8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rino A Gani, Ketua Perhimpunan Penelitian Indonesia mengatakan Indonesia menjadi negara dengan penderita hepatitis terbesar nomor 2 diantara negara-negara SEARO. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian terbanyak ke-2 dalam kelompok penyakit infeksi. Endang rahayu sedyaningsih dalam peringatan di RS Dr sardjito Yogyakarta mengatakan rata-rata penderita hepatitis antara umur 15-44 tahun untuk di pedesaan. Lebih dari 20 juta penduduk di indonesia sudah terinfeksi virus hepatitis, baik hepatitis A, B maupun C. Tingginya angka prevalensi hepatitis tersebut mendorong pemerintah untuk segera melakukan pengendalian, penanggulangan dan pencegahan. Menurut data WHO, pada tahun 2012 virus hepatitis B telah menginfeksi 2 miliar penduduk dunia, lebih dari 350 juta orang diantaranya merupakan pengidap virus hepatitis B kronis, 150 juta penderita hepatitis C kronis. Dari jumlah tersebut 350 juta diantaranya meninggal karena hepatitis C setiap tahunnya. Sekitar 850 ribu hingga 1 juta penduduk dunia meninggal karena infeksi hepatitis B dan C. 1

tugas mikro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas mikrobiologi

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangRino A Gani, Ketua Perhimpunan Penelitian Indonesia mengatakan Indonesia menjadi negara dengan penderita hepatitis terbesar nomor 2 diantara negara-negara SEARO. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian terbanyak ke-2 dalam kelompok penyakit infeksi.Endang rahayu sedyaningsih dalam peringatan di RS Dr sardjito Yogyakarta mengatakan rata-rata penderita hepatitis antara umur 15-44 tahun untuk di pedesaan.Lebih dari 20 juta penduduk di indonesia sudah terinfeksi virus hepatitis, baik hepatitis A, B maupun C. Tingginya angka prevalensi hepatitis tersebut mendorong pemerintah untuk segera melakukan pengendalian, penanggulangan dan pencegahan.Menurut data WHO, pada tahun 2012 virus hepatitis B telah menginfeksi 2 miliar penduduk dunia, lebih dari 350 juta orang diantaranya merupakan pengidap virus hepatitis B kronis, 150 juta penderita hepatitis C kronis. Dari jumlah tersebut 350 juta diantaranya meninggal karena hepatitis C setiap tahunnya. Sekitar 850 ribu hingga 1 juta penduduk dunia meninggal karena infeksi hepatitis B dan C.Diakui pengetahuan masyarakat tentang penyakit hepatitis masih tergolong rendah. Termasuk hal-hal yang menjadi faktor penyebab timbulnya hepatitis, pencegahan dan pengobatan. Semua ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak termasuk pemerintah pusat dan daerah, organisasi kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat.

1.2 Rumusan MasalahBagaimana pencegahan penyebaran hepatitis.1.3 Tujuan Makalah1.3.1 Agar masyarakat dan pembaca mengetahui pencegah penyebaran hepatitis.1.3.2 Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mendukung pemerintah dalam program kesehatan terutama penanggulangan hepatitis di Indonesia.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi Hati Hati merupakan organ terbesar pada tubuh, menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh total, atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata orang dewasa. Unit fungsional dasar hati adalah lobulus hati yang terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir ke vana hepatika dan kemudian ke vena cava. Arteriol hati juga ditemui di dalam septum interlobularis. Arteriol ini menyuplai darah arteri ke jaringan septum dia antara lobulus yang berdekatan, dan banyak arteriol kecil juga langsung ke sinusoid hati.Lapisan endotel sinusoid vena mempunyai pori-pori yang sangat besar, beberapa diantaranya berdiameter hampir 1 mikrometer. Terdapat ruang jaringan yang sangat sempit yang disebut ruang disse yang dikenal sebagai ruang perisinusoidal. 2.2. Definisi HepatitisHepatitis virus adalah penyakit sistemik yang terutama menyerang hati. Kebanyakan virus penyebabnya adalah hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C ( HCV), hepatitis D ( HDV), hepatitis E ( HEV). Hepatitis dapat menyebabkan sirosis hepatitis.

