21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Keadaan geografis Indonesia yang berupa kepulauan berpengaruh terhadap mekanisme pemerintahan Negara Indonesia. Dengan keadaan geografis yang berupa kepulauan ini menyebabkan pemerintah sulit mengkoordinasi pemerintahan yang ada di daerah. Untuk memudahkan pengaturan atau penataan pemerintahan maka diperlukan adanya suatu sistem pemerintahan yang dapat berjalan secara efisien dan mandiri tetapi tetap terawasi dari pusat. Di era reformasi ini sangat dibutuhkan sistem pemerintahan yang memungkinkan cepatnya penyaluran aspirasi rakyat, namun tetap berada di bawah pengawasan pemerintah pusat. Hal tersebut sangat diperlukan karena mulai munculnya ancaman-ancaman terhadap keutuhan NKRI, hal tersebut ditandai dengan banyaknya daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indornesia. Sumber daya alam daerah di Indoinesia yang tidak merata juga merupakan salah satu penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang memudahkan pengelolaan sumber daya alam yang merupakan sumber pendapatan daerah 1

tugas Makalah PKn

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: tugas Makalah PKn

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Keadaan geografis Indonesia yang berupa kepulauan berpengaruh terhadap

mekanisme pemerintahan Negara Indonesia. Dengan keadaan geografis yang berupa

kepulauan ini menyebabkan pemerintah sulit mengkoordinasi pemerintahan yang ada

di daerah. Untuk memudahkan pengaturan atau penataan pemerintahan maka

diperlukan adanya suatu sistem pemerintahan yang dapat berjalan secara efisien dan

mandiri tetapi tetap terawasi dari pusat.

Di era reformasi ini sangat dibutuhkan sistem pemerintahan yang

memungkinkan cepatnya penyaluran aspirasi rakyat, namun tetap berada di bawah

pengawasan pemerintah pusat. Hal tersebut sangat diperlukan karena mulai

munculnya ancaman-ancaman terhadap keutuhan NKRI, hal tersebut ditandai dengan

banyaknya daerah-daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan

Republik Indornesia.

Sumber daya alam daerah di Indoinesia yang tidak merata juga merupakan

salah satu penyebab diperlukannya suatu sistem pemerintahan yang memudahkan

pengelolaan sumber daya alam yang merupakan sumber pendapatan daerah sekaligus

menjadi pendapatan nasional. Sebab seperti yang kita ketahui bahwa terdapat

beberapa daerah yang pembangunannya memang harus lebih cepat daripada daerah

lain. Karena itulah pemerintah pusat membuat suatu sistem pengelolaan pemerintahan

di tingkat daerah yang disebut otonomi daerah.

Pada kenyataannya, otonomi daerah itu sendiri tidak bisa diserahkan begitu

saja pada pemerintah daerah. Selain diatur dalam perundang-undangan, pemerintah

pusat juga harus mengawasi keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah

daerah. Apakah sudah sesuai dengan tujuan nasional, yaitu pemerataan pembangunan

di seluruh wilayah Republik Indonesia yang berdasar pada sila Kelima Pancasila,

yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1

Page 2: tugas Makalah PKn

1.2. TUJUAN

1.2.1 Untuk mengetahui sistem otonomi daerah

1.2.2 Untuk mengetahui penerapan otonomi daerah, dampak positif serta negatifnya.

1.3 MANFAAT

1.3.1 Sebagai bahan referensi dari sumber-sumber yang telah ada sebelumnya

1.3.2 Sebagai bahan evaluasi terhadap penerapan system otonomi daerah

2

Page 3: tugas Makalah PKn

BAB II

PERMASALAHAN

Dari latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:

2.1 Apakah yang dimaksud dengan otonomi daerah ?

2.2 Bagaimanakah wewenang pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi

daerah?

2.3 Apakah dampak positif dan negatif dari pelaksanaan otonomi daerah?

3

Page 4: tugas Makalah PKn

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. GEOPOLITIK

3.1.1. Konsepsi Geopolitik Indonesia

Geopolitik berasal dari kata geo (kata Yunani, geo = bumi) dan politik (esensi

politik kekuatan), geopolitik berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan letak bumi sebagai wilayah hidup dalam menentukan alternatif

kebijaksanaan untuk mewujudkan suatu tujuan.

