24
TUGAS ETIKA BISNIS “PT. SARIJAYA PERMANA SEKURITAS” Disusun oleh : Alfonsus Adhyastu Aril Asnan Arie Sobandi Edi Premono Erick Lauren Ray Haris Darussman

tugas etika bisnis

  • Upload
    iamamit

  • View
    157

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

etika bisnins

Citation preview

Page 1: tugas etika bisnis

TUGAS ETIKA BISNIS

“PT. SARIJAYA PERMANA SEKURITAS”

Disusun oleh :

Alfonsus AdhyastuAril Asnan

Arie SobandiEdi Premono

Erick Lauren RayHaris Darussman

Page 2: tugas etika bisnis

BAB I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Perkembangan dunia pasar modal semakin pesat beberapa tahun terakhir ini, banyak

orang-orang yang mencoba untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya ke dalam

instrumen pasar modal. Hal ini juga terlihat di Indonesia, dimana banyak perusahaan-

perusahaan yang sudah melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada perdagangan

saham. Pengawasan dalam peredagangan pasar modal di lakukan oleh Bapepeam (Badan

Pengawas Pasar Modal) sebagai regulator. Selain itu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai

peranan penting dalam perdagangan efek yang ada di negara ini untuk memberikan informasi

pergerakan saham kepada para investor. Para investor yang ingin berinvestasi dalam

perdagangan efek ini biasanya membuka deposit atau akun trading di perusahaan sekuritas

(efek) yang dipilih, perusahaan sekuritas akan memfasilitasi transaksi perdagangan efek

(saham) antara investor dengan emiten. Hal ini menuntut bagi perusahaan sekuritas untuk

bersifat transparan dan akuntable kepada investor karena sebagian dana investor disalurkan

pada perusahaan sekuritas untuk transaksi efek. Untuk meningkatkan kredibilitas pada

perusahaan sekuritas tentunya mereka harus menanamkan nilai-nilai moral dalam berbisnis

atau etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya..

Pada kenyataannya belum semua perusahaan efek menjalankan etika bisnisnya

dengan baik. Ada beberapa kasus pelanggaran yang terjadi pada perusahaan sekuritas yang

melakukan pelanggaran etika bisnis dengan melakukan penggelapan dana nasabah. Kasus

yang terjadi di sebuah perusahaan sekuritas yaitu sarijaya sekuritas. Sarijaya sekuritas

melakukan penggelapan dana sebesar Rp 245 miliar yang merupakan dana dari 8700

nasabahnya pada tahun 2009. Banyak nasabah yang merasa dirugikan dan uang mereka yang

ada di sekuritas ini tidak kembali. Hal ini mengundang reaksi dari kalangan pasar modal

Indonesia. Bapepam-LK melakukan audit dan pemeriksaan terhadap perusahaan ini dan

sempat melakukan suspen terhadap aktivitas bisnis sarijaya. Dilihat secara garis besar, kasus

ini merupakan pelanggaran etika bisnis yang sering terjadi. Hal ini dapat dihindari apabila

sarijaya melakukan pembenahan terhadap manajamennya baik dalam struktur, fungsi dan

tentunya penanaman nilai-nilai etika dalam menjalankan bisnsnya. Maka dari itu nilai-nilai

etika bisnis sangat dipenting untuk dijalankan tiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

Page 3: tugas etika bisnis

2. Pengertian Etika Binsis

2.1 Pengertian Etika

Etika diartikan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral dalam suatu masyarakat.

Dalam pengertian ini maka etika sama artinya dengan moral atau moralitas, yaitu apa yang

harus dilakukan, pantas dilakukan dan sebagainya. Etika juga dapat berarti pemikiran moral,

sebagai ilmu yang mempelajari tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh

dilakukan. Etika sebagai ilmu adalah studi tentang moralitas, merupakan suatu usaha

mempelajari moralitas. Etika merupakan kegiatan yang mempelajari norma moral seseorang

atau norma moral suatu masyarakat, dan mempertanyakan bagaimana menerapkan norma-

norma tersebut pada kehidupan kita, dan mempertanyakan apakah norma tersebut didasarkan

pada alasan yang jelas dan benar.

