35
PERUSAHAAN ASURANSI PT. Gaya Arah Perkasa PRODUK ASURANSI TESLA PROTECTION 1.1 Latar Belakang Pada perusahaan Asuransi dan Penjaminan Kredit (Credit insurance and guarantee) dikategorikan dalam asuransi kerugian, variabel determinan yang menentukan besaran tarif premi dapat berbeda dengan penentuan tarif premi di perusahaan asuransi umum. Untuk menentukan variabel penentu (determinant variables) perlu dilakukan pengkajian yang mendalam berdasarkan data empiris atau statistik perusahaan yang menceritakan perkembangan kinerja asuransi/penjaminan dari jenis produk yang dipasarkan perusahaan dan data pendukung lainnya. Penentuan tarif dasar premi dilakukan hanya pada suatu periode tertentu karena tarif dasar premi akan mengalami koreksi atau evaluasi baik dari segi keuntungan maupun daya tariknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengkoreksi daya tarik tarif premi baik dari sisi perusahaan maupun pasar asuransi antara lain adalah variabel makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah, serta variabel eksternal perusahaan seperti perkembangan tarif premi perusahaan pesaing yang memiliki jenis produk yang sama. Kebijakan penentuan tariff yang meliputi penghitungan tariff premi, komisi, dan fee collector/collecting fee merupakan kebijakan strategis perusahaan yang harus ditetapkan secara komprehensif dan penuh kehati-hatian dengan mempertimbangkan berbagai factor ekonomi dan non ekonomi. Untuk mendukung hal tersebut perlu suatu kegiatan rutin, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mengelola kebijakan tariff agar perusahaan memperoleh suatu pedoman atau tolok ukur yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan, dan menguntungkan perusahaan. Sebagai suatu pedoman, buku ini merupakan alat bantu yang fleksibel dan dapat dilakukan penyesuaian untuk mengakomodasi

Tugas Inti

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas mahasiswa

Citation preview

Page 1: Tugas Inti

PERUSAHAAN ASURANSI PT. Gaya Arah Perkasa

PRODUK ASURANSI TESLA PROTECTION

1.1 Latar Belakang

Pada perusahaan Asuransi dan Penjaminan Kredit (Credit insurance and guarantee) dikategorikan dalam asuransi kerugian, variabel determinan yang menentukan besaran tarif premi dapat berbeda dengan penentuan tarif premi di perusahaan asuransi umum. Untuk menentukan variabel penentu (determinant variables) perlu dilakukan pengkajian yang mendalam berdasarkan data empiris atau statistik perusahaan yang menceritakan perkembangan kinerja asuransi/penjaminan dari jenis produk yang dipasarkan perusahaan dan data pendukung lainnya.

Penentuan tarif dasar premi dilakukan hanya pada suatu periode tertentu karena tarif dasar premi akan mengalami koreksi atau evaluasi baik dari segi keuntungan maupun daya tariknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengkoreksi daya tarik tarif premi baik dari sisi perusahaan maupun pasar asuransi antara lain adalah variabel makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah, serta variabel eksternal perusahaan seperti perkembangan tarif premi perusahaan pesaing yang memiliki jenis produk yang sama.

Kebijakan penentuan tariff yang meliputi penghitungan tariff premi, komisi, dan fee collector/collecting fee merupakan kebijakan strategis perusahaan yang harus ditetapkan secara komprehensif dan penuh kehati-hatian dengan mempertimbangkan berbagai factor ekonomi dan non ekonomi. Untuk mendukung hal tersebut perlu suatu kegiatan rutin, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan untuk mengelola kebijakan tariff agar perusahaan memperoleh suatu pedoman atau tolok ukur yang akurat, dapat dipertanggungjawabkan, dan menguntungkan perusahaan.

Sebagai suatu pedoman, buku ini merupakan alat bantu yang fleksibel dan dapat dilakukan penyesuaian untuk mengakomodasi seluruh variabel biaya yang mungkin kurang sesuai dengan asumsi-asumsi yang ditetapkan dalam pedoman ini. Namun demikian, penyesuaian yang dilakukan agar tetap mengikuti prinsip-prinsip perhitungan tarif (premi, komisi, dan fee collector/collecting fee) dalam pedoman ini. Dalam rangka itu perlu ditetapkan pedoman penetapan tarif khususnya tariff premi/Service Charge asuransi dan penjaminan kredit untuk dapat digunakan baik bagi pembinaan maupun penyelenggaraan bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit.

Page 2: Tugas Inti

1.2 TujuanPenyusunan dan penggunaan buku pedoman yang menjelaskan konsep dan

metodologi penghitungan tarif premi/service charge untuk masing-masing jenis produk dalam bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit diharapkan dapat menghasilkan :

1. Adanya kesamaan cara perhitungan tarif premi/service charge untuk seluruh jenis produk bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit.

2. Ditetapkannya tarif dasar premi untuk paket bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit yang memiliki asas kompetitif dan asas menguntungkan untuk seluruh kantor cabang/pusat dalam kurun waktu tertentu.

3. Ditetapkannya kesepakatan tentang tarif dasar premi yang dipasarkan yaitu tarif premi yang dijual ke pasar dapat berubah sesuai dengan permintaan pasar tetapi masih berdasarkan pada tarif dasar premi yang telah ditetapkan yang dapat disesuaikan dengan varibel-variabel yang relevan dengan tarif premi.

4.        Disepakati dan dipilihnya metode penghitungan tarif dasar premi/service charge yang efektif dan efesien serta memiliki kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

5.        Disepakati dan dipilihnya metode monitoring dan evaluasi tarif yang didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah, mudah digunakan, dan dipahami dengan tujuan agar kebijakan tarif yang dihasilkan dapat menguntungkan perusahaan baik secara finansial dan non finansial.

1.3 Manfaat Auransi Kerugian Pinjaman Kredit

Memberikan jaminan kepada Bank atas risiko kegagalan Debitur/Principal dalam melunasi fasilitas pinjaman non tunai (non cash loan) yang diberikan oleh Bank. Bersifat Three-Party Agreement yang melibatkan Bank, Debitur/Principal dan Asuransi Asei dengan adanya Indemnity Agreement yang merupakan suatu bentuk Recourse Agreement kepada Debitur/Principal dalam hal Asuransi Asei telah membayarkan klaim kepada Bank, maka Debitur berkewajiban mengembalikan kepada Asuransi Asei senilai klaim (plus denda bunga) yang telah dibayarkan oleh Asuransi Asei kepada Bank. Ganti Rugi Asuransi Asei sebesar 100% dari besarnya Kerugian Bank.

Jenis-jenis Penjaminan Kredit :

Page 3: Tugas Inti

1. Jaminan Pembukaan Letter of Credit (L/C) Impor (Usance L/C dan Sight L/C sublimit TR/UPAS) Jaminan yang diberikan oleh Asuransi Asei kepada Bank Pembuka L/C Impor untuk kepentingan Applicant / Importir dalam hal terjadi kegagalan pembayaran (default payment) pada saat jatuh tempo L/C.

2. Jaminan Pembukaan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) baik Usance maupun Sight sublimit TR/UPAS). Jaminan yang diberikan oleh Asuransi Asei kepada Bank Pembuka SKBDN untuk kepentingan Applicant / Importir dalam hal terjadi kegagalan pembayaran (default payment) pada saat jatuh tempo SKBDN.

