25
AKUNTANSI INTERNASIONAL STRUKTUR BIAYA DAN PENERIMAAN USAHATANI TANAMAN PADI (ORYZA SATIVA L.) DI DESA ABIAN TUBUH UTARA KELURAHAN CAKRANEGARA SELATAN BARU NAMA KELOMPOK : TRIA DIA CITRASIWI (A1C010115) I MADE LINGGA PERMADI D. (A1C011055) I NYOMAN SUARDIJAYA (A1C011057) RIA AYUNING KUSUMASARI (A1C011127) FIRDHA SURYAWANIS FADILHA (A1C211041)

Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

AKUNTANSI INTERNASIONAL

STRUKTUR BIAYA DAN PENERIMAAN USAHATANI

TANAMAN PADI (ORYZA SATIVA L.)

DI DESA ABIAN TUBUH UTARA KELURAHAN CAKRANEGARA SELATAN

BARU

NAMA KELOMPOK :

TRIA DIA CITRASIWI (A1C010115)

I MADE LINGGA PERMADI D. (A1C011055)

I NYOMAN SUARDIJAYA (A1C011057)

RIA AYUNING KUSUMASARI (A1C011127)

FIRDHA SURYAWANIS FADILHA (A1C211041)

GITA PARANATA (A1C211047)

TRI AYU ORDIANTI (A1C211149)

YUHANA (A1C211159)

Page 2: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berusahatani merupakan upaya untuk meningkatkan produksi baik untuk tujuan

konsumsi maupun untuk tujuan meningkatkan pendapatan petani. Banyak faktor yang

mempengaruhi keputusan petani dalam usahatani yang dilaksanakan. Menurut Shanner

(1982) faktor-faktor tersebut meliputi lingkungan fisik (tanah dan agroklimat), biologi,

kondisi pengairan, ketersediaan teknologi, sistem penunjang (modal/kredit, pasar input/

output, penyuluhan dan sumber daya petani). Pada kenyataannya petani selalu diharapkan

pada berbagai kebutuhan dalam memilih usahatani komoditas yang akan diusahakan,

alokasi biaya dan pencapaian keuntungan yang tinggi.

Biaya mempunyai peranan yang amat penting dalam pengambilan keputusan

usahatani, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu menentukan

besarnya harga pokok (biaya per unit) dari produk yang dihasilkan (Soeharjo dan Patong,

1973).

Rendahnya pendapatan usahatani erat kaitannya dengan beberapa faktor antara lain

aplikasi teknologi, luas penguasaan lahan usaha dan tingkat efisiensi usahatani. Kenaikan

harga output yang diterima petani tidak sebanding dengan kenaikan haraga input produksi

yang harus dibayar, bersama dengan semakin lambatnya peningkatan produktivitas sehingga

berakibat rendahnya tingkat efisiensi dan pendapatan usahatani. Upaya peningkatan

efisiensi usahatani bukan persoalan yang sederhana. Gugus variabel yang harus

dipertimbangkan petani sangat banyak, bukan hanya yang berdimensi teknis dan ekonomis

tetapi juga sosial budaya (Sumaryanto,.2004).

Analisis biaya dan pendapatan sangat diperlukan sebagai bahan dalam mengambil

keputusan mengenai penggunaan teknologi dan didalam memilih prioritas yang paling baik

untuk waktu yang akan datang dengan tujuan untuk meningkatkan produksi usahatani dan

memperbaiki taraf hidup (Hadisapoetro,1973). Di samping itu analisis biaya dan

pendapatan usahatani sangat diperlukan untuk menentukan kebijaksanaan pemerintah di

dalam mendorong kegairahan petani untuk meningkatkan produksi usahataninya misalnya di

dalam menentukan harga dasar, harga sarana produksi dan sebagainya.

Profitabilitas usahatani erat kaitannya dengan beberapa faktor antara lain

aplikasi teknologi, luas penguasaan lahan usaha, harga input dan harga output. Jika

kenaikan harga output yang diterima petani tidak sebanding dengan kenaikan harga input

Page 3: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

produksi yang harus dibayar petani disertai dengan semakin lambatnya peningkatan

produktivitas berakibat rendahnya efisiensi dan pendapatan petani.

