SKRIPSI ANDRI RUSTA

Embed Size (px)

Citation preview

VOTING BEHAVIOR PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU TAHUN 2004 DI KOTA PADANG

SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

ANDRI RUSTA 00 193 046

JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2005

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Bakaruddin R. Ahmad, MS NIP. 131 474 823

Drs. Syaiful NIP. 132 229 991

Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Drs. Yoserizal, M.SiNIP. 131 811 054

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan sidang ujian tingkat Sarjana Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas dan Dinyatakan lulus pada :

Hari Tanggal Pukul Tempat

: Rabu : 9 Maret 2005 : 13.30 15.00 WIB : Ruang Sidang Senat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang Dengan Tim Penguji

No 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Drs. Wahyu Pramono, M.Si Asrinaldi A, S.Sos, M.Si Aidinil Zetra, S.IP, MA Drs. Yoserizal, M.Si Drs. Bakaruddin. R. Ahmad, MS

Jabatan Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

Tanda Tangan

Diketahui Oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

Drs. Bakaruddin Rosyidi, MSNIP. 131 474 823

Dedicated For : My Mom (Ardriyanti) and My Dad (Rustam Effendi) Hanya ini yang saat ini bisa ananda berikan.

Andri Rusta Thanks To :Empat tahun tujuh bulan beberapa hari adalah waktu yang untuk panjang sebuah gelar namun singkat untuk sebuah ilmu dan pengalaman hidup... What You get from this Journey? A Lot... not only much... tahun pertama adalah tahun kesombongan dan keangkuhan dari seorang lulusan dari Presticius High School dan kesombongan itu hancur dalam sekejap ketika dia tahu banyak orang yang lebih baik darinya. Tahun kedua adalah sisa-sisa dari keangkuhan dan lebih lagi dia melawan dan menantang badai didepannya untuk sebuah Acknowledge dan Achievment yang tidak berarti apa-apa, itu juga hancur lebur dan dia menjadikan sahabat-sahabatnya menjadi tumbal not only korban, tidak ada tersisa kecuali kebencian dan permusuhan yang terpendam dengan sahabat-sahabatnya. Third Year, kembali keangkuhan dan kesombongan yang telah menghancurkannya muncul lagi, dia sadar bahwa sifat itu akan kembali membawa korban, Alhamdulillah dia sadar dan dengan perjuangan serta bantuan sahabat-sahabatnya dia mampu bertahan dari semua cobaan dan tantangan yang ada. Last Year, it is become an awesome year for him, not only because he could fix the problem that he ever made, but the most important because he become the one and only student that finish their study at that time,... For All of that He would like say Thanks To : Ibu, Ayah, Bripda Wiwin Arfenda, Feni Triyani, Pika Pikardi, Bu Tati dan Bapak (alm), Bu Mai, Bu Efi, Bu Anga, Om Boyong, Bibi Eli dan Om Maisyaroh, Mang Sur, Bik Tin, Bang Aan, Bang Dedi, Uni Santi, Bang Andi, Bang Alfa, Bang Arif, Uni Santi, Reza for being a great family for me. Pak Bakar (Dosen, Mantan Ketua Jurusan, Ketua PSOTODA, Pendiri YP3U, Pembimbing 1, Dekan) and family (Ibu Yul, Aim, Aisyah, Yahya, Ria, Rina) atas kesempatan dan bantuan yang diberikan selama ini, maaf udah sering bikin bapak marah. Pak Syai kapan kita sms-sms an lagi pak? pak Yos terima kasih atas wejangan kerja primer dan sekundernya, pak Al makasih atas kesempatan jadi editor Analisa Politik (kapan kita bahas tentang Politik Luar Negeri Pak?), Pak Aidinil atas kritikan keras saat ujian, bu Rini selamat buat si kecil ya buk... pak Tamrin untuk bantuan di Deplu dulu, Pak Yopi makasih udah ngebolehin andri ngenet di TI, Ibu Ranny Emilia (thanks for Hopeless and Helplessnya...), Ibu Sri atas ilmu-ilmu tentang Asia Timur, Pak Jendrius untuk buku SPSS dan Statistiknya, Pak Alfitri untuk proyek kecil-kecilannya. Bang HK (kapan kita ke Siti Nurbaya lagi??), bu Ozi dan bang wildan (kapan married?), Bang Iwan (thanks for give me chance to know you), Bang Ekha (kok gak pernah nongol di ujung gurun lagi?), Uni Rika (makasih atas short course SPSS-nya yaaa...) Uni Ira (kita udah jadi partner 3 semester ya makasih untuk pengertian uni), Da In dan Da Jon plus Uni Mira yang udah menjadi the best senior for me. Geng of Kurcaci BP 2000: Mas Muh (Makasih ya mas, sampean kapan nyusulnya?), Hendra (buruan kejar oktober), Safwan (kapan kamu mau serius kuliah?), Ilham (plis, jangan kecewakan ibu di silungkang), Yeni (ingat kuliah jangan nyiar terus), Sari (makasih ucapan wisudanya), Ica (makasih atas Malaysianya), Hilda (terkadang nasihat seorang sahabat lebih baik dari dosen sekalipun), Okie (kapan invite me to pa-pa?), Desvi (Cepat sembuh ya...), Rani Octora (maaf di kata pengantar kelupaan).

Elita Desva Novriyani.... for the last 2 years and 1 month if i have more compasion. All of Friend in Laboratorium Ilmu Politik dan mahasiswa Metode Penelitian Ilmu Politik, Politik dan Pemerintahan Lokal yang sudah menjadi bahan experiment cara mengajar dari anak kecil yang terkadang sombong ini, terima kasih udah memberi maaf jika ada kesalahan memberikan materi. For Ibu Nuria (jilbab pinknya dipake terus ya...), Etek di Sudut Gedung E untuk kue-kue dan permen-permennya, Hantu-hantu dan penjaga malam dekanat belakang FISIP makasih gak pernah menampakkan diri ke aku and thanks udah nemanin long-long nightnya. Komputer PSOTODA, komputer UG-57-ku, Printer PSOTODA, printer Bu Ozi, kamarku tercinta yang sudah menemani malam-malam penuh kesunyian,... Celine Dion, Josh Groban and Raihan untuk lagu-lagu yang menemaniku... Oktafrizal, Randy, Richi, Bang Ari, Ferdi, Didit, Deni, Mul, many more...for the secret... And for All of you (include who read this script).... that i can`t write your name one by one because my humanbeing ability, thank you very much for being a part of my life... love you All...

Andri Rusta Hope one day Allah could give me a bright way to the future...

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Alhamdulillahi Rabbil Alamin.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga memberikan kekuatan, kemampuan dan kesabaran serta kesadaran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Voting Behavior Pemilih Pemula Pada Pemilu 2004 di Kota Padang, penulis susun sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) pada jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat berharga. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta Malaikat Pelindungku yang telah memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan daya fisik yang begitu incredible selama hamba hidup. Terima Kasih Allah atas kesempatan hamba menebus semua dosa ini. 2. Bapak Drs. Bakaruddin Rosyidi Ahmad, MS (selaku Dosen, Pembimbing 1, Dekan, dan Orang Tua) dan Keluarga, yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup penulis atas pertolongan-pertolongan dan kesempatankesempatan yang diberikan sehingga penulis dapat belajar dan belajar untuk mengenal kerasnya kehidupan. (maaf pak, banyak bikin bapak marah dan kesal dan tidak bisa menjadi aspri yang baik). 3. Bapak Drs. Syaiful selaku Pembimbing II yang telah direpotkan oleh penulis, tapi tetap sabar dan bersedia memberikan bimbingan dan arahan walaupun itu jam 12 malam. (Semoga cepat selesai S2 nya ya Pak, we are waiting for you).

4. Bapak Drs.Yoserizal, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Politik dan penguji pada ujian skripsi atas bantuannya untuk menyadarkan penulis agar sesegera mungkin menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Asrinaldi, S.Sos, M.Si selaku sekretaris Jurusan Ilmu Politik dan penguji ujian proposal dan skripsi yang telah meminjamkan laporan penelitian beliau. 6. Bapak Drs. Wahyu Pramono, M.Si, Drs. Heryanto, M.Si atas pertanyaanpertanyaan dan saran-sarannya saat ujian proposal dan skripsi. 7. Bapak Aidinil Zetra,S.IP, MA dan Ibu Kusdarini,S.IP sebagai Pembimbing Akademik yang telah berkenan membimbing, memberikan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan. 8. Bapak Yopi Fetrian, S.IP, M.Si, Bapak Tamrin Kiram, S.IP, Ibu Dra,Ranny Emilia, M.Phill, Ibu Dra.Sri Zulchairiyah, MA, yang telah mencurahkan ilmu-ilmu kepada penulis selama penulis kuliah di Jurusan ini. 9. Bang HK + Sulis (thanks 4 always listen my curhat), Bang Iwan (thanks 4 remain me about the value of life), Bu Ozi + Wildan (thanks 4 hotnews & printer+variabel-variabelnya), Bang Ekha (Thanks 4 give me chance be your friend), Pak Yusran (will u invite me if you married?), Uni Susi (Thanks 4 acknowledge me), Da In+Da Jhon (thanks for be my big brother)+Uni Mira (help me if i need you, will u?), Uni Ade terima kasih atas bantuan dan kepedulian selama ini, maaf begitu banyak ucapan dan sikap penulis yang tidak berkenan dihati. 10. Uni Rika (Jadian kok gak ngomong? Udah gak pecaya ama aku ya?) dan Uni Ira (thanks 2 remain about korelasi and chi-square) atas bimbingan dan bantuan serta perhatiannya selama hampir 3 semester menjadi tutor dan asisten Mata Kuliah MPIP dan Politik Pemerintahan Lokal. 11. Desna, Bang Sadri, Bang Malse, thanks for give me chance to know about all of you. 12. Bapak dan Ibu pegawai FISIP atas bantuan-bantuannya selama ini, terutama untuk ibu Nuria yang telah begitu banyak membantu. Dan Pak Suhatriman dengan bantuan-bantuan beasiswanya.

13. Bapak dan Ibu di Kesbang Linmas Kota Padang, camat Padang Barat dan Padang Utara, pegawai-pegawai Kelurahan ATB dan Ujung Gurun atas bantuan data dan surat rekomendasi penelitiannya. 14. Teman-teman responden pemilih pemula di Ujung Gurun dan ATB atas bantuan dan perhatiannya dalam mengisi kuisioner, thanks a lot, without all of you its never available. 15. M. Hari Saptono & keluarga plus Andy Fahlevi yang telah menjadi sukarelawan dan berpanas-panas untuk membantu penulis saat turun lapangan. 16. Hendra, Safwan, Ilham, Yeni, Sari, Ica, Hilda, Okie atas persahabatannya, Desvi (Cepat sembuh ya...), dan for Elita Desva Novriyani.... for the last 2 years and 1 month if i have more compasion. 17. Rahman, Anton, Andy K, Dona, Doni HY, Budi Medan, Yani, Yuli, NyaNya, Desi, Elmi, Neni, Irwan, Letnan, Onel, Yudi, Bobi, Dani, Fajar Untuk menjadi teman seperjuangan selama 4,6 tahun ini... 18. Da Codoik, Uni Titi, Uni Irmawati Sagala, Uni Epit, Uni Ucy, Uni Tanti, Wahyu, Ade Kurniawan, Abe, Del, Nina, Iyut, Dilla, Ade Alifya, Mella, Mona dan Keluarga Besar Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik dari Angkatan 1997 sampai Angkatan 2004 lainnya yang telah so help. Serta untuk temanteman di Angkatan 2002, 2003 dan 2004 yang telah membantu saat uji kuisioner. 19. Mantan Pengurus BEM KM Unand Tahun 2001-2002, FSI FISIP UA, Salma, Bang Hendrik, Armen, Indra, Liza, Yopi, Mantan Panitia GGCG, Mantan Panitia SnadaMassa, Bang Ridwan, Bang Surya, Uni Titi, Pengurus DPC PKS Padang Barat, dll... Thanks A Lot For The Opportunity to make me taste how be a good Mujahid.. 20. All of my friend in SLTP N 1 Padang, SMU N 1 Padang especially for Warga Kelas II-3 who make my teenage year colourful... wish I could be there again.. 21. All of people who know my big secret,... hope all of you will closed in just for your mind and never remain me again about that time. But any way, thanks for the joyful. And please let me leave it.

