28
ABSTRAK Penelitian ini memberikan kontribusi untuk literatur dengan menyelidiki besarnya potensi perilaku oportunistik dan efek countervailing preferensi untuk keadilan dan etika dalam pengaturan anggaran partisipatif. Studi ini memberikan tes oportunisme dengan menyelidiki kesenjangan anggaran dan perilaku kelalaian menggunakan teknik dari ekonomi eksperimental. Dasar Pengujian Oportunisme. Penelitian sebelumnya eksperimental telah menemukan bahwa subyek membangun sebuah jumlah yang relatif kecil senjangan anggaran di bawah slack-inducing skema gaji, rata-rata sekitar 20% dari kinerja yang diharapkan dalam percobaan pengguna dengan satu sampai tiga periode keputusan (Waller 1988, Chow et al 1988,. Chow et al 1991). Ukuran kesenjangan anggaran dalam penelitian ini adalah mengajarkan produsen agar mengurangi anggaran yang ditetapkan sendiri, yang dibagi dengan kinerja yang diharapkan untuk memperoleh ukuran persentase senjangan. Kuesioner keluar berisi sejumlah pernyataan yang dirancang untuk menguji apakah kontrol eksperimental dan manipulasi telah efektif. Subjek menanggapi laporan pada skala Likert dari 1 "Sangat tidak setuju" sampai 7 "Sangat Setuju" dengan 4 menjadi 1

TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sam

Citation preview

Page 1: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

ABSTRAK

Penelitian ini memberikan kontribusi untuk literatur dengan menyelidiki besarnya potensi

perilaku oportunistik dan efek countervailing preferensi untuk keadilan dan etika dalam

pengaturan anggaran partisipatif. Studi ini memberikan tes oportunisme dengan menyelidiki

kesenjangan anggaran dan perilaku kelalaian menggunakan teknik dari ekonomi

eksperimental. Dasar Pengujian Oportunisme. Penelitian sebelumnya eksperimental telah

menemukan bahwa subyek membangun sebuah jumlah yang relatif kecil senjangan anggaran di

bawah slack-inducing skema gaji, rata-rata sekitar 20% dari kinerja yang diharapkan dalam

percobaan pengguna dengan satu sampai tiga periode keputusan (Waller 1988, Chow et al 1988,.

Chow et al 1991). Ukuran kesenjangan anggaran dalam penelitian ini adalah mengajarkan

produsen agar mengurangi anggaran yang ditetapkan sendiri, yang dibagi dengan kinerja yang

diharapkan untuk memperoleh ukuran persentase senjangan. Kuesioner keluar berisi sejumlah

pernyataan yang dirancang untuk menguji apakah kontrol eksperimental dan manipulasi telah

efektif. Subjek menanggapi laporan pada skala Likert dari 1 "Sangat tidak setuju" sampai 7

"Sangat Setuju" dengan 4 menjadi "Neutral." Subjek setuju bahwa jumlah unit yang diproduksi

dalam periode keputusan yang diberikan dipengaruhi oleh tingkat usaha yang diberikan oleh

produsen (mean respon 5,75, SD = 1,78) dan bahwa manajer / produser pasangan secara acak

diputar antara setiap seri keputusan (rata-rata respon 5,68, SD = 1,84).

1

Page 2: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

1. Pendahuluan

Latar Belakang

Para peneliti di bidang akuntansi sangat bergantung pada teori keagenan untuk

mempelajari penganggaran dan masalah pengendalian (Baiman 1982, 1990). Model

lembaga tradisional, menganggap bahwa individu yang oportunistik hanya memiliki

preferensi untuk kekayaan dan bersantai (Luft 1997). Mengingat asumsi ini, bahwa

diperlukan pemantauan pembayaran yang kompleks ekstensif untuk mengontrol

oportunisme pada bagian dari agen. Namun, dalam kehidupan nyata perlu kita amati

bahwa kontrak sederhana dan kuat, dan pengendalian organisasi bergantung pada standar

dasar kejujuran dan keadilan yang besar (Panah 1985).Bahwa untuk tertarik pada

beberapa gagasan derajat etis atau tertarik pada kesejahteraan orang lain, oleh karena itu,

merupakan penyempurnaan potensi teori akuntansi (Koford dan Penno 1992, Luft 1997).