Geopolitik adalah politik yang tidak lepas dari pengaruh letak dan kondisi

geografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Politik dalam ketatanegaraan

berdasarkan tiga hal, yaitu bagaimana menyatukan bangsa dan nusanya, bagaimana

cara berpemerintahan dengan bangsa yang majemuk, dan bagaimana

menyejahterakan bangsa dan rakyatnya. Tiga hal ini atas dasar tiga hal pokok pikiran

dalam Pembukan UUD 1945, sebagai fundamen politik negara.

Politik ketatanegaraan yang mendasarkan pengaruh geografis bumi maka yang

penting adalah manusia yang hidup di atas bumi itulah berperan sebagai penentu

terhadap bumi tempatnya berada, sehingga geopolitik adalah ilmu tentang pengaruh

faktor-faktor geografis terhadap ketatanegaraan.

Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara terbesar di Asia

Tenggara merupakan negara kepulauan (negara maritim), dimana ± 65% terdiri atas

lautan, sedang ± 35% terdiri atas daratan. Daratan terdiri atas 17.508 pulau maupun

gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang seluruhnya ± 2.028.087 km². Pulau-pulau

yang besar antara lain Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua),

dan sekitar 6.044 di antaranya memakai nama. Wilayah Indonesia seluruhnya adalah

± 5.193.250 km². Kepulauan Indonesia bertebaran sebelah menyebelah khatulistiwa,

dengan ketentuan :

Panjang wilayah mencakup ⅛ khatulistiwa.

Jarak terjauh utara-selatan 1.888 km.

4

Page 5: tugas Makalah PKn

Jarak terjauh barat-timur 5.110 km.

Terletak diantara 06° 08´ LU - 11° 15´ LS, dan di antara 94° 45´ - 141° 05´ Bujur

Timur.

Jumlah luas keseluruhan daratan pulau-pulau yang terpenting 1.849.731 km².

Luas lautan ⅔ dari seluruh wilayah.

Persebaran penduduk tidak merata, ada yang padat (Jawa, Madura, dan Bali) dan

ada pula yang sangat jarang (Irian Jaya).

Kepulauan Indonesia yang terletak di wilayah bagian barat adalah daratan lebih

menonjol, sedangkan di bagian timur lautan yang lebih dominan. Di samping itu pada

umumnya wilayah Indonesia adalah subur, kecuali Kalimantan yang sebagian subur

dan sebagian kurang, sedangakan Irian Jaya pada umumnya kurang subur, kecuali

daerah dataran tinggi

3.1.2. Dasar Pengertian Geopolitik

Timbulnya pengetahuan geopolitik berpangkal pada tinjauan para ahli pikir dan

sarjana tentang peranan faktor geografis terhadap kehidupan makhluk dan

kebudayaan. Bahwa keadaan alam di sekitarnya adalah penting untuk tiap makhluk

hidup. Kehidupan harus menyesuaikan diri dengan keadaan alamiah. Manusia sebagai

makhluk sosial budaya tidak hanya dikelilingi oleh situasi sosiokultural semata tetapi

pada hakikatnya tergantung pula serta diliputi oleh situasi alamiah.

Frederich Ratzel (1844-1904). Perintis aliran geopolitik ialah Frederich Ratzel,

yang menyatakan dalam bukunya “Political Geography” (1897) bahwa negara

merupakan organism yang hidup dan supaya dapat hidup subur dan kuat maka

memerlukan ruangan untuk hidup, dalam bahasa Jerman disebut Lebensraum.

Negara-negara besar, kata Ratzel mempunyai semangat ekspansi, militerisme, dan

optimisme.

Rudolp Kjellen (1864-1922). Geopolitik sebagai suatu istilah adalah singkatan

dari Geographical Politic, yang dicetuskan oleh seorang sarjana ilmu politik Swedia

5

Page 6: tugas Makalah PKn

bernama Rudolp Kjellen pada 1900, dalam rangka mengemukakan suatu system

politik yang menyeluruh, meliputi demopolitik, ekonomopolitik, sosiopolitik,

kratopolitik, termasuk juga geopolitik. Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang

teori organisme. Kjellen menegaskan bahwa negara adalah suatu organism yang

dianggap sebagai “prinsip dasar”.