3. Jaminan Kontra Bank Garansi (Counter Guarantee) dan Standby L/C (SBLC). Jaminan yang diberikan Asuransi Asei kepada Bank Penerbit Bank Garansi / SBLC untuk kepentingan nasabah (Debitur / Principal) apabila Principal/Nasabah mengalami wanprestasi.

Obyek penjaminan Bank Garansi antara lain untuk keperluan :

Jaminan penawaran / Bid Bond, Jaminan pelaksanaan / Performance Bond, Jaminan uang muka / Advance Payment Bond, Jaminan pembayaran / Payment Bond, baik konstruksi maupun non

konstruksi. Jaminan pemeliharaan / Maintenance Bond, Jaminan untuk keperluan lainnya (kecuali jaminan untuk mendapatkan

fasilitas pembiayaan dari Lembaga Keuangan).

Manfaat-manfaat Asuransi Kredit & Penjaminan Kredit :

a. Bagi Perbankan

1. Transaksi yang tidak bankable karena tidak memenuhi persyaratan collateral akan tetapi feasible dapat dibantu dengan adanya Asuransi dan Penjaminan Kredit dari Asuransi Asei. Asuransi atau penjaminan kredit dari Asuransi Asei dapat menggantikan sebagian collateral yang diperlukan Perbankan dalam mendukung pemberian kredit kepada sektor riil.

2. Untuk transaksi non-cash loan khususnya, tergantung kepada penilaian risiko berdasarkan risks assessment Asuransi Asei yang juga mempertimbangkan risks analysis dari Bank,Asuransi Asei dapat memberikan penjaminan sampai 100% (seratus persen) dari nilai non-cash loan yang diberikan oleh Bank dan persyaratan Agunan/collateral yang lebih ringan bagi nasabah.

3. Mengurangi risks premium sehingga lending rate dapat lebih kompetitif. Risiko kredit yang dialihkan kepada Asuransi Asei dapat diperhitungkan sebagai penurunan unsur risiko dalam pricing suku bunga (mengurangi risks premium).

4. Pengurangan Bobot ATMR atas kredit yang diasuransikan atau dijaminkan kepada Asuransi Asei sebagai BUMN di bidang asuransi dan penjaminan kredit dihitung sebesar 50% (lima puluh persen) sesuai Surat Edaran BI No.11/1/DPNP tanggal 21 Januari 2009, sehingga pemakaian kredit tidak menggerus banyak rasio kecukupan modal Bank.

Page 4: Tugas Inti

5. Fee-based income dan penempatan cash collateral Debitur pada Bank sehingga Bank dapat menarik manfaat dari penempatan dana tersebut.

6. Safety net perbankan menghindari 100% own retention. Dengan memanfaatkan fasilitas Asuransi Kredit Asuransi Asei, Bank telah mengembangkan strategic partnership yang kuat dengan salah satu jaring pengaman (safety net) Perbankan terhadap risiko atas kredit yang disalurkannya. Bank tidak harus menanggung sendiri keseluruhan beban kerugian (100% own retention) yang dalam jangka panjang dapat berakibat catashtropical risks, dengan cara mengalihkan kemungkinan risiko kerugian kepada Asuransi Asei.

7. Second opinion dalam analisa pemberian kredit. Asuransi Asei melakukan risks assessment terhadap pertanggungan / penjaminan yang akan diberikan Perbankan kepada Asuransi Asei. Dengan demikian Bank akan memperoleh second opinion dari Asuransi Asei.

8. Clients referrals, Asuransi Asei dapat memberikan referrals atas nasabah-nasabah yang memiliki track record baik untuk dapat memanfaatkan fasilitas Bank.

9. Fungsi intermediasi perbankan meningkat. Bank lebih kompetitif, berani dan bergairah di dalam menyalurkan kredit kepada sektor riil, dengan adanya proteksi kredit dan insentif non subsidi manfaat-manfaat diatas. Dengan demikian fungsi intermediasi Perbankan khususnya untuk pembiayaan sektor riil akan meningkat.

b. Manfaat Bagi Sektor Riil/Debitur

1. Sektor riil akan terbantu likuiditasnya dengan adanya produk Asuransi Asei yang menjadi jembatan penghubung antara sektor riil dan Perbankan.

2. Competitiveness sektor riil akan terbantu melalui : Likuiditas yang cukup serta fasilitas kredit dengan tingkat bunga yang lebih baik, karena adanya pembiayaan Bank yang didukung oleh Asuransi Asei.

3. Lapangan kerja baru tercipta sehingga mengurangi tingkat pengangguran.

1.4 Konsep dan DefinisiPremi adalah Suatu balas jasa yang harus dibayar oleh pengguna jasa asuransi/penjaminan kredit kepada perusahaan asuransi (insurer) dalam suatu nilai untuk mendapatkan hak penggantian kerugian dalam jumlah yang telah disepakati.

Cadangan resiko adalah Sejumlah nilai yang diperoleh dari bagian premi yang digunakan sebagai cadangan dana untuk pembayaran klaim.

Biaya reasuransi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mereasuransikan kembali produk asuransi untuk tujuan memperkecil resiko (risk sharing) kepada perusahaan reasuransi lainnya.

Page 5: Tugas Inti

Biaya Pemasaran adalah biaya yang digunakan dalam kegiatan pemasaran produk asuransi ke konsumen.

Komisi adalah Biaya yang dikeluarkan karena menggunakan jasa orang lain/broker dalam memasarkan produk asuransi

Overhead Cost adalah Biaya awal yang dikeluarkan perusahaan sebelum produk asuransi mulai dipasarkan.

Keuntungan (profit loading) adalah laba bersih yang diperoleh dari hasil penjualan produk asuransi dalam suatu periode tertentu.

Biaya hubungan relasi (Maintenance Cost) adalah Biaya yang digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan konsumen/nasabah agar tetap menjadi konsumen perusahaan.

2.1 Ruang Lingkup Manfaat

Dalam penghitungan tarif dasar premi ini diperlukan berbagai instrumen atau data yang up to date dan lengkap yaitu meliputi:

1. Data Non Performance Guarantee (NPG) yaitu rasio antara net klaim dengan nilai plafond kredit dalam bentuk persentase (%). Data NPG yang diperlukan adalah data NPG seluruh jenis kredit/produk selama 5 (lima) tahun terakhir.

2. Data Laporan keuangan yang dapat mengambarkan perkembangan biaya usaha, pendapatan premi/service charge, komisi, biaya overhead, cadangan resiko, biaya reasuransi, dan lainnya.

3. Data tarif premi pesaing yang memasarkan produk yang sama dalam suatu industri asuransi yang sama serta data variabel makro ekonomi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi perkembangan tarif premi.

4. Penghitungan tarif dasar premi ini menggunakan data nasional yang berasal dari unit operasional yang direkam dalam database perusahaan.

3.1 Landasan Teori

Page 6: Tugas Inti

Penentuan tarif dasar premi secara umum perlu memperhatikan beberapa aspek yang fundamental seperti (1) dapat memenuhi biaya klaim yang diperkirakan akan terjadi dan (2) menyediakan keuntungan untuk mengkompensasi seluruh biaya untuk memperoleh modal yang digunakan untuk biaya penjualan. Menurut Harrington dan Niehus (2003), variabel penentu yang digunakan untuk menentukkan tarif premiun (fair premium) ini adalah terdiri dari Ekspektasi Biaya Klaim (Expected Claim Cost), Pendapatan Investasi (investment income), Biaya administrasi (administrative costs), dan Margin keuntungan perusahaan (fair profit loading) seperti pada gambar 1 di bawah ini.