Penelitian ini memberikan kontribusi untuk literatur dengan menyelidiki besarnya potensi

perilaku oportunistik dan efek countervailing preferensi untuk keadilan dan etika dalam

pengaturan anggaran partisipatif. Sebelum studi eksperimental penganggaran partisipatif

(misalnya, Young 1985, Waller 1988, Chow, Cooper, dan Waller 1988, Chow, Cooper,

dan Haddad 1991) belum menemukan bukti oportunisme tidak terbatas pada bagian

bawahan. Secara khusus, bawahan di bawah slack-inducing skema pembayaran telah

menciptakan jauh lebih sedikit daripada jumlah maksimum kendur, sehingga mengurangi

jumlah uang yang mereka dapatkan untuk tingkat yang produktif. Misalnya, subjek di

Waller (1988) dibangun senjangan anggaran rata-rata 20% dari perkiraan kinerja di

bawah skema gaji slack-inducing. Chow et al. (1988) dan Chow et al. (1991) menemukan

hasil yang sama. Sebuah studi terbaru oleh Stevens (2002), menunjukkan bahwa hasil ini

2

Page 3: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

sebagiannya karena penggunaan prosedur manual dan periode keputusan beberapa (satu

untuk tiga). Memanfaatkan percobaan komputerisasi dengan lima periode keputusan,

Stevens tingkat slack didokumentasikan dari 41% dari perkiraan kinerja di bawah skema

pembayaran slack-inducing.

Semua studi eksperimental yang diuji bahwa perilaku bawahan diberi hipotetis

atau eksperimen superior. Fisher, Frederickson, dan Peffer (2000) menggunakan subjek

sebagai periode-percobaan mereka dan meneliti efek dari negosiasi superior / bawahan

terhadap kesenjangan anggaran. Fisher et al. menemukan bahwa anggaran yang

ditetapkan melalui proses negosiasi di mana bahwa atasan memiliki otoritas terakhir

terdapat lebih rendah dibanding anggaran yang ditetapkan secara sepihak oleh atasan,

sedangkan anggaran yang ditetapkan melalui proses negosiasi di mana bawahan memiliki

otoritas akhir tidak rendah dari anggaran yang ditetapkan secara sepihak oleh bawahan.

IInterestingly, anggaran yang ditetapkan secara sepihak oleh bawahan berisi rendah

hanya 15% dari kinerja yang diharapkan meskipun skema pembayaran adalah

merangsang rendah. Karena desain periode-tunggal, Namun, pengalaman cukup dengan

insentif ekonomi dapat berkontribusi pada rendahnya tingkat oportunisme ditampilin oleh

bawahan.

Menurut Hansen dan Mowen (1997), terdapat dua unsur penting dari anggaran,

yaitu: (1) bagaimana anggaran dibuat dan (2) bagaimana anggaran diimplementasikan

sebagai rencana perusahaan. Unsur pertama berhubungan dengan mekanisme pembuatan

anggaran. Unsur kedua berhubungan dengan reaksi dan sikap subordinate terhadap

sistem anggaran yang ada di perusahaan tersebut.

3

Page 4: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Mekanisme anggaran perusahaan akan mempengaruhi perilaku subordinates,

apakah mereka akan merespon anggaran secara positif atau negatif tergantung dari cara

penggunaan anggaran. Subordinates dan superior akan berperilaku positif apabila tujuan

pribadi subordinates dan superior sesuai dengan tujuan perusahaan dan mereka memiliki

dorongan untuk mencapainya, hal ini dapat disebut dengan keselarasan tujuan (Anthony

dan Govindaradjan, 2001). Subordinates akan berperilaku negatif apabila anggaran tidak

diadministrasi dengan baik, sehingga subordinates dapat menyimpang dari tujuan

perusahaan. Perilaku disfungsional ini merupakan perilaku subordinates yang

mempunyai konflik dengan tujuan perusahaan (Hansen dan Mowen, 1997).

