7
Tugas Pengantar Fisika Material Keelektronegativan (electronegativity) Oleh : Satria Auffa Dhiya ‘Ulhaque - 140310110012 Secara definisi, keelektronegativan yang biasa juga ditulis dengan dengan simbol Χ adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam ikatan kovalen. Elektronegatifitas dari sebuah atom dipengaruhi oleh nomor atom dan juga jarak perpindahan elektron valensi dari inti yang bermuatan. Semakin besar nilai keelektronegativan, semakin besar pula kecenderungan dari unsur untuk menarik elektron untuk melaluinya. Konsep elektronegativitas pertama kali diperkenalkan oleh Linus Pauling pada tahun 1932 sebagai bagian dari perkembangan teori ikatan valensi. Elektronegativitas tidak dapat dihitung secara langsung, melainkan harus dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya. Beberapa metode kalkulasi telah diajukan, walaupun pada setiap metode terdapat perbedaan yang kecil dalam nilai numerik elektronegativitasnya, semua metode memiliki tren periode yang sama di antara unsur-unsur bila dilihat dari susunan tabel periodik unsur. Elektronegativitas bukanlah bagian dari sifat atom, melainkan hanya merupakan sifat atom pada molekul. Sifat pada atom tunggal yang setara dengan elektronegativitas adalah afinitas elektron. Elektronegativitas pada sebuah unsur akan bervariasi tergantung pada lingkungan kimiawinya, namun biasanya dianggap sebagai sifat yang terpindahkan, yaitu sebuah nilai elektronegativitas dianggap akan berlaku pada berbagai situasi yang bervariasi. Pada level yang paling dasar, elektronegativitas ditentukan oleh berbagai faktor seperti muatan inti (semakin banyak proton yang dimiliki oleh sebuah atom, semakin banyak tarikan yang dialami oleh elektron negatif) dan juga banyaknya/lokasi dari kedudukan elektron didalam kulit atom (semakin banyak elektron yang dimiliki oleh atom, semakin jauh pula kedudukan elektron valensinya dari inti atom, sebagai akibatnya semakin sedikit muatan positif yang akan dimiliki karena jaraknya yang jauh dari inti, dan juga karena elektron lain di dalam inti orbital terendah akan berusaha melindungi elektron valensi dari inti bermuatan positif). Kebalikan dari elektronegativitas adalah elektropositivitas, suatu ukuran kemampuan unsur untuk memberikan elektron. Pola susunan elektronegativitas pada Tabel Periodik Unsur yang paling elektronegatif adalah fluor bila kita mengukur keelektronegativan menggunakan skala Pauling, kemudian dari kenyataan diatas dan hasil-hasil pengukuran keelektronegativan Pauling dapat ditarik garis besar bahwa elektronegativitas pada unsur- unsur pada tabel periodik adalah sebagai berikut:

Tugas Pengantar Fisika Material - Elektronegativitas - Satria Auffa D.U

Embed Size (px)

DESCRIPTION

elektronegatifitas, material, fisika material, unpad

Citation preview

  • Tugas Pengantar Fisika Material

    Keelektronegativan (electronegativity)

    Oleh : Satria Auffa Dhiya Ulhaque - 140310110012

    Secara definisi, keelektronegativan yang biasa juga ditulis dengan dengan simbol adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam ikatan kovalen.

    Elektronegatifitas dari sebuah atom dipengaruhi oleh nomor atom dan juga jarak perpindahan

    elektron valensi dari inti yang bermuatan. Semakin besar nilai keelektronegativan, semakin

    besar pula kecenderungan dari unsur untuk menarik elektron untuk melaluinya. Konsep

    elektronegativitas pertama kali diperkenalkan oleh Linus Pauling pada tahun 1932 sebagai

    bagian dari perkembangan teori ikatan valensi. Elektronegativitas tidak dapat dihitung secara

    langsung, melainkan harus dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya. Beberapa

    metode kalkulasi telah diajukan, walaupun pada setiap metode terdapat perbedaan yang kecil

    dalam nilai numerik elektronegativitasnya, semua metode memiliki tren periode yang sama di

    antara unsur-unsur bila dilihat dari susunan tabel periodik unsur. Elektronegativitas bukanlah

    bagian dari sifat atom, melainkan hanya merupakan sifat atom pada molekul. Sifat pada atom

    tunggal yang setara dengan elektronegativitas adalah afinitas elektron. Elektronegativitas

    pada sebuah unsur akan bervariasi tergantung pada lingkungan kimiawinya, namun biasanya

    dianggap sebagai sifat yang terpindahkan, yaitu sebuah nilai elektronegativitas dianggap akan

    berlaku pada berbagai situasi yang bervariasi.