Sistem usahatani komoditas berkembang sejalan dengan berkembangnya intensifikasi

pertanian melalui teknologi benih unggul, pemupukan dan mekanisasi. Perkembangan ini

telah mampu meningkatkan produksi secara signifikan, marketable surplus dan

meningkatnya komersialisasi usahatani.

Aspek lingkungan abiotik (iklim) seperti radiasi surya, suhu maksimum dan minimum,

pola curah hujan menentukan kualitas produk, produktivitas tanaman, kecepatan tumbuh dan

penuaan tanaman (Makarim et.al, 1999). Menurut Nurmanaf et.al (2005) musim tanam

berpengaruh pula pada tingkat efisiensi dan biaya per unit produk.

Adanya perbedaan unsur iklim dari musim ke musim akan menyebabkan adanya

waktu tanam yang efisien dan efektif untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi dengan

input yang sama. Untuk tanaman pangan di lahan kering ketersediaan air tanah jelas

menentukan waktu tanam yang tepat sehingga input produksi yang diberikan dapat lebih

efisien. Adanya kendala kekurangan air dapat mengurangi produktivitas potensial tanaman.

Air bagi pertanian pangan tidak hanya menentukan produktivitas tanaman tetapi juga

terhadap intensitas tanam dan luas tanam potensial (Adimihardja et.al,1999). Air tidak

selalu tersedia sepanjang tahun terutama pada musim kemarau.

Uraian di ataslah yang menggerakan hati penulis untuk melakukan penelitian ini, guna

mengetahui komponen biaya yang dikeluarkan untuk usahatani padi, serta besarnya

penerimaan yang dihasilkan dari usahatani tersebut.

Page 4: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah:

1. Berapa biaya yang dikeluarkan oleh petani padi di Desa Abiantubuh Utara Kelurahan

Cakranegara Selatan Baru?

2. Berapa penerimaan dan keuntungan yang diperoleh petani padi di Desa Abiantubuh

Utara Kelurahan Cakranegara Selatan Baru?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan oleh petani padi di Desa

Abiantubuh Utara Kelurahan Cakranegara Selatan Baru.

2. Mengetahui penerimaan dan keuntungan yang diperoleh petani padi di Desa

Abiantubuh Utara Kelurahan Cakranegara Selatan Baru.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang kami lakukan ini memeliki beberapa manfaat, antara lain :

1. Manfaat Secara Akademis

Penelitian ini dapat membantu penulis untuk memenuhi syarat tugas akhir mata kuliah

Akuntansi Internasional.

2. Manfaat Secara Praktis

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi petani yang diteliti

ataupun petani lain, dan juga calon petani, dalam melakukan usaha tani, khususnya

mengenai pengelolaan biaya. Agar dapat melakukan produksi secara lebih efisien,

sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar.

3. Manfaat Secara Kebijakan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi pemerintah dalam

menentukan kebijakan penetapan harga dasar input maupun output pertanian, agar

dapat melindungi keberlangsungan usahatani di Indonesia umumnya, dan di NTB

khususnya.

Page 5: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi

Tanaman padi yang memiliki bahasa latin Oryza sativa L. ini merupakan salah satu

tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis

tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga

(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau

Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia

sekitar 1500 SM.

Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan

gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas

penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim, berakar

serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun

yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset,warna

hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang pendek dan

jarang,bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut floret yang

terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak

dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran 3mm

hingga 15mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut

sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsuksi yaitu jenis enduspermium

2.2 Proses Penanamman Padi

Hal pertama yang harus di lakukan adalah membuat tempat benih padi. Tempat ini

yang nantinya menjadi tempat benih padi ditaburkan. Benih padi ditaburkan setelah direndam

selama dua hari dua malam, ditiriskan selama 3 hari sampai muncul bakal tunas (bitik putih).

