Upload
ginas-septian-nurfakhri
View
113
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Aplikasi Green Building Pada Rumah Tinggal Indonesia
Andi Rizki Nur Qalbi (19310856)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
Abstrak
Uniknya konsep green building (bangunan hijau) yang sudah menjadi trend di
luar negeri dicoba untuk diterapkan pada rumah tinggal Indonesia. Dicarilah cara
bagaimana mengaplikasikan konsep green building untuk rumah tinggal Indonesia serta
tingkat kesulitan pengaplikasian konsep tersebut.
Dengan membahas cirri-ciri dari green building dan kesesuaiannya dengan
keadaan di Indonesia, maka dapat diketahui tingkat kesulitan pengaplikasian konsep
tersebut pada rumah tinggal Indonesia.
Dari hasil yang didapat, penerapan konsep penggunaan energi minimal,
pemanfaatan ruang alam (terbuka), pemilihan bahan ramah lingkungan, dan pemilihan
bahan atau material yang bersifat reuse-reduce-recycle termasuk mudah diaplikasikan
pada rumah tinggal Indonesia. Sedangkan untuk konsep energi yang terbaharui dan
pengolahan limbah dirasa sulit utnuk diaplikasikan pada rumah tinggal Indonesia.
Kata kunci: Green building, rumah, energi
Pendahuluan
Berawal dari isu global warming, para ahli mencari konsep baru untuk
diterapkan dalam dunia arsitektur dan konstruksi yang juga dapat menjaga bumi. Karena
itulah, saat ini green building (bangunan hijau) dan green construction (konstruksi hijau)
adalah hal yang sedang marak dalam dunia arsitektur dan konstruksi dunia, juga
Indonesia. Green building dengan green construction sendiri mempunyai makna yang
berbeda. Untuk green building dapat dicirikan dengan menggunakan energi yang
seminimal mungkin, memanfaatkan ruang alam, menggunakan energi yang dapat
diperbaharui, menggunakan bahan yang bersifat ramah lingkungan, menggunakan bahan
atau material yang bersifat reuse-reduce-recycle, dan sistem gedung yang menghasilkan
limbah yang dalam batas toleransi berdasarkan aspek lingkungan hidup (Manajemen
Proyek Indonesia: 2011). Sedangkan untuk green construction dapat dicirikan dalam
proses pembangunan yang berusaha mengurangi material yang merusak lingkungan dan
tidak mengganggu ketenangan penghuni sekitar, metode pelaksanaan yang tidak
menghasilkan limbah di atas batas ambang toleransi dan tidak mengganggu
keseimbangan alam sekitar, pelaksanaan pembangunan yang tidak mencemari
lingkungan atas bahan kimia yang berbahaya, serta proses pembangunan yang harusnya
memanfaatkan kembali sisa material dan menggunakan material yang tidak merusak
lingkungan hidup (Manajemen Proyek Indonesia: 2011).
Berfokus pada green building, dimana green building sudah menjadi trend di
luar negeri baik sebagai bangunan kantor ataupun rumah tinggal. Bila diperhatikan,
desain-desain green building yang terdapat di luar negeri tergolong terlalu unik untuk
dijadikan rumah tinggal di Indonesia sehingga terkadang kurang diminati oleh
masyarakat kebanyakan. Karena itulah dicari cara bagaimana mengaplikasikan konsep
green building untuk rumah tinggal Indonesia serta tingkat kesulitan pengaplikasian
konsep tersebut.
Penggunaan Energi Minimal
Melihat pada ciri utama green building, yaitu menggunakan energi seminimal
mungkin. Ini dimaksudkan rumah tinggal yang akan dibangun sebisa mungkin
memanfaatkan lingkungan sekitar untuk meminimalisir konsumsi energi. Misalnya
untuk menghemat pemakaian listrik, maka sebuah bangunan dapat menggunakan banyak
kaca dan jendela agar cahaya dan angin dapat masuk sehingga penghuni tidak perlu
menyalakan lampu atau pendingin ruangan. Terkadang, pemakaian banyak kaca dapat
menambah biaya pembangunan selain itu tidak bisa diterapkan untuk desain rumah
tinggal dengan kesan tradisional karena terlalu modern. Untuk membuat bangunan bisa
lebih terlihat “Indonesia” maka penggunaan kaca bisa diganti dengan memakai roster.