Karl Haushofer (1869-1946). Geopolitik kemudian berubah artinya setelah

dipopulerkan oleh Karl Haushofer seorang perwira tentara di kota Munchen, dengan

mengarah ke ekspansionisme dan resialisme. Hal ini dapat dilihat dari rumusan Karl

Haushofer : “Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam

perjuangan demi kelangsungan hidup suatu organisasi negara untuk memperoleh

ruang hidupnya (lebensraum)”. Konsep geopolitik yang dikembangkan oleh Karl

Haushofer mencakup seluruh system politik pandangan Kjellen.

Ajaran Pancasila. Konsep Karl Haushofer tidak dapat diterima oleh bangsa

Indonesia, karena sangat bertentangan dengan filsafat hidup bangsa Indonesia. Sesuai

dengan ajaran Pancasila, bangsa Indonesia merumuskan geopolitik sebagai berikut :

Geopolitik adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

konstelasi geografis suatu negara dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis

tersebut untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan nasional dan penentuan-

penentuan kebijaksanaan secara ilmiah berdasrkan realita yang ada dengan cita-cita

bangsa.  

3.1.3. Unsur Dasar Geopolitik Indonesia

Geopolitik Indonesia sebagai fenomena atau gejala sosial harus dilihat sebagai

gejala dinamis, yang selalu mengusahakan persatuan dan kesatuan. Persatuan

merupakan suatu proses, yaitu usaha ke arah berastu untuk menjadikan keseluruhan

kea rah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, atau dengan istilah lain sifat-sifat dan

keadaan yang sesuai dengan hakikat satu, yaitu mutlak tidak dapat terbagi dan

terpisahkan dari yang lain. Dan sebagai gejala sosial yang dinamis, geopolitik harus

6

Page 7: tugas Makalah PKn

selalu berkembang terus yang konsisten dan relevan, dengan berlandaskan konsepsi

dasar dan konsepsi pelaksana geopolitik Indonesia.

3.1.4. Implementasi Geopolitik Indonesia

Pengaruh letak bumi pada posisi silang terhadap ketatanegaraan bagi bagsa

Indonesia mula pertama terasa penting dan mendesak dengan menyatukan nusa dan

bangsanya dalam rangka usaha mengembangkan konsepsi ketahanan nasional atau

geostrategic Indonesia, mengingat bangsa Indonesia yang terdiri atas beberapa suku

bangsa dan beraneka budaya serta bermacam-macam agama, maka konsep geopolitik

di Indonesia perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan bangsa dan negara.

Konsep geopolitik Indonesia mengingat uraian mengenai perkembangan wilayah

Indonesia dan unsur dasar geopolitik Indonesia, dapat diberi batasan yang sedikit

berbeda dengan semula, namun intinya sama, sebagai berikut :

Pengetahuan tentang segala sesuatu dengan memanfaatkan letak geografis negara

kepulauan untuk kepentingan-kepentingan penyelenggaraan pemerintahan nasional

yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang

menghormati ke-bhineka-an kehidupan nasional untuk mencapai tujuan negara.

Batasan tersebut merupakan suatu ajaran tentang geopolitik Indonesia, maka perlu

pelaksanaan dan penerapannya. Adapun pelaksanaan geopolitik Indonesia sejak

wawasan nusantara diresmikan oleh MPR dengan TAP MPR nomor IV tahun 1973,

yaitu meliputi empat aspek, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan

ekonomi, perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya,

perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan. Di

samping bangsa Indonesia melaksanakan empat aspek juga menerapkan wawasan

nusantara sebagai geopolitik Indonesia.

7

Page 8: tugas Makalah PKn

3.2 OTONOMI DAERAH

3.2.1. PENGERTIAN OTONOMI DAERAH

Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(UU Nomor 32 Tahun 2004) definisi otonomi daerah sebagai berikut: “Otonomi

daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.”

UU Nomor 32 Tahun 2004 juga mendefinisikan daerah otonom sebagai

berikut: “Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

3.2.2. DASAR HUKUM OTONOMI DAERAH

Otonomi Daerah berpijak pada dasar Perundang-undangan yang kuat, yakni :

1. Undang Undang Dasar.

Sebagaimana telah disebut di atas Undang-undang Dasar 1945 merupakan

landasan yang kuat untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah. Pasal 18 UUD

menyebutkan adanya pembagian pengelolaan pemerintahan pusat dan daerah.