Dalam pengertian yang sangat umum, etika adalah usaha yang sistematik untuk

memahami pengalaman moral individu dan masyarakat, sedemikian rupa untuk menentukan

aturan-aturan yang seharusnya mengatur tingkah laku manusia, nilai-nilai yang layak

dikembangkan, dan sifat-sifat yang perlu dikembangkan dalam hidup. Usaha ini sistematik,

dan karena itu dalam hakl ini sama seperti ilmu yang lain merupakan suatu kegiatan khusus

yang tidak dilakukan setiap orang. Studi etika menurut DeGeorge (1999), dapat dibedakan

dalam : etika deskriptif, etika normatif, serta etika meta.

1) Etika deskriptif adalah mempelajari dan menjelaskan moralitas dari orang, budaya,

atau masyarakat. Studi deskriptif mengenali, membandingkan, dan membedakan

berbagai sistem moral, praktek, kepercayaan, prinsip-prinsip, dan nilai-nilai yang

berbeda.

2) Etika normatif mendasarkan pada pemahaman yang diperoleh dari etika deskriptif,

dan berusaha untuk mengembangkan suatu sistem moral yang terpadu. Studi ini

berusaha untuk mengembangkan suatu sistem moral yang terpadu. Studi ini berusaha

untuk mengungkapkan, mengembangkan dan memastikan prinsip-prinsip dasar moral,

atau nilai-nilai dasar moral dari suatu sistem moral dari suatu masyarakat, dan lebih

umum masyarakat manusia secara keseluruhan.

3) Etika meta adalah studi dari etika normatif. Sering disebut sebagai analytical ethics.

Etika meta bersangkutan dengan pengertian dari istilah moral, misalnya apa yang

diartikan oleh baik atau buruk dalam artian moral, dan apa arti tanggung jawab moral

(moral responsibility). Etika meta juga mempelajari logika dari penelahaan moral

Page 4: tugas etika bisnis

(moral reasoning) meliputi penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi kebenaran

dari argumentasi moral.

2.2 Jenis-jenis Etika

Etika dapat diklasifikasikan dalam etika umum dan etika khusus. Etika umum

membahas seluruh kehidupan manusia, mengenai norma dan nilai moralnya. Teori etika

umum mengembangkan dan menganalisa argumentasi-argumentasi moral yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-

norma moral dalam bidang kehidupan yang khusus. Oleh karena itu etika khusus

memberiakan aturan sebagai pegangan, pedoman praktis bagi setiap orang dalam kehidupan

dan kegiatan khusus tertentu.

Selain itu, sebagai ilmu, maka etika khusus mempertanyakan perilaku dalam

kehidupan dan kegiatan khusus tertentu. Etika khusus antara lain : etika perkawinan, etika

ilmu pengetahuan, etika politik, etika lingkungan hidup, etika bisnis, etika kedokteran, etika

pengacara dan sebagainya. Etika khusus menerapkan etika umum untuk :

1) Menyelesaikan masalah khusus (casuistry)

2) Untuk meneliti moralitas dari suatu hal khusus tentang manusia dan kegiatannya.

2.3 Etika Bisnis

Etika bisnis adalah penerapan etika dalam kegiatan bisnis. Seperti etika terapan pada

umumnya, bidang kajian etika bisnis dapat dikategorikan dalam level makro, level mikro,

level individual dan level internasional. Etika bisnis lazimnya mencakup jenis kegiatan

sebagai berikut :

1) Menerapkan prinsip-prinsip etika umum kepada kasus atau praktek khusus dalam

bisnis.

2) Etika meta, mempelajari apakah norma moral yang lazimnya diterapkan untuk

menjelaskan individu dan tindakan-tindakannya dapat diterapkan dalam organisasi

bisnis.

3) Analisa asumsi dari bisnis. Oleh karena bisnis berada dalam sistem ekonomi tertentu,

maka dipertanyakan moralitas sistem ekonomi tersebut secara umum.