Roster sendiri sudah banyak digunakan pada rumah tinggal di Indonesia pada umumnya
sebagai ventilasi. Untuk mendapatkan konsep green building ini, maka roster dapat
digunakan sebagai material dominan dinding sehingga chaya dan udara yang masuk bisa
dalam kapasitas yang banyak. Dengan ini sirkulasi udara ruangan tetap terjaga dan
tentunya menyehatkan penghuni. Untuk pencahayaan, apabila cahaya yang diterima
dirasa terlalu terang, bisa diakali dengan menanam pohon yang cukup rindang sebagai
penahan sinar atau dengan menambah panjang tritisan.
Pemanfaatan Ruang Alam (Ruang Terbuka)
Ciri lain dari konsep green building adalah dengan memanfaatkan ruang terbuka.
Ruang terbuka berfungsi untuk memberi kesejukan serta pemandangan indah untuk
penghuni. Ruang terbuka dapat berupa taman atau pekarangan. Fungsi taman ini juga
untuk mengurangi intensitas panas, kebisingan, plus sebagai penyedia oksigen. Pada
konsep green building yang dikembangkan, umumnya bangunan memiliki taman di
dalam ruangan (inner courtyard). Agar inner courtyard dapat diaplikasikan untuk rumah
tinggal Indonesia, maka dapat dibuat taman mini dalam rumah. Apabila lahan cukup
luas, maka pekarangan rumah dapat dimaksimalkan menjadi penyejuk dan juga tempat
relaksasi bagi penghuni. Selain itu, berkebun pada lahan terbatas di tengah kota (urban
farming) juga dapat membuat taman atau pekarangan mempunyai nilai tambah. Untuk
pemanfaatan ruang terbuka ini tidaklah sulit karena rumah tinggal di Indonesia sudah
menerapkannya.
Energi Terbaharui
Energi yang dapat diperbaharui yang umum digunakan dalam konsep green
building adalah energi surya. Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah
"energi surya" istilah ini sedikit membingungkan. Namun yang dimaksud di sini adalah
energi yang dikumpulkan langsung dari cahaya matahari (Wikipedia: 2012). Beberapa
pemilik rumah menggunakan tata surya yang menjual energi ke grid pada siang hari, dan
menarik energi dari grid di malam hari. Namun pemasangan panel surya sendiri dirasa
tidak mudah karena harganya yang masih sangat mahal di Indonesia.
Bahan Ramah Lingkungan
Dalam menggunakan bahan yang bersifat ramah lingkungan tentunya tidak
terlalu bermasalah dalam pengaplikasiannya pada rumah tinggal. Seperti rangka atap
yang lazimnya menggunakan kayu, saat ini banyak yang beralih ke rangka baja. Sama
seperti halnya dengan kusen pintu dan jendela yang umumnya menggunakan kayu, tidak
jarang yang beralih ke alumunium. Karena adanya isu illegal logging, kayu menjadi
bahan bangunan/konstruksi yang cukup sulit didapat. Selain itu kayu merupakan sumber
daya alam yang lama terbarukan karena memerlukan waktu panjang untuk tumbuh
sampai siap diolah menjadi bahan bangunan/konstruksi. Jika harus menggunakan kayu,
pilih yang berasal dari hutan produksi. Kalau pemakaian baja ringan ataupun alumunium
masih terkesan modern atau tidak seusai dengan konsep rumah tradisional, alih-alih
menggunakna kayu, bambu bisa menjadi alternatif karena tanaman ini lebih cepat
tumbuh dan cukup kuat menjadi bahan bangunan/konstruksi.