Benih padi ditaburkan di tempat yang disediakan. Sawah yang hendak ditanami padi

dialiri air dan dibajak. Bisa menggunakan bajak sapi atau mesin (tracktor). Setelah dibajak

masih perlu diratakan kembali (sorok) agar air yang mengairi nantinya tidak membuat

kubangan. Untuk musim kemarau lebih direndahkan di tepi ujung, agar air yang masuk ke

area pertanian rata hingga ke tepi. Membuat garis pada lahan yang akan ditanami padi bisa

menggunakan legowo atau sama sisi. Kemudian proses selanjutnya adalah menanam padi

tersebut yang biasa dilakukan oleh wanita.

Setelah sekitar satu minggu usia tanaman padi diberikan pupuk. Untuk kali ini

pertanian menyarankan untuk lebih banyak menggunakan pupuk kandang. Membersihkan

Page 6: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

dari rumput, merupakan hal yang dilakukan hingga tiga kali dalam satu kali masa tanam.

Yang pertama adalah mengambil rumput tua atau rumput yang masih hidup setelah dibajak.

Kedua melandak, membersihkan tanaman padi dari rumput kecil yang baru tumbuh dengan

alat osrok atau landak. Ketiga mencabut rumput yang masih tumbuh setelah proses osrok atau

landak.

Proses selanjutnya adalah pemupukan kedua. Jadi setelah proses pembersihan dari

rumput harus dipupuk lagi. Proses pemupukan kedua ini adalah proses terakhir sebelum

panen.

Selain hal tersebut ada pula proses pemberian pestisida, namun hal ini tidak ditentukan

masanya. Pestisida diberikan saat terjadi gejala penyakit atau serangan hama. Yang menjadi

kecemasan warga untuk saat ini adalah tidak adanya pestisida untuk memerangi penyakit

Abang. Sebuah penyakit tanaman padi, yang menyerang setelah masa pembersihan rumput.

Penyakit ini awalnya berupa tanaman padi yang memerah satu helai, kemudian menyebar.

Tanaman yang terjangkit penyakit ini sudah tidak bisa dipulihakan dan gagal panen.

Tanaman yang terjangkit penyakit ini akan tetap hidup dengan warna daun orange ke

kuningan, namun tidak berbuah dan tetap pendek.

2.3 Pemanenan

Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat dan

mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis, serta

menerapkan sistem panen yang tepat. Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan padi

dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah. Pada tahap

ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52 % apabila pemanen padi dilakukan secara tidak

tepat.

1. Umur Panen Padi

Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

Pedoman Penanganan Pasca Panen Padi 7

a. 90 – 95 % gabah dari malai tampak kuning.

b.Malai berumur 30 – 35 hari setelah berbunga merata.

c. Kadar air gabah 22 – 26 % yang diukur dengan moisture tester.

2. Alat dan Mesin Pemanen Padi

Pemanenan padi harus meng- gunakan alat dan mesin yang memenuhi persyaratan

teknis, kesehatan, ekonomis dan ergo- nomis. Alat dan mesin yang digunakan untuk

memanen padi harus sesuai dengan jenis varietas padi yang akan dipanen. Pada saat ini, alat

Page 7: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

dan mesin untuk memanen padi telah berkembang mengikuti berkembangnya varietas baru

yang dihasilkan. Alat pemanen padi telah berkembang dari ani-ani menjadi sabit biasa

kemudian menjadi sabit bergerigi dengan bahan baja yang sangat tajam dan terakhir telah

diintroduksikan reaper, stripper dan combine harvester. Berikut ini adalah cara-cara

pemanen padi dengan menggunakan ani-ani, sabit biasa/bergerigi, reaper dan stripper.

a. Cara Pemanenan Padi dengan Ani-ani.

Ani-ani merupakan alat panen padi yang terbuat dari bambu diameter 10 – 20 mm,

panjang ± 10 cm dan pisau baja tebal 1,5 – 3 mm. Ani-ani dianjurkan digunakan untuk

memotong padi varietas lokal yang berpostur tinggi. Pemanenan padi dengan ani-ani

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Tekan mata pisau pada malai padi yang akan dipotong.