Page 5: tugas etika bisnis

4) Mempelajari bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan bisnis, misalnya ekonomi,

manajemen dan sebagainya. Tujuannya untuk menyelsaikan masalah etika yang

memerlukan interaksi dengan bidang-bidang tersebut.

5) Menjelaskan tindakan-tindakan yang secara moral patut dipuji, baik oleh individu

dalam bisnis atau perusahaan.

Etika bisnis dapat membantu pelaku bisnis mendekati masalah moral dalam bisnis

secara lebih sistematis dan dengan menggunakan tehnik yang lebih baik dibandingkan

dengan pendekatan yang lain untuk masalah yang sama. Etika bisnis tidak dapat membuat

orang bermoral secara langsung. Etika bisnis tidak akan merubah praktek-praktek bisnis

kecuali para pelaku bisnis itu sendiri yang ingin merubahnya. Etika bisnis dapat memberikan

argumentasi untuk menunjukan bahwa suatu praktek bisnis tidak bermoral, tetapi hanya

orang yang dalam posisi tertentu yang akan sanggup mengimplementasikan perubahan moral

yang diperlukan. Etika bisnis adalah ilmu yang terpakai hanya bila orang yang

mempelajarinya ingin menerapkannya.

Pada dasarnya etika bisnis mencari hal-hal yang obyektif . Bila ada praktek-praktek

yang tidak immoral, struktur dan tindakan yang tidak bermoral, maka etika bisnis seharusnya

akan mampu menunjukkan bahwa tindakan-tindakan tersebut tidak bermoral. Selain itu, etika

bisnis juga dapat memberikan tehnik untuk menjelaskan struktur dan tindakan yang bermoral

dalam bisnis. Dewasa ini, bisnis menghadapi tuntutan masyarakat yang menginginkan bisnis

yang bermoral dan memenuhi tanggung jawab sosialnya. Hal ini khususnya di negara-negara

berkembang dimana infrastruktur moral (sistem hukum, sistem sosial, pemerintahan dan

sebagainya) yang ada dalam masyarakat tidak cukup untuk meyakinkan kehidupan

masyarakat yang serasi. Studi etika bisnis berguna bagi para pelaku bisnis dalam mengambil

keputusan manajerial dengan mempertimbangkan moralitas.Hal ini berarti bahwa keputusan-

keputusan bisnis yang diambil dapat dipertanggungjawabkan terhadap kepentingan

masyarakat akan bisnis yang bermoral. Selain itu, juga memberikan kemampuan untuk dapat

mempertahankan setiap keputusan bisnis yang diambil terhadap tuntutan moral dan tanggung

jawab sosial masyarakat.

2.4 Relevansi Etika untuk Bisnis

Pada umumnya tidak dapat disangkal bahwa orang-orang berbisnis untuk mencari

keuntungan sebesar-besarnya, untuk memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan. Untuk

memaksimumkan keuntungan tersebut, maka tidak dapat dihindari sikap dan perilaku yang

Page 6: tugas etika bisnis

menghalalkan segala cara yang sering tidak dibenarkan oleh norma moral. Salah satu

argumen mengapa etika penting bagi aktivitas bisnis adalah dengan secara sederhana

menunjukkan bahwa etika seharusnya menjadi pedoman bagi bisnis.

Argumentasi lain adalah bahwa aktivitas bisnis, sama seperti aktivitas manusia

lainnya, tidak dapat terus berlangsung kecuali orang-orang yang melakukannya dan

masyarakat sekitarnya mematuhi standard etika minimum. Pertama, tidak akan ada bisnis

dapat terus berlangsung tanpa etika, maka kegiatan bisnis harus mematuhi etika bagi mereka

yang tersangkut dalam kegiatan itu. Kedua, semua bisnis memerlukan masyarakat yang stabil

sehingga kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat

tanpa etika, maka tidak mungkin bisnis dapat dilakukan. Karena bisnis tidak dapat

berlangsung tanpa etika, maka demi kepentingan bisnis itu sendiri etika harus dikenalkan

pada pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya.