22. Last but not the least, untuk Ibunda Ardriyanti dan Ayahanda Rustam Effendi yang telah mendo`akan dan membesarkan penulis dengan penuh kesabaran dan ketabahan, terima kasih yang tak terhingga dan maaf dari anakmu ini yang tidak bisa lulus tepat waktu. Dan untuk adik-adikku Bripda.Wiwin Arpenda dan Feni Triyani plus Pika Pikardi sepupuku yang cute jangan nakal dan suka melawan lagi. Bu Tati dan Bapak (alm) yang telah memberikan penulis kesempatan tinggal dan hidup di Kota Padang. Bu Mai, Bu Efi, Bu Anga, Om Boyong atas kiriman-kiriman sejak penulis kecil. Akhir kata, penulis berdo`a semoga semua amal dan kebaikan semuanya dapat diterima dan dibalas dengan balasan yang berlipat ganda, Amin.

Padang, Februari 2005 Penulis

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Perolehan kursi DPR pada Pemilu orde baru..................................... Tabel 1.2 Indikator untuk Variabel Identifikasi Kepartaian dalam Pemilu Legislatif ........................................................................................... Tabel 1.3 Indikator untuk Variabel Identifikasi Kepartaian dalam Pemilu Presiden ............................................................................................ Tabel 1.4 Indikator untuk Variabel Isu Kampanye .......................................... Tabel 1.5 Indikator untuk Variabel Orientasi Terhadap Kandidat.................... Tabel 2.1 Kecamatan dan kelurahan di Kota Padang........................................ Tabel 2.2 Perolehan suara partai untuk anggota legislatif di Kota Padang........ Tabel 2.3 Data penduduk dan pemilih di kecamatan Padang Barat................... Tabel 2.4 Hasil Pemilu anggota legislatif di kecamatan Padang Barat.............. Tabel 2.5 5 Besar hasil penghitungan suara anggota DPD di Padang Barat...... Tabel 2.6 Hasil Pemilu Presiden tahap I di kecamatan Padang Barat............... Tabel 2.7 Hasil Pemilu Presiden tahap II di kecamatan Padang Barat.............. Tabel 2.8 Data penduduk kecamatan Padang Utara........................................... Tabel 2.9 Hasil Pemilu anggota legislatif di Padang Utara............................... Tabel 2.10 5 Besar hasil penghitungan suara anggota DPD di Padang Utara... Tabel 2.11 Hasil pemilihan Presiden tahap I di Padang Utara........................... Tabel 2.12 Hasil pemilihan Presiden tahap II di Padang Utara......................... Tabel 3.1 Umur dan jenis kelamin responden.................................................... Tabel 3.2 Tingkat pendidikan dan status responden.......................................... Tabel 3.3 Pilihan anggota DPD berdasarkan jenis kelamin responden............. Tabel 3.4 Pilihan anggota DPD berdasarkan domisili responden...................... Tabel 3.5 Pilihan anggota DPD berdasarkan tingkat pendidikan responden..... Tabel 3.6 Pilihan anggota DPD dan pengetahuan pasca pemilihan................... Tabel 3.7 Intensitas mengikuti kampanye anggota DPD melalui media cetak.. Tabel 3.8 Intensitas kampanye anggota DPD melalui media elektronik........... Tabel 3.9 Kampanye anggota DPD melalui penyebaran bahan kepada umum. Tabel 3.10 Kampanye anggota DPD melalui pertemuan terbatas.....................

2 26 27 27 28 30 30 31 32 33 33 33 34 35 35 35 36 37 38 39 40 40 41 42 43 44 45

Tabel 3.11 Kampanye anggota DPD melalui rapat umum................................ Tabel 3.12 Alasan mengikuti kampanye calon anggota DPD............................ Tabel 3.13 Isi kampanye calon anggota DPD ................................................... Tabel 3.14 Ketertarikan responden terhadap program kampanye..................... Tabel 3.15 Cara penyampaian program pada kampanye anggota DPD............. Tabel 3.16 Pandangan responden terhadap juru kampanye............................... Tabel 3.17 Pengenalan responden terhadap calon anggota DPD....................... Tabel 3.18 Lama responden kenal dengan calon anggota DPD......................... Tabel 3.19 Sumber pengetahuan responden mengenai calon anggota DPD...... Tabel 3.20 Pengetahuan mengenai latar belakang pendidikan calon DPD........ Tabel 3.21 Pengetahuan responden mengenai jabatan terakhir calon DPD....... Tabel 3.22 Pengetahuan responden mengenai visi misi calon anggota DPD.... Tabel 3.23 keyakinan responden mengenai kemampuan calon anggota DPD.. Tabel 3.24 keyakinan responden mengenai calon anggota DPD lebih baik...... Tabel 3.25 Pilihan DPRD Kota berdasarkan jenis kelamin responden.............. Tabel 3.26 Pilihan DPRD Kota berdasarkan tempat tinggal responden............ Tabel 3.27 pilihan DPRD Kota berdasarkan pendidikan terakhir responden.... Tabel 3.28 distribusi responden memilih caleg DPRD Kota ............................ Tabel 3.29 pengetahuan responden pasca Pemilu DPRD Kota......................... Tabel 3.30 pilihan DPRD provinsi berdasarkan jenis kelamin responden......... Tabel 3.31 pilihan DPRD provinsi berdasarkan tempat tinggal responden Tabel 3.32 pilihan DPRD provinsi berdasarkan pendidikan terakhir responden .......................................................................................... Tabel 3.33 distribusi responden memilih caleg DPRD provinsi........................ Tabel 3.34 pengetahuan responden pasca Pemilu DPRD provinsi.................... Tabel 3.35 distribusi pilihan responden pada Pemilu legislatif......................... Tabel 3.36 pilihan DPR berdasarkan jenis kelamin responden.......................... Tabel 3.37 pilihan DPR berdasarkan domisili responden ................................. Tabel 3.38 pilihan DPR berdasarkan pendidikan terakhir responden................ Tabel 3.39 distribusi responden memilih caleg DPR RI.................................... Tabel 3.40 pengetahuan responden pasca Pemilu DPR RI ............................... Tabel 3.41 tingkat simpati responden terhadap partai ......................................

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 57 60 61 62 62 63 64 64 65 65 66 67 67 68 69 69 70 71

Tabel 3.42 tingkat kedekatan responden dengan partai..................................... Tabel 3.43 alasan kedekatan responden dengan partai...................................... Tabel 3.44 kedekatan orang tua responden dengan partai................................. Tabel 3.45 pengaruh isu yang dilontarkan partai............................................... Tabel 3.46 sikap responden apabila partai pilihannya didiskreditkan............... Tabel 3.47 intensitas responden bercerita tentang partai................................... Tabel 3.48 distribusi tempat responden bercerita tentang partai........................ Tabel 3.49 kesediaan responden menjadi anggota partai................................... Tabel 3.50 sikap responden jika partainya kalah............................................... Tabel 3.51 sikap responden jika partainya menang .......................................... Tabel 3.52 tingkat pengenalan responden terhadap caleg.................................. Tabel 3.53 lama responden kenal dengan partai/caleg....................................... Tabel 3.54 sumber pengetahuan responden mengenai partai/caleg................... Tabel 3.55 pengetahuan responden mengenai latar belakang pendidikan caleg Tabel 3.56 pengetahuan responden mengenai jabatan terakhir caleg................ Tabel 3.57 pengetahuan responden mengenai visi misi partai/caleg................. Tabel 3.58 keyakinan responden mengenai kemampuan caleg......................... Tabel 3.59 keyakinan responden mengenai caleg lebih baik............................. Tabel 3.60 kampanye partai / caleg melalui media cetak.................................. Tabel 3.61 kampanye partai / caleg melalui media elektronik........................... Tabel 3.62 kampanye partai / caleg melalui penyebaran bahan kepada umum. Tabel 3.63 kampanye partai / caleg melalui pertemuan terbatas....................... Tabel 3.64 kampanye partai / caleg melalui rapat umum ................................. Tabel 3.65 alasan mengikuti kampanye partai / caleg ...................................... Tabel 3.66 isi kampanye partai / caleg .............................................................. Tabel 3.67 ketertarikan responden terhadap program kampanye ..................... Tabel 3.68 cara penyampaian program kampanye ............................................ Tabel 3.69 juru kampanye meyakinkan............................................................. Tabel 3.70 pilihan Presiden tahap 1 berdasarkan jenis kelamin ....................... Tabel 3.71 pilihan Presiden tahap 1 berdasarkan domisili................................. Tabel 3.72 pilihan Presiden tahap 1 berdasarkan pendidikan terakhir............ Tabel 3.73 pilihan Presiden tahap II berdasarkan jenis kelamin responden......

72 73 73 74 75 76 77 77 78 79 80 80 81 82 82 83 84 84 86 86 87 88 89 90 90 91 92 92 97 97 98 99

Tabel 3.74 pilihan Presiden tahap II berdasarkan pendidikan terakhir............. Tabel 3.75 distribusi pilihan Presiden tahap 1 dan II........................................ Tabel 3.76 perbandingan pilihan partai dengan pilihan Presiden tahap 1 ......... Tabel 3.77 perbandingan pilihan partai dengan pilihan Presiden tahap II......... Tabel 3.78 perbandingan pilihan partai dengan pengetahuan responden tentang partai yang mencalonkan Presiden ...................................... Tabel 3.79 perbandingan pilihan partai dengan pengetahuan responden tentang saran partai Tabel 3.80 kepatuhan responden mengikuti arahan partai................................ Tabel 3.81 tingkat pengenalan responden terhadap calon Presiden................... Tabel 3.82 lama responden kenal dengan calon Presiden.................................. Tabel 3.83 sumber pengetahuan responden mengenai capres........................... Tabel 3.84 pengetahuan responden tentang latar belakang pendidikan Capres. Tabel 3.85 pengetahuan responden tentang jabatan terakhir calon Presiden..... Tabel 3.86 pengetahuan responden tentang visi misi calon Presiden................ Tabel 3.87 keyakinan responden tentang kemampuan capres .......................... Tabel 3.88 keyakinan responden mengenai capres lebih baik........................... Tabel 3.89 kampanye capres melalui media cetak............................................. Tabel 3.90 kampanye capres melalui media elektronik..................................... Tabel 3.91 kampanye capres melalui penyebaran bahan kepada umum .......... Tabel 3.92 kampanye capres melalui pertemuan terbatas ................................. Tabel 3.93 kampanye capres melalui rapat umum ............................................ Tabel 3.94 alasan responden mengikuti kampanye ........................................... Tabel 3.95 isi kampanye capres ........................................................................ Tabel 3.96 ketertarikan responden dengan program yang ditawarkan ............. Tabel 3.97 cara penyampaian program dalam kampanye capres ...................... Tabel 3.98 Tanggapan responden tentang juru kampanye ................................

