22
TUGAS ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS ANALISIS PRODUK OLAHAN JERUK KALAMANSI DI KOTA BENGKULU KELOMPOK 3 SUJONO M. ALI HANAFIAH DARWAN GINTING RUSLAN EFENDI SISWADI MAGISTER AGRIBISNIS UNIVERSITAS BENGKULU 2013

Tugas Ansis Kalamansi Final

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Ansis Kalamansi Final

TUGAS

ANALISIS SISTEM AGRIBISNIS

ANALISIS PRODUK OLAHAN JERUK KALAMANSI

DI KOTA BENGKULU

KELOMPOK 3

SUJONO

M. ALI HANAFIAH

DARWAN GINTING

RUSLAN EFENDI

SISWADI

MAGISTER AGRIBISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: Tugas Ansis Kalamansi Final

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris sehingga sektor pertanian

merupakan faktor andalan dalam menopang perekonomian negara. Pembangunan

pertanian adalah salah satu titik sentral dalam upaya pengembangan suatu wilayah.

Pembangunan pertanian harus dilaksanakan secara terintegrasi dan terpadu

sehingga, pertanian dipahami bukan sekadar dalam arti sempit, tetapi pertanian

dalam arti luas. Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada kegiatan pertanian

rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya tanaman

pangan seperti padi, jagung, kedele, ubi kayu, dan sebagainya. Sedangkan dalam

arti luas pertanian merupakan kegiatan yang meliputi pertanian rakyat,

perkebunan, peternakan, perikanan, dan bahkan kehutanan.

Pertanian yang dikelola secara terpadu dari hulu hingga hilir dikenal

dengan istilah agribisnis. Agribisnis berasal dari dua kata yaitu “Agri” dan “Bisnis”

berdasarkan makna kedua kata pembentuknya, dapat dikemukakan bahwa

agribisnis merupakan pertanian yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip

komersial atau ekonomi. Pertanian bukan lagi sebagi way of live, tetapi

merupakan usaha yang harus memberikan keuntungan. Dalam agribisnis, segala

aktivitas pertanian didasarkan pada prinsip ekonomi bukan mengikuti kebiasaan

atau turun temurun.

Agribisnis merupakan kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu

atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran

produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Oleh

Page 3: Tugas Ansis Kalamansi Final

2

karena itu maka pemahaman akan agribisnis harus diketahui oleh seluruh petani

dan masyarakat yang ada di Kota Bengkulu.

Pelaku agribisnis harus memiliki kemampuan merancang, merekayasa dan

melakukan kegiatan agribisnis itu sendiri mulai dari identifikasi pasar yang

kemudian diterjemahkan ke dalam proses produksi. Pengembangan perusahaan

agribisnis diterjemahkan sebagai upaya meningkatkan kuntitas, kualitas

manajemen dan kemampuan untuk melakukan usaha secara mandiri, dan

memanfaatkan peluang pasar. Selain pelaku agribisnis, pemerintah berkewajiban

memberikan fasilitas dan mendorong berkembangnya usaha-usaha agribisnis

dalam suasana yang harmonis dan tidak terlibat langsung dalam bisnis.

Salah satu bagian dari agribisnis adalah agroindustri. Dimana

Agroindustri merupakan proses pengolahan bahan baku yang berasal dari hasil

pertanian (usahatani) baik secara langsung maupun tidak langsun menjadi bahan

jadi atau setengah jadi. Proses pengolahan dalam agroindustri ini dalam rangka

untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil-hasil pertanian yang ada.

Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan erat dan

langsung dengan pertanian. Apabila pertanian diartikan sebagai proses yang

menghasilkan produk pertanian di tingkat primer, maka kaitannya dengan industri

dapat berkaitan ke belakang maupun ke depan. Sebagai salah satu subsistem

agribisnis, kegiatan agroindustri mempunyai prospek yang baik untuk

dikembangkan di Indonesia, jika tindakan kebijakan terhadap komoditas ini

dilakukan secara tepat. Salah satu contoh dari agroindustri yang sekarang

berkembang adalah industri pengolahan jeruk kalamansi. Pada umumnya jeruk

Page 4: Tugas Ansis Kalamansi Final

3

kalamansi dapat diolah menjadi berbagai macam produk agribisnis yakni produk

sirup, bubuk kalamansi, masker kalamansi, dan everfesen sari kalamansi.