Tempatkan malai diantara jari telunjuk dan jari manis tangan kanan.

Dengan kedua jari tersebut tarik malai padi ke arah pisau, sehingga malai ter-

potong.

Kumpulkan di tangan kiri atau masukkan kedalam ke- ranjang.

b. Cara Pemanen Padi dengan Sabit

Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri 2

jenis yaitu sabit biasa dan sabit bergerigi. Sabit biasa/bergerigi pada umumnya digunakan

untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-64 dan

Cisadane. Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjur- kan karena dapat menekan kehilangan

hasil sebesar 3 % (Damardjati et al, 1989; Nugraha et al, 1990). Spesifikasi sabit bergerigi

yaitu:

Gagang terbuat dari kayu bulat diameter ± 2 cm dan panjang 15 cm.

Mata pisau terbuat dari baja keras yang satu sisinya bergerigi antara 12– 16

gerigi sepanjang 1 inci.

Pemotongan padi dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong

tengah dan potong bawah tergantung cara perontokan. Pemotongan dengan cara potong

bawah dilakukan bila perontokan dengan cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal

thresher. Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila perontokan

menggunakan power thresher. Berikut ini cara panen padi dengan sabit biasa/bergerigi:

Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 1/3 bagian

tinggi tanaman.

Page 8: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah atau tengah atau atas tanaman

(tergantung cara perontokan) dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga

jerami terputus.

c. Cara Pemanenan Padi dengan Reaper

Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip

kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu

bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan menjatuhkan atau me-

robohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan ada pula yang mengikat

tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar. Pada saat ini

terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row, reaper 4 row dan reaper 5 row.

Penggunaan reaper di- anjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan

dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur dan tidak

becek). Menurut hasil penelitian, penggunaan reaper dapat menekan kehilangan hasil sebesar

6,1 %. Berikut ini cara pengoperasian mesin reaper :

Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi dengan

sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m sebagai tempat

berputarnya mesin reaper.

Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen.

Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.

Pemotongan dilakukan se- kaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan terlempar

satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.

Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

d. Cara Pemanenan padi dengan Reaper Binder

Reaper binder merupa- kan jenis mesin reaper untuk memotong padi dengan cepat dan

mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar.

Berikut ini cara peng- operasian mesin reaper binder :

Sebelum mengoperasikan mesin pemanen, terlebih dahulu potong / panen padi

dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m

sebagai tempat berputarnya mesin stripper.

Sebelum mesin dihidup- kan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan dipanen.

Pemanenan dilakukan mulai dari sisi sebelah kanan petakan.

Pemotongan dilakukan sekaligus untuk 1 atau 2 baris tanaman sekaligus dan akan

terlempar ke sisi kanan alat, sebelum terlempar, batang jerami yang sudah terpotong

diikat dengan tali peng- ikat melalui mekanisme pengikat pada mesin tersebut.

Page 9: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.

2.4 Sistem Panen

Sistem panen harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a. Pemanenan dilakukan dengan sistem beregu/kelompok.

b. Pemanenan dan perontokan dilakukan oleh kelompok pemanen.

c. Jumlah pemanen antara 5 – 7 orang yang dilengkapi dengan 1 unit pedal thresher atau

15 –20 orang yang dilengkapi 1 unit power thresher.

BAB III

TATA LAKSANA PENELITIAN

1.1 Lokasi Penelitian

Page 10: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Kegiatan penelitian dilaksanakan di Desa Abiantubuh Utara, Kelurahan cakranegara Selatan

Baru. Dengan alasan petani yang menjadi subjek penelitian telah menjalani usahatani lebih

dari 30 tahun, dan hanya beliau yang masih bertahan dilingkungan tersebut. Lahan pertanian

yang berada disekitar sana telah berubah fungsi menjadi perumahan. Hal ini lah yang

membuat kami tertarik untuk mengetahui bagaimana pengelolaan biaya yang dilakukan oleh

petani bersangkutan, serta jumlah pendapatan yang diterima sehingga mampu bertahan

hingga sekarang.

1.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan pada saat proses dan kegiatan

yang dilakukan oleh petani.

2. Wawancara

Wawancara langsung dengan pemilik berkaitan dengan proses, dan hal-hal yang

belum dimengerti untuk menggali informasi lebih banyak.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi dari internet sebagai bahan refrensi

dalam mengembangkan tulisan ini.

1.3 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Peneliti melaksanakan turun lapangan sebanyak empat kali, dengan rincian sebagai berikut :

1. Tanggal 14 november 2013, meminta ijin kepada pemilik untuk melakukan penelitian.

2. Tanggal 20 november 2013, melakukan wawancara dengan pemilik, terkait dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani.

3. Tanggal 27 november 2013, melakukan pengamatan proses penyiangan (pembersihan

lahan dari hama rumput).

4. Tanggal 7 november 2013, mengkonfirmasi biaya-biaya dan hal–hal lain yang belum

diperoleh peneliti.

Bab IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 11: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

4.1 Profil Petani dan Lahan Pertanian

4.2 Analisi Biaya dan Pendapatan

TABEL PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN

NO

KOMPONEN BIAYA HARGA VOLUME BIAYA/skali

tanam Total

biaya/tahun

A. BIAYA SARANA PRODUKS

per satuan (Rp) (Rp) (Rp)

1 Sewa Lahan 1.000.000

3.000.000

2 Benih 10.000 22 kg

220.000

660.000

3 Pembuatan persemaian

4Pemupukan persemaian + obatt untuk beniha. urea 2.000 200 kg 400.000 1.200.000

b. SP 36 3.400 100 kg

340.000

1.020.000

5Gegaleng/merapikan pematang

6 penyemprotan

a. Obat 20.000 65 bungkus

1.300.000

3.900.000

b. Matador 40.000

120.000

7 Pangsang 30.000 2 kg

60.000

180.000

Sub Total A 3.360.000

10.080.000

B. TENAGA KERJA

1Persiapan Olah Lahan (Termasuk traktor)

10.000 60 orang

600.000

1.800.000

2 Tanam 600.000

1.800.000

3 Nyabut bibit 421.000

1.263.000

4 Pemupukan 50.000 2 orang

100.000

300.000

5 Penyiangan (nyabut rumput) 40.000 10 orang

400.000

1.200.000

6 Penyemprotan 50.000 2 orang

100.000

300.000

7 Panen 3.500 360 kg

1.260.000

3.780.000

Sub Total B 3.481.000

10.443.000

Page 12: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

TOTAL BIAYA (A+B) 6.841.000

20.523.000

PENDAPATAN 350.000 30 kwintal

10.500.000

31.500.000

KEUNTUNGAN 3.659.000

10.977.000

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, kami mengelompokkan

pembiayaan yang dimulai dari biaya yang dikeluarkan pada saat penanaman padi hingga

panen. Secara keseluruhan, jika dilihat dari table di atas maka komponen biaya yang

digunakan adalah biaya yang terdiri dari Biaya Sarana Produksi yang meliputi : Sewa

Lahan, Benih, Sp36, Urea, Obat, Matador, Pangsang, dan Serangkaian Biaya Tenaga Kerja

terdiri dari : Persiapan Olah Lahan (termasuk Traktor), Tanam, Nyabut Bibit, Pemupukan,

Penyiangan (Nyabut Rumput), Penyemprotan, dan Panen.

Selama periode satu tahun dapat dilakukan panen sebanyak tiga kali (per 4 bulan).

Untuk setahun secara keseluruhan jumlah dari biaya-biaya yang telah disebutkan antara lain :

Biaya sarana produksi Rp. 10.080.000 dan Biaya tenaga kerja Rp.10.443.000.

Jadi total biaya yang dikeluarkan oleh petani selama 1 tahun adalah Rp. 20.523.000 sehingga

dalam satu kali panen petani mengeluarkan biaya sebesar Rp. 6.841.000.