Dan menurut Nelson, Caroline & R. Beauchamp (November 2002) tentang tariff premi adalah

The cost of product provision is referred to as the pure premium (being the claims costs) plus expenses. The required premium is generally formulated as:

Premium required

= Pure Premium + Expenses + Profit Loading

or P = (1+λ) E[X]

where: E[X] is the expected cost of losses and expenses λ is the profit loading P is the required premium

Pada perusahaan Asuransi dan Penjaminan Kredit (Credit insurance and guarantee) yang dikategorikan dalam asuransi kerugian, variabel determinan yang menentukan besaran tarif premi dapat berbeda dengan penentuan tarif premi di perusahaan asuransi umum. Untuk menentukan variabel penentu (determinant variables) perlu dilakukan pengkajian yang mendalam berdasarkan data empiris atau statistik perusahaan yang menceritakan perkembangan kinerja asuransi/penjaminan dari jenis produk yang dipasarkan perusahaan dan data pendukung lainnya.

Penentuan tarif dasar premi dilakukan hanya pada suatu periode tertentu karena tarif dasar premi akan mengalami koreksi atau evaluasi baik dari segi keuntungan maupun daya tariknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi atau mengkoreksi daya tarik tarif premi baik dari sisi perusahaan maupun pasar asuransi antara lain adalah variabel makro ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, dan

Page 7: Tugas Inti

nilai tukar rupiah, dan variabel external perusahaan seperti perkembangan tarif premi perusahaan pesaing yang memiliki jenis produk yang sama. Untuk mengevaluasi tarif dasar premi pada suatu periode tertentu agar tetap kompetitif dan menguntungkan perlu dilakukan suatu evaluasi tarif dasar premi (insurance pricing evaluation) secara berkala sesuai dengan kondisi perekonomian nasional dan persaingan di pasar asuransi (insurance market).

4.1 Actuarial Statement

Berdasarkan data empiris dan pendapat para pakar asuransi/penjaminan kredit dalam memasarkan produk asuransi/penjaminan kredit selama ini, ada beberapa komponen yang membentuk tarif premi dari masing-masing jenis produk tersebut yaitu:

1.        Cadangan resiko2.        Biaya akuisisi3.        Overhead cost4.        Profit loading

Biaya akuisisi yang digunakan dalam model persamaan diatas meliputi biaya pemasaran , biaya hubungan relasi, biaya komisi, dan biaya reasuransi. Biaya reasuransi selayaknya digunakan dalam formula tersebut apabila suatu jenis produk asuransi kredit perlu direasuransikan lagi untuk menyebarkan resiko kepada reinsurer.

Dengan menggunakan formula komponen determinan tarif premi diatas, ada tiga cara pendekatan dalam menentukan nilai variabel tarif premi yaitu:

Page 8: Tugas Inti

1.    Expert adjustment2.    Statistical approach3.    Combination of expert and statistical approach

Expert AdjustmentPengertian expert adjusment disini adalah nilai-nilai variabel penentu/komponen tarif premi (Cadangan resiko, Biaya akuisisi, Overhead cost, dan Profit loading) ditentukan berdasarkan pendapat para ahli atau praktisi yang memiliki pengalaman lama dalam menggeluti bisnis asuransi/penjaminan kredit. Pengalaman dan keahlian para pakar tersebut bisa dijadikan masukan untuk memberikan suatu nilai dari variabel determinan tarif premi karena berdasarkan pengalaman tersebut perilaku variabel determinan (determinant variable behavior) dapat diperkirakan dengan tingkat akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Statistical ApproachPenggunaan data empiris atau statistik menjadi dasar utama dalam statistical approach ini sehingga hasil metode penghitungan dengan metode ini diharapkan lebih realistis dan tidak ambisius. Pada pendekatan ini, ada 3 (tiga) metode yang dapat ditempuh untuk menentukan tarif premi yaitu:

1.    Pure Premium Method, yaitu suatu metode penentuan tarif dengan cara merasiokan variabel loss dengan exposure seperti pada formula dibawah ini:

P = L / E , dimana L adalah Loss dan E adalah Exposure.

Metode ini sebenarnya dapat disamakan dengan formula dalam menghitung Non Performance Guarantee (NPG) yaitu

NPG = (Claim/ Credit Plafond) X 100 %

Secara konseptual, NPG adalah rasio antara net klaim dengan nilai plafond kredit dalam bentuk persentase (%). Indikator NPG digunakan sebagai dasar untuk menentukan batas yang aman (safe line) tarif dasar premi yang dihitung berdasarkan data historis klaim dan plafond kredit dari setiap jenis produk asuransi/penjaminan kredit. Dengan demikian, tarif premi yang menguntungkan adalah harus diatas nilai NPG atau tarif premium > NPG. Namun penentuan tarif premi dengan menggunakan indikator NPG ini harus melihat struktur pasar dimana jenis produk asuransi/penjaminan kredit tersebut dipasarkan. Dalam pasar yang bersaing, maka penentuan tarif ini harus melihat tarif premi pesaing agar tarif preminya nanti lebih kompetitif dan menguntungkan. Kondisi yang menguntungkan adalah berada dalam pasar yang monopolistik sehingga perusahaan dengan leluasa dapat menentukan tarif premi di pasaran.

2.    Loss Ratio, yaitu secara konseptual adalah suatu rasio antara klaim yang terjadi dengan jumlah premi yang diterima dalam bentuk persentase. Formula untuk menghitung loss ratio ini adalah

Loss ratio = (Claim / Premium value) X 100 %

Page 9: Tugas Inti

Loss ratio ini digunakan untuk mengukur loss atau kerugian yang dialami jika terjadi klaim. Berdasarkan formula loss ratio tersebut maka ada 3 kemungkinan yaitu:

1. Loss ratio ≤ 100 %, berarti bahwa premi yang diterima lebih besar dibandingkan dengan klaim yang dibayar

2. Loss Ratio ≥ 100 %, berarti bahwa premi yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan klaim yang dibayar atau dengan kata lain timbul

kerugian.3. Loss Ratio = 100 %, yang mengindikasikan bahwa jumlah premi yang diterima sama dengan klaim yang dibayar.

Namun pada kenyataannya, suatu tarif premi biasanya digunakan antara lain sebagai cadangan resiko, komisi, biaya operasional, dan keuntungan perusahaan dengan besaran jumlah yang bervariasi. Dengan demikian, berdasarkan pengalaman bisnis (business experiences), jika loss ratio sudah melebihi angka 20 % dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membiayai operasional, cadangan klaim, komisi, bahkan kesulitan dalam menghasilkan keuntungan. Untuk itu, berdasarkan pengalaman bisnis sebagai batas aman (safe line) angka loss ratio untuk keuntungan perusahaan adalah tidak boleh melebihi 20 % (≤ 20 %).

