Upload
iamamit
View
157
Download
12
Embed Size (px)
DESCRIPTION
etika bisnins
Citation preview
TUGAS ETIKA BISNIS
“PT. SARIJAYA PERMANA SEKURITAS”
Disusun oleh :
Alfonsus AdhyastuAril Asnan
Arie SobandiEdi Premono
Erick Lauren RayHaris Darussman
BAB I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perkembangan dunia pasar modal semakin pesat beberapa tahun terakhir ini, banyak
orang-orang yang mencoba untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya ke dalam
instrumen pasar modal. Hal ini juga terlihat di Indonesia, dimana banyak perusahaan-
perusahaan yang sudah melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada perdagangan
saham. Pengawasan dalam peredagangan pasar modal di lakukan oleh Bapepeam (Badan
Pengawas Pasar Modal) sebagai regulator. Selain itu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai
peranan penting dalam perdagangan efek yang ada di negara ini untuk memberikan informasi
pergerakan saham kepada para investor. Para investor yang ingin berinvestasi dalam
perdagangan efek ini biasanya membuka deposit atau akun trading di perusahaan sekuritas
(efek) yang dipilih, perusahaan sekuritas akan memfasilitasi transaksi perdagangan efek
(saham) antara investor dengan emiten. Hal ini menuntut bagi perusahaan sekuritas untuk
bersifat transparan dan akuntable kepada investor karena sebagian dana investor disalurkan
pada perusahaan sekuritas untuk transaksi efek. Untuk meningkatkan kredibilitas pada
perusahaan sekuritas tentunya mereka harus menanamkan nilai-nilai moral dalam berbisnis
atau etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya..
Pada kenyataannya belum semua perusahaan efek menjalankan etika bisnisnya
dengan baik. Ada beberapa kasus pelanggaran yang terjadi pada perusahaan sekuritas yang
melakukan pelanggaran etika bisnis dengan melakukan penggelapan dana nasabah. Kasus
yang terjadi di sebuah perusahaan sekuritas yaitu sarijaya sekuritas. Sarijaya sekuritas
melakukan penggelapan dana sebesar Rp 245 miliar yang merupakan dana dari 8700
nasabahnya pada tahun 2009. Banyak nasabah yang merasa dirugikan dan uang mereka yang
ada di sekuritas ini tidak kembali. Hal ini mengundang reaksi dari kalangan pasar modal
Indonesia. Bapepam-LK melakukan audit dan pemeriksaan terhadap perusahaan ini dan
sempat melakukan suspen terhadap aktivitas bisnis sarijaya. Dilihat secara garis besar, kasus
ini merupakan pelanggaran etika bisnis yang sering terjadi. Hal ini dapat dihindari apabila
sarijaya melakukan pembenahan terhadap manajamennya baik dalam struktur, fungsi dan
tentunya penanaman nilai-nilai etika dalam menjalankan bisnsnya. Maka dari itu nilai-nilai
etika bisnis sangat dipenting untuk dijalankan tiap perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
2. Pengertian Etika Binsis
2.1 Pengertian Etika
Etika diartikan sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral dalam suatu masyarakat.
Dalam pengertian ini maka etika sama artinya dengan moral atau moralitas, yaitu apa yang
harus dilakukan, pantas dilakukan dan sebagainya. Etika juga dapat berarti pemikiran moral,
sebagai ilmu yang mempelajari tentang apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan. Etika sebagai ilmu adalah studi tentang moralitas, merupakan suatu usaha
mempelajari moralitas. Etika merupakan kegiatan yang mempelajari norma moral seseorang
atau norma moral suatu masyarakat, dan mempertanyakan bagaimana menerapkan norma-
norma tersebut pada kehidupan kita, dan mempertanyakan apakah norma tersebut didasarkan
pada alasan yang jelas dan benar.
