Upload
rahmadi-setiawan
View
33
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
oke
Citation preview
TUGAS OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Kelompok 8
Kontingensi (N-1) pada IEEE 24 Bus (8 Saluran)
Nilai- nilai untuk parameter kontingensi adalah sebagai berikut :
- File Matpower 5.1 pada fungsi “case24_ieee_rts.m” terdapat beberapa parameter:
Bus Type Pd
(MW)
Qd
(MVar)
Gs
(MW)
Bs
(Mvar) Area
Vm
(pu)
Va
(pu)
base
KV
Vmax
(pu)
Vmin
(pu)
1 PV Bus 108 22 0 0 1 1 0 138 1.05 0.95
2 PV Bus 97 20 0 0 1 1 0 138 1.05 0.95
3 Load Bus 180 37 0 0 1 1 0 138 1.05 0.95
4 Load Bus 74 15 0 0 1 1 0 138 1.05 0.95
5 Load Bus 71 14 0 0 1 1 0 138 1.05 0.95
6 Load Bus 136 28 0 -100 2 1 0 138 1.05 0.95
7 PV Bus 125 25 0 0 2 1 0 138 1.05 0.95
8 Load Bus 171 35 0 0 2 1 0 138 1.05 0.95
9 Load Bus 175 36 0 0 1 1 0 138 1.05 0.95
10 Load Bus 195 40 0 0 2 1 0 138 1.05 0.95
11 Load Bus 0 0 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
12 Load Bus 0 0 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
13 Swing Bus 265 54 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
14 PV Bus 194 39 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
15 PV Bus 317 64 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
16 PV Bus 100 20 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
17 Load Bus 0 0 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
18 PV Bus 333 68 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
19 Load Bus 181 37 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
20 Load Bus 128 26 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
21 PV Bus 0 0 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
22 PV Bus 0 0 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
23 PV Bus 0 0 0 0 3 1 0 230 1.05 0.95
24 Load Bus 0 0 0 0 4 1 0 230 1.05 0.95
- Adapun 8 saluran yang kontingensi adalah sebagai berikut :
fbus tbus r x B rateA rateB rateC ratio angle status ang
min
Ang
max
1 2 0.0026 0.0139 0.4611 175 250 200 0 0 1 -360 360
1 3 0.0546 0.2112 0.0572 175 208 220 0 0 1 -360 360
1 5 0.0218 0.0845 0.0229 175 208 220 0 0 0 -360 360
2 4 0.0328 0.1267 0.0343 175 208 220 0 0 1 -360 360
2 6 0.0497 0.192 0.052 175 208 220 0 0 0 -360 360
3 9 0.0308 0.119 0.0322 175 208 220 0 0 0 -360 360
3 24 0.0023 0.0839 0 400 510 600 1.03 0 1 -360 360
4 9 0.0268 0.1037 0.0281 175 208 220 0 0 1 -360 360
5 10 0.0228 0.0883 0.0239 175 208 220 0 0 1 -360 360
6 10 0.0139 0.0605 2.459 175 193 200 0 0 1 -360 360
7 8 0.0159 0.0614 0.0166 175 208 220 0 0 1 -360 360
8 9 0.0427 0.1651 0.0447 175 208 220 0 0 1 -360 360
8 10 0.0427 0.1651 0.0447 175 208 220 0 0 1 -360 360
9 11 0.0023 0.0839 0 400 510 600 1.03 0 1 -360 360
9 12 0.0023 0.0839 0 400 510 600 1.03 0 1 -360 360
10 11 0.0023 0.0839 0 400 510 600 1.02 0 1 -360 360
fbus tbus r x B rateA rateB rateC ratio angle status ang
min
Ang
max
10 12 0.0023 0.0839 0 400 510 600 1.02 0 1 -360 360
11 13 0.0061 0.0476 0.0999 500 600 625 0 0 0 -360 360
11 14 0.0054 0.0418 0.0879 500 625 625 0 0 1 -360 360
12 13 0.0061 0.0476 0.0999 500 625 625 0 0 1 -360 360
12 23 0.0124 0.0966 0.203 500 625 625 0 0 1 -360 360
13 23 0.0111 0.0865 0.1818 500 625 625 0 0 1 -360 360
14 16 0.005 0.0389 0.0818 500 625 625 0 0 1 -360 360
15 16 0.0022 0.0173 0.0364 500 600 625 0 0 1 -360 360
15 21 0.0063 0.049 0.103 500 600 625 0 0 1 -360 360
15 21 0.0063 0.049 0.103 500 600 625 0 0 0 -360 360
