Upload
givon-da-anneista
View
35
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS TEKNOLOGI MIKRO & NANO
APLIKASI NANOTEKNOLOGI
PADA PEMBUATAN MANUFAKTUR TEKSTIL DENGAN
METODE ELEKTROSPINNING
Oleh :
Givonda Ferigonisa
BP : 1010912067
Dosen: Prof. Dr. Eng Gunawarman
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Material nano berstruktur satu, dua atau tiga dimensi (1D, 2D dan 3D) telah menjadi tema
penelitian dan perhatian dari para ilmuwan dan pelaku industri selama dekade terakhir.
Bahan-bahan material tersebut menjanjikan untuk digunakan dalam berbagai aplikasi.
Struktur nano satu dimensi (1D) seperti serat (nanofiber), kabel (nanowire), batang
(nanorod), dan tabung (nanotube) juga menjadi fokus penelitian yang intensif karena potensi
aplikasinya yang unik dalam fabrikasi peralatan berbasis material nano.
Elektrospinning adalah salah satu metode untuk mensintesis bahan berstruktur nano 1D
yang merupakan teknik yang sederhana dan serbaguna untuk fabrikasi nanofibers. Tidak
seperti metode lain yang menghasilkan bentuk struktur 1D yang relatif pendek dan terbatas
seperti nanorods, nanowire atau nanotube, elektrospinning dapat menghasilkan nanofibers
yang kontinyu. Kontinuitas ini menawarkan potensi untuk penyelarasan, penulisan langsung
dan pelilitan. Baru-baru ini, nanofiber hasil elektrospinning telah menarik perhatian besar
karena berpotensi diaplikasikan dalam berbagai bidang: kedokteran, obat-obatan, makanan,
kosmetik, filter, katalis, sensor, sel surya dan lain-lain.
Teknik elektrospining menawarkan kemampuan yang unik dalam menghasilkan nanofiber
dengan diameter yang sangat kecil dan penampilan mekanik yang menarik serta struktur pori
dan permukaan yang dapat dikontrol untuk beragam bahan material termasuk polimer,
komposit dan keramik. Nanofiber yang dihasilkan memiliki perbandingan luas permukaan
dengan volume atau massa yang tinggi. Morfologi nanofiber yang dihasilkan oleh
elektrospinning tergantung pada berbagai faktor termasuk viskositas, konduktivitas, tegangan
permukaan, laju alir larutan, dan laju penguapan pelarut, serta tegangan dan arus listrik yang
digunakan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan sistem elektrospinning arus-tetap yang dapat
memproduksi nanofiber yang seragam dan berkualitas tinggi. Bagaimana cara mengontrol
morfologi dan ukuran hasil elektrospinnig dari nanofiber.
BAB II
DESKRIPSI
A. Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah pembuatan dan penggunaan materi atau alat pada ukuran
sangat kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 – 100) nanometer. Satu nm sama
dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari
ukuran rambut manusia. Ukuran (1 – 100) nm ini disebut juga dengan skala nano
(nanoscale).
Dengan nanoteknologi, material dapat didesain dan disusun dalam orde atom-per-
atom atau molekul per-molekul sedemikian rupa. Dengan menyusun ulang atau
merekayasa struktur material di level nanometer, maka akan diperoleh suatu bahan yang
memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang lain
Salah satu aplikasi nanoteknologi yang sedang berkembang adalah penggunaan
nanofiber di berbagai bidang seperti dalam proses filtrasi, pembuatan nanoserat pada
tekstil, bidang kedokteran, pembuatan komponen dari nanofiber, dan masih banyak lagi.
B. Nanofiber
Secara umum, nanofiber didefinisikan sebagai sesuatu mempunyai diameter kurang
dari 1 mikron. Karakteristik (sifat-sifat) nanofiber yang sangat istimewa sangat cocok
untuk digunakan dalam berbagai rentang aplikasi yang sangat luas mulai dari bidang
kesehatan sampai produk-produk konsumen dan industri-industri berteknologi tinggi
seperti aerospace, kapasitor, transistor, sistem ‘drug delivery’, fuel cells, dan teknologi
informasi.
Gambar 2.1 Scanning electron microscope picture of electrospun polycaprolactone fibers
C. Pembuatan nanofiber dengan menggunakan Metode Electrospinning
Electrospinning menggunakan sumber elektrik untuk membentuk suatu garis-
garis halus (fiber) dalam ukuran nano atau mikro dari suatu cairan. Proses ini sangat
menarik untuk membuat biomaterial polimer menjadi nanofiber. Teknik ini juga
digunakan untuk mengontol tingkat ketebalan dan komposisi nanofiber serta
porositasnya dengan suatu cara yang relatif sederhana. Dalam proses
elektrospinning, rentang ukuan fiber ini berkisar antara 50 nm-1000 nm, sedangkan
untuk ukuran yang lebih besar dapat diperoleh dengan cara menghubungkan suatu
tegangan dengan larutan polimer.
Gambar 2.2 Skema Pembuatan Nanofiber dengan Electrospinning
Polimer-solvent yang biasa digunakan dalam elektrospinning
Pembuatan Nanofiber dapat diperoleh dengan memilih sistem polimer-solvent
yang sesuai.