100 100 101 102 103 104 105 105 106 107 107 108 109 109 110 110 111 112 112 113 114 114 115 115 116

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Hubungan Antar Variabel Diagram 1.2 Teknik Pengambilan Data

17 21

ABSTRAK

Andri Rusta Bp : 00 193 046 Voting Behavior Pemilih Pemula Pada Pemilu 2004 di Kota Padang. Bab I-IV, hal ix+129, referensi 17 buku, 1 makalah, 1 Jurnal, 4 Laporan Penelitian, 1 Skripsi, 1 Disertasi, 7 website internet, 3 Undang-Undang dan Peraturan Lainnya Skripsi ini ingin menjelaskan bagaimana pengaruh identifikasi kepartaian, isu kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula Kota Padang dalam memilih anggota DPD, anggota legislatif dan memilih Presiden dan Wakil Presiden pada pemilu tahun 2004. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku memilih yakni pendekatan psikologis dimana, dalam pendekatan ini disebutkan bahwa perilaku memilih dipengaruhi oleh kerikatan seseorang dalam partai politik, orientasi seseorang terhadap calon anggota parlemen, orientasi terhadap isu politik serta isu-isu dalam kampanye. Untuk pencarian data digunakan pendekatan kuantitatif yakni metode survey dengan memakai jenis penelitian eksplanatory.dengan tiga variabel (multivariate), skala yang digunakan adalah nominal dan ordinal, uji hipotesis menggunakan chi-square dan koefisien kontingensi. Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah 100 orang sampel tersebar di Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara. Dari deskripsi dan penjelasan mengenai perilaku memilih pemilih pemula untuk memilih anggota DPD ternyata, terdapat tidak terdapat hubungan antara isu kampanye dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD. Sementara itu, untuk orientasi terhadap kandidat terhadap hubungan positif dengan perilaku memilih pemula pada pemilu DPD. Diantara kedua variabel yang mempengaruhi perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD lebih kuat adalah orientasi terhadap kandidat Perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota legislatif tidak memiliki hubungan dengan isu kampanye, orientasi terhadap kandidat dan identifikasi kepartaian. Ketiga variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat sekali dengan perilaku memilih. Diantara ketiga variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan yang paling erat dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota legislatif. Identifikasi kepartaian memiliki hubungan dengan perilaku memilih dalam memilih calon presiden. Sementara itu, isu kampanye dan orientasi kandidat tidak memiliki hubungan dengan dukungan seseorang terhadap calon presiden dalam pemilu 2004. Keeratan hubungan antara ketiga variabel dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih calon presiden tergolong dalam kategori kuat. Diantara ketiga variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan paling erat dengan perilaku memilih pemilih pemula pada pemilu presiden

ABSTRACT

Andri Rusta Bp : 00 193 046 Voting Behavior Young Voter in 2004 General Election at Kota Padang. Chapter I-IV, matter ix+129, reference 17 book, 1 paper, 1 Journal, 4 Research Report, 1 Scripts, 1 Dissertation, 7 internet page, 3 Law and Other Regulation. This script to explain how party identification, campaign intensity and candidate orientation influence to voting behavior of young voter at Kota Padang to elect DPD member, legislator, also president and vice president in 2004 general election. For the seeking of data by using Quantitative approach by hence type of research explanatory research. There is even also sum up the respondent taken by 100 people who distribute 30 people in kelurahan Ujung Gurun and 70 people in kelurahan Air Tawar Barat. From correlation analysis conclude that, voting behavior to elect DPD member have negative relation with candidate orientation and campaign intensity, and also for voting behavior to elect legislator have negative relation with candidate orientation, party identification and campaign intensity. Meanwhile, voting behavior young voter at president and vice president general election have a negative relation with candidate orientation and party identification. But, it has positive relation with campaign intensity. From process analyze the doubled regression (Multiple regression) acknowledge that voting behavior of young voter to vote DPD member can be clarified by campaign intensity and candidate orientation of its variable clarity percentage about 6,4% and the rest that is about 93,6% explained by other variable outside this research. For voting behavior to elect legislator can be clarified by campaign intensity, party identification and candidate orientation of its variable clarity percentage about 17,1 % and the rest that is about 82,9 % explained by other variable outside this research. The last, voting behavior young voter at president and vice president general election can be clarified by campaign intensity, party identification and candidate orientation of its variable clarity percentage about 18,6 % and the rest that is about 81,4 % explained by other variable outside this research.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PermasalahanDi berbagai negara, pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif, dan siapa yang akan memimpin mereka dalam lembaga eksekutif. Pemilihan umum juga merupakan wadah untuk menjaring orang-orang yang benar-benar bisa dan mampu untuk masuk kedalam lingkaran elit politik, baik itu di tingkat daerah maupun di tingkat nasional. Di Indonesia, pemilihan umum telah dilaksanakan sebanyak sembilan kali. Pemilu pertama kali dilaksanakan pada tahun 1955 yang dilakukan untuk memilih anggota parlemen dan anggota konstituante. Pemilu pertama untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini menghasilkan 4 partai besar yang mendominasi parlemen dan konstituante, yaitu Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdhatul Ulama (NU), serta Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemilu ini dianggap sebagai tonggak sejarah mulainya kehidupan demokrasi di Indonesia dan sampai saat ini masih dinilai sebagai pemilu yang diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis1. Pemilu kedua dilaksanakan pada tahun 1971, diikuti oleh 10 organisasi sosial politik, yang dimenangkan oleh Golongan Karya Pembangunan diikuti oleh Nahdatul Ulama serta Partai Masyumi Indonesia (PARMUSI). Di dalam perjalanannya dengan alasan untuk penyederhanaan dan efisiensi kerja anggota1

http://www.kpu.go.id/hasil_pemilu55.php

dalam melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat maka dibentuk fraksi dalam DPR RI. Ketentuan ini menghasilkan 4 fraksi yang terdiri dari Fraksi ABRI; Fraksi Karya Pembangunan; Fraksi Demokrasi Pembangunan, serta Fraksi Persatuan Pembangunan.2 Fraksi-fraksi DPR ini nantinya akan berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia dan Partai Persatuan Pembangunan yang menjadi partai politik peserta pemilu. Pemilu ketiga dilaksanakan pada tahun 1977 yang diikuti oleh kedua partai politik tersebut ditambah dengan Golongan Karya. Pada pemilu keempat tahun 1982 dilakukan penyeragaman azaz partai menjadi Pancasila, sehingga semua partai memiliki azaz yang sama yakni Pancasila. Pemilu ke-5 dilakukan pada tahun 1987, pemilu keenam tahun 1992, serta pemilu ketujuh tahun 1997 dilaksanakan dengan sistem dan pola serta peserta yang sama, yang kesemuanya dimenangkan oleh Golongan Karya. Tabel 1.1 Perolehan Kursi DPR Pada Pemilu Orde Baru.Orsospol PPP Golkar PDI 1971 Kursi % 94 261 30 24,4 67,79 7,79 1977 Kursi % 99 232 29 27,5 64,4 8,05 1982 Kursi % 94 242 24 26,11 67,22 6,66 1987 Kursi % 61 299 40 15,25 74,75 10 1992 Kursi % 62 282 50 15,73 71,57 12,69 1997 Kursi % 89 325 11 20,94 76,47 2,58

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Setelah Orde Baru tumbang pada tahun 1998, dilaksanakan pemilu kedelapan pada tahun 1999 yang diikuti oleh 48 partai politik dimana terjadi perubahan yang signifikan dalam perolehan kursi dimana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) menjadi pemenang Pemilu yang diikuti oleh Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta Partai Amanat Nasional (PAN). Diluar lima besar, partai lama yang ikut,Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999 hal. 198.2

yakni PDI merosot tajam dan hanya meraih 2 kursi dari pembagian kursi sisa. Sedangkan 44 kursi lainnya terdistribusi kepada 14 partai politik lain3. Pemilu terakhir yang dilaksanakan adalah pemilu 2004 yang lalu, dimana pemilu ini menggunakan sistem dan cara yang sangat jauh berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, selain memilih anggota DPR, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota, pemilu ini juga memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang terdiri dari 4 orang dari tiap-tiap propinsi serta memilih Presiden secara langsung. Pada pemilu anggota legislatif lalu, ditingkat nasional Partai Golkar kembali menjadi pemenang pemilu, diikuti oleh PDI P, PPP, Partai Demokrat, PKB, PAN, serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sedangkan untuk anggota DPD dari Propinsi Sumatera Barat dimenangkan oleh Irman Gusman, Zairin Kasim, Afdal, dan Muchtar Na`im. Pada Pemilihan Presiden Tahap 1 Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Yusuf Kalla menjadi pemenang pemilu diikuti oleh pasangan Megawati Soekarno Putri dan Hasyim Muzadi, sedangkan pada Pemilihan Presiden Tahap II, Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Yusuf Kalla kembali menjadi pemenang pemilu dengan meraih 62% suara sah, dan ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Khusus untuk kota Padang, dalam pemilu anggota legislatif PKS meraih 11 dari 45 kursi yang diperebutkan (naik 9 kursi dibandingkan pemilu 1999 yang cuma 2 kursi). Disusul oleh PAN, Partai Golkar, PPP, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), PDI-P dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Sedangkan untuk pemilihan Presiden Tahap I Pasangan Amien Rais-Siswono

3

Fadillah Putra, Partai Politik dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: UII Press, 2003 hal. 91.

Yudhohusodo meraih suara terbanyak diikuti oleh pasangan SBY-Kalla, dan pada Pilpres Tahap II dimenangkan oleh Pasangan SBY-Kalla. Hasil pemilu yang mengalami perubahan yang signifikan ini berdasarkan penelitian dari IFES (International Foundation for Election Systems) bekerja sama dengan Polling Center KPU dikarenakan meningkatnya pengetahuan pemilih mengenai proses pemilu dan pengetahuan pemilih dalam memilih caloncalon yang akan mereka pilih4. Hal ini tidak terlalu jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh tim peneliti LP2P LIPI yang menyebutkan bahwa kesiapan masyarakat pedesaan dalam menghadapi pemilu baik itu legislatif dan pemilu presiden sudah semakin baik, dimana LP2P LIPI menyebutkan bahwa walaupun pengetahuan kognitif pemilih masih kurang tapi informasi yang mereka dapatkan secara tidak sengaja di televisi menjadi faktor utama pemilih memberikan pilihan politiknya5. Faktor lain yang mungkin tidak bisa diabaikan adalah besarnya jumlah pemilih pemula yang mengikuti pemilu saat ini. Data KPU menunjukkan bahwa, dari 147,219 juta pemilih yang berhak memilih, sekitar 27 juta atau 20% adalah pemilih yang memilih untuk pertama kalinya atau hampir setara dengan 80 kursi DPR. Jadi, peneliti melihat faktor pemilih pemula ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenapa terjadi perubahan-perubahan pada pemilu 2004 ini. Sebuah survey yang dilaksanakan oleh Lembaga Riset Pemasaran Frontiers terhadap 2.500 pemilih pemula perkotaan di 5 kota besar pada bulan April 2003 menunjukkan kecenderungan bahwa pemilih pemula memilih partai-partai besar

