10
EARNINGS MANAGEMENT A. Pengertian Earnings Management Scott mendefinisikan Earnings Management sebagai suatu pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajemen untuk memaksimalkan utilitas mereka dan atau nilai pasar dari perusahaan (Scott, 1997:295). Definisi yang lain dikemukakan oleh Schipper bahwa Earnings Management adalah intervensi dengan maksud tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk mendapatkan keuntungan privat (Schipper dalam Wolk et al, 2001: 419). Dari beberapa definisi yang dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Earnings Management merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen, terutama dengan maksud untuk memaksimalkan utilitas manajemen. Transaksi akrual terdiri dari transaksi non-discretionary accrual dan discretionary accrual, transaksi non- discretionary accrual misalnya biaya depresiasi, sedangkan transaksi discretionary accrual misalnya waktu dari pengakuan pendapatan (Roshan, 1998:1). Sejumlah studi menggunakan model kebijakan akrual untuk meneliti manipulasi dari akrual dalam mencapai tujuan Earnings Management (Dechow, 2002: 36). Banyak cara yang dapat dilakukan dalam Earnings Management ini, yaitu dengan kebijakan akrual (discretionary

Tugas Earnings Management

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Earnings Management

Citation preview

Page 1: Tugas Earnings Management

EARNINGS MANAGEMENT

A. Pengertian Earnings Management

Scott mendefinisikan Earnings Management sebagai suatu pemilihan kebijakan

akuntansi yang dilakukan oleh manajemen untuk memaksimalkan utilitas mereka dan

atau nilai pasar dari perusahaan (Scott, 1997:295). Definisi yang lain dikemukakan

oleh Schipper bahwa Earnings Management adalah intervensi dengan maksud

tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk mendapatkan keuntungan

privat (Schipper dalam Wolk et al, 2001: 419).

Dari beberapa definisi yang dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Earnings

Management merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen,

terutama dengan maksud untuk memaksimalkan utilitas manajemen.

Transaksi akrual terdiri dari transaksi non-discretionary accrual dan discretionary

accrual, transaksi non-discretionary accrual misalnya biaya depresiasi, sedangkan

transaksi discretionary accrual misalnya waktu dari pengakuan pendapatan (Roshan,

1998:1). Sejumlah studi menggunakan model kebijakan akrual untuk meneliti

manipulasi dari akrual dalam mencapai tujuan Earnings Management (Dechow, 2002:

36).

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam Earnings Management ini, yaitu dengan

kebijakan akrual (discretionary accrual) atau dengan cara pengaturan laba, yaitu

menggeser atau mengakui pendapatan periode yang akan datang menjadi pendapatan

saat ini (Rangan, 1998:103). Cara tersebut dilakukan dengan maksud agar kinerja

perusahaan terlihat bagus. Kebijakan akrual dilakukan dengan mengendalikan

transaksi akrual sehingga laba terlihat tinggi, tetapi transaksi tersebut tidak

mempengaruhi aliran kas, misalnya waktu dari pengakuan pendapatan, sehingga

kebijakan akrual akan dapat mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan.

Page 2: Tugas Earnings Management

B. Pola Earnings Management

Ada berbagai pola yang digunakan dalam manajemen laba ini, disebutkan oleh

Scott (1997: 306), terdapat 4 pola manajemen laba, yaitu:

Taking a bath

Pola ini terjadi selama periode tekanan organisasi atau pada saat terjadinya

reorganisasi, apabila perusahaan harus melaporkan adanya kerugian, maka

mendorong manajemen untuk melaporkan adanya kerugian yang besar,

sebagai akibatnya akan meningkatkan keuntungan di masa depan.

Income minimization

Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan memilih kebijakan yang akan

meminimalisasi pendapatan. Pola seperti ini hampir sama dengan taking a bath

tetapi pelaksanaannya lebih halus.

Income Maximization

Pola ini dilakukan oleh perusahaan untuk tujuan perolehan bonus, sehingga

pola ini dilakukan dengan cara memaksimalkan laba tetapi tidak di atas batas

atas, karena apabila laba yang dilaporkan melebihi batas atas atau di bawah

batas bawah maka tetap tidak akan diperoleh bonus.

Income smoothing

Pola ini dilakukan oleh manajemen dengan cara melaporkan perolehan laba

sehingga laba terlihat stabil dari satu periode ke periode selanjutnya. Menurut

Wolk (Wolk et al, 2001: 421) ada tiga cara agar supaya smoothing dapat

tercapai, yaitu waktu transaksi, pilihan alokasi metode atau prosedur dan

klasifikasi smoothing antara pendapatan operasi dan non operasi.

C. Pengukuran Earnings Management

Dalam beberapa penelitian mengenai manajemen laba (Earnings Management)

biasanya diproxykan dengan discretionary accrual, model yang digunakan untuk

mendeteksi Earnings Management berdasar akrual ada beberapa macam. Menurut

Dechow et al (1995), terdapat 5 cara pengukuran Earnings Management, yaitu:

Page 3: Tugas Earnings Management

1. The Healy Model (1985)

Yang membandingkan rata-rata total akrual melalui variabel Earnings

Management. Rata-rata total accrual dari periode estimasi menggunakan

ukuran non discretionary accrual sebagai berikut:

NDAt = ΣTA t /T

2. The DeAngelo Model (1986)

Menguji Earnings Management dengan menghitung perbedaan pertama dalam

total akrual. Penggunaan model total akrual periode sebelumnya sebagai

ukuran non discretionary accrual. Model yang digunakan :