Pemberlakuan sistem otonomi daerah merupakan amanat yang diberikan oleh Undang

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Amandemen

Kedua tahun 2000 untuk dilaksanakan berdasarkan undang-undang yang dibentuk

khusus untuk mengatur pemerintahan daerah. UUD 1945 pasca-amandemen itu

mencantumkan permasalahan pemerintahan daerah dalam Bab VI, yaitu Pasal 18,

Pasal 18A, dan Pasal 18B. Sistem otonomi daerah sendiri tertulis secara umum dalam

Pasal 18 untuk diatur lebih lanjut oleh undang-undang.

8

Page 9: tugas Makalah PKn

Pasal 18 ayat (2) menyebutkan, “Pemerintahan daerah provinsi, daerah

kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

asas otonomi dan tugas pembantuan.” Selanjutnya, pada ayat (5) tertulis,

“Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan

pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah

pusat.” Dan ayat (6) pasal yang sama menyatakan, “Pemerintahan daerah berhak

menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan

otonomi dan tugas pembantuan.

2. Ketetapan MPR-RI

Tap MPR-RI No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah :

Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan,

serta perimbangan kekuangan Pusat dan Daerah dalam rangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

3. Undang-Undang

Undang-undang N0.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah pada prinsipnya

mengatur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang lebih mengutamakan

pelaksanaan asas Desentralisasi. Hal-hal yang mendasar dalam UU No.22/1999

adalah mendorong untuk pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan

kreativitas, meningkatkan peran masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi

DPRD. Namun, karena dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,

ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah, maka aturan baru pun

dibentuk untuk menggantikannya. Pada 15 Oktober 2004, Presiden Megawati

Soekarnoputri mengesahkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Dari ketiga dasar perundang-undangan tersebut di atas tidak diragukan lagi

bahwa pelaksanaan Otonomi Daerah memiliki dasar hukum yang kuat. Tinggal

9

Page 10: tugas Makalah PKn

permasalahannya adalah bagaimana dengan dasar hukum yang kuat tersebut

pelaksanaan Otonomi Daerah bisa dijalankan secara optimal.

3.2.3. WEWENANG OTONOMI DAERAH

Sesuai dengan dasar hukum yang melandasi otonomi daerah, pemerintah

daerah boleh menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang

oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat. Maksudnya,

pelaksanaan kepemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah masih

berpatokan pada undang-undang pemerintah pusat. Dalam undang undang tersebut

juga diatur tentang hak dan kewajiban pemerintah daerah yaitu :

Pasal 21

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak:

a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;

b. memilih pimpinan daerah

c. mengelola aparatur daerah;

d. mengelola kekayaan daerah;

e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;

f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya lainnya yang berada di daerah;

g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan

h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

Pasal 22

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban:

a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan

nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;

10

Page 11: tugas Makalah PKn

c. mengembangkan kehidupan demokrasi;

d. mewujudkan keadilan dan pemerataan;

e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;

f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;

g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;

h. mengembangkan sistem jaminan sosial;

i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;

j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah;

k. melestarikan lingkungan hidup;

l. mengelola administrasi kependudukan;

m. melestarikan nilai sosial budaya;

n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan

kewenangannya; dan

o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

3.2.4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF OTONOMI DAERAH

3.2.4.1 Dampak Positif

Dampak positif otonomi daerah adalah bahwa dengan otonomi daerah maka

pemerintah daerah akan mendapatkan kesempatan untuk menampilkan identitas lokal

yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat

mendapatkan respon tinggi dari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang

berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang

didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut

memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun

program promosi kebudayaan dan juga pariwisata

Dengan melakukan otonomi daerah maka kebijakan-kebijakan pemerintah

akan lebih tepat sasaran, hal tersebut dikarenakan pemerintah daerah cinderung lebih

menegeti keadaan dan situasi daerahnya, serta potensi-potensi yang ada di daerahnya

daripada pemerintah pusat. Contoh di Maluku dan Papua program beras miskin yang

11

Page 12: tugas Makalah PKn

dicanangkan pemerintah pusat tidak begitu efektif, hal tersebut karena sebagian

penduduk disana tidak bisa menkonsumsi beras, mereka biasa menkonsumsi sagu,

maka pemeritah disana hanya mempergunakan dana beras meskin tersebut untuk

membagikan sayur, umbi, dan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat. Selain

itu, denga system otonomi daerah pemerintah akan lebih cepat mengambil kebijakan-

kebijakan yang dianggap perlu saat itu, yanpa harus melewati prosedur di tingkat

pusat.