Lebih lanjut lihat Press Release IFES di http://www.kpu.go.id/ Lihat Hasil Penelitian Syafuan Rozi dan LP2P LIPI Pemilihan Presiden Langsung 2004 dan Kesiapan Masyarakat Pedesaan: Kasus di Lima Provinsi, Tidak dipublikasikan,Jakarta: 2004.5

4

karena mengikuti trend dan gengsi.6 Selain itu, survey tersebut juga menyatakan bahwa faktor ketokohan dan primordialisme masih sangat tinggi dalam menentukan pilihan politik masyarakat. Sementara penelitian tentang perilaku memilih di kota Padang sendiri pernah dilakukan oleh Suryanef dan AlRafni pada tahun 2001 yang meneliti tentang perilaku memilih generasi muda dalam pemilu7, serta tentang Isu dan Juru Kampanye serta Implikasinya terhadap perilaku memilih pada tahun 20038, Doni Hendrik tahun 2003 tentang Perilaku Memilih Etnis Cina Dalam Pemilu Tahun 1999 di Kota Padang9, serta Asrinaldi A,dkk yang meneliti tentang Political Response dan Perilaku Memilih Masyarakat Miskin Perkotaan: Studi di Tiga Kota (Padang, Pekan Baru, dan Medan).10 Dalam hasil penelitiannya pada tahun 2001, Suryanef dan AlRafni menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi perilaku memilih generasi muda kota Padang adalah tingkat konsumsi media massa. Selain dari itu variabel penjelas lainnya seperti hubungan patron-client, pemahaman terhadap politik dan identifikasi kepartaian tidaklah terlalu signifikan pengaruhnya terhadap perilaku pemilih.11 Sedangkan pada penelitian tahun 2003, Suryanef dan AlRafni menyimpulkan bahwa kampanye tidak begitu efektif mempengaruhi perilaku memilih, namun isu-isu kampanye menjadi hal yang penting6 7

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/05/nasional/238749.htm Lihat Suryanef dan AlRafni, Faktor-Faktor yang Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997, Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan, FIS UNP, Padang:2001 8 Lihat Suryanef dan AlRafni, Isu dan Juru Kampanye serta Implikasinya Terhadap Perilaku Memilih. Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan, FIS UNP, Padang:2003 9 Lihat Doni Hendrik, Perilaku Memilih Etnis Cina, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP Unand, Padang: 2003 10 Lihat Asrinaldi, Political Response: Kaum Miskin Perkotaan 1999-2004: Kajian Tentang Preferensi Politik, Identifikasi Kepartaian, Dan Perilaku Memilih (Kasus Di Tiga Kota, Padang, Medan, Dan Pekanbaru). Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan, Lembaga Penelitian Universitas Andalas, Padang: 2003 11 Doni Hendrik, op.cit, hal.8.

dibandingkan penampilan juru kampanye dalam menentukan preferensi politiknya. Dari penelitian-penelitian diatas, belum begitu banyak penelitian yang khusus mengenai perilaku politik masyarakat Kota Padang, terutama mengenai perilaku memilih pemilih pemula. Walaupun Suryanef dan AlRafni pernah melakukan penelitian tentang perilaku memilih generasi muda pada tahun 2001, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku memilih pemilih pemula di Kota Padang. Ini disebabkan selain terjadinya perubahan konfigurasi politik pada Pemilu 1999 serta terutama Pemilu 2004, juga terjadi perubahan yang cukup mendasar terhadap sistem pemilu dan tata cara pemilu Indonesia tahun 2004, dimana pemilih tidak lagi hanya memilih anggota legislatif namun juga anggota DPD serta presiden. Dalam mazhab psikologis12, perilaku memilih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah keterikatan seseorang terhadap partai politik atau identifikasi kepartaian dan orientasi seseorang terhadap calon anggota parlemen atau orientasi terhadap kandidat. Selain itu, Bambang Cipto13 menganalisis bahwa dibeberapa negara berkembang seperti Chile, Brazil, maupun Argentina faktor popularitas seorang calon serta faktor bagaimana mengkampanyekan partai serta calon yang ada sangat mempengaruhi pilihan seorang pemilih dalam pemilu, terutama pemilu langsung (run off). Para pemilih pemula diperkotaan setidaktidaknya juga dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut dalam menentukan

12

Teori-teori tentang perilaku memilih secara umum dapat dibagi kedalam tiga mazhab, yakni mazhab sosiologis, psikologis dan mazhab ekonomi, untuk penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan dalam kerangka teori. 13 Bambang Cipto, Op.cit.

pilihannya, karena dengan tingkat pendidikan serta kemudahan dalam mengakses sumber informasi maka pemilih pemula lebih mudah menentukan pilihannya.

B. PermasalahanPemilu yang dilakukan pada tahun 2004 ini seperti yang telah diutarakan diatas sangat berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya yang dilaksanakan di Indonesia. Artinya pemilu ini, bukan hanya lebih kompleks tapi pemilu ini juga membutuhkan proses yang lumayan panjang, karena melibatkan 24 partai, ratusan calon anggota DPD serta 5 pasang calon presiden, sehingga bukan hal yang mudah untuk menentukan pilihannya. Begitu juga dengan kota Padang, terjadinya perubahan komposisi hasil pemilu, yang agak jauh berbeda dengan hasil pemilu secara nasional menunjukkan bahwa perilaku memilih masyarakat kota Padang sangat berbeda. Isu-isu dalam kampanye, orientasi pemilih terhadap calon dan keterikatan pemilih dengan sebuah partai akan mempengaruhi pilihan yang dibuatnya dalam pemilihan umum. Dengan seringnya pemilih mengikuti kampanye serta tingginya pengetahuan pemilih tersebut terhadap calon yang akan dipilih dan keterikatan baik itu secara emosional ataupun psikologis seorang pemilih maka akan dapat secara mudah pemilih tersebut menentukan pilihannya. Dari asumsi diatas, permasalahan yang diteliti secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh isu dalam kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula Kota Padang dalam memilih anggota DPD pada pemilu 2004?

2. Apakah terdapat pengaruh identifikasi kepartaian, isu dalam kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula Kota Padang untuk memilih anggota legislatif pada pemilu 2004? 3. Apakah terdapat pengaruh identifikasi kepartaian, isu dalam kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula Kota Padang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden pada pemilu 2004?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh isu dalam kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula kota Padang dalam memilih anggota DPD untuk pemilu tahun 2004. 2. Untuk mengetahui pengaruh identifikasi kepartaian, isu dalam kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula kota Padang dalam memilih anggota legislatif pada pemilu tahun 2004. 3. Untuk mengetahui pengaruh identifikasi kepartaian, isu dalam kampanye dan orientasi terhadap kandidat terhadap perilaku memilih pemilih pemula kota Padang pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dalam pemilu tahun 2004.

2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diantaranya adalah : 1. Secara akademis dapat dijadikan referensi tambahan bagi peneliti lain yang tertarik dengan permasalahan perilaku memilih, serta masalah perilaku politik pemilih pemula di Indonesia, khususnya perilaku memilih dalam pemilu. 2. Secara praktis dapat memberikan pemahaman kepada partai politik dan elit politik untuk meningkatkan partisipasi politik pemilih pemula, dengan memperbaiki cara-cara dalam melakukan sosialisasi politik dan pendidikan politik kepada masyarakat.

D. Kerangka TeoriUntuk menjelaskan tujuan-tujuan dan menjawab pertanyaan penelitian, maka digunakan kerangka konseptual serta teori sebagai berikut :

1. Perilaku Memilih (Voting Behavior)Perilaku memilih berkaitan dengan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan proses pemilu. Menurut Jack Plano14, perilaku memilih adalah salah satu bentuk perilaku politik yang terbuka. Sementara itu, Huntington dan Nelson15 menyebutkan perilaku memilih sebagai electoral activity, yakni termasuk pemberian suara (votes), bantuan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, menarik masuk atas nama calon, atau tindakan lain yang direncanakan untuk mempengaruhi proses pemilihan umum. Selanjutnya perilaku memilih disini dikaitkan dengan proses pemungutan atau pemberian suara (Voting) dalam suatu pemilihan umum (pemilu). VotingJack Plano. Kamus Analisa Politik. Jakarta: Rajawali, 1985.hal. 161 Samuel P Huntington dan Nelson W. Polsby.. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. 1990. Hal.1615 14

merupakan kegiatan pengambilan keputusan dengan satu orang satu suara dalam pemilu yang diselenggarakan. Sedangkan menurut Haryanto16, Voting adalah kegiatan warga negara yang mempunyai hak untuk memilih dan didaftar sebagai seorang pemilih, memberikan suaranya untuk memilih atau menentukan wakilwakilnya. Pemberian suara kepada salah satu kontestan merupakan suatu kepercayaan untuk membawa aspirasi pribadi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kepercayaan yang diberikan, juga karena adanya kesesuaian nilai yang dimiliki arah tempat memberikan suara. Nilai yang dimaksud disini adalah preferensi yang dimiliki organisasi terhadap tujuan tertentu atau cara tertentu melaksanakan sesuatu. Jadi kepercayaan pemberi suara akan ada, jika seseorang telah memahami makna nilai yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan. Untuk penelitian ini, konsep perilaku memilih yang digunakan dibatasi hanya sebagai bentuk pemberian suara (voting) dalam sebuah pemilihan umum.

2. Teori Perilaku MemilihMenurut Josef Kristiadi17 penelitian mengenai perilaku memilih (Voting Behavior) dalam pemilu pada dasarnya mempergunakan beberapa mazhab yang telah berkembang selama ini yakni : a. Mazhab Sosiologis Mazhab sosiologis pada awalnya berasal dari Eropa yang kemudian berkembang di Amerika Serikat, yang pertama kali dikembangkan oleh Biro Penerapan Ilmu Sosial Universitas Colombia (Colombia`s University Bureau of Applied Social Science), sehingga lebih dikenal dengan kelompok Colombia.

