Upload
henkykurniawan
View
279
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas Biologi
Citation preview
RANGKUMAN BIOLOGI
TENTANG EVOLUSI
NAMA : ANDRI SAFRIZAL
KELAS : XII IPA 2
No ABSEN : 03
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN
SMA N 1 KALIANDA
Jl Zainal Abidin Pagaralam No 149 Kalianda, Lampung Selatan
A. Teori Asal Usul Kehidupan
1. Teori Asal Usul Kehidupan
a. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis disebut juga teori
generatio spontanea yang menerangkan
bahwa makhluk hidup tercipta dari benda
tak hidup yang berlangsung secara spontan.
Teori abiogenesis dipelopori oleh
Aristoteles (384-322 SM). Menurut
percobaan Aristoteles, tanah yang direndam
air akan muncul cacing. Teori ini dikuatkan
oleh ilmuwan Belanda bernama Antony
van Leuwnhoek pada tahun 1677. Ia mengamati adanya makhluk renik pada air
rendaman jerami.
Pendukung teori abiogenesis yang lain adalah John Needham yang
merupakan seorang ilmuwan dari Inggris. Needham melakukan percobaan dengan
menyimpan air rebusan daging atau kaldu dalam botol yang ditutup gabus. Setelah
beberapa hari, terdapat mikroorganisme didalam air kaldu tersebut.
b. Teori Biogenesis
Teori abiogenesis disanggah oleh teori biogenesis sejak abad ke-19. Teori
biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori
biogenesis dikemukakan oleh Francesco Redi, Louis Pasteur dan Lazzaro
Spallanzani.
1) Fransesco Redi
Untuk menyanggah teori
Abiogenesis, Redy melakukan
percobaan dengan sepotong daging
yang diletakkan dalam dua buah
labu. Pertama-tama disediakan dua
buah wadah (stoples), sementara itu
daging disterilkan dengn cara merebusnya dalam air mendidih. Potong-potongan
daging tersebut kemudian dimasukkan kedalam stoples pertama dan stoples kedua,
selanjutnya stoples dibiarkan terbuka sedangkan stoples lainnya ditutup rapat.
Setelah beberapa hari ternyata stoples pertama timbul beberapa belatung
sedangkan stoplas kedua tidak. Redy berkesimpulan bahwa belatung yang timbul
berasal dari telur-telur lalat yang hinggap
2) Lazzaro Spallanzani
Lazzaro Spallazani melakukan percobaan dengan menggunakan air kaldu.
Mula-mula ia mempersiapkan 2 buah labu yang diisi air kaldu. Kemudian labu-
labu berisi air kaldu tersebut diperlakukan sebagai berikut:
Labu
kedua
dipanaskan sampai
mendidih
kemudian
dibiarkan
terbuka
Labu ketiga dipanaskan hingga mendidih kemudian ditutup rapat.
Setelah beberapa hari ternyata timbul kehidupan pada tabung pertama dan
tabung kedua, sedangkan pada tabung ketiga yang tertutup rapat dan dipanaskan
tidak terjadi kehidupan. Ia menjelaskan bahwa dalam air kaldu sudah terdapat
mikroorganisme yang berasal dari udara. Pada saat pemanasan semua organisme
mati, tetapi bila terbuka maka akan tercemar mikroorganisme lagi dari udara,
sebaliknya jika ditutup akan terbebas dari mikroorganisme
3) Louis Pasteur
Para penganut abiogenesis keberatan dengan hasil eksperimen Redy dan
Spallazani. Mereka berpendapat bahwa timbulnya kehidupan secara spontan dari
benda tidak hidup diperlukan gaya hidup. Pada percobaan Spallazani gaya hidup
tidak ada karena labu tertutup rapat, dengan demikian Pasteur berusaha
memperbaiki percobaan Spallazani dengan menggunakan labu berbentuk leher
angsa.