NDAt = TAt-1

3. The Jones Model (1991)

Menawarkan suatu model yang mengasumsikan nondiscretionary accrual

adalah konstan. Model yang digunakan adalah :

NDAt = α1(1/At-1)+α2 (∆REVt)+α3(PPEt)

4. The Modified Jones Model (1991)

Model Jones (1991) merupakan model awal dalam mendeteksi manajemen

laba. Kemudian Dechow, et al., (1995) mencoba untuk memperbaiki

kelemahan model Jones yang tidak mampu untuk menangkap dampak dari

manipulasi berbasis pendapatan karena perubahan dalam pendapatan

diasumsikan menimbulkan non-discretionary accrual (Peasnell dan Young,

1999). Dari hasil pengujian perbandingan kekuatan antara model Jones (1991)

dan modified Jones model diperoleh bukti bahwa modified Jones model

secara signifikan lebih baik dalam mendeteksi manajemen laba berbasis

pendapatan (Peasnell dan Young, 1999). Dalam modified model, NDA

diestimasi selama periode peristiwa. Model yang digunakan:

NDAt = α1(1/At-1)+α2 (∆REVt-∆RECt)+α3(PPEt)

Keterangan :

Page 4: Tugas Earnings Management

AC = Annual current Accrual

R = annual revenues

PPE = Aset tetap

CFO = Kas dari aktifitas operasi

5. The Industry Model

Model terakhir yang dipertimbangkan yang digunakan oleh Dechow dan Sloan

(1991). Model ini mengasumsikan NDCA konstan untuk setiap waktu. Model

ditunjukkan sebagai berikut:

NDAt = γ1+γ2Median (TAt)

Dari kelima model yang disebutkan di atas, model yang paling sering

digunakan dalam penelitian mengenai Earnings Management adalah The

Modified Jones Model (1991). Alasannya adalah Modified Jones Model

dipercaya mempunyai kemampuan dalam mendeteksi manajemen laba dengan

lebih baik dibandingkan model yang lain, dalam beberapa penelitian

dibuktikan bahwa model tersebut adalah yang paling sering berhasil dalam

menolak hipotesis nol (Sutrisno, 2002:173).

D. Hubungan Pendapatan dengan Earnings Management

Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal

(PSAK No.23 paragraf 6).

Pendapatan merupakan peluang manajer dalam mengelola laba perusahaan

dimana pendapatan merupakan komponen terbesar dalam manajemen laba.

Pengakuan pendapatan dini merupakan bentuk paling umum dalam mengelola

pendapatan atau manajemen pendapatan. Manajemen dapat terkadang memilih

kebijakan yang dapat menaikkan pendapatan laba dengan mengakui pendapatan yang

sebenarnya belum terealisasi seperti channel stuffing dan bill and hold sales (Stubben,

2010).

E. APLIKASI DECHOW PADA PT. SAMPOERNA

Page 5: Tugas Earnings Management

Akun 2012 2013Receivable Rp 1.076.545 Rp 1.393.160Current Asset Rp 21.128.313 Rp 21.247.830Current Liabilities Rp 11.897.977 Rp 12.123.790Cash Rp 783.505 Rp 657.276Total Debt Rp - Rp 43.681Depreciation Rp 3.006.809 Rp 3.213.659Total Asset Rp 26.247.527 Rp 27.404.594Revenue Rp 66.626.123 Rp 75.025.207PPE Rp 4.400.222 Rp 5.188.114Earnings Rp 9.945.296 Rp 10.818.486Cash Flow from Operating Activity Rp 4.087.495 Rp 10.802.179

∆ Current Asset Rp 119.517∆ Current Liabilities Rp 225.813∆ Cash Rp (126.229)∆ STD Rp 43.681∆ Revenue 0,3200∆ PPE 0,1977∆ Receivable 0,2558

2012 2013Total Accrual (0,1200)Total Accrual (dalam Rp) Rp5.857.801 Rp16.307

Dengan Model Healy didapatkan hasil :

NDAt = ΣTA t /T

Healy ModelNDA Rp2.937.054

Kesimpulan, berdasarkan perhitungan Model Healy didapatkan total accrual

PT. Sampoerna tahun 2013 adalah sebesar Rp 2.937.054.000.000. Jika

dibandingkan dengan total pendapatan bersihnya adalah sebesar 3,91%.

Page 6: Tugas Earnings Management

Dengan Model DeAngelo didapatkan hasil :

NDAt = TAt-1

DeAngelo ModelNDA Rp5.857.801

Kesimpulan, berdasarkan perhitungan Model DeAngelo didapatkan total

accrual PT. Sampoerna tahun 2013 adalah sebesar Rp 5.857.801.000.000. Jika

dibandingkan dengan total pendapatan bersihnya adalah sebesar 7,81%.

Dengan Model Jones didapatkan hasil :

NDAt = α1(1/At-1)+α2 (∆REVt)+α3(PPEt)

Jones ModelNDA 2,5883%

Kesimpulan, berdasarkan perhitungan Model Jones didapatkan persentase

discretionary accrual PT. Sampoerna tahun 2013 adalah sebesar Rp 2,5883%

Dengan Modified Jones didapatkan hasil :

NDAt = α1(1/At-1)+α2 (∆REVt-∆RECt)+α3(PPEt)

Modified Jones ModelNDA 1,3092%

Kesimpulan, berdasarkan perhitungan Model Jones didapatkan persentase

discretionary accrual PT. Sampoerna tahun 2013 adalah sebesar Rp 1,3092%