16 17

Haryanto. Partai Politik: Suatu Tinjauan Umum. Yogyakarta: Liberty. 1984. hal. 110 Lihat dalam Josep Kristiadi, op cit, hal. 39

Kelompok ini melakukan penelitian mengenai voting pada tahun 1948 dan 1952. dimana dalam karya tersebut terungkap perilaku memilih seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti sosial ekonomi, afiliasi etnik, tradisi keluarga, keanggotaan terhadap organisasi, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain.18 Gerald Pomper (1978:195-205) yang termasuk dalam mahzab ini merinci pengaruh pengelompokan sosial dalam studi voting behavior ke dalam dua variabel, yaitu variabel predisposisi sosial ekonomi keluarga pemilih dan predisposisi sosial ekonomi pemilih mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih seseorang. Dengan kata lain, preferensi politik keluarga, apakah preferensi politik ayah atau ibu akan berpengaruh pada preferensi politik anak.19 Hal lain yang menjadi sorotan dalam mazhab ini adalah agama, pendidikan, jenis kelamin, faktor geografis, budaya serta variabel sosial adalah variabel yang dominan dalam mempengaruhi seorang pemilih dalam menentukan pilihannya. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa seorang pemilih cenderung untuk memilih partai yang memiliki agama yang sama dengannya, kemudian juga dalam beberapa daerah memiliki rasa kedaerahan yang kuat untuk mempengaruhi dukungan seseorang terhadap partai politik. Seperti PDI P yang dominan di Provinsi Bali dan Sumatera Utara, atau loyalitas terhadap PKB di Jawa Timur, PPP di Kalimantan dan Loyalitas Sulawesi Selatan terhadap Partai Golkar.20

18 19

Josep Kristiadi, ibid Gerald Pomper seperti yang dikutip dalam Asrinaldi, op.cit, hal.9 20 ibid, hal.11

b. Mazhab Psikologis Mazhab ini pertama kali dipergunakan oleh Pusat Penelitian dan Survey Universitas Michigan (University of Michigan`s Survey Research Centre). Sehingga dikenal dengan sebutan kelompok Michigan. Hasil penelitian kelompok ini yang dikenal luas adalah The Voter`s Decide (1954) dan The American Voter 1960). Pendekatan ini muncul karena timbulnya ketidakpuasan terhadap pendekatan sosiologis yang kurang dapat menjelaskan secara metodologis kecenderungan-kecenderungan yang ada dalam suatu masyarakat. Misalnya sulitnya menentukan kriteria pengelompokkan masyarakat dan mengapa suatu kelompok mendukung atau memilih partai politik tertentu, mazhab sosiologis hanya menjelaskan kecenderungan kelompok masyarakat mendukung partai tertentu. Selain itu, ada kecenderungan bahwa semakin lama dominasi kelas/kelompok masyarakat tertentu terhadap partai politik tertentu tidak lagi mutlak. Menurut mazhab ini terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi pilihan seseorang yaitu keterikatan seseorang dalam partai politik, orientasi seseorang terhadap calon anggota parlemen, orientasi seseorang terhadap isu-isu politik. Misalnya, kalau seseorang mempunyai kecenderungan mengidentifikasikan diri dengan Partai Demokrat, dan kemudian terpikat isu-isu dan kandidat, maka dalam pemilu ia akan memilih Partai Demokrat. Inti mazhab ini adalah identifikasi seseorang terhadap partai tertentu yang kemudian akan mempengaruhi sikap orang tersebut terhadap para calon dan isu-isu politik yang berkembang. Kekuatan dan arah identifikasi kepartaian adalah kunci dalam menjelaskan sikap dan perilaku pemilih.

Secara panjang lebar Campbell (1960) menjelaskan proses terbentuknya perilaku pemilih dengan istilah Funnel of Causality. Pengandaian itu dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena voting yang didalam model terletak paling atas dari funnel(Cerobong). Digambarkan bahwa di dalam cerobong terdapat as (axis) yang mewakili dimensi waktu. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan satu sama lain bergerak dalam dimensi waktut tertentu mulai dari mulut sampai ujung cerobong. Mulut cerobong adalah latar belakang sosial (ras, agama, etnik, daerah), status sosial (pendidikan, pekerjaan, kelas) dan watak orang tua. Semua unsur tadi mempengaruhi identifikasi kepartaian seseorang yang merupakan bagian berikutnya dari proses tersebut. Pada tahap berikutnya, identifikasi kepartain akan mempengaruhi penilaian terhadap para kandidat dan isu-isu politik. Sedangkan proses yang paling dekat dengan perilaku pemilih adalah kampanye sebelum pemilu maupun kejadian-kejadian yang diberitakan oleh media massa. Masing-masing unsur dalam proses tersebut akan mempengaruhi perilaku pemilih, meskipun titik berat studi Kelompok Michigan adalah identifikasi kepartaian dan isu-isu politik para calon, dan bukan latar belakang sosial atau budayanya. 21

3. Pemilih dan Pemilih Pemula.Pengertian pemilih dalam penelitian ini mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, dimana dijelaskan bahwa pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih/hak bersuara dengan memilih wakil rakyat yang dipercayai untuk duduk di lembaga pemerintahan.2221 22

Kristiadi, op cit, hal.30-31 UU No.12 Tahun 2003 Pasal 13

Syarat menjadi pemilih menurut UU No.12 Tahun 2003 Pasal 14 ayat 13 adalah : 1. WNI yang pada hari pemungutan suara telah berusia 17 tahun atau sudah/ pernah menikah 2. Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya. 3. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 4. Terdaftar sebagai pemilih 5. Apabila telah terdaftar dalam Daftar Pemilih namun tidak lagi memenuhi syarat, maka ia tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Kategori tentang pemilih pemula menggunakan pengertian dari Kemitraan Partnership for Governance Reforms yang menyebutkan bahwa pemilih pemula adalah pemilih yang mengikuti pemilu untuk pertama kali yang berusia muda sekitar 17-22 tahun maupun yang belum berumur 17 tahun tapi sudah pernah menikah23.

4. Identifikasi KepartaianIdentifikasi kepartaian dipilih sebagai variabel penentu seorang pemilih menentukan pilihannya pada pemilihan umum, karena sebagai sebuah negara yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat atau etnis yang berbeda, maka pemilih di Indonesia, seperti dijelaskan diatas, memiliki kecenderungankecenderungan tertentu untuk mendasari hubungannya dengan sifat yang emosional dengan orang lain seperti keluarga, tokoh bahkan organisasi tertentu. Identifikasi kepartaian diartikan sebagai bentuk perasaan seseorang secara personal terhadap partai yang dipilihnya. Faktor identifikasi kepartaian adalah faktor jangka panjang yang penting dalam mempengaruhi pemberian suara pada23

Elza Peldi Taher dan Yulia Purnawati, Panduan Pelatihan Pendidikan Pemilu 2004, Jakarta: Kemitraan Partnership, 2003

pemilu. Mashab Michigan menekankan pada aspek psikologis dari identifikasi kepartaian bahwa orang belajar mengidentifikasi partai politik melalui proses sosialisasi gradual, kemudian pembentukan identifikasi kepartaian tersebut dianggap sama dengan cara seseorang mengembangkan afiliasi keagamaan pada masa kanak-kanak. Lebih lanjut Campbell menyatakan bahwa pemilih mengidentifikasikan diri mereka dan ini mempengaruhi serta menentukan perilaku pemilih.24

5. Isu dalam KampanyeSedangkan kampanye dipilih sebagai salah satu variabel yang menjadi faktor utama pemilih menentukan pilihannya pada pemilihan umum karena pada dasarnya kampanye merupakan salah satu langkah kritis dalam pemilu. Dalam langkah ini, kampanye dapat mempengaruhi perilaku memilih seseorang, dimana kampanye berperan dalam menyampaikan isu-isu maupun program yang akan diangkat oleh partai ataupun tokoh tertentu. Kampanye pemilu menurut Santoso Sastropoetra pada dasarnya adalah penyebaran pesan dan mempunyai keinginan untuk membentuk dan mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku dari sesama manusia yang menjadi objeknya. Disamping itu kampanye pemilu adalah bentuk komunikasi politik yang halal diselenggarakan oleh setiap partai politik.25 Sebagai suatu bentuk komunikasi, menurut A.W.Widjaja26 dalam kampanye terdapat sejumlah unsur dan komponen yang memungkinkan bagi terjadinya komunikasi. Unsur dan komponen tersebut adalah sumber source),

komunikator/penyampai pesan (communicator), pesan (message), saluran24 25

J. Kristiadi, op.cit, hal.30 Santoso Sastropoetra. Propaganda, Bandung, Alumni, 1991 hal. 16. 26 A.W Widjaja. Komunikasi. Jakarta: Bina Aksara, 1986. hal:11-12.

(chanel), komunikan/penerima pesan (communican) dan hasil (effect). Sumber dapat dianggap sebagai lembaga tetap atau partai politik peserta pemilu, sedangkan hasil akan terlihat pada perilaku pemberian suara.

6. Orientasi terhadap kandidat.Orientasi terhadap kandidat dipilih sebagai variabel karena dalam pelaksanaan pemilihan langsung seperti yang dilaksanakan pada Pemilu 2004 ini, pengenalan diri kandidat sangat dibutuhkan agar pemilih bisa mengenal kandidat tersebut dan nantinya akan terpengaruh untuk memilih kandidat itu. Popularitas dan reputasi seorang kandidat memegang kunci penting dalam hal ini. Dalam mazhab Michigan, orientasi terhadap kandidat menjadi variabel dominan dalam memilih. Pengetahuan pemilih terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya pemilih akan memilih kandidat yang mereka kenal dan itu berarti popularitas dibutuhkan agar masyarakat dapat memilih kandidat itu, selain itu reputasi dan kemampuan (capability) kandidat juga memegang peranan penting.27 Orientasi terhadap kandidat menjadi penting dalam sistem pemilihan langsung. Biasanya kandidat yang memiliki reputasi yang baik dihadapan pemilihnya akan berpeluang dipilih. Apalagi kandidat yang berasal dari partai yang memerintah akan memiliki peluang yang lebih besar menempati jabatanjabatan politik tertentu dibanding partai oposisi.

27

J. Kristiadi, op.cit, hal.31

E. Variabel-Variabel Yang Digunakan Dari penjelasan kerangka teori diatas, penulis dapat menggambarkan hubungan antar variabel sebagai berikut : Bagan I.1 Hubungan Antar VariabelPerilaku Memilih Pemilih Pemula

X1 X2

Isu Kampanye Orientasi terhadap kandidat

Y1

Pemilu DPD

X3 X4 X5

Isu Kampanye Orientasi terhadap kandidat Identifikasi Kepartaian

Y2

Pemilu anggota legislatif

X6 X7 X8

Isu Kampanye Orientasi terhadap kandidat Identifikasi Kepartaian

Y3

Pemilu Presiden

F. HipotesisDari pemahaman tentang teori dan variabel penjelas dan diagram hubungan antar variabel diatas, maka hipotesis yang diajukan antara lain : a. Terdapat hubungan yang signifikan antara isu kampanye dan orientasi terhadap kandidat dengan dukungan seseorang terhadap tokoh tertentu dalam pemilu anggota DPD 2004.

b. Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara identifikasi kepartaian dengan pilihan seorang pemilih terhadap partai dalam pemilu legislatif 2004. c. Terdapat hubungan yang signifikan antara isu kampanye dan orientasi terhadap kandidat dengan pilihan seorang pemilih terhadap partai dalam pemilu legislatif 2004. d. Tidak Terdapat hubungan yang signifikan antara identifikasi kepartaian dengan pilihan seseorang terhadap calon presiden dalam pemilu 2004. e. Terdapat hubungan yang signifikan antara isu kampanye dan orientasi terhadap kandidat dengan pilihan seseorang terhadap calon presiden dalam pemilu 2004. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Tipe Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif maka diperoleh data-data empirik yang memungkinkan kita untuk melihat kecenderungan umum yang melatarbelakangi perilaku pemilih dalam pemilu melalui penganalisaan data-data dan angka.28 Penggunaan pendekatan kuantitatif ini mempermudah peneliti untuk menganalisis korelasi antara berbagai variabel terukur, yang pada akhirnya memudahkan pelaksanaan penelitian ini. Penelitian perilaku politik mewajibkan peneliti harus mengukur perilaku yang sangat beragam, karena itu peneliti harus mengambil generalisasi dari perilaku-perilaku tersebut, dan proses ini lebih cocok dilakukan dengan metode kuantitatif.28

Melly.G.Tan, Penggunaan Data Kuantitatif:Metode Koentjaraningrat (ed), Jakarta, PT. Gramedia, 1994, hal. 253