Adapun langkah percobaan Pasteur, pertama labu percobaan diisi dengan air kaldu,
kemudian dipanaskan sampai mendidih. Setelah itu labu ditutup dengan tutup pipa
berbentuk huruf S atau berleher angsa
Setelah beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat dalam labu tidak
berubah dan tidak timbul kehidupan. Pasteur berkeimpulan bahwa kehidupan
berasal dari kehidupan lain, yang kemudian terkenal dengan slogan “omne vivum
ex vivo”
Berdasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham
Abiogenesis/Generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut melahirkan sebuah teori baru
yang disebut teori biogenesis. Teori biogenesis beirisi tiga pernyataan sebagai
berikut:
1. Omne vivum ex ovo berarti setiap makhluk hidup berasal dari telur.
2. Omne ovum ex vivo yang berarti setiap telur berasal dari makhluk hidup.
3. Omne vivum ex vivo yang berarti setiap makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup.
c. Teori Cosmozoic (Kosmozoan)
Teori Cosmozoic atau Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk
hidup bumi berasal dari spora kehidupan yang berasal dari luar angkasa. Spora
kehidupan tidak dapat bertahan di planet luar angkasa yang sangat dingin, kering,
dan adanya radiasi yang mematikan. Akhirnya spora kehidupan itu pindah kebumi.
Teori ini disanggah oleh para ilmuwan yang menyatakan bahwa spora kehidupan
tersebut saat mencapai bumi tidak dapat bertahan hidup akibat pergesekan di
angkasa atau pergesekan di lapisan ozon bumi.
d. Teori Penciptaan (Special Creation)
Teori ini diperoleh tidak berdasarkan eksperimen. Teori ini beranggapan
bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Dalam teori ini
tidak disinggung mengenai asal usul materi kehidupan.
e. Teori Evolusi Kimia
Teori ini diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet-planet lain.
Teori tersebut diantaranya teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar (big
bang). Teori nebula menyatakan bahwa bermiliar tahun yang lalu bintang-bintang
diangkasa dalam keadaan tidak stabil sehingga meledak. Debu dan gas hasil
ledakannya kemudian membentuk kabut asal (nebula). Kabut asal ini kemudian
memadat lalu meledak dengan dentuman besar (big bang). Hasil dari ledakan besar
tersebut berupa bintang dan planet baru termasuk bumi.
Tahap-tahap evolusi kimia sebagai berikut:
1. Terbentuknya senyawa kimia organic sederhana dari zat-zat anorganik dengan
bantuan energy alam, seperti H 2 O + H 2 + NH 3 + CH 4 urea, formaldehid
dan asetat.
2. Terbentuknya senyawa kimia yang lebih kompleks seperti berikut
Urea, formaldehid, asetat dan sebagainya asam amino, glukosa, nukleutida
dan asam lemak.
3. Terbentuknya senyawa kompleks melalui polimerasi senyawa monomer
organic
a) Asam amino polimer protein
b) Glukosa polimer amilum, selulosa
c) Asam lemak + gliserol lemak
d) Nukleutida RNA
4. Molekul-molukel sederhana dan molekul polimer bergabung membentuk
agregat seluler. Beberapa molekul memiliki fungsi secara structural. Selain itu,
beberapa molekul menjadi substrat reaksi yang dapat menghasilkan energy
bagi reaksi-reaski sintesis.
5. Beberapa nukleutida mengalami polimerasi menjadi RNA yang bertindak
sebagai enzim untuk sintesis dan mengarahkan jalannya reajsi dalam
kompartemen (koaservat atau protoboin).
6. RNA bertindak sebagai molekul pembawa informasi genetis.
7. Reaksi-reaksi kimia agregat terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) yang akan
menjadi cikal bakal seluler.
Pada tahun 1953, hipotesis Oparin dibuktikan oleh Stanley Miller dan
Harold Urey dengan melakukan percobaan di laboratorium. Dalam percobaan
Miller dan Urey, gas-gas anorganik purba seperti molekul air, metana, ammonia,
hydrogen dan sianida diletakkan dalam tabung steril. Selanjutnya, tabung steril
tersebut diberi loncatan listrik sebagai pengganti energy alam (halilintar dan sinar
kosmis). Akhirnya, terbentuk senyawa organic sederhana.