Argumentasi lainnya adalah dengan menunjukkan bahwa pertimbangan etika

konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya tujuan memaksimumkan keuntungan. Ada banyak

contoh perusahaan yang menghadapi dilema moral dan berhasil menyelesaikannya secara

bermoral dan tetap meningkatkan keuntungannya, demikian juga contoh perusahaan-

perusahaan yang dikenal memiliki kultur perusahaan yang bermoral ternyata adalah

perusahaan-perusahaan yang berhasil. Memang hal ini tidak dapat membuktikan bahwa etika

berhubungan dengan keuntungan, karena ada banyak faktor yang mempengaruhiprofitabilitas

suatu perusahaan. Selain itu lebih banyak contoh perusahaan-perusahaan yang dikenal tidak

bermoral ternyata juga perusahaan-perusahaan yang berhasil, dan lebih banyak perusahaan-

perusahaan yang menghadapi dilema moral dan menyelesaikannnya tanpa bermoral, tetap

meningkatkan keuntungannya

Selain itu terdapat riset yang menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya

cenderung menghukum atau menyalahkan pelaku bisnis yang tidak bermoral, serta

menghargai atau memuji pelaku bisnis yang bermoral. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

relevansi etika dengan bisnis bergantung pada pelaku bisnis itu sendiri tentang perlunya

hidup dan melakukan kegiatan bisnis secara bermoral atau tidak. Dari segala pertimbangan

juga sudah ditunjukkan bahwa etika merupakan keharusan untuk bisnis dalam jangka panjang

dan untuk kelangsungan bisnis itu sendiri.

Page 7: tugas etika bisnis

BAB II

Permasalahan

2.1 Latar Belakang Perushaan

Sarijaya sekuritas adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan efek

(sekuritas). Sesuai dengan UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dimaksud dengan

perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,

perantara pedagang efek atau manajer investasi. PT. Sarijaya Permana Sekuritas merupakan

broker saham, manajer investasi, underwritter dan derivatif dengan salah satu kelebihan

dibandingkan dengan sekuritas lainnya adalah fasilitas e-trading. Perushaaan ini berdiri pada

tanggal 31 Maret 1990 dengan rincian modal dasarnya Rp 150 miliar dan modal disetor Rp

97 miliar. Total nasabah aktif yang ada adalah 8700 orang. Perusahaan ini memiliki 48 kantor

cabang di 20 kota dan mengelola dana sekitar Rp 20 triliun (tahun 2008). Bergerak sebagai

broker dealer, equity brokerage yang memperdagangkan saham dan debt securities &

derivatives yang memperjualbelikan surat utang dan surat berjangka. Klien dari sarijaya

sekuritas sendiri terdiri dari perseorangan pribadi maupun institusi-institusi seperti yayasan

dana pensiun, perusahaan asuransi.

Berikut ini adalah susunan jajaran direksi di PT. Sarijaya Permana Sekuritas :

Herman Ramli

Komisaris Utama sekaligus CEO

Triyono Witjaksana

Komisaris

Gus Asmarajaya

Komisaris

Jusuf Rusli

Direktur Utama

Zulfiah Alamsyah

Direktur

Teguh Jaya SP

Direktur

Page 8: tugas etika bisnis

2.2 Latar Belakang Kasus

Kasus PT SARIJAYA ini dilatar belakangi oleh Penyelewengan dana 8.700

orangnasabahnya sebesar 245 milyar rupiah yang dilakukan oleh komisari utama PT Sarijaya

Permana Sekuritas yang bernama Herman Ramli. Penyalah gunaan dana tersebut

dilakukandengan cara menggunakan 17 rekening fiktif untuk menampung dana nasabah yang

pada mulanya ditujukan untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Akan tetapi dana

yangterkumpul di rekening tersebut dipindahkan ke rekening yang lainnya untuk tujuan yang

tidak ada kaitannya degan jual beli saham. Pada dasarnya sebagai pemegang saham dan

komisaris,Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan

pemindahan danatersebut. Tetapi ternyata Herman Ramli memiliki akses untuk melakukan

tindakan itu.Mengapa Herman Ramli melakukan penyalah gunaan dana nasabah tersebut.