Bahan atau Material yang Bersifat Reuse-Reduce-Recycle
Penggunaan bahan atau material yang bersifat reuse-reduce-recycle merupakan
ciri lain dari konsep green building. Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan
pecahan lantai keramik yang disusun ulang dengan rapi menjadi lantai rumah. Selain
memanfaatkan material yang tadinya tidak terpakai, dapat juga menambah nilai estetika
sebuah rumah. Pengaplikasian seperti ini juga sudah banyak diterapkan di rumah tinggal
Indonesia. Kemudian ada beberapa bahan bangunan lain yang mempunyai angka
presentasi kemampuan utnuk dipakai kembali cukup tinggi termasuk rangka baja dan
beton bertulang, gypsum wallboard, dan facing paper, panel plafon akustik, dan sistem
penggantungnya.
Pengolahan Limbah
Untuk sistem gedung yang menghasilkan limbah yang dalam batas toleransi
berdasarkan aspek lingkungan hidup ini tidak terlalu berpengaruh pada desain rumah
tinggal itu sendiri. Misalnya untuk mengendalikan air limbah rumah tangga dengan
menggunakan roof tank. Penggunaan roof tank ini tidak berpengaruh langsung pada
desain rumah karena dibangun terpisah. Untuk sistem pengolahan air limbah rumah
tangga dengan menggunakan roof tank, maka dibutuhkan 2 buah roof tank. Yang satu
khusus menampung air hujan dan air dari buangan mandi, wastafel, cuci piring, dan
bilas cucian lalu dipergunakan untuk siram tanaman, flush closet, dan cuci mobil/sepeda.
Sedangkan roof tank lain khusus menampung air bersih (air tanah) yang akan digunakan
untuk masak air, mandi, dan cuci. Sistem lain yang mungkin bisa digunakan adalah
mengganti septic tank dengan bio-ceramic septic tank. Pengaplikasian sistem-sistem ini
dirasa cukup sulit untuk diterapkan pada rumah tinggal yang sudah ada karena harus ada
pembongkaran (misal: penggantian septic tank dengan bio-ceramic septic tank) atau
penambahan lahan (misal: sistem pengolahan limbah air rumah tangga dengan roof
tank).
Kesimpulan
Dilihat dari pembahasan terhadap konsep green building, maka hampir sebagian
besar konsep dapat diaplikasikan pada rumah tinggal Indonesia. Baik untuk bangunan
yang akan dibangun atau yang sudah ada.
Penggunaan energi minimal bisa dengan mudah diaplikasikan pada rumah
tinggal Indonesia karena banyaknya cara untuk menerapkan konsep ini. Dimulai dari
penggunaan banyak kaca dan jendela, atau pemakaian roster yang juga dapat menambah
nilai estetika. Untuk pemanfaatan ruang alam (terbuka) juga mudah diaplikasikan karena
sudah lazimnya konsep ini diterapkan untuk rumah tinggal Indonesia dan juga adanya
alternatif taman mini bagi rumah yang tidak mempunyai pekarangan atau lahan yang
cukup luas. Kemudian pemilihan bahan yang ramah lingkungan juga terbilang mudah
karena penggunaan bahan ini sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat Indonesia.
Serta pemilihan bahan atau material yang bersifat reuse-reduce-recycle yang terbilang
mudah karena sebagian besar pemilihan bahan yang ramah lingkungan akan bersifat
reuse-reduce-recycle.
Untuk konsep pemakaian energi terbaharui dirasa sulit karena harga panel surya
sendiri sangatlah mahal di Indonesia sehingga tidak bisa diterapkan pada semua rumah
tinggal. Begitu juga dengan harga alat energy yang dapat diperbaharui lainnya.
Sedangkan untuk pengolahan limbah dirasa cukup sulit karena membutuhkan lahan
tambahan untuk bagian pengolahan limbah sendiri, namun tidak berarti tidak dapat
diaplikasikan.
Referensi
1. _. Green Building = Green Construction?. manajemenproyekindonesia.com.
2011. Available from URL: http://manajemenproyekindonesia.com/?p=986
2. _. Energi Terbaharui. wikipedia.org. [edited 2012 March 8]. Available from
URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbaharui
3. Akmal, Imelda. 33 Desain Terbaik Hasil Lomba Desain Rumah Tropis Hemat
Energi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.