Tabel 2.1 Beberapa Sistem Polimer-Solvent yang Biasa Digunakan dalam Electrospinning
POLYMER SOLVENTS
Nylon 6 and nylon 66 Formic Acid
Polyacrylonitrile Dimethyl formaldehyde
PET Trifluoroaceticacid/Dimethyl chloride
PVA Water
Polystyrene DMF/Toluene
Nylon-6-co-polyamide Formic acid
Polybenzimidazole Dimethyl acetamide
Polyramide Sulfuric acid
Polyimides Phenol
SISTEM ELEKTROSPINNING ARUS TETAP
Untuk menghasilkan nanofiber yang seragam dengan reproduktifitas tinggi, maka stabilitas
cone jet yang berhubungan dengan stabilitas arus tetap dalam proses elektrospinning perlu
dijaga. Beberapa makalah telah melaporkan bahwa besar dan kestabilan arus listrik
mempengaruhi morfologi nanofiber yang dihasilkan selama proses elektrospinning.Bentuk jet
dan morfologi nanofiber yang dihasilkan berhubungan dengan stabilitas arus. Oleh karena itu
diperlukan sistem yang dapat mengontrol besar dan kestabilan arus tetap selama proses
elektrospinning. Kami telah mengembangkan sistem elektrospinning arus tetap untuk
menghasilkan nanofiber berkualitas tinggi (Gambar 1). Dalam rangka menjaga kestabilan
arus listrik pada nilai tertentu, sistem kontrol proporsional-integralderivatif (PID) digunakan
dengan parameter PID diberikan secara manual. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa nilai
arus listrik yang diinginkan dapat dicapai dalam waktu yang singkat. Pemulihan arus listrik
karena adanya gangguan selama proses elektrospinning dapat dicapai dengan cepat (Gambar
2). Sistem electrospinning arus tetap ini telah digunakan untuk menghasilkan nanofiber
poly(vinyl pyrrolidone) (PVP) dan nanofiber polyvinyl acetate (PVAc). Selama proses
electrospinning arus tetap, bentuk cone jet menjadi lebih pendek dengan meningkatnya arus
listrik. Diameter nanofibers yang dihasilkan sangat seragam dan berkurang dengan
meningkatnya arus listrik. Ditemukan bahwa panjang cone jet dan diameter rata-rata
nanofiber berkurang seiring dengan berkurangnya nilai Q/I, dimana Q adalah laju aliran
larutan dan I arus yang mengalir melalui sistem elektrospinning.
FORMASI PARTIKEL-
FIBER DALAM
PROSES
EKTROSPINNING
Kelompok kami telah mempelajari produksi nanofiber menggunakan elektrospinning.
Kami menemukan bahwa bermacam morfologi berstruktur nano dari berbagai bahan material
memungkinkan dibuat dengan teknik ini, termasuk diantaranya bentuk partikel, campuran
partikel-fiber (beaded fiber), donat, cawan dan fiber murni (Gambar 3), yang bentuk dan
ukurannya bergantung pada sifat larutan dan variabel proses yang digunakan selama proses
elektrospinning.
Metoda scalling(scalling law) yang berkaitan dengan sifat larutan dan variabel proses
(tegangan, arus dan laju aliran larutan), dan pengaruhnya terhadap diameter partikel/fiber
digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam pembutan nanofiber ini bahwa viskositas, laju
aliran dan arus memainkan peranan penting dalam menentukan morfologi hasil
elektrospinning. Gambar 4 memperlihatkan hubungan diameter rata-rata partikel dan fiber
sebagai fungsi viskositas dan Q/I.
Garis terang menandakan transisi dalam pembentukan fiber, sedangkan garis putus-putus
menunjukkan batas antara partikel dan partikel-fiber. Dari data ini terlihat bahwa proses
pembentukan partikel, partikel-fiber dan fiber murni terutama dikendalikan oleh viskositas
dan variabel proses (laju aliran larutan dan arus listrik).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi nanopartikel adalah teknologi pembuatan dan penggunaan materi atau
alat pada ukuran sangat kecil. Materi atau alat ini berukuran antara (1 – 100) nanometer.
Dengan menyusun ulang atau merekayasa struktur material di level nanometer, maka
akan diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa jauh mengungguli material yang
lain. Salah satu aplikasi nanoteknologi yang sedang berkembang adalah nanofiber, yaitu
sesuatu material yang berbentuk seperti benang atau serat yang mempunyai diameter
kurang dari 1 mikron. Aplikasi nanofiber antara lain digunakan sebagai media
nanofiltrasi, bahan pembuatan pakaian nonwoven pada industri tekstil, sebagai drug
delivery pada bidang kedokteran dan sebagainya.
B. Saran
Nanoteknologi sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang sedang hangat
dibicarakan akhir-akhir ini, sebaiknya perlu dikembangkan lagi supaya dapat
menciptakan penemuan-penemuan baru yang lebih inovatif dan dapat mempermudah
masyarakat dalam penggunaannya serta berwawasan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
M.M. Munir, A.B. Suryamas, F. Iskandar, and K. Okuyama, Polymer, 50, 4935-4943, (2009).
M.M. Munir, F. Iskandar, M. Djamal, and K.Okuyama. Morphology controlled electrospun nanofibers for humidity sensor application. In AIP Conf. Proc. 2011. Bali.
M.M. Munir, H. Widiyandari, F. Iskandar, and K. Okuyama, Nanotechnology, 19, 375601,(2008).