Penelitian

Masyarakat,

dalam

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey, metode penelitian survey dipakai untuk mengumpulkan data secara langsung karena yang menjadi populasi sangat besar untuk diobservasi secara langsung.29 Penelitian ini termasuk kedalam penelitian penjelasan (explanatory research) sebab dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap hubungan kausal antara beberapa variabel berdasarkan hipotesis penelitian.30 2. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, baik untuk data primer dan data sekunder. Data primer adalah yang diperoleh langsung dari responden, yang dilakukan dengan penggunaan kuisioner. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, baik itu berupa dokumentasi, data demografi, kondisi geografis, data-data tentang pemilu dan data-data lain yang memberikan informasi kepada peneliti. 3. Populasi Dan Sampel Populasi adalah setiap unit analisis yang termasuk dalam hipotesis (all the units of analysis to which a hypothesis applies)31. Atau semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Maka, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilih pemula pada pemilu 2004 di daerah pemilihan Kota Padang. Sedangkan responden merupakan orang atau individu yang dapat memberikan informasi pada peneliti. Untuk menentukan apakah seorang pemilih dikategorikan sebagai pemilih pemula atau tidak maka digunakan kriteria berikut ini : 1. WNI yang telah berusia 17 tahun atau telah pernah menikah29 30

Affan Gaffar, Javanese Voters, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1992, hal. 27 Masri Singarimbun &Sofyan Efendi (ed), Metode Penelitian Survay, Jakarta:LP3ES, 1989, hal.5 31 Janet B. Johnson dan Richard A. Joslyn, Political Science Research Methods Second Edition, Washington:Congressional Quarterly Inc, 1991 hal. 166

2. Terdaftar sebagai pemilih 3. Bertempat tinggal di Kecamatan Padang Barat dan Padang Utara Kota Padang. Sampel adalah sebagian dari populasi (a portion of a population)32, Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling, yang mana berarti pengambilan sampel secara probabilitas dimana setiap elemen dari satu atau lebih karakteristik dikelompokkan, dan elemen tersebut dipilih dari setiap kelompok secara proporsional dengan memperhatikan representasi setiap kelompok dari total populasi (A Probability Sample in which elements sharing one or more characteristics are grouped, and elements are selected from each group in proportion to the groups representation in the total population)33, yaitu: 1. Kota Padang dibagi kedalam 11 kecamatan, dan untuk penelitian ini difokuskan kepada 2 kecamatan saja yang tergabung kedalam daerah pemilihan Padang 1 yakni Kecamatan Padang Barat dan Kecamatan Padang Utara, Daerah Pemilihan Padang 1 dipilih karena daerah pemilihan ini berada di pusat pemerintahan. 2. Dari kecamatan tersebut, dipilih 2 kelurahan dengan kategori kelurahan yang dekat dari pusat pemerintahan yang berarti diasumsikan pemilih pemula disana memiliki sumber informasi yang cukup tentang pemilu serta kelurahan yang jauh dari pusat pemerintahan. Untuk Padang Barat, kelurahan yang dipilih adalah kelurahan Ujung Gurun sebagai kelurahan yang dekat dengan pusat pemerintahan. Sedangkan untuk Kecamatan Padang Utara, dipilih kelurahan Air Tawar Barat sebagai kelurahan yang32 33

Ibid, hal. 166 Ibid, hal. 167

jauh dari pusat pemerintahan dan dengan jumlah pemilih pemula terbanyak serta berada di pusat pendidikan. 3. Dari setiap kelurahan sampel, dipilih 5 TPS secara acak dengan memperhatikan jumlah dan komposisi penduduk34. 4. Dari Daftar Pemilih Tetap di 5 TPS, dibuat kerangka daftar sample pemilih pemula di kelurahan tersebut. 5. Dari Daftar Pemilih Pemula Kelurahan, dipilih responden secara acak sederhana dengan menggunakan sampling Fraction.35 Bagan 1.2 Teknik Pengambilan DataPadang 1 Kec. Pdg Barat Kec. Pdg Utara

Kel Uj.Gurun

Kel. ATB

TPS

TPS

TPS

TPS

Daftar Pemilih Pemula

Daftar Pemilih Pemula

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Frank Lynck36, sebagai berikut: n= NZ 2 .P(1 P) Nd 2 + Z 2 (1 P)

Random Sederhana

dimana: n N Z P34

= Jumlah Sampel = Populasi = nilai variable normal (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95% = harga patokan tertinggi (0,50)

Pengambilan sample dari TPS dilakukan karena kerangka sampling yang tersedia adalah Daftar Pemilih Tetap per TPS. 35 Sampling Fraction adalah angka yang menunjukkan seberapa besar kesempatan seorang anggota populasi dijadikan anggota sample. 36 Sugiarto dkk, Teknik Sampling, 2001. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

D = Sampling Error = 0,10 Dari data pemilih tetap KPU per 5 April 2004 diketahui bahwa untuk jumlah pemilih di Kelurahan Ujung Gurun kecamatan Padang Barat sebanyak 3813 dengan jumlah pemilih pemula sebanyak 646 orang, dan di Kelurahan Air Tawar Barat kecamatan Padang Utara sebanyak 12.773 orang dan jumlah pemilih pemula yang menjadi populasi sebanyak 2173 orang37, sehingga total populasi adalah 2819 orang maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah : n = = = = = 2819. (1,96)2. 0,50 (1-0,50) 2819 (0,10)2 + (1,96)2.0,50 (1-0,50) 2819. 3,841.0,25 2819.0,01+3,841.0,25 2706,94475 29,15025 92,86 93 orang.

Minimum jumlah responden ialah 93 orang (untuk memudahkan penghitungan digenapkan menjadi 100 orang), yang terdiri dari 30 orang di Kelurahan Ujung Gurun dan 70 orang di Kelurahan Air Tawar Barat38.

4. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian. Pengujian validitas dan reabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dalam butir-butir pertanyaan tersebut valid dan realibel. Valid dalam artian pertanyaan-pertanyaan37

Diolah dari Daftar Pemilih Tetap yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum untuk Pemilu Presiden Tahap II. 38 Jumlah sample per kelurahan ditentukan berdasarkan proporsi jumlah pemilih pemula dalam kelurahan tersebut

yang ada dapat mengukur apa yang ingin diukur dan realibel adalah apakah hasil pengukuran tersebut akan relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.39 Untuk mengetahui butir-butir tersebut valid dan realibel dilakukan dengan memasukkan data hasil jawaban responden yang ada dalam program SPSS, kemudian dilakukan uji signifikansi dengan uji t yang kemudian diolah dengan rumus :t= r 1 r n2

Ket: r = Corrected item total correlations N = Jumlah sampel Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, reabilitas dapat tercapai. Sementara validitas dari instrumen penelitian telah dapat dicapai oleh 71 butir pertanyaan dalam uji kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini. (lihat lampiran) 5. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu-individu yang mengikuti pemilu untuk pertama kalinya pada tahun 2004 dan tinggal di kecamatan Padang Barat dan Padang Utara. 6. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan40. Data yang diperoleh adalah data-data empirik, dengan demikian maka proses penganalisaan data menggunakan analisis data kuantitatif atau analisis statistik dalam bentuk analisis tabulasi silang atau39 40

Masri Singarimbun, op, cit, hal. 123 ibid, hal. 263

teknik elaborasi yakni metode analisis yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antarvariabel.41 7. Prosedur Uji Hipotesis Salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan dalam memilih metode untuk menguji hipotesis adalah memperhatikan jenis pengukuran variabel pengaruh dan terpengaruh yang dipakai. Jika kedua variabel menggunakan alat pengukuran skala interval dan rasio, misalnya, metode yang cocok untuk menguji hipotesis tersebut adalah analisis korelasi dan regresi. Dalam penelitian ini, dependent variable (voting) menggunakan jenis pengukuran skala nominal, sementara independent variable (identifikasi kepartaian, isu kampanye, orientasi terhadap kandidat) menggunakan alat pengukuran skala ordinal. Alat analisis yang paling tepat adalah tabulasi silang antar variabel. Untuk memperkuat kesimpulan dari suatu tabel yang menghubungkan dua variabel, dilakukan uji statistik dengan teknik Chi-Square. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh atau antara variabel X dengan variabel Y digunakan koefisien kontingensi (coeficient of contingency).42

H. Definisi Konsepsional Penelitian yang dilakukan ini menggunakan beberapa konsep dan variabel seperti dijelaskan berikut ini: 1. Perilaku memilih adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang pemilih dalam menetapkan pilihannya dan memberikan suaranya pada sebuah

41 42

ibid, hal. 273 Masri Singarimbun, op.cit, hal. 287

pemilihan umum baik untuk memilih partai kontestan pemilu ataupun kandidat presiden. Perilaku memilih ini sering disebut juga sebagai Voting. Voting merupakan kegiatan pengambilan keputusan dengan satu orang satu suara dalam suatu pemilihan umum. 2. Pemilih pemula adalah Warga Negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih/hak bersuara dengan memilih wakil rakyat yang dipercayai untuk duduk di lembaga pemerintahan untuk pertama kalinya dan berumur antara 17-22 tahun atau dapat juga berumur dibawah 17 tahun jika telah menikah. 3. Identifikasi kepartaian adalah ikatan psikologis seseorang secara personal terhadap partai yang dipilihnya tanpa adanya pengakuan legal ataupun bukti formal. Identifikasi kepartaian didasari dari kecenderungankecenderungan sifat emosional dalam hubungannya dengan orang lain seperti keluarga, tokoh, bahkan organisasi tertentu. 4. Kampanye pemilu adalah penyebaran pesan dan mempunyai keinginan untuk membentuk dan mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku sesama manusia yang menjadi objeknya. Sebagai sebuah alat komunikasi politik, maka kampanye memiliki unsur dan komponen yakni sumber, komunikator, pesan, saluran, komunikan dan hasil. 5. Orientasi terhadap kandidat adalah pengetahuan pemilih terhadap kandidat atau calon yang ada. Pengetahuan terhadap kandidat terkait dengan popularitas, reputasi, serta kemampuan (capability) kandidat dalam memegang sebuah peranan penting di jabatan publik.

I.

Definisi Operasional Penelitian yang ini menggunakan beberapa definisi operasional seperti

dijelaskan berikut ini: 1. Perilaku Memilih Perilaku memilih diukur dengan melihat pilihan pemilih pemula pada pemilu yang meliputi pemilu anggota DPD, pemilu anggota legislatif serta pemilu presiden. Dengan pengertian meliputi pilihan pada kertas suara serta pengetahuan setelah pemberian suara. Jenis alat ukur yang digunakan adalah nominal. 2. Identifikasi Kepartaian Identifikasi kepartaian diukur dengan menggunakan beberapa indikator sebagai berikut :Tabel 1.2 Indikator untuk Variabel Identifikasi Kepartaian dalam Pemilu LegislatifNO 1. 2. 3. Alat Ukur Derajat simpati terhadap sebuah partai Derajat kedekatan seseorang dengan partai tertentu Alasan simpati dan dekat dengan partai tertentu Jenis Data Ordinal Ordinal Nominal Pilihan Jawaban sangat simpati, simpati, cukup simpati, kurang simpati, tidak simpati sangat dekat, dekat, cukup dekat, kurang dekat, tidak dekat Karena program yang rasional dan realistis; Karena simpati dengan isu yang dikembangkannya; Karena seideologi dan atau seagama; Karena keluarga dan lingkungan saya bersimpati.; Karena simpati terhadap tokoh atau orangnya. sangat suka, suka, cukup suka, kurang suka, tidak suka sangat terpengaruh, terpengaruh, cukup terpengaruh, kurang terpengaruh, tidak terpengaruh sangat terpengaruh, terpengaruh, cukup terpengaruh, kurang terpengaruh, tidak terpengaruh sangat gembira, gembira, cukup gembira, kurang gembira, tidak gembira

4. 5. 6. 7.