Dalam pengertian yang sangat umum, etika adalah usaha yang sistematik untuk
memahami pengalaman moral individu dan masyarakat, sedemikian rupa untuk menentukan
aturan-aturan yang seharusnya mengatur tingkah laku manusia, nilai-nilai yang layak
dikembangkan, dan sifat-sifat yang perlu dikembangkan dalam hidup. Usaha ini sistematik,
dan karena itu dalam hakl ini sama seperti ilmu yang lain merupakan suatu kegiatan khusus
yang tidak dilakukan setiap orang. Studi etika menurut DeGeorge (1999), dapat dibedakan
dalam : etika deskriptif, etika normatif, serta etika meta.
1) Etika deskriptif adalah mempelajari dan menjelaskan moralitas dari orang, budaya,
atau masyarakat. Studi deskriptif mengenali, membandingkan, dan membedakan
berbagai sistem moral, praktek, kepercayaan, prinsip-prinsip, dan nilai-nilai yang
berbeda.
2) Etika normatif mendasarkan pada pemahaman yang diperoleh dari etika deskriptif,
dan berusaha untuk mengembangkan suatu sistem moral yang terpadu. Studi ini
berusaha untuk mengembangkan suatu sistem moral yang terpadu. Studi ini berusaha
untuk mengungkapkan, mengembangkan dan memastikan prinsip-prinsip dasar moral,
atau nilai-nilai dasar moral dari suatu sistem moral dari suatu masyarakat, dan lebih
umum masyarakat manusia secara keseluruhan.
3) Etika meta adalah studi dari etika normatif. Sering disebut sebagai analytical ethics.
Etika meta bersangkutan dengan pengertian dari istilah moral, misalnya apa yang
diartikan oleh baik atau buruk dalam artian moral, dan apa arti tanggung jawab moral
(moral responsibility). Etika meta juga mempelajari logika dari penelahaan moral
(moral reasoning) meliputi penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi kebenaran
dari argumentasi moral.
2.2 Jenis-jenis Etika
Etika dapat diklasifikasikan dalam etika umum dan etika khusus. Etika umum
membahas seluruh kehidupan manusia, mengenai norma dan nilai moralnya. Teori etika
umum mengembangkan dan menganalisa argumentasi-argumentasi moral yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-
norma moral dalam bidang kehidupan yang khusus. Oleh karena itu etika khusus
memberiakan aturan sebagai pegangan, pedoman praktis bagi setiap orang dalam kehidupan
dan kegiatan khusus tertentu.
Selain itu, sebagai ilmu, maka etika khusus mempertanyakan perilaku dalam
kehidupan dan kegiatan khusus tertentu. Etika khusus antara lain : etika perkawinan, etika
ilmu pengetahuan, etika politik, etika lingkungan hidup, etika bisnis, etika kedokteran, etika
pengacara dan sebagainya. Etika khusus menerapkan etika umum untuk :
1) Menyelesaikan masalah khusus (casuistry)
2) Untuk meneliti moralitas dari suatu hal khusus tentang manusia dan kegiatannya.
2.3 Etika Bisnis
Etika bisnis adalah penerapan etika dalam kegiatan bisnis. Seperti etika terapan pada
umumnya, bidang kajian etika bisnis dapat dikategorikan dalam level makro, level mikro,
level individual dan level internasional. Etika bisnis lazimnya mencakup jenis kegiatan
sebagai berikut :
1) Menerapkan prinsip-prinsip etika umum kepada kasus atau praktek khusus dalam
bisnis.
2) Etika meta, mempelajari apakah norma moral yang lazimnya diterapkan untuk
menjelaskan individu dan tindakan-tindakannya dapat diterapkan dalam organisasi
bisnis.
3) Analisa asumsi dari bisnis. Oleh karena bisnis berada dalam sistem ekonomi tertentu,
maka dipertanyakan moralitas sistem ekonomi tersebut secara umum.
4) Mempelajari bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan bisnis, misalnya ekonomi,
manajemen dan sebagainya. Tujuannya untuk menyelsaikan masalah etika yang
memerlukan interaksi dengan bidang-bidang tersebut.
5) Menjelaskan tindakan-tindakan yang secara moral patut dipuji, baik oleh individu
dalam bisnis atau perusahaan.