3. Financial tracking methodMetode ini dihitung dengan cara menelusuri penggunaan nilai premi yang diterima secara finansial mulai dari produk tersebut dalam proses pengembangan (product development) sampai produk tersebut terjual dan memperoleh premi. Data historis keuangan yang berkenaan dengan premi produk tersebut sangat dibutuhkan di dalam menentukan struktur biaya tarif premi. Pada kenyataannya, tariff premi perlu ditetapkan dengan memperhatikan biaya resiko yang akan ditanggung jika terjadi wanprestasi (default). Hal ini perlu diperhatikan karena pendapatan yang diperoleh dari produksi premi jika tidak mencapai hukum bilangan besar (the law of large number) tidak akan dapat cukup membiayai resiko yang akan terjadi. Dengan demikian, perlu menetapkan suatu tariff dasar premi yang mengadopsi biaya resiko dan biaya lainnya yang melekat pada biaya produksi dan biaya pemasaran produk asuransi dan penjaminan kredit tersebut. Indikator yang dapat digunakan sebagai pendekatan biaya resiko adalah NPG atau loss ratio.

Tujuan akhir penghitungan tariff dasar premi ini adalah untuk memperoleh tariff premi yang dapat dijual ke pasar (market premium) yang memiliki asas kompetitif dan menguntungkan. Tarif dasar premi merupakan suatu tariff awal atau dasar sebagai tolok ukur tariff premi yang didasarkan atas variable resiko (NPG/Loss ratio) dan komponen tariff premi (seperti cadangan resiko, biaya akuisisi, overhead cost, dan profit loading). Tariff dasar premi belum di sesuaikan dengan variable lainnya yang relevan seperti tariff premi pesaing, karakteristik produk yang secara signifikan disinyalir berpengaruh terhadap tariff premi, dan variable ekonomi lainnya. Dengan demikian, tariff dasar premi benar-benar tariff dasar yang digunakan sebagai premium base yang dapat mengadopsi variable resiko (NPG dan Loss ratio) dan variable komponen tariff premi. Sementara itu, Tarif premi pasar (market premium) yang dapat dijual dapat dihitung dengan menyesuaikan tariff dasar premi

Page 10: Tugas Inti

dengan variable lainnya seperti variable tariff premi pesaing, karakteristik produk (produk pemerintah dan non pemerintah), dan karakteristik bisnis (ada agunan/tdk ada agunan, condition/unco, dan ada reasuransi atau tidak). Variable lainnya ini harus dapat terukur sehingga dapat dilakukan proses penyesuaian secara kuantitatif atau kualitatif dengan tariff premi dasar yang sudah ditetapkan. Alur Proses penghitungan tariff premi yang dijual ke pasar berdasarkan tariff dasar premi seperti yang nampak pada diagram di bawah ini adalah sebagai berikut:

1.    Menghitung Tarif Dasar Premi. Tarif dasar premi ini dihitung berdasarkan variable resiko yang didekati dengan indicator NPG atau Loss Ratio dan Variabel komponen utama tariff seperti cadangan resiko, biaya akuisisi, overhead cost, dan profit loading. Metode penghitungan tariff dasar ini akan dijelaskan pada uraian berikutnya. Pada tarif dasar premi ini berusaha agar tarif premi yang akan dihasilkan memiliki sifat yang menguntungkan (profitable premium) karena telah mengadopsi resiko produk dan variabel biaya dari komponen tarif premi.

2.    Penyesuaian dengan Variabel lainnya. Tariff dasar premi yang telah dihasilkan harus diarahkan agar tariff premi tersebut dapat diterima oleh pasar (accepted by market) yang memiliki sifat kompetitif. Untuk menyesuaikan tariff dasar premi agar lebih marketable maka menggunakan variable lain yang secara signifikan berpengaruh dalam menentukan tariff premi pasar ini. Variabel lainnya yang dilihat pengaruhnya antara lain variable tariff premi pesaing, karakteristik produk, dan karakteristik bisnis. Pengukuran pengaruh variable lainnya ini dapat digunakan metode kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan kebutuhan penghitungan tariff premi pasar.

3.    Menghitung Tarif Premi yang dijual ke pasar (market premium). Tarif premi ini ditentukan dengan menyesuaikan tariff dasar premi dengan variable lainnya yang dianggap signifikan mempengaruhi asas kompetitif tariff premi di pasaran.

4.    Kebijakan Penentuan Tarif Premi oleh manajemen. Setelah menentukan tarif premi pasar, maka manajemen perusahaan menguatkan tarif premi tersebut dengan mengeluarkan suatu keputusan hukum yang mengikat pada seluruh pengguna tarif dalam memasarkan produk ke pasar. Keputusan manajemen tentang tarif premi ini bersifat sementara dalam periode tertentu dimana tarif premi masih dapat

Page 11: Tugas Inti

menguntungkan dan bersaing di pasar. Kebijakan penentuan tarif premi ini bisa dilakukan perubahan sesuai dengan kondisi pasar dan perekonomian secara menyeluruh.

5.    Monitoring dan evaluasi tarif Premi. Perkembangan ekonomi dan pasar asuransi dan penjaminan kredit relatif dinamis yang menyebabkan supply dan demand pasar bergerak dengan dinamis. Disamping itu, dengan network perusahaan yang semakin luas tersebar di seluruh daerah di Indonesia, penggunaan tarif premi resmi yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan perlu dilakukan pengawasan dan monitoring sehingga sesuai dengan tujuan kebijakan tarif premi tersebut. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut perlu dilakukan monitoring dan evaluasi tarif secara periodik sesuai dengan kondisi ekonomi dan pasar asuransi dan penjaminan kredit agar tarif premi tetap dapat bersaing dan menguntungkan. Periodisasi evaluasi tarif premi perlu ditetapkan agar tarif premi selalu up to date dan sesuai dengan persaingan tarif premi di pasaran.

Salah satu faktor yang dapat memperkecil tingkat resiko adalah mengoptimalkan kegiatan manajemen resiko. Suatu manajemen resiko yang briliant atau efisien dan efektif tentu akan berdampak pada usaha untuk memperkecil resiko secara signifikan. Begitu pula sebaliknya jika usaha manajemen resiko yang kurang optimal atau gagal tidak memberikan pengaruh sama sekali terhadap tingkat resiko yang akan terjadi. Disini perlu mengkategorikan suatu manajemen resiko agar dapat memetakan resiko dengan tepat dan memiliki keakuratan yang relatif tinggi. Kategori manajemen resiko yang bisa dimasukkan dalam pohon resiko dapat berupa; sangat baik, baik, tidak optimal, dan tidak berhasil, dimana kategori tersebut memiliki peluang atau tingkat resiko yang berbeda sesuai dengan data historis atau pendapat para pakar. Variabel mitigasi resiko yang merupakan buah akitivitas manajemen resiko perlu dijadikan variabel yang dapat mempengaruhi tingkat resiko seperti halnya variabel lainnya yang masuk dalam pohon resiko.

Page 12: Tugas Inti

4.2 Tahap Penghitungan Tarif Dasar PremiDalam penghitungan nilai komponen tarif premi ini digunakan gabungan metode

penghitungan atau modifikasi rumus-rumus (modified method) seperti di atas agar dapat sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan perusahaan.