    Pada level yang paling dasar, elektronegativitas ditentukan oleh berbagai faktor

    seperti muatan inti (semakin banyak proton yang dimiliki oleh sebuah atom, semakin banyak

    tarikan yang dialami oleh elektron negatif) dan juga banyaknya/lokasi dari kedudukan

    elektron didalam kulit atom (semakin banyak elektron yang dimiliki oleh atom, semakin jauh

    pula kedudukan elektron valensinya dari inti atom, sebagai akibatnya semakin sedikit muatan

    positif yang akan dimiliki karena jaraknya yang jauh dari inti, dan juga karena elektron lain di

    dalam inti orbital terendah akan berusaha melindungi elektron valensi dari inti bermuatan

    positif).

    Kebalikan dari elektronegativitas adalah elektropositivitas, suatu ukuran kemampuan unsur

    untuk memberikan elektron.

    Pola susunan elektronegativitas pada Tabel Periodik

    Unsur yang paling elektronegatif adalah fluor bila kita mengukur keelektronegativan

    menggunakan skala Pauling, kemudian dari kenyataan diatas dan hasil-hasil pengukuran

    keelektronegativan Pauling dapat ditarik garis besar bahwa elektronegativitas pada unsur-

    unsur pada tabel periodik adalah sebagai berikut:

  • Metode Kalkulasi

    Dalam menentukan nilai keelektronegativan dari unsur-unsur, terdapat berbagai metode

    kalkulasi, secara nilai dari berbagai metode kalkulasi ini, nilai keelektronegativannya bisa

    saja berbeda-beda, namun secara garis besar kesemua metode tersebut menyatakan hal yang

    sama, karena nilainya tidak jauh berbeda, juga sebaran distribusinya secara periodikpun tidak

    berbeda. Berikut ini adalah beberapa metode kalkulasi yang biasa digunakan ketika mencari

    nilai keelektronegativan dari suatu unsur :

    1. Elektronegativitas Pauling

    Pauling pertama kali mengajukan konsep elektronegativitas pada tahun 1932

    sebagai penjelasan dari fakta bahwa lebih kuatnya ikatan kovalen antar dua atom berbeda

    (AB) dari yang diperkirakan dengan mengambil kekuatan rata-rata ikatan AA dan BB. Menurut teori ikatan valensi, "stabilisasi tambahan" dari ikatan heteronuklir ini

    disebabkan oleh kontribusi ionic canonical forms kepada ikatan.

    Perbedaan elektronegativitas antara dua atom A dan B dapat dihitung dengan :

  • dengan Energi disosiasi (Ed) ikatan AB, AA dan BB diekspresikan dalam elektrovolt. Faktor (eV)

    disisipkan untuk menghasilkan nilai yang tidak berdimensi. Dengan

    metode ini, perbedaan elektronegativitas antara hidrogen dan bromin adalah 0.73 (energi

    disosiasi: HBr, 3.79 eV; HH, 4.52 eV; BrBr 2.00 eV).

    Oleh karena hanya perbedaan elektronegativitas yang dapat dihitung, kita perlu

    memilih sebuah titik acuan untuk membangun skala Pauling ini. Hidrogen dijadikan

    acuan karena ia membentuk ikatan kovalen dengan hampir semua unsur. Nilai

    elektronegativitasnya pertama kali ditentukan sebagai 2,1, namun kemudian direvisi

    menjadi 2,20. Selain itu, kita juga perlu memutuskan unsur manakah (dari dua unsur)

    yang memiliki elektronegativitas lebih besar. Pemutusan ini dapat dilakukan dengan

    menggunakan "intuisi kimia", misalnya pada hidrogen bromida yang terlarut dalam air

    membentuk H+ dan Br

    , kita dapat berasumsi bahwa bromin lebih elektronegatif

    daripada hidrogen.

    Untuk menghitung elektronegativitas Pauling untuk sebuah unsur, sangatlah

    penting untuk memiliki data tentang energi dissosiasi untuk sekurang-kurangnya dua

    jenis ikatan kovalen yang dibentuk oleh elemen tersebut. A. L. Allred memperbarui nilai

    asli elektronegativitas Pauling pada tahun 1961 untuk menghitung ketersediaan data

    termodinamika yang lebih banyak, dan nilai skala Pauling yang direvisi inilah yang

    paling sering dipakai dalam menentukan elektronegativitas suatu unsur.