Hal ini diawali dari terlibatnya PT Sarijaya pada repo saham Bumi Resource. Repo

tersebut menggunakan dana nasabahnya. Tetapi pembayaran yang di terimanya dari

Perusahaan Bakri ternyata nyangkut. Keseluruhan nilai repo adalah 35 Milyar, sedangkan

yang telah terbayar hanya sebesar 15 Milyar saja. 20 Milyar lagi tidak jelas kapan akan di

bayarkan pihak Bakrie. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Herman menggunakan cara

’menggoreng’ saham dilantai bursa. Hal yang dilakukannya adalah membeli saham saham

yang kurang aktif menggorengnya , dengan harapan harga saham akan naik tajam, dan

kemudian dia akanmenjualnya, serta mendapat keuntungan dari selisih penjualan saham

tersebut. Namunscenario tersebut tidak berhasil karena terjadinya krisis global di tahun 2008,

yangmenyebabkan semua saham jatuh secara signifikan. Sehingga bukan keuntungan yang

didapat malah dana nasabah yang digunakan tidak kembali. Penyelewengan penggunaan dana

nasabah tersebut akhirnya menyebabkan dilakukannya miss prosedur terhadap pembuatan

Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD).

Kedua tindakan yang dilakukan oleh PT SARIJAYA ini akhirnya membuat Bapepam

melakukan review dan melaporkan baik Komisaris utamanya maupun direksinya ke

BARESKRIM POLRI untuk diperiksa dan ditahan. Selain menyangkut menurunkan tingkat

kepercayaan investor terhadap Pasar Modal diIndonesia, maka kasus ini menggiring

demonstrasi yang dilakukan oleh nasabah PT SARIJAYA yang dilakukan di kantor Bapepam

LK, juga mendatangi Bursa Efek Jakarta.Para nasabah menilai selain dari Bapepam LK,

maka BEI, Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia

Page 9: tugas etika bisnis

(KSEI) dianggap juga bertanggung jawab atasterjadinya praktek kecurangan dan kejahatan di

industri Pasar Modal.

2.3 Kronologi Kasus

Kronologi kasus yang terjadi pada PT. Sarijaya Sekuritas :

2002 – 2008

Herman secara bertahap memerintahkan stafnya, Setya Ananda, untuk mencari

nasabahnomine dan terkumpul 17 nasabah, yang sebagian besar adalah pegawai grup

Sarujaya, untuk kemudian dibuatkan rekening.Rekening tersebut digunakan untuk

melakukan transaksi jual/beli saham di bursa efek.Karena dana dalam 17 rekening

tidak mencukupi, Herman meminta stafnya Lanny Setionountuk menaikkan batas

transaksi atau Trading Available (TA). Kenaikan TA tersebut disetujui oleh para

direksi Sarijaya meskipun mengetahui bahwa danayang ada pada 17 rekening tidak

mencukupi. Dengan demikian, transaksi jual/beli saham dapat dilakukan tanpa

sepengetahuan nasabah.Untuk pembayaran transaksi, Herman mendebet dana 13.074

nasabah yang tersimpan di mainaccount Sarijaya dengan akumulasi Rp 235,6 milyar.

12 Desember 2008

Direksi Sarijaya menyampaikan surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

menyatakanperusahaan kesulitan likuiditas karena pembukaan 17 rekening nasabah

senilai Rp 235 miliar.Pembukaan 17 rekening nasabah tersebut atas nama orang lain

(NOMINEE).

15 Desember 2008

Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK melakukan pemeriksaan ke Sarijaya.

Sedangkan bila BEI memiliki laporan terkait Sarijaya, otoritas bursa itu diminta untuk

menyampaikan ke Bapepam-LK. Komisaris Utama Sarijaya, Herman Ramli,

mengakui menggunakan NOMINEE untuk transaksi yang dilakukan sejak 2002

dengan menggunakan dana nasabah yang disimpan atasnama Sarijaya.Terdapat

indikasi Sarijaya tidak melakukan prosedur yang tepat dalam pelaporan modal

kerjabersih disesuaikan (MKBD).