Derajat kesukaan orang tua terhadap partai tertentu Derajat pengaruh isu-isu tertentu yang dilontarkan sebuah partai Derajat mensosialisasikan sebuah partai kepada orang lain Derajat perasaan terhadap sebuah partai

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Sedangkan untuk pemilu presiden, indikator yang digunakan adalah :Tabel 1.3 Indikator untuk Variabel Identifikasi Kepartaian dalam Pemilu PresidenNo. 1 2 3 Alat Ukur Derajat pengetahuan tentang calon yang diajukan partai Derajat pengetahuan tentang saran partai Pilihan partai sesuai dengan pilihan presiden Jenis Data Ordinal Ordinal Ordinal Pilihan Jawaban sangat kenal, kenal, cukup kenal, kurang kenal, tidak kenal ya, tidak, tidak tahu sesuai, tidak sesuai, tidak tahu

3. Isu Kampanye Dalam penelitian ini isu kampanye yang dilihat adalah43:Tabel 1.4 Indikator untuk Variabel Isu KampanyeNo. 1 Alat Ukur Intensitas kontak responden dengan kampanye yang dilakukan para calon melalui kampanye dalam bentuk a. penyebaran melalui media cetak b. penyiaran melalui radio dan/atau televisi c. penyebaran bahan kampanye kepada umum serta pemasangan alat peraga di tempat umum,. d. pertemuan terbatas / tatap muka dan e. rapat umum Alasan mengikuti kampanye Jenis Data Ordinal Pilihan Jawaban Sangat sering, sering, cukup sering, kurang sering, tidak pernah

2

Ordinal

3

Derajat pengetahuan tentang apa yang disampaikan dalam kampanye

Ordinal

4 5 6

Ketertarikan dengan isi kampanye Ketertarikan terhadap cara penyampaian program dan isu kampanye Ketertarikan terhadap juru kampanye

Ordinal Ordinal Ordinal

Ingin mengetahui program kerja, tertarik dengan calon, diajak teman/keluarga, diberi materi untuk mengikuti kampanye tersebut, kebetulan lewat dilokasi Visi dan misi, program kerja, pengenalan calon, ajakan memilih; visi dan misi, program kerja, pengenalan calon, ajakan memilih, hiburan; Pengenalan calon, ajakan memilih, hiburan; Pengenalan calon, hiburan; Hiburan sangat tertarik, tertarik, cukup tertarik, kurang tertarik, tidak tertarik sangat tertarik, tertarik, cukup tertarik, kurang tertarik, tidak tertarik Sangat tertarik, tertarik, cukup tertarik, kurang tertarik, tidak tertarik

43

Leaflet Pemilihan Umum 2004, KPU, Jakarta: 2004.

4.

Orientasi Terhadap Kandidat Orientasi terhadap kandidat atau calon akan diukur melalui:Tabel 1.5 Indikator untuk Variabel Orientasi Terhadap Kandidat

No. 1 2 3 4 5

Alat Ukur Sumber pengetahuan responden mengenai calon yang ada Pengetahuan responden mengenai latar belakang pendidikan calon Pengetahuan responden mengenai jabatan terakhir calon Pengetahuan responden mengenai visi misi dan program kerja calon Keyakinan responden mengenai kapabilitas calon

Jenis Data ordinal ordinal ordinal ordinal ordinal

Pilihan Jawaban Kampanye, media massa, kiprah, partai, pernah bertemu Sangat Mengetahui, Mengetahui, cukup Mengetahui, kurang Mengetahui, tidak Mengetahui Sangat Mengetahui, Mengetahui, cukup Mengetahui, kurang Mengetahui, tidak Mengetahui Sangat Mengetahui, Mengetahui, cukup Mengetahui, kurang Mengetahui, tidak Mengetahui Sangat Yakin, Yakin, cukup Yakin, kurang Yakin, tidak Yakin.

BAB IIDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Deskripsi Kota Padang 1. Letak Geografis Kota Padang adalah ibu kota Propinsi Sumatera Barat yang merupakan perpaduan antara daratan rendah, perbukitan serta daerah aliran sungai. Terletak di pantai barat pulau Sumatera pada posisi 000 44 00 sampai dengan 010 08 35 Lintang Selatan dan 1000 05 05 sampai dengan 1000 34 09 Bujur Timur. Luas daerah seluruhnya adalah 694,96 km2 dan hanya 205,007 km2 yang dapat dibudidayakan, kota Padang memiliki panjang pantai (diluar pulau-pulau kecil) sepanjang 68,126 km dengan kelilingnya 165,188km dan dilalui oleh 21 sungai serta memiliki 17 pulau kecil. Kota Padang berbatasan dengan tiga daerah kabupaten dan sebuah samudera. Di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan, disebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Solok dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. 2. Deskripsi Pemerintahan dan Daerah Pemilihan Pemilu 2004 Kota Padang secara administratif terdiri dari 11 kecamatan dan 103 kelurahan yang berfungsi untuk membantu pelayanan pemerintah kota kepada masyarakat seperti fungsi pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan terhadap masyarakat.

Dari 11 kecamatan dan 103 kelurahan tersebut, berdasarkan SK KPU (Komisi Pemilihan Umum) No. 643 tahun 200344, Kota Padang dibagi ke dalam 5 daerah pemilihan dengan jumlah anggota DPRD sebanyak 45 orang. Distribusi daerah pemilihan dan kuota kursi dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut ini :Tabel 2.1 Kecamatan dan Kelurahan di Kota Padang Kecamatan Kelurahan Daerah Pemilihan Padang Barat 10 Padang I Padang Utara 7 Nanggalo 6 Padang 2 Koto Tangah 13 Kuranji 9 Padang 3 Pauh 9 Bungus Teluk Kabung 6 Padang 4 Padang Selatan 12 Padang Timur 10 Lubuk Begalung 14 Padang 5 Lubuk Kilangan 7

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kuota Kursi 12 kursi 11 kursi 9 kursi 9 kursi 5 kursi

Sumber : Lampiran III.2 SK KPU Nomor. 643 tahun 2003 tanggal 20 November 2003

3. Deskripsi Kondisi Penduduk dan Pemilih Pemilu 2004 Berdasarkan Sensus Penduduk untuk menghadapi Pemilu 2004 lalu, kota Padang dihuni oleh 746.341 jiwa penduduk. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,27 persen penduduk Kota Padang tercatat 96,85 adalah penganut agama Islam. Sedangkan jumlah pemilih tercatat sebanyak 592.436 pemilih dan yang menggunakan hak suara dan kertas suaranya dinyatakan sah sebanyak 307.229 orang untuk Dewan Perwakilan Rakyat, 307.685 untuk DPRD Provinsi dan 308.904 untuk DPRD Kota. (Lihat Tabel 2.2)

44

Lampiran III.2 SK KPU Nomor 643 tahun 2003 tanggal 20 November 2003

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Tabel 2.2 Perolehan Suara Partai untuk Anggota Legislatif di Kota Padang Partai DPRD DPR DPRD Kota Jumlah Provinsi PNI M 712 726 702 2.140 PBSD 2.743 2.569 2.634 7.946 PBB 11.599 11.320 11.625 34.544 P. Merdeka 4.327 4.293 4.325 12.945 PPP 23.334 23.609 23.856 70.799 PPDK 1.731 1.371 1.713 4.815 PPIB 1.590 1.605 1.509 4.704 PNBK 1.065 1.023 1.065 3.153 P. Demokrat 38.289 38.298 38.892 115.479 PKP I 7.873 7.783 7.378 23.034 PPDI 982 926 985 2.893 P PNUI 812 806 793 2.411 PAN 57.976 58.263 58.263 174.502 PKPB 4.496 4.386 4.382 13.264 PKB 2.062 1.983 2.053 6.098 PKS 63.168 63.562 63.902 190.632 PBR 5.295 5.360 5.290 15.945 PDI P 10.370 10.598 10.205 31.173 PDS 2.835 2.846 2.813 8.494 P. Golkar 58.190 58.529 58.058 174.777 P. Patriot 2.004 2.005 1.983 5.992 PSI 2.105 2.105 2.105 6.315 PPD 2.509 2.483 2.507 7.499 P. Pelopor 1.162 1.236 1.056 3.454 Total 307.229 307685 308.094 923.008

Sumber : www.kpu.go.id/

B. Kecamatan Padang Barat Kecamatan Padang Barat memiliki luas wilayah sebesar 7 km2 dengan jumlah penduduk 65.532 jiwa yang terdiri dari 33.235 jiwa perempuan dan 32.470 orang laki-laki. Kecamatan yang terletak di Pusat Pemerintahan Provinsi ini, berbatasan dengan kecamatan Padang Utara disebelah utara, Kecamatan Padang Timur disebelah timur, Kecamatan Padang Selatan disebelah selatan dan Samudera Hindia di sebelah barat. Kepadatan penduduk di Kecamatan Padang Barat ini sebesar 8.698 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,92% dibagi kedalam 10 kelurahan, 62 RW dan 223 RT (lihat tabel 2.3).

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tabel 2.3 Data Penduduk dan Pemilih di Kecamatan Padang Barat. Penduduk Kelurahan RW RT LL Pr Jumlah Flamboyan Baru 4 79 3.064 3.131 6.195 Rimbo Kaluang 4 14 2.378 2.567 3.094 Ujung Gurun 7 28 3.166 3.664 6.630 Purus 8 31 4.880 4.724 9.604 Olo 4 18 4.652 3.809 8.461 Padang Pasir 6 22 2.786 3.175 5.961 Kampung Jao 8 21 3.074 3.446 6.520 Belakang Tangsi 6 17 2.276 2.258 4.561 Kampung. Pondok 11 34 3.219 3.418 6.637 Berok Nipah 4 19 2.975 3.043 6.018 Total 62 223 32.470 33.235 63.681

Pemilih 3.807 3.115 3.813 5.892 4.930 4.143 4.156 2.929 4.397 4.160 41.342

Pada pemilu 2004, PKS, Partai Demokrat dan PAN meraih suara terbanyak untuk pemilu legislatif, sedangkan untuk pemilu DPD Irman Gusman dan Zairin Kasim meraih suara terbanyak. Pada pemilu presiden tahap 1 pasangan Amien Rais meraih 10.815 suara diikuti pasangan Susilo Bambang Yudhoyono Jusuf Kalla dengan 8.922 suara, sedangkan pada tahap II pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla meraih 78,2 persen suara dan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi hanya meraih 21,8 persen suara.(lihat tabel 2.4, 2.5, 2.6 dan 2.7) Tabel 2.4 Hasil Pemilu Anggota Legislatif di Kecamatan Padang Barat.No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Partai PNI M PBSD PBB P. Merdeka PPP PPDK PPIB PNBK P. Demokrat PKP I PPDI P PNUI PAN PKPB DPR 96 255 575 191 1.432 84 178 69 5.004 537 54 40 3.994 385 DPRD Provinsi 94 258 582 190 1.450 83 176 83 5.048 539 50 29 3.995 356 DPRD Kota 99 265 592 182 1.352 90 169 92 5.090 580 42 56 4.002 375 Jumlah 289 778 1.749 563 4.234 257 523 244 15.142 1.656 146 125 11.991 1.116

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

PKB PKS PBR PDI P PDS P. Golkar P. Patriot PSI PPD P. Pelopor TotalSumber : www.kpu.go.id

145 5.111 243 1.671 455 3.683 132 166 148 22 24.670

145 5.139 263 1.759 492 3.692 153 162 143 19 24.900

156 5.206 258 1.703 429 3.569 142 153 132 15 24.749

446 15.456 764 5.133 1.376 10.944 427 481 423 56 74.319

Tabel 2.5 5 besar hasil Penghitungan suara Anggota DPD di Padang Barat No Nama Padang Barat Ujung Gurun 1 Irman Gusman 5.235 787 2 Zairin Kasim 5.184 668 3 Irfianda Abidin 1.839 517 4 Muchtar Naim 1.346 205 5 Dasril, M.Ag 1.268 137Sumber : www.kpu.go.id

Tabel 2.6 Hasil Pemilu Presiden Tahap I di Kecamatan Padang Barat45 Calon Jumlah Suara Wiranto Solahuddin Wahid 3.121 Megawati Hasyim Muzadi 3.703 Amien Rais Siswono Yudhohusodo 10.815 Susilo Bambang Yudhoyono Jusuf Kalla 8.922 Hamzah Haz Agum Gumelar 305 Tabel 2.7 Hasil Pemilu Presiden Tahap II di Kecamatan Padang Barat 46 Calon Jumlah Suara Persentase Megawati Hasyim Muzadi 5.414 21,8 % Susilo Bambang Yudhoyono Jusuf Kalla 19.419 78,2 %

1. Kelurahan Ujung Gurun Kelurahan Ujung Gurun memiliki luas wilayah 8,1 km2 yang dibagi kedalam 7 RW dan 29 RT. Kelurahan dengan jumlah penduduk 6.630 jiwa ini berbatasan dengan Kelurahan Padang Pasir disebelah Barat, Kelurahan Purus

45 46

Diolah dari Rekapitulasi Hasil Pemilu PPK Padang Barat. Ibid.