Berdasarkan hasil percobaannya, Miller dan Urey berhasil membuktikan
bahwa asam amino (precursor protein) terbentuk dari metana (CH 4), ammonia (
NH 3), hydrogen (H 2) dan air (H 2O) yang merupakan senyawa anorganik purba.
Senyawa yang analog dengan senyawa atmosfer bumi purba digunakan untuk
membuat 20 asam amino, asam lemak, beberapa jenis gula monomer, purin,
pirimidin, bahkan ATP. Senyawa penyusun polimer ini telah terkumpul sejak
zaman sebelum ada kehidupan. Inilah tahap alam terjadinya evolusi kimia diatas
planet bumi.
Miller dan Urey memang telah membuktikan dengan eksperimen bahwa
interaksi antara metana, ammonia, air dan hydrogen dapat membentuk asam amino
yang merupakan substansi dasar sel hidup. Akan tetapi, Miller dan Urey tetap
belum bias menjelaskan proses munculnya sel hidup yang pertama.
f. Teori Evolusi Biologi
Teori Evolusi Biologi menyatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah
hasil evolusi anorganik ( evolusi kimia ) yang akhirnya berkembang menjadi
struktur kehidupan (sel). Teori ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox dengan
melakukan eksperimen mencampur berbagai asam amino dan berbagai monomer
kemudian memanaskannya sehingga terbentuk makromolekul, melalui proses
polimerasi Fox menyebut hasil polimerasi ini dengan protenoid yang menyusun
tetesan kecil yang disebut mikrosfer.
Koaservat merupakan tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada suspense
makromolekul (polimer), misalnya polipeptida, asam nukleat, dan polisakarida
yang dikocok. Setiap koaservat merupakan agregat makromolekul yang sangat
hidrofobik (tidak suka air), dikelilingi dan distabilkan oleh molekul air. Jika pada
koaservat ditambahkan enzim, enzim tersebut akan diserap. Kemudian koaservat
dapat menyerap substrat dari sekelilingnya dan membebaskan produk dari hasil
katalisis oleh enzim.
Mikrosfir merupakan protobion yang terbentuk dengan sendirinya menjadi
tetes-tetes kecil saat didinginkan. Mikrosfir tersusun dari beberapa proteinoid.
Mikrosfir dikelilingi membrane dua lapis dan akan mengalami pembengkakan atau
penciutan osmotik saat ditempatkan dalam larutan garam dengan konsentrasi yang
berbeda.
Liposom merupakan protobion yang langsung terbentuk dengan sendirinya
menjadi tetes-tetes kecil apabila komposisi organiknya mengandung lipid tertentu.
Lipid tersebut terorganisasi menjadi dua lapisan molekul pada permukaan tetes
tersebut, seperti halnya dua lapis membran lipid pada membran plasma sel.
g. Pendapat Saya
Menurut saya, dari pembahasan teori diatas yang menurut saya benar dan
mendekati kenyataan yaitu Teori Penciptaan, karena makhluk hidup memang
benar-benar diciptakan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Asal Usul Sel Prokariotik
Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba (protosel). Protosel
merupakan cikal bakal semua jenis sel yang ada sekarang. Protosel berkembang menjadi
kelompok sel prokariotik purba. Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur
yang paling sederhana. Organism yang memiliki sel prokariotik missal Archaebacteria dan
Eubacteria.
Berikut table cirri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria:
Archaebacteria Eubacteria
Bersifat anaerob Ada yang bersifat aerob dan ada yang bersifat
anaerob.