Penentuan tarif premi dasar dapat berupa satu titik (one point) atau interval, namun lebih baik dalam bentuk interval agar dapat fleksibel dalam memutuskan tarif dasar mana yang akan dipilih. Ada beberapa cara untuk menentukan dasar pembentukan interval antara lain adalah menggunakan indikator NPG dan loss ratio dari masing-masing jenis produk. Pada penghitungan berikut ini akan diuraikan metode penetapan one point tarif dasar premi yang berdasarkan indikator NPG. Formulasi yang digunakan dalam menghitung tarif dasar premi ini disebut sebagai financially weigthed risk method*) , yaitu suatu metode penghitungan tarif premium dengan menggunakan suatu ukuran resiko yang tertimbang dengan dasar indikator keuangan yang relevan dari suatu jenis produk asuransi dan penjaminan

Page 13: Tugas Inti

kredit. Metode ini merupakan metode baru yang dikembangkan secara mandiri berdasarkan pertimbangan dan kaidah-kaidah ilmiah serta praktek bisnis sehingga memudahkan dalam mengaplikasikannya.

Dalam metode ini, apabila ada kesulitan dalam menelusuri penggunaan premi secara finansial atau keterbatasan data untuk membiayai kegiatan bisnis seperti biaya overhead, biaya pemasaran, maintenace cost, dan lainnya, maka dilakukan pendekatan atau estimasi. Metode estimasi ini menggunakan data historis laporan keuangan dengan memperhatikan nilai NPG atau resiko (klaim) untuk masing-masing jenis produk asuransi/penjaminan kredit yang dihitung dengan beberapa tahapan yaitu:

1.     Tentukan andil (share) klaim dari masing-masing jenis produk asuransi/penjaminan kredit secara proporsional dalam bentuk persentase (%) selama periode tertentu.

Keterangan:s = Andil klaim jenis produk asuransi/penjaminan kredit ke i pada periode nC i = Nilai klaim jenis produk asuransi/penjaminan kredit ke-i pada periode n

Penggunaan klaim sebagai dasar untuk menghitung andil ini adalah bahwa jika suatu produk asuransi/penjaminan kredit mengalami default (wanprestasi) dan timbul klaim maka akan lebih banyak membutuhkan biaya dibandingkan dengan jenis produk yang tidak banyak mengalami klaim. Data NPG per jenis produk juga dapat digunakan untuk memperoleh andil tersebut karena NPG dan klaim memiliki pola yang sama dalam menggambarkan kebutuhan biaya suatu produk karena terjadi default. Periodisasi yang digunakan dalam menghitung andil ini dapat tahunan atau bulanan sesuai dengan ketersediaan data yang ada. Dengan demikian, data klaim tahunan untuk masing-masing jenis produk dibutuhkan yang kemudian dikumulatifkan sehingga memperoleh nilai total klaim dari seluruh jenis produk.

2.     Setelah menentukan andil klaim masing-masing jenis produk, maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai masing-masing biaya secara finansial dengan cara mengalikan andil tersebut dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk membiayai variabel determinan premi yang ada dalam laporan keuangan dalam periode tertentu. Data laporan keuangan yang digunakan adalah rata-rata dari biaya-biaya tersebut selama periode tertentu untuk memperoleh pola besaran biaya dalam waktu tertentu

Keterangan:

W nit = Nilai jenis produk ke-i dari biaya variabel determinan ke t yang tertimbang dengan klaim pada periode nE nit = Biaya variabel determinan/komponen tarif premi ke-t untuk jenis produk ke-i pada periode nS ni = Andil (share) klaim jenis produk ke-i pada periode n

Penghitungan bobot untuk masing-masing akun biaya pembentuk premi ini digunakan untuk mengetahui struktur biaya (cost structure) dari variabel determinan tersebut sehingga dapat mengetahui pola besaran biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing jenis produk berdasarkan klaim yang dibayar.

Page 14: Tugas Inti

3.     Menghitung struktur biaya (WC it) (cost structure) yang tertimbang dengan NPG masing-masing jenis kredit/produk. Sebelumnya menghitung NPG dari masing-masing jenis produk. Tujuan penghitungan struktur biaya yang tertimbang ini adalah agar struktur biaya tersebut dapat mengadopsi resiko yang timbul dari jenis produk sehingga lebih realistik dengan pengalaman resiko dari produk tersebut.

Dimana:NPG ni = Non Performance Guarantee jenis produk I periode n

W nit = Nilai jenis produk ke-i dari biaya variabel determinan ke t yang tertimbang pada periode nWC nit = Nilai jenis produk ke-i dari variabel determinan ke-t yang tertimbang dengan NPG periode n

4.     Menjumlahkan nilai WC nit diatas dengan nilai NPG masing-masing jenis produk tersebut sehingga diperoleh suatu total komponen biaya yang tertimbang dari komponen tarif premi yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar biaya komponen tarif premi diatas dapat menyerap resiko yang digambarkan dengan indikator NPG. Dengan demikian, formulasi ini memberikan safe line yang jelas agar penetapan tarif premi dasar sudah mencakup biaya-biaya komponen tarif premi yang telah disesuaikan dengan resiko yang akan dialami oleh jenis produk asuransi dan penjaminan kredit sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan jika terjadi wan prestasi (default). Nilai ini dapat disebut sebagai Biaya (Cost) yang sudah disesuaikan (Cost adjusted).

dimana:

C (adjusted)it = Biaya jenis produk i pada variabel determinan t yang telahdisesuaikan.

Penghitungan Tarif Dasar Premi.Produk asuransi 'Tesla Protection’ Perusahaan Asuransi ‘Gaya Arah Perkasa’

1. Berdasarkan Expert adjusment

Misal (menggunakan angka data fiktip) dalam memasarkan produk asuransi, jumlah nilai plafond kredit yang diasuransikan adalah sebesar Rp. 100 juta dengan tarif premi yang biasa diterapkan adalah 1,3 %. Maka nilai premi yang diperoleh dalam bentuk rupiah adalah 1,3 % X Rp. 100 juta adalah Rp. 1,3 juta.Premi sebesar Rp. 1,3 juta itu, menurut pengalaman dan pendapat para pakar asuransi/penjaminan kredit atau praktisi, ukuran atau nilai yang digunakan untuk membiaya variabel :

1.    Cadangan klaim = 15 % atau 15 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 195.000,-2.    Biaya reassurance = 10 % ate 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-

Page 15: Tugas Inti

3.    Biaya pemasaran = 25 % atau 25 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 325.000,-4.    Maintenance cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-5.    Komisi sebesar 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-6.    Overhead cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-7.    Profit loading = 20 % atau 20 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 260.000,-

Untuk mengkonversikan nilai variabel determinan diatas dalam bentuk persentase dapat dihitung dengan cara:

1.            Cadangan resiko = Rp. 195.000,- atau 1,3 % X (195.000/1.300.000) = 0,195 %2.    Biaya reasuransi = Rp. 130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %3.    Biaya pemasaran = Rp. 325.000,- atau 1,3 % X (325.000/1.300.000) = 0,325 %4.    Maintenane cost = Rp. 130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %5.    Komisi = Rp.130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %6.    Overhead cost = Rp. 130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %7.    Profit loading = Rp. 260.000,- atau 1,3 % X (260.000/1.300.000) = 0,26 %

2. Financially Weigthed Risk Method

Penghitungan tarif premi dengan metode ini merupakan gabungan dari metode expert adjustment dan statistical approach. Hal ini dilakukan karena selain menggunakan data historis yang berkaitan dengan perkembangan resiko suatu produk dan indicator keuangan, adakalanya diperlukan suatu adjustment atau pertimbangan dari para pakar asuransi dan penjaminan kredit agar tarif tersebut lebih realistic berdasarkan pengalaman bisnis.