19 Desember 2008

Herman Rami dianggap tidak memiliki itikad baik dan Bapepam-LK melakukan

upaya pencegahan agar komisaris utama Sarijaya itu dapat diamankan. Hasil

pemetaan permasalahan oleh Bapepam-LK mendapatkan fakta bahwa Herman Ramli

Page 10: tugas etika bisnis

diduga melakukan tindak pidana dan melakukan penyimpangan. Sebagai pemegang

saham dan komisaris, Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan itu.

Tetapi, Herman Ramli ternyata memiliki akses agar dana nasabah bisa dipindahkan.

Bapepam-LK mengontak Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Markas Besar

KepolisianRI untuk mengamankan Herman Ramli. Ketua Bapepam-LK, Fuad

Rahmany bahkan langsung menghubungi Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Polisi

Susno Duadji. Sementara itu, BEI melakukan pemeriksaan MKBD Sarijaya. Otoritas

bursa belum dapatmelakukan suspensi karena dampaknya akan cukup besar.

24 Desember 2008

Herman Ramli diamankan Bareskrim Mabes Polri

28 Desember 2008

Sarijaya melaporkan kepada otoritas bursa dan meminta bantuan karena nasabah

mulaimenarik dana. Kasus Sarijaya sudah didengar nasabah. Manajemen mengaku

memerlukan dana segar. Dalam pernyataan tersebut, Herman Ramli juga bersedia

menjamin saham-saham yang dimilikinya.

5 Januari 2009

Ketua Bapepam-LK mengundang anggota bursa (AB) untuk membahas masalah

Sarijaya,terutama guna mencari jalan keluar.Dalam rapat dibahas beberapa opsi antara

lain, apakah anggota bursa bersedia membantu kebutuhan dana Sarijaya, atau apakah

ada dana talangan. Namun, dalam rapat tersebut tidak diperoleh solusi konkret tentang

sumber dana untuk kebutuhan Sarijaya. Bapepam-LK juga meminta agar anggota

bursa bersiapmenghadapi penarikan dana.

6 Januari 2009

BEI menghentikan sementara (suspend) perdagangan PT. Sarijaya.

9 Januari 2009

Bapepam-LK menggelar konferensi pers untuk menjelaskan masalah yang menimpa

Sarijaya.

13 Januari 2009

Rapat Bapepam-LK dan Self Regulatory Organization (SRO) membahas verifikasi

rekening nasabah. Pada saat bersamaan, dua direksi diamankan Bareskrim MabesPolri

14 Januari 2009

Pukul 10.30 WIB, manajemen Sarijaya mendatangi Bapepam-LK meminta arahan

mengingatdireksi Sarijaya sudah diamankan.

Page 11: tugas etika bisnis

2.4 Penyelesaian Kasus

Untuk dapat menyelesaikan kasus ini, tentu pihak pihak terkait harus segera

melakukantindakan agar kasus tersebut tidak berlarut larut dan berpotensi merugikan lebih

dari 7000 orang nasabah PT SARIJAYA. Tetapi yang harus di garis bawahi adalah

pernyataan Direktur Perdagangan Fix Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan

BEI, Guntur Pasaribu yang mengatakan bahwa BEI, KSEI, dan KPEI tidak dapat memenuhi

tuntutan nasabah terhadap BEI, KSEI dan KPEI untuk ikut menanggulangi pengembalian

dana nasabah, karena sama sekali tidak diatur dalam peraturan dan undang-undang. Menurut

Guntur, penalangan dana nasabah hanya bisa dilakukan jika terjadi gagal bayar transaksi,

bukan akibat tindakankriminal.Pelaporan terhadap diri Herman Ramli sebagai pelaku

penggelapan dana nasabahnyatersebut langsung dilakukan oleh Bapepam LK ke

BARESKRIM POLRI.