Memiliki dinding sel yang tersusun dari
berbagai jenis proton
Memiliki dinding sel yang tersusun dari
peptidoglikan
Memiliki pigmen fotosintetik berupa
bakteriorodopsin
Memiliki pigmen fotosintetik berupa
bakterioklorofil
Mampu menghasilkan ATP sendiri Mampu menghasilkan ATP secara efisien
Berdasarkan cirri-ciri ditable diatas menunjukkan bahwa sel prokariotik merupakan
struktur sel yang paling sederhana. Organisme prokariot muncul tidak secara spontan.
Diduga, kondisi atmosfer purba memungkinkan munculnya organism prokariot. Pada
zaman purba, kondisi atmosfernya berbeda dengan kondisi atmosfer sekarang. Kondisi
atmosfer pada zaman purba, antara lain oksigen sangat minima, banyak petir, aktivitas
gunung berapi, hantaman-hantaman meteor, serta radiasi UV sangat tinggi.
3. Munculnya Organisme Eukariotik
Sel eukariotik muncul setelah sel prokariotik. Dahulu, diyakini sel eukariotik
berevolusi dari sel-sel prokariotik melalui suatu proses perlahan-lahan. Organel pada sel
prokariotik berkembang secara perlahan-lahan menjadi kompleks. Konsep ini berubah
setelah penemuan Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan teori
yang sebelumnya diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama
mitokondria dan kloroplas berasal dari prokariotik yang berukuran kecil. Sel prokariotik
tersebut menempati sitoplasma sel inang yang berukuran lebih besar sehingga terbentuk
sel eukariotik. Hipotesis ini disebut sebagai teori endosimbiotik.
Teori endosimbiotik menyatakan beberapa konsep tentang asal usul sel eukariotik seperti
berikut:
a. Organisme prokariotik yang lebih besar, bersifat anaerob dan heterotrof, menelan
organisme prokariotik yang lebih kecil dan bersifat aerob dan sel yang lebih kecil
akan tinggal didalam tubuh sel inangnya. Hal ini karna sitoplasma prokariotik yang
lebih besar tidak dapat mencerna sel prokariotik yang lebih kecil, akibatnya, sel
prokariotik yang lebih kecil membentuk endosimbion di dalam tubuh sel inangnya.
Akhirnya, endosimbion berevolusi menjadi organel mitokondria yang kita kenal
sekarang.
b. Bergabungnya endosimbion lain terutama Cyanobacteria mengakibatkan organisme
eukariotik heterotrof yang ada pada masa awal berubah menjadi organisme autrotof
fotosintetik seperti sekarang ini. Contoh organisme tersebut yaitu Algae dan
tumbuhan hijau. Penggabungan kloroplas merupakan tahap terakhir dalam proses
endosimbiotik.
B. Teori Evolusi dan Petunjuk Adanya Evolusi
1. Teori Evolusi
Istilah evolusi mengarah pada proses perubahan pada makhluk hidup yang
berlangsung sedikit demi sedikit dan memerlukan waktu yang lama. Adanya pengaruh
kondisi yang berbeda beda mengakibatkan setiap spesies dapat mengalami mutasi, migrasi
gen, rekombinasi genetik, seleksi alam, atau isolasi reproduksi sehingga terbentuk spesies
baru.
Berikut pendapat para ahli mengenai evolusi :
a. J. B de Lamarck (1744-1829)
J.B. de Lamarck menyatakan bahwa makhluk hidup akan menyesuaikan diri
baik secara fisiologis maupun morfologis. Organ tubuh makhluk hidup yang sering
digunakan akan berkembang. Sementara itu, organ tubuh makhluk hidup yang tidak
digunakan akan mereduksi atau bahkan menghilang. Peristiwa ini diberi istilah use
and disuse. Sifat yang diperoleh dalam proses use and disuse akan diturunkan
kepada keturunannya. Contohnya, pada awalnya jerapah berleher pendek, jerapah
selalu berusaha mencapai daun yang tinggi sehingga lehernya memanjang.