Dalam formulasi tersebut (nomor formula (vii) sampai dengan (xiii)) diharapkan memperoleh suatu tariff dasar premi yang telah mengadopsi biaya komponen tarif premi dan resiko yang telah terjadi.

Apabila berdasarkan data historis ditemukan nilai NPG yang sangat besar maka perlu dilakukan suatu treatment yang dapat menjadikan tarif premi nanti lebih kompetitif dan menguntungkan dengan jalan merubah periodesasi data NPG atau disesuaikan dengan tarif premi pasar serta kondisi ekonomi makro yang berlaku.

Maksud metode ini adalah menentukan suatu nilai dimana tarif premi tersebut dapat membiayai resiko dan variabe biaya yang digunakan dalam memproduksi jasa asuransi dan penjaminan kredit untuk masing-masing jenis produk. Dengan demikian, formula financially weigthed risk method ini dapat secara ringkas di gambarkan sebagai berikut:

Tarif dasar premi (P) = variabel resiko + variabel biaya

2. Financially Weigthed Risk Method

Penghitungan tarif premi dengan metode ini merupakan gabungan dari metode expert adjustment dan statistical approach. Hal ini dilakukan karena selain menggunakan data historis yang berkaitan dengan perkembangan resiko suatu produk dan indicator keuangan, adakalanya diperlukan suatu adjustment atau

Page 16: Tugas Inti

pertimbangan dari para pakar asuransi dan penjaminan kredit agar tarif tersebut lebih realistic berdasarkan pengalaman bisnis.

Dalam formulasi tersebut (nomor formula (vii) sampai dengan (xiii)) diharapkan memperoleh suatu tariff dasar premi yang telah mengadopsi biaya komponen tarif premi dan resiko yang telah terjadi.

Apabila berdasarkan data historis ditemukan nilai NPG yang sangat besar maka perlu dilakukan suatu treatment yang dapat menjadikan tarif premi nanti lebih kompetitif dan menguntungkan dengan jalan merubah periodesasi data NPG atau disesuaikan dengan tarif premi pasar serta kondisi ekonomi makro yang berlaku.

Maksud metode ini adalah menentukan suatu nilai dimana tarif premi tersebut dapat membiayai resiko dan variabe biaya yang digunakan dalam memproduksi jasa asuransi dan penjaminan kredit untuk masing-masing jenis produk. Dengan demikian, formula financially weigthed risk method ini dapat secara ringkas di gambarkan sebagai berikut:

Tarif dasar premi (P) = variabel resiko + variabel biaya

Tahapan penghitungan dengan metode Financially Weigthed Risk dengan menggunakan data fiktif sebagai contoh adalah sebagai berikut:

I.     Menghitung nilai variabel determinan yang diperoleh dari laporan keuangan selama periode tertentu. Laporan keuangan yang digunakan ada dua cara yaitu di pilih laporan keuangan dengan predikat minimal ”sehat” pada suatu periode tertentu atau merata-ratakan nilai laporan keuangan tersebut sesuai dengan jangka waktu penutupan produk asuransi dan penjaminan kredit yang paling lama agar dapat mencakup klaim yang terjadi. Periode yang digunakan dalam penghitungan tarif premi ini adalah tahun 2002 – 2006, kemudian hitung rata-ratanya seperti pada worksheet dibawah ini:

Page 17: Tugas Inti

II.   Pada worksheet A, kelompokan akun-akun yang termasuk variabel determinan tarif premi/komponen tarif premi seperti pada worksheet B di bawah ini. Untuk variabel cadangan klaim/resiko, burning cost, dan biaya reasuransi, apabila tidak ada nilainya dalam laporan keuangan, maka dapat diestimasikan dengan cara:

a.    Variabel cadangan klaim/resiko (CD) untuk masing-masing jenis produk, diestimasi dengan menghitung:Contoh: diketahui (nilai klaim / plafond kredit) variabel cadangan resiko/klaim ditetapkan berdasarkan pendapat pakar asuransi & penjaminan kredit adalah 0,15, maka nilai CD est adalah 0,15 X 206.078 = 30.911,68.

Pengertian total pendapatan disini adalah nilai total pendapatan yang diperoleh dari hasil laporan keuangan seperti yang tercantum pada worksheet A diatas.

b.    Variabel biaya reasuransi dan maintenance cost (mc) dapat diestimasi dengan cara mengalikan factor pengali (multiplier factor) yang berasal dari data empiris atau expert adjusment dengan nilai total pendapatan yang ada di laporan keuangan.Nilai variabel mc dan biaya reasuransi ini idealnya dihitung secara akuntansi dari indikator keuangan yang ada. Seandainya ada keterbatasan dalam memperoleh data tersebut dari laporan keuangan, maka nilai kedua variabel tersebut dilakukan dengan pendekatan (estimasi) dari pendapat para pakar (expert adjustment) untuk menentukan berapa besar persentase pengeluaran untuk kedua variabel tersebut terhadap total pendapatan.

Worksheet B.

Pada worksheet B diatas adalah contoh penghitungan tariff untuk jenis produk Jaminan Pelaksanaan pada Surety Bond dengan nilai NPGnya adalah 1,20 %. Secara lengkap tahapan ini dapat dilihat pada lampiran.

III. Hitung W nit, WC it, dan C (adjusted)it seperti yang terlihat pada worksheet B diatas.

Contoh: Nilai Sni adalah andil klaim produk asuransi & penjaminan kredit ke I pada periode n. Untuk melihat penghitungan Sni digunakan suatu contoh pada produk jaminan pelaksanaan Surety Bond seperti tertera pada worksheet B diatas, dan nilai Sni untuk produk tersebut adalah 18,07. maka untuk menghitung Wnit untuk variable cadangan resiko/klaim adalah

Page 18: Tugas Inti

E nit = Biaya variabel determinan/komponen tarif premi ke-t untuk jenis produk ke-i pada periode n

Misal untuk biaya variabel cadangan resiko (E nit ) seperti pada contoh worksheet B di atas adalah 30.911,68Karena WCit menggunakan data NPG, maka pada penghitungan diatas diasumsikan nilai NPG suatu jenis produk berdasarkan data empiris adalah 1,20 %.

