistem ini besarnya angsuran pokok pinjaman dan besarnya

bunga untuk setiap priodenya selalu tetap.

2. Sistem bunga menurun dan angsuran pokok pinjaman tetap.

Dalam sitem ini besarnya bunga per periode selalu menurun

sedangkan besarnya angsuran pokok pinjaman tetap, sehingga jumlah

angsuran secara keseluruhan selalu menurun.

3. Bunga menurun dan angsuran pinjaman meningkat.

Dalam sistem ini besarnya angsuran per tahun dihitung dengan

menggunakan pendekatan anuitet. Besarnya jumlah angsuran, bunga dan

angsuran pokok pinjaman dihitung dengan prosedur :

Menghitung besarnya kas yang diterima per priode dengan

membagi pokok pinjaman dengan nilai tunai yang akan diterima

setiap periode selama jangka waktu angsuran.

Menghitung bunga, dengan mengkalikan tingkat bunga dengan sisa

pokok pinjaman pada awal priode.

Menghitung angsuran pokok pinjaman, dengan menjumlahkan kas

yang diterima dengan bunga pada priode tersebut.

2.14. Pembatalan Penjualan Angsuran

Hal ini terjadi karena pembatalan atas penjualan angsuran yang belum

dilunasi. Dengan demikian perusahaan akan menerima kembali barang yang

sudah dijual, menghapus piutang penjualan angsuran yang belum direalisasi, dan

juga mengakui laba/rugi pembatalan penjualan angsuran.

Besarnya laba/rugi pembatalan penjualan angsuran tergantung pada

metode pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran, yang terdiri dari :

1. Metode Accrual

Di dalam metode ini, semua laba penjualan angsuran sudah diakui pada

saat penjualan, sehingga saldo piutang penjualan angsuran menunjukkan

besarnya harga pokok penjualan yang belum diterima pembayarannya. Maka

Seminar Akuntansi Keuangan 14

Page 15: seminar akuntansi keuangan

besarnya laba atau rugi yang diakui dari pembatalan penjualan angsuran

adalah sama dengan selisih antara nilai pasar barang bekas yang diterima

dengan saldo piutang penjualan angsuran yang belum diterima

pembayarannya.

Pencatatan transaksi dalam meteode ini dengan :

Persediaa barang dagangan ................................. xxxx

Rugi pembatalan penjualan angsuran ................. xxxx

Piutang penjualan angsuran .......................... xxxx

2. Metode Penjualan Angsuran

Di dalam metode ini perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan

angsuran secara proporsional dengan besarnya penerimaan kas. Dengan

demikian saldo piutang penjualan angsuran terdiri atas dua unsur, yaitu harga

pokok penjulan angsuran dan laba kotor yang belum direalisasi. Besarnya

harga pokok penjualan angsuran yang belum diterima pembayarannya adalah

sama dengan saldo piutang penjualan angsuran dikurangi dengan saldo laba

kotor belum direalisir atas penjualan angsuran yang dibatalkan tersebut.

Besarnya laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran dapat dihitung

dengan rumus :

Keterangan :

L : Laba/rugi penjualan

TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang diterima kembali

PPA : Saldo piutang penjualan angsuran

LBBR : Laba kotor yang belum diralisir

Pencatatan transaksi dalam metode ini dengan :

Persediaan barang dagangan ................................... xxxx

Seminar Akuntansi Keuangan 15

L = TNRS – (PPA – LBBR)

Page 16: seminar akuntansi keuangan

Labar kotor belum direalisir .................................... xxxx

Piutang penjualan angsuran.............................. xxxx

Laba pembatalan penjualan angsuran .............. xxxx

2.15. Pengakuan Laba Penjualan Angsuran Dalam Kaitanya Dengan

Undang – Undang Perpajakan

Undang-undang Perpajakan No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan :

Menurut salah satu metode penjualan angsuran bahwa laba kotor diakui

sejalan dengan tagihan uang kas yang diterima, sehingga laba kotor akan diakui

untuk beberapa periode fiskal. Sedangkan menurut pajak penghasilan sesuai

dengan undang-undang no.7 bahwa laba hasrus diakui pada saat penjualan

dilakukan. Sehingga terdapat perbedaan persepsi antara laba menurut metode

penjualan angsuran dengan undang-undang pajak penghasilan.

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia pasal 9 tentang pajak penghasilan,

yaitu:

Dalam Perhitungan rugi/laba, jumlah pajak penghasilan dapat dihitung

berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak, dengan tarif

sebagaimana ditetapkan oleh fiskus.

Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih

perhitungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba

kena pajak), yang disebabkan “perbedaan waktu” pengakuan pendapatan

dan beban untuk tujuan akuntansi dengan tujuan pajak akan ditampung ke

dalam pos “pajak penghasilan yang ditangguhkan” dan dialokasikan pada

beban pajak pengahsilan tahun-tahun berikutnya. Sehingga dengan

demikian jika perusahaan menghitung laba menurut metode pengakuan

laba kotor sejalan dengan penerimaan kas hasil penjualan angsuran, maka

selisih antara pajak penghasilan perusahaan dengan pajak pengahsilan

menurut fiskus ditampung dalam perkiraan pajak penghasilan yang

ditangguhkan (belum direlisasi). 

Seminar Akuntansi Keuangan 16

Page 17: seminar akuntansi keuangan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Penjualan angsuran adalah penjualan berang dagangan dengan

pembayaran secara berangsur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume

penjualan yang akhirnya meningkatkan laba yang didapatkan, karena metode

penjualan ini memberikan kemudahan kepad konsumen dalam pembayaran

barang yang dibelinya, sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

Namun disisi lain perusahaan menghadapi kemungkinan terjadinya

kerugian karena adanya pembeli yang tidak melaksanakan kewajibannya, untuk

menghadapi semacam itu perusahaan perlu berhati-hati dalam penjualannya.

Seminar Akuntansi Keuangan 17

Page 18: seminar akuntansi keuangan

Pembeli perlu diseksi terlebih dahulu dan membuat perjanjian yang mengikat

kedua belah pihak untuk melaksanakan kewajibannya.

Permasalahan dari penjualan angsuran ini tidak terbatas pada hal diatas

tetapi juga masalah perhitungan besarnya bunga dan angsuran beserta

pencatatannya. Untuk pembayaran bunga perusahaan dapat menerapkan 2 dasar

perhitungan, yaitu bunga dihitung dari sisa pinjaman dan dari pokok pinjaman,

sedangkan perhitungan angsuran pokok pinjaman dapat dilakukan dengan sistem

angsuran tetap dan sistem anuitet.

3.2. Saran-saran

Kami sebagai penyusun mengharapkan dengan adanya makalah ini dapt

memberikan gambaran dari seluk beluk penjualan angsuran, sehingga teman-

teman pembaca dapat mengetahui dan menerapkan isi dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Widayat, Utoyo. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi Revisi. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesi 1999.

Suparwoto L. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi satu. Fakultas Ekonomi

Universitas Gadjah Mada 1991.

http://perjalanansibungsu.blogspot.com/2012/12/makalah-angsuran-

penjualan.html

http://genoveva-eva.blogspot.com/2009/11/penjualan-angsuran.html

Seminar Akuntansi Keuangan 18

Page 19: seminar akuntansi keuangan

http://fatma-rlf.blogspot.com/2010/06/makalah.html

Seminar Akuntansi Keuangan 19