Akibatnya, keturunan jerapah akan berleher lebih panjang.
b. Thomas Robert Malthus (1766-1835)
Malthus menyatakan bahwa pertambahan populasi manusia lebih cepat
daripada pertambahan jumlah makanan. Pertambahan populasi manusia mengikuti
deret ukur dan pertambahan jumlah makanan mengikuti deret hitung. Pernyataan itu
tercantum dalam bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population
pada tahun 1898.
c. August Weismann (1834-1914)
Menurut Weismann, evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap
factor genetika suatu organism. Variasi yang diwariskan induk kepada keturunannya
diatur oleh factor genetic, bukan factor lingkungan. Dalam percobaanya, Weismaan
memotong ekor tikus hingga tikus generasi kedua puluh. Hasilnya, semua tikus ke
generai kedua puluh satu tetap mempunyai ekor seperti generasi-generasi sebelumya.
d. Charles Darwin (1809-1882)
Teorinya menyatakan bahwa evolusi disebabkan oleh proses seleksi alam.
Teori ini disusun berdasarkan fakta yang ia kumpulkan selama perjalanannya
mengelilingi dunia dengan kapal Beagle. Fakta yang ia temukan untuk mendasari
teorinya ditemukan pada saat ia menjelajah Kepulauan Galapagos serta beberapa
tempat di Amerika Selatan. Darwin mengamati keanekaragaman burung finch (satu
genus dengan burung pipit) dan keanekaragaman (cangkang) kura-kura Galapagos.
Menurut Darwin, burung finch di Kepulauan Galapagos berasal dari satu
spesies burung finch di Amerika Serikat. Burung finch tersebut pemakan biji. Burung
itu kemudian berimigrasi karena kekurangan makanan. Akibat adaptasi terhadap
variasi jenis makanannya, akhirnya burung finch mempunyai bentuk paruh yang
bervariasi.
Kura-kura yang hidup di Kepulauan Galapagos juga mempunyai cirri
khusus. Kura-kura Galapagos berukuran besar dengan tipe cangkang seperti kubah.
Kura-kura Galapagos hidup di habitat basah. Kura-kura yang hidup di habitat kering
bertubuh kecil dan cangkangnya berbentuk pelana.
2. Petunjuk Adanya Evolusi
Evolusi merupakan proses satu arah dalam waktu yang tidak dapat terbalikan
(irreversible) untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan keanekaragaman dan tingkat
organisasi yang lebih tinggi. Proses evolusi hanya bisa didukung melalui bukti-bukti
langsung.
a. Adanya Variasi Makhluk Hidup yang Berasal dari Satu Keturunan
Makhluk hidup didunia beraneka ragam. Dua makhluk hidup yang
berkerabat dekat mempunyai banyak persamaan. Demikian pula sebliknya,
kekerabatan dua makhluk hidup jauh jika persamaannya dikit. Hubungan kekerabatan
tersebut dinyatakan dengan hubungan filogenetis. Filogenetis adalah sejarah asal usul
suatu spesies atau kelompok organism suatu kerabat.
b. Adanya Fosil di Berbagai Lapisan Bumi
Fosil digunakan sebagai petunjuk
evolusi karena merupakan sisa sisa
makhluk hidup yang pernah hidup pada
masa lampau dan telah membatu. Lapisan
lapisan bumi menunjukkan tingkat usia
bumi sehingga dapat dijadikan petunjuk
adanya hewan atau tumbuhan pada masa-
masa tertentu.
c. Hormologi dan Analogi Alat-Alat Tubuh pada Makhluk Hidup
Homologi adalah organ-organ
yang mempunyai bentuk sama dan
kemudian berubah strukturnya sehingga
fungsinya juga berubah. Homologi
digunakan sebagai petunjuk evolusi
dengan membandingkan asal-usul
organ-organ makhluk hidup tersebut.
Fungsi tungkai depan beberapa makhluk hidup sebagai berikut:
1. Manusia : untuk memegang
2. Burung : untuk terbang
3. Kelelawar : untuk terbang
4. Ikan : untuk berenang
5. Paus : untuk berenang
d. Embriologi Perbandingan
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio.
Perkembangan embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase perkembangannya.