Setelah itu menghitung Biaya (Cost) yang sudah disesuaikan (Cost adjusted) (C (adjusted)it ) dengan cara menambahkan nilai NPG dengan WC it. Contoh menghitung C (adjusted)it untuk variabel resiko/klaim seperti pada worksheet B adalah= NPG i + WC nit (cadangan resiko) = 1,20 + 0,1559538 = 1,35

Kemudian menghitung Total Cost (TC (adjusted)i) yang disesuaikan dengan resiko (NPG) seluruh variable determinan seperti terlihat pada worksheet B diatas yang bernilai 9,47. setelah itu, hitunglah rata-rata cost (C (adjusted)it) seperti pada worksheet B dan diperoleh angka sebesar 1,35.Dengan demikian, tarif dasar premi yang kompetitip dan menguntungkan adalah ekuivalen dengan Rata-rata Cost (C (adjusted)i) yang disesuaikan dengan resiko (NPG). Untuk menentukan nilai variabel biaya dapat dilakukan dengan cara:

imana jumlah variabel adalah 7, (p=7), maka

Rata-rata Cos(C (adjusted)I ) = (C (adjusted)it CD + C (adjusted)it Reas + C (adjusted)it MC + C (adjusted)it

BP + C (adjusted)it OHP + C (adjusted)it Profit + C (adjusted)it Komisi)/7 = (1,35 + 1,32+1,20 + 1,22 + 1,51 + 1,65 + 1,22 )/7 = 1,35

Jadi tariff dasar premi di atas adalah 1,35 sebagai rata-rata C (adjusted)I

Dengan demikian, untuk menentukan variable biaya seperti pada rumus (x) di atas adalah

= NPG + variabel biaya = rata-rata NPG (adj) = tarif premi= 1,20 % + variabel biaya = 1,35

Maka nilai variabel biayanya adalah

Nilai variabel biaya = 1,35 – 1,20 = 0,15

Aplikasi dari metode penghitungan tarif dasar premi dengan metode Financially Weigthed Risk Method dapat dilihat pada lampiran makalah ini.

Page 19: Tugas Inti

4.3 Kebijakan Penentuan Akhir Tarif Dasar Premi

Tarif dasar premi yang digunakan untuk memasarkan produk asuransi dan penjaminan kredit pada akhirnya harus melihat tarif premi pasar/struktur pasar industri jasa, karakteristik produk, karakteristik bisnis dan variabel ekonomi yang relevan ( seperti inflasi & suku bunga). Ada beberapa skenario yang akan muncul dari hasil penghitungan tarif dasar premi yang menggunakan data empiris tersebut yaitu:

1.    Skenario Pertama, jika berdasarkan data empiris NPG terekam bahwa nilai NPG-nya relatif tinggi dan ketika digunakan sebagai dasar penghitungan tarif dasar premi ternyata menghasilkan tarif premi yang tinggi dan tidak kompetitif, maka perlu dilakukan penyesuaian kembali dengan jalan:

a.    Jika struktur pasar produknya adalah persaingan, maka tarif premi tersebut disesuaikan dengan tarif premi pasar namun masih dianggap menguntungkan perusahaan.

b.    Jika struktur pasarnya monopolistik, maka gunakan hasil penghitungan tarif dasar premi tersebut dengan melihat kemampuan debitur/konsumen produk asuransi dan penjaminan kredit serta keuntungan perusahaan.

2.    Skenario kedua, seandainya berdasarkan data empiris NPG menghasilkan tarif dasar premi paling rendah dibandingkan tarif premi pasar sebagai akibat dari kebijakan manajemen resiko yang baik, maka perlu dilakukan beberapa penyesuaian dengan memperhatikan tarif premi pesaing dan keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan.

Contoh Penghitungan Tarif Dasar Premi.1. Berdasarkan Expert adjusment

Misal (menggunakan angka data fiktip) dalam memasarkan produk asuransi, jumlah nilai plafond kredit yang diasuransikan adalah sebesar Rp. 100 juta dengan tarif premi yang biasa diterapkan adalah 1,3 %. Maka nilai premi yang diperoleh dalam bentuk rupiah adalah 1,3 % X Rp. 100 juta adalah Rp. 1,3 juta.Premi sebesar Rp. 1,3 juta itu, menurut pengalaman dan pendapat para pakar asuransi/penjaminan kredit atau praktisi, ukuran atau nilai yang digunakan untuk membiaya variabel :

1.    Cadangan klaim = 15 % atau 15 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 195.000,-2.    Biaya reassurance = 10 % ate 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-3.    Biaya pemasaran = 25 % atau 25 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 325.000,-4.    Maintenance cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-

Page 20: Tugas Inti

5.    Komisi sebesar 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-6.    Overhead cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-7.    Profit loading = 20 % atau 20 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 260.000,-

Untuk mengkonversikan nilai variabel determinan diatas dalam bentuk persentase dapat dihitung dengan cara:

1.            Cadangan resiko = Rp. 195.000,- atau 1,3 % X (195.000/1.300.000) = 0,195 %2.    Biaya reasuransi = Rp. 130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %3.    Biaya pemasaran = Rp. 325.000,- atau 1,3 % X (325.000/1.300.000) = 0,325 %4.    Maintenane cost = Rp. 130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %5.    Komisi = Rp.130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %6.    Overhead cost = Rp. 130.000,- atau 1,3 % X (130.000/1.300.000) = 0,13 %7.    Profit loading = Rp. 260.000,- atau 1,3 % X (260.000/1.300.000) = 0,26 %

Dengan demikian, maka secara keseluruhan nilai variable dalam formula diatas menjadi:

1,3 % = 0,195 %+ 0,13 % + 0,325 % + 0,13 % + 0,13 % + 0,13 % + 0,26 %

4.4 Monitoring dan Evaluasi Tarif Dasar Premi

Tarif dasar premi seperti halnya harga produk perdagangan lainnya di pasaran cenderung mengalami perkembangan yang fluktuatif sesuai dengan pergerakan indikator ekonomi yang dinamis, kondisi permintaan masyarakat, dan perilaku dari para industri pesaing yang memasarkan bisnis asuransi & penjaminan kredit yang sejenis. Untuk menyesuaikan pergerakan tarif dasar premi yang dinamis di pasar tersebut, perlu dilakukan suatu kegiatan monitoring dan evaluasi tarif dasar premi secara rutin pada periode tertentu. Kegiatan monitoring dan evaluasi tarif dasar premi harus di dukung dengan instrumen informasi dan data yang relevan dan up to date sehingga penentuan kembali tarif dasar premi tersebut tetap memiliki asas kompetitif dan menguntungkan. Kebutuhan data tentang data tarif premi yang berlaku di pasar, indikator ekonomi, dan potensi pasar sangat diperlukan sebagai dasar melakukan evaluasi tarif disamping ada kegiatan marketing research yang memadai.

Page 21: Tugas Inti

5.1 Cara dan Strategi Pemasaran ProdukBahwa strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Untuk menunjang strategi pemasaran agar sukses diperlukan kapabilitas yang baik dari pihak internal perusahaan. Strategi pemasaran harus memperhatikan elemen 4P, yang terdiri dari product, promotion, price dan place.

1. Product: Di era pemasaran yang banyak persaingan pada masa ini, keupayaan mengemukakan produk yang lebih kompetitif sangat penting sebagai strategi pemasaran. Melalui penggunaan teknologi dan kepakaran yang tinggi, pengeluar boleh menghasilkan produk yang berkualiti, namun untuk memiliki kelebihan kompetitif dikalangan pesaing, lianya memerlukan berbagai inisiatif tambahan oleh pemasar. Asasnya, isu terpenting mengenai produk ialah ianya perlu menetapi keperluan, kemahuan dan harapan pengguna. Di sini, faktor faktor lain selain kualiti seperti variety untuk pilihan, kesesuaian rekabentuk, kaedah pembungkusan, faedah penggunaan, serta berbagai attribute daripada produk patut diambilkira untuk menarik perhatian pelanggan. Di peringkat awalnya, strategi produk menghendaki pemasar menganalisa persekitaran pasaran seperti demand, persaingan dan pertumbuhan serta mengukurnya dengan keupayaan yang ada. Pemasar juga perlu menjangkakan perubahan dan pelbagai situasi luar kawalan dan menyediakan alternatif