Hal ini ditindak lanjuti dengan pemeriksaan dan penahanan Herman Ramli. Kasus

tersebut sudah tercatat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bagian pidana pada tanggal 18

Mei 2009. Dan Herman Ramli terancam hukuman penjara di atas 5 tahun. Tetapi Mabes Polri

dan Bapepam LK mempunyai pendapat yang berbeda untuk kasus ini. Polri menyatakan

kasus Sarijaya masuk dalam ranah hukum Pasar Modal, dan perlu ditindak sesuai dengan UU

Pasar Modal. Sedangkan Bapepam LK menyatakan bahwa kasus ini bukan pelanggaran pasar

modal, melainkan kategori pidana umum, yakni penggelapan danpencucian uang. Selain dari

pengajuan tersangka utama ke meja hijau, dalam hal ini pihak pihak yangberwenang di Pasar

Modal juga mengambil beberapa tindakan untuk dapat menyelesaikanmasalah PT

SARIJAYA ini. Tindakan tindakan tersebut diantaranya adalah :

Otoritas Pasar Modal dan Self Regulatory Organization (SRO) melakukanverifikasi

atas rekening efek nasabah PT SARIJAYA dan menilai aset asset pribadi yang telah

diserahkan komisaris utama termasuk atas status hukumaset aset tersebut.

Bapepam LK memerintahkan BEI untuk menghentikan sementara aktifitas

perdagangan PT SARIJAYA sejak 6 Januari 2009.

Bapepam LK memerintahkan KPEI dan KSEI untuk membekukan seluruhaset PT

SARIJAYA dan nasabahnya, kecuali untuk penyelesaian transaksi yang terjadi

sebelumnya kepada KPEI.

Penahanan Zulfian Alamsyah dan Teguh Jaya, yaitu dua direksi PT. SARIJAYA oleh

Mabes Polri.

Page 12: tugas etika bisnis

Pengupayaan percepatan proses pendistribusian saham nasabah PT. SARIJAYA,

untuk dapat mempermudah memindahkan rekening efek keperusahaan sekuritas

lainnya.

Telah adanya beberapa perusahaan yang berminat membeli PT.SARIJAYA yaitu

Vierjamal, PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Trimegah Sekurities Tbk.

Setelah dilakukannya review oleh BEI maka kursi keanggotaan PT. SARIJAYA dapat

di cabut dan di lelang.

Page 13: tugas etika bisnis

BAB III

Kesimpulan

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk

membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta

mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang

kokoh. Biasanya dimulai dengan perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur

yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan

konsekuen.

Mungkin pada saat ini banyak orang yang belum mengetahui apa itu etika dalam

berbisnis, biasanya banyak orang-orang yang beranggapan bahwa jika kita berbisnis tidak ada

sangkut pautnya dengan etika. Namun pada kenyataanya etika itu sendiri masih diperlukan

dalam setiap perusahaan. Dimana setiap perusahaan mempunyai rencana-rencana yang

terstruktur dan jelas dalam pengelolaanya disamping itu etika ternyata diperlukan sebagai

kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri upaya melakukan

revitalisasi penerapan etika bisnis dalam perusahaan makin berkembang. Hal ini terutama

didesak oleh kepentingan para pemegang saham agar Direksi lebih mendasarkan pengelolaan

perusahaan pada etika bisnis, karena pemegang saham tidak ingin kehancuran yang terjadi

pada perusahaan mereka. Mungkin dengan cara seperti ini perusahaan dapat berkembang

dengan baik dan pesat. Walaupun etika bisnis di dalam perusahaan biasanya sudah mendasar

bagi setiap perusahaan namun tidak ada salahnya jika kita mengkaji kembali tentang etika

bisnis dalam perusahaan ini.

Utamanya kasus PT SARIJAYA ini merupakan kasus kriminal karena tindakan yang

dilakukan oleh direksi PT SARIJAYA adalah menyelewengankan dana nasabah daritujuan

penempatan dana tersebut ke dalam rekening pribadi dan membawa lari uang nasabah

tersebut sebesar 245 Milyar. Tetapi karena uang tersebut ditujukan untuk perdagangan efek di

bursa, maka terkait pulalah masalah ini ke dalam kejahatan pasar modal. Untuk

Penyelewengan dana yang dilakukan oleh komisaris utama PT SARIJAYAyang bernama

Herman Ramli, maka pelaku dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan.Sedangkan untuk

kejahatan Pasar Modal yang dilakukan oleh pelaku maka pasal yang dikenakan adalah BAB

XI UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengatur perihal penipuan, manipulasi

pasar.