2.2 Sifat Virus Penyebab HepatitisVirusHepatitis AHepatitis BHepatitis CHepatitis DHepatitis E

FamiliPicornaviridaeHepadnaviridaeFlaviviridae--

GenusHepatovirusOrthohepadnavirusHepacivirusdeltavirus=hepatitis E

SelubungTidak adaYaYaYa Tidak

GenomssRNAdsDNAssRNASsRNAssRNA

StabilitasStabil panas dan asamSensitif asamSensitif eter dan asamSensitif asamStabil panas

TransmisiFekal oralParenteralParenteralParenteralFekal-oral

Penyakit fulminanJarangJarangJarangSering Pada kehamilan

Penyakit kronisTidak pernahSeringSering SeringTidak pernah

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pencegahan Hepatitis A3.1.1 Imunoprofilaksis sebelum paparana. Mencuci tangan, makan dan minum menggunakan peralatan yang higenisb. Vaksin HAV yang dilemahkanEfektivitas tinggi (angka proteksi 94-100%) selama 20-50 tahun.c. Dosis dan jadual vaksin HAV1. > 19 tahun. 2 dosis of HAVRIX (1440 unit elisa) dengan interval 6-12 bulan2. Anak > 2 tahun. 3 dosis HAVRIX (360 unit Elisa), 0,1, dan 6-12 bulan atau 2 dosis (720 unit Elisa), 6-12 bulan3.1.2 Imunoprofilaksis pasca paparanDosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera mungkin setelah paparan3.2 Pencegahan Hepatitis B3.2.1 Imunoprofilaksis sebelum paparana. Pencegahan dapat dengan menguji darah pendonor, plasma, organ, jaringan dan semen. Memberikan konsultasi sebelum berhubungan seksualb. Vaksin rekombinan ragiMengandung konsentrasi proteksi anti HbsAg pada >95% pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komlit 3 dosis.c. Dosis dan jadwal vaksinasi HBVPemberian IM dosis anak sampai 19 tahun adalah sosis dewasa, diulang pada 1 dan 6 bulan kemudian.3.2.2 Imunopofilaksis pasca paparanDengan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIG)3.3 Pencegahan Hepatitis C Tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Pencegahan dapat dengan menguji darah pendonor, plasma, organ, jaringan dan semen. Memberikan konsultasi sebelum berhubungan seksual.3.4 Pencegahan Hepatitis Dsama dengan pencegahan hepatitis C3.5 Pencegahan Hepatitis EVaksin HEV sedang dalam penelitian klinis pada daerah endemikBAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan4.1.1. Pencegahan penyebaran hepatitis dapat dilakukan sesuai jenis virus penyebab, seperti, hepatitis A dengan menghindari konsumsi makanan dan minuman dari peralatan yang tidak higenis; hepatitis B dengan mencegah hubungan seksual pada pasangan yang mengidap, tidak menggunakan jarum suntik bersama-sama, menghindari transfusi dan donor darah dari pendonor yang menderita hepatitis; begitu pula dengan hepatitis C dan D sama dengan hepatitis B; sedangkan hepatitis A sama dengan hepatitis A.4.1.2. Selain menghindari kontak dengan penyebab hepatitis tersebut diatas dapat pula dicegah dengan vaksin virus dan sediaan imunoglobulin protektif yang tersedia untuk HAV dan HBV baik sebelum dan sesudah paparan virus hepatitis.

4.2 Saran4.2.1 Minta divaksinasikan terhadap hepatitis A dan B bila belum ada antibodi terhadapnya.4.2.2 Mencuci tangan dapat mengurangi resiko terkena hepatitis akut4.2.3 Jangan memakai alat bergantian: alat dan perlengkap suntikan, termasuk jarum, semprit, sendok, kapas, air, sedotan; sikat gigi, alat cukur, alat kuku, benda lain yang dapat menahan darah.4.2.4 Coba mengurangi atau menghentikan penggunaan alkohol.4.2.5 Bila kita mempunyai HBV atau HCV kronis, kita sebaiknyamencari dokter yang memahami hepatitis virus.4.2.6 Periksa ke dokter secara berkala, termasuk pemeriksaan enzim hati. Catat hasil tes yang penting enzim hati, viral load, genotipe.4.2.7 Hindari berganti-ganti pasangan untuk berhubungan seksual

Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Seri Buku Kecil Hepatitis Virus dan HIV. Jakarta: Yayasan SpiritiaAru W. Sudoyo dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishingBeck, Mari E. 2011. Ilmu Gizi Dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica (YEM)Benjamin W, Sears, Spear. Lisa, Saenz Rodrigo. Diagnosis Mikrobiologi . 2011. : EGCE Rawetz, J.L.Melnick dan E.A Adelberg. 1986. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan Edisi 16. Jakarta: EGCGuyton dan hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCJawetz, Melnick, Dan Adelberg / Geo F Brooks, Janet S. Butel, Stephen A. Morse. 2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGCMajalah Info Kesehatan Terbitan 23 Agustus 2009. Diakses Tanggal 24 Februari 2014. Penderita Hepatitis di Indonesia. YogyakartaMajalah Pos Kota Terbitan Minggu 8 September 2013. Diakses Tanggal 23 Februari 2014. Indonesia Penderita Hepatitis Terbesar Ke Dua. JakartaSoemohardjo, Soewignjo Dan Gunawan, Stephanus.1999. Hepatitis Virus B. Jakarta: EGCUmar firdous. 2002. Cuci Tangan Sebelum Makan Menurunkan Risiko Kejadian Hepatitis Akut Klinis. Bogor5