15 24 0.0067 0.0519 0.1091 500 600 625 0 0 1 -360 360
16 17 0.0033 0.0259 0.0545 500 600 625 0 0 1 -360 360
16 19 0.003 0.0231 0.0485 500 600 625 0 0 1 -360 360
17 18 0.0018 0.0144 0.0303 500 600 625 0 0 1 -360 360
17 22 0.0135 0.1053 0.2212 500 600 625 0 0 1 -360 360
18 21 0.0033 0.0259 0.0545 500 600 625 0 0 1 -360 360
18 21 0.0033 0.0259 0.0545 500 600 625 0 0 0 -360 360
19 20 0.0051 0.0396 0.0833 500 600 625 0 0 1 -360 360
19 20 0.0051 0.0396 0.0833 500 600 625 0 0 0 -360 360
20 23 0.0028 0.0216 0.0455 500 600 625 0 0 1 -360 360
20 23 0.0028 0.0216 0.0455 500 600 625 0 0 0 -360 360
21 22 0.0087 0.0678 0.1424 500 600 625 0 0 1 -360 360
- Dalam diagram SLD “case_ieee_rts.m” dapat digambarkan sebagai berikut ini :
Sumber : - file powerworld http://publish.illinois.edu/smartergrid/ieee-24-bus-system/
Gambar 1 Single Line IEEE 24 Bus
Pada saat sebelum dan sesudah kontingensi kontingensi didapatkan hasil sebagai berikut :
Tengangan tiap Bus
Pembangkitan tiap Bus
Beban tiap Bus
Dengan adanya kontingensi , kita dapat melihat perubahan nilai tegangan , pembangkitan dan
beban di tiap bus pada sistem. Pada grafik diatas , kontingensi menyebabkan perubahan pada
sisi tegangan dan pembangkitan tiap bus sesuai dengan rugi-rugi tegangan dan rugi-rugi daya
yang terjadi , sedangkan beban tetap karena tidak ada bus beban (Load Bus) yang lepas
sehingga sistem harus mengalirkan total beban sesuai dengan beban awal dalam keadaan
kontingensi.
Total Pembangkitan, Daya Aktif , Daya Reaktif dan Losses
Keterangan Sebelum Kontingensi Setelah Kontingensi
P(MW) Q(MVar) P(MW) Q(MVar)
Total Pembangkitan 2901,2 587,4 2915 753,5
Shunt (inj) -102,5 -92
Branch Charging (Inj) 549,9 472,9
Total Beban 2850 580 2850 580
Total Losses 51,25 454,77 65,02 554,4
Setelah terjadi kontingensi , total pembangkitan semakin besar dikarenakan total losses
daya yang mengalir di saluran semakin besar. Hal ini terjadi karena ketika saluran lepas dalam
sistem yang bersifat membuat nilai total Zbus saluran semakin besar sehingga arus yang
mengalir di tiap saluran semakin besar. Akibat arus yang mengalir semakin besar maka Losess
daya saluran semakin besar yang mengakibatkan total pembangkitan harus menanggung
tambahan losses tersebut. Berkurangnya saluran karena kontingensi juga menyebabkan total
injeksi Shunt dan Branch Charging dari komponen kapasitan induktans saluran semakin
berkurang , semakin banyak saluran yang lepas total injeksi Shunt dan Branch Charging
semakin turun.
Total Tegangan Minimal dan Tegangan Maksimal Sistem
Keterangan Sebelum Kontingensi Sesudah Kontingensi
Tegangan Minimal 0,978 pu @bus24 0,956 pu @bus5
Sudut Tegangan Minimal -12,42 deg @bus6 -21,11 deg @bus6
Tegangan Maksimal 1.050 pu @bus18 1,050 pu @bus18
Sudut Tegangan Maksimal 27,77 deg @bus22 21,41deg @bus22
Nilai tegangan minimal setelah kontingensi mengalami perbedaaan , hal tersebut
dikarenakan saluran yang lepas menyebabkan aliran daya mengalir ke saluran lain sehingga
menyebabkan jatuh tegangan karena besarnya nilai Z saluran . Bus yang mememiliki nilai
tegangan terkecil diakibatkan bus merupakan bus beban terakhir , sehingga drop tegangan
sangat besar. Pada tegangan maksimal yaitu pada bus 18 yang tetap , hal tersebut terjadi
karena bus 18 merupakan bus PV yang terhubung dengan generator terbesar dan swing bus
pada bus 13, sehingga bus 18 menjadi bus referensi tegangan dengan dibandingkan bus
lainnya.