Etika bisnis dapat membantu pelaku bisnis mendekati masalah moral dalam bisnis
secara lebih sistematis dan dengan menggunakan tehnik yang lebih baik dibandingkan
dengan pendekatan yang lain untuk masalah yang sama. Etika bisnis tidak dapat membuat
orang bermoral secara langsung. Etika bisnis tidak akan merubah praktek-praktek bisnis
kecuali para pelaku bisnis itu sendiri yang ingin merubahnya. Etika bisnis dapat memberikan
argumentasi untuk menunjukan bahwa suatu praktek bisnis tidak bermoral, tetapi hanya
orang yang dalam posisi tertentu yang akan sanggup mengimplementasikan perubahan moral
yang diperlukan. Etika bisnis adalah ilmu yang terpakai hanya bila orang yang
mempelajarinya ingin menerapkannya.
Pada dasarnya etika bisnis mencari hal-hal yang obyektif . Bila ada praktek-praktek
yang tidak immoral, struktur dan tindakan yang tidak bermoral, maka etika bisnis seharusnya
akan mampu menunjukkan bahwa tindakan-tindakan tersebut tidak bermoral. Selain itu, etika
bisnis juga dapat memberikan tehnik untuk menjelaskan struktur dan tindakan yang bermoral
dalam bisnis. Dewasa ini, bisnis menghadapi tuntutan masyarakat yang menginginkan bisnis
yang bermoral dan memenuhi tanggung jawab sosialnya. Hal ini khususnya di negara-negara
berkembang dimana infrastruktur moral (sistem hukum, sistem sosial, pemerintahan dan
sebagainya) yang ada dalam masyarakat tidak cukup untuk meyakinkan kehidupan
masyarakat yang serasi. Studi etika bisnis berguna bagi para pelaku bisnis dalam mengambil
keputusan manajerial dengan mempertimbangkan moralitas.Hal ini berarti bahwa keputusan-
keputusan bisnis yang diambil dapat dipertanggungjawabkan terhadap kepentingan
masyarakat akan bisnis yang bermoral. Selain itu, juga memberikan kemampuan untuk dapat
mempertahankan setiap keputusan bisnis yang diambil terhadap tuntutan moral dan tanggung
jawab sosial masyarakat.
2.4 Relevansi Etika untuk Bisnis
Pada umumnya tidak dapat disangkal bahwa orang-orang berbisnis untuk mencari
keuntungan sebesar-besarnya, untuk memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan. Untuk
memaksimumkan keuntungan tersebut, maka tidak dapat dihindari sikap dan perilaku yang
menghalalkan segala cara yang sering tidak dibenarkan oleh norma moral. Salah satu
argumen mengapa etika penting bagi aktivitas bisnis adalah dengan secara sederhana
menunjukkan bahwa etika seharusnya menjadi pedoman bagi bisnis.
Argumentasi lain adalah bahwa aktivitas bisnis, sama seperti aktivitas manusia
lainnya, tidak dapat terus berlangsung kecuali orang-orang yang melakukannya dan
masyarakat sekitarnya mematuhi standard etika minimum. Pertama, tidak akan ada bisnis
dapat terus berlangsung tanpa etika, maka kegiatan bisnis harus mematuhi etika bagi mereka
yang tersangkut dalam kegiatan itu. Kedua, semua bisnis memerlukan masyarakat yang stabil
sehingga kegiatan bisnis dapat dilakukan dalam masyarakat tersebut. Dalam masyarakat
tanpa etika, maka tidak mungkin bisnis dapat dilakukan. Karena bisnis tidak dapat
berlangsung tanpa etika, maka demi kepentingan bisnis itu sendiri etika harus dikenalkan
pada pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya.