Dunk (1993) menguji secara empiris, bahwa anggaran secara partisipatif dapat

digunakan sebagai komunikasi yang positif antara superior dengan subordinates, karena

dengan partisipatif akan terjadi mekanisme tentang rencana kerja mereka. Superior

memberi wewenang kepada subordinates supaya subordinates melakukan usaha yang

terbaik untuk perusahaan. Namun, anggaran partisipatif dapat pula menimbulkan

permasalahan, misalnya: (1) superior atau subordinates akan menetapkan standar

anggaran yang terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, (2) subordinates akan membuat

budgetary slack dengan cara mengalokasikan sumber melebihi dari yang dibutuhkan dan

(3) terdapat partisipasi semu (Hansen dan Mowen, 1997). Budgetary slack adalah

perbedaan antara jumlah anggaran yang diajukan oleh subordinates dengan jumlah

estimasi yang terbaik dari perusahaan (Anthony dan Govindaradjan, 2001). Subordinates

cenderung mengajukan anggaran dengan merendahkan pendapatan dan menaikkan biaya

dibandingkan dengan estimasi terbaik dari yang diajukan, sehingga target akan lebih

mudah tercapai.

4

Page 5: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Merchant (1985) dan Young (1985) menguji secara empiris bahwa budgetary

slack terjadi karena subordinates memberi informasi yang bias kepada superior dengan

cara melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah.

Menurut Kren dan Liao (1988), subordinates akan melaporkan kemampuan produksinya

lebih rendah jika kinerja diukur berdasar pencapaian anggaran.

Menurut teori agensi, prinsipal (superior) dan agen (subordinate) merupakan dua

economic agent yang berusaha memaksimumkan utility-nya. Masing-masing pihak baik

superior maupun subordinate akan melakukan trade-off antara rencana atau anggaran

yang diusulkan dengan potensi aktual yang seharusnya dengan cara menyimpan

informasi privatnya (asimetri informasi). Gudono dan Sami (2003) mengartikan asimetri

informasi sebagai informasi pasti yang hanya diketahui oleh agen.

Studi ini memberikan tes oportunisme dengan menyelidiki kesenjangan

anggaran dan perilaku kelalaian menggunakan teknik dari ekonomi eksperimental.

Berbeda dengan studi mereka, kita melakukan upaya yang mahal untuk produsen

memasukkan keengganan usaha dan menyelidiki perilaku kelalaian di samping

kesenjangan anggaran. Satu-satunya informasi yang tidak disediakan dalam pengetahuan

umum di antara kedua belah pihak dalam pengaturan ini adalah upaya yang disediakan

oleh produsen. Seperti Luft (1997) menunjukkan, manajer harus membuat keputusan

kontrol berdasarkan besarnya diharapkan perilaku oportunistik dan kemampuan

preferensi untuk faktor-faktor seperti keadilan atau etika moderat perilaku tersebut. Oleh

karena itu, kita mengukur preferensi untuk keadilan dan etika dalam kuesioner untuk

memeriksa efeknya countervailing pada oportunisme. Dalam pengaturan ini, kami juga

5

Page 6: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

memanipulasi kekuatan penolakan manajer dan rotasi pasangan setelah setiap periode

keputusan.

2. Rumusan Masalah

Dari berbagai keterangan diatas menimbulkan permasalahan, yaitu apakah faktor

personal berupa reputasi, etika dan self esteem berpengaruh terhadap budgetary slack?

Apakah asimetri informasi dan risiko berpengaruh terhadap budgetary slack?

3. Definisi Operasional Variabel

A. Asimetri Informasi, Risiko, dan Budgetary Slack

Mekanisme anggaran partisipatif melibatkan aktivitas subordinates yang dapat

berpengaruh pada perilaku subordinates. Secara praktik, keberhasilan dan kegagalan

anggaran tergantung pada bagaimana superior mempertimbangkan implikasi anggaran

terhadap perilaku subordinates-nya (Hansen dan Mowen, 1997). Menurut Milani (1975),

anggaran partisipatif mendorong subordinates untuk berupaya maksimal dalam

mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut Hansen dan Mowen (1997) anggaran

partisipatif dapat pula menimbulkan permasalahan, misalnya superior atau subordinates

akan menetapkan standar terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, subordinates cenderung

melakukan budgetary slack.

Budgetary slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang diajukan oleh

subordinates dengan jumlah estimasi yang terbaik dari perusahaan (Anthony dan

Govindaradjan, 2001). Budgetary slack timbul karena keinginan dari subordinates dan

superior yang tidak sama (Luthan, 1998) terutama jika kinerja subordinates dinilai

berdasar pencapaian anggaran. Apabila subordinates merasa reward (insentifnya)

6

Page 7: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

tergantung pada pencapaian sasaran anggaran, maka mereka akan membuat budgetary

slack melalui proses partisipasi (Schiff dan Lewin, 1970; Chow et al., 1988).