3.2.4.2 Dampak Negatif

Dampak negatif dari otonomi daerah adalah adanya kesempatan bagi oknum-

oknum di pemerintah daerah untuk melakukan tindakan yang dapat merugika Negara

dan rakyat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu terkadang ada kebijakan-

kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan konstitusi Negara yang dapat

menimbulkan pertentangan antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau bahkan

daerah dengan Negara, seperti contoh pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi

di tingkat daerah. Hal tersebut dikarenakan dengan system otonomi daerah maka

pemerintah pusat akan lebih susah mengawasi jalannya pemerintahan di daerah,

selain itu karena memang dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan pemeritah

pusat tidak begitu berarti.

Otonomi daerah juga menimbulkan persaingan antar daerah yang terkadang dapat

memicu perpecahan. Contohnya jika suatu daerah sedang mengadakan promosi pariwtsata,

maka daerah lain akan ikut melakukan hal yang sama seakan timbul persaingan bisnis antar

daerah. Selain itu otonomi daerah membuat kesenjangan ekonomi yang terlampau jauh

antar daerah. Daerah yang kaya akan semakin gencar melakukan pembangunan sedangkan

daerah pendapatannya kurang akan tetap begitu-begitu saja tanpa ada pembangunan. Hal

ini sudah sangat mengkhawatirkan karena ini sudah melanggar pancasila sila ke-lima, yaitu

“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

12

Page 13: tugas Makalah PKn

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Otonomi daerah adalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Wewenang pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah

pemerintah daerah melaksanakan sistem pemerintahanya sesuai dengan undang-

undang pemerintah pusat.

3. Dampak positif otonomi daerah adalah memunculkan kesempatan identitas lokal

yang ada di masyarakat. Berkurangnya wewenang dan kendali pemerintah pusat

mendapatkan respon tinggidari pemerintah daerah dalam menghadapi masalah yang

berada di daerahnya sendiri. Bahkan dana yang diperoleh lebih banyak daripada yang

didapatkan melalui jalur birokrasi dari pemerintah pusat. Dana tersebut

memungkinkan pemerintah lokal mendorong pembangunan daerah serta membangun

program promosi kebudayaan dan juga pariwisata. Kebijakan-kebijakan pemerintah

daerah juga akan lebih tepat sasaran dan tidak membutuhkan waktu yang lama

sehingga akan lebih efisien.

4. Dampak negative dari otonomi daerah adalah munculnya kesempatan bagi oknum-

oknum di tingkat daerah untuk melakukan berbagai pelanggaran, munculnya

pertentangan antara pemerintah daerah dengan pusat, serta timbulnya kesenjangan

antara daerah yang pendapatannya tinggi dangan daerah yang masih berkembang.

4.2. Saran

Pemerintah pusat tetap harus mengatur dan menjalankan urusan di beberapa sektor di

tingkat kabupaten dan menjamin bahwa pemerintah lokal punya kapasitas dan

mekanisme bagi pengaturan hukum tambahan atas bidang-bidang tertentu dan

13

Page 14: tugas Makalah PKn

penyelesaian perselisihan. Selain itu, pemerintah pusat juga harus menguji kembali

dan memperketat kriteria pemekaran wilayah dengan lebih mengutamakan

kelangsungan hidup ekonomi kedua kawasan yang bertikai, demikian pula tentang

pertimbangan keamanan.

Kalau perlu, sebaiknya pemerintah pusat membuat suatu lembaga independen di

tingkat daerah untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Tidak hanya mengawasi dan

menindak pelanggaran korupsi seperti yang tengah gencar dilakukan KPK, tetapi juga

mengawasi setiap kebijakan dan jalannya pemerintahan dimana lembaga ini dapat

melaporkan segala tidakan-tindakan pemeritah daerah yang dianggap merugikan

rakyat di daerah itu sendiri.

14