Argumentasi lainnya adalah dengan menunjukkan bahwa pertimbangan etika
konsisten dengan tujuan bisnis, khususnya tujuan memaksimumkan keuntungan. Ada banyak
contoh perusahaan yang menghadapi dilema moral dan berhasil menyelesaikannya secara
bermoral dan tetap meningkatkan keuntungannya, demikian juga contoh perusahaan-
perusahaan yang dikenal memiliki kultur perusahaan yang bermoral ternyata adalah
perusahaan-perusahaan yang berhasil. Memang hal ini tidak dapat membuktikan bahwa etika
berhubungan dengan keuntungan, karena ada banyak faktor yang mempengaruhiprofitabilitas
suatu perusahaan. Selain itu lebih banyak contoh perusahaan-perusahaan yang dikenal tidak
bermoral ternyata juga perusahaan-perusahaan yang berhasil, dan lebih banyak perusahaan-
perusahaan yang menghadapi dilema moral dan menyelesaikannnya tanpa bermoral, tetap
meningkatkan keuntungannya
Selain itu terdapat riset yang menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya
cenderung menghukum atau menyalahkan pelaku bisnis yang tidak bermoral, serta
menghargai atau memuji pelaku bisnis yang bermoral. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
relevansi etika dengan bisnis bergantung pada pelaku bisnis itu sendiri tentang perlunya
hidup dan melakukan kegiatan bisnis secara bermoral atau tidak. Dari segala pertimbangan
juga sudah ditunjukkan bahwa etika merupakan keharusan untuk bisnis dalam jangka panjang
dan untuk kelangsungan bisnis itu sendiri.
BAB II
Permasalahan
2.1 Latar Belakang Perushaan
Sarijaya sekuritas adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan efek
(sekuritas). Sesuai dengan UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang dimaksud dengan
perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,
perantara pedagang efek atau manajer investasi. PT. Sarijaya Permana Sekuritas merupakan
broker saham, manajer investasi, underwritter dan derivatif dengan salah satu kelebihan
dibandingkan dengan sekuritas lainnya adalah fasilitas e-trading. Perushaaan ini berdiri pada
tanggal 31 Maret 1990 dengan rincian modal dasarnya Rp 150 miliar dan modal disetor Rp
97 miliar. Total nasabah aktif yang ada adalah 8700 orang. Perusahaan ini memiliki 48 kantor
cabang di 20 kota dan mengelola dana sekitar Rp 20 triliun (tahun 2008). Bergerak sebagai
broker dealer, equity brokerage yang memperdagangkan saham dan debt securities &
derivatives yang memperjualbelikan surat utang dan surat berjangka. Klien dari sarijaya
sekuritas sendiri terdiri dari perseorangan pribadi maupun institusi-institusi seperti yayasan
dana pensiun, perusahaan asuransi.
Berikut ini adalah susunan jajaran direksi di PT. Sarijaya Permana Sekuritas :
Herman Ramli
Komisaris Utama sekaligus CEO
Triyono Witjaksana
Komisaris
Gus Asmarajaya
Komisaris
Jusuf Rusli
Direktur Utama
Zulfiah Alamsyah
Direktur
Teguh Jaya SP
Direktur
2.2 Latar Belakang Kasus
Kasus PT SARIJAYA ini dilatar belakangi oleh Penyelewengan dana 8.700
orangnasabahnya sebesar 245 milyar rupiah yang dilakukan oleh komisari utama PT Sarijaya
Permana Sekuritas yang bernama Herman Ramli. Penyalah gunaan dana tersebut
dilakukandengan cara menggunakan 17 rekening fiktif untuk menampung dana nasabah yang
pada mulanya ditujukan untuk melakukan perdagangan di pasar saham. Akan tetapi dana
yangterkumpul di rekening tersebut dipindahkan ke rekening yang lainnya untuk tujuan yang
tidak ada kaitannya degan jual beli saham. Pada dasarnya sebagai pemegang saham dan
komisaris,Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan
pemindahan danatersebut. Tetapi ternyata Herman Ramli memiliki akses untuk melakukan
tindakan itu.Mengapa Herman Ramli melakukan penyalah gunaan dana nasabah tersebut.
