Upload
dika-ramadanu
View
40
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tugas
Citation preview
TUGAS KELOMPOK
Mata KuliahFISIKA FARMASI
Dosen PengasuhMUHAMMAD ALI HUSNI, S. Si, M. Si
Disusun Oleh
Ketua : Jumariswan <1308109010046>Anggota : 1. Rahma Novita <1308109010005>
2. Aida Apriani < 1308109010034>3. Rini <1308109010021>4. Nur Aini <1208109010029> 5. Zakia Rukmana<1308109010016>
Tentang
1. WUJUD ZAT2. NONELEKTROLIT3. ELEKTROLIT4. KESETIMBANGAN ION5. KOLOID6. SUSPENSI7. EMULSI8. MIKROMERITIK
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALAMEI, 2014
WUJUD ZATSoal
1. Bagaimanakah sifat gaya-gaya intramolekul dan antarmolekul yang terlibat
dalam penstabilan struktur molekul dan fisik.
Jawaban :
Gaya intrarmolekuler
Pengaruh ikatan Hidrogen terhadap Titik Didih dan Titik Leleh
Peristiwa pendidihan dan pelelehan pada dasarnya merupakan pemutusan ikatan.
Semakin kuat ikatan yang terjadi, semakin tinggi titik didih dan titik leleh zat.
Dengan semakin besar Mr, titik didih dan titik leleh pun semankin tinggi.
Pengaruh Gaya London terhadap Titik Didih dan Titik Leleh
Seperti ikatan hidrogen, kekuatan gaya London berbanding lurus dengan titik
didih dan titik leleh. Jumlah elektron yang dimiliki suatu molekul akan
berbanding lurus dengan massa molekul relatifnya (Mr). Selain itu, struktur
molekul mempengaruhi kekuatan gaya London. Semakin luas permukaan sentuh,
artinya semakin sedikit cabang, gaya London akan semakin kuat.
Gaya antramolekuler
PengaruhGaya Antarmolekul terhadap Wujud Gas
Pada suhu rendah, gas nitrogen berwujud cair dan pada suhu tinggi berwujud gas.
Hal ini dikarenakan pada suhu rendah, atom-atom N pada molekul N2 berikatan
kovalen (intramolekul) yang sangat kuat dan gaya antarmolekulnya lemah,
sehingga berbentuk cair
Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kekentalan Cairan
Kekentalan merupakan ukuran halangan suatu zat untuk mengalir. Hal ini
dipengaruhi oleh gaya antarmolekul. Semakin kuat gaya antar molekul, zat akan
sulit mengalir (kekentalannya tinggi), dan sebaliknya.
Kenaikan suhu akan mempengaruhi jarak antarmolekul sehingga kekuatan gaya
dan kekentalan berkurang.
Pengaruh gaya Antarmolekul terhadap Kelarutan
Kelarutan adalah kemampuan zat terlarut bercampur secara homogen dalam zat
pelarut. Ada 3 jenis gaya tarik dalam larutan, yaitu gaya tarik antar zat terlarut (A-
A), zat terlarut-zat pelarut (A-B), dan antar zat pelarut (B-B). Selain itu, terdapat
prinsip Like Dissolved Like, dimana senyawa polar akan larut dalam senyawa
polar, dan senyawa nonpolar larut dalam senyawa nonpola
2. Bagaimanakah perbedaan gaya-gaya intramolekul dan antarmolekul dan
kaitannya dengan jenis-jenis molekul yang berbeda
Jawaban :
Gaya antar molekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang saling
berdekatan. Gaya antar molekul berbeda dengan ikatan kimia. Ikatan kimia,
seperti ikatan ionik, kovalen, dan logam, semuanya adalah ikatan antar atomdalam
membentuk molekul. Sedangkan gaya antar molekul adalah gaya tarik antar
molekul. Kita akan mempelajari tiga macam gaya antar molekul, yaitu:
Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik-menarik di antara
molekul-molekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol.
Jadi, gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul
polar.
Gaya ini diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van der Waals (1837–
1923). Konsep gaya tarik antarmolekul ini digunakan untuk menurunkan
persamaanpersamaannya tentang zat-zat yang berada dalam fase gas.
Kejadian ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara inti atom dengan
elektron atom lain yang disebut gaya tarik-menarik elektrostatis (gaya coulumb).
Umumnya terdapat pada senyawa polar. Untuk molekul nonpolar, gaya Van der
Waals timbul karena adanya dipol-dipol sesaat atau gaya London.