B. Reputasi

Menurut Hansen dan Mowen (1997), superior dan subordinates termotivasi tidak

hanya oleh faktor ekonomi, tetapi juga faktor lain termasuk banyaknya pekerjaan dan

penambahan tanggung jawab serta pengakuan non moneter. Faktor non ekonomi berupa

norma sosial dapat digunakan untuk meningkatkan pengendalian anggaran. Argumen

diatas menunjukkan terdapat pertentangan pada asumsi dasar teori agensi, bahwa

subordinates tidak hanya mementingkan faktor ekonomi.

Beberapa peneliti akuntansi telah membuktikan secara empiris perubahan

mendasar teori agensi tersebut, yaitu Baiman dan Rajan (1995) yang mengemukakan

reputasi seseorang dapat menggambarkan perilaku oportunis berkaitan dengan kontrol

ekonomi dan kontrol sosial. Superior atau subordinates akan menjaga reputasinya dengan

memperoleh return diatas rata-rata. Reputasi dapat diobservasi pada kinerja subordinates

yang dihubungkan dengan norma sosial termasuk kejujuran, keadilan, dan menghindar

kegagalan dan perbuatan curang (Rutledge dan Karim, 1999; Steven, 2002).

Menurut Steven (2002), perhatian reputasi subordinates mengenai budgetary

slack disebabkan dua kondisi. Pertama, subordinates mempersepsikan bahwa budgetary

slack tidak konsisten dengan norma sosial, seperti kejujuran atau keadilan. Kedua,

subordinates mempersepsikan bahwa superior dapat mendeteksi besarnya budgetary

slack yang dilakukan subordinates. Steven (2002) mengartikan perhatian reputasi yaitu

suatu keinginan subordinates untuk berbuat jujur dan adil pada superiornya.

7

Page 8: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

C. Etika

Superior dan subordinates dapat mengimplementasikan anggaran dengan cara

bertanggung jawab dalam menetapkan tujuan perusahaan. Superior meminta ide

subordinates untuk membuat perubahan, penugasan, dan pembentukan kelompok kerja

guna mencapai tujuan perusahaan sebagai kekuatan etis yang penting (Gibson dan

Donelly, 2000).

Menurut teori keagenan, pertimbangan etis biasanya muncul dalam situasi

adanya konflik self interest dan beban moral bagi pihak lain. Pertimbangan etis secara

keseluruhan ditentukan oleh karakteristik situasi dan individual yang berkembang dari

norma sosial internal. Agen yang termotivasi secara etis, melakukan self control yang

efektif (Rutledge dan Karim 1999; Steven 2002).

Apabila subordinates menerima sumber yang berbeda dari ekspektasinya, maka

mereka sering merasa tidak adil. Persepsi yang tidak adil dapat menghasilkan

konsekuensi negatif termasuk hasil kinerja yang rendah dan mengakibatkan kepercayaan

pada superior berkurang (Brockner et al., 1994; Libby, 1996).

Perbedaan informasi mengenai besarnya income yang akan diterima dari superior

pada subordinates, menyebabkan persepsi ketidakadilan bagi subordinates yang tidak

menerima informasi (Greenberg, 1993). Menurut Penno (1984), subordinates yang

memiliki perilaku positif akan mengatakan sesuatu secara benar dan menyebutkan jumlah

anggaran yang wajar (secara etis), walaupun dalam kondisi yang berbeda.

Steven (2002) berpendapat subordinates cenderung melakukan hal yang benar

dalam menentukan anggaran karena secara internal subordinates mematuhi peraturan

8

Page 9: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

perusahaan. Hasil penelitian Steven (2002), menunjukkan bahwa etika berhubungan

secara positif dengan norma internal, yaitu kejujuran dan keadilan. Menurut Penno

(1984), perilaku positif subordinates dapat dinilai pada pengungkapan informasinya

secara benar mengenai kinerjanya dengan menyebutkan jumlah anggaran yang wajar.

Pengukuran variabel etika dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

instrumen Steven (2002) yang terdiri dari 1 item. Adapun pertanyaan tersebut yaitu

“Apabila saya dalam menetapkan budget tidak sesuai dengan potensi produksi

sesungguhnya, merupakan perbuatan tidak etis.”