Hal ini diawali dari terlibatnya PT Sarijaya pada repo saham Bumi Resource. Repo
tersebut menggunakan dana nasabahnya. Tetapi pembayaran yang di terimanya dari
Perusahaan Bakri ternyata nyangkut. Keseluruhan nilai repo adalah 35 Milyar, sedangkan
yang telah terbayar hanya sebesar 15 Milyar saja. 20 Milyar lagi tidak jelas kapan akan di
bayarkan pihak Bakrie. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Herman menggunakan cara
’menggoreng’ saham dilantai bursa. Hal yang dilakukannya adalah membeli saham saham
yang kurang aktif menggorengnya , dengan harapan harga saham akan naik tajam, dan
kemudian dia akanmenjualnya, serta mendapat keuntungan dari selisih penjualan saham
tersebut. Namunscenario tersebut tidak berhasil karena terjadinya krisis global di tahun 2008,
yangmenyebabkan semua saham jatuh secara signifikan. Sehingga bukan keuntungan yang
didapat malah dana nasabah yang digunakan tidak kembali. Penyelewengan penggunaan dana
nasabah tersebut akhirnya menyebabkan dilakukannya miss prosedur terhadap pembuatan
Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD).
Kedua tindakan yang dilakukan oleh PT SARIJAYA ini akhirnya membuat Bapepam
melakukan review dan melaporkan baik Komisaris utamanya maupun direksinya ke
BARESKRIM POLRI untuk diperiksa dan ditahan. Selain menyangkut menurunkan tingkat
kepercayaan investor terhadap Pasar Modal diIndonesia, maka kasus ini menggiring
demonstrasi yang dilakukan oleh nasabah PT SARIJAYA yang dilakukan di kantor Bapepam
LK, juga mendatangi Bursa Efek Jakarta.Para nasabah menilai selain dari Bapepam LK,
maka BEI, Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) dianggap juga bertanggung jawab atasterjadinya praktek kecurangan dan kejahatan di
industri Pasar Modal.
2.3 Kronologi Kasus
Kronologi kasus yang terjadi pada PT. Sarijaya Sekuritas :
2002 – 2008
Herman secara bertahap memerintahkan stafnya, Setya Ananda, untuk mencari
nasabahnomine dan terkumpul 17 nasabah, yang sebagian besar adalah pegawai grup
Sarujaya, untuk kemudian dibuatkan rekening.Rekening tersebut digunakan untuk
melakukan transaksi jual/beli saham di bursa efek.Karena dana dalam 17 rekening
tidak mencukupi, Herman meminta stafnya Lanny Setionountuk menaikkan batas
transaksi atau Trading Available (TA). Kenaikan TA tersebut disetujui oleh para
direksi Sarijaya meskipun mengetahui bahwa danayang ada pada 17 rekening tidak
mencukupi. Dengan demikian, transaksi jual/beli saham dapat dilakukan tanpa
sepengetahuan nasabah.Untuk pembayaran transaksi, Herman mendebet dana 13.074
nasabah yang tersimpan di mainaccount Sarijaya dengan akumulasi Rp 235,6 milyar.
12 Desember 2008
Direksi Sarijaya menyampaikan surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
menyatakanperusahaan kesulitan likuiditas karena pembukaan 17 rekening nasabah
senilai Rp 235 miliar.Pembukaan 17 rekening nasabah tersebut atas nama orang lain
(NOMINEE).
15 Desember 2008
Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK melakukan pemeriksaan ke Sarijaya.
Sedangkan bila BEI memiliki laporan terkait Sarijaya, otoritas bursa itu diminta untuk
menyampaikan ke Bapepam-LK. Komisaris Utama Sarijaya, Herman Ramli,
mengakui menggunakan NOMINEE untuk transaksi yang dilakukan sejak 2002
dengan menggunakan dana nasabah yang disimpan atasnama Sarijaya.Terdapat
indikasi Sarijaya tidak melakukan prosedur yang tepat dalam pelaporan modal
kerjabersih disesuaikan (MKBD).