Faktor Pembebanan tiap saluran
Sebelum terjadi kontingensi , grafik faktor pembebanan tiap saluran yang diwakili tiap
branch disebelah kiri , dalam hal ini saluran memiliki pembebanan di bawah 100% kapasitas
saluran. Ketika terjadi kontingensi , saluran yang mengalami kontingensi berarti tidak
mengalirkan daya sehingga pembebanan saluran nul persen (0%), sedangkan saluran yang
lain ketika kontengingensi akan mengalami kenaikan faktor pembebanan. Besar kenaikan
faktor pembebanan pada saluran yang tidak kontingensi dipengaruhi oleh pentingnya saluran
mengalirkan daya sebagai back-up saluran yang lepas,semakin kecil kapasitas, semakin dekat
dengan beban dan saluran yang lepas maka kenaikan faktor pembebanan
Indeks Performa Kontingensi Daya
Dengan Perhitungan sebagai berikut :
Indeks Performa Kontingensi Daya =
∑𝑤𝑘 (|𝑆𝑖𝑗−𝑘|
𝑆𝑖𝑗𝑘−𝑘𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡
)
𝑛𝑛𝑙
𝑖𝑗=1
Pada hasil run file case24_ieee_rts.m sebelum kontingensi :
Indeks Performa Kontingensi Tegangan = 0.043089025
Dengan Urutan Prioritas Saluran dari yang paling vitasl sebagai berikut
From Bus To Bus From Bus Injection To Bus Injection Loss Kapasitas Saluran Indeks Kontingensi Daya
P(MW) Q(MVAR) P(MW) Q(MVAR) P(MW) Q(MVAR)
6 10 -88.59 -130.31 89.66 -121.12 1.067 4.64 175 0.042975069
14 16 -367.55 -23.77 374.6 70.49 7.054 54.88 500 0.000104131
7 8 115 26.84 -112.88 -20.35 2.118 8.18 175 7.50441E-06
16 17 -322.68 -33.86 326.03 54.42 3.353 26.31 500 2.31953E-06
12 23 -227.7 -6.07 234.1 34.52 6.399 49.85 500 5.70714E-11
13 23 -225.3 5.1 230.74 17.8 5.438 42.38 500 4.14069E-11
15 24 215.54 48.59 -212.32 -34.48 3.219 24.93 500 2.28909E-11
15 21 -214.92 -41.97 217.83 53.65 2.913 22.65 500 1.7499E-11
From Bus To Bus From Bus Injection To Bus Injection Loss Kapasitas Saluran Indeks Kontingensi Daya
P(MW) Q(MVAR) P(MW) Q(MVAR) P(MW) Q(MVAR)
15 21 -214.92 -41.97 217.83 53.65 2.913 22.65 500 1.7499E-11
3 24 -211.21 6.12 212.32 34.48 1.113 40.6 510 3.30976E-12
17 18 -186.94 -58.69 187.58 60.49 0.638 5.1 500 6.22809E-13
11 14 -171.77 48.19 173.55 -42.96 1.778 13.76 500 3.74006E-14
1 5 60.03 4.83 -59.29 -4.37 1 2.87 175 1.26458E-14
10 12 -166.74 23.18 167.38 0.21 0.641 23.39 510 3.62065E-15
21 22 -156.46 20.12 158.46 -20.29 1.994 15.54 500 9.32923E-16
10 11 -151.18 36.03 151.72 -16.1 0.546 19.93 510 3.29314E-16
17 22 -139.09 4.28 141.54 -9.26 2.454 19.14 500 2.16742E-17
2 6 48.5 -1.04 -47.41 -0.19 1.093 4.22 175 1.92356E-17
16 19 115.08 -43.35 -114.65 41.64 0.433 3.33 500 5.31263E-19
2 4 38.44 19.15 -37.85 -20.43 1 2.27 175 4.97199E-19
9 12 -120.47 -25.69 120.84 39.16 0.369 13.47 510 3.08294E-19
15 16 112.3 -32.6 -112.01 31.13 0.29 2.28 500 1.17316E-19
20 23 -97.29 -44.34 97.58 41.63 0.291 2.25 500 7.98693E-21
20 23 -97.29 -44.34 97.58 41.63 0.291 2.25 500 7.98693E-21
8 9 -36.92 3.36 37.53 -5.46 0.604 2.34 175 6.03173E-21
9 11 -105.92 -12.77 106.2 22.87 0.277 10.1 510 4.13277E-21
4 9 -36.15 5.43 36.52 -6.83 0.364 1.41 175 3.9578E-21
11 13 -86.15 -54.97 86.76 49.7 0.618 4.82 500 2.05876E-21