Baru di sebelah Timur, Kelurahan Flamboyan Baru disebelah Utara dan Bandar Bakali di sebelah Selatan. C. Kecamatan Padang Utara Kecamatan Padang Utara terletak di 0o.58 Lintang Selatan dan 100o.21 11 Bujur Timur memiliki luas wilayah sebesar 8,08 Km2 dengan Luas Sawah 21,5 Ha dengan jumlah penduduk 85.654 orang tersebar di 7 kelurahan. Berbatasan dengan Samudera Indonesia di Sebelah Barat, Kecamatan Kuranji disebelah Timur, Kecamatan Padang Barat dan Kecamatan Padang Timur di sebelah Selatan, serta kecamatan koto tangah dan kecamatan nanggalo disebelah utara.Tabel 2.8 Data Penduduk Kecamatan Padang Utara. Kelurahan Penduduk Pemilih Air Tawar Barat 15.413 12.773 Air Tawar Timur 3.379 2.507 Ulak Karang Utara 8.612 7.315 Ulak Karang Selatan 10.381 7.680 Lolong Belanti 8.281 5.999 Gunung Pangilun 10.451 7.318 Alai Parak Kopi 12.241 8.217 Total 68.758 51.889

No 1 2 3 4 5 6 7

Pada pemilu legislatif, Partai Keadilan Sejahtera meraih suara terbanyak yakni 20.795 suara yang diikuti oleh Partai Golkar dengan 15.551 suara dan Partai Amanat Nasional dengan 14.603 suara. Sementara itu, untuk pemilu anggota DPD, Irman Gusman meraih 7.111 suara dan Zairin Kasim 3.584 suara serta Irfianda Abidin dengan 2.728 suara. Sedangkan untuk pemilu presiden tahap I dimenangi oleh Amien Rais dengan 15.644 dari 28.929 suara sah yang diikuti oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dengan 7.604 suara. Sedangkan untuk tahap II dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dengan 24.515 suara dari 27.562 suara (lihat tabel 2.9, 2.10, 2.11 dan 2.12)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Tabel 2.9 Hasil Pemilu Anggota Legislatif di Padang Utara Partai DPRD DPR DPRD Kota Provinsi PNI M 24 87 128 PBSD 145 217 150 PBB 1.170 1.102 1.248 P. Merdeka 280 386 266 PPP 1.431 1.551 1.731 PPDK 206 137 221 PPIB 183 90 77 PNBK 56 130 113 P. Demokrat 2.781 2.771 2.794 PKP I 711 790 1.052 PPDI 50 47 41 P PNUI 35 38 14 PAN 5.202 4.958 4.443 PKPB 341 352 428 PKB 129 130 141 PKS 8.823 2.923 9.049 PBR 203 195 205 PDI P 675 628 653 PDS 132 119 155 P. Golkar 5.267 5.258 5.026 P. Patriot 144 160 218 PSI 100 144 128 PPD 252 220 185 P. Pelopor 36 48 57 Total 28.376 22.481 28.523

Jumlah 239 512 3.520 932 4.713 564 350 299 8.346 2.553 138 87 14.603 1.121 400 20.795 603 1956 406 15.551 522 372 657 141 79.380

Sumber : www.kpu.go.id/

Tabel 2.10 5 besar hasil Penghitungan suara Anggota DPD di Padang Utara No Nama Padang Utara Air Tawar Barat 1 Irman Gusman 7.111 1.717 2 Zairin Kasim 3.584 778 3 Irfianda Abidin 2.728 917 4 Muchtar Naim 1.744 652 5 Dasril, M.Ag 1.412 447 Sumber : www.kpu.go.id/ Tabel 2.11 Hasil Pemilihan Presiden Tahap I No Nama Padang Utara Air Tawar Barat 1 Wiranto-Wahid 4.146 821 2 Megawati-Hasyim 1.235 393 3 Amien-Siswono 15.644 4.104 4 SBY-Kalla 7.604 1.544 5 Hamzah-Agum 300 34 28.929 6.896 Sumber : www.kpu.go.id/

Tabel 2.12 Hasil Pemilihan Presiden Tahap II Nama Calon Padang Utara Megawati Hasyim Muzadi 3.047 Susilo Bambang Yudhoyono Jusuf Kalla 24.515 Total 27.562

ATB 656 5.426 6.082

1. Kelurahan Air Tawar Barat Kelurahan Air Tawar Barat memiliki luas wilayah 12,2 Km2 yang dibagi kedalam 14 RW dan 43 RT. Kelurahan dengan jumlah penduduk 15.052 jiwa yang terdiri dari 3.375 kepala keluarga ini berbatasan dengan Samudera Indonesia disebelah Barat, Kelurahan Air Tawar Timur di sebelah Timur, Kelurahan Parupuk Tabing disebelah Utara dan Sungai batang Kuranji di sebelah Selatan. Di kelurahan Air Tawar Barat yang saat ini dipimpin oleh Nazar Effendi sebagai lurah dan dibantu oleh 3 seksi yakni Seksi Pemerintahan, Kesra dan Pembangunan serta seksi umum terdapat 6 TK Swasta, 6 Sekolah Dasar Negeri, 1 SMP Swasta, 2 SMU/SMK Swasta, dan 1 universitas negeri. Pada pemilu legislatif lalu, PKS meraih suara terbanyak yang diikuti oleh PAN dan Golkar. Sementara itu, untuk pemilu DPD Irman Gusman meraih suara terbanyak yang diikuti oleh Irfianda Abidin dan Zairin Kasim. Tidak jauh berbeda dengan kelurahan Ujung Gurun, di Air Tawar Barat pasangan Amien Rais menjadi pemenang pada pemilu presiden tahap I dan Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla pada tahap II.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik RespondenDalam penelitian ini responden yang dijadikan objek penelitian adalah pemilih yang baru pertama kali mengikuti pemilihan umum pada Pemilu 2004 yang berdomisili di kecamatan Padang Barat khususnya dikelurahan Ujung Gurun dan di kecamatan Padang Utara yakni di kelurahan Air Tawar Barat. Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama Dari 100 orang responden, 43 orang berjenis kelamin laki-laki dan 57 orang berjenis kelamin perempuan, walaupun jumlah responden laki-laki dan perempuan seimbang namun ketika dilakukan pemilihan sampel tidak dipisahkan antara responden laki-laki dan perempuan karena digunakan sistem stratified random sampling sehingga probabilitas antar responden sama, responden 99 persen beragama Islam dan hanya satu orang yang beragama Kristen Katolik.Tabel 3.1 Umur Responden dan Jenis Kelamin Responden (dalam persen)Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan 10 9 6 8 10 14 57

Total 15 23 9 15 13 25 100

Umur 17 tahun 5 18 tahun 14 19 tahun 3 20 tahun 7 21 tahun 3 22 tahun 11 Total 43 Sumber : Data Primer, 2005

Berdasarkan Umur dan Pendidikan Responden Sedangkan umur rata-rata responden berkisar antara 17-22 tahun, dengan komposisi 15 orang berumur 17 tahun, 23 orang berumur 18 tahun, 9 orang

berumur 19 tahun, 15 orang berumur 20 tahun, 13 orang berumur 21 tahun dan 25 orang berumur 22 tahun, dan tidak ada responden yang berumur dibawah 17 tahun. Status sebagian besar dari para responden belum menikah, hanya 1 orang yang sudah menikah. Adapun tingkat pendidikan yang di dapat para responden pada umumnya mereka telah menamatkan tingkat pendidikan formal SMA dan hanya 32 responden yang baru menamatkan pendidikan SLTP. Di lihat dari status, umumnya para responden berstatus sebagai mahasiswa dan hanya 32 responden yang masih sekolah di Tingkat SLTA serta 7 orang responden lainnya telah bekerja (lihat tabel 3.2).Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan dan status Responden (dalam persen) Status Pendidikan Siswa SMU Mahasiswa Bekerja Terakhir Tamat SLTP 32 Tamat SLTA 61 7 Total 32 61 7 Sumber : Data Primer, 2005

Total 32 68 100

Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pemilu Anggota DPD Pendahuluan Pemilihan Umum 2004 lalu merupakan pemilu yang pertama kali memilih Anggota DPD untuk duduk di Dewan Perwakilan Daerah, dimana masing-masing provinsi di Indonesia akan diwakili oleh 4 orang anggota DPD yang mendapatkan suara terbanyak di provinsi tersebut. Untuk provinsi Sumatera Barat, terdapat 32 orang calon anggota DPD yang ikut berkompetisi dalam pemilu 2004 untuk merebut kursi sebagai wakil Sumatera Barat di DPD. Pilihan Anggota DPD berdasarkan Jenis Kelamin Dari penelitian yang dilakukan terhadap pertanyaan siapakah calon anggota DPD yang dipilih oleh responden pada Pemilu 2004 lalu, sebanyak 9

orang responden perempuan dan 9 orang responden laki-laki menyatakan bahwa mereka memilih Irman Gusman, 2 responden yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan memilih Zairin Kasim, 3 orang responden laki laki dan 4 orang responden perempuan memilih Muchtar Naim, 1 responden laki-laki memilih Januar Muin, 1 responden laki-laki memilih Irfianda Abidin, sedangkan sebanyak 26 orang responden laki-laki dan 26 orang responden perempuan merahasiakan pilihannya dan 19 orang responden lainnya yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 17 orang perempuan tidak ingat siapa anggota DPD yang mereka pilih (lihat tabel 3.3)Tabel 3.3 Pilihan Anggota DPD berdasarkan Jenis Kelamin (dalam persen) Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total DPD Irman Gusman 9 9 18 Zairin Kasim 1 1 2 Muchtar Naim 3 4 7 Januar Muin 1 1 Irfianda Abidin 1 1 Rahasia 26 26 52 Tidak Ingat 2 17 19 Total 43 57 100 Sumber : Data Primer, 2005 Catatan : Chi Square tidak signifikan pada 0,05 (x2 = 12,265, 6 df. P