Haeckel (1834–1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi yang menyatakan bahwa suatu
organisme atau individu dalam
perkembangannya (ontogeni)
cenderung untuk merekapitulasi
tahap-tahap perkembangan yang
telah dilalui nenek moyangnya
(filogeni). Filogeni adalah sejarah
perkembangan organisme dari
filum paling sederhana hingga
paling sempurna. Ontogeni adalah
sejarah perkembangan organisme
dari zigot sampai dewasa. Ontogeni organisme merupakan ulangan dari sejarah
perkembangan evolusi atau dengan kata lain ontogeni merupakan ulangan singkat dari
filogeni. Dalam embriologi perbandingan terdapat hubungan kekerabatan pada Vertebrata
yang ditunjukkan adanya persamaan bentuk perkembangan yang dialami dari zigot
sampai embrio. Makin banyak persamaan yang dimiliki embrio-embrio menunjukkan
makin dekatnya hubungan kekerabatan.
e. Petunjuk Alat Tubuh yang Tersisa
Seorang ahli anatomi dari Jerman bernama R. Weidersheim menyatakan ada
100 buah alat tubuh yang tersisa pada manusia, antara lain :
Umbai cacing
Selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
Otot penggerak telinga
Tulang ekor
Gigi taring yang runcing
Rambut pada dada
Buah dada pada laki laki
f. Petunjuk-Petunjuk secara Biokimia
Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara
biokimia. Apabila kandungan zat dalam dua tubuh makhluk hidup banyak yang
sama, maka keduanya berkerabat dekat. Salah satu percobaan untuk mengetahui
hubungan kekerabatan yaitu uji presipitin. Dalam uji presipitin dihasilkan presipitin /
endapan akibat reaksi antara antigen dan antiobodi dalam tubuh makhluk hidup.
Banyak sedikitnya endapan digunakan untuk menentukan hubungan kekerabatan
antara dua organism.
C. Mekanisme Evolusi
Evolusi terjadi dalam satu populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi pewarisan sifat dari
induk ke keturunannya melalui ribuan generasi dalam populasi. Evolusi juga didukung adanya
faktor faktor sebagai berikut:
1. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk
hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan
hidup. Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup akan tetap hidup sedangkan
makhluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati.
Selama kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus
berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut dapat
berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk hidup yang
ada di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat hubungannya dengan kelangsungan hidup
makhluk hidup seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana
alam lain.
Keadaan tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap
mahluk hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan
dapat bertahan hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan
mengalami kepunahan.
Seleksi alam erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian), rantai
makanan, jaring-jaring makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adaptasi.
Proses perubahan karena seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan, sedikit demi
sedikit, dan dalam jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan, ribuan bahkan jutaan
tahun).
Contoh seleksi alam:
1. Kepunahan Dinosaurus akibat adanya seleksi alam.2. Jari kaki kuda semula lima buah untuk menyesuikan diri dengan tanah yang
lunak sekarang berjari satu.3. Adanya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap lebih banyak dibandingkan
Yang bersayap cerah di daerah industri.4. Adanya variasi paruh burung finch di kepulauan Galapagos
2. Mutasi Gen
Mutasi dapat mengubah posisi nukleotida penyusun DNA. Menurut Teori Evolusi,
mutasi gen dapat mengakibatkan terjadinya evolusi. Mutasi yang terjadi pada sel sel
kelamin makhluk hidup akan diwariskan kepada keturunannya. Jika mutasi ini terjadi terus
menerus keturunanya akan memiliki susunan gen/DNA yang akan sangat berbeda dengan
nenek moyangnya. Kemunculan spesies yang lebih baik bergantung dengan angka laju
mutasi. Terjadinya mutasi dipengaruhi oleh faktor luar dan faktor dalam.
