Upload
ekogantengcuk
View
35
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah Nya, sehingga saya dapat penyelesaikan tugas ini. Yang mana tugas ini bertopikan tentang “CIRI-CIRI ANAK PRA-SEKOLAH”.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menunjang kemampuan berpikir kita sebagai pendidik dimasa depan.
Saya berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami dan pembaca, kritik dan saran sangatlah kami harapkan. semoga tugas ini dapat membatu kita memahami tentang Perkembangan pada masa Prasekolah dan tahap-tahapnya. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan mamfaat
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1. Ciri-ciri anak pra-sekolah
a. ciri fisik
b.ciri social
c.ciri emosi
d. ciri kognitif
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kgnitif, Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Sebutkan 4 ciri-ciri anak pra-sekolah?
2. Jelaskan ke 4 ciri-ciri anak pra-sekolah?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
A.Tujuan
Agar kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa hambatan apapun.
B. Manfaat
Agar kita dapat mengetahui sejauh mana kematangan anak pra-sekolah dalam perkembangan yang dialami Anak.
Agar kita dapat mengetahui lebih jauh ciri-ciri yang terjadi pada anak pra-sekolah
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Ciri-ciri anak Pra-sekolah
a. Ciri fisik
Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK . Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu.
Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.
Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft). Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya, sebaiknya dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahannya.
Walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan.
b.Ciri social
Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b) Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama. d) Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung. e) Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri. f) Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
C. Ciri emosional
Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru
D.Ciri Kognitif
Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten
dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri. a) Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. b) Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya. c) Kagumilah apa yang dilakukan anak. d) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa ternyata anak pra-sekolah mempunyai ciri-ciri yang berbeda demgan anak 1 dan anak yang lainnya
Bahwa anak mempunyai beberapa aspek untuk mencapai suatu tujuan guna untuk menunjang pertumbuhan serta perkembangan anak dimasa depan
o DAFTAR PUSTAKA
Hildayani, Rini. 2005. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.Shapiro, Lawrence E. 1997. Mengajarkan Emosional Intelligence. Jakarta : Eramedia.http://www.anakciremai.com/2009/03/makalah-psikologi-tentang-reaksi-dan.html
Konsep Dasar Persekolahan
DISUSUN OLEH:
NAMA : - Nining jasriyani 21114059
- Gina monica sasauw 21114047- Inartin 21114053- Sarnani 21114067- Andi nur hidayah 21114038- Duriyanti 21114131
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2012