D. Self Esteem

Menurut Field (2003), self esteem berarti rasa percaya diri subordinates atas

segala potensi yang dimilikinya. Menurut Brons dan Coster (1969), subordinates berada

pada tingkatan yang lebih tinggi dengan mencari kepuasan, misalnya kebutuhan esteem,

prestasi, kebebasan, reputasi dan status. Seseorang dengan self esteem rendah tidak dapat

bekerja dengan baik sesuai dengan yang diinginkan, ia merasa kurang mampu bekerja

dan tidak memperoleh kepuasan jika bekerja dengan baik (Bateman, 1996). Menurut

Judge et al. (2000), subordinates menguji konsep diri mereka dengan feedback positif dan

informasi lingkungan kerja. Belkoui (1989) menguji pengaruh self esteem terhadap

budgetary slack dengan menggunakan feedback positif dan negatif. Hasil penelitian

Belkoui (1989) menunjukkan bahwa superior dengan feedback negatif cenderung lebih

tinggi dalam mengestimasi budget biaya dibandingkan superior dengan feedback positif.

Sebaliknya feedback negatif lebih rendah ketika subordinates mengestimasi anggaran

penjualan. Feedback netral berada diantara estimasi feedback positif dan negatif.

9

Page 10: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Pengukuran variabel self esteem dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

instrumen Rosenberg (1965) dan telah diterjemahkan oleh Azwar (2003). Instrumen self

esteem terdiri dari 10 item. Nilai variabel self esteem yaitu dengan menjumlah 10 item

pertanyaan self esteem.

4. Metode dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda eksperimen dan melibatkan

101 partisipan dari mahasiswa S-1 Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta.

Partisipan diproksikan sebagai subordinates dan peneliti sebagai superior. Kriteria

partisipan adalah telah menempuh mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen dan

Penganggaran, dengan alasan mata kuliah tersebut berkaitan dengan proses pengambilan

keputusan dan produksi, khususnya anggaran. Pengujian hipotesis dengan menggunakan

analisis Regresi Berganda dan membandingkan dua model penelitian. ( SNA 7 Pengaruh

Reputasi Etika, dan Self Estemm Pada Budgeting Slack)

Kita mendisain satu percobaan penganggaran dan penghasilan untuk menandingi

agen tradisional tersetel. Subyek digolongkan ke dalam manajer / produsen

memasangkan dimana manajer yang sewa produsen untuk melaksanakan satu tugas

penghasilan untuk tangguh. Hasil penghasilan adalah satu variabel acak dari salah satu

dari dua distribusi kemungkinan terpisah ditentukan oleh taraf upaya disediakan oleh

produsen. Perancangan upah dan parameter terkait dipilih untuk percobaan yang

menggaransi bahwa konflik agen dideskripsikan di Bagian 2 hadir. Yang, nafkah

produsen dimaksimalkan kalau produsen menyetel anggaran keuangan di nol dan

disediakan upaya rendah, sedangkan manajer nafkah dimaksimalkan kalau produsen

menyetel anggaran keuangan pada kinerja idaman dan disediakan upaya tinggi. (Jurnal

10

Page 11: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Asing , Budgetary Slack and Shirking in Participative Budgeting: An Experimental

Investigation of Opportunism, Fairness, and Ethics )

5. Pembahasan

A. SNA 7 Pengaruh Reputasi Etika, dan Self Estemm Pada Budgeting Slack

Partisipan terdiri dari 30 mahasiswa laki-laki dan 71 perempuan. Partisipan laki-

laki terbagi dalam kelompok None, Low, dan High Information Asymmetry masing-

masing terdiri dari 9, 9, dan 12 mahasiswa. Sedangkan partisipan perempuan terbagi

dalam kelompok yang sama, masing-masing terdiri dari 24, 25, dan 22 mahasiswi. Umur

partisipan berkisar mulai 19 hingga 24 tahun. Rata-rata kualifikasi partisipan dengan self

esteem ”rendah” untuk kelompok None, Low, dan High Information Asymmetry, masing-

masing terdiri dari 12, 12, dan 24 mahasiswa. Kualifikasi self esteem ”sedang” masing-

masing terdiri dari 7, 11, dan 6 mahasiswa. Kualifikasi self esteem ”tinggi” masing-

masing terdiri dari 14, 11, dan 4 mahasiswa.