Faktor luar
Jarang terjadi, sebab tidak setiap rekombinasi gen mengakibatkan mutasi
Sebagian besar mutasinya tidak menguntungkan
Walaupun begitu mutasi tetap salah satu mekanisme evolusi yang sangat penting
dalam proses pembentukan spesies baru dengan sifat sifat yang lebih baik. Jadi, jika mutasi
kita tinjau selama periode evolusi dari suatu proses, tetap akan mendapatkan angka mutasi
yang besar.
Hal ini terjadi karena alasan berikut:
Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen
Setiap individu mampu menghasilkan beribu ribu bahkan berjuta juta gamet dalam
satu generasi
Jumlah generasi yang dihasilkan oleh suatu spesies berjumlah sangat banyak
3. Frekuensi Gen dalam Populasi
Frekuensi gen adalah frekuensi kehadiran suatu gen pada suatu populasi dalam
hubungannya dengan frekuensi semua alelnya. Frekuensi gen di dalam populasi bersifta
tetap. gene pool adalah jumlah total alel di dalam semua individu yang menyusun populasi
secara teori gene pool dalam populasi tidak berubah dari generasi ke generasi. Kondisi ini
sesuai dengan hukum perbandingan Hardy-Weinberg. G.H. Hardy seorang matematika asal
Inggris dan G. Weinberg merupakan ahli fisika dari jerman.
Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut:
( p+q )2=p2+q2 2 pq=1
Sebagai contoh alel gen A dan a, maka
p2=¿ frekuensi individu homozigot AA
q2=¿frekuensi individu homozigot aa
2pq = frekuensi individu heterozigot Aa
Hukum Hardy-Weinberg hanya berlaku jika memenuhi persyaratan berikut:
Ukuran populasi cukup besar. Pada populas dengan frekuensi alel A dan a masing
masing 50%
Populasi tersebut terisolasi, artinya tidak terjadi aliran gen atau perpindahan
tempat, baik imigrasi maupun emigrasi
Tidak terjadi mutasi atau jika terjadi mutasi harus setimbang, misal jumlah mutasi
A ke a setimbang dengan a ke A
Perkawinan terjadi secara acak, artinya pemilihan alel tidak dilakukan secara
sengaja
Tidak ada seleksi alam
4. Spesiasi
Spesiasi adalah proses pembentukan spesies makhluk hidup. Proses spesialisasi
dapat ditinjau dari isolasi geografi, isolasi intrinsik, domestikasi, poliploidi
a. Isolasi geografi
Adalah pemisahan kedua spesies simpatrik yang terjadi karena letak geografis yang
mengakibatkan tidak terjadinya interhibridisasi
b. Isolasi instrinsik
Apabila dua spesies yang asal usulnya sama, kemudian terjadi perubahan yang
mendasar sehingga mengakibatkan tidak terjadinya kesamaan alat reproduksi dan tidak
terjadi interhibridisasi, maka spesies tersebut menjadi dua kelompok populasi simpatik
( populasi yang berbeda spesies )
Isolasi intrinsik disebabkan beberapa kondisi
Isolasi ekogeografi : hambatan fisik
Isolasi habitat : habitat yang berbeda
Isolasi iklim atau musim : perbedaan iklim dan musim
Isolasi tingkah laku : perbedaan tingkah laku tiap jenis organisme
Isolasi mekanik : perbedaan struktur dua individu
Isolasi gamet : sel gamet jantan tidak mempunyai kemampuan
hidup dalam saluran kelamin betina
Isolasi pertumbuhan : embrio tidak mengalami pertumbuhan
Kematian hibrid : hasil perkawinan 2 individu sering kali
cacat/lemah
Kemandulian hibrid :perkawinan antarspesies menghasilkan keturunan
yang steril atau mandul
Eliminasi selektif hibrid : keturunan tidak adaptif
c. Domestikasi : penjinakan hewan liar menjadi peliharaan. Domestikasi menyebabkan
terjadinya penyimpangan dari keadaan aslinya sehingga mengarah pada terbentuknya
spesies baru. Secara alami hewan peliharaan akan memisahkan diri dan mempersempit
peluang terjadinya interhibridisasi.