Gaya dipole-dipolDipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang
memiliki dipol adalah senyawa yang memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi, dan
kutub negatif (δ-) di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut
sebagai senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar.
Gaya London
Gaya ini merupakan gaya tarik menarik antarmolekul nonpolar akibat adanya
dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari suatu orbital ke
orbital yang lain membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul
nonpolar bersifat agak polar. Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol
sesaat yang dapat ke mengimbas ke molekul di sekitarnya disebut polarisabilitas
3. Bagaimanakah wujud superkritis untuk menggambarkan kegunaan cairan
superkritis dalam kristalisasi dan formulasi mikropartikulat
Jawaban :
-
4. Bagaimanakah perbedaan kekuatan gaya-gaya antarmolekul yang memberikan
kestabilan pada struktur berbagai wujud zat yang berbeda
Jawaban :
Yang membedakan satu dengan yang lain adalah jarak antarmolekul penyusun
zat tersebut. Pada zat padat, jarak antarmolekul penyusunnya sangat dekat (rapat)
sehingga molekul-molekulnya tidak dapat bebas bepergian. zat cair, yang jarak
antarmolekulnya relatif lebih besar daripada zat padat. Dengan demikian,
sejumlah air dapat berubah-ubah bentuknya menyesuaikan wadah yang
ditempatinya. Sedangkan gas memiliki gaya antarmolekul yang sangat renggang
segingga molekul bebas bergerak.
5. Bagaimanakah perhitungan/persamaan yang menyangkut:
a. Hukum gas ideal
b. Berat molekull
c. Tekanan uap
d. Titik didih
e. Teori kinetik molekul
f. Gas nyata van der waals
g. Persamaan Clausius-Clapeyron
h. Panas peleburan dan titik leleh
i. Persamaan aturan fase
Jawaban :
a.
Ket : N = jumlah partikel gas
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas umum 8,31 x 103 M/mol K
k = tetapan Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K
b. p(BM) = (mv ) RT = ρRT
Ket : BM : Berat molekul
P : Tekanan gas
V : Volume gas
T : Suhu absolut
R : Tetapan gas ideal
ρ : Massa jenis
c. Besarnya perbedaan antara tekanan uap pelarut murni dengan tekanan
uap larutan disebut penurunan tekanan uap (∆p)
Persamaan :
∆ P= pº- p
Ket : ∆ p = Penurunan tekanan uap jenuh
pº = Tekanan uap jenuh pelarut murni
p = Tekanan uap jenuh larutan
d. Tb = kb .m
Ket : Tb = kenaikan titik didih larutankb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk
1 mol zat dalam 1000grampelarut)m = molallarutan (mol/100 gram pelarut)
e. EK=32
kT
f. PV = nRT
Ket :
n = banyaknya mol
R = Universal gas konstan = 8,3145 J / mol K
N = jumlah molekul
[P + (n2a/V2)] (V – nb) = nRT
Ket :
P = tekanan
V = volume
n = jumlah mol zat
Vm = V/n = volume molar, volume 1 mol gas atau cairan
T = temperatur (K)
R = tetapan gas ideal (8.314472 J/(mol·K)
g.dPdT
= P ∆ HRT 2
Ket :
P : tekanan
T : suhu
R : tetapan gas ideal
∆ H : perubahan entalpi
h. Panas peleburan.
ΔTb = Kb . m
Ket :
ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
Titik leleh
∆ Tf =kf . m
Ket : ∆ Tf = kenaikan titik leleh molal
Kf = tetapan kenaikan titik leleh molal
m = molalitas larutan
i. F = C – P + 2
Ket : F = fase bebas
C = banyak nya komponen
P = banyak nya fase
6. Bagaimanakah sifat berbagai wujud gas
Jawaban :
- gaya tarik menarik sangat kecil
- susunannya sangat tidak teratur
- letaknya saling berjauhan
- bergerak sangat bebas
7. Bagaimanakah wujud zat padat, kristalinitas, solvat dan polimorfisme
Jawaban :
Zat padat
Zat padat itu susunan partikelnya teratur, terus berdekatan, dan gaya tarik
menarik antar partikelnya pun sangat kuat, gerak partikelnya juga tidak bebas,
sifat zatnya berbentuk tetap dan volumenya pun juga tetap mengikuti zat tersebut.
contoh zat padat , yang ada disekitar kita yaitu batu.
Contoh zat padat :
Kristalin
Pada kebanyakan zat padat, partikel-partikelnya tertata secara teratur dan
berulang. Zat padat yang demikian disebut kristal. Jenis zat padat yang berbeda,
mempunyai bentuk kristal yang berbeda pula.