19 Desember 2008
Herman Rami dianggap tidak memiliki itikad baik dan Bapepam-LK melakukan
upaya pencegahan agar komisaris utama Sarijaya itu dapat diamankan. Hasil
pemetaan permasalahan oleh Bapepam-LK mendapatkan fakta bahwa Herman Ramli
diduga melakukan tindak pidana dan melakukan penyimpangan. Sebagai pemegang
saham dan komisaris, Herman Ramli seharusnya tidak mempunyai kewenangan itu.
Tetapi, Herman Ramli ternyata memiliki akses agar dana nasabah bisa dipindahkan.
Bapepam-LK mengontak Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Markas Besar
KepolisianRI untuk mengamankan Herman Ramli. Ketua Bapepam-LK, Fuad
Rahmany bahkan langsung menghubungi Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Polisi
Susno Duadji. Sementara itu, BEI melakukan pemeriksaan MKBD Sarijaya. Otoritas
bursa belum dapatmelakukan suspensi karena dampaknya akan cukup besar.
24 Desember 2008
Herman Ramli diamankan Bareskrim Mabes Polri
28 Desember 2008
Sarijaya melaporkan kepada otoritas bursa dan meminta bantuan karena nasabah
mulaimenarik dana. Kasus Sarijaya sudah didengar nasabah. Manajemen mengaku
memerlukan dana segar. Dalam pernyataan tersebut, Herman Ramli juga bersedia
menjamin saham-saham yang dimilikinya.
5 Januari 2009
Ketua Bapepam-LK mengundang anggota bursa (AB) untuk membahas masalah
Sarijaya,terutama guna mencari jalan keluar.Dalam rapat dibahas beberapa opsi antara
lain, apakah anggota bursa bersedia membantu kebutuhan dana Sarijaya, atau apakah
ada dana talangan. Namun, dalam rapat tersebut tidak diperoleh solusi konkret tentang
sumber dana untuk kebutuhan Sarijaya. Bapepam-LK juga meminta agar anggota
bursa bersiapmenghadapi penarikan dana.
6 Januari 2009
BEI menghentikan sementara (suspend) perdagangan PT. Sarijaya.
9 Januari 2009
Bapepam-LK menggelar konferensi pers untuk menjelaskan masalah yang menimpa
Sarijaya.
13 Januari 2009
Rapat Bapepam-LK dan Self Regulatory Organization (SRO) membahas verifikasi
rekening nasabah. Pada saat bersamaan, dua direksi diamankan Bareskrim MabesPolri
14 Januari 2009
Pukul 10.30 WIB, manajemen Sarijaya mendatangi Bapepam-LK meminta arahan
mengingatdireksi Sarijaya sudah diamankan.
2.4 Penyelesaian Kasus
Untuk dapat menyelesaikan kasus ini, tentu pihak pihak terkait harus segera
melakukantindakan agar kasus tersebut tidak berlarut larut dan berpotensi merugikan lebih
dari 7000 orang nasabah PT SARIJAYA. Tetapi yang harus di garis bawahi adalah
pernyataan Direktur Perdagangan Fix Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan
BEI, Guntur Pasaribu yang mengatakan bahwa BEI, KSEI, dan KPEI tidak dapat memenuhi
tuntutan nasabah terhadap BEI, KSEI dan KPEI untuk ikut menanggulangi pengembalian
dana nasabah, karena sama sekali tidak diatur dalam peraturan dan undang-undang. Menurut
Guntur, penalangan dana nasabah hanya bisa dilakukan jika terjadi gagal bayar transaksi,
bukan akibat tindakankriminal.Pelaporan terhadap diri Herman Ramli sebagai pelaku
penggelapan dana nasabahnyatersebut langsung dilakukan oleh Bapepam LK ke
BARESKRIM POLRI.