1 2 11.94 -26.92 -11.94 -22.45 0 0.02 175 6.03981E-24
3 9 22.9 -17.01 -22.66 14.75 0.24 0.93 175 2.32394E-24
8 10 -21.19 -18.01 21.5 14.61 0.303 1.17 175 1.08323E-24
12 13 -60.51 -33.3 60.79 25.2 0.271 2.11 500 1.61865E-26
1 3 -7.97 21.57 8.31 -26.11 0 1.32 175 3.61456E-27
18 21 -60.29 5.12 60.4 -10.26 0.111 0.87 500 3.05542E-28
18 21 -60.29 5.12 60.4 -10.26 0.111 0.87 500 3.05542E-28
19 20 -33.17 -39.32 33.29 31.34 0.113 0.88 500 2.347E-30
19 20 -33.17 -39.32 33.29 31.34 0.113 0.88 500 2.347E-30
5 10 -11.71 -9.63 11.76 7.3 0.046 0.18 175 1.35157E-32
Prioritas Saluran yang paling vital didasarkan pada nilai performa kontingensi
daya tiap saluran dimana saluran yang memiliki nilai performa daya yang besar adalah
saluran paling vital sehingga perlu dihindari terjadinya kontingensi (off/terputusnya)
saluran tersebut , sedangkan yang paling tidak vital berarti saluran tersebut
dimungkinkan terjadi kontingensi. Ciri saluran yang paling vital yaitu memiliki aliran
daya yang mendekati nilai kapasitas saluran terbesar , dalam tugas saluran yang paling
vital adalah saluran bus 6 ke bus 10. Sedangkan ciri saluran yang paling tidak vital yaitu
memiliki aliran daya yang dibanding nilai kapasitas saluran kecil , dalam tugas saluran
yang paling vital adalah saluran bus 5 ke bus 10.
Indeks Performa Kontingensi Tegangan
Dengan Perhitungan sebagai berikut :
Indeks Performa Kontingensi Tegangan =
∑𝑤𝑘 (|𝑉𝑙 − 𝑉�̇�|
𝛥𝑉𝑙)
𝑛𝑛𝑏
𝑖=1
Pada hasil run file case24_ieee_rts.m sebelum kontingensi :
Indeks Performa Kontingensi Tegangan = 77519.83037
Urutan bus Indeks Performa Kontingensi Tegangan terbesar – terkecil
Bus Voltage Indeks Kontingensi
Tegangan mag (pu) Ang(deg)
18 1.05 16.292 19055.70878
21 1.05 17.117 19055.70878
22 1.05 22.766 19055.70878
23 1.05 10.572 19055.70878
17 1.039 14.931 577.7305142
20 1.038 9.53 411.6283437
1 1.035 -7.278 145.4095326
2 1.035 -7.370 145.4095326
10 1.028 -9.503 11.03730866
7 1.025 -7.357 3.403008304
19 1.023 8.917 1.512554077
13 1.020 0.000 0.429503105
5 1.019 -9.964 0.278931671
16 1.017 10.449 0.115416842
15 1.014 11.566 0.029202789
6 1.012 -12.421 0.011266157
12 1.003 -1.517 0.00010193
9 1.001 -7.435 3.21463E-05
4 0.998 -9.690 5.2151E-06
8 0.993 -11.088 1.92344E-07
11 0.990 -2.154 2.19697E-08
3 0.989 -5.584 1.02793E-08
14 0.980 2.258 3.9234E-12
24 0.978 5.299 4.95183E-13
Urutan bus diatas didasarkan atas besarnya nilai indeks kontigensi tiap bus ,
dimana indeks yang besar berarti memiliki nilai tegangan yang lebih besar di busnya,
sedangkan yang indeks kontingensinya kecil berarti memiliki nilai tegangan yang kecil.
Hal tersebut juga terjadi di saat kontingensi , bus yang memiliki tegangan yang besar
maka memiliki pula indeks performa kontingensi yang besar. Semakin dekat bus
dengan generator dan jauh dari beban , nilai indeks performa kontingensi tegangannya
akan semakin besar, sedangkan semakin dekat dengan beban dan jauh dengan
pembangkit , maka jatuh tegangan akan besar dan indeks performa kontingensi
tegangan akan semakin kecil.