Contoh kristalin :
Solvate
karena banyak padatan farmasi sering disintesis dengan metode kimia organik
standar, dimurnikan, dan kemudian mengkristal dari pelarut yang berbeda, residu
pelarut dapat terjebak dalam kisi kristal. ini menciptakan sebuah cocrystal, seperti
yang dijelaskan sebelumnya, disebut solvat. kehadiran pelarut sisa dapat secara
dramatis mempengaruhi struktur kristal padat tergantung pada jenis interaksi
intermoleculer bahwa pelarut mungkin dengan kristal padat. di bagian berikut
kami menyoroti pengaruh solvat dan bagaimana mereka dapat dideteksi dengan
menggunakan karakterisasi padat standar analisis. Biles, haleblian, dan Mccrone
telah membahas secara rinci pentingnya polimorfisme dan solvasi dalam praktek
farmasi.
Polimor
Senyawa organik maupun senyawa anorganik yang memiliki minimal dua
bentuk kristal yang berbeda dalam bentuk padatnya disebut bentuk polimorfisme.
Bentuk polimorfisme ini pada umunya dibedakan atas dua golongan yaitu:
Bentuk stabil
Bentuk meta stabil
Bentuk stabil lebih dikenal sebagai bentuk “kristal” , sedangkan bentuk amorf
pada umunya tidak dalam bentuk metastabil yang lebh populer dengan sebutan
bentuk “amorf”. Bentuk amorf ini tidak dalam bentuk stabil karena pada proses
pembuatan atau pada proses penyimpanannya dapat berubah menjadi bentuk
kristal yang lebih stabil. Perubahan bentuk amorf menjadi bentuk kristal dapat
disebabkan oleh beberapa faktor suhu, dan tekanan dalam waktu cepat atau
lambat. Sehubungan dengan hal tersebut , maka dalam pemilihan bahan zat
berkhasiat yang berupa amorf perlu diperhatikan apakah bentuk kristal pada
awalnya.
8. Bagaimanakah teknik yang digunakan untuk mengkarakterisasi padatan
Jawaban :
1. Teknik Spektroskopy :
2. Teknik Difraksi
3. Teknik Mikroskopy
4. Analisa Thermal
9. Bagaimanakah hubungan antara kalorimetri pemindaian diferensial,
termogravimetri, Karl Fisher, dan analisis sorpsi dalam menentukan deteksi
polimorfik versus deteksi solvat
Jawaban :
-
10. Bagaimanakah kesetimbangan fase dan transisi fase antara ketiga wujud zat
utama
Jawaban :
kesetimbangan fase dan transisi fase antara semua zat adalah sbb:
Diagram fase yang paling sederhana adalah diagram tekanan-temperatur dari
zat tunggal, seperti air. Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan tekanan
dan temperatur. Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur menunjukkan garis
kesetimbangan atau sempadan fase antara tiga fase padat, cair, dan gas.
Diagram fase yang umum. Garis titik-titik merupakan sifat anomali air.
Garis berwarna hijau menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik didih
yang berubah-ubah sesuai dengan tekanan. Penandaan diagram fase menunjukkan
titik-titik di mana energi bebas bersifat non-analitis. Fase-fase dipisahkan dengan
sebuah garis non-analisitas, di mana transisi fase terjadi, dan disebut sebagai
sempadan fase. Pada diagaram sebelah kiri, sempadan fase antara cair dan gas
tidak berlanjut sampai tak terhingga. Ia akan berhenti pada sebuah titik pada
diagaram fase yang disebut sebagai titik kritis
11. Bagaimanakah aturan fase dan penerapannya pada sistem-sistem berbeda yang
mengandung komponen ganda.
Jawaban :
Dalam sistem komponen-tunggal (C=1), tekanan dan temperature dapat
diubah secara bebas jika hanya ada satu fase (P=1). Jika kita mendifinisikan
varian F sistem sebagai banyaknya variable intensif yang dapat diubah dengan
bebas tanpa mengganggu banyaknya fase yang berada dalam kesetimbangan,
maka F=2. Jadi sistem itu bivarian dan mempunyai dua derajat kebebasan.
Berdasarkan perhitungan J.W. Gibbs tentang aturan fase yang menunjukkan
hubungan umum antara varian F, jumlah komponen C, dan jumlah fase pada
kesetimbangan P untuk suatu sistem dengan komposisi sembarang, ialah:
P + F = C + N
Dengan N adalah jumlah variable non-komposisi.
P + F = C + 2