Hal ini ditindak lanjuti dengan pemeriksaan dan penahanan Herman Ramli. Kasus
tersebut sudah tercatat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bagian pidana pada tanggal 18
Mei 2009. Dan Herman Ramli terancam hukuman penjara di atas 5 tahun. Tetapi Mabes Polri
dan Bapepam LK mempunyai pendapat yang berbeda untuk kasus ini. Polri menyatakan
kasus Sarijaya masuk dalam ranah hukum Pasar Modal, dan perlu ditindak sesuai dengan UU
Pasar Modal. Sedangkan Bapepam LK menyatakan bahwa kasus ini bukan pelanggaran pasar
modal, melainkan kategori pidana umum, yakni penggelapan danpencucian uang. Selain dari
pengajuan tersangka utama ke meja hijau, dalam hal ini pihak pihak yangberwenang di Pasar
Modal juga mengambil beberapa tindakan untuk dapat menyelesaikanmasalah PT
SARIJAYA ini. Tindakan tindakan tersebut diantaranya adalah :
Otoritas Pasar Modal dan Self Regulatory Organization (SRO) melakukanverifikasi
atas rekening efek nasabah PT SARIJAYA dan menilai aset asset pribadi yang telah
diserahkan komisaris utama termasuk atas status hukumaset aset tersebut.
Bapepam LK memerintahkan BEI untuk menghentikan sementara aktifitas
perdagangan PT SARIJAYA sejak 6 Januari 2009.
Bapepam LK memerintahkan KPEI dan KSEI untuk membekukan seluruhaset PT
SARIJAYA dan nasabahnya, kecuali untuk penyelesaian transaksi yang terjadi
sebelumnya kepada KPEI.
Penahanan Zulfian Alamsyah dan Teguh Jaya, yaitu dua direksi PT. SARIJAYA oleh
Mabes Polri.
Pengupayaan percepatan proses pendistribusian saham nasabah PT. SARIJAYA,
untuk dapat mempermudah memindahkan rekening efek keperusahaan sekuritas
lainnya.
Telah adanya beberapa perusahaan yang berminat membeli PT.SARIJAYA yaitu
Vierjamal, PT Panin Sekuritas Tbk dan PT Trimegah Sekurities Tbk.
Setelah dilakukannya review oleh BEI maka kursi keanggotaan PT. SARIJAYA dapat
di cabut dan di lelang.
BAB III
Kesimpulan
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang
kokoh. Biasanya dimulai dengan perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur
yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen.
Mungkin pada saat ini banyak orang yang belum mengetahui apa itu etika dalam
berbisnis, biasanya banyak orang-orang yang beranggapan bahwa jika kita berbisnis tidak ada
sangkut pautnya dengan etika. Namun pada kenyataanya etika itu sendiri masih diperlukan
dalam setiap perusahaan. Dimana setiap perusahaan mempunyai rencana-rencana yang
terstruktur dan jelas dalam pengelolaanya disamping itu etika ternyata diperlukan sebagai
kontrol akan kebijakan, demi kepentingan perusahaan itu sendiri upaya melakukan
revitalisasi penerapan etika bisnis dalam perusahaan makin berkembang. Hal ini terutama
didesak oleh kepentingan para pemegang saham agar Direksi lebih mendasarkan pengelolaan
perusahaan pada etika bisnis, karena pemegang saham tidak ingin kehancuran yang terjadi
pada perusahaan mereka. Mungkin dengan cara seperti ini perusahaan dapat berkembang
dengan baik dan pesat. Walaupun etika bisnis di dalam perusahaan biasanya sudah mendasar
bagi setiap perusahaan namun tidak ada salahnya jika kita mengkaji kembali tentang etika
bisnis dalam perusahaan ini.
Utamanya kasus PT SARIJAYA ini merupakan kasus kriminal karena tindakan yang
dilakukan oleh direksi PT SARIJAYA adalah menyelewengankan dana nasabah daritujuan
penempatan dana tersebut ke dalam rekening pribadi dan membawa lari uang nasabah
tersebut sebesar 245 Milyar. Tetapi karena uang tersebut ditujukan untuk perdagangan efek di
bursa, maka terkait pulalah masalah ini ke dalam kejahatan pasar modal. Untuk
Penyelewengan dana yang dilakukan oleh komisaris utama PT SARIJAYAyang bernama
Herman Ramli, maka pelaku dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan.Sedangkan untuk
kejahatan Pasar Modal yang dilakukan oleh pelaku maka pasal yang dikenakan adalah BAB
XI UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengatur perihal penipuan, manipulasi
pasar.