2. Price: Umumnya, menjadi fahaman bahawa harga melambangkan kualiti produk. Tetapi, dalam realiti pemasaran fakta tersebut tidak semestinya betul untuk dijadikan asas perletakan harga yang strategik. Strategi penetapan harga menjadi penting di atas kesedaran pemasar bahawa faktor harga berperanan dalam mempengaruhi pengguna untuk membeli dan kekal sebagai pelanggan sesuatu produk. Di masa yang sama penetapan harga mesti berasaskan kepada objektif yang hendak dicapai daripada pemasaran itu sendiri. Samaada memperkenalkan produk baru ke pasaran, memasuki segmen baru pasaran, menstabil harga atau menandingi harga pesaing, jualan penghabisan stok, jualan produk yang spesifik, dsb., strategi harga sepatutnya mempunyai kriteria yang berbeda. Kepada pemasar, harga merupakan kaedah meghasilkan pendapatan dan mencipta keuntungan

3. Place: Strategi penempatan memberi penekanan kepada aspek saluran pengedaran produk yang berfungsi menyampaikan produk kepada pengguna sasaran. Ianya melibatkan aktiviti perkhidmatan seperti transaksi, inventori, lojistik dan kelengkapan fasiliti. Disamping itu, strategi ini juga perlu mengambilkira faktor liputan pengedaran dan kebolehan kakitangan serta tahap perkhidmatan mereka. Menawarkan produk yang betul, di tempat/lokasi yang betul dan pada masa yang betul, adalah tujuan kepada strategi ini. Kesemua ini sangat bergantung kepada keberkesanan saluran-

Page 22: Tugas Inti

saluranpengedaran yang ditetapkan. Bagaimana produk ditempatkan di kalangan pengguna, begitu jugalah penerimaan mereka

4. Promotion: Terdapat juga anggapan bahawa produk yang berkualiti akan terjual dengan sendirinya. Tetapi, dalam strategi mempromosi, pemasar melaksanakan aktiviti memperkenalkan produk yang hendak ditawarkan kepada pengguna. Dalam usaha tersebut berbagai kaedah promosi perlu dilaksanakan agar pengguna mengetahui, memahami dan seterusnya membuat keputusan untuk menggunakan produk.Tanpa aktiviti promosi, pemasaran produk yang berkualiti sekalipun tidak menjadi aktif dan industri sukar memperoleh tahap kompetitif yang dikehendaki di pasaran. Untuk menarik pengguna membeli produk bukannya tugas yang mudah. Mereka perlu dipengaruhi, bukan setakat di perkenal sahaja. Mereka perlu diberi kesedaran hingga mereka merasa perlu untuk membeli produk yang ditawarkan. Pengiklanan melalui media massa utama, antara kaedah mempromosi yang termahal, menjadi pilihan industri yang berkemampuan. Walaupun tahap keberkesanannya agak sukar diukur, tetapi yang lebih penting di sini adalah faktor penyebaran maklumat produk yang meluas. Di samping pengiklanan, kaedah promosi yang lain-lain boleh digunakan, samaada serentak mahupun berasingan, bersesuaian dengan objektif pemasaran serta faktor-faktor seperti kos, peluang dan kebolehan berinteraksi yang lebih terbuka dengan pelanggan.Sementara itu, sebagai tambahan kepada 4P di atas, Booms & Bitner telah menambah 3P lagi kepada bauran sediaada iaitu People, Process dan Physical Evidence.Penerangan ringkas kepada 3P tambahan ini adalah seperti berikut:

A. People: Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam aktiviti penyampaian produk di pasaran tidak patut dikecualikan. Peranan kakitangan yang menjalankan pelbagai aktiviti berkaitan pemasaran perlu dijadikan sebagai strategi. Oleh itu inisiatif dari aspek kebolehan, kemampuan dan kepakaran para pekerja dan pihak pengurusan di industri perlu juga di beri perhatian dalam strategi meningkatkan keupayaan pemasaran.

B. Process: Proses / aliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktiviti merupakan elemen yang akan menentukan keberkesanan dan kejayaan pemasaran. Oleh itu, ianya juga adalah inisiatif yang strategik sesebuah industri untuk memasukkan unsur „process‟ ini kedalam strategi pemasarannya.

C. Physical Evidence: Kebolehan dan keupayaan industri dalam penyampaian perkhidmatan mestilah dipadankan bersesuaian dengan persekitaran pasaran di mana perkhidmatan diberikan. Ini akan meningkatkan lagi keberkesanan dalam berkomunikasi dan melaksanakan penyampaian produk, khasnya dalam aspek kepuasan kepada pengguna sasaran.STRATEGI pemasaran 4 P boleh dikatakan sebagai tindakan empat serangkai oleh pemasar untuk menawarkan produk kepada pelanggan sasaran dengan cara yang lebih efektif. Sementara tambahan 3P lagi kepada bauran tersebut adalah sebagai

Page 23: Tugas Inti

pelengkap yang Konsep dalam penelitian ini terdiri dari strategi pemasaran di mana didalamnya akan membahas: kredit UKM, keuntungan kredit UKM , strategi pemasaran kredit UKM, tingkat keberhasilan pemasaran kredit UKM

.

6.1 Polis Asuransi Kerugian Kredit

Asuransi Kerugian Kredit adalah program asuransi yang melindungi dan menjamin Pemegang Polis selaku "Pemberi Kredit" (Kreditur) dalam hal Tertanggung selaku "Penerima Kredit" (Debitur) mengalami risiko:

Kematian Akibat Kecelakaan Kematian Biasa/ Natural Death Cacat Tetap Akibat Kecelakaan Perluasan Jaminan PHK

Calon Debitur --> Bank --> Asuransi Nilai Pertanggungan yang dapat di jamin:

1. Sisa Pinjaman tanpa tunggakan dan bunga

2. Sisa Pinjaman dengan tunggakan dan bunga maks. 3 bulan.

3. Sebesar Pinjaman/ plafon awal

 Tertanggung

Bank Umum, BPR dan Koperasi

Kepesertaan:

1. Debitur Bank Umum yang berusia antara 20 s/d 64 tahun, dan usia tertanggung ditambah masa asuransi  maksimal 65 tahun  

2. Debitur Bank BPR/Koperasi yang berusia antara 20 s/d 64 tahun, dan usia tertanggung ditambah masa  asuransi maksimal 65 tahun.

Page 24: Tugas Inti

 

Contoh Polis Asuransi Kerugian Contoh SPPA dibawah diambil dari perusahaan asuransi ACA

Asuransi memang banyak manfaat nya jika terjadi kejadian yang tak terduga, asuransi yang umum di gunakan yaitu seperti asuransi motor, asuransi mobil terbaik, asuransi perjalanan, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi rumah, asuransi property , dan di bawah ini adalah fungsi dan isi polis asuransi

 

1. Fungsi Polis

Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat

Page 25: Tugas Inti

khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan demikian, polismerupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung.

Mengingat fungsinya sebagai alat bukti tertulis maka para pihak (khususnya Tertanggung) wajib memperhatikan kejelasan isi polis dimana sebaiknya tidak mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan perbedaan interpretasi sehingga dapat menimbulkan perselisihan (dispute).

 

2. Isi Polis

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:

a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi

b.  Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga

c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan

d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)

e. Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh penanggung

f.   Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung