24
TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK Tentang HOSPICE DAN PERAWATAN RUMAH PADA LANSIA Oleh SITI KHUSNUL KH Dosen Pembimbing Pepin N, S.Kep Ns STIKES PEMKAB JOMBANG

Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gerontik, hospice, ageing proces

Citation preview

Page 1: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

Tentang

HOSPICE DAN PERAWATAN RUMAH PADA LANSIA

Oleh

SITI KHUSNUL KH

Dosen Pembimbing

Pepin N, S.Kep Ns

S T I K E S P E M K A B J O M B A N G

PRODI S-1 ( ANJANG ) KEPERAWATAN

TAHUN 2009

Page 2: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

I. KONSEP LANSIA

A. PENGERTIAN LANSIA

Lansia adalah laki – laki atau perempuan usia lebih atau sama dengan

60 tahun, baik potensial maupun tidak potensial.

Masa Usia Lanjut

Bukanlah masa yang hanya tinggal menunggu vonis alam atau

masa datangnya berbagai serangan penyakit yang akan

mengantarkan kepada kematian. Namun kita dapat menciptalan

masa lansia yang menyenangkan, konduktif, energi, tanpa

merasa tua atau tidak berdaya.

B. TIPOLOGI MANUSIA LANJUT USIA

Orang lanjut usia dalam literature lama dibagi dalam dua golongan, yaitu :

1. SERAT WERDATAMA ( MANGKU NEGORO )

H.I Widyapratama mengutip serat werdatama yang menyebutkan :

Wong sepuh

Orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu “

dwi tunggal ”

yakni mampu membedakan antara baik dan buruk , antara sejati dan palsu, dan antara gusti ( tuhan ) dan kawulanya

Tua sepah

Orang tua yang kosong , tidak tahu rasa , bicaranya muluk – muluk tanpa isi, tingkah lakunya dibuat – buat dan berlebih – lebihan serta memalukan

2. SERAT KALATIDA ( RONGGO WARSITO )

Menyebutkan ada 2 kelompok , yakni:

- orang yang berbudi sentosa

Page 3: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

orang tua yang meskipun diridhoi tuhan dengan rezeki, namun tetap berusaha terus disertai ingat dan waspada

- orang yang lemah

orang tua yang berputus asa, sudah tua mau apa; sebaiknya hanya menjauhkan diri dari keduniawian, supaya mendapat kasih saying tuhan

Di zaman sekarang atau zaman pembangunan, dijumpai banyak

bermacam – macam tipe lanjut usia, antara lain yang menonjol :

1. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan

perubahan zaman, mepunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan

2. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan – kegiatan yang hilang dengan kegiatan –

kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan,

serta memenuhi undangan

3. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan

kehilangan kecantikan, kehilangan daya cantik jasmanih,

kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah,

tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani, dan

pengkritik

4. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis

gelap dating terang, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki,

pekerjaan apa saja dilakukan

Page 4: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

5. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,

menyesal, pasif, acuh tak acuh

Orang lanjut usia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang

bergantung kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan,

kondisi fisik, mental, social, dan ekonominya. Tipe ini antara lain :

- Tipe optimis : santai dan riang = tipe kursi goyang ( rocking chairman )

- Tipe konstruktif

- Tipe defensive

- Tipe militant dan serius

- Tipe marah / frustasi ( the angry man )

- Tipe putus asa

Seorang perawat perlu mengenal tipe – tipe lanjut usia sehingga

perawat akan dapat menghindarkan kesalahan atau kekeliruan dalam

melaksanakan pendekatan perawatan. Tentu saja tipe – tipe tersebut

hanya suatu pedoman kasar. Dalam prakteknya berbagai variasi dapat

ditemui

Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para lanjut usia dapat digolongkan dalam kelompok – kelompok sebagai berikut :

1. lanjut usia berdiri sepenuhnya2. lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya

3. lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung

4. lanjut usia dibantu oleh badan social

5. lanjut usia panti social tresna werda

6. lanjut usia yang dirawat dirumah sakit

7. lanjut usia yang menderita gangguan mental

Page 5: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

C. BATASAN – BATASAN LANJUT USIA MENURUT WHO

Lanjut Usia meliputi :

1. Usia pertengahan ( middle age ), ialah kelompok usia 45 – 59 tahun

2. Lanjut usia ( elderly ), antara 60 – 74 tahun

3. Lanjut usia tua ( ( old ), antara 75 – 90 tahun

4. Usia sangat tua ( very old ), diatas 90 tahun

D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETENTUAAN

1. Keturunan / genetik

2. Nutrisi / makanan

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Stres

E. PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT

USIA

Perubahan-perubahan fisik :

1. Sel.

- Lebih sedikit jumlahnya

- Lebih besar ukurannya

- Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

interseluler

- Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati.

- Jumlah sel otak menurun

- Terganggunya mekanisme perbaikan sel

2. Sistem Persyaratan

- Berat otak menurun 10 – 20 %

- Mengecilnya syaraf panca indera menyebabkan :

Berkurangnya penglihatan

Hilangnya pendengaran

Page 6: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

Mengecilnya syaraf penciuman dan perasa.

Lebih sensitif pada perubahan suhu dan rendahnya ketahanan

terhadap dingin.

- Kurang sensitif terhadap sentuhan

3. Sistem Pendengaran

- Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak

jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur

65 tahun.

4. Sistem Penglihatan

- Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.

- Kornea lebih berbentuk Sferis ( bola )

- Lensa lebih suram menjadi katarak jelas menyebabkan gangguan

penglihatan.

- Susah melihat dalam cahaya gelap.

- Menurutnya lapang pandang : berkurang luas pendengarannya.

- Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala

5. Sistem Kardiovaskuler

- Elastisitas dinding aorta menurun

- Katub jantung menebal dan menjadi kaku.

- Kehilangan elastisitas pembuluh darah : perubahan posisi dari tidur

ke duduk bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65

mm Hg ( mengakibatkan pusing yang mendadak )

- Tekanan darah meninggih diakibatkan oleh meningkatnya retensi

dari pembuluh darah perifer ( systole normal lebih kurang 170 mm

Hg, diatole lebih kurang 90 mm Hg )

6. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

- Temperatur tubuh menurun secara fisiologik lebih kurang 35 C

Page 7: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

- Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi

panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

7. Sistem Gastrointestinal

- Kehilangan gigi utama periodontal disease yang biasa terjadi

setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang

buruk dan gizi gigi yang buruk.

- Indera pengecap menurun, hilangnya sensisifitas dari syaraf

pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin. Hilangnya

sensifitas dan syaraf pengecap tentang rasa asin, asam, dan pahit.

- Lambung : rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu

mengosongkan menurun.

- Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

- Fungsi absorbsi melemah.

8. Sistem Genitourinaria

- Vesika urinaria ( kandung kemih ) otot – otot menjadi lemah :

Otot-otot menjadi lemah menyebabkan frekuensi buang air

seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria

lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi

urine.

Pembesaran prostat ± 75 % dialami oleh pria diatas 65

tahun.

Atrovi vulva

Vagina

9. Sistem Kulit

- Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.

- Permukaan kulit kasar dan bersisik.

- Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

- Rambut dalam hidung dan telinga menebal.

- Kuku jari menjadi keras dan rapuh.

Page 8: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

- Pertumbuhan kuku menjadi lambat.

- Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.

- Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.

- Kuku menjadi pudar kurang bercahaya.

10.Sistem Muskuloskeletal

- Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh

- Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.

- Persendihan membesar dan menjadi kaku.

- Tendon mengerut dan mengelami skelosis.

- Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ) : serabut-serabut

otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-

otot kram dan menjadi tremor.

F. MASALAH-MASALAH FISIK SEHARI-HARI YANG

SERING DITEMUKAN PADA LANJUT LANSIA

1. Mudah jatuh

Penyebab :

a. Kondisi fisik

b. Penurunan penglihatan dan pendengaran

c. Perubahan meuromuskuler, gaya berjalan dan reflek postural

karena proses.

d. Obat-obatan yang diminum

e. Alat-alat bantu berjalan

f. Lingkungan yang tidak mendukung

2. Mudah Lelah

Penyebab :

a. Faktor psikologis

- Perasaan bosan

- Keletihan / perasaan depresi

b. Gangguan organis

Page 9: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

Misalnya ; anemia, kurang vitamin, gangguan pencernaan,

gangguan sistem peredaran darah dan jantung.

c. Pengaruh obat-obatan

Misalnya : obat penenang, obat jantung dan obat yang

melelahkan daya kerja.

3. Kekacauan mental akut

4. Nyeri dada

5. Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik

6. Jantung berdebar-debar

7. Pembengkakan kaki bagian bawah

8. Nyeri pinggang atau punggung

9. Nyeri pada sendi pinggul

10.Berat badan menurun

11.Sukar menahan kencing, sering ngompol

12.Sukar menahan air besar

13.Gangguan pada ketajaman penglihatan

14.Gangguan pendengaran

15.Sulit tidur

16.Keluhan pusing-pusing

17.Keluhan perasaan dingin dan kesemutan anggota badan

18.Mudah gatal-gatal

II. KONSEP TENTANG PERAWATAN LANSIA

A. PERAN PERAWAT DALAM PERAWATAN LANSIA

Tugas Perawat dalam Teori Biologi

Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-

kejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada

organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan,

penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya.

Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian

yakni :

Page 10: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu

bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-

hari masih mampu melakukan sendiri.

b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan

fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.

Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-

hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk

mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting

dalam usaha mencegah timbulnya penyakit/peradangan mengingat

sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian.

Disamping itu kemunduran kondisi fidik akibat proses penuaan dapat

mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan

infeksi dari luar.

Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai

kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku

dan rambut, kebersihan temopat tidur serta posisinya, hal makan, cara

memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau

sebaliknya.

Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan

dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar, makan

(termasuk memilih dan menentukan makanan), minum melakukan

eliminasi, tidur, menjaga sikap tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah

posisitiduran, beristrahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar

pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan.

Dari hasil rangkuman Pertemuan Kesehatan persiapan Usia Lanjut oleh

Depkes (1995) ditetapkan Penjaringan Kesehatan Lansia dengan cara

sebagai berikut :

GIZI

a. Pengamatan

D = disease

E = eating poorly

T = tooth loss

Page 11: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

E = economic hardship

R = reduced social contact

M = Multiple medicine

I = involuntary weight loss and gains

N = need assistance in self care

E = elder years

b. Pendidikan gizi dan konseling diet

c. Prinsip gizi yang harus diikuri oleh lansia :

- Kecukupan kalori 5 – 10 % kurang dari usia 20 – 25 tahun

- Kecukupan lemak maksimak 25 % diutamakan lemak tak jenuh

- Protein normal 10 – 12 % dari kecukupan energi, 10 % berasal dari

hewani

- Hidrat arang, gula murni dikurangi

- Vitamin dan mineral harus cukup terutama vitamin B, Vitamin C, asam

folat, kalsium dan Fe

Tugas Perawat Dalam Teori Sosial

Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan

mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu

upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul

bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi

pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk

sosial yang membutuhkan orang lain. Hubungan yang tercipta adalah

hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda dengan

perawat sendiri.

Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para

werda untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan

pagi, menonton film atau hiburan-hiburan lain karena mereka perlu

diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari bahwa pendekatan

komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya

pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para

klien lansia.

Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya Komunikasi dalam Perawatan

Page 12: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres

memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah, sehingga

menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau kekhawatiran, rasa

kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan

menimbulkan perhatian terhadap sekelilingnya perlu diberikan

kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut menikmati keadaan

diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia luar.

Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka

(terutama bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan

berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka,

makan dan duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan,

senasib dan sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama.

Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik

sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung

berkaitan dengan pelayanan klien lansia di panti werda.

Tugas Perawat dalam Teori Psikologi

Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan

edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter,

interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung

rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat

hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan

kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai

bentuk keluhan agar mereka merasa puas.

Pada dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari

lingkungannya termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu

perawat harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh,

membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan

hobby yang dimilikinya.

Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia

dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri,

rasa keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan

yang dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan psikologi

Page 13: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

terjadi bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini

meliputi gejala-gejala seperti menurunnya dayaingat untuk peristiwa yang

baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan

kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk

tiduran di waktu siang dan pergeseran libido.

Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita yang membosankan,

jangan mentertawakan atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila

melakukan kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai

tingkah laku mereka dan kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk

tujuan-tujuan tertentu.

Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap

kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan

bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka ke arah

pemuasan pribadi sehingga pengalaman yang dilaluinya tidak menambah

beban, bila perlu diusahakan agar di masa lansia ini mereka tetap merasa

puas dan bahagia.

A. PEMBINAAN KESEHATAN LANSIA DALAM PEMBINAAN

KESEHATAN KELUARGA

Dalam keluarga , usia lanjut merupakan figur tersendiri dalam kaitannya

dengan sosial budaya bangsa sedangkan dalam kehidupan Nasional, usia

lanjut merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan pengetahuan

dan pengalaman kehidupan yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat keseluruhannya

Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan

menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan

kesehatan,pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan

kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di Puskesmas- Puskesmas ataupun

Rumah Sakit serta Panti- panti dan institusi lainya

Page 14: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

1. Tujuan Umum

Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai

masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.

2. Tujuan Khusus

- Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri

kesehatannya.

- Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk

keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut.

- Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.

- Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

3. Sasaran pembinaan Secara Langsung

- Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau dalam virilitas

dalam

keluarga maupun masyarakat luas.

- Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun ) dalam

keluarga,

organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarajat umumnya.

- Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan usia

lanjut dengan

resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam

panti,

Page 15: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.

4. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung

- Keluarga dimana usia lanjut berada.

- Organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia

lanjut.

- Masyarakat luas.

B. PERAWATAN KESEHATAN LANSIA DIRUMAH

Aktifitas kehidupan lansia sehari – hari :

1. mempertahankan lingkungan yang aman

2. berkomunikasi

3. bernafas

4. makan dan minum

5. eliminasi

6. mencuci dan berpakaian sendiri

7. mengontrol temperature tubuh

8. mobilisasi

9. bekerja dan bermain

10. mengekspresikan seksualitas

Page 16: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

11. tidur

12. menjelang kematian

Rawat Rumah (Home Care) bagi lansia adalah salah satu

unsur pelayanan kesehatan secara luas yang ditujukan untuk

kesehatan perorangan atau kesehatan keluarga di tempat tinggal

mereka untuk tujuan promotif, rehabilitatif, kuratif, asesmen dan

mempertahankan kemampuan individu untuk mandiri secara

optimal selama mungkin.

Rawat Rumah Geriatri adalah salah satu unsur pelayanan

kesehatan bagi usia lanjut (60 tahun keatas) baik perorangan

atau keluarga ditempat tingal masing-masing untuk

mempertahankan kemampuan individu agar dapat mandiri secara

optimal

Sedikitnya empat kelompok penderita yang dapat secara

efektif dan efisien yang dapat dilakukan RR, antara lain penyakit

kronik multisistem, kondisi terminal pada keganasan, kondisi

kronik pada lansia, dan demensia. Tentunya potensi-potensi

setempat perlu dilibatkan seperti pihak keluarga, masyarakat,

dokter keluarga, perawat keluarga, asuransi kesehatan dann

yayasan atau lembaga swadaya masyarakat yang bergerak

dibidang kesehatan untuk diajak menjalin kerjasama dalam

berbagi beban seefektif mungkin

Pendirian RR (HC) secara umum bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup usia lanjut, sedang rehabilitatif yaitu

pencegahan sekunder dan tertier yaitu pengobatan kronik

penderita keganasan atau penyakit lainnya, serta menghambat

laju penyakit dan menghambat timbulnya keterbatasan-

keterbatasan (disability) sehingga penderita dapat

mempertahankan otonominya selama mungkin

Page 17: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

Keuntungan/ manfaat program lainnya dari RR ini bagi

penderita & keluarga adalah tujuan khusus RR adalah :

a. menekan serendah mungkin biaya perawatan kesehatan

(penghematan biaya pemondokan di RS),

b. mengurangi frekuensi hospitalisasi dan memperpendek

lama perawatan di rumah sakit setelah fase akut,

c. meningkatkan usaha promotif, preventif, kuratif dan

mengurangi stres akibat beberapa hal di RS dan penderita

lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya

Page 18: Tugas Keperawatan Gerontik Hospice

DAFTAR PUSTAKA

Constantinides, P, 1994. General Pathobiology. Appleton & lange.

Darmojo, B, 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai

Penerbit FakultasKedokteran Universitas Indonesia.

Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

Jakarta: Dep Kes