Page 14: tugas etika bisnis

Seperti yang terjadi pada kasus PT. Sarijaya Sekuritas, hal ini membuktikan bahwa

kurangnya penanaman nilai-nilai, prinsip-prinsip kejujuran yang menyebabkan tidak

berjalannya etika dalam berbisnis. Perusahaan hanya memikirkan bagaimana mencari

keuntungan setinggi-tingginya dengan cara yang kurang beretika yaitu menggelapkan dana

investor. Hal ini dilakukan oleh komisaris utama mereka yaitu Herman Ramli dengan

memanfaatkan kepercayaan investor kepada perusahaan ini. Hasilnya perusahaan ini sudah

dibekukan oleh Bapepam dan komisaris utamanya ditangkap, namun tetap menyisakan

kerugian yang besar bagi tiap investor.

Hal ini menjadi pelajaran bagi tiap perusahaan agar setiasp menjalankan bisnisnya

harus menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis agar kegiatan perusahaan dapat terus bertahan

dan bertumbuh dalam menghadapi perjalanan bisnisnya jangka panjang. Selain itu

perusahaan juga perlu menerapkan good corporate governance dimana perusahaan

menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjalankan prinsip akuntabilitas dan

transparansi kepada stakeholdernya.

3.1 Lesson Learned

Apa yang kita ambil dari pembelajaran kasus ini?

Peningkatan pengawasan yang lebih efektif harus lebih dini dilakukan oleh Bapepam

yang dalam hal ini sesuai dengan Undang Undang di tunjuk oleh pemerintah untuk

melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yangterjadi di pasar modal. Dalam hal

ini kegiatan pengumpulan dana dan laporan-laporannya harus dilakukan secara detil dan

lebih intensif untuk dapat melakukan early deteksi terhadap penyelewengan yang

dilakukan oleh pihak pihak tertentu di industri pasar modal tersebut.

Walaupun tuntutan yang di kenakan masih berkenaan dengan KUHP tetapi karena

kegiatan yang dilakukan di dalam pasar modal dan menyangkut para pihak yang terkait

di pasar tersebut maka pasal pasal yang berkaitan dengan kejahatan pada UU pasar

modalpun dapat diikut sertakan.

Keterlibatan Komisaris Utama sebuah perusahaan efek terhadap dimilikinya akses

terhadap rekening nasabah dan dilanggarnya otoritas untuk dapat memindahkan uang

nasabah ke rekening lain untuk peruntukan yang bukan perdagangan saham harus segera

di pantau secara ketat oleh badan pengawas,agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Page 15: tugas etika bisnis

Kelalaian dalam hal pengawasan yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan

dana/efek nasabah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan efek akan berdampak pada

ketidakpercayaan investor terhadap Bursa Efek Indonesia dan akan menyebabkan larinya

para investor ke luar negeri.

Perusahaan tidak menanamkan nilai-nilai etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya,

terutama apa yang telah diperbuat oleh komisaris utamanya Herman Ramli yang telah

melanggar nilai-nilai etika dalam berbisnis.

Page 16: tugas etika bisnis

BAB IV

Saran

Bagi PT. Sarijaya Sekuritas perlu adanya perubahan dari internal maupun eksternal. Saran

yang kami berikan untuk kasus yang terjadi pada perusahaan Sarijaya sekuritas adalah :

1. Perlu adanya penerapan good corporate governance pada perusahaan sarijaya

sekuritas ini agar jalannya bisnis dapat berjalan lancar dengan menerapkan prinsip

akuntabilitas dan transparansi kepada stakeholder

2. Perlu adaanya sosialisasi kepada masyarakat yang ingin menanamkan dana nya pada

produk-produk investasi sehingga mencegah timbulnya ketidaktahuan masyarakat

terhadap produk-produk investasi di pasar modal.

3. Bapepam-LK perlu melakukan evaluasi dan pengontrolan terhadap perusahaan-

perusahaan efek yang mengalami masalah, terutama seperti PT. Sarijaya Sekuritas.