Seperti yang terjadi pada kasus PT. Sarijaya Sekuritas, hal ini membuktikan bahwa
kurangnya penanaman nilai-nilai, prinsip-prinsip kejujuran yang menyebabkan tidak
berjalannya etika dalam berbisnis. Perusahaan hanya memikirkan bagaimana mencari
keuntungan setinggi-tingginya dengan cara yang kurang beretika yaitu menggelapkan dana
investor. Hal ini dilakukan oleh komisaris utama mereka yaitu Herman Ramli dengan
memanfaatkan kepercayaan investor kepada perusahaan ini. Hasilnya perusahaan ini sudah
dibekukan oleh Bapepam dan komisaris utamanya ditangkap, namun tetap menyisakan
kerugian yang besar bagi tiap investor.
Hal ini menjadi pelajaran bagi tiap perusahaan agar setiasp menjalankan bisnisnya
harus menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis agar kegiatan perusahaan dapat terus bertahan
dan bertumbuh dalam menghadapi perjalanan bisnisnya jangka panjang. Selain itu
perusahaan juga perlu menerapkan good corporate governance dimana perusahaan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjalankan prinsip akuntabilitas dan
transparansi kepada stakeholdernya.
3.1 Lesson Learned
Apa yang kita ambil dari pembelajaran kasus ini?
Peningkatan pengawasan yang lebih efektif harus lebih dini dilakukan oleh Bapepam
yang dalam hal ini sesuai dengan Undang Undang di tunjuk oleh pemerintah untuk
melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yangterjadi di pasar modal. Dalam hal
ini kegiatan pengumpulan dana dan laporan-laporannya harus dilakukan secara detil dan
lebih intensif untuk dapat melakukan early deteksi terhadap penyelewengan yang
dilakukan oleh pihak pihak tertentu di industri pasar modal tersebut.
Walaupun tuntutan yang di kenakan masih berkenaan dengan KUHP tetapi karena
kegiatan yang dilakukan di dalam pasar modal dan menyangkut para pihak yang terkait
di pasar tersebut maka pasal pasal yang berkaitan dengan kejahatan pada UU pasar
modalpun dapat diikut sertakan.
Keterlibatan Komisaris Utama sebuah perusahaan efek terhadap dimilikinya akses
terhadap rekening nasabah dan dilanggarnya otoritas untuk dapat memindahkan uang
nasabah ke rekening lain untuk peruntukan yang bukan perdagangan saham harus segera
di pantau secara ketat oleh badan pengawas,agar tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Kelalaian dalam hal pengawasan yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan
dana/efek nasabah yang dilakukan oleh sebuah perusahaan efek akan berdampak pada
ketidakpercayaan investor terhadap Bursa Efek Indonesia dan akan menyebabkan larinya
para investor ke luar negeri.
Perusahaan tidak menanamkan nilai-nilai etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya,
terutama apa yang telah diperbuat oleh komisaris utamanya Herman Ramli yang telah
melanggar nilai-nilai etika dalam berbisnis.
BAB IV
Saran
Bagi PT. Sarijaya Sekuritas perlu adanya perubahan dari internal maupun eksternal. Saran
yang kami berikan untuk kasus yang terjadi pada perusahaan Sarijaya sekuritas adalah :
1. Perlu adanya penerapan good corporate governance pada perusahaan sarijaya
sekuritas ini agar jalannya bisnis dapat berjalan lancar dengan menerapkan prinsip
akuntabilitas dan transparansi kepada stakeholder
2. Perlu adaanya sosialisasi kepada masyarakat yang ingin menanamkan dana nya pada
produk-produk investasi sehingga mencegah timbulnya ketidaktahuan masyarakat
terhadap produk-produk investasi di pasar modal.
3. Bapepam-LK perlu melakukan evaluasi dan pengontrolan terhadap perusahaan-
perusahaan efek yang mengalami masalah, terutama seperti PT. Sarijaya Sekuritas.