Pendapatan yang diterima oleh petani sebesar Rp.31.500.000 per tahun dengan penjualan

sebanyak 30 kwintal dengan Rp.350.000@kwintal .

Jadi keuntungan yang diperoleh untuk satu tahun sebesar Rp. 10.977.000 dan keuntungan

yang diperoleh dalam sekali panennya adalah Rp 3.659.000.

Adapun rincian biaya yang dikeluarkan berdasarkan pengelompokan proses penanaman padi

yaitu sebagai berikut:

Tahap Pengolahan Tanah Dan Pembibitan

Sebelum melakukan proses pembibitan hal yang pertama dilakukan adalah

pengolahan tanah yang akan menjadi tempat tumbuhnya padi. Pada pengolahan tahan

ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu Persiapan Lahan dan Persiapan Irigasi. Persiapan lahan meliputi pembersihan jerami padi atau sisa tanaman lain, penggemburan tanah

dan pemberian pupuk. Saluran irigasi juga perlu di persiapkan agar saat proses penanaman air

yang dibutuhkan oleh tanaman terjamin. Kemudian setelah tanah sudah diolah barulah benih

Page 13: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

dapat disebarkan. Dari kegiatan tersebut akan muncul biaya-biaya yang dikeluarkan. Biaya

tersebut terdiri dari biaya sarana produksi yaitu Benih dan Sp36 serta biaya tenaga

kerja yaitu Biaya Persiapan Olah Lahan termasuk Traktor , Biaya Nyabut Bibit dan

Biaya Penanaman, dimana total biaya tersebut dalam sekali tanam yaitu : Rp.

2.181.000 (Rp.220.000 + Rp 340.000 + Rp.600.000 + Rp 421.000 + Rp 600.000)

sehingga untuk satu tahunnya biaya yang dikeluarkan adalah Rp 6.543.000

(3*2.181.000)

Tahap Pemeliharaan Tanaman Padi Sawah

Dalam tahap ini hal yang dilakukan meliputi:

Penyulaman, yg di lakukan pada saat padi berumur 2 minggu.

Penyiangan, di lakukan untuk mengendalikan gulma atau rumput liar serta

pencabutan tanaman padi yang tidak sehat dan terserang penyakit.

Pengairan, pada budidaya padi sawah, air merupakan kebutuhan yang sangat

vital. Agar kondisi tanaman padi terjaga dengan baik, maka sebaiknya lahan

berada dalam kondisi cukup becek dengan genangan air tidak lebih dari 1 cm dari

permukaan tanah sawah. Koadar air lahan harus tetap terkontrol hingga 10 hari

menjelang panen.

Pemupukan, pemupukan biasanya di lakukan dalam 3 kali. Yaitu saat padi

berumur 7 hari setelah tanam, 20 hari setelah tanam dan 35 hari setelah tanam.

Pengendalian Hama dan Penyakit. Hama dan penyakit tanaman padi sawah

cukup beragam. Hama yang perlu di waspadai adalah tikus, wereng, sundep dan

harus di adakan pengendalian atau pemberantasan dan apa bila ada serangan

sebaiknya di semprot dengan insektisida.

Dari keseluruhan kegiatan tersebut maka dapat dihitung biaya-biaya terkait

terdiri dari Biaya Sarana Produksi yaitu Urea, Biaya Obat, Pangsang dan Matador

masing-masing Rp. 400.000, Rp. 1.300.000, Rp 60.000, dan Rp.40.000 sehingga total

yang dibutuhkan untuk biaya sarana produksi dalam tahap ini adalah Rp.1.800.000

serta Biaya Tenaga Kerja yaitu Pemupukan, Penyiangan, Penyemprotan yang masing-

masingnya adalah Rp. 100.000, Rp. 400.000 dan Rp 100.000 dimana total biaya

tenaga kerjanya adalah Rp 600.000

Page 14: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Jadi dalam tahap ini secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 2.400.000

(Rp.1.800.000 + Rp 600.000 )

Tahap Panen

Panen di lakukan pada saat tanaman padi sudah umur 130 hari atau sudah 90%

menguning. Biaya yang dikeluarkan untuk tahap ini adalah Rp. 1.260.000 per sekali

tanam dengan total panen Sebanyak 360 kg.