Pengujian Hipotesis

a. Pengujian H1a dan H1b

Hipotesis 1a adalah terdapat pengaruh negatif asimetri informasi terhadap

budgetary slack. Tabel 10 (lihat lampiran) menunjukkan nilai t-test model 2 yaitu 1,781

dengan p value 0,039 (satu sisi). Koefisien beta asimetri informasi sebesar 0,074. Apabila

asimetri informasi bertambah sebesar 1, maka akan meningkatkan budgetary slack

sebesar 0,074. Dengan demikian hipotesis 1a mendukung penelitian secara statistik yang

dilakukan Chow (1988) dan Steven (2002), jika asimetri informasi meningkat, maka

budgetary slack akan meningkat.

11

Page 12: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Hipotesis 1b adalah risiko berpengaruh negatif terhadap budgetary slack.

Berdasar tabel 10 (lihat lampiran) menunjukkan nilai t-test model 2 yaitu -0,101 dengan p

value 0,460 (satu sisi). Karena hasil t-test variabel risiko menunjukkan tidak signifikan,

maka tidak terdapat pengaruh risiko terhadap budgetary slack. Hal ini berarti nilai

koefisien beta risiko sebesar -0,008 sama dengan 0. Apabila risiko menurun, tidak

berpengaruh terhadap budgetary slack. Hipotesis 1b tidak mendukung hipotesis

penelitian tetapi secara statistik konsisten dengan penelitian yang dilakukan Young

(1985) dan Steven (2002), risiko tidak berpengaruh terhadap budgetary slack. b.

Pengujian H2

Hipotesis 2 adalah terdapat pengaruh negatif reputasi terhadap budgetary slack.

Nilai t-test reputasi pada Model 2 sebesar -1,834 dengan p value 0,035 (satu sisi).

Koefisien beta reputasi adalah sebesar -0,048 berarti jika reputasi berkurang 1 maka akan

meningkatkan budgetary slack sebesar 0,048. Dengan demikian H2 didukung. Simpulan

hipotesis H2b mendukung penelitian secara statistik yang dilakukan Steven (2002), jika

reputasi subordinates berkurang akan meningkatkan budgetary slack.

c. Pengujian H3

Hipotesis 3 adalah terdapat pengaruh negatif etika terhadap budgetary slack. Nilai

t-test pada Model 2, sebesar -1,414 dengan p value sebesar 0,081 (satu sisi). Karena hasil t-

test variabel etika menunjukkan tidak signifikan, maka tidak terdapat pengaruh etika

terhadap budgetary slack. Hal ini berarti nilai koefisien beta etika sebesar -0,039 sama

dengan 0. Apabila etika menurun, tidak berpengaruh terhadap budgetary slack. Hipotesis

1b tidak mendukung hipotesis penelitian dan tidak mendukung studi Steven (2002),

apabila etika subordinates berkurang, tidak akan berpengaruh terhadap budgetary slack.

12

Page 13: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Kemungkinan hal ini terjadi karena pertanyaan etika yang kurang sesuai jika

digunakan di Indonesia khususnya dalam penelitian ini, atau memang karena kultur etika

subordinates di Indonesia berbeda dibandingkan dengan di negara maju.

d. Pengujian H4a

Hipotesis 4a adalah self esteem berpengaruh secara negatif terhadap budgetary

slack. Nilai t-test pada Model 2, sebesar -3,310 dengan p value sebesar 0,000 (satu sisi).

Nilai koefisien beta self esteem sebesar -0,029. Apabila self esteem berkurang 1 maka

akan meningkatkan budgetary slack sebesar 0,029. Dengan demikian H4a didukung.

Simpulan hipotesis H4a mendukung penelitian secara statistik yang dilakukan Belkoui

(1989), subordinates dengan self esteem rendah cenderung lebih tinggi dalam membuat

budgetary slack.

e. Pengujian H4b

Hipotesis 4b menguji apakah dengan menambah variabel self esteem pada model

penelitian dahulu (Steven, 2002) mampu menambah penjelasan dalam memprediksi

budgetary slack. H4b akan didukung jika R2 dari model 2 bertambah dibandingkan model

1. Berdasar tabel 10 (lihat lampiran) terlihat nilai Adjusted R2 dari model 1 sebesar 0,293

dan R2 dari model 2 sebesar 0,359. Tampak terjadi kenaikan Adjusted R2 0,066 atau 6,6

persen dari model 1 ke model 2 setelah menambah variabel self esteem dalam

memprediksi budgetary slack.

Pengestimasian model dan pengujian diagnostik dalam tabel 10 (lihat lampiran)

menunjukkan nilai F Model 2 sebesar 12,223 dan signifikan pada alpha 5 persen satu sisi.