    Poin paling utama dari elektronegativitas Pauling adalah pada metode ini terdapat

    sebuah rumus semi empiris yang cukup akurat untuk mengukur energi dissosiasi,

    sebagaimana yang tertulis dibawah ini :

    Atau bisa juga menggunakan rumus berikut ini :

    2. Elektronegativitas Mulliken

    Mulliken mengajukan bahwa rataan aritmatika dari energi ionisasi (Ei) dan

    afinitas elektron (Eea) seharusnya hasilnya dapat digunakan sebagai sebuah perhitungan

    dari kecenderungan sebuah atom untuk menarik elektron-elektron. Karena definisi ini

    tidak bergantung pada skala relatif sembarang, ia juga disebut sebagai elektronegativitas

    relatif, dengan satuan kilojoule per mol atau elektrovolt. Sebagaimana dijelaskan dalam

    rumus berikut ini :

  • Namun biasanya kita menggunakan transformasi linear untuk melakukan

    transformasi nilai absolut tersebut menjadi nilai yang lebih mirip dengan nilai Pauling.

    Untuk energi inonisasi dan afinitas elektron dalam elektrovolt, dijabarkan dalam rumus

    sebagai berikut :

    Dan untuk energi dalam kilojoule per mol,

    Elektronegativitas Mulliken hanya dapat dihitung pada unsur-unsur yang afinitas

    elektronnya telah diketahui. Sampai dengan tahun 2006, baru terdapat 57 unsur yang

    afinitas elektronnya telah diketahui. Elektronegativitas Mulliken terkadang juga

    dikatakan memiliki nilai yang sama dengan negatif dari nilai potensial kimianya.

    Grafik hubungan antara elektronegativitas Mulliken (sumbu x) dan Pauling

    (sumbu y) :

    3. Elektronegativitas AllredRochow

    Allred dan Rochow beranggapan bahwa elektronegativitas berhubungan dengan

    muatan sebuah elektron pada permukaan sebuah atom: semakin tinggi muatan per satuan

    luas permukaan atom, semakin besar kecenderungan atom tersebut untuk menarik

    elektron-elektron (semakin elektronegatif). Muatan inti efektif, Z* yang terdapat pada

    elektron valensi dapat diperkirakan dengan menggunakan kaidah Slater. Sedangkan luas

    permukaan atom pada sebuah molekul dapat dihitung dengan asumsi luas ini proposional

  • dengan kuadrat jari-jari kovalen (rcov). rcov memiliki satuan ngstrm dan dapat

    diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini :

    Korelasi antara elektronegativitas AllredRochow (sumbu x dalam 2) dengan elektronegativitas Pauling (sumbu y) :

    4. Elektronegativitas Sanderson

    Sanderson mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara elektronegativitas

    dengan ukuran atom dan atas dasar hal tersebut kemudian ia mengajukan sebuah metode

    perhitungan yang didasarkan pada timbalbalikan volume atom. Dengan panjang ikatan

    yang telah diketahui, elektronegativitas Sanderson memperbolehkan kita memperkirakan

    energi ikatan pada berbagai senyawa. Selain itu, elektronegativitas Sanderson juga

    digunakan dalam berbagai investigasi kimia organik.

    Korelasi antara elektronegativitas Sanderson (sumbu x) dengan elektronegativitas

    Pauling (sumbu y) :

  • 5. Elektronegativitas Allen

    Definisi elektronegativitas Allen adalah salah satu yang paling sederhana. Ia

    mengajukan bahwa elektronegativitas berhubungan dengan energi rata-rata dari elektron

    valensi pada sebuah atom bebas,

    dengan s,p adalah energi satu elektron dari elektron-elektron s dan p pada atom bebas dan ns,p adalah jumlah elektron s dan p pada kelopak valensi. Biasanya nilai

    tersebut diberikan faktor skala, 1,75103

    untuk energi dalam kilojoule per mol atau

    0,169 untuk energi dalam elektrovolt, untuk menghasilkan nilai yang secara numeris

    mirip dengan elektronegativitas Pauling.

    Energi satu elektron dapat ditentukan secara langsung dari data spektroskopi,

    sehingga elektronegativitas yang dihitung dengan metode ini kadangkala dirujuk sebagai

    elektronegativitas spektroskopik. Data-data yang diperlukan tersedia untuk hampir

    semua unsur, sehingga memperbolehkan kita memperkirakan nilai elektronegativitas

    unsur-unsur yang tidak bisa dihitung dengan metode lainnya, misalnya fransium dengan

    nilai elektronegativitas allen = 0,67. Namun tidaklah jelas apa yang seharusnya dianggap

    sebagai elektron valensi untuk unsur-unsur blok d dan f, sehingga menyebabkan

    ambiguitas dalam perhitungan elektronegativitas menggunakan metode Allen.

    Dalam skala ini, Neon memiliki elektronegativitas yang paling besar, diikuti oleh

    fluorin dan helium.

    Korelasi antara elektronegativitas Allen (sumbu x dalam in kJ/mol) dengan

    elektronegativitas Pauling (sumbu y) :