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 15: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

5.1 Kesimpulan

Berusah tani merupakan upaya untuk meningkatkan produksi baik untuk tujuan

konsumsi maupun untuk tujuan meningkatkan pendapatan petani. Dalam kegiatan

tersebut Biaya mempunyai peranan yang amat penting dalam pengambilan keputusan

usahatani, besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu menentukan

besarnya harga pokok (biaya per unit) dari produk yang dihasilkan namun hal itu juga

akan diimbangi dengan adanya pendapatan dan keuntungan yang diperoleh oleh petani.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis biaya pada usahatani padi sawah di Desa

Abiantubuh Utara, Kelurahan cakranegara Selatan Baru, maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan usaha tani yang ada di desa tersebut menghasilkan keuntungan bagi para

petaninya hal ini disebabkan karena biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses

penanaman hingga panen lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan yang di terima

oleh petani dari hasil usahatani tersebut.

Komponen-komponen biaya yang dikeluarkan terdiri dari Biaya - Biaya Sarana

Produksi yang meliputi : Sewa Lahan, Benih, Sp36, Urea, Obat, Matador, Pangsang, dan

Serangkaian Biaya Tenaga Kerja yang terdiri dari : Persiapan Olah Lahan (termasuk

Traktor), Tanam, Nyabut Bibit, Pemupukan, Penyiangan (Nyabut Rumput),

Penyemprotan, dan Panen.

Dari keseluruhan biaya tersebut, dalam satu tahun petani mengeluarkan biaya Rp.

20.523.000 untuk 3 kali panen sedangkan Pendapatan yang diterima oleh petani sebesar

Rp.31.500.000 per tahun. Jadi keuntungan yang diperoleh untuk satu tahun sebesar Rp.

10.977.000 dan keuntungan yang diperoleh dalam sekali panennya adalah Rp 3.659.000.

5.2 Saran

Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih serius dalam mengembangkan dunia

pertanian terutama pada tanaman padi agar lebih baik lagi untuk kedepannya.

Page 16: Tugas Kelompok Akhir Akuntansi Internasional 2003

Diharapkan juga bagi pemerintah untuk lebih mempedulikan rakyat kecil termasuk

kesejahteraan petani karena Negara Indonesia merupakan salah satu Negara pemasok

padi terbesar untuk dunia, sehingga para petani akan memberikan konstribusi

pendapatan untuk negara.

Pemerintah seharusnya memberikan sosialisasi terhadap metode penanaman padi yang

baik dan benar agar para petani bisa menerapkan metode penanaman padi yang

memberikan output padi yang lebih banyak sehingga bisa menekan biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh petani namun memberikan hasil yang maksimal.

5.3 Lampiran

Pembagian tugas pada saat pembuatan laporan (Desk Job)

NO. NIM Nama KelompokTUGAS

BAB 1

BAB 2

BAB 3

BAB 4

BAB 5 Lain - lain

1 A1C010115TRIA DIA CITRASIWI - - - - - JILID & PRINT, KONSUMSI,

OBSERVASI

2 A1C011055I MADE LINGGA PERMADI D. - o - o o

WAWANCARA, OBSERVASI

3 A1C011057I NYOMAN SUARDIJAYA o o o o - WAWANCARA,

OBSERVASI

4 A1C011127RIA AYUNING KUSUMASARI - - - - -

JILID & PRINT, KONSUMSI

5 A1C211041FIRDHA SURYAWANIS F. - o - o o OBSERVASI,

WAWANCARA

6 A1C211047 GITA PARANATA - o o o - DOKUMENTASI, OBSERVASI

7 A1C211149 TRI AYU ORDIANTI o - o o - EDIT LAPORAN, OBSERVASI

8 A1C211159 YUHANA - - - - - JILID & PRINT, OBSERVASI, KONSUMSI