Kota Bengkulu merupakan kota berkembang yang juga terdapat beberapa

agroindustri, yang berskala rumah tangga. Sehingga sebagian besar agroindustri

yang ada skalanya masih termasuk kecil bahkan mikro. Salah satunya adalah

pabrik pengolahan jeruk kalamansi. Kota Bengkulu sebagai daerah yang memiliki

potensi pengembangan agribisnis produk local tengah berbenah dan

mengembangkan program “One Village One Product (OVOP) dari Kementerian

Koperasi Republik Indonesia. Melalaui Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah

Kota Bengkulu mengusulkan pembinaan dan pengembangan jeruk kalamansi

sebagai produk unggulan local.

Jeruk kalamansi dicanangkan sebagai model perdana dari program One

Village One Product (OVOP) di Kota Bengkulu, karena tanaman ini mudah

dibudidayakan, serta memiliki keunggulan dibandingkan dengan jeruk yang lain

yaitu kandungan vitamin C-nya lebih tinggi serta kalsium yang seimbang. Masa

Panen jeruk kalamansi juga tergolong pendek yaitu enam bulan sejak masa tanam

(Widiastuti, 2012).

Sejak tahun 2008 Pemerintah Kota Bengkulu telah menganggarkan dana

sebesar Rp 3,25 miliar dan telah menghasilkan volume usaha sebesar Rp 9,8

miliar. Dengan sisa hasil usaha sebesar Rp 404 juta dan angsuran kembali

mencapai Rp 302 juta. Pemerintah Kota Bengkulu pada 2011 menyediakan

sebanyak 5.000 batang dan pada tahun 2012 disediakan 7000 batang bibit jeruk

jenis kalamansi untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Page 5: Tugas Ansis Kalamansi Final

4

Saat ini sudah banyak petani yang menanam jeruk kalamansi dengan luas

lahan yang bervasriasi di kelurahan Bumi Ayu, Surabaya dan Air Sebakul. Jeruk

kalamansi yang ada saat ini baru diolah menjadi sirup kalamansi. Saat ini terdapat

beberapa pengrajin sirup kalamansi di Kota Bengkulu dan sekitarnya, diantaranya

seperti tercantum dalam Tabel 1. berikut ini

Tabel 1. Pengrajin Sirup Kalamansi di Kota Bengkulu dan Sekitarnya

No Pengrajin Merek Alamat

1 Iskandar Ramis Sanggar Bengkulu Jl. Hibrida

2 Haryoto Kesturi Kompleks

Perumdam

3 Marwoto Putri Bengkulu Pondok Kubang

4 Yayasan Baptis Bukit Bengkulu Tanjung Terdana

5 Sorta Kultura Kalamansi Rawa Makmur

Sumber: Widiastuti, 2012

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat dalam

makalah ini meliputi:

a. Produk apakah yang paling potensial dari olahan jeruk kalamansi di Kota

Bengkulu?

b. Indikator apakah yang berpengaruh dalam menghasilkan produk olahan

jeruk kalamansi?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:

a. Mengetahui Produk yang paling potensial dari olahan jeruk kalamansi

b. Mengetahui indikator yang berpengaruh dalam menghasilkan produk

olahan jeruk kalamansi

Page 6: Tugas Ansis Kalamansi Final

5

Page 7: Tugas Ansis Kalamansi Final

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Agribisnis

Pendekatan untuk memahami pengertian agribisnis dapat dilakukan

dengan menelusuri asal kata agribisnis itu sendiri. Soekartawi (1993)

mengemukakan bahwa agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal

darai bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial

dalam dunia perdagangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1991).

Pengertian Agribisnis Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) adalah setiap

usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi

pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun

juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis, dengan perkataan lain,

adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek

akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan

mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses

pengolahan, hingga tahap pemasaran.

Ruang lingkup sistem agribisnis dikemukakan oleh Davis dan Golberg,

Sonka dan Hudson, Farrell dan Funk dalam Saragih (1998), yaitu: “Agribusiness

included all operations involved in the manufacture and distribution of farm

supplies; production operation on the farm; the storage, processing and

distribution of farm commodities made from them, trading (wholesaler, retailers),

consumer to it, all non farm firms and institution serving them”. Pendapat ini

menunjukkan bahwa agribisnis adalah suatu sistem. Berdasarkan pendapat ini,

Saragih (1998) mengemukakan bahwa sistem agribisnis terdiri atas empat

Page 8: Tugas Ansis Kalamansi Final

7

subsistem, yaitu: (a) subsistem agribisnis hulu atau downstream agribusiness, (b)

subsistem agribisnis usahatani atau on-farm agribusiness, (c) subsistem agribisnis

hilir atau upstream agribusiness, dan (d) subsistem jasa layanan pendukung

agribisnis atau supporting institution.

Subsistem agribisnis hulu disebut juga subsistem faktor input (input factor

subsystem). Dalam pengertian umum subsistem ini dikenal dengan subsistem

pengadaan sarana produksi pertanian. Kegiatan subsistem ini berhubungan dengan

pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan

bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani atau budidaya pertanian (on-

farm agribusiness).

Subsistem usahatani atau budidaya pertanian disebut juga subsistem

produksi pertanian (production subsystem). Kegiatan subsistem ini adalah

melakukan usahatani atau budidaya pertanian dalam arti luas. Istilah pertanian

selama ini lebih banyak mengacu pada subsistem produksi. Kegiatan subsistem ini

menghasilkan berbagai macam komoditas primer atau bahan mentah sebagaimana

telah dikemukan dalam pengertian agribisnis.

Subsistem agribisnis hilir terdiri atas dua macam kegiatan, yaitu

pengolahan komoditas primer dan pemasaran komoditas primer atau produk

olahan. Kegiatan pengolahan komoditas primer adalah memproduksi produk

olahan baik produk setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikonsumsi

konsumen dengan menggunakan bahan baku komoditas primer. Kegiatan ini

sering juga disebut agroindustri. Contoh kegiatan pengolahan komoditas primer

yang menghasilkan produk antara adalah pabrik tepung terigu, maezena, tapioka,

Page 9: Tugas Ansis Kalamansi Final

8

dan sebagainya. Contoh kegiatan komoditas primer yang menghasilkan barang

jadi adalah pabrik pengolahan jeruk kalamansi menajdi sari buah atau sirup

kalamansi. Kegiatan pemasaran berlangsung mulai dari pengumpulan komoditas

primer sampai pengeceran kepada konsumen.

Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang agribisnis

adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta

mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-

lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan,

dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan

informasi dan pembinaan teknik produksi, budidaya, dan manajemen. Lembaga

keuangan seperti perbankan, modal ventura, dan asuransi memberikan layanan

keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus asuransi).

Lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau

perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi, budidaya,

atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan pandangan bahwa agribisnis sebagai suatu sistem dapat

terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem tersebut tidak dapat berdiri

sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem agribisnis hulu

membutuhkan umpan balik dari subsistem usahatani agar dapat memproduksi

sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian. Sebaliknya,

keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usahatani bergantung pada sarana

produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses

Page 10: Tugas Ansis Kalamansi Final

9

produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang

dihasilkan oleh subsistem usahatani.

Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan,

keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga subsistem lainnya. Jika

subsistem usahatani atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara

sebagian modalnya merupakan pinjaman maka lembaga keuangan dan asuransi

juga akan mengalami kerugian.

2.2. Agroindustri

Agroindustri merupakan bagian dari system agribisnis. Salah satu contoh

agroindustri adalah industry pengolahan jeruk kalamansi yang ada di Kota

Bengkulu. Agroindustri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil

komoditi pertanian sebagai bahan baku yang dapat diolah menjadi produk yang

mempunyai nilai tambah serta mempunyai manfaat lebih dari hasil komoditi

pertanian sebelumnya (Kartasasmita, 2011).

Soekartawi (2001) mendefenisikan agroindustri sebagai berikut :

1. Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian.

Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing

management dalam suatu perusahaan produk olahan yang bahan baku

utamanya adalah produk pertanian.

2. Agroindustri di artikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai

kelanjutan dari pembangunan pertanian , tetapi sebelum tahapan pembangunan

tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Page 11: Tugas Ansis Kalamansi Final

10

Berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dan geografis Indonesia,

agroindustri dapat diharapkan menjadi sub-sektor industri yang strategis.

Pengembangan agroindustri diharapkan terjadi peningkatan nilai tambah hasil

pertanian yang secara komparatif Indonesia merupakan penghasil utama

komoditas pertanian penting (Mangunwidjaja dkk, 2001)

Selanjutnya menurut Mangunwidjaja dkk (2001) nilai strategis

agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan yang menghubungkan

antara sektor pertanian pada kegiatan hulu dan sektor industri pada sektor hilir.

Dengan pengembangan agroindustri secara cepat dan baik diharapkan dapat

ditingkatkan (a) jumlah tenaga kerja, (b) pendapatan petani, (c) volume ekspor

dan devisa yang diperoleh , (d) pangsa pasar baik domestic maupun internasional.

(e) nilai tukar produk hasil pertanian, dan (f) penyediaan bahan baku industri.

2.3 Jeruk Kalamansi

Jeruk Kalamansi termasuk jenis tanaman semak. Kayunya memiliki

banyak cabang kecil-kecildan berdaun rimbun. Tumbuh setinggi 3- 6 m dari

permukaan tanah. Rasa buahnya asam. Bentuknya kecil sebesar jeruk limo dengan

warna hijau saat muda dan kuning setelah masak. Aromanya sedikit menyengat

tapi sangat enak. Jeruk ini juga dikenal sebagai Calamondin dengan nama latin

Citrofortunella microcarpa. (http://www.eviindrawanto.com/2012/08/mengenal-

jeruk-kalamansi)

Selain untuk masakan, kalamansi kaya Vitamin C dibuat sirup dan aneka

juice penghilang dahaga. Kadang jusnya dibekukan dan dibuat ice cube untuk teh

atau minuman jahe. Kandungan mineral dan vitammin C itu sangat baik untuk

Page 12: Tugas Ansis Kalamansi Final

11

mencegah penyakit pernafasan.penguat tulang dan pemacu pertumbuhan. Setiap

rumah tangga sebaiknya menggunaka jeruk ini untuk obat, bumbu dapur, bumbu

kue, ramuan kecantikan dan minuman segar.

Pohon kalamansi ini memiliki2 masa panen yaitu :

a. Panen raya, dimana semua pohon menghasilkan buah, yang rata-rata setiap

pohon menghasilkan ± 40 kg jeruk kalamansi.

b. Panen sela, dimana semua pohon juga akan menghasilkan, tetapi tidak

sebanyak waktu panen raya.

Tanaman jeruk ini dapat tumbuh dimana pun, asal tidak terlindungi dari

matahari. Tapi akan \menjadi lebih baik kalau pohon ini ditanam di tempat yang

suhu udaranya lembab / dingin sehingga dapat menghasilkan buah yang

mempunyai kualitas yang lebih baik.

Batang jeruk kalamansi ini tidak akan berbatang besar, tidak memiliki

banyak duri dan memiliki banyak buah jika ditanam atau dikembang kan dengan

cara cangkok, sambuung stek / pucuk serta okulasi.

2.3 Budidaya Jeruk Kalamansi

Pembudidayaan jeruk kalamansi menggunakan bibit dari bahan cangkokan,

bibit okulasi atau sambung stek. Penanaman dilakukan dilahan yang sudah dibuat

proteksi tanahnya dengan menggunakan tanaman pelindung tersebut, pada bagian

gang dari setiap tanaman pelindung (alley). Dengan jarak tanaman 3x3 Meter.

Dua minggu sebelum tanam, lubang tanam dibuat dengan ukuran 40x40x40 CM.

Seminggu setelah lubang tanah dibuat lubah tanam ditimbun lagi dengan

Page 13: Tugas Ansis Kalamansi Final

12

mencampur top soil dengan pupuk kandang( kompos) dikasih ajir pada bagian

tengah lubang tanam. Seminggu kemudian bibit yang sudah disiapkan ditanam.

Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan.

Pemiliharaan tanaman dilahan ini (alley cropping) perlu dilakukan

pemangkasan pohon lindung yang dimulsakan disekitar tanaman jeruknya. Hal ini

dilakukan setiap bulan sekali apabila tanaman pelindung tanahnya sudah

memungkinkan untuk dilakukan pemangkasan. Dengan perlakuan ini selain mulsa

tersebut dapat menahan kelembapan pada tanah tersebut (disekitar pohon jeruk),

hal ini dapat menekan pertumbuhan gulma. Penambahan mulsa pada lahan

tanaman jeruk yang diaplikasikan secara terus menerus akan semakin

meningkatkan tingkat kesuburan tanah, yang semakin semakin tambah subur.

Page 14: Tugas Ansis Kalamansi Final

13

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pekan keempat bulan Februari dan pekan

pertama bulan Maret 2013 di Kota Bengkulu. Penentuan lokasi penelitian

ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

Bengkulu merupakan daerah yang mengembangkan program OVOP (One Village

One Produkct) jeruk kalamansi.

3.2. Metode Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelaku usaha (pengrajin) dan

pejabat Dinas Koperasi dan UKM dan juga pejabat dinas pertanian dan peternakan

Kota Bengkulu yang dianggap paling mengetahui tentang pengolahan jeruk

kalamansi. Responden diambil secara sengaja (purposive).

3.3. Metode Pengambilan Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara

dengan pelaku usaha industry pengolahan jeruk kalamansi dan para pejabat di

Dinas Koperasi dan UKM dan juga pejabat di Dinas Pertanian dan Peternakan

Kota Bengkulu dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah

disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang ada

hubungan langsung serta literatur-literatur atau pustaka yang ada hubungan

dengan penelitian ini.

Page 15: Tugas Ansis Kalamansi Final

14

3.4. Metode Analisa Data

Metode yang digunakan untuk pemilihan produk olahan jeruk kalamansi

yang paling potensial di Kota Bengkulu adalah Metode Analisys Hierarchy

Process (AHP) dengan Criterium Decision Plus.

Page 16: Tugas Ansis Kalamansi Final

15

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahapan Pengambilan Keputusan Pemilihan Produk Olahan Jeruk

Kalamansi

Metode Analisys Hierarchy Process (AHP) merupakan proses dalam

pengambilan keputusan dengan menggunakan perbandingan berpasangan

(Pairwise Comparisons) untuk menjelaskan faktor evaluasi dan faktor bobot

dalam kondisi multi faktor. Dengan demikian AHP digunakan manakala

keputusan yang akan diambil melibatkan banyak faktor, dimana pengambil

keputusan mengalami kesulitan dalam membuat bobot setiap faktor tersebut.

Pada kasus Analisis Agribisnis Produk Olahan Jeruk Kalamansi di Kota

Bengkulu ini Metode AHP menguji konsistensi anggapan terhadap suatu

alternative dalam pengambilan keputusan, sehingga ketika ditemukan

ketidakkonsistenan dalam memberikan anggapan atau bobot maka perlu dilakukan

reevaluasi, terhadap bobot-bobot yang diberikan kepada setiap faktor. Alternatif

produk olahan jeruk kalamansi terdiri dari 4 produk yakni Sirup Kalamansi,

Bubuk Kalamansi, Everfesen Kalamansi dan Masker kalamansi. Untuk itu pada

kondisi dimana terdapat kesulitan, maka diperlukan asistensi dari para pakar

dalam hal ini pejabat di Dinas Koperasi dan UKM dan Dinas Pertanian dan

Peternakan Kota Bengkulu dalam menentukan bobot suatu faktor.

Tahap pertama metode AHP ini adalah pengambil keputusan membuat

urutan-urutan dalam pengambilan keputusan. Urutan-urutan ini menunjukan

faktor yang dipertimbangkan sebagai alternative-alternatif dalam pengambilan

keputusan. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi dalam industri produk jeruk

Page 17: Tugas Ansis Kalamansi Final

16

kalamansi adalah Bahan baku, tenaga kerja dan pasar. Tahap berikutnya

digunakan perbandingan berpasangan, yang akan menghasilkan faktor bobot

(weigth Factor) dan Faktor evaluasi (Evaluation Factor). Alternatif yang

memiliki total weight score tertinggi adalah alternatif yang dipilih

4.2. Struktur Hierarki Pemilihan Alternatif Produk Komoditi Berbasis

Jeruk Kalamansi

Dari seluruh data primer yang diperoleh dan setelah diolah dengan bantuan

Criterium Decision Plus diperoleh struktur hierarki pemilihan alternatif yang

paling potensial produk olahan jeruk kalamansi seperti yang terlihat pada Gambar

1 berikut :

Gambar 1. Struktur Hierarki Pemilihan Produk Olahan Jeruk Kalamansi

Berdasarkan analisis data dengan bantuan Criterium Decision Plus yang

dilihat pada decision score maka produk olahan jeruk kalamansi yang potensial

Page 18: Tugas Ansis Kalamansi Final

17

untuk dikembangkan di Kota Bengkulu adalah Sirup Kalamansi. Hal ini dapat

dilihat dari gambar dibawah ini :

Gambar 2. Hasil Akhir Pemilihan Alternatif Produk Olahan Jeruk Kalamansi

Dari Gambar 2, dapat dilihat bahwa Produk berupa sirup kalamansi

mendapatkan nilai tertinggi yaitu 0,747 , produk yang lain mendapat nilai yang

lebih rendah, yakni Eferfesen kalamansi sebesar 0,722 , serbuk kalamansi 0,583

dan masker kalamansi 0,472. Berdasarkan hasil decision score tersebut maka

diambil keputusan bahwa Produk sirup kalamansi merupakan produk olahan jeruk

kalamansi yang paling potensial untuk dikembangkan di Kota Bengkulu.