Hal ini berarti model penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi budgetary slack

mendatang.

13

Page 14: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

Nilai adjusted R2 model 2 sebesar 0,359 berarti 35,9 persen variasi budgetary

slack dapat dijelaskan secara simultan oleh asimetri informasi, reputasi, etika, risiko, dan

self esteem. Sisanya yaitu 64,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian. Standar Error of Estimate (SEE) dari Model 2

sebesar 0,306 berarti kesalahan Model 2 dalam memprediksi budgetary slack sebesar

0,306.

B. JURNAL ASING

Pembahasan ini sumbangkan ke daftar pustaka dengan menyelidiki kebesaran

potensial dengan perilaku oportunis dan akibat countervailing dari pilihan untuk

kewajaran dan etika pada satu tersetel penganggaran partisipatif. Seperti Menghaluan

Kapal (1997) menunjukkan, manajer harus membuat keputusan kontrol berlandaskan

kebesaran idaman dengan perilaku oportunis dan kemampuan dari pilihan untuk faktor

seperti kewajaran atau etika untuk melembutkan perilaku demikian. Hasilkan di Stevens

(2002) sarankan utama itu percobaan penganggaran telah meremehkan kebesaran

potensial dari oportunisme dengan memanfaatkan manual memprosedur dengan periode

keputusan sedikit. Kita menggolongkan subyek ke dalam manajer / produsen pasangkan

dan berikan pengalaman luas subyek pada berdua peran untuk mendekati dugaan agen

dari diketahui umum dan mengijinkan keprihatinan untuk kewajaran dan etika untuk

secara alami timbul. Di setelan ini, kita menguji dua bentuk dengan perilaku oportunis

yang mempunyai mendapat perhatian luas pada daftar pustaka: kendor budgeter dan lalai.

Sementara kita mendokumentasikan banyak tingkat yang lebih tinggi oportunisme

dibandingkan percobaan sebelumnya pada penganggaran partisipatif, kita juga

menemukan bukti kuat pilihan itu untuk kewajaran dan etika lembutkan perilaku

14

Page 15: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

oportunis. Kita mempergunakan dua butir data pada satu angket keluar untuk menangkap

keprihatinan untuk kewajaran dan etika. Kendor berdua budgeter dan lalai dikurangi oleh

keinginannya produsen untuk berbagi nafkah dengan manajer. Perbedaannya, hanyalah

lalai dikurangi oleh keinginannya produsen etis. Hasil belakangan mungkin dianggap

disebabkan oleh ke fakta tersebut, sementara berdua kendor budgeter dan lalai

mengijinkan produsen untuk mengekstrak satu andil lebih tinggi dari nafkah sisa dari

manajer, hanyalah anggaran keuangannya produsen disingkapkan ke manajer. Dengan

demikian, satu harapan atau “ norma kemasyarakatan ” untuk kendor dapat telah

didirikan berlalu waktu, yang yang mungkin telah memperkecil akibat countervailing dari

etika untuk bentuk ini dari oportunisme. Keterangan ini mungkin menolong

mendamaikan hasil kita dengan Stevens (2002), siapa mendirikan bahwa kendor budgeter

dikurangi oleh keprihatinan etis. Pada percobaannya, Stevens mempergunakan satu

manajer experimenter dan saksama untuk mempertahankan subyek dari pengetahu taraf

anggaran keuangan dengan subyek lain. Hasil kita kendor itu ditingkatkan dengan

pengalaman juga mengonfirmasikan spekulasi yang low-level dengan tunjangan kendor

pada percobaan lebih awal (yaitu., Waller 1988, Chow et al. 1988, Chow et al. 1991)

sehubungan dengan secara relatif periode keputusan sedikit terpakai (1 - 3 periode).

Hasil kita juga sokong ke tubuh tumbuh dari bukti untuk pilihan untuk kewajaran.