Nilai decision score diatas diperoleh dari nilai kontribusi dari berbagai

aspek yang menjadi penilaian. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram kontribusi

level 2 dan 3 seperti terlihat pada gambar 3 dan 4 berikut :

Page 19: Tugas Ansis Kalamansi Final

18

Gambar 3 Kontribusi Indikator Penilaian Terhadap Produk Kalamansi Level 2

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai kontribusi terbesar untuk produk

sirup kalamansi disumbangkan oleh indikator Potensi Pasar sebesar 0,3 di ikuti

oleh eferfesen kalamansi sebesar 0,25 selanjutnya disusul oleh masker kalamansi

dan serbuk kalamansi. Hal ini disebabkan produk sirup kalamansi telah dikenal

masyarakat luas dan memiliki segmentasi pasar yang cukup luas. Namun

eferfesen kalamansi memiliki kontribusi terbesar dari indikator nilai tambah

selanjutnya disusul oleh serbuk kalamansi, sirup kalamansi dan masker kalamansi.

Hal ini karena eferfesen kalamansi memiliki nilai prestise yang tinggi dan nilai

jual yang lebih mahal. Dari indikator fasilitas produk sirup kalamansi memiliki

nilai kontribusi terbesar karena bisa dilaksanakan dengan teknologi yang

sederhana.

Selanjutnya untuk melihat bagaimana nilai kontribusi pada level 3 untuk

decision score sebagaimana dijelaskan diatas dapat dilihat pada gambar 4 berikut

ini :

Page 20: Tugas Ansis Kalamansi Final

19

Gambar 4 Kontribusi Indikator Penilaian Terhadap Produk Kalamansi Level 3

Gambar 4 Kontribusi Indikator Penilaian Terhadap Produk Kalamansi Level 3

Rangkuman nilai bobot atau skore dalam pemilihan produk berbasis jeruk

kalamansi dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini, sehingga di putuskan

memilih sirup kalamansi sebagai produk pilihan yang dikembangkan di Kota

Bengkulu saat ini.

Gambar 5 Hirarki keputusan berdasarkan prioritas dan nilai bobot Indikator

Penilaian Terhadap Produk Kalamansi

Page 21: Tugas Ansis Kalamansi Final

20

IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang Analisis Agribisnis Produk Olahan Jeruk

Kalamansi di Kota Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa:

1. Produk olahan yang paling potensial adalah produk Sirup kalamansi

dengan skor tertinggi yakni 0,747

2. Indikator yang mempengaruhi industri produk olahan jeruk kalamansi

adalah Potensi Pasar, Nilai Tambah, Fasilitas dan Bahan Baku

4.2. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dalam makalah ini diantaranya:

1. Hendaknya pelaku agribisnis produk olahan jeruk kalamansi untuk dapat

meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih baik, sehingga kuantitas

dan kualitas yang dihasilkan akan lebih baik

2. Pelaku agribisnis jeruk kalamansi perlu diikut sertakan dalam program

pelatihan atau magang ke daerah yang lebih maju sehingga penguasaan

teknologi dan pasar lebih berkembang.

3. Disarankan kepada Pemerintah Kota Bengkulu untuk memfasilitasi

sarana atau peralatan pengolahan jeruk kalamansi

Page 22: Tugas Ansis Kalamansi Final

21

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Beierlein, James G., Kenneth C. Schneeberger, and Donald D. Osburn. 1986.

Principles of Agribusiness Management. Prentice-Hall, New Jersey.

Branson, Robert E. and Douglas G. Norvell. 1983. Introduction to Agricultural

Marketing. Mc Graw-Hill Book Company, New York.

Departemen Pendidikan dam Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi Kedua. Balai Pustaka, Jakarta.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi Ketiga. PT Pustaka LP3ES,

Jakarta

.

Saragih, Bungaran. 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi

Berbasis Pertanian, Kumpulan Pemikiran. Editor Tungkot Sipayung, dkk.

Yayasan Mulia Persada, PT Surveyor Indonesia, dan Pusat Studi

Pembangunan LP – IPB, Jakarta.

Soekartawi. 1993. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya, Cetakan Kedua. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.