Haluan kapal dan Libby (1997) dirikan subyek itu transfer idaman menghargai

berpengaruh significant lebih rendah dibandingkan harga pasar sebelah luar ketika harga

sebelah luar menyukai divisi jual berlalu membeli pembagian. Di Kachelmeier dan

Towry (2002), pokok juga mempunyai harapan inisial dari kewajaran mendasari transfer

hargai. Bagaimanapun, harapan itu bukan dicerminkan pada transfer nyata menghargai

15

Page 16: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

dirundingkan oleh subyek berlalu satu jaringan komputer dengan komunikasi terbatas

(tawaran, minta, dan penerimaan hanyalah). Mengirim harga hanyalah mencerminkan

harapan kewajaran ketika subyek merundingkan secara langsung dengan komunikasi tak

terbatas. Hasil kita, perbedaannya, sarankan kewajaran itu berdasar perilaku dapat

memunculkan dan menetap melakukan juga dengan komunikasi terbatas berlalu satu

jaringan komputer. Penelitian masa depan diperlukan untuk mendamaikan hasil kita

dengan itu dengan Kachelmeier dan Towry (2002).

Dengan menarik, manajer yang diberikan kekuatan untuk menolak statis anggaran

keuangan maklumi satu secara relatif tingkat tinggi dengan kendor, merata-ratakan 39%

kinerja idaman. Saran hasil ini, konsisten dengan Jual-beli (1989), itu atasan mungkin

mengijinkan kendor budgeter yang berpengaruh nyata sebagai satu cara nafkah berbagi

atau orang bawahan bermanfaat. Kita juga menemukan bahwa kendor budgeter adalah

peningkatan (turun) di kebencian risiko (toleransi risiko). Dengan demikian, kendor

mungkin satu pagar penting dan berguna melawan ketidak-pastian yang tidak bisa

dipisahkan pada proses produksi. Semua ini menyiratkan bahwa beberapa kendor

budgeter mungkin praktis atau bijaksana, dan pasti tidak tak pantas, paling tidak sebagai

perasa oleh itu terbelit pada lingkungan penganggaran. Pada kenyataan, ketika

dikombinasikan dengan hasil di Stevens (2002), penemuan kita menyarankan bahwa

keprihatinan etis mempengaruhi kendor budgeter dapat diperkecil kalau kendor

berpengaruh nyata dialami atau diijinkan pada tangguh.

Koford dan Penno (1992, 137) lawan bahwa paling orang-orang yang punya sikap

positif ke arah mengatakan benar dan menggunakan “ pekan raya ” jumlah upaya, dan

agen itu alpa model satu elemen berpengaruh nyata dari hakikat dengan menghilangkan

16

Page 17: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

sikap ini. Haluan kapal (1997, 200 - 201) bantah utama itu test percobaan punya lacked

kekuatan untuk mencirikan di antara diri model berkepentingan dan etis dari perilaku.

Dengan demikian, mempertunjukkan efektivitas dari kewajaran dan keprihatinan etis

pada perilaku kendor dan lalai punya implikasi penting untuk teori agen di teori umum

dan akuntansi khususnya. Hasil kita menyarankan perdagangan berjangka itu model

teoritis dapat memajukan pemahaman kita dari penganggaran dan kontrol dengan

menggabungkan keprihatinan untuk kewajaran dan etika. Model terbaru oleh Koford dan

Penno (1992), Noe dan rebello (1994) dan Stevens dan Thevaranjan (2002) pertunjukkan

yang menggabungkan pilihan untuk etika dapat menambahkan kebenaran deskriptif dan

kegunaan dari teori agen.

6. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh reputasi, etika dan self esteem pada

budgetary slack. Penelitian ini dilakukan dengan metoda eksperimen. Hasil studi ini

sebagai berikut. Pertama, variabel asimetri informasi berpengaruh secara positif terhadap

budgetary slack. Kedua, reputasi dan self esteem berpengaruh secara negatif terhadap

budgetary slack. Sedangkan etika dan risiko tidak berpengaruh terhadap budgetary slack.

Nilai Adjusted R2 Model 2 adalah 0,359 berarti 35,9 persen variasi budgetary

slack dijelaskan secara simultan oleh asimetri informasi, reputasi, etika, risiko, dan self

esteem, sisanya yaitu 64,1 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian. Standar Error of Estimate (SEE) Model 2 sebesar

0,306 berarti kesalahan Model 2 dalam memprediksi budgetary slack sebesar 0,306.

Penelitian ini memberi kontribusi untuk memprediksi budgetary slack dengan

memasukkan faktor personal berupa reputasi, etika, dan self esteem. Penelitian ini

17

Page 18: TUGAS MANAJEMEN SELESAI

mendukung hasil penelitian secara empiris bahwa dengan menambah variabel self esteem

akan lebih mampu memperjelas dalam memprediksi budgetary slack.

18